1. Rangkuman bab 3.doc

49
BAB III PERENCANAAN DAN PENGAJARAN Sebelum menyusun perencanaan untuk pembelajaran, sedikitnya ada 5 pertanyaan yang harus dijawab oleh guru yaitu: 1. Apa yang harus menjadi dasar guru matematika sebelum mulai untuk merencanakan? 2. Mengapa guru harus berhati-hati dalam menyususn rencana pembelajaran? 3. Apa tingkat perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru? 4. Bagaimana usaha/cara guru untuk memenuhi kebutuhan semua siswa? 5. Bagaimana guru mengintegrasikan perencanaan dengan menilai dan menganalisis? 1

Transcript of 1. Rangkuman bab 3.doc

Page 1: 1.  Rangkuman bab 3.doc

BAB III

PERENCANAAN DAN PENGAJARAN

Sebelum menyusun perencanaan untuk pembelajaran, sedikitnya ada 5 pertanyaan

yang harus dijawab oleh guru yaitu:

1. Apa yang harus menjadi dasar guru matematika sebelum mulai untuk

merencanakan?

2. Mengapa guru harus berhati-hati dalam menyususn rencana pembelajaran?

3. Apa tingkat perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru?

4. Bagaimana usaha/cara guru untuk memenuhi kebutuhan semua siswa?

5. Bagaimana guru mengintegrasikan perencanaan dengan menilai dan

menganalisis?

1

Page 2: 1.  Rangkuman bab 3.doc

PENDAHULUAN

Guru dapat memainkan berbagai peran yang berbeda di dalam kelas: konselor,

tukang kebun, petugas polisi, orang tua, aktor, arsitek, teman, buku, cheerleader,

dan lain-lain. Peran apa yang dapat kita mainkan? Sampai batas tertentu, yang

tergantung pada kepribadian kita, sekolah kita, para siswa di kelas kita, dan

berbagai faktor lainnya, tetapi semua guru harus memainkan peran sebagai

instruktur. Peran instruktur melibatkan empat (4) fungsi dasar:

1. Perencanaan

2. Pengajaran

3. Menilai

4. Menganalisis

Pada waktu menyusun rencana memutuskan fokus pelajaran (tujuan), dan

kemudian menetapkan metode untuk melaksanakan pembelajaran, dengan

menggunakan sumber belajar dari buku teks atau kurikulum. Lalu guru

melaksanakan pembelajaran dengan menyajikan masalah, memberikan arah,

mengajukan pertanyaan, mendengarkan, mengamati, dan memberikan umpan

balik kepada siswa. Selama dan setelah pembelajaran guru menilai pemahaman

siswa, akhirnya dianalisis tentang hasil belajarnya.

Guru mendiskusikan tingkat perencanaan (untuk tahun ini, untuk unit, untuk

pelajaran) berencana untuk berbagai jenis pelajaran, dan berencana untuk

memenuhi kebutuhan semua siswa. Sepanjang diskusi-diskusi, kita menunjukkan

bagaimana mengajukan pertanyaan dan membuat rencana dapat diterjemahkan ke

dalam praktek pengajaran yang sebenarnya dalam ruang kelas. Dalam

pembahasan bab ini juga membuat rekomendasi umum untuk mengajar

matematika dalam kontek itu. Dalam bab ini juga mencerminkan penerimaan kita

dari gagasan bahwa anak-anak secara aktif membangun pemahaman baru mereka

sendiri karena mereka membangun pengetahuannya dari apa yang mereka telah

ketahui sebelumnya.

2

Page 3: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Mempersiapkan untuk mengajar: sebelum perencanaan dimulai.

Mengajar matematika kepada anak-anak adalah tugas yang kompleks. Sebagai

guru kita harus membuat banyak keputusan-keputusan selama pembelajaran. Tapi

ada banyak hal yang harus kita lakukan terlebih dahulu untuk meningkatkan

kemungkinan bahwa tahun ini, setiap unit, dan setiap pelajaran akan berhasil

untuk semua peserta didik yang beragam di kelas kita. Untuk mewujudkannya kita

harus menjawab beberapa pertanyaan penting sebelum pelajaran dimulai, bahkan

sebelum kita menulis rencana pembelajaran. Berikut beberapa pertanyaan yang

harus dijawab guru:

1. Apakah saya telah memahami matematika sebelum saya

mengajarkannya?

Guru saat ini dituntut tidak hanya mengajar matematika dengan cara yang

berbeda dari bagaimana mereka diajarkan di sekolah dasar, tetapi juga untuk

mengajarkan topik dan konsep ketika mereka tidak belajar di sekolah. Ketika

kita akan mengajarkan sesuatu materi yang kita sendiri tidak banyak

pengetahuan tentang itu, maka pekerjaan pertama yang harus kita lakukan

adalah mempelajari dengan baik tentang hal itu. Hal ini dibuat dalam prinsip

NTCM dan Standar (2000), yang menyatakan, pemahaman matematika siswa

merupakan kemampuan mereka untuk menggunakannya dalam memecahkan

masalah, dan rasa percaya diri mereka tehadap matematika dibentuk oleh

ajaran yang mereka hadap/terima di sekolah. Guru harus mengetahui dan

memahami secara mendalam matematika yang akan kita ajarkan dan mampu

memanfaatkan pengetahuan itu dengan fleksibilitas yang tinggi dalam tugas

mengajarnya. Demikian pula, National Research Council (2002) mencatat

bahwa guru harus mahir pada tingkat yang lebih banyak daripada siswa kita

untuk dapat mengajar matematika dengan baik. Kita tahu dari berbagai

penelitian bahwa guru dengan pengetahuan konten yang kuat lebih mampu

untuk mengembangkan pemahaman konseptual matematika siswa mereka

dengan menyediakan multi representasi dari konsep yang sama. Guru-guru

3

Page 4: 1.  Rangkuman bab 3.doc

juga lebih mungkin untuk menghubungkan matematika yang diajarkan dengan

kehidupan sehari-hari dan untuk konten lainnya.

Dengan melakukan hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar siswa yang

lebih tinggi dalam matematika. Kita tidak akan dapat mengajarkan untuk

memahami jika kita sendiri tidak memiliki pemahaman yang kuat (Burns,

2007). Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk dapat meningkatkan

pengetahuan subyek-materi dan dengan melakukannya akan membuat kita

lebih terampil dan meningkatkan rasa percaya diri kita. Pendidik telah

menekankan betapa pentingnya bagi kita untuk mempelajari masalah pelajaran

sebelum kita membelajarkannya kepada siswa, karena dengan bekerja melalui

les, anak akan mengambil peran pelajar, kita sebagai guru memperdalam

pemahaman tentang matematika, dan kita mempelajari yang pertama apa yang

akan dilakukan oleh siswa. (Brodesky, Gross, Mc Tigue, dan Tierney, 2004).

Sama halnya guru mengidentifikasi tujuan matematika dari setiap pembelajaran

dan apa yang paling penting bagi semua siswa untuk belajar. Ini dilakukan

untuk menghindari mengajar dengan cara-cara yang tidak memenuhi tujuan-

tujuan atau bahkan konflik dengan mereka. Dan proses ini juga mensyaratkan

bahwa guru memahami isi matematika secara mendalam.

2. Apa karakteristik perkembangan siswa kita?

Sebelum merencanakan pelajaran matematika, kita harus meninjau

karakteristik perkembangan umum anak-anak di kelas kita, serta kekuatan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik tiap individu. Memahami

karakterisrik siswa kita, terutama tingkat perkembangan, dapat membantu kita

merencanakan pelajaran yang sesuai untuk semua siswa.

Dalam bab 2 kita membahas beberapa kemampuan kognitif, faktor-faktor

fisik, dan karakteristik sosial perkembangan siswa di sekolah dasar. Ini secara

keseluruhan memberikan awal yang baik ketika kita mulai merencanakan

matematika melalui pengalaman-pengalaman bagi siswa kita. Perlu diingat

tidak semua siswa mengalami kemajuan dan tahap perkembangan pada waktu

4

Page 5: 1.  Rangkuman bab 3.doc

yang sama. Tingkat kemajuan dan tahap perkembangan yang berbeda

mempengaruhi perbedaan kesiapan belajar bagi anak-anak.

Kita juga harus fokus pada kekuatan dan kelemahan siswa kita. Ini akan

menuntun kita ke cara menggunakan kekuatan siswa serta mengkompensasi

kelemahan mereka. Ini juga akan membantu kita mengidentifikasi bagian-

bagian dari pelajaran yang dapat memberikan siswa masalah dan memikirkan

cara-cara untuk membuat bagian-bagian lebih mudah diakses. Misalnya

seorang siswa yang memiliki kesulitan fokus tetapi suka berbicara dan

membaca mungkin dapat dipasangkan dengan seorang siswa yang berfokus

baik tetapi kesulitan membaca. Mengingat pengalaman sosial dan budaya siswa

kita, ketika merencanakan pembelajaran agar pembelajaran lebih nyata dan

bermakna. Anak-anak mungkin merasa lebih mudah untuk belajar dan menjadi

lebih termotivasi untuk belajar jika mereka dapat melihat hubungan dengan

kehidupan mereka.

Gaya belajar siswa dan preferensi juga merupakan cerminan dari

pengalaman sosial dan budaya mereka. Jadi jika kita dapat menyadari dan

mengajar dengan hal-hal ini dalam pikiran, pelajaran akan lebih mungkin untuk

berhasil.

3. Apa yang sudah diketahui siswa kita?

Sebagai guru, kita harus mengidentifikasi dan membangun apa yang siswa

ketahui. Waktu pembelajaran sangat berharga, tidak akan terbuang pada

pelajaran yang terlalu mudah atau terlalu sulit bagi siswa kita. Tentu saja, jika

siswa di kelas kita berada pada tingkat akademis yang berbeda atau jika mereka

memiliki masalah atau kesulitan belajar, memberikan perlakuan yang adil

dapat berarti penyesuaian pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan khusus

mereka.

Untuk memenuhi kebutuhan semua anak di kelas kita, kita harus lebih

dulu menilai mereka. Tes kertas dan pensil adalah alat yang berguna dalam

pengkajian terutama jika kita telah melihat nilai akhir dan menganalisis

bagaimana anak-anak mencapai jawaban mereka. Juga kita dapat belajar

5

Page 6: 1.  Rangkuman bab 3.doc

banyak tentang siswa kita dengan mengamati dan mengadakan percakapan

dengan mereka. Hal ini dapat mengungkapkan banyak hal yang tidak dapat

diketahui melalui tes tulis. Kita harus menggunakan hasil asesmen/ penilaian

untuk membantu memilih bahan pembelajaran dan pendekatan, menyesuaikan

bahan, dan memutuskan apa yang perlu diajarkan kepada individu dan kelas

secara keseluruhan.

Setelah menilai siswa, kita harus mengatur matematika sehingga kita

mengajar dengan cara yang tepat dan dapat dipahami oleh siswa-siswa kita.

Matematika meliputi pengetahuan konseptual dan prosedural, dengan demikian

kita menghadapi dua (2) tantangan:

a. Membantu siswa mengembangkan kedua jenis pengetahuan itu.

b. Membantu siswa memahami hubungan antar mereka.

Dalam tidak ada disiplin lain adalah pengetahuan sebelumnya lebih kritis atau

prasyarat, misalnya tidak ada gunanya meminta siswa untuk memperkirakan

jarak 1 kilometer (km) jika mereka tidak memiliki pengetahuan tentang

seberapa panjang 1 kilometer. Pentingnya pengetahuan anak sebelumnya jelas

bahwa program matematika terorganisir, baik untuk memberikan pengetahuan

berkelanjutan dan untuk membantu siswa memahami struktur dasar

matematika.

Deskripsi kami hanya memberikan pendekatan spiral walaupun pada

kenyataannya agak berbeda. Secara teori kurikulum matematika memberikan

perubahan yang berkelanjutan dan pengembangan, tetapi dalam prakteknya

banyak teori yang ditinjau kembali tanpa perubahan yang berarti dalam tingkat

perbaikan dari satu tahun ke tahun berikutnya. Akibatnya banyak waktu yang

berharga mungkin terbuang begitu saja hanya untuk meninjau topik daripada

mengenalkan topik baru. Tentu saja, sejumlah review mungkin diperlukan

karena alasan-alasan tersebut.

Tapi Trends in Mathematics and Science Study International (TIMSS)

melaporkan bahwa program matematika di Amerika Serikat mencerminkan

ulasan lain tentang topik dari tahun ke tahun dibandingkan program

matematika di negara-negara lain seperti Jerman dan Jepang (TIMSS, 1996).

6

Page 7: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Pengulangan yang tidak perlu ternyata merugikan siswa. Ini merampas

kegembiraan yang melekat pada guru dan siswa untuk mengeksplorasi topik

baru. Hal ini juga akan menggunakan waktu yang seharusnya dapat tersedia

untuk belajar yang baru, yang berarti bahwa mendapatkan pengalaman ide-ide

baru yang lebih sedikit pada setiap akhir tahun.

Pendekatan spiral memiliki implikasi yang besar untuk belajar dan

mengajar. Sebagai contoh, ketika merencanakan les untuk anak kita harus

mempertimbangkan prasyarat apa yang harus siswa miliki agar berhasil dalam

pembelajaran, dan kita harus mengecek/ memeriksa apakah itu telah dimiliki

oleh siswa. Sering kali kita menemukan siswa yang tidak pernah belajar, lupa

belajar, atau hanya lupa prasyarat tersebut. Mendeteksi kelemahan ini di awal

secara lebih cepat akan memberikan petunjuk kepada kita untuk merencanakan

secara tepat jumlah yang akan direview, sehingga kita dapat mempersiapkan

pelajaran untuk siswa tanpa membuang-buang waktu.

Di kelas 3 menggambarkan cara siswa memperoleh informasi tentang

pemahaman nilai tempat. Pada awal kelas 2, siswa mungkin dapat membaca

dua dan tiga digit nomor, tetapi setelah setahun berlangsung pemahaman

mereka tentang nilai tempat akan tumbuh dan mereka akan mendapatkan

kemampuan untuk menjelaskan angka. Menyimpan catatan perkembangan

mereka adalah penting dalam rangka untuk mengidentifikasi kesenjangan atau

kesalahpahaman.

Selain mengetahui apa yang telah siswa pelajari di kelas sebelumnya, guru

harus melihat ke depan apa yang perlu siswa ketahui besok, bulan depan, dan

tahun depan. Guru kelas 3 harus tahu apa yang yang telah siswa pelajari di TK,

kelas 1, kelas 2, serta apa yang siswa harus pelajari di kelas 4 dan seterusnya.

Perspektif yang luas ini membantu guru menghargai pentingnya peran mereka.

Hal ini juga membantu mereka mendeteksi kesenjangan dalam belajar

matematika, sehingga mereka dapat mengisi kesenjangan secepat dan sefektif

mungkin.

4. Apa jenis tugas yang akan saya berikan kepada siswa saya?

7

Page 8: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Apa saja jenis tugas bagi siswa kita? Ini adalah pertanyaan kunci lain yang

harus dijawab sebelum mulai menyusun perencanaan pembelajaran. Tugas

yang diberikan mungkin berupa proyek, pertanyaan, masalah, konstruksi,

aplikasi (NCTM, 1991, halaman 20). Tugas harus mendorong siswa

mengungkapkan alasan ide-ide matematika, untuk membuat koneksi,

merumuskan masalah, dan memecahkan masalah.

Tidak ada keputusan lain yang membuat guru mendapatkan dampak yang

lebih besar pada kesempatan siswa untuk belajar dan persepsi mereka tentang

apa matematika adalah dari pemilihan atau penyusunan tugas oleh guru yang

melibatkan siswa dalam mempelajari matematika. Di sini guru adalah arsitek

kurikulum (Lappan, 1993, halaman 524)

Salah satu prioritas utama kita, ketika kita mulai merencanakan

pembelajaran adalah memutuskan tujuan setiap pembelajaran matematika.

Tentu saja, kita dapat meningkatkan pembelajaran dan membuat pembelajaran

lebih menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan sastra anak-anak sebagai

batu loncatan dengan melibatkan siswa dalam kerja eksplorasi dan dengan

menetapkan masalah dalam konteks dunia nyata. Tapi pertanyaan pertama

ketika kita merencanakan pelajaran matematika tambahan untuk anak, apa

yang anak-anak butuhkan dari belajar ini? Hal ini tidak tepat untuk

menggunakan bahan manipulatif seperti mainan, untuk melibatkan para siswa

dalam berbicara dan menulis, hanya sekitar perasaan mereka dan bukan tentang

matematika, atau untuk melaksanakan pembelajaran yang hanya untuk

menyenangkan saja.

Sebagai guru kita bertanggung jawab dan memegang peran untuk

membantu anak-anak memenuhi standar bagian dan kita dapat melakukan ini

hanya untuk pelajaran matematika, melibatkan siswa dengan tugas-tugas yang

memperkaya secara matematis. Ketika anak-anak benar-benar terlibat dalam

memecahkan masalah-masalah matematika yang masuk akal bagi mereka,

mereka akan mengambil dari pengalaman yang mungkin akan menjadi

mendalam dan abadi.

8

Page 9: 1.  Rangkuman bab 3.doc

5. Perlu memberikan praktek

Bagian dari memutuskan tentang tugas-tugas yang sepatutnya sedang

mempertimbangkan bagaimana memberikan latihan yang diperlukan. Jelas,

siswa perlu latihan dalam rangka memperoleh kefasihan dengan ide atau

prosedur matematika. Sama seperti kita harus berlatih berjalan atau

mengendarai mobil, kita harus berlatih fakta-fakta tambahan dasar atau

bagaimana membuat pola. Selain itu drill dan praktek tidak harus

menggunakan waktu sebanyak pekerjaan yang membantu anak-anak untuk

memahami ide atau prosedur. Setiap kali lebih difokuskan pada memperkuat

pemahaman konseptual daripada menggunakan waktu yang lama untuk hafalan

prosedur. Akhirnya praktek harus membantu anak-anak menerapkan

pengetahuan mereka dalam konteks baru.

6. Bagaimana mendorong siswa untuk bertanya dan mengelompokkan siswa

saya?

Kita dapat membantu siswa belajar matematika lebih baik dengan

mendorong pada kemampuan mereka untuk mengkomunikasikan fikiran

mereka kepada kita dan satu sama lain. Dengan meminta mereka untuk

mengajukan pertanyaan yang tepat pada waktu yang tepat, dan

mengelompokkan siswa menggunakan cara-cara yang sesuai dengan kekuatan

dan kebutuhan mereka beserta matematika yang kita ajarkan. Tanya jawab

untuk memastikan bahwa diskusi kelas membantu siswa memahami

matematika yang kita ajarkan.

Setelah beberapa percobaan, kita menyadari bahwa untuk memulai

pertanyaan dengan ”bagaimana”, ”Apa”, atau ”mengapa” yang diperlukan oleh

siswa untuk dapat merespon lebih dari sekedar ”ya” atau ”tidak”. Sering

menggunakan strategi think pair share juga mendorong diskusi dengan

memungkinkan waktu bagi siswa untuk membentuk pikiran-pikiran mereka

dan membantu siswa yang pemalu menjadi lebih percaya diri dalam merespon

9

Page 10: 1.  Rangkuman bab 3.doc

di depan kelas. Panjang dan kedalaman respon siswa secara bertahap akan

meningkat. Munculnya ide tidak hanya dari guru kepada siswa tetapi juga dari

siswa untuk guru dan dari siswa kepada siswa yang lain untuk membantu siswa

yang lain belajar matematika (NTCM, 1991). Berikut adalah beberapa cara

yang dapat kita lakukan untuk membantu menciptakan diskusi kelas yang

efektif bagi kita dan juga siswa-siswa yang lain. Selain itu model/cara ini

dimana siswa dapat bertanya dan menjawab dengan teman-teman mereka, dan

menunjukkan kepada mereka bahwa kita mengharapkan mereka untuk

melakukan seperti ini.

a. Pastikan pembelajaran matematika kelas kita adalah tempat yang aman bagi

siswa untuk menjawab dan jika membuat kesalahan. Siswa sering banyak

belajar dengan mendengarkan orang lain dan menganalisis kesalahannya.

Pastikan untuk memberikan peluang kepada siswa untuk mengubah pikiran

mereka tentang dugaan dan solusi yang mungkin.

b. Pose masalah dan menetapkan tugas yang mendorong anak-anak untuk

berbicara tentang pemikiran matematika serta mendengarkan dan

menanggapi ide-ide siswa yang lain. Interaksi antar anak-anak member

kesempatan mereka untuk berbicara tentang ide mereka, mendapatkan

umpan balik, dan melihat sesuatu dari sudut pandang lain. Siswa dapat

belajar satu sama lain selain dari guru.

c. Secara eksplisit mengajarkan kosa kata matematika (Rubenstein, 2007)

menyatakan bahwa beberapa kosa kata matematika mungkin

membingungkan bagi siswa. Misalnya, kata-kata seperti bundar atau persegi

memiliki beberapa arti dalam matematika. Kata-kata seperti produk dan

refleksi memiliki arti dalam matematika dibandingkan dengan yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar untuk memahami dan

menggunakan terminologi yang benar akan meningkatkan kemampuan

siswa untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika yang efektif. Hal ini

penting untuk mengembangkan konsep atau ide matematika sebelum

memperkenalkan kosa kata. Kemudian siswa sudah memiliki pengetahuan

dan fokusnya adalah pada berkomunikasi secara efektif (Burns, 2007).

10

Page 11: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Perhatikanlah bagaimana seorang guru dalam menyusun rencana

pembelajaran untuk membantu anak-anak membuat hubungan yang

bermakna dan menemukan cara untuk mengingat istilah penting.

Mempertanyakan pertanyaan yang baik adalah penting dalam memfasilitasi

pembelajaran. Pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui fakta pengetahuan

anak-anak atau kemampuan mereka untuk melakukan keterampilan adalah

tingkat yang relatif rendah dan paling mudah untuk dilaksanakan selama

pembelajaran. Pertanyaan tingkat tinggi memerlukan kemampuan anak-anak

untuk menganalisis atau mensitesis informasi, seperti ketika kita meminta

siswa untuk menjelaskan prosedur pekerjaan atau bagaimana mereka

mendapatkan jawaban yang benar. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam

pelajaran matematika, guru cenderung menggunakan pertanyaan dari jenis

pertama jauh lebih sering daripada tipe kedua.

Kemampuan anak untuk menjawab lebih rendah mungkin berkaitan dengan

pemberian nilai tinggi pada tes prestasi, tetapi dengan pertanyaan yang

sederhana dan hanya ada satu jawaban yang benar. Jadi rencana pembelajaran

yang dibuat guru yang memuat pertanyaan tingkat tinggi yang mendorong

anak-anak bereksplorasi lebih banyak tentang pengetahuan prosedur

matematika dan bagaimana matematika dapat diterapkan dalam situasi

kehidupan nyata.

Untuk dapat menjadi guru seperti ini, kita perlu mempertimbangkan jenis

pertanyaan yang akan ditanyakan dan menulisnya dalam rencana pembelajaran

yang kita susun. Cobalah untuk mempersiapkan berbagai pertanyaan, tetapi

fokus pada pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan anak-anak untuk

berfikir daripada hanya menyediakan fakta dari memori atau melakukan

prosedur yang telah dipelajari. Jika kita bertanya dengan pertanyaan tingkat

rendah, siswa akan berpendapat bahwa tujuan utama dalam matematika adalah

untuk menghafal fakta bukan untuk memahami ide-ide matematika. Ingat,

bagaimanapun untuk dapat menyusun pertanyaan tingkat tinggi guru harus

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan itu sebelum pelajaran dimulai.

11

Page 12: 1.  Rangkuman bab 3.doc

The NTCM, 1991 lima kategori pertanyaan guru dengan tingkat yang lebih

tinggi:

1. Pertanyaan yang membantu siswa untuk bekerjasama dan mencintai

matematika.

2. Pertanyaan yang membantu siswa untuk dapat lebih percaya pada

kemampuannya sendiri dan kebenaran jawabannya.

3. Pertanyaan yang membantu siswa untuk belajar memberi alasan secara

matematika.

4. Pertanyaan yang membantu siswa belajar memprediksi, menemukan dan

memecahkan masalah.

5. Pertanyaan yang membantu siswa meningkatkan komunikasi matematika

dan aplikasinya.

Pengelompokkan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

komunikasi siswa dengan menggunakan berbagai pola pengelompokkan. Ada 3

pola dasar pengelompokkan untuk pembelajaran matematika:

1. Seluruh kelas dengan bimbingan guru.

2. Kelompok kecil, baik dengan bimbingan guru atau dipimpin oleh seorang

siswa.

3. Individu bekerja secara indevenden.

Yang harus diingat bahwa kerja kelompok kecil dapat membantu anak-anak

mengembangkan kemampuan penalaran, melalui keterlibatan aktif dan

memastikan bahwa anak-anak bekerja pada konten khusus pembelajaran.

Berikut ini adalah panduan untuk membantu kita (guru) memutuskan

bilamana harus menggunakan pola pengelompokkan tertentu.

1. Pembelajaran dengan menggunakan pengelompokkan besar:

a. Jika topik dapat disajikan kepada semua siswa di suatu tempat dalam

waktu yang sama (jika semua siswa telah memiliki kemampuan

prasyarat).

b. Jika siswa membutuhkan bimbingan terus-menerus atau pemodelan dari

guru untuk menguasai topik.

2. Pembelajaran menggunakan kelompok kecil:

12

Page 13: 1.  Rangkuman bab 3.doc

a. Jika siswa kurang mendapatkan bimbingan dari guru

b. Jika guru mencoba untuk mendorong eksplorasi dan komunikasi

tentang matematika.

c. Jika guru mencoba untuk membantu siswa untuk mendapatkan

keterampilan dari pembelajaran kooperatif.

3. Pembelajaran menggunakan individu:

a. Jika siswa dapat melakukan kegiatan mandiri

b. Jika fokusnya adalah praktek individu untuk mendapatkan penguasaan.

Kebanyakan guru yang efektif menggunakan kombinasi pengelompokan

pola. Sebagai contoh, seorang guru mungkin mengembangkan materi baru

dengan seluruh kelas, dan kemudian menunjuk anak-anak secara individu atau

dalam kelompok-kelompok kecil untuk satu atau lebih kegiatan dirancang

untuk membantu mereka untuk mengkonsolidasikan pembelajaran baru.

Komunikasi satu dengan yang lain sangat membantu guru matematika. Guru

bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain dengan memberikan bantuan

pemikiran yang diperlukan. Seluruh kelas kemudian diajak bersama-sama lagi

untuk berdiskusi, guru sebagai mediasi sehingga anak-anak dapat mendengar

ide-ide dari siswa dalam kelompok lain. Pada akhir diskusi guru memberikan

penutupan pelajaran. Metode ini mengintegrasikan pengelompokan seluruh

kelas dan kelompok kecil terbukti lebih efektif daripada pembelajaran seluruh

siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Kita akan perlu mengajarkan keterampilan siswa dalam komunikasi,

membangun kelompok, sosialisasi kelompok kecil dan membantu sehingga

mereka dapat saling mengisi satu sama lain sebagai sumber daya untuk

pembelajaran matematika. Sebelum kita menempatkan anak-anak dalam

kelompok, kita harus berhati-hati dalam mempertimbangkan kemampuan dan

kepribadian mereka masing-masing. Dengan menempatkan siswa

berkemampuan rendah, sedang dan tinggi dalam kelompok yang terpisah-pisah

akan lebih baik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penelitian telah

menemukan bahwa homogen (kemampuan yang sama) dalam kelompok tidak

akan membantu meningkatkan prestasi siswa secara keseluruhan dan

13

Page 14: 1.  Rangkuman bab 3.doc

menjadikannya ketidakadilan. Bahkan kelompok siswa dengan kemampuan

rendah akan tampil buruk ketika ditempatkan kelompok yang homogen,

dibandingkan dengan mereka jika ditempatkan dalam kelompok yang hiterogen

(kemampuan campuran).

Pembelajaran kelompok kecil mungkin memerlukan lebih banyak

perencanaan dan waktu daripada pembelajaran seluruh kelas. Tetapi ini

sebanding dengan hasil positif dalam komunikasi, dukungan sosial untuk

belajar matematika, kesempatan semua siswa untuk mencapai kesuksesan

dalam matematika. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa anak-anak akan

melihat lebih dari suatu pendekatan untuk memecahkan masalah dan peluang

untuk menangani masalah matematika melalui diskusi yang bermakna.

7. Apa bahan yang akan kita pilih dan bagaimana menggunakannya?

Perencanaan dalam pembelajaran juga melibatkan memilih bahan-bahan

untuk meningkatkan atau mendukung teks kurikulum. Guru memiliki

kebebasan ketika memilih bahan untuk mendukung tujuan pembelajaran

mereka. Beberapa dapat dimulai dari buku teks, dan melengkapinya bagi

mereka yang kreatif, mencari cara untuk menyesuaikan dengan buku pelajaran

peserta didik dalam kelas mereka. Apapun bahan kurikukum yang kita

gunakan, kadang-kadang kita perlu untuk mencari sumber daya tambahan.

Bebagai buku dari penerbit dan internet memberikan banyak pilihan dan kita

juga mempertimbangkan sumber daya lainnya seperti bahan manipulatif dan

teknologi.

Berapa banyak guru yang bergantung pada buku tek pelajaran dalam

menyusun perencanaan pembelajaran? Sejauh mana kita dapat menggunakan

buku pelajaran, tergantung kemampuan guru untuk menyesuaikannya. Jangan

sampai hanya tergantung dengan buku tek apa adanya yang sebagaimana yang

telah disediakan oleh pemerintah.

Jika kita menentukan bahwa pembelajaran yang sesuai dengan tahapan

perkembangan untuk siswa kita, perlu melibatkan siswa dalam pemecahan

masalah, maka beradaptasi nampaknya diperlukan. Panduan guru untuk buku

14

Page 15: 1.  Rangkuman bab 3.doc

teks dapat memberikan guru berbagai ide untuk menyampaikan pelajaran

menggunakan buku teks. Panduan juga sering memberikan saran/petunjuk

untuk tindak lanjut kegiatan seperti karya tulis dan permainan. Dan banyak

panduan yang menawarkan saran untuk perbaikan, pengayaan dan tugas

alternatif bagi anak-anak dengan ketidakmampuan belajar dan kebutuhan

khusus lainnya.

Konteks untuk pelajaran dapat diambil dari suatu situasi kehidupan nyata

atau dapat dikembangkan dari perpaduan tema terkait dengan pelajaran lain

seperti Ilmu Pengetahuan Sosial atau sastra anak-anak. Kita dapat

menggunakan konteks untuk meningkatkan pembelajaran matematika. Pastikan

kita memberikan tugas kepada siswa dengan tugas terbuka yang

memungkinkan siswa untuk mengambil beberapa cara/solusi. Hal ini

memungkinkan siswa yang berbeda untuk berpastisipasi dan belajar di mana

mereka berada.

Kita juga mungkin perlu untuk melengkapi pembelajaran dengan

meningkatkan fokus pada pemecahan masalah dan pengembangan konseptual.

Misalnya jika teks tidak menyediakan cukup pengalaman yang bermakna,

maka perlu praktek dengan manipulatif untuk siswa di kelas kita. Kita mungkin

perlu mencari cara lain untuk memberikan pengalaman dan praktek tersebut.

Pada akhirnya kita sebagai guru harus lebih mengetahui kebutuhan siswa kita.

Sediakan beberapa buku sumber untuk membantu kita mengajar matematika

bagi siswa kita.

Pada kenyataannya guru merasa lebih sulit untuk mengajar matematika

sesuai dengan cara yang tertera dalam standar. Seringkali guru mengubah

pendekatan secara signifikan dalam pembelajaran. Pada awalnya guru sudah

menghabiskan banyak waktu mempersiapkan dan menyusun perencanaan

pembelajaran. Kadang-kadang guru berusaha memberikan tambahan yang agak

berbeda dengan buku teks pelajaran tanpa menghilangkan komponen program

yang penting.

Jika kita menggunakan buku teks sesuai kurikulum, kita harus berhati-hati

untuk memasukkan wacana kelas, yang memungkinkan siswa untuk

15

Page 16: 1.  Rangkuman bab 3.doc

mempelajari konsep-konsep matematika melalui pemecahan masalah, dan

menerapkan matematika dalam situasi nyata (Sutton dan Krueger, 2002).

Guru juga harus menyadari bahwa cara-cara baru dalam mengajar dan

pembelajaran matematika tidak hanya menantang bagi guru, tetapi juga

kadang-kadang membingungkan bagi orang tua. Jadi penting juga untuk

menjalin komunikasi dengan orang tua, dengan mengundang orang tua ke

sekolah. Kemudian dijelaskan dasar pemikiran untuk metode pembelajaran

yang baru. Selain itu guru menyarankan orang tua untuk membantu anak-anak

mereka di rumah.

Guru dapat menggunakan buku literatur anak-anak yang diperdagangkan

untuk meningkatkan pembelajaran, dalam seni-bahasa, ilmu sosial, ilmu

pengetahuan, musik, drama, dan sastra untuk mendukung pembelajaran

matematika. Buku anak-anak dapat memacu imajinasi siswa dengan cara

mengerjakan latihan dalam buku teks atau buku kerja siswa (Burns, 2007 p.45).

Cerita dapat memberikan kepada anak-anak sebagai titik awal untuk berbagi

dan mendiskusikan ide-ide matematika. Matematika dan keterampilan

berbahasa berkaitan erat dalam mengembangkan kemampuan anak berbicara,

menulis, dan membaca tentang ide-ide matematika.

Penggunaan sastra anak dalam pelajaran matematika dapat meningkatkan

belajar dalam banyak hal, karena sastra anak:

a. Menyediakan konteks atau alur cerita yang dapat meluncurkan atau

mengembangkan konsep-konsep matematika.

b. Menyediakan ilustrasi yang jelas mewakili konsep-konsep matematika.

c. Menyediakan kualitas ilustrasi yang memotivasi untuk pembaca.

d. Sumber masalah sebagai dasar untuk membangkitkan penyelesaian masalah.

e. Menyediakan gaya dan bentuk yang dapat memotivasi kelas untuk menulis

masalah atau merancang buku lain bagi guru (Thiessen, 2004).

Banyak buku referensi yang dapat membantu guru mengidentifikasi cerita

yang bekerja dengan baik mengintegrasikan sastra anak-anak dengan pelajaran

matematika pada topik tertentu.

16

Page 17: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Manipulatif dari guru yang efektif ketika dengan tepat memberikan

pengalaman konkret yang membantu anak-anak memahami matematika dan

membangun cara berfikir matematika bagi siswa. Penggunaan manipulative

juga merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa

kita yang beragam. Manipulatif membebaskan guru untuk menggambarkan

ide-ide matematika dalam berbagai cara menggunakan berbagai model yang

yang berbeda dan representasi. Pemecahan masalah matematika dengan

dukungan manipulatif dapat meningkatkan keterlibatan aktif anak-anak.

Sepanjang waktu yang dihabiskan oleh anak-anak untuk bahan manipulatif

berarti selama itu pula anak-anak mengkonstruksi pengetahuan dan membuat

hubungan antara model dan ide-ide matematika.

Dalam buku itu ditekankan pentingnya anak-anak menggunakan

manipulatif untuk model-model matematika. Bahan yang biasa digunakan di

sekolah dasar termasuk chip atau ubin, saling kubus, pola balok, atribut blok,

tangram, sepuluh blok, model fraksi, pemintal dan dadu, dan bermain uang.

Sementara orang tua dan guru mungkin khawatir bahwa, anak-anak akan

terlalu bergantung pada manipulatif. Penelitian telah menunjukkan bahwa

anak-anak akan maju dari acak menebak menggunakan alat-alat seperti

manipulatif, menggunakan strategi mereka sendiri. Selain itu juga

menyarankan bahwa anak-anak juga membutuhkan kesempatan untuk

mengeksplorasi alat dan strategi yang berbeda dan mendiskusikan bagaimana

dan mengapa itu berguna (Jacobs dan Kusiak, 2006). Robert (2007)

mengingatkan kita bahwa siswa memiliki dan menggunakan model manipulatif

tidak menjamin mereka akan mampu membangun pemahaman matematika

yang diinginkan. Guru harus menyusun perencanaan dan pemberian tugas

secara berhati-hati dan mendorong refleksi secara bijaksana kepada siswa.

Diterapkannya teknologi secara efektif memiliki potensi untuk

meningkatkan belajar siswa, pemahaman, prestasi dan motivasi. Siswa

menggunakan teknologi juga dapat belajar kolaborasi, berfikir kritis, dan

pemecahan masalah (Pitler, Hubbel, Kuhn, dan Malenoski, 2007). Komputer

telah menjadi alat yang penting pada sebagian besar masyarakat dan

17

Page 18: 1.  Rangkuman bab 3.doc

merupakan salah satu bentuk yang paling umum dari teknologi yang digunakan

di ruang kelas SD. Banyak siswa saat ini telah memiliki akses ke desktop,

laptop, dan komputer genggam.

Penelitian menunjukkan bahwa, bahkan anak-anak pra sekolah dapat

menggunakan komputer terutama dari program-program yang open ended,

mendorong membahas dan memecahkan masalah, dan mendukung

pengembangan pengetahuan konseptual. Sayangnya, banyak guru tidak yakin

bagaimana menggunakan komputer untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan, dan

sering memilih untuk menggunakan tingkat yang lebih rendah.

Pada dasarnya ada 6 jenis perangkat lunak komputer yang tersedia. Siswa

menggunakan setiap jenis dengan cara yang sedikit berbeda, dan berbagai

jenisjuga menawarkan manfaat yang berbeda untuk anak-anak. Satu pendidik

menggambarkan setiap jenis perangkat lunak dalam hal yang potensial untuk

mengembangkan pemecahan masalah dan kemampuan berfikir tingkat tinggi

(Crown, 2003):

a. Sofware drill dan praktek memberikan latihan untuk keterampilan yang

sebelumnya telah diajarkan. Beberapa program drill dan praktek menyimpan

catatan dan memberikan skor, atau bahkan dapat menyesuaikan tingkat

kesulitan dengan respon siswa (misalnya jumlah dan jenis kesalahannya.

b. Perangkat lunak tutorial memberikan perintah pada keterampilan baru. Ini

dapat memperkenalkan informasi, contoh dan memberikan latihan. Selain

itu software ini dapat mendorong siswa untuk fokus pada prosedur atau

aturan awal sebelum mereka disuguhi dengan pengetahuan konseptual dari

suatu topik.

c. Simulasi perangkat lunak memungkinkan siswa untuk mengalami peristiwa

dan mengeksplorasi lingkungan yang mungkin terlalu mahal, berantakan,

berbahaya, atau memerlukan waktu untuk mengalami dan mengeksplorasi

dalam kenyataan dalam kelas. Sebagai contoh melalui simulasi komputer

siswa dapat menjalankan bisnis atau pergi pada ekspedisi atau dapat

melakukan percobaan probabilitas.

18

Page 19: 1.  Rangkuman bab 3.doc

d. Sofware game pendidikan dalam menangani kegiatan pendidikan yang

menyenangkan keterampilan tertentu atau mungkin bantuan dalam

pengembangan pemikiran logis atau problem solving keterampilan. Selain

itu game ini dapat membantu anak meningkatkan kemampuan berfikir

tingkat tinggi dengan menganalisa permainan dan situasi yang berkembang.

e. Perangkat lunak pemecahan masalah dirancang untuk membantu dalam

pengembangan strategi pemecahan masalah tingkat tinggi. Program

pemecahan masalah yang mirip dengan simulasi program di mana siswa

ditempatkan dalam situasi di mana mereka dapat memanipulasi variabel-

variabel dan menerima umpan balik, tetapi program pemecahan masalah

belum tentu memodelkan situasi yang nyata.

Perangkat lunak dapat kedua pengajaran dan pembelajaran dan mungkin

tipe yang paling efektif perangkat lunak untuk mengembangkan matematika

melalui pemecahan masalah. Alat membantu efisien dan mudah dengan

grafik menvisualisasikan dan komputasi. Alat yang berguna sebagai

perangkat lunak pengolah kata, data base, program grafik, hypermedia,

software geometri dinamis, dan aplplet (versi elektronik dari manipulative

juga disebut manipulatif virtual).

Saat ini banyak program perangkat lunak dari jenis tersebut di atas tersedia

di internet yang memberikan kebebasan guru dan siswa mengakses sumber

daya yang sebelumnya belum pernah dimiliki.

Kalkulator adalah alat berteknologi lain yang penting dalam pembelajaran

matematika. Kalkulator harus tersedia pada waktu yang tepat sebagai alat

komputasi, terutama ketika penghitungan banyak dan rumit yang diperlukan

untuk memecahkan masalah. Namun ketika para guru bekerja dengan siswa

pada mengembangkan algoritma komputasi, kalkulator harus disisihkan untuk

memungkinkan fokus ini. Saat ini kalkulator adalah umum digunakan alat

komputasi luar kelas, dan lingkungan dalam kelas mencerminkan kenyataan

ini.

Kalkulator tidak hanya membiarkan siswa menghitung cepat dan akurat,

tetapi juga mengharuskan mereka memeriksa pola, memecahkan masalah,

19

Page 20: 1.  Rangkuman bab 3.doc

mengembangkan konsep-konsep matematika, dan melakukan tugas-tugas

tingkat tinggi lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa yang

menggunakan kalkulator dalam cara telah berprestasi tinggi daripada siswa

yang hanya menggunakan kertas dan pensil. Mereka lebih baik di perhitungan

mental dan memiliki sikap yang lebih baik terhadap matematika dan

melakukannya tidak bergantung pada kalkulator. (akan dibahas pada bab 10).

Saat ini semakin banyak siswa di sekolah yang memiliki akses teknologi

yang melampaui kalkulator, dan komputer dekstop, termasuk komputer

genggam, atau perangkat pengumpulan data, jaringan kelas, papan tulis

interaktif, kamera digital, kamera video, sistem laboratorium berbasis

kalkulator dan CD, video, MP3, dan DVD. Sebagai guru kita tidak hanya

nyaman menggunakan teknologi ini, tetapi juga harus mempertimbangkan

bagaimana itu dapat kita integrasikan ke dalam pembelajaran amtematika.

Jangan membawa teknologi sederhana untuk memotivasi atau mengesankan

siswa kita. Ingat bahwa teknologi akan meningkatkan prestasi belajar siswa

jika digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi

yang terlibat dalam mengumpulkan dan menganalisis data, menyelidiki pola

dan memecahkan masalah.

Akhirnya guru harus memastikan akses yang baik terhadap teknologi.

Pastikan untuk menggunakan teknologi pada saat merencanakan pembelajaran

bagi semua siswa. Jika tidak ada teknologi yang cukup tersedia untuk semua

yang akan digunakan pada kesempatan yang sama, usahakan menggunakannya

secara teratur.

PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Perencanaan merupakan kegiatan yang penting untuk dapat mengajar yang

baik. Anak-anak dapat belajar dengan baik, apabila direncanakan dengan

terorganisir disertai dengan pertanyaan yang bijaksana, diperkaya oleh kegiatan

dan bahan-bahan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan ide tentang matematika. Perlu kehati-hatian dari guru dalam

20

Page 21: 1.  Rangkuman bab 3.doc

mengembangkan pertanyaan, penjelasan, penggunaan teknologi dan

manipulatif, penting untuk membantu anak-anak belajar matematika.

Guru merencanakan pembelajaran dengan berbagai cara. Beberapa hanya

daftar tujuan pembelajaran, dan setidaknya langkah-langkah untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Beberapa bahasan untuk materi dan lembar kerja siswa

untuk anak-anak. Dan beberapa yang lain menggunakan panduan buku teks,

yang semua ini membutuhkan pemikiran guru untuk merencanakan dan

memikirkan bagaimana siswa akan melakukannya.

Beberapa guru yang berpengalaman meluangkan waktu untuk menyusun

perencanaan dengan lengkap, rinci untuk setiap pelajaran matematika. Mereka

mungkin telah mengajarkan pelajaran yang sama berkali-kali sebelumnya

dengan waktu dan pertanyaan yang menjebak.

Pentingnya Perencanaan

Perencanaan yang baik akan memberikan keamanan bagi guru untuk

mengetahui apa yang akan guru katakan dan lakukan, memuat kegiatan yang

menarik dan bahan yang siap digunakan oleh anak-anak. RPP yang baik dan

rinci memberi arah untuk guru dalam menilai seberapa baik pelajaran yang

telah dilakukan. Meskipun guru tidak dapat mengikuti rencana pembelajaran

dengan tepat, hal ini akan membantu guru dalam mengevaluasi mengajarnya

dan menilai belajar siswa. Rencana pembelajaran juga dapat dibagi kepada

guru yang lain supaya dapat memberikan komentar dan saran.

Tingkat Perencanaan

Perencanaan pembelajaran untuk matematika yang disusun oleh guru

terbagi menjadi 3 tingkatan. Dimulai dari rencana tingkatan yang lebih luas

yang menetapkan guru pada tujuan dan sasaran untuk tahun ini. Kemudian

bergerak turun tingkat, guru merencanakan bagaimana untuk mencapai tujuan

dan sasaran dengan menyelenggarakan isi matematika menjadi unit-unit.

Akhirnya pada tingkat tersempit, guru merencanakan pelajaran sehari-hari

21

Page 22: 1.  Rangkuman bab 3.doc

untuk mengajarkan bagian-bagian tertentu. Setiap perencanaan adalah penting

dalam memastikan bahwa guru telah memenuhi persyaratan tingkat kelas.

Perencanaan Tahunan

Sebelum tahun ajaran dimulai guru perlu mempertimbangkan apa yang

disampaikan kepada anak-anak selama 1 tahun. Sebagian besar sekolah

menyiapkan lingkup materi dan urutannya sesuai dengan panduan kurikulum,

atau bergantung pada program yang disediakan di buku yang guru gunakan.

Sebelum guru menyusun perencanaan harus memahami ruang lingkup dan

urutan sesuai dengan kurikulum.

Bahan tersebut dirancang untu memastikan bahwa anak-anak menerima

isi/bahan sesuai dengan yang dikehendaki pada semua kelas. Guru juga harus

memeriksa bahan bersama kepala sekolah dan guru lain untuk menentukan

apakah ada perubahan yang telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak

di sekolah. Dan guru secara fleksibel dapat mengadakan perubahan sesuai

dengan kondisinya.

Guru perlu mempertimbangkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk

menyampaikan materi sesuai dengan tingkat kedalaman masing-masing.

Tujuan untuk tahun ini sesuai dengan buku teks. Panduan kurikulum sekolah

dapat membantu guru daalm mengambil keputusan tentang seberapa banyak

waktu yang diperlukan untuk mengajarkan setiap topik.

Perencanaan Unit

Setelah perencanaan tahunan dibuat, guru dapat mulai merencanakan unit.

Mulailah dengan menguraikan urutan topik yang akan diajarkan dan dan

berapa alokasi waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing. Kemudian

memutuskan tambahan bahan, strategi pengajaran, dan penilaian. Selanjutnya

untuk menyusun perencanaan mingguan lebih mudah. Walaupun pada

22

Page 23: 1.  Rangkuman bab 3.doc

pelaksanaannya tidak dapat sama persis, tapi setidaknya guru dapat meninjau

kemajuan anak-anak di kelas dan kemudian mengubah kecepatan konten yang

akan diajarkan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Atau guru dapat

merencanakan mengajar yang berbeda konten untuk kelompok kecil atau

individu.

Perencanaan Harian

Setelah unit diuraikan guru siap untuk menyusun perencanaan harian untuk

pembelajaran sehari-hari. Rencana pembelajaran yang disusun guru membantu

guru dalam menjelaskan ide-ide, yang berfungsi sebagai peta penunjuk jalan

saat mengajar dan memberikan catatan yang dapat digunakan untuk setiap

pembelajaran untuk menyusun perencanaan pembelajaran berikutnya. Jika kita

sebagai guru menyimpang dari rencana, akan diketahui di mana letak

penyimpangan itu dan dapat kembali lagi sesuai dengan perencanaan. Rencana

harus singkat namun lengkap. Gunakan format yang memungkinkan guru

mudah merujuk rencana sementara mengajar.

Perencanaan berbeda dengan pelajaran

Ketika menyusun rencana pembelajaran sehari-hari, guru juga harus

mempertimbangkan format pelajaran. Format yang paling sering digunakan

untuk pelajaran matematika mengajar-mengulang-praktek mungkin juga salah

satu yang paling efektif terutama jika digunakan untuk memperkenalkan

konten baru. Dalam format ini, guru mulai dengan meninjau pelajaran

sebelumnya, guru menjelaskan konsep baru atau menunjukkan keterampilan

baru dengan menggunakan sampel masalah, akhirnya guru memberikan latihan

untuk praktek siswa. Biasanya selama sisa pelajaran siswa berlatih

memecahkan masalah sementara guru membantu siswa secara individual.

Apapun bentuk/format pembelajaran yang direncanakan guru pastikan untuk

diingat tujuan secara menyeluruh dan memastikan pemahaman siswa serta

memelihara keterlibatan siswa secara aktif.

23

Page 24: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Apapun bentuk/format rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru

rencana pembelajaran biasanya menunjukkan informasi dasar seperti tujuan

pelajaran, bagaimana guru akan menilai siswa, dan apa bahan yang dibutuhkan.

Pembelajaran itu sendiri pada umumnya memuat: bagaimana guru memulai

pelajaran, menyelidiki atau menjelajahi, dan membawa pembelajaran berakhir.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor 65 tahun 2013, tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah,

bahwa pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan

penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b. Memberi motivasi belajar siswa secara kontektual sesuai manfaat dan

aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan

materi yang akan dipelajari.

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

Pada kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan

tematik atau tematik terpadu dan atau saintifik dan atau inkuiry dan

penyingkapan (discovery) dan atau pembelajaran yang menghasilkan karya

yang berbasis pemecahan masalah disesuaikan dengan karakteristik

kompetensi dan jenjang pendidikan.

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual

maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh

untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung

maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

24

Page 25: 1.  Rangkuman bab 3.doc

c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik

tugas individual maupun kelompok.

d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya. (Permendikbud nomor 65 tahun 2013).

Selanjutnya masih dalam standar proses dinyatakan bahwa RPP disusun

berdasarkan KD atau sub tema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

atau lebih. Komponen RPP terdiri atas:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b. Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema.

c. Kelas/ semester

d. Materi pokok

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang

tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

h. Materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator ketercapaian kompetensi.

i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran.

k. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar

atau sumber belajar lainnya yang relevan.

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,

inti, dan penutup.

m. Penilaian hasil pembelajaran (Permendikbud nomor 65 tahun 2013).

25

Page 26: 1.  Rangkuman bab 3.doc

Dalam pelajaran investigasi siswa mencoba untuk memecahkan masalah,

mempelajari konsep baru atau melakukan penyelidikan sendiri. Masalah atau

investigasi mungkin telah disiapkan guru untuk membuat siswa menghasilkan

gagasan sendiri melalui penelitian mereka sendiri. Jelas guru

bertanggungjawab untuk membimbing pelajaran, tetapi diharapkan siswa dapat

melakukan pendekatan dengan strategi dan solusi mereka sendiri.

Selama pada fase meringkas pelajaran siswa dalam satu kelas berbicara

tentang temuannya. Guru mengatur diskusi dimana berbagai kelompok atau

individu melaporkan percobaan yang telah mereka lakukan dan mereka

temukan.

Pembelajaran instruksi langsung

Dalam pelajaran instruksi langsung guru memainkan peran yang lebih

sentral dalam mengarahkan instruksi daripada pembelajaran investigasi.

Pelajaran instruksi langsung sesuai ketika guru ingin berkomunikasi

pengetahuan khusus, memperkenalkan kosa kata baru atau mengajar prosedur

tertentu.

Eksplorasi

Kadang-kadang guru ingim memberikan serangkaian kegiatan belajar atau

eksplorasi bagi siswa secara bersamaan bekerja secara mandiri atau kelompok

kecil untuk semua ruangan kelas. Eksplorasi harus terstruktur sehingga anak-

anak dapat menyelesaikannya tanpa bantuan guru. Eksplorasi menuntut guru

merencanakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan gaya belajar yang

bervariasi. Beberapa siswa mungkin lebih suka bekerja dengan teknologi

sementara beberapa yang lain mungkin ingin menggunakan manipulatif. Guru

dapat berencana memenuhi kebutuhan individu dengan kegiatan yang lebih

menantang. Mempertimbangkan ukuran kelas dan jumlah anak yang akan

bekerja dalam waktu yang sama.

Sebuah eksplorasi umumnya melibatkan 3 tahap:

a. Peluncuran.

b. Mengeksplorasi

26

Page 27: 1.  Rangkuman bab 3.doc

c. Meringkas.

Pemenuhan kebutuhan siswa

Setelah guru menyusun rencana pelajaran, berarti selangkah lagi guru siap

melaksanakan pembelajaran. Pastikan untuk meninjau kebutuhan khusus siswa

dan membuat adaptasi sehingga semua siswa dapat memiliki kesempatan untuk

mencapai keberhasilan dan tantangan.

Beberapa pendidik percaya bahwa seorang guru harus bertanya tiga (3)

pertanyaan ketika merencanakan untuk pembelajaran individu bagi siswa yang

membutuhkan bantuan tambahan (Karp dan Howell, 2004):

a. Apa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa

berkebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajarannya?

b. Pada bagian mana siswa mengalami kelemahan?

c. Bagaimana kita dapat memberikan dukungan pada kelemahan siswa

berkebutuhan khusus supaya dapat fokus pada tugas konseptual?

Ulasan penelitian menginformasikan bahwa individu guru dapat memiliki

peran yang besar/kuat terhadap prestasi siswanya. Meskipun ada banyak studi

penelitian yang dapat membantu untuk mengidentifikasi strategi pembelajaran

yang efektif, seperti yang dibahas dalam bab ini, guru harus memutuskan

strategi mana yang digunakan, dengan siswa yang mana, dan kapan harus

menggunakannya (Marzano, 2007).

Guru matematika harus memiliki dasar yang efektif tentang yang diajarkan,

menyadari karakteristik perkembangan siswa, mempertimbangkan apa yang

mereka telah ketahui, berfikir jenis-jenis tugas yang akan diberikan,

memberikan latihan yang diperlukan, memanfaatkan momen strategis,

mengelompokkan siswa, dan mempertimbangkan jenis bahan yang akan

digunakan di kelas, termasuk materi kurikulum, manipulatif dan teknologi bagi

anak-anak. Perencanaan membantu memastikan bahwa semua konten penting

disertakan, membantu mengendalikan kecepatan pelajaran, membantu dalam

mengendalikan perhatian anak, membantu mengurangi pengulangan yang tidak

27

Page 28: 1.  Rangkuman bab 3.doc

perlu, sambil memastikan review dan praktek yang diperlukan serta membantu

guru merasa yakin.

Rencana pembelajaran harus menyatakan tujuan yang jelas, prosedur,

alokasi waktu, dan penilaian. Ketika merencanakan guru juga harus

mempertimbangkan ekuitas-cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

semua siswa, termasuk siswa dari budaya lain, dan mengidentifikasi siswa

berkebutuhan khusus.

Abstraksi:

Dari apa yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan:

1. Sebagai guru perlu mendiskusikan sebelum menyusun perencanaan,

mengapa hal itu penting.

2. Untuk melengkapi bahan ajar matematika dapat diambil dari buku ajar.

3. Perencanaan pembelajaran yang disusun perlu menyesuaikan dengan

kebutuhan khusus siswa tertentu.

4. Perencanaan penting untuk disusun mulai perencanaan tahunan sampai

perencanaan harian.

5. Guru mempertimbangkan beberapa hal dalam merencanakan

pembelajaran sehari-hari.

6. Guru membedakan tiga jenis perencanaan, dan kapan waktu

menggunakannya.

7. Tuliskan ikhtisar perencanaan pelajaran sebelum diajarkan.

Kenyataan di lapangan:

1. Guru mengkompilasi ringkasan pemahaman yang berbeda dengan anak-

anak.

2. Buatlah daftar pertanyaan dari siswa.

3. Carilah sumber lain yang menyarankan penggunaan kelompok kecil.

4. Aturlah penyesuaian perencanaan terhadap anak yang berkebutuhan

khusus.

5. Renungkan perencanaan yang berhubungan dengan kepercayaan diri.

28

Page 29: 1.  Rangkuman bab 3.doc

6. Pembelajaran kooperatif dapat mendukung anak-anak dalam

pengayaan.

7. Pilih topik untuk mengajar, dan sumber daya seperti sastra, manipulatif

dan teknologi.

8. Bandingkan cara yang diajarkan teks berbasis standar dan yang lebih

tradisional.

9. Pilih topik konten.

10. Periksa buku teks dan bahan-bahan tambahan yang dapat disediakan

untuk menyesuaikan pembelajaran dengan tingkatan siswa.

11. Pilihlah tambahan sumber yang menjadikan persiapan khusus

sehingga pelajaran lebih menarik.

12. Tulis rencana pembelajaran yang menjelaskan bagaimana guru akan

memasukkan satu ide dalam kelas baru.

13. Guru dapat menemukan sumber daya tambahan untuk melengkapi

kegiatan pembelajaran.

Dalam buku Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, yang

ditulis oleh Heruman, S.Pd, M.Pd, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung,

halaman 2-3, dinyatakan: dalam mengembangkan kreativitas dan kompetensi

siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan

efisien sesuai dengan kurikulum dan pola fikir siswa. Dalam mengajarkan

matematika guru harus memahami kemampuan siswa yang berbeda-beda, serta

tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika.

Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi 3

kelompok besar, yaitu: penanaman konsep dasar (penanaman konsep),

pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Memang tujuan akhir

pembelajaran matematika SD agar siswa terampil dalam menggunakan

berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah

pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.

1. Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu

konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep

29

Page 30: 1.  Rangkuman bab 3.doc

tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari kurikulum, yang dicirikan

dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar

merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan

kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga

diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola fikir siswa.

2. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,

yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian: Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan,

Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang

berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada

pertemuan tersebut penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.

3. Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan

bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan

keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan

kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep

dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan

keterampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih

merupakan lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pada

pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah

disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas

sebelumnya.

Selanjutnya dalam buku berjudul Perencanaan dan Desain Sistem

Pembelajaran, karya Prof. Dr.H. Wina Sanjaya, M. Pd, Penerbit Kencana

Prenada Media Group, Jakarta halaman 31-32, dijelaskan: mengapa

perencanaan pembelajaran dibutuhkan, disebabkan beberapa hal:

30

Page 31: 1.  Rangkuman bab 3.doc

1. Pembelajaran adalah proses bertujuan. Sesederhana apa pun proses

pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk

mencapai suatu tujuan. Semakin kompleks tujuan yang akan dicapai, maka

semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.

2. Pembelajaran adalah proses kerja sama. Proses pembelajaran minimal

melibatkan guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa

perlu bekerjasama yang harmonis. Guru perlu merencanakan apa yang harus

dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal,

disamping itu guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya

diperankan oleh dirinya sebagai pengelola pembelajaran.

3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan

hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses

pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang

sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja.

4. Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila memanfaatkan berbagai

sarana dan prasarana yang tersedia, termasuk memanfaatkan sumber belajar.

Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan sarana dan

prasarana secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana

memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien.

31