RADIOAKTIF (IPLR) TAHUN 2006 Pusat Teknologi Limbah Radioaktifdigilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Transcript of RADIOAKTIF (IPLR) TAHUN 2006 Pusat Teknologi Limbah Radioaktifdigilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahull 2006 ISSN 0852 - 2979
PENGENDALIAN DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LlMBAHRADIOAKTIF (IPLR) TAHUN 2006
L. Kwin Pudjiastuti, Arie Sudianti, Mahmudin, M.Cecep.CH.Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ABSTRAKPENGENDALIAN DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LlMBAH
RADIOATIF (IPLR) TAHUN 2006. Pengendalian daerah kerja di IPLR selama tahun 2006telah dilakukan. Pengendalian dilakukan melalui pemantauan laju dosis, kontaminasi udaradan permukaan secara rutin dan pad a saat proses di daerah kerja dan tempat penyimpanansementara limbah radioaktif (In term Storage, IS). Tujuan pemantauan adalah untukkeselamatan pekerja dan lingkungan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa laju dosis didaerah kerja dan IS adalah 0,19 IJSv/jam - 5,29 IJSv/jam, kontaminasi udara 0,02.10'2 Bq/m3- 1,3 .10.2 Bq/m3 untuk 0, dan 0,50.10'2 Bq/m3 - 1,76. 10.2 Bq/m3 untuk r3/y, kontaminasipermukaan adalah 0,08. 10.2 Bq/cm2 - 2,5. 10.2 Bq/cm2 untuk 0, dan 0,50. 10.2 Bq/cm21,5. 10.2 Bq/cm2 untuk r3/y. Oosis kumulatif rata-rata di daerah kerja dan IS adalah5,88 IJSv/tahun. Hasil pemantauan tersebut masih jauh dibawah nilai batas yang telahditentukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
ABSTRACTWORKING AREA CONTROL OF RADIOACTIVE WASTE TREATMENT
INSTALATION (RWI) IN 2006. The working area control in RWI has been done during 2006.These activities are measurement of dose-rate, airborne contamination, surfacecontamination routinely and during processing the radioactive waste. The aim of theseactivities are to convince the safety for the worker and the environment. The results of theseactivities for dose-rate is between 0,19 - 5,29 IJSv/h, airborne contamination is 0.02E-02Bq/m3 - 1.3E-02 Bq/m3 for 0 and 0.50E-02 Bq/m3 - 1.76E-02 Bq/m3 for r3/y. Surfacecontamination is 0.08E-02 Bq/cm2 - 2.5E-02 Bq/cm2 for 0, and 0.50E-02 Bq/cm2 - 1.5E-02Bq/cm2 for r3/y, the cumulative dose is 5.88 IJSv/year. The results of working area monitoringis more under limitation values that declared by regulatory body.
PENDAHULUAN
Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR) merupakan fasilitas untuk
melakukan pengelolaan limbah radioaktif baik yang berasal dari instalasi yang ada di
Satan maupun dari instansi luar seperti industri, rumah sakit, pertambangan dan
lainya. Limbah radioaktif mempunyai potensi bahaya bagi manusia maupun
lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan pengelolaan yang benar sehingga tidak
membahayakan baik bagi pekerja maupun masyarakat dan lingkungan.
Program pengendalian daerah kerja merupakan upaya untuk mewujudkan
keselamatan dalam pengelolaan limbah radioaktif dengan melakukan kegiatan
pemantauan dan pengukuran laju dosis, tingkat kontaminasi baik udara ruang kerja
maupun permukaan daerah kerja serta pada pengangkutan limbah radioaktif.
Serdasarkan SK Ka. SATAN No. 392/KA/XI/2005 pasal 302, Sub Sidang
Pengendalian Oaerah Kerja mempunyai tugas melakukan pengendalian daerah
kerja terhadap bahaya radiasi dan non radiasi serta koordinasi kedaruratan nuklir
327
Hasil Penelitian dall Kegiatall PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
fasilitas IPLR. Untuk melaksanakan tug as terse but Sub Bidang Pengendalian
Daerah Kerja telah melakukan kegiatan pemantauan keselamatan di IPLR selama
tahun 2006. Kegiatan pemantauan tersebut meliputi pemantauan keselamatan
radiasi dan pemantauan keselamatan non radiasi dalam pengolahan limbah
radioaktif dan pengangkutan limbah radioaktif baik dari instansi BATAN dan instansi
luar BATAN. Diharapkan dengan kegiatan pemantauan terse but penerimaan dosis
radiasi oleh pekerja dapat ditekan serendah mungkin.
METODOLOGI
Bahan dan Alat :
Bahan-bahan yang digunakan selama kegiatan pemantauan daerah kerja
meliputi perlengkapan keselamatan atau alat pelindung diri, kertas saring, gas P-10.
Peralatan yang digunakan dalam pemantauan daerah kerja meliputi radiameter, alat
cuplik udara APA-19, alat cacah kontaminasi GSM-10, alat monitor dosis TLD.
Tata Kerja :
Pemantauan keselamatan radiasi dilakukan untuk evaluasi tingkat risiko
penerimaan dosis radiasi bagi pekerja di daerah kerja dan tempat penyimpanan
sementara (Interim Storage/IS). Kegiatan ini dilakukan dengan cara pemantauan laju
dosis secara rutin satu bulan sekali dan pad a saat proses dengan menggunakan
radiameter FAG tipe FH40F2.
Pemantauan tingkat kontaminasi udara daerah kerja dilakukan dengan
metode pencuplikan udara daerah kerja menggunakan alat hisap APA-19. Udara
daerah kerja dihisap sehingga partikel-partikel aktif dapat tertangkap dalam kertas
saring pad a volume udara tertentu. Kertas saring selanjutnya dilakukan analisis
dengan menggunakan alat cacah porta bel model GSM-10 dengan detektor untuk a
maupun untuk I3/Y sehingga diperoleh besarnya kontaminasi pad a udara daerah
kerja. Pemantauan tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dilakukan dengan
metode uji usap (smear test) menggunakan kertas usap khusus. Uji usap dilakukan
pad a permukaan dengan luas ± 100 cm2 dan dilaksanakan rutin setiap tiga bulan
dan pad a saat proses. Kontaminan yang terambil dilakukan analisis untuk
menentukan besarnya kontaminasi permukaan daerah kerja.
Pemantauan dosis kumulatif dilakukan dengan periode tiga bulan sekali
dengan menggunakan TLD jenis BG-7001. Pemrosesan dosis kumulatif dilakukan
oleh sub bidang Pengendalian Personil menggunakan alat TLD reader model 6600.
328
Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Talllll1 2006 ISSN 0852 - 2979
Pemantauan kegiatan juga dilakukan untuk yang bersifat non radiasi yaitu
kedisiplinan pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri, kebersihan ruang,
ketersediaan alat pemadam api ring an, penataan bahan kimia dan penerangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemantauan laju dosis selama tahun 2006 , berdasarkan zona daerah kerja
radiasi ditampilkan dalam gambar 1 dan dosis komulatif di daerah kerja
ditunjukkan pada gambar 2. Berdasarakan batasan yang ditetapkan untuk
masing-masing zona radiasi, maka laju dosis di daerah kerja baik selama proses
maupun pemantauan rutin masih jauh dibawah batasan dosis yang telah
ditetapkan. Laju dosis di tempat penyimpanan limbah mengalami kenaikan karena
bertambahnya limbah yang diolah di PTLR.
6.00 .-~----_.- ---- - ---
ECIS
::::->en 4.00.=;.,~1/1oo 2.00:J'ro...J 0.19 0.20 0.33 0.21
5.29
0.00II III
Zona
IV IS
Gambar 1. Laju dosis daerah kerja tahun 2006.
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00 -
0.00
-- -- - -------6:31 -- -- -
0:23-0:32-0.38-- 0:31-
II III
ZonaIV IS
Gambar 2. Oosis Kumulatif di daerah kerja pada tahun 2006
329
Hasil Penelitian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
Laju dosis di daerah kerja dibandingkan dengan dosis kumulatif di daerah proses
selama tahun 2006 memberikan kurva yang simetris, daerah IS memiliki potensi
penerimaan dosis yang tinggi, sedangkan pada daerah kerja relatif rendah.
Laju dosis daerah kerja selama proses pengolahan limbah radiaoktif yaitu
preparasi, kompaksi, sementasi dan laundry ditunjukkan pada gambar 3.
1.6.,..----------------------- --------1,48--------1,4 "--------------- ------------ ----
~ 1.2..>: 1en
::I..
...••..0.8
~ --U) .. ._
a 0.6 -f ---- -0.3~ 04 - __n_ -- -------0.21-------"'--J
0.2
o
0.42-
[1]Laundry
~ Kompaksi
o Preparasi
o KOndiSiOnin91
Gambar 3. Laju dosis pad a saat proses tahun 2006
2. Selama tahun -2006 telah diterima 32 kali limbah dari instansi luar dengan laju
dosis berkisar 0,5 IJSv/jam - 2200 IJSv/jam pada kontak dan 0,18 IJSv/jam - 34
I-ISv/jam pada jarak 1 m. Selama tahun 2006 limbah radioaktif yang diterima
PTLR berasal dari SATAN 27 drum, Industri 139 buah sumber radiasi dan
Rumah sakit 46 buah sumber radiasi. Penerimaan limbah di IPLR tahun 2006
ditunjukkan pad a gambar 4.
22%
Gambar 4. Penerimaan limbah di IPLR tahun 2006
330
Hasil Penelitian dan Kegiaran PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
3. Pemantauan tingkat kontaminasi udara daerah kerja dilakukan secara rutin tiga
bulan sekali dan pad a saat proses. Pemantauan tingkat kontaminasi udara
daerah kerja selama tahun 2006 berdasarkan zona daerah radiasi ditunjukkan
dalam gambar 5. Tingkat kontaminasi berkisar pada 0,02.10-2 Bq/m3 - 1,3 .10-2
Bq/m3 untuk kontaminasi a dan 0,50.10-2 Bq/m3 - 1,76. 10-2 Bq/m3 untuk f3/y.
Tingkat kontaminasi tertinggi pada zona III yaitu ruang 30021 3003 atau ruang
kompaksi dan ruang sell limbah olahan karena selama tahun 2006 tiga kali
melakukan proses baik kompaksi maupun sementasi, namun masih jauh dibawah
batasan yang diijinkan. Tingkat kontaminasi udara di ruang lain relatif kecil dan
dapat dikatakan tidak terjadi kontaminasi zat radioaktif.
Gambar 5. Tingkat Kontaminasi Udara daerah kerja tahun 2006
-ME-0-m
0.06 -~ --------
0.05
0.04 +-------- -----
0.03 -~-----------
0.02
i 0.01
0.01 1-n----0.-00-3-0:01---0.00 ---ltJ-D__-D_r-a Kontaminan
331
(3/y
o Laundry
E) Preparasi
o Kompaksi
1!:1Sementasi
o Evaporasi
Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
Gambar 5. Tingkat kontaminasi udara daerah kerja pada saat proses
Pemantuan kontamiansi udara selama proses laundry lebih tinggi
dibandingkan dengan proses operasi yang lainnya.
Kontaminasi permukaan daerah kerja di IPLR selama tahun 2006 saat tidak proses
dan saat proses ditunjukkan dalam gambar 6 .
;::;- 0.040E~~ 0.030
III
~ 0.020
Ecu
~ 0.010o~~ 0.000
II III IV IS Zona
Kontam inan
II III
ply
IV IS
Gambar 6. Kontaminasi permukaan daerah kerja IPLR tahun 2006
Tingkat kontamin asi permukaan untuk pemancar alpha tertinggi pad a zona
III hal ini disebabkan karena zona III yang sering dilakukan operasi proses baik
kompaksi, maupun kondisioning limbah hasil olahan. Sedangkan untuk pemancar
Beta/Gamma tertinggi pada zona IV hal ini disebabkan zona IV jarang dilakukan
pembersihan/ dekontaminasi, sehingga debu dapat terakumulasi dan mengendap
dilantai.
KESIMPULAN
Dari hasil pemantauan daerah kerja IPLR selama tahun 2006 dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kegiatan pemantauan daerah kerja berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, beberapa kendala pemantauan pada ruang yang dikunci.
Kedepan perlu koordinasi agar pemantauan berjalan optimal.
2. Data hasil pemantauan laju dosis, tingkat kontaminasi udara dan permukaan
serta dosis kumulatif masih jauh dibawah nilai batas dosis yang telah
ditetapkan. Kegiatan pengolahan limbah berjalan dengan baik dan
keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi terkendali.
332
Hasi/ Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
3. Kondisi lingkungan instalasi pad a umumnya cukup baik, meskipun perlu
dilakukan perbaikan untuk peningkatan keselamatan dan kesehatan pekerja.
DAFT AR PUST AKA
1. Undang Undang No. 10 Tahun 1997 tentang "Ketenaganukliran".
2. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang "Keselamatan dan
Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion".
3. Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETENN-99 tentang "Ketentuan
Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi".
4. Keputusan Kepala BAPETEN No. 04/Ka-BAPETENN-99, tentang "Ketentuan
Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif'.
5. Dokumen No. PTLR/7/Pe-DK/II/001/02/2006 tentang "Prosedur Pemantauan
Daerah Kerja"
6. Dokumen No. PTLR/7/Pe-DK/II/002/02/2006 tentang " Prosedur Keselamatan
Radiasi" .