PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN DEMI KEADILAN ... · PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT...

28
Hal. 1 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN. PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara perlawanan antara: PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 44-46 Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai : Pembanding semula Terlawan; Lawan: 1. PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di Jalan Pemuda Nomor 11 Medan, selanjutnya disebut sebagai : Terbanding I semula Pelawan I; 2. IMELDA, dalam hal ini berkapasitas sebagai Direksi PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di jalan Panglima Denai Gang Hasibuan Nomor 7-B, Kelurahan Amplas, Kecamatan Medan Amplas Medan, selanjutnya disebut sebagai : Terbanding II semula Pelawan II; 3. HANSEN LAURENCE, dalam hal ini berkapasitas sebagai Komisaris PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di jalan Sutomo Ujung Nomor 58, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Medan, selanjutnya disebut sebagai : Terbanding III semula Pelawan III; 4. UPINY KUWANTO, berkedudukan di Jalan Sutomo Ujung Nomor 58, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Medan, selanjutnya disebut sebagai : Terbanding IV semula Pelawan IV; Pengadilan Tinggi tersebut ; Setelah membaca berkas perkara Nomor : 215/PDT/2015/PT.MDN, dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;

Transcript of PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN DEMI KEADILAN ... · PUTUSAN Nomor 215 / PDT / 2015 / PT...

Hal. 1 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

PUTUSAN

Nomor 215 / PDT / 2015 / PT MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan memutus perkara

perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam

perkara perlawanan antara:

PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk, berkedudukan di Jalan

Jenderal Sudirman Nomor 44-46 Jakarta Pusat,

selanjutnya disebut sebagai : Pembanding semula

Terlawan;

Lawan:

1. PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di Jalan Pemuda

Nomor 11 Medan, selanjutnya disebut sebagai :

Terbanding I semula Pelawan I;

2. IMELDA, dalam hal ini berkapasitas sebagai Direksi PT. MAJA

AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di jalan Panglima

Denai Gang Hasibuan Nomor 7-B, Kelurahan Amplas,

Kecamatan Medan Amplas Medan, selanjutnya disebut

sebagai : Terbanding II semula Pelawan II;

3. HANSEN LAURENCE, dalam hal ini berkapasitas sebagai

Komisaris PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan

di jalan Sutomo Ujung Nomor 58, Kelurahan Durian,

Kecamatan Medan Timur, Medan, selanjutnya disebut

sebagai : Terbanding III semula Pelawan III;

4. UPINY KUWANTO, berkedudukan di Jalan Sutomo Ujung Nomor

58, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Timur, Medan,

selanjutnya disebut sebagai : Terbanding IV semula

Pelawan IV;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Setelah membaca berkas perkara Nomor : 215/PDT/2015/PT.MDN,

dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;

Hal. 2 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Setelah membaca salinan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor

118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara

tersebut;

TENTANG DUDUK PERKARA:

Menimbang, bahwa Pelawan dengan surat Perlawanannya tanggal 11

Maret 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Medan pada hari itu juga dalam Register Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn

telah mengajukan perlawanan sebagai berikut:

I. LEGAL STANDING PARA PELAWAN

1. Bahwa Pelawan I, Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV adalah

pihak yang berkedudukan sebagai Termohon Eksekusi I,

Termohon Eksekusi II, Termohon Eksekusi III dan Termohon

Eksekusi IV dalam Penetapan No. 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn.

2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 207 HIR atau Pasal 225

RBG, pihak Termohon Eksekusi dapat mengajukan perlawanan

terhadap penetapan eksekusi. Dengan demikian Para Pelawan

memiliki legal standing untuk mengajukan Gugatan Perlawanan

ini.

II. HUBUNGAN HUKUM PARA PELAWAN DENGAN TERLAWAN

3. Bahwa antara Pelawan I dengan Terlawan telah mengadakan

suatu perjanjian kredit, yaitu:

a. Fasilitas Kredit Investasi Refinancing;

b. Fasilitas Investasi Baru;

c. Fasilitas Kredit KMK-1;

d. Fasilitas Kredit KMK-2;

e. Fasilitas Kredit PJI-KMKI.

4. Bahwa atas fasilitas kredit tersebut, Pelawan I telah memberikan

jaminan, berupa:

a. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003 Peringkat I

tanggal 20 Oktober 2003 Jo Sertifikat Hak Tangungan No.

767/2004, tanggal 10 Februari 2004 atas sertifikat Hak

Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai, Kel. Medan

Hal. 3 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Polonia, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara

seluas 1.116 M2 atas nama Lipiny Kuwanto (Pelawan IV):

b. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003 Peringkat I

tanggal 21 Oktober 2003 Jo Sertifikat Hak Tangungan No.

1022/2004 Peringkat II tanggal 24 Januari 2004 atas:

- Sertifikat Hak Milik No. 899/Desa Sidodadi, Kec. Medan

Timur, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara

seluas 95 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).

- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan

Timur, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera utara

seluas 125 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).

c. Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005 Peringkat I

tanggal 14 September 2005 Jo Sertifikat Hak Tanggungan

No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008 atas:

- Sertifikat Hak Milik No. 500/Kel. Aur, Kec. Medan

Maimun, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara

seluas 1.784 M2 atas nama Hansen (Pelawan III).

5. Bahwa pada tanggal 5 Maret 2012, Terlawan mengajukan

Permohonan PKPU terhadap Pelawan I di Pengadilan Niaga

Medan, teregister dengan No 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan,

dengan mengajukan nama-nam kreditor fiktif. Padahal saat itu

Pelawan I masih sanggup untuk membayar hutang-hutangnya.

6. Bahwa karena Pelawan telah mengajukan kreditor fiktif, maka

Putusan Pengadilan Negeri Medan No.

03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan, menolak permohonan PKPU

yang diajukan Pelawan terhadap Terlawan I.

7. Bahwa berdasarkan perbuatan dari Terlawan terthadap Pelawan I,

terbukti Terlawan telah melakukan suatu itikad buruk.

III. TERLAWAN TIDAK BERHAK UNTUK MENGEKSEKUSI OBJEK HAK

TANGGUNGAN

8. Bahwa Pengadilan Niaga Medan telah menjatuhkan Putusan No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn tertanggal 13 Juli 2012. Adapun

amar putusannya, pada intinya adalah mengabulkan permohonan

PKPU dari saudara Erwito dan menetapkan PKPU Sementara

selama 45 (empat puluh lima) hari.

Hal. 4 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

9. Bahwa atas Putusan PKPU tersebut, Pelawan I mengajukan

Proposal Perdamaian tertanggal 6 Agustus 2012 kepada seluruh

kreditur, termasuk Terlawan.

10. Bahwa didalam Proposal Perdamaian tertanggal 6 Agustus 2012

Pelawan I mengajukan penawaran restrukturisasi hutang disertai

dengan pemberian jaminan berupa Hak Tanggungan (yang

diantaranya adalah Hak Tanggungan yang sebelumnya dikuasai

oleh Terlawan berdasarkan fasilitas kredit. (merujuk kepada dalil

no. 4) yang dibagi secara pari passu dengan seluruh kreditur

separatis.

11. Bahwa setelah diajukannya Proposal Perdamaian tanggal 6

Agustus 2012, telah dilakukan voting diantara seluruh kreditur.

Proposal Perdamaian yang diajukan oleh Pelawan I telah

mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur, kecuali Terlawan.

Dengan persetujuan dari para Kreditur maka telah tercapai

kesepakatan sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 281 ayat

(1) UU Kepailitan, dengan mengingat bahwa piutang Terlawan

hanya sekitar 27% dari seluruh total hutang para kreditur.

12. Bahwa dengan tercapainya kesepakatan maka seluruh jaminan

(termasuk Hak Tanggungan yang sebelumnya dikuasa Terlawan)

diberikan untuk pelaksanaan restrukturisasi hutang yang dibagi

secara pari passu kepada seluruh kreditur separatis kecuali

Terlawan.

13. Bahwa atas dasar persetujuan dari para kreditur (termasuk

Penggugat II dan Penggugat III) terhadap Proposal Perdamaian

tertanggal 6 Agustus 2012, Pengadilan Niaga Medan menjatuhkan

Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012, yang

amarnya sebagai berikut:

- Mengesahkan Perdamaian tertanggal 14 Agustus 2012 yang

disepakati oleh Erwito (Pemohon PKPU), Termohon PKPU PT

Maja Agung Latexindo, PT Sri Rahayu Agung, PT Darsum, PT

Morelia Carpio Mining, 37 pemegang surat sanggup tersebut;

- Menghukum para pihak untuk mentaati isi perdamaian yang

telah disepakati tersebut;

- Menyatakan Pengesahan Perdamaian ini tidak mengikat

Kreditor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.;

Hal. 5 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

- Memerintahkan Pengurus untuk mengumumkan putusan

Pengesahan Perdamaian ini dalam surat kabar harian nasional

dan dalam Berita Acara Negara Republik Indonesia;

- Menetapkan biaya dan jasa Pengurus seluruhnya sebesar Rp.

274.936.380,00 (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan

ratus tiga puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh rupiah)

dibebankan kepada Termohon PKPU PT Maja Agung

Latexindo;

- Menghukum Pemohon dan Termohon PKPU untuk membayar

biaya perkara untuk seluruhnya yang sampai saat ini

diperhitungkan sebesar Rp. 1.051.000,00 (satu juta lima puluh

satu rupiah).

14. Bahwa terbitnya Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012

berakibat Terlawan tidak lagi berhak untuk mengeksekusi Hak

Tanggungan.

15. Bahwa jika Pengadilan Negeri Medan berdasarkan Penetapan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 melakukan

eksekusi objek Hak Tanggungan yang dimohonkan Terlawan,

akan merugikan Para Pelawan dan para kreditur lain yang terikat

dengan Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012.

16. Bahwa terbukti terbitnya Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 bertentangan

dengan Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan tanggal 29 Agustus 2012.

17. Bahwa sangat berdasar jika Para Pelawan memohon agar Majelis

Hakim yang memeriksa perkara ini memberikan putusan yang

menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki

daya perintah pelaksanaan eksekusi dan non eksekutabel.

IV. PETITUM

Berdasarkan fakta-fakta dan dasar hukum yang dikemukakan di atas,

Para Pelawan memohon agar Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini

berkenan memberikan putusan sebagai berikut:

Hal. 6 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

1. Menyatakan Para Pelawan adalah Para Pelawan yang baik (goed

opposant)

2. Menyatakan Peneteapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki

daya perintah pelaksanaan eksekusi.

3. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 non

eksekutabel.

4. Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara yang timbul

dalam semua tingkat peradilan.

Menimbang, bahwa atas perlawanan Pelawan tersebut Terlawan

melalui Kuasanya telah mengajukan jawaban pada tanggal 26 Juni 2014 pada

pokoknya sebagai berikut:

TERLAWAN Berhak Untuk Mengajukan Permohonan Eksekusi Atas Objek

Jaminan Hak Tanggungan

1. Bahwa pertama-tama TERLAWAN akan menguraikan alasan-alasan dan

dasar hukum diajukannya Permohonan Eksekusi a quo.

2. Bahwa TERLAWAN telah memberikan fasilitas-fasilitas kredit kepada

PELAWAN I sebagaimana terbukti dari akta-akta yang telah ditandatangani

oleh TERLAWAN dan PELAWAN I, sebagai berikut :

a) Kredit Investasi sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua puluh satu milyar

sembilan puluh dua juta Rupiah), yang terdiri dari :

- Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,- (sepuluh

milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah).

- Kredit Investasi Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh milyar

seratus tujuh puluh juta Rupiah).

Dengan jangka waktu selama 72 (tujuh puluh dua) bulan termasuk

grace period selama 6 (enam) bulan yang harus sudah dilunasi pada

tanggal 27 Mei 2011 sebagaimana Akta Perjanjian Kredit Investasi

Nomor : 15 tanggal 27 Mei 2005 yang dibuat di hadapan Syahril

Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 15

tanggal 27 Mei 2005”).

b) Kredit Modal Kerja yang terdiri dari:

i. Kredit Modal Kerja I sebesar USD 5,191,527.62.

ii. Kredit Modal Kerja II sebesar USD 1,146,496.82.

Hal. 7 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Dengan jangka waktu pelunasan selama 12 (dua belas) bulan

terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi

pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana Akta Persetujuan

Perpanjangan Waktu Kredit Modal Kerja I dan Kredit Modal Kerja II

Nomor : 23 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan Syahril

Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 23

tanggal 30 Maret 2009”).

c) Kredit Modal Kerja Impor sebesar USD 500,000.- dengan jangka waktu

pelunasan selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 15

Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009

sebagaimana Akta Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal

Kerja Impor Nomor : 24 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan

Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No.

24 tanggal 30 Maret 2009”).

Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 dan

Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 selanjutnya disebut pula sebagai

“Perjanjian Kredit”.

3. Bahwa untuk menjamin pelunasan atas kewajiban PELAWAN I kepada

TERLAWAN tersebut, telah diberikan jaminan berupa hak tanggungan

antara lain sebagai berikut :

a) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 72/2/M.Polonia/2003 tanggal

18 September 2003 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003

Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 Jo. Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 101/4/M.Polonia/2003 tanggal 31 Desember 2003

Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 767/2004 Peringkat II tanggal 10

Februari 2003 atas :

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai, Kec.

Medan Polonia, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas

1.116 m² atas nama Lipiny Kuwanto/PELAWAN IV yang telah

dimohonkan perpanjangannya sebagaimana Surat Keterangan

Notaris/PPAT Aida Selli Siburian, SH. Nomor : 05/ASS/I/2014

tanggal 7 Januari 2014;

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.

2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak

Hal. 8 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta

Rupiah).

b) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 70/8-9/M. Timur/2003 tanggal

18 September 2003 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003

Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 Jo. Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 100/10-11/M.Timur/2003 tanggal 31 Desember 2003

Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 1022/2004 Peringkat II tanggal 24

Februari 2004 atas :

- Sertifikat Hak Milik No. 889/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur,

Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 95 m² atas

nama Hansen/PELAWAN III;

- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur,

Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 125 m² atas

nama Hansen/PELAWAN III;

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.

2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak

Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta

Rupiah).

c) Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 52/1/M. Maimun/2005 tanggal

19 Agustus 2005 Jo. Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005

Peringkat I tanggal 14 September 2005 Jo. Akta Pemberian Hak

Tanggungan No. 33/2008 tanggal 29 April 2008 Jo. Sertifikat Hak

Tanggungan No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008 atas :

- Sertifikat Hak Milik No. 500/Desa Aur, Kec. Medan Maimun, Kota

Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 1.784 m² atas nama

Hansen/PELAWAN III;

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.

23.081.000.000,- (dua puluh tiga milyar delapan puluh satu juta

Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp.

3.000.000.000,- (tiga milyar Rupiah).

4. Bahwa namun demikian dalam perkembangannya PELAWAN I telah lalai

melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada TERLAWAN sesuai

Hal. 9 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Perjanjian Kredit. Sehubungan dengan kelalaian PELAWAN I tersebut,

maka TERLAWAN telah menyampaikan surat-surat peringatan kepada

PELAWAN I sebagai berikut :

- Surat No. B.436-RPK/RPS/02/2011 tanggal 25 Februari 2011 perihal :

Peringatan Pertama;

- Surat No. B.511-RPK/RPS/03/2011 tanggal 7 Maret 2011 perihal :

Peringatan Kedua;

- Surat No. B.1078-RPK/RPS/05/2011 tanggal 2 Mei 2011 perihal :

Peringatan Ketiga;

- Surat Ref No. : 002/LF/MAJA/II/2012 tanggal 23 Februari 2012 perihal :

Tanggapan Surat PT. Maja Agung Latexindo No. 034/MAL/II/12/OFF

tertanggal 14 Februari 2012 dan Pernyataan Default serta Somasi.

5. Bahwa meskipun TERLAWAN telah memperingatkan PELAWAN I untuk

menyelesaikan kewajiban PELAWAN I yang telah jatuh tempo kepada

TERLAWAN, namun demikian PELAWAN I tetap tidak melakukan

pembayaran sesuai dengan jumlah dan tata cara yang telah diperjanjikan,

di mana hal tersebut jelas merupakan kejadian kelalaian sebagaimana

yang diatur dalam bagian event of default yaitu Pasal 9 huruf a dan huruf h

Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a dan huruf k Akta No.

23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a dan huruf k Akta No. 24

tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril

Sofyan, SH., Notaris di Medan.

Pasal 9 huruf a dan huruf h Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, mengatur

sebagai berikut:

“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan

menghentikannya, BANK berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah

diadakan dengan DEBITUR dan seluruh hutang DEBITUR dengan

seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh BANK dapat ditagih

dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang

disebutkan dalam Pasal 11 dan 12 dari syarat model SU-BANK, dan yang

berikut dibawah ini, antara lain :

a. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban lain

tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.

b. .... ;

c. .... ;

Hal. 10 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

d. .... ;

e. .... ;

f. .... ;

g. .... ;

h. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya

sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau

peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan

diperlukan oleh BANK kemudian.

i. .... ;

j. ... ;

Pasal 7 huruf a dan huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009

Jo.Pasal 8 huruf a dan huruf k Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009,

mengatur sebagai berikut :

“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan

menghentikannya, Bank berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah

diadakan dengan Debitur dan seluruh hutang Debitur dengan seketika atau

pada waktu yang ditentukan oleh Bank dapat ditagih dengan tidak perlu

minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang disebutkan dalam

pasal 11 dan 12 syarat Model SU-BANK, dan yang berikut dibawah ini :

a. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya

sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau

peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan

diberlakukan oleh BANK;

b. .... ;

c. .... ;

d. .... ;

e. .... ;

f. .... ;

g. .... ;

h. .... ;

i. .... ;

j. ... ;

k. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban lain

tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.

Catatan : garis bawah dan penebalan kata, ditambahkan.

Hal. 11 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

6. Bahwa oleh karena PELAWAN I telah lalai melaksanakan kewajibannya

sesuai dengan tata cara pembayaran yang telah disepakati oleh

TERLAWAN dan PELAWAN I, maka kewajiban PELAWAN I kepada

TERLAWAN seluruhnya menjadi jatuh waktu dan dapat ditagih di mana

total kewajiban PELAWAN I kepada TERLAWAN per tanggal 21 Januari

2014 adalah sebesar Rp. 1.567.278.779 dan USD 9,560,942.76.

7. Bahwa sehubungan dengan telah lalainya PELAWAN I dalam memenuhi

kewajibannya tersebut, maka berdasarkan Pasal 20 ayat (1) huruf b UU

No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-

Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut “UU Hak

Tanggungan”), TERLAWAN selaku pemegang hak tanggungan

mempunyai hak untuk memohonkan eksekusi Hak Tanggungan atas aset-

aset yang menjadi jaminan utang PELAWAN I kepada TERLAWAN untuk

pelunasan piutang TERLAWAN dengan hak mendahulu dari pada kreditor-

kreditor lainnya.

Pasal 20 ayat (1) UU Hak Tanggungan mengatur sebagai berikut :

(1) Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:

a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek

Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau

b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak

Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk

pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak

mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.

8. Berdasarkan alasan-alasan dan dasar hukum di atas, maka TERLAWAN

telah mengajukan Permohonan Fiat Eksekusi kepada Yang Mulia Ketua

Pengadilan Negeri Medan agar berkenan untuk melakukan aanmanning

terhadap PELAWAN I agar dalam waktu 8 (delapan) hari kalendar sejak

diperingatkan, melunasi seluruh kewajibannya kepada TERLAWAN yang

per tanggal 21 Januari 2014 adalah sebesar Rp. 1.567.278.779 dan USD

9,560,942.76. Dalam hal PELAWAN I tidak melunasi kewajibannya, maka

TERLAWAN memohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri

Medan agar meletakkan sita eksekusi dan selanjutnya melakukan

Hal. 12 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

penjualan di muka umum melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang yang berwenang atas aset-aset yang menjadi jaminan utang

PELAWAN I kepada TERLAWAN.

9. Bahwa oleh karena Permohonan Fiat Eksekusi yang diajukan oleh

TERLAWAN telah sesuai dengan Perjanjian Kredit dan Pasal 20 ayat (1)

huruf b UU Hak Tanggungan, maka Ketua Pengadilan Negeri Medan telah

mengeluarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 yang pada pokoknya

menegur (aanmaning) PELAWAN I untuk membayar kewajibannya yang

telah jatuh waktu dan dapat ditagih kepada TERLAWAN.

TERLAWAN adalah Pihak yang Beritikad Baik

10. Bahwa PARA PELAWAN dalam butir 5 s/d 7 Perlawanan a quo pada

pokoknya mendalilkan bahwa TERLAWAN adalah pihak yang beritikad

buruk karena TERLAWAN telah mengajukan Permohonan PKPU Perkara

No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan yang di dalamnya terdapat nama-

nama kreditor fiktif.

11. Bahwa dalil PARA PELAWAN tersebut merupakan dalil yang tidak relevan

di samping juga sangat keliru. Dalil PARA PELAWAN tersebut tidak

relevan karena tidak ada hubungannya antara permohonan eksekusi yang

diajukan oleh TERLAWAN dalam perkara a quo dengan itikad baik

TERLAWAN dalam mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

12. Di samping itu dalil PARA PELAWAN tersebut juga sangat keliru. Dalam

Permohonan PKPU Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan

tertanggal 5 Maret 2012, TERLAWAN mendalilkan bahwa PELAWAN I

mempunyai kreditor lain yaitu PT. Bank CIMB Niaga Tbk Syariah Cabang

Jakarta dan Citibank NA Cabang Jakarta Sudirman serta Citibank NA

Cabang Medan Imam Bonjol.

13. Bahwa dalam persidangan Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan,

PELAWAN I telah mengajukan bukti dalam persidangan yang pada

pokoknya menyatakan bahwa kredit PT. Maja Agung Latexindo telah

Hal. 13 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

lunas. Sebagai contoh, TERLAWAN kutip daftar bukti PELAWAN I sebagai

berikut :

Butir 9 Daftar Bukti Termohon PKPU/PELAWAN I tertanggal 21 Maret

2012

“9. Bukti Termohon PKPU – 4 : Surat PT. Bank CIMB Niaga Tbk Cabang

Jakarta Syariah tertanggal 19 Maret 2012

Keterangan :

Bukti ini menerangkan bahwa status kredit Nasabah PT. Maja Agung

Latexindo telah lunas.”

Catatan : garis bawah dan penebalan kata, ditambahkan.

14. Bahwa berdasarkan uraian di atas telah terbukti bahwa pihak-pihak yang

didalilkan sebagai kreditor lain dari PELAWAN I adalah kreditor yang sah

dan bukan kreditor fiktif dari PELAWAN I. Apabila di tengah-tengah

persidangan Perkara No. 03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan, utang

PELAWAN I kepada pihak-pihak tersebut dilunasi, hal tersebut tidak berarti

bahwa PELAWAN I tidak pernah berutang kepada pihak-pihak tersebut.

15. Bahwa dengan demikian terbukti bahwa TERLAWAN tidak pernah

mengajukan kreditor fiktif dalam Perkara No.

03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan. Dengan demikian jelas bahwa dalil

PARA PELAWAN bahwa TERLAWAN adalah pihak yang beritikad buruk

dalam mengajukan Permohonan PKPU Perkara No.

03/PKPU/2012/PN.Niaga.Medan sebagaimana butir 5 s/d 7 Perlawanan a

quo, harus ditolak untuk seluruhnya.

Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.

tanggal 29 Agustus 2012 Tidak Menghalangi TERLAWAN Untuk

Mengeksekusi Objek Hak Tanggungan

16. Bahwa PARA PELAWAN dalam butir 8 s/d 17 Perlawanan a quo pada

pokoknya mendalilkan bahwa TERLAWAN tidak berhak untuk

mengeksekusi objek hak tanggungan karena telah ada kesepakatan antara

PELAWAN I dan para kreditor separatis yang lain (kecuali TERLAWAN)

untuk membagi seluruh jaminan kebendaan (termasuk yang telah

Hal. 14 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

dijaminkan kepada TERLAWAN) kepada seluruh kreditur separatis

sebagaimana Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29 Agustus 2012. Dengan kata

lain, PELAWAN I membuat kesepakatan dengan PT. SRI RAHAYU

AGUNG dan PT. DARSUM untuk membagi-bagi hak tanggungan yang

telah diberikan kepada TERLAWAN tanpa persetujuan TERLAWAN dan

selanjutnya mendalilkan bahwa apabila TERLAWAN mengajukan

permohonan eksekusi atas objek hak tanggungan, maka hal tersebut akan

merugikan PARA PELAWAN dan para kreditur lain yang terikat dengan

Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.

tanggal 29 Agustus 2012.

17. Bahwa dalil PARA PELAWAN tersebut merupakan dalil yang sama sekali

tidak benar dan tidak berdasar hukum karena Putusan Pengesahan

Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29 Agustus

2012 tidak mengikat TERLAWAN. Hal ini disebabkan TERLAWAN telah

menolak rencana perdamaian yang diajukan oleh PELAWAN I dalam

perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. sebagaimana Daftar

Perhitungan Suara Kreditor Separatis PT. Maja Agung Latexindo (Dalam

PKPU) Sementara.

18. Bahwa berdasarkan Pasal 286 UU No. 37 tahun 2004 tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut “UU

Kepailitan dan PKPU”), perdamaian yang telah disahkan mengikat semua

kreditor, kecuali kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2) UU Kepailitan dan

PKPU.

Pasal 286 UU Kepailitan dan PKPU :

“Perdamaian yang telah disahkan mengikat semua Kreditor, kecuali

Kreditor yang tidak menyetujui rencana perdamaian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2).”

19. Oleh karena TERLAWAN sebagai kreditor separatis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 281 ayat (2) UU Kepailitan dan PKPU tidak

menyetujui rencana perdamaian yang telah disahkan berdasarkan Putusan

Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tertanggal 29

Hal. 15 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Agustus 2012, maka berdasarkan Pasal 286 UU Kepailitan dan PKPU,

Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.

tertanggal 29 Agustus 2012 tidak mengikat TERLAWAN.

20. Pada kenyataannya tidak terikatnya TERLAWAN pada perjanjian

perdamaian yang dibuat oleh PELAWAN I dan para kreditor separatis

(kecuali TERLAWAN) juga dipertegas berdasarkan dasar hukum yang

digunakan PARA PELAWAN sendiri dalam perkara a quo yaitu Putusan

Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29

Agustus 2012 di mana dalam pertimbangan hukum paragraf 5 dan 6

halaman 16 dan butir 3 amar Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012, Majelis Hakim

Pengadilan Niaga Medan telah mempertimbangkan dan memutuskan

bahwa Perdamaian tidak berlaku dan tidak mengikat TERLAWAN

sebagaimana ketentuan Pasal 286 Undang-Undang Nomor 37 tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang (selanjutnya disebut “UU Kepailitan dan PKPU”).

Paragraf 5 dan 6 halaman 16 Putusan Pengesahan Perdamaian

No.05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 :

“Menimbang, bahwa oleh karena Kreditur PT. BRI menolak rencana yang

telah disepakati menjadi Perdamaian tersebut, maka sesuai Pasal 286

Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Perdamaian tersebut tidak berlaku

atau tidak mengikat terhadap Kreditur BRI;”

Butir 3 Amar Putusan Pengadilan Niaga Medan No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 :

- Mengesahkan Perdamaian tertanggal 14 Agustus 2012 yang telah

disepakati oleh Erwito (Pemohon PKPU), Termohon PKPU PT. Maja

Agung Latexindo, PT. Sri Rahayu Agung, PT. Darsum, PT. Morelia

Carpio Mining, 37 Pemegang Surat Sanggup tersebut;

- Menghukum para pihak untuk mentaati isi perdamaian yang telah

disepakati tersebut;

- Menyatakan Pengesahan Perdamaian ini tidak mengikat Kreditur

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk;

Hal. 16 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

- Memerintahkan Pengurus untuk mengumumkan Putusan Pengesahan

Perdamaian ini dalam surat kabar harian nasional dan dalam Berita

Negara Republik Indonesia;

- Menetapkan biaya dan jasa Pengurus seluruhnya sebesar Rp.

274.936.380,- (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus tiga

puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh Rupiah) dibebankan kepada

Termohon PKPU PT. Maja Agung Latexindo;

- Menghukum Pemohon dan Termohon PKPU untuk membayar biaya

perkara untuk separuhnya yang sampai saat ini diperhitungkan

sebesar Rp. 1.051.000,- (satu juta lima puluh satu ribu Rupiah);

Catatan : penebalan kata, ditambahkan.

21. Hal ini kembali dipertegas berdasarkan paragraf 2 halaman 34 Putusan

Kasasi Mahkamah Agung RI No. 728 K/PDT/2012 tanggal 11 Januari 2013

di mana Majelis Kasasi Mahkamah Agung RI pada pokoknya

mempertimbangkan bahwa oleh karena TERLAWAN telah menolak

rencana perdamaian yang diajukan oleh PELAWAN I, maka rencana

perdamaian tersebut tidak mengikat TERLAWAN.

Paragraf 2 Halaman 34 Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI No. 728

K/PDT/2012 tanggal 11 Januari 2013 :

“Bahwa perjanjian perdamaian tanggal 14 Agustus 2012 telah sesuai

dengan Pasal 205 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, maka

perjanjian tersebut mengikat pihak yang menyetujuinya dan karena

Kreditor BRI menolak rencana yang telah disepakati menjadi

perdamaian tersebut tidak mengikat terhadap Kreditor BRI.”

Catatan : penebalan kata, ditambahkan.

22. Di samping itu berdasarkan Pasal 1340 KUH Perdata, perjanjian

perdamaian yang dibuat dan disetujui oleh PELAWAN I dan para

kreditornya kecuali TERLAWAN, hanya berlaku terhadap PELAWAN I dan

pihak-pihak yang menyetujuinya dan sama sekali tidak berlaku dan tidak

dapat membawa rugi kepada TERLAWAN. Tujuan dari ketentuan Pasal

1340 KUH Perdata adalah agar pihak yang tidak menyetujui suatu

perjanjian yang dibuat pihak lain tidak dirugikan oleh perjanjian tersebut.

Sebagai contoh, A adalah kreditor pemegang hak tanggungan atas aset

Hal. 17 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

dari debitor D. Bahwa B dan C selaku kreditor lain dari D membuat

kesepakatan di antara mereka sendiri untuk ikut sebagai pemegang hak

tanggungan bersama-sama dengan A. Apabila A tidak menyetujui

masuknya B dan C untuk bersama-sama dengan A menjadi pemegang hak

tanggungan atas aset tersebut, maka kesepakatan yang dibuat oleh B dan

C tersebut sama sekali tidak mengikat A.

Pasal 1340 KUH Perdata :

“Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya.

Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga; tak

dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karenanya, selain dalam hal

yang diatur dalam pasal 1317.”

23. Dengan demikian perjanjian perdamaian yang dibuat oleh PELAWAN I dan

para krediturnya yang mengatur bahwa hak tanggungan yang sudah

diberikan kepada TERLAWAN harus dibagi-bagi kepada seluruh kreditor

separatis dari PELAWAN I, tanpa persetujuan dari TERLAWAN, tidak

dapat membawa rugi kepada TERLAWAN atau dengan kata lain tidak

mengikat TERLAWAN.

24. Bahwa berdasarkan uraian di atas terbukti bahwa perjanjian perdamaian

yang dibuat oleh PELAWAN I dan para kreditor separatis (kecuali

TERLAWAN) dan Putusan Pengesahan Perdamaian No.

05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29 Agustus 2012 sama sekali tidak

mengikat TERLAWAN. Oleh karena itu perjanjian perdamaian yang dibuat

oleh PELAWAN I dan para krediturnya (kecuali TERLAWAN) dan Putusan

Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. tanggal 29

Agustus 2012 tidak berlaku dan tidak mengurangi hak-hak TERLAWAN

berdasarkan Perjanjian Kredit, Akta-akta Pemberian Hak Tanggungan dan

sertifikat-sertifikat Hak Tanggungan untuk mengeksekusi aset-aset yang

merupakan jaminan utang PELAWAN I kepada TERLAWAN sebagaimana

yang telah diuraikan pada butir 1 s/d butir 9 di atas. Dengan demikian

seluruh dalil-dalil perlawanan PARA PELAWAN yang didasarkan pada

Putusan Pengesahan Perdamaian No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.

tanggal 29 Agustus 2012 harus ditolak untuk seluruhnya.

Hal. 18 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

25. Bahwa dengan mendalilkan bahwa TERLAWAN tidak dapat mengeksekusi

objek Hak Tanggungan berdasarkan perjanjian perdamaian yang tidak

pernah disepakatinya, maka PARA PELAWAN adalah pihak yang

sebenarnya beritikad buruk yang berusaha untuk merugikan TERLAWAN

selaku badan usaha milik negara yang bergerak di bidang perbankan. Oleh

karena itu TERLAWAN me-reserve hak-haknya untuk melaporkan tindakan

pihak-pihak yang mencoba merugikan TERLAWAN kepada aparat

penegak hukum yang berwenang.

26. Bahwa berdasarkan segenap uraian tersebut di atas, terbukti bahwa dalil-

dalil PELAWAN dalam Perlawanan a quo merupakan dalil-dalil yang

mengada-ngada dan tidak berdasar hukum sehingga harus ditolak untuk

seluruhnya. Sebaliknya, permohonan eksekusi yang diajukan oleh

TERLAWAN kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan terbukti merupakan

permohonan yang sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Oleh karena itu Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 yang mengabulkan

permohonan eksekusi yang diajukan oleh TERLAWAN telah tepat dan

benar. Dengan demikian sangat berdasar hukum bagi Majelis Hakim Yang

Mulia untuk menguatkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014 tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka TERLAWAN dengan ini

memohon dengan hormat kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Medan yang mengadili perkara a quo agar berkenan untuk

memberikan putusan dengan amar sebagai berikut :

1. Menolak Perlawanan yang diajukan oleh PARA PELAWAN untuk

seluruhnya;

2. Menguatkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn. tanggal 18 Februari 2014;

3. Menghukum PARA PELAWAN untuk membayar biaya perkara.

Menimbang, bahwa atas Perlawanan Pelawan tersebut Pengadilan

Negeri Medan telah menjatuhkan putusan tanggal 16 Nopember 2014 Nomor

118 /Pdt.Plw/2014/PN.Mdn yang amarnya sebagai berikut :

Hal. 19 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

M E N G A D I L I :

1. Menyatakan Pelawan I, Pelawan II, Pelawan II dan Pelawan IV masing-

masing adalah Pelawan yang baik (goed opposant) ;

2. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 tidak memiliki daya

perintah pelaksanaan eksekusi ;

3. Menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan No.

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Februari 2014 non eksekutabel ;

4. Menghukum Terlawan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

531.000,- (lima ratus tiga puluh satu ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Permohonan Banding

Nomor 160/2014 tanggal 3 Desember 2014 yang dibuat oleh SUGENG

WAHYUDI,SH.MM Panitera Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan

bahwa Kuasa Terlawan telah menyatakan banding terhadap putusan

Pengadilan Negeri Medan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19

Nopember 2014 yang telah diberitahukan kepada Kuasa Para Terbanding

semula Para Pelawan pada tanggal 6 Pebruari 2015;

Menimbang, bahwa HJ. MARTALINA,SH, Jurusita Pengganti pada

Pengadilan Negeri Medan telah menyerahkan memori banding dari Pembanding

semula Terlawan kepada ParaTerbanding semula Para Pelawan pada tanggal

18 Maret 2015;

Menimbang, bahwa ILHAM PURBA,SH.MH, Wakil Panitera Pengadilan

Negeri Medan telah menyerahkan kontra memori banding dari Para Terbanding

semula Para Pelawan kepada Pembanding semula Terlawan pada tanggal 5

Mei 2015;

Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permintaan

bantuan dari Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 26 Pebruari 2015 telah

memberitahukan untuk memeriksa berkas perkara banding kepada Kuasa

Pembanding semula Terlawan dan pada tanggal 5 Januari 2014 kepada Kuasa

Hal. 20 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Terbanding semula Para Pelawan serta kepada Para Terbanding semula Para

Pelawan pada tanggal 10 Pebruari 2015 dalam dalam tenggang waktu 14

(empat belas) hari dari pemberitahuan tersebut, sebelum berkas perkara

tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

Menimbang, bahwa memori banding dari Pembanding semula Terlawan

pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa putusan yang dijatuhkan demi hukum tidak memberikan

pertimbangan yang cukup dan saling bertentangan satu dengan yang

lainnya maka demi hukum putusan yang telah diambil Majelis Hakim

tersebut onvoldoende gemotiveed ( insufficient Jugement ) dan oleh

karenanya putusan yang demikian demi hukum beralasan untuk

dibatalkan pada tingkat banding;

Bahwa sikap Majelis Hakim dalam perkara aquo sebagaimana terlihat

dalam pertimbangannya merupakan sikap yang meruntuhkan sendi-sendi

hukum jaminan yang sudah ada, sehingga telah membuat tidak ada

artinya penciptaan lembaga hak jaminan dalam hukum perdata;

Bahwa demi hukum Majelis Hakim yang memutus perkara aquo telah

mencampur adukan antara perkara Kepailitan dengan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang sehingga telah salah dalam penerapan

hukum dengan mencampur adukan pasal-pasal antara kewenangan

Hakim Pengawas dan Pengurus pada saat debetor dinyatakan dalam

PKPU dan kewenangan Hakim Pengawas dan Kurator pada saat debetor

dinyatakan pailit;

Bahwa oleh karena debetor/Para Pelawan/Terbanding bukan debetor

dalam keadaan Pailit maka demi hukum tidak berlaku bagi

Terbanding/Para pelawan ketentuan tentang pasal-pasal yang mengatur

debetor dalam keadaan pailit dan insolvensi sebagaimana

dipertimbangkan Majelis hakim dalam perkara aquo, yang telah

mempersamakan penanganan perkara debetor dalam kepailitan dan

penanganan debetor dalam perkara PKPU;

Bahwa berdasarkan point 1 s/d 4 diatas tidak ada alasan bagi Majelis

Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan

Penetapan yang telah dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Medan

Hal. 21 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

No.08/Eks/HT/2014/PN.mdn tanggal 18 Pebruari 2014 adalah non

Executable. Demi hukum debetor/Terbanding/Para pelawan tidak dalam

keadaan Pailit sebagaimana dimaksud dalam pasal 178 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004, maka tidak ada satu pasalpun yang

melarang Pembanding/Terlawan untuk mengajukan eksekusi penetapan

melalui Pengadilan Negeri Medan.Putusan perdamaian

No.05.PKPU/2012/PN.Niaga Medan tanggal 29 Agustus 2012 tidak

mengikat kreditor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku

Pembanding/Terlawan;

Menimbang, bahwa Kuasa Terbanding semula Para Pelawan telah

mengajukan Kontra Memori Banding terhadap alasan-alasan keberatan

banding yang diajukan oleh Pembanding yang pada pokoknya sebagai

berikut:

Bahwa permohonan eksekusi oleh Pembanding tidak memiliki dasar

hukum yang jelas;

Bahwa penyelesaian piutang Pembanding merupakan yurisdiksi

Pengadilan Niaga.

Bahwa Pembanding telah keliru memahami pertimbangan hukum

Putusan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn.Terbanding tegaskan

kembali pertimbangan hukum Putusan Nomor

118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 menyebutkan

penyelesaian hutang Kreditor diajukan kepada Pengawas. Yang

disebutkan dalam pertimbangan adalah penyelesaian bukan

permohonan eksekusi hak tanggungan, sehingga sebenarnya

pemahaman yang keliru dan tidak cermat oleh Pembanding harus

dikesampingkan;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM:

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula

Terlawan telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena

itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Hal. 22 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Banding sebagai Pengadilan

ulangan memeriksa dan mengadili perkara ini tidak hanya berdasarkan memori

banding dan kontra memori banding tersebut, namun akan mengadili

berdasarkan seluruh fakta hukum yang diperoleh dari berkas perkara dalam

pemeriksaan Pengadilan Tingkat Pertama;

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan

mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang

tersebut dalam berkas perkara Nomor : 215/PDT/2015/PT.MDN.- dan turunan

resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor : 118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.-

tanggal 19 Nopember 2014 maka Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai

tersebut dibawah ini;

Menimbang, bahwa memori banding Pembanding semula Terlawan

ada 2(dua) keberatan pokok berkaitan dengan pertimbangan putusan

Pengadilan Negeri Medan yaitu pertama, sikap Majelis hakim yang

meruntuhkan sendi-sendi hukum jaminan, kedua pertimbangan yang

mencampuradukkan antara ketentuan dalam Kepailitan dengan ketentuan

dalam PKPU;

Menimbang, bahwa Para Terbanding semula Para Pelawan dalam kontra

memori bandingnya tetap berpendapat pertama, permohonan eksekusi tersebut

tidak berdasar hukum yang jelas karena penyelesaian piutang Pembanding

merupakan yurisdiksi Pengadilan Niaga, Kedua Pembanding telah keliru

memahami pertimbangan hukum Putusan Nomor : 118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.-

Terbanding tegaskan kembali pertimbangan hukum Putusan Nomor

118/Pdt.Plw/2014/PN-Mdn.- tanggal 19 Nopember 2014 menyebutkan

penyelesaian hutang Kreditur diajukan kepada Pengawas;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding semula Terlawan

yang berkaitan dengan sikap Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama yang

meruntuhkan sendi-sendi hak jaminan dapat dipertimbangkan antara lain

kontruksi hukum yang dibangun Pengadilan Tingkat Pertama dalam

memandang kedudukan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan PKPU adalah lex specialis derojat legi generalis yang ditulis

salah ( lex generalis derojat lex specialis) dari Undang-Undang Nomor 4 tahun

Hal. 23 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

1996 Tentang Hak Tanggungan, padahal kedua Undang-Undang ini tidak saling

mengalahkan, bahkan dapat berjalan saling bersamaan, apalagi dalam perkara

ini faktanya terjadi pengesahan perdamaian dalam PKPU dan bukan dalam

keadaan pailit. Seandainya yang terjadi adalah debitur dalam keadaan pailit,

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan pada pasal 21

menyatakan:”Apabila pemberi hak tanggungan dinyatakan pailit pemegang hak

tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut

ketentuan Undang-Undang ini.”

Menimbang, bahwa ketentuan tersebut sesuai pula dengan Undang-

Undang Noor 37 Tahun 2004 Tentang kepailitan dan PKPU dalam pasal 55

ayat(1) yang pada pokoknya menyatakan setiap pemegang hak gadai, jaminan

fidusia, hak tanggungan, hipotek,atau hak agunan atas kebendaan lainnya

dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan;

Menimbang, bahwa dengan dasar pertimbangan sebagaimana tersebut

maka konstruksi hukum pertimbangan Pengadilan Tingkat Pertama yang pada

pokoknya menyatakan pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa dikaitkan dengan perkara ini Termohon adalah pihak kreditor

saparatis yang tidak setuju dengan perdamaian yang dimohonkan oleh

pihak Pelawan I, sehingga pada akhirnya pihak Termohon tidak tunduk

kepada Putusan Pengesahan Perdamaian No.05/PKPU/2012/PN.Niaga

Medan tanggal 29 Agustus 2012 tersebut;

- Bahwa oleh karena pihak Terlawan tidak ikut di dalam perdamaian maka

sebagai pihak kreditur separatis maka Terlawan pasal 281 yo pasal 286

Undang-Undang No 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang, maka pihak termohon mempunyai hak

atas barang-barang jaminan untuk pelunasan piutangnya terhadap pihak

Pelawan I;

- Bahwa akan tetapi untuk memperoleh pelunasan piutangnya tersebut

bukan dengan cara mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan

Negeri Setempat karena berdasarkan pasal 3 ayat (1) Yo pasal 225 ayat

(3) tersebut diatas maka untuk pelunasan piutangnya maka

Hal. 24 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

penyelesaiannya harus diajukan ke Pengawas, karena sesuai pasal 225

ayat (3) UU No.37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU

menyebutkan bahwa pada saat permohonan telah diajukan oleh Kreditor

maka paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak permohonan tersebut

didaftarkan maka Pengadilan harus menunjuk Hakim Pengawas dari

Hakim Pengadilan serta mengangkat 1(satu) atau lebih pengurus yang

bersama debitur mengurus harta debitur;

Konstruksi hukum sebagaimana tersebut adalah tidak tepat karena

Pembanding semula Terlawan tidak tunduk kepada putusan pengesahan

perdamaian PKPU maka seharusnya Pembanding semula Terlawan tetap

mempunyai hak untuk mengajukan permohonan eksekusi hak tanggungan

melalui Pengadilan Negeri Medan;

Menimbang, bahwa perihal keberatan kedua dari Pembanding semula

Terlawan yang pada pokoknya menyatakan pertimbangan dalam putusan yang

mencampuradukkan antara ketentuan dalam Kepailitan dengan ketentuan

dalam PKPU;

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding semula Terlawan

tersebut Para Terbanding semula Para pelawan menyatakan pada pokoknya

Pembanding telah keliru memahami pertimbangan hukum Putusan Nomor

118/Pdt.Plw/ 2014/ PN.Mdn. Terbanding tegaskan kembali pertimbangan hukum

Putusan Nomor 118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014

menyebutkan penyelesaian hutang Kreditor diajukan kepada Pengawas.

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tingkat Banding mempelajari dan

meneliti pertimbangan putusan Pengadilan Tingkat Pertama dapat disimpulkan

Pengadilan Tingkat Pertama tidak tepat menerapkan ketentuan PKPU dalam

perkara ini, secara prinsip antara ketentuan dalam kepailitan dan PKPU

mempunyai perbedaan yang sangat signifikan yang kurang dipahami oleh

Pengadilan Tingkat Pertama antara lain sebagai berikut:

Hal. 25 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

- Dalam proses PKPU fungsi Pengurus tidak berkaitan dengan melakukan

pemberesan harta debitur melainkan hanya berkaitan dengan

kepengurusan harta debitur PKPU, sedangkan debitur sendiri tidak

kehilangan hak untuk mengurus hartanya tetapi harus seijin Pengurus,

hal tersebut sangat berbeda dengan proses kepailitan Tugas Kurator

melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit karena debitur

sudah kehilangan kemampuan untuk mengurus hartanya;

- Dalam proses PKPU fungsi Hakim Pengawas antara lain mengawasi

Pengurus dalam melakukan pengurusan harta, memimpin rapat kreditur

dan memimpin dan mengatur pengambilan suara dalam perdamaian

serta melanjutkan persetujuan perdamaian untuk disahkan oleh Majelis

pemutus, jadi tidak berkaitan pemberesan harta debitur atau eksekusi

dari Kreditur, sedangkan dalam kepailitan tugas hakim Pengawas antara

lain mengawasi Kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan

harta pailit;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka

keberatan pokok dari Pembanding semula Terlawan terhadap pertimbangan

putusan yang menyatakan penyelesaian hutang kreditur melalui Hakim

Pengawas beralasan sehingga dapat dibenarkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka

perlawanan pelawan seharusnya ditolak seluruhnya dan Pelawan I,II,III,IV

harus dinyatakan sebagai pelawan yang tidak baik;

Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tingkat Banding telah

membenarkan pokok keberatan sebagaimana memori banding

Pembanding semula Terlawan tersebut diatas maka terhadap memori

banding dan kontra memori banding selebihnya tidak ada urgensinya untuk

dipertimbangkan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa sebagai konsekwensi yuridis Pelawan I, Pelawan II,

Pelawan III, Pelawan IV adalah pelawan yang tidak baik, maka petitum

perlawanan lainnya yang accesoir dengan petitum pokok perlawanan

Hal. 26 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

petitum menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Medan Nomor :

08/Eks/HT/2014/PN.Mdn.- tanggal 18 Pebruari 2014 tidak memiliki daya

perintah pelaksanaan eksekusi dan petitum Penetapan Pengadilan Negeri

Medan tersebut non eksekutabel tersebut juga harus ditolak;

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Pengadilan

Tingkat Banding tidak sependapat dengan amar putusan Pengadilan

Tingkat pertama yang pada pokoknya menyatakan perlawanan Pelawan I,

Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV masing-masing adalah Pelawan

yang baik (Goed Opposant), menyatakan penetapan Pengadilan Negeri

Medan Nomor 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18 Pebruari 2014 tidak

memiliki daya perintah pelaksanaan eksekusi, menyatakan penetapan

Pengadilan Negeri Medan Nomor 08/Eks/HT/2014/PN.Mdn tanggal 18

ebruari 2014 non eksekutabel sehingga putusan Pengadilan Negeri Medan

Nomor 118/Pdt.Plw/2014/ PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 tidak dapat

dipertahankan dan dibatalkan, selanjutnya mengadili sendiri sebagaimana

telah dipertimbangkan tersebut diatas;

Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama

dibatalkan, maka Para Terbanding semula Para Pelawan berada dipihak

yang kalah, sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam

kedua tingkat pengadilan;

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak

Tanggungan, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

PKPU , Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, RBG

dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI :

- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Terlawan

tersebut;

Hal. 27 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor :

118/Pdt.Plw/2014/PN.Mdn tanggal 19 Nopember 2014 yang dimohonkan

banding;

MENGADILI SENDIRI

1. Menolak Perlawanan Para Pelawan seluruhnya;

2. Menyatakan Pelawan I, Pelawan II, Pelawan III dan Pelawan IV adalah

Pelawan yang tidak baik;

3. Menghukum Terbanding semula Para Pelawan untuk membayar biaya

perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat banding

ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan, pada hari Senin, tanggal 6 Juli 2015 oleh kami,

DR. A.TH. PUDJIWAHONO, SH.M.Hum, Ketua Pengadilan Tinggi Medan

sebagai Hakim Ketua Majelis, DR. H.RIDWAN RAMLI, SH.MH. dan HERU

PRAMONO, SH.M.Hum, masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang

ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan

Nomor 215/PDT/2015/PT.MDN, tanggal 19 Juni 2015 putusan tersebut pada

hari Kamis tanggal 9 Juli 2015 diucapkan dalam persidangan terbuka untuk

umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota

Majelis tersebut, dibantu SUSILA WARDHANI, SH, Panitera Muda Perdata

sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh

kedua belah pihak atau Kuasanya.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA: HAKIM KETUA,

DR. H. RIDWAN RAMLI, SH.MH. DR. A.TH. PUDJIWAHONO, SH.M.Hum.

HERU PRAMONO, SH.M.Hum.

PANITERA PENGGANTI,

SUSILA WARDHANI, SH.

Hal. 28 dari 28 Halaman Putusan No. 215/PDT/2015/PT-MDN.

Perincian biaya:

1. Materai ……………… Rp. 6.000,00 2. Redaksi…….............. Rp. 5.000,00 3. Pemberkasan ……… Rp.139.000,00 Jumlah …………….... Rp.150.000,00