Rangkuman Modul 1

10
 SKENARIO 1 KBK KBK adalah mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.  Mengetahu i metode KBK 1.Perkuliahan 2. Problem-Based Learning (PBL) Proses: • Mahasiswa dikelompokkan menjadi kelompok diskusi kecil dan dibimbing oleh seorang tutor. • Kepada mahasiswa diberikan suatu masalah atau problem dalam bentuk skenario/ audiovisual/ pasien simulasi dan mereka diminta untuk mendiskusikannya dengan menggunakan langkah-langkah yang dikenal dengan nama “Seven Jumps from Schmidt”. sebagai berikut:  Step 1 : Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak dimengerti bersama kelompok Step 2 : Menentukan masalah-masalah Step 3 : Menemukan gagasan tentang hipotesis atau penjelasan masalah Step 4 : Menata penjelasan dari langkah 3 dalam sebuah usulan solusi Step 5 : Menentukan tujuan pembelajaran Step 6 : Mengumpulkan informasi (belajar mandiri) dari berbagai sumber Step 7 : Mengkaji dan mensintesis informasi-informa si yang baru diperoleh terhadap masalah yang dihadapi • Sebuah skenario membutuhkan 2 kali pertemuan untuk diskusi kelompok dalam waktu satu minggu. • Konsultasi pakar bila dibutuhkan oleh mahasiswa.  • Diskusi pleno pada akhir blok sekaligus bersifat sebagai konsultasi pakar, dengan kehadiran seluruh pakar yang terlibat. 3. Belajar Mandiri 4. Praktikum 5. Keterampilan Medik 6. Role play / bermain peran 7. Case-based teaching

Transcript of Rangkuman Modul 1

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 1/10

SKENARIO 1

KBK 

KBK adalah mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,

sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

  Mengetahui metode KBK 

1.Perkuliahan

2. Problem-Based Learning (PBL)

Proses:

• Mahasiswa dikelompokkan menjadi kelompok diskusi kecil dan dibimbingoleh seorang tutor.• Kepada mahasiswa diberikan suatu masalah atau problem dalam bentuk skenario/ audiovisual/ pasien simulasi dan mereka diminta untuk mendiskusikannya dengan menggunakan langkah-langkah yang dikenaldengan nama “Seven Jumps from Schmidt”. sebagai berikut: 

Step 1 : Mengklarifikasi istilah-istilah dan konsep yang tidak dimengertibersama kelompok Step 2 : Menentukan masalah-masalah

Step 3 : Menemukan gagasan tentang hipotesis atau penjelasan masalahStep 4 : Menata penjelasan dari langkah 3 dalam sebuah usulan solusiStep 5 : Menentukan tujuan pembelajaran

Step 6 : Mengumpulkan informasi (belajar mandiri) dari berbagai sumberStep 7 : Mengkaji dan mensintesis informasi-informasi yang baru diperolehterhadap masalah yang dihadapi

• Sebuah skenario membutuhkan 2 kali pertemuan untuk diskusi kelompok dalam waktu satu minggu.• Konsultasi pakar bila dibutuhkan oleh mahasiswa. 

• Diskusi pleno pada akhir blok sekaligus bersifat sebagai konsultasi pakar,dengan kehadiran seluruh pakar yang terlibat.

3. Belajar Mandiri

4. Praktikum

5. Keterampilan Medik 

6. Role play / bermain peran

7. Case-based teaching

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 2/10

 8. Bed side teaching 

  Mengetahui kelebihan KBK 

Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih menjadi pembelajaraktif (active learner ) selama pendidikan formal sehingga mahasiswa akanterbiasa meningkatkan kemampuannya secara mandiri untuk kemudianmenjadi lifelong learner  

  Perbedaan KBK dengan kurikulum lain

KBK berbeda dengan kurikulum pendidikan tahun 1994. Jika kurikulum1994 menggunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan denganberorientasi pada content education dan pola pengembangan kurikulum

bersifat sentralisasi, maka KBK menggunakan pendekatan kompetensi yangmenekankan pada pengembangan daya kognisi, afeksi, dan psikomotorik siswa (anak didik) dan pola pengembangan kurikulum bersifat desentralisasi.

PBL

 Adalah Proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalahdalam kehidupan nyata kemudian mahasiswa dirangsang untuk mempelajarimasalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyaisebelumnya (prior knowledge ) sehingga terbentuk pengetahuan dan

pengalaman baru.

  Mengetahui metode PBL

  Information processing theory , terdiri dari tiga komponen yaitu aktivasi prior  knowledge, encoding specificity dan elaboration of knowledge . Dalam PBL tigakomponen ini dapat dilihat dari kasus yang dapat mengaktifkan priorknowledge pelajar, kasus juga berdasarkan situasi nyata yang membuat belajarmenjadi kontektual, dan elaboration yang dapat dilihat dari proses diskusi.

  Cooperative learning theories  

Self determination theory   Control theory  

  Mengetahui instrument dalam PBL

1. SGD (Small Group Discussion)

SGD Merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam skenario. Dalamsetiap SGD terdapat tutor, ketua diskusi, sekretaris, dan anggota diskusi. Setiapanggota SGD harus berperan aktif dalam mempelajari masalah agar masalahdapat menjadi pembelajaran yang baik.

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 3/10

2. Tutor

Tutor merupakan fasilitator dan penuntun dalam pembelajaran masalah. Tutorbersama dengan anggota SGD, dapat meningkatkan pemahaman tentangsuatu pokok bahasan sehingga terjadi sharing ilmu (mitra pembelajaran).

3. Skenario

Skenario merupakan sekumpulan masalah yang dapat berbentuk cerita atauyang lain. Dari skenario inilah dapat di kembangkan menjadi learning objective  (hal-hal yang perlu di pelajari)

4. Seven Jumps

Seven jumps merupakan tahapan dalam mempelajari masalah. Setiap tahap

sangat berpengaruh pada penentuan LO (learning objective ). LO inilah yangharus kita pelajari dalam scenario yang berisi beberapa masalah.

  Mengetahui kelebihan PBL

  Pembelajaran dikemudikan menantang dengan permasalahan yang terbukadan kompleks (Problem based )

  Dapat Belajar mandiri (Self directed learning )  Dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learning )  Lebih mahir dalam identifikasi dan evaluasi sumber belajar 

Lebih berfikir kritis dalam segala hal (Critical thingking )  Lebih berfikir kreatif dalam memecahkan masalah (Creative thinking )  Belajar dari masalah nyata (evidence based learning )  Belajar untuk bersifat coperatif dalam berkelompok (Cooperative dan 

collaborative learning )  Para guru berperan sebagai " facilitators" pelajaran, tidak sebagai pentransfer

pengetahuan.

  Mengetahui kekurangan PBL

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan strategi pendekatan

problem based learning (PBL) merupakan sebuah inovasi pendidikan kedokteranyang sedang dikembangkan di Indonesia. Banyak institusi pendidikan yangmengeluhkan penerapan PBL karena :

  Memerlukan sumber daya manusia yang banyak   Manajemen pembelajaran yang kompleks  Memerlukan dana yang besar

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 4/10

SKENARIO 2

Mencari Sumber Informasi

Sumber informasi dapat digali dengan beberapa cara di bawah ini :

  Cari di internet

  Pergi ke perpustakaan

  Temu pakar

Jenis-jenis Informasi Ilmiah

Dilihat dari segi arah mata rantai komunikasi ilmiah, jenis sumber informasi ilmiahdapat dibedakan sebagai berikut:

a) Pra-literatur yaitu riset/survei yang sedang/ akan berjalan:

  Kolega sesama ilmuwan (invisible colleague)  Rubrik apa-siapa dalam majalah profesi  Daftar riset/survei yang sedang /akan berjalan

b) Literatur Primer yaitu yang diterbitkan pertama kali dari penerbit atau darisumbernya secara lengkap dan asli:

   Artikel jurnal  Laporan penelitian/survei dan monografi riset  Makalah konferensi  Spesifikasi paten  Disertasi  Literatur niaga (technical bulletin, data sheeets, dll)  Preprint (progress report)

c) Literatur Sekunder yaitu segala keterangan, tulisan yang dapat digunakanuntuk membuka informasi primer:

  Majalah indeks  Majalah abstrak   Survei literatur   Analisis literatur  Risalat (treatise)  Ensiklopedi  Buku pegangan (handbook)  Kamus  Critical tables 

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 5/10

d) Literatur Tersier yaitu keterangan atau tulisan pada sumber tertentuyang dapatdigunakan untuk mengetahui atau menelusur nformasi ekunder:

  Pedoman literatur  Bibliografi dari bibliograf 

e) Lain-lain:

  Standar/spesifikasi  Peraturan/perundang-undangan  Direktori  Buku teks  dan lain-lain

Cara mencari informasi dengan cepat dan efesien diperpustakaan danmedia elektronika 

  Lebih spesifikasi data yang akan dicari

  Lihat tahun terbit. Tahun terbit dapat mengidentifikasi apakah sumber masihrelevan dengan tahun saat kita mencari bahan.

  Bandingkanlah sumber 1 dengan sumber yang lain  Evaluasi dan analisis kembali informasi yang diperoleh, apakah berhubungan

dengan apa yang kita cari

  Jika menemukan kata-kata baru, carilah arti-artinya dalam kamus agar lebih

mengerti data yang di dapat

Bekerjasama Dalam Kelompok 

   Aktif dalam setiap diskusi yang ada  Mampu mencurahakan pendapat  Mampu menerima pendapat orang lain  Berperan serta dalam setiap kegiatan kelompok   Mau menerima kekurangan anggota kelompok 

Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki sikap critical thinking, smart thinking,reasoning skill.

  Menyadari kekurangan dirinya  Mau bertanya jika tidak tahu

   Aktif dalam setiap pembelajaran  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi  Selalun menanyakan hal-hal yang berhubungan  Berpikiran terbuka  Rendah diri  Berpikiran bebas  Memiliki motivasi tinggi, dan lain-lain

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 6/10

Mampu menyelesaikan masalah yang ada

 Mengerti masalah Mencari sumber masalah Bertanya pada pakar Menyelesaikannya dengan critical thinking dan smart thinking

Mengetahui manfaat critical thinking

  Dapat menjadikan masalah bukan sebagai hambatan tetapi sebagai suatupembelajaran

  Dapat menemukan inti dalam suatu permasalahan  Dapat menyimpulkan masalah  Mampumenguji kebenaran dalam suatu pernyataan

Mengetahui langkah-langkah critical thinking

  Identifikasi masalah  Menetapkan dan mendefinisikan suatu konteks atau keadaan  Mengusulkan beberapa alternatif   Manganalisis pilihan untuk mendapatkan yang terbaik   Membuat daftar alasan secara jelas dan rinci  Melakukan koreksi diri, apakah data yang didapat benar atau tidak 

EBM ( EVIDENCE BASED MEDICINE 

Menurut Sackett et al.1 Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu

pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk 

kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek, EBM

memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah

terkini yang paling dapat dipercaya.

Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menela’ah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi

sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.

Ketrampilan seorang dokter :

  Diagnosa

  Treatment (pengobatan)

  Pencegahan

  Mempertahankan kesehatan masyarakat

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 7/10

 

Secara lebih rinci EBM merupakan keterpaduan antara : 

(1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best

research evidence).

Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut harus berasal dari

studi-studi yang dilakukan dengan metodologi yang sangat terpercaya

(khususnya randomized controlled trial), yang dilakukan secara benar. Studi

yang dimaksud juga harus menggunakan variabel-variabel penelitian yang dapat

diukur dan dinilai secara obyektif (misalnya tekanan darah, kadar Hb, dan kadar

kolesterol), di samping memanfaatkan metode-metode pengukuran yang dapat

menghindari risiko "bias" dari penulis atau peneliti.

(2) keahlian klinis (clinical expertise).Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu kemampuan klinik (clinical skills)

yang memadai. Di sini termasuk kemampuan untuk secara cepat

mengidentifikasi kondisi pasien dan memperkirakan diagnosis secara cepat dan

tepat, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menyertai serta

memperkirakan kemungkinan manfaat dan risiko (risk and benefit) dari bentuk 

intervensi yang akan diberikan. Kemampuan klinik ini hendaknya juga disertai

dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang dianut oleh pasien

serta harapan-harapan yang tersirat dari pasien.

(3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).

Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama apapun tentu

mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status kesehatan dan penyakitnya.

Pasien juga tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan

pengobatan yang diterimanya. Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi

atau praktisi medik, agar setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan

selain dapat diterima dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah juga

mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimilik oleh pasien.

MENGAPA HARUS EVIDENCE BASED? 

EBM diperlukan karena perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti

ilmiah yang tersedia begitu banyak. Sedangkan tidak semua ilmu pengetahuan baru

yang jumlahnya bisa ratusan itu kita butuhkan. Karenanya diperlukan EBM yang

menggunakan pendekatan pencarian sumber ilmiah sesuai kebutuhan akan

informasi bagi individual dokter yang dipicu dari masalah yang dihadapi pasiennya,

disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan klinis dokter tersebut.

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 8/10

 APA TUJUAN EVIDENCE-BASED MEDICINE? 

Tujuan utama dari EBM adalah membantu proses pengambilan keputusan klinik,

baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang 

didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat 

dipertanggungjawabkan. 

Dengan demikian maka salah satu syarat utama untuk memfasilitasi pengambilan

keputusan klinik yang evidence-based, adalah dengan menyediakan bukti-bukti 

ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi serta diutamakan yang 

berupa hasil meta-analisis, review sistematik, dan randomised contrrolled trial 

(RCT).

LANGKAH-LANGKAH DALAM EBM

 Ada 6 tahap dalam proses EBM. Tahap ini disebur juga dengan educationalprescription. Berikut tahap-tahapnya :

1.  Pertanyaan klinis. Ini merupakan tahap terpenting dalam kesuksesan

menjawab untuk prediksi medis. Terdapat 4 bagian dalam tahap ini :

  Patient (masyarakat atau problem klinis yang menarik)

  Intervention (bisa berupa hasil riset, pengujian, atau pencegahan)

  Comparison (pemikiran apakah intervensi itu baik atau buruk)]

  Outcome (secara ideal, salah satu hasil yang diinginkan untuk pasien)

2.  Pencarian literatur medis untuk pembelajaran, guna mendapatkan bukti

terbaik. Langkah ini membutuhkan kemampuan mencari dengan baik 

(informasi medis)

3.  Penemuan pembelajaran yang terbaik untuk bisa menjawab pertanyaan,

menentukan besarnya ruang lingkup (pengaruh dosis), dan ketelitian dari

hasil akhir.

4.  Menampilkan kajian kritis dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil

yang akurat, dengan mencari sumber-sumber yang mirip. Hal ini dilakukan

untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadinya cacat pembelajaran yangfatal.

5.  Mengetahui bagaimana hasil dapat membantu dalam masalah menjaga

pasien (aplikasi klinis atau external validitas dalam pembelajaran)

6.  Menguasai hasil pembelajaran pada pasien atau masyarakat

Formularium merupakan kompilasi sediaan obat yang digunakan sebagai acuan

untuk penulisan resep oleh dokter di suatu unit pelayanan kesehatan. Bagi praktisi

medik, formularium ini membantu dalam proses pemilihan obat yang rasional.

Dengan formularium ini maka obat yang digunakan adalah obat yang benar-benar

diperlukan sehingga menghindari pemborosan biaya atas pembelanjaan obat-obat

yang tidak diperlukan.

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 9/10

 

PENUTUP

Dari uraian di atas terlihat bahwa dinamika perkembangan ilmu kedokteran terjadi

sangat cepat. Di satu sisi praktisi medik umumnya memanfaatkan obat dan teknologi

medik untuk tujuan diagnostik dan terapi sesuai dengan peruntukannya. Namun di

sisi lain beberapa prasat medik yang sebelumnya dianggap benar dapat saja segera

keliru dan digantikan oleh prasat medik yang lebih efikasius dan aman.

Menggunakan prasat medik yang usang (obsolete) atau sudah tidak 

direkomendasikan (abandoned) akan berdampak pada risiko terjadinya medical

error. Oleh sebab itu setiap praktisi medik perlu selalu meng-update keilmuannya

agar setiap tindakan medik yang dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan secara

benar dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terkini dan valid.

Tinkatan Evidence : 

SKENARIO 4

CRITICAL APPRAISAL

 Adalah Penilaian kritis yang didasari penilaian bukti secara sistematis denganmeninjau ulang keterkaitan, kebenaran dan hasil untuk situasi yang spesifik.

Systematic Reviews

and Meta-analyses

Randomized

Controlled doubleBlind Studies

Cohort studies

Case Control Studie

Case Series

Case reports

Ideas, Editorials, Opinions

Animal Research

In Vitro ('test tube') research

5/11/2018 Rangkuman Modul 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-modul-1 10/10

Mengapa harus CA :

•  Riset yang diterbitkan tidaklah selalu dapat dipercaya. Kita tidak bisamengambil kesimpulan begitu saja, sekalipun artikel diterbitkan di dalamsuatu jurnal peer-reviewed.

•  Riset yang diterbitkan tidaklah selalu relevan. Mungkin riset tersebutberkaitan, tetapi harus dibaca lagi untuk menilai apakah bisa diaplikasikan kepasien atau masyarakat.

•  Untuk meningkatkan efektivitas klinis. kita memerlukan suatu kerangkasistematis untuk menginterpretasikan riset, membandingkannya dengansesuatu yang tidak pada riset sembrono atau peristiwa kebetulan.

Tujuan CA : Dengan Critical Appraisal ini, seorang dokter diharapkan mampu mengambil

suatu keputusan yang terbaik dan relevan. Juga mempertimbangkan manfaat,keunggulan, serta kualitatif dan kuantitatif terhadap keputusan klinisnya yang telahdipercaya dan sudah diteliti dan diseleksi dari berbagai masalah melalui prosespenelitian. Pertanyaan yan harus ada dalam CA :

1. apakah Hasil sah?

2. bagaimana hasil?

3. Bagaimana nantinya hasil akan membantu mengobati pasien?

bukan CA :

  Menghilangkan 1 potongan riset  Penilaian hasil sendiri  Didasarkan pada analisa statistik yng terperinci  Berdasarkan pendapat tenaga ahli researchers/statisticians saja

CA :

  Penilaian riset memproses dan menghasilkan  Pertimbangan [yang] kwalitatif dan kwantitatif aspek riset  Untuk;Menjadi dikerjakan secara keseluruhan para profesional kesehatan

[sebagai/ketika bagian dari pekerjaan mereka  Penilaian [yang] seimbang bermanfaat bagi dan kekuatan riset melawan

terhadap kekurangan nya dan kelemahan