PUBLIC RELATIONS POLITIK TIM KOMUNIKASI PRESIDEN … · 2018. 1. 30. · PUBLIC RELATIONS POLITIK...
Transcript of PUBLIC RELATIONS POLITIK TIM KOMUNIKASI PRESIDEN … · 2018. 1. 30. · PUBLIC RELATIONS POLITIK...
PUBLIC RELATIONS POLITIK TIM KOMUNIKASI PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA DALAM PENGELOLAAN ISU-ISU PUBLIK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
Musfiah Saidah
NIM. 1113051000030
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyartaan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Mei 2017
Musfiah Saidah
i
ABSTRAK
Musfiah Saidah
Public Relations Politik Tim Komunikasi Presiden Republik Indonesia dalam
Pengelolaan Isu-isu Publik
Pengelolaan isu publik merupakan hal yang penting dalam menjaga stabilitas
pemerintahan. Peran public relations diperlukan dalam membantu menjawab dan
mengelola isu publik yang berkembang terutama di era arus informasi seperti saat
ini. Perubahan nilai kepuasan publik bergantung pada bagaimana pemerintah
mengelola isu-isu publik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana pendekatan Public Relations Politik Tim Komunikasi Presiden dalam
pengelolaan isu-isu publik? Bagaimana Performa Komunikatif Tim Komunikasi
Presiden dalam pengelolaan isu-isu publik?
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci
dan mendalam. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi tidak
berstruktur, wawancara dan dokumentasi.
Adapun teori yang digunakan adalah teori Performa Komunikatif yang
dikemukakan oleh Pacanowsky dan O‟Donnell Trujilo yang menggambarkan
proses simbolik dari pemahaman prilaku manusia di dalam sebuah organisasi.
Selain itu peneliti juga menggunakan konsep pendekatan public relations politik
untuk membantu menjawab masalah dalam penelitian ini.
Hasil penelitian dan analisis yang dilakukan menunjukan beberapa pendekatan
public relations politik yang digunakan Tim Komunikasi Presiden dalam
pengelolaan isu-isu publik. Pendekatan PR politik dilakukan dengan menjalin
hubungan dengan audience kunci, penggunaan media sosial dan media relations,
pelibatan aparat penegak hukum dan optimalisasi kunjungan kerja atau biasa
disebut blusukan. Sedangkan dalam menyukseskan pendekatan tersebut, Tim
Komunikasi Presiden melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dan
membentuk budaya kerja serta performa komunikatif yang baik sehingga
kerjasama dalam pengelolaan isu dapat optimal.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan jika pendekatan yang
paling efektif dan sering digunakan adalah hype politic yaitu dengan menggunkan
media sosial dan media relations. Sedangkan performa komunikatif Tim
Komunikasi Presiden sejauh ini sudah cukup baik yang teraplikasi melalui
kerjasama antara Tim Komunikasi Presiden dengan Kantor Staf Presiden,
Kementrian/lembaga maupun pers namun perlu ditingkatkan terutama dari sisi
performa enkulturasinya.
Kata Kunci : Public Relations, Politik, Tim Komunikasi Presiden, Isu-isu Publik.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt yang
memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan dan ilmu pengetahuan hingga
akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Sholawat teriring
salam senantiasa tercurahakan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah
membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang yang tercerahkan
dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Masran, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
dan Fita Fatkhurakhamah, M.Si, selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Dr. Gun gun Heryanto, M. Si, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangakan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan, saran dan
kritik yang membangun dalam penyelesaian penelitian ini.
5. Ade Rina, M. Si, selaku pensihat akademik yang senantiasa mendoakan
dan mengingatkan peneliti untuk semangat dalam penulisan skripsi.
iii
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti. Semoga apa yang telah
diberikan bermanfaat bagi peneliti dalam menjalani kehidupan di
masyarakat dan menjadi amal soleh yang terus mengalir bagi bapak dan
ibu sekalian.
7. Keluarga Peneliti. Orang Tua tercinta, Bapak Saefudin dan Ibu Holidah
yang senantiasa mendoakan kesuksesan anaknya dan memberikan
semangat maupun motivasi untuk senantiasa sabar dalam menuntut ilmu
sehingga menjadi mahasiswa yang lulus bukan hanya berkuantitas namun
juga berkualitas. Teruntuk adik peneliti, Lulu ul Rojabiah dan Muhammad
Azmi Pahlevi yang senantiasa mendoakan kakaknya. Semoga penelitian
skripsi kakak dapat mengajarkan kepada kalian jika meneliti itu
menyenangkan dan jadikanlah skripsi sebagai Maha Karya terbaik dalam
jenjang strata satu.
8. Tim Komunikasi Presiden dan Tim Web Deputi 4 Kantor Staf Presiden RI.
Terima kasih atas kesediaan wawancara maupun bantuan data yang
peneliti butuhkan untuk melengkapi skripsi ini.
9. Sahabat tercinta, Annisa Rahmi yang telah mendoakan dan mendukung
setiap langkah perjuangan dan mimpi peneliti serta tidak bosan
mengingatkan penelti untuk fokus dalam setiap pekerjaan termasuk
penyelesaian skripsi ini.
iv
10. Rekan-rekan Komunikasi dam Penyiaran Islam angkatan 2013 khususya
KPI A yang telah berjuang selama 4 tahun dengan berbagai canda, tawa,
amarah dan perjuangan yang akan selalu membekas.
11. KKN Sanubari 217, Revy, Delila, Oki, Nurul, Hani, Reno, Rifky, Dani,
Sofi, dan Denis serta warga desa Karang Serang yang telah memberikan
pelajaran kehidupan tentang arti kemandirian dan pengabdian masyarakat.
12. Keluarga Besar Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ)
Provinsi Banten dan LPTQ kota Tangerang Selatan atas segala
pembelajarannya seputar penulisan makalah ilmiah Alquran yang menjadi
ilmu bagi peneliti untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan seputar
karya tulis. Terima kasih kepada Mastia Lestaluhu, Nurfadlina dan Ahmad
Hamdani atas segala saran dan semangatnya untuk istiqamah dalam
menulis.
13. Pembaca penelitian skripsi ini. Semoga apa yang peneliti tulis dapat
bermafaat.
Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan masukan baik
berupa saran maupun kritik sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih
baik lagi. Semoga apa yang peneliti tuliskan dalam skripsi ini menjadi
ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah untuk peneliti, keluarga
dan para pengajar.
Jakarta 29 Mei 2017
Musfiah Saidah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 10
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 16
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17
BAB II KAJIAN TEORITIS ...............................................................................19
A. Teori Performa Komunikatif ................................................................. 19
1. Definisi Performa Komunikatif .......................................................... 19
2. Macam-macam Performa Komunikatif .............................................. 19
B. Konsep Komunikasi Politik ................................................................... 21
1. Pengertian Komunikasi Politik ........................................................... 21
2. Fungsi Komunikasi Politik ................................................................. 22
C. Konseptualisasi Public relations Politik ................................................ 23
1. Pengertian Public relations Politik ..................................................... 24
2. Tujuan Public relations Politik ........................................................... 25
3. Pendekatan Public relations Politik .................................................... 26
D. Konseptualisasi Isu-isu Publik .............................................................. 29
1. Pengertian Isu ..................................................................................... 29
vi
2. Jenis-Jenis Isu ..................................................................................... 30
3. Tahapan Perubahan isu menjadi krisis ............................................... 31
4. Pengendalian dan Pengelolaan Issue .................................................. 32
E.Kerangka Berpikir .................................................................................. 35
BAB III GAMBARAN UMUM ..........................................................................36
A. Profil Tim Komunikasi Presiden RI ...................................................... 36
1. Sejarah singkat Tim Komunikasi Presiden RI ................................... 36
2. Anggota Tim Komunikasi Presiden RI .............................................. 39
3. Tugas dan Fungsi Tim Komunikasi Presiden RI ................................ 42
B. Kantor Staf Presiden RI ......................................................................... 42
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN ...........................................45
A. Pendekatan Public relations Politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam
Pengelolaan Isu-Isu Publik ......................................................................... 45
1. Relasi TKP dengan Publik ................................................................. 45
2. Paradigma politik Grunigian .............................................................. 50
3. Persuasi Politik ................................................................................... 54
4. Hype Politik ........................................................................................ 57
5. Manajemen Reputasi Politik .............................................................. 68
6. Hubungan Publik Politik .................................................................... 69
7. Pembangunan Komunitas Politik ....................................................... 72
B. Performa Komunikatif Tim Komunikasi Presiden dalam Pengelolaan
Isu-isu publik ............................................................................................. 73
1. Performa Ritual .................................................................................. 74
2. Performa Hasrat .................................................................................. 75
3. Performa Sosial .................................................................................. 76
4. Performa Politis .................................................................................. 77
5. Performa Enkulturasi .......................................................................... 78
C. Pembahasan dan Analisis Hasil Temuan ............................................... 80
1. Public relations politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam Mengelola
Isu Public ................................................................................................ 80
2. Performa Komunikatif Tim Komunikasi Presdien RI ........................ 92
vii
BAB V PENUTUP ................................................................................................95
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ...................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................99
LAMPIRAN ........................................................................................................102
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Performa Komunikatif ……………………………………................. 20
Tabel 2 Kegiatan Presiden Menghadiri Acara Ormas ....................................... 48
Tabel 3 Lima Butir Persetujuan Kapolri dan GNPF MUI ……..……………... 55
Tabel 4 Kehadiran TKP di acara Televisi Swasta ……………………...…….. 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sukardi Rinakit ……………………………………………………. 39
Gambar 2 Johan Budi ……………………………………………………….... 40
Gambar 3 Ari Dwipayana …………………………………………………….. 42
Gambar 4 Pertemuan Jokowi dengan organisasi massa (ormas) Islam ………. 46
Gambar 5 Isu Dwi Kewarganegaraan Archandra Tahar …………………….... 51
Gambar 6 Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri ESDM ……………………. 53
Gambar 7 Pertemuan Antara Kaplori, MUI dan Tokoh Agama …………….... 54
Gambar 8 Pengguna Media Sosial di Indonesia …………………………….... 59
Gambar 9 Akun media sosial facebook Presiden Jokowi ..……….,………….. 59
Gambar 10 Akun media sosial Twitter Presiden Jokowi ……………………... 60
Gambar 11 Presiden Jokowi memberikan keterangan di youtube channel …... 61
Gambar 12 Acara Sudut Istana ……………………………………………….. 62
Gambar 13 Contoh Kontranarasi Melalui Gambar …………………………... 67
Gambar 14 Peta Blusukan Jokowi …………………………………………… 70
Gambar 15 Blusukan Jokowi ke Kota Nias ………………………………….. 71
Gambar 16 Kunjungan Kerja Presiden ke Pulau Miangas …………………... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era derasnya arus informasi seperti saat ini diperlukan sinergitas
dalam penyampaian infromasi antara pemerintah dan publik. Perubahan nilai
kepuasan publik salah satunya ditentukan oleh bagaimana pemerintah
mengelola isu-isu publik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik.
Selain itu, kehadiran media sosial dapat menjadikan isu seperti wacana liar
dalam ruang informasi yang serba instan, wacana publik semakin tidak
terkontrol sehingga kinerja pemerintah selalu menjadi sorotan. Hal tersebut
dapat menimbulkan resiko yang membahayakan bagi pemerintahan. Oleh
karena itu perlu adanya transparansi informasi dan komunikasi yang baik
antara pemerintah dengan publik.
Pasca keterpilihan Presiden Jokowi pada pemilu 2014 lalu, kinerja
Presiden menjadi sorotan. Di awal pemerintahan Presiden Jokowi berbagai isu
bermunculan dan kepercayaan publik cenderung menurun. Menurut survey
yang dilakukan Litbang Berita Satu Media Holding (BSMH) kepuasan publik
pada satu tahun pemerintahan Jokowi terhadap kinerja pemerintah pada enam
isu sosial ekonomi yakni kemiskinan, pangan, lapangan pekerjaan, kesehatan,
pendidikan serta lingkungan hidup secara umum hanya mencapai 48%. Angka
2
tersebut menurun dari sebelumnya yaitu mencapai 60% pada 100 hari masa
kerja Presiden.1
Selain itu, tepat pada satu tahun periode kepemimpinan Presiden
Jokowi terjadi beberapa aksi demonstrasi meminta Presiden Jokowi mundur
dari jabatannya. Salah satunya yang dilakukan oleh Himpunan Masyarakat
Peduli Indonesia (HMPI) sebagaimana diberitakan oleh koran Republika pada
tanggal 20 Oktober 2015. Mereka menganggap kinerja pemerintahan Jokowi
selama ini dinilai sangat mengecewakan, menyimpang dari janji-janji
kampanye (Nawacita), gagal mewujudkan Trisakti, dan membuat situasi
ekonomi nasional bertambah buruk.2
Pada satu tahun pemerintahan stabilitas nasional tidak seperti yang
diharapkan. Kondisi tersebut dipahami oleh Presiden Jokowi. Berbagai
kekecewaan muncul juga karena minimnya komunikasi antara pemerintah dan
rakyat dalam merespon berbagai isu dan sosialisasi kebijakan. Oleh karena itu,
pengelolaan informasi menjadi agenda yang sangat penting. Komunikasi yang
baik terkait berbagai kebijakan pemerintah maupun sikap pemerintah dalam
merespon isu adalah suatu hal yang perlu diutamakan.
Di tengah hiruk-pikuk informasi yang bertebaran melalui berbagai
jenis media, sinergitas di lembaga menjadi sebuah keharusan. Presiden Jokowi
pernah menginisiasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang
1 http://www.beritasatu.com/ekonomi/248313-kepuasan-publik-terhadap-kinerja-
pemerintah-menurun.html. Diakses pada hari selasa, 22 November 2016, pukul 19.15. 2http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/10/20/nwhsvo349-satu-tahun-
memerintah-rakyat-minta-Jokowijk-mundur
3
Pengelolaan Komunikasi Publik pada tanggal 25 Juni 2015, yang intinya
adalah untuk menghasilkan narasi tunggal terkait kebijakan dan program
pemerintah kepada publik sesuai arahan Presiden.3 Selain itu, ketika
mengawali sidang kabinet di Istana Bogor pada tanggal 23 November 2015
Presiden menegaskan pentingnya satu visi dalam kabinet sehingga tidak
menimbulkan kegaduhan dan memperbesar isu di masyarakat.
Pada periode berikutnya, tepat pada dua tahun masa kerja Jokowi
kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah meningkat. Menurut Litbang
koran Kompas sejak April hingga Oktober 2016, tingkat kepuasan masyarakat
stabil di atas 60%. Bahkan, pada Oktober angkanya mencapai 61%. Hal
tersebut juga membuat citra Jokowi menunjukkan tren positif di atas 80%.
Berakhir pada angka 91,4% pada bulan Oktober 2016.4 Kesuksesan ini
mendorong kepercayaan diri yang tinggi pada pemerintahan. Publik pun
memberikan respons positif yang lebih tinggi pada kinerja kabinet. Hal
tersebut tidak terlepas dari terjalinnya komunikasi yang baik antara
pemerintah dan rakyat.
Sejauh ini, dalam dua tahun periode kepemimpinan Presiden Jokowi
terdapat beberapa isu-isu publik yang bermunculan. Dari sektor ekonomi
terdapat isu kenaikan harga BBM, gejolak nilai tukar rupiah hingga kebijakan
pengampunan pajak menjadi sorotan. Lalu dari sektor penegakan hukum,
kisruh KPK VS Polri, kasus papa minta saham hingga kebijakan baru operasi
3 http://Presidenri.go.id/reformasi-birokrasi/juru-bicara-dan-satu-visi-Presiden.html.
Diakses pada tanggal 20 November 2016 pukul 15.10 4http://nasional.kompas.com/read/2016/10/21/10203341/survei.kompas.61.persen.publik.
puas.kinerja.pemerintah.citra.Jokowi.makin.positif?page. Diakses pada hari selasa, 22 November
2016, pukul 19. 23.
4
tangkap tangan menjadi perhatian. Selanjutnya panggung politik juga
mengundang berbagai isu bermunculan seperti merapatnya berbagai partai
politik menjadi pendukung pemerintah, reshuffle kabinet maupun polemik
pencalonan Kapolri. Isu berikutnya yang menyedot perhatian publik adalah
terkait Hak Asasi Manusia seperti perlindungan Anak dari kekerasan seksual
hingga penyanderaan sepuluh WNI anak buah kapal Tunda Brahma 12 dan
kapal tongkang Anand 12 oleh milisi Abu Sayyaf di perairan Tawi-tawi,
Filipina selatan.
Isu publik yang berkembang merupakan sesuatu yang bersifat
bertentangan atau yang menimbulkan polemik tentang seseorang (individu)
atau sebuah organisasi. Isu bisa muncul dalam bentuk opini berupa pernyataan
yang bisa dikemukakan melalui kata-kata, isyarat, atau cara-cara lain yang
mengandung arti tertentu. Ditambah lagi dengan kemajuan akses informasi
dan keterbukan berita lewat media massa. Pemerintah juga perlu menjaga
hubungan dengan media massa yang ada. Media massa dapat menjadi wacana
pembentuk pendapat umum. Dengan kemampuan media massa membentuk
pendapat umum, maka aktivitas para pemimpin negara, politisi dan para
pengambil kebijakan tidak dapat dipisahkan dari peran media.5
Mengingat pentinganya pengelolaan isu maka diperlukan komunikasi
yang baik dalam merespon isu maupun menginformasikan kebijakan serta
kinerja pemerintah. Pengelolaan isu mencakup pemakaian informasi secara
proaktif dan komunikatif dalam rangka mengurangi resiko dan menjaga
5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h.155
5
reputasi dalam rangka mencapai tujuan.6 Saat ini ruang informasi semakin liar
sehingga pemerintah harus memahami dan memberikan respon cepat dan
transparan untuk dapat mengubah opini publik.
Dalam merealisasi hal tersebut maka dibentuklah Tim Komunikasi
Presiden Republik Indonesia. Hal tersebut merupakan usaha untuk mengatasi
ancaman dan krisis sekaligus menginformasikan upaya dan hasil kerja
pemerintah. Sebagaimana pendapat Butterick, meningkatnya komunikasi
dengan pemerintah pusat juga dapat dibenarkan sebagai sebuah contoh
pemerintah yang lebih terbuka dan bertanggung jawab untuk
mengomunikasikan isu-isu yang berpengaruh dalam rangka kepentingan
nasional.7
Kegiatan public relations membuka ruang kebebasan berpendapat
kepada masyarakat yang merupakan ciri demokrasi. Oleh karena itu
disamping memberikan penerangan kepada publik, PR juga memperhatikan
dan meneliti sikap-sikap dan pendapat publik, yang selanjutnya disesuaikan
dengan kebijakan dan tindakan lembaga. Dalam komunikasi politik, usaha
membentuk dan membina citra dan pendapat umum yang positif dilakukan
dengan persuasi politik, yaitu dengan metode komunikasi dua arah dalam arti
menghargai pendapat dan keinginan khalayak.
Kinerja buruk pemerintah seringkali berangkat dari anggapan jika
pemerintah tidak transparan terhadap suatu informansi dan lebih
mengutamakan kepentingan tertentu. Keberadaan peran public relations dalam
7 Keith Butterick, Pengantar Public relations Teori dan Praktik (Jakarta: PT. Rajawali
Press, 2012), h. 202
6
suatu organisasi atau lembaga adalah sebuah indikasi bahwa public relations
mempunyai peran yang sangat penting dalam perputaran sistem yang ada pada
manajamen dan lembaga atau organisasi. 8
Menurut Seitel dalam Chatra dan Nasrullah, “Public relations is
Commmucicating truth good works well told!. Kejujuran adalah prinsip yang
harus selalu dipegang oleh praktisi kehumasan. Jika terbukti berbuat tidak
jujur, habislah kredibilitasnya, dan habis pula karirnya sebagai praktisi
kehumasan yang profesional. Rasulullah Saw memperoleh sukses dan sangat
kredibel dalam berkomunikasi terutama karena beliau dikenal sebagai pribadi
yang jujur.9 Sebagaimana konsep Ivy Ledbetter Lee dalam Rumanti, semakin
seseorang terbuka dan jujur menyapaikan masalahnya, para wartawan semakin
berhati-hati dan seksama, jujur dan transparan dalam penulisannya.10
Berangkat dari paparan data yang disinggung di awal peneliti melihat
jika pengelolaan isu publik merupakan hal yang penting. Dalam tatanan
kekuasan yang demokratis, demokrasi menempatkan opini publik sebagai
suara rakyat karena menyampaikan pendapat bagi warga negara merupakan
kebutuhan vital untuk mewujudkan hak-hak politiknya. Public relations
politik merupakan ilmu terapan baru dalam bidang kajian public relations. Hal
ini menjadi sebuah kajian seiring dengan munculnya fenomena politik modern
8 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, cet ke 12 (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1999), h. 131 9 Emeraldy Chatra dan Rulli Nasrullah. Public relations Strategi Kehumasan dalam
menghadapi krisis (Bandung: Maximalis, 2008) h. 138 10
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public relations, Cet 2 (Jakarta: Grasindo,
2004) h. 62
7
yang kian banyak memanfaatkan media massa dan taktik serta strategi
komunikasi politik.
Peranan public relations menjadi sangat penting dalam menangani
polemik atau permasalahan yang terjadi di suatu organisasi baik government
maupun non government organization. Dalam kasus berbagai macam yang
menyangkut dengan pengaruh terhadap citra suatu organisasi, maka peran
public relations untuk mengelola isu public sangatlah penting.
Menurut Frank Jefkins, PR adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian.11
Tujuan utama aktivitas PR politik adalah
mendapatkan dukungan politik dari publik internal ataupun eksternal dalam
pencapain tujuan khusus sebuah organisasi atau institusi politik. Dalam suatu
pemerintahan negara, Presiden juga memiliki staf komunikasi khusus. Salah
satu fungsinya yaitu public relations. Terjalinnya kedekatan dengan audiens
adalah kunci keberhasilan, hal ini hanya dapat dilakukan melalui peran PR
sehingga kebijakan Presiden dapat dimaknai dengan baik.
Pada hakikatnya public relations dikembangkan dalam suatu
organisasi dan merupakan salah satu fungsi manajemen. Menurut Anwar
Arifin, public relations adalah suatu usaha atau suatu kejadian yang dilakukan
secara sadar dan sistematis oleh suatu badan organisasi dalam mengadakan
hubungan dengan masyarakat. Kegiatan itu bertugas memberikan informasi
11
Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Public Relations, Edisi ke 5 (Jakarta: Erlangga,
2002), h. 10
8
yang secukupnya dan selengkap-lengkapnya kepada publik (masyarakat) dan
meneliti serta menghargai pendapat-pendapat, saran-saran, sikap-sikap dan
landasan kebijakan dan tindakan yang akan diambil. Tujuannya agar
organisasi yang diemban memperoleh pengertian, citra, penerimaan, dan
dukungan dari publik.12
Di sini peneliti melihat beberapa hal yang menarik untuk diteliti.
Pertama, kegiatan public relations menunjukkan ciri demokrasi, yang
memberi penghargaan kepada khalayak atau masyarakat. Dalam hal ini,
khalayak tidak dipandang sebagai objek semata, tetapi dipandang sebagai
subjek. Dengan kebebasan berpendapat yang dimiliki sebagai kebutuhan untuk
mewujudkan hak politiknya.
Kedua, kian majunya kemajuan teknologi informasi dan kehadiran
media sosial membuat informasi semakin liar dan memicu berbagai isu
bermunculan. Oleh karena itu diperlukan komunikasi yang baik dalam
merespon isu maupun menginformasikan kebijakan serta kinerja pemerintah.
Minimnya komunikasi antara pemerintah dan rakyat dalam merespon berbagai
isu dan sosialisasi kebijakan akan menggangu stabilitas nasional.
Ketiga, meningkatnya harapan publik adanya transparansi informasi
membuat public relations politik menjadi sebuah kebutuhan. Pemerintah
diharapkan dapat merespon isu yang berkembang dan memberikan narasi
tunggal sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. Selain itu kebenaran dan
kejujuran informasi yang disampaikan tentu juga diharapakan.
12
Anwar Arifin, Komunikasi Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 141.
9
Dalam konteks bahasan ini, peneliti tentu akan mencoba memahami
peran dan pendekatan public relation Tim Komunikasi Presiden dalam
pengelolalan isu-isu publik. Oleh karena itu, berdasarkan masalah yang
dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
mendalam yang dituangkan dalam bentuk penelitian berjudul “Public
Relations Politik Tim Komunikasi Presiden Republik Indonesia dalam
Pengelolaan Isu-Isu Publik”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
peneliti membatasi masalah agar ruang lingkup pada penelitian kali ini
fokus, terarah dan tidak meluas. Adapun batasan masalahnya adalah public
relations politik Tim Komunikasi Presiden Republik Indonesia dalam
pengelolaan isu-isu publik sejak dibentuknya Tim Komunikasi Presiden
pada tanggal 11 Mei 2015 sampai tanggal 31 Desember 2016.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah
1. Bagaimana pendekataan-pendekatan public relations politik Tim
Komunikasi Presiden dalam pengelolaan isu-isu publik?
2. Bagaimana performa komunikatif Tim Komunikasi Presiden dalam
pengelolaan isu-isu publik?
10
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pendekatan-pendekatan public relations politik Tim
Komunikasi Presiden dalam pengelolaan isu-isu publik.
2. Mengetahui performa komunikatif Tim Komunikasi Presiden dalam
pengelolaan isu-isu publik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai acuan ilmiah maupun referensi dalam pengembangan ilmu
komunikasi, khususnya pada tataran kajian komunikasi politik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif
dalam perkembangan studi tentang public relations politik saat ini,
khususnya bagi peneliti dan akademisi serta umumnya bagi masyarakat.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang atau
prilaku yang diamati. Penelitian kualitatif berusaha mencari apa yang ada
dibalik tindakan, bukan fenomena luar tetapi fenomena dalam dan lebih
menekankan pada makna dan proses daripada hasil dari suatu aktivitas.13
13
Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h. 3.
11
Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Metode
studi kasus merupakan salah satu jenis penelitian deskriptif, penelitin yang
dilaukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu
organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau
subjek yang sempit.14
Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus
kolektif yaitu penelitian studi kasus yang menggunakan lebih dari satu isu
di dalam satu penelitian.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah salah satu cara pandang untuk memahami
kompleksitas dunia nyata.15
Penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivisme. Karakteristik konstruktivisme adalah metodologi empiris
logis dalam pengertian luas dan ajakan untuk menerapkan kerangka
tersebut kedalam penelitian manuia. Konstruktivis menyatakan bahwa
manusia tidak menemukan atau mendapatkan pengetahuan namun
menyusun dan membentuknya.16
Paradigma tersebut menyatakan bahwa individu
menginterpretasikan dan bereaksi menurut kategori konseptual dari
pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring
melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut.17
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 116. 15
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6. 16
Denzin and Lincoln, Handbook of Qualitative Research, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009) H. 156-157 17
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: PT.
Rema Rosdakarya, 2007), h. 158.
12
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah Tim Komunikasi Presiden
Republik Indonesia. Sedangkan objek penelitiannya adalah public
relations politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam pengelolaan isu-isu
publik.
4. Tempat dam Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kementrian Sekertaris Negara, Jl. Veteran
No.16 Jakarta Pusat, 10110. Sedangkan waktu penelitian adalah sejak
bulan Oktober 2016 hingga Mei 2017.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data:
a. Unstructure Observation
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan.18
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi tidak
berstrutur (Unstructured Observation). Alasan peneliti menggunakan
observasi tidak berstruktur karena dengan pengamatan, dimungkinkan
melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat prilaku dan
kejadian sebagaimana yang sebenarnya dan menghindari kerancuan
yang mungkin dapat terjadi. Dengan demikian pada observasi ini
peneliti akan langsung ke lapangan dan mengamati fenomena-
18
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2010), h. 115.
13
fenomena yang terjadi di lapangan dengan fokus observasi yang akan
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
b. Wawancara
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan wawancara mendalam
(dept interview). Wawancara mendalam secara umum adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara.19
Peneliti melakukan wawancara kepada
narasumber yang berhubungan dan menguasai tema yang relevan
dengan substansi utama penelitian agar mendapatkan data yang
lengkap dan mendalam.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diperoleh dari dokumen
tertulis. Dalam hal ini penulis berusaha untuk mengumpulkan,
membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data yang
diperoleh baik itu data yang diperoleh di lapangan maupun data-data
lain yang diperoleh dari telaah berbagai buku, jurnal, makalah, artikel
bahkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya yang relevan
dengan penelitian ini.
19
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2010), h. 108.
14
6. Teknik Analisia Data
Setelah mengamati dan mendapatkan berbagai data yang
dibutuhkan, selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data yang kedalam kategori, menjabarkan unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.20
Teknik analisis yang digunakan menggunkan strategi umum yaitu
analisis deskriptif. Strategi ini lazimnya dilakukan dengan
mendeskripsikan masing-masing temuan penelitian berdasarkan masing-
masing permasalahan. Jika masing-masing permasalahan diperkirakan
dalam beberapa fokus, maka analisis data dilakukan dengan deskripsi
masing-masing kasus.
Secara ringkas dalam meganalisa data penulis akan melakukan
tahapan analisa menurut Creswell sebagai berikut:
1. Menentukan apakah pendekatan penelitian kasus yang dipergunakan
telah sesuai dengan masalah penelitiannya. Dalam tahap ini peneliti
menetukan secara jelas batasan kasus yang diteliti dan memahami
catatan secara keseluruhan dengan teliti.
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Alfabeta, 2010), h. 89.
15
2. Mengidentifikasi kasus yang akan diteliti. Dalam tahap ini peneliti
memilih dokumen yang menarik, singkat, mempelajari dokumen
tersebut dan memikirkan makna pokoknya.
3. Melakukan analisis terhadap kasus. Analisis dapat dilakukan dengan
analisis holistic terhadap kasus atau analisis khusus (embedded).
Dalam tahap ini peneliti akan mengumpulan data maupun informasi
melalui wawancara maupun data observasi di lapangan. Selanjutnya
peneliti mengkaji isu yang diikuti dengan tema-tema yang ada di balik
kasus.
4. Merumuskan dan menginterpretasikan informasi. Pada tahapan ini
peneliti melakukan perumusan dan interpretasi atas informasi yang
diperoleh. Perumusan dan interpretasi tidak dilakukan pada akhir
pengunpulan data tetapi selama mengumpulkan data baik wawancara
maupun pengamatan lapangan. Oleh karena itu pada tahap akhir
penelitian, peneliti dapat memperoleh hasil akhir dari kesinambungan
proses intrpretasi atas informasi yang diperoleh selama melakukan
penelitian.
5. Melaporkan makna-makna yang dapat dipelajari dari isu yang ada di
balik kasus.21
Analisis data kualitatif ini dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan tersebut dapat dilakukan
21
John W Creswell, Research Design (Qualitative, Quantitative and Mixed Method
Approach) (London: SAGE Publication, 2014) h. 148-149
16
selama dan sesudah pengumpulan data. Data yang diperoleh dari hasil
wawancara, dokumentasi, maupun catatan di lapangan akan diorganisasikan
kedalam teori performa komunikatif dan konsep publik relation politik.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan menjelaskan
bagiamana public relations politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam
pengelolaan isu-isu publik. Selanjutnya, untuk menghindari unsur plagiat,
maka dari pengamatan literatur yang ada, peneliti menemukan beberapa
penelitian yang sedikit memiliki kesamaan yaitu:
1. Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta.
Sadam Husen Falahudin yang berjudul “Strategi Public Relations Politik
PKS dalam reformulasi citra partai menuju pemilu 2014”. Penelitian ini
menggunkana metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptis
analilis. Teori yang digunakan adalah performa komunikatif dan konsep
Public Relations politik. Hasil penelitian tersebut meyebutkan jika partai
keadilan sejahtera (PKS) memainkan isu publik untuk mendaptkan simpati
dari masyarakat dalam upaya mengembalikan citra positif partai.
Persamaan penelitian terdapat pada objek penelitian yang digunakan.
Sedangkan perbedaan terdapat pada subjek penelitian.
2. Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta.
Satia Chandra Wiguna yang berjudul “Performa Komunikatif Hajriyanto
Yasin Thohari dalam Implementasi Pengelolaan Jabatan Publik”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
17
pendekatan studi kasus intrinsik. Teori yang digunakan adalah performa
komunikatif. Hasil penelitian ini menunjukan Harjiyanto Yasin Thohari
aktif menjalankan tugasnya dalam mengelola jabatan publik sebagai wakil
ketua MPR RI. Persamaan penelitian terdapat pada teori yang digunakan
yaitu Performa Komunikatif. Sedangkan perbedaan terdapat pada subjek
dan objek penelitian.
3. Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
Zaldi Handi Aditya yang berjudul “Strategi Komunikasi Humas
Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam membentuk citra kota cerdas,
modern dan religius”. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian ini mengemukakan strategi humas pemerintah Tangerang
Selatan dalam membentuk citra positif kota cerdas, modern dan religius.
Persamaan penelitian ini terdapat pada subjek penelitian yang sama-sama
membahas tentang bagaimana mengomunikaiskan informasi kepada
publik. Perbedaan terdapat pada teori yang digunakan dan objek
penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada podoman
umum karya ilmiah yang tercantum dalam pedoman akademik program strata
1 tahun 2013/104 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Agar penulisan skripsi ini
bersifat sistematis dam mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis
membaginya menjadi lima bab dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub
bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
18
BAB I: Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II: Kajian Teoritis
Bab ini akan menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian
yaitu teori Performa Komunikatif, konseptualisasi Public Relations Politik,
konseptualisasi Komunikasi Politik dan konseptualisasi Isu Publik.
BAB III: Gambaran Umum
Dalam bab ini akan dikemukakan visi, misi, tujuan, serta profil Tim
Komunikasi Presiden RI.
BAB IV: Hasil Temuan dan Analisis
Dalam bab ini akan diuraikan hasil analisa temuan di lapangan berupa peran
public relations politik dalam mengelola isu-isu publik dan strategi Tim
Komunikasi Presiden RI dalam mengelola isu publik.
Bab V: Penutup
Dalam bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan
hasil penelitian.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Performa Komunikatif
1. Definisi Performa Komunikatif
Performa Komunikatif merupakan salah satu konsep yang terdapat
di budaya organisasi yang dikemukakan oleh Michael Pacanowsky dan
Nick O‟Donnell Trujillo. Budaya organisasi adalah sesuatu yang
dihasilkan melalui interaksi sehari-hari dalam organisasi. Bukan hanya
tugas pekerjaan, tetapi semua jenis komunikasi.1 Pacanowsky dan
O‟Donnell Trujilo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan
performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya
organsasi yang unik. Performa adalah metafora yang menggambarkan
proses simbolik dari pemahaman akan prilaku manusia di dalam sebuah
organisasi.2
2. Macam-macam Performa Komunikatif
Terdapat lima performa Komunikatif yaitu ritual, hasrat, sosial, politik
dan enkulturasi.
a. Performa Ritual
Performa ritual merupakan performa komunikasi yang terjadi secara
teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat jenis yaitu personal,
1 Stephen W Little John dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Edisi 9 (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), h. 383. 2 West dan Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta:
Salemba Humanika, 2008) h. 325.
20
tugas, sosial dan organisasi. Ritual personal mencakup semua hal yang
dilakukan secara rutin di tempat kerja. Ritual tugas (task ritual) adalah
prilaku yang rutin yang dikaitakan dengan pekerjaan seseorang.
Rutinitas sosial (social ritual) adalah rutinitas verbal dan non verbal
yang melibatkan interkasi dengan orang lain di tempat kerja.
Sedangkan ritual organisasi adalah rutinitas yang berkaitan dengan
organisasi secara keseluruhan.
b. Performa Hasrat
Performa hasrat merupakan kisah-kisah mengenai organisasi yang
sering kali diceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi
dengan orang lain.
c. Performa Sosial
Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan
untuk mendorong kerja sama di antara anggota organisasi
d. Performa Politik
Performa politik merupakan perilaku organisasi yang
mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Ketika anggota organisasi
terlibat dalam performa politis, mereka mengomunikasikan keinginain
untuk memengaruhi orang lain.
e. Performa Enkulturasi
Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota mendapat
pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi
yang mampu berkontribusi. Performa ini dapat berupa sesuatu yang
21
berani maupun hati-hati dan performa ini mendemonstrasikan
kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi. 1
Secara singkat perfoma komunikatif digambrakan oleh tabel dibawah ini
Tabel 1
Macam-macam dan Contoh Performa Komunikatif
No Macam-
macam
performa
Contoh
1. Performa
Ritual
Ritual personal – membaca berita di koran; ritual tugas
memberikan saran kebijakan- ritual sosial focus group
discussion; ritual organisasi – Rapat terbatas
2. Performa
Hasrat
Penceritaan kisah, metafora, dan pembicaraan yang
berlebihan “Ini adalah partai yang jujur dan bersih”
3. Performa
sosial
Tindakan santun dan sopan; mengucapkan terima kasih,
memberikan senyuman, menerima permintaan
wawancara
4. Performa
politis
Menjalankan kontrol, kekuasaan dan pengaruh
maupun membentuk opini public
5 Performa
Enkulturasi
Mendapatkan pengetahuan- menerima pelatihan sebagai
kader partai
B. Konsep Komunikasi Politik
1. Pengertian Komunikasi Politik
Sedangkan menurut Hafied Cangara komunikasi politik dapat
diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau
konsekuensi terhadap aktivitas politik. Artinya komunikasi politik
1 West dan Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi (Jakarta:
Salemba Humanika, 2008) h. 325.
22
memiliki pesan yang bermuatan politik.2 Komunikasi politik dari
masyarakat ke penguasa politik terjadi ketika anggota-anggota masyarakat
menyampaikan pesan-pesan atau informasi politik berupa tuntutan
(demanding) dan dukungan (supporting) kepada penguasa politik.
Sedangkan komunikasi dari penguasa politik ke masyarakat terjadi apabila
penguasa politik menyampaikan pesan-pesan politik, kebijakan (policy)
maupun keputusan (decision).3
2. Fungsi Komunikasi Politik
Sebagai disiplin ilmu, maka komunikasi politik menurut Mc Nair
memiliki lima fungsi dasar, yakni:
a. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di
sekitarnya. Oleh karena itu, media komunikasi diharapkan memiliki
fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi
dalam masyarakat.
b. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikasi fakta yang ada.
Para jurnalis diharapkan meilihat fakta yang ada, sehingga berusaha
membuat liputan objektif (objective reporting) yang bisa mendidik
masyarakat atas realitas fakta tersebut.
c. Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-
masalah politik sehingga dapat menjadi wacana dalam membentuk
opini publik dan mengembalikan opini publik itu kepada masyarakat.
2 Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, (Jakarta: PT. Rja
Grafindo Persada, 2009)h. 30 3 Rochajat Harun dan Sumarno, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, (Bandung:
Mandar Maju, 2006) H.28
23
Cara tersebut dapat memberi arti dan nilai pada usaha penegakan
demokrasi.
d. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-
lembaga politik. Di sini media bisa berfungsi sebagai anjing penjaga
(watchdog) sebagaimana pernah terjadi dalam kasus mundurnya
Nixon sebagai Presiden Amerika karena terlibat dalam kasus
Watcrgate.
e. Dalam masyarakat yang demokratis, maka media politik berfungsi
sebagai saluran advokasi yang dapat membantu agar kebijakan dan
program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media
massa. 4
C. Konseptualisasi Public Relations Politik
Menurut Frank Jefkins PR adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan
pada saling pengertian.5 Kualitas hubungan yang baik dengan publik yang
menjadi tujuan utama dari praktik public relations merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan organisasi. Oleh sebab
itulah saat ini public relations menjadi kemampuan yang dibutuhkan dalam
berbagai bidang, salah satunya bidang politik.
4 Brain McNair, An Introduction to Political Communication, 5
th Ed, (London : Rotledge,
2009) h.18 5 Frank Jefkins dan Daniel Yadin, Public relations, Edisi kelima (Jakarta: Erlangga,
2002) h. 10
24
Dapat dipahami jika politik dalam suatu negara berkaitan dengan
masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan public (public policy) dan alokasi atau distribusi (allocation or
distribution). Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan umum yang
menyangkut pengaturan dan alokasi dari sumber daya alam perlu dimiliki
kekuasaan (power) serta wewenang (authority). Kekuasaan ini diperlukan baik
untuk membina kerjasama maupun untuk menyelesaikan konflik yang
mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang digunakannya dapat bersifat
persuasi (meyakinkan) dan jika perlu bersifat paksaan (coercion).6
1. Pengertian Public Relations Politik
Menurut Romy Frohlich, PR Politik adalah sebuah kerja melayani
publik dengan membawa sejumlah isu untuk menjadi perhatian publik. PR
politik dapat dipahami sebagai sebuah kekhususan proses public relations
yang berupaya membangun komunikasi dengan publik internal dan publik
eksternal organisasi dalam suatu lingkungan politik. PR politik
melibatkan komponen-komponen dan sumber daya politik untuk
mengelola sejumlah isu agar mendapat perhatian, dilakukan secara
sistematis, terencana, dan terarah untuk memperoleh kesepahaman (mutual
understanding) dengan berbagai pihak dalam upaya perwujudan tujuan
politik dari sebuah organisasi.7
6 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2015) h. 15
7 Gun-gun heryanto dan Irwa Zarkasy. Public relations Politik. (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), h. 5
25
Political Public Relations menurut Stromback dan Kiousis adalah
proses menajemen dimana organisasi atau individu yang memiliki tujuan
politik, melalui komunikasi dan tindakan berencana, berusaha
mempengaruhi, membangun dan mempertahankan hubungan yang saling
menguntungkan dengan key publics untuk mendapat dukungan demi
mencapai tujuan.8
Froelich dan Rudiger dalam jurnal political Public relations : Spin,
Persuasion or relationship building menyatakan bahwa political public
relations adalah “The use of media outlets to communicate specific
political interpretations of issues in hope of garnering public support.”9
(Penggunaan media untuk mengomunikasikan interpretasi politik secara
spesifik terhadap suatu isu dengan harapan untuk menggalang dukungan
publik). Dilihat dari defenisi tersebut tampak jika public relations politik
memiliki peran strategis untuk pengelolaan isu publik dan memilih pesan
politik yang akan diinformasikan kepada publik untuk mendapatkan
dukungan publik.
2. Tujuan Public Relations Politik
Tujuan utama aktivitas PR politik adalah mendapatkan dukungan
politik dari public internal ataupun eksternal dalam pencapaian tujuan
khusus sebuah organisasi atau institusi politik. Tujuan umum ini jika
dirinci lagi adalah sebagai berikut:
8 Jesper Stromback and Spiro Kiousis, Political Public relations: Principles and
Aplication (New York: Routledge, 2011) h. 8 9 Nigel Jackson, Political Public relations : Spin, Persuasion or Relationship Building?,
(Britain: University of Plymouth, 2010) h.9
26
a. Menciptakan solidaritas dan kohesivitas internal organisasi
melalui upaya pelayanan publik internal, sehingga seluruh
komponen sumber daya politik dan organisasi dapat dioptimalkan
dalam pencapaian tujuan organisasi.
b. Menjembatani hubungan organisasi dengan publik eksternal dalam
rangka menumbuhkan kesepahaman dan dukungan atas sejumlah
program dan tujuan khusus organisasi.
c. Memperoleh penemuan-penemuan, penyimpulan-penyimpulan,
dan rekomendasi atas sejumlah isu dan dinamika politik yang
berkembang.
d. Mengetahui secara pasti posisi kekuatan, kelemahan dan peluang
serta tantangan organisasi di tengah hubungannya dengan berbagai
pihak di internal maupun eksternal organisasi melalui evaluasi
yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. 10
3. Pendekatan Public Relations Politik
Pada dasarnya pubic relation merupakan aktivitas persuasi yang
dilakukan terhadap publik internal dan publik eksternal sebuah institusi.
Terdapat pendekataan yang lazimnya digunakan dalam kajian public
relations politik.
10
Gun-gun heryanto dan Irwa Zarkasy. Public relations Politik. (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2012), h. 9
27
a. Relasi politik dengan public (political relation with public)
Pendekatan ini sebenarnya terpengaruh oleh praktik PR di Amerika.
Fokus pendekatan ini pada proses identifikasi, pencarian dan
pengaturan hubungan dengan orang-orang kunci (key audience).
b. Paradigma Politik Grunigian (the grunigian political paradigm)
Paradigma ini banyak dipraktikan di Eropa, yakni bagaimana
menciptakan pemahaman bersama (mutual understanding) antara
organisasi dan publiknya. Menurut Grunig dan Hunt (1984),
tindakan pokoknya adalah pada bagaimana mengembangkan mutual
benefit (keuntungan bersama). Prasyarat utamanya harus ada two-
way symmetrical communication. PR dilakukan melalui riset
tentang identifikasi pemikiran pemilih atau warga masyarakat
sehingga mampu melahirkan situasi win-win. Menurut Grunig,
pendekatan ini tidak meletakan kekuatannya pada alat-alat PR,
tetapi mencari strategi alamiah yang didedikasikan dalam
menghadapi isu.
c. Hype Politik (Political Hype)
Ini merupakan kerja PR yang mengambil pendekatan publisitas.
Rumusannya “to make noise” untuk menggapai perhatian khalayak.
Dengan demikian persuasi banyak dilakukan melalui media
relations. Penggunaan press release dan building personal
relationship dengan wartawan menjadi kerja yang menonjol dalam
pendekatan ini.
28
d. Persuasi Politik (Political Persuation)
Persuasi Politik ini merupakan sebuah pendekatan pluralis dimana
hubungan power (power relationship) tidaklah sama. Langkah
persuasi merupakan upaya memperkaya informasi dan mengubah
prilaku serta sikap dari khalayak-khalayak kunci. Pendekatan ini
yang kerap diidentikan dengan propaganda. Moloney (2006) bahkan
menyebut PR sebagai “weak propaganda” dalam menunjukkan
kepentingan mempengaruhi pihak lain. Selain diidentikan dengan
propaganda, pendekatan ini juga berakar dari tradisi retorika.
e. Manajemen hubungan politik (political relationship management)
Tujuan pendekatan ini adalah memberikan tekanan dan dalam
memengaruhi kebijakan pemerintah. Pendekatan ini
memaksimalkan ide dan kontak terhadap individu-individu aktivis
organisasi yang menjadi bagian dari kebijakan komunitas.
f. Manajemen Reputasi Politik (Political Reputation Management)
Pendekatan ini menekankan pada manajemen lintas hubungan.
Fokus dalam identifikasi, pengaturan, dan perubahan pada reputasi
organisasi. Pendekatan ini menggunakan tindakan persuasif untuk
menajamkan opini baik untuk audiens kunci maupun publik opini
secara luas, sehingga bisa mengarahkan opini publik sesuai dengan
harapan dari institusi
29
g. Hubungan public politik (political relation in public)
Hubungan publik politik merupakan perspektif yang banyak
digunkan di Eropa, yang fokusnya adalah “working in public”
dengan cara memberi perhatian lebih pada penanganan isu-isu
HAM (Hak Asasi Manusia) dan kebebasan berbicara (Freedom of
Speech)
h. Pembangunan komunitas politik (political community building)
Pendekatan ini lazimnya digunkan di The Mid West America.
Fokusnya pada upaya menciptakan dan mengatur rasa memiliki
komunitas (sesnse of community). Pendekatan komunitas ini
dianggap cocok, terutama untuk mengurangi konflik. 11
Menurut Betting Haus dan Taylor (1974), efektivitas persuasi
memengaruhi pikiran dan tindakan bergantung pada lima faktor, yakni
keadaan penerima persuasi (sikap, kepercayaan dan prilaku), kredibilitas
sumber, situasi saat persuasi dilakukan, sumber-sumber informasi
tambahan sebelum dan sesudah persuasi dilakukan, dan konstruksi pesan
(message construction) yang disampaikan.12
D. Konseptualisasi Isu-isu Publik
1. Pengertian Isu
Menurut Regester dan Larkin sebuah “issue“ merepresentasikan
suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para
11
Gun-gun Heryanti dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik (Bogor: Ghalia Indonesia,
2013) H. 119 12
Bettinghaus dan Taylor dalam Chatra dan Nasrullah, Public relations Strategi
Kehumasan Dalam Menhgadapi Krisis (Bandung: Maximalis, 2008), h. 142
30
stakeholder (a gap between corporate practice and stakeholder
expectation‟). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan
adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar
organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada
fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi
tersebut di masa mendatang.13
Isu biasanya diartikan orang awam sebagai kabar burung. Namun
dalam konteks kebijakan publik isu diartikan sebagai masalah kebijakan.
Isu lazimnya muncul karena telah terjadi silang pendapat diantara para
aktor mengenai arah tindakan yang akan ditempuh atau pertentangan
pandangan mengenai permasalahan itu sendiri.14
2. Jenis-Jenis Isu
Menurut Harrison terdapat dua jenis isu jika dilihat dari aspek
dampaknya, yaitu defensive dan offensive issues. Defensive issues adalah
isu-isu yang membuat cenderung memunculkan ancaman terhadap
organisasi, karenanya organisasi harus mempertahankan diri agar tidak
mengalami kerugian reputasi. Offensive issues adalah isu-isu yang dapat
digunakan untuk meningkatkan reputasi organisasi.15
13
Regester, Michael, Judy Larkin. Risk Issues and Crisis Management in Public relations
(New Delhi: Crest Publishing House, 2003), h. 42. 14
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara, Edisi kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 35. 15
Rachmat Kriyantono, Public relations & Crisis Management : Pendekatan Critical
Public relations Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 158
31
3. Tahapan Perubahan isu menjadi krisis
Crabel & Vibbert, dan Gaunt & Ollenburger dalam Kriyantono
mengatakan bahwa isu sering berubah menjadi krisis melalui beberapa
tahap, yaitu:
a. Tahap Origin (Potential Stage)
Pada tahap ini, seseorang atau kelompok mengekspresikan
perhatiannya pada isu dan member opini. Ini adalah tahap penting
yang menentukan apakah isu dapat dimanajemen dengan baik atau
tidak. public relations harus proaktif untuk memonitor
lingkungannya. Menurut Regester dan Larkin, pada tahap ini, isu-
isu belum menjadi perhatian pakar dan public secara luas,
meskipun beberapa pakar sudah mulai menyadarinya.
Kecenderungan yang terjadi harus diidentifikasi sejak awal.
b. Tahap Mediation dan Amplification. (immiment stage / emerging).
Pada tahap ini, isu berkembang karena isu-isu tersebut telah
mempunyai dukungan publik, yaitu ada kelompok-kelompok yang
lain saling mendukung dan memberikan perhatian pada isu-isu
tersebut. Tahap ini disebut juga tahap “emerging”
(perkembangan). Mediasi bermakna bahwa orang-orang atau
kelompok yang mempunyai pandangan yang sama saling bertukar
pikiran sehingga membuat isu mulai meluas (amplifikasi). Pada
tahap ini, tekanan-tekanan sudah mulai dirasakan organisasi untuk
menerima isu.
32
c. Tahap Organization (current stage dan critical stage)
Pada tahap ini publik sudah mulai mengorganisasikan diri dan
membentuk jaringan-jaringan. Menurut Hainsworth, tahap ini
dapat dikatakan sebagai tahap krisis. Masing-masing pihak
berupaya mempengaruhi pengambil kebijakan untuk semakin
terlibat, sebagai penengah/pemecah masalah yang lebih memihak
pada kelompok tertentu.
d. Tahap Resolution (dormant stage)
Pada tahap ini pada dasarnya organisasi dapat mengatasi isu
dengan baik, sehingga isu diasumsikan telah berakhir sampai
seseorang memunculkan kembali dengan pemikiran dan persoalan
baru atau muncul isu baru yang ternyata mempunyai keterkaitan
dengan isu sebelumnya atau pada waktu peringatan saat isu mulai
muncul pertama kali. 16
4. Pengendalian dan Pengelolaan Issue
Untuk menggambarkan peran pembuatan keputusan manajemen pada
setiap fase, Regester & Larkin membaginya kedalam beberapa fase:
a. Fase Kesadaran
Dalam tahap ini penekanan dalam tim manajemen adalah pada
mendengarkan dan mempelajari. Mereka yang terlibat harus
terjaga, terbuka, rendah hati, penasaran serta tertantang. Latar
16
Rachmat Kriyantono, Public relations & Crisis Management : Pendekatan Critical
Public relations Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 159
33
belakang informasi dan riset harus digunakan selengkapnya serta
mengadakan pemonitoran infrastruktur.
b. Fase Eksplorasi
Tahap ini mengindikasikan urgensi yang meningkat terhadap
pentingnya issue. Tanggungjawab khusus harus dibagikan,
kesadaran organisasi ditingkatkan dan proses analisa serta
pembentukan opini dimulai. Suatu gugus tugas dapat dibentuk
untuk memudahkan alokasi tanggungjawab. Berikut adalah
karakteristik contoh gugus tugas:
1) Senioritas untuk mengambil keputusan, mengalokasikan
sumber serta mengarahkan implementasi program.
2) Ukuran disiplin direpresentasikan dan akses yang sesuai atas
informasi untuk tujuan pengambilan keputusan.
3) Akses yang mudah untuk mengatur rapat serta „jaringan‟
informasi; fleksibilitas dan informalitas dalam metode
bekerja.
4) Kemampuan untuk mengkombinasikan keahlian analitis dan
kreatif dengan tindakan serta pengambilan keputusan yang
terfokus dan cepat.
5) Meminimalisir arus kertas untuk menghindari birokrasi,
respon yang lamban serta kebocoran informasi yang sensitif.
34
Kesadaran yang lebih luas atas issue tersebut di dalam
perusahaan ditingkatkan pada tahap ini dan analisis serta proses
pembentukan opini dimulai.
c. Fase Pembuatan Keputusan
Pada tahap ini perusahaan harus mempertimbangkan
tindakan. Tim manajemen harus mengukur dan memutuskan
secara objektif terhadap beberapa alternatif yang diperlihatkan
seraya mendorong pemikiran yang luas dan kreatifitas dalam
memformulasikan suatu rencana tindakan
d. Fase Implementasi
Tahap ini melibatkan pengambilan langkah-langkah yang sesuai
untuk membuat keputusan manajemen dilaksanakan.
e. Fase Modifikasi
Pengukuran dan evaluasi dari tindakan yang tengah dijalankan
serta hasilnya, sehingga penyesuaian atau perbaikan terhadap
rencana tindakan dapat dibuat.
f. Fase Penyelesaian
Tahap ini adalah periode relaksasi yang harus menurunkan tingkat
keterlibatan manajemen senior. Kegiatan kunci melibatkan
delegasi yang sesuai dan menjamin implementasi atas perubahan
yang dihasilkan manajemen dalam organisasi.17
17
Regester, Michael, Judy Larkin. Risk Issues and Crisis Management in Public relations
(New Delhi: Crest Publishing House, 2003), h. 99-102.
35
E. Kerangka Berpikir
Mencakup
Pendekatan
Permasalahan
permasalahan
Solusi
Public Relation Politik
1. Kemajuan teknologi informasi
2. Berita bohong di media sosial
maupun media mainstream
3. Infromasi tidak sampai ke
Publik
4. Narasi belum terkonsolidasi
Performa
Komunikatif
1. Relasi Politik dengan
Publik
2. Paradigma Politik
Grunigian
3. Hype Politik
4. Persuasi Politik
5. Manajemen
Hubungan Politik
6. Hubungan Publik
Politik
7. Pembangungan
Komunitas Politik
Komunikasi Politik Menyampaikan
pesan-pesan politik,
kebijakan (policy)
maupun keputusan
(decision)
Tim Komunikasi
Presiden RI
Penguasa ke Masyarakat
Pengelolaan Isu
Publik
Beinteraksi dan
berkerjasama dengan
kantor Staf Presiden RI,
Kementrian/Lembaga,
tokoh kunci, dll.
1. Performa Ritual
2. Performa Hasrat
3. Performa Sosial
4. Performa Politis
5. Performa
Enkulturasi
Isu dapat dikelola
36
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Tim Komunikasi Presiden RI
1. Sejarah singkat Tim Komunikasi Presiden RI
Komunikasi merupakan variabel penting dalam kepemimpinan
nasional. Kemampuan dalam mengolah informasi dan menyampaikan
informasi dengan tepat merupakan salah satu kebutuhan pemerintah dalam
rangka menyukseskan berbagai program pemerintah. Di tengah hiruk-
pikuk informasi yang bertebaran melalui berbagai jenis media, sinergisitas
menjadi sebuah keharusan. Sejak awal hal ini disadari betul oleh Presiden
Jokowi dan menekankan pentingnya visi narasi tunggal dalam
pemerintahan. Oleh karena itu, kabinet kerja hanya menjalankan Visi-Misi
Presiden dalam menjalankan roda pembangunan nasional.
Visi Presiden:
Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong.
Misi Presiden:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis
berlandaskan Negara hukum.
37
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Upaya untuk merealisasikan sinergitas ini memang perlu dilakukan
secara berulang-ulang mengingat bahwa proses internalisasi sebuah nilai
baru tentu membutuhkan waktu. Presiden Jokowi misalnya pernah
menginisiasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
Komunikasi Publik pada tanggal 25 Juni 2015, yang intinya adalah untuk
menghasilkan narasi tunggal terkait kebijakan dan program pemerintah
kepada publik sesuai arahan Presiden.
Meskipun Presiden memiliki kemampuan berkomunikasi secara
langsung dengan masyarakat, termasuk melalui blusukan, tetapi
dibutuhkan sebuah Tim yang dapat berperan membantu pengelolaan dan
pengolahan informasi secara akurat dan komprehensif. Apalagi, tidak
selamanya Presiden dapat berkomunikasi secara langsung.
Tim Komunikasi Presiden hadir untuk membantu Presiden dalam
menyampaikan pesan kepada publik yang tidak bisa disampaikan langsung
oleh Presiden sendiri. Tim Komunikasi ini juga akan menerima pertanyaan
38
dari wartawan ataupun menganalisis isu-isu publik yang harus direspon
Presiden, membicarakannya kepada Presiden dan kemudian Presiden akan
mengarahkan respon terhadap hal tersebut.
Latar belakang pembentukan Tim ini adalah Presiden ingin adanya
komunikasi yang lebih efektif. Pola komunikasi nantinya dimulai dengan
Tim Komunikasi Presiden yang akan berdiskusi dengan Presiden Jokowi
mengenai isu yang menjadi perhatian masyarakat. Presiden kemudian akan
memutuskan bagaimana komunikasi media yang akan dilakukan
berdasarkan hasil dari diskusi tersebut. Jika ada pertanyaan maka akan
diteruskan ke Tim Komunikasi Presiden, mereka yang akan mengolah
terlebih dahulu, baru membicarakannya kepada Presiden bagaimana
strategi komunikasi untuk isu-isu yang muncul.1
Tim Komunikasi Presiden dibentuk oleh Jokowi beranggotakan
Teten Masduki yang sebelumnya menjabat staf khusus Sekretaris Kabinet,
serta Sukardi Rinakit yang merupakan staf khusus Menteri Sekretaris
Negara. Lalu pada bulan September 2015 posisi Teten Masduki digantikan
oleh Ari Dwipayana sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus Menteri
Sekretaris Negara karena Tetan Masduki mendapatkan posisi baru sebagai
pimpinan Kantor Staf Presiden RI.
1http://www.cnnindonesia.com/politik/20150512200010-32-52909/tim-
komunikasi-dibentuk-agar-komunikasi-jokowi-lebih-efektif/
39
Pada awal tahun 2016 anggota Tim komunikasi bertambah dengan
kehadiran Johan Budi. Pengalaman dan kemampuan yang dimiliki Johan
Budi akan membantu Presiden dan pemerintah dalam mengomunikasikan
program-program pemerintah agar dapat dipahami dengan baik.
Memberikan pemahaman, terutama konteks, terhadap program-program
pembangunan sangat penting agar masyarakat mengetahui dengan benar
program yang sedang dilaksanakan pemerintah.
Terbentuknya Tim Komunikasi Presiden mendapat respon positif
dari berbagai kalangan. Sebagaimana yang dikutip dalam koran kompas
“Tim Komunikasi Presiden yang baru saja dibentuk Presiden Jokowi
merupakan langkah positif untuk kembali menata pola komunikasi
pemerintah. Tim ini diharapkan dapat mencegah kembali terjadinya
blunder yang pernah dilakukan Presiden Jokowi maupun para menterinya
dalam melontarkan pernyataan.2
2. Anggota Tim Komunikasi Presiden RI
a. Sukardi Rinakit Gambar 1 Sukardi Rinakit
Sukardi Rinakit atau yang lebih akrab
disapa “cak kardi” merupakan lulusan S3
Political Science, National University of
Singapore. Sebelum menjadi anggota
Tim Komunikasi Presiden, pria kelahiran Madiun 5 Juni 1963 ini
berprofesi sebagai pengamat politik sekaligus penulis. Sukardi juga
2http://nasional.kompas.com/read/2015/05/13/10234091/Tim.Komunikasi.Preside
n.Cegah.Pemerintah.Lakukan.Blunder. Diakses pada tanggal 23 Februari pukul 19.20
40
pernah menjalani karir sebagai Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi
Syndicate (SSS), Peneliti, pembicara, dan penulis di berbagai lembaga
dan media nasional maupun internasional, Staf peneliti di Center for
strategic and International Studies (CSIS), Sekretaris Jendral
Perhimpunan Nasional Indonesia. Saai ini Sukardi merupakan salah
satu anggota Tim Komunikasi Presiden yang memiliki tugas menemani
presiden dalam kunjungan kerja maupun membuat naskah pidato
presiden.
b. Johan Budi Gambar 2 Johan Budi
Johan Budi Sapto Prabowo mengawali
karir sebagai Jurnalis. Johan pernah menjadi
Reporter dan editor Majalah Forum Keadilan,
Kolumnis Harian Media Indonesia, Editor
majalah tempo bahkan sempat menjabat sebagai
Kepala Biro Jakarta dan Luar Negeri di Tempo.
Namanya mulai dikenal luas publik ketika menjabat sebagai Juru
Bicara KPK pada tahun 2006 hingga 2014. Pria kelahiran Jakarta 29
Januari 1967 ini merupakan lulusan Fakultas Teknik Universitas
Indonesia tahun 1992.
41
Kemampuan dalam bidang Jurnalistik diperolehnya dari
berbagai kegiatan pelatihan. Ia pernah mengikuti berbagai peatihan
seperti : Kursus Jurnalistik dan Public Relations Universitas
Indonesia (1988), Kursus Public Relations dan Jurnalistik di
Mahkamah Agung (1977) dan Kursus Jurnalistik Cetak dan
Televisi di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) &
ABC News Melbourne, Australia (2002).
Johan Budi pernah mendapatkan penghargaan dari berbagai
pihak. Ia terpilih sebagai Praktisi Terbaik dalam bidang hubungan
masyarakat oleh Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Public relations Network. Selanjutnya pada tahun 2013 ia
mendapatkan pengharagaan sebagai The Golden Speaker dari
Rakyat Merdeka Group.
Johan Budi bergabung dengan Tim Komunikasi Presiden
pada awal tahun 2016. Johan memiliki tugas khusus sebagai Juru
Bicara Presiden yang akan memberikan klarifikasi maupun
pernyataan sikap Presiden kepada publik.
c. Ari Dwipayana
AA GN Ari Dwipayana mengawali
karir sebagai dosen Jurusan Politik dan
Pemerintahan FISIPOL UGM. Ari
merupakan seorang akademisi yang
42
memiliki latar belakang keahlian di bidang politik dan pemerintahan.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Pemerintahan UGM (1995) dan
S2 Ilmu Politik UGM (2003). Pria kelahiran Bali, 24 Februari 1972 ini
memiliki pengalaman sebagai Tim Ahli Komite 1 Dewan Perwakilan
Daerah RI, Tim Pakar RUU Desa Direktorat Pembangunan
Masyarakat Desa Kementrian Dalam Negeri (2008-2010), Konsultan
DRSP-RTI-USAID (2008-2009), Tim Pakar RUU Pemerintahan
Daerah, Kementrian Dalam Negeri (2009).
3. Tugas dan Fungsi Tim Komunikasi Presiden RI
Tugas :
Memberi saran-saran komunikasi kepada Presiden.
Mengkomunikasikan apa yang dimaui Presiden kepada masyarakat.
Mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja dalam dan luar negeri.
Fungsi:
Fungsi Tim secara spesifik ialah membantu komunikasi publik
Presiden Jokowi.
B. Kantor Staf Presiden RI
Dalam menjalankan tugasnya, Tim Komunikasi Presiden juga bekerja
sama dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia. KSP dibentuk
dalam rangka membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam meningkatkan
kelancaran pengendalian Program-Program Prioritas Nasional dan
43
penyelenggaraan Komunikasi Politik Kepresidenan serta Pengelolaan Isu
Strategis, Presiden telah membentuk Kantor Staf Presiden.
Kantor Staf Presiden merupakan Unit Staf Kepresidenan, yang
dibentuk dengan Perpres No. 26 Tahun 2015 tentang Kantor Staf Presiden,
untuk memberi dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
mengendalikan pelaksanaan 3 kegiatan strategis yaitu pelaksanaan Program –
Program Prioritas Nasional, aktivitas terkait komunikasi politik kepresidenan,
dan pengelolaan isu strategis.
Kantor Staf Presiden dalam pelaksanaan tugasnya akan melakukan
fungsi pengendalian dalam rangka memastikan bahwa program-program
prioritas nasional dilaksanakan sesuai visi dan misi Presiden. Selain
melakukan pengendalian, Kantor Staf Presiden juga melaksanakan fungsi
menyelesaikan masalah secara komprehensif terhadap program-program
prioritas nasional yang dalam pelaksanaannya mengalami
hambatan. Termasuk juga percepatan atas pelaksanaan program-program
prioritas nasional.
Fungsi lain dari Kantor Staf Presiden adalah bertanggungjawab atas
pengelolaan isu-isu strategis termasuk penyampaian analisis data dan
informasi strategis dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan
dan pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi yang
harus dilakukan. Selain dari fungsi-fungsi tersebut diatas, Kantor Staf
Presiden dapat melakukan tugas dan fungsi lain yang ditugaskan oleh
44
Presiden. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Staf KePresidenan akan
dibantu oleh beberapa Deputi dan Kesekretariatan yaitu :
1. Deputi I Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Program Prioritas
Nasional
2. Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Ekologi
dan Budaya Strategis.
3. Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi
Strategis
4. Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi
5. Deputi V Bidang Kajian Politik dan Pengelolaan Isu-isu Hukum,
Pertahanan, Keamanan dan HAM.
45
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Pendekatan Public Relations Politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam
Pengelolaan Isu-Isu Publik
Dalam melakukan aktivitasnya, public relations politik tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas persuasi yang dilakukan terhadap publik internal
maupun eksternal. Adapun aktivitas persuasinya adalah sebagai berikut:
1. Relasi TKP dengan Publik
Fokus pendekatan ini pada proses identifikasi, pencarian dan
pengaturan hubungan dengan orang-orang kunci (key audience). Dalam
posisi ini Jokowi mencoba merangkul beberapa tokoh kunci, misalnya
tokoh agama.
Kita dapat mengambil contoh saat kasus penistaan agama yang
berdampak pada lahirnya aksi damai pertama yang dikenal dengan aksi
bela Islam 411. Saat itu muncul berbagai isu yang dapat memecah belah
bangsa. Jika dilihat dari jenis isu, kasus tesebut termasuk defensive issu
yang dapat memunculkan ancaman terhadap organisasi dalam hal ini
adalah negara. Pemerintah berusaha mempertahankan diri agar tidak
mengalami kerugian reputasi.
Hal tersebut disadari oleh Tim Komunikasi Presiden. Jokowi
mencoba merangkul dan mengundang para tokoh agama untuk datang
46
ke Istana Negara sebagai salah satu upaya persuasi sehingga aksi pada
tanggal 4 November berjalan damai. Sebagaimana yang diberitakan oleh
media online www.detik.com
Gambar 41
Pertemuan Jokowi dengan organisasi massa (ormas) Islam
menjelang aksi 411
Dalam pertemuan tersebut hadir Ketua Umum MUI yang juga
Rais Am PB NU K.H. Dr. Ma'ruf Amin dan Rais Am PBNU, Ketua
Umum PB NU K.H Said Aqil Siroj, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Dr. H. Haerdar Nashir, M.Si, dan sejumlah pengurus lainnya. Turut
hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya adalah Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri
1http://news.detik.com/berita/d-3334954/pesan-sejuk-dari-istana-agar-
demo-4-november-berjalan-damai. Di akses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 10.15
47
Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Lukman Hakim
Syaifudin.
Pertemuan tersebut ditujukan sebagai aktivitas persuasi
Presiden kepada masyarakat melalui key audience dalam hal ini adalah
pemimpin ormas untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat
untuk melakukan aksi secara damai. Dampaknya, setelah pertemuan
selesai para tokoh agama tersebut menyampaikan pesannya untuk
melakukan aksi secara damai. Sebagaimana pernyataan Ma‟ruf amin
ketua umum MUI yang dikutip oleh www.detik.com
"Kita sepakat dengan Presiden bahwasanya demo itu tidak
dilarang di negara demokrasi, tapi harus sesuai dengan peraturan.
Karena itu kita para ulama sepakat bahwa kita harus menyerukan
pada mereka dalam demonstrasi harus mematuhi aturan-aturan,
harus dilakukan dengan sopan santun, dengan akhlaqul karimah,
tidak boleh anarkis, tidak boleh ada pengrusakan,"2
Pernyataan tersebut memberikan instruksi untuk melakukan aksi
secara damai. Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengajak para ulama
untuk sama-sama menjaga kebhinekaan yang ada. Dalam pernyataan
pembukanya, Jokowi mengimbau kepada para ulama untuk memberikan
nasihat yang mendamaikan kepada warga.
"Saya percaya para ulama, pewaris nabi dan penerus tugas-
tugasnya, membawa kabar yang baik, menjaga umat, memberikan
peringatan, memberikan tuntunan kepada umat kita semuanya.
Nasihat yang penuh kesejukan, penuh kedamaian saya kira saat ini
sangat diperlukan," 3
2http://news.detik.com/berita/d-3334954/pesan-sejuk-dari-istana-agar-demo-4-
november-berjalan-damai. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 10.18 3 http://news.okezone.com/read/2016/11/01/337/1529702/bahas-demo-4-november-
jokowi-terima-mui-dan-ormas-Islam-di-istana
48
Pendekatan public relations politik seperti ini memang telah
menjadi ciri khas komunikasi Presiden Jokowi. Jokowi berusaha menjaga
hubungannya dengan key audience. Salah satu upayanya adalah
mengadakan pertemuan rutin dengan ormas besar, misalnya Nahdatul
Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Sebagaimana pernyataan dari Tim
Komunikasi Presiden RI Sukardi Rinakit:
“Kalau pertemuan rutin dengan ormas (cenderung ada
jadwal rutin seperti dengan NU, Muhammadiyah, dll). Rutin
sekitar tiga bulan sekali. Kalau dengan perseorangan seperti
seniman, budayawan, aktivis literasi, dll, sesuai kebutuhan.”4
Selain melakukan kegiata rutin, dalam upaya menjaga hubungan
baik dengan ormas maka Presiden Jokowi beberapa kali menghadiri
undangan ormas, mengunjungi kantor ormas maupun mengundang
pemimpin ormas untuk datang ke Istana Negara, diantaranya:
Tabel 25
Nama ormas
dan tanggal
kegiatan
Kegiatan Catatan
NU
1 Agustus 2015
Memberikan sambutan
pada pembukaan
Muktamar ke-33
Nahdatul Ulama, di GOR
Merdeka, alun-alun
Jombang, Jawa Timur
NU memiliki peran yang
sangat penting dalam
menampilkan serta
meneguhkan wajah Islam
yang moderat. Diakhir
pidatonya Presiden
berpesan untuk tingkatkan
dialog, sikap toleran, dan
komunikasi yang baik
dalam kehidupan
keagamaan.
4 Berdasarkan hasil wawancara melalui media sosial whast up dengan Anggota Tim
Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit pada tanggal 9 Mei 2017 5 Dikelola dari berbagai sumber koran online dan web Presidenri.go.id
49
Muhamadiyah
3 Agustus 2015
Membuka Muktamar
Muhammadiyah ke-47
dan Muktamar Satu Abad
Aisyiyah, di Lapangan
Karebosi, Makasar,
Sulawesi Selatan.
Jokowi dalam
sambutannya mengajak
Muhammadiyah untuk
menghargai keberagaman
NU
31 Maret 2016
Melaporkan kegiatan
International Summit of
the Moderate Islamic
Leaders
Acara tersebut digelar
dalam upaya menangkal
radikalisme dan terorisme
NU dan
Muhamadiyah
1 November
2016
Konsolidasi sebelum aksi
411 dan menyebarkan
pesan damai
Dalam pertemuan tersebut
Jokowi meminta
pemimpin ormas untuk
menyampaikan pesan
damai demi menjaga
keutuhan NKRI
NU
7 November
2016
Konsolidasi pasca aksi Dalam kunjungannya ke
kantor NU, Jokowi
mengucapkan terima kasih
atas peranan besar NU
sehingga demonstrasi
yang berlangsung pada 4
November 2016 berjalan
tertib dan damai.
Muhammadiyah
8 November
2016
Konsolidasi pasca
demonstrasi
Dalam kunjungannnya ke
kantor Muhamadiyah
Jokowi mengapresiasi PP
Muhammadiyah yang
membantu mendinginkan
suasana sebelum maupun
saat demo tanggal 4
November.
NU
24 November
2016
Membuka Kongres XVII
Muslimat Nahdatul
Ulama
Presiden mengingatkan
mengenai keberagaman
bangsa dan mengajak
kepada seluruh
masyarakat untuk dapat
saling melindungi dan
menghargai.
Dalam kesempatan menyampaikan sambutan maupun pertemuan
dapat dilihat jika Presiden Jokowi menekankan pentingnya peran ormas
50
dalam menjaga persatuan. Menjalin komunikasi dengan audience kunci
merupakan upaya yang efektif untuk menjelaskan bagaimana
pemerintah merespon sejumlah isu yang berpotensi mendorong
pemahaman yang salah dari masyarakat.
2. Paradigma politik Grunigian
Menurut Grunig dan Hunt (1984), tindakan pokoknya adalah
pada bagaimana mengembangkan mutual benefit (keuntungan bersama).
Prasyarat utamanya harus ada two-way symmetrical communication. PR
dilakukan melalui riset tentang identifikasi pemikiran pemilih atau
warga masyarakat sehingga mampu melahirkan situasi win-win.
Menurut Grunig, pendekatan ini tidak meletakan kekuatannya pada alat-
alat PR, tetapi mencari strategi alamiah yang didedikasikan dalam
menghadapi isu.
Dalam dua tahun pemerintahan Jokowi terdapat beberapa
kebijakan yang akhirnya menimbulkan polemik di masyarakat. Misalnya
saat pengangkatan Archanda Tahar sebagai menteri Energi Sumber
Daya Mineral (ESDM) namun ternyata Archandra diduga memiliki dua
kewarganegaraan.
51
Gambar 56
Isu Dwi Kewarganegaaraan Archandra Tahar
Sosoknya dibicarakan karena kompetensi yang dimilikinya.
Archandra merupakan Presiden direktur sebuah perusahaan
pengembangan teknologi dan engineering bernama Petroneering yang
berada di Houston, Amerika Serikat. Namun setelah pengangkatan
muncul kabar jika Archandra memiliki dua kewarganegaraan yaitu
Indonesia dan Amerika Serikat. Saat itu pemerintah dianggap terlalu
fokus dengan kompetensi hingga abai terhadap hal prosedural. Komisi
III DPR, Bambang Soesatyo, meminta pemerintah menjelaskan tentang
isu dwi-kewarganegaraan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Arcandra Tahar.
6http://nasional.kompas.com/read/2016/08/14/16190481/pemerintah.diminta.jelas
kan.isu.dwi-kewarganegaraan.arcandra. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 11.13
52
"Harus segera dijelaskan agar isunya tidak semakin liar
menurutnya jika isunya semakin liar akan berdampak mengganggu
kinerja pemerintah sendiri".7
Dalam menyoroti kinerja Tim komunikasi Presiden dalam kasus
ini menurut Pakar Komunikasi Politik Ari Junaidi menyatakan jika Tim
Komunikasi Presiden hendaknya membantu menjelaskan ke masyarakat
tentang kesalahan Jokowi dalam kasus ini. “Harusnya kan dipanggil tuh
menteri Menkumham tolong dong teliti orang ini. Sama halnya seperti
masuk Perguruan Tinggi Negeri kan diteliti ijazahnya dan lain-lain”8
Jokowi akhirnya mengangkat Iganisus Jonan menjadi menteri
ESDM dan Archandra sebagai wakilnya. Ignasius Jonan adalah mantan
Menteri Perhubungan yang dicopot Jokowi dalam reshuffle Kabinet
Kerja jilid II pada akhir Juli lalu. Sementara itu, Arcandra adalah mantan
Menteri ESDM yang dilantik Jokowi saat reshuffle Kabinet Kerja jilid
II. Namun setelah melakukan analisis, pemerintah memutuskan bahwa
Arcandra berstatus warga negara Indonesia. Hal itu tertuang dalam
Keputusan Menteri Hukum dan HAM tanggal 1 September 2016.
7http://nasional.kompas.com/read/2016/08/14/16190481/pemerintah.diminta.jelaskan.isu.
dwi-kewarganegaraan.arcandra. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 11.125 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ari Junaidi pada tanggal 10 Oktober 2016.
53
Gambar 69
Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri ESDM
Dari sisi politik kita tidak dapat memungkiri jika hal tersebut
tidak dapat dipisahkan dari kekuasaan dan kepentingan. Tentu ada
agenda politik di dalamnya. Ada yang pro dan kontra namun setidaknya
hal tersebut dapat meredam isu di masyarakat. Sebagaimana pernyataan
dari Pakar Komunikasi Politik, Effy Rusfian:
“Dalam komunikasi politik tentu memiliki tujuan entah itu
kekuasaan dan lain sebagiannya. Tentu ada agenda politik di
dalamnya. Keputusan yang diambil sekan menunjukan startegi
alamiah. Ada yang pro dan kontra namun setidaknya hal tersebut
dapat meredam isu di masyarakat.”10
Pada kasus tersebut akhirnya tercipta situasi win-win antara
pemerintah dan Archandra. Di satu sisi pemerintah dapat menyelesikan
permasalah tersebut dan meredam isu di masyarakat. Di sisi lain
9http://nasional.kompas.com/read/2016/10/14/13365481/jonan.dilantik.jadi.mente
ri.esdm.arcandra.wakil.menteri.esdm. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 11.45 10
Berdasarkan hasil wawancara dengan Effy Rusfian pada tanggal 28 Februari 2017
pukul 13.30
54
Archandra bersedia melepaskan jabatannya sebagai menteri ESDM dan
berganti menjadi wakil menteri.
3. Persuasi Politik
Perusasi politik merupakan sebuah pendekatan pluralis dimana
hubungan power (power relationship) tidaklah sama. Langkah persuasi
merupakan upaya memperkaya informasi dan mengubah prilaku serta
sikap dari khalayak-khalayak kunci. Pendekatan ini yang kerap
diidentikan dengan propaganda. Contohnya saat aksi 212. Pada tanggal
2 Desember 2016 Presiden Jokowi hadir menyapa peserta aksi damai
dan melakukan sholat Jumat berjamaah di Monas.
Sebelum terjadi aksi 212 telah berlangsung pertemuan antara
Kapolri Tito Karnavian dan FPI beserta perwakilan tokoh Agama.
Tokoh yang hadir diantaranya ketua MUI Ma‟ruf Amin, Dewan
Pembina GNPF MUI sekaligus ketua FPI Rizieq Shihab dan perwakilan
tokoh agama yaitu Aa Gym maupun Bahtiar Natsir.
Gambar 711
Pertemuan Antara Kaplori, MUI dan Tokoh Agama
11http://news.liputan6.com/read/2663510/bahas-aksi-2-desember-rizieq-
shihab-dan-kapolri-ke-mui. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 12.35
55
Dari pertemuan tersebut disepakati jika aksi super damai
dilakukan dengan cara doa bersama yang di pusatkan di Monas.
Selain itu pertemuan tersebut juga menyepakati 5 butir persetujuan
yang disepakati berbagai pihak demi aksi super damai yang tertib.
Tabel 312
5 Butir Persetujuan antara Kapolri dan GNPF MUI
1. GNPF MUI bersama Polri sepakat, bahwa Aksi Bela Islam III
tetap akan digelar pada 2 Desember 2016 dalam bentuk aksi
unjuk rasa yang super damai, berupa aksi ibadah gelar sajadah.
2. GNPF MUI dan Polri sepakat, bahwa dalam Aksi Bela Islam
III akan digelar zikir dan doa untuk keselamatan negeri, serta
tausiyah umaro dan ulama di lapangan Monas dan sekitarnya
dari jam 08.00 pagi hingga shalat Jumat.
3. GNPF MUI dan Polri sepakat, usai shalat Jumat para pimpinan
GNPF-MUI akan menyapa umat Islam di sepanjang jalan
sekaligus melepas mereka agar pulang dengan tertib.
4. Perlunya dibentuk tim terpadu untuk mengatur teknis
pelaksanaan mencakup penetapan kiblat, penetapan panggung
dan shof, membuka pintu monas dan pembuatan pintu2 darurat,
menyediakan posko medis dan logistik serta tempat wudhu.
Menempatkan tim GNPF MUI di berbagai tempat serta
mengarahkan mereka ke tempat acara. menyiapkan tempat d
12
http://www.tribunnews.com/nasional/2016/11/29/inilah-5-kesepakatan-polri-dan-gnpf-
mui-soal-aksi-2-desember
56
luar monas jika tempat tidak menampung. tim terpadu wajib
mengatur bagi peserta dari luar agama Islam.
5. Jika ada gerakan diluar kesepakatan maka kami nyatakan itu
bukan bagian dari aksi bela Islam 3 dan GNPF MUI tidak
bertanggung jawab serta menjadi Hak Kewajiban Polisi
mengambil tindakan.
Berdasarakan kesepakatan tersebut konsep aksi super damai
diubah menjadi doa bersama dan dilakukan di tempat terbuka yaitu
di Monas. Ketika aksi 411 dilakukan dengan cara menyampaikan
aspirasi di depan istana, Presiden tidak hadir karena faktor
keamanan. Namun pada aksi 212 terdapat kemungkinan jika
Jokowi dapat hadir jika bentuk aksi bukan demonstrasi turun ke
jalan namun terkumpul di satu tempat dan menyampaikan aspirasi
secara damai.
Tim Komunikasi Presiden juga menyadari hal tersebut.
Kehadiran Presiden tentu dapat menjawab isu di masyarakat karena
ketidak hadirannya pada aksi 411 untuk menemui peserta aksi.
Selain itu kehadiran Presiden di aksi 212 dapat meredam isu yang
ada jika Presiden turut campur tehadap proses hukum kasus
penistaan agama.
Pada acara Satu Meja di Kompas TV hari Senin tanggal 5
Desember 2016 Johan Budi menceritakan kembali momen
kedatangan Jokowi di aksi super damai 212. Setelah peristiwa 411,
Presiden memahami bahwa tuntutan itu tidak ada kaitan sama
sekali dengan soal politik, soal pilkada. Tetapi ada silent majority
57
yang merasa tersakiti hatinya oleh statement yang dianggap
menistakan agama. Karena itu, Presiden perlu hadir dan Presiden
yakin betul bahwa di tengah-tengah rakyat merasa aman dan tidak
ada hal yang perlu dikhawatirkan. Maka itu memutuskan hadir
pada Jumat 212.13
4. Hype Politik
Pendekatan ini merupakan kerja PR yang mengambil strategi
publisitas. Rumusannya “to make noise” untuk menggapai perhatian
khalayak. Dengan demikian persuasi banyak dilakukan melalui media
relations dan penggunaan press releas.
a. Penggunaan Media Sosial
Dalam penggunaan media relations, Presiden Jokowi dikenal
sebagai Presiden yang aktif di media sosial. Baik yang dikelola
sendiri maupun dibantu oleh Tim Komunikasi. Sebagaimana
pernyataan dari Johan Budi
“Kita menggunakan banyak medium seperti facebook, twitter dan
Youtobe. Digunakan sebagai sarana untuk Presiden berkomunikasi
langsung dengan rakyat”14
Indonesia merupakan pengguna media sosial yang cukup
aktif. Menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
13http://nasional.kompas.com/read/2016/12/06/07235871/cerita.saat.jokowi.ngoto
t.shalat.jumat.bersama.massa.di.aksi.212. Diakses pada tangga 3 Maret 2017 pukul 14.20 14
Berdasarkan hasil wawancara dengan Johan Budi pada tanggal 31 Oktober
2016
58
Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 terdapat 132.2 juta
pengguna internet di Indonesia. Dari jumlah tersebut 129.2 juta
orang menggunakan media sosial. 15
Hal tersebut dimanfaatkan oleh Presiden dalam
menyebarluaskan informasi. Kemajuan komunikasi publik dapat
menggunakan media sosial untuk menyampaikan pandangan,
kebijakan, dan juga kinerja Kabinet Kerja yang dipimpinnya.
Walaupun juga disadari media sosial berpotensi meyebarluaskan
isu dengan cepat. Namun fungsi media sosial juga ingin
dimanfaatkan Presiden dan Tim komunikasinya untuk
menyebarkan informasi maupun klarifikasi terhadap isu yang
berkembang. Pakar Komunikasi Politik, Lely Arrianie berpendapat
jika penggunaan media penting sebagai bagaian dari
mempromosikan apa yang menjadi kebijakannya.16
Adapun media sosial yang sering digunakan masyarakat
Indonesia adalah sebagai berikut:
15
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2016. Info Grafis Penetrasi dan Prilaku
Pengguna Internet di Indonesia. H.22 16
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lely Arrianie pada tanggal 6 Oktober 2016
59
Gambar 817
Pengguna Media Sosial di Indonesia
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jika facebook
merupakan media sosial yang paling banyak digunakan yaitu 71.6
juta pengguna. Selain itu media sosial lain yang dikunjungi ialah
instagaram, youtube, gooogle plus, twitter dan linkeldn. Jokowipun
aktif di beberapa akun tersebut. Aktivitas media sosial Presiden
Jokowi diantaranya:
Gambar 918
Akun media sosial faceboonya Presiden Jokowi
17
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2016. Info Grafis Penetrasi dan
Prilaku Pengguna Internet di Indonesia. H.25 18 https://web.facebook.com/Jokowi/?_rdr
60
Akun facebook Jokowi termasuk aktif dalam mengirim pesan.
Hingga tanggal 5 Mei 2017 Akun ini telah diikuti oleh 7.091.331
pengguna facebook dan 465.002 diantaranya pernah memberikan
komentar dalam akun ini.19
Selain itu terdapat 2792 post yang telah
ditulis di akun Presiden Jokowi.20
Dalam satu hari rata-rata Presiden
Jokowi mengirimkan 3 kali post. Dalam facebooknya Jokowi berbagi
foto seputar kegiatannya, kata-kata motivasi maupun klarifikasi dalam
merespon isu. Sebagaimana yang dituliskan di akun facebook @jokowi
pada tanggal 23 Desember 2016:
“Tolong diklarifikasi isu jutaan tenaga kerja Tiongkok. Isu
itu tidak betul karena yang benar kita menargetkan 10 juta turis
Tiongkok berwisata ke Indonesia. Masalah tenaga kerja ilegal ya
itu tugasnya imigrasi dan Kemenaker untuk menindak. Kita ini
berlomba merebut wisatawan asing asal Tiongkok. Amerika bisa
merebut 150 juta turis Tiongkok. Kedua adalah Uni Eropa. Kita
harus bisa menjadi destinasi turis dari berbagai negara”
Gambar 1021
Akun media sosial Twitter Presiden Jokowi
19 https://web.facebook.com/pg/Jokowi/likes/?ref=page_internal
20 http://graph.facebook.com/http://www.jokowi.com
21 https://twitter.com/jokowi/media?lang=id
61
Twitter Presiden Jokowi diikuti oleh 7.39 juta pengikut pada
tanggal 5 Mei 2017. Akun ini telah menuliskan 712 tweet dan 491 kali
berbagi foto dan video. Rata-rata akun ini menulis satu tweet setiap hari.
Gambar 1122
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan seputar Tax
Amnesty di youtube channel
Melalui video blognya Jokowi bisa melakukan
pengambilan gambar sendiri maupun merupakan kutipan hasil
wawancaranya serta kegiatan yang dilakukan. Cotohnya saat
Jokowi merespon isu di masyarakat seputar tax amnesty berupa
perpanjangan waktu tax amnesty dan jumlah pendapatan yang telah
diperoleh.
22https://www.youtube.com/channel/UCPeGJX2dB90P3RgZbVNheg/vide
os
62
b. Penggunaan Media Relations
Di era arus informasi seperti saat ini penggunaan media
massa adalah hal yang penting. Dalam rangka membantu
masyarakat agar dengan mudah mendapat informasi mengenai
berbagai kebijakan pemerintah, khususnya yang menjadi fokus
perhatian Presiden pada pekan terakhir, Tim Komunikasi Presiden
bekerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
(Kemenkominfo), TVRI, dan RRI meluncurkan program bernama
“Sudut Istana”. Program tersebut tayang di TVRI dan RRI, setiap
Rabu pukul 21.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Acara ini
diluncurkan dengan tujuan untuk mempublikasikan berbagai
kebijakan pemerintah dan membahas isu-isu terkini.
Gambar 1223
Acara Sudut Istana
23https://www.youtube.com/watch?v=9IY0oJi2148&index=3&list=PLlvF_
D3bBe19OtFqjQBycVLavLd4UFpcE
63
Acara ini dibuka oleh Sukardi Rinakit dari Tim Komunikasi
Presiden tentang munculnya dua isu penting. Setelah itu pemandu acara
Herdiana Suherdi dan Kusnanto Anggoro mengundang tamu secara
bergiliran. Contohnya ketika acara Sudut Istana membahas seputar illegal
fishing dan tax amnesty. Dalam acara tersebut Menteri Kelautan Susi
Pudjiastuti mengungkapkan, jika praktik illegal fishing saat ini telah
marak terjadi dan merugikan nelayan. Sedangkan Menteri Keuangan saat
itu Bambang Brojonegoro berbicara soal pendapatan tax amnesty.
Selain memiliki program khusus hasil kerjasama dengan televisi
nasional, TKP juga beberapa kali hadir di televisi swasta baik sebagai
narasumber talkshow maupun breakingnews. Sebagaiamana yang penulis
rangkum dalam tabel berikut:
Tabel 424
Acara Pembahasan
Satu Meja, Kompas
Tv
5 Desember 2016
Sikap Jokowi Saat Aksi 212 dan
menceritakan kronologis kedatangan
Jokowi ke Monas
Telewicara dalam
program Prime Time
Metro Tv
Meluruskan pernyataan Presiden Jokowi
terkait maksud dan tujuannya mengunjungi
beberapa markas militer seperti Kopassus,
Marinir dan Brimob.
24
Dikelola dari sumber www.youtube.com
64
14 Nov 2016
Acara Kompas Pagi
3 Mei 2106
Upaya pemerintah dalam membebaskan 4
WNI yang disandera
Telewicara acara Satu
Meja kompas tv
24 Maret 2016
Raeaksi Istana seputar sindiran SBY di
media social
Apa Kabar Indonesia
TV One
17 November 2017
Memberikan pernyataan jika kedatangan
Prabowo ke Istana tidak ada kaitannya
dengan masalah penistaan agama.
Program Mata Najwa
Edisi: Atas nama
Istana
Kegiatan Johan budi sebagai Juru Bicara
Presiden
65
13 Juli 2016
Berita Satu
Istana membantah sidak Hambalang yang
dilakukan Presiden Jokowi adalah bentuk
balasan kritik mantan Presiden SBY
Breaking news I news
tv
12 Oktober 2016
Tanggapan Johan Budi Tentang Heboh
KEMENHUB.
reformasi birokrasi
CNN Indonesia
12 Okt 2016
Menelusuri keberadaan dokumen Tim
Pencari Fakta (TPF) kematian aktivis
HAM munir
8 Januari 2016
Berharap menteri tidak terpengaruh isu
reshuffle
66
Acara live event metro
tv
10 Maret 2015
Presiden Jokowi akan meluncurkan
gerakan 'Ayo Kerja' dan logo baru ulang
tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-70
Dengan penggunaan media relations diharapakan isu dapat
direspon dengan cepat. Tingginya pengguna media sosial di Indonesia
membuat pengeleloaan isu melalui media menjadi salah satu cara yang
cepat dalam merespon isu yang berkembang di masyarakat. Selain itu
dengan dukungan kementrian dan lembaga yang juga memberikan
informasi seputar kebijakan pemerintah semakin membuat proses
penyebaran informasi semakin cepat. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Juru Bicara Presiden, Johan Budi:
Ada beberapa mekanisme yang dilakukan yah biasanya
kadang Presiden menelepon atau memberi arahan bahwa terkait
dengan ini maka sikap saya begini, saya yang menyampaikan,
kadang-kadang juga saya selaku juru bicara juga memberikan
saran statmen kepada Presiden kalau ini harus begini setelah itu
presdien yang memutuskan kadang sebagian dipake kadang semua
dipake saran itu yah, saya yang menyampaikan dalam hal memberi
saran statmen, saya yang meramu dalam kalimat untuk publik.
Selain itu, isi informasi tetap perlu diselaraskan demi terciptanya
narasi tunggal sehingga tidak meresahkan masyarakat. Sebagaimana
pernyataan dari Agustinus Eko Raharjo
“Kita ada Kementrian dan Lembaga (KL). Narasi tunggal
itu artinya ada pihak terkait yang menjadi leading sector. Siapa
67
sih yang berhak bicara. Nah jadi nanti kita minta informasinya ke
ahlinya. Tergantung topiknya. Tujuannya supaya tepat sasaran.
Setelah itu informasi tersebut disebar di grup KL. Nanti mereka
tulis di web masing-masing”
Dengan adanya narasi tunggal membuat informasi menjadi lebih
akurat, cepat dan seragam. Isu publik dapat dengan cepat dijawab sehingga
sinergitas lembaga dalam membantu Tim Komunikasi Presiden
menyebarkan informasi melalui web menjadi penting. Sedangkan cara lain
yang digunakan dalam merespon isu melaui media sosial dan media
relations adalah dengan cara kontranarasi. Sebagaimana pernyataan
Agustinus Eko Raharjo.
“Kita juga melakukan kontranarasi dalam menjawab isu.
Balik wacana yang ada berdasar fakta dan solusi. Nanti hasilnya
kita share di media sosial. Rilis resmi di media cetak/online. Ada
juga yang di klarifikasi melaui live on Tv atau Radio”
Gambar 1325
Contoh Kontranarasi Melalui Gambar
Melalui gambar tersebut isu muncul terkait upah pekerja cina
dijawab sebaliknya dari berita yang berkembang. Cara menjawab
25
Data diperoleh dari Tim Web Deputi 4 kantor Staf Presiden repubik Indonesia
68
menggunakan data dan fakta sehingga isu awal yang muncul dapat
terjawab.
5. Manajemen Reputasi Politik
Pendekatan ini menggunakan tindakan persuasif untuk
menajamkan opini baik untuk audiens kunci maupun opini publik secara
luas. Pada dasarnya Jokowi sudah dikenal sebagai sosok yang sederhana
dan baik di mata publik. Sebagaiamana pernyataan dari pakar
komunikasi politik Efy Rusfian:
“Saya yakin apa yang ditampilkan Jokowi adalah dirinya
sendiri bukan seperti dibuat-buat. Ya itulah pribadinya yang
terlihat sederhana. Dan itu juga sudah melekat sejak dia menjadi
Walikota. Jadi tugas PR Presiden dalam membentuk opini
masyarajat tentang Jokowi seharusnya tidak terlalu sulit karena
Jokowi sudah dapat menunjukan dirinya sendiri”26
Walaupun Jokowi telah memperoleh reputasi yang baik di mata
publik namun masih terdapat isu terkait diirnya. Sosok Jokowi beberapa
kali diberitakan merupakan bagaian dari PKI. Isu komunis yang
dituduhkan kepada Jokowi muncul sejak 2012 saat Pilgub DKI.
Tuduhan itu kembali muncul pada tahun 2014 saat Jokowi maju sebagai
capres.
Menurut Kepala Deputi 4 KSP Eko Sulistyo serangan ke arah
Jokowi diarahkan ke isu bahaya komunis dan PKI dan sentimen SARA.
Operator-operator politik “cyber army” di media sosial
dan tabloid Obor Rakyat mulai memasuki arena paling brutal dan
26
Wawancara dengan Efy Rusfian pada tanggal 18 Mei 2017
69
berbahaya, yaitu perang kotor dengan menyasar pada
penghancuran sosok personal Jokowi dan rentan di provokasi
menjadi konflik horizontal. Pondasi wacana perang kotor ini
dilakukan dengan memproduksi dan menyebarkan wacana utama
meliputi: (1) histeria bahaya komunis atau PKI; (2) sentimen anti-
Cina; dan (3) sentimen anti-Islam.27
Hingga tahun 2016 isu semakin membesar dan menyebut sering
ada rapat PKI di lingkungan Istana. Dalam meredam isu tersebut Tim
Komunikasi Presiden bekerjasama dengan Kantor Staf Presiden RI
menggunakan jalur hukum supaya memberikan ketegasan. Sebagaimana
yang diungkapakan oleh staf deputi 4 KSP Agustinus Eko Raharjo
“Terkait PKI sebenarnya itu isu lama sejak keterpilihan
Jokowi, tetapi sekarang semakin membesar dan cenderung
mengarah fitnah. Pak Teten selaku kepala KSP sudah
melaporkan hal tersebut ke polisi. Hal tersebut pernah kita
lakukan juga saat kemunculan buku Jokowi Undercover.
Hasilnya pun positif, akhirnya masyarakat pun tahu jika buku
tersebut tidak benar”28
Oleh karena itu untuk meluruskan isu negatif yang menyerang
dirinya, Tim komunikasi melibatkan penegak hukum. Berbagai upaya
tersebut ditujukan untuk membangun reputasi yang baik sosok Presiden
Jokowi.
6. Hubungan Publik Politik
Hubungan Publik Politik mentikbertakan pada fokus “working in
public”. Dalam menggunakan pendekatan tersebut, Tim Komunikasi
Presiden RI menggunakan cara blusukan yang sudah sangat melekat
27
http://ksp.go.id/konservatisme-politik-anti-jokowi/ diakses pada tanggal 9 Mei 2017 28
Berdasarkan hasil wawancara Deputi 4 Kantor Staf Presiden, Agustinus Eko Rahorjo
pada tanggal 23 Maret 2017
70
pada diri Jokowi. Blusukan dapat menjadi cara untuk menunjukan
perhatian Presiden pada isu-isu kemanusiaan.
Jika berkaca pada kebiasaan blusukan Presiden ini telah ada
bahkan sebelum menjadi Presiden. Blusukan sudah identik sekali
dengan Presiden Jokowi. Saat menjadi Presiden pun Jokowi bersama
Tim Komunikasinya melakukan blusukan ke berbagai daerah di
Indonesia. Dalam istilah agenda Presiden disebut dengan “kunjungan
kerja”. Sebagaimana pernyataan dari Sukardi Rinakit
“Presiden blusukan terus, bahkan semakin intensif.
Keliling Indonesia terus. Tetapi karena wilayahnya luas maka
nggak tampak. Misalnya sejak jumat lalu Presiden kunjungan
kerja (ini blusukan). Sekarang di Yahukimo, mau ke Miangas.29
Gambar 1430
Peta Blusukan Jokowi
Sampai tanggal 11 Mei 2017 Presiden Jokowi telah melakukan
blusukan ke 132 daerah di 32 provinsi di seluruh Indoneia.31
Salah satu
29
Berdasarkan hasil wawancara melalui whast uppada tanggal 18 Oktober 2016 13.09 30
http://Presidenri.go.id/blusukan.1.html 31
http://Presidenri.go.id/blusukan.1.html
71
kegiatan blusukannya adalah saat Presiden Jokowi Mengunjungi kota Nias
untuk meninjau Pebangkit Listrik Tenaga Gas dan Posyandu.
Gambar 1532
Blusukan Jokowi ke Kota Nias
Dalam kunjungan tersebut, Presiden akan meninjau proyek
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Idanoi Kabupaten Nias.
Setelah itu Presiden singgah di Posyandu Kampung Narako, Kabupaten
Nias. Saat mengunjungi kampong Naroko menemui warga sekitar dan
membagikan paket bantuan.
Dalam posisi inilah Jokowi berusaha menjalin hubugannya dengan
publik. Selain menujukan sosok dirinya yang bekerja meninjau
pembangunan tetapi dalam kegiatannya Jokowi juga menyelipkan aksi
sosial dengan memberikan bantuan. Hal tersebut menimbulkan kesan
jika Jokowi peduli dengan masalah kemanusiaan.
32
https://news.detik.com/berita/3278775/Presiden-jokowi-hari-ini-kunjungi-nias-
tinjau-pltg-dan-posyandu. Diakses pada tanggal 10 Maret pukul 20.32
72
7. Pembangunan Komunitas Politik
Fokusnya pada upaya menciptakan dan mengatur rasa memiliki
komunitas (sesnse of community). Pendekatan komunitas ini dianggap
cocok, terutama untuk mengurangi konflik. Contoh kegiatannya yaitu
saat Jokowi meresmikan Bandara Miangas yang baru saja dibangun. Hal
tersebut memberikan kesan tersendiri pada masyarakat Miangas
mengingat lokasi daerah ini yang terletak di pelosok Kalimantan.
Namun Jokowi menunjukan komitmennya untuk membangun dari
pinggiran dan menyempatkan datang untuk meresmikan Bandara.
Gambar 1633
Kunjungan Kerja Presiden ke Pulau Miangas
Kegiatan kunjungan kerja ini dapat dikatakan sebagai
pembangunan komunitas politk karena dengan meresmikan Bandara di
daerah pinggiran memberikan rasa peduli dan memiliki terhadap
komunitas dalam hal ini masyarakat Miangas. Sebagaimana pernyataan
Olly, salah satu warga Miangas yang dituliskan di kompas.com
33
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/19/13084381/jokowi.Presiden.pertama.yang.k
e.pulau.miangas. Diakses pada tanggal 21 Maret pukul 21.03
73
“Kunjungan dilakukan Jokowi untuk meresmikan Bandara
Miangas yang baru saja selesai dibangun membuat penduduk
Miangas sangat senang dengan kehadiran Jokowi. Apalagi,
mayoritas penduduk di pulau ini memilih Jokowi pada pilpres
2014 lalu”.34
Kunjungan kerja Presiden ke daerah pelosok memang memiliki
dampak yang besar. Terdapat berbagai agenda dari kunjungannya,
bukan hanya sekadar blusukan. Sebagaimana pernyataan Efy Rusfian:
“Kunjungan kerja Presiden sangat membantu dalam
membentuk komunitas politiknya. Bukan hanya meluruskan isu
seputar kepedulian pemerintah. Tetapi juga terdapat agenda lain,
bahkan saya melihat ada dampaknya juga terhadap keterpilihan
Presiden Jokowi di pilpres mendatang”
B. Performa Komunikatif Tim Komunikasi Presiden dalam Pengelolaan
Isu-isu publik
Pengelolaan isu publik saat ini merupakan hal yang sangat penting.
Hal tersebut disadari betul oleh Presiden Jokowi dan Tim Komunikasinya.
Dalam melakukan fungsi informasi tentu tidak dapat dilakukan sendiri. TKP
perlu merangkul beberapa pihak seperti KSP, Kominfo maupun kementrian
dan lembaga. Sinergitas tiap lembaga akan membuat informasi cepat dan
akurat sampai di masyarakat. Selain itu, budaya organisasi yang diciptakan
akan membuat isu dapat dikelola dengan baik.
Pacanowsky dan O‟Donnell Trujillo mengatakan bahwa anggota
organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada
34
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/19/13084381/jokowi.Presiden.pertama.yang.k
e.pulau.miangas. Diakses pada tanggal 21 Maret pukul 21
74
munculnya budaya organisasi yang unik.35
Performa akan menggambarkan
proses simbolik dari pemahaman prilaku manusia. Dalam Tim Komunikasi
Presiden sering kali memahami bagaimana performa anggota TKP dalam
menjalin hubungan dengan publik internal maupun eksternal, ada beberapa
performa yang dilakukan Tim Komunikasi Presiden :
1. Performa Ritual
Performa ritual merupakan performa komunikasi yang terjadi
secara teratur dan berulang. Dalam kaitannya dalam pengelolaan isu, Tim
Komunikasi Presiden setiap hari membuat daily brief. Sebagaimana
keterangan dari Johan Budi
“Kami di TKP setiap hari membuat daily breif yang kami
berikan kepada bapak Presiden. Jika ada isu isu yang ramai atau
jadi topik apalagi yang menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat maka TKP membahas secara intensif baik di dalam
TKP maupun berkoordinasi dengan kehumasan Kementrian agar
ada single narasi atau narasi tunggal. Sehingga publik mendapat
informasi dan penjelasan yang seragam dari pemerintah.”36
Selain itu Tim Komunikasi Presiden juga mengadakan pertemuan
rutin dengan pihak lain. Ritual yang biasa dilakukan adalah Focus Group
Discussion. Sebagaimana wawancara peneliti dengan Johan Budi :
“TKP melakukan diskusi yang disebut Focus Grup
Discussion (FGD) setiap bulan dengan stake holder terkait dengan
mengundang pakar pakar maupun tokoh masyarakat. Hasil FGD
ini akan kami sampaikan kepada Bapak Presiden“.
35
Stephen W Little John dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Edisi 9 (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), h. 383. 36
Berdasarkan hasil Wawancara dengan Johan Budi pada tanggal 16 Februari 2017
75
Dari kegiatan rutin yang dilakukan akan terjadi komunikasi antara
TKP dan berbagai pihak dalam membicarakan cara pengelolaan isu yang
sedang berkembang. Pertemuan antar sesama anggota maupun pihak lain
sangat penting untuk melihat berbagai pandangan tentang cara pengelolaan
isu yang tepat. Selain itu pertemuan rutin juga bermafaat untuk
meningkatkan kinerja dari tiap anggota TKP.
2. Performa Hasrat
Performa hasrat merupakan kisah-kisah mengenai organisasi yang
sering kali diceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi dengan
orang lain. Hal tersebut telihat saat acara Focus Grup Discussion (FGD)
bersama KSP dan Kementrian Lembaga pada hari Senin 13 Maret 2017.
Tim Komunikasi Presiden yang diwakili oleh Ari Dwipayana dan Sukardi
Rinakit mengungkapkan jika selama ini Tim komunikasi telah berusaha
untuk menjalankan berbagai usaha dalam rangka menjalankan fungsi
narasi tunggal dan merespon isu yang bekembang.
TKP juga menjalin kerjasama dengan KSP dan Kominfo.
Kerjasama tersebut berupa sinergi dalam membangun narasi tunggal dan
pengelolaan isu secara cepat melalui crisis center. Namun masih perlu
banyak yang harus dievaluasi agar komunikasi dapat lebih baik yaitu
dengan sinergitas antar kementrian dan lembaga. Oleh karean itu dalam
FGD tersebut TKP memberikan beberapa evaluasi dan strategi dalam
mewujudkan narasi tunggal.
76
Selain itu Tim Komunikasi Presiden dalam Focus Group
Discussion maupun saat wawancara dengan media menekankan tentang
semboyan kerja presdien Jokowi maupun mengedepankan nawacita.
Dalam release di web Presidenri.go.id terdapat 489 berita yang
menuliskan pentingnya nawacita yaitu negara hadir, membagun dari
pinggiran dan revolusi mental. Selain itu Presiden maupun Tim
Komunikasi Presiden juga mengulang tentang semboyan ayo kerja. Dalam
web yang sama terdapat 57 kali kata ayo kerja diungkapkan dalam berita.
Slogan yang identik dengan Jokowi diulang untuk mengingatkan
masyarakat terkait komitmen pemerintah. Contohnya pernyataan Presiden
dalam acara gerakan nasional 70 tahun Indonesia merdeka
“Ingat, visi ke depan kita adalah visi kompetisi, visi
kom..pe..ti..si…. Saya yakin dengan kerja bersama, dengan
semangat gotong-royong, kita mampu memenuhi impian kita, kita
mampu mewujudkan impian kita,”37
3. Performa Sosial
Dalam suatu organisasi diperlukan kerjasama yang baik antar
anggota dan orang lain. Sikap ramah maupun santun diperlukan supaya
kerjasama dapat berlangsung lebih baik. Dalam menjalankan tugasnya,
TKP bersentuhan dengan pihak lain seperti KSP dan berbagai kementrian.
Dalam beberapa kesempatan TKP mengunjungi KSP untuk membahas isu
yang ada sehingga anggota TKP juga bertemu dengan pegawai di KSP.
37
http://Presidenri.go.id/artikel-terpilih/page/70
77
Dalam kaitan kerja sama dengan mitra komunikasi seperti KSP,
kementrian dan lembaga maupun Kominfo, Tim Komunikasi Presiden
juga menujukan sikap yang baik. Menjalin kerjasama yang baik apalagi
terkait komunikasi diperlukan hubungan baik dengan berbagai pihak
Sebagaimana pernyataan dari Penanggung Jawab Social Media Crisiss
dari Kantor Staf Presiden (KSP), Alois Wisnuhardana:
“Kita bekerjasama dengan TKP dalam crisis center dan
diskusi media. Di Crisis center bersama TKP kita bekerjasama
untuk membuat kontra narasi terhadap isu yang ada. Sedangkan
ada juga diskusi media setiap dua minggu sekali. Itu yang
mengadakan Kominfo tetapi materinya KSP bekerjasama dengan
TKP, sejauh ini kerjasama yang dibangun cukup baik”38
4. Performa Politis
Dalam performa politik seseorang dituntut mengomunikasikan
keinginain untuk memengaruhi orang lain. Dalam hal ini Tim Komunikasi
Presiden akan berusaha menempatkan sosok Presiden Jokowi dalam
membentuk opini publik yang baik. Dalam sebuah acara mekanismenya
adalah yang dibicarakan adalah sesuatu yang berkaitan dengan nawacita
maupun visi misi Presiden. Misalnya pada acara hari senin tentang Focus
Group Discussion sangat ditekankan visi narasi tunggal. Sehingga kelak
opini yang terbentuk di masyarakat adalah Jokowi menekankan adanya
sinergitas informasi sehinga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Selain itu dalam pembuatan releas maupun berita tentu sosok
Presiden Jokowi dikedepankan dan program unggulannya kembali
38
Wawancara dengan Alois Wisnuhardana pada tanggal 18 Mei 2017
78
disebutkan. Salah satu contoh mislanya setelah diskusi seputar pendidikan
vokasi yang merupakan visi Presiden tentang pendidikan. Di akhir acara
dikatakan jika hasil diskusi akan menjadi bahan masukan untuk Presiden
dan releas yang dibuat menimbulkan opini jika Presiden sedang bekerja
sesuai dengan apa yang dicita-citakan demi Indonesia yang lebih baik.
5. Performa Enkulturasi
Performa enkulturasi menekankan bagaimana anggota mendapat
pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang
mampu berkontribusi. Anggota Tim Komunikasi Presiden telah memiliki
latar belakang keahlian yang cukup kompeten. Pada dasarnya tidak ada
pelatihan khusus namun hanya sekadar pengarahan terkait tugas dan fungsi
sehingga lebih banyak melihat dan langsung terjun ke lapangan.
Sebagaimana pernyataan dari Johan budi :
Awalnya bidang yang saya geluti waktu di KPK hanya soal
pemberantasan korupsi. Ruang lingkupnya terbatas. Ketika saya
diangkat menjadi staf khusus Presiden covarage masalah nya lebih
luas dan komplek. Tentu saya pertama kali lebih banyak melihat,
mendengar, dan mengamati mekanisme yang ada di istana. 39
Sejauh ini Johan Budi sebagai Juru Bicara Presiden menjadi sosok
yang sering muncul di media. Namun terkait performanya menurut pakar
komunikasi Lely Arrianie sejauh ini belum maksimal
“Seharusnya kan dulu harapan publik terlalu besar karena
kesuksesan yang disandang oleh Johan Budi selaku dia menjadi
juru bicara KPK, nah kita berpikir setelah dia dilantik menjadi staf
juru bicara Presiden, dia akan mengemban tugas yang sama
meskipun dalam berbagai konfirmasi dia selalu mengatakan
39
Berdasarkan hasil wawancara Johan Budi pada tanggal 16 Februari 2017
79
bahwa jika ia ingin menyampaikan sesuatu, ia tidak ingin dapat
dari mulut kedua, ia harus dapat akses langsung ke Presiden.
Tetapi menurut saya, Sampai detik ini kita belum melihat Johan
Budi itu diberdayakan”40
Pernyataan Lely Arrianie seakan memberikan penilaian terhadap
kinerja Tim Komunikasi Presiden. Dalam kaitannya dengan performa
enkulturasi yang menekankan pentingnya kontribusi kepada organisasi
maka perlu rasanya pengetahuan tambahan seputar cara pengeloaan isu.
Sedangkan menurut Pakar Komunikasi Politik Efy Rusfian belum
optimalnya peran TKP disebabkan karena tidak semua anggotanya berasal
dari kalangan ahli. Selain itu saat menjadi anggota TKP belum diberi
pelatihan maupun pengetahuan yang mumpuni.
Speaker kalo di Amerika itu orang profesional. Nah
professional itu adalah orang yang membantu saat kampanye dan
diambil dari tim suksesnya. Namun Johan budi bukan diambil dari
tim suksesnya karena dia masih KPK saat itu. Nah sekarang dia
jadi juru bicara. Tetapi Kepresidenan sebagai Jokowi. Bukan ke
Kepresidenan sebagai lembaga.41
Hal tersebut berdampak pada kinerjanya dalam mengelola isu
sehingga kinerjanya belum maksimal. Pakar Komunikasi Politik Efy
Rusfian menuturkan:
Sifatnya di PR reaksi aja. Jadi sifatnya masih accidental
dan reaktif saja, belum proaktif. Harusnya kalo proaktif itu
mamang dari satu lembaga. Kalo kita bicara konten
analisis.Mislanya isu menjadi isu tunggal, tetapi yang ada sifatnya
accidental. Mislanya NKRI. Sebenrya da satu kasus saja tetapi
langsung dikaitakan dengan NKRI. Kalo mislanya ada kasus
politik ini masuknya ke kasus apa. Jadi seperti belum ada payung
40
Berdasarkan hasil wawancara Lely Arrianie pada tanggal 6 Oktober 2016 41
Wawancara dengan Efy Rusfian pada tanggal 27 Februari 2017
80
atau tahapan atau rancangan yang dibuat sistematis. Jadi Kita
harusnya bisa memprediksikan dari konten kira-kira satu bulan
kedepan pesan apa yang akan muncul di publik.42
C. Pembahasan dan Analisis Hasil Temuan
1. Public Relations politik Tim Komunikasi Presiden RI dalam Mengelola
Isu Public
Komunikasi antara pemerintah dan rakyat adalah hal yang
penting. Jika terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi antara
pemerintah dengan rakyat dalam merespon isu maka dapat menurunkan
reputasi pemerintah dan memperbesar isu sehingga membahayakan
pemerintahan. Isu muncul karena adanya kesenjangan antara praktik di
lapangan dengan harapan. Dalam konteks isu publik isu diartikan
sebagai masalah kebijakan yang berkaitan dengan publik. Oleh karena
itu isu publik muncul karena adanya kesenjangan antara kebijakan yang
dibuat pemerintah dengan harapan masyarakat. Dalam hal ini peneliti
melihat jika peran Tim Komunikasi Presiden menjadi penting dalam
menjalankan tugas sebagai penyampai informasi ke publik.
Dalam menjalakan tugas sebagai Tim Komunikasi Presiden
maka terdapat tindakan publik relation politik yang dilakukan. PR
Politik bekerja melayani publik dengan membawa sejumlah isu untuk
menjadi perhatian publik. Pada dua tahun pemerintahan terdapat
beberapa pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh TKP dalam
42
Wawancara dengan Efy Rusfian pada tanggal 27 Februari 2017
81
menjalankan fungsinya untuk mengelola isu yang ada, sebagai upaya
dalam menjalin relasi yang baik dengan publik.
Dari hasil penelitian yang telah disampaikan pada sub bab
sebelumnya, peneliti menemukan pendekatan public relations politik
Tim Komunikasi Presiden dalam upayanya mengelola isu publik.
Berbagai pendekatan yang dilakukan menunjukan usaha untuk
meredakan isu yang ada sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
maupun kekecewaan di masyarakat.
Pertama, relasi politik dengan publik. Dalam pendekatan ini
peneliti melihat ada upaya dari Tim Komunikasi Presiden untuk
menjalin komunikasi yang baik dengan ormas yang ada di Indonesia
dalam merespon isu. Dalam penelitian ini dicontohkan saat isu agama
muncul dan menyebabkan masyarakat melakukan aksi bela Islam karena
kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahya Purnama (Ahok). Pemerintah
pada tanggal 2 November mengundang tokoh agama. Peneliti melihat
ada upaya dari Tim Komunikai Presiden yang memberikan saran kepada
Presiden untuk mengadakan pertemuan dengan tokoh agama dan
menyampaikan seputar seruan aksi secara damai. Disinilah peran TKP
dalam menjaga relasi dengan publik dilakukan.
Hal tersebut disebabkan karena tokoh agama memiliki basis
massa yang besar sehingga jika tokoh tersebut menyampaikan seruan
kepada anggota organisasi tentu akan lebih dipatuhi. Cara tersebut juga
82
termasuk cocok dengan budaya masyarakat Indonesia yang cenderung
memiliki sikap ramah dan menerima persuasi jika disampaikan dengan
cara yang baik. Pertemuan langsung tersebut yaitu seruan untuk menjaga
perdamaian.
Dalam konteks komunikasi politik maka komunikasi tentu
memiliki tujuan. Peneliti melihat terdapat pesan yang ingin disampaikan
berupa seruan untuk menjaga perdamaian sebagaimana pernyataan
Jokowi dalam pertemuan tersebut. Selain itu kedatangan Jokowi
memenuhi undangan juga sebagai salah satu upaya menjaga hubungan
baik dengan key audience. Ditambah dengan adanya agenda rutin dari
Tim Komunikasi Presiden dengan beberapa ormas besar terutama NU
dan Muhammadiyah yang dilakukan setiap tiga bulan sekali akan
membuat isu publik dapat dibicarakan dan dicaraikan solusi bersama.
Peneliti melihat hal tersebut disebabkan karena NU dan
Muhammadiyah merupakah dua ormas terbesar di Indonesia. Jumlah
anggota NU 91.2 Juta orang dan Muhammadiyah 40 juta orang.43
Walaupun berlatarbelakang agama namun kedua organisasi tersebut
menghormati ideologi Pancasila. Selain itu NU dan Muhammadiyah
juga berkomitmen untuk mewujudkan Islam nusantara dan Islam yang
bekemajuan sebagai salah satu wujud Islam sebagai agama rahmatan lil
alamin. Komitmen tersebut akan membantu pemerintah dalam
43
http://regional.kompas.com/read/2016/04/07/14013651/Buktikan.Klaim.sebagai.Ormas.Terbesar.NU.Terbitkan.Kartu.Anggota.Nasional
83
mewujudkan persatuan ditengah perbedaan masyarakat Indonesia
terutama dalam hal agama. Oleh karena itu wajar jika pemerintah
berusaha menjaga hubungan baik salah satunya dengan menghadiri
undangan acara ormas tersebut.
Sejauh ini peneliti melihat pendekatan dengan menggunakan
tokoh kunci telah berjalan dengan baik. Menjalin komunikasi dengan
berbagai pihak merupakan salah satu upaya yang efektif untuk
menjelaskan bagaimana pemerintah merespon sejumlah isu yang
berpotensi mendorong pemahaman yang salah dari masyarakat.
Kedua, paradigma politik Grunigian. Dalam dua tahun
pemerintahan Jokowi terdapat beberapa kebijakan yang akhirnya
menimbulkan polemik di masyarakat. Pada kasus tersebut akhirnya
tercipta situasi win-win. Dalam kasus Archandra penulis melihat ada
upaya yang dilakukan dalam usaha mendinginkan isu yang ada dengan
menunjuk Ignasius Jonan menjadi menteri dan Archandra menjadi wakil
menteri. Posisi win-win tercipta antara Archandra dan Pemerintah.
Di satu sisi pemerintah dapat menyelesaikan permasalah tersebut
dan meredam isu di masyarakat. Di sisi lain Archandra juga berkenan
menerima jabatan sebagai wakil menteri, bukan menteri. Namun jika
dikaji lebih jauh keputusan memilih Ignasius Jonan juga beresiko karena
pada dasarnya Jonan baru saja diberhentikan dari jabatannnya sebagai
Menteri perhubungan. Namun tiba-tiba diangkat lagi di posisi berbeda.
84
Peneliti melihat dalam posisi ini Tim Komunikasi Presiden
memang berhasil meredam isu seputar Archandra Tahar namun TKP
belum menjelaskan terkait pemilihan Jonan tersebut dan hanya terfokus
untuk mengelola isu awal terkait Archandara. Menurut pandangan
peneliti keputusan pengangkat Ignasius Jonan tidak lepas dari hak
prerogatif Presiden Jokowi untuk mengangkat atau memberhentikan
menteri. Jonan diberhentkan menjadi menteri setelah kasus kekacauan
arus mudik di tol Brebes exit (Brexit) saat menjabat menjadi menteri
perhubungan.
Saat itu kinerja Jonan dalam satu tahun pemerintah Jokowi pada
dasarnya menunjukan tren positif. Namun Kementrian Perhubungan saat
itu dianggap gagal mengelola arus mudik sehingga pemberhentian
menteri menjadi salah satu konsekuensi logis dari kesalahan yang
terjadi. Namun di sisi lain peneliti melihat kinerja Jonan saat masih
menjabat sebagai menteri perhubungan cukup baik. Jonan yang
berangkat dari kalangan profesional piawai dalam hal manajerial dan
melakukan banyak perbaikan dalam hal transportasi. Kinerja yang jelas
dan serba cepat cocok dengan tipe Presiden Jokowi yang menginginkan
“kerja, kerja, kerja”. Peneliti melihat diangkatnya Jonan sebagai menteri
yang dipadukan dengan Archandra yang memiliki keahlian di bidang
Energi dan Sumber Daya diharapkan dapat membawa revitalisasi dari
sektor energi dan sumber daya mineral.
85
Dalam politik pasti memiliki resiko dan berbagai kepentingan
tersebut harus dibuat keputusan yang dapat meredam isu. Hal tersebut
menjadi catatan untuk Tim Komunikasi Presiden. Dalam memanfaatan
pendakatan Grunigh dan Hunt TKP hanya fokus terhadap pengelolaan
isu utama dan belum sampai pada perencanaan dampak dari kebijakan
pengelolaan isu awal. Jika hal tersebut terus dibiarkan maka
dikhawatirkan akan muncul isu baru dan ketidakpuasan di masyarakat.
Ketiga, Persuasi Politik. Pendekatan ini dilakukan untuk
memperkaya informasi dan mengubah prilaku serta sikap dari khalayak-
khalayak kunci. Hal tersebut dapat dilihat ketika aksi 212. Sebelum aksi
berlangsung, telah terjadi pertemuan antara Kapolri, MUI, dan pemuka
agama. Penulis melihat ada upaya propaganda yang dilakukan dalam
meredam aksi massa yang lebih besar. Saat itu muncul kekhawatiran
jika aksi akan membesar dan mengancam keutuhan negara. Pemerintah
menyadari betul pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan
audience kunci dalam meramu konsep aksi yang baik dan aman.
Kapolri melakukan konsolidasi dengan MUI dan tokoh agama.
Peneliti melihat pemilihan MUI sebagai tempat konsolidasi karena MUI
merupakan organisasi yang mengeluarkan pendapat dan sikap
keberagamaan terhadap kasus penistaan agama Ahok. Dalam
pernyatannya MUI menganggap Ahok telah menistakan Alquran,
86
menghina ulama dan memiliki konsekuensi hukum.44
Penyataan sikap
tersebut yang akhirnya mendorong lahirnya organisasi bernama Gerakan
Nasional Pembela Fatwa (GFNPF) MUI yang tegas menyatakan sikap
untuk menegakan keadilan terhadap kasus penistaan agama. Walaupun
secara struktural MUI telah secara tegas menyatakan jika GNPF bukan
bagian dari MUI.45
Oleh karena itu pertemuan di MUI tersbeut memiliki
tujuan untuk mengumpulan berbagai pihak dan menyepakati keputusan
bersama demi aksi penyampaian pendpaat yang lebih baik.
Dengan kesepakatan yang ada pertemuan tersebut telah berhasil
mengubah sikap untuk akhirnya melakukan aksi doa bersama dan sholat
Jumat berjamaah di Monas. Dengan adanya aksi doa bersama maka
keselamatan Presiden lebih aman dibanding dengan aksi sebelumnya.
Tim Komunikasi Presiden dalam hal ini menjalankan fungsinya untuk
memberikan arahan seputar kehadiran Presiden dalam aksi tersebut.
TKP sudah baik dalam menunggunakan pendekatan ini yaitu dengan
menggandeng pihak lain yaitu Kapolri untuk mengubah sikap khalayak
kunci. Selain itu TKP juga memberikan saran yang baik terkait
kehadiran Jokowi.
Keempat, Hype Politik. Selain menggunakan pendekatan dengan
tokoh kunci, di era arus informasi seperti saat ini Tim Komuikasi juga
44 https://news.detik.com/berita/d-3318150/mui-nyatakan-sikap-soal-ucapan-
ahok-terkait-al-maidah-51-ini-isinya 45 https://news.detik.com/berita/d-3351565/mui-gnpf-bukan-bagian-kami-
jangan-gunakan-atribut-mui
87
menyadari pentingnya penggunaan media. Semakin tingginya pengguna
internet dan media sosial di Indonesia dimanfatakan oleh pemerintah
dalam mengelola isu yang ada. Presiden Jokowi di bantu oleh Tim
Komunikasi Presiden memiliki beberapa media sosial diantaranya
facebok, twitter, bahkan video blog. Hal tersebut dimaksudkan dalam
upaya menggapai perhatian dari khalayak sebagaimana ciri khas dari
hype poltik.
Dalam akun media sosial Presiden TKP aktif melakukan
kegiatan berupa klarifikasi isu maupun persuasi kebijakan. Dalam akun
facebook Jokowi rata-rata mengrimkan post sebnayak tiga kali dalam
satu hari. Sedangankan tweet Jokowi di tweeter satu kali dalam sehari.
Hal tersebut menunjukan jika Jokowi lebih aktif di facebook daripada di
tweeter. Peneliti melihat hal tersebut merupakan sebuah jalan karena
media massa yang paling banyak digunakan di Indonesia menurut data
APJII adalah pengguna facebook. Di setiap tulisan di media sosialnya
mendorong netizen untuk memberikan respon. Media tersebut juga
digunakan untuk menjawab isu yang ada.
Media sosial juga dapat mendekatkan komunikasi antara
pemerintah dengan masyarakat. Dalam akun video blognya Jokowi
beberapa kali mengunggah video kegiatannya. Hal tersebut merupakan
upaya dalam merespon isu yang ada, mendekatakkan pemerintah dengan
masyarakat dan untuk meciptakan citra positif Presiden.
88
Penggunaan media relations juga diperlukan untuk
meningkatkan akses pemerintah ke publik. Sejak bulan Juli 2016 TKP
bekerjasama dengan TVRI dalam program Sudut Istana. Menurut
penulis program tersebut menarik karena menghadirkan narasumber
yang berkualitas baik dari staf khusus presiden mapun menteri untuk
menjawab isu yang sedang berkembang di masyarakat. Selain itu
pemilihan TVRI adalah sebagai upaya untuk menarik minat penonton
agar menyaksikan TVRI sehingga dapat mengembalikan TVRI sebagai
saluran televisi kebanggan nasional.
Tim Komunikasi Presiden juga menjalin kejasama dengan media
swasta. Diantara televisi yang memberitakan seputar TKP, Metro Tv
adalah TV swasta yang paling sering memberitakan seputar
pemerintahan. Hal tersebut disebabkan karena metro merupakan televisi
swasta yang mendukung pemerintah. Sedangkan anggota TKP yang
paling sering muncul adalah Johan Budi. Hal tersebut disebabkan karena
fungsi Johan Budi sebagai Juru Bicara yang membuatnya lebih sering
muncul memeberikan keterangan.
Keterangan yang diberikan telah dikomunikasikan terlebih
dahulu dengan Presiden maupun pihak yang paling mengetahui jawaban
dari isu tersebut, misalnya menteri. Peneliti melihat ada upaya dalam
mengusahankan adanya narasi tunggal sehingga tidak menyebabkan
keragaman informasi yang membuat kegaduhan di masyarakat. Namun
dalam pelaksanaannya sinergitas antar lembaga masih belum berjalan
89
dengan baik. Beberapa kebijakan belum tersampaikan dengan baik ke
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama yang lebih baik
lagi antara TKP dan kementrian/lembaga dalam menajawab isu yang
ada.
Kelima, Membentuk Reputasi Politik. Selain menjalin
komunikasi, membentuk reputasi politik Presiden juga menjadi hal yang
penting. Isu yang ada sering kali membuat citra Presiden kurang baik.
Salah satu contohnya ialah ketika muncul isu PKI. Jokowi sering kali
dikaitan dengan PKI. Dalam merepson isu tersebut Presiden beberapa
kali memberikan keterangan lewat media, namun untuk memberikan
ketegasan dan karena isu terus berkembang bahkan melibatkan staf
Presiden lainnya maka diambil langkah hukum.
Hal tersebut untuk meluruskan isu yang ada di masyarakat dan
supaya tidak terulang di kemudian hari. Peneliti melihat keterlibatan
aparat penegak hukum dalam kasus pencemaran nama baik Presiden
sudah beberapa kali terjadi seperti tindakn hukum bagi penulis buku
Jokowi undercover yang melakukan ujaran kebencian terhadap Presiden.
Menurut pandangan peneliti sikap Tim Komunikasi Presiden
dalam posisi ini cukup tegas. Jika yang dikatakan tidak dapat dibuktikan
kebenarannya sehingga dapat merusak citra presiden maupaun
menimbulkan kegaduhan di publik maka akan akan memperoleh sanksi
hukum. Sejauh ini pendekatan ini sudah baik dijalankan, namun
90
hendaknya TKP tidak terfokus hanya saat isu muncul namun juga dapat
memprediksi isu mucul sebelum ramai menjadi perbincangan.
Keenam, Hubungan Publik Politik. Dalam menyikapi isu yang
ada terkait kurangnya perhatian pemerintah terhadap daerah pelosok
maupun pinggiran Presiden bersama Tim Komunikasi Presiden
melakukan blusukan. Melalui pendekatan tersebut Tim Komunikasi
Presiden menjalankan tugasnya untuk menemani kunjungan kerja
Presiden. Kunjungan tersebut memiliki arti dapat dirasakan jika Presiden
memiliki kepedulian terhadap hak asasi manusia termasuk isu-isu sosial.
Sejauh ini Presiden sudah mengujungi 32 provinsi dalam rangka
kunjungan kerjanya atau biasa disebut blusukan.
Dalam kunjungannya Presiden tidak hanya menyapa warga
namun juga meberikan bantuan sosial. Hal tersebut menimbulkan kesan
jika Jokowi peduli dengan masalah kemanusiaan. Tim Komunikasi
Presiden yang mendampingi Jokowi dalam blusukan juga dapat
memberikan saran terkait tempat yang hendaknya dikujungi namun
beberapa kali terjadi perbedaan keinginan antara TKP dan Presiden. Tim
Komunikasi Presdien hendaknya dapat lebih bijak dalam menyikapi dan
mengenal keinginan Presiden terkait kepeduliannya terhadap masalah
sosial.
Ketujuh, membangun komunitas politik. Hal lain yang
dilakuakan dalam upaya pengelolaan isu adalah membuat komunitas.
91
Dalam kunjugan kerjanya Presiden meresmikan pasar dan Bandara
merupakan salah satu upayanya membangun komunitas. Dengan
kehadiran tersebut maka Presiden menunjukan kepeduliannya terhadap
pembangunan fasilitas publik yang dibangun di daerah. Hal tersebut
sebagai upaya menjawab isu kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
masyarakat pelosok dan menunjukan komitmen nawacita Presiden yang
salah satu isinya ialah membangun dari pinggiran.
Sikap kepedulian Presiden memberikan dampak terhadap
penilaian masyarakat terhadap sosok Presiden sehingga menciptakan
rasa memiliki komunitas. Sejauh ini pendakatan ini telah dilakukan
dengan baik oleh Tim Komunikasi Presiden tetapi belum ada indikator
yang jelas terkait lokasi maupun tempat keberadaan komunitas yang
paling membutuhkan. Selain itu, peneliti melihat dampak dari kehadiran
tersebut dapat berupa dukungan masyarakat terhadap pemerintah
persiden Jokowi maupun dampak politis keterpilihan Jokowi di pilpres
2019.
Dari berbagai pendekatan public relations politik yang
digunakan dapat dikatakan jika pendekatan yang paling efektif dan
sering digunakan adalah pendekatan hype politik. Peneliti melihat hal
tersebut dilakukan sebagai upaya memperkaya informasi untuk publik
dengan berbagai kebijakan, sosialisasi, maupun konfirmasi atas isu yang
berkembang.
92
2. Performa Komunikatif Tim Komunikasi Presdien RI
Dalam menjalakan fungsinya untuk mengelola informasi dan
menyampaikannya kepada publik, Tim Komunikasi Presiden juga
penting memiliki komunikasi yang baik antar anggota. Dalam
kesehariannya Tim Komunikasi terdapat performa ritual yang dilakukan
berulang seperti membuat daily brief terkait isu yang sedang hangat
dibicarakan. Hal tersebut berpengaruh untuk memberikan saran dan
infomasi kepada Presiden sehingga Presiden dapat menyampikan hal
yang benar jika diminta keteranganya oleh media. Peneliti melihat
performa ritual berjalan baik.
Dalam memaksimalkan kerja TKP untuk megelola isu publik,
dalam beberapa releas maupun pernyataan di media, Tim Komunikasi
berusaha menyampaikan kembali terkait nawacita yang diusung
Presiden maupun semboyan ayo kerja. Performa Hasrat yang ditujukan
melalui sikap tersebut bertujuan untuk menajamkan statemen jika
pemerintah sedang berusaha mewujudkan visi yang diusung. Peneliti
melihat dalam pelaksanaanya, hasrat tersebut belum teraplikasikan
dalam kebijakan sehingga perlu pemahaman dari berbagai kalangan
seperti menteri dan lembaga pemerintahan lainnya untuk bersama
mengaplikasikan hasrat tersebut dalam tindakan.
Dalam upaya menjaga keakraban dan komunikasi yang baik
dengan beberapa pihak, TKP berusaha bersikap baik dengan mitra kerja
maupun orang lain. Setiap kegiatan yang dilakukan TKP tentu berkaitan
93
dengan tujuannya membentuk opini publik yang baik terkait sosok
Presiden Jokowi. Penulis melihat Performa sosial Tim Komunikasi
Presiden mampu membuat kerja sama lebih baik. Selain itu, peneliti
juga melihat Tim Komunikasi Presiden melakukan performa politis
dengan baik. Sejauh ini sosok Presiden dengan berbagai kegiatan
blusukan maupun kesuksesan pembangunan telah berhasil memosisikan
sosok Presiden dalam opini yang baik di publik. Hal tersebut juga
dibuktikan dengan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pada
dua tahun pemerintahan yang mencapai 91.4%.46
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Tim Komunikasi Presiden
sejauh ini sudah baik namun jika dilihat dari performa enkulturasinya
masih perlu ada perbaikan. Tidak semua anggota TKP berasal dari
kalangan profesional yang paham seputar komunikasi. Seperti sosok
Johan Budi yang bukan berasal dari kalangan pakar komunikasi namun
mantan Juru bicara KPK. Sehingga wajar saat pertama kali bergabung
Johan Budi belum melakukan tugasnya secara maksimal. Johan Budi
lebih banyak belajar langsung dari paraktik di lapangan. Dampaknya
sejauh ini peran Jubir Presiden masih dalam taraf publisitias dan
menyampaikan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kompetensi
sehingga berdampak pada kualitas cara komunikasi dalam pengelolaan
isu yang ada.
46
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/21/10203341/survei.kompas.61.persen.publik.
puas.kinerja.pemerintah.citra.Jokowi.makin.positif?page. Diakses pada hari selasa, 22 November
2016, pukul 19. 23.
94
Bedasarkan analisa yang peneliti lakukan, penelti memberikan
kritik terhadap kinerja Tim Komunikasi Presiden dalam pengelolana isu-
isu publik sebagai berikut:
a. Tim Komunikasi Presiden pada dasarnya telah melalukan upaya
untuk memprediksi isu yang akan berkembang namun sejauh ini
Tim Komunikasi Presiden belum memiliki teknik analisa yang jelas
dan sistematis untuk memprediksi isu yang akan muncul.
b. Sejauh ini Tim Komunikasi Presiden melakukan fungsinya untuk
menyampaikan pandangan Presiden baik berupa sosialisasi maupun
klarifikasi namun belum sampai pada tahap mengubah opini publik.
c. Dalam merespon isu Tim Komunikasi Presiden belum memiliki
tolak ukur yang baku terkait isu yang harus lebih cepat direspon.
d. Dalam upaya blusukan yang dilakukan belum ada kategori yang
jelas terkait daerah maupun komunitas yang paling membutuhkan
sehingga perlu didahulukan.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan :
1. Dalam upaya pengelolaan isu-isu publik, Tim Komunikasi Presiden
melakukan pendekatan public relations politik. Pertama, Tim
Komunikasi Presiden berupaya melakuan persuasi ke tokoh kunci seperti
ormas dan berbagai lembaga yang memiliki basis massa besar. Kedua,
melakukan persuasi politik dengan memberikan tawaran keputusan yang
menguntungkan sebagai upaya propaganda untuk mengubah sikap tokoh
kunci. Ketiga, Tim Komunikasi mengusahakan adanya kebijakan untuk
mencapai posisi win-win untuk meredam isu yang ada. Keempat, Tim
Komunkasi melakukan pendekatan dengan cara membuat kontranarasi
untuk membangun opini yang baik terhadap kebijakan pemerintah
khususnya sosok Presiden. Kelima, menjawab isu dengan tindakan nyata
berupa kunjungan kerja Presiden atau biasa disebut blusukan umtuk
menunjukan kepedulian Presiden Jokowi terhadap masyarakat khususnya
di daerah pelosok. Keenam, membuat komunitas politik. Ketujuh, Upaya
persuasi dan konfirmasi Tim Komunikasi Presiden dioptimalkan melalui
penggunaan media sosial dan media relations yang aktif memberitakan
seputar kegiatan Presiden maupun menjawab isu yang sedang
berkembang di masyarakat.
96
2. Tim Komunikasi Presiden akan mengonfirmasi isu dengan bekerjasama
dengan berbagai pihak yaitu KSP, Kementrian/Lembaga untuk
menciptakan narasi tunggal di masyarakat. Dalam menjaga sinergitas
dengan KSP, Kementrian/Lembaga maupun organsasi kemasyarakatan
diperlukan kerjasama yang baik. Dalam menjaga budaya organisasi Tim
Komunikasi Presiden telah melakukan performa komunikatif. Pertama,
dalam performa ritual Tim Komunikasi Presiden melakukan kegiatan
rutin dan berulang berupa pembuatan daily brief yang akan diberikan
kepada Presiden seputar isu yang sedang hangat di masyarakat.
Kedua, performa sosial Tim Komunikasi Presiden mencoba menjaga
hubungan baik dengan berbagai pihak. TKP dikenal ramah dan memiliki
sikap yang baik sehingga membantu terjalin kerjasama yang baik.
Ketiga, performa hasrat. Dalam FGD, releas maupun wawancara, TKP
mengungkapkan kembali seputar visi narasi tunggal, nawacita maupun
semboyan ayo kerja yang merupakan ciri khas Presiden Jokowi.
Keempat performa politis yatu dengan menciptakan citra positif
presiden. Kelima, performa enkulturasi yaitu mendukung pengetahuan
dalam pekerjaan Tim Komunikasi Presiden RI dari proses penyerapan
hasil belajar dari pengalaman langsung di lapangan. Performa
enkulturasi masih perlu ditingkatkan dari Tim Komunikasi Presiden
supaya kinerja dalam pengelolaan isu dapat lebih optimal.
97
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti memiliki saran sebagai
berikut:
1. Untuk Tim Komunikasi Presiden RI
a. Tim Komunikasi Presiden hendaknya tidak hanya fokus pada isu
yang sedang berkembang namun juga dapat memprediksiskan isu
yang akan muncul. Prediksi isu memang telah dilakukan di crisis
center namun belum memiliki teknik analisa yang jelas.
b. Tim Komunikasi Presiden sebaiknya terus meningkatkan dan
mendorong sinergitas antara TKP, KSP dan lembaga kementrian
untuk mewujudkan narasi tunggal yang lebih baik.
c. Tim Komunikasi Presiden hendaknya tidak hanya menyampaikan
klarifikasi terhadap isu yang berkembang tetapi juga mencoba
mengubah opini publik supaya setelah diredam maka kebijakan
selanjutnya dapat didukung.
2. Untuk kalangan akademisi
Sebaikanya kajian seputar public relations politik terus
dikembangan. Riset ini dapat ditindaklanjuti dengan meneliti public
relations politik di organisasi maupun komunitas lain sehingga dapat
memberikan sumbangsih terhadap cara komunikasi yang lebih baik.
98
C. Kekurangan Penelitian
Penelitian ini membahas seputar isu-isu publik hingga akhir tahun
2016 sehingga dengan segala keterbatasan peneliti hanya dapat menyuguhkan
beberapa contoh isu dan tidak fokus membahas mendalam terkait isu tersebut
secara khusus.
99
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Anees, Bambang Q. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Budiarjo,
Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2015.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP, 2010.
Butterick, Keith. Pengantar Public relations Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Rajawali Press, 2012.
Cangara, Hafied. Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
Chatra, Emeraldy dan Nasrullah, Rulli. Public relations Strategi Kehumasan
dalam Menghadapi Krisis. Bandung: Maximalis, 2008.
Cutlip, Scott M. and Center, Allen H. 1982. Effective Public relations, revised 5th
edition (New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Clift)
Denzin and Lincoln. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1999.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Heryanto, Gun-gun dan Zarkasy, Irwa. Public relations Politik. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2012.
100
Heryanto, Gun-gun Heryanti dan Rumaru, Shulhan. Komunikasi Politik. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013.
John, Stephen W Little dan Foss, Karen A. Teori Komunikasi, Edisi 9. Jakarta:
Salemba Humanika, 2011.
Jefkins, Frank dan Yadin Daniel. Public relations, Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga,
2002.
Kriyantono, Rachmat. Public relations & Crisis Management : Pendekatan
Critical Public relations Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta: Kencana,
2012.
Moeloeng, Lexy, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Mulyana, Dedy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Regester, Michael and Judy Larkin. Risk Issues and Crisis Management in Public
relations. New Delhi: Crest Publishing House, 2003.
Rodee, dkk. Pengantar Ilmu politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-Dasar Public relations, Jakarta: Grasindo,
2004.
Stromback, Jesper and Kiousis Spiro. Political Public relations: Principles and
Aplication. New York: Routledge, 2011.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Alfabeta, 2010.
Wahab, Solichin Abdul. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara, Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
101
West dan Turner. Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika, 2008.
Yin Robert K. STUDI KASUS: Desain dan Metode. Jakarta: PT. RAJA
GRAFINDO PERSADA, 2005.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/248313-kepuasan-publik-terhadap-kinerja-
pemerintah-menurun.html. Diakses pada hari selasa, 22 November 2016,
pukul 19.15.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/10/20/nwhsvo349-satu-
tahun-memerintah-rakyat-minta-jokowijk-mundur
http://Presidenri.go.id/reformasi-birokrasi/juru-bicara-dan-satu-visi-Presiden.html
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/21/10203341/survei.kompas.61.persen.
publik.puas.kinerja.pemerintah.citra.jokowi.makin.positif?page. Diakses
pada hari selasa, 22 November 2016, pukul 19.23.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/02/06/njbhrh-ini-12-isu-
yang-paling-disoroti-selama-100-hari-pemerintahan-jokowi. Diakses pada
hari Selasa, 22 Novemer 2016 pukul 20.02.
102
LAMPIRAN
Transkrip Wawancara
Keterangan:
T: Tanya
J: Jawab
Nama Narasumber : Dr. Ari Junaedi, M.Si
Pekerjaan : Konsultan Komunikasi dan Dosen Komunikasi Politik Universitas
Indonesia
Waktu Wawancara: 10 Oktober 2016
Tempat: Gedung Nusantara Universitas Indonesia
T: Bagaimana kinerja Tim Komunikasi Presiden Jokowi untuk menciptakan citra
positif Presiden?
J: Kalau dihitung dengan skala satu sampai seratus, baru di angka tujuh puluh.
Artinya banyak program-program Jokowi yang belum bisa di share ke publik.
Nah menurut saya Jokowi sendiri juga sudah mencapai success story.
Bagaimana Tim Komunikasinya sudah lebih masif menyebarkan pesan-pesan
positif keberhasilan Jokowi. Itu yang kurang. Jadi makanya skala satu sampai
seratus baru tujuh puluh.
T : Bagaimana peran media membantu kinerja Tim Komunikasi Presiden?
J : Ga juga efektif. Selama ini kan terbantu oleh Metro Tv. Metro Tv bukan tidak
memiliki kepentingan, tetapi ada kepentingan Surya Paloh. Menurut saya
keberhasilan Jokowi dipimpin oleh Jokowi itu sendiri. Nah para pembantunya
103
kurang bisa memberikan citra positif bagi Jokowi. Misalkan Susi, nah Susi
berkampanye juga tuh, Susi berkampanye membantu Jokowi. Keberhasilan
nawacita di laut itu kan karena Susi menenggelamkan kapal-kapal. Menurut
saya programnya Susi membantu proses kerja PR Presiden.
T : Bagamiana seharusnya peran Tim Komunikasi Presiden?
J:. Paling bagus tuh ya kalo pemimpin itu satu kata dan ucapan selaras apa yang
diucapkan dan diperbuat sama. Nah PR itu hanya memoles, tetapi bukan
hanya memoles yang salah jadi betul bukan yah, tetapi menjelaskan
kesuksesan keberhasilan dalam porsi yang sebenarnya itu yang betul.
Misalkan Presiden telah melaksanakan maraton sepuluh kilo terus dibilang
kalo PR yang salah bahwa Presiden telah menyelesaikan seratus kilo kan gak
bener tuh. Justru yang miss leading di masyarakat ternyata Presiden tidak
mampu jalan sepuluh kilo meter hanya lima kilo meter ini salah. Katakan
yang sebenarnya sepuluh ya sepuluh juga.
T: Apakah blusukan merupakan strategi Public relations Tim Komunikasi
Presiden?
J : Jokowi sudah lama kan blusukan. Tetapi sekarang itu Jokowi sering
mengecoh protokoler atau stafnya. Misalnya Jokowi mau kunjungan,
protokolernya bilang bapak harus mengunjungi titik A titik B titik C titik D
tetapi Jokowi itu enggak. Dia punya Tim advance yaitu mantan ajudannya di
Jakarta yang orangnya jelek-jelek itu tim advance Jokowi yang berbalik dari
protokoler. Tim advancenya memberikan masukan ke Jokowi pak yang parah
itu daerah x, y, z. Makanya ketika Jokowi dateng, protokolernya ke kanan ia
malah ke kiri.. Nah maksudnya itu dipadu antara kebiasaan dia blusukan sama
masukan yang tepat. Kalo di zaman SBY enggak, megawati enggak, soekarno
enggak. Protokoler mengikuti apa yang perintahkan oleh protokoler. Ya itu
banjir yang udah udah bagus lah, “bagaimana rakyatku sudah semuanya
makan? Itu sudah semuanya makan tuh. Nah kalo Jokowi itu beda penginnya
yang belum makan.
104
T: Menuurt Anda bagaimana seharusnya peran Tim Komunikasi Presiden dalam
menjelaskan kasus Arcahdra Tahar?
J: Nah ketika kasus itu Tim Komunikasi bergerak. Seharusnya bergerak namun
Tim Komunikasinya tidak ada pembelaan tentang kasus itu. Tim Komunikasi
belum bisa membantu menjelaskan ke masyarakat tentang kesalahan Jokowi
juga. Harusnya kan dipanggil tuh menteri menkumham tolong dong teliti
orang ini. Sama halnya kaya masuk PTN kan diteliti ijazahnya dan lain-lain.
T: Apakah Jokowi memili key public yang terstruktur oleh Tim Komunikasi
Presiden?
J: Itu si Buya bekas ketua PBNU yang dulu. Itu dulu sering belain Jokowi dan
Ahok.
T: Apa yang harus diupayakan Tim Komunikasi Presiden untuk meningkatkan
efektifitas kerjanya?
J: Dia harus lebih aktif lagi menceritakan success story Jokowi. Di setiap
kebijakan yang rentan oleh masyarakat segera di antisipasi.
T: Bagaimana menurut Anda kinerja Johan Budi sebagai juru bicara Presiden?
J: Cukup bagus juga. Tidak semuanya memberikan porsi bicara kepada juru
bicara ada hal tertentu menteri-menterinya ada hal tertentu juru bicaranya.
T: Apa yang menyebabkan citra Jokowi sekarang menjadi naik?
J: Kesungguhan kerja dia. Kehidupan keluarga Jokowi gak nampak
T: Apa strategi yang harus diperbaiki Tim Komunikasi Presiden Jokowi?
J: Lebih menceritakan dari success stroy Jokowi lebih menceritakan dia berhasil
menghimpun dana besar dari tax amnesty dalam waktu singkat dana besar
gitu yah. Keberhasilan dia membangun infrastruktur yang masif dari ujung
Papua hingga Sumatera. Hampir di setiap wilayah Indonesia ada optimisme
baru di Indonesia hadirnya pemimpin yang pro rakyat karena kita haus
pemimpin yang pro rakyat. Jokowi juga bukan seratus persen berhasil dan
105
masih banyak kekurangannya juga justru itu kita mesti mengkritisi kebijakan-
kebijakan Jokowi yang tidak pro rakyat misalkan terhadap pendidikan.
Misalnya kan di Jawa Barat pemberian beasiswa harus hafal lima juz itu soal
tambahan misalkan bukan soal utama kan tidak seluruh orang Jawa Barat
islam kan tetapi orang menganggapnya ini kebijakan Jokowi padahal
kebijakan gubernur. Jadi apa yang dilakukan bawahan pasti ditarik ke atas
padahal bukan.
106
Nama Narasumber: Dr. Lely Arrianie, M. Si
Pekerjaan : Dosen Komunikasi Politik
Tanggal Wawancara: 6 Oktober 2016
Tempat: Gedung DPD RI
T: Bagaimana pandangan Ibu terkait kinerja Tim Komunikasi Presiden?
J: Menurut Ibu ya justru pasca pengangkatan Johan Budi, justru Johan Budi
malah belum pernah muncul yah, seharusnya kan dulu harapan publik terlalu
besar karena kesuksesan yang disandang oleh Johan Budi ketika dia menjadi
juru bicara KPK, nah kita berpikir setelah dia dilantik menjadi staf juru bicara
Presiden, dia akan mengemban tugas yang sama meskipun dalam berbagai
konfirmasi dia selalu mengatakan bahwa “jika saya ingin menyampaikan
sesuatu, saya tidak ingin dapat dari mulut kedua, saya harus dapat akses
langsung ke Presiden”. Tetapi menurut saya, sampai detik ini kita belum
melihat Johan Budi itu diberdayakan, jadi kita tidak tahu dimana
kesalahannya, apakah karena garis birokrasi yang ada di kepresidenan begitu
luas, begitu banyak, begitu tinggi atau begitu jelimek kita nggak tahu yah.
Dulu ketika pak Teten Masduki misalnya atau siapun harapan publik juga
besar, tetapi kan hampir semua hal, yang kemudian ketika pak Jokowi pidato
gitu kan, menurut orang kan pasti turut andil Tim Komunikasi Presidenan kan
seperti itu, ada yang salah misalnya dulu memimpin rapat gitu kan, menurut
saya belum maksimal saja, iya belum maksimal diberdayakan, padahal orang-
orang yang ditunjuk dan ditempatkan cukup potensial, cukup kredibel, cukup
bisa mewarnai misalnya bagaimana kesaksian politik presiden itu
dikomunikasikan kepada rakyat banyak.
T: Bagaimana PR politik Tim Komunikasi Presiden dalam melakukan aktivitas
persuasi dan mengembalikan kepercayaan publik?
107
J: Iya saya bilang kan tadi belum optimal kan, PR Presiden belum menunjukan
giginya jadi harapan publik terhadap kehadiran mereka kan besar, lalu
kredibilitas mereka sebelum menjadi juru bicara Presiden dan sebagainya
termasuk menteri-menterinya cukup tinggi tetapi ketika mereka menjadi
menteri mereka juga kesulitan kayanya yah, harus bagaimana membranding
image dari keberadaan pemerintahan saat ini, itu tadi karena mainstream
lama, pola-pola birokrasi lama itu kan masih sulit dihilangkan, buktinya dulu
ketika menteri Rusdi Isnani masih baru menjadi menteri kan dia mau
melakukan birokratisasi birokrasi itu yah supaya kita ngadain acara di hotel
karena pemborosan karena di gedung kementrian ada gedung untuk
melaksanakan rapat kenapa harus di hotel, kan biaya hotel aja udah berapa,
kedua peserta nginepnya cuma 4 hari tetapi kan tertulis dianggaran 7 hari,
honor narasumber cuma ngasih materi sekian jam tertulis 12 jam, itu kan
bagus tetapi tidak ada yang mau.
T: Bagaimana peran Tim Komunikasi Politik Presiden dalam membentuk opini
publik?
J: Hegemonik media itu kan tidak bisa dihindari yah apalagi jika media itu
dimiliki oleh orang-orang yang notabene dekat dengan partai politik, dekat
dengan kekuasaan dimanapun di dunia ini seperti itu, jadi sulit kita
mentasbihkan bahwa sebenarnya media itu bisa dilepaskan begitu saja itu
misalnya soal agenda setting media itu termasuk di daerah juga kan seperti
itu, jadi sekarang tinggal bagaimana pemerintah secara bijak menempatkan
berbagai isu yang berkaitan dengan pemerintahannya pada media baik
mainstream tetapi kan media sosial sekarang kan lebih gencar kan kadang-
kadang media mainsteram dikalahkan oleh media sosial, media sosial
tranding topiknya ditarik oleh media mainstream gitu kan
T: Bagaimana efektifitas penggunaan media sosial Presiden?
108
J: Tidak apa-apa, itu sebagai bagian dari mempromosikan apa yang menjadi
kebijakannya sebagusnya menurut saya bukan hanya dikelola oleh orang-
orang yang memang bekerja
T: Bagaimana pandangan Anda terkait blusukan yang dilakukan Presiden?
J: Menurut saya itu sudah tipologi pak Jokowi sendiri tinggal Tim
Komunikasinya yang harus mengikuti dia pilihannya gitu karena kan Jokowi
terkenal orang yang suka kebawah, orang yang suka blususkan, kalau
Presiden misalnya pak SBY tiba-tiba makan di warung emperan kan kita
kaget kalau Jokowi kan kita ngga kaget, karena memang tipologinya sendiri,
menurut saya mungkin nanti kita punya tipe kepemimpinan yang berbeda lagi
tetapi tidak apa-apa itu menjadi warna khas Indonesia jadinya kan, Jokowi
dengan turun ke got ketika jadi Gubernur sekarang kan tidak bisa lagi padahal
kita ingin kan dia turun, apalagi sekedar tax amnesty, nah itu yang masih agak
parlentelah dia datang nonton, toh maunya dia nyoglok aja ke bawah sekali-
kali ngga apa-apa kan, melihat ada banjir misalnya suasana banjir seperti
apa, masuk ke got banjir itu yang menyebabkan mampetnya, ngga apa-apa
sebenarnya kalau saya menjadi pemimpin saya akan seperti itu jangan terlalu
kehilangan identitas kehilangan gaya hanya karena dikemas oleh protokoler,
dikemas oleh branding image yang dikelola oleh PR dan sebagainya.
T: Bagaimana pandangan Anda terkait sikap Presiden Jokowi dalam menyikapi
masyarakat yang melakukan demontrasi dengan cara diplomasi?
J: Ya daripada dicuekin, dulu kan pernah dicuekin, waktu ada demo di Istana
negara, saya lagi bicara di Tv one tiba-tiba saya live langsung dengan juru
bicara Presiden ya kan waktu itu, katanya waktu dulu kan SBY marah beliau
bilang begini itu coba mikrophonenya yang lagi teriak-teriak buruh itu kecilin
suaranya, saya langsung marah tuh saya bilang bukannya suruh dikerasin
supaya SBY dengar karena SBY ngga mau keluar ya akhirnya suruh menteri
yang mewakili untuk menghadapi massa, nah sekarang kan itu yang
membedakan barang kali yah jadi kadang-kadang memang kita perlu orang
109
sederhana yah, tidak terlalu parlenter yah karena kan disekitar sini kalau ada
yang pake sendal jepit langsung dilirik sama security nya gara-gara
penampilannya kan kita kan ngga nyaman yang kaya gitu jadi kita
menginginkan siapapun rakyat yang hadir di tengah istana, di tengah gedung
DPR-RI melihat rakyat tuh welcome menerima itulah Jokowi membuka 17
Agustusan bisa masuk menyaksikan di undang mewakili rakyat dlu kan
belum pernah ada, nanti kedepan dengan Presiden baru lagi mungkin akan
lebih humanis lebih dari Jokowi, mana tau salah satu dari kalian
110
Nama Narasumber: Agustinus Eko Rahardjo
Pekerjaan : Tenaga Ahli Komunikasi Politik & Diseminasi Kantor Staf Presiden
Waktu Wawancara: 12 Oktober 2016
Tempat: Gedung Kementrian Sekertaris Negara
T: Bagaimana peran Tim Komunikasi Presiden dalam jelaskan kebijakan
Presiden?
J: Tentu banyak yah. Ada tim yang namanya TKP, Tim Komunikasi Presiden itu
pak Johan Budi, pak Sukardi dan pak Ari Dwipayana beliau di bawah Sekneg.
Kalau saya KSP kantor staf Presiden yang dikepalai pak Teten Masduki. Ada
lima deputi di situ dan saya deputi 4 bidang komunikasi politik dan deseminasi
informasi. Saya ngomong yang KSP. Tugas saya memaintance, merawat,
menjaga. Ada dua situs ksp.co.id itu untuk internal, kegiatan ksp, program-
program ksp dan Presidenri.go.id ini ngomong tentang isu-isu hangat atau yang
sekarang aktif dibicarakan. Kita mendesiminasikan, membagikan kepada
masyarakat. Kita punya dua web itu dan untuk menyosialisasikan itu atau
menyiarkan apa yang ada di web itu pokok-pokok perspektif Presiden kita
membuat media brief. Salah satunya selain tulisan yang ada di web. Diskusi
media. Untuk menyosialisasikan ya itu dari media brief dan bisa menjadikan
bahan untuk ratas atau rapat terbatas. Intinya sekarang udah eranya sosial
media kita main itu juga. Melalui pendekatan reaktif atau responsif bisa pro
aktif. Responsif misalnya ada masalah kita respon. Pro aktif ya kita yang buat
agenda setting. Isu dari kami. Kaya kemarin contohnya kan ada ratas dan tiba-
tiba ada OTT pungli kan beritanya dari atau dari masyarakat. Kita akan berikan
kontranarasi kan. Kita juga memetakan berita-berita setiap hari dimedia.
T: Siapa yang bertanggung jawab terhadap media sosial Presiden?
J: Itu yang memegang TKP. Ada pembagian lah TKP dan KSP. Kalo KSP kan
webside kalau TKP itu sosial media. Ada @Jokowitwitter, @Jokowi,
111
@Jokowiyoutubechannel sama aja si intinya yang dimasukkan kegiatan-
kegiatan, kutipan-kutipan yang nendang, ga setiap hari harus ngetik masalah.
Lalu saya sekarang bikin twitter untuk KSP yaitu @KSPGOID. Setiap kari
kan Presiden ada realease nah kita bikin twit atau serial twit Presiden.
T: Bagaimana kinerja Tim Komunikasi Presiden dalam menghadapi sosok Jokowi
yang menginginkan kerja cepat?
J: Namun dari cepatnya Presiden itu ada perencanaannya kan meskipun beliau
sering kali ingin cepat dan kemana mana tetep aja ada perencanaan jadwal.
Pemilihan undangan masuk ini dipilah atau enggak. Contohnya hari ini ada
acara resmi satu di kemayoran. Buka pameran. Dan rapat menteri-menteri
internal dan kalau beliau keluar di wawancarai ya itu bisa saja. Besok Bali dan
besoknya lagi ke Papua. Itu sudah direncanakan. Itu direncakannya bareng-
bareng kan Presiden ada ide dan ada tim yang memberikan masukan. Palingan
ada diskusi dengan TKP dan lain-lain. Tetapi kadang ada yang mendadak,
contohnya kemarin abis ratas terus ada info begini-begini tentang pungli. Terus
ia memerintah Kapolri jalan. Eh kemudian ia kepingin jalan. Jadi semuanya
harus siap dan Presiden harus mengerti juga kalau semua timnya belum siap ya
hanya dengan komandan paspamresnya namun semuanya juga di siapkan.
T: Bagaimana Tim Komunikasi Presdiden dalam menyikapi berita bohong atau
ujaran kebencian di media sosial?
J: Saya kira iya mencari di twitter segala macem itu kontra narasi ya itu kalo perlu
yah kalo engga perlu ya diemin aja. Apa perlu di laporkan ke polisi saya kira
juga ga terlalu. Saya pikir lebih kearah praktek, kasus-kasus.
T : Bagaimana peran Juru Bicara?
J: Juru bicaranya juga penting kaya kasus-kasus penting. Seperti kemarin kan pak
johan bicara. Ya kasus-kasus pilkada yang Jokowi pilih ahok yang ditempo kan
tim langsung bikin realease bantahan kan. Bantahan dari Sekneg bahwa
Presiden harus berdiri di semua golongan seperti itu. Nanti semua datanya di
email saya yah tentang program dan kinerja KSP.
112
Nama Narasumber: Johan Budi Sapto Prabowo
Pekerjaan : Juru Bicara Presiden
Waktu Wawancara: 31 Oktober 2016
Tempat Wawancara: Gedung Istana Negara
T: Bagaimana peran Tim Komunikasi Presiden bisa membangun citra positif di
masyarakat?
J: Gini yang pertama saya bergabung dengan Presiden kan baru bulan Januari lalu,
berarti telah memasuki bulan ke 10 yah atau 11, jadi saya hanya bisa bicara
dalam termin waktu yang Januari sampai Oktober. Jadi gini di Presiden ini ada
namanya Tim Komunikasi Presiden dimana anggotanya adalah saya, pak Kardi
dan pak Aridwipayan. Apa tugasnya, tugasnya adalah memberi saran-saran
komunikasi kepada Presiden. Yang kedua, mengkomunikasikan apa yang
dimaui Presiden, saya salah satu yang mengkomunikasikan itu sebagai juru
bicara yang biasa menjelaskan kepada publik berkaitan dengan apa yang akan
dilakukan oleh Presiden dalam konteks menjalankan pemerintahan, apa yang
selama ini dilakukan oleh TKP yaitu banyak hal yah apa strategi yang bisa
dilakukan, yah kita menggunakan banyak medium, seperti medsos, facebook,
twitter dan Youtobe. Digunakan sebagai sarana untuk Presiden berkomunikasi
langsung dengan rakyat. Salah satu mediumnya ini yang mengelola banyak,
banyak orang yang mengelolanya, jadi TKP dibantu oleh tim digitalnya
Presiden. Kami memberikan saran kepada Presiden yang dikelola oleh Tim
Komunikasi Presiden tadi yah ada yang pak Ari, pak Kardi sama saya, ada
timnya yah yang mengelola itu, kemudian kalau Presiden kunjungan kemana-
mana itu selalu didampingi oleh TKP. Kalau ngga saya, pak Kardi, kalau ngga
pak Kardi yah pak Ari selalu sewaktu-waktu kan Presiden menanyakan
mengenai isu apa yang berkembang misalnya ditanyai oleh media. Diantara
kami bertiga itu yang dekat dan mendampingi yang memberikan saran tetapi
yang lebih banyak bicara sekarang saya dibanding yang lainnnya. Itu biasanya
113
pak Kardi itu berkaitan dengan pidato besar terkait kenegaraan ikut
memberikan arahan sedangkan pak Ari biasanya memberikan paparan dan
dibantu oleh timnya juga yah sekitar 12an.
T: Apakah blusukan keingan dari Jokowi atau diatur oleh Tim Komunikasi
Presiden?
J: Kalau kungker yah, istilahnya kungker yah kunjungan kerja itu berdasarkan
apa yang diminta yah itu biasanya usulan menteri atau bisa juga TKP yang
memberikan saran. Yang berkaitan dengan kegiatan kunjungan kerja bisa dari
banyak, bisa dari menterinya, bisa dari TKP, bisa dari pihak kementerian
pengembangan.
T: Apa tujuan yang hendak dicapai saat Presiden terjun langsung dalam sosialisasi
kebijakan, misalnya tax amnesty?
J: Sebenarnya kunjungan Presiden dalam beberapa sosialisasi itu menunjukan
komitmen Presiden terkait tax amnesty bahwa ini serius, Presiden ikut terjun
langsung untuk sosialisasi jadi tidak ada kaitannya dengan apakah ini hanya
untuk pencitraan tidak ada kaitannya tetapi itu menunjukan bahwa Presiden
komit gitu yah terkait tax amnesty ini yah, dan dia mengunjungi beberapa
tempat kebetulan sudah beberapa kali saya ikut yah, saya ikut mendampingi
T: Bagaimana mekanisme pembuatan pesan yang akan disampikan kepada
publik?
J: Ada beberapa mekanisme yang dilakukan yah biasanya kadang Presiden
menelepon atau memberi arahan bahwa terkait dengan ini maka sikap saya
begini, saya yang menyampaikan, kadang-kadang juga saya selaku juru bicara
juga memberikan saran statmen kepada Presiden kalau ini harus begini setelah
itu presdien yang memutuskan kadang sebagian dipake kadang semua dipake
saran itu yah, saya yang menyampaikan dalam hal memberi saran statmen,
saya yang meramu dalam kalimat untuk publik.
114
T: Berarti apa yang disampaikan Presiden dalam konferensi pers itu hasil dari
berbagai saran?
J: TKP kalau itu TKP kalau statmen yah, Tetapi tidak semua saran TKP dipake
yah, karena Presiden juga punya keputusan sendiri untuk mengeluarkan
statmen itu yah, kadang Presiden juga yang mengeluarkan sendiri untuk
menyampaikan dan kadang Presiden yang meminta, saya beberapa kali
diminta beberapa kali oleh Presiden untuk mengeluarkan statemen jadi timbal
balik apa namnya, dua arah yah. TKP itu tugasnya adalah mengomunikasikan
apa yang disampaikan Presiden kepada publik yah, yang kedua memberi saran
itu tadi dalam konteks komunikasi yang mengelola hal-hal yang berkaitan
dengan komunikasi Presiden. TKP tidak berhubungan dengan luar negeri tetapi
TKP memberikan saran misalnya Presiden mau kunjungan ke luar negeri ke
china, apa yang perlu di statmenkan TKP memberikan saran dalam konteks
komunikasinya tetapi kalau isi segala macamnya, ngga itu bukan tugas TKP
bukan urusan TKP itu. Ngga Cuma luar negeri saja
T: Apa rencana Tim Komunikasi Presiden di sisa 3 tahun masa jabatan Jokowi?
J: Kita selalu update dengan situasi dan kondisi, apakah itu politik, apakah itu
ekonomi, apakah itu sosial kita dalam konteks Presiden menjalankan
pemerintahan yah tetapi ruang lingkup kami adalah komunikasi, apa
strateginya yah selalu kita liat menannggapi perkembangan kan beda-beda kan
ngga selalu sama, selama lima tahun sama kan ngga, tergantung
perkembangan situasi politik sosial budaya termasuk perkembangan dari
teknologi informasi juga, dulu kan ngga ada medsos sekaranag kan ada
instagram, ada facebook, ada twitter, kedepan kan kita ngga tau ada apa lagi,
sekarang gini dulu kan siaran pers hanya bentuk tulisan sekarang tidak yang
dilakukan Presiden bebentuk audio visual ada suara dan gambar, sejak setahun
yang lalu tidak lagi hanya dalam bentuk tulisan saja tetapi dilengkapi dengan
audio visual.
T: Apa pengalaman yang pernah bapak alami saat mendampingi Presiden?
115
J: statemen Presiden pernah disalah artikan. Bukan salah bicara tetapi dimaknai
dengan berbeda, kadang saya melengkapi kalau di perlukan, saya ada
disampingnya jadi tahu, bukan salah pengucapan tetapi salah menafsirkan
berbeda.
T: Terjadi saat kasus apa pak?
J: Pernah dulu tentang revisi UU PA kalau ngga salah, kemudian ditulisnya itu
hanya sebagai UU kebiri, padahal maksudnya bukan itu bahwa disitu ada salah
satu pasal twntang kebiri jadinya akan itu ngga bagus yah, nah itu saya ralat
bukan begitu tetapi saya jelaskan panjang lebar misalnya itu yah bukan
meralat apa yang diucapkan Presiden tetapi melengkapi apa yang dipersepsikan
salah oleh media,
T: Apakah Tim Komunikasi Presiden bertanggung jawab terhadap pembuatan teks
pindato Presiden?
J: Kadang-kadang dari TKP kadang-kadang dari yang lain, kan bisa dari menteri
juga kalau yang bersangkutan menterinya juga kan kita ngga tau, yang paham
kan menterinya, TKP hanya memberikan saran tetapi tidak selalu TKP,
aktivitas Presiden kan sehari ini bisa bnyak sekali, kalau saya ikut kan saya
kasih catatan, kadang juga bukan dari kita tetapi dari yang lainnya.
116
Narasumber : Johan Budi Sapto Prabowo
Pekerjaan: Juru Bicara Presiden
Waktu wawancara : 16 Februari 2017
T: Bagaimana cerita perjalanan bapak hingga akhirnya dapat menjadi Tim
Komunikasi Presiden (TKP)?
J: Setelah saya tidak lolos seleksi Pimpinan KPK, saya kemudian ditawari
Presiden untuk membantu beliau di Tim Komunikasi Presiden sebagai staf
Khusus Presiden sejak awal Januari 2016.
T: Sebelumnya Bapak pernah menjadi Juru Bicara KPK, lalu saat awal menjadi
Tim Komunikasi Presiden adakah adaptasi atau pembelajaran khusus yang
bapak peroleh?
J: Awalnya bidang yang saya geluti waktu di KPK hanya soal pemberantasan
korupsi. Ruang lingkupnya terbatas. Ketika saya diangkat menjadi staf khusus
Presiden covarage masalah nya lebih luas dan komplek. Tentu saya pertama
kali lebih banyak melihat, mendengar dan mengamati mekanisme yang ada di
istana. Di Tim Komunikasi Presiden terdiri dari 3 staf khusus. Selain saya ada
Ari Dwipa dan Sukardu Rinakit. Masing masing sudah dibagi tugasnya. Saya
salah satunya bertugas sebagai Juru Bicara KePresidenan.
T: Bagaimana strategi pengelolaan isu di TKP?
J: Pengelolaan isu kamu lakukan bersama sama di TKP. Kami di TKP setiap hari
membuat daily breif yang kami berikan kepada bapak Presiden. Jika ada isu isu
yang ramai atau jadi topik apalagi yang menimbulkan pro dan kontra di
masyarakat maka TKP membahas secara intensif baik di dalam TKP maupun
berkoordinasi dengan kehumasan Kementrian agar ada single narasi atau narasi
tunggal. Sehingga publik mendapat informasi dan pemjelasan yang seragam
dari pemerintah.
T: Bagaimana pembagian tugas diantara anggota TKP dan staf humas Presiden?
J: Ada namanya Tim Komunikasi Presiden dan ada Biro Pers Setkretariat Negara .
Kalau TKP langsung dibawah Presiden sedangkan Biro Pers dibawah Menteri
Sekretaris Negara. Biro Pers bertugas membuat siaran pers dan menggatyr
117
kerja media yang meliput di istana. Sedangkan TKP bertugas memberi
masukan dalam hal komunikasi kepada Presiden.
T: Apakah Tim komunikasi Presiden mengadakan kegiatan rutin, misalnya diskusi
mingguan membahas isu tertentu atau kegiatan lainnya?
J: Benar. TKP melakukan diskusi yang disebut Focus Grup Discussion (FGD)
setiap bulan dengan stake holder terkait dengan mengundang pakar pakar
maupun tokoh tokoh masyarakat. Hasil FGD ini akan kami sampaikan kepada
Bapak Presiden.
118
Nama Narasumber: Dr. Effy Rusfian, M.Si
Pekerjaan: Dosen Komunikasi Politik Universitas Indonesia
Waktu : 27 Februari 2017 pukul 13.10
Tempat : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia
T: Bagaima kinerja Tim Komunikasi Presiden RI dalam mengelola isu-isu publik?
J: Sebelumnya coba saya ingin memberikan ilustrasi dulu seperti ini. Kita
bandingan dengan Amerika Serikat. Di sana Tim Komunikasi Presiden
bertindak sebagai Tim Komunikasi pemerintah. Namun di Indonesia Tim
Komunikasi berperan sebagai speaker. Jadi lebih mengacu kepada hal yang
berkaitan langsung dengan Presiden. Dulu pernah ada rencana 100 PR
pemerintah, tetapi sampai sekarang hal tersebut belum tercapai. Ada desk dari
kepresidenan yang turun di desk departemen-departeman, humas di
departemen atau tarolah humas di Presiden memang belum optimal kerjanya.
Sedangkan humas dalam pemerintahan itu sendiri tarolah kementrian maritim,
itu ada dirjen dan dirjen ada humas dan rapat koordinasi hanya satu tahun
sekali. Mereka hanya megeluarkan isu itu jarang sekali, jadi istilahnya tidak
ada univite message. Demikian juga yang terjadi antara departemen dan
pemerintah, sehingga tidak aneh jika pesan dari Jokowi maupun nanti
disampaikan oleh Johan Budi dan kebawahnya itu kadang-kadang cenderung
gak nyambung. Itukan masalahanya di struktur ya.
Kemudia dulu zamananya SBY ada yang disebut kelembagaan pemerintah
namun itu juga gak terlalu keliatan. Terus ada juga yang disebut speaker, nah
speaker kalo di Amerika itu orang profesional. Nah profesional itu adalah
orang yang membantu saat kampanye dan diambil dari tim suksesnya. Namun
Johan Budi bukan diambil dari tim suksesnya karena dia masih KPK saat itu.
Nah sekarang dia jadi juru bicara. Tetapi kepresidenan sebagai Jokowi. Bukan
kepresidenan sebagai lembaga. Jadi beda, yang tadi kita katakan speaker. Dulu
119
ya lembaga itu dapat mengeluarkan statement secara kelembagaan maupun isu-
isu pemerintahan. Bukan hanya terkait isu kelembagaan. Tetapi Johan Budi
lebih banyak atau terkait sosok Presiden, tetapi tidak membicarakan kebijakan
isu pemerintah.
Dulu ada pegalaman saat pergantian jubir Andi malarangeng, diminta
penggantinya itu laki-laki . Apa gunanya? Itu penting karena ia harus melekat
ke Presiden menemani Presiden kemanapun kecuali tidur. Termasuk rapat-
rapat Kabinet. Saya lihat Jokowi tidak selalu didampingi Johan budi. Namun
ketika di media ia selalau muncul. Padahal saya tidak melihat ia melekat
dengan Jokowi, seharusnya harus mendampingi terus. Jadi harus dipahami dulu
perbedaan holistik antara speaker di Indonesia dengan speaker di Amerika.
Tetapi tergantung juga dengan Presiden maupun poltical will nya. Kita bisa
lihat Obama, Ia senang menyampaikan sendiri, bukan melalui speakernya.
Tetapi ada beberapa hal yang disampaikan oleh speaker tidak semua seperti itu.
Dulu Regan tidak seperti itu, Regan west wings nya yang bergerak.
Nah zaman dulu pernah juga humas pemerintah ada juga departemen
penerangan, tetapi zaman gusdur kan sudah tidak ada, menyampaikan semua
kebijakan pemerintah mulai dari harga cabai naik dan lain-lain.
Waktu zaman SBY ada staf ahli komunikasi tetapi ada speaker juga. Sekarang
zaman Jokowi juga ingin dibentuk 100 tenaga PR itu, itu sebenarnya seperti
west wings dan itu sebenernya tugasnya sangat bagus. Karena itu tugasnya
melakukan informasi ke masyrakarat dan disampaikan kepada menteri dan
Presiden. Jika kita melihat teori Grunigh tentang communication excellent
mustinya ada asymetric communication, simetric communication, koalisi
dominan, ini gak keliatan di zamannya Jokowi jika kita lihat dari teori Grunigh.
Nah selain tadi dari sisi pesan symetric, koalisi dominan nah saya juga tidak
melihat dari jubirnya ini memang tidak bicara tentang polling, aspirasi
masyarakat, tidak bicara tentang koalisi dominana tetapi hanya menyampaikan
satu arah. Di Grunigh sendiri ada berbagai macam tipe. Nah sekarang yang ada
di johan budi tipenya hanya publisitas. Mislanya dalam sidang kaibinet,
120
harusnya ia meceritaka apa yang terjadi di dalam bukan hanya sekadar
menyampaikan hasil keputusan. Nah sakarang jika kita kaitkan dengan humas
pemerintah dengan hadirnya media baru. Sekarang semua depertemen kan juga
memiliki media baru. Presiden juga memiliki baik secara pribadi maupun
kelembagan seperti website. Ada yang bikin sendiri maupun adminnya. Kata-
katanya juga berbeda. Itu juga manarik untuk diperhatikan, bagaimana speaker
menggunakan media dalam menyampaikan keputusan Presiden. Di pihak lain
Presiden menggunkan media baru dari perspektif dia. Terus kita liat lagi Mc
Nair, ia berbicara tentang blues management, itu juga berkaitan dengan
Stromback seputar political PR. Terus kita baca Mc Nair, Ia berbicara seputar
political PR, tentang government Political PR , ia berbicara tentang blues
management. Disana Mc Nair menjelaskan bagaimana kebijakannya itu
didukung. Sebenrnya kalo Political dan political marketing itu bedanya adalah
ketika dia udah jadi adalah bagaimana programnya itu didukung. Misalnya
kasus Freeport kita minta saham kita 50%. Maka jika benar keinginannya sperti
west wing maka tim komunikasinya harus bergerak untuk mendukung
kebijaknanya tersebut. Sedangkan Jokowi lebih banyak bicara di facebooknya,
itu mungkin menjadi pembeda.
Kembali ke news managemnet. Di Mc nair juga bicara tentang impression
management theory, mengatakan gini dia hanya menampilkan apa yang ingin
dia tampilkan. Beda ya sama propaganda. Kalo propaganda kan hanya yang
positif saja yang ditampilkan tetapi kalo di Mc Nair apa sih yang ingin dia
tampikan dari dirinya. Saat ia menyampaikan impression menagemet theory ia
seakan meyampaikan dia ingin jadi seperti apa, dia membentuk management
news nya itu sepeti yang dia inginkan. Oleh karena itu sepanjang pengamatan
saya dia hanya sebagai penyampai berita. Saya gak yakin ia mengatakan
sesuatu berdasarkan poling, atau menyatakan sesuatu untuk membujuk
masyarakat. Itu hanya sekadar meyampaikan saja.
T: Lalau bagaimana dengan narasi tunggal?
121
J: Kalo narasi tunggal tadi kita bicara tentang univite message. Misalnya kalo kita
bicara tetang excellent komunikasi. Misalnya ada Presiden di bagian paling
atas dan semakin kebawah di kementrian ada desk desk yang membuat
informasi itu satu. Boleh ada tema lain tetapi tetap univite dengan tema. Ini
harusnya ada narasi tunggal. Harus ada tema tunggal. Misalnya tema besarnya
korupsi. Nah kebawahnya boleh memiliki sub tema, tetapi tetap univite. Itu
bagus supaya rakyat gak bingung. Sekarang yang menjadi pertanyaan
bagaiamana mengelolanya supaya jadi narasi tunggal? Itu sebenaranya
tugansnya si PR kalo sebagai peroragan tetapi jika ingin desk PR ini mesti ada
lembaga seperti west wings. Jadi ini kan kalo kita lihat perdepartemn kan
punya humas sendiri. Karena gak ada payung besar tentang narasi tunggal itu.
T: Bagaimana pendapat Anda terkait pengangkataan Ignsius Jonan menjadi
menteri ESDM menggantikan Archandra?
J: Dalam komunikasi politik tentu memiliki tujuan entah itu kekuasaan dan lain
sebagainya. Tentu ada agenda politik di dalamnya. Keputusan yang diambil
seakan menunjukan strategi almaiah. Ada yang pro dan kontra namun
setidaknya hal tersebut dapat meredam isu di masyarakat.
T: Bagaiamna TKP dalam mengelola sehingga tidak menimbulkan kegaduhan?
J: Jika saya melihat mislanya isu menjadi isu tunggal, tetapi yang ada sifatnya
accidental. Jadi sifatnya di PR reaksi aja. Jadi sifatnya masih accidental dan
reaktif saja, belum proaktif. Harusnya kalo proaktif itu mamang dari satu
lembaga. Kalo kita bicara konten analisis. Mislanya NKRI. Sebenarnya dan
satu kasus saja tetapi langsung dikaitkan dengan NKRI. kalo misalnya ada
kasus politik ini masuknya ke kasus apa. Jadi seperti belum ada payung atau
tahapan atau rancangan yang dibuat sistemats. Kita harusnya bisa
memprediksikan dari konten kira-kira satu bulan kedepan pesan apa yang akan
muncul di publik.
Kalo kita bicara konten analisis kita bisa memprediksikan mislanya hari ini
isunya A besok levelnya bisa naik ke A2, nanti sebelum kemudian bisa A3.
122
Substansi keberhasilan seorang humas adalah bagaiamana ia dapat membantu
terlaksananya program–program dia. Kita berharap Tim Komunikasi Presiden.
Saya belum melihat mereka sudah sampai tahap itu. TKP baru saja sampai
analisa konten belum sampai tahap selanjutnya. Mislanya isu bulan depan
belum tahu. Prediksi pesan kedepan ada gak? Jadi TKP juga perlu memberikan
arahan kapan Presiden yang harus bicara , kapan tkp, dan kapan menteri. Perlu
melihat juga media apa saja yang kuat, siapa yang dominan bagaimana
ideologi, itu perlu diteliti.
123
Nama Narasumber : Agustinus Eko Rahardjo
Jabatan : Tenaga Ahli Komunikasi Politik & Diseminasi Kantor Staf Presiden
Waktu wawancara : 23 Maret 2017
Tempat : Ruang Web Kantor Staf Presiden RI
T: Apa perbedaan antara TKP dan KSP?
J: Kalo KSP lebih ke arah substansi dan konten artinya dapurnya Presiden.
Artinya memberikan bahan. Jadi kalo bicara substasi disini. JIka TKP lebih ke
personality Presiden, lebih ke arah apa isu yang harus dibahas oleh Presiden, isi
pidatonya. Tentu ada hubungannya. Dari sini dibawa ke TKP. Lalu TKP yang
akan menatur. Pidato jika perlu, konferensi pers jika pers. TKP yang mengemas
dalam bentuk releas, agenda setting, strategi kebijakan. Kalo substansi lebih ke
KSP. Kita minta juga ke kemetrian terkait.
T: Apa yang dilakukan di crisis center?
J: Iya kita sama-sama. Contoh saat TKI Cina, kita tanya kementrian. Hasilnya
disampaikan ke Persiden lewat TKP. Jadi suatu saat ketika Presiden sedang
menghadiri acara diselipkan juga menjawab isu yang berkembang.
T: Bagaimana cara membangun narasi tunggal?
J: Kita ada KL (Kementrian/Lembaga). Narasi tunggal itu artinya pihak terkait
yang menjadi leading sector. Misalnya reforma agraria. Siapa sih yang berhak
bicara. Nah jadi nanti kita minta informaisnya ke ahlinya. Tergantung
topiknya. Tujuannya apa sih, oh supaya tepat sasaran.
T: Bagaimana cara yang biasa dilakukan dalam membentuk opini publik?
J: Pastikan setiap programnya jalan. Kita pastikan tepat sasaran. KSP dan 5
deputi. Beberapa kali Presiden bilang masyarakat harus tahu.
124
T: Apa yang dilakukan Tim Komunikasi Presiden bersama KSP dalam merespon
isu PKI?
J: Terkait PKI sebenarnya itu isu lama sejak keterpilihan Jokowi, tetapi sekarang
semakin membesar dan cenderung mengarah fitnah. Pak Teten selaku kepala
KSP sudah melaporkan hal tersebut ke polisi. Hal tersebut pernah kita lakukan
juga saat kemunculan buku Jokowi Undercover. Hasilnya pun positif akhirnya
masyarakatpun tahu jika buku tersebut tidak benar.
125
Nama Narasumber : Alois Wisnuhardana
Pekerjaan: Penanggung Jawab Social Media Crisiss dan web Presidenri.go.id
Waktu wawancara : 18 Mei 2017
Tempat : Ruang Web Kantor Staf Presiden RI
T: Bagaimana kerjasama tiap organisasi dalam mengelola informasi?
J: Ada Tim Komunikasi Presiden. Di sekertariat negaranya sendiri itu ada biro
pers dan Kantor Staf Presiden. Apapun yang berkiatan dengan komunikasi
politik Presiden pasti melibatkan salah satu atau beberapa organisasi.
T: Dari mana awal penyebaran berita untuk diletakan di web?
J: Penyebaran berita awalnya dari biro pers lalu disebar dan dimasukan di web
termasuk Presidenri.go.id
T: Bagaiman kerjasama antara TKP dan KSP?
J: Tugas deputi 4 diseminasi Kemudian Agenda kegian Presiden atau topik-tipik
tertentu ada Tim Komunikasi Presiden terkait narasi atau hal –hal yang lebih
substansi. Kalau di KSP lebih ke arah program prioritas. Selain di crisis center
kita juga kerjasama dikusi media. Jadi itu yang mengadakan kominfo tetapi
kegiatannya 2 minggu sekali. Materi dari KSP dan TKP. Mengolah isu,
membuat narasi dan kontranarasi. Kita bekerjasama dengan TKP dalam crisis
center dan diskusi media. Di Crisis center bersama TKP kita bekerja sama
membuat kontranarasi terhadap isu yang ada. Sedangkan ada juga diskusi
media setiap dua minggu sekali. Itu yang mengadakan Kominfo tetapi
materinya KSP bekerjasma dengan TKP. Sejauh ini kerjasama yang dibangun
cukup baik.
126
Nama Narasumber : Dr. Effy Rusfian, M.Si
Pekerjaan : Dosen Komunikasi Politik Universitas Indonesia
Waktu wawancara : 18 Mei 2017
Tempat Wawancara : Mall Senayan City
T: Bagaimana peran Tim Komunikasi Presiden dalam membentuk reputasi positif
Presiden?
J: Saya yakin apa yang ditampilkan Jokowi adalah dirinya snediri bukan seperti
dibuat-buat. Ya itulah pribadinya yang terlihat sederhana. Itu juga sudah
melekat sejak dia menjadi walikota. Jadi tugas PR Presiden dalam membentuk
opini masyrakat tentang Jokowi seharusnya tidak terlalu sulit karena Jokowi
sudah dapat menunjukan dirinya sendiri.
T: Bagaimana pendapat Anda terkait peran TKP dalam mengubah opini publik?
J: Ada cara untuk mengubah opini publik. Itu seharusnya dirancang dengan baik.
Sejauh itu speaker belum sampai tahap merancang.
T: Bagaimana kesuksesan Jokowi menggunakan key audience?
J: Saya melihat itu sudah menjadi kebiasaan Presiden Jokowi sejak menjadi
walikota. Itu termasuk berhasil. Saya rasa Jokowi cukup bagus menggunakan
cara tersebut. Jokowi bukan by design tetapi memang sosoknya seperti itu
T: Bagaiman kebiasan Presiden blusukan?
J: Saya termasuk mengkritik hal itu. Ya saya melihat apa tidak ada menterinya
sampai Presiden melakukan itu. Tetapi ya memang gaya dia yah.
T: Apakah pembentukan komunitas politik akan berpengaruh?
J: Saya rasa iya yah. Saya merasa Jokowi tidak sesederhana yang ditampilkan.
Memang dari luar begitulah orangnya. Namun apa yang dia lakukan saya rasa
dan agenda yang dia rencankan untuk 2019. Ya dia kerja, kerja, kerja ya tetapi
pasti ada komunikasi politik disana.
127
Catatan Observasi
No Tanggal Nama Kegiatan Aktivitas Catatan
1 18
Oktober
2016
Wawancara
melalui media
sosial whats up
dengan Sukardi
Rinakit
Peneliti bertanya
seputar kegiatan
blusukan Jokowi
Menurut Sukardi
“Presiden blusukan
terus, bahkan semakin
intensif. Keliling
Indonesia terus.
Tetapi karena
wilayahnya luas maka
nggak tampak.
Misalnya sejak Jumat
lalu Presiden
kunjungan kerja (ini
blusukan). Sekarang
di Yahukimo, mau ke
Miangas.”
2 13
Maret
2017
Liputan Hasil
FGD
Peneliti mengikuti
FGD dan menulis
berita seputar acara.
Judul tulisan
“Sinergitas Menuju
Narasi Tunggal”
Dimuat dalam web
ksp.go.id
Setiap acara kegiatan
di Istana, ada
beberapa pihak yang
dapat meliput yaitu
wartawan Istana,
humas Presiden dan
KSP. Berita dimuat di
web masing-masing.
Setelah itu berita akan
dikutip oleh
Kementrian/Lembaga
lain untuk dimuat di
webnya.
3 14
Maret
2017
Bedah Buku
Jurnalisme
Damai karya
Usman
Kansong
1. Melakukan liputan
acara
2. Menjadi Master of
Ceremony
Acara ini
diselenggarakan
sebagai respon dari
munculnya berbagai
isu intoleransi agama.
4 15
Maret
2017
Wawancara
mantan
Walikota palu
periode 2005-
Melakukan
wawancara dengan
Cudi Mastura,
walikota Palu yang
Saat itu saya
mendapat tugas untuk
mewawancarai pak
Cudi satu jam
128
2015 sukses melakukan
beberapa program
untuk memajukan
daerah. Setelah
wawancara saya
diminta untuk menulis
hasil wawancara dan
dimuat di web
ksp.go.id pada tanggal
16 Maret 2017
sebelum beliau hadir.
Dalam waktu yang
singkat tersebut saya
diminta harus
membaut draft
pertanyaan dan
meriset kegiatan serta
kinerja pak Cudi saat
menjabat. Dalam
kondisi tersebut saya
merasakan bagaimana
linkungan kerja di
KSP mendidik untuk
siap bekerja dalam
tekanan apapun dan
siap menerima tugas
apapun.
5 20
Maret
2017
Rapat Crisis
Center
Mencari solusi dari
isu yang berkembang
tentang paspor
Rapat krisis dihadiri
oleh perwakilan
deputi 4 KSP bersama
perwakilan TKP dan
Kominfo. Saat itu
membahas seputar isu
yang berkembag
tetang syarat
pembuatan paspor.
Diprediksi jika isu
akan terus
berkembang dan
membesar hingga
siang atau bahkan
pagi keesokan hari.
Oleh karena itu rapat
ditujukan untuk
mencari solusi terbaik.
Setalah ditimbang
kekurangan dan
kelebihan kebijakan
tersebut akhirnya tim
crisis center
129
menyarankan untuk
menghapus syarat 25
juta agar isu tidak
semakin membesar.
Setelah itu
mengirimkan memo
ke pihak Istana.
6 23
Maret
2017
Diskusi seputar
konstelasi
politik militer
di masa
pemerintah
Jokowi Jk
Narasumber yaitu
Aris Santoso
menyampaikan
pandangannya seputar
perbedaan politik sipil
Jokowi dengan era
Presiden sebelumnya.
Hasil pertemuan
tersebut lebih
mengarah untuk
penambahan
pengetahuan.
7 23
Maret
2017
Pendidikan
Vokasi
Melakukan liputan di
ruang rapat gedung
Bina Graha. Saat itu
dihadirkan beberapa
narasumber dari
lembaga vokasi untuk
evaluasi kegiatan dan
memberikan masukan
suputar pendidikan
vokasi yang
diharapkan.
Hasil pertemuan
tersebut akan
diberikan oleh KSP
kepada Presiden
dalam rangka fokus
presiden salah satunya
adalah pendidikan
vokasi.
8 29
Maret
2016
Kunjungan
Presiden
Prancis
Melakukan Liputan di
Istana Negara terkait
kedatangan Presiden
Prancis setelah 32
tahun yang lalu.
Saat melakukan
liputan, peneliti
bertemu dengan
wartawan. Dari
keterangan beberapa
wartawan diketahui
jika mereka memiliki
grup whats up yang
diisi oleh perwakian
pers Istana sehingga
jika ada liputan
tertentu di Istana
maka infromasi
tersebut cepat
tersebar.
130
9 9 Mei
2017
Wawancara
melalui media
sosial whats up
dengan Sukardi
Rinaikit
Peneliti menanyakan
seputar cara menjaga
hubungan dengan
ormas.
Menurut Sukardi
“Kalau pertemuan
rutin dengan ormas
(cenderung ada jadwal
rutin seperti dengan
NU, Muhammadiyah,
dll). Rutin sekitar tiga
bulan sekali. Kalau
dengan perseorang
seperti seniman,
budayawan, aktivis
literasi, dll, sesuai
kebutuhan.
10 15 Mei
2017
Rapat tim web
untuk
membahas web
presidenri.go.id
Tim membagi tugas
tiap anggota dalam
mengelola web
presidenri.go.id
Web presidenri.go.id
lebih fokus terhadap
sosok Presiden beserta
kegiatannya.
131
Dokumentasi
Foto Peneliti dengan Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia Dr. Ari
Junaedi, M.Si
Foto peneliti dengan Tenaga Ahli Komunikasi Politik & Diseminasi Kantor Staf
Presiden Agustinus Eko Raharjo
132
Foto peneliti dengan Juru Bicara Presiden, Johan Budi
Foto peneliti dengan pakar komunikasi Politik Universitas Indonesia, Dr. Effy
Rusfian, M.Si
133
Foto peneliti dengan Pakar Komunikasi Politik, Dr. Lely Arrianie, M.Si
Foto peneliti dengan Penanggung Jawab Social Media Crisis dan web
Presidenri.go.id, Alois Wisnuhardana