Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nni)2
-
Upload
triee-ayiie-minniy -
Category
Documents
-
view
240 -
download
14
description
Transcript of Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nni)2
PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (NNI)
PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (NNI)Oleh : Dr. H. Burlian AbdullahA. PSYCHOLOGY DAN PSYCHIATRY (PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI)Psikologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang jiwa manusia atau perilaku manusia. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, yang berbeda dengan fisik / jasmani yang dapat diamati secara inderawi baik langsung maupun tidak langsung. Karenanya proses kejiwaan hanya dapat dikenal dari perilaku sehari - hari yang merupakan gejala-gejala kejiwaan, manifestasi berbagai faktor seperti pikiran, nafsu / instinct dan perasaan (emosi). Proses yang terjadi dalam kejiwaan tidak terlepas dari pengaruh internal seperti metabolisme di dalam jaringan otak, faktor keturunan, pendidikan, lingkungan (human ecology), pengalaman hidup (innerlife story) dan sebagainya.Banyak teori dan hipotesa yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi pada prinsipnya psikologi lebih menekan kepada kajian tentang KEPRIBADIAN / PERSONALITY / CHARACTER / WATAK yang tercermin dari POLA PIKIR, PERASAAN DAN TINGKAH LAKU atau PERIAKAL (KOGNITIF), PERIRASA (KONATIF / ATTITUDE) DAN PERILAKU (PSIKOMOTORIK/PRACTICE).Berdasarkan proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia maka dibedakan beberapa fase / periode :1. Periode dalam kandungan (Prenatale periode)
2. Periode hayati (Vitale periode) (0-6 th)
3. Periode kemantapan (Stability periode) (6-12 th)
4. Periode akil baliq (Puberty periode) (12-20 th)
5. Periode kebatinan (Psychologic periode) (20 th lebih)
Pada masing-masing periode mempunyai karakteristik dan dominasi nafsu sebagai energi pendorong perilaku manusia. Pada periode pertumbuhan / perkembangan kejiwaan ini maka faktor keturunan dan lingkungan keluarga sangat penting dan menentukan, terutama keteladanan dalam mananamkan tata nilai baik dan buruk, benar dan salah (proses pembangunan kebudayaan atau habit/kebiasaan) :Psikiatri adalah ilmu penyakit jiwa yang mempelajari tentang jiwa yang sakit (psikopatologi) atau kelainan dan gangguan jiwa (mental disorder). Bertolak dari pemahaman tentang psikologi maka psikiatri pada dasarnya mempelajari perilaku abnormal manusia atau kelainan atau hambatan dalam KEPRIBADIAN. Kelainan atau hambatan ini dapat bersifat ringan dan berat yang berdampak kepada jenis kelainan / penyakit yang di derita.Dalam Psikiatri modern salah satu faktor terpenting adalah hubungan antar manusia seperti hubungan intra keluarga, orang tua, saudara, teman pergaulan (sekolah, tempat kerja) dan tetangga. Dalam pergaulan ini, manusia mencoba untuk saling mengenal dan memahami serta menimba pengalaman dan menentukan sikapnya. Inilah yang dinamakan PSIKIATRI DINAMIS. Banyak teori dan hipotesa yang dikemukakan tentang sebab-sebab terjadinya gangguan jiwa oleh para ahlinya seperti KRAEPELIN (1856-1929), ADOLF MEYER (1866-1950), SIGMUND FREUD (1856-1939), CG.JUNG (1875) DAN ALFRED ADLER (1870-1957).Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Behaviour atau perilaku adalah suatu kesimpulan dari reaksi seseorang terhadap segala rangsang yang datang baik dari luar maupun dari jiwanya sendiri dalam hidupnya sehari-hari.
2. Mental disorder adalah bukan penyakit, tetapi merupakan behaviour suatu individu yang tidak sanggup menyesuaikan dirinya terhadap :
Tekanan dan ancaman
Kebutuhan emosional
Kebutuhan nafsu
Tuntutan realita
Menurut Adolf Meyer, individu adalah makhluk hidup yang senantiasa berada dalam aksi dan faktor-faktor yang menentukan reaksinya terhadap realita hidup ini adalah : Pembawaan
Pendidikan
Lingkungan Sosial
Pengaruh Budaya
Pengalaman pribadi
Berdasarkan ringan atau beratnya gangguan / kelainan jiwa, maka dikenal beberapa golongan penyakit jiwa :I. NEUROSIS DAN PSIKONEUROSIS (PSYCHONEUROTIC DISORDER)
II. PSIKOPATI (PERSONALITY DISORDER)
III. OLIGOFRENI (MENTAL DEFICIENCY)
IV. PSIKOSIS (PSYCHOTIC DISORDER)
Secara klinis penentuan diagnosis dari gangguan tersebut diatas diperoleh melalui anamnese (riwayat penyakit) dan gejala-gejala penyakit (Simptom). Gangguan tersebut antara lain : Persepsi / penangkapan
Cara berfikir, berperasaan (affectivity), tindakan (motoris)
Kesadaran
Orientasi
Appersepsi
Perhatian
Peringatan
Kecerdasan
Dll
Dari hasil anamnese dan hasil pemeriksaan yang disebabkan gangguan diatas, secara klinis dapat dijumpai :I. Simptomatologi :
1.Waham
11. Blocking
21. Amnesi
31.Katalepsi
2.Autisme
12. Logorrhoe
22.Phobi
32.Poriomani3.Depersonalisasi13. Perseverasi23.Obsessi
33.Pyromani 4.Incohaerensi14. Verbigerasi24.De ja vu
34.Cleptomani5.Neologisme15. Echologi
25.Twilight State35.Demensi 6.Confubulasi16. Euphori
26.Negativisme36.Regressi7.Hallucinasi17. Apathie
27.Echopraxie8. Illusi
18. Ambivalensi28.Befchle automasi
9. Flight of ideas19. Parathymi
29.Stereotype 10. Remming20. Anxiety
30.StuporII. Syndrom
1. Syndrom Schzophreni
7. Syndrom Encephalopathi2. Syndrom Mani
8. Syndrom Frontaal3. Syndrom Depresi
9. Syndrom Hyperaesthetis- Emosional4. Syndrom Katatoon
10.Syndrom Amentia5. Syndrom Paranoid
11.Syndrom Delier6. Syndrom HypochondriB.PSIKIATRI DALAM ISLAMAl-Quran sebagai sumber ajaran Islam secara jelas menyatakan manusia terdiri dari 2 (dua) unsur utama : jasmani (badan) dan rohani (jiwa).
(Q.S.32/7-9 ; 39/42, 7/172), dan keterbatasan ilmu / kemampuan manusia untuk memahami hakikat jiwa (ruh) (Q.S.17/85).
Kajian Psikiatri seperti yang telah diuraikan diatas, suatu kajian penyakit jiwa kedokteran oleh beberapa ahli disebut PSIKIATRI DUNIAWI , yang lepas dari nilai-nilai spritual, etika dan moral agama. Penyakit jiwa dalam Psikiatri duniawi ini dalam Islam sekurang-kurangnya ada 2 hal penting :Pertama : Individu yang bersangkutan terlepas dari beban / kewajiban hukum yang melekat pada dirinya. Rasulullah SAW bersabda :
Diangkat pena (tidak dicatat) karena tiga hal yaitu orang yang terganggu akalnya sampai ia sadar, orang tidur sampai ia terjaga dan anak-anak sampai ia dewasa.
(H.R.Ahmad, Abi Daud dan Hakim).
Bahkan dilarang mendekati/melakuakan sholat ketika dalam keadaan mabuk (Qs. 4/43)
Kedua :Dampak atau akibat dari gangguan individu ini terhadap masyarakat mudah diatasi/ditanggulangi atau tidak berdampak luas dengan melakukan tindakan preventif, kuratif dan rehabilitative.
Di dalam Al Quran (Qs Al Qalam, 68/2-7) Allah menyatakan :
Berkat nimat tuhanmu, kamu (Muhammad) kamu sekali-kali bukan gila, dan sesungguhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang kafir) pun akan melihat, siapa diantara kamu yang gila; sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dijalan-Nya, dan Dialah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Didalam rangkaian ayat-ayat diatas, Allah telah membantah tuduhan-tuduhan palsu kaum musyrikin (kafir) Mekah yang menuduh Nabi Muhammad berpenyakit jiwa. Berulang kali beliau di tuduh dalam berbagai ungkapan penghinaan seperti : manusia gila (majnun), terganggu pikiran (maftun), kena sihir (mashur), tukang sihir (saahir), dan tukang tenung (kaahin). Allah telah menantang dan menyangkal tuduhan-tuduhan palsu kaum musyrikin dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukan orang yang berpenyakit jiwa, tetapi manusia berakhlak / berprilaku agung, dan mendapat pahala/ganjaran terbaik yang tidak putus-putusnya disisi-Nya. Beliau bukan hanya faal jiwanya berfungsi secara serasi, tetapi faal jiwanya dibimbing dan dikendalikan oleh hidayah (guidence) Allah serta sumber keteladanan. (Q.S. 33/21,42/52-53).
Akhlak dalam Islam adalah perilaku manusia secara menyeluruh (total behaviour) yang meliputi aspek aqidah (keimanan), ibadah (hablun minallah) dan muamalah / human ekologi (hablunminannas).
Akhlak yang agung yang dimiliki Rasullulah SAW dan pahala yang tiada putus-putusnya beliau terima karena beliau berada diatas kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata, pada petunjuk jalan yang lurus.(Q.S.6/161,27/79). Sebaliknya, Allah menyatakan bahwa yang berpenyakit jiwa adalah kaum musyrikin (kafir), karena mereka adalah orang-orang yang sesat, tidak berada diatas kekuasaan mutlak yang hakiki, pada petujuk jalan yang lurus.
(Q.S.4/116,88).
Dari ungkapan ayat-ayat 2-7 surat Al Qalam diatas dapat dipahami bahwa penyakit jiwa menurut Al Quran jauh lebih mendasar dan luas dari pada pengertiaan menurut disiplin ilmu jiwa (Psikiatri) yang semata-mata berorientasi pada perubahan atau penyimpangan perilaku karena terganggu fungsi atau faal jiwa, seperti yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari dirumah sakit jiwa pada penderita penyakit jiwa umumnya yang disebut sebagai orang gila (terganggu ingatanya).
Seperti telah disebutkan diatas orang yang terganggu jiwanya seperti ini, seluruh tindakanya dilakukan diluar kesadaran atau kendali akal, sedang gangguan sosial atau dampak yang mungkin ditimbulkan tidaklah berdampak luas dan lebih mudah diatasi. Karena itu seluruh tindakan atau kiprah perilakunya tidak berakibat hukum.
Menurut Al - Quran penyakit jiwa yang hakiki (mungkin dapat dinamakan Psikiatri Ukhrawi) dan sangat berbahaya adalah pengingkaran atau penolakan terhadap kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata (haqqul-mubin) atau perilaku yang tidak berada diatas kebenaran, pada petunjuk (jalan) Allah yang lurus. Mereka inilah yang dinamakan kelompok Fiqulubihim Maradhun (di dalam jiwa mereka ada penyakit), yang secara sadar mengingkari dan melagar norma dan tata nilai kebenaran ajaran agama Allah, serta berdampak luas dalam kehidupan social kemasyarakatan (Patologi sosial).
(Q.S.2/8-20,9/125,30/41). Kepribadian mereka dapat digolongkan KEPRIBADIAN TERBELAH (Disintegrated Personality), tidak sesuai dengan kedudukan manusia selaku mahluk yang mulia untuk melaksanakan peran khalifah di bumi Allah. (Q.S.2/30,17/70,3/167,48/11). Terhadap manusia yang tidak mau menyadari dan tidak mau mendayagunakan kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah Sang Pencipta, terutama panca indra dan akal pikiranya untuk memahami ayat-ayat / ajaran dan tanda-tanda kekuasaan Allah, maka Allah akan menurunkan derajat mereka ketingkat yang lebih rendah dari mahluk hewani sebagai manusia yang lalai dan merugi.
(Q.S.7/179,25/43-44,16/107-109)
Kerancuan cara berfikir (ini merupakan salah satu gejala penyakit jiwa dalam psikiatri duniawi) kaum musyrikin dan yang mengingkari ayat-ayat Allah, terlihat dalam sikap dan pandangan hidup mereka yang tidak rasional yaitu meminta segera didatangkan keburukan (siksa) dari pada kebaikan (rahmat) ketika rasul Allah datang membawa kebaikan untuk keselamatan hidup di alam dunia (fana) dan akhirat (abadi) kelak. (Q.S.13/6,22/47,29/53-54)
Inilah ilustrasi perilaku jahiliyah yang senantiasa ada disetiap zaman, sepanjang manusia tidak berpijak kepada kebenaran mutlak yang hakiki, petunjuk (jalan) Allah yang selalu mereka dustakan dan ingkari karena mengikuti hawa nafsu tanpa pemahaman yang benar. (Q.S.44/5-6,21/107,28/50,45/23). Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk berpaling, meningalkan dan menjauhi perilaku jahiliyah ini dengan mewujudkan perilaku mulia dan agung sesuai dengan kedudukan manusia selaku khalifah, penerima amanat Allah.
(Q.S.6/35,7/199). Mewujudkan perilaku manusia yang mulia dan agung inilah misi utama Rasullulah:
Sesunguhnya aku di utus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (manusia)
(H.R Ahmad dari Abu Hurairah r.a)
Akhlak yang mulia seperti telah diungkapkan diatas merupakan lintasan kehidupan, perilaku manusia secara utuh yang berpusat pada titik sentral yaitu taqwa kepada Allah, yang menjadi satu-satunya criteria manusia mulia dihadapan Allah-sang pencipta.
(Q.S.3/112,49/13,20/132).
C.HIZBULLAH DAN HIZBUSYSYAITHAN
Berdasarka penerimaan dan kepatuhan atau penolakan dan pengingkaran terhadap ajaran agama Allah, maka menurut Al Quran dibedakan 2 (dua) kelompok prilaku manusia yaitu Hizbullah dan Hizbusysyaithan, yang masing-masing kelompok memiliki ciri atau karakteristiknya.
(Q.S.58/19,58/22).
Hizbullah adalah kelompok manusia yang menerima dan patuh kepada ajaran agama Allah, yang dapat dikelompokan dalam :
1. Mukmin
2. Muqinun3. Muslim4. Orang yang berbuat baika. Amilin, Failin, Kasibin, Qadiimin
b. Shalih
c. Muhsin
d. Orang berbuat Al Khairat
e. Orang berbuat Al Maruff. Orang berbuat Ath Thayyib
g. Orang berbakti(Barrun/Abrar)5. Orang yang benar dan membenarkan
a. Shadiqin/Shiddiqin
b. Rasyidin
6. Muhtadin
7. Orang yang taat
a. Muthiunb. Qanitun (Qanitin)
c. Mukhbitun (Mukhbitin)
8. Abidin
9. Dzakirin
10. Muqarrabin
11. Mardhiyyun
12. Marhumun
13. Mutafadhdhilin
14. Mustaqim
15. Mujahidin
16. Muhajirin
17. Syahidin/Syuhada
18. Syakirin
19. Shabirin
20. Mutawakkilun
21. Khasyiun
22. Orang yang takut kepada Allah
a. Khaifunb. Khasyun
23. Orang yang Adila. Adilun
b. Muqsithi24. Orang yang adila. Mukhlis
b. Zakiyyun
c. Mutathahhirun
25. Afin
26. Mustaghfirin
27. Ta-ibun
28. Mukaffirun
29. Orang yang berwawasan fikir / akal
a. Aqilun
b. Mufakkirunc. Nazhirun
d. Mutadabbirun
e. Mutadzakirun
f. Alimun / Ulama
g. Ulul Albab, Ulul Abshar, Ulul Ilmi, Ulin Nuha, Utul Ilma
h. Faqihun / Fahimun
30. Orang tidak takut dan tidak sedih
31. Muthmainnun
32. Muttaqin
33. Orang yang beruntung
a. Muflihun
b. Fa-izun
c. Ghalibun.
Dengan rincian diatas dapat diperoleh gambaran perilaku manusia yang utuh dan ideal sebagai manusia taqwa yang sebenar-benar taqwa melalui proses iman yang paling dasar.
(Q.S.3/102).
Dalam kontek penerimaan Islam secara utuh diluar golongan setan. (Q.S.2/208)
Hizbusysyaithon adalah kelompok manusia pengikut setan yang mengingkari dan menentang ajaran Allah, yang dapat dikelompokan dalam :
1. Kafirin
2. Musyrikin3. Thawaghit4. Orang dusta dan mendustakana. Kadzibun
b. Affakun
c. Mukadzdzibun
5. Muftarin
6. Zhalimun
7. Orang yang sesat
a. Dhallin
b. Ghawin
c. Thaghin
8. Maghdhubun
9. Malunun
10. Munkirun
11. Munafiqun
12. Fasiqun
13. Orang durhaka
a. Mujrimin
b. Ashin
c. Fajirun/Fujjar
14. Orang berdosa/bersalah
a. Mudznibun
b. Atsimun
c. Mukhti-un
15. Orang yang sombong/membanggakan diri
a. Mutakabbirun
b. Mukhtalun
c. Fakhurun
d. Alin
e. Azizun16. Orang yang melampaui batas
a. Mutadin
b. Musrifin
c. Thaghin
17. Mufsidin
18. Kha-inin
19. Mujbirun/Jabbarin
20. Orang yang keji/buruk
a. Fahisyun
b. Khabitsun
c. Musi-un
d. Berbuat yang najis (rijsun)
21. Orang yang berputus asa
a. Ya-isun
b. Qanithun
22. Mutrafin
23. Orang yang ragu-ragu
a. Mumtarin
b. Murtabin
c. Ra-ibun
d. Syakkun
24. Sahirun
25. Orang yang bodoh/kurang akala. Jahilun
b. Safihun/Sufahak
c. Ghafilin
26. Orang yang rugi
a. Khasirin
b. Kha-ibin
Dengan memperhatikan rincian dua kelompok dasar perilaku manusia diatas, maka perilaku Qurani (menurut Al Quran) adalah perilaku yang memiliki sifat dasar atau karakter Hizbullah dengan menumbuh kembangkan sifat-sifat yang baik (positivisme) menurut tuntunan Al Quran, serta menekan sifat-sifat yang buruk (negativisme) yang menjadi benih dan pintu gerbang sifat dasar atau karakter Hizbusysyaithan yang wajib dihindari, seperti yang diingatkan Rasullulah bahwa setan mengalir didalam tubuh anak Adam (manusia) bersama peredaran darahnya. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jiwa yang sehat menuru Islam adalah perilaku yang dibangun menurut tuntunan Al Quran dan sunah yang dinamakan Akhlak mulia (akhlaqul karimah). Sebaliknya semua prilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari tuntunan Al Quran dan sunnah secara hakikiyah dinamakan jiwa yang sakit (Psikopathologi).D.KESIMPULAN
1. Psikiatri atau Psikopathologi atau kelainan / gangguan / penyakit jiwa dalam Islam adalah perilaku manusia atau kepribadian manusia yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (Al Quran dan Sunnah) yang berdampak luas terhadap kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat.2. Psikiatri dalam Islam termasuk dalam kajian yang menyeluruh tentang kelompok Hizbusysyaithan serta upaya pencegahannya.3. Membangun generasi yang berkwalitas yang berdasarkan taqwa kepada Allah adalah suatu keniscayaan melalui pendidikan dan keteladanan dalam keluarga dan lingkungan (Human Ecology) (Qs.25/74;3/112) seperti dinyatakan oleh Rasullulah:Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah (bersih) tergantung pada orang tuanya apakah (kelak) anak ini akan menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi
E.KEPUSTAKAAN :1.Abdul Mujib, Yusuf Muzakir,Nuansa-Nuansa Psikologi Islam Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001
2.Bart SmetPsikologi Kesehatan Gramedia Widia Sasana Indonesia, Jakarta 1994
3.Burlian AbdullahRagam Prilaku Manusia Menurut Al-Quran Gunung Agung, Jakarta 1997Makalah Perilaku Manusia, Emosi Pengendalian diri Secara Islami dan Pemanfaatan Zat - Zat Hormonal Untuk Penampilan.4. R Paryana SuryadipuraAlam Pikiran Sumur Bandung, 1961
5.Maxwell MaltzKekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri terjemah-an Anton AdiwiyotoMitra Utama, Jakarta 1996
6.Singgih DirgagumarsoPengantar Psikologi Mutiara Sumber Widya, Jakarta 1996.7.SurotoSTRES, Cara mengendalikan Gajah Mada University Press, 1997
8.TahitoeMata Kuliah Psikiatri Fakultas Kedokteran UGM Universitas Gajah Mada, 1966
9.Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.PERTANYAAN PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIP ISLAM (NNI)
OLEH : Dr. H. BURLIAN ABDULLAH1 Psikiatri dalam Ilmu Kedokteran adalah sinonim dari :
a. Psikopathologi
b. Mental Disorder
c. Psikoneurose
d. Psikosis
Psikiatri dalam ilmu kedokteran, oleh sementara ahli dinamakan psikiat
?
?
7