referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

download referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

of 24

Transcript of referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    1/24

    1

    PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN

    I. PendahuluanWanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan

    fisiologik dan anatomik pada berbagai sistem organ yang berhubungan dengan

    kehamilan akibat terjadi perubahan metabolik yang disebabkan kebutuhan janin,

    plasenta, dan rahim. Perubahan yang terjadi dapat mencakup sistem gastrointestinal,

    respirasi, kardivaskular, urogenital, muskuloskeletal, dan saraf. Adaptasi normal

    sistem kardiovaskular yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan akan

    memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari penyakit jantung. Perubahan

    ini bila terjadi pada wanita hamil dengan kelainan jantung sebelumnya akan

    menyebabkan perubahan yang tidak dapat ditoleransi oleh tubuh ibu.1

    Penyakit jantung dapat menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu.

    Penyakit ini berpengaruh sekitar 1 % pada kehamilan. Di Amerika Serikat, penyakit

    jantung berpengaruh pada 0,4- 4 % kehamilan.2,3

    Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, penyakit jantung

    adalah penyebab utama kematian pada wanita yang berusia 25 hingga 44 tahun.

    Gangguan jantung bervariasi tingkat keparahannya dan mempersulit sekitar 1 persen

    dari kehamilan serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap morbiditas dan

    mortalitas ibu. Sebagai contoh, Chang dkk (2003) melaporkan bahwa pada tahun

    1991 hingga 1999, kardiomiopati bertanggung jawab atas 8% dari 4200 kematian

    yang berhubungan dengan ibu hamil di Amerika Serikat. Dari Brasil, Avila dan

    rekannya (2003) melaporkan angka kematian ibu menjadi 2,7 persen dalam 1000

    kehamilan dengan komplikasi penyakit jantung. Selain kematian ibu, gangguan

    jantung juga menyumbang 7,6 persen dari morbiditas berat obstetrik yang didiagnosis

    selama rawat inap untuk kelahiran di Amerika Serikat pada tahun 1991-2003

    (Callaghan dan rekan, 2008).3

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    2/24

    2

    Gangguan kardiovaskular yang paling umum bermanifestasi selama kehamilan

    adalah hipertensi, miokarditis, penyakit katup dan kongenital, disaritmia,

    kardiomiopati, diseksi arteri, penyakit tromboembolik, dan penyakit jantung.3

    II. Perubahan kardiovaskular pada kehamilan normalPerubahan hemodinamik selama kehamilan dimaksudkan untuk meningkatkan

    aliran darah ke unit fetoplasenta. Perubahan ini mengakibatkan beban hemodinamik

    pada jantung ibu dan dapat menyebabkan gejala dan tanda-tanda mirip penyakit

    jantung. Adaptasi kardiovaskular ini sangat penting untuk diketahui, yang mana pada

    wanita dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya mungkin akan

    menunjukkan pemburukan klinis selama masa kehamilan.2

    Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan

    volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak awal kehamilan minggu ke-6 dan

    terus meningkat sampai mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu,

    kemudian menetap sampai aterm. Sebagian besar, peningkatan volume darah ini

    menyebabkan meningkatnya kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos, dan sistem

    vaskular kulit yang tidak memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat.1,2

    Hormon memediasi peningkatan volume plasma yang tidak proporsional dengan

    massa sel darah merah dimana volume plasma meningkat 30-50% relatif lebih besar

    dibanding peningkatan sel darah yang hanya terjadi 20-30%. Hal ini akan

    menyebabkan terjadinya hemodilusi dan menurunnya konsentrasi hemoglobin,

    sehingga megakibatkan anemia fisiologis dalam kehamilan. Peningkatan volume

    darah ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama mempermudah pertukaran gas

    pernapasan, nutrien dan metabolit ibu dan janin, dan kedua mengurangi akibat

    kehilangan darah yang banyak saat kelahiran.1,2

    Pada awal kehamilan, peningkatan cardiac output (CO) berhubungan dengan

    peningkatan stroke volume (SV), sedangkan pada akhir kehamilan denyut jantung

    menjadi faktor utama pada peningkatan CO. Denyut jantung mulai meningkat saat

    usia kehamilan 20 minggu dan terus meningkat hingga usia kehamilan 32 minggu.

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    3/24

    3

    Hal ini terus bertahan tinggi hingga 2-5 hari setelah persalinan. Peningkatan CO

    terjadi oleh karena 3 faktor yaitu peningkatan preload dikarenakan volume darah

    yang bertambah, pengurangan afterload dikarenakan penurunan resistensi vaskular

    sistemik, dan peningkatan denyut jantung maternal 10-15 denyut permenit. SV

    meningkat selama trimester pertama dan kedua, tetapi menurun saat trimester ketiga

    dikarenakan kompresi vena kava inferior oleh uterus. Tekanan darah menurun sekitar

    10 mmHg di bawah baseline pada akhir trimester kedua dikarenakan oleh vasodilatasi

    aktif melalui aksi mediator lokal seperti prostasiklin dan nitric oxide, serta penurunan

    resistensi vaskular sistemik akibat penambahan pembuluh darah baru di uterus dan

    plasenta.1,2,4

    Kontraksi uterus, posisi (miring kiri atau supinasi), nyeri, cemas, perdarahan, dan

    involusi uterus menyebabkan perubahan hemodinamik yang cukup bermakna pada

    saat inpartu dan pasca persalinan. Peningkatan CO terjadi sekitar 15% pada awal

    inpartu, 25% saat kala I, dan 50% selama usaha mengedan. Setiap uterus

    berkontraksi, akan dialirkan 300-500 ml darah ke sirkulasi umum. Tiap kontraksi SV

    meningkat, dengan resultan peningkatan CO bertambah 50%. Konsumsi oksigen

    meningkat 3 kali lipat. Perubahan curah jantung kurang memberikan gejala jika

    pasien dalam posisi terlentang dan menerima analgesia yang memadai.2,4

    Peningkatan keseluruhan denyut jantung pada trimester ketiga rata-rata 10 sampai

    20 kali permenit. Tekanan arteri sistemik turun selama trimester pertama, tetap stabil

    selama trimester kedua, dan kembali ke tingkat pregestational sebelum persalinan.

    Penurunan tekanan diastolik yamg melebihi penurunan tekanan sistolik menyebabkan

    pelebaran tekanan nadi. Sindrom supine hipotensi atau uterocaval terjadi pada 0,5-

    11% kehamilan dan berhubungan dengan oklusi akut vena cava inferior oleh uterus

    gravid dalam posisi terlentang, dan itu ditandai dengan penurunan signifikan tekanan

    darah dan detak jantung. Pasien biasanya mengeluh sakit kepala ringan, mual, pusing,

    bahkan sinkop pada kasus yang ekstrim. Gejala dapat berkurang dengan mengubah ke

    posisi telentang kiri lateral.2,5

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    4/24

    4

    Segera setelah melahirkan, tekanan pengisian jantung (cardiac filling pressure)

    meningkat karena adanya dekompresi vena kava inferior dan kembalinya darah dari

    uterus ke dalam sirkulasi sistemik. Hal ini mencapai peningkatan 80% CO pada awal

    pasca persalinan dikarenakan autotransfusi yang berhubungan dengan involusi uterus

    dan resorpsi dari edema tungkai. Hal ini juga menyebabkan suatu diuresis. Sebagian

    besar perubahan hemodinamik kembali ke tingkat sebelum hamil setelah 2 minggu

    postpartum.2,4,5

    Kehamilan juga mengawali suatu perubahan dari hemostasis, yaitu peningkatan

    konsentrasi faktor koagulasi, fibrinogen, dan adhesi platelet serta berkurangnya

    fibrinolisis yang menyebabkan hiperkoagulabilitas dan peningkatan risiko kejadian

    tromboemboli. Selain itu, hambatan dari kembalinya aliran darah vena oleh

    pembesaran uteus meningkatkan tromboembolisme.4

    Tabel 1. Temuan-temuan umum pada kehamilan normal.2

    Gejala

    Lelah, penurunan tingkat aktifitas

    Nyeri kepala ringan, pingsan

    Palpitasi

    Dispnea, ortopnea

    Pemeriksaan Fisik

    Distensi vena jugularis

    Peningkatan intensitas S1, penambahan berlebihan

    Midsistolik, ejeksi tipe murmur (linea sternalis kiri bawah atau

    di atas paru-paru

    Bunyi jantung S3

    Murmur continu (dengungan vena sentral, mammary souffle)

    Impuls ventrikel kiri cepat, difus, berpindah

    Impuls ventrikel teraba

    EKGDeviasi axis QRS

    Q kecil, dan P terbalik pada sadapan III

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    5/24

    5

    Sinus takikardi, aritmia

    Radiologi

    Jantung tampak horizontal

    Peningkatan marker paru

    Echocardiografi

    Peningkatan rendah dimensi sistolik dan diastolik ventrikel kiri

    Peningkatan sedang ukuran atrium kanan, ventrikel kiri, dan

    atrium kiri

    Regurgitasi trikuspid dan mitral

    Wanita dengan penyakit jantung mungkin tidak dapat mengakomodasi

    perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut sehingga menyebabkan

    disfungsi ventrikuler yang berakhir pada gagal jantung kardiogenik. Sedikit wanita

    dengan disfungsi jantung dapat mengalami gagal jantung sebelum pertengahan

    kehamilan. Pada sebagian wanita, gagal jantung dapat terjadi setelah usia kehamilan

    mencapai 28 minggu, dimana saat tersebut dapat menginduksi hipervolemia dan

    cardiac output mencapai maksimum. Pada banyak kasus, gagal jantung umumnya

    terjadi saat peripartum ketika sejumlah kondisi obstetrik umum menempatkan beban

    yang tak seharusnya pada fungsi jantung.5

    III.Klasifikasi Penyakit JantungIII.1 Klasifikasi Berdasarkan Fungsional

    Tidak ada tanda klinis yang dapat digunakan untuk mengukur secara pasti

    kapasitas fungsional jantung. Klasifikasi klinis dari New York Heart Association

    (NYHA) pertama dipublikasikan pada tahun1928 dan telah direvisi sebanyak 8 kali

    hingga tahun 1979. Klasifikasi ini didasarkan pada disabilitas pasien pada masa lalu

    dan kini serta tidak dipengaruhi oleh tanda fisik.

    5

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    6/24

    6

    Tabel 2. Sistem Klasifikasi Fungsional Jantung Menurut New York Heart

    Association (NYHA).2-5

    Menentukan fungsi jantung adalah penting bagi pasien hamil dengan penyakitjantung. Pasien dengan NYHA kelas 1 dan 2 memiliki risiko komplikasi yang lebih

    sedikit jika dibandingkan dengan kelas 3 dan 4.4

    III.2 Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

    Berdasarkan etiologinya, penyakit jantung pada kehamilan berdasarkan

    diklasifikasikan menjadi:

    1. Penyakit jantung kongenitala. Penyakit jantung kongenital asianotikb. Penyakit jantung kongenital sianotik

    2. Penyakit jantung didapat (acquired heart disease)a. Penyakit jantung rematik

    KELAS DESKRIPSI

    Kelas 1 Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa adanya pembatasan aktivitas

    fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispnu,

    atau nyeri angina.

    Kelas 2 Pasien dengan penyakit jantung mengakibatkan sedikit keterbatasan

    aktivitas fisik. Akan merasa lebih baik dengan istrahat. Aktivitas fisik biasa

    menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispnu, atau nyeri angina.

    Kelas 3 Pasien dengan penyakit jantung dengan adanya keterbatasan aktivitas fisik.

    Nyaman saat istrahat. Aktivitas fisik yang ringan dapat menyebabkan

    kelelahan, palpitasi, dispnu, atau nyeri angina.

    Kelas 4 Pasien dengan penyakit jantung ditandai ketidakmampuan untuk

    melakukan semua aktivitas fisik. Gejala insufisiensi jantung dapat muncul

    saat istrahat. Jika aktifitas fisik dilakukan, ketidaknyamanan meningkat.

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    7/24

    7

    b. Penyakit jantung koroner3. Penyakit jantung spesifik pada kehamilan, yaitu kardiomiopati peripartum.

    III.3 Klasifikasikan Berdasarkan Kelaianan Anatomis

    Menurut American College of Cardiology/ American Heart Association

    ACC/AHA Heart Failure Guideline 2001, gagal jantung dibagi menjadi 4 stadium

    yaitu A, B, C, dan D.5

    Tabel 3. Stadium Gagal Jantung Menurut ACC/AHA.4,5

    STADIUM DESKRIPSI CONTOH

    A

    Pasien dengan risiko tinggi berkembang menjadi

    gagal jantung karena adanya kondisi yang

    berhubungan. Tidak teridentifikasi adanya

    abnormalitas struktural atau fungsional

    perikardium, miokardium, atau katup jantung dan

    tidak pernah menunjukkan tanda atau gejala gagal

    jantung.

    Hipertensi sistemik, penyakit

    arteri koroner, DM, riwayat

    terapi obat kardiotoksik, atau

    penyalahgunaan alkohol,

    riwayat demam reumatik,

    riwayat keluarga

    kardiomiopati.

    B

    Pasien dengan penyakit jantung struktural yang erat

    hubungannya dengan berkembangnya gagal jantung

    tetapi tidak pernah menunjukkan tanda atau gejala

    gagal jantung.

    Fibrosis atau hipertropi

    ventrikel kiri, dilatasi atau

    hipokontraktilitas ventrikel

    kiri, penyakit katup jantung

    asimptomatik, infark miokard

    sebelumnya.

    C

    Pasien yang saat ini atau sebelumnya memiliki

    gejala gagal jantung berhubungan dengan penyakit

    jantung struktural yang menyertainya.

    Dispnu atau kelelahan akibat

    disfungsi sistolik ventrikel kiri,

    pasien asimptomatik yang

    menjalani terapi untuk gejala

    gagal jantung sebelumnya.

    DPasien dengan penyakit jantung struktural lanjutan

    dan didapatkan gejala gagal jantung saat istrahat

    Pasien yang menjalani rawat

    inap berulang karena gagal

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    8/24

    8

    meski dengan terapi medis maksimal dan

    memerlukan intervensi khusus.

    jantung atau tidak bisa

    dipulangkan secara aman dari

    rumah sakit, pasien menunggu

    transplantasi jantung, pasien

    dengan dukungan intravena

    secara berkelanjutan atau

    dengan alat bantu sirkulasi

    mekanik.

    Tabel 4. Tanda dan Gejala Umum pada Kehamilan dengan Penyakit Jantung.2,5

    Gejala

    Sesak napas yang progresif dan memburuk

    Batuk dengan sputum berbusa merah muda (hemoptysis)

    paroxysmal nocturnal dyspnea

    nyeri dada bila beraktivitas

    pingsan yang didahului palpitasi atau latihan

    Pemeriksaan Fisik

    Sianosis

    Clubbing finger

    Pulsasi vena abnormal

    Distensi vena jugular persisten

    Bunyi S2 tunggal

    Murmur sistolik yang keras, kadang dijumpai murmur diastolik

    Ejection clicks, late systolic clicks, opening snaps

    Friction rub

    Tanda Hipertensi pulmonal

    EKGAritmia signifikan dan persisten

    Blok jantung

    RadiologiKardiomegali

    Edema pulmonal

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    9/24

    9

    IV. Diagnosisa. Anamnesis

    Kebanyakan pasien mengakui toleransi melakukan aktivitas berkurang dan

    merasa mudah kelelahan. Kondisi ini berhubungan erat dengan peningkatan berat

    badan yang diperoleh selama masa kehamilan dan akibat anemia fisiologis pada

    kehamilan. Episode pingsan atau sakit kepala ringan terjadi sebagai akibat dari

    kompresi mekanik dari rahim yang hamil pada vena cava inferior, sehingga

    menyebabkan aliran balik vena ke jantung tidak adekuat, terutama pada trimester

    ketiga. Gejala lain yang sering dikeluhkan termasuk hiperventilasi dan ortopnea yang

    disebabkan oleh tekanan mekanik dari rahim yang membesar pada diafragma.

    Palpitasi juga umum dijumpai dan hal ini diduga berhubungan dengan sirkulasi

    hiperdinamik kehamilan.2

    Pada pasien dengan riwayat penyakit jantung, penting untuk menanyakan

    tentang kapasitas fungsional, prevalensi gejala yang terkait lainnya, regimen terapi

    yang diperoleh, tes diagnostik sebelumnya (misalnya, ekokardiogram, tes olahraga,

    dan kateterisasi jantung), dan riwayat operasi paliatif. Pada pasien tanpa penyakit

    jantung penting untuk menanyakan tentang riwayat penyakit jantung rematik, episode

    sianosis pada saat lahir atau anak usia dini, adanya gangguan reumatologik (misalnya

    lupus eritematosus sistemik), episode aritmia, terjadinya sinkop eksersional atau nyeri

    dada, dan edema tungkai yang sering terjadi. Selain itu, pertanyaan mengenai ada

    tidaknya riwayat keluarga dengan penyakit jantung bawaan, penyakit arteri koroner

    prematur, atau kematian mendadak pada anggota keluarga.2

    b. Pemeriksaan FisikHiperventilasi adalah fenomena umum dalam kehamilan yang mungkin

    berhubungan dengan efek progesteron pada pusat pernapasan. Penting untuk

    membedakan hiperventilasi dari dyspnea, yang umum ditemukan pada gagal jantung

    kongestif. Bibasilar crackles biasanya terdengar di kehamilan normal yang dihasilkan

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    10/24

    10

    dari atelektasis yang berkembang dari kompresi basal pulmonal karena pembesaran

    rahim dan selanjutnya meningkatkan tekanan intraabdomen.2

    Impuls ventrikel kiri mudah teraba, cepat, dan tidak terus menerus. Pulsasi

    perifer sering kolaps dan dapat membingungkan dengan temuan klinis pada

    regurgitasi aorta. Pulsasi vena jugularis distensi, dengan penonjolan a dan puncak v,

    dengan penurunan cepat x dan y. Sejumlah besar wanita hamil mengalami edema

    kaki. Hal ini terjadi sebagai akibat dari penurunan tekanan onkotik koloid plasma

    dengan peningkatan seiring dengan tekanan vena femoralis sebagai akibat dari aliran

    balik vena yang tidak adekuat.2

    Pemeriksaan fisik harus fokus pada wajah, kelainan jari, atau skeletal yang

    menunjukkan adanya anomali kongenital. Adanya clubbing, sianosis, atau pucat,

    harus diamati dengan seksama. Pemeriksaan dada dapat mengesampingkan

    deformitas pectus pectus excavatum, tonjolan prekordial, atau adanya pulsasi

    ventrikel kanan atau kiri. Bunyi jantung pertama biasanya terpecah (yang dapat

    disalahartikan sebagai bunyi jantung keempat). Bunyi jantung pertama yang keras

    dapat menunjukkan mitral stenosis, sedangkan bunyi jantung pertama intensitas

    rendah menunjukkan blok jantung tingkat pertama. Bunyi jantung kedua terpecah

    dapat diartikan sebagai defek septum atrium, sedangkan suara paradoks terpecah

    dapat ditemukan pada hipertrofi ventrikel kiri yang berat atau blok cabang berkas kiri.

    Bunyi jantung ketiga adalah normal pada kehamilan. Bunyi jantung IV, ejection

    click, opening snap, atau mid sistolik hingga late sistolik mengindikasikan penyakit

    jantung. Murmur sistolik dapat terdengar pada wanita hamil paling dan merupakan

    hasil dari sirkulasi hiperkinetik selama masa kehamilan. Murmur yang terdengar

    yaitu murmur midsistolik dan didengar terbaik pada linea sternum kiri bawah dan di

    atas area pulmonal. Murmur jinak kontinyu, seperti dengungan vena servikal rahim

    dan mammary souffl, juga disebabkan oleh adanya peningkatan aliran sekunder

    terhadap perubahan hemodinamik dari kehamilan. Dengung vena terbaik terdengar di

    fossa supraklavikula kanan, dan mammary souffl paling baik diauskultasi di

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    11/24

    11

    payudaera atas pada kehamilan akhir. Murmur diastolik terdengar selama kehamilan

    memerlukan penyelidikan lebih lanjut oleh echocardiography dan USG Doppler.2

    c. Pemeriksaan ElektrokardiografiPemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan yang

    sangat spesifik. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang

    ST-T lebih sulit dari yang biasa. Depresi segmen ST inferior sering didapati pada

    wanita hamil normal. Pergeseran aksis QRS ke kiri, sering dijumpai, tetapi deviasi

    aksis ke kiri yang nyata (-30o) menyatakan adanya kelainan jantung.

    1,2,4

    d. Pemeriksaan EkokardiografiPemeriksaan ekokardiografi termasuk dopler sangat aman dan tanpa risiko

    terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan transesofageal ekokardiografi pada wanita hamil

    tidak dianjurkan karena risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi.

    Semua pemeriksaan radiografi harus dihindari terutama pada awal kehamilan.

    Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko terhadap organogenesis abnormal pada

    janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika pemeriksaan

    sangat diperlukan, sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dengan dosis radiasi

    seminimal mungkin, dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.1,2,4

    V. Penatalaksanaana. Evaluasi Kardiovaskular selama Kehamilan

    Kebanyakan wanita dengan penyakit jantung mengalami kehamilan yang sukses,

    tetapi kepuasan dalam diagnosis dan manajemen pasien hamil dapat memiliki

    konsekuensi yang mengerikan bagi ibu dan janin. Oleh karena itu penting untuk

    mengevaluasi setiap wanita hamil dengan penyakit jantung untuk risiko yang

    merugikan selama kehamilan, persalinan, persalinan, dan pasca persalinan. Secara

    umum, semua perempuan tersebut harus dirujuk ke pusat spesialis yang mana

    perawatannya dilaksanakan bersama oleh dokter kandungan, ahli jantung, ahli

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    12/24

    12

    genetika klinis, dan neonatologist. Idealnya, pasien dengan penyakit jantung harus

    berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mereka menjadi hamil. Konseling

    prakonsepsi memungkinkan untuk waktu yang optimal untuk pembuahan, selesai

    semua prosedur diagnostik sebelumnya (khususnya yang melibatkan paparan radiasi

    berbahaya), penghentian obat teratogenik, dan penjadwalan perbaikan / operasi

    paliatif sebelum hamil.2

    Evaluasi dari pasien hamil dengan riwayat gagal jantung mencakup pengkajian

    status fungsional (New York Heart Association kelas fungsional) dan optimalisasi

    rejimen medis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah x-ray dada,

    elektrokardiogram, dan dua echocardiography Doppler.2

    Tujuan dari evaluasi medis adalah untuk mengoptimalkan hemodinamik

    selama trimester pertama. Hal ini dapat dicapai dengan terapi rutin pada kongesti

    paru, penurunan afterload jika diindikasikan, pengendalian hipertensi, dan kateterisasi

    jantung kanan jika terdapat tanda-tanda fisik yang buruk. Dua tujuan dapat dicapai

    dengan menggunakan rejimen yang sama dengan pasien CHF yang tidak hamil

    seperti: digoksin, diuretik, restriksi natrium, dan vasodilator.2

    b. Penggunaan Obat-Obat Kardiovaskular1. Diuretik

    Diuretik dapat digunakan untuk pengobatan gagal jantung kongestif yang tidak

    dapat dikontrol dengan retriksi natrium dan merupakan obat lini terdepan untuk

    pengobatan hipertensi. Tidak satu diuretik pun merupakan kontra indikasi dan yang

    paling sering digunakan adalah golongan diuretik tiazid dan forosemid. Diuretik tidak

    boleh digunakan untuk profilaksis terhadap toksemia atau pengobatan terhadap

    edema pedis.1,6

    Diuretik diberikan untuk mengurangi gejala-gejala dispnea nokturnal

    paroksismal dan exertional dan edema perifer yang nyata dalam kehamilan.

    Komplikasi ibu terhadap terapi diuretik mirip dengan pasien yang tidak hamil seperti

    kontraksi volume, alkalosis metabolik, penurunan toleransi karbohidrat, hipokalemia,

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    13/24

    13

    hiponatremia, hiperurisemia, dan pankreatitis. Sebuah diatesis perdarahan dan

    hiponatremia telah dilaporkan pada neonatus dari ibu yang telah mengkonsumsi

    diuretik thiazide selama kehamilan.6

    2. Obat InotropikDigoksin bermanfaat untuk efek baik pada kontraktilitas ventrikel dan pada

    kontrol di tingkat atrial fibrilasi. Indikasi penggunaan digitalis tidak berubah pada

    kehamilan. Digoksin dan digitoksin dapat melalui plasenta, dan kadar serum pada

    janin lebih kurang sama dengan ibu. Digoksin dengan dosis yang sama bila diberikan

    pada ibu hamil, akan menghasilkan kadar serum yang lebih rendah bila dibanding

    diberikan pada wanita yang tidak hamil. Jika efek yang diinginkan tidak tercapai,

    maka perlu diukur kadarnya dalam serum. Digitalis dapat memperpendek masa

    gestasi dan kelahiran, karena efeknya pada miometrium sama dengan efek

    inotropiknya pada miokardium. Digoxin juga disekresi dalam ASI.1,6

    Bila inotropik intravena atau vasopressor diperlukan, obat-obat standar seperti

    dopamin, dobutamin, atau norepinefrin dapat digunakan, tetapi efeknya

    membahayakan janin karena akan menurunkan aliran darah ke uterus dan

    mestimulasi kontraksi uterus. Efedrin adalah obat awal yang baik pada percobaan

    binatang dan tidak mempengaruhi aliran darah ke uterus.1

    3. VasodilatorBila diperlukan pada krisis hipertensi atau untuk mengurangi afterload dan

    preload emergensi, nitropruside merupakan obat vasodilator pilihan. Rekomendasi

    yang kontroversi telah dibuat karena obat ini sangat efektif, bekerja segera, dan

    mudah ditoleransi. Juga efeknya segera menghilang bila penggunaan obat tersebut

    segera dihentikan. Namun, nitroprusside natrium harus digunakan hanya ketika

    semua intervensi lain telah gagal dan ketika itu sangat penting untuk kesejahteraan

    ibu. Bahkan di bawah kondisi, dosis dan durasi terapi harus diminimalkan karena

    metabolisme agen ini untuk tiosianat dan sianida, yang dapat mengakibatkan

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    14/24

    14

    keracunan sianida janin pada model binatang, akan tetapi tidak menjadi problem yang

    signifikan pada manusia.1,6

    Hidralazin, nitrogliserin, dan labetalol intravena adalah pilihan lain untuk obat

    parenteral. Reduksi afterload kronik untuk pengobatan hipertensi, regurgitasi aotral

    atau mitral, atau disfungsi ventrikel selama kehamilan telah didapat dengan calcium

    chanel blocker, hidralazin, dan metildopa. Efek yang membahayakan terhadap janin

    tidak dilaporkan. ACE inhibitor merupakan kontra indikasi pada kehamilan karena

    obat ini menambah risiko untuk terjadinya kelainan pada perkembangan ginjal janin.

    Hingga kini, tidak ada data yang melaporkan mengenai penggunaan losartin,

    valsartin, dan penghambat angiotensi II.1

    4. Obat Penghambat Reseptor AdrenergikDalam observasi terlihat bahwa penggunaan obat penghambat beta dapat

    menurunkan darah ke umbilikus, memulai kelahiran prematur, dan mengakibatkan

    plasenta yang kecil serta infark plasenta dan mempunyai potensi untuk menimbulkan

    bayi berat badan lahir rendah, sehingga penggunaannya memerlukan perhatian.

    Sebagian besar penelitian tidak mendukung hal ini dan obat penghambat beta telah

    banyak digunakanpada wanita hamiltanpa efek yang merugikan. Sehingga

    penggunaannya untuk indikasi klinis sangat beralasan.1

    Beta blockers umumnya aman dan efektif selama kehamilan, walaupun mungkin

    ada tingkat peningkatan pembatasan pertumbuhan janin ketika mereka diberikan.

    Sesekali kasus apnea neonatus, hipotensi, bradikardia, dan hipoglikemia juga telah

    dilaporkan, terutama setelah penggunaan jangka panjang dari propanolol. Beta

    blocker tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kelainan kongenital.

    Propranolol, labetalol, atenolol, nadolol, dan metoprolol diekskresikan dalam ASI.

    Meskipun efek samping belum dilaporkan, adalah tepat untuk memantau bayi yang

    baru lahir untuk gejala blokade beta ketika obat tersebut pernah digunakan.6

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    15/24

    15

    5. Obat Anti AritmiaPenghambatan nodus atrioventrikuler (AV node) kadang-kadang diperlukan

    semasa kehamilan. Untuk itu dapat digunakan digoksin, penyekat beta, dan penyekat

    kalsium. Laporan awal menyokong, penggunaan adenosin yang dapat digunakan

    secara aman sebagai obat penyekat nodus. Obat ini umumnya lebih disukai untuk

    menghindarkan penggunaan obat anti aritmia standar pada pasien semasa kehamilan.

    Bila diperlukan untuk aritmia berulang atau untuk keselamatan ibu, maka dapat

    digunakan.1

    Lidokain merupakan obat lini pertama yang diberikan. Depresi neonatus transien

    telah terbukti terjadi bila kadar lidokain darah janin melebihi 2,5 mikrogram/liter.

    Untuk itu, direkomendasikan untuk memelihara kadar lidokain darah pada ibu 4

    mikrogram/liter, karena kadar pada janin 60% dari kadar pada ibu.1

    Jika diperlukan obat anti aritmia oral, dapat dimulai dengan kuinidin karena

    mempunyai availabilitas jangka panjang. Dan obat ini paling sering digunakan karena

    tidak jelas efek yang membahayan pada bayi. Informasi awal mengenai amiodaron

    mendukung kemungkinan meningkatnya angka kehilangan janin dan deformitas

    janin.1

    6. AntikoagulasiFenomena tromboembolik tidak jarang merupakan komplikasi CHF. Lebih lanjut,

    pasien hamil bahkan tanpa penyakit jantung akan mengalami peningkatan risiko

    untuk terjadinya thromboemboli. Sebagai contoh, kejadian tromboemboli vena

    mungkin sebanyak 5 kasus dalam 1.000 kelahiran dan selanjutnya meningkat setelah

    melahirkan.1,6

    Bila diperlukan antikoagulan, sebagian penulis menganjurkan menggunakan

    heparin untuk trimester pertama dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian

    warfarin pada lima bulan berikutnya, dan kembali lagi menggunakan heparin sebelum

    melahirkan. Walaupun kehamilan yang sukses dapat dicapai dengan cara ini, penulis

    memilih untuk menghindarkan penggunaan warfarin selama kehamilan. Obat anti

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    16/24

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    17/24

    17

    2. Pemeriksaan fisik umum3. Pemeriksaan foto thoraks dan EKG 12 lead4. Pemeriksaan pulse oxymetri5. Pemeriksaan trans toraks ekokardiografi (untuk mencari lesi spesifik maupun

    menentukkan fraksi ejeksi

    6. Evaluasi status fungsional jantung (menurut NYHA atau ACC/AHA)7. Pengelompokkan penyakit jantung berdasarkan kelompok risiko8. Bila perlu dilakukan pemeriksaan MSCT scan jantungSelain itu, dibutuhkan konseling individual oleh spesialis kandungan ataupun

    kardiologi. 4

    b. AntepartumHal-hal yang perlu diperhatikan selama pasien melakukan kunjungan antenatal

    antara lain:4

    1. Pendekatan multidisiplin2. Konfirmasi usia kehamilan berdasarkan HPHT maupun USG3. Pemeriksaan ekokardiografi janin dilakukan pada usia kehamilan 20-24

    minggu khususnya pada ibu dengan penyakit jantung kongenital

    4. Pemeriksaan kesejahteraan janin dilakukan untuk menilai pertumbuhan janinbaik dengan biometri janin, doppler velocimetry, maupun NST dimulai saat

    usia kehamilan 30-34 minggu

    5. Deteksi dini kelainan yang menyertai misalnya preeklampsia, anemia,hipertiroid, maupun infeksi.

    6. Perencanaan kapan terminasi kehamilan dan mode of deliverynya.

    c. IntrapartumInduksi persalinan, penanganan persalinan, dan pasca persalinan memerlukan

    perhatian dan keahlian khusus serta manajemen kolaboratif oleh dokter ahli

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    18/24

    18

    kandungan, ahli jantung, dan ahli anestesia, dengan pengalaman yang tinggi terhadap

    unit dan obat maternal fetal.4

    d. Waktu kelahiranPada pasien dengan penyakit jantung lebih disarankan untuk melakukan induksi

    persalinan. Waktu yang tepat sangatlah individual tergantung pada status jantung

    gravida, skor bishop, kesejahteraan janin dan maturitas paru janin.4

    e. Induksi persalinanOksitosin dan pecah ketuban buatan diindikasikan jika skor bishop >5. Waktu

    induksi yang memanjang perlu dihindari jika serviks belum matang. Metode-metode

    mekanik seperti penggunaan kateter foley lebih baik jika dibandingkan dengan agen

    farmakologis, khususnya pada pasien dengan sianosis dimana adanya penurunan

    tahanan vaskular sistemik atau tekanan darah akan sangat merugikan.4

    f. Monitor hemodinamikPulse Oxymetri dan pengawasan EKG digunakan sesuai kebutuhan. Tekanan

    arteri sistemik dan denyut jantung ibu dipantau ketat dikarenakan anestesia lumbal

    epidural dapat menyebabkan hipotensi.4

    g. Anestesia dan AnalgesiaPenanganan untuk rasa sakit dan ketakutan juga berperan penting. Meskipun

    analgesik intravena memberikan penatalaksanaan nyeri yang memuaskan bagi

    beberapa wanita, namun analgesia epidural terus menerus tidak direkomendasikan

    dalam banyak kasus. Masalah utama dengan analgesia konduksi adalah hipotensi ibu.

    Hal ini sangat berbahaya pada wanita dengan shunts intracardiac di antaranya aliran

    dapat dibalik. Darah dapat mengalir dari kanan ke kiri jantung atau aorta dan dengan

    demikian dapat melewati paru-paru. Hipotensi juga bisa mengancam jiwa dengan

    hipertensi paru atau stenosis aorta karena output ventrikel tergantung pada preload

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    19/24

    19

    memadai. Pada wanita dengan kondisi ini, konduksi analgesia narkotik atau anestesi

    umum mungkin lebih baik.5

    Untuk penglahiran pervaginam pada wanita dengan gangguan jantung ringan,

    analgesia epidural sering diberikan dengan sedasi intravena. Hal ini telah dibuktikan

    dapat meminimalkan fluktuasi curah jantung intrapartum dan memungkinkan

    penggunaan forsep atau vakum yang dapat membantu persalinan. Blokade

    subarachnoid umumnya tidak dianjurkan pada wanita dengan penyakit jantung yang

    signifikan. Untuk kelahiran sesar, epidural analgesia lebih disukai oleh kebanyakan

    dokter dengan peringatan bila digunakan pada pasien dengan hipertensi paru.

    Anestesi umum dengan thiopental endotrakeal, succinylcholine, nitrous oxide, dan

    sedikitnya oksigen 30-persen juga telah terbukti memuaskan.5

    h. Persalinan Pervaginam atau PerabdominamCara persalinan secara umum yang dipilih adalah pervaginam. Rencana

    persalinan harus dilakukan perindividu, dan hal yang perlu diinformasikan adalah

    waktu persalinan, metode persalinan, induksi persalinan, anastesia analgesia/regional,

    dan monitoring yang diperlukan. Persalinan harus dilakukan di pusat kesehatan

    tersier dengan tim perawatan multidisiplin. Secara umum persalinan sesar dilakukan

    bila ada indikasi obstetrik.4

    Adapun indikasi obstetrik persalinan sesar adalah sebagai berikut:4

    1. Stenosis aorta berat (AS)2. Bentuk hipertensi pulmonal berat (termasuk sindrom Eisenmenger)3. Gagal jantung akut4. Dipertimbangkan pada pasien dengan prostesis katup jantung mekanik untuk

    mencegah masalah dengan persalinan pervaginam yang terencana.

    5. Sindrom Marfan6. Diseksi aorta kronik atau akut.

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    20/24

    20

    Prinsip umum manajemen intrapartum adalah meminimalkan stres

    kardiovaskular. Pada sebagian besar kasus, prinsip ini akan dicapai dengan

    penggunaan anestesia epidural inkremental awal lambat dan dibantu persalinan

    pervaginam.4

    Saat persalinan, hindari posisi supinasi dan pasien berada dalam posisi lateral

    dekubitus serta pemberian oksigen untuk meminimalisir dampak hemodinamik dari

    kontraksi uterus. Kontraksi uterus harus dapat menurunkan kepala janin hingga ke

    perineum tanpa adanya dorongan mengejan, untuk menghindari efek samping dari

    manuver valsava.4

    Persalinan sebaiknya dibantu dengan forsep rendah atau ekstraksi vakum, dan

    disarankan untuk melakukan monitoring denyut jantung janin secara terus menerus.

    Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan selama persalinan:4

    1. Monitoring ketat2. Posisi left lateral dekubitus3. Balans cairan4. Bila memungkinkan pengukuran saturasi O2 denganpulse oxymetri5. Pada kasus risiko tinggi pertimbangkan monitoring invasif6. Pertimbangkan penggunaan intrapartum analgesia7. Mempercepat kala II8. Pasien yang menggunakan warfarin harus dihentikan minimal 2 minggu

    sebelum persalinan dan diganti dengan heparin.

    i. Pasca persalinanInfus oksitosin intra vena lambat (

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    21/24

    21

    Pemantauan hemodinamik harus dilanjutkan selama minimal 24 jam setelah

    melahirkan. Wanita yang telah menunjukkan bukti sedikit atau tidak ada tekanan

    jantung selama kehamilan atau persalinan mungkin masih dapat mengalami

    dekompensasi postpartum. Oleh karena itu, penting dilakukan perawatan seteliti

    mungkin hingga ke masa nifas (Keizer dan rekan, 2006; Zeeman, 2006). Perdarahan

    postpartum, anemia, infeksi, dan tromboemboli merupakan komplikasi yang lebih

    serius pada wanita dengan penyakit jantung. Dalam banyak misalnya, sepsis dan

    preeklamsia berat disebabkan oleh edema paru atau diperburuk oleh edema

    permeabilitas yang dihasilkan dari aktivasi endotel dan kebocoran kapiler-alveolar.4,5

    j. LaktasiLaktasi dapat berhubungan dengan risiko rendah terjadinya bakteremia sekunder

    akibat mastitis. Pada pasien gangguan jantung berat atau simptomatis, perlu

    dipertimbangkan untuk menyusui mengguanakn botol.4

    k. Sterilisasi dan KontrasepsiJika sterilisasi tuba yang ingin dilakukan setelah persalinan pervaginam, yang

    terbaik adalah untuk menunda prosedur ini sampai hemodinamik ibu telah mendekati

    normal, dan ketika ibu tidak demam, tidak anemia, dan ambulates normal. Perempuan

    lain diberikan saran kontrasepsi rinci.5

    VI. KomplikasiPada ibu hamil dengan gangguan jantung dapat terjadi berbagai komplikasi

    seperti gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, dan abortus. Siu dkk (2001)

    memperluas klasifikasi NYHA dan mengembangkan sistem penilaian untuk

    memprediksi komplikasi jantung selama kehamilan. Sistem ini didasarkan pada

    analisis prospektif terhadap 562 wanita hamil dengan penyakit jantung dalam 617

    kehamilan di 13 rumah sakit pendidikan Kanada.4,5

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    22/24

    22

    Tabel 5. Prediktor Risiko Maternal untuk Komplikasi Jantung4,5,7

    KRITERIA CONTOH POIN

    Riwayat sakit jantung

    sebelumnya

    Riwayat gagal jantung, serangan iskemik transien,

    aritmia, atau stroke sebelum kehamilan. 1

    Wanita dengan NYHA kelas

    III atau IV atau sianosis1

    Obstruksi jantung kiri katup mitral < 2 cm2, katup aorta 30 mm

    Hg dengan echocardiography. 1

    Obstruksi sisi kiri ditandai

    dengan

    LVEF < 40%, kardiomiopati restriktif, atau

    kardiomiopati hipertropik 1

    Resiko edema paru, aritmia berkelanjutan, stroke, serangan jantung, atau

    kematian jantung akan meningkat bila memiliki salah satu faktor tersebut di atas dan

    akan semakin bertambah bila memiliki dua faktor atau lebih.

    5

    Tabel 6. Persentase Risiko komplikasi maternal.5

    Jumlah prediktorRisiko kejadian gangguan jantung

    dalam kehamilan

    0 5%

    1 27%

    >1 75%

    Selain dari permasalahan yang bisa timbul pada ibu, seorang dokter juga harus

    memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi kepada janin yang dikandung. Colman

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    23/24

    23

    dan kawan-kawan telah melakukan penelitian dan menemukan beberapa faktor risiko

    yang bisa mempengaruhi janin pada ibu hamil dengan penyakit jantung.5

    Faktor risiko obstetri yang sering termasuk yaitu umur ibu (risiko meningkat

    pada umur < 20 dan > 35 tahun) , riwayat dilatasi prematur, ruptur membran, serviks

    inkompeten, gestasi multipel dan riwayat operasi sesar.5

    Faktor ibu yang bisa meningkatkan faktor risiko janin termasuk NYHA kelas >

    2 dan cyanosis, obstruksi jantung kiri, gestasi multipel, atau pemakaian antikoagulasi

    oral saat hamil. Faktor risiko bukan jantung termasuk merokok.4,5

    Adapun komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada janin yaitu prematuritas,

    bayi berat lahir rendah (BBLR), hipoksia, gawat janin, APGAR score rendah, dan

    pertumbuhan janin terhambat.5

    VII. PrognosisPada banyak wanita dengan penyakit jantung, prognosis umumnya baik. Wanita

    dengan penyakit jantung kongenital non-sianotik memiliki prognosis yang lebih baik

    dibanding dengan penyakit jantung kongenital sianotik. Banyak ahli yang

    mengatakan bahwa seorang wanita dengan penyakit jantung risiko tinggi harus

    mencegah kehamilan oleh karena tingginya risiko kematian ibu. Keadaan ini meliputi

    hipertensi pulmonal dengan atau tanpa septal defek, obstruksi aliran traktus ventrikel

    kiri yang hebat, penyakit jantung sianotik, dan marfan syndrom dengan keterlibatan

    aortic root.5

  • 7/22/2019 referat CHF DALAM KEHAMILAN.docx

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anwar, TB. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Fakultas KedokteranUniversitas Sumatra Utara: Usu Repository; 2004. hal. 1-33.

    2. DeCherney, AH., et al. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology,Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill; 2003. p. 22.1-9.

    3. Sovndal, S, Jeffrey AT. Cardiovascular Disorders in Pregnancy. In Pearlman,MD., Judith ET., Pamela LD. Obstetrics & Gynecology Emergencies, Diagnosisand Management, 1

    stedition . New York. McGraw-Hill. 2004. p. 20.1-21.

    4.Karkata, MK., dkk. Panduan Penatalaksanaan Kasus Obstetri. Jakarta: KomisiPengabdian Masyarakat Himpunanan Kedokteran Feto Maternal POGI; 2012. hal.

    50-75.

    5. Cunningham FG., et al. Williams Obstetrics, 23rd edition. New York. TheMcGraw-Hill. 2007. p. 44.1-36.

    6. Lang, RM. Pharmacologic Management of Heart Failure in Pregnancy. [online].[cited 2012 August 3]; Available from: URL:

    http://cmbi.bjmu.edu.cn/uptodate/congestive%20heart%20failure/Treatment/Phar

    macologic%20management%20of%20heart%20failure%20in%20pregnancy.htm.

    7. Maroo, A. Pregnancy and Heart Disease. [online]. [cited 2012 August 3];Available from: URL:

    http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/.

    http://cmbi.bjmu.edu.cn/uptodate/congestive%20heart%20failure/Treatment/Pharmacologic%20management%20of%20heart%20failure%20in%20pregnancy.htmhttp://cmbi.bjmu.edu.cn/uptodate/congestive%20heart%20failure/Treatment/Pharmacologic%20management%20of%20heart%20failure%20in%20pregnancy.htmhttp://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/http://cmbi.bjmu.edu.cn/uptodate/congestive%20heart%20failure/Treatment/Pharmacologic%20management%20of%20heart%20failure%20in%20pregnancy.htmhttp://cmbi.bjmu.edu.cn/uptodate/congestive%20heart%20failure/Treatment/Pharmacologic%20management%20of%20heart%20failure%20in%20pregnancy.htm