ACARA 3.doc

36
LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU ACARA III PENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN PATOGEN PADA TANAMAN HORTIKULTURA Disusun Oleh : Nama : Trian Aprilianti NIM : A1L010145 Kelompok : 4 (Empat) Rombongan : 1 (Satu) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of ACARA 3.doc

Page 1: ACARA 3.doc

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU

ACARA IIIPENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN

PATOGEN PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Disusun Oleh :

Nama : Trian ApriliantiNIM : A1L010145Kelompok : 4 (Empat)Rombongan : 1 (Satu)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2012

Page 2: ACARA 3.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan

adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan.

Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang

banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura

dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali

berubah-ubah

Dalam dunia pertanian, organisme pengganggu tanaman adalah

semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang

secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan

biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya.

Istilah ini dipakai sebagai superordinan bagi hama (sumber utama

hewan), penyakit tumbuhan (sumber utama mikroorganisme, tungau, dan

nematoda), dan gulma (sumber utama tumbuhan lain yang tidak dikehendaki

keberadaannya).

Hama dan penyakit pada tanaman merupakan momok dalam

budidaya tanaman meningkatkan hasil produksi. Penanggulangan hama dan

penyakit yang tepat dan meminimalkan dampak negative terhadap organisme-

organisme biotik sebagai musuh alami menadi prioritas penting dalam

pengendalian.

Page 3: ACARA 3.doc

Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh organisme, keadaan

genetik tanaman maupun kondisi lingkungan. Penyakit yang disebabkan oleh

organisme ditularkan melalui inang yang berupa hama. Penyakit berdasarkan

sifat genetic tanaman merupakan sifat yang dibawa oleh tanaman yang berasal

dari induknya sedangkan yang dipengaruhi lingkungan karena kondisi

lingkungan yang tidak sesuai dengan syarat hidup tanaman tersebut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pathogen utama pada tanaman hortikultura

2. Untuk mengenal gejala serangan pathogen utama pada tanaman

hortikultura di lapangan

3. Untuk membuat analisis agroekosistem berdasarkan hasil pengamatan

Page 4: ACARA 3.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pertanian di masa mendatang diarahkan untuk menjadi sektor

ekonomi modern, efisien, berdaya saing dan tangguh (Hardjowigeno, 2003:47).

Untuk mencapai tujuan tersebut maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan

memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dan mempertahankan

kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, perlu juga dilakukan rekayasa paket

teknologi maju dan spesifik lokasi agar upaya peningkatan efisiensi usaha dalam

memproduksi komoditas yang berdaya saing dapat dilakukan dengan baik.

Teknologi maju yang dimanfaatkan harus secara teknis dapat diterapkan, secara

ekonomis menguntungkan, secara sosial budaya dapat diterima dan ramah

lingkungan. Peningkatan efisiensi disini diperlukan agar mampu menghasilkan

produk pertanian yang mampu memberikan peningkatan kesejahteraan petani dan

masyarakat.

Walaupun dianggap tidak memiliki sistem kekebalan sebagaimana

halnya hewan, tumbuhan telah berevolusi untuk melengkapi diri dengan

mekanisme pertahanan lain yang juga efektif dan berspektrum has (Dangl &

Holub, 1997). Tumbuhan berbunga pada umumnya tahan terbadap sebagian besar

patogen. Hanya sedikit saja interaksi tumbuhan - mikroba terjadi, yaitu tumbuhan

merupakan inang yang rentan dan mikrobanya sebagai patogen yang virulen,

sehingga proses infeksi yang diikuti oleh patogenesis dapat berlangsung (Ebel &

Scheel, 1997; Lebeda dkk., 1999). Karena itu, bila tumbuhan dan mikroba

Page 5: ACARA 3.doc

bertemu di habitat alam, penyakit lebih merupakan perkecualian daripada

kelaziman (Dangl & Holub, 1997).

Salah satu langkah penting yang harus dilalui agar parasitisme

dapat berlangsung adalah penetrasi parasit ke dalam jaringan tumbuhan inang.

Pada infeksi oleh virus dan bakteri, proses ini bersifat pasif dan tidak diikuti oleh

pembentukan struktur infeksi khusus (Agrios, 1997).

Sebaliknya, jamur pathogen mengembangkan struktur infeksi

khusus untuk memasuki tumbuhan inang (Mendgen & Deising, 1993; Struck dkk.,

1998).

Page 6: ACARA 3.doc

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu kantong

plastik, gunting tanaman, kertas plano dan alat tulis. Bahan yang akan

digunakan pada praktikum kali ini yaitu pertanaman hortikltura mangga dan

jambu biji.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Praktikan dikelompokkan sesuai dengan rombongannya.

2. Setiap kelompok ditugaskan melakukan pengamatan gejala serangan

patogen di lapang sesuai dengan pembagian kelompok kerjanya.

3. Gejala serangannya dicatat, lalu nama penyakit dan pathogen penyebabnya

ditentukan.

4. Intensitas serangannya diprediksi.

5. Bagian tanaman yang diamati tersebut dibawa ke laboratorium sebagai

koleksi.

6. Hasil analisis agroekosistem ditulis pada kertas plano, yang meliputi

gambar, keadaan umum agroekosistem, data hasil pengamatan, serangga

netral, pembahasan, simpulan dan rencana tindak lanjut.

7.

Page 7: ACARA 3.doc

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Penyakit pada tanaman mangga

Hari/tanggal : Minggu, 4 november 2012

Lokasi : Desa Pegalongan

Luas : 200 m2

Waktu pengamatan: pukul 11.00 WIB

Metode sampling :

KOMPONEN KEBERADAAN/KETERANGAN

A. Faktor Biotik

a. Tanaman pokok

b. Tanaman lainnya

c. Penyakit

Gloeosporium mangiferae

Tanaman jambu biji dan tanaman

mangga

Singkong, pepaya, sereh, pisang, lidah

mertua

Bagian yang diserang berwarna coklat,

lambat laun berwarna hitam, kemudian

mati. Tanda buah mangga yang

diserang gloeosporium ini adalah

bintik-bintik warna coklat, kemudian

menjadi hitam dan daging buah

Page 8: ACARA 3.doc

Cendawan jelaga

Penyakit karat merah

Benalu

d. Gulma

Rumput teki

B. Faktor Abiotik

a. Tanah

b. Cuaca

c. Air

d. Kelembaban

C. Sistem Pertanaman

membusuk. (+)

Daun mangga yang diserang berwarna

hitam seperti beledu, warna hitam

disebabkan oleh jamur yang hidup

dicairan manis. (++)

Permukaan daun yang diserang timbul

bintik-bintik. Bila serangan hebat akan

menyebabkan kulit ranting mengering.

(++)

Benalu tumbuh melekat pada cabang atau ranting tanaman mangga. (+)

+ (ringan)

Subur

Mendung

Tadah hujan

Lembab

Campuran

Bersih

Page 9: ACARA 3.doc

D. Kondisi Lahan

a. Keadaan naungan

E. Pembahasan

Tidak ada

1. Gloeosporium Mangiferae

Bagian daun yang diserang : daun,

tunas, bunga dan buah

Gejala : daun yang diserang berwarna

coklat, lambat laun berwarna hitam,

kemudian mati

Penularan : disebabkan oleh sejenis

cendawan dengan perantara angin yang

menerbangkan spora-spora

Pengendalian : memangkas bagian daun

yang terkena penyakit

2. Penyakit karat merah

Gejala : daun yang diserang akan timbul

bintik-bintik, menyebabkan kulit

ranting mengering

Penularan : penyebab penyakit ini

adalah ganggang cephaleuros mycoidea

yang bersifat epifit

Pengendalian: dapat menggunakan

penyemprotan pestisida nabati dan

penyiangan secara teratur agar tanaman

Page 10: ACARA 3.doc

menjadi subur karena ganggang ini

tidak senang hidup pada tanaman yang

subur dan sehat.

3. Benalu

Benalu dapat tumbuh dan melekat pada

cabang atau ranting dan menghisap

makanan dari tanaman mangga

Penyebarannya melalui biji dan

disebarkan oleh burung

Pengendalian : secara mekanis, cabang

yang dihinggapi benalu dipotong jangan

sampai ketinggalan akarnya. Secara

chemis, menggunakan komposisi

emulsi dari minyak solar 30-40 % dari

air sabun disemprotkan ke benalu

4. Cendawan jelaga

Daun mangga yang diserang berwarna

hitam yang disebabkan oleh jamur yang

hidup dicairan manis

Penularan : melalui semut rangrang

karena semut menyukai cairan manis

Pengendalian : dengan cara membakar

semut rangrang

Page 11: ACARA 3.doc

F. Simpulan

G. RTL (Rencana Tindak Lanjut)

Penyakit yang menyerang pada tanaman

mangga adalah Gloeosporium

Mangiferae, Cendawan Jelaga, penyakit

karat merah dan Benalu. Pengendalian

yang dilakukan menggunakan tknik

fisik-mekanik

Jangka pendek : pemberian pestisida

kimiawi secara berkala sesuai dengan

serangan penyakit

Jangka panjang: sanitasi lahan,

penggunaan varietas tahan dan sehat.

Penyakit pada tanaman jambu biji

Hari/tanggal : Minggu, 4 november 2012

Lokasi : Desa Pegalongan

Luas : 200 m2

Waktu pengamatan: pukul 11.00 WIB

Metode sampling :

KOMPONEN KEBERADAAN/KETERANGAN

Page 12: ACARA 3.doc

A. Faktor Biotik

a. Tanaman pokok

b. Tanaman lainnya

c. penyakit

Bercak daun

Kapang jalaga

Tanaman jambu biji dan tanaman

mangga

Singkong, pepaya, sereh, pisang, lidah

mertua

Penyakit bercak daun pada tanaman

jambu biji disebabkan oleh beberapa

cendawan. Cendawan-cendawan yang

dijumpai menimbulkan bercak-bercak

pada tanaman jambu biji adalah

cercospora spp, pestalotiopsis sp, dan

gloeosporium sp. (++)

Penyakit kapang jalaga disebabkan oleh

cendawan atau kapang capnodium sp

bagian yuang terserang adalah daun,

tumbuh pada helaian daun akibat dari

cairan embun madu yang dihasilkan

(dikeluarkan) kutu-kutu daun yang

menyerang daun tersebut. Daun yang

terserang penyakit embun jalaga

permukaan daun bagian atas tertutup

Page 13: ACARA 3.doc

d. Gulma

Rumput teki

B. Faktor Abiotik

a. Tanah

b. Cuaca

c. Air

d. Kelembaban

C. Sistem Pertanaman

D. Kondisi Lahan

a. Keadaan naungan

E. Pembahasan

lapisan berwarna hitam.

+ (ringan)

Subur

Mendung

Teknis

Lembab

Campuran

Bersih

Tidak ada

1. Bercak daun

Disebabkan oleh beberapa cendawan.

Cendawan-cendawan yang dijumpai

menimbulkan bercak-bercak pada

tanaman jambu biji adalah cercospora

spp, pestalotiopsis sp, dan

gloeosporium sp. Cendawan-cendawan

tersebut menimbulkan gejala bercak

Page 14: ACARA 3.doc

yang khas

Cendawan cercospora psidii Rangel

menyebabkan bercak putih pada daun

Cendawan pestalotiopsis (pat) mordul,

menimbulkan bercak berwarna kelabu

pada daun-daun

Cendawan colletorichum

gloeosporioides penz.menyebabkan

daun-daun muda agak mengeriting dan

bercak-bercak nekrotik pada tepi atau

ujungnya.

Pengendalian : Sanitasi kebun,

Memangkas daun-daun dan ranting

yang sakit dikumpulkan lalu dibakar,

perawatan tanaman yang baik agar

tanaman tumbuh kuat, penyemprotan

fungisida berbahan aktif tembaga

hidroksida (copper hydroxide)

2. Penyakit kapang jalaga

Disebabkan oleh cendawan atau kapang

capnodium sp. Bagian yuang terserang

adalah daun, tumbuh pada helaian daun

akibat dari cairan embun madu yang

Page 15: ACARA 3.doc

F. Simpulan

G. RTL

dihasilkan (dikeluarkan) kutu-kutu daun

yang menyerang daun tersebut.

Pada serangan yang berat hampir

seluruh daun permukaannya berwarna

hitam.

Pencegahan dan pengendalian :

- Memberantas kutu-kutu daun

dengan penyemprotan insektisida

berbahan aktif triazofos

- Membunuh koloni kutu-kutu daun

yang berada pada tunas muda dan

daun muda

- Memangkas daun-daun yang

terserang berat

- Penyemprotan dengan fungisida

berbahan aktif mankozeb

Penyakit yang menyerang pada tanaman

jambu biji adalah bercak daun dan

kapang jalaga, pengendaliannya secara

fisik-mekanik

Jangka pendek : pemberian pestisida

kimiawi secara berkala sesuai dengan

serangan penyakit

Page 16: ACARA 3.doc

Jangka panjang :sanitasi lahan,

penggunaan varietas tahan dan sehat.

B. Pembahasan

Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada

inangnya. Sebutan lain dari penyakit adalah mikroorganisme parasit. Umunya

istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau

tumbuhan multiselular. Namun, pathogen dapat pula menginfeksi organisme

uniselular dari semua kerajaan biologi.

Dalam penjelasan lainnya, pathogen adalah organisme yang

mempunyai yang mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit dan

biasanya pathogen dalam bentuk organisme yang masih hidup oleh karena itu

disebut pula penyebab dari faktor biotik. Penyebab penyakit yang tergolong ke

dalam pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan

mampu untuk menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Organisme

yang tergolong pathogen adalah jamur, bakteri, virus, mikoplasma, dan

riketsia.

Page 17: ACARA 3.doc

Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas

hewan yang ditumpanginya, sedangkan tumbuhan parasit adalah tumbuhan

yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh

sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan

mengakibatnya inangnya mengalami kekurangan energi.

Pathogen menyerang inang dengan berbagai cara guna

memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh pathogen yang ada pada inang.

Untuk dapat masuk ke dalam inang pathogen mampu mematahkan reaksi

pertahankan tumbuhan inang. Dalam menyerang tumbuhan, pathogen

mengeluarkan zat kimia yang akan berpengaruh terhadap komponen tertentu

dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan

inang. Beberapa cara pathogen untuk dapat masuk ke dalam inang diantaranya

dengan cara mekanis dan cara kimia.

Cara mekanis yang dilakukan pathogen yaitu dengan cara penetrasi

langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu

oleh enzim yang dikeluarkan pathogen untuk melunakkan dinding sel. Pada

jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi

sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan iang

tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa

disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan

kutikula dan dinding sel.

Page 18: ACARA 3.doc

Cara kimia yang dilakukan pathogen untuk menginfeksi tanaman

inang, pengaruh pathogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena

proses biokimia akibat dari senyawa kimia dikeluarkan pathogen atau karena

adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan

pathogen. Substansi kimia yang dikeluarkan pathogen di antaranya enzim,

toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut

memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja,

enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah. Sedang zat

tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu

toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar.

Padi

Saat kita menemukan tanaman padi yang muda pada saat fase awal

pertumbuhan tiba-tiba layu dan akhirnya mati, begitu juga saat menemukan

tanaman padi yang telah dewasa tapi daunnya berwarna keabu-abuan dan

akhirnya mongering, kemungkinan besar tanaman padi tersebut terserang

penyakit hawar daun. Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri

Xanthomonas spp. Nama lain dari penyakit ini yang populer di kalangan petani

Indonesia adalah penyakit kresek. Klasifikasi Xanthomonas campetris pv.

Oryzae Dye adalah sebagai berikut :

Filum : Prokaryota

Kelas : Scizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Page 19: ACARA 3.doc

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Xanthomonas

Spesies : Xanthomonas campetris pv. Oryzae

Bakteri Xanthomonas campetris pv. Oryzae berbentuk batang

pendek, di ujungnya mempunyai satu flagel dan berfungsi sebagai alat gerak.

Bakteri ini berukuran 6-8 mm, bersifat aerob, gram negative dan tidak

membentuk spora. Di atas media PDA bekteri ini membentuk koloni bulat

cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan

mempunyai yang licin. Serangan penyakit hawar daun bakteri ini menyerang

tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang panen.

Infeksi dimulai dari bagian daun melalui luka seperti bekas potongan bibit padi

atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil

daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi

menurun dan pertumbuhan terhambat.

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini biasanya menyerang

tanaman padi pada saat musim hujan. Kondisi pertanaman dengan kelembaban

yang tinggi dan pemupukan yang tinggi dan pemupukan yang tidak berimbang

dengan dosis nitrogen yang tinggi. Pengendalian penyakit HDB dilakukan

secara terpadu dengan menggunakan teknik budidaya. Beberapa teknik

budidaya yang disarankan antara lain dengan perlakuan bibit dan pergiliran

varietas, menanam dengan jarak yang tidak terlalau rapat, irigasi / pengairan

Page 20: ACARA 3.doc

secara berselang (intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan

menanam varietas tahan.

Serangan hawar daun pada komoditas padi di desa Langentirto,

berada dalam batas kewajaran karena serangan terdapat pada beberapa tanaman

saja dan masih dalam batas toleran. Namun, bila hal ini dibiarkan saja terus

menerus tanpa ada tindakan pengendalian yang tepat, maka kemungkinan

serangan akan semakin meluas dalam waktu singkat.

Jagung

Para petani jagung sering dibuat gelisah oleh adanya serangan

penyakit bulai pada tanamannya. Beberapa cara pengendalian telah dilakukan

namun sepertinya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Gejala penyakit

bulai di tanaman jagung diantaranya :

1. Ada bercak berwarna klorotik memanjang searah tulang daun dengan

batas yang jelas.

2. Adanya tepung berwarna putih pada bercak tersebut (terlihat lebih jelas

pada pagi hari).

3. Daun yang terkena bercak menjadi sempit dan kaku.

4. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya bahkan bisa tak

bertongkol.

Page 21: ACARA 3.doc

5. Tanaman muda yang terserang biasanya akan mati (umur tanaman di

bawah 1 bulan).

6. Kadang-kadang terbentuk anakan yang banyak, dau n menggulung dan

terpuntir.

Penyakit bulai pada tanaman jagung bisa disebabkan oleh beberapa

jamur diantaranya Peronosclerospora maydis, P. philippinensis, P. miscanthi,

P. heteropogoni, P. scleophthora macrospora, dan Sclerospora graminicola.

Penularan jamur dapat melalui udara atau melalui benih. Serangan yang

terdapat pada komoditas berada dalam batas kewajaran karena serangan

terdapat pada beberapa tanaman saja dan masih dalam batas toleran. Namun,

bila hal ini dibiarkan saja terus menerus tanpa ada tindakan pengendalian yang

tepat, maka kemungkinan serangan akan semakin meluas dalam waktu singkat.

Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk perkembangan

penyakit, maka kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan

panen. Banyaknya kerugian karena penyakit ini disebabkan antara lain, karena

kemungkinan penggunaan benih yang kurang baik, pemeliharaan tanaman

yang tidak memadai, cara penyimpanan dan pengangkutan yang kurang

sempurna, serta kurangnya usaha penanggulangan penyakit.

Akibat dari kerugian penyakit tumbuhan tersebut tidak saja

mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika menyangkut kepentingan masyarakat

luas akan mengakibatkan ketenteraman hidupnya terganggu. Dengan demikian

perlu selalu diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dibidang

Page 22: ACARA 3.doc

produksi pertanian termasuk gangguan yang disebabkan oleh penyakit

tumbuhan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada

inangnya.

2. Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk kelangsungan hidupnya

menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada

tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatnya inangnya

mengalami kekurangan energi.

3. Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri Xanthomonas spp.

Page 23: ACARA 3.doc

4. Penyakit bulai pada tanaman jagung bisa disebabkan oleh beberapa

jamur diantaranya Peronosclerospora maydis, P. philippinensis, P.

miscanthi, P. heteropogoni, P. scleophthora macrospora, dan

Sclerospora graminicola.

B. Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pengamatan gejala dan serangan

pathogen pada tanaman pangan.

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, J. 1997. Plant Pathology. 4th ed. Academic Press. San Diego & Londonsi

kimia tersebut n.

Dangl, J. & E, Holub. 1997. La Dolce Vita. A molecular feast in plant – pathogen

interactions. Cell 91 : 17-24.

Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah, Jakarta, CV. Akademika

Pressindo.

Mendgen, K. & H. Desing. 1993. Infection Structure of Fungal Plant

Pathogen – a Cytologycal and Physiologycal Evaluation. New

Phytol. 124 : 193-213.

Page 24: ACARA 3.doc

LAMPIRAN

Page 25: ACARA 3.doc
Page 26: ACARA 3.doc