Prosedur Kompilasi Dan Review

30
PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW SAR 100 ( Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan) Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas laporan keuangan entitas nonpublik dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai standar dan prosedur yang digunakan untuk perikatan tersebut. Akuntan harus menerbitkan laporan setelah ia menyelesaikan suatu perikatan kompilasi atau review suatu laporan keuangan entitas nonpublik sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini. Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan; sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Tujuan review juga sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Kewajiban Pelaporan Akuntan Manajemen, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak lain yang menggunakan laporan keuangan harus dengan mudah dapat mengetahui tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh seorang akuntan, jika ada, atas laporan keuangan tersebut. Para pemakai laporan keuangan mengetahui bahwa suatu laporan tertulis merupakan sarana bagi akuntan untuk menunjukkan

description

prosedur tentang jasa kompilasi dan review audit

Transcript of Prosedur Kompilasi Dan Review

Page 1: Prosedur Kompilasi Dan Review

PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW

PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW

SAR 100 ( Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan)

Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas laporan keuangan entitas

nonpublik dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai standar dan prosedur yang

digunakan untuk perikatan tersebut. Akuntan harus menerbitkan laporan setelah ia

menyelesaikan suatu perikatan kompilasi atau review suatu laporan keuangan entitas nonpublik

sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini.

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang

dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus

menjadi dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas,

bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan

keuangan; sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan

keyakinan seperti itu. Tujuan review juga sangat berbeda dengan tujuan audit

atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan

dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan

secara keseluruhan.

Kewajiban Pelaporan Akuntan

Manajemen, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak lain yang

menggunakan laporan keuangan harus dengan mudah dapat mengetahui tingkat

tanggung jawab yang dipikul oleh seorang akuntan, jika ada, atas laporan

keuangan tersebut. Para pemakai laporan keuangan mengetahui bahwa suatu

laporan tertulis merupakan sarana bagi akuntan untuk menunjukkan tingkat

tanggung jawabnya. Oleh karena itu, apabila akuntan melakukan kompilasi

laporan keuangan atau review atas laporan keuangan suatu entitas nonpublik, ia

harus menerbitkan laporan yang dibuat berdasarkan standar yang sesuai

menurut Seksi bila akuntan melaksanakan lebih dari satu macam jasa, misalnya

Page 2: Prosedur Kompilasi Dan Review

kompilasi dan audit, ia harus menerbitkan laporan berdasarkan tingkat jasa

tertinggi yang diberikannya.

Akuntan dilarang untuk mengizinkan penggunaan namanya dihubungkan

dengan dokumen atau komunikasi tertulis yang memuat laporan keuangan suatu

entitas nonpublik yang tidak diaudit, kecuali jika ia telah melakukan kompilasi

laporan keuangan atau review atas laporan keuangan tersebut atau laporan

keuangan tersebut disertai dengan suatu petunjuk, bahwa akuntan belum

melakukan kompilasi atau review, dan ia tidak bertanggung jawab terhadap

laporan keuangan tersebut.

Pemahaman Terhadap Entitas

Akuntan harus mencapai suatu kesamaan pemahaman dengan entitas,

sebaiknya secara tertulis, mengenai jasa yang harus diberikan oleh akuntan.

Pemahaman tersebut harus mencakup keterangan mengenai sifat dan

keterbatasan jasa yang harus dilaksanakan dan penjelasan tentang laporan yang

akan diterbitkan oleh akuntan.

Kompilasi Laporan Keuangan

Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik

akuntansi industri tempat operasi entitas, agar ia dapat melakukan kompilasi

laporan keuangan dalam bentuk yang tepat bagi entitas yang beroperasi dalam

industri tersebut. Standar ini tidak menghalangi akuntan untuk menerima suatu

perikatan kompilasi atas suatu entitas dari industri yang akuntan tersebut tidak

mempunyai pengalaman. Namun, standar ini membebankan tanggung jawab

kepada akuntan untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang dibutuhkan.

Akuntan tidak diharuskan untuk meminta keterangan atau prosedur lainnya

untuk memverifikasi, menguatkan, atau me-review informasi yang disediakan

oleh klien. Tetapi, ia dapat mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur

lain. Dari hasil permintaan keterangan atau prosedur lain tersebut, pengetahuan

yang diperoleh dari perikatan sebelumnya, atau gambaran umum tentang

laporan keuangan, akuntan dapat menyimpulkan bahwa informasi yang

Page 3: Prosedur Kompilasi Dan Review

disediakan oleh klien tidak benar, tidak lengkap, atau bahkan informasi tersebut

tidak memuaskan untuk tujuan kompilasi laporan keuangan.

Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan

keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan apakah laporan

keuangan tersebut layak bila ditinjau dari segi bentuknya, dan bebas dari

kekeliruan material yang nyata.

Pelaporan Jika Akuntan Tidak Independen

Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan

kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitas, yang ia tidak independen. Jika

akuntan publik tidak independen, maka ia harus secara spesifik mengungkapkan

ketidakindependenan tersebut. Namun, alasan tidak adanya independensi tidak

boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia harus memasukkan pernyataan

berikut dalam paragraf terakhir laporannya:

“Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT.”

Kertas Kerja

Meskipun tidak mungkin untuk menentukan bentuk atau isi kertas kerja

yang perlu dibuat untuk review atas laporan keuangan karena adanya perbedaan

keadaan pada setiap perikatan, kertas kerja akuntan harus memuat hal-hal

berikut ini:

a. Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan akuntan dan

prosedur analitik.

b. Masalah yang dianggap tidak biasa oleh akuntan selama

melaksanakanreview, termasuk penyelesaiannya.

Akuntan mungkin saja ingin memperoleh surat representasi dari pemilik,

manajer, atau pimpinan perusahaan, dan jika perlu, direktur keuangan.

Pelaporan Akuntan Mengenai Hasil   Review   atas Laporan Keuangan

Page 4: Prosedur Kompilasi Dan Review

Laporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus disertai dengan

laporan akuntan yang menyatakan bahwa:

a. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi

dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah

penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut.

c. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para

pejabat penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan

terhadap data keuangan.

d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit

yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

secara keseluruhan, dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat

semacam itu dalam suatu review.

e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus

dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selain dari

perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan.

Penemuan Kemudian Fakta Yang Telah Ada Pada Tanggal Laporan

Akuntan

Setelah tanggal laporan akuntan atas laporan keuangan yang dikompilasi

atau di- review, akuntan mungkin mengetahui bahwa terdapat fakta yang telah

ada pada tanggal laporannya, yang mengakibatkan akuntan berpendapat bahwa

informasi yang diberikan oleh entitas tersebut tidak benar, tidak lengkap, atau

tidak memuaskan seandainya ia telah mengetahui fakta tersebut sebelumnya.

Dalam situasi seperti ini, akuntan harus mempertimbangkan pedoman dalam SA

Seksi 561 [PSA No. 47] Penemuan Kemudian Fakta yang Ada pada Tanggal

Laporan Audit, dalam menentukan langkah memadai, dengan

mempertimbangkan perbedaan tujuan perikatan kompilasi, review, dan audit.

Page 5: Prosedur Kompilasi Dan Review

Perubahan Dalam Perikatan Dari Audit Ke Review Atau Kompilasi (Atau

DartReview Ke Kompilasi)

Akuntan yang mengadakan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan

suatu entitas nonpublik sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia, mungkin sebelum penyelesaian auditnya diminta untuk

mengubah perikatannya ke perikatan review atau kompilasi laporan keuangan.

Permintaan untuk mengubah perikatan tersebut mungkin diakibatkan oleh

perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan entitas tersebut untuk suatu

audit, salah pengertian tentang sifat suatu audit atau alternatif review atau jasa

kompilasi yang semula tersedia, atau pembatasan terhadap lingkup audit yang

dilakukan oleh klien atau yang disebabkan oleh keadaan.

SAR 200 (Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif)

Seksi ini menetapkan standar untuk pelaporan atas laporan keuangan komparatif

entitas nonpublik bila laporan keuangan untuk satu atau lebih periode yang

disajikan telah dikompilasi atau di-review berdasarkan dengan SAR Seksi 100

[PSAR No. 01] Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan.

Bila laporan keuangan komparatif disajikan, akuntan harus menerbitkan

laporan semestinya yang mencakup setiap periode yang disajikan sesuai dengan

ketentuan dalam Seksi ini.

Akuntan dapat memodifikasi laporannya berkaitan dengan satu atau lebih

laporan keuangan untuk satu atau lebih periode, sementara menerbitkan laporan

yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan lain yang disajikan.

Laporan keuangan komparatif. Laporan keuangan dua periode atau lebih

yang disajikan dalam bentuk berkolom.

Akuntan penerus (continuing accountant). Akuntan yang telah mengadakan

perikatan untuk mengaudit, me-review, atau mengkompilasi dan melaporkan

laporan keuangan periode sekarang dan satu atau lebih periode berurutan

segera sebelum periode sekarang.

Page 6: Prosedur Kompilasi Dan Review

Laporan mutakhiran (updated report). Suatu laporan yang diterbitkan oleh

akuntan penerus yang mempertim&angkan informasi yang diketahuinya dari

perikatan sekarang dan menyatakan kembali simpulan sebelumnya, atau sesuai

dengan keadaan, menyatakan simpulan yang berbeda atas laporan keuangan

periode sebelumnya pada tanggal laporannya sekarang.

Laporan yang diterbitkan kembali. Suatu laporan yang diterbitkan setelah

tanggal asli yang berkaitan dengan tanggal sama dengan laporan asli. Laporan

yang diterbitkan kembali mungkin memerlukan revisi karena pengaruh peristiwa

khusus. Dalam keadaan ini, laporan harus diberi tanggal ganda, yaitu tanggal

asli dan tanggal terpisah untuk dampak dari peristiwa tersebut.

Laporan Bentuk Baku Akuntan Penerus

Akuntan penerus yang melaksanakan jasa yang sama tingkatnya atau lebih

tinggi berkaitan dengan laporan keuangan periode sekarang harus

memutakhirkan laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya yang

disajikan bersama dengan laporan keuangan periode sekarang. Akuntan

penerus yang melaksanakan jasa pada tingkat yang lebih rendah berkaitan

dengan laporan keuangan periode sekarang harus mencantumkan suatu

penjelasan tanggung jawab yang dipikulnya untuk laporan keuangan periode

sebelumnya dalam suatu paragraf terpisah dalam laporannya atau menerbitkan

kembali laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya.

Akuntan penerus yang melaksanakan kompilasi atas laporan keuangan

periode sekarang dan yang sebelumnya telah me-review laporan keuangan satu

periode atau lebih harus melaporkan berikut ini:

a. Menerbitkan laporan kompilasi atas laporan keuangan periode

sekarang yang mencakup penjelasan tentang tanggung jawab yang

dipikulnya atas laporan keuangan periode sebelumnya. Penjelasan

tersebut harus mencakup tanggal asli laporan akuntan dan harus juga

menyatakan bahwa is tidak melakukan prosedur dalam hubungannya

dengan perikatan review setelah tanggal tersebut.

Page 7: Prosedur Kompilasi Dan Review

b. Mengkombinasikan laporan kompilasi atas laporan keuangan periode

sekarang dengan laporan review atas laporan keuangan periode

sebelumnya yang diterbitkan kembali atau menyajikannya secara

terpisah. Laporan kombinasi tersebut harus menyatakan bahwa

akuntan tidak melaksanakan prosedur dalam hubungannya dengan

perikatan review setelah tanggal laporan review-nya.

Pengacuan Yang Diubah Oleh Akuntan Penerus Ke Penyimpangan Dart

Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Di Indonesia

Dalam perikatannya sekarang, akuntan harus waspada terhadap adanya

keadaan atau peristiwa yang dapat berdampak terhadap laporan keuangan

periode sebelumnya yang disajikan, termasuk kecukupan pengungkapan

informatif. Akuntan harus mempertimbangkan dampak keadaan atau peristiwa

yang diketahuinya terhadap laporannya atas laporan keuangan periode

sebelumnya.

Bila laporan akuntan atas laporan keuangan periode sebelumnya berisi

suatu pengacuan yang diubah ke penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia, laporannya harus mencantumkan paragraf

penjelasan terpisah yang menunjukkan:

a. Tanggal laporan akuntan sebelumnya.

b. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pengacuan harus diubah.

c. Jika berlaku, bahwa laporan keuangan periode sebelumnya telah

diubah.

Laporan Kompilasi Atau Review Akuntan Pendahulu Tidak Disajikan

Bila laporan keuangan periode sebelumnya telah dikompilasi atau di-

review oleh akuntan pendahulu yang laporannya tidak disajikan dan akuntan

pengganti tidak melakukan kompilasi atau review atas laporan keuangan

tersebut, akuntan pengganti harus membuat acuan dalam paragraf tambahan

pada laporannya atas laporan keuangan periode sekarang ke laporan akuntan

Page 8: Prosedur Kompilasi Dan Review

pendahulu atas laporan keuangan periode sebelumnya. Pengacuan tersebut

harus memuat hal-hal berikut ini:

a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan periode sebelumnya telah

dikompilasi atau di review oleh akuntan lain.

b. Tanggal laporan akuntan lain tersebut.

c. Suatu penjelasan tentang bentuk baku pernyataan tidak memberikan

atau memberikan secara terbatas keyakinan, sesuai dengan yang

semestinya dilakukan, yang dicantumkan dalam laporan tersebut.

d. Suatu penjelasan atau kutipan adanya modifikasi dari laporan baku dan adanya

paragraf yang menekankan suatu masalah yang berkaitan dengan laporan

keuangan.

Sebelum menerbitkan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan

keuangan periode sebelumnya, akuntan pendahulu harus mempertimbangkan

apakah laporannya masih memadai. Dalam memutuskan hal itu, akuntan

pendahulu harus mempertimbangkan bentuk dan cara penyajian sekarang

laporan keuangan periode sebelumnya, peristiwa kemudian yang sebelumnya

tidak diketahui, dan perubahan dalam laporan keuangan yang memerlukan

penambahan atau penghilangan modifikasi terhadap laporan baku.

Akuntan pendahulu harus melaksanakan prosedur berikut ini sebelum

melakukan penerbitan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan

keuangan periode sebelumnya:

a. Membaca laporan keuangan periode sekarang dan laporan akuntan

pengganti.

b. Membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya dengan

laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya dan dengan laporan

keuangan periode sekarang.

Page 9: Prosedur Kompilasi Dan Review

c. Memperoleh surat dari akuntan pengganti yang menunjukkan apakah ia

mengetahui masalah yang menurut pendapatnya dapat berdampak

material terhadap laporan keuangan, termasuk pengungkapannya,

yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu. Akuntan pendahulu harus

tidak mengacu ke surat tersebut atau ke laporan akuntan pengganti

dalam laporan yang diterbitkan kembali tersebut.

Bila akuntan pendahulu mengetahui informasi, termasuk informasi tentang

peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal laporan periode

sebelumnya, yang diyakininya dapat berdampak terhadap laporan keuangan

periode sebelumnya atau laporannya atas laporan keuangan tersebut, ia harus

meminta keterangan atau melakukan prosedur analitik yang sama dengan

langkah yang dilakukan jika ia mengetahui informasi tersebut pada tanggal

laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya dan melakukan prosedur

lain yang dipandang perlu dalam keadaan tersebut. Sebagai contoh, akuntan

pendahulu dapat melakukan pembahasan informasi ini dengan akuntan

pengganti atau melakukan review atas kertas kerja akuntan pengganti yang

berkaitan dengan masalah-masalah yang berdampak terhadap laporan

keuangan periode sebelumnya. Jika berdasarkan informasi yang diperoleh,

akuntan pendahulu memutuskan bahwa laporannya atas laporan keuangan

periode sebelumnya harus direvisi.

Jika laporari keuangan periode sebelumnya telah diubah, akuntan

pendahulu atau akuntan pengganti harus melaporkan laporan keuangan tersebut

sebagai laporan yang dinyatakan kembali. Jika akuntan sebelumnya menerima

tanggung jawab pelaporan, ia harus mengikuti panduan dalam paragraf 20 s.d.

24. Jika akuntan pengganti melaporkan laporan keuangan tersebut, ia harus

mematuhi standar kompilasi atau review PSAR No. 01 (SAR Seksi 100) (atau

melaksanakan audit) yang berkaitan dengan laporan keuangan periode

sebelumnya yang dinyatakan kembali tersebut dan melaporkan laporan

keuangan tersebut sebagaimana mestinya.

Pelaporan atas laporan keuangan yang sebelumnya Tidak menghilangkan

seluruh pengungkapan

Page 10: Prosedur Kompilasi Dan Review

Akuntan yang mengkompilasi, me-review, atau mengaudit laporan keuangan yang

tidak menghilangkan semua pengungkapan yang diwajibkan oleh prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia, dapat kemudian diminta untuk melakukan kompilasi laporan

keuangan untuk periode yang sama dengan menghilangkan semua pengungkapan pada

waktu disajikan dalam laporan keuangan komparatif.

Transisi

Akuntan penerus yang sebelumnya menerbitkan pernyataan tidak memberi

pendapat sesuai dengan SA Seksi 504 [PSA No. 26] Pengaitan Nama Auditor

dengan Laporan Keuangan, atas laporan keuangan periode sebelumnya suatu

entitas nonpublik yang disajikan dengan laporan keuangan untuk periode yang

berakhir pada atau setelah 1 Oktober 1999, harus menerbitkan kembali laporan

sebelumnya atas laporan keuangan periode sebelumnya semacam itu,

mencantumkan dalam laporannya atas laporan keuangan periode sekarang

suatu penjelasan tentang tanggung jawab yang dipikulnya atas laporan

keuangan periode sebelumnya, atau mematuhi standar kompilasi atau review

dalam SAR Seksi 100 [PSAR No. 01 Kompilasi dan Review atas Laporan

Keuangan (atau melaksanakan audit) yang berkaitan dengan laporan keuangan

periode sebelumnya tersebut dan melaporkannya dengan semestinya.

SAR 300 ( Lap. Kompilasi atas Lap. Keuangan yang Dimasukkan dalam Formulir Tertentu)

Seksi ini juga memberikan panduan tambahan yang berlaku untuk laporan atas

laporan keuangan yang dimasukkan ke dalam formulir tertentu. Untuk tujuan

Seksi ini, suatu formulir tertentu adalah formulir baku yang telah dicetak

sebelumnya (preprinted form) yang didesain atau diberlakukan oleh badan yang

kepadanya formulir tersebut harus diserahkan. Sebagai contoh adalah formulir

yang digunakan oleh asosiasi industri perdagangan, lembaga kredit, bank, dan

badan pemerintah, badan pengatur selain yang berkaitan dengan penjualan atau

perdagangan sekuritas. Suatu formulir yang didesain atau diberlakukan oleh

entitas yang laporan keuangannya harus dikompilasi tidak dipandang sebagai

suatu formulir tertentu. Istilah laporan keuangan dan entitas nonpublik

Page 11: Prosedur Kompilasi Dan Review

didefinisikan dalam paragraf 4 SAR Seksi 100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan

Review atas Laporan Keuangan.

Jika akuntan menjadi tahu tentang penyimpangan dari prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia selain penyimpangan yang mungkin dituntut

oleh formulir tertentu atau perintah yang bersangkutan ini), ia harus mengikuti

panduan dalam paragraf 39 s.d 41 SAR Seksi 100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan

Review atas Laporan Keuangan,tentang penyimpangan seperti itu ini). (Kalimat

yang mendahului paragraf terpisah dalam laporan akuntan yang

mengungkapkan penyimpangan tersebut dapat berbunyi sebagai berikut:

"Namun, kami menjadi tahu suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia yang tidak dituntut oleh formulir tertentu atau perintah

yang berkaitan, yang dijelaskan dalam paragraf berikut ini.") Jika akuntan

menjadi tahu tentang penyimpangan dari persyaratan formulir tertentu atau

perintah yang bersangkutan, ia harus mempertimbangkan bahwa penyimpangan

tersebut sama dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia dalam menentukan dampaknya terhadap laporannya.

Akuntan dilarang menandatangani suatu formulir laporan yang telah dicetak

sebelumnya yang tidak sesuai dengan panduan dalam Seksi ini atau SAR Seksi

100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan. Dalam

situasi semacam ini, akuntan harus menambahkan laporan semestinya terhadap

formulir tertentu tersebut.

SAR 400 (Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti)

Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan pengganti yang memutuskan untuk

melakukan komunikasi dengan akuntan pendahulu tentang penerimaan suatu

perikatan untuk mengkompilasi atau me-review laporan keuangan entitas

nonpublik. Komunikasi ini menuntut akuntan pendahulu untuk memberikan

tanggapan segera dan secara penuh terhadap komunikasi ini dalam keadaan

yang biasa. Seksi ini juga memberikan panduan tentang permintaan keterangan

tambahan yang dapat dilakukan oleh akuntan pengganti kepada akuntan

pendahulu, dan tanggapan akuntan pendahulu, untuk memudahkan pelaksanaan

Page 12: Prosedur Kompilasi Dan Review

perikatan kompilasi atau review. Seksi ini juga mengharuskan akuntan pengganti

yang menjadi tahu tentang informasi yang membuat ia yakin bahwa laporan

keuangan yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu mungkin memerlukan revisi

dan meminta klien mengkomunikasikan informasi ini kepada akuntan pendahulu.

Akuntan pengganti. Seorang akuntan yang telah diundang untuk

membuat proposaluntuk suatu perikatan kompilasi atau review laporan

keuangan atau yang telah menerima perikatan tersebut.

Akuntan pendahulu. Seorang akuntan yang telah menarik diri atau yang

telah diberitahu bahwa jasanya telah dihentikan dan yang, minimum,

mengadakan perikatan untuk mengkompilasi laporan keuangan suatu

entitas untuk tahun yang lalu atau untuk suatu periode yang berakhir dalam

jangka waktu dua betas bulan dari tanggal laporan keuangan yang harus

dikompilasi atau di-review oleh akuntan pengganti.

Permintaan Keterangan Tentang Penerimaan Suatu Perikatan

Akuntan pengganti tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu dalam kaitannya dengan penerimaan suatu perikatan kompilasi

atau review,namun ia dapat memutuskan untuk melakukan komunikasi tersebut,

sebagai contoh, jika terdapat kondisi berikut ini:

a. Informasi yang diperoleh tentang calon klien dan manajemen dan

pemiliknya terbatas atau tampaknya memerlukan perhatian khusus.

b. Perubahan akuntan terjadi jauh setelah akhir periode akuntansi yang

dicakup oleh laporan keuangan yang harus dikompilasi atau di-review.

c. Seringkali terjadi pergantian akuntan.

Kecuali yang diizinkan oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik,

akuntan dilarang mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam

pelaksanaan perikatan profesionalnya tanpa seizin kliennya. Oleh karena itu,

pada waktu akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan

akuntan pendahulu, ia harus meminta kepada klien untuk mengizinkan ia

Page 13: Prosedur Kompilasi Dan Review

melakukan permintaan keterangan kepada akuntan pendahulu, dan mengizinkan

akuntan pendahulu untuk memberikan tanggapan sepenuhnya terhadap

permintaan keterangan tersebut. Jika klien menolak untuk memenuhi seluruh

permintaan ini, akuntan pengganti harus mempertimbangkan alasan tentang,

dan implikasinya terhadap, penolakan tersebut dalam kaitannya dengan

penerimaan perikatan tersebut.

Bila akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu, pertanyaannya dapat berupa lisan atau tertulis dan biasanya

mencakup permintaan keterangan tentang informasi yang berkaitan dengan

integritas manajemen (pemilik), ketidaksepakatan dengan manajemen (pemilik)

tentang prinsip akuntansi atau perlunya pelaksanaan prosedur tertentu,

kerjasama manajemen (pemilik) dalam penyediaan informasi tambahan atau

revisian, jika diperlukan, dan pemahaman akuntan pendahulu tentang alasan

perubahan akuntan.

Bila akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu, pertanyaannya dapat berupa lisan atau tertulis dan biasanya

mencakup permintaan keterangan tentang informasi yang berkaitan dengan

integritas manajemen (pemilik), ketidaksepakatan dengan manajemen (pemilik)

tentang prinsip akuntansi atau perlunya pelaksanaan prosedur tertentu,

kerjasama manajemen (pemilik) dalam penyediaan informasi tambahan atau

revisian, jika diperlukan, dan pemahaman akuntan pendahulu tentang alasan

perubahan akuntan.

Laporan Keuangan Yang Dilaporkan Oleh Akuntan Pendahulu

Jika dalam pelaksanaan perikatannya akuntan pengganti menjadi tahu

tentang informasi yang menyebabkan ia yakin bahwa laporan keuangan yang

dilaporkan oleh akuntan pendahulu kemungkinan memerlukan revisi, ia harus

meminta kliennya untuk mengkomunikasikan informasi tersebut kepada akuntan

pendahulu

SAT 500 (Atestasi Kepatuhan)

Page 14: Prosedur Kompilasi Dan Review

Seksi ini memberikan panduan bagi perikatan yang berkaitan dengan asersi tertulis manajemen

tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan perundangan, peraturan, ketentuan, kontrak, atau

hibah tertentu atau efektivitas struktur pengendalian intern entitas atas kepatuhan terhadap

persyaratan tertentu. Asersi manajemen dapat berkaitan dengan persyaratan kepatuhan baik yang

bersifat keuangan maupun nonkeuangan.

Suatu laporan yang diterbitkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini tidak memberikan

ketetapan secara hukum tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu. Namun, laporan

tersebut dapat bermanfaat bagi penasihat hukum atau yang lain dalam membuat ketetapan

tersebut.

Praktisi dapat menerima perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati untuk

membantu pemakai dalam mengevaluasi asersi tertulis manajemen tentang kepatuhan entitas

terhadap persyaratan tertentu, efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan atau keduanya.

Praktisi mungkin mengadakan perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang

efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan. Namun, sesuai dengan SAT Seksi 100

(PSAT No. 07) Standar Atestasi, praktisi tidak dapat menerima perikatan tersebut kecuali jika

manajemen menggunakan kriteria masuk akal yang telah dibuat oleh badan yang diakui atau

dinyatakan dalam penyajian asersi manajemen.

Praktisi dilarang menerima suatu perikatan untuk melaksanakan suatu review, sebagaimana

didefinisikan dalam SAT Seksi 100 [PSAT No. 07] StandarAtestasi paragraf 40, atas asersi

manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas

pengendalian intern atas kepatuhan.

Perikatan Prosedur Yang Disepakati

Tujuan praktisi dalam perikatan prosedur yang disepakati adalah untuk menyajikan

temuan-temuan tertentu yang membantu pemakai dalam mengevaluasi asersi manajemen tentang

kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas pengendalian intern

terhadap kepatuhan berdasarkan prosedur yang disepakati oleh pemakai laporan tersebut.

Prosedur yang digunakan oleh praktisi umumnya dapat terbatas atau luas sebagaimana

ditentukan oleh keinginan pemakai, sepanjang pemakai tertentu setuju atas prosedur yang telah

Page 15: Prosedur Kompilasi Dan Review

dilaksanakan atau akan dilaksanakan dan bertanggung jawab atas memadainya prosedur yang

disepakati untuk mencapai tujuan.

Untuk memenuhi persyaratan bahwa praktisi dan pemakai tertentu sepakat atas prosedur

yang telah dilaksanakan atau yang akan dilaksanakan dan pemakai tertentu memikul tanggung

jawab atas memadainya prosedur yang disepakati untuk mencapai tujuan, biasanya praktisi harus

berkomunikasi langsung dengan dan memperoleh pengakuan dari setiap pemakai

tertentu.Praktisi tidak harus melaporkan tentang suatu perikatan bilamana pemakai tertentu tidak

setuju dengan prosedur yang telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan dan tidak memikul

tanggung jawab tentang memadainya prosedur untuk mencapai tujuan.

Perikatan Pemeriksaan

Tujuan prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan praktisi atas asersi manajemen tentang

kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu adalah untuk menyatakan pendapat tentang

apakah asersi manajemen disajikan secara wajar dalam semua hal yang material berdasarkan

kriteria yang disepakati . Untuk menyatakan pendapat semacam itu, praktisi harus

mengumpulkan bukti dalam jumlah memadai yang mendukung asersi manajemen tentang

kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu, oleh karena itu membatasi risiko atestasi ke

tingkat yang cukup rendah.

Risiko Atestasi

Risiko Atestasi adalah risiko yang dihadapi oleh praktisi yang secara tidak sadar gagal

dalam memodifikasi secara semestinya pendapatnya atas asersi manajemen. Risiko ini terdiri

dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi.

Untuk tujuan pemeriksaan kepatuhan, komponen tersebut didefinisikan sebagai berikut:

a. Risiko bawaan—Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material terhadap persyaratan tertentu,

dengan anggapan tidak ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern yang

bersangkutan.

b. Risiko pengendalian—Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material yang tidak dapat dicegah

atau dideteksi secara tepat waktu dengan prosedur dan kebijakan struktur pengendalian intern

entitas.

Page 16: Prosedur Kompilasi Dan Review

c. Risiko deteksi—Risiko prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi mengakibatkan praktisi

berkesimpulan tidak ada ketidakpatuhan, padahal kenyataannya ketidakpatuhan tersebut ada.

Praktisi harus menerapkan kemahiran profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi atas hasil prosedur pemeriksaannya dan tingkat semestinya keraguan profesionalnya

untuk mencapai keyakinan memadai bahwa ketidakpatuhan material akan dapat dideteksi.

Perencanaan suatu perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang kepatuhan entitas

terhadap persyaratan tertentu meliputi pengembangan strategi menyeluruh untuk pelaksanaan

dan lingkup yang diharapkan dalam perikatan tersebut.

Dalam menentukan dan memilih komponen yang akan diuji, praktisi harus

mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: tingkat berlakunya persyaratan kepatuhan tertentu

di tingkat komponen, pertimbangan materialitas, tingkat sentralisasi catatan, efektivitas

kebijakan dan prosedur lingkungan pengendalian, terutama yang berdampak terhadap

pengendalian langsung manajemen terhadap pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada

orang lain dan kemampuannya dalam mengawasi aktivitas secara efektif di berbagai lokasi, sifat

dan luasnya operasi yang dilaksanakan di berbagai komponen, dan kesamaan operasi dan

pengendalian terhadap kepatuhan untuk berbagai komponen.

Pertimbangan praktisi atas peristiwa kemudian dalam pemeriksaan atas asersi manajemen

tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu adalah sama dengan pertimbangan

auditor atas peristiwa kemudian dalam audit atas laporan keuangan.

Dua tipe peristiwa kemudian memerlukan pertimbangan oleh manajemen dan oleh praktisi.

1. Tipe pertama adalah peristiwa yang memberikan informasi tambahan tentang kepatuhan entitas

selama periode yang dicakup oleh asersi manajemen dan kemungkinan berdampak terhadap

asersi manajemen, dan oleh karena itu, terhadap laporan praktisi. Untuk periode dari akhir

periode pelaporan (atau titik waktu) sampai dengan tanggal laporan praktisi, praktisi harus

melakukan prosedur untuk mengidentifikasi peristiwa yang memberikan informasi tambahan

tentang kepatuhan selama periode tersebut. Prosedur tersebut mencakup, namun terbatas pada,

permintaan keterangan tentang dan pertimbangan atas informasi berikut ini:

a. Laporan auditor intern yang relevan yang diterbitkan dalam periode kemudian.

Page 17: Prosedur Kompilasi Dan Review

b. Laporan praktisi lain yang mengidentifikasi ketidakpatuhan, yang diterbitkan dalam

periode kemudian.

c. Laporan badan pengatur tentang ketidakpatuhan entitas, yang diterbitkan dalam

periode kemudian.

d. Informasi tentang ketidakpatuhan entitas, yang diperoleh melalui perikatan

professional lain terhadap entitas tersebut.

2. Tipe kedua berupa ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode yang dicakup oleh asersi

manajemen namun sebelum tanggal diterbitkannya laporan praktisi. Praktisi tidak bertanggung

jawab untuk mendeteksi ketidakpatuhan semacam itu. Namun, praktisi dapat saja mengetahui

adanya ketidakpatuhan, yang menurut sifatnya dan signifikannya, pengungkapan tentang

peristiwa tersebut diperlukan untuk menjadikan asersi manajemen tidak menimbulkan salah

tafsir.

Pelaporan

Bentuk laporan praktisi tergantung antara lain pada metode yang digunakan oleh

manajemen dalam penyajian asersi tertulis:

a. Jika asersi manajemen disajikan dalam laporan terpisah yang akan melampiri laporan

praktisi, praktisi harus menggunakan bentuk laporan sebagaimana dibahas dalam

paragraph 52 dan 53.

b. Jika manajemen menyajikan asersinya hanya dalam bentuk surat representasi yang

akan melampiri laporan praktisi, praktisi harus menggunakan bentuk laporan

sebagaimana dibahas dalam paragraf 54 dan 55.

Suatu entitas dapat menerbitkan berbagai dokumen yang berisi informasi sebagai tambahan

atas asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atauefektivitas

pengendalian intern entitas terhadap kepatuhan dan laporan praktisi mengenai asersi manajemen

tersebut.

Praktisi harus mengikuti panduan yang terdapat dalam SAT Seksi 400 [PSAT No.

05].Pelaporan tentang Pengendalian InternSuatu Enti tas atas Pelaporan Keuanganparagraf 81

dan 82 jika ia yakin bahwa informasi lain tidak konsisten dengan informasi yang tercantum

dalam laporan manajemen atau jika ia menyadari bahwa ia yakin terdapat salah saji fakta secara

material.

Page 18: Prosedur Kompilasi Dan Review

SA 801 (Audit Kepatuhan yang Ditetapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerimaan Lain Bantuan Keuangan Pemerintah)

Seksi ini berisi standar untuk pengujian dan pelaporan atas kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan dalam perikatan, sebagaimana didefinisikan berikut ini, berdasarkan

standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan

yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Seksi ini juga mencakup pelaporan atas

pengendalian intern berdasarkan Standar Audit Pemerintahan.

Manajemen bertanggung jawab untuk menjamin bahwa entitas yang dikelolanya mematuhi

peraturan perundang-undangan yang berlaku atas aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup

pengidentifikasian peraturan perundang-undangan yang berlaku dan penyusunan pengendalian

intern yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas tersebut mematuhi

peraturan perundang-undangan tersebut.

Dampak Undang-Undang Terhadap Laporan Keuangan

Karena bervariasinya persyaratan audit yang harus dipenuhi oleh entitas penerima bantuan

keuangan pemerintah, auditor harus menerapkan kemahiran profesionalnya secara cermat dan

seksama untuk memastikan bahwa auditor dan manajemen memahami tipe perikatan yang harus

dilaksanakan oleh auditor.

Manajemen juga bertanggung jawab untuk memperoleh jasa audit yang memenuhi

persyaratan hukum dan peraturan atau kontrak yang relevan. Standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia tidak mengharuskan auditor untuk melaksanakan prosedur yang

menurut pertimbangannya melampaui prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit

kompeten dalam merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan. Oleh karena itu, jika selama

audit atas laporan keuangan yang didasarkan pada standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia, auditor menyadari bahwa entitas yang diaudit harus memenuhi persyaratan

yang tidak dicakup oleh ketentuan dalam perikatan, auditor harus mengkomunikasikan hal ini

kepada manajemen dan komite audit, atau pihak berwenang setara yang lain, bahwa audit yang

didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia tidak dapat

memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan, atau kontrak yang relevan.

Page 19: Prosedur Kompilasi Dan Review

Audit kepatuhan dalam audit yang dilaksanakan Berdasarkan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan akuntan Indonesia

Dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan ikatan

akuntan indonesia, tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan

perundangundangan dan bagaimana dampaknya terhadap audit tersebut dijelaskan dalam SA

Seksi 317 [PSA No. 31] dan SA Seksi 316 [PSA No. 70]. SA Seksi 317 paragraf 05

menyamakan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang disebabkan oleh unsur

pelanggaran hukum tertentu dengan tanggung jawab atas kekeliruan atau kecurangan yang lain

sebagai berikut:

Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang dipahaminya sebagai hal

yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah jumlah yang

disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, peraturan perpajakan mempengaruhi

besarnya accrual dan besarnya jumlah yang diperlakukan sebagai beban dalam suatu

periode akuntansi; demikian pula halnya dengan penerapan hukum dan peraturan akan

mempengaruhi jumlah piutang pendapatan dalam kontrak kerja dengan pihak pemerintah.

Namun, auditor lebih mempertimbangkan hukum dan peraturan dari sudut pandang

hubungan hukum dan peraturan dengan tujuan audit yang ditentukan atas dasar pernyataan

dalam laporan keuangan, daripada tinjauan sematamata dari sudut pandang hukum.

Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, kepentingan auditor berkaitan

secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat terhadap salah saji material dalam

laporan keuangan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kekeliruan adalah

apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan

keuangan, berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.

Oleh karena itu, auditor harus mendesain auditnya untuk memberikan keyakinan memadai

bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material sebagai akibat dari pelanggaran peraturan

perundang-undangan yang berdampak langsung dan material atas jumlah-jumlah yang tercantum

dalam laporan keuangan.

Entitas Pemerintahan

Entitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundangundangan yang

berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku umum

Page 20: Prosedur Kompilasi Dan Review

di Indonesia yang diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai aturan

kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan.

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak peraturan

perundang-undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya diperkirakan oleh auditor

berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan

keuangan. Auditor harus menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi peraturan

perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material dalam penentuan

jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan entitas pemerintahan.

Dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas pemerintahan, pemahaman ini mencakup

pengetahuan tentang desain pengendalian intern yang relevan dengan asersi laporan keuangan

yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berdampak

langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan dan

tentang apakah pengendalian intern tersebut telah dioperasikan. Dalam perencanaan audit,

pengetahuan tersebut harus digunakan untuk mengidentifikasikan tipe salah saji potensial, untuk

mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material, dan untuk

mendesain pengujian substantif. Penentuan risiko pengendalian oleh auditor atas asersi yang

dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dapat dipengaruhi oleh

pengendalian intern dalam semua komponen pengendalian intern (lingkungan pengendalian,

penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan).

Entitas Lain yang Menerima Bantuan Keuangan Pemerintah

Pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada entitas lain, termasuk organisasi nirlaba

dan perusahaan. Di antara bantuan keuangan pemerintah adalah bantuan (grant)berbentuk kas

atau aktiva lain, pinjaman, jaminan pinjaman, subsidi tariff bunga. Dengan menerima bantuan

tersebut, bail( entitas pemerintahan maupun nonpemerintah dapat terkena peraturan perundang-

undangan yang mungkin berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang

tercantum dalam laporan keuangan.

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji material laporan keuangan sebagai

akibat dari pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material

atas penentuan jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.

Page 21: Prosedur Kompilasi Dan Review

Auditor harus mendokumentasikan prosedur yang dilaksanakan untuk mengevaluasi

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material

dalam penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.

SA Seksi 333 [PSA No. 17] Representasi Manajemen, mengharuskan auditor untuk

memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Di antara masalah yang

dimasukkan dalam representasi tersebut adalah "pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan yang dampaknya harus dipertimbangkan untuk

pengungkapan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk pencatatan kerugian bersyarat."

Pelaporan Berdasarkan Standar Audit Pemerintahan

Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk

mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam

melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab

melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan peraturan

perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam melaksanakan audit atas laporan

keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan keuangan pemerintah yang melakukan

penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib mematuhi ketentuan Undang-Undang Pasar

Modal.

Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan

pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau dalam suatu laporan

terpisah. Apabila auditor melaporkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan

pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan, maka auditor harus

mencantumkan dalam suatu paragraf pengantar yang menjelaskan pokok-pokok temuan utama

dari audit atas laporan keuangan dan dari pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan serta pelaksanaan pengendalian intern.

ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi persyaratan, atau

pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang

menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji (estimasi terbaik auditor tentang

total salah saji) sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan

Page 22: Prosedur Kompilasi Dan Review

keuangan. Bila prosedur yang dilaksanakan oleh auditor mengungkapkan ketidakpatuhan

material, auditor harus memodifikasi pernyataan keyakinan positif dan negatif dalam laporan

auditnya.

Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah akibat salah

saji telah dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat mengharapkan untuk

memasukkan suatu pernyataan tentang apakah salah saji sebagai akibat hal material dari

ketidakpatuhan telah dikoreksi dalam laporan keuangan atau suatu pernyataan yang menjelaskan

dampak salah saji tersebut dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi

unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana. Namun,

auditor tidak memiliki keahlian untuk menyimpulkan tentang apakah suatu unsur pelanggaran

hukum atau kemungkinan pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Oleh

karena itu, dalam mematuhi persyaratan untuk melaporkan hal-hal atau indikasi adanya unsur

pelanggaran hokum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana, auditor dapat memilih untuk

melaporkan semua unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan unsur pelanggaran hukum yang

ditemukan.

Pelaporan Atas Pengendalian Intern

Konsisten dengan SA Seksi 325 [PSA No. 35] Komunikasi Masalah yang Berhubungan

dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit, auditor

harus mengkomunikasikan setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan selama

auditnya; namun, pelaporan atas pengendalian intern berdasarkan Standar Audit Pemerintahan

berbeda dengan pelaporan hal yang sama berdasarkan SA Seksi 325. Standar Audit

Pemerintahan mengharuskan auditor membuat laporan tertulis atas pengendalian intern dalam

semua audit; SA Seksi 325 [PSA No. 35] mengharuskan komunikasi—lisan atau tertulis—hanya

jika auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan. Standar Audit Pemerintahan

mengharuskan suatu gambaran setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan, termasuk

identifikasi kondisi yang dipandang merupakan kelemahan material.

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan bahwa laporan auditor tentang masalah-

masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern menggambarkan lingkup pekerjaannya

dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian intern dan dalam penentuan risiko

Page 23: Prosedur Kompilasi Dan Review

audit. Auditor dapat memenuhi persyaratan ini dengan menyatakan bahwa ia telah memperoleh

suatu pemahaman tentang pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern

tersebut telah dioperasikan dan bahwa ia telah menentukan risiko pengendalian.

Paragraf 6.28 Standar Audit Pemerintahan mengatur: “Apabila informasi tertentu dilarang

untuk diungkapkan kepada umum, laporan audit harus menyatakan sifat informasi yang tidak

dilaporkan tersebut dan persyaratan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut”.

Bilamana auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan dalam audit atas laporan

keuangan yang didasarkan atas Standar Audit Pemerintahan, laporan auditor tentang

pengendalian intern harus berisi:

a. Suatu pernyataan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan dan suatu

pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan, termasuk suatu penjelasan

setiap penyimpangan dari laporan baku.

b. Suatu pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang

ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan.

c. Suatu pernyataan bahwa, dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan

keuangan, auditor telah mempertimbangkan pengendalian intern entitas untuk

menentukan prosedur audit yang ditujukan untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan dan tidak untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern.

d. Suatu pernyataan bahwa penyusunan dan pemeliharaan pengendalian intern

merupakan tanggung jawab manajemen.

e. Suatu penjelasan tujuan, lingkup, dan keterbatasan bawaan setiap pengendalian intern.

f. Suatu gambaran pengendalian intern entitas, yang dipandang sebagai bagian dari

pemahaman auditor atas pengendalian intern entitas.

g. Suatu penjelasan lingkup pekerjaan auditor, yang menyatakan bahwa auditor

memperoleh suatu pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan,

menentukan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, dan menentukan

risiko pengendalian.

h. Definisi kondisi yang dapat dilaporkan.

i. Suatu penjelasan kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan dalam audit.

j. Definisi kelemahan material.

Page 24: Prosedur Kompilasi Dan Review

k. Suatu pernyataan tentang apakah auditor yakin bahwa setiap kondisi yang dilaporkan

sebagaimana dijelaskan dalam laporannya merupakan kelemahan material, jika

demikian, identifikasi kelemahan material yang ditemukan.

l. Jika berlaku, suatu pernyataan bahwa masalah-masalah lain tentang pengendalian

intern dan operasinya telah dikomunikasikan kepada manajemen dalam surat

terpisah.

m. Suatu pernyataan bahwa laporan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada

komite audit, manajemen, dan badan legislatif atau badan pengatur tertentu, namun

tidak dimaksudkan untuk membatasi distribusinya, jika hal ini menyangkut catatan

publik