referat DBD

29
Diagnosis dan Manajemen Demam Berdarah Dengue Ni Putu Yudiartini Putri (11 2014 265) Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam Tahun 2015

Transcript of referat DBD

Diagnosis dan Manajemen Demam Berdarah Dengue

Ni Putu Yudiartini Putri (11 2014 265)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam

Tahun 2015

PENDAHULUAN

Latar Belakang

• KLB Dengue pertama kali terjadi tahun 1653 di Frech West Indies

(Kepulauan Karibia), meskipun penyakitnya sendiri sudah telah

dilaporkan di Cina pada permulaan tahun 992 SM.

• Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di

Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus

bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis

DBD

Epidemiologi

• Penyebaran DBD dipengaruhi oleh:

a) Pertumbuhan penduduk yang tinggi;

b) Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali;

c) Tidak efektifnya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah

endemis

d) Peningkatan sarana transportasi.

World Health Organization. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New edition 2009. Jenewa: WHO Press

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

PEMBAHASAN

Definisi

• Demam dengue → penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue

dengan manifestasi klinis:

Demam

Mialgia

Nyeri sendi

Lekopenia

Ruam

Limfadenopati

Trombositopeni

Etiologi

• Virus dengue termasuk

genus Flavivirus dari family

Flaviviridae

• Ada 4 serotipe: Den 1- 4

• Den 3 → DBD berat, terbanyak

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Vektor

• Perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.

Pejamu

• Terdapatnya penderita di lingkungan, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin;

Lingkungan

• Curah hujan, suhu, sanitasi, kepadatan penduduk, dan ketinggian di bawah 1000 di atas permukaan laut

Penularan

• Habitat : air bersih dan

tempat lembab /gelap

• Aktif Siang hari: 08-11°° dan

sore 15-17°°

• Mampu terbang sampai 100

meter

Larvae (5-7 hari)Pupae (1-2 hari)

Nyamuk dewasa

betina + 14 hari

Telur

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

High Risk Groups

• Pregnancy

• Infant

• Elderly

• Obesity

• Peptic ulcer diseases

• G6PDdeficiency

• Thalassemia

• Chronic diseases: diabetes, bronchial asthma, hypertension

• Patients on steroid, antiplatelet, anticoagulant drugs

• HIV infected persons/ Immuno-compromised persons

Patogenesis

1

1

Homologous Antibodies Form Non-infectious Complexes

1

Neutralizing antibody to Dengue 1 virus

Dengue 1 virus 1

Non-neutralizing antibody

1 Complex formed by neutralizing antibody and virus

2 2

2

2

Heterologous Antibodies Form Infectious Complexes

Non-neutralizing antibody to Dengue 1 virus

Dengue 2 virus 2

Complex formed by non-neutralizing antibody and virus

2

2

2

22

22

2

22

2Heterologous Complexes Enter More

Monocytes/macrofag, Where Virus Replicates (Antibody-dependent enhancement )

Patogenesis

Makrofag terinfeksi

Aktivasi T helperT sitotoksik

Produksi Limfokin & IFN gamma

Aktivasi monosit

TNF-αIL-1PAFIL-6histamin

Kompleks Ag-Ab

Peningkatan C3a dan C5a

Disfungsi sel endotel+

kebocoran plasma

Suhendro, Nainggolan L, Chien K, Pohan HT . Demam berdarah dengue. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K. Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3. Ed ke-5. Jakarta: Interna Publishing

Manifestations of dengue infection

Dengue virus infection

Asymptomatic Symptomatic

Undifferentiated fever

Dengue fever syndrome

Without haemorrhage

With unusual haemorrhage

Dengue haemorrhagi

c fever

No shock Dengue shock

syndrome

Dengue fever

Dengue haemorrhagic

fever

World Health Organization. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New edition 2009. Jenewa: WHO Press

Pemeriksaan Penunjang

• Temuan klasik:

a) Leukosit < 5,000/mm3, dengan limfositosis relatif

b) Trombosit <100,000/mm3

c) Peningkatan Ht ≥20% dari Ht awal

• Bila perlu: PT, APTT, FDP; protein/albumin; SGOT/PT;ureum kreatinin; elektrolit, golongan darah dan cross match

• Serologi

World Health Organization. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New edition 2009. Jenewa: WHO Press

Uji Rumple Leed

• Tanda perdarahan ringan

• Positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada sebagian besar penderita DBD

• dapat juga dijumpai pada penyakit virus lain

• positif, jika terdapat 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5×2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti)

• Suspek infeksi Dengue

• Demam Dengue

• Demam berdarah Dengue

• Sindrom Syok Dengue

Diagnosis (WHO 1997)

Apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-

kurangnya uji Tourniquet positif) dan/atau trombositopenia (jumlah trombosit 100.000/<)

Diagnosis (WHO 2009) World Health Organization. Handbook for clinical management of dengue. Jenewa: WHO Press

Dengue berat harus dicurigai bila:

1) Bukti kebocoran plasma

2) Perdarahan yang signifikan

3) Gangguan kesadaran

4) Gangguan GI berat

5) Gangguan organ berat

Indikasi Rujuk

• Letargi

• Penurunan kesadaran,

• Badan dingin dan lembab, terutama pada tangan dan kaki, Capillary refill

time > 2 detik

• Muntah terus menerus

• Kejang.

• Perdarahan berupa : mimisan, Hematemesis, Melena

• Tanda-tanda kebocoran plasma (asistes, efusi pleura)

• Tidak buang air kecil dalam 4-6 jam terakhir

• Nyeri abdomen

Diagnosis Banding

• demam tifoid,

• campak,

• influenza,

• chikungunya dan

• leptospirosis

Penatalaksanaan

• Cairan

• Istirahat

• Antipiretik

• Pemantauan TTV, Ht, Trombosit, Kesadaran

Keluhan DBD (Kriteria WHO 1997)

Hb, Ht Normal Tromb > 100.000/mm³

Observasi Rawat jalanPeriksa Hb, Ht dan leuko, tromb/ 24 jam

Hb, Ht normalTrombo < 100.000

Hb, Ht meningkatTrombo N / turun

Protokol 1. Penanganan Tersangka ( Probable )

DD / DBD Dewasa tanpa syok

Rawat Inap

( Protokol 2 )

Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Suspek DBDPerdarahan Spontan dan Masif (-)Syok (-)

Hb,Ht (n)Tromb. <100.000

Hb,Ht 10-20% Tromb. <100.000

Hb,Ht > 20% Tromb.<100.000

◘Infus Kristaloid ◘Hb,Ht,Tromb. tiap 24 jam

Infus Kristaloid Hb,Ht,Tromb. tiap 12 jam

Protokol 3

Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan :

1500 + 20 X ( BB dalam kg – 20 )

Contoh :

BB 50 kg : 1500 + 20 X ( 50 – 20) = 1500 + (20 x 30) = 1500 + 600 = 2100 ml

(Pan American Health Organization: Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever: Guidelines for Prevention and Control. PAHO: Washington,D.C,1994:67).

Awasi kadar elektrolit darah jika memungkinkan.

Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Ht > 20 %

5 % defisit cairan

Kristaloid 6 – 7 ml/kg/jam

PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK

Kristaloid 5 ml/kg/jam Kristaloid 10 ml/kg/jam

TIDAK MEMBAIK

Kristaloid 15 ml/kg/jam

MEMBURUK SYOK

PROTOKOL 4 / 5

PERBAIKAN

Kristaloid 3 ml/kg/jam

PERBAIKAN

STOP CAIRAN

PERBAIKAN

PERBAIKAN

3-4 jam

2 jam

3 jam

24-48 jam

TTV & Ht membururk

Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada

DBD dewasaKASUS DBD :Perdarahan Spontan dan Masif : - Epistaksis tidak terkendali

- Hematemesis melena- Perdarahan otakSyok (-)

Hb, Ht, Trombo, Leuko, Pemeriksaan Hemostasis (KID)

Golongan darah, uji cocok serasi

Transfusi komponen darah :* PRC (Hb<10 g %)* FFP (APTT > 1,5 X normal )* TC (Tromb.<100.000)

* Pemantauan Hb, Ht, Tromb. Tiap 4-6 jam* Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian

KID +:

HEPARINISASI

5000 – 10.000 / 24J

Protokol 5. Tatalaksana Syok pasien Dewasa

AIRWAY

BRAETHING : O2 1 – 4 l/menit

CIRCULATION : 10 – 20 ml/kgBB

20 – 30 MENITPERBAIKAN TETAP SYOK

Kristaloid 20-30 ml/kgBB20-30 menit

TETAP SYOK

Ht k

Koloid 10-20 ml/kg/BB tetes

cepat 10-15 menit

Transfusi PRC10 ml/kgBB

Ht k

TETAP SYOKKoloid hinggamaksimal 30

ml/kgBB

TETAP SYOK

Pasang CVP

Hipovolemik

Normovolemik

KRISTALOID TETAP SYOK

Inotropik , Vasoaktif

Koreksi : As/Bs, Electr,Glikemia, Anemia, KID, Infeksi Sekunder

PERBURUKAN

AIRWAY

BREATHING : O2 1 – 4 l/menit

CIRCULATION : 10 – 20 ml/kgBB

20 – 30 MNTPERBAIKAN

Kristaloid 7 ml/kg/jam dalam 1 jam

PERBAIKAN

Kristaloid 5 ml/kg/jam dalam 1 jam

PERBAIKAN

Kristaloid 3 ml/kg/jam dalam 1 jam

STABIL 24 – 48 JAM

PERBURUKAN

TETAP SYOK

Protokol pemberian zat inotropik / zat vasoaktif

Dopamin 5 mg/kg/mnt dititrasikan sampai 10 mg/kg/mnt Sasaran : MAP > 60 mmHg.

Gagal

Dobutamin 5 mg/kg/mnt + Norepinefrin 0,05 – 0,1 mg/kg/mnt

10 mg/kg/mnt 1 mg/kg/mnt

Epinefrin 0,1 mg/kg/mnt

Dititrasikan setiap 0,1 mg/kg/mnt

Max 2 mg/kg/mnt

GAGAL ?

Penatalaksanaan Sindrom Renjatan Dengue

Indikasi masuk ICU :

• Syok yang tidak dapat teratasi maksimal 2 jam

• Syok berulang

• Syok dengan perdarahan hebat

• Syok dengan penyulit seperti : kegagalan pernafasan,

ensefalopati, gagal jantung, dll.

Kriteria Pemulangan pasien DBD:

• Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik

• Nafsu makan membaik

• Klinis tampak perbaikan

• Hematokrit stabil

• Tiga hari setelah renjatan teratasi

• Jumlah trombosit > 50.000

• Tidak dijumpai distres pernafasan

Komplikasi :

Pencegahan dan Pengendalian

• Kimia

• Mekanis/fisik

• biologis

• Fogging/pengasapan-Malathion (jam aktif nyamuk, tidak ada angin/kuat)

• Obat Nyamuk Bakar, semprot atau repelent.

• Abatisasi/Penaburan Bubuk abate (1 x 3 bulan) ---- sulit air

• Predator : Air kolam diisi ikan pemakan jentik– Memelihara Ikan yang relatif kuat dan tahan,

misalnya ikan mujair, kepala timah/pantau• Insektisida Hayati (ekstrakTumbuh-tumbuhan)• Memanfaatkan Tanaman Pengusir Nyamuk

populer

• Thermal Fogging

insektisida dalam minyak solar, sasaran pekarangan/ bangunan, pagi/sora hari

• Pengabutan/ Cold Fogging/ ULVa) Polusi udara lebih kecil. Untuk target area dan efektifitas yang sama penggunaan

pestisida (dosis) dapat lebih kecil dibanding operasional thermal foging (dapat sampai 50%nya).

b) Mengurangi bahaya terhadap organisme bukan target.

c) Tidak ada bahaya kebakaran, karena ULV tidak memerlukan dorongan gas yang panas.

d) Tidak memberi dampak gangguan pada kesibukan kota dan keramaian lalu lintas, karena fog ULV tidak mengganggu pengelihatan bila dibanding dengan thermal fogging.

e) Biaya operasional dan penggunaan bahan-bahan lebih sedikit (efisien), namun memberi dampak bila langsung mengenai cat minyak pada kayu dan cat mobil pada jarak <3 meter.

Fogging

FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK DEWASA & TIDAK MENYELESAIKAN

MASALAH DBD

Prognosis

• DUBIA

KESIMPULAN

• Penegakkan diagnosis yang baik sangat penting untuk

penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue.

• Demam berdarah dengue (DBD) ialah penyakit yang terdapat pada

anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan

sendi, yang biasanya memburuk pada hari kedua.

• Penatalaksanaan demam berdarah dengue bersifat simptomatif

yaitu mengobati gejala penyerta dan suportif yaitu mengganti cairan

yang hilang

Terimakasih

Muchas Gracias!