PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN DEMI KEADILAN ... · PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT...
Transcript of PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN DEMI KEADILAN ... · PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT...
Hal. 1 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
PUTUSAN
Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan memutus perkara
perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara perlawanan antara:
PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk, berkedudukan di Jalan
Jenderal Sudirman Nomor 44-46 Jakarta Pusat,
selanjutnya disebut sebagai : Pembanding semula
Terlawan;
Lawan:
1. PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di Jalan Pemuda
Nomor 11 Medan, selanjutnya disebut sebagai :
Terbanding I semula Pelawan I;
2. IMELDA, dalam hal ini berkapasitas sebagai Direksi PT. MAJA
AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di jalan Panglima
Denai Gang Hasibuan Nomor 7-B, Kelurahan Amplas,
Kecamatan Medan Amplas Medan, selanjutnya disebut
sebagai : Terbanding II semula Pelawan II;
3. HANSEN LAURENCE, dalam hal ini berkapasitas sebagai
Komisaris PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan
di jalan Sutomo Ujung Nomor 58, Kelurahan Durian,
Kecamatan Medan Timur, Medan, selanjutnya disebut
sebagai : Terbanding III semula Pelawan III;
4. UPINY KUWANTO, berkedudukan di Jalan Sutomo Ujung Nomor
58, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Medan,
selanjutnya disebut sebagai : Terbanding IV semula
Pelawan IV;
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara Nomor : 215/PDT/2015/PT.MDN,
dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;
Hal. 2 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Setelah membaca salinan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara
tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA:
Menimbang, bahwa Pelawan dengan surat Perlawanannya tanggal 11
Maret 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan pada hari itu juga dalam Register Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn
telah mengajukan perlawanan sebagai berikut:
I. LEGAL STANDING PARA PELAWAN
1. Bahwa Pelawan I, Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV adalah
pihak yang berkedudukan sebagai Termohon Eksekusi I,
Termohon Eksekusi II, Termohon Eksekusi III dan Termohon
Eksekusi IV dalam Penetapan No. 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 207 HIR atau Pasal 225
RBG, pihak Termohon Eksekusi dapat mengajukan perlawanan
terhadap penetapan eksekusi. Dengan demikian Para Pelawan
memiliki legal standing untuk mengajukan Gugatan Perlawanan
ini.
II. HUBUNGAN HUKUM PARA PELAWAN DENGAN TERLAWAN
3. Bahwa antara Pelawan I dengan Terlawan telah mengadakan
suatu perjanjian kredit, yaitu:
a. Fasilitas Kredit Investasi Refinancing;
b. Fasilitas Investasi Baru;
c. Fasilitas Kredit KMK-1;
d. Fasilitas Kredit KMK-2;
e. Fasilitas Kredit PJI-KMKI.
4. Bahwa atas fasilitas kredit tersebut, Pelawan I telah memberikan
jaminan, berupa:
a. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003 Peringkat I
tanggal 20 Oktober 2003 Jo Sertifikat Hak Tangungan No.
767/2004, tanggal 10 Februari 2004 atas sertifikat Hak
Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai, Kel. Medan
Hal. 3 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Polonia, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara
seluas 1.116 M2 atas nama Lipiny Kuwanto (Pelawan IV):
b. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003 Peringkat I
tanggal 21 Oktober 2003 Jo Sertifikat Hak Tangungan No.
1022/2004 Peringkat II tanggal 24 Januari 2004 atas:
- Sertifikat Hak Milik No. 899/Desa Sidodadi, Kec. Medan
Timur, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara
seluas 95 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).
- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan
Timur, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera utara
seluas 125 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).
c. Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005 Peringkat I
tanggal 14 September 2005 Jo Sertifikat Hak Tanggungan
No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008 atas:
- Sertifikat Hak Milik No. 500/Kel. Aur, Kec. Medan
Maimun, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara
seluas 1.784 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).
5. Bahwa pada tanggal 5 Maret 2012, Terlawan mengajukan
Permohonan PKPU terhadap Pelawan I di Pengadilan Niaga
Medan, teregister dengan No 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan,
dengan mengajukan nama-nam kreditor fiktif. Padahal saat itu
Pelawan I masih sanggup untuk membayar hutang-hutangnya.
6. Bahwa karena Pelawan telah mengajukan kreditor fiktif, maka
Putusan Pengadilan Negeri Medan No.
03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan, menolak permohonan PKPU
yang diajukan Pelawan terhadap Terlawan I.
7. Bahwa berdasarkan perbuatan dari Terlawan terthadap Pelawan I,
terbukti Terlawan telah melakukan suatu itikad buruk.
III. TERLAWAN TIDAK BERHAK UNTUK MENGEKSEKUSI OBJEK HAK
TANGGUNGAN
8. Bahwa Pengadilan Niaga Medan telah menjatuhkan Putusan No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn tertanggal 13 Juli 2012. Adapun
amar putusannya, pada intinya adalah mengabulkan permohonan
PKPU dari saudara Erwito dan menetapkan PKPU Sementara
selama 45 (empat puluh lima) hari.
Hal. 4 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
9. Bahwa atas Putusan PKPU tersebut, Pelawan I mengajukan
Proposal Perdamaian tertanggal 6 Agustus 2012 kepada seluruh
kreditur, termasuk Terlawan.
10. Bahwa didalam Proposal Perdamaian tertanggal 6 Agustus 2012
Pelawan I mengajukan penawaran restrukturisasi hutang disertai
dengan pemberian jaminan berupa Hak Tanggungan (yang
diantaranya adalah Hak Tanggungan yang sebelumnya dikuasai
oleh Terlawan berdasarkan fasilitas kredit. (merujuk kepada dalil
no. 4) yang dibagi secara pari passu dengan seluruh kreditur
separatis.
11. Bahwa setelah diajukannya Proposal Perdamaian tanggal 6
Agustus 2012, telah dilakukan voting diantara seluruh kreditur.
Proposal Perdamaian yang diajukan oleh Pelawan I telah
mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur, kecuali Terlawan.
Dengan persetujuan dari para Kreditur maka telah tercapai
kesepakatan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 281 ayat
(1) UU Kepailitan, dengan mengingat bahwa piutang Terlawan
hanya sekitar 27% dari seluruh total hutang para kreditur.
12. Bahwa dengan tercapainya kesepakatan maka seluruh jaminan
(termasuk Hak Tanggungan yang sebelumnya dikuasa Terlawan)
diberikan untuk pelaksanaan restrukturisasi hutang yang dibagi
secara pari passu kepada seluruh kreditur separatis kecuali
Terlawan.
13. Bahwa atas dasar persetujuan dari para kreditur (termasuk
Penggugat II dan Penggugat III) terhadap Proposal Perdamaian
tertanggal 6 Agustus 2012, Pengadilan Niaga Medan menjatuhkan
Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012, yang
amarnya sebagai berikut:
- Mengesahkan Perdamaian tertanggal 14 Agustus 2012 yang
disepakati oleh Erwito (Pemohon PKPU), Termohon PKPU PT
Maja Agung Latexindo, PT Sri Rahayu Agung, PT Darsum, PT
Morelia Carpio Mining, 37 pemegang surat sanggup tersebut;
- Menghukum para pihak untuk mentaati isi perdamaian yang
telah disepakati tersebut;
- Menyatakan Pengesahan Perdamaian ini tidak mengikat
Kreditor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.;
Hal. 5 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
- Memerintahkan Pengurus untuk mengumumkan putusan
Pengesahan Perdamaian ini dalam surat kabar harian nasional
dan dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia;
- Menetapkan biaya dan jasa Pengurus seluruhnya sebesar Rp.
274.936.380,00 (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan
ratus tiga puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh rupiah)
dibebankan kepada Termohon PKPU PT Maja Agung
Latexindo;
- Menghukum Pemohon dan Termohon PKPU untuk membayar
biaya perkara untuk seluruhnya yang sampai saat ini
diperhitungkan sebesar Rp. 1.051.000,00 (satu juta lima puluh
satu rupiah).
14. Bahwa terbitnya Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012
berakibat Terlawan tidak lagi berhak untuk mengeksekusi Hak
Tanggungan.
15. Bahwa jika Pengadilan Negeri Medan berdasarkan Penetapan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 melakukan
eksekusi objek Hak Tanggungan yang dimohonkan Terlawan,
akan merugikan Para Pelawan dan para kreditur lain yang terikat
dengan Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012.
16. Bahwa terbukti terbitnya Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 bertentangan
dengan Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012.
17. Bahwa sangat berdasar jika Para Pelawan memohon agar Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini memberikan putusan yang
menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki
daya perintah pelaksanaan eksekusi dan non eksekutabel.
IV. PETITUM
Berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum yang dikemukakan di atas,
Para Pelawan memohon agar Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
berkenan memberikan putusan sebagai berikut:
Hal. 6 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
1. Menyatakan Para Pelawan adalah Para Pelawan yang baik (goed
opposant)
2. Menyatakan Peneteapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki
daya perintah pelaksanaan eksekusi.
3. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 non
eksekutabel.
4. Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara yang timbul
dalam semua tingkat peradilan.
Menimbang, bahwa atas perlawanan Pelawan tersebut Terlawan
melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban pada tanggal 26 Juni 2014 pada
pokoknya sebagai berikut:
TERLAWAN Berhak Untuk Mengajukan Permohonan Eksekusi Atas Objek
Jaminan Hak Tanggungan
1. Bahwa pertama-tama TERLAWAN akan menguraikan alasan-alasan dan
dasar hukum diajukannya Permohonan Eksekusi a quo.
2. Bahwa TERLAWAN telah memberikan fasilitas-fasilitas kredit kepada
PELAWAN I sebagaimana terbukti dari akta-akta yang telah ditandatangani
oleh TERLAWAN dan PELAWAN I, sebagai berikut :
a) Kredit Investasi sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua puluh satu milyar
sembilan puluh dua juta Rupiah), yang terdiri dari :
- Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,- (sepuluh
milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah).
- Kredit Investasi Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh milyar
seratus tujuh puluh juta Rupiah).
Dengan jangka waktu selama 72 (tujuh puluh dua) bulan termasuk
grace period selama 6 (enam) bulan yang harus sudah dilunasi pada
tanggal 27 Mei 2011 sebagaimana Akta Perjanjian Kredit Investasi
Nomor : 15 tanggal 27 Mei 2005 yang dibuat di hadapan Syahril
Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 15
tanggal 27 Mei 2005”).
b) Kredit Modal Kerja yang terdiri dari:
i. Kredit Modal Kerja I sebesar USD 5,191,527.62.
ii. Kredit Modal Kerja II sebesar USD 1,146,496.82.
Hal. 7 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Dengan jangka waktu pelunasan selama 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi
pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana Akta Persetujuan
Perpanjangan Waktu Kredit Modal Kerja I dan Kredit Modal Kerja II
Nomor : 23 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan Syahril
Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 23
tanggal 30 Maret 2009”).
c) Kredit Modal Kerja Impor sebesar USD 500,000.- dengan jangka waktu
pelunasan selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 15
Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009
sebagaimana Akta Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal
Kerja Impor Nomor : 24 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan
Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No.
24 tanggal 30 Maret 2009”).
Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 dan
Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 selanjutnya disebut pula sebagai
“Perjanjian Kredit”.
3. Bahwa untuk menjamin pelunasan atas kewajiban PELAWAN I kepada
TERLAWAN tersebut, telah diberikan jaminan berupa hak tanggungan
antara lain sebagai berikut :
a) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 72/2/M.Polonia/2003 tanggal
18 September 2003 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003
Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 Jo. Akta Pemberian Hak
Tanggungan No. 101/4/M.Polonia/2003 tanggal 31 Desember 2003
Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 767/2004 Peringkat II tanggal 10
Februari 2003 atas :
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai, Kec.
Medan Polonia, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas
1.116 m² atas nama Lipiny Kuwanto/PELAWAN IV yang telah
dimohonkan perpanjangannya sebagaimana Surat Keterangan
Notaris/PPAT Aida Selli Siburian, SH. Nomor : 05/ASS/I/2014
tanggal 7 Januari 2014;
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak
Hal. 8 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta
Rupiah).
b) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 70/8-9/M. Timur/2003 tanggal
18 September 2003 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003
Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 Jo. Akta Pemberian Hak
Tanggungan No. 100/10-11/M.Timur/2003 tanggal 31 Desember 2003
Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 1022/2004 Peringkat II tanggal 24
Februari 2004 atas :
- Sertifikat Hak Milik No. 889/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur,
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 95 m² atas
nama Hansen/PELAWAN III;
- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur,
Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 125 m² atas
nama Hansen/PELAWAN III;
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak
Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta
Rupiah).
c) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 52/1/M. Maimun/2005 tanggal
19 Agustus 2005 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005
Peringkat I tanggal 14 September 2005 Jo. Akta Pemberian Hak
Tanggungan No. 33/2008 tanggal 29 April 2008 Jo. Sertifikat Hak
Tanggungan No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008 atas :
- Sertifikat Hak Milik No. 500/Desa Aur, Kec. Medan Maimun, Kota
Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 1.784 m² atas nama
Hansen/PELAWAN III;
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
23.081.000.000,- (dua puluh tiga milyar delapan puluh satu juta
Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp.
3.000.000.000,- (tiga milyar Rupiah).
4. Bahwa namun demikian dalam perkembangannya PELAWAN I telah lalai
melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada TERLAWAN sesuai
Hal. 9 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Perjanjian Kredit. Sehubungan dengan kelalaian PELAWAN I tersebut,
maka TERLAWAN telah menyampaikan surat-surat peringatan kepada
PELAWAN I sebagai berikut :
- Surat No. B.436-RPK/RPS/02/2011 tanggal 25 Februari 2011 perihal :
Peringatan Pertama;
- Surat No. B.511-RPK/RPS/03/2011 tanggal 7 Maret 2011 perihal :
Peringatan Kedua;
- Surat No. B.1078-RPK/RPS/05/2011 tanggal 2 Mei 2011 perihal :
Peringatan Ketiga;
- Surat Ref No. : 002/LF/MAJA/II/2012 tanggal 23 Februari 2012 perihal :
Tanggapan Surat PT. Maja Agung Latexindo No. 034/MAL/II/12/OFF
tertanggal 14 Februari 2012 dan Pernyataan Default serta Somasi.
5. Bahwa meskipun TERLAWAN telah memperingatkan PELAWAN I untuk
menyelesaikan kewajiban PELAWAN I yang telah jatuh tempo kepada
TERLAWAN, namun demikian PELAWAN I tetap tidak melakukan
pembayaran sesuai dengan jumlah dan tata cara yang telah diperjanjikan,
di mana hal tersebut jelas merupakan kejadian kelalaian sebagaimana
yang diatur dalam bagian event of default yaitu Pasal 9 huruf a dan huruf h
Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a dan huruf k Akta No.
23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a dan huruf k Akta No. 24
tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril
Sofyan, SH., Notaris di Medan.
Pasal 9 huruf a dan huruf h Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, mengatur
sebagai berikut:
“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan
menghentikannya, BANK berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah
diadakan dengan DEBITUR dan seluruh hutang DEBITUR dengan
seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh BANK dapat ditagih
dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang
disebutkan dalam Pasal 11 dan 12 dari syarat model SU-BANK, dan yang
berikut dibawah ini, antara lain :
a. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban lain
tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.
b. .... ;
c. .... ;
Hal. 10 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
d. .... ;
e. .... ;
f. .... ;
g. .... ;
h. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya
sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau
peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan
diperlukan oleh BANK kemudian.
i. .... ;
j. ... ;
Pasal 7 huruf a dan huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009
Jo.Pasal 8 huruf a dan huruf k Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009,
mengatur sebagai berikut :
“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan
menghentikannya, Bank berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah
diadakan dengan Debitur dan seluruh hutang Debitur dengan seketika atau
pada waktu yang ditentukan oleh Bank dapat ditagih dengan tidak perlu
minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang disebutkan dalam
pasal 11 dan 12 syarat Model SU-BANK, dan yang berikut dibawah ini :
a. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya
sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau
peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan
diberlakukan oleh BANK;
b. .... ;
c. .... ;
d. .... ;
e. .... ;
f. .... ;
g. .... ;
h. .... ;
i. .... ;
j. ... ;
k. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban lain
tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.
Catatan : garis bawah dan penebalan kata, ditambahkan.
Hal. 11 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
6. Bahwa oleh karena PELAWAN I telah lalai melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan tata cara pembayaran yang telah disepakati oleh
TERLAWAN dan PELAWAN I, maka kewajiban PELAWAN I kepada
TERLAWAN seluruhnya menjadi jatuh waktu dan dapat ditagih di mana
total kewajiban PELAWAN I kepada TERLAWAN per tanggal 21 Januari
2014 adalah sebesar Rp. 1.567.278.779 dan USD 9,560,942.76.
7. Bahwa sehubungan dengan telah lalainya PELAWAN I dalam memenuhi
kewajibannya tersebut, maka berdasarkan Pasal 20 ayat (1) huruf b UU
No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut “UU Hak
Tanggungan”), TERLAWAN selaku pemegang hak tanggungan
mempunyai hak untuk memohonkan eksekusi Hak Tanggungan atas aset-
aset yang menjadi jaminan utang PELAWAN I kepada TERLAWAN untuk
pelunasan piutang TERLAWAN dengan hak mendahulu dari pada kreditor-
kreditor lainnya.
Pasal 20 ayat (1) UU Hak Tanggungan mengatur sebagai berikut :
(1) Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:
a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau
b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak
Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk
pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak
mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
8. Berdasarkan alasan-alasan dan dasar hukum di atas, maka TERLAWAN
telah mengajukan Permohonan Fiat Eksekusi kepada Yang Mulia Ketua
Pengadilan Negeri Medan agar berkenan untuk melakukan aanmanning
terhadap PELAWAN I agar dalam waktu 8 (delapan) hari kalendar sejak
diperingatkan, melunasi seluruh kewajibannya kepada TERLAWAN yang
per tanggal 21 Januari 2014 adalah sebesar Rp. 1.567.278.779 dan USD
9,560,942.76. Dalam hal PELAWAN I tidak melunasi kewajibannya, maka
TERLAWAN memohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri
Medan agar meletakkan sita eksekusi dan selanjutnya melakukan
Hal. 12 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
penjualan di muka umum melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang yang berwenang atas aset-aset yang menjadi jaminan utang
PELAWAN I kepada TERLAWAN.
9. Bahwa oleh karena Permohonan Fiat Eksekusi yang diajukan oleh
TERLAWAN telah sesuai dengan Perjanjian Kredit dan Pasal 20 ayat (1)
huruf b UU Hak Tanggungan, maka Ketua Pengadilan Negeri Medan telah
mengeluarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 yang pada pokoknya
menegur (aanmaning) PELAWAN I untuk membayar kewajibannya yang
telah jatuh waktu dan dapat ditagih kepada TERLAWAN.
TERLAWAN adalah Pihak yang Beritikad Baik
10. Bahwa PARA PELAWAN dalam butir 5 s/d 7 Perlawanan a quo pada
pokoknya mendalilkan bahwa TERLAWAN adalah pihak yang beritikad
buruk karena TERLAWAN telah mengajukan Permohonan PKPU Perkara
No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan yang di dalamnya terdapat nama-
nama kreditor fiktif.
11. Bahwa dalil PARA PELAWAN tersebut merupakan dalil yang tidak relevan
di samping juga sangat keliru. Dalil PARA PELAWAN tersebut tidak
relevan karena tidak ada hubungannya antara permohonan eksekusi yang
diajukan oleh TERLAWAN dalam perkara a quo dengan itikad baik
TERLAWAN dalam mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
12. Di samping itu dalil PARA PELAWAN tersebut juga sangat keliru. Dalam
Permohonan PKPU Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan
tertanggal 5 Maret 2012, TERLAWAN mendalilkan bahwa PELAWAN I
mempunyai kreditor lain yaitu PT. Bank CIMB Niaga Tbk Syariah Cabang
Jakarta dan Citibank NA Cabang Jakarta Sudirman serta Citibank NA
Cabang Medan Imam Bonjol.
13. Bahwa dalam persidangan Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan,
PELAWAN I telah mengajukan bukti dalam persidangan yang pada
pokoknya menyatakan bahwa kredit PT. Maja Agung Latexindo telah
Hal. 13 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
lunas. Sebagai contoh, TERLAWAN kutip daftar bukti PELAWAN I sebagai
berikut :
Butir 9 Daftar Bukti Termohon PKPU/PELAWAN I tertanggal 21 Maret
2012
“9. Bukti Termohon PKPU – 4 : Surat PT. Bank CIMB Niaga Tbk Cabang
Jakarta Syariah tertanggal 19 Maret 2012
Keterangan :
Bukti ini menerangkan bahwa status kredit Nasabah PT. Maja Agung
Latexindo telah lunas.”
Catatan : garis bawah dan penebalan kata, ditambahkan.
14. Bahwa berdasarkan uraian di atas telah terbukti bahwa pihak-pihak yang
didalilkan sebagai kreditor lain dari PELAWAN I adalah kreditor yang sah
dan bukan kreditor fiktif dari PELAWAN I. Apabila di tengah-tengah
persidangan Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan, utang
PELAWAN I kepada pihak-pihak tersebut dilunasi, hal tersebut tidak berarti
bahwa PELAWAN I tidak pernah berutang kepada pihak-pihak tersebut.
15. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa TERLAWAN tidak pernah
mengajukan kreditor fiktif dalam Perkara No.
03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan. Dengan demikian jelas bahwa dalil
PARA PELAWAN bahwa TERLAWAN adalah pihak yang beritikad buruk
dalam mengajukan Permohonan PKPU Perkara No.
03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan sebagaimana butir 5 s/d 7 Perlawanan a
quo, harus ditolak untuk seluruhnya.
Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.
tanggal 29 Agustus 2012 Tidak Menghalangi TERLAWAN Untuk
Mengeksekusi Objek Hak Tanggungan
16. Bahwa PARA PELAWAN dalam butir 8 s/d 17 Perlawanan a quo pada
pokoknya mendalilkan bahwa TERLAWAN tidak berhak untuk
mengeksekusi objek hak tanggungan karena telah ada kesepakatan antara
PELAWAN I dan para kreditor separatis yang lain (kecuali TERLAWAN)
untuk membagi seluruh jaminan kebendaan (termasuk yang telah
Hal. 14 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
dijaminkan kepada TERLAWAN) kepada seluruh kreditur separatis
sebagaimana Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29 Agustus 2012. Dengan kata
lain, PELAWAN I membuat kesepakatan dengan PT. SRI RAHAYU
AGUNG dan PT. DARSUM untuk membagi-bagi hak tanggungan yang
telah diberikan kepada TERLAWAN tanpa persetujuan TERLAWAN dan
selanjutnya mendalilkan bahwa apabila TERLAWAN mengajukan
permohonan eksekusi atas objek hak tanggungan, maka hal tersebut akan
merugikan PARA PELAWAN dan para kreditur lain yang terikat dengan
Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.
tanggal 29 Agustus 2012.
17. Bahwa dalil PARA PELAWAN tersebut merupakan dalil yang sama sekali
tidak benar dan tidak berdasar hukum karena Putusan Pengesahan
Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29 Agustus
2012 tidak mengikat TERLAWAN. Hal ini disebabkan TERLAWAN telah
menolak rencana perdamaian yang diajukan oleh PELAWAN I dalam
perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. sebagaimana Daftar
Perhitungan Suara Kreditor Separatis PT. Maja Agung Latexindo (Dalam
PKPU) Sementara.
18. Bahwa berdasarkan Pasal 286 UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut “UU
Kepailitan dan PKPU”), perdamaian yang telah disahkan mengikat semua
kreditor, kecuali kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2) UU Kepailitan dan
PKPU.
Pasal 286 UU Kepailitan dan PKPU :
“Perdamaian yang telah disahkan mengikat semua Kreditor, kecuali
Kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2).”
19. Oleh karena TERLAWAN sebagai kreditor separatis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2) UU Kepailitan dan PKPU tidak
menyetujui rencana perdamaian yang telah disahkan berdasarkan Putusan
Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29
Hal. 15 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Agustus 2012, maka berdasarkan Pasal 286 UU Kepailitan dan PKPU,
Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.
tertanggal 29 Agustus 2012 tidak mengikat TERLAWAN.
20. Pada kenyataannya tidak terikatnya TERLAWAN pada perjanjian
perdamaian yang dibuat oleh PELAWAN I dan para kreditor separatis
(kecuali TERLAWAN) juga dipertegas berdasarkan dasar hukum yang
digunakan PARA PELAWAN sendiri dalam perkara a quo yaitu Putusan
Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29
Agustus 2012 di mana dalam pertimbangan hukum paragraf 5 dan 6
halaman 16 dan butir 3 amar Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012, Majelis Hakim
Pengadilan Niaga Medan telah mempertimbangkan dan memutuskan
bahwa Perdamaian tidak berlaku dan tidak mengikat TERLAWAN
sebagaimana ketentuan Pasal 286 Undang-Undang Nomor 37 tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (selanjutnya disebut “UU Kepailitan dan PKPU”).
Paragraf 5 dan 6 halaman 16 Putusan Pengesahan Perdamaian
No.05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 :
“Menimbang, bahwa oleh karena Kreditur PT. BRI menolak rencana yang
telah disepakati menjadi Perdamaian tersebut, maka sesuai Pasal 286
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Perdamaian tersebut tidak berlaku
atau tidak mengikat terhadap Kreditur BRI;”
Butir 3 Amar Putusan Pengadilan Niaga Medan No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 :
- Mengesahkan Perdamaian tertanggal 14 Agustus 2012 yang telah
disepakati oleh Erwito (Pemohon PKPU), Termohon PKPU PT. Maja
Agung Latexindo, PT. Sri Rahayu Agung, PT. Darsum, PT. Morelia
Carpio Mining, 37 Pemegang Surat Sanggup tersebut;
- Menghukum para pihak untuk mentaati isi perdamaian yang telah
disepakati tersebut;
- Menyatakan Pengesahan Perdamaian ini tidak mengikat Kreditur
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk;
Hal. 16 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
- Memerintahkan Pengurus untuk mengumumkan Putusan Pengesahan
Perdamaian ini dalam surat kabar harian nasional dan dalam Berita
Negara Republik Indonesia;
- Menetapkan biaya dan jasa Pengurus seluruhnya sebesar Rp.
274.936.380,- (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus tiga
puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh Rupiah) dibebankan kepada
Termohon PKPU PT. Maja Agung Latexindo;
- Menghukum Pemohon dan Termohon PKPU untuk membayar biaya
perkara untuk separuhnya yang sampai saat ini diperhitungkan
sebesar Rp. 1.051.000,- (satu juta lima puluh satu ribu Rupiah);
Catatan : penebalan kata, ditambahkan.
21. Hal ini kembali dipertegas berdasarkan paragraf 2 halaman 34 Putusan
Kasasi Mahkamah Agung RI No. 728 K/PDT/2012 tanggal 11 Januari 2013
di mana Majelis Kasasi Mahkamah Agung RI pada pokoknya
mempertimbangkan bahwa oleh karena TERLAWAN telah menolak
rencana perdamaian yang diajukan oleh PELAWAN I, maka rencana
perdamaian tersebut tidak mengikat TERLAWAN.
Paragraf 2 Halaman 34 Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 728
K/PDT/2012 tanggal 11 Januari 2013 :
“Bahwa perjanjian perdamaian tanggal 14 Agustus 2012 telah sesuai
dengan Pasal 205 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, maka
perjanjian tersebut mengikat pihak yang menyetujuinya dan karena
Kreditor BRI menolak rencana yang telah disepakati menjadi
perdamaian tersebut tidak mengikat terhadap Kreditor BRI.”
Catatan : penebalan kata, ditambahkan.
22. Di samping itu berdasarkan Pasal 1340 KUH Perdata, perjanjian
perdamaian yang dibuat dan disetujui oleh PELAWAN I dan para
kreditornya kecuali TERLAWAN, hanya berlaku terhadap PELAWAN I dan
pihak-pihak yang menyetujuinya dan sama sekali tidak berlaku dan tidak
dapat membawa rugi kepada TERLAWAN. Tujuan dari ketentuan Pasal
1340 KUH Perdata adalah agar pihak yang tidak menyetujui suatu
perjanjian yang dibuat pihak lain tidak dirugikan oleh perjanjian tersebut.
Sebagai contoh, A adalah kreditor pemegang hak tanggungan atas aset
Hal. 17 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
dari debitor D. Bahwa B dan C selaku kreditor lain dari D membuat
kesepakatan di antara mereka sendiri untuk ikut sebagai pemegang hak
tanggungan bersama-sama dengan A. Apabila A tidak menyetujui
masuknya B dan C untuk bersama-sama dengan A menjadi pemegang hak
tanggungan atas aset tersebut, maka kesepakatan yang dibuat oleh B dan
C tersebut sama sekali tidak mengikat A.
Pasal 1340 KUH Perdata :
“Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.
Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga; tak
dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karenanya, selain dalam hal
yang diatur dalam pasal 1317.”
23. Dengan demikian perjanjian perdamaian yang dibuat oleh PELAWAN I dan
para krediturnya yang mengatur bahwa hak tanggungan yang sudah
diberikan kepada TERLAWAN harus dibagi-bagi kepada seluruh kreditor
separatis dari PELAWAN I, tanpa persetujuan dari TERLAWAN, tidak
dapat membawa rugi kepada TERLAWAN atau dengan kata lain tidak
mengikat TERLAWAN.
24. Bahwa berdasarkan uraian di atas terbukti bahwa perjanjian perdamaian
yang dibuat oleh PELAWAN I dan para kreditor separatis (kecuali
TERLAWAN) dan Putusan Pengesahan Perdamaian No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 sama sekali tidak
mengikat TERLAWAN. Oleh karena itu perjanjian perdamaian yang dibuat
oleh PELAWAN I dan para krediturnya (kecuali TERLAWAN) dan Putusan
Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29
Agustus 2012 tidak berlaku dan tidak mengurangi hak-hak TERLAWAN
berdasarkan Perjanjian Kredit, Akta-akta Pemberian Hak Tanggungan dan
sertifikat-sertifikat Hak Tanggungan untuk mengeksekusi aset-aset yang
merupakan jaminan utang PELAWAN I kepada TERLAWAN sebagaimana
yang telah diuraikan pada butir 1 s/d butir 9 di atas. Dengan demikian
seluruh dalil-dalil perlawanan PARA PELAWAN yang didasarkan pada
Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.
tanggal 29 Agustus 2012 harus ditolak untuk seluruhnya.
Hal. 18 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
25. Bahwa dengan mendalilkan bahwa TERLAWAN tidak dapat mengeksekusi
objek Hak Tanggungan berdasarkan perjanjian perdamaian yang tidak
pernah disepakatinya, maka PARA PELAWAN adalah pihak yang
sebenarnya beritikad buruk yang berusaha untuk merugikan TERLAWAN
selaku badan usaha milik negara yang bergerak di bidang perbankan. Oleh
karena itu TERLAWAN me-reserve hak-haknya untuk melaporkan tindakan
pihak-pihak yang mencoba merugikan TERLAWAN kepada aparat
penegak hukum yang berwenang.
26. Bahwa berdasarkan segenap uraian tersebut di atas, terbukti bahwa dalil-
dalil PELAWAN dalam Perlawanan a quo merupakan dalil-dalil yang
mengada-ngada dan tidak berdasar hukum sehingga harus ditolak untuk
seluruhnya. Sebaliknya, permohonan eksekusi yang diajukan oleh
TERLAWAN kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan terbukti merupakan
permohonan yang sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Oleh karena itu Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 yang mengabulkan
permohonan eksekusi yang diajukan oleh TERLAWAN telah tepat dan
benar. Dengan demikian sangat berdasar hukum bagi Majelis Hakim Yang
Mulia untuk menguatkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka TERLAWAN dengan ini
memohon dengan hormat kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Medan yang mengadili perkara a quo agar berkenan untuk
memberikan putusan dengan amar sebagai berikut :
1. Menolak Perlawanan yang diajukan oleh PARA PELAWAN untuk
seluruhnya;
2. Menguatkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014;
3. Menghukum PARA PELAWAN untuk membayar biaya perkara.
Menimbang, bahwa atas Perlawanan Pelawan tersebut Pengadilan
Negeri Medan telah menjatuhkan putusan tanggal 16 Nopember 2014 Nomor
118 /Pdt.Plw/2014/PN.Mdn yang amarnya sebagai berikut :
Hal. 19 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
M E N G A D I L I :
1. Menyatakan Pelawan I, Pelawan II, Pelawan II dan Pelawan IV masing-
masing adalah Pelawan yang baik (goed opposant) ;
2. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki daya
perintah pelaksanaan eksekusi ;
3. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 non eksekutabel ;
4. Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
531.000,- (lima ratus tiga puluh satu ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Permohonan Banding
Nomor 160/2014 tanggal 3 Desember 2014 yang dibuat oleh SUGENG
WAHYUDI,SH.MM Panitera Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan
bahwa Kuasa Terlawan telah menyatakan banding terhadap putusan
Pengadilan Negeri Medan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19
Nopember 2014 yang telah diberitahukan kepada Kuasa Para Terbanding
semula Para Pelawan pada tanggal 6 Pebruari 2015;
Menimbang, bahwa HJ. MARTALINA,SH, Jurusita Pengganti pada
Pengadilan Negeri Medan telah menyerahkan memori banding dari Pembanding
semula Terlawan kepada ParaTerbanding semula Para Pelawan pada tanggal
18 Maret 2015;
Menimbang, bahwa ILHAM PURBA,SH.MH, Wakil Panitera Pengadilan
Negeri Medan telah menyerahkan kontra memori banding dari Para Terbanding
semula Para Pelawan kepada Pembanding semula Terlawan pada tanggal 5
Mei 2015;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permintaan
bantuan dari Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 26 Pebruari 2015 telah
memberitahukan untuk memeriksa berkas perkara banding kepada Kuasa
Pembanding semula Terlawan dan pada tanggal 5 Januari 2014 kepada Kuasa
Hal. 20 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Terbanding semula Para Pelawan serta kepada Para Terbanding semula Para
Pelawan pada tanggal 10 Pebruari 2015 dalam dalam tenggang waktu 14
(empat belas) hari dari pemberitahuan tersebut, sebelum berkas perkara
tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;
Menimbang, bahwa memori banding dari Pembanding semula Terlawan
pada pokoknya sebagai berikut:
Bahwa putusan yang dijatuhkan demi hukum tidak memberikan
pertimbangan yang cukup dan saling bertentangan satu dengan yang
lainnya maka demi hukum putusan yang telah diambil Majelis Hakim
tersebut onvoldoende gemotiveed ( insufficient Jugement ) dan oleh
karenanya putusan yang demikian demi hukum beralasan untuk
dibatalkan pada tingkat banding;
Bahwa sikap Majelis Hakim dalam perkara aquo sebagaimana terlihat
dalam pertimbangannya merupakan sikap yang meruntuhkan sendi-sendi
hukum jaminan yang sudah ada, sehingga telah membuat tidak ada
artinya penciptaan lembaga hak jaminan dalam hukum perdata;
Bahwa demi hukum Majelis Hakim yang memutus perkara aquo telah
mencampur adukan antara perkara Kepailitan dengan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang sehingga telah salah dalam penerapan
hukum dengan mencampur adukan pasal-pasal antara kewenangan
Hakim Pengawas dan Pengurus pada saat debetor dinyatakan dalam
PKPU dan kewenangan Hakim Pengawas dan Kurator pada saat debetor
dinyatakan pailit;
Bahwa oleh karena debetor/Para Pelawan/Terbanding bukan debetor
dalam keadaan Pailit maka demi hukum tidak berlaku bagi
Terbanding/Para pelawan ketentuan tentang pasal-pasal yang mengatur
debetor dalam keadaan pailit dan insolvensi sebagaimana
dipertimbangkan Majelis hakim dalam perkara aquo, yang telah
mempersamakan penanganan perkara debetor dalam kepailitan dan
penanganan debetor dalam perkara PKPU;
Bahwa berdasarkan point 1 s/d 4 diatas tidak ada alasan bagi Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan
Penetapan yang telah dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Medan
Hal. 21 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
No.08/Eks/HT/2014/PN.mdn tanggal 18 Pebruari 2014 adalah non
Executable. Demi hukum debetor/Terbanding/Para pelawan tidak dalam
keadaan Pailit sebagaimana dimaksud dalam pasal 178 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 37 Tahun 2004, maka tidak ada satu pasalpun yang
melarang Pembanding/Terlawan untuk mengajukan eksekusi penetapan
melalui Pengadilan Negeri Medan.Putusan perdamaian
No.05.PKPU/2012/PN.Niaga Medan tanggal 29 Agustus 2012 tidak
mengikat kreditor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku
Pembanding/Terlawan;
Menimbang, bahwa Kuasa Terbanding semula Para Pelawan telah
mengajukan Kontra Memori Banding terhadap alasan-alasan keberatan
banding yang diajukan oleh Pembanding yang pada pokoknya sebagai
berikut:
Bahwa permohonan eksekusi oleh Pembanding tidak memiliki dasar
hukum yang jelas;
Bahwa penyelesaian piutang Pembanding merupakan yurisdiksi
Pengadilan Niaga.
Bahwa Pembanding telah keliru memahami pertimbangan hukum
Putusan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn.Terbanding tegaskan
kembali pertimbangan hukum Putusan Nomor
118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 menyebutkan
penyelesaian hutang Kreditor diajukan kepada Pengawas. Yang
disebutkan dalam pertimbangan adalah penyelesaian bukan
permohonan eksekusi hak tanggungan, sehingga sebenarnya
pemahaman yang keliru dan tidak cermat oleh Pembanding harus
dikesampingkan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM:
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Terlawan telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena
itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Hal. 22 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Banding sebagai Pengadilan
ulangan memeriksa dan mengadili perkara ini tidak hanya berdasarkan memori
banding dan kontra memori banding tersebut, namun akan mengadili
berdasarkan seluruh fakta hukum yang diperoleh dari berkas perkara dalam
pemeriksaan Pengadilan Tingkat Pertama;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan
mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang
tersebut dalam berkas perkara Nomor : 215/PDT/2015/PT.MDN.- dan turunan
resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.-
tanggal 19 Nopember 2014 maka Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai
tersebut dibawah ini;
Menimbang, bahwa memori banding Pembanding semula Terlawan
ada 2(dua) keberatan pokok berkaitan dengan pertimbangan putusan
Pengadilan Negeri Medan yaitu pertama, sikap Majelis hakim yang
meruntuhkan sendi-sendi hukum jaminan, kedua pertimbangan yang
mencampuradukkan antara ketentuan dalam Kepailitan dengan ketentuan
dalam PKPU;
Menimbang, bahwa Para Terbanding semula Para Pelawan dalam kontra
memori bandingnya tetap berpendapat pertama, permohonan eksekusi tersebut
tidak berdasar hukum yang jelas karena penyelesaian piutang Pembanding
merupakan yurisdiksi Pengadilan Niaga, Kedua Pembanding telah keliru
memahami pertimbangan hukum Putusan Nomor : 118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.-
Terbanding tegaskan kembali pertimbangan hukum Putusan Nomor
118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.- tanggal 19 Nopember 2014 menyebutkan
penyelesaian hutang Kreditur diajukan kepada Pengawas;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding semula Terlawan
yang berkaitan dengan sikap Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama yang
meruntuhkan sendi-sendi hak jaminan dapat dipertimbangkan antara lain
kontruksi hukum yang dibangun Pengadilan Tingkat Pertama dalam
memandang kedudukan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan dan PKPU adalah lex specialis derojat legi generalis yang ditulis
salah ( lex generalis derojat lex specialis) dari Undang-Undang Nomor 4 tahun
Hal. 23 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
1996 Tentang Hak Tanggungan, padahal kedua Undang-Undang ini tidak saling
mengalahkan, bahkan dapat berjalan saling bersamaan, apalagi dalam perkara
ini faktanya terjadi pengesahan perdamaian dalam PKPU dan bukan dalam
keadaan pailit. Seandainya yang terjadi adalah debitur dalam keadaan pailit,
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan pada pasal 21
menyatakan:”Apabila pemberi hak tanggungan dinyatakan pailit pemegang hak
tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut
ketentuan Undang-Undang ini.”
Menimbang, bahwa ketentuan tersebut sesuai pula dengan Undang-
Undang Noor 37 Tahun 2004 Tentang kepailitan dan PKPU dalam pasal 55
ayat(1) yang pada pokoknya menyatakan setiap pemegang hak gadai, jaminan
fidusia, hak tanggungan, hipotek,atau hak agunan atas kebendaan lainnya
dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan;
Menimbang, bahwa dengan dasar pertimbangan sebagaimana tersebut
maka konstruksi hukum pertimbangan Pengadilan Tingkat Pertama yang pada
pokoknya menyatakan pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa dikaitkan dengan perkara ini Termohon adalah pihak kreditor
saparatis yang tidak setuju dengan perdamaian yang dimohonkan oleh
pihak Pelawan I, sehingga pada akhirnya pihak Termohon tidak tunduk
kepada Putusan Pengesahan Perdamaian No.05/PKPU/2012/PN.Niaga
Medan tanggal 29 Agustus 2012 tersebut;
- Bahwa oleh karena pihak Terlawan tidak ikut di dalam perdamaian maka
sebagai pihak kreditur separatis maka Terlawan pasal 281 yo pasal 286
Undang-Undang No 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, maka pihak termohon mempunyai hak
atas barang-barang jaminan untuk pelunasan piutangnya terhadap pihak
Pelawan I;
- Bahwa akan tetapi untuk memperoleh pelunasan piutangnya tersebut
bukan dengan cara mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan
Negeri Setempat karena berdasarkan pasal 3 ayat (1) Yo pasal 225 ayat
(3) tersebut diatas maka untuk pelunasan piutangnya maka
Hal. 24 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
penyelesaiannya harus diajukan ke Pengawas, karena sesuai pasal 225
ayat (3) UU No.37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
menyebutkan bahwa pada saat permohonan telah diajukan oleh Kreditor
maka paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak permohonan tersebut
didaftarkan maka Pengadilan harus menunjuk Hakim Pengawas dari
Hakim Pengadilan serta mengangkat 1(satu) atau lebih pengurus yang
bersama debitur mengurus harta debitur;
Konstruksi hukum sebagaimana tersebut adalah tidak tepat karena
Pembanding semula Terlawan tidak tunduk kepada putusan pengesahan
perdamaian PKPU maka seharusnya Pembanding semula Terlawan tetap
mempunyai hak untuk mengajukan permohonan eksekusi hak tanggungan
melalui Pengadilan Negeri Medan;
Menimbang, bahwa perihal keberatan kedua dari Pembanding semula
Terlawan yang pada pokoknya menyatakan pertimbangan dalam putusan yang
mencampuradukkan antara ketentuan dalam Kepailitan dengan ketentuan
dalam PKPU;
Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding semula Terlawan
tersebut Para Terbanding semula Para pelawan menyatakan pada pokoknya
Pembanding telah keliru memahami pertimbangan hukum Putusan Nomor
118/Pdt.Plw/ 2014/ PN.Mdn. Terbanding tegaskan kembali pertimbangan hukum
Putusan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014
menyebutkan penyelesaian hutang Kreditor diajukan kepada Pengawas.
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tingkat Banding mempelajari dan
meneliti pertimbangan putusan Pengadilan Tingkat Pertama dapat disimpulkan
Pengadilan Tingkat Pertama tidak tepat menerapkan ketentuan PKPU dalam
perkara ini, secara prinsip antara ketentuan dalam kepailitan dan PKPU
mempunyai perbedaan yang sangat signifikan yang kurang dipahami oleh
Pengadilan Tingkat Pertama antara lain sebagai berikut:
Hal. 25 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
- Dalam proses PKPU fungsi Pengurus tidak berkaitan dengan melakukan
pemberesan harta debitur melainkan hanya berkaitan dengan
kepengurusan harta debitur PKPU, sedangkan debitur sendiri tidak
kehilangan hak untuk mengurus hartanya tetapi harus seijin Pengurus,
hal tersebut sangat berbeda dengan proses kepailitan Tugas Kurator
melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit karena debitur
sudah kehilangan kemampuan untuk mengurus hartanya;
- Dalam proses PKPU fungsi Hakim Pengawas antara lain mengawasi
Pengurus dalam melakukan pengurusan harta, memimpin rapat kreditur
dan memimpin dan mengatur pengambilan suara dalam perdamaian
serta melanjutkan persetujuan perdamaian untuk disahkan oleh Majelis
pemutus, jadi tidak berkaitan pemberesan harta debitur atau eksekusi
dari Kreditur, sedangkan dalam kepailitan tugas hakim Pengawas antara
lain mengawasi Kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan
harta pailit;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka
keberatan pokok dari Pembanding semula Terlawan terhadap pertimbangan
putusan yang menyatakan penyelesaian hutang kreditur melalui Hakim
Pengawas beralasan sehingga dapat dibenarkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka
perlawanan pelawan seharusnya ditolak seluruhnya dan Pelawan I,II,III,IV
harus dinyatakan sebagai pelawan yang tidak baik;
Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tingkat Banding telah
membenarkan pokok keberatan sebagaimana memori banding
Pembanding semula Terlawan tersebut diatas maka terhadap memori
banding dan kontra memori banding selebihnya tidak ada urgensinya untuk
dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa sebagai konsekwensi yuridis Pelawan I, Pelawan II,
Pelawan III, Pelawan IV adalah pelawan yang tidak baik, maka petitum
perlawanan lainnya yang accesoir dengan petitum pokok perlawanan
Hal. 26 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
petitum menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
08/Eks/HT/2014/PN.Mdn.- tanggal 18 Pebruari 2014 tidak memiliki daya
perintah pelaksanaan eksekusi dan petitum Penetapan Pengadilan Negeri
Medan tersebut non eksekutabel tersebut juga harus ditolak;
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan
Tingkat Banding tidak sependapat dengan amar putusan Pengadilan
Tingkat pertama yang pada pokoknya menyatakan perlawanan Pelawan I,
Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV masing-masing adalah Pelawan
yang baik (Goed Opposant), menyatakan penetapan Pengadilan Negeri
Medan Nomor 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Pebruari 2014 tidak
memiliki daya perintah pelaksanaan eksekusi, menyatakan penetapan
Pengadilan Negeri Medan Nomor 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18
ebruari 2014 non eksekutabel sehingga putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 118/Pdt.Plw/2014/ PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 tidak dapat
dipertahankan dan dibatalkan, selanjutnya mengadili sendiri sebagaimana
telah dipertimbangkan tersebut diatas;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama
dibatalkan, maka Para Terbanding semula Para Pelawan berada dipihak
yang kalah, sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
kedua tingkat pengadilan;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak
Tanggungan, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
PKPU , Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, RBG
dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI :
- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Terlawan
tersebut;
Hal. 27 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :
118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 yang dimohonkan
banding;
MENGADILI SENDIRI
1. Menolak Perlawanan Para Pelawan seluruhnya;
2. Menyatakan Pelawan I, Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV adalah
Pelawan yang tidak baik;
3. Menghukum Terbanding semula Para Pelawan untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Senin, tanggal 6 Juli 2015 oleh kami,
DR. A.TH. PUDJIWAHONO, SH.M.Hum, Ketua Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Hakim Ketua Majelis, DR. H.RIDWAN RAMLI, SH.MH. dan HERU
PRAMONO, SH.M.Hum, masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang
ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan
Nomor 215/PDT/2015/PT.MDN, tanggal 19 Juni 2015 putusan tersebut pada
hari Kamis tanggal 9 Juli 2015 diucapkan dalam persidangan terbuka untuk
umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota
Majelis tersebut, dibantu SUSILA WARDHANI, SH, Panitera Muda Perdata
sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh
kedua belah pihak atau Kuasanya.
HAKIM-HAKIM ANGGOTA: HAKIM KETUA,
DR. H. RIDWAN RAMLI, SH.MH. DR. A.TH. PUDJIWAHONO, SH.M.Hum.
HERU PRAMONO, SH.M.Hum.
PANITERA PENGGANTI,
SUSILA WARDHANI, SH.