referat bedah

55
BAB I. PENDAHULUAN Penyakit batu saluran kemih dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan salah satu dari tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna ( PDPI, 2006 ). Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti. Dari data dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada tahun 2002, peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy) yang secara total mencakup 86% dari seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan operasi terbuka) ( PDPI, 2006 ).Selain batu ginjal, batu saluran kemih lain yang sering

description

vesicolithiasis

Transcript of referat bedah

Page 1: referat bedah

BAB I. PENDAHULUAN

  Penyakit batu saluran kemih dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan tidak

terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan

bumi. Di negara-negara berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara

maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena adanya

pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya

menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia, rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang

menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan salah satu dari tiga penyakit terbanyak di

bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna ( PDPI, 2006 ).

Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah

pasien di klinik urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum

dapat ditetapkan secara pasti. Dari data dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan

peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto

Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada

tahun 2002, peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu

ginjal non-invasif ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy) yang secara total mencakup

86% dari seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan operasi terbuka) ( PDPI, 2006 ).Selain batu

ginjal, batu saluran kemih lain yang sering adalah batu pada kandung kemih yang disebut

vesicolithiasis. Tindakan bedah yang diikuti dengan penanganan secara konservatif hasilnya

lebih memuaskan. Untuk penanganan batu saluran kemih secara konservatif harus diketahui

pathogenesis, jenis batu dan ketepatan diagnose (Purnomo & Basuki,2009).

Batu saluran kemih pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada wanita1,2. Hal ini

mungkin karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu pada wanita

lebih rendah dari pada laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya

batu (inhibitor) pada wanita lebih tinggi dari pada laki-laki. Batu saluran kemih banyak

dijumpai pada orang dewasa antara umur 30-60 tahun dengan rata umur 45 tahun. Umur

terbanyak penderita batu di negara-negara Barat 20-50 tahun1 dan di Indonesia antara 30-60

tahun3,4. Kemungkinan keadaan ini disebabkan adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya

dan diet5.

Page 2: referat bedah

Jenis BSK terbanyak adalah jenis kalsium oksalat seperti di Semarang 53,3%,

Jakarta 72%. Herring di Amerika Serikat melaporkan batu kalsium oksalat 72%, Kalsium

fosfat 8%, Struvit 9%, Urat 7,6% dan sisanya batu campuran2,6.

Angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%, 10

tahun 75% dan 95-100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat

terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu saluran

kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti

urosepsis dan gagal ginjal7.

Keadaan gawat darurat urologi yang sering menyebabkan pasien meminta pertolongan

dokter adalah kolik dan retensio urine akut. Hal ini dapat disebabkan karena adanya sesuatu yang

menghambat antara lain adalah batu.  Urolithiasis merupakan penyakit yang salah satu dari

gejalanya adalah pembentukan batu di dalam saluran kemih dimana keadaan tersebut sering

menimbulkan nyeri hebat yang tidak tertahankan. Penyakit ini diduga telah ada sejak peradaban

manusia yang tua, karena ditemukan batu di antara tulang panggul kerangka mummi dari seorang

berumur 16 tahun. Mummi ini diperkirakan sekitar 7000 tahun.Salah satu jenis dari urolithiasis

adalah vesikolitiasis yaitu batu pada kandung kemih (vesika urinaria). Pada umumnya komposisi

batu terdiri dari : batu infeksi(struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat. Beberapa

faktor risiko terjadinya vesikolitiasis adalah obstruksi infravesika, neurogenic bladder, infeksi

saluran kemih (urea-splitting bacteria), adanya benda asing, divertikel kandung kemih.

Vesikolitiasis  sering ditemukan secara tidak sengaja pada penderita dengan gejala obstruktif dan

iritatif saat berkemih. Oleh sebab itu tidak jarang penderita datang dengan keluhan disuria, nyeri

suprapubik, hematuria dan buang air kecil berhenti tiba-tiba.

  

 

 

 

 

Page 3: referat bedah

BAB II. ISI

I. Definisi

Urolithiasis adalah terbentuknya batu (kalkulus) di mana saja pada sistem penyaluran

urine. Batu vesiko urinaria adalah suatu keadaan ditemukannya batu didalam vesika

urianaria. Pada anak 75 % dibawah usia 12 tahun dan 57& anak usia 1-6 tahun.

Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan gelombang

nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan daerah genetalia.

Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid,

diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria

terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,

oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth, 2001).

Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang

mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau

kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat

atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001 ).

Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher

kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan

menetes disertai dengan rasa nyeri ( Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 1998:1027).

Pernyataan lain menyebutkan bahwa vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang

merupakan keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen

kristal dan matriks organik (Sjabani dalam Soeparman, 2001:377).

Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi

tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika

terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah

terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).

Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinaria atau

kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.1

Page 4: referat bedah

II. Epidemiologi

Batu saluran kemih adalah salah satu dari tiga masalah yang berada di saluran kemih

yang paling banyak dijumpai. Penyakit batu saluran kemih pada negara-negara maju

banyak dijumpai pada saluran kemih bagian atas, sedangkan pada negara-negara

berkembang banyak dijumpai pada kandung kemih. Di Indonesia diperkirakan insiden

vesikolitiasis (batu kandung kemih) lebih tinggi dari pada di negara Barat yaitu sekitar

5% dan terutama diderita oleh pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya sekitar 2-3% 

dikarenakan masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet rendah protein,

tinggi karbohidrat dan dehidrasi kronik.1

Klasifikasi Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya, menurut lokasi

beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan kimianya.

1. Menurut tempatnya

a. Batu ginjal

b.Batu ureter

c. Batu kandung kemih

d. Batu uretra

2. Menurut lokasi umum keberadaannya :

a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)

b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)

3. Menurut Keadaan Klinik :

a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu bertambah

                besar atau kencing batu.

b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif

c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)

d. Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila menyebabkan

obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.

4. Menurut susunan kimiawi

Berdasarkan susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu : batu kalsium

okalat, batu asam urat, batu struvit (magnesium ammonium fosfat), batu xantin

dan batu sistin

Page 5: referat bedah

 

a. Batu Kalsium Oksalat :

Merupakan jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang 75 – 85% dari seluruh

batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan rata-rata terjadi pada usia decade ketiga.

Kadang-kadang batu ini dijumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk

campuran, misalnya dengan batu kalsium fosfat (biasanya hidroxy apatite).

Batu kalsium ini terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan dihidrat. Batu kalsium dihidrat

biasanya pecah dengan mudah dengan lithotripsy (suatu teknik non invasive dengan

menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada batu untuk menghancurkan batu

menjadi fragmen-fragmen.) sedangkan batu monohidrat adalah salah satu diantara jenis

batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen.

b. Batu Struvit :

Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat (batu struvit) dan

kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap infeksi saluran kemih yang disebabkan

bakteri pemecah urea. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn

dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar

membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal. Batu ini bersifat

radioopak dan mempunyai densitas yang berbeda. Di urin kristal batu struvit berbentuk

prisma empat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan struvit mungkin

berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal hal ini mungkin karena proteus

merupakan bakteri urease yang poten.

c. Batu asam urat :

Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih dan batu ini tidak mengandung

kalsium dalam bentuk murni sehingga tak terlihat dengan sinar X (Radiolusen) tapi

mungkin bisa dilihat dengan USG atau dengan Intra Venous Pyelografy (IVP). Batu asam

urat ini biasanya berukuran kecil, tapi kadang-kadang dapat cukup besar untuk

membentuk batu staghorn, dan biasanya relatif lebih mudah keluar karena rapuh dan

sukar larut dalam urin yang asam.  Batu asam urat ini terjadi terutama pada wanita.

Separoh dari penderita batu asam urat menderita gout dan batu ini biasanya bersifat

famili apakah dengan atau tanpa gout. Dalam urin kristal asam urat berwarna merah

orange. Asam urat anhirat menghasilkan kristal-kristal kecil yang terlihat amorphous

Page 6: referat bedah

dengan mikroskop cahaya dan kristal ini tak bisa dibedakan dengan kristal apatit. Batu

jenis dihidrat cenderung membentuk kristal seperti tetesan air mata.

d). Batu Sistin :

Lebih kurang 1-2% dari seluruh batu saluran dalam kemih, Batu ini jarang dijumpai

(tidak umum), berwarana kuning jeruk dan berkilau. Sedang kristal sistin diurin tampak

seperti plat segi enam, sangat sukar larut dalam air. Bersifat Radioopak karena

mengandung sulfur.

e). Batu Xantin :

Amat jarang, bersifat herediter karena defisiensi xaintin oksidase. Namun bisa

bersifat sekunder karena pemberian alupurinol yang berlebihan.1

 

III. Anatomi dan Fisiologi Traktus Urinarius

Ginjal

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium,di depan dua kosta

terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis,quadratus lumborum dan psoas

mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah

posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan di anterior

dilindungi oleh bantaan usus.2

a. Bagian – Bagian Ginjal

Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjalterdiri dari tiga bagian,

yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis

renalis).

1. Kulit Ginjal (Korteks)

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah

yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler –

kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus

dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai

bownman disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu

Page 7: referat bedah

diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan

masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke

pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam

sumsum ginjal.2

2. Sumsum Ginjal (Medula)

Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid

renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila

renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di

dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak  bergaris – garis

karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid

terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul

ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam

pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam

badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.2

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong

lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga

disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk  beberapa kaliks

minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung

urine yang terus keluar dari papila. Dari Kaliks minor,urine masuk ke kaliks mayor, ke

pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalamkandung kemih (vesikula urinaria).2

b. Fungsi Ginjal:

Ginjal berfungsi sebagai berikut :

1. Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuhakan

dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah besar,

kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan

konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairantubuh dapat

dipertahankan relative normal.

Page 8: referat bedah

2. Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbanganion yang optimal

dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi pemasukan / pengeluaran yang

abnormal ion –ion akibat pemasukan garam yang berlebihan / penyakit perdarahan ( diare

, muntah ) ginjal akan meningkatkaneksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K , Cl , Ca

dan fosfat )16

3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apayang dimakan,

campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam , pH kurang dari 6 ini

disebabkan hasil akhir metabolisme protein . Apabila banyak makan sayur – sayuran ,

urine akan bersifat basa. pH urine bervariasiantara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine

sesuai dengan perubahan pH darah.

4. Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zattoksik , obat–

obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing(pestisida ).

5. Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone reninyang mempunyai

peranan penting mengatur tekanan darah (system reninangiotensin aldesteron )

membentuk eritropoiesis mempunyai peranan pentinguntuk memproses pembentukan sel

darah merah (eritropoiesis ).2

c. Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria

renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteri interlobaris

kemudian menjadi arteri akuata, arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang

menjadi kapiler membentuk gumpalan yangdisebut dengan glomerolus dan dikelilingi

oleh alat yang disebut dengan simpai bowman dan kapiler darah yangmeninggalkan

simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.2

Ureter

Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengankandung kemih. Ureter

merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria.

Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2

melalui neuron simpatis.Terdiri dari dua bagian : pars abdominalis dan pars pelvina. Tiga

Page 9: referat bedah

tempat penyempitan pada ureter : uretero- pelvic junction , tempat penyilangan ureter

dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis , muara ureter ke dalam vesica

urinaria. Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal kekandung

kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ±0,5 cm. Ureter

sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga

pelvis.Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah otot polos. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosaLapisan dinding

ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5menit sekali yang akan

mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih(vesika urinaria).Gerakan

peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan olehginjal dan disemprotkan

dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.Ureter

berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh

pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter

meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai

saraf sensorik.Ureter pada laki – laki dan perempuan.2

- Ureter pada pria

Terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi

oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam

dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus

vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu

vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine

dan vesika urinaria.2

- Ureter pada wanita

Terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian

lateral serviks uteri bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam

perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya

arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.2

Page 10: referat bedah

Pembuluh darah ureter:

a. Arteri renalis  b. Arteri spermatika interna  c. Arteri hipogastrika   d. Arteri vesikalis

inferior

Vesika Urinaria (kandung kemih)

Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya

dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara

berkala urindikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ

inimempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya

mempunyailapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh

sepertitelur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica

urinariaterletak di belakang symphysis pubis. Persyarafan dan peredaran darah vesika

urinaria diatur oleh thoraco lumbal dan kranial dari sistem persyarafan otonom.2

Bagian Vesica Urinaria :

• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke

umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup

peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum.

• Corpus

• FundusVesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior

yaitu:

• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.

• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus &

plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis

dengan serabut-serabut post ganglioner.

• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP

• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricusmenuju

medulla spinalis L1-2

Page 11: referat bedah

Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine

keluar dari tubuh.2

Uretra

Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuhmelalui ginjal, ureter,

vesica urinaria. Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang

berfungsi menyalurkan air kemih keluar.Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok

melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus

tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.  

Uretra pada laki – laki terdiri dari : Uretra Prostaria, Uretra membranosa, Uretra

kavernosa. Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan  paling dalam),

dan lapisan submukosa.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit kearah atas,

panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dariTunika muskularis (sebelah

luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa

(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanitaterletak di sebelah atas vagina (antara

klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.2

 

Proses Pembentukan urin

Urin yang berasal dari darah dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,darah ini terdiri

dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada 3 tahap

pembentukan urin ,yaitu:

1. Proses Filtrasi,terjadi di glomelurus,terjadi karena permukaan eferent,maka terjadi

penyerapan darah,dan bagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali

protein,cairan yang tersaring di tampung oleh simpai bowman yang terdiri dari

glukosa,air,sodium,klorida,sulfat,bikarbonat,diteruskan ke ginjal.

2. Proses Reabsorpsi, terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa ,sodium,

klorida, fosfat, dan beberapa ion bikarbonat

Page 12: referat bedah

3. Proses Sekresi,sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan

ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke luar.

Kecepatan esksresi berbagai zat dalam urin menunjukan jumlah ketiga proses ginjal dan

dinyatakan secara matematis: Kecepatan eksresi urin =laju filtrasi-laju reabsorpsi+laju

sekresi.3

Urin pertama dihasilkan dari ginjal. Urin terdiri dari air dan bahan –bahan terlarut berupa

sisa metabolisme, garam terlarut dan materi organik. Fungsi utama urin adalah untuk

membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.  Lepas dari ginjal

urin yg melanjutkan perjalanan ke saluran panjang seperti tabung/selang yg pada orang

dewasa panjangnya ± 20 cm Ureter. Ureter memiliki otot yg sifatnya sirkuler &

longitudinal yg sangat berguna untuk gerakan peristaltik (kontraksi) untuk mengeluarkan

urin tersebut menuju ke tempat persinggahan selanjutnya. Jadi selain urin bergerak oleh

adanya gaya gravitasi, peranan otot juga sangat berguna sebagai pendorong. Setelah urin

melewati terowongan panjang tsb, dia akan masuk ke sebuah tabung gemuk mirip poci

yaitu Vesica urinaria (buli-buli)  organ berongga yg fungsinya untuk menampung urin.

Vesika urinaria  ini juga memiliki otot sirkuler & longitudinal yg tentu saja memiliki

fungsi yg sama. Cuma bedanya, di vesika urinaria urin akan tertahan untuk di tampung

sejenak. Dalam menampung urine, vesika urinaria juga memiliki kapasitas daya tampung

maksimal sebanyak 300-450 ml ini untuk orang dewasa tapi ada juga kapasitas daya

tampung urin mencapai 500 ml.  Jadi, vesika urinaria yg terisi penuh akan memberikan

rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat berkemih di medula

spinalis yg akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, leher vesika urinaria akan terbuka

dan sfingter uretra akan berelaksasi sehingga terjadilah proses miksi (pipis/berkemih).

Namun, terkadang urin yg baru mencapai jumlah ± 250 ml, juga sudah bisa merangsang

kita untuk segera miksi/berkemih/pipis. Sampailah pada akhir perjalanan si urine,

melewati terowongan kedua setelah ureter, yaitu uretra. Uretra dilengkapi dengan sfingter

uretra interna yg terletak pada perbatasan vesika urinaria dengan uretra  dan sfingter

uretra eksterna yg terletak pada perbatasan antara uretra anterior dan uretra posterior.

Proses miksi bisa terjadi jika tekanan intravesika melebihi tekanan pada intrauretra yg

Page 13: referat bedah

mengakibatkan kontraksi otot-otot disekitar (otot detrusor)  yg selanjutnya diikuti oleh

relaksasi sfingter uretra eksterna.

Proses berkemih normal memerlukan koordinasi proses fisiologik berurutan yang dibagi

menjadi 2 fase, yaitu fase penyimpanan dan fase pengosongan.

Pada fase pengisian (penyimpanan), akan timbul sensasi berkemih pertama kali yang

biasanya timbul pada saat volume vesica urinaria terisi antara 150-350 ml dari kapasitas

normal sekitar 300-600 ml. Pada keadaan ini, serabut aferen  dari dinding vesica urinaria

menerima impuls regangan (stretch receptor) yang dibawa oleh N. pelvicus ke corda

spinalis S2-4 (Nucleus intermediolateralis cornu lateralis medulla spinalis/NILCLMS S2-4)

dan diteruskan sampai ke pusat saraf cortikal dan subcortikal (ganglia basalis dan

cerebellum) melalui tractus spinothalamicus. Sinyal ini akan memberikan informasi

kepada otak tentang volume urin dalam vesica urinaria. Pusat subcortikal menyebabkan

m. detrusor vesica urinaria berelaksasi dan m. spinchter uretra interna berkontraksi akibat

peningkatan aktivitas saraf simpatis yang berasal dari NILCLMS Th10-L2 yang dibawa

oleh N. hipogastricus sehingga dapat mengisi tanpa menyebabkan seseorang mengalami

desakan berkemih. Ketika pengisian vesica urinaria berlanjut, rasa pengembangan vesica

urinaria disadari, dan pusat cortical (pada lobus frontalis) bekerja menghambat

pengeluaran urin.

Pada saat vesica urinaria terisi penuh dan timbul keinginan untuk berkemih, dimulailah

fase pengosongan, timbul stimulasi sistem parasimpatik yang berasal dari  NILCLMS S2-4

dan di bawa oleh N. eregentes, menyebabkan kontraksi otot m. detrusor vesicae. Selain

itu terjadi inhibisi sistem simpatis yang menyebabkan relaksasi spinchter urethra interna.

Miksi kemudian terjadi jika terdapat relaksasi spinchter urethra externa akibat penurunan

aktivitas serabut saraf somatik yg dibawa oleh N. pudendus dan tekanan intra vesical

melebihih tekanan intraurethra.4

Page 14: referat bedah

IV. DIAGNOSIS

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan

dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang

bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organ biologis, psikososial,

dan lingkungan pasien, selain itu tujuan yang tidak kalah penting adalah membina

hubungan dokter pasien yang profesional dan optimal. Anamnesis merupakan bagian

yang sangat penting pada suatu pemeriksaan.  Pendekatan umum terhadap anamnesis

sering dilakukan pada semua keluhan. Bagian anamnesis mana yang paling penting akan

sangat beragam, bergantung pada keluhan tertentu. Kalau pasien tidak dapat memberikan

keterangan atau riwayat secara adekuat tentang dirinya seperti keadaan gangguan bicara,

tidak sadar  anamnesis harus diperoleh dari orang lain seperti keluarga, teman atau

bahkan saksi mata.

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting dan anamnesis yang penting

untuk kita tanyakan antara lain:5

a. Identitas pasien

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agma, status perkawinan,

pekerjaan, dan alamat rumah. Data ini sangat penting karena data tersebut sering

berkaiatan dengan  masalah klinik maupun gangguang sistem organ tertentu.

b. Riwayat penyakit sekarang

Penyakit yang diderita pasien pada saat ia mengunjungi dokter. Dimana nantinya akan

membantu dokter untuk menegakkan diagnosis. Keluhan yang harus diketahui antara

lain:

• Sifat keluhan: pastikan kita mengerti apa yang dikeluhkan pasien. Misalnya tidak

tuntas dalam BAK.

Page 15: referat bedah

• Gejala lain: tentukan apakah pasien mengalami sakit kepala, nyeri perut , nyeri

pada waktu BAK, demam, mual, muntah, pingsan, gangguan BAB.

• Seberapa besar defisit yang timbul: apakah keluhan yang dialami menghambat

untuk melakukan sesuatu? Apakah pasien dapat berjalan dengan normal?

• Onset: kapan terjadinya, apakah tiba tiba, apakah sudah lama terjadi?

• Perjalanan penyakit: apakah bersifat progresif (meningkat secara bertahap) yang

kemudian stabil atau malah kembali secara intermitten.

• Pola : jika intermitten berapa lama durasinya, bagaimana frekuensinya?

• Faktor predisposisi atau faktor yang meringankan ataupun memperberat keluhan

• Apakah sudah memperoleh penanganan sebelumnya

 

c. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah yang menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, asma,

dll.

d. Riwayat peyakit dahulu

Adakah penderita pernah menderita suatu penyakit yang memerlukan penanganan

intensif dimana  mungkin penyakit tersebut ada hubungannya dengan kondisinya saat

ini.

e. Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya

Lingkungan hidup tempat pasien biasa tinggal, keadaan keuangan keluarga, dan

bagaimana hubungan pasien dengan lingkungan sekitar.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik ialah pemeriksaan yang bersifat obyektif. Pemeriksaan fisik yang

umumnya dilakukan ialah inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Gejala fisik dari

pasien bisa menjelaskan secara klinis gangguan yang terjadi pada pasien.

Page 16: referat bedah

-  Inspeksi

Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera

penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu

dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk

mendeteksi bentuk, warna, posisi, ukuran dan kondisi lainnya dari tubuh

pasien.5, ketika di tempat tidur untuk diperiksa kita lihat bagaimana warna

kulit pasien, keseluruhan tubuh pasien, apakah terdapat bekas luka operasi

(sikatriks), thorax simetris atau tidak, apakah bentuk perutnya normal atau

mengalami pembesaran.

-  Palpasi

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan

perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau

tangan. Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya

getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan

kelainan dari jaringan / organ tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi

merupakan tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk

menemukan yang tidak terlihat.5

Pada penderita vesikolitiasis didapatkan akral hangat pada abdomen

dengan adanya nyeri tekan pada daerah supra pubic.

-  Perkusi

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi

getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari

bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari

atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/ gelombang suara

tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut

dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan

lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat

gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah

Page 17: referat bedah

hantarannya dan udara/ gas paling resonan.5 Pada penderita vesikolitiasis

didapatkan perkusi abdomen bunyi tymphani.

- Auskultasi

Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi

yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk

mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi

normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara napas

dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus.5 Pada

penderita vesikolitiasis terdengar bising usus (+)

Pemeriksaan Penunjang

a)      Urinalisa

Warna kuning, coklat atau gelap.

pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme

dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphate

pH yang rendah menyebabkan pengendapan batu asam urat (organik).

Sedimen : sel darah merah meningkat (90 %), ditemukan pada

penderita dengan batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan

meningkat.

Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi

dalam proses pembentukan batu saluran kemih.

Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat

apakah terjadi hiperekskresi.6

b)  Darah

Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

Lekositosis terjadi karena infeksi.

Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

Kalsium, fosfat dan asam urat.6

c) Radiologis

Page 18: referat bedah

Foto Rontgen: Menunjukan adanya batu di dalam kandung kemih yang

abnormal.

Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi

bendungan atau tidak. Pada foto BNO batu yang dapat dilihat disebut

sebagai batu radio-opak sedangkan batu yang tidak kelihatan disebut

sebagai batu radiolusen, dari yang paling opak hingga yang paling

bersifat radiolusen yaitu kalsium fosfat, kalsium oksalat, magnesium

amonium fosfat, sistin, asam urat, xantin.

IVP ( intra venous pylografi ) : Menunjukan perlambatan pengosongan

kandung kemih,membedakan derajat obstruksi kandung kemih

divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung

kemih.

Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada

keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan

dengan antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang

memadai.6

Retrograd pyelography: Teknik atau prosedur atau tata cara pemeriksaan

sistem urinaria dengan menggunakan sinar-X dan memasukkan media

kontras secara retrograde (berlawanan dengan alur sistem urinaria) untuk

menegakkan diagnosa.

Antegrad pyelography: Teknik atau prosedur pemeriksaan sinar-X sistem

urinaria dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui

kateter yang telah dipasang dokter urologi dengan cara nefrostomi

percutan. Tujuan:

Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus urinarius bagian

proximal.

Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang

informatif/kurang akurat/metode RPG  (retrograde pyelography) tidak

memungkinkan.

Untuk menunjukkan terutama gambaran renal pelvic dan ureter.

Page 19: referat bedah

Menujukkan obstruksi ureter akibat batu.

Sistokopi : Untuk menegakkan diagnosis batu kandung kencing. suatu

tindakan untuk melihat dan memeriksa kandung kencing dari dalam

mengunakan alat bernama sistoskop dan kelengkapannya dimana alat

ini dimasukkan melalui lubang kelamin.

d)  USG (Ultrasonografi)

Pemeriksaan non invasif yang  dilakukan sebagai screening untuk

mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal,

menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung

kemih. USG juga dapat dipakai untuk melakukan antegrad

pielografi.6

V. Working Diagnosis

Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinaria atau

kandung kemih oleh batu dimana batu yang terjebak di vesika urinaria  menyebabkan

gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan daerah

genetalia. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam

kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya.

Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher

kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan

menetes disertai dengan rasa nyeri.1,6

 

MANIFESTASI KLINIS / TANDA DAN GEJALA

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan

dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung

kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius

Page 20: referat bedah

yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual

muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung . Tanda – tanda vesikolitiasis antara lain:

Dapat tanpa keluhan

Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)

Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke

ujung penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).

Terdapat hematuri

Disuria (sakit ketika kencing) dan sulit BAK

Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna dan

akan lancar kembali jika berubah posisi.1,6-7

VI. Diferential Diagnosis

1.  Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK dapat

terjadi di saluran ginjal ureter, kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar

(uretra). Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang

banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena

ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri ini lebih

mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang

menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu.

Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan

ISK pada laki-laki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem

reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual

sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri. Penderita ISK mungkin

mengeluhkan hal-hal berikut:

Sakit pada saat atau setelah kencing

Page 21: referat bedah

Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni

yang keluar)

Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada

darah

Nyeri pada pinggang

Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai

ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau

muntah).8

 

VI. Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan

aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-

keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis

terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batusaluran kemih pada

seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu keadaan yang berasal

dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruhyang berasal dari

lingkungan sekitarnya.

1. Batu kalsium

a. Hiperkalsiurik absortif

Normal kebutuhan kalsium 900-1000 mg/hari. Sepertiga bagian didapatkan dari

usus halus, dimana kira-kira 150-200 mg dikeluarkan melalui urine. Sumber

utama kalsium tubuh adalah pada tulang. Sebagian besar kalsium yang

dikonsumsi disimpan di tulang. Dengan adanya hiperkalsiura absortif

meningkatkan absorpsi kalsium dari usus halus, terutama jejunum. Hasil tersebut

menandakan adanya peningkatan kalsium yang akan di filtrasi di glomerulus.

Kejadian tersebut akan mensupresi hormon paratiroid, yang akan membuat

reabsorpsi kalsium pada tubular. Dengan maningkatnya absorpsi kalsium di

Page 22: referat bedah

glomerulus, maka meningkat pula kadar kalsium pada urin yang nantinya bisa

membentuk suatu batu kalsium.

b. Hiperkalsiurik resorptif

Sekitar setengah dari pasien dengan hiperparatiorid mengalami juga batu ginjal.

Hormon paratiroid yang belebihan menyebabkan peningkatan penyearapan

kalsium di usus, meningkatnya 1,25-vitamin d3, dan terjadinya demineralisasi

tulang dan pelepasan kalsium dari tulang. Peningkatan resoprsi kalsium ini

menjadi dasar meningkatnya kadar kalsium yang di eksresi oleh ginjal.

 

c. Hiperkalsiurik ginjal

Hiperkalsiuria ginjal atau "mekanisme kebocoran ginjal" diduga disebabkan oleh

penurunan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal. Hilangnya kalsium dalam urin

menyebabkan stimulasi dari fungsi paratiroid, menyebabkan peningkatan 1,25-

vitamin D dan meningkatkan penyerapan usus untuk mempertahankan tingkat

serum kalsium. Tahapan ini membuat kalsium dengan kadar tinggi melalui ginjal

dan di eksresi dengan kadar yang sangat tinggi di urin.

d. Hiperurikosurik kalsium

Kelebihan asam urat di urin menyumbang 10% dari batu kalsium. Ada

kecenderungan genetik, umum pada laki-laki, terjadinya batu karena asam urat

tinggi dan kelebihan kadar asam urat ekskresi, yang menghasilkan

hyperurikosuria. Hyperurikosuria sering disebabkan oleh kelebihan asupan purin

di daging, ikan, dan unggas. Diet purin ini menyebabkan pH urin rendah.Pada

kalsium oxalate nefrolitiasis ditemukan asam urat tinggi (> 600 mg / hari), tingkat

kalsium serum normal, kalsium urin tingkat oxalate normal, respon beban puasa

kalsium normal dan pH urin biasanya <5.5.

e. Hiperoksalurik kalsium

Hyperoxaluria didefinisikan oleh ekskresi oxalate urin melebihi 45 mg / hari.

Biasa ditemukan pada pasien dengan peradangan usus kronik atau diare kronik.

Diare kronis berpengaruh pada metabolisme oksalat. Malabsorpsi akan

menyebabkan peningkatan lemak luminal dan cairan empedu. Kalsium

intraluminal terikat pada lemak, sehingga akan terjadi saponifikasi.

Page 23: referat bedah

Hiperoksalauri juga berhubungan dengan individu yang gemar mengkonsumsi

makanan kaya oksalat (teh, kopi, soft drink, kokoa, arber, jeruk sitrun, sayuran

hijau terutama bayam). Terdapat 3 mekanisme hiperoksaluria yang diketahui,

yaitu meningkatnya produksi oksalat, misalnya pada hiperoksaluria primer dan

meningkatnya konversi dalam hati, termasuk metabolisme inborn error,

meningkatnya absorpsi oksalat pada pasien dengan sindroma usus pendek atau

malabsorpsi, dan hiperoksaluria idiopatik pada pasien batu oksalat residif.

Hiperoksaluria primer terdiri atas dua tipe. A. Tipe I Autosomal resesif

mengakibatkan defek dari enzym alanin glyxylate amino transferase di hepar

(AGT). Hal ini akan mengakibatkan ekskresi oksalat, dan asam glikolok.

Gambaran klinis ditandai nephrokalcinosis, deposit oksalat dijaringan, dan gagal

ginjal, bila tidak diterapi pasien meninggal sebelum usia 20. B. Tipe II Sangat

jarang dan disebabkan defisiensi enzym D gliserate dehidrogenase dan glikosilat

reduktase yang menyebabkan peningkatan ekskresi oksalat dan gfiserat urin.

Kedua tipe ini menyebabkan pembentukan batu pada usia muda, nefropati, dan

gagal ginjal. Disamping terjadi juga peningkatan oksalat urin dan serum.

f. Hipositraturik kalsium

Kalsium nefrolitiasis mungkin ada kelainan sebagai terisolasi (10%) atau lebih

umum dalam kombinasi dengan kelainan metabolik lainnya (50%). Status asam-

basa, asidosis khususnya, adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhi

sitrat di ginjal, dengan meningkatnya kadar asam mengakibatkan berkurangnya

produksi sitrat endogen.  Rendahnya sitrat di urin menyebabkan urin menjadi

jenuh (supersaturasi) dengan garam kalsium, mengakibatkan terjadinya nukleasi,

pertumbuhan, dan agregasi, sehingga menyebabkan pembentukan batu.6,9-10

2.  Batu non kalsium

a.    Struvite

Batu-batu ini disebabkan oleh UTI, yang mempengaruhi keseimbangan kimiawi

dari urin, meningkatkan pH. Bakteria pemecah urea (misalnya, Proteus,

Klebsiella, dan Pseudomonas) melepaskan bahan kimia ke traktus urinarius,

menetralisir asam dalam urin, yang memudahkan bakteri tersebut tumbuh dengan

cepat dan membentuk batu struvit. Batu struvit sulit untuk diobati karena

Page 24: referat bedah

dikelilingi nukleus bakteri, yang dilindungi dari terapi antibiotik. Batu-batu ini

tiga kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena peningkatan

kejadian ISK pada wanita. Batu struvit paling sering ditemukan pada pasien

dengan infeksi kronis serta pasien dengan anatomi atau kelainan fungsional

saluran kemih karena memungkinkan terjadinya urin stasis dan bakteriuria kronis.

b.  Asam urat

Batu asam urat bisa terbentuk pada penderita diatesis gout atau penyebab

sekunder akibat kelebihan purin. Penyebab sekunder batu ini meliputi keadaan

diare kronis seperti ileostomi, ulseratif kolitis, dan penyakit Crohn. Keadaan diare

kronis ini menyebabkan pengendapan asam urat, pH urin menjadi asam akibat

hilangnya bikarbonat dalam tinja atau gangguan eksresi ammonium di urin, dan

mangurangi volume urin.

c.  Sistin

Batu sistin jarang terjadi, merupakan kondisi bawaan yang mengakibatkan

sejumlah besar sistin (asam amino) dalam urin. sistinuria menyebabkan batu

sistin, memerlukan terapi seumur hidup. Gangguan ini biasanya terjadi pada masa

kanak-kanak dan remaja. Diagnosis harus dicurigai pada pasien dengan onset dini

nefrolitiasis, sejarah keluarga yang signifikan, atau penyakit batu berulang. Positif

natrium-nitroprusside urin tes atau kehadiran kristal datar atau heksagonal dalam

sedimen urin menunjukkan diagnosis dugaan penyakit batu sistin.

d. Xantin

Batu xantin adalah penyakit kongenital defisiensi xantin eksidase. Enzim ini,

normalnya mengkatalisa oksidasi hipexantin menjadi xantin, lalu xantin menjadi

asam urat. Jika mengkonsumsi alopurinol yang biasa digunakan pada pasien

hiperurikosurik, maka kadar asam urat  pada darah dan urin akan menurun, tapi

kadar xantin akan meningkat. Walaupun tidak ada data yang mengatakan efek

penggunaan alopurinol akan terjadi batu. Namun kejadian ini terutama terjadi

akibat defisiensi xanthin oksidase.

e. Indinavir

Page 25: referat bedah

Indinavir adalah satu-satunya batu pada saluran kemih yang tampak radiolusent

pada CT non-kontrast.

f. Batu Silikat

Batu silikat sangat jarang dan biasanya berhubungan dengan pemakaian antasida

yang mengandung silikat jangka panjang.9,10

Selain penyebab di atas vesikolitiasis dapat juga disebabkan karena striktur uretra

(penyempitan lumen dari uretra), neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih

karena lesi pada neuron yang menginervasi bladder), benda asing , misalnya

kateter, divertikula,urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding vesika

urinaria. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan retensi urin, infeksi, maupun

radang. Statis, lithiasis, dan sistitis adalah peristiwa yang saling mempengaruhi.

Statis menyebabkan bakteri berkembang menjadi sistitis, urin semakin basa

memberi suasana yang tepat untuk terbentuknya batu MgNH4PO4 (batu

infeksi/struvit). Infeksi, stasis dan litiasis merupakan faktor yang saling

memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau disebut sirkulus

visiosus.Batu yang terbentuk bisa tunggal ataupun banyak.9

Faktor predisposisi:

a. Faktor instrinsik yang dilihat dari :

Usia

Penyakit batu saluran kemih umumnya terjadi pada usia 30-50

tahun

Jenis kelamin

Penyakit batu saluran kemih ini 3 akli lebih besar menyerang kaum

pria dibanding dengan wanita.

Herediter

Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari semua

jenis penyakit yang menjadi alasan suatu penyakit dapat

diturunkan oleh orang tua ke anak.

b. Faktor Ekstrinsik

Page 26: referat bedah

- Asupan air

Konsumsi air putih mineral yang kurang dari anjuran yang

sebenarnya yakni 8-10 gelas perhari atau setara dengan 1-2 liter

perhari atau lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

tubuh.

Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada

air yang dikonsumsi dapat meningkatkan pembentukan batu

saluran kemih.

- Perubahan iklim dan temperatur suhu yang sering berubah.

Seseorang yang tinggal di daerah yang beriklim panas dengan

pancaran sinar matahari yang begitu panas sehingga membuat

seseorang cepat mengalami dehidrasi atau kehausan tingkat tinggi

dan peningkatan kebutuhan akan vitamin D3 (vitamin yang

memicu peningkatan eksresi kalsium dan oksalat), sehingga

pembentukan batu saluran kemih semakin cepat.

- Sisi pekerjaan

Mereka yang memiliki aktivitas dari sebuah pekerjaan yang

dihabiskan dengan duduk didepan komputer namun kurang

konsumsi air putih, membuat kerja ginjal semakin sempit dan

susah dalam membuang racun menjadi air kemih dan pembuangan

air kemih menjadi semakin sulit karena tidak ada pergerakan

tubuh.

- Letak geografi

Mereka yang tinggal di daerah lebih tinggi yang lebih dikenal

dengan daerah sabuk batu cenderung lebih banyak memunculkan

kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih.9

 

VII. Patofisiologi

Page 27: referat bedah

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian

dijadikan dalam beberapa teori:

1. Teoti inti (nukleus) : Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal

pada urine yang sudah mengalami supersaturasi.

2. Teori matriks : Matriks organik yang bersal dari serum atau protein-protein urine

memberikan kemungkinan pengendapan kristal sehingga dapat menjadi batu. Matriks

merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5 hexosamin dan

10 % air.

3. Teori inhibitor kristalisasi : Beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya

kristalisasi, konsenterasi yang rendah atau absens nya substansi ini memungkinkan

terjadinya kristalisasi.

Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang melampaui daya

kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. Fosfat

mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi

kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.6

 

4. Teori Epistaxy: Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama.

Salah satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada

lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung

pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.8

Kelainan bawaan, cedera, infeksi, pembentukan batu saluran kemih dan tumor dapat

menyebabkan bendungan dan statis urin karena hambatan pengeluaran kemih.

Lingkungan stasis dan infeksi memungkinkan terbentuk batu yang juga akan

menyebabkan bendungan dan memudahkan infeksi karena bersifat sebagai benda asing.

Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap

menjadi besar sehingga membentuk batu.

 

VIII. Penatalaksanaan

Page 28: referat bedah

Pengobatan konservatif diberikan spasmolitik untuk relaksasi otot ureter, analgetik,

diuretik disertai diet seimbang dan konsumsi air putih yang cukup. Pengeluaran batu

saluran kemih dilakukan dengan tindakan apabila:

a. Adanya sumbatan total atau subtotal yang berlangsung lama tanpa adanya tanda-tanda

penurunan

b. Adanya infeksi atau nanah diatas batu merupakan keadaan yang harus segera

dilakukan tindakan (missal; bedah, lithoripsy).

c. Batu dengan ukuran 0,5 cm tanpa ada tanda-tanda penurunan

d. Nyeri hebat yang tidak berhasil dengan analgetik

e. Sumbatan pada salah satu ginjal yang menyebabkan terjadinya uremia

f. Adanya batu yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal

 

Macam-macam tindakan pembedahan:

a. Lithotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal (ESWL)

Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu.Litotriptor adalah alat

yang digunakan untuk memecahkan batu tersebut,tetapi alat ini hanya dapat memecahkan

batu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah. Setelah batu itu pecah menjadi bagian yang

terkecil seperti pasir, sisa batu tersebutdikeluarkan secara spontan. Merupakan salah satu

pilihan pada penderita yang tidak memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi

adalah migrasi batu saat tindakan. Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca

miksi akan menurunkan angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per

endoskopi sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan pecahan batu.

b. Vesikolitolapaksi

Merupakan salah satu jenis tindakan yang telah lama dipergunakan dalam menangani

kasus batu kandung kemih selain operasi terbuka. Indikasi kontra untuk tindakan ini

adalah kapasitas kandung kemih yang kecil, batu multiple, batu ukuran lebih dari 20mm,

batu keras, batu kandung kemih pada anak dan akses uretra yang tidak memungkinkan.

Teknik ini dapat dipergunakan bersamaan dengan tindakan TUR-P, dengan tidak

Page 29: referat bedah

menambah risiko seperti halnya sebagai tindakan tunggal. Penyulit : 9-25%, berupa

cedera pada kandung kemih.

c. Vesikolitotripsi

1. Elektrohidrolik (EHL); Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk

menghancurkan batu kandung kemih. Dapat digunakan bersamaan dengan TUR-P.

Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu yang lebih lama dan

fragmentasinya inkomplit. EHL tidak dianjurkan pada kasus batu besar dan keras.

Angka bebas batu : 63-92%. Penyulit : sekitar 8%, kasus ruptur kandung kemih 1,8%.

Waktu yang dibutuhkan : ± 26 menit.

2. Ultrasound ; Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan pada kasus batu kandung

kemih, dapat digunakan pada batu besar, dapat menghindarkan dari tindakan ulangan

dan biaya tidak tinggi. Angka bebas batu : 88% (ukuran batu 12-50 mm). Penyulit :

minimal (2 kasus di konversi). Waktu yang dibutuhkan : ± 56 menit.

3. Laser ; Yang digunakan adalah Holmium YAG. Hasilnya sangat baik pada kasus batu

besar, tidak tergantung jenis batu. Kelebihan yang lain adalah masa rawat singkat dan

tidak ada penyulit. Angka bebas batu : 100%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang

dibutuhkan : ± 57 menit.

4. Pneumatik; Litotripsi pneumatik hasilnya cukup baik digunakan sebagai terapi batu

kandung kemih. Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan EHL pada kasus

batu besar dan keras. Angka bebas batu : 85%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang

dibutuhkan : ± 57 menit.

d. Vesikolitotomi perkutan

Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak atau pada penderita dengan

kesulitan akses melalui uretra, batu besar atau batu múltipel. Tindakan ini indikasi kontra

pada adanya riwayat keganasan kandung kemih, riwayat operasi daerah pelvis,

radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen. Angka bebas batu :

85-100%. Penyulit : tidak ada. Waktu yang dibutuhkan : 40-100 menit.

e. Vesikolitotomi terbuka

Page 30: referat bedah

Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras, kesulitan akses melalui

uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau divertikelektomi. Angka bebas

batu : 100%. 11

ESWL

o Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak memungkinkan

untuk

o operasi. Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan.

o Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan

menurunkan

o angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi

sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan pecahan batu.

o Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu

kali

o untuk terapi batu kandung kemih.

o Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan obstruksi

dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan piezoelektrik

didapatkan hanya 50% yang berhasil.

Pedoman pilihan terapi

Dari sekian banyak pilihan untuk terapi batu kandung kemih yang dikerjakan oleh para

ahli di luar negeri maka di Indonesia hanya beberapa tindakan saja yang bias dikerjakan,

dengan alasan masalah ketersediaan alat dan sumber daya manusia. Penggunaan istilah

‘standar’, ‘rekomendasi’ dan ‘opsional’ digunakan berdasarkan fleksibilitas yang akan

digunakan sebagai kebijakan dalam penanganan penderita.

Pedoman untuk batu ukuran kurang dari 20 mm.

1. Litotripsi endoskopik

2. Operasi terbuka

Pedoman untuk batu ukuran lebih dari 20 mm.

1. Operasi terbuka

Page 31: referat bedah

2. Litotripsi endoskopik

Pedoman untuk batu buli-buli pada anak.

1. Operasi terbuka

2. Litotripsi endoskopik

IX. Komplikasi

Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung

pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan

timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal

(nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang

terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya

tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang

punggung.10

Komplikasi yang disebabkan dari Vesikolithotomi (Perry dan Potter, 2002:1842) adalah

sebagai berikut:

  1. Sistem Pernafasan

Atelektasis bisa terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena pengaruh

analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang menyebabkan ekspansi

tidak maksimal. Penumpukan sekret dapat menyebabkan pnemunia, hipoksia

terjadi karena tekanan oleh agens analgetik dan anestesi serta bisa terjadi emboli

pulmonal.

   2. Sistem Sirkulasi

Page 32: referat bedah

Dalam sistem peredaran darah bisa menyebabkan perdarahan karena lepasnya

jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bisa menyebabkan

syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk atau imobilisasi yang

terlalu lama bisa terjadi tromboflebitis, statis vena juga bisa menyebabkan

trombus atau karena trauma pembuluh darah.

   3. Sistem Gastrointestinal

Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurun sehingga bisa

terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala meningkatnya lingkar perut dan

terdengar bunyi timpani saat diperkusi. Mual dan muntah serta konstipasi bisa

terjadi karena belum normalnya peristaltik usus.

   4. Sistem Genitourinaria

Akibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urin involunter karena

hilangnya tonus otot.

   5. Sistem Integumen

Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan infeksi,

buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens luka dengan tanda

dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan jaringan yang ada

dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan internal melalui insisi

bisa terjadi jika ada dehisens luka serta bisa terjadi pula surgical mump

(parotitis).10

X. Progonis

Ad vitam                     : dubia ad bonam

Ad functionam            : dubia ad bonam

Ad sanationam            : dubia ad bonam

XI. Pencegahan

Page 33: referat bedah

1.olahraga teratur dan usahakan berat badan ideal

2. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat (kalium sitrat

20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon malam hari), dan bila batu

tunggal dengan meningkatkan masukan cairan dan pemeriksaan berkala

pembentukan batu baru.

3. Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan (minum min 2 L/hari),

hindari masukan soft drinks, kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB /hari),

membatasi masukan natrium, diet rendah natrium (80-100 meq/hari), dan

masukan kalsium.

Beberapa tindakan pencegahan kekambuhan  yang sesuai dengan jenis-jenis batu

penyebabnya, yaitu

  a Terhadap Batu Kalsium Oksalat/fosfat

·  Dapat dengan modifikasi diet dan terapi obat-obatan.

·  Kurangi konsumsi soft drink. Karena soft drink yang mengandung asam

fosfat berhubungan dengan peningkatan 15% kekambuhan batu dalam 3

tahun. Bagaimana mekanisme tak begitu jelas, tapi diduga sedikit

kelebihan asam akan meningkatkan ekresi kalsium dan asam urat.

· Kurangi makan protein terutama protein hewani karena banyak

mengandung asam amino yang mengandung sulfur. Hasil metabolismenya

akan meningkatkan asam sulfur dan ini akan berpengaruh terhadap ekresi

kalsium, asam urat dan sitrat. Juga dianjurkan mengurangi konsumsi

makanan yang mengandung oksalat, seperti teh, kopi, bayam, dan lain-lain

·  Obat-obatan :

Obat-obatan yang dapat digunakan yaitu thiazide, Alupurinol, Pemberian

Kalium sitrat, kalium bikarbonat, natrium bikarbonat serta jouice orange

sebagai alternatif untuk meningkatkan pH urin, dan Selulosa fosfat akan

mengikat kalsium dan eksresi di urin Diuretik.

 

b. Terhadap batu asam urat :

Page 34: referat bedah

Sering terjadi karena pH urin yang rendah karena itu perlu diusahakan selain

mengatasi hiperurikosuria juga perlu alkalinisasi urin. Dalam hal ini dianjurkan

pemberian allopurinol dan Natrium Bikarbonat secukupnya.

c. Terhadap batu sistin :

Pemberian cairan yang banyk dan alkalinisasi urin. Namun sering tidak adekuat

untuk mencegah pembentukan batu sistin. Disamping pemberian minum yang

cukup banyak pemberian Penicillamine 0,25-1,5mg / hari akan mencegah

kekambuhan dan pH dibuat 8.9

 

 

 

BAB III. KESIMPULAN

Page 35: referat bedah

Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinaria atau kandung

kemih oleh batu. Vesikolitiasis dapat di diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang yang tepat. Untuk ukuran batu yang masih kecil dapat dilakukan terapi

konservatif saja. Namun bila ukuran batu besar dan sudah mengganggu kegiatan sehari-hari

penatalaksanaan dengan pembedahan perlu dipertimbangkan.

 

 

 

              

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: referat bedah

DAFTAR PUSTAKA

1. Pearle, S, Margaret. Urolithiasis Medical and Surgical Management. USA : Informa

healthcare, 2009. 1-6.

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Jilid I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. 2006.

3. Purnomo, B, Basuki. Dasar-dasar Urologi. Ed-2. Jakarta : CV.Sagung Seto, 2009. 57-68

4. Reilly, R.F. 2000. The Patient with Renal Stones in Schrier, R.W., (eds). Manual of

Nephrology. 5th ed., Lippincolt, William and Willkins, Philadelphia, pp : 81-90.

5. Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology:From Cells to System. Penerbit buku

Kedokteran EGC. Cetakan I. Jakarta.

6. Shires, Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Ed-6. Jakarta : EGC, 2000. 588-589.

7. .Batu Kandung Kemih. Diunduh dari  http://www.docstoc.com/docs/79972502/1-Batu-

Traktus-Urinarius.2012

8. Anatomi sistem Perkemihan.Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/54042154/Makalah-

Anatomi-Sistem-Perkemihan.2012

9. Proses pembentukkan urin. Diunduh dari : http://www.scribd.com/doc/50690507/82/Proses-

Pembentukan-Urine.2012

10. Bickley, Lynn S.Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Bates.EGC:Jakarta.2008.

11. Staff Pengajar Ilmu Bedah UI.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara: Jakarta.

12. Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.ECG: Jakarta.2005