referat bedah

66
Pembimbing : dr. Joko Widagdo, Sp.B.

description

kedokteran

Transcript of referat bedah

Page 1: referat bedah

Pembimbing : dr. Joko Widagdo, Sp.B.

Page 2: referat bedah

Pendahuluan

Hernia penonjolan isi organ abdomen melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang masih ditutup peritoneum.

Hernia terbagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita.

Page 3: referat bedah

Pendahuluan

Sekitar 75% hernia terjadi pada sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal direk Hernia inguinal indirek hernia femoralis;

hernia insisional 10% hernia ventralis 10% hernia umbilikalis 3% hernia lainnya sekitar 3%

Page 4: referat bedah

Epidemiologi

75% kasus hernia di dinding abdomen muncul di daerah sekitar lipat paha.

Hernia indirek : hernia direk = 2:1 hernia femoralis lebih sedikit Hernia sisi kanan >di sisi kiri. pria : wanita = 7:1 pada hernia

indirek

Page 5: referat bedah

Definisi

Hernia adalah penonjolan isi rongga abdomen melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang masih ditutup peritoneum.

Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia.

Page 6: referat bedah

KLASIFIKASIBerdasarkan Terjadinya Hernia bawaan atau congenitalPada hernia congenital, sebelumnya

telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai akibat dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine. Contoh : paten prosesus vaginalis.

Page 7: referat bedah

KLASIFIKASIBerdasarkan Terjadinya Hernia dapatan atau akuisita, terdiri

dari : Hernia primer : terjadi pada titik lemah

yang terjadi alamiah, seperti pada : Struktur yang menembus dinding abdomen :

seperti pembuluh darah femoralis yang melalui kanalis femoralis.

Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti pada regio lumbal

Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek, seperti pada umbilikus

Page 8: referat bedah

Hernia dapatan atau akuisita, terdiri dari :

Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding seperti pada laparatomi dan trauma tembus.

Page 9: referat bedah

KLASIFIKASIBerdasarkan Nama Letaknya Hernia Inguinalis Hernia Femoralis Hernia Scrotalis Hernia Umbilikalis Hernia Diafragmatika Hernia Epigastrika

Page 10: referat bedah

KlasifikasiHernia menurut  riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi Riwayat alamiah perkembangan

hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan.  

Pengecualian untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonatus,dimana orifisium dapat menutup beberapa tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan memiliki kecenderungan untuk terjadi komplikasi.

Page 11: referat bedah

KlasifikasiHernia menurut  riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi Hernia reponibel

Hernia Ireponibel Hernia obstruksi atau Hernia

inkarserata Hernia Strangulata

Page 12: referat bedah

ANATOMI

Dinding perut mengandung struktur muskulo-aponeurosis yang kompleks yang sangat penting dalam mencegah terjadinya hernia bawaan, akuisita maupun iatrogenik.

Page 13: referat bedah
Page 14: referat bedah

Dinding perut terdiri dari beberapa lapis dari luar ke dalam antara lain : lapisan kulit (kutis dan subkutis), lemak subkutan dan fascia superfisial

(fascia scarpa), ketiga otot perut (m.obliquus abdominis

eksternus, m.obliquus abdominis internus dan m.transversus abdominis)

lapisan preperitoneum dan peritoneum yaitu fascia transversalis, lemak preperitoneal dan peritoneum parietal.

Page 15: referat bedah

Fungsi dinding perut

Membentuk rongga perut yang melindungi isi rongga perut.

Untuk pernafasan Proses berkemih dan buang air besar

dengan meningkatkan tekanan intaabdomen

Page 16: referat bedah

Regio inguinalis tempat peralihan daerah perut ke organ kelamin luar dan ke tungkai bagian atas.

Garis pemisah kedua daerah tersebut dibentuk oleh ligamentum ingunale.

Tepat di atas ligamentum inguinale terdapat Canalis inguinalis.

Page 17: referat bedah

Canalis inguinalis

Dibentuk oleh : Dinding anterior, Dinding posterior, Dinding superior dan Dinding inferior.

Page 18: referat bedah

Dinding anterior Canalis inguinalis dibentuk oleh

aponeurosis m. obliquus eksternus abdominis yang diperkuat di 1/3 lateralnya oleh serabut-serabut m. obliquus internus abdominis.

Page 19: referat bedah

Dinding posterior Canalis inguinalis dibentuk oleh

fascia transversalis yang diperkuat oleh conjoint tendon di 1/3 medialnya.

Conjoint tendon adalah gabungan tendon insersi m. obliquus internus abdominis dan m. transversus abdominis, yang melekat pada crista pubica dan linea pectinea

Page 20: referat bedah

Dinding inferior Canalis inguinalis dibentuk oleh

ligamentum inguinale dan ligementum lacunar

Page 21: referat bedah

Dinding superior Canalis inguinalis dibentuk oleh

m. obliquus internus abdominis dan m. transversus abdominis.

Page 22: referat bedah

Canalis inguinalis dibatasi oleh annulus inguinalis internus di craniolateral yang merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis m.transversus abdominis.

Di medial bawah, di atas tuberculum pubicum, canal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari aponeurosis m. obliquus eksternus.

Page 23: referat bedah

Canalis inguinalis berisi : funikulus spermatikus pada pria dan ligamentum rotundum pada wanita, n. ilio inguinalis serta filament dari n. genito femoralis.

Page 24: referat bedah
Page 25: referat bedah

Annulus inguinalis eksterna merupakan defek yang berbentuk segitiga ( Hesselbach’s triangle) pada aponeurosis m.obliquus eksternus dan dasarnya dibentuk oleh crista pubica. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica externa.

Page 26: referat bedah

Hesselbach’s triangle

Batas lateral adalah arteri epigastrika inferior, Batas medial adalah tepi lateral m. rectus abdominis, Batas inferior adalah ligamentum inguinale dan Batas posterior adalah fascia transversalis.

Page 27: referat bedah

Annulus inguinalis interna adalah suatu lubang berbentuk oval pada fascia transversalis, yang terletak sekitar 3 cm di atas ligamentum inguinale, pertengahan antara SIAS dan symphisis pubis. Di sebelah medial annulus inguinalis interna terdapat a.v.epigastrika inferior. Pinggir annulus merupakan origo fascia spermatica interna pada pria atau pembungkus bagian dalam ligamentum rotundum uteri pada wanita.

Page 28: referat bedah
Page 29: referat bedah

Pada laki laki, penutupan yang berhubungan dengan terjadinya hernia memerlukan pengetahuan embriologis yang berhubungan dengan turunnya testis.

Mula-mula testis tumbuh sebagai suatu struktur di daerah ginjal dalam abdomen (retroperitoneal). Selama pertumbuhan fetus, testis akan turun (descensus testis) dari dinding belakang abdomen menuju ke dalam scrotum.

Page 30: referat bedah

Selama penurunan ini, peritoneum yang ada di depannya ikut terbawa serta sebagai suatu tube, yang melalui canalis inguinalis masuk ke dalam scrotum. Penonjolan peritoneum ini disebut processus vaginalis.

Sebelum lahir, processus ini akan mengalami obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang disebut tunika vaginalis. Jika tunika vaginalis ini tetap ada, akan ditemukan hubungan langsung antara cavum peritonei dengan scrotum di mana berpotensial menyebabkan terjadinya hernia inguinalis.

Page 31: referat bedah

Definisi

Hernia Skrotalis merupakan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis apabila hernia ini masuk ke dalam scrotum.

Isi dari hernia ini bisa berupa omentum atau usus.

Page 32: referat bedah

Hernia inkarserata adalah hernia yang disertai gangguan pasase akibat terjepitnya isi hernia oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.

Page 33: referat bedah

Etiologi / Predisposisi

Hernia dapat di bagi menjadi1. Hernia didapat2. Hernia kongenital

Dapat terjadi pada semua usia (♂ > ♀) Terjadi karena annulus internus cukup

lebar Adanya faktor yang mendorong isi

hernia melewati annulus internus yang melebar tersebut

Page 34: referat bedah
Page 35: referat bedah

Tiga hal yang mencegah terjadinya hernia inguinalis Kanalis inguinalis yang berjalan miring M. oblikus internus abdominalis yang

menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi

Fascia trasversa yang kuat menutupi trigonum hasselbach

Gangguan mekanisme ini dapat menyebabkan terjadilah hernia.

Page 36: referat bedah

Sebab kongenital prosesus vaginalis yang terbuka (gagal menutup)

Sebab didapat tekanan intraabdomen ↑ dan kelemahan otot dinding perut

Tekanan intra-abdomen ↑ Batuk kronik Hipertrofi prostat Konstipasi Ansietas

Page 37: referat bedah

Otot dinding perut relaksasi tekanan intraabdomen tidak tinggi kanalis lebih berjalan vertikal

Otot dinding perut kontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih trasversal dari annulus inguinalis

Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan m. Ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah apendiktomi .

Page 38: referat bedah

Patofisiologi

Hernia skrotalis adalah hernia inguinalis lateralis yang isinya mencapai scrorum.

Hernia melalui anulus inguinalis internus –> canalis inguinalis –> anulus inguinalis eksternus dan terletak disebelah lateral dari arteri vena epigastrika inferior.

Kantong hernia berada didalam muskulus kremaster terletak anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma.

Page 39: referat bedah
Page 40: referat bedah
Page 41: referat bedah
Page 42: referat bedah

Faktor Resiko

Mengangkat barang berat Obesitas Batuk kronik Sering mengejan saat buang air

besar Kehamilan Aktivitas fisik yang berlebihan

Page 43: referat bedah

DiagnosisAnamnesis Beberapa hal yang perlu diperhatikan,

mengacu pada hernia skrotalis : Benjolan pada skrotum / skrotum membesar Sensasi terbakar dan nyeri pada skrotum Terasa berat dan menarik pada daerah

skrotum yang membesar Kebiasaan mengangkat beban berat 

 

Page 44: referat bedah

Mengacu pada hernia inkarserata : Mual dan muntah Nyeri yang dirasakan hilang timbul Benjolan bersifat menetap pada

skrotum Riwayat sulit BAB/tidak bisa BAB Dapat distensi pada abdomen

Page 45: referat bedah

DiagnosisPemeriksaan fisik Pada inspeksi terdapat benjolan

pada skrotum. Benjolan ini bersifat menetap, tidak dapat dimasukkan secara manual. Selain itu bisa didapatkan distensi abdomen, darm contour (gambaran usus), dan darm steifung (gambaran peristaltik usus).

Page 46: referat bedah

Pada auskultasi terdapat bising usus pada skrotum. Didapatkan hiperperistaltik pada abdomen.

Pada palpasi didapatkan pembesaran pada skrotum yang terkena dengan konsistensi kenyal. Selain itu teraba tegang pada palpasi abdomen.

Pada perkusi abdomen didapatkan hipertimpani.

Page 47: referat bedah

Rectal toucher

Pada pemeriksaan akan didapatkan tonus sphincter ani dalam batas normal, ampula recti kolaps, mukosa licin, massa (-), nyeri tekan (-) , prostat teraba normal, pada sarung tanganbisa didapatkan feses / tidak, lendir (-), darah (-). Ampula recti kolaps dikarenakan adanya gejala obstruktif pada hernia scrotalis inkarserata.

Page 48: referat bedah

TATALAKSANA Hernia Skrotalis Inkarserata Penanganan di IGD Pemberian cairan melalui infus untuk mencegah

dehidrasi, Pemasangan NGT dengan tujuan

Dekompresi (menurunkan tekanan intraabdomen akibat obstruksi)

Mengurangi isi lambung menurunkan resiko muntah dan aspirasi asam lambung ke dalam saluran nafas

Pemasanagan kateter dengan tujuan Balance cairan Dekompresi

Memberikan terapi Oksigen untuk Memberikan antibiotik kombinasi triple drugs

Gram + : Penisilin Gram - : Gentamisin Anaerob : Metronidazole

Page 49: referat bedah

Pada anak-anak, inkarserata lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun.

Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak.

Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus dilakukan operasi segera.

Page 50: referat bedah

Tindakan bedah adalah pengobatan definitif hernia skrotalis inkarserata.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa ditegakkan.

Ketika kondisi medis pasien dengan tingkat resiko operasi yang tinggi terutama pada pasien geriatri, operasi elektif harus ditunda sampai kondisi

stabil, dan operasi cito dikerjakan jika keadaan

mengancam nyawa pasien.

Page 51: referat bedah

Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplasti.

Herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin, lalu dipotong.

Page 52: referat bedah

Hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.

Page 53: referat bedah

Tujuan dari hernioplasti adalah mencegah penonjolan peritoneum melalui defek dinding abdomen. Integritas dari dinding abdomen dipulihkan dengan cara:

(1) penutupan aponeurosis dari defek hernia, bila perlu penu tupan diperpanjang, atau

(2) penggantian dari fasia transversalis yang mengalami defek dengan prostesis sintetik yang besar.

Dua metode tersebut kadang-kadang dikombinasikan.

Page 54: referat bedah

Berdasarkan teknik operasi, ada beberapa teknik herniorepair yang dapat digunakan, yaitu :

Open anterior repair. Teknik untuk membuat jeratan

terlepas dan memperbaiki dasar dari canalis inguinal menggunakan jaringan asli. Perbaikan jaringan diindikasikan ketika penggunaan bahan prostetik merupakan kontraindikasi, (kontaminasi atau strangulata).

Page 55: referat bedah
Page 56: referat bedah

Open anterior repair melibatkan pembukaan aponeurosis m.obliqus abdominis eksternus dan membuka funikulus spermaticus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Page 57: referat bedah

Prosthetic Repairs teknik ini sangat populer digunakan sehingga menandakan adanya pergeseran paradigma dalam proses pembedahan pada patofisiologi hernia. Teknik yang paling umum dilakukan adalah Prosthetic Repairs dalam hal ini.

Page 58: referat bedah

Lichtenstein Tension-Free Repair Teknik Lichtenstein memperluas terutama kanalis inguinalis dengan memperkuat dasar dari kanalis inguinalis dengan prosthetic mesh, sehingga meminimalkan ketegangan.

 

Page 59: referat bedah
Page 60: referat bedah

Komplikasi Hernia Skrotalis Inkarserata Elektrolit imbalans Oedem organ atau struktur di dalam

hernia akibat bendungan vena Hernia strangulata

Page 61: referat bedah

Prognosis Hernia Skrotalis Inkarserata Hernia skrotalis inkarserata menyebabkan

obstruksi usus dan bahkan menjadi Hernia strangulasi, yang jika terlambat untuk didiagnosis secara dini, dapat berakibat perforasi usus dan peritonitis.

Prognosis baik didapatkan apabila hernia skrotalis inkarserata didiagnosis secara dini dan ditindaklanjuti secepatnya

Kematian dapat menjadi ancaman apabila terjadi kekeliruan diagnosa ataupun karena keterlambatan dan komplikasi yang berhubungan dengan menejemen penyakit itu sendiri.

Page 62: referat bedah

Edukasi

Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa usus yang masuk ke dalam kantung buah pelir semakin lama akan terjepit sehingga mengganggu pencernaan. Hal ini yang menimbulkan gejala mual, muntah, perut kembung, dan tidak bisa BAB/kentut.

Page 63: referat bedah

Edukasi

Menjelaskan kepada penderita dan keluarga penderita bahwa perlu dilakukan operasi, yaitu dengan mengembalikan isi perut (usus) ke dalam rongga perut bila usus tersebut masih hidup, tetapi jika sudah mati akan dipotong, setelah itu dilakukan penutupan lubang tempat keluarnya isi perut tersebut, serta risiko operasi yang mungkin terjadi seperti perdarahan dan infeksi.

Page 64: referat bedah

Edukasi

Menjelaskan kepada pasien untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menambah tekanan intraabdominal setelah operasi, contohnya mengejan saat buang air besar dan mengangkat beban berat.

Merawat luka operasi dengan baik agar tidak terjadi infeksi dan bila terjadi pembengkakkan di scrotum pasien diminta segera melaporkan kepada dokter.

Page 65: referat bedah

Daftar pustaka

Sjamsul hidajat, R & Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta

Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25. Hal: 523-537

Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2nd edition, Elsevier Saunders, page 431-445.

Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta, 1995. Hal :228, 243.

Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC, Jakarta. Hal : 509 – 517.

Page 66: referat bedah