Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

42
PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW SAR 100 ( Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan) Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas laporan keuangan entitas nonpublik dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai standar dan prosedur yang digunakan untuk perikatan tersebut. Akuntan harus menerbitkan laporan setelah ia menyelesaikan suatu perikatan kompilasi atau review suatu laporan keuangan entitas nonpublik sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini. Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan; sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Tujuan review juga sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan.

Transcript of Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Page 1: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

PROSEDUR KOMPILASI DAN REVIEW

SAR 100 ( Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan)

Seksi ini mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas laporan

keuangan entitas nonpublik dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai

standar dan prosedur yang digunakan untuk perikatan tersebut. Akuntan harus

menerbitkan laporan setelah ia menyelesaikan suatu perikatan kompilasi atau

review suatu laporan keuangan entitas nonpublik sesuai dengan ketentuan dalam

Seksi ini.

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang

dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi

dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak

ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan; sedangkan

dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti itu. Tujuan

review juga sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang

dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk

menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan.

Kewajiban Pelaporan Akuntan

Manajemen, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak lain yang

menggunakan laporan keuangan harus dengan mudah dapat mengetahui tingkat

tanggung jawab yang dipikul oleh seorang akuntan, jika ada, atas laporan

keuangan tersebut. Para pemakai laporan keuangan mengetahui bahwa suatu

laporan tertulis merupakan sarana bagi akuntan untuk menunjukkan tingkat

tanggung jawabnya. Oleh karena itu, apabila akuntan melakukan kompilasi

laporan keuangan atau review atas laporan keuangan suatu entitas nonpublik, ia

harus menerbitkan laporan yang dibuat berdasarkan standar yang sesuai menurut

Seksi bila akuntan melaksanakan lebih dari satu macam jasa, misalnya kompilasi

Page 2: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

dan audit, ia harus menerbitkan laporan berdasarkan tingkat jasa tertinggi yang

diberikannya.

Akuntan dilarang untuk mengizinkan penggunaan namanya dihubungkan

dengan dokumen atau komunikasi tertulis yang memuat laporan keuangan suatu

entitas nonpublik yang tidak diaudit, kecuali jika ia telah melakukan kompilasi

laporan keuangan atau review atas laporan keuangan tersebut atau laporan

keuangan tersebut disertai dengan suatu petunjuk, bahwa akuntan belum

melakukan kompilasi atau review, dan ia tidak bertanggung jawab terhadap

laporan keuangan tersebut.

Pemahaman Terhadap Entitas

Akuntan harus mencapai suatu kesamaan pemahaman dengan entitas,

sebaiknya secara tertulis, mengenai jasa yang harus diberikan oleh akuntan.

Pemahaman tersebut harus mencakup keterangan mengenai sifat dan keterbatasan

jasa yang harus dilaksanakan dan penjelasan tentang laporan yang akan

diterbitkan oleh akuntan.

Kompilasi Laporan Keuangan

Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik

akuntansi industri tempat operasi entitas, agar ia dapat melakukan kompilasi

laporan keuangan dalam bentuk yang tepat bagi entitas yang beroperasi dalam

industri tersebut. Standar ini tidak menghalangi akuntan untuk menerima suatu

perikatan kompilasi atas suatu entitas dari industri yang akuntan tersebut tidak

mempunyai pengalaman. Namun, standar ini membebankan tanggung jawab

kepada akuntan untuk memperoleh tingkat pengetahuan yang dibutuhkan.

Akuntan tidak diharuskan untuk meminta keterangan atau prosedur lainnya

untuk memverifikasi, menguatkan, atau me-review informasi yang disediakan

oleh klien. Tetapi, ia dapat mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur

lain. Dari hasil permintaan keterangan atau prosedur lain tersebut, pengetahuan

Page 3: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

yang diperoleh dari perikatan sebelumnya, atau gambaran umum tentang laporan

keuangan, akuntan dapat menyimpulkan bahwa informasi yang disediakan oleh

klien tidak benar, tidak lengkap, atau bahkan informasi tersebut tidak memuaskan

untuk tujuan kompilasi laporan keuangan.

Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan

keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan apakah laporan

keuangan tersebut layak bila ditinjau dari segi bentuknya, dan bebas dari

kekeliruan material yang nyata.

Pelaporan Jika Akuntan Tidak Independen

Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan

dengan kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitas, yang ia tidak

independen. Jika akuntan publik tidak independen, maka ia harus secara

spesifik mengungkapkan ketidakindependenan tersebut. Namun, alasan tidak

adanya independensi tidak boleh dijelaskan. Jika akuntan tidak independen, ia

harus memasukkan pernyataan berikut dalam paragraf terakhir laporannya:

“Kami tidak independen dalam hubungan kami dengan PT KXT.”

Kertas Kerja

Meskipun tidak mungkin untuk menentukan bentuk atau isi kertas kerja

yang perlu dibuat untuk review atas laporan keuangan karena adanya perbedaan

keadaan pada setiap perikatan, kertas kerja akuntan harus memuat hal-hal berikut

ini:

a. Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan akuntan dan

prosedur analitik.

b. Masalah yang dianggap tidak biasa oleh akuntan selama melaksanakan

review, termasuk penyelesaiannya.

Page 4: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Akuntan mungkin saja ingin memperoleh surat representasi dari pemilik,

manajer, atau pimpinan perusahaan, dan jika perlu, direktur keuangan.

Pelaporan Akuntan Mengenai Hasil Review atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus disertai dengan

laporan akuntan yang menyatakan bahwa:

a. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan Review

yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah

penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut.

c. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat

penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap

data keuangan.

d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit

yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

secara keseluruhan, dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat

semacam itu dalam suatu review.

e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang

harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selain

dari perubahan, jika ada, yang telah diungkapkan dalam laporan

akuntan.

Penemuan Kemudian Fakta Yang Telah Ada Pada Tanggal Laporan

Akuntan

Setelah tanggal laporan akuntan atas laporan keuangan yang dikompilasi

atau di- review, akuntan mungkin mengetahui bahwa terdapat fakta yang telah ada

Page 5: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

pada tanggal laporannya, yang mengakibatkan akuntan berpendapat bahwa

informasi yang diberikan oleh entitas tersebut tidak benar, tidak lengkap, atau

tidak memuaskan seandainya ia telah mengetahui fakta tersebut sebelumnya.

Dalam situasi seperti ini, akuntan harus mempertimbangkan pedoman dalam SA

Seksi 561 [PSA No. 47] Penemuan Kemudian Fakta yang Ada pada Tanggal

Laporan Audit, dalam menentukan langkah memadai, dengan mempertimbangkan

perbedaan tujuan perikatan kompilasi, review, dan audit.

Perubahan Dalam Perikatan Dari Audit Ke Review Atau Kompilasi (Atau

Dart Review Ke Kompilasi)

Akuntan yang mengadakan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan

suatu entitas nonpublik sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia, mungkin sebelum penyelesaian auditnya diminta untuk

mengubah perikatannya ke perikatan review atau kompilasi laporan keuangan.

Permintaan untuk mengubah perikatan tersebut mungkin diakibatkan oleh

perubahan keadaan yang mempengaruhi kebutuhan entitas tersebut untuk suatu

audit, salah pengertian tentang sifat suatu audit atau alternatif review atau jasa

kompilasi yang semula tersedia, atau pembatasan terhadap lingkup audit yang

dilakukan oleh klien atau yang disebabkan oleh keadaan.

SAR 200 (Pelaporan Atas Laporan Keuangan Komparatif)

Seksi ini menetapkan standar untuk pelaporan atas laporan keuangan komparatif

entitas nonpublik bila laporan keuangan untuk satu atau lebih periode yang

disajikan telah dikompilasi atau di-review berdasarkan dengan SAR Seksi 100

[PSAR No. 01] Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan.

Bila laporan keuangan komparatif disajikan, akuntan harus menerbitkan

laporan semestinya yang mencakup setiap periode yang disajikan sesuai dengan

ketentuan dalam Seksi ini.

Page 6: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Akuntan dapat memodifikasi laporannya berkaitan dengan satu atau lebih

laporan keuangan untuk satu atau lebih periode, sementara menerbitkan laporan

yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan lain yang disajikan.

Laporan keuangan komparatif. Laporan keuangan dua periode atau lebih

yang disajikan dalam bentuk berkolom.

Akuntan penerus (continuing accountant). Akuntan yang telah mengadakan

perikatan untuk mengaudit, me-review, atau mengkompilasi dan melaporkan

laporan keuangan periode sekarang dan satu atau lebih periode berurutan segera

sebelum periode sekarang.

Laporan mutakhiran (updated report). Suatu laporan yang diterbitkan oleh

akuntan penerus yang mempertim&angkan informasi yang diketahuinya dari

perikatan sekarang dan menyatakan kembali simpulan sebelumnya, atau sesuai

dengan keadaan, menyatakan simpulan yang berbeda atas laporan keuangan

periode sebelumnya pada tanggal laporannya sekarang.

Laporan yang diterbitkan kembali. Suatu laporan yang diterbitkan setelah

tanggal asli yang berkaitan dengan tanggal sama dengan laporan asli. Laporan

yang diterbitkan kembali mungkin memerlukan revisi karena pengaruh peristiwa

khusus. Dalam keadaan ini, laporan harus diberi tanggal ganda, yaitu tanggal asli

dan tanggal terpisah untuk dampak dari peristiwa tersebut.

Laporan Bentuk Baku Akuntan Penerus

Akuntan penerus yang melaksanakan jasa yang sama tingkatnya atau lebih

tinggi berkaitan dengan laporan keuangan periode sekarang harus memutakhirkan

laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya yang disajikan bersama

dengan laporan keuangan periode sekarang. Akuntan penerus yang melaksanakan

jasa pada tingkat yang lebih rendah berkaitan dengan laporan keuangan periode

sekarang harus mencantumkan suatu penjelasan tanggung jawab yang dipikulnya

untuk laporan keuangan periode sebelumnya dalam suatu paragraf terpisah dalam

Page 7: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

laporannya atau menerbitkan kembali laporannya atas laporan keuangan periode

sebelumnya.

Akuntan penerus yang melaksanakan kompilasi atas laporan keuangan

periode sekarang dan yang sebelumnya telah me-review laporan keuangan satu

periode atau lebih harus melaporkan berikut ini:

a. Menerbitkan laporan kompilasi atas laporan keuangan periode

sekarang yang mencakup penjelasan tentang tanggung jawab yang

dipikulnya atas laporan keuangan periode sebelumnya. Penjelasan

tersebut harus mencakup tanggal asli laporan akuntan dan harus juga

menyatakan bahwa is tidak melakukan prosedur dalam hubungannya

dengan perikatan review setelah tanggal tersebut.

b. Mengkombinasikan laporan kompilasi atas laporan keuangan periode

sekarang dengan laporan review atas laporan keuangan periode

sebelumnya yang diterbitkan kembali atau menyajikannya secara

terpisah. Laporan kombinasi tersebut harus menyatakan bahwa

akuntan tidak melaksanakan prosedur dalam hubungannya dengan

perikatan review setelah tanggal laporan review-nya.

Pengacuan Yang Diubah Oleh Akuntan Penerus Ke Penyimpangan Dart

Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum Di Indonesia

Dalam perikatannya sekarang, akuntan harus waspada terhadap adanya

keadaan atau peristiwa yang dapat berdampak terhadap laporan keuangan periode

sebelumnya yang disajikan, termasuk kecukupan pengungkapan informatif.

Akuntan harus mempertimbangkan dampak keadaan atau peristiwa yang

diketahuinya terhadap laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya.

Bila laporan akuntan atas laporan keuangan periode sebelumnya berisi suatu

pengacuan yang diubah ke penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku

Page 8: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

umum di Indonesia, laporannya harus mencantumkan paragraf penjelasan terpisah

yang menunjukkan:

a. Tanggal laporan akuntan sebelumnya.

b. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pengacuan harus diubah.

c. Jika berlaku, bahwa laporan keuangan periode sebelumnya telah

diubah.

Laporan Kompilasi Atau Review Akuntan Pendahulu Tidak Disajikan

Bila laporan keuangan periode sebelumnya telah dikompilasi atau di-review

oleh akuntan pendahulu yang laporannya tidak disajikan dan akuntan pengganti

tidak melakukan kompilasi atau review atas laporan keuangan tersebut, akuntan

pengganti harus membuat acuan dalam paragraf tambahan pada laporannya atas

laporan keuangan periode sekarang ke laporan akuntan pendahulu atas laporan

keuangan periode sebelumnya. Pengacuan tersebut harus memuat hal-hal berikut

ini:

a. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan periode sebelumnya telah

dikompilasi atau di review oleh akuntan lain.

b. Tanggal laporan akuntan lain tersebut.

c. Suatu penjelasan tentang bentuk baku pernyataan tidak memberikan

atau memberikan secara terbatas keyakinan, sesuai dengan yang

semestinya dilakukan, yang dicantumkan dalam laporan tersebut.

d. Suatu penjelasan atau kutipan adanya modifikasi dari laporan baku dan

adanya paragraf yang menekankan suatu masalah yang berkaitan dengan

laporan keuangan.

Page 9: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Sebelum menerbitkan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan

keuangan periode sebelumnya, akuntan pendahulu harus mempertimbangkan

apakah laporannya masih memadai. Dalam memutuskan hal itu, akuntan

pendahulu harus mempertimbangkan bentuk dan cara penyajian sekarang laporan

keuangan periode sebelumnya, peristiwa kemudian yang sebelumnya tidak

diketahui, dan perubahan dalam laporan keuangan yang memerlukan penambahan

atau penghilangan modifikasi terhadap laporan baku.

Akuntan pendahulu harus melaksanakan prosedur berikut ini sebelum

melakukan penerbitan kembali laporan kompilasi atau review atas laporan

keuangan periode sebelumnya:

a. Membaca laporan keuangan periode sekarang dan laporan akuntan

pengganti.

b. Membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya dengan

laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya dan dengan laporan

keuangan periode sekarang.

c. Memperoleh surat dari akuntan pengganti yang menunjukkan apakah ia

mengetahui masalah yang menurut pendapatnya dapat berdampak

material terhadap laporan keuangan, termasuk pengungkapannya,

yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu. Akuntan pendahulu harus

tidak mengacu ke surat tersebut atau ke laporan akuntan pengganti

dalam laporan yang diterbitkan kembali tersebut.

Bila akuntan pendahulu mengetahui informasi, termasuk informasi tentang

peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal laporan periode sebelumnya,

yang diyakininya dapat berdampak terhadap laporan keuangan periode

sebelumnya atau laporannya atas laporan keuangan tersebut, ia harus meminta

keterangan atau melakukan prosedur analitik yang sama dengan langkah yang

dilakukan jika ia mengetahui informasi tersebut pada tanggal laporannya atas

laporan keuangan periode sebelumnya dan melakukan prosedur lain yang

Page 10: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

dipandang perlu dalam keadaan tersebut. Sebagai contoh, akuntan pendahulu

dapat melakukan pembahasan informasi ini dengan akuntan pengganti atau

melakukan review atas kertas kerja akuntan pengganti yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang berdampak terhadap laporan keuangan periode

sebelumnya. Jika berdasarkan informasi yang diperoleh, akuntan pendahulu

memutuskan bahwa laporannya atas laporan keuangan periode sebelumnya harus

direvisi.

Jika laporari keuangan periode sebelumnya telah diubah, akuntan pendahulu

atau akuntan pengganti harus melaporkan laporan keuangan tersebut sebagai

laporan yang dinyatakan kembali. Jika akuntan sebelumnya menerima tanggung

jawab pelaporan, ia harus mengikuti panduan dalam paragraf 20 s.d. 24. Jika

akuntan pengganti melaporkan laporan keuangan tersebut, ia harus mematuhi

standar kompilasi atau review PSAR No. 01 (SAR Seksi 100) (atau melaksanakan

audit) yang berkaitan dengan laporan keuangan periode sebelumnya yang

dinyatakan kembali tersebut dan melaporkan laporan keuangan tersebut

sebagaimana mestinya.

Pelaporan atas laporan keuangan yang sebelumnya Tidak menghilangkan

seluruh pengungkapan

Akuntan yang mengkompilasi, me-review, atau mengaudit laporan keuangan

yang tidak menghilangkan semua pengungkapan yang diwajibkan oleh prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dapat kemudian diminta untuk

melakukan kompilasi laporan keuangan untuk periode yang sama dengan

menghilangkan semua pengungkapan pada waktu disajikan dalam laporan keuangan

komparatif.

Transisi

Akuntan penerus yang sebelumnya menerbitkan pernyataan tidak memberi

pendapat sesuai dengan SA Seksi 504 [PSA No. 26] Pengaitan Nama Auditor

dengan Laporan Keuangan, atas laporan keuangan periode sebelumnya suatu

Page 11: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

entitas nonpublik yang disajikan dengan laporan keuangan untuk periode yang

berakhir pada atau setelah 1 Oktober 1999, harus menerbitkan kembali laporan

sebelumnya atas laporan keuangan periode sebelumnya semacam itu,

mencantumkan dalam laporannya atas laporan keuangan periode sekarang suatu

penjelasan tentang tanggung jawab yang dipikulnya atas laporan keuangan

periode sebelumnya, atau mematuhi standar kompilasi atau review dalam SAR

Seksi 100 [PSAR No. 01 Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan (atau

melaksanakan audit) yang berkaitan dengan laporan keuangan periode

sebelumnya tersebut dan melaporkannya dengan semestinya.

SAR 300 ( Lap. Kompilasi atas Lap. Keuangan yang Dimasukkan dalam Formulir Tertentu)

Seksi ini juga memberikan panduan tambahan yang berlaku untuk laporan atas

laporan keuangan yang dimasukkan ke dalam formulir tertentu. Untuk tujuan

Seksi ini, suatu formulir tertentu adalah formulir baku yang telah dicetak

sebelumnya (preprinted form) yang didesain atau diberlakukan oleh badan yang

kepadanya formulir tersebut harus diserahkan. Sebagai contoh adalah formulir

yang digunakan oleh asosiasi industri perdagangan, lembaga kredit, bank, dan

badan pemerintah, badan pengatur selain yang berkaitan dengan penjualan atau

perdagangan sekuritas. Suatu formulir yang didesain atau diberlakukan oleh

entitas yang laporan keuangannya harus dikompilasi tidak dipandang sebagai

suatu formulir tertentu. Istilah laporan keuangan dan entitas nonpublik

didefinisikan dalam paragraf 4 SAR Seksi 100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan

Review atas Laporan Keuangan.

Jika akuntan menjadi tahu tentang penyimpangan dari prinsip akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia selain penyimpangan yang mungkin dituntut

oleh formulir tertentu atau perintah yang bersangkutan ini), ia harus mengikuti

panduan dalam paragraf 39 s.d 41 SAR Seksi 100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan

Review atas Laporan Keuangan, tentang penyimpangan seperti itu ini). (Kalimat

yang mendahului paragraf terpisah dalam laporan akuntan yang mengungkapkan

Page 12: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

penyimpangan tersebut dapat berbunyi sebagai berikut: "Namun, kami menjadi

tahu suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

yang tidak dituntut oleh formulir tertentu atau perintah yang berkaitan, yang

dijelaskan dalam paragraf berikut ini.") Jika akuntan menjadi tahu tentang

penyimpangan dari persyaratan formulir tertentu atau perintah yang bersangkutan,

ia harus mempertimbangkan bahwa penyimpangan tersebut sama dengan suatu

penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam

menentukan dampaknya terhadap laporannya.

Akuntan dilarang menandatangani suatu formulir laporan yang telah dicetak

sebelumnya yang tidak sesuai dengan panduan dalam Seksi ini atau SAR Seksi

100 [PSAR No. 01] Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan. Dalam

situasi semacam ini, akuntan harus menambahkan laporan semestinya terhadap

formulir tertentu tersebut.

SAR 400 (Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti)

Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan pengganti yang memutuskan untuk

melakukan komunikasi dengan akuntan pendahulu tentang penerimaan suatu

perikatan untuk mengkompilasi atau me-review laporan keuangan entitas

nonpublik. Komunikasi ini menuntut akuntan pendahulu untuk memberikan

tanggapan segera dan secara penuh terhadap komunikasi ini dalam keadaan yang

biasa. Seksi ini juga memberikan panduan tentang permintaan keterangan

tambahan yang dapat dilakukan oleh akuntan pengganti kepada akuntan

pendahulu, dan tanggapan akuntan pendahulu, untuk memudahkan pelaksanaan

perikatan kompilasi atau review. Seksi ini juga mengharuskan akuntan pengganti

yang menjadi tahu tentang informasi yang membuat ia yakin bahwa laporan

keuangan yang dilaporkan oleh akuntan pendahulu mungkin memerlukan revisi

dan meminta klien mengkomunikasikan informasi ini kepada akuntan pendahulu.

Page 13: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Akuntan pengganti. Seorang akuntan yang telah diundang untuk membuat

proposal untuk suatu perikatan kompilasi atau review laporan keuangan atau

yang telah menerima perikatan tersebut.

Akuntan pendahulu. Seorang akuntan yang telah menarik diri atau yang

telah diberitahu bahwa jasanya telah dihentikan dan yang, minimum,

mengadakan perikatan untuk mengkompilasi laporan keuangan suatu entitas

untuk tahun yang lalu atau untuk suatu periode yang berakhir dalam jangka

waktu dua betas bulan dari tanggal laporan keuangan yang harus

dikompilasi atau di-review oleh akuntan pengganti.

Permintaan Keterangan Tentang Penerimaan Suatu Perikatan

Akuntan pengganti tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu dalam kaitannya dengan penerimaan suatu perikatan kompilasi atau

review, namun ia dapat memutuskan untuk melakukan komunikasi tersebut,

sebagai contoh, jika terdapat kondisi berikut ini:

a. Informasi yang diperoleh tentang calon klien dan manajemen dan

pemiliknya terbatas atau tampaknya memerlukan perhatian khusus.

b. Perubahan akuntan terjadi jauh setelah akhir periode akuntansi yang

dicakup oleh laporan keuangan yang harus dikompilasi atau di-review.

c. Seringkali terjadi pergantian akuntan.

Kecuali yang diizinkan oleh Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik,

akuntan dilarang mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam

pelaksanaan perikatan profesionalnya tanpa seizin kliennya. Oleh karena itu, pada

waktu akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu, ia harus meminta kepada klien untuk mengizinkan ia melakukan

permintaan keterangan kepada akuntan pendahulu, dan mengizinkan akuntan

pendahulu untuk memberikan tanggapan sepenuhnya terhadap permintaan

Page 14: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

keterangan tersebut. Jika klien menolak untuk memenuhi seluruh permintaan ini,

akuntan pengganti harus mempertimbangkan alasan tentang, dan implikasinya

terhadap, penolakan tersebut dalam kaitannya dengan penerimaan perikatan

tersebut.

Bila akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu, pertanyaannya dapat berupa lisan atau tertulis dan biasanya mencakup

permintaan keterangan tentang informasi yang berkaitan dengan integritas

manajemen (pemilik), ketidaksepakatan dengan manajemen (pemilik) tentang

prinsip akuntansi atau perlunya pelaksanaan prosedur tertentu, kerjasama

manajemen (pemilik) dalam penyediaan informasi tambahan atau revisian, jika

diperlukan, dan pemahaman akuntan pendahulu tentang alasan perubahan

akuntan.

Bila akuntan pengganti memutuskan untuk berkomunikasi dengan akuntan

pendahulu, pertanyaannya dapat berupa lisan atau tertulis dan biasanya mencakup

permintaan keterangan tentang informasi yang berkaitan dengan integritas

manajemen (pemilik), ketidaksepakatan dengan manajemen (pemilik) tentang

prinsip akuntansi atau perlunya pelaksanaan prosedur tertentu, kerjasama

manajemen (pemilik) dalam penyediaan informasi tambahan atau revisian, jika

diperlukan, dan pemahaman akuntan pendahulu tentang alasan perubahan

akuntan.

Laporan Keuangan Yang Dilaporkan Oleh Akuntan Pendahulu

Jika dalam pelaksanaan perikatannya akuntan pengganti menjadi tahu

tentang informasi yang menyebabkan ia yakin bahwa laporan keuangan yang

dilaporkan oleh akuntan pendahulu kemungkinan memerlukan revisi, ia harus

meminta kliennya untuk mengkomunikasikan informasi tersebut kepada akuntan

pendahulu

SAT 500 (Atestasi Kepatuhan)

Page 15: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Seksi ini memberikan panduan bagi perikatan yang berkaitan dengan asersi

tertulis manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan perundangan,

peraturan, ketentuan, kontrak, atau hibah tertentu atau efektivitas struktur

pengendalian intern entitas atas kepatuhan terhadap persyaratan tertentu. Asersi

manajemen dapat berkaitan dengan persyaratan kepatuhan baik yang bersifat

keuangan maupun nonkeuangan.

Suatu laporan yang diterbitkan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi ini

tidak memberikan ketetapan secara hukum tentang kepatuhan entitas terhadap

persyaratan tertentu. Namun, laporan tersebut dapat bermanfaat bagi penasihat

hukum atau yang lain dalam membuat ketetapan tersebut.

Praktisi dapat menerima perikatan untuk melaksanakan prosedur yang

disepakati untuk membantu pemakai dalam mengevaluasi asersi tertulis

manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu, efektivitas

pengendalian intern terhadap kepatuhan atau keduanya.

Praktisi mungkin mengadakan perikatan untuk memeriksa asersi manajemen

tentang efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan. Namun, sesuai

dengan SAT Seksi 100 (PSAT No. 07) Standar Atestasi, praktisi tidak dapat

menerima perikatan tersebut kecuali jika manajemen menggunakan kriteria masuk

akal yang telah dibuat oleh badan yang diakui atau dinyatakan dalam penyajian

asersi manajemen.

Praktisi dilarang menerima suatu perikatan untuk melaksanakan suatu

review, sebagaimana didefinisikan dalam SAT Seksi 100 [PSAT No. 07]

StandarAtestasi paragraf 40, atas asersi manajemen tentang kepatuhan entitas

terhadap persyaratan tertentu atau tentang efektivitas pengendalian intern atas

kepatuhan.

Perikatan Prosedur Yang Disepakati

Page 16: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Tujuan praktisi dalam perikatan prosedur yang disepakati adalah untuk

menyajikan temuan-temuan tertentu yang membantu pemakai dalam

mengevaluasi asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan

tertentu atau tentang efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan

berdasarkan prosedur yang disepakati oleh pemakai laporan tersebut.

Prosedur yang digunakan oleh praktisi umumnya dapat terbatas atau luas

sebagaimana ditentukan oleh keinginan pemakai, sepanjang pemakai tertentu

setuju atas prosedur yang telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan dan

bertanggung jawab atas memadainya prosedur yang disepakati untuk mencapai

tujuan.

Untuk memenuhi persyaratan bahwa praktisi dan pemakai tertentu sepakat

atas prosedur yang telah dilaksanakan atau yang akan dilaksanakan dan pemakai

tertentu memikul tanggung jawab atas memadainya prosedur yang disepakati

untuk mencapai tujuan, biasanya praktisi harus berkomunikasi langsung dengan

dan memperoleh pengakuan dari setiap pemakai tertentu. Praktisi tidak harus

melaporkan tentang suatu perikatan bilamana pemakai tertentu tidak setuju

dengan prosedur yang telah dilaksanakan atau akan dilaksanakan dan tidak

memikul tanggung jawab tentang memadainya prosedur untuk mencapai tujuan.

Perikatan Pemeriksaan

Tujuan prosedur pemeriksaan yang dilaksanakan praktisi atas asersi

manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu adalah untuk

menyatakan pendapat tentang apakah asersi manajemen disajikan secara wajar

dalam semua hal yang material berdasarkan kriteria yang disepakati . Untuk

menyatakan pendapat semacam itu, praktisi harus mengumpulkan bukti dalam

jumlah memadai yang mendukung asersi manajemen tentang kepatuhan entitas

terhadap persyaratan tertentu, oleh karena itu membatasi risiko atestasi ke tingkat

yang cukup rendah.

Risiko Atestasi

Page 17: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Risiko Atestasi adalah risiko yang dihadapi oleh praktisi yang secara tidak

sadar gagal dalam memodifikasi secara semestinya pendapatnya atas asersi

manajemen. Risiko ini terdiri dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko

deteksi.

Untuk tujuan pemeriksaan kepatuhan, komponen tersebut didefinisikan

sebagai berikut:

a. Risiko bawaan—Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material terhadap

persyaratan tertentu, dengan anggapan tidak ada kebijakan atau prosedur struktur

pengendalian intern yang bersangkutan.

b. Risiko pengendalian—Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material yang tidak

dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu dengan prosedur dan kebijakan

struktur pengendalian intern entitas.

c. Risiko deteksi—Risiko prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi mengakibatkan

praktisi berkesimpulan tidak ada ketidakpatuhan, padahal kenyataannya

ketidakpatuhan tersebut ada.

Praktisi harus menerapkan kemahiran profesionalnya dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi atas hasil prosedur pemeriksaannya dan tingkat

semestinya keraguan profesionalnya untuk mencapai keyakinan memadai bahwa

ketidakpatuhan material akan dapat dideteksi.

Perencanaan suatu perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang

kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu meliputi pengembangan strategi

menyeluruh untuk pelaksanaan dan lingkup yang diharapkan dalam perikatan

tersebut.

Dalam menentukan dan memilih komponen yang akan diuji, praktisi harus

mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: tingkat berlakunya persyaratan

kepatuhan tertentu di tingkat komponen, pertimbangan materialitas, tingkat

Page 18: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

sentralisasi catatan, efektivitas kebijakan dan prosedur lingkungan pengendalian,

terutama yang berdampak terhadap pengendalian langsung manajemen terhadap

pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada orang lain dan kemampuannya

dalam mengawasi aktivitas secara efektif di berbagai lokasi, sifat dan luasnya

operasi yang dilaksanakan di berbagai komponen, dan kesamaan operasi dan

pengendalian terhadap kepatuhan untuk berbagai komponen.

Pertimbangan praktisi atas peristiwa kemudian dalam pemeriksaan atas

asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu adalah

sama dengan pertimbangan auditor atas peristiwa kemudian dalam audit atas

laporan keuangan.

Dua tipe peristiwa kemudian memerlukan pertimbangan oleh manajemen

dan oleh praktisi.

1. Tipe pertama adalah peristiwa yang memberikan informasi tambahan tentang

kepatuhan entitas selama periode yang dicakup oleh asersi manajemen dan

kemungkinan berdampak terhadap asersi manajemen, dan oleh karena itu,

terhadap laporan praktisi. Untuk periode dari akhir periode pelaporan (atau titik

waktu) sampai dengan tanggal laporan praktisi, praktisi harus melakukan prosedur

untuk mengidentifikasi peristiwa yang memberikan informasi tambahan tentang

kepatuhan selama periode tersebut. Prosedur tersebut mencakup, namun terbatas

pada, permintaan keterangan tentang dan pertimbangan atas informasi berikut ini:

a. Laporan auditor intern yang relevan yang diterbitkan dalam periode

kemudian.

b. Laporan praktisi lain yang mengidentifikasi ketidakpatuhan, yang

diterbitkan dalam periode kemudian.

c. Laporan badan pengatur tentang ketidakpatuhan entitas, yang

diterbitkan dalam periode kemudian.

d. Informasi tentang ketidakpatuhan entitas, yang diperoleh melalui

perikatan professional lain terhadap entitas tersebut.

Page 19: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

2. Tipe kedua berupa ketidakpatuhan yang terjadi dalam periode yang dicakup oleh

asersi manajemen namun sebelum tanggal diterbitkannya laporan praktisi. Praktisi

tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi ketidakpatuhan semacam itu. Namun,

praktisi dapat saja mengetahui adanya ketidakpatuhan, yang menurut sifatnya dan

signifikannya, pengungkapan tentang peristiwa tersebut diperlukan untuk

menjadikan asersi manajemen tidak menimbulkan salah tafsir.

Pelaporan

Bentuk laporan praktisi tergantung antara lain pada metode yang digunakan

oleh manajemen dalam penyajian asersi tertulis:

a. Jika asersi manajemen disajikan dalam laporan terpisah yang akan

melampiri laporan praktisi, praktisi harus menggunakan bentuk

laporan sebagaimana dibahas dalam paragraph 52 dan 53.

b. Jika manajemen menyajikan asersinya hanya dalam bentuk surat

representasi yang akan melampiri laporan praktisi, praktisi harus

menggunakan bentuk laporan sebagaimana dibahas dalam paragraf

54 dan 55.

Suatu entitas dapat menerbitkan berbagai dokumen yang berisi informasi

sebagai tambahan atas asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap

persyaratan tertentu atau efektivitas pengendalian intern entitas terhadap

kepatuhan dan laporan praktisi mengenai asersi manajemen tersebut.

Praktisi harus mengikuti panduan yang terdapat dalam SAT Seksi 400

[PSAT No. 05] .Pelaporan tentang Pengendalian InternSuatu Enti tas atas

Pelaporan Keuangan paragraf 81 dan 82 jika ia yakin bahwa informasi lain tidak

konsisten dengan informasi yang tercantum dalam laporan manajemen atau jika ia

menyadari bahwa ia yakin terdapat salah saji fakta secara material.

SA 801 (Audit Kepatuhan yang Ditetapkan atas Entitas Pemerintahan dan Penerimaan Lain Bantuan Keuangan Pemerintah)

Page 20: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Seksi ini berisi standar untuk pengujian dan pelaporan atas kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dalam perikatan, sebagaimana didefinisikan

berikut ini, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan. Seksi ini juga mencakup pelaporan atas pengendalian intern

berdasarkan Standar Audit Pemerintahan.

Manajemen bertanggung jawab untuk menjamin bahwa entitas yang

dikelolanya mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku atas

aktivitasnya. Tanggung jawab ini mencakup pengidentifikasian peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan penyusunan pengendalian intern yang

didesain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas tersebut mematuhi

peraturan perundang-undangan tersebut.

Dampak Undang-Undang Terhadap Laporan Keuangan

Karena bervariasinya persyaratan audit yang harus dipenuhi oleh entitas

penerima bantuan keuangan pemerintah, auditor harus menerapkan kemahiran

profesionalnya secara cermat dan seksama untuk memastikan bahwa auditor dan

manajemen memahami tipe perikatan yang harus dilaksanakan oleh auditor.

Manajemen juga bertanggung jawab untuk memperoleh jasa audit yang

memenuhi persyaratan hukum dan peraturan atau kontrak yang relevan. Standar

auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia tidak mengharuskan auditor

untuk melaksanakan prosedur yang menurut pertimbangannya melampaui

prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit kompeten dalam

merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan. Oleh karena itu, jika selama

audit atas laporan keuangan yang didasarkan pada standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, auditor menyadari bahwa entitas yang

diaudit harus memenuhi persyaratan yang tidak dicakup oleh ketentuan dalam

perikatan, auditor harus mengkomunikasikan hal ini kepada manajemen dan

komite audit, atau pihak berwenang setara yang lain, bahwa audit yang didasarkan

Page 21: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia tidak dapat

memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan, atau kontrak yang relevan.

Audit kepatuhan dalam audit yang dilaksanakan Berdasarkan standar

auditing yang ditetapkan Ikatan akuntan Indonesia

Dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

ditetapkan ikatan akuntan indonesia, tanggung jawab auditor untuk

mempertimbangkan peraturan perundangundangan dan bagaimana dampaknya

terhadap audit tersebut dijelaskan dalam SA Seksi 317 [PSA No. 31] dan SA

Seksi 316 [PSA No. 70]. SA Seksi 317 paragraf 05 menyamakan tanggung jawab

auditor untuk mendeteksi salah saji yang disebabkan oleh unsur pelanggaran

hukum tertentu dengan tanggung jawab atas kekeliruan atau kecurangan yang lain

sebagai berikut:

Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang

dipahaminya sebagai hal yang memiliki pengaruh langsung dan material

dalam penentuan jumlah jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.

Sebagai contoh, peraturan perpajakan mempengaruhi besarnya accrual dan

besarnya jumlah yang diperlakukan sebagai beban dalam suatu periode

akuntansi; demikian pula halnya dengan penerapan hukum dan peraturan

akan mempengaruhi jumlah piutang pendapatan dalam kontrak kerja dengan

pihak pemerintah. Namun, auditor lebih mempertimbangkan hukum dan

peraturan dari sudut pandang hubungan hukum dan peraturan dengan tujuan

audit yang ditentukan atas dasar pernyataan dalam laporan keuangan,

daripada tinjauan sematamata dari sudut pandang hukum.

Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, kepentingan

auditor berkaitan secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat

terhadap salah saji material dalam laporan keuangan. Faktor yang

membedakan antara kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan

yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan

keuangan, berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.

Page 22: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Oleh karena itu, auditor harus mendesain auditnya untuk memberikan

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material

sebagai akibat dari pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak

langsung dan material atas jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan

keuangan.

Entitas Pemerintahan

Entitas pemerintahan umumnya diatur oleh berbagai peraturan

perundangundangan yang berdampak terhadap laporan keuangannya. Aspek

penting prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan dalam

entitas pemerintahan adalah diakuinya berbagai aturan kontrak dan hukum yang

khusus berlaku dalam lingkungan pemerintahan.

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak

peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan yang umumnya

diperkirakan oleh auditor berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah

yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor harus menentukan apakah

manajemen telah mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang

mempunyai pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah-jumlah

yang tercantum dalam laporan keuangan entitas pemerintahan.

Dalam suatu audit atas laporan keuangan entitas pemerintahan, pemahaman

ini mencakup pengetahuan tentang desain pengendalian intern yang relevan

dengan asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung dan material terhadap

penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan dan tentang apakah

pengendalian intern tersebut telah dioperasikan. Dalam perencanaan audit,

pengetahuan tersebut harus digunakan untuk mengidentifikasikan tipe salah saji

potensial, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap

risiko salah saji material, dan untuk mendesain pengujian substantif. Penentuan

risiko pengendalian oleh auditor atas asersi yang dipengaruhi oleh kepatuhan

Page 23: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

terhadap peraturan perundang undangan dapat dipengaruhi oleh pengendalian

intern dalam semua komponen pengendalian intern (lingkungan pengendalian,

penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan

pemantauan).

Entitas Lain yang Menerima Bantuan Keuangan Pemerintah

Pemerintah memberikan bantuan keuangan kepada entitas lain, termasuk

organisasi nirlaba dan perusahaan. Di antara bantuan keuangan pemerintah adalah

bantuan (grant) berbentuk kas atau aktiva lain, pinjaman, jaminan pinjaman,

subsidi tariff bunga. Dengan menerima bantuan tersebut, bail( entitas

pemerintahan maupun nonpemerintah dapat terkena peraturan perundang-

undangan yang mungkin berdampak langsung dan material terhadap penentuan

jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan.

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji material laporan

keuangan sebagai akibat dari pelanggaran peraturan perundang-undangan yang

berdampak langsung dan material atas penentuan jumlah-jumlah yang tercantum

dalam laporan keuangan.

Auditor harus mendokumentasikan prosedur yang dilaksanakan untuk

mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berdampak langsung dan material dalam penentuan jumlah yang tercantum dalam

laporan keuangan.

SA Seksi 333 [PSA No. 17] Representasi Manajemen, mengharuskan

auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian

dari audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia. Di antara masalah yang dimasukkan dalam representasi

tersebut adalah "pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang dampaknya harus dipertimbangkan untuk

pengungkapan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk pencatatan

kerugian bersyarat."

Page 24: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Pelaporan Berdasarkan Standar Audit Pemerintahan

Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi

auditor untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan Standar

Audit Pemerintahan. Dalam melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit

Pemerintahan, auditor memikul tanggung jawab melampaui tanggung jawab yang

dipikulnya dalam audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia untuk melaporkan tentang kepatuhan dengan peraturan

perundang-undangan dan tentang pengendalian intern. Dalam melaksanakan audit

atas laporan keuangan entitas pemerintah atau penerima lain bantuan keuangan

pemerintah yang melakukan penawaran efek melalui pasar modal, auditor wajib

mematuhi ketentuan Undang-Undang Pasar Modal.

Auditor dapat melaporkan masalah kepatuhan terhadap peraturan perundang

undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas laporan keuangan atau

dalam suatu laporan terpisah. Apabila auditor melaporkan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern dalam laporan audit atas

laporan keuangan, maka auditor harus mencantumkan dalam suatu paragraf

pengantar yang menjelaskan pokok-pokok temuan utama dari audit atas laporan

keuangan dan dari pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan serta pelaksanaan pengendalian intern.

ketidakpatuhan material didefinisikan sebagai kegagalan mematuhi

persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan, batasan dalam peraturan,

kontrak, atau bantuan yang menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa kumpulan

salah saji (estimasi terbaik auditor tentang total salah saji) sebagai akibat

kegagalan atau pelanggaran tersebut adalah material bagi laporan keuangan. Bila

prosedur yang dilaksanakan oleh auditor mengungkapkan ketidakpatuhan

material, auditor harus memodifikasi pernyataan keyakinan positif dan negatif

dalam laporan auditnya.

Page 25: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Auditor harus melaporkan hal material dari ketidakpatuhan terlepas apakah

akibat salah saji telah dikoreksi dalam laporan keuangan entitas. Auditor dapat

mengharapkan untuk memasukkan suatu pernyataan tentang apakah salah saji

sebagai akibat hal material dari ketidakpatuhan telah dikoreksi dalam laporan

keuangan atau suatu pernyataan yang menjelaskan dampak salah saji tersebut

dalam laporannya atas laporan keuangan pokok.

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-

hal atau indikasi unsur perbuatan melanggar/melawan hukum yang dapat

berakibat ke penuntutan pidana. Namun, auditor tidak memiliki keahlian untuk

menyimpulkan tentang apakah suatu unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan

pelanggaran hukum dapat berakibat ke penuntutan pidana. Oleh karena itu, dalam

mematuhi persyaratan untuk melaporkan hal-hal atau indikasi adanya unsur

pelanggaran hokum yang dapat berakibat ke penuntutan pidana, auditor dapat

memilih untuk melaporkan semua unsur pelanggaran hukum atau kemungkinan

unsur pelanggaran hukum yang ditemukan.

Pelaporan Atas Pengendalian Intern

Konsisten dengan SA Seksi 325 [PSA No. 35] Komunikasi Masalah yang

Berhubungan dengan Pengendalian Intern yang Ditemukan dalam Suatu Audit,

auditor harus mengkomunikasikan setiap kondisi yang dapat dilaporkan yang

ditemukan selama auditnya; namun, pelaporan atas pengendalian intern

berdasarkan Standar Audit Pemerintahan berbeda dengan pelaporan hal yang

sama berdasarkan SA Seksi 325. Standar Audit Pemerintahan mengharuskan

auditor membuat laporan tertulis atas pengendalian intern dalam semua audit; SA

Seksi 325 [PSA No. 35] mengharuskan komunikasi—lisan atau tertulis—hanya

jika auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan. Standar Audit

Pemerintahan mengharuskan suatu gambaran setiap kondisi yang dapat dilaporkan

yang ditemukan, termasuk identifikasi kondisi yang dipandang merupakan

kelemahan material.

Page 26: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

Standar Audit Pemerintahan mengharuskan bahwa laporan auditor tentang

masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern menggambarkan

lingkup pekerjaannya dalam pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian

intern dan dalam penentuan risiko audit. Auditor dapat memenuhi persyaratan ini

dengan menyatakan bahwa ia telah memperoleh suatu pemahaman tentang

pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut telah

dioperasikan dan bahwa ia telah menentukan risiko pengendalian.

Paragraf 6.28 Standar Audit Pemerintahan mengatur: “Apabila informasi

tertentu dilarang untuk diungkapkan kepada umum, laporan audit harus

menyatakan sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan persyaratan yang

menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut”.

Bilamana auditor telah menemukan kondisi yang dapat dilaporkan dalam

audit atas laporan keuangan yang didasarkan atas Standar Audit Pemerintahan,

laporan auditor tentang pengendalian intern harus berisi:

a. Suatu pernyataan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan dan

suatu pengacuan ke laporan auditor atas laporan keuangan, termasuk

suatu penjelasan setiap penyimpangan dari laporan baku.

b. Suatu pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan berdasarkan standar

auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit

Pemerintahan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan.

c. Suatu pernyataan bahwa, dalam perencanaan dan pelaksanaan audit

atas laporan keuangan, auditor telah mempertimbangkan

pengendalian intern entitas untuk menentukan prosedur audit yang

ditujukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan dan

tidak untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern.

d. Suatu pernyataan bahwa penyusunan dan pemeliharaan pengendalian

intern merupakan tanggung jawab manajemen.

e. Suatu penjelasan tujuan, lingkup, dan keterbatasan bawaan setiap

pengendalian intern.

Page 27: Sar 100 Prosedur Kompilasi Dan Review

f. Suatu gambaran pengendalian intern entitas, yang dipandang sebagai

bagian dari pemahaman auditor atas pengendalian intern entitas.

g. Suatu penjelasan lingkup pekerjaan auditor, yang menyatakan bahwa

auditor memperoleh suatu pemahaman tentang desain pengendalian

intern yang relevan, menentukan apakah pengendalian intern tersebut

dioperasikan, dan menentukan risiko pengendalian.

h. Definisi kondisi yang dapat dilaporkan.

i. Suatu penjelasan kondisi yang dapat dilaporkan yang ditemukan dalam

audit.

j. Definisi kelemahan material.

k. Suatu pernyataan tentang apakah auditor yakin bahwa setiap kondisi

yang dilaporkan sebagaimana dijelaskan dalam laporannya

merupakan kelemahan material, jika demikian, identifikasi

kelemahan material yang ditemukan.

l. Jika berlaku, suatu pernyataan bahwa masalah-masalah lain tentang

pengendalian intern dan operasinya telah dikomunikasikan kepada

manajemen dalam surat terpisah.

m. Suatu pernyataan bahwa laporan dimaksudkan untuk memberikan

informasi kepada komite audit, manajemen, dan badan legislatif atau

badan pengatur tertentu, namun tidak dimaksudkan untuk membatasi

distribusinya, jika hal ini menyangkut catatan publik.