Referat - Bedah (Rabiatul)

35
ILEUS OBSTRUKSI ET CAUSA ADHESI Oleh Rabiatul Adawiah Pembimbing dr. Bambang Suprapto, Sp.B REFERAT

description

referat bedahj

Transcript of Referat - Bedah (Rabiatul)

Page 1: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI ET CAUSA ADHESI

Oleh Rabiatul Adawiah

Pembimbingdr. Bambang Suprapto, Sp.B

REFERAT

Page 2: Referat - Bedah (Rabiatul)

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Intestinal obstruction kegawatan dlm bedah

abdominalis yg sering dijumpai 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yg bukan appendicitis akut

Intestinal obstruction meliputi sumbatan sebagian (partial) atau seluruh (complete) lumen usus

Penyebab yg paling sering adalah jaringan usus itu sendiri adhesi, hernia, atau tumor

Page 3: Referat - Bedah (Rabiatul)

Cont’ Adhesi suatu jaringan parut yang sering

menyebabkan organ dalam dan atau jaringan tetap melekat setelah pembedahan.

Adhesi dapat membelit dan menarik organ dari tempatnya penyebab utama dari obstruksi usus, infertilitas (bedah ginekologik) & nyeri kronis pelvis

Terapi terbaik adhesi pencegahan atau meminimalkan pembentukan adhesi

Page 4: Referat - Bedah (Rabiatul)

TUJUAN Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi,

diagnosis ileus obstruktif, penyebab adhesi, patofisiologi adhesi, penatalaksanaan ileus mekanik et causa adhesi

Page 5: Referat - Bedah (Rabiatul)

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Usus halus terbentang dari pylorum sampai caecum

dengan panjang 270 - 290 cm. Usus halus : duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pilorus

sampai jejenum. Panjang jejenum 100 – 110 cm dan panjang ileum 150 -160 cm. Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai oleh Ligamentum Treitz.

Page 6: Referat - Bedah (Rabiatul)

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Usus besar dibagi menjadi caecum, colon dan rectum. Pada caecum terdapat katup ileosekal dan apendiks

yang melekat pada ujung caecum. Caecum menempati sekitar dua atau tiga inchi pertama

dari usus besar Colon : colon ascenden, colon transversum, descenden

dan sigmoid.

Page 7: Referat - Bedah (Rabiatul)

TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi Usus halus dua fungsi utama yaitu pencernaan dan

absorbsi bahan-bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti dan

absorbsi bahan – bahan makanan dapat berlangsung secara maksimal. Pergerakan usus halus terdiri dari : Pergerakan mencampur (mixing) atau pergerakan

segmentasi yang mencampur makanan dengan enzim – enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorbsi

Pergerakan propulsif atau gerakan peristaltik yang mendorong makanan ke arah usus besar.

Page 8: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI

Definisi Ileus obstruktif kerusakan atau hilangnya pasase isi

usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. Obstruksi : obstruksi sederhana & obstruksi strangulasi. Obs. sederhana obstruksi yg tidak disertai terjepitnya

pembuluh darah. Obs. strangulasi ada pembuluh darah yang terjepit

sehingga terjadi iskemia nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat, yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren

Page 9: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI

Lokasi Obstruksi○ Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum○ Letak Tengah : Ileum Terminal○ Letak Rendah : Colon-Sigmoid-Rectum

Stadium○ Parsial : Menyumbat lumen

sebagian○ Simple/Komplit : Menyumbat lumen total○ Strangulasi : Simple dengan jepitan

vasa

Page 10: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI

EtiologiPenyebab obstruksi pada usus halus dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

obstruksi ekstraluminal obstruksi intrinsik obstruksi intraluminal

Page 11: Referat - Bedah (Rabiatul)

Lesi ekstraluminal (ekstrinsik) pada dinding usus

Adhesi (postoperative)

Hernia (inguinal, femoral, umbilical)

Neoplasma

Abses intraabdominal

Lesi intrinsic

Kongenital (Malrotasi, kista)

Inflamasi (Chron’s Disease, Divertikulitis)

Neoplasma

Traumatik

Intususepsi

Obstruksi intraluminal

Gallstone

Enterolith

Page 12: Referat - Bedah (Rabiatul)

Adhesi, hernia inkarserata dan keganasan usus besar paling sering menyebabkan obstruksi.

Pada adhesi, onsetnya tiba – tiba dg keluhan perut membesar dan nyeri perut.

Dari 60% kasus ileus obstruksi di USA, penyebab terbanyak adhesi yaitu pada operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal.

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi.

Adhesi umumnya berasal dari rongga peritoneum akibat peritonitis setempat atau pasca operasi.

Adhesi dapat berupa perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal atau multipel

Page 13: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI

Patofisiologi Ileus Obstruksi Patofisiologi ileus obstruksi pada usus berhubungan

dengan perubahan fungsi dari usus tekanan intraluminal.

Bila terjadi obstruksi maka bagian proksimal dari usus mengalami distensi dan berisi gas, cairan dan elektrolit.

Bila terjadi tekanan intraluminal, hipersekresi akan meningkat pada saat kemampuan absorbsi usus menurun, sehingga terjadi kehilangan volume sistemik yang besar dan progresif

Page 14: Referat - Bedah (Rabiatul)

•Awalnya, peristaltik pada bagian proksimal usus untuk melawan adanya hambatan

•Bila obstruksi terus berlanjut tek. intraluminal, maka bag. proksimal dari usus tidak akan berkontraksi dg baik & bising usus tidak teratur dan hilang

• tek. Intraluminal + distensi gangguan vaskuler terutama stasis vena. •Dinding usus menjadi edema dan terjadi translokasi bakteri ke pembuluh darah

•Produksi toksin yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri menyebabkan timbulnya gejala sistemik

Page 15: Referat - Bedah (Rabiatul)

ILEUS OBSTRUKSI

DiagnosisGejala Klinis Ileus Obstruksi usus halus : nyeri kolik dengan muntah

hebat, distensi perut dan bising usus meningkat Ileus obstruksi usus besar : nyeri kolik yang tidak terlalu

hebat. Muntah tidak menonjol, tetapi distensi tampak jelas.

Strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding, rebound tenderness, nyeri lokal, hilangnya suara usus lokal

Page 16: Referat - Bedah (Rabiatul)

Pemeriksaan Fisik

Page 17: Referat - Bedah (Rabiatul)

Rectal Toucher

• Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease• Adanya darah dapat menyokong adanya

strangulasi, neoplasma• Feses yang mengeras : skibala• Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi• Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi• Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis

Page 18: Referat - Bedah (Rabiatul)

Pemeriksaan Penunjang

Page 19: Referat - Bedah (Rabiatul)

Pedoman Essential of Diagnosis yaitu: Complete Proximal Obstruction:

Vomiting Abdominal discomfort Abnormal oral contrast x-rays

Complete Mid or Distal Obstruction: Nyeri kolik abdomen Vomiting Abdominal distention Constipation-obstipation Peristaltic rushes Usus yang berdilatasi pada pemeriksaan rontgen.

Page 20: Referat - Bedah (Rabiatul)

Komplikasi Dehidrasi, perforasi usus, sepsis, syok,

abses, pneumonia aspirasi dari proses muntah dan meninggal.

Page 21: Referat - Bedah (Rabiatul)

Diagnosis Banding Acute Gastroenteritis Demam dengue Limfadenitis mesenterika Adnexitis Infeksi Panggul Kehamilan Ektopik Kista ovarium torsi Endometriosis Urolithiasis Demam tifoid Pankreatitis akut Proses inflamasi akut antraperitoneal (Acute Appendicitis) Kolesistitis Perforasi Ulkus Duodeni

Page 22: Referat - Bedah (Rabiatul)

Penatalaksanaan Ileus Obstruksi Resusitasi

Terapi cairan NGT mengosongkan lambung,

mencegah aspirasi penumonia Kateter mengukur urin output

Konservatif Operatif

Page 23: Referat - Bedah (Rabiatul)

Situations necessitating emergent operationIncarcerated, strangulated herniasPeritonitisPneumatosis cystoides intestinalisPneumoperitoneumSuspected or proven intestinal strangulationClosed-loop obstructionNonsigmoid colonic volvulusSigmoid volvulus associated with toxicity or peritoneal signsComplete bowel obstruction

Situations necessitating urgent operationProgressive bowel obstruction at any time after nonoperative measures are startedFailure to improve with conservative therapy within 24-48 hoursEarly postoperative technical complications

Situations in which delayed operation is usually

safe

Immediate postoperative obstruction

Page 24: Referat - Bedah (Rabiatul)

4 macam tindakan bedah yang dikerjakan pada ileus obstruksi : Koreksi sederhana (simple correction)

membebaskan usus dari jepitan Tindakan operatif by-pass membuat

saluran baru melewati bag.usus yg tersumbat Membuat fistula entero-cutaneus pada

bagian proximal dari tempat obstruksi Melakukan reseksi usus yg tersumbat &

membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus

Page 25: Referat - Bedah (Rabiatul)

Prognosis

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% - 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.

Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.

Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat

Page 26: Referat - Bedah (Rabiatul)

Penyebab Adhesi Intraperitoneal Pasca Bedah

Adhesi intraperitoneal merupakan suatu perlengketan fibrosa yg abnormal di antara permukaan peritoneum yang berdekatan, baik antara peritoneum visceral maupun antara peritoneum visceral dg parietal

Page 27: Referat - Bedah (Rabiatul)

Pada operasi trauma pd peritoneum dan stimulasi respon inflamasi dpt disebabkan oleh hal-hal yaitu :

Trauma Operasi Iskemia Jaringan Infeksi dan darah Benda Asing iritatif

Page 28: Referat - Bedah (Rabiatul)

Patofisiologi Adhesi Intraperitoneal

Gambar 1. proses awal penyembuhan dari peritoneum yang mengalami trauma

Page 29: Referat - Bedah (Rabiatul)

Gambar 2. Proses terbentuknya adhesi peritoneal

Page 30: Referat - Bedah (Rabiatul)

Skema Proses Penyembuhan Peritoneum dan terbentuknya adhesi

Page 31: Referat - Bedah (Rabiatul)

Penatalaksanaan Adhesi Intraperitoneal Usaha pencegahan terjadinya adhesi intraperitoneal

menurut Ellis : Pencegahan deposisi dari fibrin dengan pemberian

antikoagulan (heparin, aprotinin, dll). Menghilangkan eksudat fibrin dari rongga peritoneum

dengan agen-agen fibrinolitik : fibrinolisin, streptokinase, urokinase, hyaluronidase, kimotripsin, tripsin, pepsin dan plasminogen activator

Pencegahan proliferasi fibroblas dengan pemberian anti inlamasi : kortikosteroid, NSAID, antihistamin, progesteron, Ca blocker dan kolkisin.

Pemisahan mekanik pemakaian larutan makromolekul : Dextran 70, asam hyaluronat, karboksimetilselulosa

Page 32: Referat - Bedah (Rabiatul)

Teknik pembedahan yang harus diperhatikan untuk mencegah adhesi : Hemostasis yang baik Pertahankan suplai aliran darah Hindari iskemia jaringan Pertahankan kelembaban jaringan Hindari kasa kering Manipulasi jaringan secara halus Pilih benang yang halus dan non-reaktif Hindari jahitan peritoneum yang ketat Hindari grafi peritoneum Hindari benda asing Hindari ileus paralitik berlarut pasca bedah Mencegah timbulnya infeksi tindakan asepsis dan antiseptik,

serta antibiotika profilaksis Jangan tinggalkan jaringan nekrotik

Page 33: Referat - Bedah (Rabiatul)

KESIMPULAN

Ileus obstruktif kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yg disebabkan oleh sumbatan mekanik

Penyebab obstruksi pada usus halus dapat dibagi menjadi 3 : obs. ekstraluminal, obs. intrinsik & obs. Intraluminal

Patofisiologi ileus obstruksi berhubungan dengan perubahan fungsi dari usus, dimana terjadi peningkatan tekanan intraluminal

Page 34: Referat - Bedah (Rabiatul)

KESIMPULAN Diagnosis ileus obstruksi ditegakkan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Kebanyakan kejadian adhesi intraperitoneal : trauma operasi, iskemia jaringan, infeksi & darah, benda asing iritatif

Penatalaksanaan ileus obstruksi meliputi resusitasi, konservatif, operatif

Pencegahan adhesi yaitu dg pemberian antikoagulan, agen fibrinolitik, anti inflamasi, barier mekanik serta melakukan teknik operasi pembedahan yang baik

Page 35: Referat - Bedah (Rabiatul)

TERIMA KASIH