referat ANC.docx

26
REFERAT ANTENATAL CARE Disusun Oleh: Iqbal Muhammad Iqbal Pembimbing: dr. Helida Abbas., Sp.OG DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS BAGIAN OBSTETRI-GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Transcript of referat ANC.docx

REFERAT

ANTENATAL CARE

Disusun Oleh: Iqbal Muhammad Iqbal

Pembimbing:dr. Helida Abbas., Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS BAGIAN OBSTETRI-GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNGRSUD DR. SLAMET GARUT2015

PENDAHULUAN

Masalah kematian ibu hamil masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 yaitu 421 per 100.000 kelahiran hidup. Masih tingginya angka kematian ibu hamil di Indonesia salah satunya dikarenakan masih rendahnya pemanfaatan pelayanan antenatal, sedangkan pelayanan antenatal merupakan salah satu cara untuk deteksi dini adanya risiko tinggi kehamilan.1 Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Pemeriksaan ini bertujuan memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pemeriksaan medis dalam pelayanan antenatal meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan obstetrik, pemeriksaan penunjang, imunisasi dan konseling, informasi dan edukasi (KIE).2Pelayanan antenatal dapat membantu wanita mempersiapkan kelahiran dan memahami tanda-tanda peringatan selama kehamilan dan persalinan. Selain itu, ada beberapa masalah/penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan, pertumbuhan janin dan bahkan dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan yang kelak dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin seperti kurang energi kronis, anemia gizi besi, kurang yodium, HIV/AIDS, Malaria, TB dan lain sebagainya.3 Kurang energi kronis, anemia gizi besi pada ibu hamil membawa risiko terhadap gagal tumbuh pada janin, bayi lahir kurang (BBLR) dan ibu dapat mengalami perdarahan pada saat melahirkan. Bila tidak dikoreksi tepat waktu, keadaan ini akan mengakibatkan kematian ibu, kematian janin dalam kandungan dan bayi lahir mati.4 Pemeriksaan kehamilan yang teratur akan menurunkan bukan saja angka kematian ibu hamil, ibu bersalin dan nifas tetapi juga menurunkan angka kecacatan bayi di Indonesia.1

PELAYANAN ANTENATAL (ANTENATAL CARE)

2.1. Definisi Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. American Academy of Pediatrics dan American Collage of Obstetrician and Gynecologists mendefinisikan asuhan prenatal sebagai berikut suatu program perawatan antepartum komprehensif yang melibatkan pendekatan terpadu perawatan medis dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi dan meluas ke periode antepartum. Perawatan komprehensif ini mencakup penilaian selama masa prakonsepsi, diagnosis kehamilan yang tepat, pada kunjungan awal perawatan kehamilan, dan selama kunjungan tindak-lanjut prenatal.5,6Menurut Depkes RI, pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan.7 Antepartum care adalah asuhan dan pengawasan sebelum anak lahir, sehingga perawatan lebih ditujukan kepada keadaan ibu. Prenatal care adalah asuhan dan pengawasan sebelum anak lahir, sehingga lebih ditujukan kepada janin dalam kehamilan, serta dalam kala I dan kala II persalinan. Dalam praktik, kedua istilah ini tidak dibedakan.8

2.2. Tujuan5,8Tujuan dari pelayanan antenatal adalah: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Adapun tujuan pelayanan prenatal yang terbagi menjadi tujuan pelayanan antenatal terhadap ibu dan tujuan pelayanan terhadap anak adalah sebagai berikut.Tujuan terhadap ibu: Untuk mengurangi penyulit-penyulit masa antepartum Untuk memperahankan kesehatan jasmaniah maupun rohaniah dari ibus Supaya persalinan dapat berlangsung dengan aman Supaya ibu tetap sehat pada saat postpartum Supaya ibu dapat memenuhi segala kebutuhan janin

Tujuan terhadap anak: Mengurangi prematuritas, kelahiran mati dan kematian neonatal Kesehatan yang optimal dari bayi

2.3. Jadwal Kunjungan Antenatal 2,9Menurut Departemen Kesehatan RI, kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu.Pada umumnya kunjungan antenatal komprehensif yang berkualitas dilakukan minimal empat kali, termasuk minimal satu kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga. 1. Kunjungan pertama (K1)K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 16.2. Kunjungan ke-4 (K4)K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.Tabel 1. Jadwal kunjungan antenatalTrimesterJumlah kunjangan minimalWaktu kunjungan yang dianjurkan

I1xSebelum minggu ke 16

II1xAntara minggu ke 24-28

III2xAntara minggu 30-32Antara minggu 36-38

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut: sampai dengan kehamilan trimester pertama satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga dua kali kunjungan.22.4. Pemeriksaan Antenatal5 Standar Asuhan Kehamilan Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang disingkat 7T, antara lain: 1. Timbang berat badan. 2. Ukur tekanan darah. 3. Ukur tinggi fundus uteri. 4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap. 5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis 1 tablet setiap harinya. 6. Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS). 7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. 2.4.1. Melengkapi Riwayat Medis2 Pada kunjungan pertama, harus dilengkapi riwayat medis ibu seperti: Identitas Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kontrasepsi Riwayat obstetri lalu Riwayat medis lainnya, dan Riwayat sosial ekonomi.Pada kunjungan berikutnya, selain memperhatikan catatan pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan berlangsung.

2.4.2. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum2Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama: Tanda vital: (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi napas) Berat badan Tinggi badan Lingkar lengan atas (LILA) Muka: apakah ada edema atau terlihat pucat Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap

2.4.3. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri2Pemeriksaan fisik obstetri yang dilakukan: Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu)

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Fundus UteriSumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu2 Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus uteri.

Gambar 2. Tinggi fundus uteri saat kehamilanSumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu2 Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV: Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I), posisi pemeriksa menghadap kepala pasien. Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester II), posisi pemeriksa menghadap kepala pasien. Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II), posisi pemeriksa menghadap kepala pasien. Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu), posisi pemeriksa menghadap kaki pasien.

Gambar 3. Manuever Leopold I-IVSumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu2

Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu).2.4.4. Melakukan Pemeriksaan Penunjang2Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama: Kadar hemoglobin Golongan darah ABO dan rhesus Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir. Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi: Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika terdapat hipertensi. Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm. Tes sifilis Gula darah puasa

Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG direkomendasikan: 1. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat 2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin 3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia.2.5. Memberikan Suplemen Dan Pencegahan Penyakit2 Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang, dan 400 g asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan. Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5-2 g/ hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi.Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya. Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT.

Tabel 2. Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi atau tidak tahu status imunitasnyaPemberianSelang waktu minimal

TT1Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)

TT24 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)

TT36 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal terpenuhi)

TT41 tahun setelah TT3

TT51 tahun setelah TT4

Tabel 3. Pemberian vaksin tetanus untuk ibu yang sudah pernah diimunisasiPernah Selang waktu minimal

1 kaliTT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)

2 kaliTT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal terpenuhi)

3 kaliTT4, satu tahun setelah TT3

4 kaliTT5, satu tahun setelah TT4

5 kaliTidak perlu lagi

2.6. Materi Konseling Informasi dan Edukasi2,5,10,11 Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut: Persiapan persalinan, termasuk: - Siapa yang akan menolong persalinan - Dimana akan melahirkan - Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan - Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan - Metode transportasi bila diperlukan rujukan - Dukungan biaya Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan persalinan. Tanda-tanda bahaya selama kehamilan meliputi: Bengkak/ oedema pada muka atau tangan Nyeri abdomen yang hebat Berkurangnya gerak janin Perdarahan per vaginam Sakit kepala hebat Penglihatan kabur Demam Muntah-muntah hebat, dan Keluar cairan banyak secara tiba-tiba pervaginam. Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu dini. Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya. Gizi seimbang pada ibu hamilDampak kekurangan Gizi pada ibu hamil secara umum akan menimbulkankerugian sebagai berikut : Pengaruh Pada Ibu Hamil :a. Ibu lemah & kurang nafsu makanb. Perdarahan dalam masa kehamilanc. Kemungkinan terkena infeksi tinggid. Anemia ( kurang darah ) Hb < 11 g /dLPengaruh Pada janin yang dikandungnya :a. Keguguranb. Bayi lahir matic. Cacat bawaand. Anemia pada bayie. Berat badan lahir rendahf. Keadaan umum kesehatan bayi baru lahir kurangPengaruh pada Saat Persalinan :a. Persalinan sulitb. Persalinan sebelum waktunya ( prematur)c. Perdarahan setelah persalinand. Persalinan dengan operasi cenderung meningkat Karena itu maka pada ibu hamil harus menjaga pola makan seimbang selama kehamilan dengan tujuan: a. Menjaga kesehatan ibu hamilb. Untuk kesehatan janin yang dikandungc. Persiapan persalinan.d. Untuk pemulihan pasca melahirkan

Masalah seperti kelainan denyut jantung, tali pusat, mekonium, persalinan lebih bulan dan skor APGAR lebih sedikit terjadi pada ibu hamil yang menjaga kebugarannya selama masa kehamilan. Menjaga kebugaran fisik selama kehamilan harus tetap dilakukan asalkan tidak berlebihan. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus, menyebabkan hipertermia dan trauma pada janin. Untuk itu dianjurkan pada ibu hamil agar melakukan program senam hamil antenatal yang sederhana diantaranya: Berjalan adalah senam yang paling baik Senam terbaik yang dianjurkan adalah untuk memperkuat: Punggung bagian bawah: goyangan panggul Abdomen: merangkak, melingkar, memiringkan panggul Dasar panggul: senam kegel dan merangkak Menggunakan gerakan tubuh yang terbaik: Gerakan bangun dari tidur Gerakan mengangkat barang Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom) karena tidak akan berdampak terhadap janin.

2.7. Rangkuman Tatalaksana Asuhan Antenatal Pertrimester

Gambar 4. Rangkuman Tatalaksana Asuhan Antenatal PertrimesterSumber: Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu2

DAFTAR PUSTAKA

1. Ompusunggu EM, Siagian IET, Umboh JML. Perilaku Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM). 2013 Mar;Vol. 1(1):2833. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta; 2013. 22-35 p. 3. United States Agency International Development. Focused Antenatal Care: Providing integrated, indivudualized care during pregnancy. 2007 Feb; Available from: www.accesstohealth.org4. WHO, Departemen Kesehatan RI. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2013. 87-108 p. 5. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman Pelayanan Antenatal. Departemen Kesehatan RI; 2007. 6. Cunningham, F. Gary, Kenneth J. leveno,, Steven L. Bloom, John C. Hauth, Dwight J. Rouse, Catherine Y. Spong, editor. Williams Obstetrics. 23rd Ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2010. 7. Tujuan Pelayanan Antenatal Care (ANC) [Internet]. Available from: (http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html)8. Wirakusumah FF, Mose JC, Krisnadi SR, Effendi JS, Sabarudin U, Handono B, et al. Obstetri Fisiologi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2010. 81-126 p. 9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat; 2010. 10. Pernoll ML. Benson & Pernolls Handbook of Obstetrics & Gynecology. 10th ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2001. 148-149 p. 11. Torkestani F, Hadavand S, Khodashenase Z, Besharat S, Davati A, Karimi Z, et al. Frequency and Perseption of Sexual Activity during Pregnancy in Iranian Couples. Royan Inst Int J Fertil Steril. 2012 Sep;6(2):10710.

7