Kamera 3.doc

13
MODUL 3 MODE DIAL I. Tujuan Praktikum Mahasiswa memahami penggunaan mode dial untuk sesi pemotretan menggunakan mode P (Auto Programmed), S (Shutter-priority Auto), A (Aperture-priority Auto) dan M (Manual). II. Dasar Teori Gambar yang baik hanya dapat dicapai bila jumlah cahaya yang mengenai sensor CCD mencukupi dan dikontrol dengan baik. Komponen utama pada kamera yang mengatur jumlah cahaya yang diperlukan adalah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma (aperture). II.1. Shutter Speed Shutter speed adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan cahaya yang masuk untuk menyinari film, dibuat dari bahan metal yang tipis dan kuat yang dinamakan shutter blade. Cara kerja dari shutter blade itu sendiri adalah membuka dan menutup kembali. Pada saat shutter blade terbuka maka cahaya akan masuk dan menyinari film/sensor. Kecepatan membuka dan menutup kembali shutter blade itulah yang dinamakan shutter speed. Ukuran kecepatan rana saat membuka dan menutup kembali dihitung dalam pecahan detik seperti 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250,

Transcript of Kamera 3.doc

Page 1: Kamera 3.doc

MODUL 3

MODE DIAL

I. Tujuan Praktikum

Mahasiswa memahami penggunaan mode dial untuk sesi pemotretan menggunakan mode

P (Auto Programmed), S (Shutter-priority Auto), A (Aperture-priority Auto) dan M (Manual).

II. Dasar Teori

Gambar yang baik hanya dapat dicapai bila jumlah cahaya yang mengenai sensor CCD

mencukupi dan dikontrol dengan baik. Komponen utama pada kamera yang mengatur jumlah

cahaya yang diperlukan adalah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma (aperture).

II.1. Shutter Speed

Shutter speed adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan cahaya yang masuk

untuk menyinari film, dibuat dari bahan metal yang tipis dan kuat yang dinamakan shutter blade.

Cara kerja dari shutter blade itu sendiri adalah membuka dan menutup kembali. Pada saat shutter

blade terbuka maka cahaya akan masuk dan menyinari film/sensor. Kecepatan membuka dan

menutup kembali shutter blade itulah yang dinamakan shutter speed. Ukuran kecepatan rana saat

membuka dan menutup kembali dihitung dalam pecahan detik seperti 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30,

1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/4000, 1/8000. Namun yang tertera pada kamera

tidak berupa pecahan yaitu : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000. Selain

angka angka diatas ada satu lagi yaitu "B" yang berarti Bulb yang kecepatannya tergantung dari

saat kita menekan dan melepaskan tombol pelepas rana. Jadi saat kita menekan tombol maka

rana terbuka, saat kita melepas tombol rana tertutup.

Pada kamera-kamera SLR jenis yang lebih modern yang memiliki fasilitas setting

aperture dan shutter speed secara otomatis, angka-angka kecepatan lebih bervariasi dan kadang-

kadang tidak memiliki "B" namun diganti dengan lambang " -- " yang berarti kecepatan tidak

dibatasi. Selain itu speed lambatnya tidak hanya sebatas 1 detik, namun bisa sampai dengan 30

Page 2: Kamera 3.doc

detik. Dengan shutter speed seperti ini berarti sudah lebih dari cukup untuk menggantikan fungsi

fasilitas Bulb pada kamera manual yang kadang merepotkan apabila membutuhkan shutter speed

yang sangat lambat.Semakin lambat shutter speed, semakin lama sensor terkena cahaya dan

gambar semakin terang. Semakin cepat shutter speed, semakin kurang waktu sensor terkena

cahaya dan gambar semakin gelap.

II.2. Aperture

Aperture adalah bukaan diafragma, yang dibuat dari lempengan lempengan logam yang

tipis yang dapat mengatur besar kecilnya lubang diafragma pada lensa dengan cara memutar ring

diafragma pada lensa. Khusus untuk lensa-lensa seri G, tidak memiliki ring pengatur diafragma,

bukan berarti lensa ini tidak memiliki pengatur diafragma, namun bukaan diafragma diatur

secara elektronik melalui kamera. Fungsi dari diafragma adalah mengatur banyak sedikitnya

cahaya yang masuk melalui lensa. Serta menentukan ruang tajam yang dipilih. Pemilihan

diafragma inipun sangat dipengaruhi oleh kekuatan cahaya yang menyinari obyek, kecepatan

Film (ASA atau ISO) serta shutter speed yang dipilih.

Ukuran diafragma pada lensa dilambangkan dengan f/angka, seperti f/1.2; f/1.4; f/1,8;

f/2.8; f/4; f/5,6; f/8; f/11; f/16; f/22. namun yang tercantum pada ring lensa hanya angka-

angkanya saja tanpa f/ misalnya 1.2; 1,4; 2.8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22. Jangan salah dalam

mengartikan angka-angka tersebut, sebab angka-angka ini menunjukan kebalikan daripada besar

diafragma pada lensa. misalnya f/2.8 berarti bukaan diafragmanya lebih besar dari f/16. Khusus

untuk lensa-lensa jenis tertentu (biasanya pada lensa AF) besar diafragma bisa lebih kecil lagi

seperti f/32. Semakin besar aperture, semakin banyak cahaya yang masuk dan gambar semakin

terang. Semakin kecil aperture, semakian sedikit cahaya yang masuk dan gambar semakin gelap.

Ilustrasi bukaan diafragma ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Saat menggunakan mode P, kamera akan menentukan setting aperture dan shutter speed

secara otomatis. Hubungan antara aperture dan shutter speed yang bersesuaian ditunjukkan pada

Gambar 3.2.

Page 3: Kamera 3.doc

Gambar 3.1. Bukaan diafragma (Aperture).

Gambar 3.2. Angle of view.

Page 4: Kamera 3.doc

II.3. Mode Dial

Pada kamera digital SLR pengaturan shutter speed dan aperture dapat dilakukan

menggunakan mode dial. Pada umumnya mode dial yang ada adalah P, S, A dan M. Setiap

mode menawarkan beberapa setting handal, mencakup exposure, white balance, dan optimasi

gambar. Masing-masing mode memberikan control yang berbeda untuk shutter speed dan

Aperture.

Tabel 3.1. Mode P, S, A dan M pada Mode dial.

Mode Deskripsi

P Programmed Auto Kamera mensetting shutter speed dan aperture secara optimal. Mode ini biasanya digunakan bila waktu untuk mensetting shutter speed dan aperture yang diperlukan singkat.

S Shutter-Priority Auto

Kamera akan mengatur aperture untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk menghentikan gerak atau mengkaburkan gambar.

A Aperture-Priority Auto

Kamera mengatur shutter speed untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk mengkaburkan background ataupun untuk membuat subjek dan background menjadi fokus.

M Manual User mengatur shutter speed dan aperture secara manual.

Berikut ini adalah contoh hasil pemotretan dengan shutter speed dan aperture yang

diubah-ubah. Shutter speed yang tinggi dapat digunakan untuk membekukan gerak air yang

jatuh. Aperture yang besar dapat digunakan untuk mengkaburkan background.

Page 5: Kamera 3.doc

Gambar. 3.2. Hasil Pemotretan dengan shutter speed dan aperture yang berbeda.

III. Peralatan yang Digunakan

Sebelum praktikum dimulai persiapkan peralatan yang dibutuhkan: camera body Nikon

D80, Lensa Zoom, Kartu Memori SD Card dan Baterai Kamera.

IV. Langkah-Langkah Percobaan.

Pada praktikum ini mahasiswa akan mencoba menggunakan mode dial P, S, A dan M.

Mode Dial P (Programmed Auto)

Pada mode ini kamera akan memilih shutter speed dan aperture agar gambar optimal

pada berbagai kondisi. Mode ini direkomendasikan untuk foto snapshot. Untuk mengambil

gambar dengan mode ini, ikuti prosedur berikut ini:

1. Putar mode dial ke P.

Gambar 3.3. Mode dial pada mode P.

2. Arahkan kamera dan ambil gambarnya.

Page 6: Kamera 3.doc

Pada mode ini kombinasi yang berbeda antara shutter speed dan aperture dapat dipilih

dengan memutar main command dial. Putar command dial ke kanan untuk memperbesar

aperture (f/-number kecil), detail background samar atau shutter speed yang cepat (membekukan

gerak). Putar command dial ke kiri untuk memperkecil aperture (f/-number besar), memperbesar

depth of field atau memperkecil shutter speed untuk membuat gerakan menjadi berbayang.

Untuk kembali ke setting default putar command dial sampai indikator P tidak ditampilkan, pilih

mode lain atau matikan kamera.

Gambar 3.4. Ilustrasi pada mode P saat command dial diubah.

Tugas:

1. Periksa saklar pemilih fokus pada lensa dan kamera berada pada posisi M (manual).

2. Nyalakan kamera, putar mode dial pada posisi P dan ambillah satu gambar.

3. Untuk subjek yang sama, putar tombol main command dial ke arah kanan dan perhatikan

angka shutter speed dan aperture pada viewfinder. Bila angka pada shutter speed dan

aperture sudah tidak berubah ambillah satu gambar.

4. Putar command dial ke arah kiri dan perhatikan tanda P pada control panel, putar sampai

angka pada shutter speed dan aperture tidak berubah. Lakukan pengambilan gambar

sekali lagi.

5. Dari foto-foto yang didapat, berikan analisa Anda.

Page 7: Kamera 3.doc

Mode S (Shutter-Priority Auto)

Pada mode ini shutter speed dapat dipilih pada range 30s sampai 1/4000s, sementara kamera

akan secara otomatis memilih nilai aperture untuk mengoptimalkan gambar. Shutter speed yang

lambat digunakan untuk membuat bayangan pada subjek bergerak, sedangkan shutter speed yang

cepat digunakan untuk membekukan gerak subjek. Untuk mengambil gambar dengan mode ini

lakukan langkah-langkah berikut:

1. Putar mode dail ke S

2. Putar main command dial untuk memilih shutter speed yang diinginkan.

3. Arahkan kamera, tentukan fokus dan ambil gambar.

4. Lakukan pengambilan gambar untuk nilai shutter speed:

Mode A (Aperture-Priority Auto)

Pada mode ini anda dapat memilih nilai aperture dari minimal sampai maksimal,

sedangkan kamera akan menentukan nilai shutter speed secara otomatis untuk menghasilkan

gambar yang optimal. Apertur yang kecil digunakan untuk memfokuskan background dan

subjek, juga meningkatkan depth of field. Nilai aperture yang besar digunakan untuk

menghaluskan background. Lakukan langkah-langkah berikut:

Page 8: Kamera 3.doc

1. Putar mode dial ke mode A

2. Putar sub-command dial untuk memilih nilai aperture yang diinginkan.

3. Arahkan kamera, tentukan fokus dan ambil gambar.

Depth of field merupakan jarak dimana objek di depan dan di belakang titik fokus tampak

fokus. Field depth yang pendek pada umumnya digunakan untuk mode Portrait – mengkaburkan

detail background, sedangkan field depth yang panjang digunakan untuk mode Landscape

dimana background dan subjek menjadi fokus. Field depth dipengaruhi oleh focal length pada

lensa kamera. Untuk menampilkan depth of field, tekan dan tahan tombol depth of field preview.

Lensa akan berhenti pada nilai aperture saat ini, dan nilai depth of field akan ditampilkan pada

viewfinder.

Mode M (Manual)

Pada mode ini anda dapat mengatur nilai shutter speed dan aperture. Shutter dapat membuka

untuk waktu yang lama (bulb). Untuk mengambil gambar dengan mode ini lakukan langkah-

langkah berikut:

Page 9: Kamera 3.doc

1. Putar mode dial ke M

2. Putar main commad dial untuk memilih nilai shutter speed, dan putar sub-command dial

untuk mengatur nilai aperture.

3. Arahkan kamera, tentukan fokus dan ambil gambar.

Shutter speed bernilai ”bulb” atau ”--” dapat digunakan untuk mengambil gambar cahaya

bergerak dan tampilan malam hari dengan exposure yang panjang. Disarankan untuk

menggunakan tripod dan remote control untuk mencegah kamera shake.

Shutter Speed Deskripsi

Bulp Shutter akan tetap terbuka saat tombol shutter-

realese masih ditekan.

-- Shutter akan terbuka saat tombol shutter ditekan

pertama kali dan akan tertutup saat tombol shutter

ditekan kedua kalinya.

Page 10: Kamera 3.doc

Untuk mencegah hilangnya daya saat gambar sedang diambil, gunakan baterai yang

sudah di-charge penuh atau optional AC adapter. Saat pengambilan gambar dengan long

exposure dapat terjadi noise, aktifkan Long exp. NR pada shooting menu.

Tugas:

Lakukan pemotretan dengan mode M untuk kondisi Backlit:

Shutter SpeedAperture

4 5,6 10

2,5

5

10

Dari Hasil pengamatan Anda, berikan analisa perubahan shutter speed dan aperture pada mode M.

Lakukan pemotretan untuk kondisi Normal:

Shutter SpeedAperture

5,6 10 16

5

10

25