PSIKOFARMAKA

47
PSIKOFARMAKA Nimas Prita I11107057

description

PSIKOFARMAKA

Transcript of PSIKOFARMAKA

PSIKOFARMAKA

PSIKOFARMAKANimas Prita I11107057 1Psikofarmaka atau psikotropika atau psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan memiliki efek uatama mempengaruhi fungsi perilaku, emosi dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa.2AntipsikosisAntidepresiAntimaniaAntianxietasAntiinsomniaAntiobsesif kompulsif

3Antipsikosis 4Obat antipsikosisAntipsikotik dibagi menjadi antipsikosis tipikal dan atipikal. Disebut atipikal karena golongan obat ini sedikit menyebabkan reaksi ekstrapiramidal (EPS = extrapirami-dal symptom) yang umumnya terjadi dengan obat antipsikotik tipikal yang ditemukan lebih dahulu.

5Kebanyakan antipsikosis golongan tipikal mempunyai afinitas tinggi dalam menghambat reseptor dopamin 2, hal inilah yang diperkirakan menyebabkan reaksi ekstrapiramidal yang kuat. Obat golongan atipikal pada umunya mempunyai afinitas yang lemah terhadap dopamin 2, selain itu juga memiliki afinitas terhadap reseptor dopamin 4, serotonin, histamin, reseptor muskarinik dan reseptor alfa adrenergik.

6Golongan antipsikosis atipikal diduga efektif untuk gejala positif (seperti bicara kacau, halusinasi, delusi) maupun gejala negatif (miskin kata-kata, afek yang datar, menarik diri dari lingkungan, inisiatif menurun) pasien skizofrenia. Golongan antipsikosis tipikal umumnya hanya berespon untuk gejala positif.7GolonganObat Antipsikotik Tipikal (Typical Antipsychotics)PhenotiazineRantai Aliphatic, contohnya: chlorpromazine, levomepromazineRantai Piperazine, contohnya: perphenazine, trifluoperazineRantai Piperidine, contohnya: thioridazineButyrophenone, contohnya: haloperidolDiphenyl-butyl-piperidine, contohnya: pimozide

Obat Antipsikotik Atipikal (Atypical Antipsychotics)Benzamide, contohnya: sulpirideDibenzodiazepine, contohnya: clozapine, olanzapine

8Mekanisme KerjaSindrom psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang meningkat (hiperaktivitas sistem dopaminergik sentral). Obat antipsikotik tipikal bekerja dengan memblokade dopamin pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist). Sedangkan obat antipsikotik atipikal, disamping berafinitas terhadap dopamine D2 receptor, juga terhadap serotonin 5 HT2 receptor (serotonin-dopamin antagonist)

9Efek SampingSedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kemampuan kognitif menurun).Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik, mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, dan lain-lain)Gangguan endokrin (amenorrhea, gynaecomastia), metabolik (jaundice), hematologik (agranulocytosis), biasanya untuk pemakaian jangka panjang.

10Interaksi ObatPenggunaan secara bersamaan 2 jenis obat antipsikotik yang berbeda dapat meningkatkan potensiasi efek samping obat dan tidak ada bukti lebih efektif (tidak ada efek sinergis antara 2 obat antipsikotik)Penggunaan secara bersamaan antipsikotik dan antidepresan trisiklik berpotensi menyebabkan peningkatan efek antikolinergik.Penggunaan secara bersamaan antipsikotik dan antiansietas berpotensi meningkatkan efek sedasi. Hal ini bermanfaat terutama untuk kasus dengan gejala agitasi dan gaduh gelisah yang sangat hebat.

11Sediaan obat

12Antidepresi13GolonganObat antidepresi trisiklik, contohnya, amitriptilin, imipramin, clomipraminObat antidepresi tetrasiklik, contohnya, maprotilin, mianserinObat antidepresi MAOI-Reversible (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase), contohnya moclobemideObat antidepresi atypical, contohnya, trazodone, tianeptineObat Antidepresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor), contohnya, sertraline, fluoxetine.14Mekanisme KerjaSindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik). Obat antidepresi bekerja dengan menghambat reuptake aminergic neurotransmitter dan penghancuran aminergic neurotransmitter oleh enzim monoamine oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada sinaps neuron di SSP.

15Efek SampingEfek samping obat antidepresi dapat berupa:Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dan lain-lain)Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dan lain-lain)1Efek kardiovaskular: hipotensi, aritmia, konduksi atrioventrikuler terganggu.Efek neurotoksis (tremor halus, agitasi, gelisah, insomnia)16Interaksi ObatBeberapa contoh interaksi obat yang terkait dengan penggunaan obat antidepresi adalah sebagai berikut.Penggunaan bersama antidepresan trisiklik dan haloperidol/fenotiazin akan mengurangi kecepatan ekskresi dari trisiklik (kadar dalam plasma meningkat. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya potensiasi efek antikolinergik (ileus paralitik, disuria, gangguan absorbs)Penggunaan bersama obat antidepresi golongan SSRI dan MAOI berpotensi menyebabkan timbulnya Serotonin Malignant Syndrome dengan gejala-gejala: gastrointestinal distress (mual, muntah, diare), agitasi, gelisah.

17Sediaan obat

18Antimania19GolonganMania akut, contoh obat yang digunakan antara lain, haloperidol, carbamazepine, valproic acid.Profilaksis mania, contoh obat yang digunakan yaitu, Lithium Carbonate.

20Mekanisme Kerja Efek antimania dari litium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi dopamine receptor supersensitivity, meningkatkan cholinergic-muscarinic activity, dan menghambat cyclic AMP (adenosine monophosphate) dan phosphoinositides.

21Efek SampingEfek samping lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasienGejala efek samping yang dini pada pengobatan jangka lama: mulut kering, haus, mual, muntah, diare, kelemahan otot, poliuria, tremor halus (lebih nyata pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan).22Interaksi ObatPenggunaan secara bersamaan lithium dan diuretik tiazid dapat meningkatkan konsentrasi lithium sebanyak 50 % sehingga resiko intoksikasi akan meningkat. Oleh sebab itu, dosis lithium harus dikurangi 50 % agar tidak terjadi intoksikasi. Sedangkan loop diuretic, seperti furosemid, kurang mempengaruhi konsentrasi lithiumPenggunaan secara bersamaan lithium dan ACE inhibitor dapat meningkatkan konsentrasi serum lithium sehingga menimbulkan gejala intoksikasi lithiumCarbamazepine dapat menurunkan konsentrasi kontrasepsi oral dalam darah, yang menyebabkan perdarahan banyak (breakthrouh bleeding) dan ketidakpastian mengenai pencegahan kehamilan23Sediaan obat

24Antiansietas25GolonganBenzodiazepine, contohnya: diazepam, lorazepam, clobazem, alprazolam dan lain-lain.Non-Benzodiazepine, contohnya: Sulpiride, Buspirone, Hydroxyzine

26Mekanisme Kerja Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem limbik SSP yang terdiri dari dopaminergic, noradrenergic, serotonergic neurons yang dikendalikan oleh GABA-ergic neurons ( Gamma Amino Butiric Acid, suatu inhibitory neurotransmitter). Obat antiansietas benzodiazepin yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of GABA-ergic neuron sehingga hiperaktivitas tersebut di atas mereda.

27Efek SampingEfek samping obat antiansietas dapat berupa:Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kognitif melemah).Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dan lain-lain).Penghentian obat secara mendadak akan menimbulkan gejala putus obat (rebound phenomena): pasien menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi, dan lain-lain.28Interaksi ObatPenggunaan bersama benzodiazepine dan CNS depressant (fenobarbital, alkohol, opiat, dan lain-lain) berpotensi menimbulkan sedasi dan penekanan pusat napas sehingga beresiko timbulnya respiratory failure.Penggunaan bersama benzodiazepine dan CNS stimulants (amphetamine, caffeine) akan menyebabkan penurunan efek benzodiazepine karena CNS stimulants bersifat antagonis terhadap efek antiansietas.29Sediaan obat

30OBAT ANTI-INSOMNIA31PENGGOLONGANBenzodiazepine : nitrazepam, triazolam, estazolamNon-benzodiazepine : chloral-hydrate, phenobarbital

32Sindrom insomnia dapat dibagi dalam 3 tipe :Transient insomnia, hanya berlangsung 2- 3 hariShortterm insomnia, berlangsung sampai dengan 3 mingguLongterm insomnia, berlangsung dalam periode waktu yang lebih lama dan biasanya disebabkan oleh kondisi medic atau psikiatrik tertentu

33MEKANISME KERJAProses tidur = suatu siklus yang terdiri dari :Stadium jaga (wake)Stadium 1 (gelombang alfa, beta, theta)Stadium 2 (gelombang delta 20%)Stadium 3 (gelombang delta 20 50%)Stadium 4 (gelombang delta >50%) = delta sleepStadium REM (Rapid eye movement) = Rem sleep

34Suatu siklus berlangsung sekitar 90 menit, sehingga teerjadi sekitar 4-5 siklus tidur yang teratur pada tidur yang normal. Pada keadaan :Tidur ringan = stadium 1 dan 2Tidur dalam = stadium 3 dan 4 (non REM sleep)Tidur dangkal = stadium REM (terjadi mimpi)35EFEK SAMPINGEfek samping : supresi SSP pada saat tidurHati hati pada pasien insufisiensi pernafasan, uremia, dan gangguan fungsi hati oleh karena keadaan tersebut terjadi penurunan fungsi SSP dan dapat memudahkan timbulnya koma. Pada pasien usia lanjut dapat terjadi oversedation sehingga risiko jatuh dan trauma menjadi besar, yang sering terjadi adalah hip fracture.

36INTERAKSI OBATObat anti-insomnia + CNS depressants (alcohol dll) = potensial efek supresi SSP yang dapat menyebabkan oversedation and respiratory failureObat golongan benzodiazepine tidak menginduce hepatic microsomal enzyme atau produce protein binding displacement, sehingga jarang menimbulkan interaksi obat / dengan kondisi medic tertentuOverdosis jarang menyebabkan kematian.

37SEDIAAN OBAT

38OBAT ANTI-OBSESIF KOMPULSIF39PENGGOLONGANObat anti-obsesif kompulsif TRISIKLIK, contoh ClomipramineObat anti-obsesif kompulsif SSRI (selektif serotonin reuptake inhibitors), contoh sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram

40MEKANISME KERJAMekanisme kerja obat anti-obsesif kompulsif adalah sebagai serotonin reuptake blockers (menghambat reuptake neurotransmiter serotonin), sehingga hipersensitivitas tersebut berkurang.41EFEK SAMPINGEfek anti histaminergikEfek anti kolinergikEfek anti adrenergikEfek neurotoksis42OBAT ANTI-PANIK43PENGGOLONGANObat anti-panik trisiklik, contoh : imipramine, clomipramineObat anti-panik benzodiazepine, contoh alprazolamObat anti-panik RIMA (reversible inhibitors of monoamine oxidase-a), contoh moclobemideObat anti-panik SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), contoh : sertraline, fluoxetine

44MEKANISME KERJAMenghambat reuptake serotonin pada celah sinaptik antar neuron, sehingga pada awalnya terjadi peningkatan serotonin dan sentitivitas reseptor (timbul gejala efek samping anxietas, agitasi, insomnia), sekitar 2 4 minggu kemudian seiring dengan peningkatan serotonin terjadi penurunan sensitivitas reseptor. Penurunan sensitivitas reseptor berkaitan dengan penurunan serangan panic dan juga gejala dpresi yg menyertai akan berkurang pula.45EFEK SAMPINGEfek anti-histaminergikEfek anti-kolinergikEfek anti-adrenergikEfek neurotoksis46Terima kasih47