PUTUSAN NOMOR HK.2010/11/VII/MP.14 DEMI...

21
PUTUSAN NOMOR HK.2010/11/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA LCT. CIPTA HARAPAN XII DI UTARA-TIMUR LAUT BUOY MERAH ALUR PELABUHAN GILIMANUK Pada tanggal 20 Januari 2013, pukul 02.36 WIB, LCT. Cipta Harapan XII bertolak dari Ketapang tujuan Gilimanuk, dengan awak kapal 14 (empat belas) orang dan penumpang sebanyak 25 (dua puluh lima) orang serta muatan truk sebanyak 6 (enam) unit, pukul 03.20 WIB, kapal mengapung dengan kondisi siap olah gerak disekitar Buoy merah alur masuk Pelabuhan Gilimanuk untuk menunggu antrian sandar, kondisi air pasang naik, arus Utara, dan angin Selatan-Tenggara, yang berdampak pada LCT. Cipta Harapan XII hanyut kearah Utara, serta pada pukul 03.45 WIB kapal kandas pada posisi Utara-Timur Laut Buoy merah alur luar Pelabuhan Gilimanuk. Akibat kecelakaan kapal tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka dan tidak ada kerugian harta benda. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/3/16/DN-13, tanggal 29 Mei 2013, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal ke Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan pasal 251 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang- Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah. Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), tanggal 20 Januari 2013, dibuat di Gilimanuk, oleh Nakhoda, dan diketahui oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk; 2. Pelaporan ...

Transcript of PUTUSAN NOMOR HK.2010/11/VII/MP.14 DEMI...

PUTUSAN NOMOR HK.2010/11/VII/MP.14

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA LCT. CIPTA HARAPAN XII DI UTARA-TIMUR LAUT BUOY MERAH ALUR

PELABUHAN GILIMANUK

Pada tanggal 20 Januari 2013, pukul 02.36 WIB, LCT. Cipta Harapan XII

bertolak dari Ketapang tujuan Gilimanuk, dengan awak kapal 14 (empat belas) orang dan penumpang sebanyak 25 (dua puluh lima) orang serta muatan truk sebanyak 6 (enam) unit, pukul 03.20 WIB, kapal mengapung dengan kondisi siap olah gerak disekitar Buoy merah alur masuk Pelabuhan Gilimanuk untuk menunggu antrian sandar, kondisi air pasang naik, arus Utara, dan angin Selatan-Tenggara, yang berdampak pada LCT. Cipta Harapan XII hanyut kearah Utara, serta pada pukul 03.45 WIB kapal kandas pada posisi Utara-Timur Laut Buoy merah alur luar Pelabuhan Gilimanuk.

Akibat kecelakaan kapal tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka dan

tidak ada kerugian harta benda. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor

KL.205/3/16/DN-13, tanggal 29 Mei 2013, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal ke Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan pasal 251 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang

Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), tanggal 20 Januari 2013, dibuat di

Gilimanuk, oleh Nakhoda, dan diketahui oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk;

2. Pelaporan ...

2

2. Pelaporan Awal Kecelakaan Kapal, tanggal 20 Januari 2013, dibuat di

Gilimanuk, oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

3. Berita Acara Kejadian, nomor 11/BA/CH XII/20/01/2013, dibuat oleh Nakhoda;

4. Berita Acara Pemeriksaan, tanggal 20 Januari 2013, dibuat di Gilimanuk,

oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

5. Berita Acara Penyelaman Bawah Air, tanggal 20 Januari 2013, dibuat di Gilimanuk, oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

6. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Gilimanuk, oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk, terhadap :

a. Nakhoda, Abu Bakarman, tanggal 31 Januari 2013; b. Mualim I, Kemal Abadi, tanggal 28 Januari 2013; c. KKM, Irwan Yulianto, tanggal 28 Januari 2013; d. Masinis I, Ahmad Kusnadi, tanggal 04 Februari 2013; e. Juru Mudi, Rudi Purna Irawan, tanggal 21 Januari 2013; f. Kelasi, Mahrujianto, tanggal 28 Januari 2013; g. Juru Minyak, Indra Bayu, tanggal 21 Januari 2013.

7. Berita Acara Pendapat/Resume, nomor KL.206/2/8/UPP.Gmk-2013, tanggal

15 Februari 2013, dibuat di Gilimanuk, oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

8. Dokumen kapal terdiri dari :

a. Surat Laut, nomor PK.2051607/SL-PM/DK-11, tanggal 27 Desember 2011, diberikan di Jakarta, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan ;

b. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 655/IId, dikeluarkan di

Balikpapan, tanggal 06 Februari 2001, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Balikpapan;

c. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor

PK.002/19/474/KSOP.Tg.Wi-12, diterbitkan di Tanjung Wangi, tanggal 12 Desember 2012, berlaku sampai dengan tanggal 19 Maret 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi;

d. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor

PK.001/19/473/KSOP.Tg.Wi-12, diterbitkan di Tanjung Wangi, tanggal 21 Desember 2012, berlaku sampai dengan tanggal 19 Maret 2013, oleh Kepala KSOP Tanjung Wangi;

e. Sertifikat ...

3

e. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, nomor PK.001/19/472/KSOP.Tg.Wi-12, diterbitkan di Tanjung Wangi, tanggal 12 Desember 2012, berlaku sampai dengan tanggal 19 Maret 2013, oleh Kepala Kantor KSOP Tanjung Wangi;

f. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor 018236, dikeluarkan di Jakarta,

tanggal 12 Desember 2011, berlaku sampai dengan 19 September 2016, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia ;

g. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor 012070, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 12 Desember 2011, berlaku sampai dengan 19 September 2016, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia ;

h. Sertifikat Garis Muat, nomor 004842, diterbitkan di Jakarta, tanggal 12 Desembr 2011, berlaku sampai dengan 19 September 2016, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia ;

i. Sertifikat Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/2827/SMC/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 September 2012, berlaku sampai dengan tanggal 22 Mei 2017, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

j. Dokumen Sementara Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor

PK.401/1738/DOC/DK-12, diterbitkan di Jakarta, tanggal 24 Mei 2012, berlaku sampai dengan tanggal 14 Oktober 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

k. Sertifikat Keamanan Kapal Interbnasional, nomor 01-0122-DN,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 03 Desember 2009, berlaku sampai dengan tanggal 23 Juli 2014, oleh Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

l. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor

PK.691/381/IOPP/DK-11, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 23 Maret 2011, berlaku sampai dengan tanggal 11 Januari 2014, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

m. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.301/03/36/UPP.Ktp-12,

dikeluarkan di Ketapang, tanggal 30 November 2012, oleh Kepala Kantor UPP Ketapang;

n. Surat Persetujuan Berlayar, nomor M9/KM 62/069/I/1609/I/2013,

diterbitkan di Ketapang, tanggal 20 Januari 2013, dikeluarkan oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

o. Daftar Jaga LCT. Cipta Harapan XII Lintasan Ketapang-Gilimanuk,

tanggal 20 Januari 2013, oleh Nakhoda LCT. Cipta Harapan XII, diketahui Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

p. Surat ...

4

p. Surat Pernyataan Nakhoda, tanggal 20 Januari 2013, oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Gilimanuk;

q. Laporan Kapal Tiba/Berangkat, tanggal 20 Januari 2012, dibuat di Ketapang, oleh Nakhoda;

r. Laporan Kapal Tiba/Berangkat, tanggal 28 Januari 2012, dibuat di Gilimanuk, oleh Nakhoda;

s. Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL), nomor

B.X.90/AL.001, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 22 Februari 2012, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

t. Surat Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan Penyeberangan,

nomor AP.005/12/18/DRJD/2012, ditetapkan di Jakarta, tanggal 30 April 2012, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

u. Surat Izin Stasiun Radio Kapal Laut, nomor 2249/L/SDPPI/2012, tanggal 02 April 2012, berlaku sampai dengan 01 April 2013, oleh Direktur Operasi Sumber Daya, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari : a. ANT III, nomor 6200099492N30302, atas nama Abu Bakarman,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 27 Mei 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT IV, nomor 6200193629N40512, atas nama Kemal Abadi,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 09 Mei 2012, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. ATT IV, nomor 6200017984T40502, atas nama Irwan Yulianto,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 05 Februari 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT V, nomor 6200139978T50502, atas nama Akhmad Kusnadi, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 November 2002, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ANT-D, nomor 6200348967N60308, atas nama Rudy Purna Irawan dikeluarkan di Jakarta, tanggal 04 Januari 2008, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

f. ANT-D, nomor 6201551811N60710, atas nama Mahrujiyanto, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 26 Agustus 2010, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Dari ...

5

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan pendahuluan.

1. Data kapal

Nama : Cipta Harapan XII Jenis Kapal : Kapal Motor Bendera : Indonesia Pembuatan/Konstruksi : Tahun 1999, di Samarinda/Baja Isi kotor/GT : GT. 620 Isi Bersih/NT : NT. 186 Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) unit mesin merek Yanmar,

4 tak kerja tunggal, 2 x 500 PK Klasifikasi : Klas Tanda Selar : GT.620 No.655/IId Ukuran pokok Panjang : 61,80 Meter Lebar : 12,30 Meter Dalam : 2,95 Meter Pemilik : PT Bahtera Ferry Sentosa, Samarinda Nakhoda : Abu Bakarman Awak Kapal : 14 (empat belas) orang.

2. Jalannya peristiwa.

a. Tanggal 20 Januari 2013, pukul 02.30 WIB, LCT. Cipta Harapan XII bertolak dari Dermaga LCM Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk. Kapal diawaki 14 (empat belas) orang, dengan penumpang sebanyak 25 (dua puluh lima) orang dan muatan truk sebanyak 6 (enam) unit;

b. Kapal berlayar dengan draft terdalam 3 (tiga) meter, berbaling-

baling ganda, kecepatan rata-rata 7 (tujuh) knots, dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, dan dengan petugas dinas jaga mualim I dan juru mudi jaga;

c. Pukul 03.20 WIB, kapal tiba di muara alur Pelabuhan Gilimanuk dan kapal mengapung dengan kondisi siap untuk diolah gerak, dalam rangka menunggu antrian sandar di Pelabuhan Gilimanuk;

d. Keadaan cuaca, langit cerah berawan sebagian (blue cloudy), angin Selatan-Tenggara dengan kecepatan sedang (strong breeze), tinggi ombak lebih kurang 1 (satu) meter (smooth to slight sea) dari arah Selatan, air laut pasang naik, arus Utara, dan daya tampak baik (good visibility);

e. Pukul ...

6

e. Pukul 03.45 WIB, LCT. Cipta Harapan XII telah kandas diatas karang hidup, pada posisi Utara-Timur Laut Buoy merah alur Pelabuhan Gilimanuk;

f. Pukul 11.00 WIB, kapal terbebas dari kandas dengan olah geraknya sendiri dengan memanfaatkan kondisi air laut pasang tertinggi dan seterusnya kapal melanjutkan rencananya untuk sandar di Pelabuhan Gilimanuk, yang berhasil dengan selamat.

3. Dalam peristiwa kecelakaan ini Majelis Mahkamah Pelayaran

menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi, sebagai berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, Abu Bakarman

b. Saksi-saksi : 1) Mualim I (Mualim Jaga), Kemal Abadi; 2) KKM, Irwan Yulianto;

3) Masinis I (Masinis Jaga), Akhmad Kusnadi; 4) Juru Mudi (Juru Mudi Jaga), Rudi Purna Irawan.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan

dengan kecelakaan kapal kandasnya LCT. Cipta Harapan XII, pada tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WIB, di Utara-Timur Laut Buoy Merah Alur Pelabuhan Gilimanuk, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor UPP Kelas III Ketapang, pada tanggal 28 Januari 2014, Keterangan yang diberikan di hadapan sidang Majelis Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Abu Bakarman, dalam keadaan sehat dan tanpa

didampingi Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Banyuwangi Tanggal : 16 November 1976 Agama : Islam

Alamat : Dusun Pekulo RT.003/002 Kepundungan Srono Banyuwangi, Jawa Timur

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1989, di Banyuwangi; 2) SMP, tahun 1992, di Banyuwangi; 3) SMA, tahun 1995, di Banyuwangi; 4) DIII Universitas Hang Tuah, tahun 2000, di Surabaya. Kepelautan: ANT III, tahun 2000, di Surabaya.

Pengalaman ...

7

Pengalaman berlayar : 1) Mualim I, LCT. Bhaita Caturtya, tahun 2007 s/d 2008; 2) Mualim I, LCT. Tri Sakti Adinda, tahun 2008 s/d 2011; 3) Nakhoda, LCT. Cipta Harapan XII, bulan Mei 2012 s/d kejadian.

b. LCT. Cipta Harapan XII berukuran GT 620, panjang 61,8 meter, draft terdalam 3,0 meter, berbaling-baling ganda dengan kecepatan rata-rata 7 (tujuh) knot, diawaki oleh 14 (empat belas) orang awak kapal, bermuatan 6 (enam) unit truk, dan 25 (dua puluh lima) orang penumpang;

c. Tanggal 20 Januari 2013, pukul 02.36 WIB kapal berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, dengan dilengkapi alat bantu navigasi modern berupa radar 1 (satu) unit, GPS 2 (dua) unit, radio VHF 2 (dua) unit, radio SSB, dan kompas magnet 1 (satu) unit, yang semuanya dapat berfungsi dengan baik;

d. Keadaan cuaca saat kejadian, langit cerah berawan sebagian, angin Selatan-Tenggara dengan kecepatan sedang, tinggi ombak lebih kurang 1 (satu) meter dari arah Selatan, air laut pasang naik, arus Utara kuat dan daya tampak baik;

e. Petugas jaga di anjungan terdiri dari Mualim I dan Juru Mudi Jaga, dengan Mualim I sebagai pemegang komando kapal sesuai kebijakan perusahaan yang telah dijadwalkan dalam tugas membawa kapal antara Nakhoda dengan Mualim I bergantian untuk perjalanan (trip) yang telah ditentukan. Kondisi tersebut sudah bersifat umum bagi kapal-kapal penyeberangan antara Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk dikarenakan kapal beroperasi terus menerus selama 24 (dua puluh empat) jam, dengan jarak tempuh 5 (lima) mil laut dan dalam waktu tempuh lebih kurang 45 (empat puluh lima) menit;

f. Saat kejadian kandas pukul 03.45 WIB, Tersangkut Nakhoda sedang beristirahat dikamar, setelah dinas jaga pada trip sebelumnya, dan telah dilakukan serah terima dengan Mualim I, Saudara Kemal Abadi pada pukul 01.00 WIB;

g. Pukul 04.10 WIB, Tersangkut Nakhoda mendapat laporan dari Mualim II, Saudara Muh. Yamman, bahwa kapal telah kandas dan Tersangkut Nakhoda segera naik ke anjungan. Ketika tiba di anjungan mesin kapal dalam keadaan stop dan setelah mengetahui kapal dalam keadaan kandas Tersangkut Nakhoda mengambil alih komando dari Mualim I;

h. Setelah Tersangkut Nakhoda mengambil alih komando dari Mualim I, Tersangkut Nakhoda mengambil tindakan antara lain :

1) Melaporkan ...

8

1) Melaporkan tentang adanya kejadian kepada pihak perusahaan untuk diteruskan kepada Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk dan meminta bantuan dari darat untuk membantu evakuasi;

2) Memerintahkan kepada ABK untuk melakukan pengukuran (sounding) kedalaman air laut di seputar kapal dengan hasil kapal kandas pada bagian lambung kiri haluan hingga tengah-tengah panjang kapal, diatas karang hidup;

3) Menentukan posisi kandas yang diketahui berada disebelah Utara- Timur Laut dari Buoy merah dan mempelajari daftar pasang surut, untuk memprediksi upaya olah gerak dalam pembebasan dari kandas;

4) Membuang air ballast dalam rangka mengurangi draft kapal serta melakukan pemeriksaan pada tanki dasar berganda (double bottom tank) dari kemungkinan adanya kebocoran, dengan hasil baik;

i. Ketika menunggu bantuan kapal tunda dari darat, pada pukul 11.00

WIB terlihat adanya tanda-tanda gerakan pada haluan kapal dan ketika dilihat pada daftar pasang surut telah menunjukkan pada air pasang tinggi, maka Tersangkut Nakhoda berusaha mengolah gerak kapal dengan tenaga mesin sendiri dan berhasil bebas dari kekandasan;

j. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada tanki dasar berganda dalam keadaan aman dan mesin dalam keadaan siap untuk berolah gerak, maka Tersangkut Nakhoda melanjutkan perjalanannya dan kapal sandar di Dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk dengan aman dan selamat;

k. Akibat dari kecelakaan tersebut, tidak terjadi adanya korban jiwa atau luka, serta tidak ada kerugian harta benda, melainkan terjadi keterlambatan kedatangan kapal di Pelabuhan Gilimanuk;

l. Tersangkut Nakhoda belum pernah mendapat sanksi hukuman akibat kecelakaan kapal, masih muda, dan menjadi tulang punggung keluarga.

2. Saksi Mualim I, Kemal Abadi, dalam keadaan sehat dan dibawah

sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Bangkalan Tanggal : 05 Juni 1980 Agama : Islam

Alamat : Dsn. Gunung Remuk, RT.003/004, Ketapang, Kalipuro Banyuwangi, Jawa Timur

Pendidikan ...

9

Pendidikan Umum :

1) SD, tahun 1995, di Surabaya; 2) SMP, tahun 2001, di Bangkalan; 3) SMA, tahun 2004, di Bangkalan. Kepelautan : ANT IV, tahun 2012, di Surabaya. Pengalaman berlayar :

1) Mualim II, TB. Wisnu, tahun 2009 s/d 2010; 2) Mualim I, LCT. Tunu Pratama, tahun 2010 s/d 2011; 3) Mualim I, LCT. Cipta Harapan XII, bulan November 2012 s/d

kejadian. b. Berdasarkan keterangannya dalam BAPP, Saksi menerangkan

bahwa : 1) Benar pada tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WIB, LCT. Cipta

Harapan XII telah mengalami kandas pada perairan dangkal sekitar Utara Rambu Suar merah;

2) Saat kejadian Saksi sedang bertugas dinas jaga bersama Juru Mudi Jaga, setelah sebelumnya serah terima komando dengan Nakhoda pada pukul 01.00 WIB, untuk membawa kapal dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk;

3) Pukul 03.20 WIB, kapal tiba di alur luar Pelabuhan Gilimanuk, kapal mengapung dengan dibantu mesin berolah gerak dan pada pukul 03.45 WIB kapal mengalami kandas. Saksi telah berusaha untuk mesin mundur tetapi tidak berhasil dan melakukan stop mesin;

4) Menurut Saksi penyebab kandasnya LCT. Cipta Harapan XII dikarenakan kapal terdorong arus kuat kearah Utara, sehingga kapal jatuh kiri dan kandas;

5) Keadaan cuaca pada saat kejadian langit cerah berawan, angin Selatan kuat, dan arus Utara kuat.

c. Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan dihadapan Majelis Hakim Mahkamah Pelayaran, Saksi terlihat bingung dan emosional, serta akalnya tidak terkontrol, sehingga dalam memberikan jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan;

d. Dalam pemeriksaan lanjutan terhadap Saksi Mualim I, Saudara Kemal Abadi, Anggota Majelis Hakim Mahkamah Pelayaran menilai bahwa Saksi dalam kondisi tidak sehat secara rohani.

3. Saksi ...

10

3. Saksi KKM, Irwan Yulianto, dalam keadaan sehat dan dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Blitar Tanggal : 14 Juli 1975 Agama : Islam Alamat : Jl. Mawar No. 55 Banyuwangi Pendidikan Umum :

1) SD, tahun 1984, di Banyuwangi; 2) SMP, tahun 1990, di Banyuwangi.

Kepelautan : ATT IV, tahun 2002, di Surabaya Pengalaman berlayar :

1) Masinis III, KM. Wangi-wangi, tanggal 18 September 2001 s/d 03 September 2002;

2) Masinis II, KM. Sibola, tanggal 10 September 2002 s/d 09 Oktober 2003;

3) KKM, KM. Merak Express, tanggal 21 Oktober 2003 s/d 14 Mei 2006;

4) Masinis I, TB. Albenia, tanggal 07 Agustus 2006 s/d 2007; 5) Masinis IV, KM. Madani HSI, tanggal 08 Mei 2007 s/d 15 Januari

2008; 6) Masinis II, MT. Kharisma Selatan, tanggal 11 September 2008 s/d

29 September 2008; 7) Masinis III, KM. Maluku, tanggal 27 Oktober 2008 s/d 27

Desember 2008; 8) Masinis II, KM. Shinpo 19, tanggal 27 Desember 2008 s/d 27

Januari 2011; 9) Masinis I, KM. Cynthia, tanggal 02 Juli 2011 s/d 09 Maret 2012; 10) KKM, LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 09 Maret 2012 s/d

kejadian. b. Saksi bertugas sebagai KKM di LCT. Cipta Harapan XII sejak tanggal

09 Maret 2012, Saksi mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh permesinan kapa,l baik mesin utama, mesin bantu, dan perlistrikan diatas kapal untuk beroperasi dengan baik dan normal serta memimpin seluruh crew mesin.

c. LCT. Cipta Harapan XII mempunyai 2 (dua) buah mesin utama merk

Yanmar type 6 LAAM –UTE dengan tenaga mesin 2 x 530 HP putaran 1850 RPM, 3 (tiga) buah mesin bantu yaitu 1 (satu) buah merk Mitsubhisi type 6 D 14 – OA 160 HP dan 2 (dua) buah merk Yanmar TS 190 R 2 x 16 HP, 1 (satu) buah pompa GS, 1 (satu) buah pompa pemadam, pompa pedingin serta pompa air got. Saksi menyatakan

Seluruh ...

11

seluruh mesin utama mesin bantu, pompa pompa bekerja dengan baik, normal, dan dilakukan perawatan secara rutin;

d. Pukul 02.36 WIB, kapal bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju

Pelabuhan Gilimanuk dengan membawa muatan 4 (empat) buah tronton, 1 (satu) buah truk besar, 1 (satu) truk sedang. Saat kejadian berada di alur Gilimanuk dekat rambu merah;

e. Saat kapal kandas Saksi sedang istirahat di kamar dan mengetahui kapal kandas setelah dapat laporan dari dari Masinis jaga (Masinis I), setelah dapat laporan tersebut Saksi langsung ke kamar mesin untuk melihat kondisi mesin dan tanki, got-got kamar mesin dan kondisi dalam keadaan baik dan tida ada kebocoran serta kerusakan terhadap mesin;

f. Saksi bersama dengan Masinis Jaga melakukan pemompaan seluruh tanki ballast atas perintah Nakhoda dengan menggunakan pompa GS dan alkon, selanjutnya membantu ABK deck untuk mengevakuasi para sopir;

g. Pukul 11.00 WIB, melakukan olah gerak dengan menggunakan tenaga mesin maka kapal lepas dari kandas kemudian menuju dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk untuk bongkar muatan dan pemeriksaan mesin, baling-baling kapal, tanki-tanki dengan kondisi dalam keadaan normal dan baik.

4. Saksi Masinis I, Akhmad Kusnadi, dalam keadaan sehat dan dibawah

sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Bangkalan Tanggal : 26 Mei 1962 Agama : Islam Alamat : Villa Sukowidi Blok J No. 9 Banyuwangi, Jawa Timur Pendidikan umum

1) SD, tahun 1975, di Kamal Madura; 2) SMP, tahun 1979, di Kamal Madura; 3) SMK, tahun 1982, di Surabaya.

Kepelautan : ATT V, tahun 2002, di Jakarta Pengalaman berlayar

1) Masinis II, KMP. Trisila Bhakti II, tanggal 11 September 2009 s/d 06 Juli 2011

2) Masinis II, KMP. Persada NST, tanggal 01 Agustus 2011 s/d 09 Januari 2012;

3) Masinis ...

12

3) Masinis II, LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 09 Januari 2012 s/d 16 September 2012;

4) Masinis I, LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 16 September 2012 s/d kejadian.

b. Saksi bekerja di LCT. Cipta Harapan XII selama 1 tahun dan 1 bulan

sebagai Masinis I dan mempunyai tanggung jawab terhadap mesin induk;

c. Pada saat kapal kandas Saksi sedang bertugas jaga di kamar mesin bersama dengan Juru Minyak jaga dan kondisi mesin utama mesin bantu serta kelistrikan kapal dalam kondisi baik dan normal;

d. Saksi menyatakan bahwa sekitar pukul 04.00 WIB kapal kandas dan bersama-sama dengan KKM melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tanki-tanki, mesin kemudi, poros baling-baling, dengan hasil semua dalam keadaan baik dan normal.

5. Saksi Juru Mudi, Rudi Purna Irawan, dalam keadaan sehat dan dibawah

sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Banyuwangi Tanggal : 01 Januari 1985 Agama : Islam Alamat : Desa Bajulmati Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1996, di Banyuwangi; 2) SMP, tahun 2000, di Situbondo; 3) SMK, tahun 2003, di Situbondo. Kepelautan : ANTD, tahun 2007, di Semarang Pengalaman Berlayar :

1) Juru Mudi, KM. Bukit Patung (Perintis), tanggal 01 Januari 2009 s/d 17 April 2011;

2) Juru Mudi, LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 24 Agustus 2011 s/d kejadian.

b. Saat kejadian berada di anjungan sedang menyiapkan warta kapal

dan pegang kemudi, komunikasi serta pegang handel adalah Mualim I sambil pegang handphone, radar dalam keadaan mati;

c. Mengetahui kapal kandas mendapat info dari radio yang memperingatkan kapal jangan terlalu ke kiri dan sudah berada di Utara Buoy merah;

d. Mualim I ...

13

d. Mualim I langsung stop mesin tetapi kapal masih laju dan beberapa

saat terhenti karena kandas, dan berusaha mundur tapi tidak berhasil;

e. Atas inisiatif sendiri Saksi memberitahu kepada Nakhoda dan semua awak kapal dan kembali keanjungan.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan para Saksi di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal pada tanggal 28 Januari 2014, di Kantor UPP Kelas III Ketapang, sehubungan dengan kecelakaan kandasnya LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WIB, di Utara-Timur Laut Buoy Merah Alur Pelabuhan Gilimanuk, telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang Kapal, Surat Kapal, dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal

LCT. Cipta Harapan XII adalah kapal motor, konstruksi baja, berukuran GT. 620, dibangun tahun 1999, di Samarinda, bergeladak 1 (satu), berbaling-baling 2 (dua), 2 (dua) buah mesin utama merk Yanmar, 6 LAAM-UTE, 4 tak kerja tunggal dan mesin bantu 1 (satu) buah merk Mitsubishi, 6D 14-OA,160 HP dan 2 (dua) buah merk Yanmar, TS 190 , 2 x 16 HP, kapal telah melaksanakan docking terakhir di Cirebon, tanggal 14 Agustus 2011 s/d 20 September 2011.

b. Surat Kapal

LCT. Cipta Harapan XII memiliki Surat Laut nomor PK.2051607/SL-PM/DK-11, tanggal 27 Desember 2011, dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Surat Ukur Internasional (1969) nomor 655/IId, tanggal 06 Februari 2001, dikeluarkan oleh Kantor Adpel Balikpapan, dan Sertifikat Manajemen Keselamatan nomor PK.401/2827/SMC/DK-12, tanggal 24 September 2012, dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

c. Awak ...

14

c. Awak Kapal

LCT. Cipta Harapan XII diawaki oleh 14 (empat belas) orang sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.301/03/36/UPP.Ktp-12, tanggal 30 November 2012, dikeluarkan oleh Kantor UPP Kelas III Ketapang dan Keputusan SK Ditjenhubla nomor PY.67/2/3-01, tanggal 06 November 2001 untuk daerah pelayaran TERBATAS : daerah operasional penyeberangan Ketapang-Gilimanuk PP, dan Susunan Perwira, adalah sebagai berikut :

Bagian Dek :

Nakhoda : Abu Bakarman Ijasah ANT-III, tahun 2002; Nakhoda II : Agus Riyadhi Ijasah ANT-IV, tahun 2011; Mualim I : Ari Afride Bahtiar Ijasah ANT-IV, tahun 2012; Mualim I Yr : Moh Yaman Ijasah ANT-V, tahun 2011; Mualim III : Agus Cahyono Ijasah ANT-V, tahun 2011; Perwira Radio : Ari Afride Bahtiar GOC, tahun 2012.

Bagian Mesin :

KKM : Yudi Hermawan Ijasah ATT-III, tahun 2002; KKM II : Irwan Yulianto Ijasah ATT-IV, tahun 2002; Masinis I : Effendy Panjaitan Ijasah ATT-V, tahun 2002; Masinis I Yr : Achmad Kusnadi Ijasah ATT-V, tahun 2002; Masinis II : Supakat Ijasah ATT-V, tahun 2002; Masinis II Yr : Hendra Wijaya Ijasah ATT-V, tahun 2002.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan, surat surat kapal lengkap dan masih berlaku, Susunan Perwira Dek dan Mesin memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 70 Tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2002.

2. Tentang Cuaca. Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi

Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Januari 2014, perihal analisis keadaan arah angin, kecepatan, arus, cuaca, jarak penglihatan, dan tinggi gelombang, pada tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WITA, adalah sebagai berikut :

Cuaca ...

15

Cuaca : Berawan Sebagian - Berawan Arah dan kecepatan angin : Barat Daya, 1.4-5.3 knots Arah dan kecepatan arus : Timur - Tenggara, 21.2 - 26.3 Cm/det Tinggi gelombang : Selatan – Barat Daya, 0.7 – 1.4 m Jarak penglihatan : 4.0 – 7.0 Mil

b. Menurut keterangan Tersangkut dan para Saksi keadaan cuaca, langit

cerah berawan sebagian (blue cloudy), angin Selatan-Tenggara dengan kecepatan sedang (strong breeze), ombak Selatan lebih kurang 1 (satu) meter (smooth to slight sea), arus Utara kuat, dan daya tampak baik (good visibility). Berdasarkan ilmu cuaca pada beberapa tempat sering terdapat keadaan cuaca lokal yang keadaannya berbeda dengan prakiraan cuaca yang dihitung secara global dan periodik.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kondisi cuaca pada saat kejadian yang disampaikan oleh Tersangkut dan Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut : a. Muatan

Ukuran pokok sesuai TMS 1969 L x B x H = 61,80 m x 12,30 m x 2,95 m LT = 812 mm = 0,812 m Tebal Plat (t) = 9 mm = 0,009 m Sarat maksimal = 2,95 + 0,009 -0,812 = 2,147 m Displacement (D) = 61,80 x 12,30 x 2,147 x 0,86 x 1,025 = 1438,626 Ton Berat kapal kosong (W) = 0,30 x D = 431,587 Ton Kapasitas angkut (Dwt) = D – W = 1007,039 Ton Waktu berangkat draft rata-rata = 2,00 D1 = 61,80 x 12,30 x 2,00 x 0,86 x 1,025 = 1340,126 Ton W1 = 0,30 x D = D1 x W1

= 938,089 Ton Dari hasil perhitungan, kapal tidak mengalami kelebihan muatan.

b. Stabilitas ...

16

b. Stabilitas

Sebelum dan sesudah kejadian kandas, kondisi LCT. Cipta Harapan XII terapung tegak, normal, dan stabil (stabilitas positif)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa muatan dan stabilitas LCT. Cipta Harapan XII sebelum dan sesudah kandas dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi

1) Dalam pelayarannya dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan

Gilimanuk, LCT. Cipta Harapan XII telah diawaki oleh perwira navigasi yang memenuhi syarat, dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, dan bernavigasi mengikuti garis haluan tetap sebagai kapal penyeberangan yang melayani selama 24 jam secara terus menerus;

2) Sebelum kejadian kandas LCT. Cipta Harapan XII telah bernavigasi dengan aman dan selamat dari Pelabuhan Ketapang sampai dengan alur luar di sekitar Buoy merah Pelabuhan Gilimanuk, tetapi ketika kapal mengapung menunggu antrian masuk Pelabuhan Gilimanuk untuk sandar, Mualim I Saudara Kemal Abadi selaku perwira jaga merangkap pemegang komando diatas kapal, tidak menyadari bahwa posisi kapal telah hanyut terdorong arus ke daerah dangkal sampai dengan diberitahu oleh kapal lain dan akhirnya kapal kandas;

3) Berdasarkan fakta kejadian, Saksi Mualim I Saudara Kemal Abadi dinilai kurang cakap dalam bernavigasi, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Saksi Mualim I dinilai kurang cakapnya dalam bernavigasi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum karena tidak sehat secara rohani.

b. Tentang Olah Gerak

1) Dalam berolah gerak LCT. Cipta Harapan XII, dilengkapi dengan

baling-baling ganda yang dapat dioperasikan secara kopel dari anjungan, sehingga dapat berolah gerak secara mudah dan cepat;

2) Dengan ...

17

2) Dengan didukung oleh alat bantu navigasi modern yang memadai,

kapal dalam mengapung seharusnya dapat berolah gerak secara lincah dan fleksibel untuk menghindari kapal-kapal yang keluar masuk pelabuhan, maupun untuk menghindari bahaya navigasi lainnya;

3) Namun karena alat navigasi tidak dimanfaatkan untuk mengontrol posisi, maka ketika kapal terdorong arus kedaerah dangkal terlambat diketahuinya dan ketika disadari keberadaannya, kapal sudah tidak dapat diolah gerak karena sudah kandas, selanjutnya upaya olah gerak dihentikan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang tepat dalam berolah gerak pada saat kapal kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi Nakhoda LCT. Cipta Harapan XII kurang dapat diterima dan cara berolah gerak dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan. Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan organisasi mengenai kejadian kandasnya LCT. Cipta Harapan XII, Majelis Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa : Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan organisasi mengenai kejadian kandasnya kapal tersebut, maka penyebab dari kandasnya LCT. Cipta Harapan XII adalah sebagai berikut : a. Dikarenakan kelalaian Mualim I yang tidak memanfaatkan alat bantu

navigasi radar ataupun GPS untuk mengontrol posisi kapal, sehingga ketika kapal hanyut kedaerah dangkal akibat dorongan arus, tidak terantisipasi dan kapal mengalami kandas;

b. Kelalaian Mualim I dalam melakukan dinas jaga dikarenakan secara psikologis sedang mengalami gangguan jiwa atau dengan kata lain tidak sehat secara rohani.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab kandasnya LCT. Cipta Harapan XII adalah dikarenakan lemahnya sistem manajemen perusahaan dalam seleksi penerimaan awak kapal.

6. Tentang ...

18

6. Tentang Upaya Penyelamatan. Berdasarkan pemeriksaan data dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pukul 04.10 WIB Tersangkut Nakhoda mendapat laporan dari Mualim

jaga bahwa kapal kandas, dilakukan stop mesin dan langsung melaporkan adanya kejadian kepada pihak perusahaan untuk selanjutnya diteruskan kepada pihak Syahbandar Pelabuhan Gilimanuk dan meminta bantuan dari darat;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tanki-tanki permesinan,

got kamar mesin, kedalaman laut sekitar lokasi kapal kandas serta memeriksa daftar pasang surut;

c. Untuk menaikkan draft kapal dilakukan pengosongan seluruh tanki

ballast serta air tawar,menurunkan ramp door kapal;

d. Pukul 11.00 WIB, dilakukan evakuasi terhadap sopir truk dengan menggunakan kapal dari KPLP, kapal Airud dengan memperhatikan daftar pasang surut pada air pasang tertinggi dilakukan olah gerak dengan menggunakan tenaga mesin secara perlahan kapal dapat lepas dari kandas kemudian kapal menuju Dermaga LCM Gilimanuk dengan selamat;

e. Pada saat kapal sandar di LCM Gilimanuk dilakukan pemeriksaan ke seluruh tanki ballast tanki air tawar, got-got kamar mesin serta kondisi mesin utama dan bantu serta baling-baling dan penyelaman bawah air dan pemeriksaan penyelaman terhadap bagian lunas kapal, lambung kanan kiri dan bawah, bagian kapal yang mengalami kandas dengan hasil tidak terlihat adanya kerusakan dan kebocoran seluruhnya dalam kondisi normal dan baik selanjutnya kapal kembali berlayar reguler.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kandasnya LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WIB, pada posisi Utara-Timur Laut dari Buoy Merah Alur Pelabuhan Gilimanuk, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Selaku ...

19

a. Selaku pemimpin tertinggi diatas kapal, maka Tersangkut Nakhoda merupakan penanggung jawab umum terhadap keselamatan kapal beserta isinya, namun berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan ternyata penyebab kandasnya LCT. Cipta Harapan XII adalah sebagai akibat dari kelalaian Mualim I Saudara Kemal Abadi dalam bernavigasi, sedangkan ketidak cakapan Mualim I dalam menjalankan dinas jaga adalah karena tidak sehat secara rohani dan merupakan kelalaian dari manajemen perusahaan dalam seleksi penerimaan awak kapal;

b. Berdasarkan kebijakan dalam sistem manajemen keselamatan kapal bagi kapal-kapal penyeberangan jarak dekat yang melayani 24 jam secara terus menerus, maka tugas dan tanggung jawab Nakhoda dapat dilimpahkan kepada Mualim I, sedangkan berdasarkan ketentuan Pasal 249 Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, mengamanatkan bahwa terhadap kejadian kecelakaan kapal adalah merupakan tanggung jawab Nakhoda, kecuali dapat dibuktikan lain.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kelalaian Mualim I Saudara Kemal Abadi tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya dikarenakan tidak sehat secara rohani, sedangkan terhadap Tersangkut Nakhoda Saudara Abu Bakarman tidak dapat dibebani atas tanggung jawabnya terhadap kerentuan Pasal 342 KUHD.

8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal-hal yang meringankan

Tidak Ada.

b. Hal-hal yang memberatkan Tidak ada.

D. Putusan ...

20

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) KUHD, Pasal 253 ayat (1) huruf (b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa kandasnya LCT. Cipta Harapan XII, tanggal 20 Januari 2013, pukul 03.45 WIB, di Utara-Timur Laut Buoy Merah Alur Pelabuhan Gilimanuk, disebabkan karena kelalaian Mualim I Saudara Kemal Abadi dalam bernavigasi dan sebagai akibat dari Mualim I yang tidak sehat secara rohani, sehingga tidak dapat diminta tanggung jawabnya.

II. Membebaskan Tersangkut Nakhoda, nama Abu Bakarman,

tanggal lahir 16 November 1976, memiliki ANT III, nomor 6200099492N30302, tahun 2006, dari tanggung jawabnya terhadap ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).

III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Tersangkut.

Demikian ...

21

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 01 Juli 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, tanpa dihadiri Tersangkut.

Ketua : .............................. Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar. Anggota

:

...............................

Capt. Gajah Rooseno

Anggota

:

..............................

Rusman Hoesien, M. Sc.

Anggota

:

..............................

Ir. Benny Haryono, M. M.

Anggota

:

...............................

Muryamtini, S. H.

Sekretaris

:

..............................

Bambang Sudarmanto, S. H., M. Si.