Referat Anak

download Referat Anak

of 22

description

nsnsnsns

Transcript of Referat Anak

REFERATANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK

Pembimbing :dr. Weny Tjali, Sp.A

Disusun oleh :Egie Praja / 07120100045

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita HarapanSiloam Hospital Lippo VillageKepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakPeriode Juni Agustus 2015

Daftar Isi

Daftar isi..iBab. I Pendahuluan1Bab. II Tinjauan Pustaka2II.1 Definisi2II.2 Klasifikasi derajat anemia2II.3 Zat besi di dalam tubuh3II.4 Etiologi3II.5 Perjalanan defisiensi besi5II.6 Manifestasi klinis6II.7 Pemeriksaan penunjang7II.8 Diagnosis9II.9 Diagnosis banding9II.10 Tata laksana11 II.11 Efek samping terapi besi..12II.12 Pencegahan13 II.13 Hubungan anemia dengan kejadian kejang demam......15 II.14 Hubungan zat besi dengan pertumbuhan dan perkembangan anak..16II.15 Prognosis17Bab. III Kesimpulan18Daftar Pustaka

BAB. IPendahuluan

Anemia merupakan masalah medis yang memiliki kontribusi besar dalam beban penyakit global. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk di dunia mengalami anemia. Defisiensi besi merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia.1 Jumlah kasus anemia defisiensi besi sendiri memiliki kontribusi sebesar 50% dari total angka kejadian anemia. Anemia defisiensi besi banyak ditemui pada anak dan balita khususnya di negara negara berkembang seperti Indonesia. 2,3Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) di Indonesia, anemia defisiensi besi merupakan salah satu dari empat masalah utama yang dihadapi pada anak dan balita. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan pada tahun 2013 menyimpulkan bahwa anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalensi pada balita sebesar 28,1% dan anak usia 5-12 tahun sebesar 29%. 4

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan oleh kurang atau habisnya cadangan besi di dalam tubuh, dimana besi merupakan salah satu mikro-nutrien yang berperan sebagai bahan dasar pembentukan sel darah merah dalam bentuk hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai media transportasi oksigen. Rendahnya hemoglobin di dalam tubuh berpengaruh terhadap banyaknya oksigen yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.2 Anak dan balita dengan kadar hemoglobin yang rendah terbukti memiliki dampak buruk terhadap tumbuh kembangnya sampai pada tingkat remaja.1,2,5 Penjelasan yang terkait dengan anemia defisiensi besi akan dijelaskan lebih lanjut dalam referat ini.

BAB. IITinjauan Pustaka

II.1 DefinisiAnemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah eritrosit (sel darah merah) dan atau penurunan kadar hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (kapasitas pembawa oksigen menurun). 5,6

II.2 Klasifikasi derajat anemiaKadar hemoglobin anak dan bayi memiliki perbedaan sesuai dengan usia. Tabel 1. Kadar hemoglobin dan hematokrit berdasarkan usia 1,7Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

UmurRata-rataRata-rata

Cord blood16.855

2 minggu16.550

3 bln12.036

6 bln5 th11.033

511 th11.534

12-14 th1236

Anemia dapat ditegakkan jika kadar hemoglobin dibawah rata-rata sesuai kelompok usianya. Berdasarkan kriteria WHO, anemia dibagi berdasarkan derajat penurunan hemoglobin.Tabel 2. Derajat anemia menurut kadar hemoglobin7Klasifikasi Derajat anemia (g/dl)

Ringan10 11

Sedang< 9 (pada bayi < 6 bulan)< 10 (pada bayi usia 6 bln anak 5 th)

Berat < 7

II.3 Zat besi dalam tubuhZat besi mempunyai fungsi yang penting di dalam tubuh. Peran zat besi yaitu: 71. Sebagai pembawa oksigen dari paru ke jaringan-jaringan tubuh dalam bentuk hemoglobin (Hb)2. Sebagai fasilitator cadangan oksigen di otot dalam bentuk mioglobin3. Sebagai media transport elektron sel dalam bentuk sitokromKeseimbangan besi didalam tubuh berkaitan erat dengan sistem gastro-intestinal. Pengangkutan besi dari rongga usus hingga menjadi transferin merupakan suatu proses antar ikatan besi dan protein di dalam darah yang terjadi dalam beberapa tingkatan. Besi yang terikat oleh molekul lain di dalam makanan akan dipecah menjadi ion feri oleh pengaruh asam lambung (HCl), disertai proses reduksi ion feri menjadi ion fero agar dapat diserap di mukosa usus. Ion fero akan diabsorbsi terutama pada mukosa duodenum dan jejenum. Ion fero di dalam plasma akan diubah kembali menjadi ion feri dan berikatan dengan apotransferrin. Ikatan apotransferrin dan ion feri disebut sebagai transferrin yang beredar di dalam sirkulasi darah. Sebagian ion feri akan disimpan dalam bentuk ferritin di dalam sel hati, sumsum tulang, dan limpa. Ferritin ini digunakan sebagai cadangan pada saat kadar besi berkurang di dalam plasma.2,7,8Di sumsum tulang, cadangan besi dilepaskan untuk membentuk retikulosit. Besi yang berikatan dengan protoporfirin membentuk heme. Adanya persenyawaan globin akan berikatan dengan heme untuk membentuk hemoglobin. Selanjutnya hemoglobin digunakan sebagai bahan dasar pembentukan retikulosit. Retikulosit akan menjadi matur dan terbentuklah eritrosit. Eritrosit akan hancur dan hemoglobin akan mengalami degradasi menjadi biliverdin dan besi. Besi akan masuk ke dalam plasma dan terjadi siklus metabolisme besi kembali. 2,8II.4 EtiologiAnemia defisiensi besi memiliki beberapa penyebab, yaitu :1. Kurangnya asupan besiPada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan, susu merupakan sumber makanan utama. ASI dan juga susu sapi memiliki kadar besi kurang dari 1.5 mg dalam 1000 kalori (0.5 1.5 mg/L). Meskipun keduanya memiliki kandungan yang hampir sama, jumlah besi yang dapat masuk ke dalam tubuh berbeda. Pada ASI jumlah besi yang dapat diserap sebesar 50% sedangkan pada susu sapi hanya sebesar 10 %. Perbedaan bioavaibilitas penyerapan besi sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Selain itu kurangnya asupan besi juga dipengaruhi oleh kurangnya pemberian besi tambahan. 5,6,9

2. Tingginya kebutuhan besi dalam tubuhSeiring dengan bertumbuhnya bayi, kebutuhan akan zat besi meningkat. Zat besi diperlukan dalam pembuatan hemoglobin seiring dengan bertambahnya volume darah. Setiap kenaikan satu kilogram berat bedan membutuhkan 35-45 mg besi.7 Bayi dengan berat badan normal dapat memenuhi kebutuhan zat besi sampai pada usia 6 bulan dan setelah itu asupan besi diperlukan untuk menjaga keseimbangan zat besi di dalam tubuh. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur memiliki kadar besi yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi normal. Jika asupan besi tidak mencukupi, kadar besi dalam tubuh bayi berat badan rendah akan menurun pada usia 3 4 bulan. 1,6,7 Tabel 3. Kebutuhan fisiologis besi 7UmurLaki-lakiPerempuan

lahir - 12 bulan3 mg/kgBB3 mg/kgBB

13 tahun7 mg7 mg

48 tahun10 mg10 mg

913 tahun8 mg8 mg

1418 tahun11 mg15 mg

3. Perdarahan Perdarahan dapat terjadi pada bayi dengan kadar besi yang rendah. Besi memiliki pengaruh terhadap pembentukan vili mukosa usus sehingga jika kadarnya menurun, regenerasi sel vili menjadi terhambat dan mudah terjadi perdarahan. Leaky gut syndrome merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat rendahnya besi dimana permeabilitas usus menjadi berkurang sehingga mudah terjadinya perdarahan saluran cerna. Bukan hanya mengakibatkan kadar sel darah merah yang menurun tetapi juga albumin, plasma protein, immunoglobulin, dan kalsium. Gejala yang dapat ditemui pada anak dengan leaky gut syndrome yaitu perut kembung, terasa sakit, dan anak menjadi sulit makan. Perdarahan juga dapat diakibatkan oleh pemberian susu sapi dalam bentuk susu formula ataupun susu sapi murni secara berlebihan. Dalam susu tersebut terkandung heat-labile protein yang dapat memicu terjadinya perdarahan saluran cerna jika di konsumsi > 500 ml/hari. 1, 6

4. Gangguan absorbsiTerdapat beberapa kondisi yang dapat mengganggu absorbsi besi diantaranya adalah penyakit celiac, severe prolonged diarrhea, postgastrectomy, inflammatory bowel disease, dan infeksi helicobacter pylori.1 Selain itu absorbsi besi juga dipengaruhi oleh beberapa komponen dalam makanan, seperti : 6,7,8,10Meningkatkan absorbsi besi: Vitamin C Asam sitrat dan asam laktat Asam amino (sistein, lisin, dan histidin) yang terkandung dalam dagingPenghambat absorbsi besi: Tanin pada teh Polifenol (phosphates dan phytates) pada sayuran Albumin pada kuning telur Kacang-kacangan Kalsium pada susu dan olahannya

II.5 Perjalanan defisiensi besi Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir kurangnyazat besi yang berlangsungsecara kronis. Terdapat beberapa tahap defisiensi besi yaitu: 2,5

A. Fase prelatent Tahap ini disebut juga fase iron depletion atau storage iron deficiency, ditandai dengan berkurangnya cadangan besi dan menurunnya serum ferritin. Kadar hemoglobin dan transferin pada fase ini masih dalam nilai normal . B. Fase latenTahap ini dikenal dengan istilah iron deficiency erythropoietin atau iron limited erythropoietin, ditandai dengan habisnya cadangan besi, rendahnya nilai ferritin dan transferin. Pada fase ini hemoglobin masih dalam nilai normal.C. Fase anemia defisiensi besiPada tahap inilah seseorang dikatakan sebagai iron deficiency anemia. Kadar besi, transferrin, dan ferritin pada fase ini sama seperti fase latent. Perbedaannya terletak pada kadar hemoglobin dan juga nilai MCV yang sudah menurun. Pada tahap ini mulai timbul gejala klinis yang jelas dan kelainan sistemik.

Tabel 4. Stadium defisiensi besi 5

NORMALPRELATENTLATENTIRON DEFICIENCY ANEMIA

Iron storesPresentDecreasedAbsentAbsent

Serum ferritin (ng/mL)>40