PTK Mapel aqidah ahlak MTs

222
1 IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG SKRIPSI Oleh: IZAH ULYA QADAM 06110125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010

description

Contoh PTK Mapel Aqidah Ahlak MTs kelas VIII

Transcript of PTK Mapel aqidah ahlak MTs

Page 1: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

1

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG

SKRIPSI

Oleh:

IZAH ULYA QADAM 06110125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Juli, 2010

Page 2: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

2

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh:

IZAH ULYA QADAM 06110125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Juli, 2010

Page 3: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

3

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG

SKRIPSI

Oleh:

IZAH ULYA QADAM 06110125

Telah Disetujui

Pada tanggal 09 Juli 2010

Oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 19650403 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 19651205 199403 1 003

Page 4: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

4

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN

AQIDAH AKHLAK KELAS VII MTS NEGERI LAWANG MALANG

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Izah Ulya Qadam (06110125)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 30 Juli 2010 dengan nilai: A

Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada tanggal:

Panitia ujian Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dr. H. M. Mujab, M.A NIP. 19650403 199803 1 002 NIP. 19661121200212 1 001

Penguji Utama, Pembimbing,

Dr. Hj. Sulalah, M. Pd Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 1961112199403 2 002 NIP. 19650403 199803 1 002

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001

Page 5: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Seluruh keluarga Bani Choiron (khususnya Abah, Ibu, dan Adikku). Yang telah

mencurahkan kasih sayang, keagungan doa, motivasi, inspirasi dan segala

perhatiannya. Semoga adinda menjadi putri yang sholehah dan berguna bagi nusa

dan bangsa kelak. Amieen..

Seluruh sahabat-sahabatku khususnya penggodokan PM11 Rayon”kawah”

Chondrodimuko Sunan Ampel UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Page 6: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

6

HALAMAN MOTTO

( ギハゲャや りケヲシ :11)

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia.”

(QS. Ar-Ra’d : 11)

Sumber : Al-Qur‟an dan terjemahannya juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab

Mubarokatan Toyyibah, 2004), hal. 250

Page 7: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

7

Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Izah Ulya Qadam Malang, 09 Juli 2010 Lamp : 4 (empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di

Malang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut di bawah ini:

Nama : Izah Ulya Qadam NIM : 06110125 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : “Implementasi Metode Cooperative Learning

Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang”

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian mohon dimaklumi adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 19650403 199803 1 002

Page 8: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

8

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 09 Juli 2010 Izah Ulya Qadam

Page 9: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

9

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

serta ucapan Alhamdulillaahhirobbil„aalamiin, akhirnya dengan izin Allah SWT

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Metode

Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam

Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang” sebagai

salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan

Islam di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia

dari zaman kegelapan ke masa yang terang benderang yaitu agama Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Abah )Drs. H. Ahmad Choiron, M.Ag(, ibu )Hj. Masru‟ah, S.Ag( yang dengan

ketulusan hati membesarkan, mendidik, merawat, dan senantiasa mencurahkan

segalanya baik tenaga, dukungan maupun iringan do‟a yang tiada putus. Dan

adikku (Husni Mubarok) yang tanpa henti memberi semangat dan dukungan

kepada penulis.

2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang.

3. Dr. H. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan PAI.

5. Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan

tulus memberikan bimbingan dan arahan serta masukan-masukan yang sangat

berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Page 10: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

10

6. Dr. H. Mudjab, M.Ag selaku dosen wali selama kuliah yang dengan butiran-

butiran kalimat yang bermakna dan berinpirasi hingga penulis dapat menyusun

skripsi ini.

7. H. Achmad Said, M.Ag selaku kepala MTs Negeri Lawang Malang yang telah

memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Mts Negeri

Lawang Malang.

8. Bapak Wardi, S.Ag, selaku guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak yang telah

memberi kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk melakukan

penelitian di kelas VII D

9. Siswa dan siswi kelas VII D MTs Negeri Lawang Malang yang telah

menerima peneliti dengat hangat dan penuh cinta kasih dan juga memberikan

masukan-masukan yang nantinya sangat bermanfaat di hari kemudian

khususnya dalam proses belajar mengajar.

10. Teman-teman seperjuangan di PAI angkatan 2006 atas kebersamaan, semangat

dan kerjasamanya selama 4 tahun ini.

11. Seluruh sahabat-sahabati PM11 khususnya ”Kawah” Chondrodimuka yang

telah memberikan banyak inspirasi dan inovasi serta sejuta keilmuan sehingga

penulis seperti ini dan tetap bersemangat. Jazakunnallah atas semuanya.

12. Seluruh warga ”Wisma Catalonia”, khususnya Inoeng, Bonche, Yuyun dan

Vin-Toot, thank for all. Jazakumullah khoirul jaza‟.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membagi

banyak pengalaman berharga bagi penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua amal ibadah yang telah dilakukan

dengan ikhlas atas bantuan dan bimbingan pihak-pihak tersebut selama penulisan

skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Akhir

kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Malang, 09 Juli 2010

Penulis

Page 11: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi

HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

ABSTRAK ..................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 14

E. Definisi Operasional ..................................................................... 14

F. Sistematika Penelitian ................................................................. 16

Page 12: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 18

A. Metode Cooperative Learning ...................................................... 18

1. Pengertian Metode Cooperative Learning ............................ 18

2. Unsur Penting Dalam Pembelajaran Cooperative

Learning ................................................................................. 22

3. Jenis-Jenis Cooperative Learning ......................................... 25

4. Langkah-langkah Cooperative Learning ............................... 36

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative

Learning ................................................................................. 38

B. Kreativitas ..................................................................................... 40

1. Pengertian Kreativitas ............................................................ 40

2. Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif ................................................ 49

3. Hambatan-Hambatan Kreativitas .......................................... 53

4. Kreativitas Dalam Dunia Pendidikan .................................... 55

C. Bidang Studi Aqidah Akhlak ....................................................... 62

1. Pengertian Aqidah Akhlak .................................................... 62

2. Metode Pencapaian Aqidah Akhlak ..................................... 62

3. Prinsip-Prinsip Aqidah Akhlak .............................................. 64

D. Cooperative Learning dan Kreativitas dalam Perspektif Islam .... 66

E. Implementasi Cooperative Learning Dalam Meningkatkan

Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak ..................... 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 73

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................... 73

Page 13: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

13

B. Kehadiran Peneliti ......................................................................... 80

C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 80

D. Sumber Data .................................................................................. 81

E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 81

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 83

G. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 84

H. Tahapan Penelitian ........................................................................ 84

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN .......................... 94

A. Deskripsi Lokasi Peneltian ............................................................. 94

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang .. 94

2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang ............ 96

3. Struktur Organisasi ................................................................. 97

B. Observasi Awal sebelum Tindakan .............................................. 100

1. Pemeriksaan di Lapangan ..................................................... 100

2. Rencanaan Tindakan ............................................................. 101

3. Pelaksanaan Tindakan ........................................................... 102

4. Observasi ............................................................................... 103

5. Refleksi .................................................................................. 103

C. Paparan Data dan Hasil Penelitian ................................................. 104

1. Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada Siklus I ............. 104

a. Perencanaan Tindakan Siklus I .................................... 104

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................... 105

c. Observasi Tindakan Siklus I ........................................ 107

Page 14: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

14

d. Refleksi Tindakan Siklus I .......................................... 108

2. Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada Siklus II ........... 109

a. Perencanaan Tindakan Siklus II .................................. 109

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................... 109

c. Observasi Siklus II ....................................................... 111

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................... 113

3. Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada Siklus III .......... 113

a. Perencanaan Tindakan Siklus III ................................. 113

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................. 114

c. Observasi Siklus III ..................................................... 116

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................... 117

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...................................... 120

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 128

A. Kesimpulan ................................................................................. 128

B. Saran ............................................................................................ 129

Daftar Rujukan ............................................................................................. 131

Lampiran-Lampiran .................................................................................... 134

Page 15: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

15

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran

Kooperatif ........................................................................................ 25

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran cooperative learning ..................... 37

Tabel 3.1 Perbedaan PTK dan non-PTK ......................................................... 79

Page 16: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan atau Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............. 76

Page 17: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

17

DAFTAR LAMPIRAN

Kalender Pendidikan ......................................................................................... 68

Pekan Efektif ..................................................................................................... 6

Program Tahunan) ........................................................................................... 68

Program Semester ............................................................................................. 68

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................................... 68

Modul Pembelajaran ........................................................................................ 68

Presensi Siswa ................................................................................................. 68

Lembar Observasi Kreativitas ......................................................................... 68

Perhitungan Skor Peningkatan Nilai Kreativitas ............................................. 68

Daftar Nilai Pre Test ........................................................................................ 68

Rekap daftar nilai ............................................................................................... 68

Lembar Observasi Hasil Belajar Pre Test .......................................................... 68

Kunci Jawaban Pre Test .................................................................................... 68

Soal-soal Pada Siklus I ..................................................................................... 68

Soal-soal Pada Siklus II ................................................................................... 68

Soal-soal Pada Siklus III .................................................................................. 68

Kunci Jawaban Siklus I ................................................................................... 68

Kunci Jawaban Siklus II .................................................................................. 68

Kunci Jawaban Siklus III .................................................................................. 68

Pedoman Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ............... 68

Pedoman Wawancara dengan Kepala MTs Negeri Lawang ........................... 68

Pedoman Wawancara dengan Waka Madrasah Urusan Kurikulum ................ 68

Page 18: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

18

Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas VII D MTs Negeri Lawang ........ 68

Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Lawang ............................................... 68

Data Siswa MTs Negeri Lawang ..................................................................... 68

Data siswa kelaas VII D MTsNegeri Lawang ................................................. 68

Sarana dan Prasarana MTs Negeri Lawang ..................................................... 68

Dokumentasi berupa Foto-Foto Pembelajaran ................................................. 68

Surat Izin Penelitian dari Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang .................................................................................................. 68

Surat Keterangan Penelitian dari MTs Negeri Lawang Malang ........................ 68

Biodata Penulis (Riwayat Hidup) .................................................................... 68

Page 19: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

19

ABSTRAK Qadam, Izah Ulya. 2010. Implementasi Metode Cooperative Learning Dalam

Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Negeri Lawang Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Kata Kunci: Cooperative Learning, Kreativitas, dan Aqidah Akhlak

Fenomena pendidikan di Indonesia dewasa ini lebih banyak pada pembelajaran yang bersifat kompetitif dan individualitis. Dalam sistem pembelajaran ini siswa harus berjuang untuk memperoleh sebuah nilai yang bagus sebagai akhir dari perjuangannya. Para siswa pun harus saling berkompetisi, bahkan siswa terkadang tidak sehat dalam keikutsertaan dalam kompetisi ini. Ketika keadaan seperti ini masih berkelanjut, maka individualitis berkembang tanpa ada hubungan sosial dan kerjasama dalam meraih prestasi siswa. Sehingga kreativitas peserta didik tidak berkembang dengan baik dan bahkan bisa mematikan kreativitas siswa. Untuk menghindari hal-hal tersebut pembelajaran Cooperative learning sebagai tawaran alternatif karena dapat mengarahkan siswa untuk meningkatkan motivasi, kreativitas, imajinatif, dan etos keilmuan serta berkembangnya potensi anak yang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya. Sehingga nilai-nilai Islami dalam proses belajar terwujud dengan motode yang manusiawi, menyenangkan dan mengarahkan anak didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dengan implementasi metode Cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII MTs Negeri Lawang Malang.

Metode penelitian yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tahapan penelitian ini berupa siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengann menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus presentase:

Post Rate - Base Rate P = X 100%

Base Rate Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi metode Cooperative

learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII MTs Negeri Lawang Malang. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa kreativitas mengalami peningkatan dari pre test ke post test yang semula perolehan nilai skor 13 menjadi 25 skor. Atau berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar observasi

Page 20: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

20

menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%, sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan sebesar 54% point. Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi peningkatan juga dengan perolehan pada siklus I nilai rata-rata 71,5, siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point. Indikator peningkatan ditandai siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapatnya, memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa berani untuk mengkritisi terhadap permasalahan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, dan lain-lain.

Saran yang disampaikan peneliti bersifat konstruktif yang dapat diberikan demi terwujudnya dan berkembangnya pembelajaran di kelas. Pertama, Bagi guru dapat mengimplementasikan implementasi metode Cooperative learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan mengemasnya dalam pembelajaran yang menarik dan menggunakan strategi atau model yang bervariasi. Kedua, Bagi siswa ciptakan suasana belajar lebih hidup, inovatif dan kreatif. Ketiga, Perlu diadakan penelitian serupa yang mengkaji metode Cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa pada jenjang pendidikan yang berbeda.

Page 21: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

21

ABSTRACT Qadam, Izah Ulya. 2010. Implementation of Cooperative Learning Method In

Improving Student Creativity And Books Lessons of Virtue In Class VII The State MTs Lawang Malang. Thesis, Department of Islamic Religious Education, Faculty of Tarbiyah, The State Islamic University of Malang Maulana Malik Ibrahim. Dr. H. Nur Ali, M. Pd

Keywords: Cooperative Learning, Creativity, and the Aqidah of Virtue

The phenomenon of adult education in Indonesia is more competitive on

the learning and individual. In this learning system students have to struggle to get a good value as the end of the struggle. Students also must compete with each other, sometimes not even healty for student participation in this competition. When things like this still continuous, then individual developed without any social relations and cooperation in student achievement. So that the creativity of learners do not develop properly and can even turn off the creativity of students. To avoid those things that Cooperative learning as an alternative bid because it can lead students to improve motivation, creativity, imaginative, and the ethos of science and the development potential of children who can not be executed fully. So that Islamic values in the learning process of human existence with methods, fun and direct the students.

The purpose of this study was to describe the process of planning, implementation and assessment of the implementation of cooperative learning methods in enhancing student creativity in classroom lesson Virtue VII Aqidah Akhlak the state MTs Lawang Malang.

The research method that is using the class-action research (CAR). Stages of this research is a cycle that includes planning, execution, observation, and reflection documentation. The quantitative data were analyzed using a percentage formula:

Post Rate - Base Rate

P = X 100% Base Rate

The research proves that the implementation of cooperative learning

methods can improve the creativity of students in classes VII Moral lessons Aqidah the state MTs Lawang Malang. Field observation results indicate that creativity has increased from pre test to post test score grades initially 13 to 25 score. Or based on the calculation of the value of creativity assessment score based on the indicators in the observation sheet shows that in the first cycle the average value of cycle rating of 38%, the second cycle the average value of 76%, and the average value of III cycles of 92%, so an increase of 54% points. And also

Page 22: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

22

the acquisition value of student learning also increased with the acquisition in the first cycle the average value of 71.5, the second cycle the average value of 74.9, and in cycle III, the average value of 81.2. Thus, an increase of 9.7 points. Indicators marked increase in students can express ideas or opinions, have a great curiosity towards learning Aqidah of Virtue, the students dared to criticize the problems in the subject Aqidah of Virtue, and others. Suggestions submitted by researchers as constructive that can be given for realization and development of classroom learning. First, teachers can implement for the implementation of cooperative learning methods can enhance students' creativity with an attractive packaging in the learning and use strategies or models that vary. Second, create an atmosphere for students to learn more vibrant, innovative and creative. Third, similar studies should be conducted to assess the cooperative learning method in enhancing the creativity of students at different educational levels

Page 23: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan yang

lain. Karena sifanya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan

manusia yang lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus

menjadi makhluk sosial, makhluk yang membutuh interaksi dengan makhluk

disekitarnya. Pembelajaran dengan model pengelompokan atau dalam bahasa

ilmiahnya Cooperative learning merupakan pembelajaran yang secara sadar

dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antara satu siswa

dengan sesama siswa yang lainnya.

Sebagai manusia yang mengharapkan kesempurnaan dalam hidup

maka salah satunya kita saling membantu satu dengan yang lainnya.

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan

sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

sebagai satu kelompok atau satu tim.1

Pendidikan di Indonesia dewasa ini, kalau kita perhatikan lebih

banyak pada pembelajaran yang bersifat kompetitif dan induvidualitis. Bahkan

proses belajar yang seperti itupun kerap terjadi dalam fenomena pendidikan di

Indonesia. Akan tetapi, bukan berarti belajar secara kompetitif dan

individualitif merupakan belajar yang buruk. Jika disusun dan ditata sebaik

1Isjoni, Cooperative Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok (Bandung :

Alfabeta, 2009), hal. 15

Page 24: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

24

mungkin akan menjadi belajar yang sangat efektif. Dalam buku “Mendesain

Model Pembelajaran Inovatif Progresif”, menyatakan bahwa belajar secara

individualities dan kompetitif jika disusun dengan baik, maka belajar tersebut

akan efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang

terbaik. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan pada belajar

kompetitif dan individualitif seperti kompetisi siswa yang kadang tidak sehat.

Untuk menghindari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa

yang lain untuk mencapai sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan belajar

kooperatif.2

Di Indonesia adalah Negara dengan kuantitas penduduknya

beragama Islam. Yang seharusnya pendidikan agama Islam menjadi sebuah

primadona bagi masyarakat Indonesia. Seperti orang tua, peserta didik, dan

lain-lain. Dan yang seharusnya pendidikan agama Islam menjadi sebuah

momok pendidikan yang penting. Karena dalam pendidikan agama Islam,

banyak sekali uraian-uraian yang berhaluan atas berdasarkan al-Qu‟an dan al-

Hadist yang menjadi pegangan hidup seorang muslim sampai liang kubur dan

akan mendapatkan syafa‟atnya sampai kapan pun. Akan tetapi, daya tarik

masyarakat Indonesia sedikit sekali untuk memasukkan penerus keturunan

hidupnya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Kurang tertariknya masyarakat untuk memilih lenbaga-lembaga

pendidikan Islam sebenarnya bukan karena terjadi pergeseran nilai atau ikatan

keagamaannya yang mulai pudar, melainkan karena sebagai besar kurang

2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (Jakarta: kencana, 2009), hal. 55

Page 25: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

25

menjajikan masa depan dan kurang responsive terhadap tuntunan dan

permintaan saat ini maupun mendatang. Padahal, paling tidak ada tiga hal

yang menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan,

yaitu nilai (agama), status social dan cita-cita. Masyarakat yang terpelajar

akan semakin beragam pertimbangannya dalam memilih pendidikan bagi

anak-anaknya. Hal ini berbeda dengan kondisi tempo dulu yang masih serba

terbatas dan terbelakang. Tempo dulu, pendidikan lebih merupakan model

untuk pembentukan maupun pewarisan nilai-nilai keagamaan dan tradisi

masyarakat. Artinya, kalau anaknya sudah mempunyai sikap positif dalam

beragama dan dalam memelihara tradisi masyarakatnya, maka pendidikan

dinilai sudah menjalankan misinya. Tentang seberapa jauh persoalan

keterkaitan dengan kepentingan ekonomi, ketenagakerjaan dan sebagainya

merupakan persoalan yang kedua. Akan tetapi, bagi masyarakat yang sudah

semakin terdidik dan terbuka, pada umunya lebih rasional, pragmatis, dan

berfikir jangka panjang dan karenanya pula, ketiga aspek tersebut (nilai, status

social, cita-cita) dijadikan pertimbangan secara bersama-sama, bahkan dua

pertimbangan terakhir (status social dan cita-cita) cenderung lebih dominan.3

Menuju pendidikan Islam pertama adalah niscaya bahwa kehadiran

lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dalam berbagai jenis dan jenjang

pendidikan itu sesungguhnya sangat diharapkan oleh berbagai pihak, terutama

umat Islam. Bahkan kini terasa sebagai kebutuhan yang sangat mendesak

terutama bagi kalangan muslim kelas menengah ke atas yang secara kuantitatif

3 Malik Fajar, Quo Vadis Pendidikan Islam “Pengembangan Pendidikan Islam Yang

Menjajikan Masa Depan” (Malang : UIN-Malang Press, 2006), hal. 11-12

Page 26: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

26

terus meningkat belakangan ini. Fenomena social yang sangat menarik ini

mestinya bisa dijadikan tema sentral kalangan pengelola lembaga pendidikan

Islam melakukan pembaharuan dan pengembangan.4

Pendidikan agama Islam merupakan kebutuhan manusia, karena

sebagai makhluk paedagogis, manusia dilahirkan dengan membawa potensi

dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta

pendukung dan pemegang kebudayaan.5

Salah satu pesan dalam pendidikan agama Islam adalah

menjadikan pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran yang dapat

memacu siswa rajin dan pintar serta kreatif dan inovatif.6 Karena dalam logika

al-Qur‟an manusia memiliki segala kelebihan yang potensial dan mereka

harus mengarahkan diri mereka sendiri untuk menerapkan kecenderungan-

kecenderungan baik itu dalam perintis tindakan.7 Karena agama Islam selain

mengajarkan norma-norma, agama juga mendorong manusia berfikir dan

bertindak kretif. Allah SWT selalu mendorong manusia untuk berfikir.8

Sebagaimana firman Allah SWT :

4 Ibid., hal. 10 5 Abdul Majid dan Dian Andani, Pendidikan Agama Islam Kompetensi Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 130 6 Muhaimin, Arah Baru Pendidikan Islam, Pemberdayaan Kurikulum Hingga

Refidinasi Islamisasi Pengetahuan (Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 185 7 Rifaat Syauqi Nawawi, dkk, Metodologi Psikologi Islam (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2002), hal. 15 8 Fuad Nashori dan Diana Mucharam, Mengembangkan Kreatifitas dalam Perspektif

Psikologi Islam (Yogyakarta : Menara Kudus, 2002), hal. 27

Page 27: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

27

Artinya :

“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu

berfikir.” )Q.S. Al-Baqoroh : 219).9

Menengok dari firman Allah SWT diatas bahwasanya manusia di

Bumi ini banyak sekali permasalah-permasalahan yang mana hanya ada satu

kunci untuk membukanya yaitu berfikir untuk memecahkan suatu masalah.

Dan Islam adalah agama rahmat lil „alamin bagi umatnya yang tidak hanya

berfikir secara rasio saja tetapi juga hati nurani dalam menyelesaikan

persoalan-persoalan didepannya.

Kreativitas merupakan salah satu kemampuan intelektual atau

berfikir manusia. Meski tidak menjamin seseorang untuk bertindak kreatif,

namun dengan dasar-dasar suatu pengetahuan, maka seseorang dapat

melengkapi atau mengembangkan sistem pengetahuan yang ada, membuat

analogi-analogi untuk merencanakan pemecahan suatu masalah atau

mentransformasikan ke dalam situasi yang baru.10

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan

aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagi interaksi dan

pengalaman belajar. Namun dalam hal pelaksanaannya yang dilaksanakan

justru menghambat aktivitas dan kretivitas peserta didik.11

Pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan sangat penting

karena sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan pembangunan dari segala

9 Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah,

2004), hal. 34 10 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), hal. 392-393 11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kretifitas dan

Menyenangkan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 164

Page 28: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

28

bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat

sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. 12

Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993

menekankan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas

manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,

bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani”. Selanjutnya

ditekankan pula bahwa “Iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan

rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus

dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan

keinginan untuk maju.” Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan

kreatifitas (daya cipta) hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di lingkungan

keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra-

sekolah. Secara eksplisit dinyatakan pada setiap tahap perkembangan anak

pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai di

perguruan tinggi, bahwa kretifitas perlu dipupuk, dikembangkan dan

ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang

menunjang pembangunan.13

Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif

dan kreatif secara optimal. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing

12 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah (Jakarta :

Gramedia Widiasarana, 1992), hal. 46 13 Ibid., hal. 17

Page 29: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

29

sedangkan anak aktif dan kreatif dan belajar.14 Dewasa ini, muncul bermacam-

macam keanekaragaman jenis belajar. Namun diantara berbagai jenis kegiatan

belajar tersebut tidak tercantum belajar kreatif. Demikian pula ragam

pemecahan masalah, tidak mencakup pemecahan masalah secara kreatif.15

Sampai sekarang ini, masih banyak kecenderungan dalam masyarakat kita,

bahwa anak yang baik adalah anak yang patuh dan memiliki disiplin kuat.

Begitu pula dalam pendidikan, proses pendidikan bukan mendorong anak

didik pada penemuan jati diri, kreativitas melainkan wawasan yang dekat ke

proses domestifikasi subyek didik.16

Agar kreativitas dapat tumbuh pada diri peserta didik, maka dalam

proses pendidikan harus melibatkan peserta didik secara aktif. Karena anak

didik merupakan subyek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap

saat.17 Menurut teori pengajaran, keikutsertaan secara aktif dari peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar merupakan konsekuensi logis dari pengajaran

yang sebenarnya. Bahkan merupakan faktor penting dalam hakikat kegiatan

belajar mengajar. Sebab, suatu pengajaran tidak akan berlangsung dengan

berhasil tanpa keaktifan peserta didik.18

Oleh karena itu, para peserta didik untuk mengubah paradigma

dalam proses pembelajaran, dari yang bersifat “teacher centered” menjadi

14 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta :

Rineka Cipta, 2000), hal. 62-63 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), hal.

VII 16 Abdullah Ahmad Ni‟am, dkk, Pemikiran Islam Kontemporer (Yogyakarta : Jendela,

2007), hal. 12 17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 46 18 Subadijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Jakarta : PT. Raja Grafindo,

1996), hal. 32

Page 30: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

30

“student centered instruction”. Dimana dalam sistem pengajaran ini peranan

dan partisipasi yang tinggi dari peserta didik sangat ditonjolkan.19 Dan salah

satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode cooperative

learning. Dengan menggunakan metode cooperative learning selain siswa

dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya juga dituntut memiliki

solidaritas sosial.

Bila kita cermati pendidikan di Indonesia selama ini, proses

pembelajaran yang dilakukan sebagian guru termasuk guru pendidikan agama

Islam adalah menggunakan sistem pembelajaran kompetitif dan individual.

Mulai dari yang paling dasar sampai perguruan tinggi pun, peserta didik

belajar dalam nuansa kompetitif dan individual, dan itu pun harus

diperjuangkan untuk memperoleh sebuah kemenangan. Tempat pembelajaran

secara tidak langsunng telah mendidik anak untuk memperoleh nilai atau hasil

yang sangat memuaskan dengan segala cara pun dihalalkan. Kemudian, ketika

keadaan seperti itu masih berlanjut, maka kreativitas peserta didik tidak

berkembang dengan baik dan bahkan bisa mematikan kreativitas anak. Allah

SWT berfirman :

ぐぐ ..

19 Syaifuddin Nurdin, Guru Professional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal. 115-116

Page 31: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

31

Artinya :

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” )QS. Ar-Ra‟d : 11(20

Jika dilihat dari firman Allah SWT diatas bahwasanya, kita bisa

merubahnya dengan salah satu satu model pembelajaran sebagai alternatif

utama yaitu dengan model pembelajaran cooperative learning. Istilah

Cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan

sebutan pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur

kelompok heterogen.21 Model ini didasari falsafah homo homini socius, yang

menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang berkecenderungan

untuk hidup bersama.22 Model pembelajaran kooperatif yang bertujuan agar

peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama teman-temannya dengan

cara saling menghargai pendapat dan memberi kesempatan kepada orang lain

untuk menggemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka

secara berkelompok.23 Dengan demikian, hubungan kerjasama antar siswa

dengan siswa yang lainnya merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting.

Model ini bisa diterapkan dalam pembelajaran, termasuk dalam mata pelajaran

pendidikan Islam, salah satunya pendidikan agama Islam dalam mata

pelajaran Aqidah Akhlak. Selama ini, proses belajar mengajar dalam pelajaran

20 Al Qur‟an dan Terjemahannya Juz 1-15, Op. Cit., hal. 250 21 Isjoni, Op.Cit., hal. 12 22 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, hal. 17 23 Isjoni, Op.Cit., hal. 21

Page 32: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

32

ini, begitu monoton dan siswa pasif, bosan, jenuh, bahkan terhambat

kreativitasnya ketika seorang guru mengajar. Sehingga siswa kurang kepekaan

sosial, dan sering kali hanya mencakup dataran kognitif saja, tanpa sentuhan

afektik apalagi psikomotorik, sehingga sangat menghambat kreativitas peserta

didik.

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Wakhidah Nurul

Milati, tahun 2007, dengan judul skripsinya “Implementasi Cooperative

Learning Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang”. Menyimpulkan

bahwa peningkatan belajar siswa semula nilai rata-rata pada pre tes sebesar

6,9 pada siklus I sebesar 7,6 meningkat 10%, siklus II sebesar 8,8 meningkat

27%.24 Sedangkan, tinjauan penelitian terdahulu dalam kreativitas dengan

hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh M. Syamsun Ni‟am tahun 2009,

dengan judul skripsi “Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple

Intelligences Dalam Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran ,Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan”.

Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi pembelajaran berbasis

kecerdasan majemuk dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa

pada pelajaran PAI di MIN Beji Pasuruan. Hasil observasi di lapangan

menunjukkan bahwa kreativitas mengalami peningkatan dari pre test ke post

test yang semula nilai rata-rata sebesar 1,33 meningkat menjadi 3,22 atau

24 Wakhidah Nurul Milati, Implementasi Cooperative Learning Metode Jigsaw dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang, Skripsinya, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang, 2007, Abstrak

Page 33: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

33

sebesar 71,3%, sedangkan hasil belajar juga mengalami peningkatan yang

semula nilai rata-rata pada pre test sebesar 60 meningkat menjadi 84,6 atau

sebesar 41%. Indikator peningkatan ditandai siswa menjadi lebih kreatif dalam

memecahkan masalah suatu permasalahan dan kreatif dalam membuat sesuatu

yang baru.25

Dengan adanya pembelajaran cooperative learning diharapkan

dapat memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam terutama pelajaran Aqidah Akhlak yang bisa dikatakan condong pada

pembelajaran tradisional. Kemudian, dengan model pembelajaran ini, dapat

mengarah untuk meningkatkan motivasi, kreativitas, imajinatif, dan etos

keilmuan serta berkembangnya potensi anak yang belum dapat dilaksanakan

sepenuhnya. Sehingga nilai-nilai Islami yang seharusnya diterapkan dalam

proses belajar mengajar belum terwujud. Metode pendidikan yang Islami

adalah metode yang yang manusiawi, menyenangkan dan menggarahkan anak

didik.26

Di lain pihak, kreativitas dan performasi guru menunjukkan

perbaikan yang berarti baik dalam menyusun perencanaan, penggunaan

teknologi pembelajaran, pelaksanaan maupun pengembangan sistem evaluasi

yang dilakukan. Kualitas pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu

25 M. Syamsu Ni‟am, Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam

Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran ,Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri maulana malik ibrahim Malang, 2009, Abstrak

26 Abuddin nata, Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia (Bogor : Kencana Prenada Media, 2003), hal. 184-185

Page 34: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

34

pendidikan agama Islam dipengaruhi pula oleh sikap yang kreatif untuk

memilih dan melaksanakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan sebelum peneliti

melaksanakan penelitian tindakan kelas di MTs Negeri Lawang Malang,

terkhususkan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak. Guru pelajaran Aqidah

Akhlak disana masih menggunakan metode pembelajaran dengan model

ceramah. Dalam proses pembelajaran ini, cenderung bersifat kompetitif dan

individualitis yang mana peran siswa selama pembelajaran saling

berkompetisi dan juga individualitis berkembang tanpa ada hubungan sosial

dan kerjasama dalam meraih prestasi siswa. Sehingga kreativitas peserta didik

tidak berkembang dengan baik dan bahkan bisa mematikan kreativitas siswa.

Peneliti memilih pelajaran Aqidah Akhlak sebagai pelajaran yang akan diteliti

dalam penelitian tindakan kelas, karena pelajaran ini memuat tentang Aqidah

dan juga pelajaran pendidikan moral agama Islam. Setelah meninjau dan

menelaah permasalahan diatas, maka peneliti mengambilan keputusan dan

menyakini untuk memilih dengan judul “Implementasi Metode Cooperative

Learning Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran

Aqidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses perencanaan dengan menggunakan cooperative

learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah

Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?

Page 35: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

35

2. Bagaimanakah proses pelaksanaan dengan menggunakan cooperative

learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah

Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?

3. Bagaimanakah penilaian dengan menggunakan cooperative learning

dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak

kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

adalah :

1. Untuk mengetahui proses perencanaan dengan menggunakan

cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam

pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Lawang.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan dengan menggunakan

cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam

pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Lawang.

3. Untuk mengetahui penilaian dengan menggunakan cooperative

learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah

Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang.

Page 36: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

36

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:

1. Peserta didik, agar dapat termotifasi sehingga mereka dapat belajar

dengan menyenangkan dan sekreatif mungkin.

2. Para pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Islam agar dapat

menggunakan karya ini, khususnya pendidik yang membimbing mata

pelajaran Aqidah Akhlak, agar dapat menambah pengetahuan dalam

strategi pembelajaran.

3. Lembaga pendidikan, khususnya untuk lebih meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah.

4. Para pembaca, diharapkan dapat memahami dan bermanfaat sebagai

bahan pedoman untuk dalam kegiatan pendidikan terutama mata

pelajaran pendidikan agama Islam.

5. Peneliti, diharapkan semoga karya yang akan dibuat menjadi sarana

belajar, dan semoga di lain kesempatan agar lebih memperdalam kajian

hasanah keilmuan.

E. Definisi Operasional

Untuk menjaga dan sebagai antisipasi timbulnya kesalah pahaman serta

pengaburan pemahaman makna dan sekaligus memberikan arah kepada penulisan

skripsi ini, maka sebelum membahas lebih lanjut tentang skripsi ini, maka

ditegaskan dahulu definisi operasional yang terdapat dalam judul skripsi

“Implementasi Metode Cooperative Learning Dalam Meningkatkan

Page 37: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

37

Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Lawang”.

1. Cooperative Learning

Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning

merupakan pembelajaran secara bersama-sama satu dengan yang lainnya

untuk mencapai keberhasilan suatu pembelajaran. Dalam hal ini siswa

lebih ditekankan dalam keaktifan, tidak hanya guru saja yang yang

menjadi sentralnya.

2. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk berkreasi dengan sebuah ide-

ide yang baru yang merupakan esensial dalam pemecahan masalah.27

Dalam hal ini, kemampuan siswa untuk berfikir secara secara mandiri

dengan kemampuan ide masing-masing untuk memperoleh suatu karya

atau hasil untuk tercapainya sebuah gagasan baru.

3. Pelajaran Aqidah Akhlak

Pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu pelajaran agama

Islam yang hanya dapat diperoleh di lembaga-lembaga pendidikan yang

berasaskan Islam, seperi Madrasah, sekolah Islam, pesantren, dan lain-

lainnya. Isi kandungan yang terdapt dalam mata pelajaran ini adalah

tentang Aqidah dan juga Akhlak yaitu tentang budi pekerti ala Islamiyah

tang berdasarkan atas Al-Qur‟an dan Al-Hadits.

27 Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Jakarta Timur : Bumi Aksara, 2009), hal. 138

Page 38: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

38

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

menjadi beberapa bab, yang mana setiap babnya sendiri terdiri dari beberapa

sub bab yaitu :

Bab I pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini, akan memaparkan

ringkasan gambaran secara singkat apa yang terdapat dalan keseluruhan

penulisan ini. Pembahasan bab ini meliputi : Latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, definisi operasional, batasan

masalah, dan sistematika bahasan.

Bab II kajian teori. Bab ini berisi tentang teori-teori yang terkait

mengenai permasalahan dalam penelitian, yaitu meliputi : Kajian tentang

Cooperative Learning, dan teori tentang Kreativitas Siswa

Bab III metode penelitian. Pada bab ini memaparkan tentang

bagaimana penelitian dilakukan, meliputi : Jenis dan pendekatan penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

teknik analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahapan penelitian.

Bab IV laporan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang hasil penemuan-

penemuan yang diperoleh oleh peneliti selama mengadakan penelitian.

Bab V pembahasan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang : a) Proses

perencanaan dengan menggunakan cooperative learning dalam meningkatkan

kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Lawang, b) Proses pelaksanaan dengan menggunakan

cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran

Page 39: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

39

Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang, c) penilaian

dengan menggunakan cooperative learning dalam meningkatkan kreativitas

siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Lawang.

Bab VI kesimpulan dan saran. Bab ini berisikan tentang uraian

keseluruhan bab yang disimpulkan dalam penutup yang berisikan kesimpulan,

kritik dan saran.

Page 40: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

40

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Cooperative Learning

1. Pengertian Metode Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.28 Slavin mengemukakan, “In

cooperation learning method, students work together in four member teams to

master material initially presented by the teacher (dalam metode

pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok

yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang akan

disampaikan oleh guru).29

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berkelompok

untuk memecahkan suatu permasalah dengan cara saling membantu sesama

anggotanya agar masalah tersebut terpecahkan dengan didampingi oleh guru.

Menurut Isjoni dalam bukunya cooperative learning mengutip

pendapat Slavin menyebutkan bahwa cooperative learning merupakan model

pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru

mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan

tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching).

28 Isjoni, Op. Cit., hal. 15 29Robert E. Slavin, Cooperative Learning : Theory, Research, Practice (London :

Allymand Bacon, 2005), (terjemahan, cooperative learning : Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2009), hal. 8

Page 41: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

41

Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi

seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagai

informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama

mereka.30

Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam

kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik

didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, berdiskusi, dan

sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang

berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang

disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompoknya untuk

mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota

kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.31

Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan

sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kompetitif ini adalah

sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni hanya

sebagaian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang lainnya

semakin tenggelam kompetisi, yakni hanya lainnya semakin tenggelam dalam

ketidak tahuannya. Tidak sedikit siswa yang kurang pengetahuannya merasa

malu bila kekurangannya diekspose. Kadang-kadang motivasi persaingan akan

30 Isjoni, Op. Cit., hal. 17 31Trianto, Op.Cit., hal. 56-57

Page 42: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

42

menjadi kurang sehat bila tidak mampu, katakanlah dalam menjawab soal

yang diberikan guru. Sikap mental inilah yangn dirasa perlu untuk mengalami

improvement (perbaikan).32

Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuh

kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina

untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing,

sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Mereka sadar bahwa

hidup ini saling ketergantungan seperti ekosistem dalam mata rantai

kehidupan. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa

keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari tidak

disadari, makhluk lain ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.33

Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok,

akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang

mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu yang kekurangan.

Sebaliknya yang kekurangan dengan rela hati mau belajar dari yang

berlebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas

dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang

diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.34

Model pembelajaran ini akan membantu anak/siswa dalam

pembelajaran atau materi yang belum dikuasainya. Dengan adanya saling

bantu membatu anak/ siswa yang mempunyai kelebihan dalam dirinya dapat

32 Isjoni, Op. Cit., hal. 18 33 Syaiful Bahri Djamrah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta :

Rineka Cipta, 2000), hal. 7 34 Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka

Cipta, 1997), hal. 63

Page 43: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

43

membantu temanya yang mempunyai kekurangan dalam memahami pelajaran

atau ketika guru memberikan suatu permasalahan materi dan diajak untuk

memecahkan materi sangat lamban.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model cooperative learning tidak

hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi

juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerja

sama, dan membantu teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif

pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap

kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa

untuk meningkatkan prestasi belajarnya.35

Dalam model cooperative learning, terdapat beberapa ciri dari

cooperative learning :36

a. Setiap anggota memiliki peran.

b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan

juga teman sekelompoknya.

d. Guru membantu keterampilan-keterampilan interpersonal

kelompok.

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi dan

kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat

meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong

35 Ibid, hal 13 36 Isjoni, Op.Cit, hal. 20

Page 44: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

44

menolong dalam perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar

mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memperbaiki kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan pendapat mereka secara berkelompok.37

Dalam pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya untuk membantu

dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama, maka tanpa disadari pada

diri anak/siswa sebenarnya mereka melakukan suatu hubungan interaksi sosial

dalam pembelajaran hal itu ditandai adanya saling menghargai hasil pemikiran

atau pendapat setiap siswa dengan teman-temannya.

Berdasarkan pemahaman ini, maka peranan guru di kelas haruslah

jelas tampak. Misalnya, dalam menjamin terlaksananya pembelajaran

kooperatif seyogyanya guru harus membantu siswa memahami dinamika

dalam bekerja sama dalam kelompok, membantu siswa agar memahami

bahwa mereka menghadapi kepentingan serta tujuan sama, terampil untuk

berpartisipasi atau berbagi tugas, bertanggung jawab dan saling menghargai

dalam pembelajaran kooperatif.38

2. Unsur Penting Dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning:

Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas mengutip

pendapatnya roger dan david Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja

37 Ibid, hal. 21 38 Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner : Perpaduan Indonesia-Malaysia (Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2007), hal. 68

Page 45: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

45

kelompok bisa dianggap cooperative learning.39 Oleh karena itu, ada beberapa

unsur-unsur dalam pembelajaran cooperative learning.

Menurut Isjoni mengutip pendapatnya menurut Lundgren, unsur-unsur

dasar dalam cooperative learning adalah sebagai berikut : 40

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain

dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri

sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki

tujuan yang sama.

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama

besarnya diantara anggota kelompok.

e. Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang

akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota

kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

39 Anita Lie, Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-

Ruang Kelas (Jakarta : PT Grasindo, 2004), hal. 31 40 Ibid,.

Page 46: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

46

Sedangkan menurut Johnson&Johnson dan Sutton dalam bukunya

Trianto “Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif”, terdapat lima

unsur penting dalam belajar kooperatif:41

1. Pertama, Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang

bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama

lain. Seoranng tidak akan sukses kecuali semua anggota

kelompoknya sukses.

2. Kedua, Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar

kooperatif akan meningkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi

dalam hal seoranng siswa akan membantu siswa lain untuk sukses

sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan

berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam

kelompok memengaruhi suksesnya kelompok.

3. Ketiga, Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual

dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam

hal :

a. Membantu siswa yang membutuhkan bantuan.

b. Siswa tidak hanya sekedar “membonceng” pada hasil

kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

4. Keempat, Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam

belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang

41 Trianto, Op. Cit., hal. 60

Page 47: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

47

diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana

berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Kelima, Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan

berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika

anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan

mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang

baik.

3. Jenis-Jenis Model Cooperative Learning

Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif, sangat banyak sekali dan

bervariasi. Dalam bukunya Trianto menjelaskan bahwa ada beberapa variasi

dari model pembelajaran kooperatif. Yaitu : STAD, JIGSAW, Investigasi

Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural

yang meliputi Think pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).

Berikut ini mengikhtisarkan dan membandingkan empat pendekatan dalam

pembelajaran kooperatif :42

STAD JIGSAW Investigasi

Kelompok

Pendekatan

Struktural

Tujuan

Kognitif

Informasi

akademik

sederhana

Informasi

akademik

sederhana

Informasi

akademik

tingkat tinggi

&

Informasi

akademik

sederhana

42 Ibid., hal. 67-68

Page 48: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

48

keterampilan

inkuiri

Tujuan

Sosial

Kerja

kelompok

dan kerja

sama

Kerja

kelompok dan

kerja sama

Kerja sama

dalam

kelompok

kompleks

Keterampilan

kelompok &

keterampilan

sosial

Struktur

Tim

Kelompok

belajar

heterogen

dengan 4-5

orang

anggota

Kelompok

belajar

heterogen

dengan 5-6

orang anggota

menggunakan

pola

kelompok

„asal‟ &

kelompok

„ahli‟

Kelompok

belajar

heterogen

dengan 5-6

orang anggota

homogen

Bervariasi,

berdua,

bertiga,

kelompok

dengan 4-5

orang

anggota

Pemilihan

Topik

Biasanya

guru

Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya

guru

Tugas

Utama

Siswa dapat

Menggunaka

n lembar

kegiatan &

Siswa

Mempelajari

materi dalam

kelompok

Siswa

menyelesaikan

Inkuiri

kompleks

Siswa

menerjakan

Tugas-tugas

yang

Page 49: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

49

saling

membantu

untuk

menuntaskan

materi

belajarnya

„ahli‟

kemudian

membantu

anggota

kelompok asal

mempelajari

materi itu

diberikan

secara sosial

dan kognitif

Penilain Tes

mingguan

Bervariasi

dapat berupa

tes mingguan

Menyelesaikan

proyek dan

menulis

laporan, dapat

menggunakan

tes essay

Bervariasi

Pengakuan Lembar

pengetahuan

& publikasi

lain

Publikasi lain Lembar

pengakuan &

publikasi lain

Bervariasi

Table 2.1 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Sedangkan dalam bukunya Isjoni, menyebutkan bahwa dalam

cooperative learning terdapat beberapa model yang dapat diterapkan, yaitu

diantaranya : Student Team Achievement Division (STAD), Jigsaw, Group

Page 50: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

50

Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume, berikut

penjelasannya :43

1. Student Team Achievement Division (STAD)

Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD

melalui lima tahapan yang meliputi :

a. Tahap penyajian materi, yang mana guru memulai dengan

menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan

dipelajari.

b. Tahap kegiatan kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi

lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja

kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu

memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok

dapat memahami materi yang akan dibahas, dan satu lembar

dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

c. Tahap tes individual, yaitu untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara

individual, mengenai materi yangn akan dibahas.

d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu,

dimaksudkan untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai

dengan kemampuannya. Perhitungan skor kelompok

dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing

43

Isjoni, Op. Cit.,, hal. 50

Page 51: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

51

perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai

jumlah anggota kelompok.

e. Tahap pemberian penghargaan kelompok, berdasarkan

perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi

kelompok baik, kelompok hebat, kelompok super.

Dari tinjauan pembelajaran kooperatif tipe STAD menunjukkan bahwa

pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang sederhana. Hal ini

adanya kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat dengan

pembelajaran model konvensional. Hal ini terbukti adanya tahap pertama pada

tipe STAD yaitu tahap penyajian materi. Hanya saja perbedaanya terletak pada

adanya pemberian penghargaan kelompok.

2. Jigsaw

Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugaskan untuk

mempelajari materi tertentu. Kemudian siswa-siswa atau perwakilan

dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggota-anggota

dan kelompok lain yang mempelajari materi yangn sama. Selanjutnya

materi tersebut didiskusikan mempelajari serta memahami setiap

masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat

memahami dan menguasai materi tersebut. Lalu, masing-masing

perwakilan tersebut kembali kekelompok masing-masing atau

kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing anggota tersebut

menjelaskan pada teman atau kelompoknya sehingga teman satu

kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru.

Page 52: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

52

Dalam tipe Jigsaw ini keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator saja

yang bertugas untuk mengarahkan dan juga memotivasi siswa untuk belajar.

Guru bukan lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi disini siswa yang

menjadi pusat kegiatan kelas atau lebih aktif dari pada guru.

3. Group Investigation (GI)

Pada model ini siswa dibagi kedalam kelompok yang

beranggotaka 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan

perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi

tanpa melanggar ciri-ciri cooperative learning. Pada model ini siswa

memilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya

telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru merencanakan

tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan sub topik dan materi

yang dipilih.

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang

sangat komplek dan paling sulit unttuk diterapkan. Berbeda degan STAD dan

Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan

bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan model group

investigation memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada

pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Pendekatan ini memerlukan

mengajar siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik.

4. Rotating Trio Exchange

Pada model ini, kelas dibagi kedalam beberapa kelompok yang

terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat

Page 53: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

53

kelompok lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada setiap trio

tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai

berilah nomor untuk setiap anggota trio tersebut. Lalu berikan

pertanyaan-pertanyaan baru untuk didiskusikan, tambahkanlah sedikit

tingkat kesulitan. Rotasikan kembali siswa seusai setiap pertanyaan

yang telah disiapkan.

Rotating Trio Exchange ini hampir sama dengan Jigsaw hanya saja

model ini setiap kelompok hanya terdiri dari 3 orang saja kemudian adanya

pertukaran dengan kelompok lain kemudian guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berbeda dari sebelumnya. Dan ini akan mengakibatkan

adanya timbul trio baru.

5. Group Resume

Model ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, kelas

dibagi kedalam kelompok-kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3-6

orang siswa. Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang

bagus, baik bakat atau pun kemampuannya di kelas. Biarkan

kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang didalamnya

terdapat data-data latar belakang pendidikan, pengetahuan akan isi

kelas, pengalaman kerja, kedudukan yang dipegang sekarang,

keterampilan, hobby, bakat dan lain-lainnya. Kemudian setiap

kelompok diminta untuk mempresentasikan kesimpulan kelompok

mereka.

Page 54: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

54

Group resume ini merupakan pendekatan model yang mengidentifikasi

dan menunjukkan kelebihan yang dimiliki kelas dengan cara membuat resume

kelompok, yang mana resume tersebut harus mencakup informasi yang dapat

menarik kelompok secara keseluruhan.

Agus Suprijono dalam bukunya “Cooperative Learning Teori Dan

Aplikasi Paikem”, menyatakan bahwa metode – metode pembelajaran

kooperatif terdiri dari 12 (dua belas) macam, yaitu :44

a. Jigsaw, yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengenalan topik

yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas

menjadi kelompok lebih kecil. Kemudian siswa-siswa atau

perwakilan dan kelompoknya masing-masing bertemu dengan

anggota-anggota dan kelompok lain yang mempelajari materi

yangn sama. Selanjutnya materi tersebut didiskusikan mempelajari

serta memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga

perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi

tersebut. Lalu, masing-masing perwakilan tersebut kembali

kekelompok masing-masing atau kelompok asalnya. Selanjutnya

masing-masing anggota tersebut menjelaskan pada teman atau

kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami

materi yang ditugaskan guru.

b. Think pair share, yaitu pembelajaran yang diawali dengan guru

mengajukan pertanyaan, kemudian guru meminta peserta didik

44 Agus suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2010) hal. 89

Page 55: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

55

berpasang-pasangan untuk berdiskusi, setelah itu hasil dari diskusi

intersubyektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan

pasangan seluruh kelas.

c. Numbered head together, yaitu pembelajaran yang diawali dengan

numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok

kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah

konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas

terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan

jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap-tiap kelompok diberi

nomer 1-8. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus

dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan

kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban dengan cara

berdiskusi dari pertanyaan yang diajukan guru. Langkah

selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang

sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju kedepan (hal ini

dilakukan terus menurus hingga semua siswa dengan nomor yang

sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan

jawaban atas pertanyaan guru).

d. Group investigation, yaitu pembelajaran yang dimulai dengan

pembagian kelompok. Dilanjutkan dengan memilih topik-topik

yang akan dibahas oleh guru beserta peserta didik. Setelah itu

menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk

Page 56: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

56

memecahkan masalahnya. Langkah selanjutnya adalah presentasi

hasil diskusi masing-masing kelompok.

e. Two stay two stray, yaitu metode dua tinggal dua tamu.

Pembelajaran ini diawali dengan pembagian kelompok selajutnya

memberi tugas yang harus didiskusikan jawabanya. Setelah itu

guru meminta setiap perwakilan 2 orang dari masing-masing

kelompok untuk meninggalkan kelompoknya untuk berdiskusi ke

kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang tidak bertugas

menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2 orang dari dari

kelompok lain (tamu).

f. Make a match, hal-hal yang yang perlu disiapkan dalam

pembelajaran ini adalah kartu. Kartu-kartu tersebut diberi

pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya diberi jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut.

g. Listening team, pembelajaran ini diawali dengan pemaparan materi

pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membentuk kelas

menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama, bertugas sebagai

kelompok penanya. Kelompok kedua, merupakan kelompok orang

yang menjawab berdasarkan perspektif tertentu. Kelompopk

ketiga, kumpulan orang yang menjawab dengan perspektif yang

berbeda dengan kelompok kedua. Sementara kelompok keempat,

kelompok yang bertugas untuk mereview dan membuat

kesimpulan dari hasil diskusi.

Page 57: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

57

h. Inside – outside circle, pembelajaran ini diawali dengan

pembentukan kelompok. Jika dalam kelas terdapat 40 siswa, maka

dibentuk menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar

terdiri menjadi 2 kelompok lingkaran dalam dengan jumlah

anggota 10 orang dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10

orang. Kemudian atur sedemikian rupa pada masing-masing

kelompok besar yaitu anggota kelompok ligkaran dalam berdiri

melingkar menghadap keluar dan anggota kelompok lingkaran luar

berdiri menghadap kedalam. Setelah itu, diberikan tugas kepada

pasangan asal yang sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran

yang telah dirumuskan. Selanjutnya beri kesempatan untuk

berdikusi tiap-tiap pasangan. Setelah itu anggota kelompok

lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota

kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan itu akan terbentuk

pasangan-pasangan baru. Pasangan-pasangan ini wajib

memberikan informasi berdasarkan hasil diskusinya.

i. Bamboo dancing, pembelajaran dengan metode ini serupa dengan

metode inside outside circle.

j. Point counter point, metode pembelajaran ini dipergunakan untuk

mendorong peserta didik berfikir dalam berbagai perspektif. Jika

metode pembelajaran ini dikembangkan, maka yang harus

diperhatikan adalah materi pembelajaran.

Page 58: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

58

k. The power of two, seperti pada pembelajaran kooperatif lainnya,

praktik pembelajaran dengan metode the power of two diawali

dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang

dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

kritis.

l. Listening team, dalam pembelajaran ini ada beberapa langkah

yaitu; bagilah peserta didik menjadi 4 tim dan berilah tim-tim ini

dengan tugas-tugas (penanya, pendukung, penentang, dan penarik

kesimpulan), dan setelah itu penyaji memaparkan laporan hasil

penelitiannya, setelah beri waktu kepada tiap kelompok untuk

menyelesaikan tugas sesuai dengan perannya masing-masing.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Learning

Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning,

aktivitas yang akan dilakukan oleh guru selama mengajar adalah melakukan

beberapa langkah. Pembelajaran kooperatif ini terdapat 6 langkah utama di

dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Adapun

langkah-langkah pembelajaran cooperative learning adalah sebagai berikut :

NO FASE TINGKAH LAKU GURU

1. Fase-1

Menyampaikan tujuan

dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut

dan memotivasi siswa belajar

Page 59: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

59

2. Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan

3. Fase-3

Mengorganisasikan siswa

kedalam kelompok

kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efisien

4. Fase-4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

mereka

5. Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

6. Fase-6

Memberikan

penghargaan

Guru mencari-cari cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Learning45

Dalam fase pertama, guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran

dalam materi yang akan dibahas lalu, guru juga memotivasi siswa yang ada

hubungannya dengan materi yang akan dibahas. Fase kedua, guru

menginformasi kepada siswa atau mentranser keilmuannya kepada siswa

45 Trianto, Op.Cit., hal. 66-67

Page 60: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

60

tentang memateri yang dibahas melalui beberapa sumber bacaan. Fase

ketiga, guru menjelaskan kepada siswa terkait masalah pembentukan

kelompok belajar dan juga bagaimana berdiskusi dalam hal ini yaitu transisi

efisien. Fase keempat, yaitu guru membimbing dan juga mengarahkan siswa

dalam mengerjakann tugas atau dalam memecahkan masalah yang harus

dipecahkan bersama-sama dengan satu dan lainnya dalam kelompok belajar.

Fase kelima, yaitu guru mengevaluasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa jauh pemahaman atau kawasan mereka dalam menguasai materi

pelajaran atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi atau

hasil belajar bersama mereka. Fase keenam, yaitu guru memberikan

penghargaan kepada siswa. Dalam hal ini guru mencari- banyak cara untuk

menghargai hasil kerja kelompok siswa. Penghargaan dapat bervariasi,

diantaranya penghargaan berupa nilai, penghargaann berupa sanjungan,

penghargaan berupa hadiah.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning

Setiap segala sesuatu pasti ada kelebihan dan juga kekurangan.

Termasuk model pembelajaran, seperti model pembelajaran dengan metode

pembelajaran cooperative learning ini, mempunyai kelebihan dan juga

kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan cooperative learning :

Page 61: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

61

a. Kelebihan cooperative learning

Jarolimek & Parker dalam bukunya Isjoni, mengatakan keunggulan

yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 46

1) Saling ketergantungan yang positif,

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,

3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,

4) Suasana kelas rileks dan menyenangkan,

5) Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru,

6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan

pengalaman serta emosi yang menyenangkan.

b. Kekurangan cooperative learning

Menurut Isjoni, kelemahan atau kekurangan cooperative learning

bersumber dari dua faktor yaitu dari dalam (intern) dan faktor dari luar

(ekstern).47 Akan tetapi, dalam hal ini Isjoni hanya menyebutkan faktor

dari dalam saja. Berikut keterangannya :

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,

disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan

waktu,

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka

dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup

memadai,

46 Isjoni, Op.cit., hlm 24

47 Ibid., hlm. 25

Page 62: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

62

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada

kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas

sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan,

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

B. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Penjelasan mengenai pengertian kretivitas banyak sekali oleh para

ahli mengidentifikasikan dan mengembangkan kreativitas bahwa ada begitu

banyak definisi tentang kretifitas, tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat

diterima secara universal. Mengingat kompleksitas dari konsep kreatifitas,

agaknya hal ini tidak mungkin dan juga tidak perlu, karena kreatifitas dapat

ditinjau dari berbagai aspek, yang kendatipun berbeda-beda. Rhodes

menyebutkan adanya enpat jenis definisi tentang kreativitas sebagai “Four P‟s

of creativity : person, process, press, and product”)empat P kretivitas : pribadi,

proses, dorongan dan produk).

Kebanyakan definisi kreatifitas berfokuskan pada salah satu dari

empat P ini yang saling berkaitan : pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam

proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan

Page 63: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

63

menghasilkan produk kreatif. Adapun definisi tentang kreatifitas yang

berdasarkan empat P, menurut para pakar :48

a. Definisi pribadi

Definisi (teori) yang lebih baru tentang kreatifitas diberikan

dalam “three-facet model of creativity” oleh Sternberg, bahwa

kreatifitas merupakan titik pertemuan yang khas antara atribut

psikologis : inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.

Bersama-sama ketiga segi dari alam pikiran ini membantu

memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif.

b. Definisi proses

Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance tentang

kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam

metode ilmiah, yaitu definisi yang meliputi seluruh proses kreatif

dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan

menyampaikan hasil. Sedangkan menurut wallas, langkah-langkah

proses kreatif yang sampai sekarang masih banyak diterapkan dalam

pengembangan kreatifitas, meliputi tahap persiapan, inkubasi,

iluminasi, dan verifikasi.

c. Definisi produk

Definisi yang terfokus pada produk kreatif menekankan

orisinalitas, seperti defenisi dari Barron yang menyatakan bahwa

kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau mencipakan

48 Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta : PT Rineka

Cipta, 2009), hal. 19-20

Page 64: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

64

sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele, kreatifitas adalah

kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang

mempunyai makna social. Sedangkan menurut Roger

mengemukakan kriteria untuk produk kretif yaitu :

1. Produk harus nyata (observable).

2. Produk itu harus baru.

3. Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam

interaksi dengan lingkungannya.

d. Definisi press

Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap

kreatifitas menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan

internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta

atau bersibuk diri secara kretif) maupun dorongan eksternal dari

lingkungan sosial psikologi. Kretifitas juga tidak berkembang dalam

kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan

kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.

Made Wena berpendapat bahwa kretifitas adalah kemampuan untuk

berkreasi dengan sebuah ide-ide yang baru yang merupakan esensial dalam

pemecahan masalah. Bagaimana meningkatkan kreativitas yang masih

terpendam dalam diri siswa? Menurut Wankat dan Oreovoc, meningkatkan

kreativitas siswa dapat dilakukan dengan :49

a. Mendorong siswa untuk kreatif (tell student to be creative)

49Made wena, Op.Cit,, hal. 138

Page 65: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

65

b. Mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif (teach

student some creativity methods), dan

c. Menerina ide-ide kretif yang dihasilkan siswa (accept the result

of creative exercises)

Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan

hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam

belajarnya, adalah:50

1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan

mengurangi rasa takut;

2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk

berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah; aktivitas,

kreativitas, dan motivasi siswa

3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan

evaluasinya;

4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak

otoriter;

5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran secara keseluruhan.

Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk

meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru dapat menggunakan

pendekatan sebagai berikut :51

1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self

50http//www.google.com// Pengelolaan Kelas Dalam Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, Dan Motivasi Siswa.html. 17 November 2009

51 Ibid,.

Page 66: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

66

esteem (kesadaran akan harga diri) siswa.

2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain

storming, inquiry, dan role playing.

3. Value clarification and moral development approach; guru

mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan

humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju

tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan

intelektual siswa akan mengiringi pengembangan seluruh aspek

kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan moral.

4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan

seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang

menunjang kesehatan mental.

5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip

ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.

6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk

mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok

kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan

kreatif.

7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada

kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk metaphor

untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional,

Page 67: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

67

kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah

secara rasional.

Dalam kondisi seperti ini seorang guru mendorong dan membiarkan

anak/siswa untuk bebas mengekspresikan dirinya dalam memgemukakan

gagasan, saran, ide-ide baru, dengan membiarkan mereka untuk berkreasi

dengan dirinya sendiri tanpa ada rasa kurang diri dan rasa takut untuk

berkomunikasi. Seorang guru memberikan banyak materi dan mendorong

kepada anak/siswa untuk bekerja bersama bila mungkin dan perlu, tetapi

tidak menekankan bahwa setiap anak mempunyai kreatifitas dan kekuatannya

sendiri-sendiri.

Dalam buku psikologi kognitif menyatakan bahwa kreatifitas

(creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat

penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif kedalam kemampuan

memecahkan masalah. Kreatifitas sering juga disebut dengan berfikir kreatif

(creative thinking). Kreatifitas dapat didefinisikan sebagai aktifitas kognitif

atau proses perfikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan

berguna atau new ideas and useful.52

Proses kretif dianggap menyerupai proses pemecahan masalah oleh

para ahli psikologi kognitif, kecuali pada aspek baru di dalam permasalahan

atau pemecahan yang dihasilkan. Menurut perspektif ini, berfikir kreatif

melibatkan proses mengidentifikasi masalah, memutuskan pentingnya

masalah, perumusan pokok masalah, dan pencapaian suatu cara baru bagi

52 Suharnan, Op.Cit., hal. 373

Page 68: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

68

pemecahan masalah. Menurut Wallas dalam buku kognitif, menyatakan bahwa

langkah-langkah berfikir kreatif sebagai berikut:53

1. Persiapan

Pada tahap ini, seseorang berusaha untuk mengumpulkan

berbagai macam informasi yang relevan dengan permasalahan yang

sedang dihadapi. Informasi secara lengkap sangat dibutuhkan agar

seseorang dapat lebih memahami pokok permasalahan dan hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan itu.

2. Inkubasi

Pada tahap inkubasi seseorang dengan sengaja untuk sementara

waktu tidak memikirkan masalah yang tengah dicari pemecahan itu.

Meski demikian, sebenarnya di dalam pikiran tidak sadar orang itu

tetap berlangsung proses pencarian pemecahan. Dalam tahap ini,

seseorang dapat melakukan aktifitas-aktifitas misalnya pergi keluar

kota untuk melihat pemandangan, membaca majalah, atau

menyelesaikan tugas lain yang tidak berhubungan dengan masalah

yang dihadapi.

3. Iluminasi

Suatu gagasan atau rencana pemecahan telah ditemukan.

Namun, gagasan ini biasanya masih berupa gagasan pokok atau garis

besar. Tahapan ini sering disebut tahapan munculnya ilham secara

tiba-tiba, berupa kilatan imajinasi yang melahirkan jawaban atas

53 Ibid., hal. 382

Page 69: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

69

permasalahan.

4. Verifikasi

Pada tahap akhir proses berfikir kreatif adalah melaksanakan

gagasan yang ditemukan itu untuk telah berhasil maka proses berfikir

kreatif selesai. Namun, jika ternyata gagal memecahkan masalah,

sambil dievaluasi bagaimana hasil-hasilnya. Jika, maka

kemungkinan orang itu akan kembali pada tahap awal (merumuskan

kembali pokok permasalahan) dan diikuti oleh langkah-langkah

selanjutnya yaitu menghasilkan suatu gagasan, eksplorasi, dan juga

evaluasi.

Ketika berfikir kreatif disamakan dengan pemecahkan masalah maka

seharusnya ada prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan terhadap lintas

bidang pengetahuan. Dalam berfikir kreatif setiap manusia mempunyai proses

yang berdeba dalam berkreasi untuk memecahkan masalah. Meskipun terdapat

perbedaan, namun mereka semua harus menemukan dan menghasilkan

pemecahan-pemecahan yang mungkin terhadap masalah dan melakukan

eksplorasi ruang masalah, mencari dan menemukan jalan keluar yang dapat

menjembatani antara situasi yang dihadapi dengan tujuan yang diinginkan.

Ketika gagal memecahkan masalah perlu adannya evaluasi dalam proses

berfikir kreatif. Evaluasi yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa

proses kreatif telah selesai atau belum, atau apakah seseorang perlu

merumuskan kembali permasalahan dan pencapaian suatu cara baru untuk

pemecahan masalah.

Page 70: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

70

Terkait erat dengan mitos tentang pribadi kreatif adalah keyakinan yang

terlanjur mendarah daging bahwa kreatifitas adalah cermin kemampuan

intelektual. Terlalu banyak orang menganggap bahwa kreativitas “sejati”

adalah hak khusus orang-orang yang dikaruniai bakat. Namun, hal ini juga

merupakan pikiran penghambat yang mampu memangkas potensi kreatif.

Sebenarnya, riset membuktikan bahwa kita semua mempunyai daya untuk

menjadi kreatif dalam banyak bidang. Menurut Howard Gardner dari

Universitas Harvard dalam bukunya Frames of Mind dan dipopulerkan oleh

Thomas Armstrong dalam bukunya Seven Kinds of Smart, kita diberkahi tidak

hanya satu jenis kecerdasan umum, namun tujuh.54 Dalam hal ini, bahwa ada

tujuh jenis kreativitas, yaitu:

a. Verbal/linguistic : kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau

tertulis.

b. Matematis/logis : kemampuan memanipulasi sistem nomor dan

konsep logis.

c. Spasial : kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan

mendesaian.

d. Musical : kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep music,

seperti ; nada, irama dan keselarasan.

e. Kinestetis-tubuh : kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan,

seperti ; dalam olahraga atau tari.

f. Intrapersonal : kemapuan memahami perasaan diri sendiri, gemar

54 Jordan E. Ayan, Bengkel Kreatifitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas Melalui Pergaulan, Lingkungan, Perjalanan, Permainan, Alam Bawah Sadar, Seni, Teknologi, Berfikir, Bacaan, Jiwa Kreatif., (Bandung : Penerbit Kaifa, 2002), hal. 39

Page 71: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

71

merenung dan berfilsafat.

g. Interpersonal : kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta

perasaan mereka.

Pribadi kreatif yang dibawa anak sejak lahir pada diri individu, tidak

hanya terpacu pada bidang kemampuan kecerdasan atau intelektualnya saja.

Namun dapat dilihat dari keseluruhan dalam diri individu, Dalam suasana

seperti ini kepribadian sebenarnya dimungkinkan untuk timbul, untuk

diekspresikan dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan

lingkungannya. Inilah pada dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.

Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara

simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dalam hal ini individu

anak/siswa akan memangkas potensi kreatif dan juga memberikan individu

kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam

dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu dimungkinkan,

namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya dimungkinkan.

2. Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif

Pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan dan

rencana inovatif serta produk orisinalnya telah dipikirka matang-matang

terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul

dan implikasinya.55

55 Utami Munandar, Kreativitas & Keberbakatan “Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif

& Bakat” )Jakarta : PT Gramedia, 2002(, hal. 54

Page 72: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

72

Ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memberikan

sumbangan kretif yang menonjol terhadap masyarakat digambarkan sebagai

berikut : berani dalam pendirian/keyakinan, melit (ingin tahu), mandiri dalam

berfikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus menerus dengan kerjanya,

intuitif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat dari otoritas begitu saja.

Kenyataan menunjukkan, bahwa guru dan orang tua lebih menginginkan

perilaku sopan, rajin, dan patuh dari anak, ciri-ciri yang tidak berkaitan

dengan kretifitas.56

Bagaimana pandangan di Indonesia tentang ciri-ciri pribadi yang

kreatif disatu pihak dan ciri-ciri yang diinginkan pendidik pada anak dilain

pihak? Peringkat dari 10 ciri-ciri pribadi yang diperoleh dari kelompok pakar

psikologi (30 orang) adalah sebagai berikut:57

1. Imajinatif.

2. Mempunyai prakasa.

3. Mempunyai minat luas.

4. Mandiri dalam berfikir.

5. Melit.

6. Senang berpetualangan.

7. Penuh energi.

8. Percaya diri.

9. Bersedia mengambil resiko.

10. Berani dalam pendirian dan keyakinan.

56 Utami Munandar, Op.Cit, hal. 36 57

Ibid., hal. 36-37

Page 73: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

73

Bandingkan ciri-ciri tersebut dengan peringkat ciri siswa yang paling

diinginkan oleh guru sekolah dasar dan menengah (102 orang):

1. Penuh energi.

2. Mempunyai prakarsa.

3. Percaya diri.

4. Sopan.

5. Rajin.

6. Melaksanakan pekerjaan pada waktunya.

7. Sehat.

8. Berani dalam berpendapat.

9. Mempnyai ingatan baik.

10. Ulet.

Melihat dari ciri-ciri diatas bahwa kreatifitas yang dikatakan suatu

keadaan ilmiyah seorang anak terutama siswa, apa yang terjadi di jalan

menuju suatu kedewasaannya. Ketika kreatifitas menyala-nyala bagai darah

panas dan kobaran api, suatu keterampilan akan berpadu dengannya.

Semuanya terasa harmonis, menyatu, dan mudah.

Seseorang dikatakan kreatif tentu ada indikator-indikator yang

menyebabkan seseorang itu disebut kreatif. Indikator yang sebagai ciri dari

kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan

nonaptitute. Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan

kognisi atau proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri

yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian

Page 74: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

74

yang menunjukan indikator kreativitas dikemukan oleh Munandar, S. C. U,

sebagai berikut :58

1. Dorongan ingin tahu besar

2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

4. Bebas dalam menyatakan pendapat

5. Mempunyai rasa keindahan

6. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak

mudah terpengaruh oleh orang lain.

7. Rasa humor tinggi

8. Daya imajinasi kuat

9. Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan,

karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah

menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-

anak lain)

10. Dapat bekerja sendiri

11. Senang mencoba hal-hal baru

12. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi).

Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas diatas maka dapat dipahami

bahwa seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan

lingkungan ciri-ciri dari kreativitas mendominasi dalam aktivitas

58Eko Susanto//http://konselingcenter.co.cc// Ciri-Ciri Dan Faktor Yang Mempengaruhi

Kreativitas.html. 8 Januari 2010

Page 75: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

75

kehidupannya, dan melakukan segalanya dengan cara-cara yang unik. Semua

ciri-ciri tersebut secara konstruktif dapat dimunculkan dalam diri setiap

individu, sebab setiap individu memiliki potensi kreatif.

3. Hambatan-Hambatan Kreatifitas

Menurut Utami Munandar, hambatan-hambatan dalam

mengembangkan kreatifitas meliputi :59

a. Hambatan yang bersifat eksternal

1) Pola kebudayaan tertentu (lingkungan makro)

2) Kendala lingkungan dekat, sosial, dan fisik.

b. Hambatan yang bersifat internal

1) Kendala kultural

Setiap masyarakat mengembangkan pola-pola budaya yang

amat mempengaruhi mereka yang hidup dalam masyarakat

tersebut. Beberapa contoh dari kendala cultural terhadap

kreatifitas menurut Adams dalam bukunya Isjoni, yaitu ; a)

berkhayal atau melamun adalah membuang-buang waktu, b)

suka atau sikap bermain hanyalah cocok untuk anak-anak, c)

kita harus berfikir logis, kritis, analitis, dan tidak

mengandalkan pada perasaan dan firasat, d) setiap masalah

dapat dipecahkan dengan pemikiran ilmiah dan dengan uang

banyak, e) keterikatan pada tradisi, dan f) adanya atau

59 Utami Munandar, Op.Cit, hal. 231

Page 76: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

76

berlakunya tabu.

2) Kendala lingkungan dekat

Termasuk lingkungan dekat ialah lingkungan keluarga dan

lingkungan kerja.

3) Kendala perseptual

Kendala persepsual dapat berupa ; a) kesulitan untuk

mengisolasi masalah, b) kecenderungan untuk terlalu

membatasi masalah, c) ketidak mampuan untuk melihat suatu

masalah dari berbagai sudut padang, d) melihat apa yang

diharapkan akan melihat, e) kejenuhan, sehingga tidak peka

lagi dalam pengamatan, dan f) ketidak mampuan untuk

menggunakan semua masukan sensorik.

4) Kendala emosional

Kendala emosional mewarnai dan membatasi bagaimana kita

melihat, dan bagaimana kita berfikir tentang suatu masalah.

5) Kendala imajinasi

Hal ini menghalangi kebebasan dalam menjajaki dan

memanipulasi gagasan-gagasan.

6) Kendala intelektual

Hal ini timbul bila informasi dihimpun, dirumuskan, atau

diolah secara tidak benar.

7) Kendala dalam ungkapan

Kendala dalam ungkapan, misalnya ; a) keterampilan bahasa

Page 77: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

77

yang kurang untuk mengungkapkan gagasan, b) kelambanan

dalam ungkapan secara tertulis.

Hambatan-hambatan dalam kreatifitas dapat menunda individu untuk

berpikir kreatif, lalu kendala-kendala yang harus mendapat perhatian khusus

oleh guru. Hendaknya guru dalam pembelajaran dapat mencapai

keseimbangan antara materi kurikulum baku dan merupakan pembaharuan,

antara evaluasi eksternal dan evaluasi oleh siswa sendiri, antara penyesuaian

terhadap aturan dan norma kelas dengan memberikan kebebasan kepada siswa

yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa bebas dari berbagai

kendala.

4. Kreatifitas dalam Dunia Pendidikan

Sistem pendidikan tinggi muncul pada masa terhadap realita-realita

sosial dan kebutuhan yang berbeda-beda dan ketika gelar kesarjanahan

merupakan tanda kehormatan dan prestasi dalam pendidikan. Visi dalam

pendidikan saat ini harus difokuskan pada relevansinya terhadap profesi yang

spesifik atau beragam ketrampilan yang bisa ditransfer berdasarkan

kemampuan untuk beradaptasi pada berbagai kebutuhan yang baru dan terus

berubah. Ini merupakan sebuah tantangan yang hanya bisa dipecahkan oleh

institusi-institusi pendidikan jika mereka mau “berfikir di luar kotak” dan

menerapkan konsep kreatifitas dan adaptibilitas.60

60

Alan J. Rowe, Creative Intelligence ,(Bandung: Kaifa, 2005), hal. 132

Page 78: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

78

Ken Robinson, seorang pendidik ternama, dikenal karena

kontribusinya dalam dunia pendidikan. Dia membuat sejumlah rekomendasi,

yang tidak satupun menjawab pertanyaan dimana siswa akan menggunakan

pengetahuan mereka. Saat ini, perusahaan-perusahaan umumnya mencari

karyawan yang percaya diri, yang mampu berfikir secara intuitif,

berkomunikasi secara efektif, serta imajinatif, fleksibel, dan mampu bekerja

secara tim. Namun, sistem pendidikan tidak dirancang untuk menghasilkan

lulusan dengan keterampilan-keterampilan ini. Untuk mengatasi masalah ini,

para pendidik harus meningkat standar, meskipun tidak perlu mengubah

secara drastis kurikulum yang berlaku saat ini.61

Seorang guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada

prestasi pendidikan anak, tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan

terhadap belajar pada umumnya. Namun, guru juga dapat melumpuhkanrasa

ingin tahu (kemelitan) alamiah anak, merusak motivasi, harga diri, dan

kreatifitas anak. Bahkan guru-guru yang sangat baik (atau yang sangat buruk)

dapat mempengaruhi anak lebih kkuat dari pada orang tua. Karena guru lebih

banyak kesempatan untuk merangsang atau menghambat kreativitas anak dari

pada orang tua. Guru mempunyai tugas mengevaluasi pekerjaan, sikap, dan

perilaku anak .62

Dalm buku “pengembangan kreativitas anak berbakat”, menyatakan

bahwa diakui atau tidak bahwa dalam kenyataannya seorang guru tidak dapat

mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kretivitas muncul,

61 Ibid., hal. 132 62 Utami Munandar,Op.Cit., hal. 109

Page 79: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

79

memupuknya, dan merangsang pertumbuhannya. Diantaranya yaitu:63

1. Sikap guru

Cara yang paling baik untuk mengembangkan kreatifitas

siswa, adalah dengan mendorong motivasi intrinsic. Semua anak

harus belajar semua keterampilan di sekolah dan banyak anak

memperoleh keterampilan kreatif melalui model-model berfikir dan

bekerja kreatif, tetapi sedikit sekalli anak yang dapat

mempertahankan motivasi intrinsic di sekolah dengan system yang

diterapkan.

Motifasi intrinsik akan tumbuh, jika guru memungkinkan

anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas tertentu di kelas.

Beberapa peneliti menugaskan anak membaca teks ilmu

pengetahuan social dengan tiga cara instruktif yang berbeda,

diantaranya tidak diarahkan (non-directed), tidak diawasi tetapi

diarahkan (non-controlling but directed), dan diawasi plus

diarahkan (controlling and directed).

2. Falsafah mengajar

Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secara

keseluruhan, adalah sebagai berikut:

a. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.

b. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang

unik.

63 Ibid., hal. 109

Page 80: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

80

c. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif.

d. Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang didalam kelas.

e. Anak harus merasa memiliki dan kebanggaan didalam

kelas.

f. Guru merupakan narasumber, bukan polisi atau dewa.

g. Guru memang kompeten, tetapi tidak perlu sempurna.

h. Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah

secara terbuka baik dengan guru maupun dengan teman

sebaya.

i. Kerjasama selalu lebih daripada kompetisi.

j. Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman

dari dunia nyata.

Untuk meningkatkan kreatifitas seseorang anak/siswa dalam

pendidikan, pembelajaran akan sangat menyenangkan ketika tempat

pembelajaran juga dirasa perlu diperhatikan. Semisal masalah pengaturan

ruang kelas. Dimana, ruang kelas juga akan merangsang daya fikir anak/siswa

secara kreatif.

Ruang kelas hendaknya merangsang secara visual, tanpa mengganggu

perhatian.ruang kelas penuh dengan berbagai produk hasil karya siswa yang

beragam. Ada lukisan, foto, karangan, patung, dan karya-karya lain. Siswa

boleh memilih karyanya yang mana akan dipamerkan dan boleh diganti sesuai

keinginannya. Anak-anak dapat mengusahakan bahan-bahan untuk kelas

mereka. Mereka dapat membawa objek-objek dari rumah atau berbagai

Page 81: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

81

material. Pengatura ruang yang luwes dan tidak konvensional merupakan

tatntangan bagi siswa untuk mewujudkan bakat dan kemampuan secara

kreatif. 64

Dalam pengaturan ruang kelas, pada umumnya adakalanya

pembelajaran dilakukan dikelas yang terbuka dan tertutup. Kelas terbuka

dilakukan diluar ruang kelas, sedangkan kelas tertutup dilakukan didalam

ruangan kelas.

Dalam bukunya Utami Munandar, bahwa kelas terbuka mempunyai

struktur yang tidak kaku, kurang ada tekanan terhadap kinerja siswa dan lebih

banyak pada perhatian individual. Gerakan kelas terbuka yang diprakarsai

seputar tahun 1960 dinyatakan sebagai cara yang baik untuk memupuk belajar

yang bermakna kreatifitas pada anak. Manfaat yang penting dari kelas terbuka

adalah penekanannya pada pembelajaran yang individualized. Anak akan

belajar lebih baik jika tingkat dan kecepatan kurikulum disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan anak. Gaya belajar anak pun berbeda-beda.65

Pengaturan ruang kelas tidak sepenuhnya ada ditangan guru, akan

tetapi anak/siswa juga punya hak juga untuk menentukan kelas yang

menyenangan. Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari dapat juga

dibentuk sebuah strategi yan mana dapat meningkat kretivitas anak/siswa.

Adapun sejumlah strategi mengajar khusus yang ditawarkan dalam

upaya meningkatkan kretifitas anak/siswa, dalam buku “Kreativitas &

64 Ibid., hal. 112 65 Ibid., hal. 112

Page 82: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

82

Keberbakatan )Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat(” bahwa :66

1. Penilaian

Menurut Amabile,67 penilaian terhadap murid mungkin

merupakan pembunuhan kreativitas paling besar. Lalu, apa yang

dapat dilakukan guru? Pertama, memberikan umpan balik yang

berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas. Kedua,

melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan

belajar dari kesalahan mereka. Ketiga, penekanan hendaknya pada

“Apa yang telah kamu pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana

kamu melakukannya?”

2. Hadiah

Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang

melakukan sesuatu untuk dapat memperolehnya dan itu

masalahnya. Cukup banyak penellian yang menunjukkan bahwa

jika perhatian anak /siswa terpusat untuk mendapat hadiah sebagai

untuk melakukan sesuatu, maka motivasi intrinsic dan kretivitas

mereka akan menurun.

Hadiah yang diberikan hendaknya berkaitan erat dengan

kegiatannya, misalnya mendaklamasikan sajak yang dibuat dengan

baik, sehingga meningkatkan motivasi intrinsik dan kreativitas

anak/siswa.

66 Utami Munandar, Op.Cit., hal. 161 67 Ibid., (dikutip dari buku Utami Munandar, Kreativitas & Keberbakatan “Strategi

Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat” )Jakarta : PT Gramedia, 2002(( hal. 113

Page 83: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

83

3. Pilihan

Kretivitas tidak akan berkembang jika anak/siswa hanya

dapat melakukan sesuatu dengan satu cara. Anak/siswa sebaiknya

diberi kegiatan belajar yang bersifat bebas dalam batas struktur

tertentu. Semisal, memberikan kesempatan pada anak/siswa untuk

menentukan atau memilih topik atau kegiatan belajar sampai batas

tertentu (setelah minimal yang dipersyaratkan sudah tercapai).

Dalam kelas merupakan tempat untuk menunjang siswa untuk

berkreativitas. Guru yang bertugas sebagai fasilitator dalam menilai seorang

anak/siswa hendaknya menghindari dari ucapan yang negatif. Yang penting

adalah bahwa siswa memahami kesalahan . kemudian dari sebuah kesalahan

itu mereka akan belajar. Seyogyanya anak pun jangan menutupi atau

menyembunyikan kesalahan-kesalahan bahkan merasa terganggu karena.

Kemudian pemberian reward kepada anak/siswa dalam hal ini sanngat

diperhatikan, jika tidak dapat menyebabkan kreativitas anak/siswa mati.

Kreatifitas tidak akan berkembang jika anak/siswa hanya dapat melakukan

satu cara atau satu jalan saja. Mereka memerlukan batasan dan garis besar

dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tetapi, di dalam batas-batas ini,

hendaknya mereka dimungkinkan untuk membuat suatu pilihan.

Page 84: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

84

C. Bidang Studi Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya‟qidu, „aqdan-

„aqidatan yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian, dan kokoh.

Sedangkan secara teknis aqidah berarti iman, kepercayaan, dan keyakinan, dan

tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud

aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau simpul di dalam hati.68

Pengertian akhlah secara etimologi berasal dari kata khuluk dan

jamaknya akhlak yang barati budi pekerti, etika, dan moral. Sedangkan

etimologis, akhlak berarti character, disposition, dan moral constitution. Al-

gozali berpendapat bahwa manusia memiliki citra lahiriyah yang disebut

dengan khalaq, dan citra batiniyah yang disebut dengan khuluq. Khalaq

merupakan citra psikis manusia. Berdasarkan kategori ini, maka khuluq secara

etimologi memiliki arti gambaran atau kondisi kejiwaan seseorang tanpa

melibatkan unsur lahirnya.69

2. Metode Pencapaian Aqidah Akhlak

Untuk pencapaian aqidah Islam, maka dibutuhkan metode pencapaian

yang khusus, mengingat aqidah Islam tidak hanya dapat dimengerti dengan

pendekatan empiris tetapi juga menggunakan pendekatan supra-empiris.

Karena itu metode pencapaian aqidah dapat dilakukan dengan cara :70

68 Muhaimin, dkk, Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta : Kencana, 2005), hal.

259 69 Ibid., hal. 262 70 Ibid., hal. 265-267

Page 85: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

85

a. Doktrin yang bersumber dari wahyu Ilahi yang disampaikan

melalui Rasul-Nya dan pesan Tuhan tersebut diabaikan dalam satu

kitab al-Qur‟an yang secara operasional dijelaskan sabda Nabi-

Nya.

b. Melalui hikmah (filosofis) di mana Tuhan mengarahkan

kebijaksanaan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk

mengenal adanya Tuhan dengan cara memerhatikan fenomena

yang diambil sebagai bukti-bukti adanya Tuhan melalui

perenungan (kontemplasi) yang mendalam.

c. Melalui metode ilmiah, dengan memerhatikan fenomena alam

sebagai bukti adanya Allah SWT.

d. Irfani‟ah, yakni metode yang menekankan pada instuisi dan

perasaan hati seseorang setelah melalui upaya suluk (perbuatan

yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu). Metode ini

membagi alam dalam dua kategori yaitu ; 1) alam nyata yang dapat

diobservasi dan dieksperimen oleh ilmu pengetahuan modern

dengan metode dieksperimen oleh ilmu pengetahuan modern

dengan metode ilmiah, dan 2) alam intuisi yang berkaitan dengan

jiwa yang tidak bisa ditundukkan dengan pengalaman atau analogi.

Metode yang dipergunakan dalam pendakian akhlak terdapat 3 cara,

yaitu:71

a. Takhalli, yakni mengkosongkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan

71 Ibid., hal. 267-268

Page 86: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

86

maksiat lahir batin. Para ahli menyatakan dengan “al takhalli bi al

akhlak al sayyiah” )mengkosongkan diri dari sifat tercela(.

b. Tahalli, yakni mengisi diri dengan sifat-sifat mahmudah (terpuji)

secara lahir batin. Para ahli mengatakan dengan “al tahalli bi al

akhlah al hasanah” )mengisi dari sifat-sifat baik).

c. Tajalli, yakni merasa akan keagungan Allah SWT. Para ahli

menyatakan dengan “al tajalli ila rabb al bariyyah” )merasa akan

mengagungkan Allah Tuhan manusia).

Dalam pencapaian Aqidah Akhlak seseorang harus berusaha untuk

mencapainya dengan cara mendekatkan diri dengan Allah (Taqor al robb

Allah). Akhlak merupakan suatu aspek dalam kepribadian manusia dalam

sistem norma yang mengatur hubungannya dengan Allah (Hablum min Allah),

hubungannya dengan manusia (Hablum min al Nas), dan hubungannya dengan

alam (Hablum min al Alam). Hal tersebut harus tertanam dalam jiwa seorang

muslim dengan begitu kebahagian dunia akhiratnya dengan mudah

didapatkannya setelah pencapain tersebut ada dalam pribadinya.

3. Prinsip-prinsip Aqidah Akhlak

Dalam Islam aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi

pokok yang dibantu oleh para Nabi, baik tidaknya seseorang ditentukan dari

aqidahnya, mengingat amal saleh merupakan pancaran dari akidah yang

sempurna karena aqidah merupakan masalah asasi, maka dalam kehidupan

manusia perlu ditetapkan prinsip-prinsip dasar aqidah Islamiyah agar dapat

Page 87: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

87

menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Prinsip aqidah

yang dimaksud adalah:72

a. Aqidah didasarkan atas tauhid yakni mengesakan Allah dari segala

dominasi yang lain.

b. Aqidah harus dipelajari terus menerus dan diamalkan sampai akhir

hayat kemudian selanjutnya diturunkan atau diajarka kepada orang

lain.

c. Scope pembahasan aqidah tentang Tuhan dibatasi dengan larangan

membicarakan atau memperdebatkan tentang eksistensi dzat Tuhan,

sebab dalam satu hal ini manusia tidak akan mampu menguasainya.

d. Akal dipergunakan manusia untuk memperkuat aqidah, bukan untuk

mencari aqidah, karena aqidah Islamiyah sudah jelas tertuang dalam

al-Qur‟an dan al-sunnah.

Sedangkan dalam akhlak prinsip-prinsip yang dipergunakan adalah :73

a. Akhlak yang benar dan baik harus didasarkan atas al-Qur‟an

atau al-sunnah, bukan dari tradisi atau aliran-aliran tertentu

yang sudah tampak tersesat.

b. Adanya keseimbangan antara berakhlak kepada Allah, sesama

manusia, dan kepada Allah.

c. Pelaksanaan akhlak harus bersamaan dengan akidah dan

syari‟ah, karena ketiga unsur diatas merupakan bagian internal

dari syar‟ah Allah SWT.

72 Ibid., hal. 269-273 73 Ibid., hal. 273-275

Page 88: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

88

d. Akhlak dilakukan semata-mata karena Allah, walaupun objek

akhlak adalah pada makhluk.

e. Akhlak dilakukan menurut proporsinya, misalnya seorang anak

harus lebih hormat kepada orang tuanya daripada kepaada

orang lain.

Berbicara mengenai prinsip tentang Aqidah Akhlak yang mana harus

berdasarkan Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dengan begitu manusia dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan dijalan yang lurus karena berdasarkan

dua pegangan tersebut dan menghindar dari perbuatan yang dilarang dari Al-

Qur‟an dan Al-Hadits. Dengan begitu kehidupan manusia perlu menerapkan

prinsip-prinsip tersebut agar dapat menyelamatkan dirinya dalam kehidupan

dunia dan akhirat.

D. Cooperative Learning dan Kreativitas dalam Perspektif Islam

Pembelajaran kooperatif bisa dikatakan sebagai pembelajaran yang

membutuhkan kerjasama antara satu sama lainnya dalam menemukan sebuah

pemikiran atau ide yang membutuhkan banyak personel untuk

memecahkannya. Di dalam Al-Qur‟an menyebutkan adanya pembahasan

tentang adanya kerjasama dalam memecahkan seuatu dengan cara bersama-

sama. Yakni terdapat dalam surat As-Syura ayat 38 :

Page 89: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

89

Artinya :

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat

antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami

berikan kepada mereka.” )Q.S. Asy-Syuura : 38)74

Dalam ayat diatas dapat dijelaskan bahwa ada anjuran untuk

mengadakan musyawarah dalam segala urusan untuk memperoleh suatu

keputusan dari hasil musyawarah dalam mencari mufakat secara bersama-

sama, termasuk di dalamnya dalam urusan belajar atau mencari ilmu.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran secara bersama-sama,

sudah tentu terjadi suatu proses musyawarah untuk mencari suatu pemecahan

masalah secara bersama-sama antar satu sama lainnya.

Kreatifitas dalam kehidupan manusia sangat penting untuk melibatkan

segala aktifitas keseharian. Kreatifitas sangat bermanfaat untuk memecahkan

masalah persoalan-persoalan yang setiap hari menghadang kehidupan

manusia.

Agama diciptakan Tuhan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Islam misalnya dilahirkan agar menjadi petunjuk bagi alam semesta

74

Al Qur‟an dan Terjemahannya Juz 16-30, Op. Cit., hal. 487

Page 90: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

90

(rahmatan lil „alamin). Agama mendorong manusia berfikir dan bertindak

kreatif. Allah Azza wa jalla selalu mendorong manusia untuk berfikir. 75

Artinya:

“Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu

berfikir”. )Q.S. Al-Baqarah : 219)76

Kreatifitas manusia terbentang luas, terutama oleh adanya kenyataan

bahwa problem-problem manusia akan terus datang dan salah satu jalan

adalah memecahkannya. Kretifitas manusia didukung dan didorong oleh

agama agar kehidupan manusia menjadi lebih baik. Agama memberikan

kelapangan pada manusia untuk berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan

hati nuraninya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup yang

alaminya. Dalam agama Islam dikatakan bahwa Tuhan hanya akan mengubah

nasib manusia jika manusia melakukan usaha untuk memperbaikinya. Allah

berfirman :77

75 Fuad dan Diana, Mengembangkan Kreatifitas Dalam Perspektif Psikologi Islam

(Yogyakarta: Menara kudus, 2002), hal. 54 76

Al Qur‟an dan Terjemahannya Juz 1-15, Op. Cit., hal. 34 77 Ibid., hal. 55

Page 91: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

91

Artinya:

“)Siksaan( yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali

tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada

suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka

sendiri dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

(QS. Al-Anfal : 53).78

Dalam ayat lain Allah berfirman dalam surat Ar-Ra‟d ayat 11

Artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” )QS.

Ar-Ra‟d : 11).79

Usaha yang berhasil biasanya melibatkan pemikiran dan kretifitas.

Dengan demikian agama sangat mendukung dan mendorong pengembangan

kretifitas.

78 Al Qur‟an dan Terjemahannya Juz 1-15, Op. Cit., hal. 184 79

Ibid,, hal. 250

Page 92: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

92

E. Implementasi Metode Cooperative Learning Dalam Meningkatkan

Kreativitas Siswa Dalam Pelajaran Aqidah Akhlak

Pesan-pesan dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) salah satunya

adalah menjadikan Pendidikan Agama Islam termasuk Aqidah Akhlak sebagai

salah satu rumpun mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Sebagai mata

pelajaran yang dapat memacu siswa untuk menjadi rajin dan pintar serta

kretatif, kritis, dan inovatif.80 Dalam agama selain mengajarkan norma-norma

agamajuga mendorong manusia berfikir dan bertindak kreatif.81

Hal ini sesuai ddengan prinsip penyelunggara pendidikan dalam UU

sisdiknas Bab II pasal 4 ayat 4 yang berbunyi, “pendidikan diselenggarakan

dengan memberi keteladanan, membangun kemamuan dan mengembangkan

kreativitas peserta didik dalamm proses pembelajaran”.82

Sebagai pendidikan keagamaan, maka Pendidikan Agama Islam

bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memahami, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai

keagamaan Islam. Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di sampinng didekati secara keagamaan juga di dekati secara keilmuan.

Pendekatan keagamaan mengasumsikan perlunya pembinaan perilaku agama

Islam yang memiliki komitmen loyalitas terhadap masalah keagamaan dan

dedikasi demi tegaknya ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan hidup

muslim. Sedangkan pendekatan keilmuan mengasumsikan perlunya kajian

80 Muhaimin, Arah Baru Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum

Hingga Redefinisi Pengetahuan (Bandung, : Yayasan Nuansa Cendekia), hal. 85 81 Fuad Nashori dan Rachmi Diana Mucharam, Op.Cit, hal. 27 82 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hal.9

Page 93: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

93

historis, rasional, objektivitas, empirik, dan universal terhadap masalah

keagamaan Islam. Kedua pendekatan tersebut memerlukan dukungan

komitmen akademis, religious atau personal dan professional religius para

penggalak dan pembinanya untuk tidak terjebak pada ketertindasan antara satu

dengan lainnya.83

Sehingga, jika pendidikan berhasil dengan baik sejumlah orang

kretaif akan lahir. Karena tugas utama pendidikan adalah menciptakan orang-

orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak haya mengulang apa

yang telah dikerjakan oleh generasi lain. Oleh karena itu, secara umum guru

diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap

peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan teknik

kerja kelompok kecil, penegasan dan mensponsori pelaksanaan proyek.84

Dengan menggunakan teknik kerja kelompok kecil dalam

pembelajaran, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi

perkembangan mental yang baru peserta didik. Disinilah pembelajaran

kooperatif memainkan perannya dalam memberikan kebebasan kepada peserta

didik untuk berfikir secara analitis, praktis, kreatif, reflektif, dan produktif.

Karena pengajaran yang terkesan akan menghasilkan pembelajaran yang

diinginkan sehingga sekolah selain mempunyai fungsi tradisional untuk

membekali anak didik dengan keterampilan-keterampilan dasar dan muatan-

muatan informasi, sekolah yang mampu membina peserta didik agar

mempunyai kemampuan untuk berfikir kritis kreatif, kemampuan

83 Muhaimin, Op. Cit., hal. 190 84 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi

(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 126-128

Page 94: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

94

berkomunikasi, dan berkehidupan sosial.85

85Anita lie, Op.Cit., hal. 16

Page 95: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

95

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dilihat dari segi tema atau judul yang diangkat, penelitian ini temasuk

dalam pendekatan penelitian bentuk kuantif atau mix methods. Dengan

penerapan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Untuk penelitian tindakan

kelas lebih banyak menggunakan pendekatan kualitatif dari pada pendekatan

kuantitatif adapun hipotesis dalam penelitian tindakan kelas adalah hipotesis

tindakan.86

Penelitian tindakan kelas berasal dari dari istilah bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu

subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas

diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya

dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave

Ebbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan kelas menjadi salah satu

model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana

peneliti melakukan pekerjaannya, baik dibidang pendidikan, kesehatan

maupun pengelolaan sumber daya manusia.87

86Nizar Alam Hamdani, Dody Hermana, Classroom Action Research : Teknik Penulisan

Dan Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ( Kudus: Rahayasa Research and Training, 2008), hal. 40

87 Ibid, hal. 42

Page 96: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

96

Suharsimi Arikunto menjabarkan tiga pengertian penelitian tindakan

kelas (PTK), sebagai berikut :88

1. Penelitian, kegiatan mencermati objek dengan menggunakan cara

dan aturan metodologi tertentu utuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu. Dalam penelitian berupa siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yangn sama dari guru yang sama pula.

Dari tiga pengertian di atas disimpulkan penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang

dilakukan siswa. 89

Heidi Watt mengemukakan definisi action search dikutip dalam bukunya

Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana, bahwa :90

Action research is a process in which participants their own

education practice systematically and carefully using the techniques

of research. It is based on the following assumptions :

a. Teacher and principals work and then consider ways of

identified for themselves.

88 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 2-3

89 Ibid., hal 3 90 Nizar Alam Hamdani, Dody Hermana, Op.Cit., hal. 44

Page 97: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

97

b. Teacher and principals become more affective when

encouraged to examine and assess their own work and then

consider ways of working differently.

c. Teacher and principals help each other by working

collaboratively.

d. Working with colleagues help teacher and principals in

their professional development.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan merupakan merupakan proses yang mengevaluasi kegiatan proses

belajar mengajar yang dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan

teknik-teknik yang relevan. Adapun kegunaan penelitian tindakan adalah

untuk memecahkan masalah yang teridentifikasi, meningkatkan tingkat

efektivitas dalam proses pembelajaran, prinsip kemitraan dan meningkatkan

profesionalisme guru.91

Dalam penelitian tindakan kelas, ada beberapa model penelitian

tindakan kelas yang diterapkan oleh beberapa para ahli. Minimal ada empat

model PTK. Dalam pemilihan model tergantung kebutuhan serta kemampuan

peneliti memahami model PTK.

Dari keempat model tersebut umumnya memiliki kesamaan. Secara

garis besar keempat model tersebut memiliki bentuk seperti gambar dibawah

ini : 92

91 Ibid., hal. 44 92Ibid., hal 52

Page 98: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

98

Gambar 3.1 Tahapan atau Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)93

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

93

Ibid., hal 52

PELAKSANAAN

SIKLUS I PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

SIKLUS II PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

SIKLUS SELANJUTNYA

Page 99: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

99

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran

kontekstual model pengajaran berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan

pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya,

dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)

dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan adanya

kekreativitas siswa di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan

dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

Penelitian tindakan kelas berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan

kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas.94 Di ruang kelas, menurut

Wiriatmadja dalam bukunnya Nizar Alam Hamdani dan Dody Hermana,

bahwa penelitian tindakan kelas berfungsi sebagai :95

a. Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam

situasi pembelajaran di kelas.

b. Alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan

keterampilan, metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran

diri, khususnya melalui pengajaran sejawat.

94 Ibid., hal. 45 95 Ibid., hal. 45-46

Page 100: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

100

c. Alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami)

pendekatan tambahan atau inovasi.

d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara

guru dan peneliti.

e. Alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subyektif,

impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas.

f. Alat untuk mengembangkan keterampilan guru yang bertolak dari

kebutuhan untuk menaggulangi berbagai permasalahan

pembelajaran aktual yang dihadapi di kelasnya.

Secara garis besar bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah

untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas,

peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan guru yang

professional dan lulusan yang memiliki daya saing. Dengan adanya penelitian

tindakan kelas dapat meningkatkan kepercayaan guru dan dapat meningkatkan

kreatifitas melalui hasil-hasil penelitian tindakan kelas yang memiliki inovatif

value.96

Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik atau ciri dalam

tindakan kelas sebagai berikut :97

a. Mengkaji permasalahan situasional dan kontekstual.

b. Adanya tindakan.

c. Adanya evaluasi terhadap tindakan.

d. Pengkajian terhadap tindakan.

96 Ibid., hal. 46 97

Ibid., hal. 47

Page 101: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

101

e. Adanya kerjasama.

f. Adanya refleksi.

Penelitian tindakan kelas mempunyai suatu perbedaan dengan penelitian

formal. Perbedaan esensi adalah keterlibatan guru dengan tujuan memperbaiki

proses belajar mengajar. 98

NO PENELITIAN

NON-PTK

PTK

1. Dilakukan oleh orang dari luar Dilakukan oleh guru

2. Selalu memperhatikan populasi

dan sampel

Tidak kenal istilah populasi

dan sampel

Kurang memperhatikan

ukuran/kerepresentatifan

sampel

3. Validitas & realibilitas instrument

harus dikembangkan dan diuji

Instrumen cukup memiliki

validitas isi

4. Menuntut penggunaan analisis

statistik yangn kompleks

Tidak digunakan analisis analisis

statistik

5. Sering memerlukan pembanding

atau kelas control

Tidak memerlukan kelas control

sebagai pembanding

keberhasilan

6. Mempersyaratkan hipotesis

penelitian

Tidak selalu menggunakan

hipotesis penelitian (kecuali

98 Ibid., hal. 48

Page 102: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

102

yang terkait dengan uji teori)

7. Tujuannya untuk :

Menggembangkan pengetahuan

umum (teori)

Tidak langsung memperbaiki

praktik pembelajaran, tetapi

melalui RDD

Tujuannya untuk :

Memperbaiki praktik

pembelajaran secara langsung

Memperbaiki mutu proses

pembelajaran

Table 3.1 Perbedaan PTK dengan Non-PTK99

B. Kehadiran Peneliti

Peran peneliti dalam kehadirannya untuk penelitian tindakan kelas

bertindak sebagai partisipan aktif.100 Dalam hal ini, peneliti mempunyai

keterlibatan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengumpula data,

menganalisis di kelas dan juga melaporkan hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII D

yang berlokasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang, yang beralamat di Jl.

Mandiri No. 9, Telp. (0341) 425401, Fax. 422910 Kecamatan Lawang

Kabupaten Malang, yang merupakan sekolah Negeri dibawah naungan

99 Ibid., hal. 49 100 Paul Suparno, Riset Tindakan Untuk Pendidik (Jakarta : Grasindo, 2007), hal. 45

Page 103: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

103

Kementrian Agama Kota Malang Provinsi Jawa Timur Indonesia. Email :

[email protected], Web : mtsnlawang.com.

D. Sumber Data

Secara garis besar data dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

dikategorikan menjadi dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Sumber data pada penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi dua macam :101

1. Data kulitatif, yaknni data abstrak (intangible).102 Data ini diperoleh

dari bentuk informasi yang berupa kalimat untuk memperoleh

gambaran lebih mendalam yang diperoleh dari observasi,

dokumentasi, dan interview.

2. Data kuantitatif, yakni data yang konkrit (tangible).103 Data ini

diperoleh dari hasil pembelajaran yang dapat diketahui dari

penilaian, dimana akan diungkapkan persoalan di lapangan dalam

hal ini adalah MTs Negeri Lawang.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian yang dilaksanakan di kelas VII D MTs Negeri Lawang

Malang ini menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama

proses penelitian berlangsung diantaranya sebagai berikut :

101 Supardi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 131 102 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2004), hal. 28 103 Ibid., hal 29

Page 104: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

104

1. Metode Observasi

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan

terhadap obyek dengan cara ini peneliti akan memperoleh data

secara obyektif karena obyek tidak mengetahui bahwa dirinya

sedang diteliti. Untuk memantau aktivitas setiap siswa selama

pembelajaran peneliti mengamati, mencatat dan juga terjun

langsung ke tempat lokasi tersebut terutamanya kelas VII D MTs

Negeri Lawang Malang.

2. Pendekatan Partisipatif

Pendekatan ini digunakan untuk lebih menjadikan suasana

dalam kegiatan belajar mengajar lebih hidup, sehingga peneliti

terlibat secara langsung atau berpartisipasi dalam hal pengumpulan

yang diinginkan dan terkadang pula mengarahkan tindakan atau

arahan yang mengarah kepada data yang di inginkan oleh peneliti.

3. Interview (wawancara)

Interview ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data

melalui tanya jawab dengan obyek penelitian, sehingga data akan

lebih valid karena langsung diperoleh dari sumbernya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi di sini untuk mengumpulkan data secara

tertulis dan tidak tertulis. Data ini berupa tulisan dan foto.

Page 105: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

105

F. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti, meliputi dua data

yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pertama, data yang bersifat kualitatif

terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Tahapan teknik analisis deskriptif, yaitu:104

1. Reduksi data, dengan memilah-milah data mana saja yang sekiranya

bermanfaat dan mana yang diabaikan, sehingga data yang terkumpul

dapat memberikan informasi yang bermakna.

2. Memaparkan data bisa ditampilkan dalam bentuk narasi, grafik, tabel

untuk menguraikan informasi tentang sesuatu yang berkaitan dengan

variabel yang satu dengan yang lain.

3. Menyimpulkan, yaitu menarik intisari atas sajian data dalam bentuk

pemaparan yang singkat dan padat.

Kedua, data yang bersifat kuantitatif dianalisa dengan analisa

deskriptif kuantitatif, didapatkan dari hasil pembelajaran dan perhitungan skor

penilaian nilai kreativitas yang dapat diketahui dari penilaian dengan

rumus:105

Post Rate - Base Rate P = X 100%

Base Rate

104 Susilo, Paduan PTK (Yogyakarta: Pustaka Book Peblisher, 2007), hal. 12-13

105 M. Syamsun Ni‟am, Op.Cit.., Abstak

Page 106: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

106

Keterangan:

P = Persentase peningkatan

Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan

Base rate = Nilai rata-rata sebelum tindakan

G. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti dalam mengecek keabsahan data menggunakan teknik

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.106 Dalam triangulasi ini menggunakan

beberapa sumber dan metode.

H. Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu :

1. Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dipakai model siklus yang

dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan, sehingga diharapkan

semakin lama akan semakin menunjang hasil yang ingin dicapai.

Langkah-langkah kegiatan yang harus dipersiapkan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Observasi

b. Konsultasi dengan guru pamong

106 Lexy .J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rosdakarya, --), hal. 178

Page 107: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

107

c. Identifikasi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar

d. Merumuskan metode strategi yang sesuai dengan pembelajaran

e. Melakukan pemilihan metode atau strategi yang sesuai

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan

dengan mulai observasi awal sebelum tindakan sampai dari siklus I, siklus II,

dan siklus III di kelas VII D MTs Negeri Lawang Malang yang dimulai pada

hari Senin 5 April 2010 – hari Senin 3 Mei 2010.

2. Implementasi Tindakan

Adapun kegiatan atau tindakan yang dilaksanakan di kelas selama

pertemuan sebagai berikut :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Mengelompokkan siswa menjadi 10 kelompok dalam Siklus I

kemudian dalam siklus II dan siklus III menjadi 5 kelompok.

c. Menyampaikan materi secara garis besar

d. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative

learning (dengan menggunakan Two Stay Two Stray dan

Numbered Heads Together)

e. Memberi arahan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang akan

dibebankan pada siswa

f. Memberi tugas kepada siswa sesuai dengan materi pembelajaran

Page 108: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

108

3. Observasi dan Interpretasi

Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan

dengan pengambilan data hasil belajar dan kinerja siswa. Hal tersebut

antara lain :

a. Aktivitas Siswa

Siswa terbentuk menjadi beberapa kelompok

Siswa diberi kesempatan untuk menjawab atau

menanggapi pertanyaan temannya.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

Siswa melaksanakan tugas yang di perintahkan oleh guru.

b. Interaksi guru dengan siswa

Hubungan sangat komunikatif baik dalam kegiatan proses

belajar mengajar maupun di luar kelas.

c. Interaksi siswa dengan siswa

Hubungan antara siswa satu dengan siswa lain saling

kekeluargaan baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan

kooperatif.

4. Analisis dan Refleksi

Data yang diperoleh dari tindakan kelas yang telah dilaksanakan

akan dianalisis untuk memastikan bahwa pencatatan dengan

menggunakan pembelajaran dengan model cooperative learning dalam

meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII

MTs Negeri Lawang Malang.

Page 109: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

109

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan tehnik yang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yakni memberikan kesempatan pada

masing-masing kelompok untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru

dan juga untuk mengungkapkan gagasan ide-idenya yang bertujuan untuk

meningkatkan kreativitas siswa khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak.

5. Siklus Penelitian

Siklus penelitian tindakan kelas dipersiapkan untuk 3 kali

pertemuan yang semuanya dibentuk dalam skenario pembelajaran atau

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dan waktu proses

belajar mengajar dalam mata pelajaran Akidah Akhlah selama 2 X 40

menit.

Adapun tahap penelitian tiap siklus sebagai berikut :

a. Siklus I (1x pertemuan)

1) Kegiatan awal :

a) Peneliti (sebagai pengajar) memberi salam dan memulai

pelajaran dengan doa.

b) Peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan sekaligus

menyampaikan maksud dalam kehadirannya.

c) Peneliti mengabsen siswa sambil berkenalan.

d) Peneliti memberikan gambaran apa saja yang akan mereka

dapatkan dalam pelajaran Akidah Akhlak.

e) Peneliti memberikan ilustrasi pelajaran yang akan dibahas

adalah tentang akhlak tercela kepada Allah SWT

Page 110: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

110

2) Kegiatan inti :

a) Menjelaskan materi tentang pengertian Riya‟.

b) Guru membuat kesepakatan bahwa selama pelajaran

berlangsung proses pembelajaran dengan model belajar

bersama-sama atau kelompok (cooperative learning).

c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok (jumlah kelas VII

D ada 40 siswa, tiap kelompok berjumlah 4 siswa).

d) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-

masing kelompok.

e) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi

mencari contoh tentang Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi.

f) Lalu, guru meminta setiap perwakilan 2 orang dari masing-

masing kelompok untuk meninggalkan kelompoknya untuk

berdiskusi ke kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang

tidak bertugas menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2

orang dari dari kelompok lain (tamu).

3) Kegiatan akhir :

a) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek

pemahaman siswa dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda

Page 111: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

111

dan isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh

peneliti sendiri.

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Riya‟.

d) Guru meminta siswa mempelajari materi tentang Nifaq untuk

pertemuan berikutnya.

e) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

b. Siklus II (1x pertemuan)

1) Kegiatan awal :

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

b) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

2) Kegiatan inti :

a) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai Nifaq.

b) Siswa diminta menjawab secara individu.

c) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai

Nifaq)

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap

kelompok diberi nomor 1-8.

e) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-

masing kelompok.

Page 112: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

112

f) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab

oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan

kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban

dengan cara berdiskusi dari pertanyyan yang diajukan guru.

g) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki

nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju

kedepan (hal ini dilakukan terus menurus hingga semua siswa

dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok

mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan

guru).

h) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

i) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

3) Kegiatan akhir :

a) Guru menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang

Nifaq.

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek

pemahaman siswa dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda

dan isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh

peneliti sendiri.

Page 113: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

113

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Nifaq.

d) Guru meminta siswa mempelajari nilai-nilai negatif akibat

perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena kehidupan untuk

pertemuan berikutnya.

e) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

c. Siklus III (1x pertemuan)

1) Kegiatan awal :

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

b) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

2) Kegiatan inti :

a) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai nilai-

nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

b) Siswa diminta menjawab secara individu.

c) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai nilai-

nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan).

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap

kelompok diberi nomor 1-8.

Page 114: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

114

e) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-

masing kelompok.

f) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab

oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan

kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban

dengan cara berdiskusi dari pertanyan yang diajukan guru.

g) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki

nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju

kedepan (hal ini dilakukan terus menurus hingga semua siswa

dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok

mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan

guru).

h) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

3) Kegiatan akhir :

a) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek

pemahaman siswa dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda

dan isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh

peneliti sendiri.

Page 115: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

115

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu nilai-nilai negatif

akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena

kehidupan.

d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Page 116: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

116

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang

MTsN Malang III Fillial di Lawang semula adalah Madrasah

Tsanawiyah “AlMaarif” Lawang yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1983

atas prakarsa Bapak H. M. Farchan Ketua Lembaga Pendidikan AlMaarif

Lawang. Prakarsa tersebut dilimpahkan kepada Bapak Drs. Masyhudi Ahmad

dengan modal sebesar Rp 10.000,- modal tersebut digunakan untuk segala

sesuatu yang berkenaan dengan persiapan tahun ajaran baru 1983/1984.

Alhamdulillah Madrasah Tsanawiyah AlMaarif Lawang dapat berdiri dengan

murid tahun pertama berjumlah 24 orang, menempati gedung Sekolah Dasar

Islam Jalan Untung Suropati 530 Lawang. Kepala Sekolahnya adalah Drs.

Masyhudi Ahmad, Wakil Kepala Sekolah Bapak H.M. Farchan dibantu oleh

staf pengajar : Ibu Kus Mardiyah, Bapak Mohammad Su‟ud, Bapak N.

Chanafi M., Ibu Masyitah, Bapak Iman Aruman, Bapak Rahmat Suyono,

Bapak H. Achmad Hadi (Kepala Kelurahan Kec. Lawang), Bapak Mundzir

Ma‟ruf, BA )Kepala KUA Kec. Lawang(, Bapak Achmad Ramelan dan staf

Tata Usaha yaitu Ibu Fitriyatul Masruro. Mereka semua dengan ikhlas

mengabdikan dirinya bersama-sama demi tegak dan bangunnya Madrasah.107

107

Company Profile MtsN Lawang, Tahun 2008

Page 117: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

117

Pada tahun ajaran 1984/1985 murid kelas 1 berjumlah 30 orang, pada

tahun ini pemerintah memberi kepercayaan kepada Madrasah bagaimana

kalau sekiranya dinegerikan. Setelah melalui pertemuan Dewan Guru,

Pengurus Yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat mereka sepakat menerima

penawaran tersebut. Setelah diadakan pemeriksaan oleh Team Penjajakan

persiapan Fillial Kanwil. Depag. Prop. Jawa Timur, maka dinyatakan

memenuhi syarat dan ditetapkan sebagai Madrasah Tsanawiyah Persiapan

Fillial Negeri Lawang.108

Pada tahun ajaran 1985/1986 murid kelas 1 berjumlah 49 orang,

keadaan Madrasah makin lama makin berkembang dengan dibantu oleh

Pengurus BP3 antara lain : Bapak Moh. Naim, Bapak Achmad Subandi,

Bapak Serma Saimin, Bapak Kasiyan dan Ibu Arbaniyah.

Pada tahun ajaran 1986/1987 Madrasah dinyatakan resmi menjadi

Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang III Fillial di Lawang dengan murid

kelas 1 berjumlah 106 orang, sehingga murid keseluruhan akhir tahun ajaran

1986/1987 tercatat berjumlah 166 orang.109

Kemudian pada tahun 1993/1994 Madrasah Tsanawiyah Negeri

Malang III Fillial di Lawang dinyatakan resmi menjadi Madrasah Tsanawiyah

Negeri Lawang dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 244

Tanggal 25 Oktober 1993 tentang Pembukaan dan Penegrian Madrasah hingga

108 Ibid., 109 Ibid.,

Page 118: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

118

sampai sekarang tahun 2003/2004 dengan jumlah murid kelas 1 = 206, kelas 2

= 197, kelas 3 = 190, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 593.110

2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bahwa Madrasah ini

mempunyai visi dan misi yang sangat mendukung terselenggaranya Madrasah.

Adapun visi dan misinya sebagai berikut :111

a. Visi Madrasah :

Unggul Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa

1. Unggul dalam pembinaan keagamaan Islam.

2. Unggul dalam peningkatan prestasi UNAS.

3. Unggul dalam prestasi Bahasa Arab.

4. Unggul dalam prestasi Bahasa Inggris.

5. Unggul dalam prestasi Olahraga.

6. Unggul dalam prestasi Kesenian.

7. Memiliki lingkungan Madrasah yang nyaman dan kondusif untuk

belajar.

8. Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

b. Misi Madrasah :

1. Menumbuh kembangkan sikap dan amaliah keagamaan Islam.

110 Ibid., 111 Ibid.,

Page 119: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

119

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,

sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai

dengan potensi yang dimiliki.

3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga Madrasah baik dalam prestasi akademik maupun

non akademik.

4. Menciptakan lingkungan Madrasah yang sehat, bersih dan indah.

5. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.

6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga Madrasah dan Komite Madrasah.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang merupakan

jajaran penyelenggara, pengelolaan, pengembangan dan keberhasilan dalam

mencapai visi dan misinya, adapun struktur organisasi MTsN Lawang

sebagai berikut :

Page 120: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

120

WAKA MADRASAH Urusan Sarpras Drs. Trijahyono

Budiharjo

Urusan Kurikulum Dra. Diyah

Suryaningsih

Urusan Hub. Kerjasama Masy. Tiyas Untoyo, S.Pd

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN Lawang Tahun Pelajaran 2009/2010112

112 Ibid.,

TATA USAHA LAILI AVIATI

KEPALA SEKOLAH H. ACHMAD SAID, M. AG

Kordinator MGMP IPA

Nurul Proklamasinta,

S. Pd

Kordinator MGMP B. Indonesia

Drs. Imam Hujali

Kordinator MGMP Sosiologi

Kewarganageraan

Tiyas Untoyo, S.Pd

Kordinator MGMP Matematika

Dra. Diyah

Suryaningsih

KOMITE SEKOLAH Drs. H. QISMUL HADI

Kordinator MGMP IPS

Drs. Wardi

Kordinator MGMP B. Inggris

Rokhana Idayani, S. Pd

Kordinator MGMP Agama

Jauhardi, S. Pd

SISWA

Tenaga Kependidikan Lainnya

Guru Pembimbing (BP)

Guru Mata Pelajaran

Wali Kelas

Page 121: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

121

Selanjutnya adalah deskripsi tentang struktur organisasi tata usaha Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang sebagai berikut :

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Tata Usaha MTsN Lawang Tahun Ajaran 2009/2010113

113 Ibid.,

KEPALA SEKOLAH H. ACHMAD SAID, M. AG

BENDAHARA GAJI Drs. SUTITO

PRESENSI KOMARIA ULFAH

KEBERSIHAN IRVAN AGUNG MARETNO

SECURITY MU’ASIM

PERPUSTAKAAN Drs. SASI EKANI W.

OPERATOR KOMPUTER IMAM BASORI

ADM. SURAT KHOIRUL BANYAH

INVENTARIS MAX DJAJAPRAWIRA

KAUR TATA USAHA LAILI AVIATI

BENDAHARA KMT ERNA FIDIYAH, BA

Page 122: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxii

cxxii

B. Observasi Awal Sebelum Tindakan

1. Pemeriksaan di Lapangan

Peneliti sebelum melaksanakan penelitian langkah awal yang

dilakukan adalah observasi terlebih dahulu sebagai langkah awal untuk

melaksanakan penelitian. Jauh sebelum melaksanakan penelitian, pada hari

Jum‟at tanggal 26 Maret 2010 peneliti bersilaturrami terlebih dahulu kepada

pihak Madrasah yang pada waktu itu oleh Bapak Achmad Said, M.Ag selaku

Kepala Sekolah MTsN Lawang memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di Sekolah MTsN Lawang tanpa adanya surut

Rekomendasi langsung dari Kementrian Keagamaan Malang. Kemudian pada

hari senin tanggal 29 Maret 2010 peneliti mengirim surat izin resmi dari

Fakultas yang diajukan kepada Kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri

Lawang.

Pada hari senin tanggal 29 Maret 2010, peneliti dipertemukan langsung

oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu Bapak Wardi, S.Ag (guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII, VIII, dan IX) dan juga Waka Madrasah

Urusan Kurikulum yaitu Ibu Dra. Diyah Suryaningsih. Kemudian peneliti

menemui guru Aqidah Akhlak kelas VII, Bapak Wardi, S.Ag untuk meninta

izin sekaligus bimbingan beliau selama penelitian tindakan kelas berlangsung

di kelas VII. Peneliti diberi kesempatan oleh guru Aqidah Akhlak untuk

melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VII D.

Pada tanggal hari Senin tanggal 5 April 2010 peneliti melaksanakan

observasi awal. Pelaksanaan pembelajaran di kelas VII D menggunakan model

Page 123: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxiii

cxxiii

belajar konvensional. Dari hasil observasi ternyata dalam pembelajaran

dengan model belajar konvensional kurang cocok diterapkan pada

pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena dengan model belajar konvensional

tersebut menyebabkan rendahnya kreativitas siswa kelas VII D MTsN

Lawang.

2. Rencana Tindakan

Sebagai langkah awal dari pelaksanaaan Pre Test. Peneliti melakukan

beberapa persiapan untuk melaksanakan Pre Test antara lain :

a. Mengadakan rundingan atau berdiskusi terlebih dahulu dengan guru

mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII D.

b. Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII D bersedia untuk

membimbing peneliti selama proses penelitian berlangsung dan jika

dibutuhkan ketika setelah penelitian yang menyangkut dengan

penelitian.

c. Peneliti membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi

kreativitas, hasil belajar dan membuat pedoman wawancara.

d. Peneliti membuat RPP.

e. Peneliti menyiapkan modul pembelajaran serta menyusun soal-soal

yang akan diberikan ketika kegiatan mengajar berlangsung.

f. Peneliti membagi siswa dalam kelompok heterogen.

Page 124: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxiv

cxxiv

3. Pelaksanaan Tindakan

Pre Test dilaksakan pada hari Senin tanggal 5 April 2010 dengan

menggunakan pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah

seperti yang dilakukan pengajar sebelumnya.

Diawal pembelajaran peneliti datang bersama dengan guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak kelas VII D yaitu Bapak Wardi untuk masuk kelas

tersebut. Kemudian Bapak Wardi mengenalkan peneliti dengan siswa kelas

VII D, selanjutnya Bapak Wardi mempersilahkan peneliti untuk

memperkenalkan diri secara pribadi. Peneliti memperkenalkan diri kepada

seluruh siswa kelas VII D mulai dari nama, alamat, tanggal lahir, dan lain-lain.

Setelah itu memberitahukan tujuan dan maksud kedatangan peneliti di kelas

VII D. Peneliti memberitahukan bahwa tujuan kedatangannya di kelas ini

untuk melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran cooperative

learning yang mana hasilnya nanti diharapkan dapat meningkatkan kreativitas

siswa.

Kemudian peneliti/guru menjelaskan materi tentang Riya‟ dan Nifaq,

lalu guru membentuk kelompok secara homogen untuk membahas tentang

Riya‟ dan Nifaq. Guru menunjuk seseorang dalam setiap kelompok untuk

menjadi pemimpin dalam kelompoknya dan ketika diskusi berjalan guru

membiarkan atau tidak ada pemantauan terhadap siswa untuk berdikusi saat

belajar kelompok sedang berlangsung.

Pada akhir proses pembelajaran, guru mengadakan pre test dengan

membagi-bagikan soal yang sudah dibuat oleh guru kepada siswa dan

Page 125: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxv

cxxv

dikerjakan selama kurang lebih 20 menit. Tujuan diadakan pre test ini untuk

mengetahui efektifitas dari pembelajaran konvensional. Dalam mengerjakan

soal pre test siswa tampak kurang kreatif dan nilainya pun rendah. Kemudian

peneliti dalam hal ini sebagai guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan

mengucapkan salam.

4. Observasi

Pada observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana

kondisi kelas VII D selama proses pembelajaran sebelumnya. Selain itu juga

untuk mengetahui seberapa besar tingkat kreativitas siswa kelas VII D MTsN

Lawang Malang. Kemudian, dari hasil pre test dalam lembar observasi

kreativitas bahwa siswa kurang antusias dan juga kurang kreatif dalam mata

pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini dapat diamati juga pada hasil belajar siswa

melalui pre test yang dilakukan peneliti untuk siswa kelas VII D di akhir

pembelajaran. Siswa kelas VII D dalam hal ini cenderung banyak diam

daripada bertanya, pasif, dan juga mereka takut untuk bertanya dan

mengungkapkan pendapat/idenya. Indikator lain menunjukkan bahwa

rendahnya kreatifitas siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah siswa

kurang berani untuk mengekspresikan pikiran-pikiran mereka dan juga dalam

menggungkapkan pendapatnya mereka belum berani bahkan mereka

cenderung malu.

5. Refleksi

Berdasarkan dari hasil pre test yang peneliti lakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran konvensional dengan model ceramah dan

Page 126: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxvi

cxxvi

pembentukan kelompok secara konvensional kurang cocok diterapkan pada

mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran

ini kurang dapat meningkatkan keativitas siswa kelas VII D di MTsN Lawang

Malang.

Pembelajaran model konvensional dalam hal ini kurang cocok

diterapkan di kelas VII D karena dapat mengakibatkan siswa menjadi kurang

kreatif dan juga menghambat para siswa kelas VII D yang berbeda satu sama

lain. Lalu dalam pembelajaran ini, kurang dapat membangkitkan kreativitas

siswa kelas VII D sehingga hasil belajar mereka dalam mata pelajaran Aqidah

Akhlak kurang maksimal.

C. Paparan Data dan Hasil Penelitian

1. Paparan Data dan Temuan Penelitian pada Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini peneliti

menerapkan metode cooperative learning dengan model two stay two

stray. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran siklus I yaitu :

1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Menyiapkan materi tentang Akhlak tercela kepada Allah SWT

yang terangkum dalam modul pembelajaran siswa.

3. Menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-Qur‟an dan

Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa.

4. Menyusun soal-soal serta lembar jawaban.

Page 127: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxvii

cxxvii

5. Menyusun lembar observasi kreativitas.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I (Senin, 12 April 2010)

Pada pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari senin

tanggal 12 April 2010 pada jam 11.10 sampai jam 12.30 WIB (2JP x 40

Menit), dengan menggunakan metode cooperative learning model Two

Stay Two Stray. Adapun dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu :

1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit):

a) Guru mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan doa.

b) Guru mengabsen siswa.

c) Guru memberikan gambaran apa saja yang akan mereka

dapatkan dalam pelajaran Aqidah Akhlak.

d) Guru memberikan ilustrasi pelajaran yang akan dibahas adalah

tentang akhlak tercela kepada Allah SWT.

2) Kegiatan Inti (50 menit):

a) Guru menjelaskan materi tentang pengertian Riya‟.

b) Guru membuat kesepakatan bahwa selama pelajaran

berlangsung proses pembelajaran dengan model belajar

bersama-sama atau kelompok (cooperative learning).

c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok (jumlah kelas VII

D ada 40 siswa, tiap kelompok berjumlah 4 siswa).

d) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing

kelompok.

Page 128: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxviii

cxxviii

e) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi

mencari contoh tentang Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi.

f) Lalu, guru meminta setiap perwakilan 2 orang dari masing-

masing kelompok untuk meninggalkan kelompoknya untuk

berdiskusi ke kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang

tidak bertugas menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2

orang dari dari kelompok lain (tamu).

3) Kegiatan Penutup (20 menit):

a) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman

siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan

isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti

sendiri.

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Riya‟.

d) Guru meminta siswa mempelajari materi tentang Nifaq untuk

pertemuan berikutnya.

e) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Page 129: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxix

cxxix

c. Observasi Tindakan Siklus I (Senin, 12 April 2010)

Diawal pembelajaran pada siklus I siswa kelas VII D, dimulai pada

jam 11.10-12.30 WIB. Selama penelitian pada siklus I peneliti (sekaligus

guru) menerapkan pembelajaran cooperative learning dengan model Two

Stay Two Stray. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi 10 kelompok (jumlah

kelas VII D ada 40 siswa, tiap kelompok berjumlah 4 siswa). Kemudian,

guru memberi nama kelompok tiap masing-masing kelompok. Adapun

nama kelompok sebagai berikut :

1. Nabi Adam as

2. Nabi Muhammad SAW

3. Nabi Isa as

4. Nabi Ibrahim as

5. Nabi Nuh as

6. Nabi Huud as

7. Nabi Musa as

8. Nabi Yusuf as

9. Nabi Idris as

10. Nabi Sholeh as

Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran ini, peningkatan

kreativitas pada siklus I mengalami peningkatan. Hal ditunjukkan adanya

siswa kelas VII D menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu

yang cukup besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.

Page 130: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxx

cxxx

Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai

meningkat sebesar 5 point dengan perolehan nilai skor 18 dari observasi

pertama dengan perolehan nilai skor 13. Kemudian perolehan nilai siswa

kelas VII D terjadi peningkatan juga. Perolehan nilai dari observasi awal

dengan nilai rata-rata kelas 68,9 menjadi 71,5 pada siklus I. Jadi,

meningkat sebesar 2,6 (secara lengkap dapat dilihat pada lampiran I, III

dan IV).

d. Refleksi Tindakan Siklus I (Senin, 12 April 2010)

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I diketahui adanya

peningkatan kreativitas siswa kelas VII D dengan perolehan nilai skor 18

dari perolehan nilai skor 13. Akan tetapi pada siklus I antusiasme siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran belum begitu terlihat. Mereka

terlihat belum bisa untuk diajak belajar secara cooperative. Dan juga

kreativitas siswa kelas VII D belum maksimal. Adapun faktor-faktor

kendala pada siklus I dari hasil obsevasi adalah :

1. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran cooperative

learning.

2. Peneliti masih sulit untuk memancing siswa agar dapat

berkreatif dalam mata pembelajaran Aqidah Akhlak sehingga

harus diberi banyak rangsangan.

Sehingga peneliti perlu adanya revisi pembelajaran dalam upaya

terus meningkatkan kreativitas siswa pada siklus-siklus berikutnya.

Page 131: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxi

cxxxi

2. Paparan Data dan Temuan Penelitian pada Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini peneliti

menerapkan metode cooperative learning dengan model Numbered Heads

Together. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran siklus II yaitu:

1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Menyiapkan materi tentang Akhlak tercela kepada Allah SWT

yang terangkum dalam modul pembelajaran siswa.

3. Menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-Qur‟an dan

Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa.

4. Menyusun soal-soal serta lembar jawaban.

5. Menyusun lembar observasi kreativitas.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II (Senin, 26 April 2010)

Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari senin

tanggal 26 April 2010 pada jam 11.10 sampai jam 12.30 WIB (2JP x 40

Menit), dengan menggunakan metode cooperative learning model

Numbered Heads Together. Adapun dalam pelaksanaan tindakan siklus II

yaitu :

1) Kegiatan awal (10 menit):

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

b) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

2) Kegiatan inti (50 menit):

a) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai Nifaq.

Page 132: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxii

cxxxii

b) Siswa diminta menjawab secara individu.

c) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai

Nifaq)

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap

kelompok diberi nomor 1-8.

e) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-

masing kelompok.

f) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab

oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan

kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban

dengan cara berdiskusi dari pertanyyan yang diajukan guru.

g) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki

nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju

kedepan (hal ini dilakukan terus menurus hingga semua siswa

dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok

mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan

guru).

h) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

i) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

Page 133: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxiii

cxxxiii

3) Kegiatan akhir (20 menit):

a) Guru menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang

Nifaq.

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek

pemahaman siswa dengan memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda

dan isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh

peneliti sendiri.

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Nifaq.

d) Guru meminta siswa mempelajari nilai-nilai negatif akibat

perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena kehidupan untuk

pertemuan berikutnya.

e) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi Tindakan Siklus II (Senin, 26 April 2010)

Pada pembelajaran disiklus II siswa kelas VII D MTsN Lawang

Malang, dimulai pada jam 11.10-12.30 WIB. Selama penelitian pada

siklus II peneliti (sekaligus guru) menerapkan pembelajaran cooperative

learning dengan model Numbered Heads Together. Dalam hal ini peneliti

membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok berjumlah 8 siswa).

Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Kemudian,

Page 134: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxiv

cxxxiv

peneliti memberi nama kelompok tiap masing-masing kelompok. Adapun

nama-nama kelompok tersebut adalah :

1. Malaikat Jibril

2. Malaikat Isrofil

3. Malaikat Izrofil

4. Malaikat Munkar

5. Malaikat Nakir

Dalam pelaksanaannya peneliti menerapkan metode cooperative

learning dengan model numbered heads together. Peneliti merubah

metode cooperative learning dengan model two stay two stray kedalam

metode cooperative learning dengan model numbered heads together

karena siswa kelas VII D mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Maka

peneliti merubahnya, dan hasilnya cukup memuaskan. Hal ini dikarenakan

ada peningkatan kreativitas pada siklus II dari siklus I. Bukti menunjukkan

bahwa siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang sudah mulai berani untuk

mengungkapkan ide atau pendapatnya dan juga mereka mampu untuk

menyesuaikan diri dengan kelomopoknya dan juga menyukai hal-hal baru

dan memilliki rasa ingin tahu yang cukup besar terhadap pelajaran Aqidah

Akhlak.

Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai

meningkat sebesar 5 point dengan perolehan nilai skor 23 dari siklus I

dengan perolehan nilai skor sebanyak 18. Kemudian perolehan nilai siswa

kelas VII D MTsN Lawang Malang terjadi peningkatan juga. Perolehan

Page 135: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxv

cxxxv

nilai dari siklus I dengan nilai rata-rata kelas 71,5 disiklus II nilai rata-

ratanya adalah 74,9. Jadi, meningkat sebesar 3,4 (secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran I, III dan IV).

d. Refleksi Tindakan Siklus II (Senin, 26 April 2010)

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II menunjukkan adanya

peningkatan kreativitas siswa kelas VII D dengan perolehan nilai skor 23

dari siklus I dengan perolehan nilai skor 18. Siswa VII D MTsN Lawang

Malang dalam pembelajaran Aqidah Akhlak sudah berani mengungkapkan

ide atau pendapatnya dan juga mereka mampu untuk menyesuaikan diri

dengan kelomopoknya dan juga menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa

ingin tahu yang cukup besar dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak.

Dalam hal ini sudah mengalami peningkatan yang baik dan kepedulian

mereka untuk bekerjasama dengan kelompoknya sudah mulai nampak

dibanding pada siklus I. Akan tetapi meskipun sudah ada peningkatan

minat dalam belajar yang baik, peneliti belum merasa puas. Sehingga

peneliti perlu adanya merevisi kembali seperti pada siklus I agar

pembelajaran Aqidah Akhlak dalam upaya terus meningkatkan kreativitas

siswa dapat meningkat.

3. Paparan Data dan Temuan Penelitian pada Siklus III

a. Perencanaan Tindakan Siklus III

Pada tahap perencanaan tindakan pada siklus III ini peneliti

menerapkan metode cooperative learning dengan model Numbered Heads

Page 136: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxvi

cxxxvi

Together. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran siklus III

yaitu :

1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Menyiapkan materi tentang Akhlak tercela kepada Allah SWT

yang terangkum dalam modul pembelajaran siswa.

3. Menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-Qur‟an dan

Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa.

4. Menyusun soal-soal serta lembar jawaban.

5. Menyusun lembar observasi kreativitas.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)

Pada pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari senin

tanggal 03 Mei 2010 pada jam 11.10 sampai jam 12.30 WIB (2JP x 40

Menit), dengan menggunakan metode cooperative learning model

Numbered Heads Together. Adapun dalam pelaksanaan tindakan siklus III

yaitu :

1) Kegiatan awal (10 menit):

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

b) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

2) Kegiatan inti (50 menit):

a) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai nilai-

nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

b) Siswa diminta menjawab secara individu.

Page 137: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxvii

cxxxvii

c) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai nilai-

nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan).

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok

diberi nomor 1-8.

e) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing

kelompok.

f) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab

oleh tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan

kepada tiap-tiap kelompok untuk menemukan jawaban dengan

cara berdiskusi dari pertanyaan yang diajukan guru.

g) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki

nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju kedepan

(hal ini dilakukan terus menurus hingga semua siswa dengan

nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat

giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru).

h) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

3) Kegiatan akhir (20 menit):

a) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal

yang tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

Page 138: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxviii

cxxxviii

b) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman

siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan

isian melalui lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti

sendiri.

c) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu nilai-nilai negatif

akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena kehidupan.

d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)

Pada pembelajaran disiklus III siswa kelas VII D MTsN Lawang

Malang, dimulai pada jam 11.10-12.30 WIB. Selama penelitian pada

siklus III peneliti (sekaligus guru) menerapkan pembelajaran cooperative

learning dengan model Numbered Heads Together lagi seperti yang

dilakukan pada siklus II. Dalam hal ini peneliti membagi siswa menjadi 5

kelompok (tiap kelompok berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-

tiap kelompok diberi nomor 1-8. Kemudian, peneliti memberi nama

kelompok tiap masing-masing kelompok. Adapun nama-nama kelompok

tersebut adalah :

1. Al-Ghozali

2. Jalaluddin ar-Rumi

Page 139: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxxxix

cxxxix

3. Al-Farobi

4. Abdul Qodir Jaelani

5. Ibnu Sina

Dalam pelaksanaannya peneliti menerapkan metode cooperative

learning dengan model numbered heads together sama halnya pada siklus

II. Pada siklus III dapat diketahui bahwa penerapan cooperative learning

dapat lebih mengoptimalkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak kelas

VII D MTsN lawang Malang. Hal ditunjukkan bahwa siswa kelas VII D

sudah berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan juga mereka

mampu untuk mengkritisi pendapat kelompok lain ketika presentasi dan

juga mereka menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang

cukup besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.

Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa meningkat

sebesar 2 point dengan perolehan nilai skor 25 dari siklus II dengan

perolehan nilai skor 23. Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D

MTsN Lawang Malang terjadi peningkatan juga. Perolehan nilai dari

siklus II dengan nilai rata-rata kelas 74,9 pada siklus III nilai rata-ratanya

adalah 81,2. Jadi, meningkat sebesar 6,3 (secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran I, III dan IV).

d. Refleksi Tindakan Siklus III (Senin, 03 Mei 2010)

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus III,

menyatakan bahwa ada peningkatan kreativitas siswa kelas VII D MTsN

Lawang Malang. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan mulai dari siklus

Page 140: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxl

cxl

I yang dimulai pada hari Senin tanggal 12 April 2010 sampai siklus III

pada hari Senin tanggal 03 Mei 2010 pada lembar observasi dengan nilai

skor 25 dari perolehan nilai skor 18 dengan peningkatan sebesar 7 point.

Lalu perolehan skor peningkatan nilai kreativitas pada siklus I sebesar

38%, siklus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% dengan

peningkatan sebesar 54%. Dan juga dalam penilaian hasil belajar siswa

kelas VII D mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan perolehan nilai

rata-rata 71,5, pada siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai

rata-rata 81,2. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dalam setiap

siklus dengan perolehan sebesar 9,7 (secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran I, II, III dan IV).

Adapun indikator-indikator dalam keberhasilan tersebut adalah :

1. Siswa memiliki semangat dan ketarikatan dalam mengikuti mata

pelajaran Aqidah Akhlak.

2. Adanya kerjasama yang bagus dalam pembelajaran cooperative

learning.

3. Siswa dapat mengungkapkan ide atau pendapatnya, memiliki rasa

ingin tahu yang besar terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak, siswa

berani untuk mengkritisi terhadap permasalahan dalam mata

pelajaran Aqidah Akhlak, dan lain-lain.

4. Perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator

dalam lembar observasi menunjukkan bahwa pada siklus I

Page 141: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxli

cxli

penilaian sebesar 38%, sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar

92% , jadi peningkatan sebesar 54% point.

5. Rata-rata kelas siswa berdasarkan penilaian setiap siklus

mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan perolehan nilai rata-

rata 71,5, pada siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai

rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point.

Untuk itu peneliti merasa cukup untuk melakukan penelitian

karena penerapan metode cooperative learning dalam meningkatkan

kreativitas siswa kelas VII D sudah mengalami peningkatan.

Page 142: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlii

cxlii

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas VII D Madrasah

Tsanawiyah Negeri Lawang Malang yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus I

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 12 April 2010,

siklus II satu kali pertemuan dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2010, dan

siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Senin, 03 Mei 2010.

Pada jam 11.10 WIB sampai jam 12.30 WIB.

Peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu

mengadakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi

kelas VII D selama proses pembelajaran sebelumnya yang dilakukan oleh guru

Aqidah Akhlak yaitu Bapak Wardi, S.Ag. Selain itu juga untuk mengetahui

seberapa besar tingkat kreativitas siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang.

Dalam observasi awal dapat diketahui bahwa selama ini guru Aqidah

Akhlak hanya menerapkan pembelajaran konvensional dengan model ceramah

dan pembentukan kelompok secara konvensional kurang cocok diterapkan pada

mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran ini

kurang dapat meningkatkan keativitas siswa kelas VII D di MTsN Lawang

Malang. Dalam hal ini, kondisi siswa cenderung banyak diam daripada bertanya,

pasif, dan juga mereka takut untuk bertanya dan mengungkapkan

pendapat/idenya. Indikator lain menunjukkan bahwa rendahnya kreatifitas siswa

pada mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah siswa kurang berani untuk

Page 143: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxliii

cxliii

mengekspresikan pikiran-pikiran mereka dan juga dalam menggungkapkan

pendapatnya mereka belum berani bahkan mereka cenderung malu.

Setelah mengetahui kondisi awal di kelas VII D MTsN Lawang Malang,

peneliti pada siklus I langsung menerapkan pembelajaran dengan metode

cooperative learning dengan model two stay two stray. Dalam hal ini kelas

dibentuk menjadi 10 kelompok (jumlah kelas VII D ada 40 siswa, tiap kelompok

berjumlah 4 siswa). Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-

masing kelompok. Lalu, guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi

mencari contoh tentang Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi. Kemudian, guru meminta

setiap perwakilan 2 orang dari masing-masing kelompok untuk meninggalkan

kelompoknya untuk berdiskusi ke kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang

tidak bertugas menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2 orang dari dari

kelompok lain (tamu).

Pada siklus I antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

belum begitu terlihat. Mereka terlihat belum bisa diajak belajar secara

cooperative. Dan juga kreativitas siswa kelas VII D belum maksimal. Adapun

kendala-kendalanya yaitu siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran

cooperative learning dan peneliti masih sulit untuk memancing siswa agar dapat

berkreatif dalam mata pembelajaran Aqidah Akhlak sehingga harus diberi banyak

rangsangan. Oleh karenanya peneliti sekaligus guru perlu adanya revisi

pembelajaran dalam upaya untuk terus meningkatkan kreativitas siswa.

Page 144: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxliv

cxliv

Menurut Wankat dan Oreovoc, meningkatkan kreativitas siswa dapat

dilakukan dengan :114

a. Mendorong siswa untuk kreatif (tell student to be creative)

b. Mengajari siswa beberapa metode untuk menjadi kreatif (teach student

some creativity methods), dan

c. Menerina ide-ide kretif yang dihasilkan siswa (accept the result of

creative exercises)

Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan

hal-hal yang perlu dilakukan guru agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam

belajarnya, adalah:115

1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa

takut;

2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi

ilmiah secara bebas terarah; aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa

3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;

4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter;

5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran secara keseluruhan.

Hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator

dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%,

Pada lembar observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai meningkat dengan

skor 5 dengan perolehan nilai skor 18 dari observasi pertama dengan perolehan

114Made wena, Op. Cit., hal. 138 115http//www.google.com// Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan aktivitas, kreativitas,

dan motivasi siswa.html. 17 November 2009

Page 145: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlv

cxlv

nilai skor 13. Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D terjadi peningkatan

juga. Perolehan nilai dari observasi awal dengan nilai rata-rata kelas 68,9 menjadi

71,5 pada siklus I. Jadi, meningkat sebesar 2,6.

Menindak lanjuti dari pelaksanaan dari siklus I peneliti melanjutkan

penelitian ketahap selanjutnya yaitu pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal

26 April 2010 pada jam 11.10 WIB-12.30 WIB. Peneliti menggunakan metode

cooperative learning dengan model numbered heads together. Peneliti merubah

metode cooperative learning dengan model two stay two stray kedalam metode

cooperative learning dengan model numbered heads together karena siswa kelas

VII D mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Maka peneliti merubahnya, dan

hasilnya cukup memuaskan. Dalam hal ini peneliti membentuk kelas menjadi 5

kelompok (tiap kelompok berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap

kelompok diberi nomor 1-8. Kemudian, peneliti memberi nama kelompok tiap

masing-masing kelompok.

Pada siklus II antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

sudah mulai terlihat. Siswa sudah berani untuk mengungkapkan ide atau

pendapatnya dan juga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dengan

kelompoknya dan juga menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang

cukup besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak. Dalam hal ini mereka sudah

mengalami peningkatan yang baik dan kepedulian untuk bekerja sama dengan

kelompoknya sudah mulai nampak.

Dalam pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya untuk membantu

dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama, maka tanpa disadari pada

Page 146: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlvi

cxlvi

diri anak/siswa sebenarnya mereka melakukan suatu hubungan interaksi sosial

dalam pembelajaran hal itu ditandai adanya saling menghargai hasil pemikiran

atau pendapat setiap siswa dengan teman-temannya. Pembelajaran dengan model

cooperative learning merupakan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pemahaman dan sikapnya yang sesuai dengan kehidupan nyata

di masyarakat. Sehingga dengan kerjasama diantara anggota kelompok akan

meningkatkan kreativitas dan juga minat belajar. Dalam surat Al-Imron : 159,

Artinya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya.” )Q.S. Al-Imron : 159)116

116 Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15 (Kudus : Toko Kitab Mubarokatan Toyyibah,

2004), hal. 71

Page 147: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlvii

cxlvii

Berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan

indikator dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus II penilaian

sebesar 76%. Jadi meningkat menjadi 38% dari siklus I yaitu 38%. Pada lembar

observasi, menunjukkan kreativitas siswa mulai meningkat dengan nilai skor 5

dengan perolehan nilai skor 23 dari siklus I dengan perolehan nilai skor 18.

Kemudian perolehan nilai siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang terjadi

peningkatan juga. Perolehan nilai dari siklus I dengan nilai rata-rata kelas 71,5

disiklus II nilai rata-ratanya adalah 74,9. Jadi, meningkat sebesar 3,4 (secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).

Menindak lanjuti dari pelaksanaan dari siklus II peneliti melanjutkan

penelitian ketahap selanjutnya yaitu pada siklus terakhir yaitu siklus III yang

dilaksanakan pada Senin, 03 Mei 2010 pada jam 11.10 WIB-12.30 WIB. Pada

tahap perencanaan tindakan pada siklus III ini peneliti menerapkan metode

cooperative learning dengan model Numbered Heads Together.

Pada siklus III dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran dengan

model cooperative learning dapat lebih mengoptimalkan proses pembelajaran

Aqidah Akhlak kelas VII D MTsN Lawang Malang. Hal ini ditunjukkan adanya

siswa kelas VII D sudah berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya dan

juga mereka mampu untuk mengkritisi pendapat kelompok lain ketika presentasi

dan juga mereka menyukai hal-hal baru dan memilliki rasa ingin tahu yang cukup

besar terhadap pelajaran Aqidah Akhlak.

Berdasarkan hasil perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan

indikator dalam lembar observasi menujukkan bahwa pada siklus III penilaian

Page 148: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlviii

cxlviii

sebesar 92%. Jadi meningkat menjadi 16% dari siklus II yaitu 76%. Pada lembar

observasi, menunjukkan kreativitas siswa meningkat 2 point dengan perolehan

nilai skor 25 dari siklus II dengan perolehan nilai skor 23. Kemudian perolehan

nilai belajar siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang terjadi peningkatan juga.

Perolehan nilai dari siklus II dengan nilai rata-rata kelas 74,9 pada siklus III nilai

rata-ratanya adalah 81,2. Jadi, meningkat sebesar 6,3 point (secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).

Dalam pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III tampak terjadi

perubahan yang signifikan pada proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Siswa lebih

aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini

ditunjukkan dengan antusisme siswa dalam mengikuti pembelajaran dan juga

kreativitas siswa tidak hanya dalam hal bertanya tetapi juga dilihat dari nilai-nilai

mereka baik yang sesuai dengan materi. Indikator pencapaian yang lalin adalah

mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dan juga roman muka tampak

senang dan berseri-seri dalam mengerjakan tugas yang peneliti (sekaligus guru)

memberi tugas kepada mereka.

Hasil wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 03 Mei 2010 pada

jam 13.32 WIB yang dikatakan oleh salah satu siswa yang bernama Eka Hanny

Islamiyah, ketika ditanya bagaimana perasaanmu setelah belajar cooperative

learning? Dia menjawab, “waaaah….seneng banget bu, jarang-jarang malah gak

pernah kita belajar kayak gini. Tiap kali belajar mesti laporan (presentasi), anak-

anak lain juga seneng bu…. Bu….ngajar disini ja, anak-anak seneng kalo diajar

ibu kayak gitu (cooperative learning(”.

Page 149: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxlix

cxlix

Peneliti sangat gembira bahkah senang sekali, ternyata antusisme siswa-

siswa kelas VII D MTsN Lawang Malang dalam pembelajaran Aqidah Akhlak

sangat baik. Bahkan penelitian tindakan kelas ini telah cukup berhasil dalam

meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil

perhitungan skor penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar

observasi menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%, sikus II

sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan sebesar 54% point.

Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi peningkatan juga dengan perolehan

pada siklus I nilai rata-rata 71,5, siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III

nilai rata-rata 81,2. Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point (secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran I, II, III dan IV).

Page 150: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cl

cl

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama proses

observasi dan pelaksanakan dalam tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta

analisis yang telah dilakukan dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

cooperative learning dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas

siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang Malang

dalam pelajaran Aqidah Akhlak, peneliti menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi tentang

Akhlak tercela kepada Allah SWT yang terangkum dalam modul

pembelajaran siswa, menyiapkan sumber belajar lain, seperti Al-

Qur‟an dan Terjemahan, buku paket, dan lembar kerja siswa,

menyusun soal-soal serta lembar jawaban, menyusun lembar

observasi kreativitas.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative

learning dalam upaya untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas

VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Lawang Malang dalam pelajaran

Aqidah Akhlak, dalam hal ini peneliti menerapkan metode

cooperative learning dengan dua model yaitu model numbered heads

together dan model two stay two stray. Dalam pelaksanaannya disini

Page 151: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cli

cli

peneliti (sekaligus guru) menempatkan posisinya sebagai

pembimbing dan fasilitator.

3. Penilaian kreativitas dan hasil belajar dalam pembelajaran dengan

menggunakan metode cooperative learning dalam upaya untuk

meningkatkan kreativitas siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah

Negeri Lawang Malang dalam pelajaran Aqidah Akhlak, terjadi

perubahan yang signifikan pada proses pembelajaran Aqidah

Akhlak. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil perhitungan skor

penilaian nilai kreativitas berdasarkan indikator dalam lembar

observasi menunjukkan bahwa pada siklus I penilaian sebesar 38%,

sikus II sebesar 76%, dan siklus III sebesar 92% , jadi peningkatan

sebesar 54% point. Dan juga perolehan nilai belajar siswa terjadi

peningkatan juga dengan perolehan pada siklus I nilai rata-rata 71,5,

siklus II nilai rata-rata 74,9, dan pada siklus III nilai rata-rata 81,2.

Jadi, peningkatan sebesar 9,7 point.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses

belajar mengajar pendidikan Agama Islam terutamanya mata pelajaran Aqidah

Akhlak agar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

maka disini peneliti dengan rendah hati akan mengemukakan saran-saran yang

sekiranya bermanfaat, adapun saran-saran sebagai berikut:

Page 152: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clii

clii

1. Peserta didik, agar lebih belajar dan terus belajar dengan sesuka hati,

sekreatif mungkin dan juga buatlah belajar menjadi menyenangkan

dengan jalan yang tidak melanggar syari‟at Islam. Teruslah berkarya.

2. Para pendidik di lembaga-lembaga pendidikan Islam agar dapat

menggunakan karya ini, khususnya pendidik yang membimbing mata

pelajaran Aqidah Akhlak, agar dapat menambah pengetahuan dalam

strategi pembelajaran. Masih banyak model-model pembelajaran dalam

rangka meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa.

3. Lembaga pendidikan, khususnya untuk lebih meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah.

4. Para pembaca, diharapkan dapat memahami dan bermanfaat sebagai

bahan pedoman untuk dalam kegiatan pendidikan terutama mata

pelajaran pendidikan agama Islam.

5. Peneliti, diharapkan semoga karya yang akan dibuat menjadi sarana

belajar (khususnya pembelajaran dengan model cooperative learning)

dan semoga di lain kesempatan agar lebih memperdalam kajian hasanah

keilmuan. Peneliti adalah manusia dengan segala kekurangan dan

tempatnya salah dan lupa, yang mengharapkan menjadi manusia ulil

albab dan insan kamil, mengharap kepada siapa saja yang membaca

sekripsi ini untuk memberikan saran dan kritiknya kepada para peneliti.

Supaya dalam penyusunan sekripsi ini lebih bermanfaat bagi kami

maupun bagi para pembaca, Amien.

Page 153: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cliii

cliii

DAFTAR RUJUKAN Ahmad, Abdullah Ni‟am, dkk. 2007. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta :

Jendela Alam, Nizar Hamdani dan Dody Hermana. 2008. Classroom Action Research :

Teknik Penulisan Dan Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kudus: Rahayasa Research and Training

Al -Qur‟an dan Terjemahan Juz 1-15. 2004. Kudus : Toko Kitab Mubarokatan

Toyyibah Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Bahri, Syaiful Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif

Jakarta : Rineka Cipta Bahri, Syaiful Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta -------, Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Company Profile MtsN Lawang, Tahun 2008 Eko Susanto//http://konselingcenter.co.cc// Ciri-Ciri Dan Faktor Yang

Mempengaruhi Kreativitas. html. 8 Januari 2010 Fajar, Malik. 2006. Quo Vadis Pendidikan Islam “Pengembangan Pendidikan

Islam Yang Menjajikan Masa Depan”. Malang : UIN-Malang Press Fuad, Diana. 2002. Mengembangkan Kreatifitas Dalam Perspektif Psikologi

Islam. Yogyakarta: Menara kudus http//www.google.com// Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan aktivitas,

kreativitas, dan motivasi siswa.html. 17 November 2009 Isjoni. 2010. Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Bandung :

Alfabeta -------, dkk. 2007. Pembelajaran Visioner : Perpaduan Indonesia-Malaysia.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar Jordan E. Ayan. 2002. Bengkel Kreatifitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide

Pamungkas Melalui Pergaulan, Lingkungan, Perjalanan, Permainan, Alam Bawah Sadar, Seni, Teknologi, Berfikir, Bacaan, Jiwa Kreatif. Bandung : Penerbit Kaifa

Page 154: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cliv

cliv

Lexy, J Moleong. Tanpa Tahun. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning

Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Grasindo Majid, Abdul dan Dian Andani. 2004. Pendidikan Agama Islam Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran

Kretifitas dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya Muhaimin. 2003. Arah Baru Pendidikan Islam, Pemberdayaan Kurikulum Hingga

Refidinasi Islamisasi Pengetahuan. Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia

-------, dkk. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta : Kencana Munandar, Utami. 1992. mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah.

Jakarta : Gramedia Widiasarana -------. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta : PT Rineka

Cipta -------. 2002. Kreativitas & Keberbakatan “Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif

& Bakat”. Jakarta : PT Gramedia Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nashori, Fuad dan Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreatifitas dalam

Perspektif Psikologi Islam. Yogyakarta : Menara Kudus Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan : Mengatasi Kelemahan

Pendidikan Islam di Indonesia. Bogor : Kencana Prenada Media Nurdin, Syaifuddin. 2002. Guru Professional dan Implementasi Kurikulum

Jakarta : Ciputat Press Nurul, Wakhidah Milati. 2007. Implementasi Cooperative Learning Metode

Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP 13 Malang. Skripsinya, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.

Page 155: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clv

clv

Robert E. Slavin.. 2005. Cooperative Learning : Theory, Research, Practice. London : Allymand Bacon. Terjemahan, 2009. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media

Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Subadijah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Suparno, Paul. 2007. Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta : Grasindo -------. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Susilo. 2007. Paduan PTK. Yogyakarta: Pustaka Book Peblisher Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Syamsu, M. Ni‟am. 2009. Implementasi Pembelajaran Berbasis Multiple

Intelligences Dalam Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran, Pendidikan Agama Islam Kelas III Di MIN Beji Pasuruan, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Syauqi, Rifaat Nawawi, dkk. 2002. Metodologi Psikologi Islam. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu

Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta Timur : Bumi Aksara

Page 156: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clvi

clvi

Page 157: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clvii

clvii

ANALISIS BANYAKNYA PEKAN EFEKTIF DALAM KALENDER

PENDIDIKAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nama Sekolah : MTs Negeri Lawang

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas : VII

Tahun Akademik : 2009/2010

Jumlah Pekan Efektif dalam Semester Genap

No Bulan Jumlah

Pekan

Pekan Tidak

Efektif Pekan Efektif

1 Januari - - -

2 Pebruari 4 - 4

3 Maret 5 - 5

4 April 4 2 2

5 Mei 4 - 4

6 Juni 4 - 4

7 Juli - - -

Jumlah 21 2 19

Jumlah Pekan efektif : (Jumlah pekan – pekan tidak efektif) = 19 Pekan

Jumlah jam efektif : (Jumlah pekan efektif x JP)= 19 x 2JP = 38 JP

1 JP : 40 Menit

Page 158: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clviii

clviii

PROGRAM TAHUNAN

Nama sekolah : MTs Negeri Lawang Mata pelajaran : Aqidah Akhlaq Kelas/semester : VII / Genap Tahun Pelajaran : 2009/2010

SMT No Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar

Materi pokok

Alokasi Waktu

Ketera-ngan

II 4. Memahami asma‟ul husna 6 1 JP = 40

Menit 4.1 Menguraikan 10 asma‟ul husna )al-‟Aziz, al-Gaffar, al-Fattah, al-Basit, al-‟Adl, al-Gafur, al-

Qayyum, al-Barru, ar-Ra‟uf, al-Nafi‟)

2

4.2 Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui pemahaman terhadap 10

asma‟ul husna

2

4.3 Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 asma‟ul husna

1

4.4 Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 asma‟ul husna

1

5. Meningkatkan keimanan kepada malaikat-malaikat Allah SWT

6

5.1 Menjelaskan pengertian malaikat Allah SWT 1 5.2 Menjelaskan sifat-sifat malaikat Allah SWT 1 5.3 Menjelaskan tugas-tugas malaikat Allah SWT 2 5.4 Menunjukkan dalil naqli tentang adanya malaikat

Allah SWT 1

5.5 Menerapkan perilaku beriman kepada malaikat Allah SWT

1

6. Meningkatkan keimanan kepada adanya makhluk gaib selain malaikat

4

6.1 Menjelaskan pengertian alam jasmani dan alam rohani

1

6.2 Menunjukkan dalil naqli tentang alam jasmani dan alam rohani

1

6.3 Menjelaskan pengertian jin, iblis/setan 1 6.4 Menunjukkan dalil naqli tentang jin, iblis/setan 1 7. Menghindari akhlaq tercela kepada Allah 6 7.1 Menjelaskan pengertian riya‟, kufur, syirik, dan

nifaq 2

7.2 Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya‟, kufur, syirik, dan nifaq

2

7.3 Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya‟, kufur, syirik, dan nifaq

1

7.4 Membiasakan diri menghindari perilaku riya‟, kufur, syirik, dan nifaq dalam kehidupan sehari-

1

Page 159: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clix

clix

hari Ulangan Harian 8 Ujian Tengah Semester 2 Remidi / Pengayaan 2 Cadangan 2 Ujian Semester 2 Jumlah JP 38

Page 160: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clx

clx

PROGAM SEMESTER GENAP

SEKOLAH : MTsN Lawang KELAS : VII MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAQ TAHUN PELAJARAN : 2009-2010

N

o

Standar Kompetensi /

Kompetensi Dasar

Alokasi

Waktu

Diberikan pada minggu ke-

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4 Menェ┌ヴ;キニ;ミ ヱヰ ;ゲマ;げ┌ノ husna (al-げA┣キ┣が ;ノ-Gaffar,

al-Fattah, al-Basit, al-

げASノが ;ノ-Gafur, al-

Qayyum, al-Barru, ar-

R;げ┌aが ;ノ-N;aキげぶ

2

2

Menunjukkan bukti

kebenaran tanda-tanda

kebesaran Allah melalui

pemahaman terhadap 10

;ゲマ;げ┌ノ エ┌ゲミ;

2

2

Menunjukkan perilaku

orang yang mengamalkan

ヱヰ ;ゲマ;げ┌ノ エ┌ゲミ;

1

1

Meneladani sifat-sifat

Allah yang terkandung

S;ノ;マ ヱヰ ;ゲマ;げ┌ノ エ┌ゲミ;

1

1

Ulangan Harian 2 2

5 Menjelaskan pengertian

malaikat Allah SWT 1

1

Page 161: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxi

clxi

N

o

Standar Kompetensi /

Kompetensi Dasar

Alokasi

Waktu

Diberikan pada minggu ke-

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Menjelaskan sifat-sifat

malaikat Allah SWT 1

1

2

Menjelaskan tugas-tugas

malaikat Allah SWT 2

2

Menunjukkan dalil naqli

tentang adanya malaikat

Allah SWT

1

1

Menerapkan perilaku

beriman kepada malaikat

Allah SWT

1

1

Ulangan harian 2 2

6 Menjelaskan pengertian

alam jasmani dan alam

rohani

1

1

. Menunjukkan dalil naqli

tentang alam jasmani

dan alam rohani

1

1

Menjelaskan pengertian

jin, iblis/setan 1

1

Menunjukkan dalil naqli

tentang jin, iblis/setan 1

1

Page 162: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxii

clxii

No Standar Kompetensi /

Kompetensi Dasar

Alokasi

Waktu

Diberikan pada minggu ke-

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

7 Menjelaskan

pengertian ヴキ┞;げが ニ┌a┌ヴが syirik, dan nifaq

2

2

Mengidentifikasi

bentuk dan contoh-

Iラミデラエ ヮWヴH┌;デ;ミ ヴキ┞;げが kufur, syirik, dan nifaq

2

2

Menunjukkan nilai-nilai

negatif akibat

perbuatan ヴキ┞;げが ニ┌a┌ヴが syirik, dan nifaq

1

1

Membiasakan diri

menghindari perilaku

ヴキ┞;げが ニ┌a┌ヴが ゲ┞キヴキニが S;ミ nifaq dalam kehidupan

sehari-hari

1

1

Ulangan Harian 2 2

Ujian Tengah Semester 2 2

Remidi / Pengayaan 2 2

Cadangan 2 2

Ujian Semester 2 2

Jumlah JP 38

Page 163: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxiii

clxiii

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nama Madarasah : MTsN Lawang

Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 6 x 2 Jam Pelajaran (3 x Pertemuan), 1JP = 40 Menit)

A. STANDAR KOMPETENSI

Menghindari Akhlak Tercela Kepada Allah SWT

B. KOMPETENSI DASAR

1. Menjelaskan pengertian Riya‟ dan Nifaq

2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan Riya‟ dan Nifaq

3. Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

4. Membiasakan diri menghindari perilaku perbuatan tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR HASIL BELAJAR

1.1. Menjelaskan tentang pengertian Riya‟.

1.2. Menjelaskan tentang pengertian Nifaq.

2.1. Menyebutkan bentuk-bentuk perbuatan Riya‟ dan Nifaq.

2.2. Menyebutkan contoh-contoh dari perbuatan Riya‟ dan Nifaq.

3.1. Menyebutkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dalam

fenomena kehidupan.

3.2. Menyebutkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

4.1. Menyebutkan kerugian-kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena

sifat Riya‟.

Page 164: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxiv

clxiv

4.2. Menyebutkan kerugian-kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena

sifat dan Nifaq.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian Riya‟ dan Nifaq serta macam-macam dan

tingkatannya.

2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan Riya‟ dan Nifaq

3. Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

4. Membiasakan diri menghindari perilaku perbuatan tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Riya‟ dan Nifaq

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode cooperative learning dengan model two stray two stay dan

numbered head together.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan ke-1

4) Kegiatan awal (10 menit):

f) Peneliti (sebagai pengajar) memberi salam dan memulai pelajaran

dengan doa.

g) Peneliti memperkenalkan diri kepada siswa dan sekaligus

menyampaikan maksud dalam kehadirannya.

h) Peneliti mengabsen siswa sambil berkenalan.

Page 165: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxv

clxv

i) Peneliti memberikan gambaran apa saja yang akan mereka

dapatkan dalam pelajaran Akidah Akhlak.

j) Peneliti memberikan ilustrasi pelajaran yang akan dibahas adalah

tentang akhlak tercela kepada Allah SWT

5) Kegiatan inti (50 menit):

g) Menjelaskan materi tentang pengertian Riya‟.

h) Guru membuat kesepakatan bahwa selama pelajaran berlangsung

proses pembelajaran dengan model belajar bersama-sama atau

kelompok (cooperative learning).

i) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok (jumlah kelas VII D

ada 40 siswa, tiap kelompok berjumlah 4 siswa).

j) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing

kelompok.

k) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi mencari

contoh tentang Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi.

l) Lalu, guru meminta setiap perwakilan 2 orang dari masing-masing

kelompok untuk meninggalkan kelompoknya untuk berdiskusi ke

kelompok yang lain. Sedangkan 2 orang yang tidak bertugas

menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada 2 orang dari dari

kelompok lain (tamu).

6) Kegiatan akhir (20 menit):

Page 166: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxvi

clxvi

f) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal yang

tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

g) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman

siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan

soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan isian melalui

lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti sendiri.

h) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru

menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Riya‟.

i) Guru meminta siswa mempelajari materi tentang Nifaq untuk

pertemuan berikutnya.

j) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Pertemuan ke-2

4) Kegiatan awal (10 menit):

c) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

d) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

5) Kegiatan inti (50 menit):

j) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai Nifaq.

k) Siswa diminta menjawab secara individu.

l) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai Nifaq)

Page 167: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxvii

clxvii

m) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok

diberi nomor 1-8.

n) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing

kelompok.

o) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh

tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan kepada tiap-

tiap kelompok untuk menemukan jawaban dengan cara berdiskusi

dari pertanyyan yang diajukan guru.

p) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki nomor

yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju kedepan (hal ini

dilakukan terus menurus hingga semua siswa dengan nomor yang

sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan

jawaban atas pertanyaan guru).

q) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

r) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal yang

tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

6) Kegiatan akhir (20 menit):

f) Guru menyimpulkan pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Nifaq.

g) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman

siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan

Page 168: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxviii

clxviii

soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan isian melalui

lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti sendiri.

h) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru menyimpulkan

pelajaran hari ini, yaitu materi tentang Nifaq.

i) Guru meminta siswa mempelajari nilai-nilai negatif akibat

perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena kehidupan untuk

pertemuan berikutnya.

j) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

Pertemuan ke-3

4) Kegiatan awal (10 menit):

c) Guru membuka pelajaran dengan salam dan do‟a.

d) Guru sedikit menanyakan keadaan mereka.

5) Kegiatan inti (50 menit):

i) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai nilai-nilai

negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena

kehidupan.

j) Siswa diminta menjawab secara individu.

k) Guru menjelaskan materi yang akan dibahas (mengenai nilai-nilai

negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam fenomena

kehidupan).

Page 169: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxix

clxix

l) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (tiap kelompok

berjumlah 8 siswa). Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok

diberi nomor 1-8.

m) Kemudian, guru memberi nama kelompok tiap masing-masing

kelompok.

n) Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh

tiap-tiap kelompok. Lalu, guru memberi kesempatan kepada tiap-

tiap kelompok untuk menemukan jawaban dengan cara berdiskusi

dari pertanyan yang diajukan guru.

o) Langkah selanjutnya, guru memanggil siswa yang memiliki nomor

yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk maju kedepan (hal ini

dilakukan terus menurus hingga semua siswa dengan nomor yang

sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan

jawaban atas pertanyaan guru).

p) Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari guru.

6) Kegiatan akhir (20 menit):

e) Guru meminta kepada masing-masing kelompok mengajukan

pertanyaan kepada guru apabila ada pelajaran atau hal-hal yang

tidak dipahami dari pelajaran hari ini.

f) Guru mereview kegiatan pembelajaran, mengecek pemahaman

siswa dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan

soal-soal sebanyak 15 soal pilihan ganda dan isian melalui

lembaran soal yang sudah dibuat oleh peneliti sendiri.

Page 170: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxx

clxx

g) Guru memberikan penghargaan kepada seluruh siswa atas

partisipasi aktifnya dalam belajar, selanjutnya guru menyimpulkan

pelajaran hari ini selanjutnya guru menyimpulkan pelajaran hari

ini, yaitu nilai-nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq dalam

fenomena kehidupan.

h) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

H. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR

a. Kertas HVS

b. Nomor urut

c. Al-Qur‟an dan Terjemahannya

d. Hidayat, Junaidi, dkk. 2009. Ayo Memahami Akidah dan Akhlak; Untuk

MTs/SMP Islam Jilid I Kelas VII. Jakarta: Erlangga

e. Supiatun, Siti, dkk. 2009. LKS “Insan Cendekia” Akidah Akhlak MTs

& SMP Plus; Berorientasi Pada Kurikulum 2006 (KTSP) Untuk Kelas 7

Semester Genab. Malang: Citra Mentari

I. PENILAIAN

a. Penilaian sikap, perilaku, serta wawasan yang luas.

b. Tes tulis dan kerjasama dalam kelompok.

c. Keaktifan siswa dalam bertanya dan menyampaikan pendapat atau ide-

ide.

Page 171: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxi

clxxi

Lembar Pertanyaan Kinerja Kelompok

No Sifat Hati Apakah kalian memilikinya Bukti Solusi

Ya Kadang-

kadang

Tidak

1. Dusta

2. Ingkar janji

3. Tepat janji

4. Khianat

5. Amanat

Lembar Penilaian Kinerja Kelompok

PENILAIAN KINERJA (DISKUSI)

Nama Kelompok :

Kompetensi : Diskusi

No. Aspek / Kriteria yang dinilai Tingkat Kemampuan

1 2 3 4

1. Memahami Tujuan Diskusi.

2. Mampu merumuskan tujuan diskusi.

3. Aktif menyampaikan gagasan.

4. Gagasannya disampaikan dengan cara dan

bahasa yang santun.

5. Menghargai pendapat teman

6. Melakukan kerjasama dengan temannya

dalam kelompok.

7. Keterampilan mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

Page 172: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxii

clxxii

Keterangan :

1. Isikan tanda cek pada kolom tingkat kemampuan, dengan penjelasan

sebagai berikut :

2. 1 = Jika kemampuan siswa memahami dan melaksanakan aspek/kriteria

kegiatan kurang.

3. 2 = Jika kemampuan siswa memahami dan melaksanakan aspek/kriteria

kegiatan cukup.

4. 3 = Jika kemampuan siswa memahami dan melaksanakan aspek/kriteria

kegiatan baik.

5. 4 = Jika kemampuan siswa memahami dan melaksanakan aspek/kriteria

kegiatan sangat baik.

Skala penskoran :

A (amat baik) : 22-28

B (baik) : 15-21

C (cukup) : 8-14

D (kurang) : 7 atau kurang

Rubrik :

A (amat baik), jika semua aspek/ kriteria kemampuan berdiskusi, dilakukan siswa

dengan amat baik dan mengesankan, dengan tidak memerlukan bimbingan atau

bantuan guru.

B (baik), jika terdapat satu aspek/kriteria kemampuan berdiskusi yang tidak dapat

dilakukan dengan baik oleh siswa, tetapi ia tidak memerlukan bimbingan atau

bantuan dari guru.

C (cukup), jika siswa belum menguasai dua aspek/kriteria berdiskusi, sehingga ia

masih memerlukan bimbingan atau bantuan oleh guru.

D (kurang), jika banyak (lebih dari dua) aspek/kriteria berdiskusi, sehingga ia

banyak memerlukan bimbingan atau bantuan oleh guru.

Page 173: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxiii

clxxiii

MODUL MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

AKHLAK TERCELA

KEPADA

ALLAH SWT

UNTUK MTs/SMP ISLAM

KELAS VII

SEMESTER II

By :

IZAH ULYA QADAM

Page 174: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxiv

clxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an dan Terjemahannya

Hidayat, Junaidi, dkk. 2009. Ayo Memahami Akidah dan Akhlak; Untuk MTs/SMP Islam Jilid I Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Supiatun, Siti, dkk. 2009. LKS “Insan Cendekia” Akidah Akhlak MTs & SMP Plus; Berorientasi

Pada Kurikulum 2006 (KTSP) Untuk Kelas 7

Semester Genab. Malang: Citra Mentari

Page 175: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxv

clxxv

Standar Kompetensi

Menghindari Akhlak Tercela Kepada Allah SWT

Kompetensi Dasar

Menjelaskan pengertian Riya‟ dan Nifaq.

Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan Riya‟ dan

Nifaq.

Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan Riya‟ dan Nifaq

dalam fenomena kehidupan.

Pelajaran 6

AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT

“ Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan

mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)"

(Q.S. Al-A‟raaf : 29)

Page 176: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxvi

clxxvi

Membiasakan diri menghindari perilaku perbuatan tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang

dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika

tindakan spontan tersebut baik menurut pandangan agama maka akhlak

disebut akhlak mahmudah. Akan tetapi jika tindakan itu berupa

perbuatan jelek maka disebut akhlak madzmumah. Akhlak tercela

banyak sekali ragamnya diantaranya adalah riya‟ dan nifaq.

A. Riya’ (¬ゅΑケ)

Disamping kekurangannya, setiap orang pasti mempunyai

suatu kelebihan yang membanggakan. Biasanya kebanggaan itu

diekspresikan dengan memperlihatkan kita didepan orang lain, baik

dengan perkataan atau perbuatan, dengan harapan mendapatkan

pujian dari orang lain, sehingga terjebak dalam sikap riya‟.

Secara bahasa, riya‟ berasal dari kata (¬ゅΑケヱ ⇒ るΑぼケ ⇒ ンゲΑ ⇒ ンぺケ)

yang artinya melihat. Maksudnya adalah berbuat kebaikan agar

kebaikann itu dilihat dan dipuji oleh orang lain. Hal yang sama

adalah sum‟ah (るバヨシ) yaitu berbuat kebaikan itu didengar orang lain

dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada

Allah SWT. Misalnya, seseorang melaksanakan sholat di masjid pada

Abstraksi 1

Pembahasan 2

Page 177: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxvii

clxxvii

Allah SWT, atau bersedekah agar dikatakan sebagai dermawan, dan

sebagainya.

Riya‟ termasuk perbuatan syirik kecil yang sangat

berbahaya. Disebut demikian, karena dalam beribadah tidak

menyandarkan keikhlasan kepada Allah SWT, melainkan kepada

orang lain. Riya‟ dapat dihapus amal kebaikan yang telah dilakukan,

sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT :

Terjemahannya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan

menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang

menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia

tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka

perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada

tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah

Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai

sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak

Page 178: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxviii

clxxviii

memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S. Al-

Baqarah : 264)

Ayat diatas diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW :

¬ゅΑケ リョ りケク メゅボんョ ヮΒプ Κヨハ モィ ヱ ゴハ モらボゎ Ι(ゑΑギエャや)

Terjemahannya :

“Allah SWT tidak akan menerima suatu amal yang didalamnya

terdapat riya‟ sekalipun sekecil biji sawi”, (Al-Hadits)

Tanda-tanda sifat riya‟ adalah :

sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang, seperti suka

menampakkan sifat-sifat mulia dan hal-hal yang baik pada

dirinya. Hal-hal yang cenderung dipamerkan itu meliputi keelokan

dirinya, pakain dan perhiasan, atau kecakapan berbicara.

Keengganan melakukan ibadah sendirian, namun merasa riang dan

senang bila ada yang melihatnya.

Yang lebih tersembunyi adalah menolak riya‟ dan terus

beribadah tanpa sedikit pun disertai dengan riya‟, tetapi begitu

ada orang lain mengetahui amal ibadah dan amal salehnya, dia

sangat bahagia dan makin menambah ibadahnya.

Riya‟ dibagi menjadi dua yaitu :

1. Riya‟ Jali, yaitu ibadah atau

kebaikan yang disengaja

dilakukan didepan orang lain

dengan tujuan tidak untuk

mengagungkan Allah SWT,

Poin penting!

Riya‟ ada dua; Riya‟ Jali, melakukan kebaikan

demi pujian orang

lain.

Riya‟ Khafi, melakukan kebaikan

sembunyi-sembunyi

demi dihormati

orang lain.

Page 179: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxix

clxxix

melainkan demi untuk mencari

pujian orang lain, untuk

kebanggan, atau tujuan lain

selain Allah SWT.

2. Riya‟ Khafi, yaitu melakukan ibadah atau kebaikan secara

tidak terang-terangan, tapi dengan maksud agar ia dihormati

dan dimulyakan oleh masyarakat. Riya‟ khafi merupakan

penyakit hati yang sangat halus dan samar, yang ujungnya

sama dengan riya‟ jail, yaitu mengharap pujian dan sanjungan

dari orang lain.

Namun, riya‟ tidak boleh dijadikan alasan keengganan kita

untuk beribadah dan beramal sholeh. Artinya, seseorang

menghindari dari berbuat kebaikan karena takut dianggap riya‟.

Anggapan semacam itu merupakan godaan setan yang halus dan

tersamarkan.

B. Nifaq (ベゅヘレャや)

Secara bahasa nifaq berasal dari kata ( ペヘル– ペヘレΑ –ベゅヘル ) yang

artinya habis. Dalam istilah syari‟at Islam, nifaq mempunyai arti

perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan

menampakkan keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku

seperti ini pada hakikatnya adalah kesesuaian antara keyakinan,

perkataan, dan perbuatan. Atau dengan kata lain, tindakan yang

selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati nuraninya,

terhadap Allah SWT maupun sesama manusia. Orang yang

Page 180: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxx

clxxx

melakukan perbuatan nifaq disebut munafiq. Allah SWT

mencotohkan melalui firman-Nya :

Terjemahannya :

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,

mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka

kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka

mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu,

Kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqarah : 14)

Perbuatan nifaq dapat dikategorikan menjadi dua menjadi :

1. Nifaq I‟tiqadi, melakukan perbuatan yang menyatakan dirinya

beriman kepada Allah SWT, sedangkan dalam hatinya tidak

ada keimanan sama sekali. Dia sholat, sedekah, dan beramal

sholeh lainnya, namun tindakan itu tanpa didasari keimanan

dalam hatinya. Allah SWT melukiskan sifat nifaq I‟tiqadi ini

dalam Al-Qur‟an :

Terjemahannya :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan

Allah akan membalas tipuan merekadan apabila mereka

berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka

Page 181: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxi

clxxxi

bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan

tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-

Nisa‟ : 142)

2. Nifaq „Amali, yaitu mengingkari kebenaran dalam bentuk

perbuatan. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

ゐΚを リΒボヘレヨャや るΑや : ラゅカ リヨわもや やクや ヱ ブヤカぺ ギハヱ やクや ヱ ゆグミ ゐギェ やクや( ンケゅガらャや ロやヱケ

ユヤジョ ヱ)

Terjemahanya :

“ Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga, yaitu apabila

berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak

ditepati, dan apabila dipercaya selalu selalu menghianati.”

(H.R. Bukhori Muslim)

Sebagai muslim, kita mampu menghindari diri dari perbuatan

nifaq. Orang Islam tidak boleh berdusta, berkhianat, dan

mengingkari janji. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut termasuk

akhlak tercela yang dapat mendatangkan akibat buruk di dunia dan

di akhirat. Akibat buruk di dunia berupa ketidak percayaan dari

masyarakat sekitarnya, dan akibat buruk di akhirat yaitu Allah

SWT akan menempatkan mereka di tempat paling bawah dalam

neraka (darkil asfali). Sebagaimana firman Allah :

Page 182: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxii

clxxxii

Terjemahannya :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada

tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali

tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (Q.S.

An-Nisa‟ : 145)

C. Menunjukkan Nilai-Nilai Negatif Akibat Perbuatan Riya’ dan

Nifaq dalam Fenomena Kehidupan

1. Kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena sifat riya‟

diantaranya adalah sebagai berikut :

Tidak diperdulikan Allah SWT, karena seorang yang

riya‟ meka terputuslah apa yang ada di antara dirinya

dan Allah SWT.

Terungkap kejelekannya di dunia dan akan mendapatkan

siksaan di akhirat.

Amalannya batal dan tidak mendapatkan pahala.

Akan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.

Terjerumus kedalam perbuatan syirik kecil.

2. Kerugian dari akibat yang ditimbulkan karena sifat nifaq

diantaranya adalah sebagai berikut :

Dapat membayakan kedamaian dan keutuhan

masyarakat.

Hidupnya penuh kebimbingan yang dapat menjadi

mengurangi keimanan.

Akan dikucilkan dalam kehidupan masyarakat.

Page 183: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxiii

clxxxiii

Tidak dipercaya lagi oleh masyarakat.

Akan menjadi penghuni neraka paling bawah.

D. Membiasakan diri menghindari perilaku perbuatan tersebut

dalam kehidupan sehari-hari

Akhlak tercela merupakan penyakit hati yang harus diobati.

Apabila, jika akhlak tercela tersebut berhubungan langsung dengan

Allah SWT dan bentuk kedurhakaan kepada-Nya. Secara langsung

melalui firman-Nya, Allah SWT telah mengisyaratkan obat unutuk

terapi penyakit hati. Firman Allah SWT dalamm surat Yunus ayat :

57, yaitu :

Terjemahannya :

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran

dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-

orang yang beriman.” (Q.S. Yunus : 57).

Adapun perilaku-perilaku untuk membiasakan diri dalam

menghindari sifat riya‟ dan nifaq diantaranya sebagai berikut :

1. Berpegang teguh kepada Al-Qur‟an, dengan cara membaca

dan merenungkan.

2. Memahami bahaya yang ditimbulkan akibat penyakit hati.

3. Merasa akan adanya penyakit hati dalam diri kita.

Page 184: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxiv

clxxxiv

4. Sering bergaul dan berinteraksi dengan orang sholeh.

5. Memperbanyak dzikir, do‟a, memohon ampun dan senantiasa

mengingat keberadaan Allah dimanapun kita berada.

6. Dengan jalan muraqobah (mengawasi diri sendiri) dan sikap

lawamah (berani menegur diri sendiri).

7. Segera melakukan taubah dan istighfar dengan sungguh-

sungguh apabila gejala-gejala riya‟ dan nifaq mulai muncul.

Menjauhkan sifat riya‟ dari hati adalah usaha untuk ikhlas

beribadah kepada Allah SWT.

Keikhlasan beribadah akan mendapatkan pujian dari Allah SWT.

Pujian Allah SWT akan mendapatkan ridho-Nya. Dengan ridho-

Nya, akan kita raih kasih sayang dan kebahagian dunia akhirat.

Mengamalkan makna syahadat berarti mengamalkan ikrar itu

dalam kehidupan nyata, yaitu dengan tidak menghadirkan Tuhan

selain Allah SWT dalam hati, lisan, dan perbuatan, walaupun

menghadapi kesulitan hidup.

Gajah matimeninggalkan gading, harimau mati meninggalkan

belang dan manusia mati meninggalkan nama. Akhlak terpuji akan

selalu terkenang sepanjang masa dan akhlak buruk akan selalu

membawa malu sepanjang masa.

Tafakur 3

Page 185: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxv

clxxxv

Kekuatan iman dan amal sholeh karena mengharap ridho Allah

SWT akan menghindari kita dari perbuatan nifaq.

Riya‟ adalah berbuat kebaikan agar kebaikann itu dilihat dan

dipuji oleh orang lain. Disebut sebagai syirik kecil karena dalam

beribadah tidak menyandarkan keikhlasan kepada Allah SWT,

sehingga dapat menghapus pahala ibadah itu.

Riya‟ ada dua yaitu riya‟ Jali dan riya‟ Khofi. Riya‟ Jali yaitu

melakukan kebaikan demi pujian orang lain. Riya‟ Khafi yaitu

melakukan kebaikan sembunyi-sembunyi demi dihormati orang

lain.

Amal kebaikan yang dilakukan karena ridho Allah SWT, dengan

tujuan mengajak orang mau meniru merupakan riya‟ yang baik dan

tidak merusak pahala ibadah.

Takut riya‟ tidak boleh dijadikan alasan seseorang untuk enggan

beribadah dan beramal sholeh.

Intisari 4

Riya‟

Page 186: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxvi

clxxxvi

Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam

hatinya dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan

tindakan.

Nifaq ada dua yaitu nifaq I‟tiqodi dan nifaq „Amali. Nifaq I‟tiqodi

yaitu melakukan perbuatan yang menyatakan dirinya beriman

kepada Allah SWT, sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan

sama sekali. Sedangkan, Nifaq „Amali yaitu mengingkari

kebenaran dalam bentuk perbuatan.

Sifat utama yang melekat pada orang munafiq adalah berdusta,

tidak menempati janji, dan berkhianat.

S E L A M A T B E L A J A R

Nifaq

Page 187: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxvii

clxxxvii

PRESENSI SISWA KELAS VII D

MTs N Lawang Malang

Tahun Ajaran 2009/2010

NO NAMA SISWA Tanggal KBM

12 Apr 2010

26 Apr 2010

03 Mei 2010

1 AGUNG WICAKSONO SURASNO v v v 2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR v v v 3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT v v v 4 ALIF AKBAR ANUGRAH A. v v v 5 AMIRUL MUKMININ v v v 6 ANJAS RAHASTA KHIRANA v v v 7 ASROL UKAMA v v v 8 ATIYAH ARIFIANAH v v v 9 DEWI MASITOH v v v 10 DICKY APRIANTONI v v v 11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA v v v 12 EKA HANNY ISLAMIYAH v v v 13 ENI KURNIATI HANINGTIAS v v v 14 FAIZ NUR IHSAN ARIF v v v 15 FANDHI YUDHA SAPUTRA v v v 16 FARWA NUR ANNISA v v v 17 FATIMATUZ ZAHRO v v v 18 FATIN TRI SEPTI v v v 19 HANIF v v v 20 INSYIYAH FAJRIYATI v v v 21 IZZATUL MUFIDAH v v v 22 LAILATUL MUHIMMATUS S. v v v 23 LILIS SURYANI v v v 24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA v v v 25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI v v v 26 MAFATIKHUR ROKHMAH v v v 27 MAUDY QOMARIYAH v v v 28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA v v v 29 NABILLA YANUAR ISNAYNI v v v 30 NADA WAHYUNINGSIH v v v 31 NADILA YUNIAR SAFIRA v v v 32 NEVRILA MANDALA v v v 33 OKTAVIAN BUDI LAKSONO v v v 34 PRESTI ANGGILIANA v v v 35 RAMADHAN ARDINATA v v v 36 RIZAH AMELIA ANWAR v v v 37 SUCI EKASARI v v v

Page 188: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxviii

clxxxviii

38 SYLVIAH INDAYANI v v v 39 VANDY ARDA PRATAMA v v v 40 ZULDA SALENA NUR ADHA v v v

LAMPIRAN I

LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS

Sub

Variabel Indikator

Observasi

Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Inovatif

a. Memiliki rasa

ingin tahu yang

besar terhadap

pembelajaran

Aqidah Akhlak

2 2 3 3

b. Menyukai hal-

hal yang baru

dalam

pembelajaran

1 2 2 2

c. Mampu

mengungkapkan

gagasan yang up

to date

1 2 3 3

d. Mampu

menunjukkan

bermacam-

macam hasil

karya

1 2 2 3

Page 189: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

clxxxix

clxxxix

Flexibel

a. Lebih terbuka

terhadap

perbedaan-

perbedaan

pendapat yang

muncul

2 3 2 3

b. Mampu

menyesuaikan

diri dengan

kelompok

3 3 3 3

Exspresif

a. Semangat pada

setiap KBM 1 2 3 3

b. Lebih bebas

mengungkapkan

pendapat/ide

1 1 2 2

c. Kritis terhadap

permasalahan 1 1 3 3

Jumlah 13 18 23 25

Keterangan :

4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang

Page 190: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxc

cxc

LAMPIRAN II

PERHITUNGAN SKOR PENINGKATAN NILAI KREATIVITAS

Peningkatan Siklus I :

Post Rate - Base Rate

P = X 100% Base Rate

18 - 13 = X 100%

13 5 = X 100%

13

= 0, 38 X 100% = 38%

Peningkatan Siklus II :

Post Rate - Base Rate P = X 100% Base Rate

23 - 13 = X 100%

13 10 = X 100%

13

= 0, 76 X 100% = 76%

Peningkatan Siklus III :

Post Rate - Base Rate

P = X 100% Base Rate

25 - 13

= X 100% 13

Page 191: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxci

cxci

12 = X 100%

13

= 0, 92 X 100% = 92%

LAMPIRAN III

Daftar Nilai Pre Test Siswa Kelas VII D MTsN Lawang Malang

NO NAMA SISWA NILAI

Pre Test 1 AGUNG WICAKSONO SURASNO 62 2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR 70 3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT 68 4 ALIF AKBAR ANUGRAH A. 68 5 AMIRUL MUKMININ 65 6 ANJAS RAHASTA KHIRANA 67 7 ASROL UKAMA 86 8 ATIYAH ARIFIANAH 70 9 DEWI MASITOH 72 10 DICKY APRIANTONI 69 11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA 67 12 EKA HANNY ISLAMIYAH 62 13 ENI KURNIATI HANINGTIAS 74 14 FAIZ NUR IHSAN ARIF 70 15 FANDHI YUDHA SAPUTRA 68 16 FARWA NUR ANNISA 65 17 FATIMATUZ ZAHRO 75 18 FATIN TRI SEPTI 68 19 HANIF 68 20 INSYIYAH FAJRIYATI 61 21 IZZATUL MUFIDAH 67 22 LAILATUL MUHIMMATUS S. 68 23 LILIS SURYANI 71 24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA 68 25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI 70 26 MAFATIKHUR ROKHMAH 70 27 MAUDY QOMARIYAH 65 28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA 72 29 NABILLA YANUAR ISNAYNI 72 30 NADA WAHYUNINGSIH 70 31 NADILA YUNIAR SAFIRA 65

Page 192: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcii

cxcii

32 NEVRILA MANDALA 74 33 OKTAVIAN BUDI LAKSONO 68 34 PRESTI ANGGILIANA 75 35 RAMADHAN ARDINATA 70 36 RIZAH AMELIA ANWAR 65 37 SUCI EKASARI 70 38 SYLVIAH INDAYANI 65 39 VANDY ARDA PRATAMA 68 40 ZULDA SALENA NUR ADHA 68

JUMLAH 2756 RATA-RATA 68.9

LAMPIRAN IV

Daftar Nilai Siswa Kelas VII D MTsN Lawang Malang

NO NAMA SISWA NILAI

Siklus I Siklus II Siklus III 1 AGUNG WICAKSONO SURASNO 62 70 82 2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR 70 73 85 3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT 70 73 78 4 ALIF AKBAR ANUGRAH A. 70 75 87 5 AMIRUL MUKMININ 68 78 80 6 ANJAS RAHASTA KHIRANA 69 71 87 7 ASROL UKAMA 85 85 80 8 ATIYAH ARIFIANAH 76 79 81 9 DEWI MASITOH 81 81 81 10 DICKY APRIANTONI 74 74 78 11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA 67 75 82 12 EKA HANNY ISLAMIYAH 70 74 80 13 ENI KURNIATI HANINGTIAS 77 79 81 14 FAIZ NUR IHSAN ARIF 69 78 72 15 FANDHI YUDHA SAPUTRA 76 76 79 16 FARWA NUR ANNISA 68 76 79 17 FATIMATUZ ZAHRO 69 73 75 18 FATIN TRI SEPTI 75 75 79 19 HANIF 70 73 83 20 INSYIYAH FAJRIYATI 68 68 82 21 IZZATUL MUFIDAH 61 68 81 22 LAILATUL MUHIMMATUS S. 67 80 82 23 LILIS SURYANI 70 70 81 24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA 68 77 86 25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI 69 73 85

Page 193: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxciii

cxciii

26 MAFATIKHUR ROKHMAH 70 72 75 27 MAUDY QOMARIYAH 74 74 81 28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA 67 72 87 29 NABILLA YANUAR ISNAYNI 71 68 80 30 NADA WAHYUNINGSIH 70 78 81 31 NADILA YUNIAR SAFIRA 89 87 90 32 NEVRILA MANDALA 70 71 86 33 OKTAVIAN BUDI LAKSONO 68 77 87 34 PRESTI ANGGILIANA 80 79 81 35 RAMADHAN ARDINATA 70 69 78 36 RIZAH AMELIA ANWAR 65 74 76 37 SUCI EKASARI 67 77 74 38 SYLVIAH INDAYANI 72 76 88 39 VANDY ARDA PRATAMA 72 67 74 40 ZULDA SALENA NUR ADHA 87 83 83

JUMLAH 2861 2998 3247 RATA-RATA 71.5 74.9 81.2

Page 194: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxciv

cxciv

LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR

PRE TEST

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Jelaskan pengertian riya‟ dan nifaq !

2. Berapakah macam-macam riya‟ ? Sebutkan !

3. Sebutkan ciri-ciri orang munafiq !

4. Tulislah contoh-contoh perbuatan riya‟ ?

5. Tulislah dalil Al-Qur‟an tentang nifaq, beserta terjemahannya !

Page 195: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcv

cxcv

KUNCI JAWABAN PRE TEST

1. Riya‟ adalah memperlihatkan amal kebajikan, agar dilihat dan dipuji orang

lain atau disebut juga pamer. Nifaq adalah ucapan, perbuataan atau sikap

yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalam

hati.

2. Macam-macam riya‟ ada 2. Yaitu riya‟ jali dan riya‟ khafi.

3. Ciri-ciri orang munafiq ada 3:

a. Apabila berkata selalu berdusta.

b. Apabila berjanji tidak ditepati.

c. Apabila dipercaya selalu menghianati

4. Contoh-contoh perbuatan riya‟;

a. Membicarakan tentang amal perbuatan yang baik.

b. Beribadah dengan khusuk karena ada wanita/laki-laki yang disukai.

c. Selalu mengingat-ingat pemberian atau bantuan darinya.

d. Menyombongkan kekayaannya, kepandaiannya, keelokan darinya,

dan lain-lain.

5. Dalil Al- Qur‟an tentang nifaq;

Artinya :

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka

mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada

syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami

sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqoroh :

14)

Page 196: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcvi

cxcvi

SOAL-SOAL PADA SIKLUS I

I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Memperlihatkan kelebihan kita didepan orang lain dengan maksud ingin

dipuji termasuk sifat …

a. Kufur c. Syirik

b. Riya‟ d. Tawaduk

2. Sifat yang sama dengan riya‟ adalah …

a. Syirik c. Sum‟ah

b. Nifaq d. Kufur

3. Melakukan kebaikan terang-terangan dengan bermaksud riya‟ dinamakan …

a. Riya‟ khafi c. Riya‟ Jali

b. Riya‟ khauf d. Riya‟ Jani

4. Melakukan kebaikan sembunyi-sembunyi, demi kehormatan orang lain

dinamakan riya‟ …

a. Riya‟ khafi c. Riya‟ Jali

b. Riya‟ khauf d. Riya‟ Jani

5. Kekuatan iman dan amal sholeh, akan menghindarkan kita dari, kecuali …

a. Riya‟ c. Muhsin

b. Nifaq d. Musyrik

6. Riya‟ dua macam yaitu …

a. Ashgor dan Akbar c. Khafi dan Jali

b. I‟tiqodi dan „Amali d. I‟tiqodi dan Khafi

7. Ayat dibawah ini terdapat pada surat …

a. An-Nisa‟ : 142 c. Al-Maidah : 124

b. Al-Baqoroh : 142 d. At-Taubah : 124

Page 197: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcvii

cxcvii

8. Akhlak yang tercela juga disebut akhlak …

a. Mahmudah c. Madzmumah

b. Karimah d. Ahsan

9. Akhlak madzmumah adalah akhlak …

a. Terpuji c. Tercela

b. Termulya d. Terindah

10. Yang termasuk akhlak tercela kepada Allah SWT adalah …

a. Kufur c. Nifaq

b. Riya‟ d. Semua benar

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singat dan tepat !

1. Jelaskan pengertian riya‟ dan sebutkan ciri-ciri orang riya‟!

2. Apa istilah lain dari perbuatan riya‟? Jelaskan !

3. Sebutkan macam-macam riya‟!

4. Jelaskan pengertian riya‟ khafi !

5. Jelaskan maksud Hadits dibawah ini !

¬ゅΑケ リョ りケク メゅボんョ ヮΒプ Κヨハ モィ ヱ ゴハ モらボゎ Ι(ゑΑギエャや)

Page 198: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcviii

cxcviii

SOAL-SOAL PADA SIKLUS II

I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Secara bahasa nifaq berarti …

a. Habis c. Khianat

b. Bohong d. Ingkar

2. Orang yang melakukan perbuatan nifaq disebut …

a. Fasik c. Murtadin

b. Munafiq d. Mujtahidin

3. Ciri-ciri orang munafiq antara lain, kecuali …

a. Khianat c. Tidak menepati janji

b. Dusta d. Curang

4. Kerugian yang didapat apabila melakukan perbuatan syirik yaitu …

a. Tidak diampuni dosanya oleh Allah SWT

b. Dibenci masyarakat

c. Mengurangi pahala kebaikan

d. Menambah keimanan

5. Nifaq ada dua macam yaitu …

a. Ashgor dan Akbar c. I‟tiqodi dan Ashgor

b. „Amali dan I‟tiqodi d. Azali dan „Amali

6. ラヲよグムャ リΒボヘレヨャや ラま...

Arti potongan ayat diatas adalah sesungguhnya orang-orang … itu benar-

benar orang pendusta.

a. Riya‟ c. Syirik

b. Kufur d. Munafiq

7. Perbuatan mengingkari kebenaran dalam bentuk perbuatan disebut …

a. Nifaq „Amali c. Nifaq Khofi

b. Nifaq I‟tiqodi d. Nifaq Khasanah

8. Akhlak mahmudah adalah akhlak …

a. Tercela c. Madzmumah

b. Terpuji d. Musyrik

9. やゲΒダル ユヰャ ギイゎ リャ ヱ ケゅレャや リョ モヘジャや ポケギャや ヶプ リΒボプゅレヨャや ラま(.)

Page 199: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cxcix

cxcix

Ayat diatas menjelaskan bahwa …

a. Orang munafiq adalah orang yang tercela

b. Orang munafiq akan bertempat di neraka paling bawah

c. Orang munafiq merupakan salah satu penghuni neraka.

d. Benar semua

10. Perbuatan menyekutukan Allah SWT dengan makhluknya adalah perbuatan

a. Kufur c. Syirik

b. Riya‟ d. Nifaq

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singat dan tepat !

1. Jelaskan pengertian nifaq secara bahasa dan istilah !

2. Berapakah macam-macam nifaq ? Sebutkan !

3. Sebutkan ciri-ciri orang munafiq !

4. Jelaskan pengertian dari nifaq I‟tiqodi !

5. Tulislah Hadits tentang ciri-ciri orang munafiq !

Page 200: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cc

cc

SOAL-SOAL PADA SIKLUS III

I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar !

1. Akhlak tercela juga disebut dengan ...

a. Akhlak Mahmudah c. Akhlak Madzmumah

b. Akhlak Karimah d. Akhlak Ahsan

2. Yang termasuk akhlak tercela kepada Allah SWT adalah …

a. Kufur c. Nifaq

b. Riya‟ d. Semua benar

3. Ada dua macam riya‟ yaitu …

a. Ashgor dan Akbar c. Khafi dan Jali

b. I‟tiqodi dan „Amali d. I‟tiqodi dan Khafi

4. Melakukan kebaikan terang-terangan dengan bermaksud riya‟ dinamakan …

a. Riya‟ khafi c. Riya‟ Jali

b. Riya‟ khauf d. Riya‟ Jani

5. Sifat yang sama dengan riya‟ adalah …

a. Syirik c. Sum‟ah

b. Nifaq d. Kufur

6. Perbuatan menampakkan keimanan dalam ucapan dan tindakan tetapi

menyembunyikan kekafiran dalam hati, disebut …

a. Nifaq c. Riya‟

b. Kufur d. Jaly

7. Ciri-ciri orang munafiq antara lain, kecuali …

a. Khianat c. Tidak menepati janji

b. Dusta d. Curang

8. Nifaq ada dua macam yaitu …

a. Ashgor dan Akbar c. I‟tiqodi dan Ashgor

b. „Amali dan I‟tiqodi d. Azali dan „Amali

9. やゲΒダル ユヰャ ギイゎ リャ ヱ ケゅレャや リョ モヘジャや ポケギャや ヶプ リΒボプゅレヨャや ラま

Ayat diatas menjelaskan bahwa …

a. Orang munafiq adalah orang yang tercela

b. Orang munafiq akan bertempat di neraka paling bawah

Page 201: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cci

cci

c. Orang munafiq merupakan salah satu penghuni neraka

d. Benar semua

10. ¬ゅΑケ リョ りケク メゅボんョ ヮΒプ Κヨハ モィ ヱ ゴハ モらボゎ Ι(ゑΑギエャや)

Hadits diatas menjelaskan bahwa …

a. Allah SWT tidak akan menerima suatu amal yang di dalamnnya

terdapat riya‟

b. Allah SWT akan menerima suatu amal yang didalamya terdapat riya‟

jika sekecil biji sawi

c. Allah SWT akan menerima suatu amal yang di dalamnnya terdapat

riya‟

d. Allah SWT tidak akan menerima suatu amal yang didalamya terdapat

riya‟ walaupun sekecil biji sawi

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singat dan tepat !

1. Jelaskan pengertian riya‟ dan nifaq !

2. Perbuatan riya‟ dibagi menjadi berapa macam ? Sebutkan dan jelaskan !

3. Perbuatan nifaq dibagi menjadi berapa macam ? Sebutkan dan jelaskan !

4. Tuliskan satu dalil yang menjelaskan tentang riya‟ dan nifaq !

5. Sebutkan perilaku-perilaku untuk membiasakan diri dalam menghindari sifat

riya‟ dan nifaq !

Page 202: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccii

ccii

KUNCI JAWABAN SIKLUS I

GANDA

1. B 6. C

2. C 7. A

3. C 8. C

4. A 9. C

5. C 10. D

ISIAN

1. Riya‟ adalah memperlihatkan amal kebajikan, agar dilihat dan dipuji orang

lain atau disebut juga pamer.

Ciri-ciri orang riya‟:

a. Sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang, seperti suka

menampakkan sifat-sifat mulia dan hal-hal yang baik pada dirinya.

b. Keengganan melakukan ibadah sendirian, namun merasa riang dan

senang bila ada yang melihatnya.

c. Yang lebih tersembunyi adalah menolak riya‟ dan terus beribadah

tanpa sedikit pun disertai riya‟, tetapi begitu ada orang lain mengetahui

amal ibadah dan amal sholehnya, dia sangat bahagia dan makin

menambah ibadahnnya.

2. Sum‟ah. Yaitu berbuat kebaikan agar kebaikan itu didengar orang lain dan

dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada Allah SWT.

3. Riya‟ khafi dan Riya‟ jaly.

4. Riya‟ khafi adalah Melakukan kebaikan terang-terangan dengan

bermaksud riya‟.

5. Allah SWT tidak akan menerima suatu amal yang didalamya terdapat riya‟

walaupun sekecil biji sawi.

Page 203: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cciii

cciii

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

GANDA

1. A 6. D

2. B 7. A

3. D 8. B

4. A 9. B

5. B 10. C

ISIAN

1. Bahasa : Habis.

Istilah : Ucapan, perbuataan atau sikap yang sesungguhnya bertentangan

dengan apa yang tersembunyi dalam hati.

2. Ada 2. Yaitu nifaq I‟tiqodi dan nifaq „Amali.

3. Ciri-ciri orang munafiq ada 3:

a. Apabila berkata selalu berdusta.

b. Apabila berjanji tidak ditepati.

c. Apabila dipercaya selalu menghianati

4. Nifaq I‟tiqodi adalah melakukan perbuatan yang menyatakan dirinya

beriman kepada Allah SWT, sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan

sama sekali.

5. ゐΚを リΒボヘレヨャや るΑや : ラゅカ リヨわもや やクや ヱ ブヤカぺ ギハヱ やクや ヱ ゆグミ ゐギェ やクや(ユヤジヨャやヱ ンケゅガらャや ロやヱケ)

Page 204: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

cciv

cciv

KUNCI JAWABAN SIKLUS III

GANDA

1. C 6. D

2. D 7. C

3. C 8. B

4. C 9. B

5. C 10. D

ISIAN

1. Riya‟ adalah memperlihatkan amal kebajikan, agar dilihat dan dipuji orang

lain atau disebut juga pamer.

Nifaq adalah ucapan, perbuataan atau sikap yang sesungguhnya

bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalam hati.

2. Ada 2 macam. Yaitu riya‟ jali dan riya‟ khafi.

3. Ada 2 macam. Yaitu nifaq I‟tiqodi dan nifaq „amali.

4. Dalil tentang riya‟

¬ゅΑケ リョ りケク メゅボんョ ヮΒプ Κヨハ モィ ヱ ゴハ モらボゎ Ι(ゑΑギエャや)

Artinya :

Allah SWT tidak akan menerima suatu amal yang didalamya terdapat riya‟

walaupun sekecil biji sawi

Dalil tentang nifaq;

Artinya :

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka

mengatakan: "Kami telah beriman". dan bila mereka kembali kepada

syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami

Page 205: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccv

ccv

sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqoroh :

14)

5. Perilaku-perilaku untuk membiasakan diri dalam menghindari sifat riya‟

dan nifaq :

8. Berpegang teguh kepada Al-Qur‟an, dengan cara membaca dan

merenungkan.

9. Memahami bahaya yang ditimbulkan akibat penyakit hati.

10. Merasa akan adanya penyakit hati dalam diri kita.

11. Sering bergaul dan berinteraksi dengan orang sholeh.

12. Memperbanyak dzikir, do‟a, memohon ampun dan senantiasa

mengingat keberadaan Allah dimanapun kita berada.

13. Dengan jalan muraqobah (mengawasi diri sendiri) dan sikap

lawamah (berani menegur diri sendiri).

14. Segera melakukan taubah dan istighfar dengan sungguh-sungguh

apabila gejala-gejala riya‟ dan nifaq mulai muncul.

Page 206: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccvi

ccvi

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN GURU MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Aqidah Akhlak yang selama ini

anda terapkan/gunakan ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak yang selama ini

anda terapkan/gunakan ?

3. Bagaimana penilain pembelajaran Aqidah Akhlak yang selama ini anda

terapkan/gunakan ?

4. Bagaimana menurut anda dengan pembelajaran dengan model cooperative

learning ?

5. Bagaimana anda mengembangkan kreativitas siswa dalam pelajaran

Aqidah Akhlak ?

Page 207: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccvii

ccvii

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN KEPALA MTsN LAWANG

1. Bagaimana kepemimpinan/perilaku anda dalam perencanaan selama

periode ini, kedepan di MTsN Lawang?

2. Bagaimana tindakan anda dalam memantau kegiatan dan lingkungan yang

ada di MTsN Lawang ?

3. Bagaimana anda mengevaluasai selama kepimimpinan yang anda jalani

selama ini ?

4. Bagaimana sarana prasarana yang ada di MTsN lawang untuk menunjang

dalam proses pembelajaran di sekolah ini?

5. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan agama Islam, khususnya mata

pelajaran Aqidah Akhlak ?

Page 208: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccviii

ccviii

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN WAKA MADRASAH URUSAN KURIKULUM

1. Bagaimana kurikulum yang ada di MTsN Lawang ini ?

2. Bagaimana perencanaan dalam pengembangan kurikulum di MTsN

Lawang ?

3. Bagaimana pelaksanaan dalam pengembangan kurikulum kurikulum di

MTsN Lawang ?

4. Bagaimana mengevaluasi kurikulum dalam pengembangan kurikulum di

MtsN Lawang ?

5. Bagaiman proses pembelajaran pendidikan agama Islam, terutamanya

mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Lawang ini?

Page 209: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccix

ccix

PEDOMAN WAWANCARA

DENGAN SISWA KELAS VII D MTSN LAWANG

1. Bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran cooperative

learning ?

2. Menurut kamu, kamu lebih senang belajar dengan cooperative learning

atau dengan cara ceramah dan pemberian tugas secara individu tanpa

kelompok ?

3. Menurut kamu, selama ini bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah

Akhlak selama ini ?

4. Bagaimana selama ini guru Akidah Akhlak mengevaluasi pembelajaran

Akidah Akhlak ?

Page 210: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccx

ccx

DATA GURU DAN KARYAWAN

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LAWANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

NO NAMA LENGKAP

GELAR

AKADEMI

K

JENIS

KELAMI

N

NIP (BAGI PNS)

1 ACMAD SAID M.Ag L 1954051319790310

02

2 WARSI Dra. P 1968070119930320

03

3 ROKHANA

IDAYANI S.Pd P

1962022319870320

03

4 SAADIH SIDIK S.Pd L 1969050619980310

02

5 DEWI MASITAH Dra. P 150384486

6 SRI MASDIENI S.Pd P 150392667

7 DIYAH

SURYANINGSIH Dra. P

1969042319950320

01

8 TIYAS UNTOYO S.Pd L 1961122319890310

01

9 ULUMIN

NADHIROH Dra. P

1963042719920320

01

10 SIH WIAJENG S.Pd P 132136012

11 NURUL

PROKLAMASINTA S.Pd P

1971081719951220

01

12 ERNAWATI

WAHYU NURDIA S.Pd P

1971121819970320

07

13 ASMU'I Drs. L 1969070319940310

05

Page 211: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxi

ccxi

14 SUTITO Drs. L 1967051119950310

01

15 ERNA FIDIAH S.Pd P 1959120419870320

02

16 EMY

DWISTYOWATI S.Pd P

1967031219941220

04

17 IMAM HUJALI Drs. L 1964082520031210

01

18 INDAH AFIFA S.Pd P 1972080620031220

01

19 UMI KULSUM S.Ag P -

20 RUSMIATI S.Pd P -

21 SASI EKANI

WARDATININGSIH Dra. P -

22 TRI TJAHJONO

BUDI RAHARDJO Drs. L

1966090419940310

02

23 SAIPUL HADI S.Pd L 132160062

24 HIMYATUL

AMANAH S.Pd P

1978060920050120

06

25 WARDI S.Ag L 150398471

26 MAHMIYAH S.Pd P 1975043020071020

01

27 AHMAD SUNYOTO S.Ag L -

28 SUPRAYITNO S.Ag L -

29 AHMAD

BAHAUDIN S.Pd L -

30 HILMATUL AZZAH

TSANIYATI S.Hum P -

31 ENY SETIYOWATI A.Md P -

Page 212: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxii

ccxii

32 LAILI AVIATI Dra. P 1962042119910320

03

33 MAX

DJAJAPRAWIRA - L

1966042419890310

03

34 KOMARIA ULFAH - P 150402720

35 IMAM BASORI - L

36 MU'ASIM - L

37 IRVAN AGUNG

MARETNO - L

38 KHAIRUL

BARIYAH - P

39 IDA LAILATUL

FITRIYAH - P

40 M. CHOIRUL

ANWAR - L

Adapun data jumlah guru dan karyawan di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Lawang pada tahun pelajaran 2009/2010 adalah 40 orang dengan perincian

sebagai berikut :

PNS

KEMENAG

PNS

DIKNAS GTT PT PTT JUMLAH

L P L P L P L P L P L P

11 14 0 3 1 2 1 2 4 2 17 23

25 3 3 3 6 40

Page 213: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxiii

ccxiii

DATA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LAWANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KELAS IX KELAS VIII KELAS VII JUMLAH

L P L P L P L P

100 101 104 97 102 139 306 337

201 201 241 643

Page 214: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxiv

ccxiv

DATA SISWA KELAS VII D

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LAWANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

NO NAMA SISWA JENIS

KELAMIN

ASAL

DAERAH

1 AGUNG WICAKSONO SURASNO L Malang

2 AHMAD MISBAKHUL MUNIR L Malang

3 AHMAD SAHRUL HIDAYAT L Malang

4 ALIF AKBAR ANUGRAH AL-IMANI L Malang

5 AMIRUL MUKMININ L Malang

6 ANJAS RAHASTA KHIRANA P Malang

7 ASROL UKAMA L Malang

8 ATIYAH ARIFIANAH P Malang

9 DEWI MASITOH P Malang

10 DICKY APRIANTONI L Malang

11 DICKY MARGA BUDI KUSUMA L Malang

12 EKA HANNY ISLAMIYAH P Malang

13 ENI KURNIATI HANINGTIAS P Malang

14 FAIZ NUR IHSAN ARIF L Malang

15 FANDHI YUDHA SAPUTRA L Malang

16 FARWA NUR ANNISA P Malang

17 FATIMATUZ ZAHRO P Pasuruan

18 FATIN TRI SEPTI P Malang

19 HANIF L Malang

20 INSYIYAH FAJRIYATI P Malang

21 IZZATUL MUFIDAH P Malang

22 LAILATUL MUHIMMATUS S. P Malang

23 LILIS SURYANI P Malang

24 MOCH. LUKMAN ADI SAPUTRA L Malang

Page 215: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxv

ccxv

25 MUHAMMAD YUSUF AHSANI L Malang

26 MAFATIKHUR ROKHMAH P Malang

27 MAUDY QOMARIYAH P Malang

28 MAULIDA VINA ROKHMATIKA P Malang

29 NABILLA YANUAR ISNAYNI P Malang

30 NADA WAHYUNINGSIH P Malang

31 NADILA YUNIAR SAFIRA P Malang

32 NEVRILA MANDALA P Malang

33 OKTAVIAN BUDI LAKSONO L Malang

34 PRESTI ANGGILIANA P Malang

35 RAMADHAN ARDINATA L Malang

36 RIZAH AMELIA ANWAR P Malang

37 SUCI EKASARI P Malang

38 SYLVIAH INDAYANI P Purwosari

39 VANDY ARDA PRATAMA L Malang

40 ZULDA SALENA NUR ADHA P Malang

Page 216: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxvi

ccxvi

SARANA DAN PRASARANA

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI LAWANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

No Fasilitas Jumlah Kondisi

1 R. Kepala Madrasah 1 Baik

2 R. Guru 1 Baik

3 R. Tata Usaha 1 Baik

4 R. BK 1 Baik

5 R. Kelas 16 Baik

6 Perpustakaan 1 Baik

7 Lab. Bahasa 1 Baik

8 Lab. IPA 1 Baik

9 Lab. Komputer 1 Baik

10 R. OSIS 1 Baik

11 R. UKS 1 Baik

12 R. PMR/ Pramuka 1 Baik

13 R. Kesenian 1 Baik

14 Tempat Ibadah 1 Baik

15 Koperasi 1 Baik

16 Kantin 2 Baik

17 Tempat Parkir 1 Baik

18 KM Guru 4 Baik

19 KM Siswa 13 Baik

20 Lapangan 1 Baik

21 Rumah Penjaga 2 Baik

22 Dapur 1 Baik

23 Gudang 1 Baik

Page 217: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxvii

ccxvii

FOTO-FOTO HASILPENELITIAN

A. Proses Belajar Mengajar Dengan Model Cooperative Learning

Page 218: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxviii

ccxviii

Page 219: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxix

ccxix

B. Foto-foto Wawancara

a. Wawancara dengan Bapak Wardi, S,Ag (Guru Aqidah Akhlak kelas

VII D MTsN Lawang Malang)

Page 220: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxx

ccxx

b. Wawancara dengan Ibu Dra. Diyah Suryaningsih (Waka Madrasah

Urusan Kurikulum MTsN Lawang Malang)

Page 221: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxxi

ccxxi

C. Wawancara dengan Bapak H. Achmad Said, M.Ag (Kepala Sekolah

MTsN Lawang Malang)

D. Wawancara dengan Eka Hanny Islamiyah (Siswa Kelas VII D MTsN

Lawang Malang)

Page 222: PTK Mapel aqidah ahlak MTs

ccxxii

ccxxii

BIODATA MAHASISWA

Nama : Izah Ulya Qadam

NIM : 06110125

Tempat Tanggal Lahir : Pati, 09 Juni 1988

Fak/Jur : Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam

Tahun Masuk : 2006

Alamat Rumah : Jl. Anugrah IV/No. 1 Winong Pati Kota Pati

Jawa Tengah Indonesia

No. Hp : 081390632088

Malang, 09 Juli 2010

Izah Ulya Qadam NIM. 06100125