REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
-
Upload
leonita-budi-utami -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
1/16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKonjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi
bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut
menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata
merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak
dengan benda asing, misalnya kontak lensa.10
Konjungtivitis alergi merupakan bentuk radang konjungtiva akibat
reaksi alergi terhadap noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa
dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti pada reaksi terhadap
obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap alergen.
Biasanya dengan riwayat atopi.1
Konjungtivitis alergi biasanya mengenai kedua mata. Tandanya, selain
mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali
dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat
berair.10
Konjungtiva banyak sekali mengandung sel dari sistem kekebalan
(mast sel) yang melepaskan senyawa kimia (mediator) dalam merespon
terhadap berbagai rangsangan (seperti serbuk sari atau debu tungau). Mediator
ini menyebabkan radang pada mata, yang mungkin sebentar atau bertahan
lama. Sekitar 20% dari orang memiliki tingkat konjungtivitis alergi.5
Konjungtivitis alergi yang musiman dan yang berkelanjutan adalah
jenis yang paling sering dari reaksi alergi pada mata. Konjungtivitis alergi yang
musiman sering disebabkan oleh serbuk sari pohon atau rumput, oleh
karenanya jenis ini timbul khususnya pada musim semi atau awala musim
panas. Serbuk sari gulma bertanggung jawab pada gejala alergi mata merah
pada musim panas dan awal musim gugur. Alergi mata merah yang
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
2/16
2
berkelanjutan terjadi sepanjang tahun; paling sering disebabkan oleh tungau
debu, bulu hewan, dan bulu unggas.5
Konjungtivitis vernalis adalah bentuk konjungtivitis alergi yang lebih
serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling sering terjadi pada
anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun yang memiliki
eksema, asma, atau alergi musiman. Konjungtivitis vernal biasanya kambuh
setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak
anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda.5
Penyebaran konjungtivitis vernalis merata di dunia, terdapat sekitar
0,1% hingga 0,5% pasien dengan masalah tersebut. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada iklim panas (misalnya di Italia, Yunani, Israel, dan sebagian
Amerika Selatan) daripada iklim dingin (seperti Amerika Serikat, Swedia,
Rusia dan Jerman).6
Umumnya terdapat riwayat keluarga yang bersifat alergi atopik
(turunan). Kami menemukan bahwa 65% pasien kami yang menderita
konjungtivitis vernal memiliki satu atau lebih sanak keluarga setingkat yang
memiliki penyakit turunan (misalnya asma, demam rumput, iritasi kulit turunan
atau alergi selaput lendir hidung permanen).6
Semua penelitian tentang penyakit ini melaporkan bahwa biasanya
kondisi akan memburuk pada musim semi dan musim panas di belahan bumi
utara, itulah mengapa dinamakan konjungtivitis vernal (atau musim semi).
Di belahan bumi selatan penyakit ini lebih menyerang pada musim gugur dan
musim dingin. Akan tetapi, banyak pasien mengalami gejala sepanjang tahun,
mungkin disebabkan berbagai sumber alergi yang silih berganti sepanjang
tahun.6
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
3/16
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi KonjungtivaKonjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan
permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan
dengan kulit pada tepi kelopak dan dengan epitel kornea limbus (konjungtiva
forniks).2
Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel
goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukardigerakkan dari tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera dibawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempatperalihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar
dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1
Gambar 1. Anatomi Konjungtiva
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
4/16
4
Secara histologis, konjungtiva terdiri atas lapisan :
Lapisan epitel konjungtivaterdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat,
superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat limbus, di atas
karankula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi kelopak
mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.
Sel-sel epitel supercialmengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.
Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi
lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal
berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di dekat limbus
dapat mengandung pigmen.
Stroma konjungtiva, dibagi menjadi :Lapisan adenoid (superficial)
mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat
mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum.
Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2
atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada
neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian
menjadi folikuler.
Lapisan fibrosa (profundus)
tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng
tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reksi papiler pada radang
konjungitiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur
dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar
kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di forniks bawah. Kelenjar
wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.2
Arteri- arteri konjungtiva berasal dari a.ciliaris anterior dan a. palpebralis
yang keduanya beranastomosis. Yang berasal dari a. ciliaris anterior berjalan ke
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
5/16
5
depan mengikuti m. rectus menembus sclera dekat limbus untuk mencapai bagian
dalam mata dan cabang- cabang yang mengelilingi kornea.
Konjungtiva menerima persyarafan dari percabangan pertama n.
trigeminus yang berakhir sebagai ujung- ujung yang lepas terutama di bagian
palpebra. Konjuntiva mengandung sangat banyak pembuluh limfe.
Gambar 2. Konjungtiva dengan Pelebaran A. Ciliaris
B. Konjungtivitis Vernalis1. Definisi
Konjungtivitis vernal adalah peradangan konjungtiva bilateral dan
berulang (recurrence) yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi
(hipersensitivitas tipe I).
Penyakit ini juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan
konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau. Sering
terdapat pada musim panas di negeri dengan empat musim, atau sepanjang
tahun di negeri tropis (panas).2,7
2. Etiologi dan PredisposisiKonjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I
yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat
keluarga yang kuat alergi.7,8
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
6/16
6
Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin
sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10 tahun.
Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-gejala alergi
terhadap tepung sari rumput-rumputan.1
Reaksi hipersentsitivitas memiliki 4 tipe reaksi seperti berikut:11
Tipe I : Reaksi AnafilaksiDi sini antigen atau alergen bebas akan bereaksi dengan
antibodi, dalam hal ini IgE yang terikat pada sel mast atau sel
basofil dengan akibat terlepasnya histamin. Keadaan ini
menimbulkan reaksi tipe cepat.
Tipe II : reaksi sitotoksikDi sini antigen terikat pada sel sasaran. Antibodi dalam hal ini
IgE dan IgM dengan adanya komplemen akan diberikan dengan
antigen, sehingga dapat mengakibatkan hancurnya sel tersebut.
Reaksi ini merupakan reaksi yang cepat menurut Smolin (1986),
reaksi allografidan ulkus Mooren merupakan reaksi jenis ini.
Tipe III : reaksi imun kompleksDi sini antibodi berikatan dengan antigen dan komplemen
membentuk kompleks imun. Keadaan ini menimbulkan
neurotrophichemotactic factor yang dapat menyebabkan terjadinya
peradangan atau kerusakan lokal. Pada umumnya terjadi pada
pembuluh darah kecil. Reaksi demikian juga terjadi pada keratitis
Herpes simpleks.
Tipe IV : Reaksi tipe lambatPada reaksi hipersensitivitas tipe I, II dan III yang berperan adalah
antibodi (imunitas humoral), sedangkan pada tipe IV yang berperan
adalah limfosit T atau dikenal sebagai imunitas seluler. Limfosit T peka
(sensitized T lymphocyte) bereaksi dengan antigen, dan menyebabkan
terlepasnya mediator (limfokin) yang jumpai pada reaksi penolakan
pasca keratoplasti, keraton- jungtivitis flikten, keratitis Herpes simpleks
dan keratitis diskiformis.
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
7/16
7
3. PatofisiologiPerubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya
radang insterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas
tipe I dan IV. Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi
difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasia akibat proliferasi
jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tak
terkendali. Kondisi ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan
deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah gambaran cobblestone.
Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna putih susu
kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau.
Proliferasi yang spesifik pada konjungtiva tarsal oleh von Graefe
disebut pavement like granulations. Hipertrofi papil pada konjungtiva
tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang
berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea.
Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat
vasodilatasi dan hipertropi yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat
yang berat, kekeruhan pada limbus sering menimbulkan
gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan dalam kualitas stem cells
limbus. Kondisi yang terakhir ini mungkin berkaitan dengan
konjungtivalisasi pada penderita keratokonjungtivitis dan dikemudian hari
berisiko timbulnya pterigium pada usia muda. Di samping itu, juga
terdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami degenerasi.(1,2,4)
4. Manifestasi KlinisGejala yang mendasar adalah rasa gatal, manifestasi lain yang
menyertai meliputi mata berair, sensitif pada cahaya, rasa pedih terbakar,
dan perasaan seolah ada benda asing yang masuk. Penyakit ini cukup
menyusahkan, muncul berulang, dan sangat membebani aktivitas penderita
sehingga menyebabkan ia tidak dapat beraktivitas normal.6
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
8/16
8
Terdapat dua bentuk bentuk utama konjungtivitis vernalis (yang
dapat berjalan bersamaan), yaitu:
a. Bentuk PalpebraBentuk ini terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.
Terdapat pertumbuhan papil yang besar ( Cobble Stone) yang diliputi
sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edema,
dengan kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal. Secara klinik,
papil besar ini tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan
permukaan yang rata dan dengan kapiler ditengahnya.
Gambar 3. Konjungtivitis Vernal Palpebra dengan Cobble Stone
b. Bentuk LimbalMerupakan hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat
membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang
merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel
limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil. (2,4)
Gambar 4. Konjungtivitis Vernal Limbal dengan Trantas Dot
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
9/16
9
5. DiagnosaDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva
untuk mempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan
banyak eosinofil dan granula-granula bebas eosinofilik. Selain itu terdapat
basofil dan granula basofilik bebas. (12)
6. Diagnosa BandingTabel 1. Diagnosis banding Trakoma, Konjungtivitis folikularis,
Konjungtivitis vernal.1
Pembeda Trakoma Konjungtivitis
folikularis
Konjungitvitis
vernal
Gambaran
lesi
(kasus dini) papula kecil atau
bercak merah bertaburan
dengan bintik putih-kuning
(folikel trakoma). Pada
konjungtiva tarsal (kasus
lanjut) granula (menyerupai
butir sagu) dan parut,
terutama konjungtivatarsal
atas
Penonjolan
merah-muda
pucat tersusun
teratur seperti
deretan beads
Nodul lebar datar
dalam susunan
cobble stone
pada konjungtiva
tarsal atas dan
bawah, diselimuti
lapisan susu
Ukuran
lesi
Lokasi lesi
Penonjolan besar lesi
konjungtiva tarsal atas dan
teristimewa lipatan retrotarsal
kornea-panus, bawah
infiltrasi abu-abu dan
pembuluh tarsus terlibat.
Penonjolan
kecil terutama
konjungtiva
tarsal bawah
dan forniks
bawah tarsustidak terlibat.
Penonjolan besar
tipe tarsus atau
palpebra;
konjungtiva tarsus
terlibat, forniks
bebas. Tipe limbusatau bulbus; limbus
terlibat forniks
bebas, konjungtiva
tarsus bebas (tipe
campuran lazim)
tarsus tidak terlibat
Tipe
sekresi
Kotoran air berbusa atau
frothy pada stadium lanjut.
Mukoid atau
purulen
Bergetah, bertali,
seperti susu
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
10/16
10
7. Pemeriksaan PenunjangPada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa terdapat
banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas.9 Pada pemeriksaan
darah ditemukan eosinofilia dan peningkatan kadar serum IgE.3
Hasil penelitian histopatologik terhadap 675 konjungtivitis vernalis
mata yang dilakukan oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi
limfosit dan sel plasma pada konjungtiva. Prolifertasi limfosit akan
membentuk beberapa nodul limfoid. Sementara itu, beberapa granula
eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil, menghasilkan bahan sitotoksik
yang berperan dalam kekambuhan konjungtivitis.
Pembeda Trakoma Konjungtivitis
folikularis
Konjungitvitis
vernal
Pulasan Kerokan epitel dari
konjungtiva dan kornea
memperlihatkan ekfoliasi,
proliferasi, inklusi seluler.
Kerokokan
tidak
karakteristik
(Koch-Weeks,
Morax-
Axenfeld,
mikrokokus
kataralis
stafilokokkus,
pneumokokkus)
Eosinofil
karakteristik dan
konstan pada
sekresi
Penyulit
atau
sekuela
Kornea: panus, kekeruhan
kornea, xerosis, kornea
Konjungtiva: simblefaron
Palpebra: ektropion atau
entropion trikiasis
Kornea: ulkus
kornea
Palpebra:
blefaritis,
ektropion
Kornea: infiltrasi
kornea (tipe limbal)
Palpebra:
pseudoptosis (tipe
tarsal)
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
11/16
11
Gambar 5. Histologi Konjungtivitis Vernal Terlihat Banyak Sel Radang Terutama Eosinofil
8. PenatalaksanaanKarena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri,
perlu diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi
hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai jangka panjang. (1,2)
Pilihan terapi konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya gejala yang
muncul dan durasinya, yaitu:
Tindakan Umum
o Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan ataujari tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan
mekanis dari mediator-mediator sel mast. Disamping itu juga
mencegah infeksi sekunder yang pada akhirnya dapat berpotensi
menunjang terjadinya glaukoma sekunder dan katarak.
o Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;o Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga
membawa serbuk sari;
o Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangikontak dengan alergen di udara terbuka. Pemakaian lensa kontak
justru harus dihindari karena lensa kontak akan membantu retensi
allergen;
o Kompres dingin di daerah mata;
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
12/16
12
o Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci matajuga berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen;
o Memindahkan pasien kedaerah iklim dingin yang disebut sebagaiclimato-therapy.
Terapi topikal
o Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasisaline steril dan mukolitik, contohnya tetes mata asetil sistein 10%
-20%. Dosisnya tergantung dari kualitas eksudat serta beratnya
gejala.
o Mast cell stabilizer seperti sodium cromoglycate 2%.o Antihistamin Topikal.o Antibiotik broad-spectrum.o Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid
topical, contohnya prednisolone fosfat 1%, 6-8 kali sehari
selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis
sampai ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.
Bila sudah terdapat ulkus kornea maka kombinasi antibiotik steroid
terbukti sangat efektif.
Terapi Sistemik
o Pada kasus yang lebih parah, dapat digunakan steroid sistemikseperti coprednisolone asetat, prednisolone fosfat, atau
dexamethasone fosfat 2-3 tablet 4 x sehari selama 1-2 minggu.
o Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkansebagai pilihan lain, karena kemampuannya untuk mengurangi rasa
gatal.
o Steroid oral untuk kasus berat dan non responsive.9. Komplikasi
Dapat menimbulkan keratitis epitel atau ulkus kornea superfisial
sentral atau parasentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
13/16
13
sikatriks yang ringan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan penglihatan
menurun. Kadang-kadang didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh
permukaan kornea. Perjalanan penyakitnya sangat menahun dan berulang,
sering menimbulkan kekambuhan terutama di musim panas.5
10. PrognosisPrognosis penderita konjungtivitis baik karena sebagian besar kasus
dapat sembuh spontan (self-limited disease), namun komplikasi juga dapat
terjadi apabila tidak ditangani dengan baik.2
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
14/16
14
BAB III
KESIMPULAN
Konjungtivitis vernal adalah peradangan konjungtiva bilateral dan
berulang (recurrence) yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi. Penyakit
ini juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan konjungtivitis musiman
atau konjungtivitis musim kemarau.
Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I yang
mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang
kuat alergi.
Terdapat dua bentuk penyakit ini, yaitu: palpebral dan limbal, yang
perbedaan utamanya terletak pada lokasi. Bentuk palpebra, terutama mengenai
konjungtiva tarsal superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (cobble
stone) yang diliputi sekret yang mukoid. Bentuk limbal, hipertrofi papil pada
limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan
Trantas dotyang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagianepitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.
Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa terdapat
banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas. Dapat menimbulkan keratitis
epitel atau ulkus kornea superfisial sentral atau parasentral, yang dapat diikuti
dengan pembentukan jaringan sikatriks yang ringan. Juga kadang-kadang
didapatkan panus, yang tidak menutupi seluruh permukaan kornea. Perjalanan
penyakitnya sangat menahun, bertahun-tahun. Penyakit ini sering
menimbulkan kekambuhan terutama di musim panas. Dapat diberikan terapi
medikamentosan dan nonmedikamentosa. Prognosis penyakit ini baik jika
segera ditangani (self-limited disease).
-
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
15/16
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta Prof. Dr. SpM. I lmu Penyakit M ata. Edisi 3. Jakarta:FK UI;2008.
2. Vaughan, Daniel G., Asbury Taylor, Riordan Eva-Paul.Ofthalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika,2000.
3. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Mansjoer Arif. Jilid I. Ed.3.Jakarta: Media Aesculapius,2000, hal 54
4. Wijana S.D, Nana Dr. I lmu Penyakit Mata. Ed. rev. Cet.6. Jakarta:Abadi Tegal, hal 54
5. Anonim. Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivivtis) diaksestanggal 17 Januari 2014 dari
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=5087.0
6. Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 18 Januari 2014.Dari:http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-
vernal/
7. Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 18 Januari 2014.dari:http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Prakt
is+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=20080330030607
8. Anonim. Vernal Conjunctivitis. Diakses 18 Janauri 2014. Dari:http://www.umm.edu/ency/article/001390.htm
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=5087.0http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=20080330030607http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=20080330030607http://www.umm.edu/ency/article/001390.htmhttp://www.umm.edu/ency/article/001390.htmhttp://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=20080330030607http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=20080330030607http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/http://forum.um.ac.id/index.php?topic=5087.0 -
8/13/2019 REFERAT conjungtivitis vernalis.docx
16/16
16
9. Anonim. Konjungtivitis. Diakses tanggal 18 Januari 2014. Dari:http://referat.blogspot.com/2009/05/konjungtivits.html
10. Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 19 Januari 2014dari:http://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/koj
ungtivitis-vernal
11. Anonim. Reaksi H ipersensitivitas. Diakses 17 Januari 2014. Dari:http://urangbanua85.blogspot.com/2008/11/reaksi-hipersensitivitas.html
12. Medicastore.Konjungtivitis Vernalis. Diakses tanggal 19 Januari2014 dari:
http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis
Vernalis.html.
http://referat.blogspot.com/2009/05/konjungtivits.htmlhttp://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/kojungtivitis-vernalhttp://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/kojungtivitis-vernalhttp://urangbanua85.blogspot.com/2008/11/reaksi-hipersensitivitas.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis%20Vernalis.hthttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis%20Vernalis.hthttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis%20Vernalis.hthttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis%20Vernalis.hthttp://urangbanua85.blogspot.com/2008/11/reaksi-hipersensitivitas.htmlhttp://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/kojungtivitis-vernalhttp://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/kojungtivitis-vernalhttp://referat.blogspot.com/2009/05/konjungtivits.html