KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

8
Sucipta dall Pratomo Budimall S ISSN 0216 - 3128 249 LESTARI LIMBAH GEOLOGICAL KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN RADIOAKTIF TANAH DALAM (DEEP DISPOSAL) DI INDONESIA Sucipta dan Pratomo Budiman Sastrowardoyo Pusat Pellgemballgall Pellgelolaall Limbah Radioaktif BA TAN, Jakarta ABSTRAK KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN LESTARI LlMBAH RADJOAKTIF TANAH DALAM (DEEP GEOLOGICAL DISPOSAL) DI INDONESIA. Tzyuall pellyimpallall lestari limbah radioaktif aktivitas tillggi adalah IlIltuk mellgisolasi limbah sehingga tidak adaakibat papqran radiasi terhadap mall usia dan lillgkllllgall. Tillgkat pellgisolasiall yallg diper/llkall dapat diperoleh dengall nrengimplemelltasikan berbagai metode pellyimpallall, di antarallya dellgall model pellyimpallall tallah dalam (deep geological disposal = DGD). Pellgalamall dari performance assessment telah mel/lllljllkkall bahwa isolasi limbah yang efektif dall am all tergOlllllllg pada IlIljuk kerja sistem disposal secara keselllrllhall, yallg terdiri dari tiga komponen barrier, yaitutapak (Iokasi),fasilitas disposal dall kemasall limbah. Pemilihall lokasi DGD merupakan suatu tahapall pelltillg dalam sistem pengemballgan penyimpallall limbah yang akall memberikan kesesuaian terbaik terhadap kebutuhan akibat akumulasi limbah dari program nuklir lIasiollal, dan secara simultan dapat memuaskall semua persyaratan aspek keselamatan, tekllologi dall lillgkllllgan yang telah ditentukan dalam berbagai arahan/petunjuk illtemasiollal. Dalam rallgka memelluhi persyaratan tersebut maka ulltuk pemiWwlI lokasi pellyimpallall limbah tanah dalam (DGD) diper/ukall kriteria sebagai pedomall dalam evaluasi lokasi. Oleh karella itll per/u dirumuskall kriteria lokasi dellgall mempertimbangkan berbagai arahall/petlllljllk dari lillgkup illtemasiollal, serta mellgacu pada pengalamall-pellgalaman negara-llegara majll di bidang DGD. Secara IIIl/1lmkriteria terseblll dapat dikelompokkall menjadi lima aspek, yaitu : I) geometri; 2) stabilitasjallgka palljallg; 3) hidrologi; 4) geokimia; dall 5) geo-ekonomi. ABSTRACT CRITERIA OF LOCATION FOR DEEP GEOLOGICAL RADIOACTIVE WASTE DISPOSAL IN INDONESIA. The objective of high 11'\'1'1 waste (I/LII') disposal is to isolate the waste so that there is no radiation effect to I/Ilmall alld ellvirollmellt. The le\'el of isolatioll needed call be_obtailled by implemelltillg the various methods of disposal, 0111' of which beillg a deep geological disposal (DGD). The experiellces from pe/furt/wllce assessmellthave showlI that the effectil'elless alld safety of waste isolatioll are depelldent 011 the performance of whole disposal system which cOllsists of three barriesr, i.e. site (Iocatioll), disposal facility alld waste package. Site selectioll of DGD is all importallt step in the del'elopmellt system of waste disposal which will give the best sllitability to cover the demalld effected by accllmulatioll of waste from national nuclear programs. Besides, simultalleollsly, its call flllfil all reqlliremellts in safety, techllology alld environment aspects determilled by intemational guidance. To flllfil the reqllirements, it needs some criteria as a guidallce in site evaluation. So that, it is important to formlliate the criteria of locatioll refers to which cOllsiders \'arious gllidances from illtemationallevel, and the experiences of advallced COUll tries in DGD field. Gellerally, the criteria of location can be grouped ill five aspects, i.e. I) geometry; 2) longterm stability; 3) hydrology; 4) geochemistry; alld 5) geo-ecollomic. PENDAHULUAN Pemerintah Republik Indonesia kembali mencanangkan tekadnya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PL TN) yang akan dimulai pada tahun 20 I O. Kebijaksanaan yang sejalan dengan tekad pemerintah tersebut juga telah diambil oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BA TAN) dengan mencanangkan Landmark BA TAN yang berkaitan dengan PLTN tersebut, yaitu : I) Masuknya opsi nuklir dalam perencanaan sistem energi nasional jangka panjang (2004); 2) Reaktor daya nuklir pertama dioperasikan di Indonesia (sistem jaringan Jawa- Bali, 2016). Sehubungan dengan kedua program tersebut maka BAT AN menugaskan Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) dalam penyediaan fasilitas nasional pelayanan pengelolaan limbah radioaktif PL TN. Hal tersebut karena secara yuridis formal seperti disebutkan dalam Undang- Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran dan Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 2002, bahwa BAT AN berperan sebagai badan pelaksana yang bertanggungjawab dalam pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia [1,2]. Strategi daur bahan bakar nuklir yang akan dipilih oleh Indonesia adalah daur terbuka, sehingga perlu dipersiapkan sistem penyimpanan limbah Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta7B Juli 2003

Transcript of KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

Sucipta dall Pratomo Budimall S ISSN 0216 - 3128 249

LESTARI LIMBAHGEOLOGICAL

KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN

RADIOAKTIF TANAH DALAM (DEEPDISPOSAL) DI INDONESIA

Sucipta dan Pratomo Budiman SastrowardoyoPusat Pellgemballgall Pellgelolaall Limbah Radioaktif BA TAN, Jakarta

ABSTRAK

KRITERIA LOKASI PENYIMPANAN LESTARI LlMBAH RADJOAKTIF TANAH DALAM (DEEPGEOLOGICAL DISPOSAL) DI INDONESIA. Tzyuall pellyimpallall lestari limbah radioaktif aktivitas tillggiadalah IlIltuk mellgisolasi limbah sehingga tidak adaakibat papqran radiasi terhadap mall usia danlillgkllllgall. Tillgkat pellgisolasiall yallg diper/llkall dapat diperoleh dengall nrengimplemelltasikan berbagaimetode pellyimpallall, di antarallya dellgall model pellyimpallall tallah dalam (deep geological disposal =DGD). Pellgalamall dari performance assessment telah mel/lllljllkkall bahwa isolasi limbah yang efektif dallam all tergOlllllllg pada IlIljuk kerja sistem disposal secara keselllrllhall, yallg terdiri dari tiga komponenbarrier, yaitutapak (Iokasi),fasilitas disposal dall kemasall limbah. Pemilihall lokasi DGD merupakan suatutahapall pelltillg dalam sistem pengemballgan penyimpallall limbah yang akall memberikan kesesuaianterbaik terhadap kebutuhan akibat akumulasi limbah dari program nuklir lIasiollal, dan secara simultandapat memuaskall semua persyaratan aspek keselamatan, tekllologi dall lillgkllllgan yang telah ditentukandalam berbagai arahan/petunjuk illtemasiollal. Dalam rallgka memelluhi persyaratan tersebut maka ulltukpemiWwlI lokasi pellyimpallall limbah tanah dalam (DGD) diper/ukall kriteria sebagai pedomall dalamevaluasi lokasi. Oleh karella itll per/u dirumuskall kriteria lokasi dellgall mempertimbangkan berbagaiarahall/petlllljllk dari lillgkup illtemasiollal, serta mellgacu pada pengalamall-pellgalaman negara-llegaramajll di bidang DGD. Secara IIIl/1lmkriteria terseblll dapat dikelompokkall menjadi lima aspek, yaitu : I)geometri; 2) stabilitasjallgka palljallg; 3) hidrologi; 4) geokimia; dall 5) geo-ekonomi.

ABSTRACT

CRITERIA OF LOCATION FOR DEEP GEOLOGICAL RADIOACTIVE WASTE DISPOSAL IN

INDONESIA. The objective of high 11'\'1'1 waste (I/LII') disposal is to isolate the waste so that there is noradiation effect to I/Ilmall alld ellvirollmellt. The le\'el of isolatioll needed call be_obtailled by implemelltillgthe various methods of disposal, 0111' of which beillg a deep geological disposal (DGD). The experiellcesfrom pe/furt/wllce assessmellthave showlI that the effectil'elless alld safety of waste isolatioll are depelldent

011 the performance of whole disposal system which cOllsists of three barriesr, i.e. site (Iocatioll), disposalfacility alld waste package. Site selectioll of DGD is all importallt step in the del'elopmellt system of wastedisposal which will give the best sllitability to cover the demalld effected by accllmulatioll of waste fromnational nuclear programs. Besides, simultalleollsly, its call flllfil all reqlliremellts in safety, techllology alldenvironment aspects determilled by intemational guidance. To flllfil the reqllirements, it needs some criteriaas a guidallce in site evaluation. So that, it is important to formlliate the criteria of locatioll refers to whichcOllsiders \'arious gllidances from illtemationallevel, and the experiences of advallced COUlltries in DGDfield. Gellerally, the criteria of location can be grouped ill five aspects, i.e. I) geometry; 2) longtermstability; 3) hydrology; 4) geochemistry; alld 5) geo-ecollomic.

PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia kembalimencanangkan tekadnya untuk membangunPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yangakan dimulai pada tahun 20 IO. Kebijaksanaanyang sejalan dengan tekad pemerintah tersebutjuga telah diambil oleh Badan Tenaga NuklirNasional (BA TAN) dengan mencanangkanLandmark BA TAN yang berkaitan dengan PLTNtersebut, yaitu : I) Masuknya opsi nuklir dalamperencanaan sistem energi nasional jangkapanjang (2004); 2) Reaktor daya nuklir pertamadioperasikan di Indonesia (sistem jaringan Jawa­Bali, 2016).

Sehubungan dengan kedua program tersebutmaka BAT AN menugaskan Pusat PengembanganPengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) dalampenyediaan fasilitas nasional pelayanan pengelolaanlimbah radioaktif PLTN. Hal tersebut karena secara

yuridis formal seperti disebutkan dalam Undang­Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganuklirandan Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 2002,bahwa BAT AN berperan sebagai badan pelaksanayang bertanggungjawab dalam pengelolaan limbahradioaktif di Indonesia [1,2].

Strategi daur bahan bakar nuklir yang akandipilih oleh Indonesia adalah daur terbuka, sehinggaperlu dipersiapkan sistem penyimpanan limbah

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta7B Juli 2003

250 ISSN 0216 - 3128 Sucipta dati Pratomo Budimatl S

aktivitas tinggi yang bernpa bahan bakar bekasdari PLTN [3]. Sistem penyimpanan lestarilimbah aktivitas tinggi yang akan dipilih adalahdeep geological disposal (DGD).

Juga perlu diingat bahwa ada satu masalah

yang sangat penting yang berkaitan dengan

penerimaan masyarakat atas pengembanganindustri nuklir Indonesia dalam hubungannya

dengan pengelolaan limbah radioaktif adalahpertanyaan "akan dikemanakan limbah radioaktif

yang ditimbulkan PLTN kelak?". Dengan kata

lain di mana tempat penyimpanan lestari limbahradioaktif terse but dilaksanakan kalau PLTN

akan dibangun di Indonesia. Meski sebenamyapenyimpanan lestari ini barn dilaksanakan setelah

50 - 70 tahun sejak PLTN beroperasi, namun

jawaban atas pertanyaan ini perlu disiapkandengan cermat untuk menguatkan penerimaanmasyarakat terhadap pembangunan PLTN.

Dengan demikian studi ten tang kriteria lokasi

penyimpanan lestari limbah radioaktif aktivitastinggi perlu dilakukan sebagai dasar pemilihan

lokasi/tapak DGD untuk mendukung landmarkBAT AN terscbut

Tujuan penyimpanan lestari limbahradioaktif ialah untuk mengisolasi limbahsehingga tidak ada akibat paparan radiasiterhadap manusia dan lingkungan. Tingkatpengisolasian yang diperlukan dapat diperolehdengan mengimplementasikan berbagai metodepenyimpanan, di antaranya dengan model deepgeological disposal (DGD) sebagai pilihan yangumum dan digunakan di beberapa negara. Didalam DGD, fasilitas penyimpanan diletakkanbeberapa ratus meter hingga seribu meter dibawah permukaan tanah. Fasilitas-fasilitastersebut dikhususkan untuk limbah aktivitas

tinggi dan mengandung radionuklida bernmurpanjang.

Deep geological disposal baru merupakankonsep, belum ada negara yang melakukankonstruksi dan operasi. Pengalaman dalampelformance assessment telah menunjukkanbahwa isolasi limbah yang efektif dan amantergantung pada unjuk kerja sistem disposalsccara keseluruhan, yaitu terdiri dari 3 (tiga)komponcn pcnghalang (barrier) : tapak, fasilitasdisposal dan kemasan limbah.

METODOLOGI

Penentuan kriteria lokasi penyimpananlimbah tanah dalam dilakukan dengan metode

deskriptif melalui survey literatur atau kajian pustaka.Kriteria lokasi yang diperoleh dari berbagai pustakadisajikan secara deskriptif dan tabulasi. Selanjutnyadilakukan studi komparasi dan evaluasi untukmenentukan kriteria atau kombinasi kriteria yangsistematis, lengkap, tepat dan dapat diaplikasikan diIndonesia.

Banyak kriteria lokasi yang telahdikembangkan oleh berbagai negara yang telahmelakukan pemilihan tapak, yaitu Amerika Serikat,Belgia, Ceko, Finlandia, Inggris, Jepang, Jerman,Kanada, Korea Selatan, Slowakia, Spanyol, Swediadan Switzerland [4]. Pada tulisan ini diuraikanbeberapa kriteria yang bervariasi menurnt sistematika,substansi dan tingkat kerincian dari berbagaibadan/institusi/negara, yaitu 1) Panel on GeologicalSite Criteria; 2) IAEA; 3) Roxburgh; 4) Kovacikova,dkk.; dan 5) Peraturan Pemerintah RI nomor 27 tahun2002.

Sistematika dan substansi kriteria yang ditinjaumeliputi kriteria geometri, kriteria stabilitas jangkapanjang, kriteria hidrologi, kriteria geokimia dankriteria geo-ekonomi. Kriteria lokasi yangdikembangkan menyangkut kriteria untuk prosedurpemilihan tapakdalam tahap pengembangan konsepdan perencanaan, survey daerah, karakterisasi dankonfirmasi tapak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria lokasi mellurut Pallel 011 GeologicalSite Criteria, Committee 011 Radioactive WasteManagement, Commission on NaturalResources, National Research Council USA(1978) {51

Kriteria geometri dan dimensi

Repositori ditempatkan cukup dalam untukmemisahkannya dari proses-proses permukaan.Ukuran dan bentuk tubuh batuan tempat repositorihams cukup memadai untuk bangunan repositori danbuffer-zone di sekitamya. Informasi tentang geometri,fisika, kimia dan mineralogi dari batuan pengungkunghams diketahui untuk pengembangan tapaknya.

Kriteria stabilitas jangka panjang

Repositori ditempatkan pada suatu blokgeologi yang stabil dan tidak dekat dengan batastektonik. Daerah dengan patahan aktif hams dihindari.Daerah dengan gradien geotermal tinggi yang tidaknormal atau dengan aktivitas volkanisme resen harusdihindari. Sifat mekanik dan geofisik dari batuanpengungkung hams memadai untuk menjaminstabillitas repositori selama operasi. Material pcnutup

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Sucipta dan Pratomo Budiman S ISSN 0216 - 3128 251

dan penyekat dari tiap-tiap segmen dari lubanghams segera diberikan setelah limbahditempatkan. Untuk menyederhanakan desain danoperasi serta untuk mengurangi variabel sistemsecara total, maka elemen bakar yang tidakdipotong-potong dan tidak diproses ulangseyogyanya tidak ditempatkan pada penyimpananyang dapat dipungut kembali dalam repositorigeologi yang dirancang untuk penyimpananlestari limbah radioaktif.

Kriteria hidrologi

Analisis hidrologi dari sistem geologiyang melingkupi repositori hams menjaminbahwa transport fluida tidak akan membawamaterial berbahaya ke biosfer melebihi batasyang ditentukan. Karena susunan vertikal darirepositori bawah permukaan yang palingmemungkinkan terjadinya transport radionuklidake bios fer, maka kondisi geologi hams diseleksisehingga dapat ditutup dan dapat dipantau untukmenjamin keamanan sistem hidrogeologi. Sejarahkondisi hidrologi, atau catatan paleohidrologihams cukup untuk prediksi yang baik sebagaiisolasi hidrologi jangka panjang.

Kriteria geokimia

Panas radioaktif dan radiasi hams tidak

mencapai tingkat yang tinggi sehinggamenyebabkan reaksi fisik dan kimia yangmembahayakan pengungkungan geologis.lnteraksi antara air, batuan dan material limbahhams dikontrol sehingga laju pelamtanlimbahnya dapat diminimalkan. Repositori hamsdihindarkan dari reaksi kimia dan fisika antara air

(bila ada) dengan batuan yang dapatmeningkatkan permeabilitas dan membahayakanpengungkungan geologis. Sifat geokimia dariradionuklida, batuan dan air yang adaseyogyanya mampu menahan mobilitasradionuklida dan mengurangi atau menahanmigrasi ke biosfer.

Kriteria geo ekonomi

Daerah yang sekarang memiliki potensisumberdaya mineral seyogyanya dihindari untuktapak penyimpanan limbah. Daerah yangpotensial untuk tapak kegiatan yang penting perludihindari.

Kriteria /okasi me/lllrllt IAEA (1983) f6]

Konfigurasi tapak (G. 1)

Tapak sehamsnya memiliki formasi

geologi yang cukup besar sehingga mencukupisebagai mang sistem disposal, termasuk untuk

zona penyangga bawah permukaan dan daeraheksklusif di permukaan burni.

Geologi (G.2)

Repositori hams ditempatkan dalam mediumgeologi dengan kondisi litologi dan kedalaman yangmemadai untuk limbah dengan kategori dan kuantitastertentu.

Hidrogeologi (G.3)

Karakteristik hidrogeologi dari lingkungangeologi hams mampu membatasi aliran air tanahdalam sistem repositori.

Karakteristik migrasi radionuklida (G.4)

Karakteristik fisiko-kimia dan geokimia darilingkungan geologi hams mampu membatasitransportasi radionuklida.

Tektonik dan kegempaan (G.5)

Repositori hams ditempatkan dalam suatudaerah dengan aktivitas tektonik dan seismik rendah,dan cukup jauh dari daerah dengan aktivitas tektonikmayor untuk menjamin integritas repositori dariancaman bahaya tektonik tersebut.

Keberadaan "features" buatan manusia danalamiah (G.6)

Lokasi repositori hams memperhitungkankeberadaan "features" buatan manusia dan alamiah

untuk mengetahui kemungkinan ketidakstabilanstruktur.

Potensi sumberdaya alam (G.?)

Lokasi sumberdaya alam geologi yang bemilaiekonomi atau sumberdaya masa depan yang potensialperlu dipertimbangkan. Kebutuhan untuk repositori,pada tempat dan waktu tertentu, hams diseimbangkandengan kebutuhan dan nilai sumberdaya alamsekarang dan yang akan datang.

Pertimbangan permukaan lahan (G.8)

Keberadaan lingkungan yang tak stabil secarageomorfologi, kondisi iklim ekstrim dan proses­proses lain yang berpotensi mengganggu permukaanlahan hams diperhitungkan, untuk menjamin bahwaproses-proses tersebut tidak akan mempengaruhisecara signifikan terhadap unjuk kerja repositori.

Kriteria /okasi mellllrut ROXBURGH (1987)f7], modifikasi IAEA

1. Kondisi geologi daerah untuk calon lokasi

repositori hams diselidiki dalam lingkup zona

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

252 ISSN 0216 - 3128 Sucipta dall Pratolllo Budilllall S

9. Bila perlu harus diperhatikan adanya reaksikimia yang tidak dikehendaki antara limbah,

kemasan dan air tanah. Kemungkinan adanya

peningkatan sifat korosif dari air tanah yangdapat menyebabkan radiolisis harus

diperhatikan dalam pemilihan bahan wadah.

repositori yang luas sehingga dapat dilakukanevaluasi unjuk kerja yang efektif.

2. Paket limbah harus ditempatkan padakedalaman yang cukup sehingga tidak akantersingkap oleh proses-proses alamiah (sepertierosi atau pengangkatan) pada tingkatradioaktivitas yang masih tinggi ataumelampaui ambang batas yangdiijinkan.Kemungkinan perubahan iklim dimasa depan harus diperhitungkan.

3. Medium geologi untuk zona penempatanlimbah harus cukup tebal dan luas sehinggamemenuhi sebagai zona penyangga di sekitarrepositori. Hal itu akan mendukung adanyazona pemisah yang cukup dengan stratabatuan di bawah dan di atas, serta terhadapzona transisi dalam arah lateral, patahan danzona lemah lainnya.

4. Medium geologi dan sekitarnya harus dalamkondisi stabil, dan berada dalam daerah yangstabil hingga peri ode waktu yang telahditentukan untuk fungsi pengungkungan.

5. Zona ekskavasi dan lubang bor eksplorasiharus diurug dan atau ditutup rapat untukmenjamin tidak terjadinya migrasi limbah kebios fer scsuai batasan yang telah ditentukan.

6. Repositori ditempatkan dalam lokasi yang dimasa depan tidak menarik untuk dieksplorasikarena adanya sumberdaya alam, yangakibatnya akan mengurangi integritaspengungkungan limbah.

7. Karakteristik hidrogeologi dalam kesatuanlingkungan geologi dari repositori harusmenjamin sekecil mungkin adanya aliran airtanah melalui zona penempatan limbah.

8. Repositori bawah permukaan harus dibangunsedemikian rupa sehingga dapatmengantisipasi perubahan-perubahanlingkungan geologi dan bila mungkin mampumeningkatkan karakteristik hidrogeologi.

10.Rctardasi dari migrasi radionuklida

interaksi dengan material alam

permukaan atau bahan urugdipertimbangkan.

melalui

bawah

harus

II.Struktur konstruksi repositori clan perlapisangeologi harus tahan terhadap efek radiasi danpanas yang ditimbulkan oleh limbah.

12.Repositori harus dirancang untuk meminimalkan

kemungkinan pembentukan jalur kritis migrasilimbah karena kegagalan struktur konstruksi.

Kriteria me1lurut KOVACIKOVA, M., dkk.(1995) [8J

Kriteria Eksklusif

Kondisi keruangan

Host geological structure (HGS) harus

memenuhi dimensi yang cukup untuk repositori.Volume ruang untuk zona penyangga Uarak antara

repositori terhadap patahan atau zona geologi lemahlainnya) tergantung pada karakteristik HGS (kapasitas

sorpsi, permeabilitas, persesaran dan lain-lain).

Menurut estimasi yang didasarkan pada kerapatanpenempatan limbah yang diijinkan dan sifat host

geological environment (HGE), maka HGS harusmemiliki luas antara 8-10 km2 dan ketebalan

minimum 200 m (batuan plastis), atau 500 m (batuanpadat). Kedalaman minimum repositori dalam HGEantara 300-500 m dari permukaan bumi.

Kondisi hidrogeologi

Arah dan kecepatan aliran air tanah dalam

HGE, sifat sorpsi dari HGE bersamaan dengandimensi dan kedalaman HGS harus mampu menahan

lepasnya radionuklida ke biosfer sampai dengan100.000 tahun. Lingk.-ungan geologi yang sesuai untuk

repositori memiliki permeabilitas dan gradien hidrolik

sangat rendah. Dari berbagai penulis diperoleh harga

permeabilitas antara Ix10·9 ms-I sampai dengan IxIO·II -Ims .

Kondisi tektonik

HGS yang dipengaruhi aktivitas tektonik berat

dan keberadaan patahan aktif dalam HGE harus

dihindarkan dalam eksplorasi tapak DGD. Pengaruh

tektonik dalam HGS akan berbeda terhadap batuanpadat rigid (granit, migmatit, batugamping) dan

batuan plastis (batuan garam, lempung, batulempung).Pada batuan padat rigid akan mengakibatkan retakan­

retakan (fissures) yang merupakan jalur sirkulasi air

tanah. Pada batuan plastis menyebabkan ketidak­homogenan dan ketidak-teraturan dimensi dan bentuk

tubuh formasi geologi, tetapi batuan plastis mampumelakukan self-sealing terhadap adanya fissures padakedalaman Icbih dari 30 m.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATANYogyakarta, 8 Juli 2003

Sucipta dan Pratomo Budimall S ISSN 0216 - 3128 253

Evolusi geomoifologi dari relief permukaanbumi

Pergerakan vertikal kerak bumi yang

disertai dengan proses-proses denudasi akan

mengurangi kedalaman repositori, karena lapisanpenutup atas repositori akan tererosi tems­menems. Untuk mengkaji perkembangan relief

diperlukan model geomorfologi untukmemprediksi relief masa depan sampai dengan

periode umur pengungkungan limbah dalam

repositori (10.000 sid 100.000 tahun).

Kriteria lain

Daerah dengan nilai strategis untukkeamanan, ekonomi dan ekologi hamsdihindarkan. Ditinjau dari segi keutuhan HGE(masa lalu, kini dan masa depan) makakeberadaan daerah bekas tambang, aktivitaspenambangan yang sedang berlangsung, zonaproteksi tambang masa depan dan potensicebakan mineral yang kemungkinan bisadieksploitasi di masa depan hamsdipertimbangkan. Repositori hams ditempatkandalam HGS yang bebas dari aktivitas surveypemboran atau aktivitas manusia di masa depan.Keberadaan air tanah dalam HGS, geotermal danair mineral dalam HGE juga hams dihindarkan.Termasuk yang hams dihindari adalah kawasanlindung seperti taman nasional, daerah kawasankonservasi dan lain-lain.

Kriteria Pembatas

Kondisi hidrogeologi pada perlapisan di atasHGE

Keberadaan daerah infiltrasi, transportdan akumulasi air tanah pada perlapisan di atasHGS mempakan faktor pembatas yang hamslebih diperhatikan pada penelitian lebih lanjut.Dalam merancang repositori akan sangat pentinguntuk mencegah mang bawah tanah dari ancamanbanjir akibat penetrasi air tanah melewatiterowongan akses repositori.

Kondisi seismik

Sebagian besar getaran seismik biasanyahanya berbahaya terhadap fasilitas di permukaanbumi. Bila terjadi gempa bumi dalam HGE,fasilitas akses bagian atas dan ventilasi akanterancam, demikian juga peralatan di permukaan,sedangkan bagian bawah permukaan darirepositori relatif aman. Dalam kasus di manajalur akses diterowong melalui akuifer maka akanterjadi banjir. Bahaya langsung terhadap bagianbawah permukaan dari repositori adalah

kemungkinan (kecil) terjadinya pergeseran padabidang patahan yang barn terbentuk dalam HGS.

Kondisi struktur geologi

Kondisi struktur yang kompleksmencerminkan proses tektonik yang kompleks dimasa lalu, yang mengacaukan integritas batuan mas if(batuan rigid) dan mengubah bentuk geometri batuanplastis. Kondisi struktur yang buruk akan melemahkansifat geologi teknik dari HGS, yang akanmempengaruhi rekayasa terowongan bawahpermukaan dan fasilitas keselamatan.

Kondisi geologi teknik

Repositori DGD mempakan suatu fasilitasbawah permukaan yang besar pada kedalaman antara300 hingga 1500 In, yang terbuka selama konstruksidan operasi. Setelah pengurugan dan penutupanrepositori, maka batuan akan menanggung semua efekdan proses-proses jangka pendek dan jangka panjangkarena penempatan limbah. Nilai karakteristik fisik­mekanik dari batuan hams memadai terhadap kondisibarn tersebut.

Homogenitas batuan dari HGE

Ditinjau dari segi keselamatan repositoridiperlukan tingkat homogenitas yang tinggi darikomposisi batuan HGS, dan juga sekaligushomogenitas sifat fisik-mekaniknya. Ketidak­homogenan dari HGS menyebabkan rendahnyaakurasi analisis keselamatan repositori.

Sifat geokimia

Sifat geokimia batuan memegang perananyang penting dalam keselamatan jangka panjangrepositori. Sifat sorpsi batuan, agresivitas air tanah,kelamtan tinggi dari batuan dan lain-Iainnya akanmempengamhi seleksi lokasi yang sesuai untukrepositori. Reaksi kimia dapat menyebabkanpembahan sifat engineering barrier dan berpengaruhterhadap kemampuannya menghambat lepasanradionuklida.

Sifat panas

Bahan bakar bekas dalam penyimpanan

sementara mengalami pendinginan ke tingkat suhuyang dapat diterima secara teknis (60° - 140°C).

Penempatan limbah akan meningkatkan suhu alamiahdi lingkungan repositori. HGS dengan suhu alamiah

rendah akan membentuk batuan dan minaral dengankonduktivitas termal tinggi, dan mempakan hal yang

menguntungkan. Ketidak-stabilan termal dari mineral

dapat menyebabkan terjadinya alterasi dan pembahansifat mekanik.

Proslding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Jull 2003

254 ISSN 0216 - 3128 Sucipta dall Pratomo Budimall S

Cebakan mineral

Keberadaan cebakan mineral padaperlapisan di atas NGS masih dapat diterima.Dari sudut pandang keselamatan repositoridiperlukan ketentuan batas kedalaman dan jarakantara cebakan mineral dengan HGS.

Kriteria menurut Peraturan Pemerintall

nomor 27 tallun 2002 (3J

1. Lokasi bebas banjir dan terhindar dari erosi;

2. Lokasi tahan terhadap gempa dan memenuhikarakteristik materi bumi dan sifat kimia air;

3. Didesain sehingga terhindar dari terjadinyakekritisan;

4. Dilengkapi dengan sistem pemantau radiasi

dan radioaktivitas lingkungan;

5. Dilengkapi dengan sistem pendingin;

6. Dilengkapi dengan sistem penahan radiasi;

7. Dilengkapi dengan sistem proteksi fisik;

8. Memenuhi distribusi populasi penduduk dan

tata wilayah sekitar lokasi penyimpanan.

Dari berbagai acuan tentang kriteria lokasi

DGD yang diuraikan di atas dapat dirangkum dandikombinasikan sehingga bisa dirumuskan

kriteria lokasi yang lebih sistematis, lengkap danmemenuhi tuntutan akan kebutuhan kriteria untuk

diterapkan di Indonesia. Sistematika dan

substansi dari kriteria lokasi DGD perluditetapkan dengan urutan sebagai berikut : I)

kriteria geometri 2) kriteria stabilitas jangka

panjang 3) kriteria hidrologi 4) kriteria geokimiadan 5) kriteria geo-ekonomi. Rumusan kriteria

lokasi DGD hasil kajian dari berbagai acuanadalah seperti berikut :

Kriteria geometri

Lokasi seharusnya memiliki formasi

geologi yang cukup luas dan tebal sehinggamencukupi sebagai ruang sistem disposal, zona

penyangga bawah pem1Ukaan (buffer zone) dandaerah eksklusif di permukaan bumi.

Menumt estimasi yang didasarkan pada

kerapatan penempatan limbah yang diij inkan dansifat HGE, maka HGS harus memiliki luas antara

8-10 km2 dan ketebalan minimum 200 m (untuk

batuan plastis) atau 500 m (untuk batuan padat keras).Kedalaman minimum repositori antara 300-500 mdari permukaan bumi.

Kriteria stabilitas jangka palljallg

Lokasi DGD harus merupakan suatu blok

geologi yang stabil, tidak dekat dengan batas tektonik,aktivitas dan intensitas kegempaan rendah, bebas dariaktivitas volkanisme.

Sifat mekanik dan· geofisik batuan

pengungkung harus memadai untuk menjamin

stabilitas disposal. Lokasi repositori harusmemperhitungkan keberadaan features alamiah dan

buatan untuk prediksi kemungkinan ketidakstabilanstruktur.

Lokasi repositori hams ditempatkan pada

daerah yang bebas atau kecil pengaruh proses-proses

alamiah denudasi dan pengangkatan (up-lift).

Kriteria Ilidrologi

Karakteristik hidrologi dari lingkungangeologi hams mampu membatasi aliran air tanahdalam sistem repositori.

Arah dan kecapatan aliran air tanah dalam HE,

sifat sorpsi dari HE bersamaan dengan dimensi dan

kedalaman. HGS harus mampu menahan lepasnyaradionuklida ke biosfer sampai dengan 100.000 tahun.

Lingkungan geologi harus memiliki

permeabilitas dan gradien hidrolik sangat rendah(antara IxIO·9 sid IxIO-11 rnfdetik).

Kriteria geokimia

Karakteristik fisiko-kimia dan geokimia darilingkungan geologi (batuan dan air) hams mampumenahan mobilitas dan migrasi radionuklida kebiosfer.

Kriteria geo-ekonomi

Daerah dengan potensi sumberdaya mineral,

geotermal, air mineral dan air tanah perlu dihindari.

Lokasi repositori juga hams memenuhi kriteria

distribusi penduduk dan tata guna lahan masa kini danyang akan datang.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirPJrM·BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

Sucipta dan Pratomo Budiman S ISSN 0216 - 3128 255

Tabell. Rangkuman kriteria lokasi penyimpanan lestari limbah radioaktiftanah dalam (DGD) [2;47]Panel on Peraturan

No.

KriteriaGeological SiteIAEA

RoxburghKovacikova dkk.Pemerintah no.Criteria (1978)

(1983)(1987)(1995)27 tho 2002I.

Kriteria geometriGeometridanKonfigurasi tapakDimensi (I),Kondisi---dimensi

untuk(G-I) Kedalaman (2),keruangan (A I)repositori

dan Mediageologi

buffer zone (I )

(3),Lingkungangeologi (11)2.

Kriteria stabilitasStabilitas jangkaGeologi,litologiKedalaman (2),Tektonik (A3),Bebas erosi (I),jangka panjang

panjang (2) : blokdankedalamanMediumgeologiEvolusi Tahan gempa (2)geologi, tektonik,

(G-2),Tektonik(3), geomorfologi

volkanisme,

dankegempaanStabilitas geologi(A4),Seismik

geotermal,(G-5),Features(4) (B2),

gcofisik

danbuatan dan Strukturgeologimekanik

alamiah(G-6), (B3),GeologiProses-proses

teknik(B4),permukaan (G-8)

Homogenitas--

batuan (B5), Sifat

panas

batuan

(B7)3.

Kriteria hidrologiHidrologi (3)Hidrogeologi (G-Hidrogeologi (7)HidrogeologiBebas banjir (I)3)

(A2),Hidrogeologi(BI),Struktur

geologi(B3)4.

Kriteria gcokimiaOeokimia (4)KarakteristikReaksi kimia (9),HomogenitasSifat materi bumi

migrasi (0-4)Retardasi (10)batuan (B5), Sifatdan kimia air (2)

geokimia (B6)5.

Kriteria geo-Geo-ekonomi (5)Sumberdaya alamSumberdaya alamKriterialainPcndudukdanekonomi

: sd mineral dan(0-7)(6)(keamanan,tata wilayah (8)tata guna lahan

ckonomi,ekologi)

(A5),Cebakan mineral(B8)6.

Kriteriadisain--- ---PenguruganRekayasaKekritisan(3),dan konstruksi

lubangbordantcrowongan (B3),Pemantauanzona

ekskavasiOeologitcknikradiasi &(5),

Desaindan(B4), radioaktivitas (4),konstru ksi

SifatpanasSistcm pcndingin

repositoribatuan (B7)(5),penahan

tcrhadapradiasi (6),

perubahandan proteksi fisik

geologi (8), cfek(7)

radiasi & panas (II), danjalur

kritis (12)

KESIMPULAN

Kriteria lokasi penyimpanan lestarilimbah radioakti[ aktivitas tinggi telahdikembangkan oleh ban yak negara maju danBadan Tenaga. Atom lntemasional (IAEA).Sistematika, substansi dan tingkat kerinciankriteria dari berbagai negara dan lembagatersebut berbeda-beda sehingga kurang sesuaikalau langsung dijadikan acuan secara nasionalmaupun internasional.

Kriteria lokasi yang memenuhi syarat darisegi sistematika, substansi dan tingkat kerinciandirumuskan menjadi 5 (lima) kategori pokokyaitu kriteria geometri, kriteria stabilitas jangka

panjang, kriteria hidrologi, kriteria geokimia dankriteria geo-ekonomi.

Kriteria lokasi yang dikembangkan dandirumuskan meliputi kriteria yang bisa diterapkanuntuk prosedur pemilihan tapak, terutama untuk tahappengembangan konsep dan perencanaan serta surveydaerah, belum menjangkau untuk tujuan karakterisasitapak dan konfirmasi tapak.

PUST AKA

I. Undang-undang Nomor 10 tahun 1997 ten tangKetenaganukliran

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juri 2003

256 ISSN 0216 - 3128 Sllcipta dall Pratol1lo Blldimall S

2. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 27 tahun 2002 tentang PengelolaanLimbah Radioaktif

3. SOENTONO, S., GUNANDJAR danSALIMIN, Z., National Policy and CurrentStatus of Radioactive Waste Management inIndonesia, tidak diterbitkan.

4. IAEA, Experience in selection andcharacterization of sites for geologicaldisposal of radioactive waste, IAEA­TECDOC-991, IAEA, Vienna, (1997).

5. COMMITTEE ON RADIOACTIVE

WASTE MANAGEMENT, GeologicalCriteria for Repositories for High LevelRadioactive Wastes, National Academy ofSciences, Washington D.C., (1978).

6. IAEA, Criteria for Underground Disposal ofSolid Radioactive Wastes, Safety Series No.60, Recommendations, IAEA, Vienna,(1983).

7. ROXBURGH, I.S., Geology of High LevelNuclear Waste Disposal: An Introduction,Chapman and Hall, London, (1987).

8. KOV ACIKOV A, M., ONDRASIK, M.,KOV ACIK, M. and JETEL, J., SiteSelection Methodology for Deep Repositoryof Radioactive Waste and Pros'pective Sitesin Slovakia, Slovak Geological Magazine3/95/ Dioniz Stur Institute of Geology,Bratislava, Slovak Republic, (1995)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003