Realita Kehidupan Masyarakat Penerima Kartu SehatKartu Sehat

20
REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERIMA KARTU SEHAT KELAS : XI IPS 1 NAMA KELOMPOK : 1. Ervina Sundari 2. Azka Nayundasari 3.Edi Sigit 4. A. Helmi Santoso 5. Agung Dwi L. 6. Enggar Tyastomulya W. SMA NEGERI 1 PAMOTAN

description

Sebenarnya disinilah titik pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Disaat lembaga kesehatan membeda-bedakan pelayanannya tethadap masyarakat yang memegang kartu sehat dan tidak, disinilah kegagalan pemerintah dan bukti pemerintah Indonesia belum mempunyai komitmen serius untuk memperbaiki tingkat pelayanan kesehatan terhadap masyarakatnya yang seharusnya semuanya mendapatkan pelayanan yang sama tanpa dibeda-bedakan.

Transcript of Realita Kehidupan Masyarakat Penerima Kartu SehatKartu Sehat

REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERIMAKARTU SEHAT

KELAS : XI IPS 1NAMA KELOMPOK :1. Ervina Sundari2. Azka Nayundasari3. Edi Sigit4. A. Helmi Santoso5. Agung Dwi L.6. Enggar Tyastomulya W.

SMA NEGERI 1 PAMOTANTahun Pelajaran 2014-2015

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan rasa terima kasih dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya sehingga kami telah dapat menyajikan sebuah hasil observasi dari kelompok kami yang berjudul REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERIMA KARTU SEHAT Kesehatan merupakan anugrah dari Allah SWT yang harus kita syukuri. Dan kesehatan merupakan kebutuhan primer yang mahal harganya. Berbagai cara akan dilakukan secara maksimal agar kesehatannya terjaga. Setiap masyarakat indonesia menginginkan fasilitas kesehatan yang memadai. Oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam mensejahterakan rakyatnya yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan berbagai program seprti memberikan KARTU SEHAT. Didalam hasil observasi kelompok kami ini, kami akan sedikit mengupas tentang masyarakat yang menerima katu seha, suka duka mendapatkan kartu sehat dan pelayanan yang didapatkan dengan menggunakan kartu sehat tersebut. Dengan demikian kami berharap agar pemerintah lebih memaximalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.Terima kasihPenyusun, 03 Mei 2015

Daftar isi1. Cover.................................................................................... (1)2. Kata Pengantar..................................................................... (2)3. Daftar isi............................................................................... (3)4. Pendahuluan........................................................................ (4)5. Pembahasan......................................................................... (5-9)6. Penutup................................................................................ (10)7. Data narasumber.................................................................. (11)8. Lampiran foto........................................................................ (12)

Pendahuluan Di dalam penelitian ini kelompok kami menggunakan metode pendekatan kualitatif. Hal pertama yang kami lakukan yaitu sepulang sekolah kami mendatangi rumah narasumber kami untuk mendapatkan informasi tentang kartu sehat. Tepatnya di desa GEMBLENG MULYA, Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Narasumber kami adalah tiga orang yang berbeda yang mempunyai kartu sehat. Setelah itu kami memberitahukan bahwa kami dari SMA N 1 PAMOTAN kemudian kami memperkenalkan diri satu persatu dan mengemukakan maksud kami yaitu mendapatkan tugas dari sekolah yaitu untuk melakukan penelitian kepada masyarakat yang mempunyai kartu sehat. Kami melakukan penelitian dengan menggunakan teknik wawancara. Setelah memperkenalkan diri kami lagsung bertanya seputar kartu sehat tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan meliputi empat point khusus yaitu yang pertama apakah setiap orang miskin telah mendapatkan layanan kartu sehat? Yang ke-dua apa saja jenis penyakit orang miskin yang kerap di derita. Yang ke-tiga dimana mereka perobat dan bagaimana pelayanan tindakan medisnya. Yang ke-empat yaitu bagaimana harapan menyangkut orang miskin terhadap pemerintah, perihal layanan jaminan kesehatan. Kemudian kami lakukan analisis dari jawaban sang narasumber kami. Dengan adanya penelitian ini kami berharap semoga dapat menjawab pertanyaan diatas dengan baik. Dan juga dapat memberikan pengetahuan yang baru bagi kelompok kami dalam memahami tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah melalui tenaga medis terhadap masyarakat miskin.

PEMBAHASAN Dalam penelitian kami kali ini akan membahas tentang KARTU SEHAT. Karru sehat merupakan fasilitas dari pemerintah kepada masyarakat yangkurang mampu, untuk mendapatkan pelayanan secara gratis. Untuk mendapatkan kartu sehat masyarakat harus memenuhi kriteria atau syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat-syaratnya antara lain : pendapatan dibawah Rp 500.000,- yang ke-dua yaitu tidak mempunyai kendaraan atau alat transportasi, yang ke-tiga rumah masih berdindingkan banbu dan berlantaikan tanah, yang ke-empat tidak mempunyai MCK, yang ke-lima jumlah tanggungan per-KK terlalu banyak, yang ke-enam faktor usia, yang ke-tujuh pendidikan minimal SD, yang ke-delapan tidak mempunyai ladang atau perkebunan, yang ke-sembilan listrik masih numpang tetangga atau tidak milik sendiri, yang ke-sepuluh tidak mempunyai pekerjaan yang tetap. Selain syarat-syarat mendapatkan kartu sehat, kelompok kami akan sedikit menjabarkan tentang cara-cara dalam memperoleh kartu sehat, cara-caranya antara lain sebagai berikut : yang pertama yaitu pengurus desa akan mengadakan seleksi secara serentak kepada masyarakat yang memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu sehat, setelan diseleksi maka data-data masyarakat yang telah memenihu syarat akan diajukan ke puskesmas melalui pengantar desa. Misalkan kuota yang diberikan dari pemerintahkepada pemrintah yang akan mendapatkan hanya 200 orang, sedangkan dalam penyeleksian terdapat 250 orang, maka 50 orang tersebut akan melakukan pergantian kepemilikan dengan masyarakat yang mempunyai kartu sehat tetapi sudah meninggal

Selain mengupas tentang syarat-syarat dan cara-cara mendapatkan kartu sehat, kelompok kami juga akan menyajikan hasil wawancara kami dengan kaluarga yang kami wawancarai atau yang kami gali infofmasinya. Keluarga Pertama yaitu keluarga bapak munjamil dari Desa Gembleng. Keluarga bapak ini merupakan salah satu keluarga dari sekian masyarakat yang mendapatkan kartu sehat. Setelah kami wawancara bapak ini ternyata telah memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu sehat, yang telah kami bahas sebelumnnya megenai syarat-syarat tersebut. Pak munjamil adalah seorang kepala keluarga yang sudah sangat sepuh, umurnya kira-kira sudah 75tahun. Beliau mempunyai tujuh orang anak. lima diantaranya sudah berkeluarga namun anak-anak beliau ikut bersama suaminya dan jarang sekali menengok pak munjamil karena ongkos transportasi dan suami-suaminya juga berasal dari keluarga yang sederhana pula. Satu anak diantaranya yaitu sri dia juga sudah menikah tetapi masih satu atap dengan pak munjamil. Sedangkan anak bungsu pak munjamil masih membujang dan tidak mempunyai pekerjaan tetap. Rumah pak munjamil hanya berdinding bambu yang sudah kropos karena sudah lama tidak direnofasi dikarenakan tidak mepunyai modal. Pak munjamil yang sudah sepuh ini hanya bisa bekerja serabutan, itu saja kalau ada yang mrmbutuhkan jasanya. Dan penghasilannya juga tidak memcukupi kebutuhannya sehari-hari. Fasilitas di rumah pak munjamil juga tidak sepenuhnya tercukupi seperti MCK, yang hanya terbuat dari tanah yang digali sedalam dua meter lebar satu meter persegi dan di atasnya dikasih jamban. Dan sekelilingnnya hanya dibatasi oleh bilik bambu agar tidak kelihatan orang. Pak munjamil orang yang sudah lanjut usia, beliau sering sakit-sakitan. Oleh karena itu pak munjamil sangat senang mendapatkan kartu sehat karena dapat memudahkan dan meringankan biaya pengobatan. Pak munjamil menderita katarak dan rematik. Dengan adanya kartu sehat pak munjamil bisa berobat di rumah sakit atau puskesmas dengan gratis. Karena beliau menderita penyakit katarak maka harapan yang beliau inginkan adalah ingin mendapatkan operasi mata secara gratis dari pemerintah. Dan harapan pak munjamil pun terwujud, beliau dapat mengobati matanya dengan biaya ditanggung pemerintah. Setelah pak munjamil datng ke rumah sakit tertentu pak munjamil kemudian mendaftarkan diri di bagian administrasi dan memberikan kartu sehat tersebut. Namun sayang dengan menggunakan kartu sehat pak munjamil lebih rumit, selain kartu sehat yang dimiliki pak munjamil juga harus memberikan foto copy KTP, KK, dan kartu sehat masing-masing sebanyak tiga lembar dan mambawa surat pengantar dari puskesmas. Kemudian pak munjamil menjalankan operasinya namun pelayanan dari rumah sakit kepada pak munjamil sangatlah kurang maximal seprti menghuni ruangan kelas tiga, setelah operasi pak munjamil juga sangat jarang di periksa oleh suster dan dokter, hanya beberapa kali saja. kebutuhan pak munjamil semuanya hanya di urusi oleh istrinya yang selalu menemaninya. Tidak ada suster yang membantu. Pelayanan yang diberikan kepada pemilik kartu sehat dan pasien yang membayar administrasi sagatlah jauh berbeda. Harapan pak munjamil dari adanya progam kartu sehat ini adalah untuk endapatkan pengobatan gratis tetapi mendapatkan pelayanan yang sama dengan pasien yang lain, supaya pengobatannya mendapatkan hasil seperti yang diinginkan yaitu sehat kembali.Keluarga ke-dua yaitu dari keluarga Ibu Fadhilah dari Desa Gemblengmulya. Bu fadhilah adalah seorang penerima kartu sehat. Karena memenuhi syarat untuk mendapatkannya. Bu fadhilah adalah seorang ibuu rumah tangga yang sudah ditinggal mati suaminya tiga tahun yang lalu. Beliau mempunyai tiga orang anak, anak beliau yang pertama sudah dewasa hanya bekerja sebagai tukang kuli bangunan. Sedangkan dua anak lainnya masih duduk di bangku SMP dan SD. Setelah ditinggal mati suaminya bu fadhilah harus mancari nafkah untuk menghidupi ke-tiga anaknya tersebut walaupun anaknya yang pertama juga membantu mencari nafkah tetapi belum mencukupi kebutuhan keluarganya. Bu fadhilah hanyalah buruh batik, dan membatik di rumahnya sendiri karena anak-anaknya tidak ada yang mengurus. Gaji bu fadhilah dalam menjadi buruh batik hanyalah Rp 25.000,-/potong kain. Dan uangnnya habis untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras, karena bu fadhilah tidak mempunyai sawah. Rumah bu fadhilah hanya berdindingkan anyaman bambu dan berlantaikan tanah. Bu fadhilah sangat bersyukur karena mendapat kartu sehat dari pemerintah. Karena dapat meringankan biaya pengobatan kalau sakit. Bu fadhilah pernah menggunakan kartu sehat tersebut di puskesmas pancur saat sakit demam. Cara penggunaan kartu sehat di Rumah Sakit dan di Puskesmas sangatlah berbeda. Saat ke puskesmas bufadhilah hanya membawa kartu sehat saja, pegawai puskesmas juga sangat baik, saat mendaftar apabila ada seorang pasien yang tidak memberikan kartu sehat maka pihak puskesmas menanyakan ke pasien apakah mempunyai kartu sehat atau tidak. Bu fadhilah dirawat selama dua hari di puskesma, dan pelayanan dari pihak puskesmas sangatlah ramah. Dengan adanya kartu sehat tersebut bu fadhilah berharap kepada pemrintah supaya dapat meringankan pengobatan seperti ibu fadhilah tersebut.Keluarga ke-tiga yaitu bambang santoso dari desa kedung yang kami kunjungi di puskesmas pamotan. Bambang santoso merupakan remaja yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Bamabng mengalami over dosis setelah meminum beberapa obat. Saat kami menjenguk bambang saat itu pegawai di puskesmas sangatlah sepi, kami hanya menemui satu orang pegawai yang akan pulang. Pasien-pasiennya juga tidak terlalu diperhatikan. Menurut keterangan dari orang tua bambang, anaknya sudah terdaftar sebagai pemilik kartu sehat yang memang diperuntukkan pemerintah untuk orang-orang miskin. Sudah kami jelaskan sebelumnya, walaupun bambang sudah mempunyai kartu sehat dari pemerintah, tapi pelayanan tenaga medis disana seperti kurang memperhatikan orang yang berobat hanya dengan membawa kartu sehat tanpa ada biaya yang dikeluarkan. Terbukti, saat kami datang di puskesmas hanya satu orang tenaga medis yang berada disana dan itu juga sudah buru-buru mau pulang. Jika sesuatu terjadi pada pasien, siapa yang bertanggung jawab kalau tenaga medisnya saja dalam pelayanan tidak sepenuhnya mengabdikan dirinya untuk sang pasien. Padahal tugas utama dari dokter maupun tenaga medis lainnnya adalah menyelamatkan nyawa pasien. Yang namanya penyakit sekecil apapun itu tidak boleh disepelekan, memang penyakit yang diderita Bambang hanya karena dia overdosis oleh obat tertentu dan jika cepat-cepat ditangani oleh dokter juga pasti akan sembuh. Tapi dokter juga harus waspada jika sewaktu-waktu pasien akan mengalami efek samping dari obat yang diberikan. Semua masyarakat apalagi masyarakat yang kelas ekonomi rendah, mendapatkan bantuan dari pemerintah adalah bagaikan mendapat air saat musim kekeringan, itu sangat diharapkan dan sangat dibutuhkan. Karena dengan bantuan tersebut akan sedikit meringankan beban kehidupan mereka. Salah satunya adalah bantuan dalam hal kesehatan yaitu dengan diberikannya kartu sehat. Tentu dengan adanya kartu sehat masyarakat berharap kesehatan mereka telah dijamin oleh pemerintah. Namun ketika pemerintah seperti tak acuh, masyarakat miskin hanya tinggal menaruh harapan terhadap kelompok masyarakat yang bersedia membantu meringankan beban mereka. Salah satu nya adalah kepada lembaga amil zakat, infak dan sedekah yang menyelenggarakan program bantuan kesehatan ataupun pengobatan gratis. Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian pejabat pemerintah. Lembaga-lembaga yang ada dan tumbuh di tengah masyarakat tak mungkin mampu untuk berbuat banyak jika pemerintah seakan lamban, apalagi seperti lepas tangan. Pada hakikatnya, pemerintah lah yang bertanggungjawab untuk memenuhi pelayanan kesehatan prima bagi rakyatnya.

PENUTUPKesehatan bagi masyarakat itu adalah hal yang sangat penting. Apalagi bagi masyarakat yang tingkat ekonominya rendah. Mendapat bantuan dari pemerintah memang sangat dibutuhkan oleh mereka. Dari observasi yang telah kelompok kami lakukan, keterangan narasumber telah kami jelaskan diatas. Dari ketiga narasumber kami, penyakit yang diderita memang berbeda-beda. Keluarga pertama yaitu atas nama pasien Bapak munjamil beliau menderita penyakit katarak, keluarga ke dua yaitu Ibu Fadhilah menderita demam, keluarga ketiga yaitu bambang susanto dia overdosis obat. Ketiga narasumber tersebut sama-sama mendapat kartu sehat dari pemerintah, tetapi pelayanannya ada sedikit perbedaan. Ada yang mendapat full perhatian dan pelayanan yang memuaskan dari tenaga medis yang bertugas dan ada yang kurang diperhatikan.Sebenarnya disinilah titik pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Disaat lembaga kesehatan membeda-bedakan pelayanannya tethadap masyarakat yang memegang kartu sehat dan tidak, disinilah kegagalan pemerintah dan bukti pemerintah Indonesia belum mempunyai komitmen serius untuk memperbaiki tingkat pelayanan kesehatan terhadap masyarakatnya yang seharusnya semuanya mendapatkan pelayanan yang sama tanpa dibeda-bedakan.

DATA INFORMANKeluarga pertama: Nama: MUNJAMIL Tempat/tanggal lahir: REMBANG, 23-03-1940 Jenis kelamin: LAKI-LAKI Alamat: GEMBLENGMULYART/RW: 001/001Kel/Desa: GEMBLENGMULYAKecamatan: PANCUR Agama: ISLAM Status perkawinan: KAWIN Pekerjaan: PETANIKeluarga kedua: Nama: FADHILAH Tempat/tanggal lahir: REMBANG, 16-07-191965 Jenis kelamin: PEREMPUAN Alamat: GEMBLENGMULYART/RW: 006/002Kel/Desa: GEMBLENGMULYAKecamatan: PANCUR Agama: ISLAM Status perkawinan: KAWIN Pekerjaan: PETANI

Keluarga ketiga: Nama: BAMBANG SANTOSO Tempat/tanggal lahir: REMBANG, O6-03-1997 Jenis kelamin: LAKI-LAKI Alamat: KEDUNGRT/RW: 003/002Kel/Desa: KEDUNGKecamatan: PANCUR Agama: ISLAM Status perkawinan: BELUM Pekerjaan: PELAJAR

Lampiran fotoFoto bersama bapak munjamil pada saat di rumah sakit