Panduan Diagnostik Komunitas
-
Upload
zzzbodoamat -
Category
Documents
-
view
82 -
download
10
description
Transcript of Panduan Diagnostik Komunitas
1
PANDUAN TUGAS
DIAGNOSTIK KOMUNITAS
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS-KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2015
Dr.dr. Rina K Kusumaratna, MKes
Dr.Oktavianus Ch S, Mkes
Prof.Dr.dr.Adi Hidayat, MS
Dr.Novia I Sudharma, MEpid
Dr.Gita Tarigan, MPH
Dr.dr. Maskito AS, MS
Dr.dr.Dharma Sutanto,MS
Dr.Sumedi S, MPH
Ambar Rustam, SKM, MOH
2
FORMAT LAPORAN :
JUDUL :
UPAYA PENINGKATAN ……………………….
……………………………………………………..
Disusun Oleh :
……………………………..
………………………………
Pembimbing:
…………………………………
…………………………………….
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS/KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE ………………………………………
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
3
KATA PENGANTAR
4
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL ………………………………………………
Diajukan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas -Kesehatan Masyarakat
periode …………………………….
di Puskesmas …………………………….
Disusun oleh:
……………………………….
……………………………………
………………………………….
Jakarta, …………………….
Pembimbing Fakultas Pembimbing Puskesmas
……………………………………. ……………………….....
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Diagnostik Komunitas...........................................................................
1.4 Manfaat Evaluasi Program ................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS KECAMATAN /
KELURAHAN …………………..
3.1 Data Umum Puskesmas ....................................................................... ....
3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas ................................................ .....
3.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Pasar Minggu II ......................... .....
3.1.3 Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas ..................... .....
3.2 Data Khusus Puskesmas ...................................................................... .....
3.2.1 Visi, Misi dan Strategi Puskesmas Kecamatan / Kelurahan………..
3.2.2 Program Pokok Puskesmas ......................................................... .....
3.2.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja Puskesmas………………
3.3 Program Pokok Puskesmas Kecamatan / Kelurahan…………………….
3.3.1 Upaya KesehatanWajib Puskesmas ............................................ .....
3.3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan …………………………………
BAB IV METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
4.1 Rancangan Diagnostik Komunitas ....................................................................
4.2 Metode Diagnostik (jenis data, sumber data, indikator kesehatan) ...................
4.3 Lokasi dan Waktu .............................................................................................
4.4 Sampel Diagnostik Komunitas ..........................................................................
6
4.5 Analisis Komunitas ...........................................................................................
BAB V ANALISIS MASALAH
5.1 Alur Pemecahan Masalah ..................................................................................
5.2 Kerangka Pikir Masalah ....................................................................................
5.3 Identifikasi Cakupan Program ...........................................................................
5.4 Penentuan Prioritas Masalah (berdasarkan Hanlon kuantitatif) ........................
5.5 Urutan Prioritas Masalah ...................................................................................
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis Penyebab Masalah ...............................................................................
6.2 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah ..................................................
6.3 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah ........................................................
6.4 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks ...................
6.5 Rencana Kegiatan (Plan of Action) ..................................................................
BAB VII HASIL INTERVENSI KEGIATAN
7.1 Evaluasi Data Kualitatif
7.2 Evaluasi Intervensi Komunitas
BAB VIII KESIMPULAN dan SARAN ...................................................................
8.1 Kesimpulan ........................................................................................................
8.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................................................
Daftar Tabel………………………………………………………………….
Daftar Gambar……………………………………………………………….
Panduan Pertanyaan (studi Kualitatif)…………………………....................
Kuesener (studi Kuantitatif)…………………………………………………
7
ALUR PIKIR DIAGNOSTIK KOMUNITAS
Prioritas
Pengumpulan
Data
Analisis
Data
Masalah2
Kesehatan
Masalah
Kesehatan
Alternative
Solutions
Solution
terpilih
Pengambilan
Keputusan
Penetapan
Tujuan
Penulisan
Laporan
Scoring
USG
CARL
CARL
MCUA
Gambar 1. Alur pikir
Diagnosis komunitas :
merupakan langkah identifikasi dan pengukuran masalah kesehatan di suatu
masyarakat tertentu secara menyeluruh dalam upaya mengidentifikasi kelompok yang
rentan dan membutuhkan pelayanan kesehatan.
Metoda ini juga dipergunakan untuk mempelajari karakteristik lingkungan, sosial dan
budaya masyarakat. Secara umum diagnosis komunitas bertujuan untuk menetapkan
masalah kesehatan utama yang ada di masyarakat didasarkan atas informasi dari
survei dan pengamatan yang dilakukan (Prihartono, 2012; Hadisaputra, 2011).
8
Gambar 2. Meetodologi Diagnostik Komunitas
PANDUAN ANALISIS MASALAH
A. ALUR PEMECAHAN MASALAH
Alur / siklus pemecahan masalah merupakan rangkaian pemecahan masalah
yang diawali dengan :
a) Identifikasi / inventarisasi Masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian
mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil
pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang
terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indikator tertentu yang
sudah ditetapkan.
b) Penentuan Prioritas Masalah
Untuk mengetahui permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan
berdiskusi dengan para ahli. Dalam penentuan prioritas masalah dapat
menggunakan beberapa macam pendekatan, salah satunya adalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif
9
c) Penentuan Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah merupakan kegiatan untuk menghubungkan
masalah dengan faktor-faktor penyebabnya, berdasarkan data atau
kepustakaan dan curah pendapat. Beberapa pendekatan dalam melakukan
penyebab masalah antara lain dengan fish bone analysis system, pendekatan
Bloem atau analisis epidemiologi. Penentuan penyebab masalah yang
digunakan dalam diagnostik komunitas ini adalah dengan menggunakan fish
bone analysis.
d) Memilih penyebab masalah yang paling dominan
Bertujuan untuk menyelesaikan penyebab masalah yang paling utama dan
dapat diselesaikan serta didukung oleh data yang ada dengan :
a. Menetapkan tujuan penyelesaian masalah dan sasaran
b. Mencari alternative pemecahan masalah
e) Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung
pada alternatif pemecahan masalah.
f) Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan
Kriteria Matriks untuk menentukan/memilih pemecahan terbaik.
g) Penyusunan Rencana Penerapan
Penerapan pemecahan masalah dibuat rencana untuk penatalaksanaannya
secara rinci dalam bentuk POA (Plan of Action atau Rencana Kegiatan).
h) Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
10
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.
Skema pemecahan masalah dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Siklus Pemecahan Masalah
B. KERANGKA PIKIR / TEORI
Dalam melakukan analisis masalah, kerangka pikir atau kerangka pemikiran
menggunakan metode pendekatan sistem, untuk mencari kemungkinan
penyebab dan menyusun pendekatan masalah. Dari pendekatan sistem ini
7. Penentuan rencana penerapan
3. Penentuan penyebab masalah
8.Monitoring dan evaluasi
2. Penentuan proritas masalah
1. Identifikasi Masalah
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
6. Penetapan pemecahan
masalah terpilih
5. Menentukan alternatif pemecahan
masalah
11
dapat ditelusuri kemungkinan penyebab masalah rendahnya suatu cakupan
program dilapangan. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem
terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Analisis Pemecahan Masalah Dengan Pendekatan Sistem
Masalah yang timbul terdapat pada output, sebagai penilaian hasil
kegiatan tidak sesuai standar minimal (nilai cakupan tidak sesuai target). Hal
penting dalam upaya pemecahan masalah adalah rangkai proses kegiatan untuk
pemecahan masalah sesuai dengan penyebab masalahnya, berdasarkan
pendekatan system, dimana permasalahan dapat terjadi pada input, pelaksanaan
proses (manajemen puskesmas) maupun faktor lingkungan.
C. Analisis Penyebab Masalah
Penentuan penyebab masalah dapat digali berdasarkan pengumpulan data
primer maupun sekunder dengan melakukan diskusi curah pendapat pada masing-
12
masing sasaran. Untuk kerangka pikir membantu menentukan kemungkinan penyebab
masalah dapat dipergunakan diagram fish bone.
Metode ini berdasarkan pada kerangka pikir secara pendekatan sistem, seperti
tampak pada gambar di bawah ini, dimana pada masing-masing sirip tulang ikan
tersebut dapat diuraikan permasalahan yang diperoleh,
Gambar 5. Diagram fish bone
D. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah melakukan analisis penyebab maka langkah selanjutnya yaitu
menyusun alternatif pemecahan masalah.
E. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks
Mengunakan Rumus M x I x V/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan
metode kriteria matriks M x I xV/C.
Proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan metode kriteria matriks :
MASALAH
PROSES
LINGKUNGAN
P1
P2 P3
INPUT
MONEY MAN
MACHINE
METHODE
MATERIAL
13
Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan
masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab
masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka
semakin efektif.
Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin
penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka
semakin efektif.
Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin
sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.
Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk
melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah
diberi nilai 1-5.
Tabel 1. Kriteria matriks
Magnitude Importancy Vulnerability Cost
1=Tidak
magnitude
1=Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1=Sangat murah
2=Kurang
magnitude
2=Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2=Murah
3=Cukup
magnitude
3=Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3=Cukup murah
4= Magnitude 4=Penting 4 = Sensitif 4=kurang Murah
5=Sangat
magnitude
5=Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5=Tidak murah
F. Pembuatan Plan of Action dalam Gann Chart
Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya
dilakukan pembuatan plan of action dengan membuat Gann Chart, bertujuan
untuk menentukan perencanaan kegiatan
14
Contoh :
IDENTIFIKASI CAKUPAN PROGRAM YANG MASIH BERMASALAH
Dari hasil identifikasi dan penilaian atau analisis data Standar Pelayanan Minimal
upaya kegiatan pelayanan baik upaya wajib dan pengembangan yanng dilaksanakan
di Puskesmas pada periode tertentu, dimana pencapaiannya kurang dari 100 %,
contoh :
Tabel 2. Cakupan Program Bermasalah
Indikator Target
(%)
Sasaran 1
tahun
Sasaran
bulan
berjalan
Cakupan Pencapaian
(%) Kegiatan Persentase
(%)
Kunjungan bumil K1 100 509 127 122 95,87 95,87
Kunjungan bumil K4 95 509 127 119 93,70 98,63
Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan
Kunjungan nifas
Ibu hamil dengan imunisasi
TT2+
Kunjungan neonatus
Penanganan komplikasi
neonatus
90
90
80
90
100
460
460
479
438
66
115
115
120
110
17
97
81
42
78
0
84,35
70,43
35
70,91
0
93,72
78,26
43,75
78,79
0
Jumlah peserta KB aktif 80 3.853 3.853 2.036 52,84 66,05
Cara perhitungan :
15
TEKNIK PRIORITAS MASALAH
Dari tabel diatas didapatkan beberapa masalah pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) pada beberapa kegiatan upaya program di Puskesmas. Dengan banyaknya
permasalahan yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan prioritas masalah
dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Metode Hanlon Kuantitatif
Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan prioritas
masalah, dengan rumus :
(A + B) x C x D
Keterangan :
Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-6)
Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)
Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)
Kriteria D : PEARL Factor (nilai 0 atau 1)
Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam
menentukan prioritas masalah :
a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses
penentuan masalah.
b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor terhadap
kelompok faktor tersebut.
c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
kebutuhannya.
Kriteria A: Besarnya masalah
Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian
hasil kegiatan dengan pencapaian 100%, contoh :
16
Tabel 3. Program KIA yang belum mencapai target
No Program Pencapaian
(%)
Besarnya masalah
(%)
1.
Cakupan kunjungan bumil K1
95,87
4,13
2. Cakupan kunjungan bumil K4 93,70 6,30
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 93,72 6,18
4. Cakupan kunjungan nifas 70,43 29,57
5. Cakupan kunjungan neonatus 70,91 29,09
6. Penanganan komplikasi neonatus 0 100
7. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 35 65
8. Cakupan jumlah peserta KB aktif 66,05 43,95
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3,3 log 8
= 1+ 3,3 (0,9)
= 3,98 dibulatkan menjadi 4
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 100%
terkecil 4,13%
Interval : nilai terbesar – nilai terkecil
k
: 95,87 23,97 dibulatkan menjadi 24
17
4
Langkah 4.
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 4. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas
Skala Interval Nilai
Skala 1 4,13 – 28,13 1
Skala 2 28,14 – 52,14 2
Skala 3 52,15 – 76,15 3
Skala 4 76,16 - 100
4
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 5. Penentuan nilai tiap masalah berdasarkan kelas
No Masalah
Besarnya masalah terhadap presentasi pencapaian
Nilai
4,13-28,13
(1)
28,14-52,14
(2)
52,15-76,15
(3)
76,15-100
(4)
1. Cakupan kunjungan bumil K1 X 1
2. Cakupan kunjungan bumil K4 X 1
3. Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan
X 1
4. Cakupan kunjungan nifas X 2
5. Cakupan kunjungan neonatus X 2
6. Penanganan komplikasi
neonatus
X 4
7. Cakupan ibu hamil dengan
imunisasi TT2+
X 3
8. Cakupan jumlah peserta KB
aktif
X 3
Kriteria B: Kegawatan masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan
tingkat penyebaran/ meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1 – 5.
Mendesaknya (Urgency), lebih menekankan soal waktu. Bila tidak segera
ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang lebih serius.
Sangat mendesak : 5
Mendesak : 4
Cukup mendesak : 3
Kurang mendesak : 2
18
Tidak mendesak : 1
Menunjukkan besar/kecilnya akibat masalah ini bagi masyarakat
(Seriousness / Fatalitas) :
Sangat gawat : 5
Gawat : 4
Cukup gawat : 3
Kurang gawat : 2
Tidak gawat : 1
Penyebarannya (Growth): Semakin meluasnya masalah, menjadi semakin
penting (jumlah yang terkena) :
Sangat mudah menyebar/meluas : 5
Mudah menyebar/meluas : 4
Cukup menyebar/meluas : 3
Sulit menyebar/meluas : 2
Tidak menyebar/meluas : 1
Sumber daya yang dimiliki (Potency) : Kaitannya dengan kemampuan yang
mereka miliki utk mengatasi permasalahan tsb, baik dana, sarana, tenaga,
teknologinya.
Sangat banyak : 5
Banyak : 4
Cukup banyak : 3
Kurang banyak : 2
Tidak banyak : 1
Tabel 6. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan
No MASALAH U S G P JUMLAH
1 Cakupan kunjungan bumil K1 4 2 2 5 13
2 Cakupan kunjungan bumil K4 4 2 2 5 13
3 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 5 2 2 4 13
4 Cakupan kunjungan nifas 4 2 2 5 13
5 Cakupan kunjungan neonatus 4 2 2 5 13
6 Penanganan komplikasi neonatus 5 2 2 3 12
7 Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 3 2 3 5 13
8 Cakupan jumlah peserta KB aktif 5 4 3 5 17
19
Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 – 5
dimana:
Sangat mudah : 5
Mudah : 4
Cukup mudah : 3
Sulit : 2
Sangat sulit : 1
Tabel 7. Penilaian masalah berdasarkan kemudahan dalam penganggulangan
No Masalah Nilai
1.
Cakupan kunjungan bumil K1 4
2. Cakupan kunjungan bumil K4 3
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2
4. Cakupan kunjungan nifas 4
5. Cakupan kunjungan neonatus 4
6. Penanganan komplikasi neonatus 2
7. Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 4
8. Cakupan jumlah peserta KB aktif 4
Kriteria D. PEARL faktor
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian dengan program daerah, Nasional maupun International
(Propriety)
Secara Ekonomis murah, biaya kegiatan yang dilaksanakan (Economic)
Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll (Acceptability)
Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan (Resources availability)
Legalitas terjamin (Legality)
20
Tabel 8. Kriteria D (PEARL FAKTOR)
Masalah P E A R L
Hasil
Kali
Cakupan kunjungan bumil K1
1
1
1
1
1
1
Cakupan kunjungan bumil K4 1 1 1 1 1 1
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 1 1 1 1 1 1
Cakupan kunjungan nifas 1 1 1 1 1 1
Cakupan kunjungan neonatus 1 1 1 1 1 1
Penanganan komplikasi neonatus 1 1 1 1 1 1
Cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 1 1 1 1 1 1
Cakupan jumlah peserta KB aktif
1 1 1 1 1 1
Penilaian prioritas masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan
dalam formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D
Tabel 9. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon kuantitatif
No Masalah A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
1
Cakupan kunjungan bumil K1
1
13
4
1
56
56
IV
2 Cakupan kunjungan bumil K4 1 13 3 1 42 42 VI
3 Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
1 13 2 1 28 28 VIII
4 Cakupan kunjungan nifas 2 13 4 1 60 60 II
5 Cakupan kunjungan neonatus 2 13 4 1 60 60 III
6 Penanganan komplikasi neonatus 4 12 2 1 32 32 VII
7 Cakupan ibu hamil dengan
imunisasi TT2+
3 13 3 1 48 48 V
8 Cakupan jumlah peserta KB aktif 3 17 4 1 80 80 I
21
URUTAN PRIORITAS MASALAH
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon Kuantitiatif,
didapatkan urutan prioritas masalah upaya program yang dinilai, di Puskesmas
Kecamatan / Kelurahan X adalah :
1. Cakupan jumlah peserta KB aktif
2. Cakupan kunjungan nifas
3. Cakupan kunjungan neonatus
4. Cakupan kunjungan bumil K1
5. Cakupan ibu hamil yang diimunasi TT2+
6. Cakupan kunjungan bumil K4
7. Penanganan komplikasi neonatus
8. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
ANALISIS PEYEBAB MASALAH
Tabel 10. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN
(Tenaga Kerja)
MONEY
(Pembiayaan)
MATERIAL
(Perlengkapan)
METHOD
(Metoda)
22
Tabel 11 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan
Faktor Proses dan Lingkungan
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN PLANNING
(Perencanaan)
ORGANIZING
(Pengorganisasian)
ACTUATING
(Pelaksanaan)
CONTROLLING
(Pengawasan)
LINGKUNGAN
Fish bone – analysis penyebab masalah
Gambar 6. Diagram Fishbone
23
PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu
dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternative
pemecahan penyebab masalah yang ada, contoh :
Tabel 12. Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kinerja kader KB kurang maksimal
2. …………………………..
Melaksanakan pembinaan kader KB oleh dokter,
bidan, PLKB, atau bekerjasama BKKBN.
Pemberian reward untuk kader yang memiliki
kinerja optimal.
Penggantian kader KB yang tidak kompeten.
PPKB RW tidak boleh memegang lebih dari satu
program.
Bekerjasama dengan PKK dan Karang Taruna dalam
pelaksanaan program KB.
Memberdayakan ibu muda yang tidak memiliki
kesibukan untuk diretkruit sebagai kader KB baru.
………………………..
………………………….
………………………….
24
Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
Gambar 7. Kerangka alternatif pemecahan masalah
Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan priorotas alternatif
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan
rumus M x I x V/ C .
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Kurangnya tenaga kerja terlatih untuk meningkatkan
mutu pelayanan MTBS.
Kurangnya pengadaan pelatihan untuk petugas
MTBS.
Bidan yang memegang MTBS juga memegang program lainnya ( double job )
Kurangnya variasi materi penyuluhan terhadap masyarakat mengenai
pengendalian penyakit pada balita.
Tidak tersedianya ruangan untuk pemeriksaan khusus
MTBS.
Belum optimalnya sarana
untuk media promosi dalam penyuluhan.
Mengadakan p embinaan dari dokter
anak Puskesmas Kecamatan Pasar Mingg
kepada tenaga kerja tambahan yang membantu pelaksanaan MTBS .
Pemberdayaan dokter muda atau petugas kesehatan lainnya untuk
membantu dalam pelayanan MT BS.
Membuat jadwal rollin ruangan dalam memberikan pelayanan.
Pelaksanaan pencegahan (preventif) penyakit pad a
balita masih kurang diterapkan di masyarakat.
Kurangnya kepatuhan pad anasehat dan pengobatan
yang diberikan
petugas kesehatan.
Membuat media promosi yang menarik seperti brosur dan leaflet dan
disebarkan ke masyarakat yang memiliki balita serta memberikan
materi yang berbeda setiap penyuluhan dan mengevaluasi penerapannya.
25
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
3. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.
Contoh : Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Tabel 13. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Penyelesaian
Masalah
NilaiKriteria Hasil akhir Urutan
M I V C (M x I x V) / C
a
2
3
2
2
6
III
b 4 3 2 4 6 II
c 2 2 2 2 4 IV
d 4 4 3 2 24
I
26
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN INTERVENSI DALAM
Dibuat dalam tabel Plan of action, contoh :
KESIMPULAN DAN SARAN
SELAMAT BEKERJA