Prosedur Kompilasi & Review

49
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Latar Belakang Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat membuat suatu laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi kepada pengguna laporan. Laporan keuangan yang dikeluarkan tersebut harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Banyak perusahaan yang kurang memperhatikan terhadap laporan keuangan tersebut apakah sudah sesuai atau kurang sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan jasa audit yang dianggap independen dalam memeriksa laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan menggunakan jasa auditor eksternal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawabnya. Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor eksternal, karena: Pertama, adanya

description

Prosedur Kompilasi dan Review & Atestasi Kepatuhan

Transcript of Prosedur Kompilasi & Review

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangLatar Belakang Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat membuat suatu laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi kepada pengguna laporan. Laporan keuangan yang dikeluarkan tersebut harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Banyak perusahaan yang kurang memperhatikan terhadap laporan keuangan tersebut apakah sudah sesuai atau kurang sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, perusahaan dapat menggunakan jasa audit yang dianggap independen dalam memeriksa laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan menggunakan jasa auditor eksternal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik.Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawabnya. Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor eksternal, karena: Pertama, adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya. Kedua, karena laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ketiga, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.Salah satu jalan yang biasanya ditempuh oleh perusahaan dengan menggunankan jasa dari pihak eksternal untuk melakukan tugas itu dan pihak managemen hanya menyiapkan dan melakukan review kembali atas jasa pihak ekstenal. Pihak managemen bisa meminta pihak eksternal secara resmi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk untuk melakukan beberapa kegiatan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.Selain jasa audit pihak KAP juga bisa bisa memberikan jasa atestasi dan kompilasi bagi pihak managemen, hal itu dilakukan untuk memastikan prospek perusahaan dimasa datang, agar tidak terjadi kesalahan dalam rencanadan prediksi perusahaan.

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 Pengertian Prosedur Kompilasi Dan Review (SAR 100) Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen (pemilik) tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun terhadap laporan tersebut. (Akuntan mungkin memandang perlu untuk melakukan jasa akuntansi lainnya agar memungkinkan ia melakukan kompilasi laporan keuangan.Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar Laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain. (Akuntan mungkin memandang perlu untuk melakukan kompilasi laporan keuangan atau melakukan jasa akuntansi lain agar memungkinkan ia melakukan suatu review. Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan; sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu.Tujuan review juga sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Review tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat seperti itu, karena dalam review tidak mencakup pemerolehan suatu pemahaman atas pengendalian intern, penetapan risiko pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui inspeksi, pengamatan, atau konfirmasi, dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dilaksanakan dalam suatu audit. Review dapat menjadikan perhatian akuntan tertuju kepada hal-hal penting yang mempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa akuntan akan mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui suatu audit.

II.2 Prosedur KompilasiAkuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi industri tempat operasi entitas, agar ia dapat melakukan kompilasi laporan keuangan dalam bentuk yang tepat bagi entitas yang beroperasi dalam industri tersebut.Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis besar sifat transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan. Akuntan biasanya memperoleh pengetahuan mengenai hal tersebut melalui pengalamannya atau melalui pengajuan pertanyaan kepada personel entitas tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut, pada saat melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus menentukan apakah perlu melakukan jasa akuntansi yang lain, seperti membantu mempersiapkan buku besar atau memberikan jasa konsultansi mengenai masalah akuntansi.Akuntan tidak diharuskan untuk meminta keterangan atau prosedur lainnya untuk memverifikasi, menguatkan, atau me-review informasi yang disediakan oleh klien. Tetapi, ia dapat saja mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lain. Dan hasil permintaan keterangan atau prosedur lain tersebut, pengetahuan yang diperoleh dari perikatan sebelumnya, atau gambaran umum tentang laporan keuangan, akuntan dapat menyimpulkan bahwa informasi yang disediakan oleh klien tidak benar, tidak lengkap, atau bahkan informasi tersebut tidak memuaskan untuk tujuan kompilasi laporan keuangan sebagai pedoman apabila manajemen tidak memasukkan sebagian besar dari pengungkapan yang diwajibkan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia). Dalam keadaan seperti itu, akuntan sebaiknya mencari informasi tambahan atau informasi yang telah diperbaiki. Jika entitas tersebut menolak untuk memberikan informasi tambahan atau informasi yang diperbaiki, maka akuntan harus menarik diri dari perikatan kompilasi laporan keuangan tersebut. Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan apakah laporan keuangan tersebut layak bila ditinjau dari segi bentuknya, dan bebas dari kekeliruan material yang nyata. Dalam hubungan ini, istilah kekeliruan diartikan sebagai kesalahan dalam kompilasi laporan keuangan, termasuk kesalahan hitung atau kesalahan tulis, dan kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi, termasuk pengungkapan yang kurang memadai.

1. Pelaporan Atas Kompilasi Laporan KeuanganLaporan keuangan yang dikompilasi tanpa audit atau review oleh akuntan harus disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:a) Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar dalam Seksi inib) Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen atau pemilikc) Laporan keuangan tidak diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apa pun

Contoh Laporan Kompilasi AkuntanKami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau review terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.

2. Pelaporan Atas Kompilasi Laporan Keuangan yang Tidak Memasukkan Hampir Semua Pengungkapan MaterialSuatu entitas dapat meminta akuntan untuk melakukan kompilasi laporan keuangan yang tidak memasukkan hampir semua pengungkapan material sebagaimana diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk pengungkapan yang mungkin disajikan dalam laporan keuangan pokok. Akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan seperti itu asalkan keadaan tersebut dinyatakan secara jelas dalam laporannya dan menurut pengetahuannya hal tersebut tidak dimaksudkan untuk menyesatkan mereka yang diharapkan akan menggunakan laporan keuangan. Bila entitas tersebut berkeinginan untuk memasukkan pengungkapan hanya tentang beberapa masalah dalam bentuk catatan dalam laporan keuangan, pengungkapan seperti itu sebaiknya diberi judul "Informasi Pilihan-Tidak Mencakup Seluruh Pengungkapan Material yang Diharuskan oleh Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Indonesia."Meskipun demikian, bila laporan keuangan yang dikompilasi dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tidak memuat pengungkapan basis akuntansi yang digunakan, maka basis akuntansi tersebut harus diungkapkan dalam laporan akuntan. Jika laporan keuangan yang telah dikompilasi akuntan tidak memasukkan semua pengungkapan material, maka laporan akuntan bentuk baku yang tepat adalah sebagai berikut:Kami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau review terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.Manajemen telah memutuskan untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan material (termasuk laporan arus kas), yang diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan tersebut disajikan dalam laporan keuangan, mungkin hal tersebut akan mempengaruhi kesimpulan para pemakai laporan keuangan tentang posisi keuangan, basil usaha, dan arus kas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan ini tidak dirancang untuk mereka yang tidak mengetahui tentang masalah seperti itu.

3. Pelaporan Jika Akuntan Tidak IndependenAkuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitas, yang ia tidak independen. Jika akuntan publik tidak independen, maka ia harus secara spesifik mengungkapkan ketidakindependenan tersebut. Namun, alasan tidak adanya independensi tidak boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia harus memasukkan pernyataan berikut dalam paragraf terakhir laporannya:Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT.

II.3 Prosedur Review Atas Laporan KeuanganAkuntan publik harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi jenis industri yang menjadi tempat berbisnis suatu entitas dan pemahaman atas bisnis entitas tersebut, melalui permintaan keterangan dan prosedur analitik, yang menjadi dasar memadai untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Persyaratan akuntan publik untuk memiliki tingkat pengetahuan tertentu tentang prinsip dan praktik akuntansi dalam jenis industri yang akuntan tersebut tidak mempunyai pengalaman sebelumnya tidak menghalangi akuntan dari penerimaan perikatan review suatu entitas. Namun, bagaimana pun juga akuntan mempunyai tanggung jawab untuk memperoleh tingkat pengetahuan tertentu. la dapat memperoleh pengetahuan tersebut melalui publikasi dari industri yang bersangkutan, laporan keuangan entitas lain dalam industri sejenis, literatur, terbitan berkala, atau individu yang mempunyai pengetahuan tentang industri tersebut.Pemahaman akuntan tentang kegiatan suatu entitas harus mencakup pengertian umum tentang organisasi entitas tersebut, karakteristik operasi, serta sifat aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya. Biasanya hal ini akan mencakup pengetahuan umum tentang produksi, distribusi dan metode kompensasi, jenis barang atau jasa, lokasi kegiatan entitas tersebut serta transaksi material entitas tersebut dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pemahaman akuntan tersebut biasanya diperoleh melalui pengalaman dengan entitas atau industri tersebut dan melalui permintaan keterangan dengan para personel entitas yang bersangkutan.Prosedur permintaan keterangan dan analitik biasanya mencakup hal-hal berikut ini:a) Permintaan keterangan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang diterapkan oleh entitas tersebut.b) Permintaan keterangan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.c) Prosedur analitik yang dirancang untuk mengidentifikasi hubungan dan hal-hal yang kelihatannya tidak biasa.Prosedur analitik mencakup:1. Pembandingan antara laporan keuangan dengan laporan keuangan dalam periode lalu yang sebanding.2. Pembandingan antara laporan keuangan dengan hasil yang diantisipasikan (jika ada), misalnya anggaran dan prakiraan, dan3. Studi hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan yang diharapkan akan sesuai dengan pola yang dapat diprakirakan atas dasar pengalaman entitas tersebut.Dalam menerapkan prosedur ini, akuntan harus mempertimbangkan jenis masalah yang membutuhkan penyesuaian akuntansi dalam periode sebelumnya. Contoh hubungan antar unsur dalam laporan keuangan yang diharapkan akan mengikuti pola yang diprakirakan antara lain:1. Hubungan antara perubahan penjualan dengan perubahan akun piutang usaha dan akun biaya yang biasanya berfluktuasi sesuai dengan penjualan.2. Hubungan antara perubahan aktiva tetap dengan perubahan akun biaya depresiasi dan akun lain yang mungkin dipengaruhinya, seperti biaya pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap.d) Permintaan keterangan mengenai keputusan yang diambil dalam rapat pemegang saham, dewan komisaris, direksi, atau rapat-rapat lain yang setara, yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.e) Permintaan keterangan mengenai keputusan yang diambil dalam rapat pemegang saham, dewan komisaris, direksi, atau rapat-rapat lain yang setara, yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.f) Membaca laporan keuangan untuk menentukan, berdasarkan informasi yang menjadi perhatian akuntan, apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesiag) Memperoleh laporan dari akuntan lain, jika ada, yang telah melakukan audit atau review atas laporan keuangan untuk komponen pokok entitas tersebut, anak perusahaan, perusahaan lain, yang perusahaan tersebut mempunyai penyertaan.h) Permintaan keterangan kepada orang-orang yang bertanggung jawab terhadap masalah keuangan dan akuntansi mengenai:1. Apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan secara konsisten.2. Apakah terdapat perubahan aktivitas usaha atau prinsip dan praktik akuntansi entitas tersebut.3. Apakah ada masalah yang dipertanyakan selama menerapkan prosedur tersebut, dan4. Apakah terdapat peristiwa setelah tanggal laporan keuangan yang akan mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan.

Pengetahuan yang diperoleh akuntan dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan, kompilasi laporan keuangan, atau jasa akuntansi lain terhadap suatu entitas mungkin mengakibatkan adanya perubahan dalam prosedur review. Bagaimana pun, perubahan seperti itu tidak akan mengurangi tingkat tanggung jawab akuntan dalam hubungannya dengan laporan keuangan yang telah di-review-nya.Suatu review tidak mencakup pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern, pengujian atas catatan akuntansi dan pengujian atas respon yang diperoleh dari permintaan keterangan dengan pemerolehan bahan bukti dan prosedur tertentu lainnya yang biasanya dilaksanakan dalam suatu audit. Jadi, review tidak memberikan keyakinan, bahwa akuntan akan mengetahui semua masalah penting yang dapat diungkapkan dalam suatu audit. Bagaimana pun, bila akuntan mengetahui bahwa informasi yang diperolehnya tidak benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan, ia harus melakukan prosedur tambahan yang dianggapnya penting untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

1. Pelaporan Akuntan Mengenai Hasil Review atas Laporan KeuanganLaporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa:a) Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.b) Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut.c) Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.d) Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu dalam suatu review.e) Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan.

Laporan akuntan bentuk baku yang tepat untuk perikatan review adalah sebagai berikut:Kami telah me-review neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen (pemilik) PT KXT.

Review terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Review mempunyai Iingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan standar audit-ing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu.

Berdasarkan review kami,tidak terdapat penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Apabila akuntan tidak dapat melaksanakan pengajuan pertanyaan dan prosedur analitik yang dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan terbatas yang seharusnya ada dalam suatu review, maka review dianggap tidak lengkap. Suatu review yang tidak lengkap bukanlah dasar memadai untuk menerbitkan laporan review. Dalam situasi seperti ini, akuntan harus mempertimbangkan keadaan apa yang mengakibatkan review tidak lengkap tersebut, juga akan menghalanginya untuk menerbitkan suatu laporan kompila'i serta laporan keuangan entitas tersebut.

2. Penyimpangan Dari Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum Di IndonesiaAkuntan yang memperoleh perikatan untuk melakukan kompilasi atau review suatu laporan keuangan mungkin mengetahui, bahwa terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan. Dalam semua keadaan, jika laporan keuangan tidak direvisi, akuntan harus mempertimbangkan apakah perubahan laporan akuntan bentuk baku dianggap cukup untuk mengungkapkan tidak dipatuhinya prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tersebut.Jika akuntan menyimpulkan bahwa perubahan dalam laporan akuntan bentuk baku adalah tepat, maka penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tersebut harus diungkapkan dalam paragraf terpisah dalam laporannya, termasuk pengungkapan mengenai pengaruh penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tersebut, jika pengaruhnya telah ditentukan oleh manajemen atau diketahui sebagai hasil dari prosedur yang telah dilakukan oleh akuntan. Akuntan tidak perlu menentukan akibat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, bila manajemen belum melakukannya, selama akuntan menyatakan dalam laporannya bahwa penentuan seperti mi belum dilakukan. Contoh laporan kompilasi dan review yang mengungkapkan adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia adalah sebagai berikut:Laporan KompilasiKami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1 dan laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau review terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.[Paragraf terpisah]Seperti yang diungkapkan dalam Catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menentukan bahwa tanah harus dinyatakan dengan harga pemerolehan. Manajemen telah memberitahu kami bahwa perusahaan telah mencatat nilai tanah dengan harga taksiran, dan oleh karena itu bila prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dipatuhi, akun tanah dan akun ekuitas akan turun sebesar Rp50.000.000.(atau)Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1 tidak disajikan. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menentukan bahwa laporan tersebut harus disajikan bila laporan keuangan dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha.18

Laporan ReviewKami telah melakukan review atas neraca PT KXT tanggal 31 Desember 20X1, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, serta laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan terlampir adalah penyajian manajemen (pemilik) PT KXT.Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Review memiliki lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan audit yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu.Berdasarkan hasil review, dengan pengecualian pada masalah yang kami jelaskan dalam paragraf berikut, tidak terdapat penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.[Paragrafterpisah]Seperti yang diungkapkan dalam Catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menetapkan bahwa kos (cost) sediaan barang meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Manajemen telah memberitahu kami bahwa sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses dinyatakan dalam laporan keuangan yang kami sebutkan di atas hanya terbatas sebesar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung saja, dan bahwa pengaruh dari tidak dipatuhinya prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia terhadap posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas belum ditentukan.(atau)Seperti yang diungkapkan dalam Catatan X atas laporan keuangan, perusahaan telah menerapkan [jelaskan metode baru yang diterapkan] sedangkan sebelumnya diterapkan (jelaskan metodesebelumnya). Meskipun[jelaskan metode baruyangditerapkan] sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, namun perusahaan tidak dapat memberikan dasar pertimbangan memadai bagi perubahan tersebut.

Jika akuntan berpendapat bahwa perubahan terhadap laporan standar tidak cukup untuk menunjukkan kekurangan dalam laporan keuangan secara keseluruhan, maka ia harus menarik diri dari perikatan kompilasi atau review dan tidak memberikan jasa lebih lanjut dalam hubungannya dengan laporan keuangan. Dalam hal demikian, akuntan dapat berkonsultasi dengan penasihat hukumnya.

3. Penemuan Kemudian Fakta yang Telah Ada Pada Tanggal Laporan AkuntanSetelah tanggal laporan akuntan atas laporan keuangan yang dikompilasi atau di-review, akuntan mungkin mengetahui bahwa terdapat fakta yang telah ada pada tanggal laporannya, yang mengakibatkan akuntan berpendapat bahwa informasi yang diberikan oleh entitas tersebut tidak benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan seandainya ia telah mengetahui fakta tersebut sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, akuntan harus mempertimbangkan pedoman dalam SA Seksi 561 [PSA No. 47] Penemuan Kemudian Fakta yang Ada pada Tanggal Laporan Audit, dalam menentukan langkah memadai, dengan mempertimbangkan perbedaan tujuan perikatan kompilasi, review, dan audit. Karena permasalahan hukum yang tersangkut dalam langkah yang harus ditempuh sesuai dengan SA Seksi 561 [PSA No. 47] tersebut, akuntan harus berkonsultasi dengan penasihat hukumnya.

4. Informasi TambahanApabila laporan keuangan pokok disertai dengan informasi tambahan yang disajikan untuk tujuan analisis, akuntan harus menunjukkan tingkat tanggung jawabnya secara jelas, jika ada, terhadap informasi tersebut. Bila akuntan telah me-review laporan keuangan pokok, maka hal ini dapat dilakukan dengan suatu penjelasan dalam laporan review-nya atau dalam suatu laporan yang terpisah atas data lain tersebut, bahwa review-nya dilaksanakan terutama untuk maksud memberikan keyakinan terbatas dan tidak ada modifikasi material yang perlu dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan perlu ditegaskan bahwa:a) Data lain yang menyertai laporan keuangan tersebut disajikan hanya untuk tujuan analisis tambahan dan telah tercakup dalam permintaan keterangan serta prosedur tambahan yang diterapkan dalam review atas laporan keuangan pokok, dan akuntan tidak mengetahui perlunya modifikasi atas data tersebut, ataub) Data lain yang menyertai laporan keuangan tersebut disajikan hanya untuk tujuan analisis tambahan dan tidak tercakup dalam permintaan keterangan atau prosedur analitik yang diterapkan dalam review atas laporan keuangan, melainkan disusun dari informasi yang merupakan penyajian manajemen tanpa diaudit atau di-review, dan akuntan tidak memberikan pendapat atau keyakinan apa pun atas data tersebut.Apabila akuntan juga melakukan kompilasi, baik laporan keuangan pokok maupun data lain, yang disajikan hanya untuk analisis tambahan, maka laporan kompilasinya juga harus mencakup data lain tersebut.

II.4 Perubahan dalam Perikatan dari Audit ke Review atau Kompilasi (atau dari review ke kompilasi)Akuntan yang mengadakan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan suatu entitas nonpublik sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, mungkin sebelum penyelesaian auditnya diminta untuk mengubah perikatannya ke perikatan review atau kompilasi laporan keuangan. Permintaan untuk mengubah perikatan tersebut mungkin diakibatkan oleh perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan entitas tersebut untuk suatu audit, salah pengertian tentang sifat suatu audit atau alternatif review atau jasa kompilasi yang semula tersedia, atau pembatasan terhadap lingkup audit yang dilakukan oleh klien atau yang disebabkan oleh keadaan.Sebelum akuntan yang melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia setuju untuk mengubah perikatan audit ke suatu perikatan review atau kompilasi, paling sedikit ia harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:a) Alasan permintaan klien tersebut, terutama implikasi pembatasan lingkup audit, apakah dilakukan oleh klien atau karena keadaan.b) Tambahan kegiatan audit yang diperlukan untuk menyelesaikan audit.c) Biaya tambahan yang diperkirakan untuk menyelesaikan audit.Perubahan keadaan yang mempengaruhi keperluan entitas tersebut untuk suatu audit, atau salah pengertian mengenai sifat suatu audit, atau alternatif review atau jasa kompilasi yang semula tersedia, biasanya merupakan dasar memadai untuk meminta perubahan perikatan.Dalam menentukan implikasi pembatasan terhadap lingkup audit, akuntan harus menilai kemungkinan bahwa informasi yang dipengaruhi oleh batasan lingkup adalah tidak benar, tidak lengkap, atau tidak memuaskan. Namun, jika akuntan dilarang oleh klien untuk berkorespondensi dengan penasihat hukum klien atau bila manajemen (pemilik) menolak untuk menandatangani surat representasi klien, maka akuntan biasanya tidak akan menerbitkan laporan review atau kompilasi laporan keuangan.Dalam keadaan apa pun, bila prosedur audit hampir selesai atau biaya untuk menyelesaikan prosedur tersebut relatif tidak signifikan, akuntan harus mempertimbangkan apakah perubahan perikatan semestinya dilakukan.Jika akuntan menyimpulkan, berdasarkan atas pertimbangan profesionalnya, bahwa terdapat alasan memadai untuk mengubah perikatan tersebut dan jika ia mematuhi standar yang berlaku untuk perikatan yang telah diubah tersebut, maka ia harus menerbitkan laporan review atau laporan kompilasi sesuai dengan keadaan. Laporan tersebut tidak boleh mencakup pengacuan terhadap:a. Perikatan semulab. Setiap prosedur audit yang mungkin telah dilaksanakan, atauc. Pembatasan lingkup yang diakibatkan oleh perubahan perikatan.

II.5 Review Laporan Keuangan Interm Perusahaan PublikKarakteristik informasi yang terdapat dalam laporan keuangan interm antara lain adalah aksiran pendapatan, kos (cost),beban yang lebih banyak dibandingkan dengan untuk tujuan informasi keuangan tahunan, penundaan pengakuan pendapatan dan beban (deferrals), akrual (accruals), dan estimasi pada akhir masing-masing periode interim seringkali dipengaruhi oleh pertimbangan pada tanggal interim tentang hasil usaha yang diperkirakan untuk sisa waktu periode tahunan. Tujuan review laporan keuangan interim sendiri adalah untuk memberikan dasar bagi akuntan dalam melaporkan apakah perlu dilakukan modifikasi material atas informasi tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Sedangkan prosedur untuk me-review laporan keuangan interm adalah sebagai berikut:a. Meminta keterangan mengenai pengendalian internb. Menerapkan prosedur analitik atas informasi keuangan interim untuk mengidentifikasikan dan memberikan dasar untuk mengajukan pertanyaan tentang hubungan dan pos individual yang tampak luar biasac. Membaca notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk mengidentifikasikan tindakan yang dapat mempengaruhi informasi keuangan interim.d. Membaca informasi keuangan interim untuk mempertimbangkan, berdasarkan informasi yang diperoleh akuntan, apakah informasi yang dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.e. Mendapatkan laporan dari akuntan lain, jika ada, yang mengadakan perikatan untuk melakukan review informasi keuangan interim atas bagian yang penting dari entitas yang di-review, anak perusahaan, atau afiliasi lainnya.f. Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi g. Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai tanggung jawab mereka atas informasi keuangan, kelengkapan notulen rapat, peristiwa setelah tanggal informasi keuangan interim, dan lain-lain.Adapun bentuk laporan review atas laporan keuangan interm adalah sebagai berikut:1. Judul Laporan Akuntan Independen.2. Identifikasi informasi keuangan interim yang di-review.3. Suatu pernyataan bahwa informasi keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.4. Pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.5. Uraian mengenai prosedur review atas informasi keuangan interim yang dilakukan.6. Suatu pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan dengan lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan audit berdasarkan standar auditing7. Suatu pernyataan apakah akuntan menemukan indikasi perlunya modifikasi material yang harus dilakukan agar informasi keuangan interim sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.8. Tanda tangan, nama, nomor izin akuntan publik, dan/atau nomor register negara akuntan.9. Tanggal laporan review. Laporan dapat dialamatkan kepada perusahaan yang informasi keuangannya di-review, dewan komisarisnya, atau para pemegang sahamnya. Sebagai tambahan, setiap halaman informasi keuangan interim harus secara jelas diberi tanda tidak diaudit.

II.6 Atestasi KepatuhanAtestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Berdasarkan Standar AuditingStandar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.SA Seksi 410 membahas tentang kepatuhan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum. SA ini menyebutkan standar pelaporan pertama yaitu: Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang digunakan dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk menyatakan tentang fakta (statement of fact), namun standar tersebut mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi tersebut. Jika pembatasan terhadap lingkup audit tidak memungkinkan auditor untuk memberikan pendapat mengenai kesesuaian tersebut maka pengecualian semestinya diperlukan dala laporan auditnya.Statement of factartinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak semuanya berupa fakta. Ada informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian piutang) dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari transaksi yang belum selesai secara tuntas (misalnya utang bersyarat). Jika auditor melaporkan suatu laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan dengan menyatakan pendapat (atau pernyataan tidak memberikan pendapat0 apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang digunakan.Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah padanan dari frasa generally accepted accounting principles dan adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu wilayah tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di wilayah lain. Oleh karena itu, untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum di Indonesia, harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Audit kepatuhan dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAPI. Dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Intitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundangundangan dan bagaimana dampaknya terhadap audit tersebut dijelaskan dalam SA Seksi 317 [PSA No. 31] dan SA Seksi 316 [PSA No. 70]. SA Seksi 317 paragraf 05 menyamakan tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang disebabkan oleh unsur pelanggaran hukum tertentu dengan tanggung jawab atas kekeliruan atau kecurangan yang lain sebagai berikut:Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, peraturan perpajakan mempengaruhi besarnya accrual dan besarnya jumlah yang diperlakukan sebagai beban dalam suatu periode akuntansi; demikian pula halnya dengan penerapan hukum dan peraturan akan mempengaruhi jumlah piutang pendapatan dalam kontrak kerja dengan pihak pemerintah. Namun, auditor lebih mempertimbangkan hukum dan peraturan dari sudut pandang hubungan hukum dan peraturan dengan tujuan audit yang ditentukan atas dasar pernyataan dalam laporan keuangan, daripada tinjauan sematamata dari sudut pandang hukum.Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, kepentingan auditor berkaitan secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat terhadap salah saji material dalam laporan keuangan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.Oleh karena itu, auditor harus mendesain auditnya untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material sebagai akibat dari pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material atas jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.

Berdasarkan Standar AtestasiSAT Seksi 500 Atestasi KepatuhanSAT Seksi 500 membahas tentang atestasi kepatuhan. SAT ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi perikatan yang berkaitan dengan asersi tertulis manajemen tentang (a) kepatuhan entitas terhadap persyaratan perundangan, peraturan, ketentuan, kontrak atau hibah tertentu atau (b) efektivitas struktur pengendalian intern entitas atas kepatuhan terhadap persyaratan tertentu. Asersi manajemen dapat berkaitan dengan persyaratan kepatuhan baik yang bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Perikatan atestasi yang dilaksanakan sesuai dengan SAT ini harus mematuhi standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan dalam SAT Seksi 100 dan standar khusus yang ditetapkan dalam SAT ini.Praktisi dapat melaksanakan suatu perikatan yang berkaitan dengan asersi tertulis manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas pengendalian intern atas kepatuhan jika kedua kondisi berikut ini dipenuhi: Manajemen menerima tanggung jawab atas kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu dan efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan. Manajemen mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan. Manajemen membuat asersi tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu. Jika laporan praktisi dimaksudkan untuk pemakaian umum, asersi tersebut harus dalam bentuk surat representasi kepada praktisi dan dalam laporan terpisah yang akan melampiri laporan praktisi. Jika penggunaan laporan praktisi dibatasi hanya kepada pihak dalam entitas yang bersangkutan dan badan pengatur tertentu, asersi dapat hanya berbentuk surat representasi. Asersi manajemen dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria yang masuk akal, yang ditetapkan oleh badan yang diakui atau dinyatakan dalam asersi secara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang berpengetahuan untuk memahaminya, dan asersi tersebut dapat diestimasi dan diukur secara masuk akal dengan menggunakan kriteria tersebut. Terdapat bukti yang cukup atau dapat dikembangkan untuk mendukung evaluasi manajemen.Dalam perikatan pemeriksaan, asersi tertulis manajemen dapat mengambil berbagai macam bentuk, namun harus cukup spesifik sehingga pemakai yang memiliki kompetensi dalam memanfaatkan kriteria pengukuran dan pengungkapan yang sama atau serupa dapat mencapai kesimpulan yang secara material sama. Sebagai contoh, asersi yang dapat diterima tentang kepatuhan terhadap persyaratan tertentu dapat berbentuk pernyataan sebagai berikut :PT KXT mematuhi aturan pembatasan yang ditetapkan dalam Perjanjian Penarikan Kredit dari Bank Y, bertanggal 1 Januari 20X1, pada tanggal dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 20X2. Namun, praktisi dilarang memeriksa suatu asersi yang terlalu luas atau subjektif untuk dapat diestimasi atau diukur secara masuk akal.Manajemen bertanggung jawab untuk memberikan keyakinan bahwa entitas mematuhi persyaratan yang berlaku bagi aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup: Pengidentifikasian persyaratan kepatuhan yang berlaku. Penetapan dan pemeliharaan kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas mematuhi persyaratan tersebut. Mengevaluasi dan memantau kepatuhan entitas. Menentukan laporan yang memenuhi persyaratan hukum, peraturan, atau kontrak.Evaluasi manajemen dapat mencakup dokumentasi data akuntansi dan statistik, panduan kebijakan entitas, memorandum berupa uraian, panduan prosedur, bagan alir, pedoman akuntansi, kuesioner yang telah diisi, laporan auditor intern. Manajemen dapat menugasi praktisi dalam mengumpulkan informasi untuk membantu dalam mengevaluasi kepatuhan entitas. Terlepas prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi, manajemen harus menerima tanggung jawab atas asersinya dan dilarang menjadikan prosedur praktisi sebagai satu-satunya dasar.

Berdasarkan Standar Audit PemerintahanSA Seksi 801 Audit Kepatuhan Yang Diterapkan Atas Entitas Pemerintah Dan Penerima Lain Bantuan Keuangan PemerintahEntitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundang-undanganyang berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai aturan kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan. Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan keuangan pemerintah yang melakukan penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib mematuhi ketentuan Undang-Undang Pasar Modal.

Entitas PemerintahanEntitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan perundangundangan yang berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek penting prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan dalam entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai aturan kontrak dan hukum yang khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan.Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya diperkirakan oleh auditor berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor harus menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan entitas pemerintahan.Dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas pemerintahan, pemahaman ini mencakup pengetahuan tentang desain pengendalian intern yang relevan dengan asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan dan tentang apakah pengendalian intern tersebut telah dioperasikan. Dalam perencanaan audit, pengetahuan tersebut harus digunakan untuk mengidentifikasikan tipe salah saji potensial, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material, dan untuk mendesain pengujian substantif. Penentuan risiko pengendalian oleh auditor atas asersi yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dapat dipengaruhi oleh pengendalian intern dalam semua komponen pengendalian intern (lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan).Pemahaman atas Dampak Peraturan Perundang-undanganAuditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya diperkirakan oleh auditor berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor dapat mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur berikut ini: Pertimbangkan pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang diperoleh dari audit tahun sebelumnya. Bicarakan peraturan perundang-udangan tersebut dengan pejabat yang bertanggung jawab atas keuangan entitas tersebut, penasihat hukum, pimpinan program atau pimpinan proyek. Lakukan review atas bagian yang relevan setiap perjanjian yang terkait secara langsung, seperti yang berkaitan dengan bantuan dan pinjaman. Lakukan review terhadap notulen rapat badan legislatif entitas pemerintahan yang diaudit mengenai pemberlakuan peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan entitas pemerintahan tersebut. Dapatkan keterangan dari auditor pemerintah tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk entitas yang berada di bawah wewenangnya, termasuk persyaratan keseragaman pelaporan. Dapatkan keterangan dari pimpinan program atau pimpinan proyek entitas pemerintahan yang memberikan bantuan, tentang pembatasan, syarat-syarat dan kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan bantuan tersebut. Lakukan review terhadap informasi tentang persyaratan kepatuhan yang ditetapkan oleh auditor pemerintah.

Entitas Lain yang Menerima Bantuan Keuangan PemerintahPemerintah memberikan bantuan keuangan kepada entitas lain, termasuk organisasi nirlaba dan perusahaan. Di antara bantuan keuangan pemerintah adalah bantuan (grant) berbentuk kas atau aktiva lain, pinjaman, jaminan pinjaman, subsidi tariff bunga. Dengan menerima bantuan tersebut, baik entitas pemerintahan maupun nonpemerintah dapat terkena peraturan perundang-undangan yang mungkin berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji material laporan keuangan sebagai akibat dari pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor harus mendokumentasikan prosedur yang dilaksanakan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material dalam penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.SA Seksi 333 [PSA No. 17] Representasi Manajemen, mengharuskan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Di antara masalah yang dimasukkan dalam representasi tersebut adalah "pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang dampaknya harus dipertimbangkan untuk pengungkapan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk pencatatan kerugian bersyarat."

Pelaporan Berdasarkan Standar Audit PemerintahanEntitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar Audit Pemerintahan. Dalam melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab melampaui tanggung jawab yang dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan peraturan perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan keuangan pemerintah yang melakukan penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib mematuhi ketentuan Undang-Undang Pasar Modal.Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau dalam suatu laporan terpisah. Apabila auditor melaporkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan, maka auditor harus mencantumkan dalam suatu paragraf pengantar yang menjelaskan pokok-pokok temuan utama dari audit atas laporan keuangan dan dari pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan pengendalian intern.Ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan salah saji (estimasi terbaik auditor tentang total salah saji) sebagai akibat kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan keuangan. Bila prosedur yang dilaksanakan oleh auditor mengungkapkan ketidakpatuhan material, auditor harus memodifikasi pernyataan keyakinan positif dan negatif dalam laporan auditnya.Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah akibat salah saji telah dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat mengharapkan untuk memasukkan suatu pernyataan tentang apakah salah saji sebagai akibat hal material dari ketidakpatuhan telah dikoreksi dalam laporan keuangan atau suatu pernyataan yang menjelaskan dampak salah saji tersebut dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal atau indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana. Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk menyimpulkan tentang apakah suatu unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Oleh karena itu, dalam mematuhi persyaratan untuk melaporkan hal-hal atau indikasi adanya unsur pelanggaran hokum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana, auditor dapat memilih untuk melaporkan semua unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan unsur pelanggaran hukum yang ditemukan.

Pelaporan Atas Pengendalian InternKonsisten dengan SA Seksi 325 [PSA No. 35] Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit, auditor harus mengkomunikasikan setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan selama auditnya; namun, pelaporan atas pengendalian intern berdasarkan Standar Audit Pemerintahan berbeda dengan pelaporan hal yang sama berdasarkan SA Seksi 325. Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor membuat laporan tertulis atas pengendalian intern dalam semua audit; SA Seksi 325 [PSA No. 35] mengharuskan komunikasilisan atau tertulishanya jika auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan. Standar Audit Pemerintahan mengharuskan suatu gambaran setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan, termasuk identifikasi kondisi yang dipandang merupakan kelemahan material.Standar Audit Pemerintahan mengharuskan bahwa laporan auditor tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern menggambarkan lingkup pekerjaannya dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian intern dan dalam penentuan risiko audit. Auditor dapat memenuhi persyaratan ini dengan menyatakan bahwa ia telah memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut telah dioperasikan dan bahwa ia telah menentukan risiko pengendalian.Paragraf 6.28 Standar Audit Pemerintahan mengatur: Apabila informasi tertentu dilarang untuk diungkapkan kepada umum, laporan audit harus menyatakan sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan persyaratan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut.Bilamana auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan dalam audit atas laporan keuangan yang didasarkan atas Standar Audit Pemerintahan, laporan auditor tentang pengendalian intern harus berisi: Suatu pernyataan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan dan suatu pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan, termasuk suatu penjelasan setiap penyimpangan dari laporan baku. Suatu pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu pernyataan bahwa, dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan, auditor telah mempertimbangkan pengendalian intern entitas untuk menentukan prosedur audit yang ditujukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan tidak untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern. Suatu pernyataan bahwa penyusunan dan pemeliharaan pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen. Suatu penjelasan tujuan, lingkup, dan keterbatasan bawaan setiap pengendalian intern. Suatu gambaran pengendalian intern entitas, yang dipandang sebagai bagian dari pemahaman auditor atas pengendalian intern entitas. Suatu penjelasan lingkup pekerjaan auditor, yang menyatakan bahwa auditor memperoleh suatu pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan, menentukan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, dan menentukan risiko pengendalian. Definisi kondisi yang dapat dilaporkan, Definisi kelemahan material. Suatu penjelasan kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan dalam audit. Suatu pernyataan tentang apakah auditor yakin bahwa setiap kondisi yang dilaporkan sebagaimana dijelaskan dalam laporannya merupakan kelemahan material, jika demikian, identifikasi kelemahan material yang ditemukan. Jika berlaku, suatu pernyataan bahwa masalah-masalah lain tentang pengendalian intern dan operasinya telah dikomunikasikan kepada manajemen dalam surat terpisah. Suatu pernyataan bahwa laporan dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada komite audit, manajemen, dan badan legislatif atau badan pengatur tertentu, namun tidak dimaksudkan untuk membatasi distribusinya, jika hal ini menyangkut catatan publik.

BAB IIIPENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.2. Jasa kompilasi adalah suatu bentuk penyajian dalam bentuk laporan keuangan berdasarkan dokumen transaksi dan dokumen lain yang terkait dengan keuangan perusahaan sehingga menjadi laporan keuangan yang utuh dan lengkap sesuai standar akuntansi keuangan yang berterima umum untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apapun terhadap laporan keuangan.3. Dalam memberikn jasa atestasi dan kompilasi juga terdapat 3 standar yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.4. Dalam memberika jasa atetasi dan kompilasi terdapat prosedur yang harus dilakukan auditor baik sebelum maupun sesudah penugasan.5. Membuat laporan dalam bentuk baku sesuai dengan satndar pelaporan jasa atestasi dan kompilasi.6. Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.7. Audit kepatuhan berfungsi menentukan sejauh mana peraturan, kebijakan, hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas yang sedang diaudit.