Preskas DBD

28
PRESENTASI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE Oleh: Pangeran Erickson, 0706259652 Narasumber: dr. Fauzi Mahfuhz, Sp.A MODUL ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

description

dbs

Transcript of Preskas DBD

PRESENTASI KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Oleh:

Pangeran Erickson, 0706259652Narasumber:

dr. Fauzi Mahfuhz, Sp.AMODUL ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RS PERSAHABATAN

JAKARTA 2011BAB I

ILUSTRASI KASUS

1.1 Anamnesis

1.1.1 Identitas Pasien

Nama

: An. Dila EkaNo. RM : 132.58.15Usia

: 9 tahun 5 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Kemuning 4 No 4, Duren Sawit, Jakarta TimurPendidikan : Kelas 4 Sekolah Dasar1.1.2 Keluhan UtamaDemam tinggi sejak 4 hari SMRS

1.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang4 hari SMRS pasien mengalami demam. Demam dirasakan mendadak, tinggi dan terus menerus saat siang dan malam, dan keluar keringat dingin saat malam hari,namun suhu tidak diukur oleh ibu pasien . Pasien juga merasa mual & muntah sebanyak 1x/hari berisi makanan. Mulut terasa pahit jika mual, perut terasa sakit dibagian pusar. BAB 2 hari sekali sejak pasien demam, warna kotoran kuning, bau biasa, ketika BAB tak terasa sakit. Penurunan berat badan selama beberapa minggu terakhir disangkal, pasien juga mengalami penurunan nafsu makan selama 1 minggu terakhir. Nyeri pinggang (+), pasien juga mengeluh agak nyeri dalam berkemih.2 hari SMRS, pasien berobat ke Puskesmas dan diberikan antibiotik dan obat penurun panas, namun demam masih tetap tinggi.1 hari SMRS pasien mengeluh mual. Muntah (-), tidak terdapat pilek. Kepala terasa sakit, juga sendi-sendi terutama kaki. Ruam di kulit disangkal, tidak mimisan atau gusi berdarah. Nyeri saat menelan disangkal. BAK normal warna kuning jernih. Nafsu makan masih menurun, mulut masih terasa pahit, demam dirasakan menurun. Tetangga pasien ada yang menderita Demam berdarah 1 minggu yang lalu1.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat batuk-batuk lama disangkal, riwayat konsumsi OAT disangkal, riwayat asma disangkal1.1.5 Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa disangkal, Riwayat batuk-batuk lama disangkal, riwayat konsumsi OAT disangkal1.1.6 Riwayat Lain

1. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran : Pasien lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis, dengan persalinan normal yang dibantu oleh bidan. Ibu pasien kontrol teratur ke bidan saat hamil.2. Riwayat tumbuh kembang : Merangkak usia 5 bulan, duduk 8 bulan, berdiri kurang lebih 12 bulan. Saat ini dapat bergaul dengan teman-temannya tanpa masalah.3. Riwayat nutrisi : ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan dengan makan tambahan ASI, setelah 1 tahun sudah bisa makan nasi dengan kentang.4. Riwayat imunisasi : kesan lengkap

1.2 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: kompos mentis

Nadi

: 104 kali/menit, reguler, isi cukupPernapasan: 24 kali/menit, reguler, torakoabdominalSuhu

: 36,90CTekanan darah: 100/70 mmHgKepala

: normochepal, deformitas (-)Mata

: pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga

: deformitas -/-, sekret -/-, pendengaran baikHidung

: deformitas (-), sekret +/+Tenggorokan: Tenggorokan sakit (+)Mulut

: oral hygiene sedang, faring tampak hiperemis, tonsil T2/T2, uvula di tengah, post nasal drip (-)Paru

: vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing-/-

Jantung : BJI-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : datar, supel, BU (+) N, NT (+) daerah umbilikal, hati & limpa tidak teraba, shifting dullness (-)Ekstremitas: akral hangat, edema (-), petekiae (-) di keempat ekstremitas, CRT < 2 dtkStatus Gizi:

BB = 31kg, TB= 135 cm

BB/U =31/29 =66%

TB/U = 135/133 = 85%

BB/TB =31/31=100%

( Gizi baik1.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab17/11/201118/11/201120/11/201121/11/2011Pemeriksaan Lab18/1/2011

Hb (g/dL)15.515.013.112,3Urinalisis

Ht (%)50454038Warnakuning

Leukosit (sel/L)3.7404.1005.4706.150Kejernihanjernih

Trombosit (sel/L)29.00051.000125.000217.000Sedimen

Eritrosit (juta sel/L)5.575.404.89 4.62Leukosit (/LPB)2 3

Netrofil32.334.452.856.8Eritrosit (/LPB)(-)

Limfosit44.742.036.430.1Silinder(-)

Monosit20.918.28.89.8Sel Epitel(-)

Eosinofil0.01.12.03.1Kristal (-)

Basofil2.11.90.00.2Bakteri(-)

MCV78.3798182Lain-lain(-)

MCH26.926.826.6Berat jenis1,015

pH7.0

Protein(-)

MCHC34.334.033.132.5Glukosa (-)

RDW-CV13.513.513.613.5Keton(-)

LED55Darah(-)

GDS130146Bilirubin(-)

Na121.0128Urobilinogen1.0

K3.803.10Nitrit(-)

Cl92100Leukosit esterase(-)

Anti S.Typhi-HNegatif

Anti S. H Paratyhphi ANegatif

Anti S. H Paratyhphi BNegatif

Anti S. H Paratyhphi CNegatif

Anti S Typhi CNegatif

Anti S. O Paratyphi ANegatif

Anti S. O Paratyphi BNegatif

Anti S.O Paratyphi CNegatif

1.4 Diagnosis Demam Berdarah Dengue Derajat 11.4 Rencana diagnosis

Darah Perifer Lengkap, Tes widal , GDS, urinalisis

1.5 Rencana Tatalaksana DPL per 12 jam IVFD Kaen1B 20 tpm Cefotaxim 2 x 1 gr/ drip Inj Ranitidin 2 x Amp

Pamol syr 4 x 2 cthHasil follow up

Tanggal 18/11/2011

S : Kepala masih pusing, nyeri perut (+), mual (-), mulut masih terasa pahit, belum BAB dari kemarin

O : N 90x/menit, reguler, isi cukup

S 36 0 C

P 23x/menit

Kepala : Normocephal, mulut : Lidah kotor (+),

Mata : KP (-/-), SI (-/-)

Paru : Vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-)

Jantung : BJ 1-2 Normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Datar, lemas, Nyeri tekan (+) epigastrium, BU (+)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT 50.000/ul

6. 3 hari setelah syok teratasi

7. Nafsu makan membaikBAB III

PEMBAHASAN

Seorang pasien anak perempuan berusia 9 tahun datang ke RS Persahabatan dengan keluhan utama demam tinggi sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Gejala lain adalah adanya nyeri kepala, pusing, tanpa adanya tanda infeksi lokal. Dengan begitu diagnosis banding yang mungkin pada pasien ini adalah penyakit demam tanpa disertai tanda lokal seperti infeksi virus dengue (demam dengue, demam berdarah dengue) lalu malaria, demam tifoid, dan infeksi saluran kemih. Penyakit campak tidak merupakan diagnosis banding pada pasien ini karena seteleh 2-4 hari demam, tidak terdapat tanda patognomonik yaitu timbulnya enantema mukosa di pipi dan tidak timbul ruam makulopapular. Demam tifoid disingkirkan karena pada penyakit ini demam yang dirasakan suhunya cenderung naik dari hari ke hari dan bertahan selama lebih dari 7 hari, sedangkan pada pasien ini demam dirasakan tinggi terus menerus sepanjang hari, mulai menurun pada hari ke 4 dan terbukti pada tes widal didapatkan hasil negatif. Diagnosis malaria disingkirkan dikarenakan pada penyakit ini meskipun mempunyai gejala demam tinggi namun bersifat intermitten, sedangkan pada pasien demam yang dirasakan tidak pernah sampai kepada suhu normal dan juga pasien tidak mempunyai riwayat bepergian atau menetap di daerah endemis malaria. Infeksi saluran kemih disingkirkan dikarenakan pada pasien terdapat nyeri ketika berkemih, nyeri pada pinggang, tidak terdapat peningkatan frekuensi berkemih, warna urin jernih dan pada pemeriksaan urinalisis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi. Dugaan diagnosis mengarah kepada infeksi virus dengue dikarenakan sesuai dengan tipe demamnya yaitu demam yang mendadak tinggi selama 2- 7 hari. Pada pasien demam dirasakan mendadak tinggi selama 3 hari dan mulai menurun pada hari ke 4, lalu disertai gejala penyerta yaitu adanya nyeri kepala, pusing, nyeri pada otot. Pada anamnesis juga ditemukan bahwa tetangga pasien ada yang menderita penyakit Demam Berdarah Dengue juga yang menandakan kemungkinan adanya risiko tertular. Meskipun pada pemeriksaan kulit tidak ditemukan adanya ruam kulit, namun pada uji Rumple Leed (uji tourniquet) ditemukan hasil positif yaitu terdapat lebih dari 10 petekie pada jarak 2,8 cm.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya trombositopenia dan peningkatan hematokrit. Pada pemeriksaan tanggal 18 November 2011 (hari pertama pasien di Rumah Sakit) ditemukan jumlah trombosit 29.000. Pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit < 100.000/ul biasanya ditemukan antara hari sakit ketiga sampai ketujuh. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal. Pada pasien ini, setelah beberapa hari perawatan di Rumah Sakit, trombosit berangsur-angsur naik ke dalam batas normal.

Peningkatan hematokrit pada pasien juga menggambarkan bahwa pada kasus DBD, hemokonsentrasi selalu dijumpai dan merupakan indikator yang peka akan terjadinya perembesan plasma. Saat masuk ke Rumah Sakit kadar hematokrit pasien adalah 50 dan setelah mendapat tatalaksana berangsur turun ke normal.

Tatalaksana pada pasien ini adalah terapi cairan IVFD KN1B 20 Tpm, Cefotaxim 2x1 gr/drip, Ranitidin 2x1/2 Amp, Parasetamol syr 4x2 cth. Terapi pada DBD pada dasarnya bersifat suportif, yaitu penggantian volume plasma. Antibiotik diberikan pada pasien ini sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi yang mungkin terjadi di dalam Rumah Sakit sesuai pola kuman yang ada, Ranitidin diberikan untuk mengatasi mual pasien, parasetamol untuk meredakan gejala demam pasien.Pasien akan dipulangkan jika tampak perbaikan secara klinis.tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik, tidak dijumpai distres pernapasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis), hematokrit stabil, jumlah trombosit cenderung naik > 50.000/ul, dan nafsu makan membaik.Prognosis quo ad vitam pasien ini adalah bonam karena derajat penyakit pada pasien ini tidak mengancam nyawa pasien. Sesuai dengan klasifikasi penyakit DBD derajat 1 yaitu demam yang disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet.Prognosis quo ad functionam pasien ini adalah bonam sebab tidak terjadi kegagalan organ maupun syok pada pasien ini yang ditunjukkan dengan keadaan umum yang relatif baik dan hemodinamik yang stabil (Kesadaran kompos mentis, nadi 104 kali/menit, reguler, isi cukup Pernapasan 24 kali/menit reguler torakoabdominal,suhu 36,9oC, tekanan darah 100/70 mmHg

Pronosis quo ad sanactionam pada pasien ini adalah dubia ad bonam sebab ada kemungkinan suatu saat pasien dapat mengalami penyakit ini lagi jika status imun pasien sedang turun dan keadaan lingkungan rumah pasien yang mempunyai kecenderungan menjadi daerah endemis penyakit Demam Berdarah Dengue.DAFTAR PUSTAKA1. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson textbook of pediatrics. Ed 17. Philadelphia: Saunders, 2003.2. Andjaparidze AG. Guidelines for Treatment of Dengue Fever/Dengue Haemorrhagic Fever. WHO Regional Office For South-East Asia. September 2000.3. Konkle BA. Tropic Infection. Dalam: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons principles of internal medicine. Ed 17. New York: McGraw-Hill, 2008.4. Thiagarajan P. Dengue Haemmoragic Fever. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/ 201722- overview (18 November 2011)19