Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

8
PROSEDUR DIAGNOSTIK YANG LAZIM DILAKUKAN PADA KLIEN GANGGUAN SISTEM SARAF Ns Salisa Riskika Prosedur diagnostik : Meskipun bukan merupakan tugas mandiri perawat, namun perlu dipahami agar dampai yang mungkin terjadi dapat dikurangi atau dihilangkan. Beberapa prosedur diagnostik diantaranya : Lumbal pungsi Angiografi Elektro Encefalografi Elektro Myelografi CT scan IMR Rontgen photo Lumbal pungsi: Adalah suatu cara pengambilan cairan serebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal. Tujuan : untuk kepentingan pemeriksaan diagnostik/laboratorik maupun terapi. Indikasi : diagnostik 1. Kecurigaan meningitis 2. Kecurigaan perdarahan sub arakhnoid 3. Pemberian media kontras 4. Evaluasi pengobatan Indikasi : therapy : Pemberian anti noplastik, anti mikroba Anasthesi spinal Mengurangi volume CSS Persiapan: Persiapan klien: Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang prosedur lumbal pungsi meliputi : tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya penanggulangannya. Minta persetujuan klien dan keluarga dengan menandatangani surat formulir persetujuan/kesediaan dilakukan lumbal pungsi. Yakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan

Transcript of Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

Page 1: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

PROSEDUR DIAGNOSTIK YANG LAZIM DILAKUKAN PADA KLIEN GANGGUAN SISTEM SARAF

Ns Salisa Riskika

Prosedur diagnostik :

• Meskipun bukan merupakan tugas mandiri perawat, namun perlu dipahami agar dampai yang mungkin terjadi dapat dikurangi atau dihilangkan.

• Beberapa prosedur diagnostik diantaranya :– Lumbal pungsi – Angiografi – Elektro Encefalografi – Elektro Myelografi – CT scan– IMR– Rontgen photo

Lumbal pungsi:• Adalah suatu cara pengambilan cairan serebrospinal melalui pungsi pada daerah lumbal.• Tujuan : untuk kepentingan pemeriksaan diagnostik/laboratorik maupun terapi.

Indikasi : diagnostik 1. Kecurigaan meningitis2. Kecurigaan perdarahan sub arakhnoid 3. Pemberian media kontras 4. Evaluasi pengobatan

Indikasi : therapy :• Pemberian anti noplastik, anti mikroba • Anasthesi spinal• Mengurangi volume CSS

Persiapan:• Persiapan klien:

– Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang prosedur lumbal pungsi meliputi : tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya penanggulangannya.

– Minta persetujuan klien dan keluarga dengan menandatangani surat formulir persetujuan/kesediaan dilakukan lumbal pungsi.

– Yakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan

• Persiapan alat:– Bak steril berisi; jarum spinal, sarung tangan, spuit & jarum, kassa, kapas lidi, botol

kecil dan duk bolong.– Tabung reaksi (3 buah)– bengkok – Perlak dan alasnya – Desinfektan (bethadin, alkohol pd tempatnya)– Plaster– Gunting

Page 2: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

– Lidocain/xylocain – Masker, gaun dan tutup kepala – Manometer (bila akan dilakukan pengukuran tekanan)

Pelaksanaan:1. Posisi klien lateral recumben dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur, lutu pada

posisi fleksi menempel abdomen. Leher fleksi ke depan, dagu menempel pada dada.2. Pilih lokasi pungsi, yaitu antara L3 -L4 atau L4 – L5.3. Kenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.4. Desinfeksi kulit 5. Anasthesi kulit 6. Tusukan jarum spinal ke dalam jaringan sub cutis sampai ruang sub arachnoid.

7. Hubungakan jarum lumbal dengan manometer pemantau tekanan.8. Anjurkan klien bernafas normal9. Tampung cairan serebrospinal untuk pemeriksaan :

– Cultur dan pewarnaan – None– Pandi – Hitung jenis – Protein dan glukosa – Test resistensi

10. Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1 ml dalam 3 tabung reaksi.

11. Jika lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan LCS pada klien hydrocephalus berat, maka maximal cairan yang dikeluarkan 100 cc

12. Setelah selesai tindakan, manometer dilepaskan, masukan kembali stailet jarum lumbal, lalu lepaskan jarumnya.

13. Pasang kasa bethadin pada bekas tusukan.14. Setelah prosedur :

– Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 2 – 4 jam.– Observasi tempat tusukan – Bila timbul sakit kepala, lakukan kmpres pada kepala, anjurkan teknik relaksasi, bila

perlu

Komplikasi:

• Herniasi • Meningitis dan empiema epidural atau sub dural.• Sakit punggung/pinggang • Infeksi pada tempat tusukan • Kista epidermoid intra spinal• Kerusakan diskus intervertebralis

ANGIOGRAFI• Merupakan tindakan untuk melihat secara langsung sistem peredaran darah otak. prosedur

ini umumnya dilakukan di bagian radiologi.• Zat kontras dimasukkan via arteri, biasanya arteri karotis atau arteri brachialis atau arteri

femoralis.

Page 3: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

• Angiografi dapat mendeteksi:– Sumbatan pada pembuluh darah serebral (stroke).– Anomali kongenitas pembuluh darah – Pengerasan pembuluh darah yang mungkin mengidentifikasi SOL.– Malformasi vaskuler (aneurisma)

Persiapan klien:• Jelaskan prosedur pelaksanaan dan sensasi yang timbul rasa terbakar saat dimasukkan zat

kontras lama-lama juga akan hilang.• Hal-hal yang perlu dilakukan setelah tindakan.• Surat izin tindakan dari klien/klg.

Penatalaksanaan pasca tindakan:• Observasi vital sign setiap jam sampai stabil.• Kompres es pada daerah suntikan.• Tidur terlentang tanpa bantal selama 24 jam• Jika lewat femoral, kaki terlentang dalam 6 – 8 jam.

Komplikasi :• Hematoma pada area suntikan • Keracunan zat kontras

Elektro Encephalografi ( EEG )

• Adalah cara untuk merakan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.Dasar-dasar/prinsip kerja :

– Dengan memasang 16 elektroda pada daerah tengkorak aktivitas seluruh otak dapat terekam dan diselidiki.

– Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pad ujung dendrit.– Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit

juga berubah tercatat pada kertas EEG.

Macam-macam EEG:• Gelombang berdasarkan frekuensi :

– Gelombang a (alpha) bersiklus 8 – 13 detik.– Gelombang b (beta) bersiklus > 13 detik.– Gelombang Θ (teta) bersiklus 4 – 7 detik.– Gelombang ∆ (delta) bersiklus < 4 detik.

• Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang :– Gelombang (lamda) muncul sebagai gelombang (+) dekat lobus oksipitalis,

terutama bila mata melihat sesuatu yang penuh perhatian – Gelombang tidur, dangkal berbentuk spindel

• Gelombang K, pola gabungan; beberapa gelombang lambat berbaur denga gelombang cepat karena rangsang saat tidur dangkal.

• Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam muncul bersama gelombang K saat tidur dangkal.

Page 4: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

Indikasi pemasangan:• Klien dengan atau dicurigai epilepsi.• Membedakan kelainan otak organik.• Mengidentifikasi infark pembuluh darah/lesi • Diagnosa retardasi mental / over dosis obat.• Menentukan kematian jaringan otak.

Penatalaksanaan:• Jelaskan hal-hal yang akan dilakukan.• Anjrukan klien untuk relaksasi selama 45 – 60 menit • Jelaskan pada klien bahwa selama pemeriksaan harus dalam keadaan relax sempurna, duduk

atau tiduran tanpa gerakan.• Anjurkan klien untuk mengikuti perintah selama prosedur :

– Hyperventilasi 3 – 5 menit – Usahakan untuk tetap menutup mata.

Persiapan Fisik :• Tidak diberikan depresan atau stimulan SSP selama 24 jam sebelum pemeriksaan.• Cairan yang mengandung caveis, soklat dan the tidak diberikan selama 24 jam pre tindakan.• Rambut harus bersih • Klien harus makan pagi sebelum dilakukan pemeriksaan Eeg.

Setelah tindakan :• Bersihkan dan cuci rambut klien • Ciptakan lingkungan yang tenang • Vberikan posisi tidur yang baik • Observasi aktivitas klien

Elektro Myelografi (EMG)

• Adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengukur dan mencatat aliran listrik yang ditimbulkan oleh otot skeletal.

• Dalam keadaan istirahat otot tidak melepaskan listrik, tetapi bila otot berkontraksi secara volunter potensian aksi dapat direkam.

Tujuan :• Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti: distorsi otot dan gangguan

skunder.• Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskuler, seperti myasthenis gravis.• Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral.

Penatalaksanakan:• Persiapan klien:

Page 5: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

– Informasikan kepada klien seluruh proses pemeriksaan, prosedur ini akan menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara, khususnya jika klien sendiri diberi rangsangan listrik.

– Perhatikan bahwa klien tidak menggunakan depresan atau sedativ 4 jam sebelum prosedur dilakukan

• Cegah terjadinya syock listrik • Kurangi rasa takut dan rasa sakit.

Prosedur :• Elektro ditempatkan pada saraf-saraf yang akan diperiksa • Mulai dengan dosis kecil rangsangan listrik melalui elektroda ke saraf dan otot, apabila

konduksi pada saraf selesai, maka otot akan segera berkontraksi.• Untuk mengetahui potensial otot digunakan maca-macam jarum elektroda dari nomor 1,3 –

7,7 cm.• Klien mungkin dianjurkan untuk melakukan aktifitas untuk mengukur potensial otot selama

kontraksi minimal dan maksimal.• Derajat aktivitas saraf dan otot direkam pada osiloskop dan akan memberikan grafik yang

dapat dibaca

• Perawat memberikan rasa nyaman dan aman serta memantau daerah penusukan thd kemungkinan terjadinya hematom

Setalah tindakan :• Berikan kompres es pada daerah hematom untuk mengurangi rasa nyeri.• Ciptakan lingkungan yang memudahkan klien untuk beristirahat.

Computerized Axial Tomografi (CT Scan)

• Adalah suatu prosedur yang digunakan untuk emndapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.

• Pemeriksaan dimaksudkan untuk memperjelas :– Gambaran lesi tumor, hematom, abses.– Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.

– Brain contusion– Brain atrops – Hydrocephalus– Inflamasi

• Berat badan klien harus diperhatikan, yang dapat dilakukan adalah klien dengan berat badan tidak lebih dari 145 kg.

• Sebelum klien dilakukan CT scan, klien harus dilaksanakan test; apakah klien mempunyai kesanggupan untuk tinggal diam tanpa mengadakan perubahan selama 20 – 45 menit, hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan.

• Klien harus dilaksanakan pengkajian untuk menentukan klien bebas dari alergiiodine, sehubungan klien yang akan dilakukan pemerisaan CT scan disuntik dengan zat kontrasi sebanyak 30 ml.

• Jika klien alergi, stop pemberian zat kontras

Page 6: Prosedur Diagnostik Yang Lazim Dilakukan Pada Klien

Pelaksanaan:• Persiapan klien : klien dan keluarga diberi tahu tentang prosedur.• Lakukan test awal yang meliputi kekuatan untui diam ditempat selama 45 menit.• Lakukan pernafasan dengan aba-aba saat dilaksanakan pemeriksaan • Posisi klien terlentang • Meja elektronik masuk ke dalam scanner• Lakukan pemantauan dan pengambilan gambar • Lama prosedur klien harus diam absolut 20 – 45 menit • Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi • Perawat menemani dari luar dengan memakai protektif lead approan.• Sesudah pengambilan gambar, klien dirapihkan.

Hal-hal yang harus diperhatikan:• Abservasi adanya alergi zat kontras, bila alergi, berikan benadri 50 mg.• Mobilisasi secapatnya • Ukur intake output

Photo (Rontgen) Tengkorak/Schedel foto dan Photo vertebra:

• Merupakan tindakan pemeriksaan diagnostik dengan cara dipoto menggunakan sinar radio aktif di tempat yang khusus.

• Tujuan: untuk mencari gambaran adanya kerusakan pada tulang (deformitas, dislokasi, fraktur) baik pada tulang tengkorak ataupun pada tulang belakang.

• Membantu menegakkan diagnosa • Persiapan : tidak ada persiapankhusus, hanya perlu informed consent.• Pelaksana : petugas radiologi.• Hal-hal yang harus diperhatikan: hati-hati dengan sinar radio aktif karena dapat berbahaya

(kemandulan).

Magnetic Resonance Imaging (MRI)• Merupakan pencitraan diagnostik yang paling mutakhir • Diperoleh melalui potongan-potongan tubuh yang dimasukkan ke dalam medan magnet

yang kuat.• Interaksi gelombang radio dengan inti hidrogen dalam tubuh.

Indikasi :• Terutama untuk ssp • Seluruh jaringan/oragan dapat diperiksa, kecuali korteks tulang danoragan yang

mengandung udara.