PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP -...

29
PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP.2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. SAHABAT DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU Pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 09.30 WIB, KM. Sahabat GT. 1805, bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Roe Belitung, dengan Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, penumpang 110 (seratus sepuluh) orang, mengangkut muatan berupa kendaraan besar 4 (empat) unit, kendaraan sedang 25 (dua puluh lima) unit, kendaraan kecil 12 (dua belas) unit, dan sepeda motor 1 (satu) unit, telah tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu pada pukul 12.10 WIB. Akibat peristiwa kecelakaan tersebut, terdapat korban hilang 22 (dua puluh dua) orang tidak diketemukan dan terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/3/9/DN-2014, tanggal 14 April 2014, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang- Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan penelitian dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut, dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan Standar Profesi kepelautan serta menjatuhkan sanksi administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor KL. 205/1/11/SYB.TPK-14., dibuat di Kantor Syahbandar Tanjung Priok, tanggal 23 Januari 2014, oleh Nakhoda KM. Sahabat Saudara Yosef, dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok; 2. Berita ...

Transcript of PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP -...

Page 1: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP.2014

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KM. SAHABAT DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

Pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 09.30 WIB, KM. Sahabat GT. 1805,

bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Roe Belitung, dengan Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, penumpang 110 (seratus sepuluh) orang, mengangkut muatan berupa kendaraan besar 4 (empat) unit, kendaraan sedang 25 (dua puluh lima) unit, kendaraan kecil 12 (dua belas) unit, dan sepeda motor 1 (satu) unit, telah tenggelam di Perairan Kepulauan Seribu pada pukul 12.10 WIB.

Akibat peristiwa kecelakaan tersebut, terdapat korban hilang 22 (dua

puluh dua) orang tidak diketemukan dan terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor

KL.205/3/9/DN-2014, tanggal 14 April 2014, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan penelitian dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut, dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan Standar Profesi kepelautan serta menjatuhkan sanksi administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain

berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) Nomor KL. 205/1/11/SYB.TPK-14., dibuat

di Kantor Syahbandar Tanjung Priok, tanggal 23 Januari 2014, oleh Nakhoda KM. Sahabat Saudara Yosef, dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

2. Berita ...

Page 2: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

2

2. Berita Acara Kejadian Tenggelamnya KM. Sahabat, dibuat di Tanjung Priok, tanggal 23 Januari 2014, oleh Nakhoda;

3. Berita Acara Pendapat (Resume) KM. Sahabat, dibuat di Tanjung Priok, tanggal 21 Pebruari 2014, oleh Kepala Seksi Penunjang Keselamatan dan Penyidikan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Staf Kantor

Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, terhadap : a. Nakhoda : Sdr. Yosef; b. Mualim I : Sdr. Mumu; c. Mualim II : Sdr. Chris C. Sumirat; d. KKM : Sdr. Djajadi; e. Masinis Jaga : Sdr. Achmad Rozi; f. Juru Mudi Jaga : Sdr. Kusnadi.

5. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 352/EEd, dikeluarkan di Pangkal

Balam, Tanggal 08 Januari 2008, oleh Administrator Pelabuhan Pangkal Balam;

b. Surat Laut, nomor PK.205/4007/SL-PM/DK-13, diterbitkan di Jakarta

pada tanggal 19 Agustus 2013, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. Sertifikat Manajemen Keselamatan, nomor PK.690/2710/SMC/DK-09,

tanggal 22 Desember 2009, berlaku sampai dengan 26 April 2014, dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjenhubla;

d. Sertifikat Garis Muat Internasional, nomor 004634, diterbitkan di Jakarta tanggal 25 Juli 2011 dan berlaku sampai dengan tanggal 23 Juni 2016, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia;

e. Sertifikasi Klasifikasi Lambung dan Mesin, nomor Register 09801, Nomor

IMO 8122593, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 25 Juli 2011 berlaku sampai dengan tanggal 23 Juni 2016, oleh Direktur Utama Biro Klasifikasi Indonesia;

f. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang, nomor PK.001/279/PNP-

PM/DK-14, diterbitkan di Jakarta tanggal 13 Januari 2014, oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. Sertifikat ...

Page 3: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

3

g. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran oleh Minyak, nomor PK.691/262/IOPP/DK-11, diberikan di Jakarta, pada tanggal 25 Pebruari 2011, berlaku sampai dengan 19 Desember 2014 oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

h. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/1964/

DOC/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 14 Mei 2013;

i. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/1/17/KSOP. PKBLM-14, dikeluarkan di Pangkal Balam, tanggal 04 Januari 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pangkal Balam;

j. Surat Persetujuan Berlayar (Port Clearance), nomor 11/SYB.U/811/ 1/2014, diterbitkan di Tanjung Priok, tanggal 21 Januari 2014, oleh Kantor Kesyahbandaran Tanjung Priok;

k. Daftar Crew List, dibuat di Jakarta, tanggal 20 Januari 2014, oleh Nakhoda KM. Sahabat, diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok;

l. Daftar Manifest Penumpang, dibuat di Tanjung Priok, tanggal 21 Januari 2014, oleh PT Bukit Merapin Nusantara Line, diketahui oleh Nakhoda KM. Sahabat.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut, terdiri dari :

a. ANT III, nomor 6200042145N30203, atas nama Yosef, diterbitkan di Jakarta, tanggal 02 Juni 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT III, nomor 6201021944N30103, atas nama Mumuh, diterbitkan di Jakarta, tanggal 25 Agustus 2003, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT IV, nomor 62003869N2412, atas nama Syahril Subis Haesy, diterbitkan di Jakarta, tanggal 08 Oktober 2012, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

d. ANT V, nomor 62003211534N50210, atas nama Cris Cahya Sumirat, diterbitkan di Jakarta, tanggal 29 Maret 2010, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT III, nomor 6200074239N30101, atas nama Djajadi, diterbitkan di Jakarta, tanggal 22 Nopember 2001, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

f. ATT III ...

Page 4: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

4

f. ATT III, nomor 6200470961T30208, atas nama Agus Setiyono, di Jakarta, tanggal 06 Agustus 2008, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

g. ATT IV, nomor 6200540541T40d, atas nama Ahmad Rozi, diterbitkan di Jakarta, tanggal 22 Mei 2006, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

h. ANTD, nomor 6200353474N60308, atas nama Kusnadi, diterbitkan di Jakarta, tanggal 10 Juni 2008, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) serta keterangan lainnya, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan

pendahuluan :

1. Data kapal.

Nama : SAHABAT / Eks. LEVINA 2 Jenis : Kapal Penumpang Bendera : Indonesia Pembuatan/Konstruksi : Tahun 1982/Baja Isi kotor : GT. 1805 Isi Bersih : NT. 575 Tanda Pendaftaran : 2005 Pst No. 3734/L. Tanda Selar : GT. 1805 No.352/EEd. Tenaga Penggerak Utama : Mesin (Daihatsu) Tenaga Pendorong : 2 X 2300 HP. Klasifikasi : BKI Ukuran Pokok Panjang : 65,97 meter Lebar : 13,70 meter Dalam : 5,00 meter Pemilik : PT. Bukit Merapin Nusantara Lines Nakhoda : Yosef Awak Kapal : 20 (dua puluh) orang

2. Jalannya ...

Page 5: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

5

2. Jalannya peristiwa.

a. Pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 09.40 WIB, KM. Sahabat bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Roe Belitung dengan Awak Kapal 20 (dua puluh) orang, penumpang berjumlah 110 (seratus sepuluh) orang, mengangkut muatan kendaraan besar 4 (empat) unit, kendaraan sedang 25 (dua puluh lima) unit, kendaraan kecil 12 (dua belas) unit, dan sepeda motor 1 (satu) unit;

b. Kapal berlayar dan bernavigasi dengan menggunakan alat bantu

navigasi yang memadai, diawaki dengan Perwira Dinas Jaga yang memadai, berolah gerak secara normal dan tidak ada kelainan fisik pada olengan kapal serta terdapat seorang penasehat Pandu di atas kapal yang diberi kuasa oleh Nakhoda untuk memegang komando;

c. Pada saat kapal melintas pintu tanggul kolam bandar (break water),

lebih kurang pukul 10.15 WIB, Pandu turun dari atas kapal, selanjutnya kapal bernavigasi dan berolah gerak di bawah komando Nakhoda dengan mesin maju setengah (half ahead) dan cuaca dalam keadaan baik;

d. Setelah melintas Buoy ambang luar, pukul 11.00 WIB mesin maju

penuh (full ahead) dan kapal memulai pelayarannya (begining of sea vayoge) dengan Perwira Jaga Mualim III dan dibantu Juru Mudi Jaga, kapal berlayar dengan haluan sejati 009°, keadaan cuaca pada saat itu langit berawan sebagian (blue cloudy), arah angin Barat Laut, kecepatan sedang (strong breeze) dengan skala beaford 3 (slight sea), tinggi gelombang lebih kurang 1 meter (low swell), dan daya tampak baik (good visibility);

e. Lebih kurang pukul 11.45 WIB, terjadi perubahan cuaca menjadi langit berawan banyak (cloudy), arah angin Barat Laut, kecepatan 25 knots (strong) dengan skala beaford 4-5 (moderate to rought sea), tinggi gelombang lebih kurang 4 (empat) meter (high swell), dan daya tampak baik (good visibility);

f. Pukul 12.00 WIB, terjadi pergantian dinas jaga dari Mualim III kepada Mualim II, pukul 12.05 WIB Nakhoda mengambil alih komando dan memutuskan untuk kembali lagi ke Pelabuhan Tanjung Priok karena intensitas cuaca bertambah buruk, ketika rencana belum terlaksana kapal mendapat hempasan gelombang selaan (non periodical swell) lebih kurang setinggi 5 (lima) meter dari arah lambung kiri, yang mengakibatkan kapal tersentak dan oleng kuat ke kanan serta tidak terjadi gaya momen olengan, sehingga kapal mengalami miring 30° ke kanan dan pukul 12.10 WIB kapal tenggelam di perairan Kepulauan Seribu;

g. Akibat ...

Page 6: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

6

g. Akibat dari kecelakaan tersebut terdapat korban hilang berjumlah 22 (dua puluh dua) orang tidak diketemukan dan terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam.

3. Dalam peristiwa tenggelamnya KM. Sahabat tersebut, Majelis Mahkamah

Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

Tersangkut : Nakhoda, Yosef. Saksi-saksi : a. Mualim I, Mumuh;

b. Mualim II, Chris C. Sumirat; c. KKM, Djajadi; d. Masinis Jaga, Achmad Rozi; e. Jurumudi Jaga, Kusnadi.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan

dengan kecelakaan kapal tenggelamnya KM. Sahabat, pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 12.10 WIB, di Perairan Kepulauan Seribu, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Mahkamah Pelayaran, pada tanggal 21 Juli 2014. Keterangan yang diberikan di hadapan sidang Majelis Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Yosef, dalam keadaan sehat, tidak didampingi

Penasihat Ahli memberikan keterangan :

a. Lahir di : Lembata Tanggal : 07 Mei 1969 Agama : Katolik Alamat : Desa Air Naningan, Kecamatan Air Naningan,

Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung.

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1984, di Nunukan;

2) SMP, tahun 1987, di Nunukan; 3) SMA, tahun 1990, di Tarakan.

Tehnis : 1) MPB III, tahun 1996, di Semarang; 2) ANT III, tahun 2003 di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Kadet, KM. Irimawa, 16 -11-1994 s/d 16 – 10 - 1995; 2) Mualim II, KM. Ontoseno, 08 -3-1997 s/d 11 – 3 - 1997; 3) Mualim I, KM. Tatra IBS, 03 -12-1997 s/d 11 - 1999; 4) Nakhoda, KMP. Ontoseno, 11 – 11- 2000 s/d 26 -8- 2004; 5) Nakhoda, KM Levina, 06 -01- 2005 s/d 17 -08 - 2006; 6) Nakhoda, KMP. Sentosa 8,17-08-2006 s/d 24-02-2007;

7) Nakhoda ...

Page 7: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

7

7) Nakhoda, KMP. Sentosa 6, 28-02-2007 s/d 07-10-2008; 8) Nakhoda KMP, Bahuga Jaya, 12-01-2009 s/d 12-04-2009; 9) Nakhoda KMP. Rika Jaya Dua, 12-04-2011 s/d 12-07-2011;

10) Nakhoda, KMP. Sahabat, 12-07-2011 s/d Kejadian.

b. Sebelum kapal bertolak Tersangkut Nakhoda melakukan pemeriksaan terhadap keadaan kapal yang antara lain, mengenai lasing muatan oleh Mualim I dilaporkan dalam keadaan baik, mengenai stabilitas kapal oleh Mualim I dilaporkan tinggi titik pusat (meta center) terhadap titik berat (gravity) adalah positif 1.3 meter, mengenai penumpang oleh Mualim I dilaporkan berjumlah 110 orang, mengenai kondisi umum kapal (departure condition) oleh Mualim III telah disiapkan laporannya, mengenai rute pelayaran oleh Mualim II dilaporkan dalam keadaan siap dan mengenai permesinan kapal oleh Kepala Kamar Mesin (KKM) dilaporkan dalam keadaan baik;

c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan kepada Tersangkut Nakhoda, dan setelah dilakukan pemeriksaan kondisi fisik kapal dan muatannya oleh petugas Kesyahbandaran Pelabuhan Tanjung Priok, pada pukul 08.30 WIB, tanggal 21 Januari 2014, Tersangkut Nakhoda membuat peringatan satu jam (one hour notice) untuk persiapan kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok;

d. Ketika petugas Kesyahbandaran melakukan pemeriksaan fisik di atas kapal, berpesan kepada Tersangkut Nakhoda agar berhati-hati dalam perjalanan karena diluar cuaca kurang bersahabat dan untuk memastikan kondisi cuaca Tersangkut Nakhoda mencari informasi cuaca melalui google dengan hasil cuaca baik;

e. KM. Sahabat dilengkapi dengan alat bantu navigasi berupa radar 2 (dua) unit, GPS 2 (dua) unit, AIS 1 (satu) unit, radio VHF 4 (empat) unit, navtex 1 (satu) unit, faximile cuaca 1 (satu) unit, termometer 1 (satu) unit, gyro compass 1 (satu) unit, kompas magnit 1 (satu) unit, EPIR “B” 1 (satu) unit, SART 1 (satu) unit, teropong 2 (dua) buah, dan two way communication 3 (tiga) buah;

f. Setelah Pandu naik di atas kapal, dengan dibantu oleh satu kapal tunda, pukul 09.30 WIB tali kapal lepas semuanya (cast off all line) dan KM. Sahabat bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok dengan Awak kapal 20 orang. Kapal bernavigasi dan berolah gerak dibawah komando Pandu atas seijin Tersangkut Nakhoda;

g. Pukul ...

Page 8: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

8

g. Pukul 10.15 WIB, Pandu turun dari kapal pada saat kapal melintas pintu tanggul kolam bandar (break water), selanjutnya kapal bernavigasi dan berolah gerak dibawah komando Tersangkut Nakhoda dengan dibantu oleh Mualim I sebagai Perwira Navigasi, KKM sebagai operator telegraph dari anjungan, dan Juru Mudi jaga;

h. Pukul 11.00 WIB, kapal melintas Buoy ambang luar, mesin maju penuh (full ahead) dan kapal memulai pelayarannya (begining of sea voyage) dengan komando diserahkan kepada Mualim III selaku Periwa Dinas Jaga dan dibantu oleh Juru Mudi jaga. KKM turun dari anjungan untuk beristirahat dan Tersangkut Nakhoda masih tetap berada dianjungan bersama Mualim I;

i. Kapal berlayar dengan haluan sejati 009°, keadaan cuaca pada saat itu langit cerah berawan sebagian, arah angin Barat Laut dengan kecepatan sedang, laut berombak sedang (slight sea), tinggi gelombang lebih kurang 1 (satu) meter, dan daya tampak baik. Kapal bergerak dengan kecepatan rata-rata 9,0 knots dengan olengan normal atau tidak langsar dan tidak kaku, sehingga Tersangkut Nakhoda menilai tidak ada pengaruh yang signifikan antara kondisi ombak dan gelombang yang ada terhadap ukuran kapal yang cukup besar;

j. Lebih kurang pukul 11.45 WIB, pada saat proses pergantian dinas jaga dari Mualim III kepada Mualim II, terjadi perubahan cuaca menjadi langit berawan banyak disertai hujan, pada anemometer terbaca arah angin Barat Laut dengan kecepatan antara 25 knots sampai dengan 27 knots, tinggi gelombang lebih kurang 4 (empat) meter sehingga kapal mengoleng dan mengangguk karena pengaruh ombak dan gelombang laut yang menerpa lambung kiri kapal, pada arah baringan relative pukul 10 dari haluan kapal. Tersangkut Nakhoda tidak mengambil tindakan dan masih mempertahankan haluan kapal karena dinilai irama olengan kapal masih normal dengan kondisi gravity-meta center positif 1,3 meter;

k. Pukul 12.05 WIB, setelah terjadi pergantian dinas jaga kepada Mualim III, Tersangkut Nakhoda mengambil alih komando dan memutuskan agar kapal kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok berhubung intensitas cuaca semakin bertambah buruk, dengan irama olengan kapal yang tidak teratur. Tetapi ketika rencana belum dilaksanakan datang gelombang besar dari lambung kiri dengan ketinggian lebih kurang 5 (lima) meter yang menghempas lambung kiri kapal;

l. Kapal ...

Page 9: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

9

l. Kapal oleng kuat dan miring ke kanan 30° serta tidak kembali tegak, Tersangkut Nakhoda memerintahkan stop mesin kepada KKM Saudara Djajadi yang kebetulan sudah berada dianjungan lagi dan memerintahkan kemudi cikar kiri dengan maksud kapal akan mendapat gaya aksi kemudi kekanan dan kapal akan tegak kembali, tetapi karena pengaruh ombak dan gelombang dari arah lambung kiri lebih kuat dari gaya aksi kemudi, maka kemiringan kapal makin bertambah ke kanan, mesin kapal mati (black out) dan lebih kurang pukul 12.10 WIB, KM. Sahabat tenggelam dengan haluan mengarah ke Timur laut;

m. Sebelum KM. Sahabat tenggelam, Tersangkut Nakhoda sempat meminta bantuan kepada kapal-kapal melalui radio VHF channel 16, tetapi ketika belum ada jawaban dari kapal lain radio kapal mati karena black out dan arus listrik cadangan tidak berfungsi. Tersangkut Nakhoda sempat memerintahkan kepada KKM dan Mualim III untuk memberitahu kepada seluruh pelayar dengan berkumpul di geladak sebelah kiri serta memanfaatkan alat keselamatan yang dapat digunakan dan menyerahkan dokumen kapal kepada Mualim II untuk diselamatkan;

n. Dalam upaya penyelamatan terdapat lebih kurang 10 (sepuluh) unit rakit kembung (inflatable life raft) yang mengembang, dengan perincian 5 (lima) unit yang digunakan untuk menyelamatkan diri dan bertahan di laut oleh para pelayar, 2 (dua) unit bocor karena proses peluncuran dan selebihnya hanyut tertiup angin. Kelima unit rakit kembung yang digunakan diikat tali dalam rangkaian satu sama lain dan setelah terapung-apung serta hanyut ke arah Timur, lebih kurang pukul 18.00 WIB bertemu dengan KT. Gagak milik Pertamina yang menolongnya untuk dievakuasi ke Pelabuhan Tanjung Priok;

o. Setelah diadakan perhitungan terhadap pelayar yang selamat, ternyata terdapat kekurangan sejumlah 4 (empat) orang Awak Kapal termasuk Mualim III Saudara Sahril Subis Haesy dan 18 (delapan belas) orang penumpang, yang setelah dilakukan pencarian oleh Tim SAR ternyata tidak dapat diketemukan dan dinyatakan hilang;

p. Kapal melakukan dok terakhir 4 (empat) bulan sebelum kecelakaan, jenis alat penolong yang dimiliki terdiri dari sekoci penyelamat 1 (satu) unit, rakit kembung 26 (dua puluh enam) unit dengan kapasitas masing-masing 25 (dua puluh lima) orang, jumlah pelampung bulat 12 (dua belas) buah, dan jumlah rompi penyelamat (life jacket) 955 buah untuk dewasa serta 54 untuk anak-anak, sedangkan jumlah pelayar yang diijinkan 310 orang;

q. Sebelum ...

Page 10: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

10

q. Sebelum kapal bertolak dari pelabuhan kondisi air ballast diisi penuh untuk menghindari permukaan bebas (free surface), muatan kendaraan yang lebih berat berjumlah 29 (dua puluh sembilan) unit disusun pada geladak bawah (lower deck) dan 12 (dua belas) unit kendaraan kecil disusun pada geladak atas (upper deck), sedangkan hasil perhitungan stabilitas akhir (final stability) yang dibuat oleh Mualim I dengan hasil GM+1.3 meter. Ketika kapal bertolak dalam keadaan tegak dengan klinometer menunjukkan angka nol dan ketika kapal ditarik dari arah samping oleh kapal tunda, kapal mengalami olengan yang normal dan stabil, tetapi Tersangkut Nakhdoa tidak memeriksa waktu periode olengan;

r. Akibat dari benturan ombak dan gelombang air laut yang tinggi tidak ada air laut yang masuk kedalam kapal, karena plat lambung kapal menutup gading-gading kapal secara penuh dan tanpa celah;

s. Tersangkut Nakhoda belum pernah mengalami kecelakaan kapal sebelumnya dan belum pernah dihukum, Tersangkut Nakhoda merupakan tulang punggung dalam keluarga.

2. Saksi Mualim I, Mumuh, dalam keadaan sehat dan di bawah sumpah,

memberikan keterangan :

a. Lahir di : Majalengka Tanggal : 27 Agustus 1975 Agama : Islam Alamat : Blok Gunung Herang Tonggoh RT.015/008,

Sadasari, Argapura Majalengka Pendidikan

Umum : 1) SD, tahun 1989, di Sadasari. 2) SMP. Tahun 1992, di Majalengka. 3) SMA, tahun 1995, di Majalengka. 4) D.III, tahun 2003, di Cirebon; Kepelautan : ANT III, tahun 2003 di Jakarta. Pengalaman Berlayar : 1) Mualim III, KM. Sahabat, tahun 2009 s/d 2012 ; 2) Mualim I, KM. Sahabat, April 2012 s/d kejadian . b. Saksi bekerja sebagai Mualim I KM. Sahabat selama 1 (satu) tahun

10 (sepuluh) bulan dan membenarkan bahwa Saudara Yosef adalah Nakhoda KM. Sahabat;

c. Sebagai ...

Page 11: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

11

c. Sebagai Mualim I, Saksi mempunyai tugas mengurus penumpang dan muatan, koordinator kerja ABK bagian dek dan menyelenggarakan buku harian bagian dek;

d. Ketika kapal sandar di Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok sempat mengisi air tawar sebanyak 25 Ton dan jumlah keseluruhan air tawar 54 Ton dengan kondisi tanki penuh, sedang sisa bahan bakar dalam tanki 30 Ton dan kalau tanki penuh berisi 58 Ton;

e. Sebelum pemuatan dilaksanakan, seluruh tanki ballast sudah terisi penuh untuk menjaga stabilitas kapal. Ketika bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok jumlah penumpang 110 orang dan jumlah Awak Kapal 20 orang, jumlah tersebut tidak melebihi kapasitas pelayar yang dijinkan sebanyak 310 orang, jumlah muatan terdiri dari kendaraan besar 4 (empat) unit, kendaraan sedang 25 (dua puluh lima) unit, kendaraan kecil (minibus) 12 (dua belas) unit, dan sepeda motor 1 (satu) unit;

f. Berdasarkan argumentasi data berat tiap-tiap muatan dalam manifest, data tata letak muatan dalam final stowage plan, dan data tabulasi perhitungan stabilitas, maka dari hasil perhitungan stabilitas akhir KM. Sahabat sebelum bertolak adalah dengan ketinggian GM+1.3 meter, serta hasilnya dilaporkan kepada Nakhoda;

g. Kendaraan besar dan sedang berjumlah 29 unit dimuat pada bagian geladak bawah, sedangkan kendaraan kecil berjumlah 12 unit dimuat pada bagian geladak atas dengan maksud untuk menjaga stabilitas kapal. Seluruh kendaraan diikat (dilasing) dengan menggunakan van belt dan dengan cara 2 (dua) ikatan pada bagian depan serta 2 (dua) ikatan pada bagian belakang untuk tiap-tiap kendaraan;

h. Kendaraan disusun dalam 4 (empat) baris dengan jarak lebih kurang 30 cm termasuk jarak terhadap gading-gading kapal, pada geladak atas hanya terisi separuh ruangan dan sisanya kosong;

i. Saksi membenarkan bahwa pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 09.30 WIB KM. Sahabat bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Roe Belitung dengan petugas di anjungan terdiri atas Nakhoda selaku pimpinan umum, Saksi selaku perwira navigasi, KKM selaku operator telegraph, Juru Mudi jaga memegang kemudi manual, dan penasehat pandu yang turun dari kapal pada pukul 10.15 WIB. Ketika kapal melintas pintu tanggul bandar (break water);

j. Pukul ...

Page 12: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

12

j. Pukul 11.00 WIB, mesin maju penuh dan kapal memulai pelayaran (begining of sea voyage) dan Nakhoda menyerahkan komando kepada Mualim III selaku perwira dinas jaga, namun Saksi dan Nakhoda masih tetap berada dianjungan, sedangkan KKM turun dari anjungan. Keadaan cuaca saat itu langit berawan sebagian, angin dan ombak dari Barat Laut dengan kecepatan sedang, haluan sejati kapal 009° dengan gerakan olengan sedang;

k. Menjelang tengah hari datang cuaca buruk, keadaan langit berawan banyak dan hujan, angin Barat Laut dengan kecepatan 27 knots pada anemometer, laut berombak dengan ketinggian di atas 3 (tiga) meter dan disertai dengan gelombang dengan ketinggian lebih kurang 4 (empat) meter, sehingga kapal mengoleng dan mengangguk karena arah angin dan gelombang menerpa pada arah 2 surat disebelah kiri haluan kapal, pukul 12.00 WIB Saksi turun dari anjungan untuk melaksanakan ibadah shalat dan Nakhoda masih berada di anjungan;

l. Pada saat Saksi menuju Musholla pada geladak nomor 4, tiba-tiba kapal oleng kuat ke kanan dan tidak kembali lagi, sehingga kapal tetap miring ke kanan, Saksi mendengar teriakan Nakhoda yang ditujukan kepada Saksi agar seluruh pelayar siap-siap meninggalkan kapal dan berkumpul pada lambung kiri geladak nomor 4, dimana terdapat alat keselamatan rakit kembung;

m. Setelah Saksi tiba di tempat debarkasi geladak nomor 4 sebelah kiri, Saksi bersama awak kapal lainnya berupaya meluncurkan rakit kembung dari dudukannya dan lebih kurang 10 (sepuluh) unit rakit kembung berhasil diluncurkan, selanjutnya Saksi mendengar perintah dari Nakhoda agar seluruh pelayar terjun ke laut dan naik ke atas rakit kembung dan Saksi beserta pelayar lainnya bersama-sama terjun kelaut dan menuju ke rakit kembung terdekat;

n. Saksi menyelamatkan diri di atas rakit kembung bersama KKM dan para korban lainnya, dari 5 (lima) unit rakit kembung yang digunakan untuk menyelamatkan diri para korban satu sama lain saling diikat dengan tali agar tidak terpisah dan secara bergantian melepaskan isyarat semboyan, Saksi melihat KM. Sahabat tenggelam pada lebih kurang pukul 12.10 WIB;

o. Saksi melihat 2 (dua) unit rakit kembung bocor karena gagal dalam peluncuran dan 3 (tiga) unit lainnya hanyut tertiup angin yang kuat, sedangkan 5 (lima) unit yang berisi para korban juga hanyut kearah Timur sampai dengan waktu petang hari ditolong oleh KT. Gagak milik Pertamina, selanjutnya dievakuasi ke Pelabuhan Tanjung Priok;

p. Setelah ...

Page 13: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

13

p. Setelah diadakan perhitungan terhadap para korban yang selamat, ternyata terdapat kekurangan sebanyak 4 (empat) orang awak kapal dan 18 (delapan belas) penumpang dan setelah dilakukan pencarian oleh Tim SAR ke 22 (dua puluh dua) orang tersebut tidak diketemukan.

3. Saksi Mualim II, Chris Cahya Sumirat, dalam keadaan sehat dan di

bawah sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Bandung Tanggal : 16 Nopember 1976 Agama : Islam Alamat : Kp. Cikadu RT.001/003 Sindang Kerta Bandung

Barat. Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1990, di Cikadu

2) SMP, tahun 1993 di Sindang Kerta. 3) SMA, tahun 1996 di Cangkora

Kepelautan : ANT V, tahun 2010 di Jakarta Pengalaman Berlayar : 1) Mualim II, MAKO 9, 01-07-2007 s/d 23-07-2009 ; 2) Mualim I, SPOB, 09-08-2010 s/d 07-09-2013 ; 3) Mualim II, KM. Sahabat, 29-10-2013 s/d Kejadian.

b. Pada saat KM. Sahabat bertolak dari Dermaga 106 Pelabuhan Tanjung Priok, Saksi bertugas di buritan untuk memimpin ABK lainnya melepas tali kapal, selesai menjalankan tugas muka-belakang Saksi beristirahat untuk persiapan dinas jaga 12.00-16.00;

c. Saksi mempunyai tugas pokok merawat alat bantu navigasi, merawat kelengkapan buku-buku publikasi kebaharian, merawat peta laut, mempersiapkan rute perjalanan kapal, dan melaksanakan dinas jaga;

d. Pukul 11.45 WIB, Saksi naik ke anjungan untuk melaksanakan dinas jaga 12.00-16.00 menggantikan Mualim III. Ketika Saksi tiba di anjungan selain Mualim III dan Juru Mudi Jaga, masih ada Nakhoda dan Mualim I di anjungan;

e. Keadaan cuaca saat itu angin dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 27 dan 28 knots pada penunjukkan anemometer, keadaan laut berombak dengan ketinggian lebih kurang 4 meter disertai alun/gelombang tinggi, langit berawan banyak, dan daya tampak baik (good visibility). Kapal mengoleng dan mengangguk agak kuat tapi stabil;

f. Pada ...

Page 14: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

14

f. Pada saat serah terima jaga dengan Mualim III, Saksi merasakan

cuaca bertambah buruk dan mengakibatkan kapal mengoleng dan mengangguk kuat tidak stabil, pukul 12.05 WIB. Nakhoda mengambil alih komando dan merencanakan KM. Sabahat akan kembali ke Plabuhan Tanjung Priok, haluan kapal pada saat itu 009°;

g. Ketika Nakhoda memperhitungkan sudut untuk berputar arah, tiba-tiba datang alun/gelombang besar yang menghempas lambung kapal sebelah kiri, sehingga kapal oleng kuat ke kanan, tidak kembali tegak, dan kapal tetap miring 30°;

h. Beberapa saat KKM telah berada di anjungan dan Nakhoda memerintahkan kemudi cikar kiri, Saksi tidak melihat lagi Mualim I karena sedang pergi shalat;

i. Saksi melihat Nakhoda menggunakan radio VHF untuk meminta bantuan kepada kapal-kapal, tetapi tidak ada jawaban dari kapal lain dan tiba-tiba mesin kapal kapal mati dan tidak ada arus listrik;

j. Melihat situasi kritis Nakhoda memerintahkan kepada KKM dan Mualim III untuk memberitahu para penumpang dan ABK agar berlumpul pada geladak nomor 4 sebelah kiri dan Nakhoda berteriak memerintahkan ABK untuk meluncurkan alat keselamatan yang dapat digunakan, sedangkan Saksi diperintah Nakhoda untuk menyelamatkan dokumen kapal;

k. Kemudian Saksi ikut berkumpul bersama pelayar lainnya dan setelah diperintah Nakhoda Saksi bersama pelayar lainnya terjun ke laut dan menyelamatkan diri diatas inflatable liferaft. Saksi melihat 10 unit inflatable liferaft yang bisa diluncurkan, 5 unit yang digunakan, 2 unit bocor, dan yang 3 unit hanyut terdorong ombak;

l. Akibat dari kejadian tersebut terdapat korban hilang tidak diketemukan sebanyak 4 orang ABK termasuk Mualim III dan 18 orang penumpang, sedangkan kapal beserta muatannya tenggelam pada lebih kurang pukul 12.10 WIB;

m. Alat bantu navigasi yang ada diatas kapal antara lain GPS 2 unit, radar 2 unit, radio VHF 4 unit, AIS 1 unit, navtex 1 unit, faksimile cuaca 1 unit, anemometer 1 unit, barometer aneroid 1 buah, gyro compass 1 unit, kompas magnet 1 unit, SART 1 unit, EPIR “B” 1 (satu) unit, two may comm 3 (tiga) buah, dan teropong 2 (dua) buah.

4. Saksi ...

Page 15: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

15

4. Saksi Jurumudi, Kusnadi Kusumo, dalam keadaan sehat dan di bawah

sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Hatta, Lampung Selatan Tanggal : 17 Maret 1983 Agama : Islam Alamat : Dsn Induk RT.005/01, Hatta, Bakauheni

Lampung Selatan. Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1999, di Hatta;

1) SMP, tahun 2002, di Bakauheni; 2) SMA, tahun 2005, di Bakauheni.

Kepelautan : ANTD, tahun 2008, di Semarang. Pengalaman Berlayar : 1) Kelasi, Ale Expres, tahun 2007 s/d 2008; 2) Jurumudi, KM. Sahabat, tahun 2008 s/d kejadian;

b. Saksi mengetahui adanya kejadian karena mengalami sendiri, Saksi sedang melaksanakan dinas jaga 12.00-16.00 bersama dengan Mualim III, tetapi pada saat kejadian di anjungan masih ada Nakhoda dan Mualim III;

c. Pada waktu pergantian jaga dengan Juru Mudi sebelumnya, kemudi yang digunakan secara manual karena pada waktu itu oleng karena terkena ombak dan angin dari lambung kiri, kapal dikemudikan dengan haluan 009°;

d. Saksi mendengar bahwa Nakhoda merencanakan kapal untuk kembali lagi ke Pelabuhan Tanjung Priok, karena angin dan ombak bertambah besar dan hujan;

e. Tetapi sebelum merubah haluan, KM. Sahabat terkena ombak besar dari lambung kiri kapal, sehingga kapal miring ke kanan, setelah ditunggu ternyata kapal tidak kembali tegak, Nakhoda memerintahkan KKM untuk stop mesin dan meminta supaya kemudi cikar kiri, tetapi tidak lama kemudian mesin mati;

f. Karena dorongan ombak berkali-kali kapal semakin miring kanan dan Nakhoda memerintahkan Saksi bersama KKM dan Mualim III untuk menginformasikan kepada ABK dan penumpang agar memakai baju renang (life jacket) dan segera berkumpul pada deck nomor 4 disebelah kiri, sedangkan Saksi melihat Nakhoda sendirian di anjungan;

g. Saksi ...

Page 16: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

16

g. Saksi melihat Nakhoda meminta bantuan ke kapal lain melalui radio,

tetapi kemudian radio mati karena mesin induk mati, Saksi juga melihat Nakhoda meneriakkan agar ABK segera menurunkan rakit disebelah kiri;

h. Setelah mendapat perintah untuk mencebur ke laut, Saksi langsung loncat ke laut dan naik keatas rakit yang sudah mengembang. Saksi mengapung bersama korban lainnya sampai ditolong oleh KT. Gagak dan dibawa kedarat.

5. Saksi KKM, Djajadi, dalam keadaan sehat dan di bawah sumpah,

memberikan keterangan :

a. Lahir di : Palembang Tanggal : 07 Mei 1947 Agama : Islam Alamat : Santunan Jaya RT.05/08, Jatiwaringin Pondok

Gede Bekasi Pendidikan Umum : 1) SR, tahun 1962, di Blora ;

2) SMP, tahun 1965, di Blora ; 3) STM, tahun 1968, di Semarang ;

Kepelautan : ATT III, tahun 1982 di Jakarta Pengalaman Berlayar : 1) KKM. KMP. Titian, 2006 s/d 2007 ; 2) KKM, KM. Munic, 2007 s/d 2009 ; 3) KKM, KMP. Nusa Mulia, tahun 2009 s/d 2012 ; 4) KKM, KMP. Sahabat, Tahun 2012 s/d Kejadian.

b. Saksi mengetahui adanya kejadian karena pada saat akan melaksanakan shalat dhuhur di musolla, tiba-tiba kapal miring kanan, Saksi membatalkan niatnya dan segera menuju ke anjungan karena jaraknya dekat, Saksi sudah menggunakan baju renang yang diambil dari kotak penyimpanan;

c. Setelah tiba di anjungan, Saksi diperintah Nakhoda untuk stop mesin dan ketika Nakhoda sedang menggunakan radio untuk minta tolong mesin induk dan generator mati, arus darurat cadangan tidak berfungsi karena diperkirakan baterai basah (accu) sebagai arus cadangan yang berada pada sisi kanan kapal terlempar karena tidak terikat mati dengan badan kapal;

d. Sebelum ...

Page 17: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

17

d. Sebelum kapal black out, Saksi sempat memberitahu ke kamar mesin agar yang sedang bertugas di kamar mesin segera naik;

e. Setelah mesin induk dan generator mati, Saksi diperintah oleh Nakhoda untuk membantu menurunkan liferaft, kemudian setelah diperintahkan untuk meninggalkan kapal, Saksi terjun ke laut dan naik ke life raft bergabung dengan Mualim I sampai dengan ditolong oleh KT. Gagak milik Pertamina pada petang hari;

f. Saksi sebagai KKM mempunyai tugas untuk mengkoordinir dan mengawasi kinerja ABK bagian mesin dan melaporkan kondisi permesinan kepada Nakhoda;

g. KM. Sahabat digerakkan dengan tenaga baling-baling ganda, mesin induk merk Daihatsu 2 x 2300 HP, 600 Rpm. Dilengkapi dengan 2 (dua) unit motor bantu (generator) merk Yanmar, 6 AL-HTD, 2 x 360 HP, yang semuanya dapat bekerja dengan baik;

h. Saksi bekerja diatas KM. Sahabat lebih kurang selama 1 tahun dan berdasarkan pengalamannya selama ini bila KM. Sahabat mengalami cuaca buruk tidak masalah.

6. Saksi Masinis IV, Achmad Rozi, tidak hadir dalam persidangan dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Talang Kelapa

Tanggal : 18 Juni 1984 Agama : Islam Alamat : Pangkal Balam Bangka, Jl. Prajurit KKO Harun

RT. 02/RW. 02 Bangka

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1996, di Talang Terap;

2) MTS, tahun 1999, di Banding Apung. Kepelautan : ATT IV, tahun 2006, di Jakarta.

Pengalaman Berlayar : 1) Masinis I, KM. Hitam, tahun 2006; 2) KKM, MT. Satu, tahun 2007; 3) KKM, KM. Kedo Sanjaya, tahun 2009; 4) KKM, KM. Timah 6, tahun 2011; 5) Masinis IV, KM. Sahabat, tahun 2012 s/d kejadian.

b. Pada ...

Page 18: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

18

b. Pada saat kejadian Saksi sedang beristirahat di kamar karena sedang tidak dinas jaga, mendengar ada suara ribut di luar bahwa kapal miring, maka Saksi menggunakan baju renang dan ikut keluar menuju geladak nomor 4 sebelah kiri;

c. Ketika Saksi tiba di geladak nomor 4 sebelah kiri, melihat kawan-kawan ABK sudah berkumpul dan sedang membuka life raft, dan Saksi ikut membantu;

d. Karena kapal bertambah miring dengan cepat, maka ketika melihat kawan-kawan terjun ke laut, maka Saksi segera ikut terjun dan menuju life raft yang sudah mengembang;

e. Setelah beberapa jam hanyut di laut kapal supply KT. Gagak datang menolong para korban, kemudian dibawa ke Marunda, kemudian dibawa ke Aula untuk diperiksa kesehatannya dan diberi makan, kemudian dibawa ke Hotel Cahaya untuk istirahat.

7. Saksi Kabid Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran Utama

Tanjung Priok Capt. Purgana, dalam keadaan sehat dan di bawah sumpah, memberikan keterangan :

a. Lahir di : Subang

Tanggal : 26 Juli 1969 Agama : Islam Alamat : Perum Bumi Abdi Negaai Jl. Atletik 97 pasir Karembi Subang Jawa Barat.

Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1982, di Subang;

2) SMP, tahun 1985, di Subang; 3) SMA, tahun 1988, di Subang; 4) S 2, tahun 2008, di Jakarta.

Kepelautan : 1) ANT III, tahun 1992 di Jakarta; 2) ANT II, tahun 1998 di Jakarta; 3) ANT I, tahun 2003 di Jakarta.

Pengalaman Berlayar : 1) Staf, Pusdik Perhubungan Laut, tahun 1998 s/d 2002; 2) Staf, PSCO Tanjung Priok, tahun 2004 s/d 2006; 3) Kasie, Kesyahbandaran Adpel Dumai, tahun 2006 s/d 2009; 4) Kasie, Laik Layar Tanjung Priok, tahun 2009 s/d 2012; 5) Kabid, Keselamatan Berlayar, tahun 2012 s/d sekarang.

b. Saksi ...

Page 19: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

19

b. Saksi membenarkan bahwa pada tanggal 21 Januari 2014, telah terjadi kecelakaan kapal tenggelamnya KM. Sahabat, Saksi mengetahui adanya kejadian berdasarkan laporan dari Kepala Seksi Laik Layar Saudara Jefri melalui telepon genggam lebih kurang pukul 19.00 WIB;

c. Keterlambatan menerima informasi karena tidak berfungsinya EPIR “B” kapal, dan ketidak pedulian dari kapal-kapal yang banyak melintas pada lokasi kejadian tetapi tidak mau menolong;

d. Penyebab kecelakaan dikarenakan pada bulan Januari terjadi Musim Barat dengan cuaca yang kadang-kadang sangat buruk dengan tiba-tiba;

e. Untuk mengantisipasi kondisi cuaca buruk tersebut, setiap petugas Kesyahbandaran Tanjung Priok yang melakukan tugas pemeriksaan fisik sebelum kapal berangkat, selalu mengingatkan Nakhoda akan kondisi cuaca di luar;

f. Akibat dari kecelakaan KM. Sahabat tersebut, terdapat pelayar yang hilang sebanyak 22 (dua puluh dua) orang dan setelah dilakukan pencarian oleh Tim SAR tidak diketemukan.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) serta keterangan-keterangan yang diberikan Tersangkut dan para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Mahkamah Pelayaran, tanggal 21 Juli 2014, sehubungan dengan tenggelamnya KM. Sahabat di Perairan Kepulauan Seribu, pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 12.10 WIB, maka telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal, dan Awak Kapal

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal

KM. Sahabat eks Levina 2, eks Bukit Merapin, eks Eiko Maru adalah kapal penyeberangan penumpang, dibangun tahun 1982, di Jepang, konstruksi baja, berbendera Indonesia, GT 1805. Kapal terdiri dari geladak 1 (satu) buah, berbaling-baling ganda, kapal digerakkan

oleh ...

Page 20: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

20

oleh 2 (dua) unit mesin penggerak utama terdiri dari 2 (dua) unit mesin diesel merk Daihatsu, 6 DLM-32L, 4 tak kerja tunggal, tenaga efektif 2 x 2300 HP, 600 Rpm. Kapal dilengkapi dengan mesin bantu 2 (dua) unit merk Yanmar, 6 AL-HTD, 2 x 360 HP. Kapal diklaskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan nomor register 09801 dengan tanda klass :

Lambung A 100 “RO-RO PASSENGER SHIP” Mesin SM Telah melaksanakan dock terakhir pada tanggal 24 Juli 2013 dengan 02 Agustus 2013, digalangan Tanjung Priok.

b. Surat Kapal

KM. Sahabat memiliki Surat Laut Nomor PK.205/4007/SL-PM/DK-13, dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, tanggal 19 Agustus 2013, Surat Ukur Internasional (1969), nomor 352/EEd, dikeluarkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pangkalbalam, tanggal 08 Januari 2008, Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang, nomor PK.001/279/PNP-PM/DK-14, dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan kepelautan, tanggal 13 Januari 2014, berlaku sampai dengan 01 Agustus 2014, dan surat-surat lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Awak Kapal

KM. Sahabat diawaki oleh 20 (dua puluh) orang, sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/1/17/KSOP.PKBLM-14, tanggal 04 Januari 2014, yang ditandatangani oleh KSOP Kelas IV Pangkalbalam, bahwa susunan perwira deck dan mesin untuk daerah pelayaran Kawasan Indonesia/NCV sebagai berikut : Bagian Deck : Nakhoda : Yosep Ijasah ANT III, tahun 2003; Mualim I : Mumuh Ijasah ANT III, tahun 2003; Mualim II : Cris Cahaya Sumirat Ijasah ANT V, tahun 2010; Mualim III : Syahril Subis Haesy Ijasah ANT IV, tahun 2010. Bagian Mesin : KKM : Djajadi Ijasah ATT III, tahun 2001; Masinis II : Agus Setiyono Ijasah ATT III, tahun 2008; Masinis III : Suherman Ijasah ATT IV, tahun 2011; Masinis IV : Ahmad Rozi Ijasah ATT IV, tahun 2006.

Dengan ...

Page 21: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

21

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan, surat-surat kapal lengkap, dan masih berlaku, Susunan Perwira Deck dan Mesin memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 70 tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2002 serta SK. Ditjenhubla Nomor PY.67/2/3-01, tanggal 06 November 2001, untuk daerah pelayaran LOKAL namun dalam Surat Keterangan Susunan Perwira yang ditandatangani KSOP Kelas IV Pangkalbalam tersebut terdapat ketidaksesuaian pencantuman untuk daerah pelayaran Kawasan Indonesia/NCV seharusnya dicantumkan untuk daerah pelayaran LOKAL, karena secara de facto KM. Sahabat melayani pelayaran lokal.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan kajian iklim dan keadaan laut pada Buku Kepanduan Bahari Indonesia Jilid I, serta berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, dengan suratnya tanggal 13 Juni 2014, perihal analisis keadaan angin permukaan, arus laut, cuaca, jarak penglihatan dan gelombang pada tanggal 21 Januari 2014, di wilayah Perairan Kepulauan Seribu, adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Barat laut, 23,0 – 25/30 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Tenggara, 31,1 –67,5 cm/dt Cuaca : Berawan Banyak Tinggi Gelombang berkisar : Barat laut, 2,3 m – 5,0 m Jarak Penglihatan : 6,0 – 8,0 mil

b. Menurut Buku Kepanduan Bahari Indonesia Jilid I, halaman 35 mengenai iklim di Selat Sunda disebutkan “Pada bulan Oktober musim Barat mulai bertiup dari arah Selatan-Barat daya sampai dengan Barat laut-Utara, angin ini akan mencapai kekuatan terbesar. Dalam bulan Maret angin musim mulai lemah, arah angin menjadi Selatan dan mulai berbah-ubah arah. Keadaan cuaca di Selat Sunda pada musim ini kurang baik dari pada tempat lain di Nusantara”. Dan pada halaman 54 mengenai keadaan laut, “Dapat dikatakan bahwa keadaan laut di Indonesia umumnya baik dilaut pedalaman yang terbuka keadaan laut rata-rata dalam persen adalah sebagai berikut, pada bulan Oktober sampai dengan Maret, laut tenang 67,

alun ...

Page 22: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

22

alun 19, alun tinggi 1, gelombang 10, dan gelombang tinggi 2”. Dan juga disebutkan “Di Samudera Hindia didekat pantai-pantai dari nusantara yang sering terdapat alun tinggi dibagian Selatan dari pantai Barat Sumatera, di pantai ... dan seterusnya”. Keadaan musim Barat dan kondisi alam yang terjadi pada Selat Sunda tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi perairan Kepulauan Seribu.

c. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam

Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan keterangan dihadapan sidang pemeriksaan lanjutan, mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian langit berawan banyak disertai hujan, angin Barat Laut dengan kekuatan 27 knots, keadaan laut ombak besar (rought sea) disertai alun/gelombang lebih kurang 4 meter (high swell), dan daya tampak baik (good visibility).

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Muatan

1) KM. Sahabat dengan Surat Ukur International (1969) No. 352/EEd,

diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Pangkal Balam, memiliki

Ukuran-ukuran Pokok sebagai berikut :

Panjang : 65,97 meter Lebar : 13,70 meter Dalam : 5,00 meter

Sertifikat Garis Muat International oleh Biro Klasifikasi Indonesia

(BKI) No. 004634, tanggal 2 Juli 2011 menerangkan sebagai

berikut :

- Lambung Timbul dari Garis Geladak ke Garis Muat Air Laut :

1108 mm

- Pengurangan Lambung Timbul untuk Air Tawar : 81 mm

KM. Sahabat ...

Page 23: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

23

- KM. Sahabat tercatat :

Draft Depan = 3,80 M Draft Belakang = 4,00 M Sehingga Lambung timbul pada kondisi tersebut adalah sebagai berikut : Draft rata-rata = 3,90 M Lambung Timbul pada kondisi tersebut = 5,00 – 3,90 = 1,10 M - KM. Sahabat dari kondisi diatas tidak mengalami kelebihan

muatan.

2) KM. Sahabat memiliki tata letak bangunan kapal dengan 2 (dua) geladak, yang terdiri atas geladak bawah (lower deck) dan geladak atas (upper deck). Tata letak susunan muatan dengan menempatkan 29 unit kendaraan besar dan sedang pada geladak bawah, sedangkan 12 unit kendaraan kecil ditempatkan pada geladak atas, yang kesemuanya dilasing dengan baik, sehingga tata cara pemuatan dinilai telah dilaksanakan dengan benar.

b. Stabilitas

1) Secara empiris kondisi komponen stabilitas KM. Sahabat memiliki

pembagian muatan yang proporsional, kondisi tanki air ballast dan tanki air tawar penuh, hasil perhitungan stabilitas akhir GM + 1.3 meter dan kondisi tanki bahan bakar tidak terisi penuh (30 Ton), namun permukaan bebas yang ada tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap stabilitas kapal bila mengalami olengan;

2) Pada saat kapal mendapat gaya dari luar berupa ombak dan alun/gelombang yang cukup kuat, kapal masih menunjukkan momen gaya olengan yang stabil, namun ketika kapal mendapat tekanan gaya yang kuat dari alun/gelombang selaan (nonperiodical swell) pada lambung kirinya, kapal oleng ke kanan dengan kuat, mengakibatkan muatan bergeser ke kanan sejauh lebih kurang 1,5 meter (dari broken space muatan secara horisontal), yang patut diduga karena lasingan muatan putus;

3) Akibat dari pergerseran muatan tersebut kapal miring 30°, yang secara relative mengakibatkan titik berat (G) bergerak mendekati titik pusat (M) dan momen gaya olengan menjadi kecil. Seiring dengan adanya tekanan dari lambung kiri, maka KM. Sahabat

makin miring kekanan, tg (sudut pelurus) semakin kecil, titik G dan titik M berada dalam satu garis horisontal dan akhirnya kapal tenggelam karena terjadi stabilitas negatif serta kehilangan daya apung cadangan.

Dengan ...

Page 24: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

24

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KM. Sahabat sebelum kejadian dapat diterima, sedangkan keadaan muatan dan stabilitas sesudah kejadian tidak dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak KM. Sahabat dinilai sebagai berikut : a. Tentang Navigasi

Dalam bernavigasi KM. Sahabat telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan diawaki dengan Perwira Dinas Jaga yang memadai, sehubungan dengan masalah cuaca Tersangkut Nakhoda telah memanfaatkan sumber informasi cuaca secara umum pada saat bertolak dari pelabuhan Tanjung Priok, namun Tersangkut Nakhoda tidak dapat memprediksi tentang perubahan cuaca ke depan, karena di Indonesia tidak tersedia stasiun cuaca sehingga perangkat faksimile cuaca yang tersedia di atas kapal tidak dapat difungsikan.

b. Tentang Olah Gerak

1) Ketika KM. Sahabat mendapat tekanan ombak dan alun/gelombang dari arah depan agak melintang kiri haluan kapal, Tersangkut Nakhoda masih mempertahankan pada haluan sejati 009°, sehingga kekuatan gaya yang timbul terbagi dalam victor gaya dan olah gerak kapal menjadi mengoleng dan mengangguk secara periodik;

2) Ketika Tersangkut Nakhoda belum sempat melaksanakan

rencananya untuk berolah gerak kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok, datang alun/gelombang selaan yang mengakibatkan kapal miring kekanan 30° dan Tersangkut Nakhoda mengambil tindakan stop mesin dan kemudi cikar kiri dengan maksud kapal dapat kembali tegak karena pengaruh gaya kemudi. Namun karena pengaruh gaya alun/gelombang lebih besar dari gaya kemudi, maka kapal makin bertambah miring dan tenggelam.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat dapat diterima.

5. Tentang ...

Page 25: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

25

5. Tentang Sebab Terjadinya Peristiwa Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kejadian tenggelamnya KM. Sahabat, Majelis Sidang berpendapat bahwa : a) Cuaca buruk yang dialami oleh KM. Sahabat, terutama yang

berhubungan dengan keberadaan alun/gelombang selaan (nonperiodical swell) adalah merupakan kondisi yang tidak dapat diprediksi, hal ini mengingat di Indonesia belum tersedia stasiun satelit cuaca, sehingga faksimile cuaca yang ada di atas KM. Sahabat tidak dapat difungsikan;

b) Penyebab tenggelamnya KM. Sahabat yang diawali dengan adanya alun/gelombang selaan yang kuat atau lebih kurang setinggi 5 meter dari arah lambung kiri kapal, yang menyebabkan kapal oleng kuat ke kanan, muatan bergeser ke kanan, kapal miring kanan 30° dan titik G bergeser secara relatif mendekati titik M, momen gaya olengan mengecil, kapal semakin miring kekanan karena pengaruh gaya ombak dan alun/gelombang yang terus

menerus menekan dari lambung kiri, tg (sudut pelurus) semakin mengecil hingga titik G dan titik M berada dalam satu garis horisontal dan akhirnya menyebabkan kapal tenggelam karena terjadi stabilitas negatif serta kapal kehilangan daya apungnya.

Dengan Demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab tenggelamnya KM. Sahabat sebagai akibat dari faktor cuaca buruk yang merupakan bagian dari peristiwa diluar kekuasaan manusia atau force majoure.

6. Tentang Upaya Penyelamatan

Berdasarkan pemeriksaan data dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat adalah sebagai berikut :

a. Ketika kapal miring kanan 30° dan tidak terjadi momen oleng balik, Tersangkut Nakhoda melakukan stop mesin dan kemudi cikar kiri dengan maksud agar posisi kapal kembali tegak, setelah upaya yang dilakukan tidak berhasil, Tersangkut Nakhoda meminta bantuan kepada kapal-kapal melalui radio VHF channel 16 karena kapal dalam keadaan bahaya, namun sebelum ada jawaban dari kapal lain mesin kapal mati (black out) dan seluruh peralatan yang menggunakan arus listrik tidak bisa digunakan;

b. Selanjutnya ...

Page 26: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

26

b. Selanjutnya Tersangkut Nakhoda memerintahkan kepada KKM dan

Mualim III untuk memberitahu kepada seluruh pelayar agar berkumpul pada geladak nomor 4 sebelah kiri sebagai stasiun debarkasi dan juga secara lisan memerintahkan kepada seluruh ABK agar membimbing para penumpang dan meluncurkan alat keselamatan yang bisa digunakan dan membantu dalam menggunakan life jacket;

c. Setelah Mualim I dan ABK lainnya berhasil meluncurkan lebih kurang 10 unit rakit kembung (inflatable liferaft), Tersangkut Nakhoda memerintahkan seluruh pelayar agar terjun ke laut dan naik keatas rakit kembung yang terdekat, kemudian memerintahkan agar seluruh tali tambat diputuskan serta memerintahkan 5 (lima) unit rakit kembung yang berisi para korban untuk diikat satu sama lainnya agar tidak terpisah, Tersangkut Nakhoda turun paling akhir;

d. Selama bertahan di atas rakit kembung, secara bergantian diluncurkan isyarat bahaya phyro technic sampai dengan para korban ditolong oleh KT. Gagak milik Pertamina, yang selanjutnya dievakuasi ke darat;

e. Dalam kecelakaan tenggelamnya KM. Sahabat, 18 (delapan belas) penumpang dan 4 (empat) orang awak kapal tidak diketemukan, kapal beserta seluruh muatan tenggelam dan tidak terdapat polusi minyak.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang telah dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus tenggelamnya KM. Sahabat, pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 12.10 WIB, di Perairan Kepulauan Seribu, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda dalam menyusun muatan ataupun dalam

mengatur stabilitas kapal telah dilaksanakan dengan benar dan dalam bernavigasi ataupun dalam berolah gerak telah dilaksanakan sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), sehingga perbuatannya dinilai bukan merupakan bagian dari penyebab tenggelamnya KM. Sahabat;

b. Faktor ...

Page 27: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

27

b. Faktor cuaca buruk dengan alun/gelombang selaan (non periodical swell) yang tidak dapat diprediksi oleh Tersangkut Nakhoda sebagai akar penyebab dari proses tenggelamnya KM. Sahabat.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship) dan dinilai telah memenuhi kewajibannya sesuai amanah Pasal 342 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, sedangkan peristiwa tenggelamnya KM. Sahabat adalah sebagai akibat dari cuaca buruk yang merupakan bagian dari peristiwa force majoure.

8. Tentang Hal–Hal yang Meringankan dan Memberatkan. Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Hal yang meringankan

- Tidak ada.

b. Hal yang memberatkan

- Tidak ada. D. Putusan

Atas dasar kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa kecelakaan kapal tenggelam KM. Sahabat, pada tanggal 21 Januari 2014, pukul 12.10 WIB, di Perairan Kepulauan Seribu adalah dikarenakan faktor cuaca buruk yang tidak dapat diprediksi dan merupakan bagian dari peristiwa force majoure.

II. Menyatakan ...

Page 28: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

28

II. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship) dan dinilai telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan amanah Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

III. Membebaskan Tersangkut Nakhoda KM. Sahabat, Yosef, tanggal lahir

07 Mei 1969, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT III, nomor 6200042145N30203, tahun 2003.

IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Tersangkut.

Demikian putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta pada hari Senin, tanggal 01 September 2014, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, serta dihadiri oleh Tersangkut.

Ketua : .............................. Capt. A. Utoyo Hadi, S.H., M.Si., M.Mar. Anggota

:

...............................

Capt. Gajah Rooseno

Anggota

:

..............................

Rusman Hoesien, M. Sc.

Anggota

:

..............................

Ir. Budi Prasetyo

Anggota

:

...............................

Muryamtini, S. H.

Sekretaris

:

..............................

Bambang Sudarmanto, S.H., M.Si.

Page 29: PUTUSAN NOMOR HK.2010/33/IX/MP - …mahpel.dephub.go.id/putusan/_shared/upload/putusan/pdf/5fcbbb... · c. Setelah surat-surat kapal dan dokumen kapal diserahkan oleh petugas keagenan

`

29