Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

download Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

of 62

Transcript of Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    1/62

    RANGKUMAN MODUL 1 BLOK 17

    Terminologi Asing

    SakauAdalah istilah yang sering digunakan pada seseorang pengguna Narkotika yang mengalami gejala putus obat.

    Sinonim: Withdrawal Syndrome. Withdrawal

    Adalah beberapa gejala yang timbul akibat pemberhentian atau pengurangan dosis terhadap zat atau bahan yang

    memiliki efek ketergantungan, dengan kata lain sering disebut gejala putus obat dari penggunaan obat!obatan

    yang sudah pada tahap ketergantungan atau toleransi fisiologi. "emeriksaan urin

    Adalah analisis teknis pada spesimen biologi berupa urin. "ada pemeriksaan urin dengan pasien suspek drug

    abuse atau drug misuse terdapat # jalur pemeriksaan yaitu awal yang berupa s$reening awal dan pemeriksaan

    konfirmasi pada kasus!kasus positif untuk menghindari false!positif dan mengetahui se$ara pasti obat yang

    digunakan biasanya menggunakan metode gas $hromatography! mass spe$trometry%&'!(S). Narkoba

    Adalah singkatan Narkotika dan *bat+ahan berbahaya. -stilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media

    massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NA"A

    BATASAN DAN PENGERTIAN

    1. NAPZA

    NA"A %Narkotika, "sikotropika dan at Adiktif lain) adalah bahan+zat+obat yang bila masuk kedalam tubuh

    manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak+susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan ganggan kesehatan fisik

    psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan %adiksi) serta ketergantungan %dependensi) terhadap

    NA"A.-stilah NA"A umumnya digunakan oleh sektor pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya

    penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NA"A sering disebut juga sebagai !a" #si$oa$"i%, yaitu

    zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.

    &. NARKOBA

    NA/0*A adalah singkatan Narkotika dan *bat+ahan berbahaya. -stilah ini sangat populer di masyarakat

    termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NA"A. Ada

    juga menggunakan istilah (adat untuk NA"A 1etapi istilah (adat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satujenis Narkotika saja, yaitu turunan *pium.

    'ENIS NAPZA (ANG DISALA)GUNAKAN

    2. NARKOTIKA %(enurut 3ndang!3ndang /- Nomor ## tahun 2445 tentang Narkotika).

    2

    http://en.wikipedia.org/wiki/Gas_chromatographyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Mass_spectrometryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Mass_spectrometryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Mass_spectrometryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Gas_chromatography
  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    2/62

    NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis

    yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

    nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. NA/0*1-0A dibedakan kedalam golongan!golongan :

    ! Nar$o"i$a Golongan I *

    Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai

    potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, %'ontoh : heroin/putauw, kokain, ganja).

    ! Nar$o"i$a Golongan II *

    Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan

    pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai #o"ensi "inggi mengakibatkan ketergantungan %'ontoh : morfin,

    petidin)

    ! Nar$o"i$a Golongan III *

    Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

    serta mempunyai #o"ensi ringan mengakibatkan ketergantungan %'ontoh : kodein). Narkotika yang sering

    disalahgunakan adalah Narkotika &olongan - :

    ! *piat : morfin, herion %putauw), petidin, $andu, dan lain!lain ! &anja atau kanabis, marihuana, hashis ! 0okain, yaitu

    serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.

    #. PSIKOTROPIKA %Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang !ikotropika).

    6ang dimaksud dengan :PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang

    berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

    akti7itas mental dan perilaku.

    PSIKOTROPIKA dibedakan dalam golongan!golongan sebagai berikut.

    ! PSIKOTROPIKA GOLONGAN I * "sikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuandan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai #o"ensiama" $a" mengakibatkan sindroma ketergantungan. %'ontoh

    : ekstasi, shabu, 8S9)

    ! PSIKOTROPIKA GOLONGAN II * "sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi

    dan+atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai #o"ensi $a" mengakibatkan sindroma ketergantungan . % 'ontoh

    amfetamin, metilfenidat atau ritalin)

    ! PSIKOTROPIKA GOLONGAN III * "sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

    dan+atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai #o"ensi se+ang mengakibatkan sindroma ketergantungan

    %'ontoh : pentobarbital, lunitrazepam).! PSIKOTROPIKA GOLONGAN I, *

    "sikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan+atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

    serta mempunyai #o"ensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan %'ontoh : diazepam, bromazepam

    enobarbital, klonazepam, klordiazepo;ide, nitrazepam, seperti pil 0, pil 0oplo, /ohip, 9um, (&).

    "sikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :

    #

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    3/62

    ! "sikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu

    ! Sedatif < =ipnotika %obat penenang, obat tidur): (&, 0, 93(, "il koplo dan lain!lain

    ! =alusinogenika : -ysergi$ a$id dyethylamide %8S9), mushroom.

    -. ZAT ADIKTI LAIN

    6ang dimaksud disini adalah bahan+zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan "sikotropika,

    meliputi :

    / Minman 0era$ool2

    (engandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari

    kehidupan manusia sehari!hari dalam kebudayaan tertentu. >ika digunakan sebagai $ampuran dengan narkotika atau

    psikotropika, memperkuat pengaruh obat+zat itu dalam tubuh manusia.

    Ada ? golongan minumanberakohol, yaitu :

    ! Golongan A: kadar etanol 2!@, %"ir)

    ! Golongan B : kadar etanol @!#B, %erbagai jenis minuman anggur)

    ! Golongan 3 : kadar etanol #B!C@ , %Whiskey, Dod$a, 10W, (anson =ouse, >ohny Walker, 0amput.)

    / Inalansia %gas yang dihirup) dan sol7en %zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada

    berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. 6ang sering disalah gunakan, antara lain :

    #em, thinner, penghapu! $at kuku, %en!in.

    ! Tem0a$a : "emakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. "ada upaya penanggulangan

    NA"A di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pen$egahan

    karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NA"A lain yang lebih berbahaya. ahan+

    obat+zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut :

    ! Sama se$ali +ilarang : Narkotoka golongan - dan "sikotropika &olongan -.! Penggnaan +engan rese# +o$"er: amfetamin, sedatif hipnotika.

    ! Di#er4al 0eli$an se5ara 0e0as : lem, thinner dan lain!lain.

    ! A+a 0a"as mr +alam #enggnann6a : alkohol, rokok.

    erdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NA"A dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

    2. Golongan De#resan %&owner)

    Adalah jenis NA"A yang berfungsi mengrangi a$"i%i"as %ngsional "0. >enis ini menbuat pemakaiannya

    merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. &olongan ini termasuk O#ioi+a

    %mor%in2 eroin#"a82 $o+ein), Se+a"i% %penenang), i#no"i$ %otot tidur), dan "ran9ili!er %anti $emas) dan lain!lain.

    #. Golongan S"imlan%Upper)

    ?

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    4/62

    Adalah jenis NA"A yang dapat merangsang %ngsi "0 dan meningkatkan kegairahan kerja. >enis in

    membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. at yang termasuk golongan ini adalah : Am%e"amin %shabu

    esktasi), Ka%ein2 Ko$ain.

    -. Golongan )alsinogen

    Adalah jenis NA"A yang dapat menimbulkan e%e$ alsinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan

    seringkali men$iptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. &olongan ini tidak

    digunakan dalam terapi medis. &olongan ini termasuk : Kana0is %ganja), LSD, Mes5alin

    PEN(ALA)GUNAAN DAN KETERGANTUNGAN

    Pen6alagnaan dan Ke"ergan"ngan adalah istilah klinis+medik!psikiatrik yang menunjukan $iri pemekaian

    yang bersifat patologik yang perlu di bedakan dengan "ing$a" #ema$aian#si$ologi$/sosial, yang %e'um %er!ifa

    pato'ogik

    2. PEN(ALA)GUNAAN NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NA"A se$ara berkala atau teratur

    diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan ganggankesehatan fisik, psikis dan ganggan fungsi sosial.

    #. KETERGANTUNGAN NAPZA adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh

    memerlukan jumlah NA"A yang makin bertambah %"oleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan

    timbul gejala putus zat %withdrawa'

    !(amptom). *leh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NA"A yang dibutuhkannya dengan $ara apapun, agar dapat

    melakukan kegiatannya sehari!hari se$ara normal

    ?. 1-N&0A1 "E(A0A-AN NA"A.! Pema$aian 5o0a/5o0a %e)perimenta' u!e), yaitu pemakaian NA"A yang tujuannya ingin men$oba,untuk memenuhi

    rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.

    ! Pema$aian sosialre$reasi %!o$ia'/re$reationa' u!e) : yaitu pemakaian NA"A dengan tujuan bersenang!senang,pada

    saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini,namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang

    lebih berat

    ! Pema$aian Si"asional %!itua!iona' u!e) : yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan,

    kesedihan, keke$ewaaFn, dan sebagainnya, dengan maksud menghilangkan perasaan!perasaan tersebut.

    ! Pen6alagnaan %a%u!e): yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat patologik+klinis %menyimpang)yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mapu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali

    mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. *eadaan ini akan menim%u'kan gangguan

    fung!iona' atau

    C

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    5/62

    okupa!iona' (ang ditandai o'eh + tuga! dan re'a!i da'am ke'uarga tak terpenuhi dengan %aik,peri'aku agre!if dan tak

    wajar, hu%ungan dengan kawan terganggu, !ering %o'o! !eko'ah atau kerja, me'anggar hukum atau krimina' dan tak

    mampu %erfung!i !e$ara efektif.

    !Ke"ergan"ngan %dependen$e u!e) : yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian NA"A dihentikan

    atau dikurangi dosisnya.gar tidak %er'anjut pada tingkat(ang 'e%ih %erat ketergantungan, maka !e%aikn(a tingkat-

    tingkat pemakaian ter!e%utmemer'ukan perhatian dan kewa!padaan ke'uarga dan ma!(arakat. Untuk itu per'u di'akukan

    pen(u'uhan pada ke'uarga dan ma!(arakat.

    PEN(EBAB PEN(ALA)GUANAAN NAPZA

    "enyebab penyalahgunaan NA"A sangat kompleks akibat interaksi antara fa$tor yang

    erkait dengan indi7idu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat %NA"A). 1idak terdapat adanya penyebab tunggal

    %single $ause) aktor!faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NA"A adalah sebagian berikut :

    1. a$"or in+i:i+ *

    0ebanyakan penyalahgunaan NA"A dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang

    mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan indi7idu yang rentan untuk

    menyalahgunakan NA"A. Anak atau remaja dengan $iri!$iri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi

    penyalahguna NA"A. 'iri!$iri tersebut antara lain :

    o 'enderung membrontak dan menolak otoritaso 'enderung memiliki ganggan 4i8a lain %komorbiditas) seperti 9epresi,'$emas, "sikotik, 0keperibadian

    dissosial.o "erilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlakuo /asa kurang per$aya diri %low selw!$onfiden$e), rendah diri dan memiliki $itra diri negatif %low self!esteem)o Sifat mudah ke$ewa, $enderung agresif dan destruktifo (udah murung,pemalu, pendiamo (udah mertsa bosan dan jenuho 0eingintahuan yang besar untuk men$oba atau penasarano 0einginan untuk bersenang!senang %just for fun)o 0einginan untuk mengikuti mode,karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kehidupan modern.o 0einginan untuk diterima dalam pergaulan.o -dentitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang jantano 1idak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak

    tawaran NA"A dengan tegaso 0emampuan komunikasi rendaho (elarikan diri sesuatu %kebosanan,kegagalan, keke$ewaan,ketidak mampuan, kesepian dan kegetiran

    hidup,malu dan lain!lain)o "utus sekolaho 0urang menghayati iman keper$ayaannya

    &. a$"or Ling$ngan *

    @

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    6/62

    aktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman

    sebaya maupun masyarakat. aktor keluarga,terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau

    remaja menjadi penyalahguna NA"A antara lain adalah :

    a. Ling$ngan Kelarga

    o 0ominikasi orang tua!anak kurang baik+efektifo =ubungan dalam keluarga kurang harmonis+disfungsi dalam keluargao *rang tua ber$erai,berselingkuh atau kawin lagi*rang tua terlalu sibuk atau tidak a$uho *rang tua otoriter atau serba melarango *rang tua yang serba membolehkan %permisif)o 0urangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladano *rang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NA"Ao 1ata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah %kurang konsisten)o 0urangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluargao *rang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NA"A

    0. Ling$ngan Se$ola

    o Sekolah yang kurang disiplin

    o Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NA"Ao Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri se$ara kreatif dan positifo Adanya murid pengguna NA"A

    5. Ling$ngan Teman Se0a6a

    o erteman dengan penyalahgunao 1ekanan atau an$aman teman kelompok atau pengedar

    +. Ling$ngan mas6ara$a"sosial

    o 8emahnya penegakan hukumo Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung

    -. a$"or Na#!a

    (udahnya NA"A didapat dimana!mana dengan harga terjangkau anyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk di$oba 0hasiat farakologik NA"A yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidur!kan,membua

    euforia+fly+stone+high+teler dan lain!lain.

    aktor!faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NA"A. Akan

    tetapi makin banyak faktor!faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NA"A.

    "enyalahguna NA"A harus dipelajari kasus demi kasus.aktor indi7idu, faktor lingkungan keluarga dan teman

    sebaya+pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NA"A. 0arena

    faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan $ukup kominikatif menjadi

    penyalahguna NA"A

    G

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    7/62

    DETEKSI DINI

    PEN(ALA)GUNAAN NAPZA

    9eteksi dini penyalahgunaan NA"A bukanlah hal yang mudah,tapi sangat penting artinya untuk men$egah

    berlanjutnya masalah tersebut. eberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah :

    A. KELOMPOK RISIKO TINGGI

    0elompok /isiko 1inggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau terlibat dalam

    penggunaan NA"A tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal tersebut, mereka disebut juga

    Potential User %$alon pemakai, golongan rentan). Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan

    $iri tertentu %kelompok risiko tinggi) mempunyaipotensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna NA"A dibandingkan

    dengan yang tidak mempunyai $iri kelompok risiko tinggi.

    (ereka mempunyai karakteristik sebagai berikut :

    1. ANAK *

    'iri!$iri pada anak yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan

    NA"A antara lain :

    o Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan %tidak tekun)o Anak yang sering sakito Anak yang mudah ke$ewao Anak yang mudah murungo Anak yang sudah merokok sejak Sekolah 9asaro Anak yang sering berbohong,men$ari atau melawan tatatertibo Anak denga -H taraf perbatasan %-H 5B!4B)

    &. REMA'A *

    'iri!$iri remaja yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NA"A :

    o /emaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang per$aya diri dan mempunyai $itra diri negatifo /emaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabaro /emaja yang diliputi rasa sedih %depresi) atau $emas %ansietas)o /emaja yang $enderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi+bahayao /emaja yang $enderung memberontako /emaja yang tidak mau mengikutu peraturan+tata nilai yang berlakuo /emaja yang kurang taat beragamao /emaja yang berkawan dengan penyalahguna NA"Ao /emaja dengan moti7asi belajar rendaho /emaja yang tidak suka kegiatan ekstrakurikulero /emaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksual %pepalu,sulit bergaul, sering

    masturbasi,suka menyendiri, kurang bergaul dengan lawan jenis).o /emaja yang mudah menjadi bosan,jenuh,murung.o /emaja yang $enderung merusak diri sendiri

    -. KELUARGA

    'iri!$iri keluarga yang mempunyai risiko tinggi,antara lain

    5

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    8/62

    o *rang tua kurang komunikatif dengan anako *rang tua yang terlalu mengatur anako *rang tua yang terlalu menuntut anaknya se$ara berlebihan agar berprestasi diluar kemampuannyao *rang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuko *rang tua yang kurang harmonis,sering bertengkar,orang tua berselingkuh atau ayah menikah lagio *rang tua yang tidak memiliki standar norma baik!buruk atau benar!salah yang jelaso *rang tua yang todak dapat menjadikan dirinya teladano *rang tua menjadi penyalahgunaan NA"A

    GE'ALA KLINIS PEN(ALA)GUNAAN NAPZA

    1. Per0aan isi$

    &ejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi se$ara umum dapat digolongkan sebagai berikut :

    o Pa+a saa" menggna$an NAPZA : jalan sempoyongan, bi$ara pelo %$adel), apatis %a$uh tak a$uh), mengantuk,

    agresif,$urigao Bila $ele0ian +isis ;o:er+osis< : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, nafas

    lambat+berhenti, meninggal.o Bila se+ang $e"agian ;#"s !a"sa$a< : mata dan hidung berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh

    tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun.o Pengar 4ang$a #an4ang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak

    terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain %pada pengguna dengan jarum

    suntik)

    &. Per0aan Si$a# +an Perila$

    o "restasi sekolah menurun,sering tidak mengerjakan tugas sekolah,sering membolos,pemalas,kurang bertanggung

    jawab.o "ola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas atau tampat kerja.o Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih duluo Sering mengurung diri, berlama!lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain dirumaho Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,kemudian menghilango Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak jelas penggunaannya, mengambil dan

    menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, men$uri, mengomengompas terlibat tindak kekerasan atau

    berurusan dengan polisi. I Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap bermusuhan

    pen$uriga, tertutup dan penuh rahasia.

    PEN(ALA)GUNAAN OBAT

    -stilah penyalahgunaan obat %drug abuse) sebenarnya kurang tepat, oleh karena istilah tersebut mengandung arti

    berbeda bagi setiap orang. Ada hal yang membedakan istilah penyalahgunaan obat dengan penggunaan se$ara

    salah%misuse). "enyalahgunaan lebih identik dengan penggunaan obat dengan tujuan non medis, biasanya untuk

    pembentukan tubuh atau mengubah kesadaran. Sedangkan penggunaan se$ara salah $enderung kearah salah indikasi

    dosis, atau penggunaan se$ara lama.

    J

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    9/62

    0etergantungan merupakan fenomena biologi yang sering dikaitkan dengan penyalahgunaab obat

    ketergantungan psikologis dimanifestasikan oleh dorongan perilaku abnormal di mana indi7idu menggunakan obat se$ara

    berulang kali untuk kepuasan pribadi, yang sering kali dihadapkan pada resiko kesehatan, merookok, sigaret. 0ehilangan

    kebebasan untuk menggunakan suatu bahan pada jangka waktu yang pendek menghasilkan hasrat untuk menggunakannya

    lagi.

    0etergantungan psikologis terjadi jika penggunaan berulang obat menghasilkan withdrawal effe$t% efek putus

    obat). =al ini menunjukkkan bahwa tubuh menyesuaikan untuk tingkat homeostatis baru selama periode penggunaan obat

    dan memperlihatkan reaksi yang berlawanan ketika reaksi yang baru terganggu. 0etergantungan psikologis sebagian besar

    selalu menjadi penyebab lebih banyak daripada ketergantungan fisiologis.

    Adiksi sering kali diartikan sebagai keadaan ketergantungan psikologis dan fisiologis. 1oleransi menunjukkan

    menurunnya respon terhadap pengaruh obat, mengharuskan dosis lebih tinggi untuk men$apai efek yang sama. 8ebih

    dekat kaitannya dengan ketergantungan fisiologis. =al tersebut sering mengubah perilaku tubuh terhadap farmakodinamik

    obat.

    AKTOR/AKTOR (ANG MEN(EBABKAN PEN(ALAGUNAAN OBAT

    (ekanisme terjadinya penyalahgunaan obat dan ketergantungan NA"A dapat diterangkan dengan tiga

    pendekatan, yaitu:

    1. ORGANOBIOLOGIK

    9ari sudut pandang organobiologik %SS"+otak) mekanisme terjadinya adiksi %ketagihan) dan dependensi

    %ketergantungan) dkenal dua istilah, yaitu:

    angguan Menta' 0rganik aki%at Napa atau !indrom 0tak 0rganik aki%at N2 adalah kegaduhan

    kegelisahan dan keka$auan dalam fungsi kognitif %alam pikiran), afektif %alam perasaan atau emosi) dan

    psikomotor %perilaku), yang disebabkan oleh efek langsung NA"A terhadap susunan saraf pusat %otak).

    angguan enggunaan Napa termasuk didalamnya pengertian "enyalahgunaan NA"A atau

    ketergantungan NA"A, yang lebih banyak menyoroti berbagai kelainan perilaku %beha7ior 9isorder)

    yang berkaitan dengan penggunaan NA"A yang mempengaruhi susunan saraf pusat%otak).

    *leh karena itu dalam ilmu kedokteran jiwa %psikiatrik), kedua pengertian tersebut diatas sering kali

    digabung menjadi satu kesatuan diagnosis yang disebut dengan angguan menta' dan eri'aku aki%atN2.

    &. PSIKODINAMIK

    =asil penelitian yang dilakukan =Awari %244B) menyatakan bahwa seseorang akan terlibat penyalagunaan

    NA"A dan dapat mengalami ketergantungan, apabila pada orang itu sudah ada faktor predi!po!i!i, yaitu faktor

    4

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    10/62

    yang membuat orang $enderung menyalahgunakan NA"A, dan tidak hanya itu, terdapat faktor kontri%u!idan

    faktor pen$etu!.

    aktor "redisposisi

    Seseorang dengan gangguan kepri%adian %antiso$ial) ditandai dengan perasaan tidak puas dengan

    dampak perilakunya terhadap orang lain, tidak mampu berfungsi se$ara wajar dan efektif di rumah, di

    sekolah, atau di tempat kerja dan dalam pergaulan so$ial. 0eluhan lain yaitu gangguan kejiwaan berupake$ema!an dan atau depre!i. (ereka menggunakan obat!obat ini sebagai upaya untuk men$oba

    mengobati dirinya sendiri %self medi$ation), atau sebagai reaksi pelarian %es$ape rea$tion).

    aktor 0ontribusi

    Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang tidak baik %disfungsi keluarga)akan merasa tertekan,

    dan ketertekanannya itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahgunaan+

    ketergantungan NA"A. 0ondisi keluarga yang tidak baik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

    0eluarga yang tidak utuh K salah satu orang tua meninggal, orangtua ber$erai atau berpisah

    0esibukan *rangtua: orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor atau akti7itas lain, sehingga

    perhatian terhadap anak berkurang.

    =ubungan interpersonal yang tidak baik : hungan antara anak dengan orangtua, anak dengan

    saudara, atau keluarga yang lain tidak harmonis.

    aktor pen$etus

    "enelitian yang dilakukan =awari %244B) menyebutkan bahwa pengaruh teman kelompok sebayamempunyai andil J2,? bagi seseorang terlibat penyalahgunaan+ ketergantungan NA"A. Sedangkan

    tersedianya dan mudahnya NA"A diperoleh %easy a7ailability) mempunyai andil JJ bagi seseorang

    terlibat penyalahgunaan+ ketergantungan NA"A.

    -nterkasi antara ketiga faktor diatas yaitu faktor predisposisi,kontribusi, dan pen$etus mempunyai resiko

    jauh lebih besar dibandingkan satu atau dua faktor saja.

    -. PSIKOSOSIAL

    "enyalahgunaan+ ketergantungan NA"A adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. 9ari sudut

    pandang psikososial perilaku menyimpang ini terjadi akibat negati7e dari interaksi tiga kutub so$ial yang tidak

    kondusif %tidak mendukung kea rah positif)K yaitu kutub keluarga, kutub sekolah+kampus dan kutub masyarakat.

    2B

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    11/62

    NAPZA

    a. OPIOID

    Analgesi$ opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat seperti opium. *pium yang berasal dari getah

    apa3er !omniferummengandung sekitar #B jenis alkaloid diantaranya morfin, kodein, tebain, dan papa7erin. Analgesi

    opioid terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri, meskipun juga memperlihatkan berbagai

    efek farmakodinamik yang lain.

    Rese#"or o#ioi+

    Ada ? jenis utama reseptor opioid yaitu mu %L), delta %M), dan kappa %). 0etiga jenis reseptor termasuk pada jenis

    reseptor yang berpasangan dengan protein &, dan memiliki berbagai subtype

    /eseptor L memperantarai efek analgetik mirip morfon, euphoria, depresi nafas, miosis, berkurangnya motilitas

    saluran $erna. /esptor diduga memperantarai analgesi$ seperti yang ditimbulkan pentazosin, sedasi dan miosis serta

    depresi yang ditimbulkan tidak sekuat agonis L. Selain itu di SS" juga didapatkan reseptor M yang selektif terhadap

    enkefalin dan reseptor O %epsilon) yang sangat selektif terhadap beta!endorfin tetapi tidak punya afinitas terhadap

    enkefalin.

    Klasi%i$asi o0a" golongan o#ioi+

    S"r$"r +asar Agonis $a" Agonis l ema/

    se+ang

    Agonis/

    an"agonis

    an"agonis

    enantren (orfin,

    hidromorfon,

    oksimorfon

    0odein,

    oksikodon,

    hidrokodon

    Nalbufin,

    buprenorfin

    Nalorfin,

    nalokson,

    naltreksonenilheptilamin (etadon "ropoksifenenilpiperidin (eperidin,

    fentanil

    9ifenoksilat

    (orfinan 8e7orfanol utorfanolenzomorfan pentazosin

    A. MORFIN DAN ALKALOID OPIUM

    a. Asal +an si%a" $imia

    22

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    12/62

    *pium atau $andu berasal dari getah apa3er !omniferum #yang telah dikeringkan. Alkaloid asal opium

    se$ara kimia dibagi dalam dua golongan : %2) golongan fenantren, misalnya morfin dan kodein dan %#) golongan

    benzilisokinolin, misalnya noskapin dan papa7erin.

    0. arma$o$ine"i$

    (orfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit luka dan mukosa. 9engan kedua$ara pemberian ini absorbs morfin ke$il sekali. (orfin dapat diabsorbsi di usus, tetapi efek analgetik setelah

    pemberian oral jauh lebih rendah daripada efek analgetik yang timbul setelah pemberian parenteral dengan dosis

    yang sama. (ula kerja semua alkaloid opioid setelah suntikan -D sama $epat, sedangkan setelah suntikan

    subkutan, absorpsi berbagai alkaloid oiopid berbeda!beda. Setelah pemberian odsis tunggal, sebagian morfin

    mengalami konjugasi dengan asam glukoronat di hepar, sebagian dikeluarkan dalam bentuk bebas dan 2B tidak

    diketahui nasibnya. (orfin dapat melintasi sawar uri dan pempengaruhi janin. Ekskresi morfin terutama melalui

    ginjal. Sebagian ke$il morfin bebas ditemukan dalam tinja dan keringat. (orfin yang terkonjugasi dapat

    ditemukan dalam empedu. Sebagian sangat ke$il dikeluarkan bersama $airan lambung.5. arma$o+inami$

    Efek morfin pada SS" dan usus terutama ditimbulkan karena morfin bekerja sebagai agonis pada reseptor L.Ssnan Sara% Psa"

    1. Nar5osis

    (orfin dosis ke$il %@!2B mg) menimbulkan euphoria pada pasien yang sedang menderita nyeri, sedih dan

    gellisah. Sebaliknya, dosis yang sama pada orang normal seringkali menimbulkan disforia berupa perasaan

    takut disertai mual dan muntah. (orfin juga menimbulkan rasa ngantuk, tidak dapat konsentrasi, sukar

    berfikir, apatis, akti7itas motorik berkurang dan letargi, ekstrimitas terasa berat, badan tersa panas, muka gata

    dan mulut terasa kering, depresi nafas dan miosis.

    &. Analgesia

    Efek analgetik yang ditimbulkan oleh opioid terutama sebagai akibat kerja opioid pada reseptor L. reseptor M

    dan dapat juga ikut berperan dlaam menimbulkan analgesia pada tingkat spinal.*pioid menimbulkan analgesia dengan $ara berikatan pada reseptor opioid yang terutama didapatkan di SS"

    dan medulla spinalis yang berperan pada transmisi dan modulasi nyeri.0etiga jenis reseptor utama yaitu reseptor mu %L), delta %M), dan kappa %) banyak didapatkan pada kornu

    dorsalis medulla spinalis. /esptor didapatkan bail pada saraf yang mentransmisi nyeri di medulla spinalis

    maupun pada aferen primer yang merelai nyeri. Aginos opioid melalui reseptor mu %L), delta %M), dan kappa

    %) pada ujung prasinaps aferen primer nosiseptif mengurangi pelepasan transmitter, dan selanjutnya

    menghambat saraf yang mentransmisi nyeri di kornu dorsalis medulla spinalis. 9engan demikian opioid

    memiliki efek analgetik yang kuat melalui pengaruh pada medulla spinalis. Selain itu L agonis juga

    menimbulkan efek inhibisi pas$asinaps melalui reseptor L di otak.

    2#

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    13/62

    Efek analgetik morfin dan opioid lain sangat selektif dan tidak disertai dengan hilangnya fungsi sensorik lain

    yaitu rasa raba, rasa getar, penglihatan dan pendengaran bahkan persepsi stimulasi nyeri pun tidak selalu

    hilang setelah pemberian morfin dosis terapi.

    -. E$si"asi

    (orfin dan opioid lain sering menyebabkan mual dan muntah, sedangkan delirium dan kon7ulsi lebih jarang

    timbul. a$tor yang dapat mengubah eksitasi morfin ialah idiosinkrasi dan tingkat eksitasi refle; SS".=. Miosis

    (iosis ditimbulkan oleh perangsangan pada segmen otonom inti saraf okulomotor. (iosis ini dapat dilawan

    oleh atropine dan skopolamin. "ada intoksikasi morfin,pin point pupi'! merupakan gejala yang khas. 9ilatas

    berlebihan dapt terjadi pada stadium akhir intoksikasi morfin dan sudah mengalami asfiksia.

    >. De#resi Na%as

    (orfin menimbulka depresi nafas se$ara primer dan berkesinambungan berdasarkan efek langsung terhadap

    pusat nafas di batang otak. "ada dosis ke$il morfin sudah dapat menimbulkan depresi nafas tanpamenyebabkan tidur atau kehilangan kesadaran.

    ?. Mal +an mn"a

    Efek emeti$ morfin berdasarkan stimulasi langsung pada emeti$ re$eptor trigger one%'1) di area postrema

    medulla oblongata, bukan pada pusat emeti$ sendiri.

    Salran 5erna

    2. 8ambung : menghambat sekresi ='8, pergerakan lambung berkurang, tonus antrum meninggi dan

    motilitasnya berkurang, sedangkan sfingter pylorus berkontraksi. Akibatnya pergerakan isi lambung ke

    duodenum diperlambat.

    #. 3sus halus : mengurangi sekresi empedu dan pan$reas, dan memperlambat pen$ernaan makanan di usus

    halus

    ?. 3sus besar: mengurangi atau menghilangkan gerak propulsi usus besar, meninggikan tonus dan menyebabkan

    spasme usus besar, akibatnya penerusan isi kolon diperlambat dan tija jadi lebih keras.

    Kar+io:as$lar

    "emberian morfin dosis terapi tidak mempengaruhi tekanan darah, frekuensi maupun irama denyutjantung. "erubahan yang terjadi adalah karena depresi pada pusat 7agus dan 7asomotor yang baru terjadi pada

    dosis toksik.O"o" #olos lain

    (orfin menimbulkan peninggian tonus, amplitudoserta kontraksi ureter dan kandung kemih. Efek ini

    dapat dihilangkan dengan pemberian B,G mg atropine subkutan.Kli"

    2?

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    14/62

    9alam dosis terapi, morfin menyebabkan 7asodilatasi sehingga terjadi flushing. Seringkali diserta

    dengan kulit yang berkeringat dan pruritus.Me"a0olisme

    (orfin menyebabkan suhu tubuh turun akibat akti7itas otot turun, 7asodilatasi perifer dan penghambatan

    mekanisme neural di SS". 0e$epatan metabolism dikurangi oleh morfin.

    +. In+i$asi

    2. Nyeri hebat yang tidak dapat dihilangkan dengan analgesi$ non opioid seperti pada infark miokardneoplasma, kolik renal atau kolik empedu, oklusi akut pembuluh darah perifer, perikarditis, nyeri 0arena

    trauma, dan lain!lain.

    #. 1erhadap batuk yang tidak produkti dan iritatif, yang sangat mengganggu hingga pasien tidak bias tidur dan

    mungkin sekali disertai nyeri. 1api dewasa ini lebih banyak ditinggalkan.

    ?. Edema paru akut

    C. Efek antidiare

    e. E%e$ sam#ing

    2. -diosinkrasi dan alergi

    (orfin dapat menyebabkan mual muntah terutama pada wanita. entuk idiosikrasi lain seperti timbulnya

    eksitasi dengan tremor, dan jarang!jarang delirium. erdasarkan reaksi alergik dapat timbul gejala seperti

    urtikaria, eksantem, dermatitis kontak, pruritus dan bersin.

    #. -ntoksikasi akut

    iasanya terjadi akibat per$obaan bunuh diri atau takar lajak. "asien akan tidur, sopor atau koma jika

    intoksikasi $ukup berat. rekuensi nafas lambat, #!C;+menit, pasien sianotik, kulit muka merah tidak merata

    dan agak kebiruan. 1ekanan darah yang mula!mula baik akan menurun sampai terjadi syok bila napas

    memburuk. "upil sangat ke$il, kemudian midriasis terjadi jika terjadi anoksia. "embentukan urin sangat

    berkurang karena terjadi pelepasan A9= dan tekanan darah menurun. "ada bayi mengkin terdapt kon7ulsi

    0ematian biasnya disebabkan oleh depresi nafas.

    %. Toleransi2 a+i$si +an abuse

    1erjadinya toleransi dan ketergantungan fisik setelah penggunaan berulang merupakan gambaran spesifik

    obat!obat opioid. "ada dasarnya adiksi morfin menyangkut fenomena berikut : %2) habituasi, yaitu perubahan

    psikis emosional sehingga pasien ketagihan kaan morfinK %#) ketergantungan fisik, yaitu kebutuhan akan morfin

    karena faal dan biokimia tubuh tak berfungsi lagi tanpa morfinK dan %?) adanya toleransi.

    2C

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    15/62

    1oleransi ini timbul terhadap efek depresi, tetapi tidak padaefek eksitasi, miosi dan efek pada usus.

    1oleransi timbul setelah #!? minggu.kemudian toleransi timbulnya lebih besar bila digunakan dosis besar se$ara

    teratur.>ika pe$andu menhentikan obatnya se$ara tiba!tiba timbullah gejala putus obat + gejala ebstinensi

    (enjelang saat dibutuhkannya morfin, pe$andu tersebut merasa sakit, gelisah dan iritabelK kemudian tidur

    nyenyak. Sewaktu bangun ia mengeluh seperti akan mati dan lebih gelisah lagi. "ada fase ini timbul lakrimasi,

    tremor, iritabilitas, berkeringat, menguap, bersin, mual, midriasis, demam dan nafas $epat. &ejala ini makin hebatdisertai timbulnya muntah, kolik dan diare. rekuensi denyut jantung dan tekakan darah meningkat. "asien akan

    merasa panas dingin disertai hiperhidrosis. Akibatnya timbul dehidrasi, ketosis, asidosis dan berat badan pasien

    menurun. 0adang!kadang timbul kolaps kardio7askular yang bias berakhir dengan kematian.

    g. Se+iaan +an #osologi

    Sediaan yang mengandung $ampuran alkaloid dalam bentuk kasar beraneka ragam dan masih dipakai.

    (isalnya pul7us opii dan pul7us do7eri.Sediaan yang mengandung alkaloid murni dapat digunakan untuk pemberian oral maupun parenteral

    6ang biasa digunakan ialah garam ='l, garam sulfat atau fosfat alkaloid morfin, dengan kadar 2Bmg+m8.0odein tersedia dalam bentuk baa bebas atau garam ='l atau fosfat. Satu tablet mengandung 2B, 2@ atau

    ?B mg kodein.3ntuk menimbulkan emesis digunakan @!2B mg apomorfin subkutan.

    B. MEPERIDIN DAN DRIVAT FENILPIPERIDIN LAIN

    a. Si%a" $imia

    (eperidin yang juga dikenal sebagai petidin, se$ara kimia adalah etil!2!metil!C!fenilpiperidin!C!karboksilat.

    0. arma$o$ine"i$

    Absorpsi meperidin setelah $ara pemberian apapun berlangsung baik. Akan tetapi ke$epatan absorpsi

    mungkin tidak teratur setelah suntikan -(. 0adar pun$ak dalam plasma biasanya di$apai dalam C@ menit dan

    kadar yang di$apai sangat ber7ariasi antar indi7idu. Setelah pemberian se$ara oral, sekitar @B obat mengalami

    metabolism lintas pertama dan kadar maksimal dalam plasma ter$apai dalam 2!# jam. Setelah pemberian

    parenteral, kadarnya dalam plasma menurun se$ar $epat dalam 2!# jam pertama, kemudian penurunan

    berlangsung se$ara lambat. 0urang lebih GB meperidin dalam plasma terikat protein. (etabolism meperidin

    terutama berlangsung di hati. "ada manusia, meperidin mengalami hidrolisis menjadi asam meperidinat yang

    kemudian sebagian mengalami konjugasi. (eperidi bentuk utuh sangat sedikit ditemukan dalam urin. Sebanyak

    2+? dari satu dosis meperidin ditemukan dalam urin dalam bentuk deri7ate N!demetilasi.

    5. arma$o+inami$

    Ssnan sara% #sa"

    Analgesia

    2@

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    16/62

    Sedasi

    Euphoria

    Eksitasi

    9epresi saluran nafas

    S6s"em $ar+io:as$ler

    "emberian dosis terapi meperidin pada pasien yang berbaring tidak mempengaruhi system

    kardio7askular, tidak menghambat kontraksi miokard dan tidak merubah gambaran E0&. "asien dengan rawat

    kalan mungkin menderita sinkop disertai penurunan tekanan darah, tetapi gejala ini $epat hilang jika pasien

    berbaring.O"o" #olos

    Saluran $erna : efek spasmogeniknya lebih lemah dari morfin. 0ontraksi propulsi7e dan nonpropulsif saluran

    $erna berkurang, tetapi dapat timbul spasme dengan tiba!tiba serta peningkatan tonus usus.

    *tot bronkus : meperidin dapat menghilangkan bronkospasme oleh histamine dan metakolin, namun

    pemberian dosis terapi meperidin tidak banyak mempengaruhi otot bronkus normal.

    3reter : setelh pemeberian meperidin dengan dosis terapi, peristaltik ureter menurun. =al ini disebabkan oleh

    berkurangnya produksi urin akibat dilepaskannya A9= dan berkurangnya laju filtrasi glomerulus.

    3terus : meperidin sedikit merangsang uterus dewasa yang tidak hamil.

    +. In+i$asi

    (eperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. "ada beberapa keadaan klinis, meperidin

    diindikasikan atas dasar masa kerjanya yang lebih pendek dari morfin. (isalnya untuk tindakan diagnosti$ seperti

    sistoskopi, pielografi retrograde, gastroskopi dan pneumoensefalografi. "ada bronkoskopi, meperidin kurang

    $o$ok karena antitusifnya jauh lebih lemah daripada morfin.(eperidin juga digunakan untuk menimbulkan analgesia obstetri$ dan sebagai obat praanestesik.

    e. E%e$ sam#ing +an $on"ra in+i$asi

    Efek samping meperidin dan deri7at fenilpiperidin yang ringan berupa pusing, berkeringat, euphoria

    mulut kering, mual, muntah, perasaan lemah, gangguan penglihatan, palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi. "ada

    pasoen berobat jalan reaksi ini timbul lebih sering dan lebih berat.0ontraindikasi penggunaan meperidin menyerupai kontraindikasi terhadap morfin dan opioid lainnya.

    %. Toleransi +an a+i$si

    2G

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    17/62

    1oleransi terhadap efek depresi meperidin timbul lebih lambat dibandingkan morfin. 1imbulnya toleransi

    lambat bila inter7al pemberian lebih dari ?!C jam. 1oleransi tidak terjai terhadap efek stimulasi dan efek mirip

    atropine.&ejala putus obat pada penghentian tiba!tiba penggunaan meperidin timbul lebih $epat tapi berlangsung

    lebih singkat daripada gejala setelah penghentian morfin dengan gangguan system otonom yang lebih ringan.

    g. Se+iaan +an #osologi

    (eperidin ='l tersedia dalam bentuk tablet @B mg dan 2BB mg, dan ampul @B mg+m8. meperidin lazim

    diberikan peroral atau -(.

    Alfaprodin ='l, tersedia dalam bentuk ampul 2 m8 dan 7ial 2B m8 dengan kadar GB mg+m8.

    9ifenoksilat, berefek konstipasi pada manusia. 9ikenal sebagai antidiare.

    8operamid, seperti difenoksilat obat ini memperlambat motilitas saluran $erna dengan mempengaruhi otot

    sirkuler dan longitudinal usus. 9igunakan untuk pengobatan diare kronik.

    entanil dan deri7atnya.

    3. METADON

    a. arma$o$ine"i$

    (etadon diabsorbsi se$ara baik oleh usus dan dapat ditemukan dalam plasma setelah ?B menit pemberian

    se$ara oralK kadar pun$ak di$apai setelah C jam. (etadan $epat keluar dari darah dan menumpuk dalam paru,

    hati, ginjal dan limpa. iotransformasi metadon terutama terjadi di hati. Salah satu reaksi yang paling penting

    adalah dengan $ara N!demetilasi. Sebagian besar metadon yang diberikan ditemukan di dalam urin dan tinja

    sebagai hasil biotransformasi yaitu pirolidin dan pirolin.

    0. arma$o+inami$

    "ada SS" dapat meneyebabkan efrek yang sama seperti morfin, seperti depresi nafas, pelepasan A9=,

    hiperglikemia, hipotermia dan lain!lain.Seperti meperidin, metadon menimbulkan relaksasi sediaan usus dan menghambat efek spasmogenik

    asetilkolin atau histamine. Efek konstipasi metadon lebih lemah dari morfin.(etadon menyebabkan 7asodilatasi perifer sehingga dapat menimbulkan hipotensi ortostatik. "emberian

    metadon tidak mengubah gambaran E0& tetapi kadan dapt timbul sinus bradikardia. *bat ini merendahkan

    kepekaan tubuh terhadap '*# sehingga timbul resistensi '*# yang dapat menimbulkan 7asodilatasi serebral

    dan kenaikan tekanan $airan serebrospinal.

    5. In+i$asi

    25

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    18/62

    Analgesia: jenis nyeri yang dapat dipengaruhi metadon sama dengan jenis nyeri yang dapat

    dipengaruhi oleh morfin.

    Antitusif : efek antitusif 2,@!# mg peroral sesuai dengan 2@!#B mg kodein, tetapi kemungkinan

    timbulnya adiksi pada metadon jauh lebih besar daripada kodein.

    +. E%e$ sam#ing

    (etadon menyebabkan efek samping berupa perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi mental terganggu

    berkeringat, pruritus, mual dan muntah. Seperti pada morfin dan meperidin, efek samping lebih sering timbul

    pada pemberian se$ara oral daripada parenteral.

    e. Toleransi +an $emng$inan a+i$si

    1oleransi dapat timbul pada efek analgetik, mual, anoreksia, miotik, sedasi, depresi nafas dan efek

    kardio7askuler, tetapi tidak timbul terhadap konstipasi. 1oleransi ini lebih lambat daripada toleransi terhadap

    morfin.

    1imbulnya ketergantungan fisik setelah pemberian metadon se$ara kronik dapat dibuktikan dengan $ara

    menghentikan obat atau dengan member nalorfin. 0emungkinan timbulnya adiksi ini lebih ke$il daripada

    bahaya adiksi morfin.

    %. Se+iaan +an #osologi

    (etadon dapat diberikan se$ara oral maupun suntikan. 1etapi suntikan subkutan menimbulkan iritasi lokal.

    (etadon tersedia dalam bentuk tablet @ dan 2B mg serta sediaan suntikan dalam ampul atau 7ial dengan

    kadar 2B mg+m8. dosis analgetik metadon oral untuk dewasa berkisar antara #,@ I 2@ mg. tergantung dari

    beratnya nyeri dan respon pasien.PENGOBATAN

    "engobatan o7erdosis akut opioid merupakan penyelamatan nyawa. 9alam pengobatan jangka panjang pada

    penderita ketergantungan opioid digunakan pendekatan farmakologis dan psikologis, baik terpisah atau se$ara bersama!

    sama. anyaknya perbedaan opini yang hebat mengenai jenis terapi yang lebih disukai. 0arena tiap metode perawatan

    mempunyai populasi pasien yang terseleksi dengan sendirinya, dan sangat sulit untuk membandingkan hasilnya

    "emakaian kronis sendirinya, sangat sulit untuk membandingkan hasilnya. "emakai kronis $endrung menyukai

    pendekatan farmakologis sedangkan pada pemakai baru lebih dapat menerima inter7ensi psikososial.

    "engobatan farmakologis lebih sering digunakan untuk detoksifikasi. "rinsip!prinsip detoksifikasi sama halnya

    dengan semua obat: mengganti dengan obat yang memiliki masa kerja yang panjang, aktif se$ara oral, ekui7alen se$ara

    farmakologis dengan obat yang disalahgunakan, dapat menstabilkan kondisi pasien dengan obat tersebut, dan se$ara

    bertahap menghentikan obat pengganti tersebut. (ethadone dengan sangat mengagumkan sesuai untuk penggunaan

    seperti ini pada orang!orang dengan ketergantungna opioid. 8ebih baru lagi adalah $lonidine yang merupakan obat

    simpatolitik bekerja sentral, juga pernah digunakan untuk detoksifikasi. 9engan menurunkan aliran simpatis sentral

    2J

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    19/62

    $lonidine diharapkan dapat meredakan gejala!gejala akti7itas simpatomimetik yang berlebihan. "erkiraan keuntungan

    $lonidine adalah tidak memnunyai efek narkotik dan tidak adiktif.

    Walaupun mudah untuk mendetoksifikasi pasien, tingkat residi7is %kembali menyalahgunakan obat) sangat tinggi

    1erapi pemeliharaan dengan methadone, yang mensubstitusi opioid oral masa kerja panjang untuk heroin, sangata efektif

    dalam beberapa keadaan. 9osis tunggal dapat diberikan setiap hari. (ethadone menempati reseptor!reseptor opioid dan

    men$egah mula kerja yang tiba!tiba yang normal terjadi pada pemberian intra7ena. Analog methadone dengan masa kerja

    panjang, 8!a$ethylmethadol, telah disetujui penggunaannya dan menawarkan keuntungan teknis tambahan seperti

    pemberian tiga kali seminggu dibandingkan pemberian harian dan menurunkan potensi penyalahgunaan karena mula

    kerhja efeknya lambat %rata!rata ? jam). "ilihan obat lain untuk digunakan dalam hal ini adalah buprenorphine, suatu

    agonis parsial opioid, yang dapat diberikan sekali sehari atau lebih jarang untuk pengobatan pemeliharaan dengan dosis

    sublingual # I #B mg sehari tergantung dari kondisi pasien. 9osis yang lebih tinggi untuk terapi pemeliharaan jangka

    panjang.

    "enggunaan antagonis narkotik adalah terapi rasional oleh karena penyakatan kerja opioid yang digunakan sendiri

    akhirnya memadamkan kebiasaan tersebut. Naltre;one, suatu antagonis opioid oral dengan masa kerja panjang, sedang

    dipelajari se$ara luas. "emberian tiga kali seminggu, satu dosis men$apai 2BB I 2@B mg+hari. 0erugian yang paling besar

    penggunaan obat ini adalah bahwa bebebrapa pe$andu akan menganggapnya sebagai obat permanen. 1idak sepereti

    methadone, di mana pasien menjadi ketergantungan, naltre;one tidak memberikan suatu penundaan pada mereka. 8ebih

    jauh lagi, karena obat tersebut merupakan antagonis, maka pasien pertama kali harus didetoksifikasi dari ketergantungna

    opioid sebelum memulai naltre;one.

    "endekatan psikososial meliputi berbagai teknik. 0omunitas penduduk bebas obat didasarkan asumsi bahwa

    penggunaan obat merupakan gejala berbagai gangguan emosi atau ketidakmampuan untuk menaggulangi stress

    kehidupan. 1eknik yang paling umum menggunakan pengaruh kelompok sebaya, konfrontasi penegasan. 1eknik lainnya

    meliputi berma$am!ma$am psikoterapi pada kelompok atau indi7idu, pendekatan yang bersifat mendidik, gaya hidupalternatif melalui kehidupan kerja atau kemasyarakatan, dan berbagai jenis meditasi.

    24

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    20/62

    0. 3ANABIS

    Kimia +an arma$o$ine"i$a 3anna0inoi+

    1iga $annabinoid utama telah ditemukan pada $annabisK $annabidiol %'9), tetrahydro$annabinol %1='), dan

    $annabinol %'N). Alur biosintesis dimulai dengan '9, diolah menjadi 1=', dan diakhiri dengan '9. Sehingga

    seseorang dapat menyimulkan umur dari tanaman ini berdsar pada proporsi $annabinoid! $annabinoid di dalam materi

    tanaman tersebut. anyak 7arian lain dari struktur ini telah ditemukan dalam $annabis, tetapi dengan menge$ualikan 1='

    dan analognya, tidak ada $annabinoid lain yang mempunyai psikoakti7itas pasti. 0andungan 1=' sanagt ber7ariasi di

    antara tanaman!tanaman ini, sehingga tanaman dengan deretan geneti$ khusus dapat menghasilkan kandungan 1='sebesar C!G derajat di dalam bahan yang sangat terseleksi %PQmani$uredQQ). Serbagian tanaman $annabis mengandung 1='

    sebesar 2!#.

    'ara penggunaan yang paling disukai di negara negara barat adalah dengan merokok. 1ingginya daya larut lipid

    %solubilitas lipid) dari 1=' menyebabkannya lebih mudah terjebak pada lapisan surfaktan paru. Studi!studi

    farmakokinetika mengindikasikan bahwa merokok hamper ekui7alen dengan pemberian intra7ena ke$uali lebih

    rtendahnya konsentrasi pun$ak plasma 1=' yang di$apai. 9i beberapa Negara timur, $annabis digunakan se$ara oral

    dalam bernabgai bentuk manisan + gula. 8aju absorbsi melalui pemberian ini lambat dan tak mnentu, walupun durasi

    kerjanya lebih lama.1=' dimetabolisme se$ara ekstensif, dan metabolit!metabolit baru masih dalam pen$arian . Salah satu metabolit, 22!

    hydro;y!1=', kenyataannya lebih aktif daripada senyawa induknya. agaimanapun, hal ini tidaklah berlebihan dan peran

    utama dari akti7itas $aanabis mungkin diperoleh dari 1=' itu sendiri. 1ingginya solubilitas lipid dari obat ini

    menimbulkan sekuestrasi %pengasingan) yang ekstensif dalam kompartmen lipid tuibuh dan metabolit!metabolit dapat

    diekskresi selama seminggu setellah pemberian dosis tunggal. Adanya akumulasi 1=' yang tak berubah masih

    dipertanyakan.

    arma$o+inami$a 3anna0inoi+

    (ekanisme kerja 1=' menjadi subyek penyelidikan yang intensif. 1ingginya derajat selekti7itas enansiomerRbaik

    $annabinoid alami maupun yang baru I memberi kesan adanya selekti7itas yang tinggio terhadap reseptor. Seuatu yang

    diduga sebagai ligan endogen, anandamide, telah dideskripsikan sebelumnya. Agonis!agonis sintetis $annabinoid dengan

    potensi dan stereoselekti7itas yang tinggi dalam uji perilaku telah digunakan untuk mengkarakterisasi situs ikatan

    $annabinoid. Afinitas ikatan mereka sangat berhubungan dengan potensi I potensi relatifnya dalam pengujian biologis

    sehingga terpikirkan bahwa reseptor tersebut juga memperantarai efek!efek farmakologisnya. Situs!situs ikatan sangat

    #B

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    21/62

    banyak pada nu$leus arus keluar pada ganglia basalais, substansia nigra, pars retii$ulata, globus palidus, hippo$ampus

    dan batang otak. /eseptor telah dikloning dan merupakan penghubungan protein &. /eseptor ini bekerja melalui 'A("

    tetapi telah digambarkan adanya efektor!efektor intrasellular lain yang menyebabkan akti7asi gen dan perubahan jangka

    panjang.

    1=' mempunyai efek farmakologis yang ber7ariasi yang menyerupai amphetamine, 8S9, al$ohol, sedati7e

    antropine, dan morphine. Sehingga, obat tersebut tidak sesuai dengan klasifikasi farmakologis tradisional dan harus

    dipertimbangkan sebagai kelompok sejarah.

    E%e$ Klinis

    "erokok marijuana yang ahli seringkali kadar akan efek obat setelah dua atau tiga hirup. 0arena merokok se$ara

    kontinu, efeknya meningkat, men$apai maksimum sekitar #B menit setelah rokok dihabiskan. Sebagian besar efek obat

    biasanya menghilang setelah ? jam, pada saat itu konsentrasi pplasma rendah. Efek pun$ak setelah penggunan se$ara oral

    mungkin diperlambat hingga ?!C jam setelah salah $erna obat, tetapi dapt bertahan selama G!J jam.

    "ada tahap awal, seseorang merasa tinggi dan dikarakterisasi dengan euphoria, tertawa tanpa kendali, perubahan

    sensasi waktu, depersonalisasi, dan pandangan yang tajam. 8alu pemakai menjadi santai dan mengalami keadaan

    introspektif dan keadaan seperti bermimpi jika memang bukan benar!benar bermimpi. erpikir dan berkonsentrasi

    nmenjadi sulit, meskipun dengan paksaan subyek tersebut dapat mengikuti.

    9ua tanda!tanda psikologis karakterisrik dari intoksikasi $annabis adalah meningkatnya laju nadi dan memerahnya

    kinjungti7a. 0orelasi!korelasi yang baik terakhir mun$ul pada konsentrasi plasma yang dapat dideteksi. 3kuran pupil

    tidak berubah. 1ekanan darah dapat menurun, khususnya dalam posisi tegak lurus. Efek antimetik mungkin ada

    0elemahan otot, tremor, ketidakmampuan berdiri tegak dan peningkatan refleks tendon dalam mungkin juga terlihat.

    eberapa tes psikologi se$ara nyata menunjukkan gangguan jika dosis yang diberikan $ukup besar dan tesnya pun sulit.

    1idak ada perubahan biokimia khusus yang ditemukan pada manusia.1oleransi terlihat pada setiap spesies hewan yang diuji. =al ini terlihat jelas pada manusia pemakai berat angka

    panjang obat tersebut. "erbedaan tingkat toleransi obat berkembang untuk efek!efek yang berbeda, dengan toleransi efek

    takikardi berkembang lebih $epat. Sindroma putus obat ringan diketahui setelah penggunanan kronis pada dosis yang

    sangat tinggi.

    "emakai berat marijuana , khususnya yang berusia muda, telah meningkat keprihatinanya sehubungan dengan efek!

    efek merugikan yang dapat mempengaruhi kesehatan para pemakai. ahaya penggunnaanya masih menjadi kontro7ersi

    dan ambiguitas.

    Studi eksperimental dengan subjek adalah perokok berat dalam periode yang ber7ariasi menunjukkan rendahnyakadar serum testosteron pada pria dan pemyempitan jalan nafas. Efek!efek pada mekanisme imun, kromosom, dan

    metabolisme sel sering kali bertentangan. Efek pada janin masih diragukan.

    "erokok berat marijuana dapat mengalami beberapa masalah yang sama pada bronkithis kronis, obsrtruksi jalan nafas

    dan metaplasia sel skuamos seperti sigaret tembakau. Angina pektoris mungkin diperburuk oleh meningkatnya denyut

    jantung, hipotensi ortostatik, dan meningkatnya $arbo;yhemoglobin. 0etidakmampuan mengendarai sepertinya menjadi

    #2

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    22/62

    terganggu, tetapi tidak mudah untuk didemonstrasikam dengan pengujian biasa. Sindroma amoti7asi adalah sindroma

    yanmg memperlihatkan pada orang!orang muda yang menjanjikan dengan keuntungan sosial yang jelas kehilangan minat

    untuk sekolah dan berkarir dan memasuki masyarakat pengguna obat, merupakan fenomena nyata, tetapi satu hal yang tak

    dapat diyakinkan yaitu apakah pengguanaan obat disebabkan oleh karena adanya masalah tertentu atau hanya suatu

    masalah pilihan sederhana seseorang. /eaksi panik akut, delirium toksik, keadaan paranoid, dan psikosis yang nyata

    jarang terjadi.

    Penggnaan Tera#e"i$

    'annabis pernah terdaftar dalam formularium obat, tetapi tidak pernah digunakan se$ara medis untuk sekian lama.

    "enemuan terhadap penurunan tekanan intraokular setelah pemberian 1=' oral telah dikonfirmasi berulang kaliK perlu

    dilihat apakah pemberian $annabis mempunyai beberapa keuntungan yang lebih dari bentuk perawatan glaukoma lain.

    "erbaikan rasa mual dan muntah sehubungan dengan kemoterapi kanker juga telah dipelajari. 1=', yang sekarang

    dinamai dronabinol %(arinol), telah dipasarkan untuk indikasi ini. *bat ini dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada

    dosis tertentu sehubungan hanya dengan efek!efek mental yang ringan. 0erugian utamaya adalah pengobatan oral

    seringkali tidak berguna pada pasien yang mengalami muntah. 8e7onantradol, merupakan analog lain yang mungkin

    mempunyai kegunaan medis mungkin sebagai analgesik, sebagaiobat untuk meredakan spasme otot atau bahkan sebagai

    antikon7ulsan.

    Pengo0a"an

    Sedikit pemakai men$ari pngobatan, walaupun banyak dari mereka yang berhenti menggunakan obat menjadi

    terkejut serta senang dengan meningkatnya kejernihan pikiran mereka. Walaupun telah dinyatakan sebagai pengganti

    alkohol, marijuana lebih biasa digunakan bersama!sama dengan alkohol, alkoholisme yang merupakan komplikasi

    penggunaan marijuana sangat jarang terjadi. (arijuana mungkin digunakan dalam pola penggunaan banyak obat, di manadalam kasus tersebut pengobatan mungkin dibutuhkan untuk obat yang lebih berbahaya yang telah digunakan.

    ##

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    23/62

    5. KOKAIN2 AMETAMIN ;STIMULANSIAuga terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang dengan alkohol. Sedatif!

    hipnotik yang sekarang luas digunakan adalah golongan benzodiazepin karena jauh lebih aman daripada barbiturat, antara

    lain karena dosis letal jauh di atas dosis terapeutik. 1erjadinya toleransi dan ketergantungan tidak se$epat berbiturat.

    enzodiazepin yang sering disalahgunakan adalah nitrazepam, bromazepam, flunitrazepam, dan klonazepam.

    E%e$ Se+a"i% )i#no"i$

    =ipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat %SS") yang realtif tidak selektif, mulai dari

    yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat %ke$uali benzodiazepin) yaitu

    hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, bergantung pada dosis. "ada dosis terapi obat sedatif menekan

    akti7itas, menurunkan respons terhadap perangsangan emosi dan menenangkan. *bat hipnotik menyebabkan kantuk dan

    mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.

    0ebutuhan tidur dapat dianggap sebagai suatu perlindungan dari organisme untuk menghindari pengaruh yang

    merugikan tubuh karena kurang tidur. 1idur yang baik, $ukup dalam dan lama. Efek terpenting yang mempengaruhi

    kualitas tidur adalah penyingkatan waktu peniduran, perpanjangan masa tidur dan pengurangan jumlah periode bangun.-nsomnia dapat diakibatkan oleh banyak gangguan fisik, misalnya batuk, rasa nyeri, atau sesak nafas. 6ang sangat

    penting pula adalah gangguan jiwa, seperti emosi, ketegangan, ke$emasan atau depresi. 9i samping faktor!faktor itu perlu

    juga diperbaiki $ara hidup yang salah, misalnya melakukan kegiatan psikis yang melelahkan sebelum tidur. 9ianjurkan

    untuk melakukan gerak badan se$ara teratur, jangan merokok dan minum kopi atau alkohol sebelum tidur. &erak!jalan,

    melakukan kegiatan yang rileks, mandi air panas, minum susu hangat sebelum tidur, ternyata dapat mempermudah dan

    memperdalam tidur yang normal. *bat!obat tertentu, kualitas kasur yang dan bantal yang buruk, ruangan yang berisik,

    $ahaya yang terang benderang, 7entilasi yang jelek, serta suhu kamar yang tidak menunjang juga dapat menyulitkan tidur.

    *leh karena itu, per$obaan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh obat!obat sedatif terhadap susunansaraf pusat serta efek yang ditimbulkan dari pemakaian obat!obat tersebut.

    =ipnotika atau obat tidur adalah zat!zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan meningkatkan keinginan faali

    untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur. 3mumnya, obat ini diberikan pada malam hari. ila zat!zat ini

    diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedatif %1jay,

    #BB#).

    #5

    http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-efek-sedatif-hipnotik.htmlhttp://wiro-pharmacy.blogspot.com/2009/02/kuliah-efek-sedatif-hipnotik.html
  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    28/62

    Sedatif menekan reaksi terhadap perangsangan, terutama rangsangan emosi tanpa menimbulkan kantuk yang

    berat. =ipnotik menyebabkan tidur yang sulit dibangunkan disertai penurunan reflekshingga kadang!kadang kehilangan

    tonus otot %9jamhuri, 244@).

    "ada penilaian kualitatif dari obat tidur, perlu diperhatikan faktor!faktor kinetik berikut: a) lama kerjanya obat dan

    berapa lama tinggal di dalam tubuh, b) pengaruhnya pada kegiatan esok hari, $) ke$epatan mulai bekerjanya, d) bahaya

    timbulnya ketergantungan, e) efek rebound insomnia, f) pengaruhnya terhadap kualitas tidur, g) interaksi dengan otot!

    otot lain, h) toksisitas, terutama pada dosis berlebihan %1jay, #BB#).

    =ipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu benzodiazepin, $ontohnya: flurazepam, lorazepam

    temazepam, triazolamK barbiturat, $ontohnya: fenobarbital, tiopental, butobarbitalK hipnotik sedatif lain, $ontohnya

    kloralhidrat, etklor7inol, glutetimid, metiprilon, meprobamatK dan alkohol %&aniswarna dkk, 244@).

    Efek samping umum hipnotika mirip dengan efek samping morfin, yaitu: a) depresi pernafasan, terutama pada

    dosis tinggi. Sifat ini paling ringan pada flurazepam dan zat!zat benzodiazepin lainnya, demikian pula pada kloralhidrat

    dan paraldehidaK b) tekanan darah menurun, terutama oleh barbituratK $) sembelit pada penggunaan lama, terutama

    barbituratK d) hang o7er, yaitu efek sisa pada keesokan harinya berupa mual, perasaan ringan di kepala dan termangu.

    =al ini disebabkan karena banyak hipnotika bekerja panjang %plasma!tT!nya panjang), termasuk juga zat!zat

    benzodiazepin dan barbiturat yang disebut short!a$ting. 0ebanyakan obat tidur bersifat lipofil, mudag melarut dan

    berkumulasi di jaringan lemak %1jay, #BB#).

    Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan ini pada SS" dengan efek utama: sedasi,

    hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi+ansietas, relaksasi otot dan anti kon7ulsi. =anya dua efek saja yang

    merupakan kerja golongan ini pada jaringan perifer: 7asodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi benzodiazepin

    tertentu se$ara -D dan blokade neorumuskular yang hanya terjadi pada pemberian dosis sangat tinggi %&aniswarna dkk,

    244@).

    "ada umumnya, semua senyawa benzodiazepin memiliki daya kerja yaitu khasiat anksiolitis, sedatif hipnotis,antikon7ulsif dan daya relaksasi otot. 0euntungan obat ini dibandingkan dengan barbital dan obat tidur lainnya adalah

    tidak atau hampir tidak merintangi tidur. 9ulu, obat ini diduga tidak menimbulkan toleransi, tetapi ternyata bahwa efek

    hipnotisnya semakin berkurang setelah pemakaian 2!# minggu, seperti $epatnya menidurkan, serta memperpanjang dan

    memperdalam tidur %1jay, #BB#).

    Efek utama barbiturat adalah depresi SS". Semua tingkat depresi dapat di$apai, mulai dari sedasi, hipnosis,

    berbagai tingkat anestesia, koma sampai dengan kematian. Efek hipnotiknya dapat di$apai dalam waktu #B!GB menit

    dengan dosis hipnotik. 1idurnya menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. ase tidur /E(

    dipersingkat. arbiturat sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar %&aniswarna dkk, 244@).arbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran. "emberian obat barbiturat yang

    hampir menyebabkan tidur, dapat meningkatkan #B ambang nyeri, sedangkan ambang rasa lainnya %raba, 7ibrasi dan

    sebagainya) tidak dipengaruhi. "ada beberapa indi7idu dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa nyeri, barbiturat

    tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi %kegelisahan dan delirium). =al ini mungkin

    disebabkan adanya depresi pusat penghambatan %&aniswarna dkk, 244@).

    #J

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    29/62

    Se$ara kimiawi, kloralhidrat adalah aldehida yang terikat dengan air, menjadi alkohol. Efek bagi pasien!pasien

    yang gelisah, juga sebagai obat pereda pada penyakit saraf h(!teria. erhubung $epat terjadinya toleransi dan resiko akan

    ketergantungan fisik dan psikis, obat ini hanya digunakan untuk waktu singkat %2!# minggu) %1jay, #BB#).

    G0. 3ara $er4a o0a" golongan Ben!o+ia!e#ine

    *bat!obat =ipnotik Sedatif yang beredar di -ndonesia :

    2. lra!e#amlurazepam diindikasikan sebagai obat untuk mengatasi insomnia. =asil dari uji klinik terkontrol telah

    menunjukkan bahwa lurazepam menguarangi se$ara bermakna waktu induksi tidur, jumlah dan lama terbangun

    selama tidur , maupun lamanya tidur. (ula efek hipnotik rata!rata 25 menit setelah pemberian obat se$ara oral

    dan berakhir hingga J jam

    Efek residu sedasi di siang hari terjadi pada sebagian besar penderita,oleh metabolit aktifnya yang masa kerjanya

    panjang, karena itu obat luarazepam $o$ok untuk pengobatan insomia jangka panjang dan insomnia jangka

    pendek yang disertai gejala ansietas di siang hari.

    #. Mi+a!olam(idazolam digunakan agar pemakai menjadi mengantuk atau tidur dan menghilangkan ke$emasan sebelum

    pasien melakukan operasi atau untuk tujuan lainnya (idazolam kadang!kadang digunakan pada pasien di ruang

    -'3 agar pasien menjadi pingsan. =al ini dilakukan agar pasien yang stres menjadi kooperatif dan

    mempermudahkan kerja alat medis yang membantu pernafasan.

    (idazolam diberikan atas permintaan dokter dan penggunaannya sesuai dengan resep dokter.

    #4

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    30/62

    ?. Ni"ra!e#am

    Nitrazepam juga termasuk golongan enzodiazepine. Nitrazepam bekerja pada reseptor di otak %reseptor &AA)

    yang menyebabkan pelepasan senyawa kimia &AA %gamma amino butyri$ a$id). &AA adalah suatu senyawa

    kimia penghambat utama di otak yang menyebabkan rasa kantuk dan mengontrol ke$emasan.

    Nitrazepam bekerja dengan meningkatkan akti7itas &AA, sehingga mengurangi fungsi otak pada area tertentu

    9imana menimbulkan rasa kantuk, menghilangka rasa $emas, dan membuat otot relaksasi.

    Nitrazepam biasanya digunakan untuk mengobati insomnia. Nitrazepam mengurangi waktu terjaga sebelum tidur

    dan terbangun di malam hari, juga meningkatkan panjangnnya waktu tidur. Seperti Nitrazepam ada dalam tubuh

    beberapa jam, rasa kantuk bisa tetap terjadi sehari kemudian.

    C. Es"a!olam

    Estazolam digunakan jangka pendek untuk membantu agar mudah tidur dan tetap tidur sepanjang malam.

    Estazolam tersedia dalam bentuk tablet digunakan se$ara oral diminum sebelum atau sesudah makan. Estazolam

    biasanya digunakan sebelum tidur bila diperlukan. "enggunaannya harus sesuai dengan resep yang dibuat oleh

    dokter anda.

    Estazolam dapat menyebabkan ke$anduan. >angan minum lebih dari dosis yang diberikan, lebih sering, atau untuk

    waktu yang lebih lama daripada petunjuk resep. 1oleransi bisa terjad pada pemakaian jangka panjang dan

    berlebihan.

    >angan gunakan lebih dari 2# minggu atau berhenti menggunakannnya tanpa konsultasi dengan dokter. 9okter

    anda akan mengurangi dosis se$ara bertahap. Anda akan mengalami sulit tidur satu atau dua hari setelah berhenti

    menggunakan obat ini.

    @. Zol#i+em Tar"ra"e

    olpidem 1artrate bukan =ipnotika dari golongan enzodiazepin tetapi merupakan turunan dari -midazopyridine

    *bat ini tersedia dalam bentuk tablet 2B mg. olpidem disetujui untuk penggunaan jangka pendek %biasanya duaminggu) untuk mengobati insomnia. "engurangan waktu jaga dan peningkatan waktu tidur hingga @ minggu telah

    dilakukan melalui uji klinik yang terkontrol. -nsomnia yang bertahan setelah 5 hingga 2B hari pengobatan

    menandakan adanya gangguan jiwa atau penyakit. -nsomnia bertambah buruk atau tingkah laku dan pikiran yang

    tidak normal se$ara tiba!tiba merupakan konsekwensi pada penderita dengan gangguan kejiwaan yang tidak

    diketahui atau gangguan fisik.

    Pengar "era+a# Penggna

    "engaruh sedatif!hipnotik terhadap SS" bergantung pada dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruhsebagai berikut:

    a. 9alam jumlah ke$il menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas dan mengurangi disinhibisi %pengendalian

    diri berkurang).b. 9alam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi tidur, dan memperpanjang tidur.$. 9alam dosis lebih banyak, menimbulkan efek anastesi, hilang kesadaran, amnesia, dan hiporefleksi.

    "enghentian penggunaan sedatif!hipnotik pada pasien yang ketergantungan akan menimbulkan tiga hal:

    ?B

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    31/62

    a. 1imbulnya gejala semula. Setelah beberapa lama mendapat terapi sedatif!hipnotik, kemudian terapi dihentikan

    akan timbul gejala semula seperti sebelum mendapatkan terapi, biasanya ansietas atau gangguan panik. 9alam

    keadaan demikian, pasien memerlukan terapi lagi.b. &ejala rebound. Setelah pasien menghentikan penggunaan sedatif!hipnotik, timbul ansietas, insomnia, reaksi

    panik, dan gejala semula yang lebih hebat. eberapa pasien bahkan dapat mengalami gejala rebound pada saat ia

    masih menggunakan benzodiazepin berjangka kerja pendek %misalnya, triazolam).$. &ejala putus zat. &ejala putus zat berlaku untuk semua jenis sedatif!hipnotik. &ejala putus zat lebih berat pada

    ketergantungan barbiturat atau benzodiazepin dengan potensi tinggi dan berjangka kerja pendek. eratnya gejala

    putus zaat juga bergantung pada tingginya dosis penggunaan dan lama penggunaan. &ejala putus zat ber7ariasi

    &ejala putus zat itu dapat berbentuk ansietas, halusinasi, waham, depersonalisasi, agorafobia, rasa nyeri, kejang

    mioklonik, ataksia, tinitus, panik, delirium, iritabel, depresi, disforia, apatis, tremor pada tangan, lidah, dan

    kelopak mata, mual dan muntah, rasa malas dan lesu, hipotensi ortostatik, hipersensitif terhadap rangsang

    pan$aindra, gangguan daya ingat dan daya konsentrasi, insomnia, dan ejang tonik. "ada keadaan ekstrim, dapat

    terjadi kolaps kardio7askular dan kematian.

    Kom#li$asi Me+is

    0omplikasi medis yang sering terjadi pada pengguna sedatif!hipnotik adalah radang paru %pneumonia), edema paru,

    hipotensi, gagal ginjal, dan bula %gelembung berisi $airan) di kulit.

    Suntikan intra7ena barbiturat bila sampai salah dan masuk ke arteri, bisa menyebabkan spasme arteri yang

    bersangkutan sehingga pasokan darah ke daerah itu terhalang. 0eadaan ini dapat menyebabkan terjadinya kematian

    jaringan sehingga harus diamputasi.

    "enggunaan barbiturat selama kehamilan dapat menyebabkan $a$at pada bayi yang dikandung, yaitu $a$at pada jari

    tangan dan pada wajah.

    "enggunaan glutetimid yang $ukup lama dapat menyebabkan terjadinya osteomalasia.

    1riazolam sering menimbulkan efek samping berupa gangguan kognitif dan gangguan daya ingat. &ejala putus

    triazolam lebih sering diikuti reaksi kebingungan, waham, dan delirium dibandingkan putus zat pada benzodiazepin lain.

    Pengo0a"an

    "rinsip!prinsip penghargaan waktu dalam pengobatan sindroma abstinensi juga berpegang pada gejala putus obat

    sedatif. ila terjadi penyalahgunaan obat!obat dengan masa kerja pendek, phenobarbital merupakan substitusinya sebagai

    bahan yang se$ara farmakologis ekui7alen. ila digunakan obat!obat dengan masa kerja panjang, maka obat yang sama

    dapat dilanjutkan. "asien distabilkan dengan dosis berapapun yang dibutuhkan agar tanda dan gejala berkurang dan obat

    se$ara perlahan!lahan dihentikan. /ata!rata penurunan 2@!#@ dari dosis harian pada awal pengobatan, dengan penurunan

    selanjutnya @!2B. 9etoksifikasi lengkap biasanya dapat di$apai kurang dari # minggu.

    1idak ada program pengobatan spesifik yang telah dikembangkan unutk penyalahgunaan sedatif. "roblem

    seringkali dipersulit dengan menyalahgunakan obat lain yang mungkin lebih memper$epat untuk dimasukkan program

    yang diran$ang para alkoholik atau orang yang ketergantungan opiat. "asien dengan penyimpangan psikiatrik dapat

    ?2

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    32/62

    dijelaskan, khususnya pasien yang mengalami depresi, dapat diobati dengan pemberian obat spesifik untuk penyimpangan

    psikiatriknya.

    BARBITURAT

    Anastesi dikemukakan pertama kali oleh *.W. =olmes yang artinya tiada rasa sakit. Anastesi digunakan pada

    pembedahan dengan maksud men$apai keadaan pingsan, merintangi rangsangan nyeri %analgesik) serta menimbulkan

    pelemasan otot %relaksasi).2

    3saha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah dilakukan sejah zaman dahulu

    termasuk pemberian al$ohol dan opium se$ara oral. 1ahun 2JCG, William morton, di oston, pertama kali menggunakan

    obat anastesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri operasi. "ada tahun yang sama, >ame Simpson, di Skotlandia,menggunakan kloroform yang #B tahun kemudian diikuti dengan penggunaan nitrogen oksida, yang diperkenalkan oleh

    9a7y pada era tahun 254B. pada tahun 24?B an, dunia anastesi mulai mengenal anastesi modern dengan pemberian obat!

    obat golongan barbiturat %tiopental) yang digunakan untuk efek hipnotik dan sedatif yang diberikan se$ara intra7ena. #

    =ipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat %SS"), mulai yang ringan yaitu

    menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan , hingga yang berat %ke$uali benzodiazepine) yaitu hilangnya kesadaran,

    koma dan mati bergantung kepada dosis. "ada dosis terapi obat sedasi menekan aktifitas, menurunkan respons terhadap

    rangsangan dan menenangkan. *bat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur

    yang menyerupai tidur fisiologis, $ontohnya Bar0i"ra".

    A. Des$ri#si Bar0i"ra"

    arbiturat selama beberapa saat telah digunakan se$ara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang

    ke$uali untuk beberapa penggunaan yang spesifik, barbiturat telah banyak digantikan dengan benzodiazepine yang

    lebih aman, penge$ualian fenobarbital, yang memiliki anti kon7ulsi yang masih banyak digunakan.#

    Se$ara kimia, barbiturat merupakan deri7at asam barbiturat. Asam barbiturat %#,C,C!trioksoheksahidropirimidin)

    merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat.

    Susunan Saraf "usat efek utama barbiturat ialah depresi SS". Semua tingkat depresi dapat di$apai, mulai dar

    sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antianseitas barbiturat berhubungan dengan tingkat sedasi yang

    dihasilkan. Efek hipnotik barbiturat dapat di$apai dalam waktu #B!GB menit dengan dosis hipnotik. 1idurnya

    menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Efek anastesi umumnya diperlihatkan oleh

    golongan tiobarbital dan beberapa oksibarbital untuk anastesi umum. 3ntuk efek antikon7ulsi umumnya diberikan oleh

    berbiturat yang mengandung substitusi @!fenil misalnya fenobarbital.

    ?#

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    33/62

    Pa+a SSP

    arbiturat berkerja pada seluruh SS", walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. 9osis nonanastesi

    terutama menekan respon pas$a sinap. "enghambatan hanya terjadi pada sinaps &AA!nergik. Walaupun demikian

    efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui &AA sebagai mediator.

    arbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik. 0apasitas

    berbiturat membantu kerja &AA sebagian menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi

    dapat bersifat sebagai agonis &AA!nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SS"

    yang berat.

    Pa+a ssnan sara% #eri%er

    arbiturat se$ara selektif menekan transmisi ganglion otonom dan mereduksi eksitasi nikotinik oleh esterkolin.

    Efek ini terlihat dengan turunya tekanan darah setelah pemberian oksibarbital -D dan pada intoksikasi berat.

    Pa+a #erna%asan

    arbiturat menyebabkan depresi nafas yang sebanding dengan besarnya dosis. "emberian barbiturat dosis

    sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernafasan, sedangkan dosis hipnotik menyebabkan pengurangan frekuensi

    nafas. "ernafasan dapat terganggu karena : %2) pengaruh langsung barbiturat terhadap pusat nafasK %#) hiperefleksi

    N.7agus, yang bisa menyebabkan batuk, bersin, $egukan, dan laringospasme pada anastesi -D. "ada intoksikas

    barbiturat, kepekaan sel pengatur nafas pada medulla oblongata terhadap '*#berkurang sehingga 7entilasi paru

    berkurang. 0eadaan ini menyebabkan pengeluaran '*#dan pemasukan *#berkurang, sehingga terjadilah hipoksia.

    Pa+a Sis"em Kar+io:as$lar

    arbiturat dosis hipnotik tidak memberikan efek yang nyata pada system kardio7askular. rekuensi nadi dantensi sedikit menurun akibat sedasi yang ditimbulkan oleh berbiturat. "emberian barbiturat dosis terapi se$ara -D

    dengan $epat dapat menyebabkan tekanan darah turun se$ara mendadak. Efek kardio7askular pada intoksikasi

    barbiturat sebagian besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat depresi nafas. Selain itu pada dosis tinggi dapat

    menyebabkan depresi pusat 7asomotor diikuti 7asodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi

    Pa+a Salran 3erna

    *ksibarbiturat $enderung menurunkan tonus otot usus dan kontraksinya. "usat kerjanya sebagian diperifer dan

    sebagian dipusat bergantung pada dosis. 9osis hipnotik tidak memperpanjang waktu pengosongan lambung dan gejalamuntah, diare dapat dihilangkan oleh dosis sedasi barbiturat.

    Pa+a )a"i

    arbiturat menaikan kadar enzim, protein dan lemak pada retikuloendoplasmik hati. -nduksi enzim ini menaikan

    ke$epatan metabolisme beberapa obat dan zat endogen termasuk hormone steroid, garam empedu, 7itamin 0 dan 9.

    ??

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    34/62

    Pa+a Gin4al

    arbiturat tidak berefek buruk pada ginjal yang sehat. *liguri dan anuria dapat terjadi pada kera$unan akut

    barbiturat terutama akibat hipotensi yang nyata.

    B. arma$o$ine"i$

    arbiturat se$ara oral diabsorpsi $epat dan sempurna dari lambung dan usus halus kedalam darah. Se$ara -D

    barbiturat digunakan untuk mengatasi status epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan anastesi umum

    arbiturat didistribusi se$ara luas dan dapat melewati plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan kelarutan

    dalam lemakK tiopental yang terbesar.5

    arbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya tiopental dan metoheksital, setelah pemberian se$ara -D,

    akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. =al ini akan menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun dengan

    $epat. arbiturat yang kurang lipofilik, misalnya aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir sempurna

    didalam hati sebelum diekskresi di ginjal. "ada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak mempengaruhi

    eliminasi obat. enobarbital diekskresi ke dalam urine dalam bentuk tidak berubah sampai jumlah tertentu %#B!?B )

    pada manusia.

    aktor yang mempengaruhi biodisposisi hipnotik dan sedatif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal terutama

    perubahan pada fungsi hati sebagai akibat dari penyakit, usia tua yang mengakibatkan penurunan ke$epatan

    pembersihan obat yang dimetabolisme yang terjadi hampir pada semua obat golongan barbiturat.

    3. In+i$asi

    "enggunaan barbiturat sebagai hipnotik sedatif telah menurun se$ara nyata karena efek terhadap SS" kurang

    spesifik yang telah banyak digantikan oleh golongan benzodiazepine. "enggunaan pada anastesi masih banyak obatgolongan barbiturat yang digunakan, umumnya tiopental dan fenobarbital.

    U 1iopental

    a. 9i gunakan untuk induksi pada anestesi umum.b. *perasi yang singkat %reposisi fraktur, insisi, jahit luka).$. Sedasi pada analgesik regionald. (engatasi kejang!kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus

    U enobarbital

    2. 3ntuk menghilangkan ansietas#. Sebagai antikon7ulsi %pada epilepsi)?. 3ntuk sedatif dan hipnotik

    D. Kon"ra In+i$asi

    arbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturat, penyakit hati atau ginjal, hipoksia, penyakit

    "arkinson. arbiturat juga tidak boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena dapat menambah

    kebingungan di malam hari yang terjadi pada penderita usia lanjut.

    ?C

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    35/62

    E. E%e$ Sam#ing

    )ango:er2 &ejala ini merupakan residu depresi SS" setelah efek hipnotik berakhir. 9apat terjadi beberapa hari

    setelah pemberian obat dihentikan. Efek residu mungkin berupa 7ertigo, mual, atau diare. 0adang kadang timbul

    kelainan emosional dan fobia dapat bertambah berat.

    E$si"asi #ara+o$sal2 "ada beberapa indi7idu, pemakaian ulang barbiturat %terutama fenoberbital dan N!

    desmetil barbiturat) lebih menimbulkan eksitasi dari pada depresi. idiosinkrasi ini relati7e umum terjadi diantara

    penderita usia lanjut dan lemah.

    Rasa n6eri2 arbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artalgia, terutama pada penderita psikoneurotik

    yang menderita insomnia. ila diberikan dalam keadaan nyeri, dapat menyebabkan gelisah, eksitasi, dan bahkan

    delirium.

    Alergi2 /eaksi alergi terutama terjadi pada indi7idu alergik. Segala bentuk hipersensiti7itas dapat timbul,

    terutama dermatosis. >arang terjadi dermatosis eksfoliati7a yang berakhir fatal pada penggunaan fenobarbital, kadang!

    kadang disertai demam, delirium dan kerusakan degeneratif hati.

    Rea$si o0a"2 0ombinasi barbiturat dengan depresan SS" lain misal etanol akan meningkatkan efek depresinyaK

    Antihistamin, isoniasid, metilfenidat, dan penghambat (A* juga dapat menaikkan efek depresi barbiturat.

    . Posologi

    Ta0el 1. Nama o0a"2 Ben"$ se+iaan +an Dosis )i#no"i$ Se+a"i%

    Nama o0a" Ben"$ se+iaan Dosis +e8asa ;mgumlah, waktu, dan jenis makanan sangat

    mempengaruhi. (akanan tinggi lemak se$ara signifikan dapat memperlambat absorpsi alkohol. Efek utama makanan

    terhadap alkohol adalah perlambatan pengosongan lambung.

    d) (etabolisme lambung, seperti juga metabolisme hati, dapat se$ara signifikan menurunkan bioa7ailabilitas alkohol

    sebelum memasuki sistem sirkulasi.

    Dis"ri0si

    Alkohol didistribusikan melalui $airan tubuh. 1erdapat perbedaan komposisi tubuh antara pria dan wanita, dimana wanitamemiliki proporsi $airan tubuh yang lebih rendah dibandingkan pria, meskipun mereka memiliki berat badan yang sama.

    0arena itu, meskipun seorang wanita dengan berat badan yang sama, mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang sama

    dengan pria, wanita tersebut akan memiliki kadar alkohol darah yang lebih tinggi.

    Me"a0olisme

    (etabolisme primer alkohol adalah di hati, dengan melalui ? tahap. "ada tahap awal, alkohol dioksidasi menjadi

    a$etaldehyde oleh enzim alkohol dehydrogenase %A9=). Enzim ini terdapat sedikit pada konsentrasi alkohol yang rendah

    dalam darah. 0emudian saat kadar alkohol dalam darah meningkat hingga tarap sedang %so$ial drinking), terjadi zero!

    order kineti$s, dimana ke$epatan metabolisme menjadi maksimal, yaitu 5!2B gram+jam %setara dengan sekali minum

    dalam satu jam). Namun ke$epatan metabolisme tersebut sangat berbeda antara masing!masing indi7idu, dan bahkan

    berbeda pula pada orang yang sama dari hari ke hari

    1ahap kedua reaksi metabolisme, a$etaldehyde diubah menjadi a$etate oleh enzim aldehyde dehydrogenase. 9alam

    keadaan normal, a$etaldehyde dimetabolisme se$ara $epat dan biasanya tidak mengganggu fungsi normal. Namum saat

    sejumlah besar alkohol di konsumsi, sejumlah a$etaldehyde akan menimbulkan gejala seperti sakit kepala, gastritis, mual

    pusing, hingga perasaan nyeri saat bangun tidur.

    1ahap ketiga merupakan tahap akhir, terjadi kon7ersi gugus a$etate dari koenzim A menjadi lemak, atau karbondioksida

    dan air.G 1ahap ini juga dapat terjadi pada semua jaringan dan biasanya merupakan bagian dari siklus asam trikarbosilat

    %siklus 0rebs). >aringan otak dapat mengubah alkohol menjadi asetaldehid, asetil koenzim A, atau asam asetat.

    ?4

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    40/62

    "ada peminum alkohol kronis dapat terjadi penumpukan produksi lemak %fatty a$id). atty a$is akan membentuk plug

    pada pembuluh darah kapiler yang mengelilingi sel hati dan akhirnya sel hati mati yang akan berakhir dengan $irrosis

    hepatis.

    Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wilkinson menunjukkan bahwa konsentrasi alkohol dalam darah %A') setelah

    mengonsumsi se$ara $epat berbeda pada setiap orang. Selain itu, jika sejumlah alkohol di konsumsi dalam jangka waktuyang lama, A' menjadi lebih rendah.J 9ibawah ini ditunjukkan konsentrasi alkohol dalam darah setelah beberapa jam.

    2BB mg merupakan konsentrasi alkohol dalam darah yang masih di ijinkan pada beberapa negara, sedangkan A' @B

    mg merupakan kadar aman yang masih diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan.

    arma$o+inami$ Al$ool

    Alkohol lebih banyak bekerja pada sistem saraf, terutama otak. "ada otak, alkohol mengakibatkan depresi yang

    menyerupai depresi akibat narkotik, kemungkinan melalui gangguan pada transmisi sinaptik, dimana impuls saraf akan

    mengalami inhibisi. 1erjadi pembebasan pusat otak yang lebih rendah dari kontrol pusat yang lebih tinggi dan inhibisi.J

    a) Efek pada sistem &AA

    Alkohol menimbulkan efek seperti kerja &AA!A dengan berinteraksi dengan &AA!A reseptor, namun melalui tempat

    yang berbeda dari tempat berikatannya &AA ataupun benzodiazepine. -nteraksi ini akan mengaktifkan neuron 9A di

    sistem mesolimbik. Akibatnya mun$ul efek sedatif, an;iolyti$, dan hypere;$itability.

    b) Efek pada sistem 9opamin dan *pioid

    Alkohol tidak bekerja se$ara langsung pada reseptor 9A, namun se$ara tidak langsung dengan meningkatkan kadar 9A

    pada sistem meso$orti$olimbi$. "eningkatan ini memiliki efek terhadap penguatan efek alkohol dalam tubuh.

    -nteraksi alkohol dengan sistem opioid juga tidak langsung dan mengakibatkan pengaktifan sistem opioid. -nteraksi ini

    bersifat menguatkan %kemungkinan melalui reseptor (3). Sistem opioid juga terlibat dalam mun$ulnya ke$anduan

    alkohol.

    $) Efek terhadap sistem lain %N(9A, @=1, stress hormone)

    Alkohol menghambat reseptor N(9A, tidak dengan berikatan langsung pada glutamate binding site, namun dengan

    mengubah jalan glutamate menuju tempatnya berikatan pada reseptor %allosteri$ effe$t). -nteraksi ini juga memfasilitasi

    mun$ulnya efek sedatif+hypnoti$ alkohol, seperti halnya neuroadaptation.

    CB

  • 7/24/2019 Rangkuman Modul 1 Blok 17 Ayu

    41/62

    Sistem serotonin juga berperanan dalam farmakologi alkohol. (eskipun mekanisme kerja belum jelas, namun membantu

    dalam pelepasan 9A. "eningkatan kadar serotonin pada sinap menurunkan pengambilan alkohol.

    0onsumsi alkohol akut juga memiliki efek terhadap hypothalami$!pituitary a;is, kemungkinan dengan melibatkan

    hormone '/ %$orti$otrophin releasing fa$tor). 0erja pada tempat ini kemungkinan mendasari efek penekanan stress pada

    alkohol.

    In"era$si Al$ool +engan O0a"

    1erdapat dua tipe interaksi alkohol dan obat lain, yaitu interaksi farmakokinetik, dimana alkohol mempengaruhi efek obat,

    dan interaksi farmakodinamik, alkohol mengubah efek obat, umumnya di sistem saraf pusat %$ontoh : sedasi). -nteraksi

    farmakokinetik umumnya terjadi di hati, dimana alkohol dan banyak obat!obatan di metabolisme, kebanyakan oleh enzim

    yang sama. "ada alkohol dosis akut %sekali minum atau beberapa kali minum setelah beberapa jam) dapat menghambat

    metabolisme obat dengan berkompetisi dengan menggunakan enzim metabolisme yang sama. -nteraksi ini akan

    memperpanjang dan mengubah kemampuan obat, berpotensi meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat. "ada

    peminum alkohol kronis %dalam jangka waktu lama), alkohol akan mengaktifkan enzim metabolisme. -ni akan

    menurunkan dan mengurangi efek kerja obat. Setelah enzim diaktifkan, mereka akan selalu ada meskipun tanpa adanya

    alkohol, mempengaruhi metabolisme beberapa obat selama beberapa minggu setelah penghentian konsumsi alkohol.

    Sejumlah golongan obat dapat meni