psikiatri

26
NASKAH UJIAN PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID DALAM REMISI PARSIAL Disusun oleh: M. Riefky K 1010221056 Dokter Penguji: Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

description

-

Transcript of psikiatri

Page 1: psikiatri

NASKAH UJIAN PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID DALAM REMISI

PARSIAL

Disusun oleh:

M. Riefky K 1010221056

Dokter Penguji:

Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSUP PERSAHABATAN JAKARTA

2012

Page 2: psikiatri

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Usia : 27 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Alamat : Cipinang

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Oktober

2012, pukul 12.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin karena obat akan

habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol

rutin dan obatnya akan habis. Pasien datang bersama kakaknya. Ini

merupakan kontrol ke 3. Pasien kontrol selama 2 minggu sekali. Pasien

saat ini mengatakan bahwa keluhan belum hilang namun secara frekuensi

sudah berkurang. Menurut kakaknya, pasien setiap pagi masih seperti

orang bingung, bengong, dan puncaknya kemarin pasien marah-marah

sebab jelas. Karena pasien marah, kakak pasien membawa pasien ke poli

jiwa RS Persahabatan hari ini walaupun obat masih ada untuk 4 hari.

Selain keluhan diatas, pasien menyatakan badannya lemas dan masih

berhalusinasi. Pasien merasa melihat satu orang atau segerombolan orang

yang tampak seperti kawan pasien, bayangan ini dapat bersuara dan

terkadang hanya muncul suaranya tanpa diikuti bayangan. Pasien

menyadari bahwa bayangan ini tidak nyata. Halusinasi ini muncul hampir

2

Page 3: psikiatri

setiap hari, di waktu yang tidak tentu. Selain halusinasi pasien juga

merasa takut. Pasien takut tidak bisa bergaul dan kadang takut dijahati

orang. Terkadang pasien juga merasa dibicarakan orang lain bila ada

orang yang berkumpu.

Pasien sempat tidak minum obat selama 2 hari karena lupa, menurut

kakak pasien, awalnya pasien sudah lebih tenang, pasien tidak bengong

lagi dan tidak bicara sendiri lagi. Namun setelah putus obat lalu mendapat

obat di kontrol ke 2 (2 minggu lalu) hingga saat ini, keluhan kembali ada.

Pasien mulai merasakan gangguan 5 tahun yang lalu, awalnya pasien

merasa selalu dijahati orang. Pasien sampai saat ini masih mendengar

suara dan bayangan yang menyerupai temannya. Pasien menjelaskan

bayangan ini tidak jahat. Bayangan ini seperti teman biasa yang mengajak

ngobrol dan sebagainya. Menurut kakak pasien awalnya lebih sering

bengong dan bicara sendiri dibanding sekarang. Kakak pasien juga

menjelaskan bahwa pasien adalah orang yang penakut dan lemah sejak

awal. Pasien sangat takut kepada orang yang membentaknya.

Sehari hari pasien tidak bekerja. Pasien hanya membersihkan kamar

atau terkadang membantu kakaknya berjualan pempek. Sebenarnya pasien

baru 2 bulan di Jakarta. Pasien ke Jakarta dengan tujuan berobat. Pasien

awalnya tinggal bersama orang tua di kampungnya di Magetan. Saat

masih dikampung, pasien berobat di Solo dan mendapat biaya dari orang

tuanya yang bekerja sebagai petani. Saat di Jakarta pasien mendapat biaya

hidup dan berobat dari kakaknya yang berjualan pempek.

Pasien menempuh pendidikan sampai bangku SMP. Sejak SD tidak

ada masalah yang dialami baik secara akademik maupun interaksi sosial

Pasien selalu naik kelas namun prestasinya biasa-biasa saja. Pasien pernah

mengalami peristiwa tidak menyenangkan yang selalu diingat pasien, ia

pernah diludahi gurunya di deoan teman-temannya karena dianggap tidak

sopan. Guru ini sebenarnya adalah paman pasien. Pasien hanya sekolah

sampai SMP karena alasan biaya.

3

Page 4: psikiatri

Relaksasi yang biasanya dilakukan oleh pasien adalah solat dan

merokok agar dirinya merasa tenang. Pasien merokok tidak tentu

jumlahnya dalam sehari. Pasien tidak pernah menggunakan narkoba dan

Alkohol.

Pada saat ini pasien tinggal di rumah kakak milik pribadi. Pasien

tinggal bersama kakak, kakak ipar dan 2 keponakan. Di rumah tidak

pernah ada masalah. Sebelumnya pasien tinggal bersama orang tua dan

adik bungsu di Magetan. Pasien pindah ke Jakarta untuk berobat. Pasien

merupakan anak ke 6 dari dari tujuh bersaudara, sebenarnya ada 9

bersaudara namun 2 meninggal dalam kandungan. Semua kakaknya sudah

bekerja dan merantau ke berbagai kota. Ayah pasien dan pasien sendiri

sewaktu dikampung adalah petani. Pasien belum memiliki pasangan

karena merasa masih sakit, pasien ingin mencari pasangan jika sudah

sembuh agar tidak merepotkan. Kakak pasien mengatakan bahwa tidak

ada yang memiliki keluhan serupa dan dalam keluarga tidak pernah ada

masalah, komunikasi baik serta semuanya mendukung penuh kesembuhan

pasien. Terdapat masalah dengan paman yang merupakan guru pasien.

Paman ini sebenarnya adalah anak angkat, keluarga dan paman selalu

tidak akur sekalipun tinggal berdekatan.

Pasien kurang bersosialisasi bersama tetangga. Pasien sulit bergaul

dan tidak punya temen dekat. Pasien tidak memiliki hobi sehingga kurang

ada kegiatan sehari harinya

Sejak kecil tidak ada riwayat trauma yang menyebabkan gangguan

fungsi pada pasien.

Pasien menyatakan bahwa saat ini ia memiliki keinginan untuk

sembuh, memiliki pasangan, dan pekerjaan.

4

Page 5: psikiatri

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Tidak ada gangguan medik

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Tidak ada riwayat penggunaan Narkoba dan alkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat pranatal: Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal

dan tidak ada penyulit selama dalam masa kandungan dan proses

persalinan.

b. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja: Pasien tumbuh dan

berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga

pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

c. Riwayat masa akhir kanak-kanak: Pasien tumbuh dengan baik, tidak

ada masalah dalam berkehidupan sosial.

d. Riwayat pendidikan

Pasien hanya menempuh pendidikan sampai SMP karena faktor

ekonomi.

e. Riwayat pekerjaan

Pasien sempat menjadi petani, namu saat ini tidak bekerja.

f. Riwayat agama

Pasien beragama Islam dan termasuk taat dalam menjalankan

ibadahnya

g. Hubungan dengan keluarga

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan seluruh anggota

keluarga kecuali paman. Keluarga pasien juga mendukung pasien

untuk sembuh. Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama. Pasien

belum memiliki pasangan.

5

Page 6: psikiatri

h. Aktivitas sosial

Pasien memiliki masalah dalam berinteraksi dengan orang lain.

E. Riwayat Keluarga

Tidak ada yang memiliki keluhan serupa.

F. Situasi Sekarang

Pasien laki – laki umur 27 tahun, saat ini pasien tidak memiliki pekerjaan.

Pasien saat ini tinggal di rumah milik kakak. Pasien dalam memenuhi

biaya pengobatannya mengadalkan dari kakaknya. Hubungan pasien

dengan orang tua dan saudara kandungnya baik – baik saja namun

hubungan dengan paman tidak baik. Ada masalah dalam bersosialisasi

dengan orang lain pada diri pasien.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Saat ini pasien memiliki keinginan untuk sembuh, memiliki isteri, dan

pekerjaan.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Laki - laki usia 27 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,

ekspresi tenang, perawatan diri kurang, warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos mentis

Kontak Psikis: dapat dilakukan, cukup wajar

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Cara berjalan : Baik

6

Page 7: psikiatri

Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, tenang, kontak mata

baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan

dengan baik.

4. Pembicaraan

Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas

dan pembicaraan dapat dimengerti

Tidak ada hendaya berbahasa

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Mood

Pasien mengatakan alam perasaannya saat ini sedih.

Afek

Ekspresi afektif sedikit tumpul

2. Keserasian

Mood dan afektif serasi

C. FUNGSI INTELEKTUAL / KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Taraf pendidikan

Pasien menempuh pendidikan sampai SMP karena faktor ekonomi.

Namun pasien tidak merasa ada masalah dalam proses pendidikan

baik akademik maupun pegaulan

Pengetahuan Umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya nama

presiden Indonesia yang pertama sampai presiden yang terakhir.

7

Page 8: psikiatri

2. Daya kosentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai

dengan selesai. Pasien juga dapat menjawab dengan benar pertanyaan

penjumlahan angka yang diberikan oleh dokter (100-7=93)

3. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat pagi -

siang hari

Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di RS

Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi

dan wawancara

4. Daya Ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah

ketika pasien SD, SMP.

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien dapat menuju ke RS

Persahabatan dengan menggunakan motor bersama kakaknya.

Daya ingat segera

Pasien sedikit kesulitan menangkap instruksi pemeriksa untuk

mengingat 5 kota yang disebutkan oleh dokter, sehingga sulit

dinilai.

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengerti makna dari pribahasa ungkapan “panjang

tangan” dan “tong kosong nyaring bunyinya”.

8

Page 9: psikiatri

6. Bakat kreatif

Tidak ada.

7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, karena pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya tanpa

disuruh dan mampu mengurus dirinya sendiri.

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Terdapat halusinasi auditorik dan visual

Ilusi : Tidak terdapat ilusi

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak ada

Derealisasi : Tidak ada

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : Baik, banyak ide/ gagasan pembicaraan dan

pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan

b. Kontinuitas : Koheren, mampu memerikan jawaban sesuai

pertanyaan

c. Hendaya berbahasa : tidak terdapat hendaya berbahasa

2. Isi pikiran

a. Preokupasi

Tidak terdapat preokupasi.

b. Gangguan pikiran

Terdapat waham kejar dan waham rujukan

F. PENGENDALIAN IMPULS

Baik, karena pasien bisa mengendalikan dirinya.

9

Page 10: psikiatri

G. DAYA NILAI

Norma Sosial : Pasien kurang mampu bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya.

Uji Daya Nilai : Kurang baik, ketika ditanya apa yang akan pasien

lakukan jika melihat anak kecil berdiri di tepi jurang, pasien menjawab

dibiarkan saja.

Penilaian realitas : Pada pasien saat ini terdapat gangguan penilaian

realitas yaitu terdapat halusinasi auditorik, taktil dan riwayat halusinasi

visual.

H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat

ini pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus mengkonsumsi obat –

obatan. Pasien memang belum mengalami kemajuan pesat, namun

keinginannya kuat untuk sembuh, sehingga pasien rajin kontrol dan

minum obat secara teratur.

I. TILIKAN / INSIGHT

Tilikan derajat 5, pasien sadar sepenuhnya tentang motif dan perasaan

dalam dirinya yang menjadi dasar dari gejala - gejalanya. Kesadaran itu

membantu dalam perubahan dalam kepribadian dan perilakunya di masa

yang akan datang, juga menimbulkan sikap keterbukaan terhadap ide-ide

yang baru tentang dirinya dan tentang orang-orang penting dalam

kehidupannya.

J. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya

karena konsisten dalam menjawab pertanyaan.

10

Page 11: psikiatri

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

i. Keadaan umum: baik, compos mentis

ii. Tanda vital:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 80 x/menit

Frekuensi nafas : Kesan dalam batas normal

Suhu : Afebris

iii. Sistem kardiovaskuler : tidak ditemukan kelainan

iv. Sistem muskuloskeletal : tidak ditemukan kelainan

v. Sistem gastrointestinal : tidak ditemukan kelainan

vi. Sistem urogenital : tidak ditemukan kelainan

vii. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

B. Status Neurologis

i. Saraf kranial : tidak ditemukan kelainan

ii. Saraf motorik : tidak ditemukan kelainan

iii. Sensibilitas : tidak ditemukan kelainan

iv. Susunan saraf vegetatif : tidak ditemukan kelainan

v. Fungsi luhur : tidak ditemukan kelainan

vi. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang laki-laki usia 27 tahun datang untuk kontrol karena

obatnya akan habis.

Keadaannya belum membaik, namun frekuensi serangan lebih jarang.

masih ada halusinasi auditorik dan visual berupa bayangan dan/atau

suara seorang atau lebih yang menyerupai teman temannya. Serangan

muncul terutama pagi hari

11

Page 12: psikiatri

Masih terdapat waham kejar berupa perasaan ingin dijahati orang lain

sehingga pasien ketakutan untuk bergaul. Pasien juga memiliki waham

rujukan berupa perasaan dibicarakan oleh orang lain bila sedang ada

orang yang berkumpul.

Pasien tidak pernah mengalami trauma di kepala namun sewaktu kecil.

Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik. Fungsi kognitif pasien

baik, pengendalian impuls baik.

Tidak Ada riwayat yang sama di dalam keluarganya.

Pasien tidak pernah mengkonsumsi zat-zat psikoaktif dan alkohol.

Pasien merokok dengan jumlah tidak tentu

Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh

dan dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja

hingga dewasa pasien memiliki kemampuan yang baik untuk

berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pendidikan terakhir pasien SMP, pasien tidak melanjutkan pendidikan

karena alasan biaya.

Keadaan umum baik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan

adanya kelainan.

Pasien merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara, hubungan pasien dengan

orangtua dan saudara kandungnya baik. Namun ada masalah dengan

paman karena keluarga pasien dan paman tidak akur sejak lama.

Pasien tinggal bersama kakak, kakak ipar dan 2 keponakan di rumah

milik kakak di daerah Cipinang. Selama ini dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari kakak.

Aktivitas pasien tidak ada, namun kadang membantu kakak berjualan

pempek. Sehari-hari sosialisasi kurang bahkan tidak ada.

Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

menetap dalam fungsi secara umum masih baik secara sosial, pekerjaan,

sekolah, dll.

12

Page 13: psikiatri

V. Formulasi Diagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan

pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat

menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari

maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan

disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental

organik(F.0).

Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunaan minuman beralkohol

namun sudah berhenti sejak lama, pasien juga tidak menggunakan

narkoba. Maka pasien ini bukan gangguan mental dan perilaku

akibat NAPZA(F.1).

Pada pasien, saat ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai

realita, yang ditandai dengan adanya riwayat halusinasi visual,

auditorik, halusinasi gustatorik, olfaktorik dan taktil serta adanya

thought broadcasting, thought withdrawal serta delusion of reference.

Namun, pasien memiliki riwayat halusinasi auditorik, waham kejar

serta delusion of control sehingga pasien ini dikatakan menderita

gangguan psikotik (F.20).

Gangguan berupa halusinasi tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan

yaitu 15 tahun yang lalu, sehingga dikatakan menderita skizofrenia

(F.2)

Pada pasien ini ditemukan adanya riwayat halusinasi auditorik yaitu

mendengar suara yang akan membunuhnya, tidak ada halusinasi

visual, halusinasi gustatorik, olfaktorik ataupun taktil. Pasien

memiliki perasaan selalu akan diikuti dan dibunuh oleh kekuatan

dukun sehingga dapat dikatakan memiliki waham kejar. Pasien juga

merasa pikirannya dan gerakan dikontrol (delusion of control). Maka

13

Page 14: psikiatri

pasien ini dikatakan menderita gangguan skizofrenia paranoid

(F20.0).

Saat ini keluhan mengenai gejala-gejala tersebut sudah agak

berkurang dan hanya kambuh berupa marah-marah yang tidak jelas.

Oleh karena itu, pasien didiagnosis menderita gangguan skizofrenia

paranoid dalam remisi parsial(F20.5)

Diagnosis Aksis II

Pada masa kanak-kanak hingga remaja pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik sebagaimana orang seumurnya dan dapat

bersosialisasi. Pendidikan yang ditempuh SD, SMP walaupun kurang

tidak dilanjutkan karena faktor ekonomi. Tidak terdapat gangguan

kepribadian, dan ciri-ciri retardasi mental. Maka pada aksis II tidak

ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III

Pada anamnesis pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini

tidak ditemukan masalah. Maka pada aksis III tidak didapatkan

diagnosis.

Diagnosis Aksis IV

Pasien merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara. Pasien tinggal

bersama kakaknya di rumah kakak dan selama ini dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari kakak yang

berjualan pempek. Orang tua pasien adalah petani.Tidak ada masalah

dalam keluarga inti namun ada masalah dengan paman. Keluarga inti

pasien dan keluarga paman tidak akur sejak lama. Pasien belum

memilki isteri. Pasien tidak bekerja. Maka diagnosis Aksis IV pada

14

Page 15: psikiatri

pasien ini adalah terdapatnya gangguan dalam keluarga,

perekonomian dan pekerjaan.

Diagnosis Aksis V

Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas

ringan dan menetap dalam fungsi, secara umum masih baik dalam

sosial, pekerjaan, sekolah, dan lain-lain. Maka pada aksis V

didapatkan GAF Scale 70-61.

VI. Evaluasi multiaksial

Aksis I : Gangguan skizofrenia paranoid dalam remisi parsial

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Gangguan keluarga, perekonomian dan pekerjaan

Aksis V : GAF Scale 70 - 61.

VII. Daftar Problem

Organobiologik :

Tidak terdapat riwayat genetik.

Psikologis:

Terdapat riwayat gangguan menilai realita berupa Waham kejar,

waham rujukkan, Halusinasi auditorik dan visual.

VIII. Prognosis

Prognosis Ke Arah Baik

Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol ke poliklinik.

Keluarga terutama kakak mendukung pasien untuk sembuh.

15

Page 16: psikiatri

Tidak ditemukan tanda dan gejala efek samping pemakaian obat-

obatan anti-psikotik.

Pasien dapat melakukan relaksasi untuk menanggulangi serangan

yang akan timbul.

Pasien masih memiliki keinginan untuk sembuh, punya pasangan dan

pekerjaan.

Prognosis Ke Arah Buruk

Sempat putus obat karena kurang pengawasan

Perjalanan penyakit sudah berlangsung cukup lama (5 tahun).

Tidak punya bakat kreatif

Respon pengobatan agak kurang

Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas

sebagai berikut :

Ad Vitam : Ad bonam

Ad Fungtionam : Dubia Ad bonam

Ad Sanationam : Dubia Ad malam

X. Terapi

Psikofarmaka :

Risperidon 2 x 2 mg

Trihexyphenidil 2 x 2 mg

Alprazolam 1 x 0,5mg bila perlu

16

Page 17: psikiatri

Psikoterapi :

Pada pasien

o Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap

2 minggu.

o Bila pada saat keluhan datang dan pasien merasa ketakutan, pasien

dapat mencari perlindungan dari anggota keluarganya atau jika masih

mengganggu juga segera kontrol ke dokter.

o Mencoba bersosialisasi dengan bantuan kakak.

o Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya

dengan kegiatan positif yang bermanfaat.

o Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pada keluarga

o Memberikan dukungan akan kesembuhan pasien.

o Memberikan saran kepada keluarga pasien untuk dapat memberikan

suatu kegiatan yang dapat bermanfaat untuk hidup pasien.

o Membantu mengingatkan pasien untuk minum obat.

o Mendampingi pasien dalam berinteraksi sosial

o Menenangkan pasien atau menemani jika gejala muncul lagi.

17

Page 18: psikiatri

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.

2. Maslim, Rusdi. D, SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.

Cetakan Pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

3. Maslim, Rusdi. Dr, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi

Ketiga. PT Nuh Jaya, Jakarta. 2007.

18