Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

39
HALAMAN PENGESAHAN Nama Kelompok : CV. Mina Sentosa Jurusan/Prog. Studi : Perikanan/Budidaya Perairan Ketua Kelompok : Fahim Fajari 201010260311031 Nama Anggota : Arini 201010260311004 Verliyana 201010260311007 Ibrahim Rumaratu 201010260311008 Restu Putri Astuti 201010260311023 Ratna Tomagola 201010260311030 Jurusan : Perikanan Fakultas : Pertanian-Peternakan Judul : Produksi Ikan Lele Sangkuriang dan Tanaman Sawi Semi Organik pada Sistem Akuaponik Proposal Praktek Usaha Perikanan (PUP) Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir pada Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Mengesahkan Dekan, Ketua Jurusan i

description

Proposal Praktek Usaha Perikanan UMM

Transcript of Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Page 1: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Kelompok : CV. Mina Sentosa

Jurusan/Prog. Studi : Perikanan/Budidaya Perairan

Ketua Kelompok : Fahim Fajari 201010260311031

Nama Anggota : Arini 201010260311004

Verliyana 201010260311007

Ibrahim Rumaratu 201010260311008

Restu Putri Astuti 201010260311023

Ratna Tomagola 201010260311030

Jurusan : Perikanan

Fakultas : Pertanian-Peternakan

Judul : Produksi Ikan Lele Sangkuriang dan Tanaman Sawi Semi

Organik pada Sistem Akuaponik

Proposal Praktek Usaha Perikanan (PUP)Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir pada Program Studi

Budidaya Perairan Jurusan Perikanan

Mengesahkan

Dekan, Ketua Jurusan

Dr. Ir. Damat, MP Sri Dwi Hastuti, S.Pi, M.AquaNIP. 19640228 199003 1003 NIP. 110 9911 0353

i

Page 2: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

PRODUKSI IKAN LELE SANGKURIANG DAN TANAMAN SAWI

SEMI ORGANIK PADA SISTEM AKUAPONIK

Oleh :

Nama Kelompok : CV. Mina Sentosa

Jurusan/Prog. Studi : Perikanan/Budidaya Perairan

Ketua Kelompok : Fahim Fajari 201010260311031

Nama Anggota : Arini 201010260311004

Verliyana 201010260311007

Ibrahim Rumaratu 201010260311008

Restu Putri Astuti 201010260311023

Ratna Tomagola 201010260311030

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Sri Dwi Hastuti S.Pi, M.Aqua) ( Ganjar Adhy W i rawan , S.Pi) NIP : 110.0203.0353 NIDN : 0708048403

ii

Page 3: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah Nya

penulis dapat menyelesaikan Proposal PUP (Praktek Usaha Perikanan) dengan judul

Produksi Ikan Lele Sangkuriang dan Tanaman Sawi Semi Organik pada

Sistem Akuaponik. Proposal PUP ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan

bimbingan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1) Sri Dwi Hastuti, S.Pi, M.Aqua selaku Kepala Jurusan Perikanan Fakultas

Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

2) Sri Dwi Hastuti, S.Pi, M.Aqua selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, memberi bimbingan, petunjuk serta arahan kepada penulis.

3) Ganjar Adhy Wirawan, S.Pi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, memberi bimbingan, petunjuk serta arahan kepada penulis.

4) Bapak dan ibu tercinta yang tak kenal lelah untuk melimpahkan kasih sayangnya,

memberikan dorongan serta doanya, yang selalu memotivasi agar selalu jadi

yang terbaik dan menjadi anak yang baik, serta adik-adikku tercinta.

5) Teman kelompok III PUP perikanan yang telah bekerja bersama-sama

menyelesaikan proposal ini.

Kami yakin, segala apa yang kami lakukan tidak luput dari kesalahan, maka

dari itu untuk saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan agar tulisan

serta proposal usaha ini menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Oktober 2013

Penulis

iii

Page 4: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Prospek Usaha Produksi Ikan Lele&Sawi Semi Organik Akuaponik.....2

1.3 Tujuan......................................................................................................2

1.4 Sasaran.....................................................................................................3

1.5 Luaran Yang Diharapkan.........................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................4

2.1 Sistem akuaponik.....................................................................................4

2.2 Keunggulan Akuaponik...........................................................................4

2.3 Tanaman Semi Organik...........................................................................5

2.4 Sistem Kerja Akuaponik..........................................................................5

2.5 Hubungan Akuaponik dengan Kualitas Air.............................................5

2.6 Pemilihan Komoditas Ikan dan Tanaman................................................7

2.7 Aspek Kelayakan Teknis.........................................................................8

2.7.7 Pemanenan dan Pemasaran......................................................................9

BAB III OPERASIONALISASI USAHA..........................................................10

3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................10

3.2 Materi.....................................................................................................10

3.2.1 Bahan.....................................................................................................10

3.2.2 Alat.........................................................................................................10

3.3 Teknis Pelaksanaan................................................................................11

3.3.1 Persiapan................................................................................................11

3.3.2 Pelaksanaan............................................................................................11

3.4 Analisis Usaha........................................................................................14

3.4.1 Sumber Dana..........................................................................................14

iv

Page 5: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

3.4.2 Pengeluaran............................................................................................14

3.4.3 Proyeksi Pendapatan..............................................................................15

3.4.4 Analisa Usaha........................................................................................16

3.5 Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Anggota..........................................14

3.6 Jadwal.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

v

Page 6: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu usaha akuakultur atau budidaya perikanan

berkaitan dengan kondisi lingkungan yang optimum untuk kelangsungan

hidup dan pertumbuhan ikan. Salah satu cara untuk menjaga lingkungan

akuakultur agar selalu dalam kondisi optimum adalah dengan melakukan

resirkulasi atau pemanfaatan air media budidaya ikan kembali melalui

mekanisme filtrasi. Selain itu, ketersediaan lahan dan air untuk proses

akuakultur semakin terbatas seiring dengan pertambahan penduduk dan

pesatnya pembangunan. Sebagai salah satu teknologi budidaya perikanan,

akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan secara optimal

pada lahan sempit dan sumber air terbatas, termasuk di daerah perkotaan

(Ahmad et al. 2007). Teknologi akuaponik mempunyai keuntungan lainnya

berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan memperbesar

keuntungan para pembudidaya ikan serta termasuk sistem budidaya ikan yang

ramah lingkungan.

Akuaponik adalah suatu perpaduan sistem budidaya antara sub sistem

hidroponik atau teknik bertanam tanpa menggunakan media tanah dengan

sub sistem akuakultur sehingga menjadi suatu sistem produksi pangan

terpadu (tanaman dan ikan). Komoditas yang digunakan dalam Praktek Usaha

Perikanan kali ini adalah ikan lele sangkuriang dan tanaman sawi. Ikan lele

sangkuriang dipilih karena masa panen yang cepat serta mempunyai

ketahanan tubuh yang baik, sedangkan sawi dipilih karena jenis tumbuhan ini

memiliki akar serabut, sehingga sesuai dengan sistem akuaponik serta masa

tanam cepat yang diharapkan dapat dilakukan panen bersamaan. Dipadu

dengan sistem budidaya akuaponik, manajemen pakan dengan subtisusi pakan

pellet komersil menggunakan pellet supra feed, serta pemberian probiotik

“Probiofish” sehingga menghasilkan produk ikan dan tanaman sayur semi

organik yang menjamin kesehatan konsumen.

1

Page 7: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Ikan lele di Kota Malang menjadi salah satu komoditas perikanan

tawar yang digemari masyarakat. Karena tingkat permintaan yang tinggi dan

bernilai ekonomis tinggi. Peluang pasar ikan lele di Kota Malang yang

menjanjikan inilah mendasari dalam mendirikan usaha budidaya lele. Melalui

Praktek Usaha Perikanan dengan tema usaha produksi ikan lele dan tanaman

sawi semi organik pada sistem akuaponik diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu budidaya

dan berwirausaha.

1.2 Prospek Usaha Produksi Ikan Lele Sangkuriang dan Tanaman Sawi

Semi Organik pada Sistem Akuaponik

Saat ini, usaha budidaya perikanan di perkotaan dianggap tidak layak

dilakukan karena keterbatasan lahan dan sumber air akibat terdegradasi oleh

laju industrialisasi dan pemukiman, padahal kota merupakan pasar yang

sangat potensial bagi produk perikanan. Kondisi ini dapat diatasi dengan

menerapkan sistem budidaya akuaponik yang terbukti hemat lahan dan air

dengan produksi ganda berupa ikan dan sayuran. Permintaan pasar ikan lele

yang cukup tinggi dengan harga Rp 13.000,-/kg dan pasokan yang masih

rendah merupakan peluang usaha untuk pembudidaya ikan. Selain itu, melalui

sistem akuaponik produk tanaman sayur sawi yang selama ini dijual dengan

harga Rp 4.000,-/kg, dapat meningkatkan harga jual sawi karena termasuk

sayuran semi organik. Tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

pangan organik menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Dari hal inilah, para

pembudidaya dapat menghasilkan keuntungan ganda. Hal inilah yang akan

membuat usaha budidaya khususnya ikan lele ini tidak akan pernah surut.

Berangkat dari hal itu, prospek usaha sistem akuponik ikan lele dengan sawi

semi organik di kota Malang sangat menjanjikan untuk dikembangkan.

1.3 Tujuan

Program ini bertujuan memanfaatkan teknologi terbarukan untuk

memperoleh keuntungan ganda melalui dua hasil produksi ikan dan tanaman

serta memanfaatkan air secara efisien dalam budidaya ikan lele. Selain itu

juga tujuan dari kegiatan ini untuk memotivasi mahasiswa dalam melakukan

2

Page 8: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

kegiatan usaha mandiri (berwirausaha) semenjak dibangku kuliah, sehingga

pengalaman dalam berwirausaha dapat menjadi bekal setelah lulus dari

bangku kuliah.

1.4 Sasaran

Sasaran yang yang diharapkan dari program ini adalah menghasilkan

produk ikan dan tanaman yang memiliki daya saing dari segi mutu dan harga

serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan budidaya dan

menanamkan jiwa wirausaha pada diri mahasiswa itu sendiri. Selain itu juga

kegiatan ini diharapkan mampu menjadi contoh bagi masyarakat dalam

melakukan budidaya ikan, sehingga kebutuhan ikan di dalam kota Malang

dapat terpenuhi secara maksimal.

1.5 Luaran Yang Diharapkan

Program ini merupakan program kewirausahaan dengan

memanfaatkan teknologi terbarukan sehingga dengan dilakukannya program

ini diharapkan mampu membantu mahasiswa untuk berwirausaha dengan

menghasilkan karya yang lebih kreatif dan inovatif yang mampu diterapkan

dalam masyarakat. Selain itu, mampu menghasilkan produk ikan dan tanaman

organik.

3

Page 9: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Akuaponik

Akuaponik merupakan bio-integrasi yang menghubungkan

akuakultur berprinsip resirkulasi dengan produksi tanaman/sayuran

hidroponik (Diver, 2006). Tujuan utama dari akuaponik adalah

memanfaatkan nutrien yang dilepaskan oleh ikan untuk menumbuhkan

tanaman, sehingga keberadaan nutrien tersebut dalam media budidaya

tidak mengganggu pertumbuhan ikan (Graber and Junge, 2009).

Teknologi akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan

secara optimal pada lahan sempit dan sumber air terbatas, termasuk di

daerah perkotaan (Ahmad et al, 2007). Teknologi ini pada prinsipnya

disamping menghemat penggunaan lahan dan air juga meningkatkan

efisiensi usaha melalui pemanfaatan hara dari sisa pakan dan metabolisme

ikan, serta merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah

lingkungan. Penerapan akuaponik merupakan jawaban dari efisiensi air dan

penghematan lahan budidaya serta tambahan pendapatan (income) dari

hasil panen tanaman (Widyastuti, et.al., 2008).

Akuaponik memiliki beberapa keuntungan dibanding sistem

resirkulasi lainnya. Komponen hidroponik dimanfaatkan sebagai sebuah

biofilter dan oleh karena itu komponen biofilter yang terpisah dalam sistem

resirkulasi tidak dibutuhkan lagi (Endut et al, 2009). Limbah nutrien

terlarut akan dimanfaatkan oleh tanaman, mengurangi pelepasan limbah

secara langsung ke lingkungan, dan memperpanjang masa penggunaan air

(Rackocy et al, 2006; Diver, 2006).

2.2 Keunggulan Akuaponik

Nugroho (2008) mengemukakan bahwa akuaponik yang merupakan

gabungan antara ternakan akuakultur dan budidaya tanaman yang

memberikan keuntungan ganda bagi peternak yang menerapkannya. Pertama,

keuntungan finansial yang jauh lebih besar dengan adanya panen gabungan

antara ikan dan sayuran. Jika dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu

hanya memelihara ikan atau tanaman secara terpisah, sistem budidaya

4

Page 10: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

akuaponik lebih menguntungkan. Keuntungan kedua, terjaminnya kualitas

media pemeliharaan ikan sehingga dapat digunakan dengan perawatan yang

lebih mudah dan murah.

2.3 Tanaman Semi Organik

Tanaman semi organik adalah tanaman yang dibudidayakan dengan

memanfaatkan pupuk yang berasal dari bahan organik dan pupuk kimia yang

meningkatkan kandungan hara yang dimiliki pupuk organik (Anonim, 2013).

Tanaman dapat mendaur ulang bahan organik dari sisa tanaman dan

limbah ternak seperti dalam budidaya ikan secara efektif. Tanaman semi

organik mempunyai keunggulan terutama kandungan mineralnya yang

lebih tinggi, dan dari segi tekstur tanaman organik lebih renyah, padat

dan aroma rasa yang lebih kuat dibandingkan tanaman non organik

(Riswantoni, 2013).

2.4 Sistem Kerja Akuaponik

Sistem kerja aquaponik berdasarkan prinsip sistem resirkulasi, yang

berarti memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan

dengan filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Secara

ringkasnya air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan

menggunakan pompa air ke filter yang juga berfungsi untuk media tanam,

kemudian air yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam

ikan secara gravitasi (Nugroho,2008).

2.5 Hubungan Akuaponik dengan Kualitas Air

Pada budidaya ikan, air menjadi cepat kaya nutrisi karena ikan

mencerna makanan dan akhirnya menjadi limbah dalam air. Air limbah

biasanya disaring atau dibuang untuk menjaga tangki air (kolam) bebas dari

racun. Pada tingkat penebaran ikan yang tinggi air juga menjadi cepat

tercemar dan membuat kosentrasi amoniak menjadi tinggi. Dalam sistem

budidaya akuaponik, air limbah budidaya ikan merupakan sumber makanan

bagi tanaman yang tumbuh. Tanaman menjadi sebuah filter alami bagi air.

Hal ini menciptakan ekosistem mini yang mana tanaman dan ikan dapat

berkembang secara bersamaan. Akuaponik merupakan jawaban ideal bagi

petani ikan untuk membuang air yang kaya nutrisi dan juga bagi petani

5

Page 11: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

tanaman hidroponik yang membutuhkan air yang kaya akan nutrisi. Pada

pemakaian air, akuaponik menggunakan tanaman dan media tanam yang

bekerja untuk membersihkan dan memurnikan air, yang selanjutnya

dikembalikan ke kolam ikan. Air ini dapat digunakan kembali tanpa batas

waktu dan hanya akan perlu diganti bila hilang melalui transpirasi dan

penguapan (Anonim,2011).

Selanjutnya, siklus nitrogen juga terjadi dalam akuaponik. Salah

satu elemen penting tak terlihat dalam sistem akuaponik adalah bakteri,

bakteri berkembang di batu kerikil yang lembab, dan memecah unsur-unsur

dalam air menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk

sintesis tidak dapat digunakan pada tanaman karena akan mempengaruhi

pertumbuhan ikan dan bakteri menguntungkan. Beberapa bakteri yang dapat

memecah limbah dari ikan, yaitu bakteri Nitrosomonas, yang mengubah

amonia menjadi nitrit. Nitrit diubah menjadi nitrat menjadi bakteri

Nitrobacter, tanaman kemudian dapat mengkonsumsi nitrat untuk tumbuh,

sehingga amonia yang dihasilkan ikan akan habis dengan adanya proses

bakterial dan penyerapan nitrat oleh tanaman (Nugroho,2008).

Prinsip kerja sistem akuaponik, pertama dari ikan budidaya yang

mengeluarkan sisa metabolisme dan pakan yang terbuang (1), dan mengendap

di dasar kolam (2), melalui pompa air budidaya dialirkan menuju akuaponik

(3-5). Sistem akuaponik memanfaatkan air budidaya menjadi pupuk bagi

tanaman sayur dan mampu merombak senyawa berbahaya seperti ammonia

(6) dan air dimanfaatkan kembali untuk budidaya, lebih jelasnya bisa dilihat

pada Gambar 1

Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistem Akuaponik

6

Page 12: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

2.6 Pemilihan Komoditas Ikan dan Tanaman

Pemilihan komoditas memegang peranan penting dalam

merencanakan dan mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang

diinginkan. Menurut Pramono (2009) jenis ikan air tawar yang dapat

dibudidayakan pada sistem akuaponik antara lain nila, mas, koi, lele,

dan udang galah. Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) memiliki

pertumbuhan yang lebih tinggi dengan tingkat konversi pakan yang lebih

rendah, masa panen lebih cepat, lebih tahan terhadap penyakit, pemeliharaan

relatif mudah dan kualitas daging lebih unggul (Sunarma, 2004).

Gambar 2. Komoditas Ikan Lele Sangkuriang dan Sawi Hijau

Menurut Nugroho (2009), untuk tanaman yang bisa dimanfaatkan

yang mempunyai nilai ekonomis, misalnya cabai, tomat, bayam, kangkung,

sawi dan selada. Tanaman yang dipilih yang umumnya memerlukan air terus

menerus. Salah satu jenis tanaman sayur yang mengandung antioksidan dan

vitamin karena memiliki warna hijau daun adalah tanaman sawi (Brassica

juncea L.). Sawi termasuk tanaman dengan akar serabut merupakan salah satu

syarat untuk dipelihara dalam sistem akuaponik dengan menggunakan sistem

filter yang sederhana (Yuliani, 2012). Menurut Putra dan Pamukas (2011),

sawi dipergunakan pada akuaponik sebagai media filter yang efektif untuk

penyerapan nitrogen sehingga dapat memperbaiki kualitas air dan

mengurangi cemaran limbah budidaya ikan. Produk tanaman yang dihasilkan

dari akuaponik memiliki nilai jual tinggi di pasar karena termasuk produk

semi organik. Dalam akuaponik, tidak menggunakan pupuk anorganik dalam

pemeliharaannya, melainkan hanya dengan air yang telah diperkaya oleh

limbah atau kotoran dari kolam ikan.

7

Page 13: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

2.7 Aspek Kelayakan Teknis

Budidaya ikan lele sangkuriang dapat dilakukan di kolam terpal

dan kolam beton. Menurut Basahudin (2009), kolam beton adalah kolam

yang bagian dasar kolam dan pematangnya dibeton agar tidak mudah rusak.

Sumber air budidaya dapat mempergunakan air sumur atau aliran irigasi.

Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang

yaitu suhu air untuk pertumbuhan ikan dan nafsu makan ikan berkisar 25 –

30 0C, pH berkisar antara 6 - 9, kandungan amoniak maksimal 0,1 mg/l serta

kelarutan oksigen dalam air minimal 3 mg/l (Basahudin,2009). Sebelum

benih ikan lele sangkuriang ditebarkan dikolam pembesaran, yang perlu

diperhatikan adalah tentang persiapan kolam meliputi pembersihan kolam,

disinfeksi, pengeringan, pengapuran untuk memberantas hama dan penyakit,

pengairan serta pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami. Perbaikan

kondisi kolam dengan pemberian probiotik (Sunarma, 2004). Penebaran

benih ikan lele dilakukan apabila kondisi air kolam sudah stabil yaitu

pengaruh pupuk sudah hilang dan makanan alami sudah terlihat cukup

tersedia. Menurut Anonim (2010), padat tebar yang baik dalam budidaya

ikan lele ialah 80 – 100 ekor/m2, namun dalam perkembangannya, padat

penebaran benih ikan lele di kolam tembok dengan teknologi intensif

berkisar 150 – 400 ekor/m3 air (Team Penyuluh Perikanan, 2011).

Pakan yang diberikan pada budidaya ikan lele ialah pakan komersial

dengan kandungan protein diatas 25% dengan jumlah pakan 2 – 3 % dari

bobot biomassa dan frekuensi pemberian 3 kali per hari (Sunarma, 2004).

Menurut Basahudin (2009), konversi pakan ikan lele sebesar 0,8 - 1. Artinya

setiap 0,8 – 1 kg pakan yang dihabiskan akan menambah bobot ikan

sebanyak 1 kg. Kegiatan budidaya lele sangkuriang tak terlepas dari

permasalahan timbulnya penyakit yang diakibatkan dari buruknya

penanganan kondisi lingkungan. Organisme pathogen yang sering

menyerang ikan lele sangkuriang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina

sp., Dactylogyrus sp. dan Aeromonas hydrophila. Penanggulangan

organisme patogen dapat dilakukan dengan manajemen lingkungan

budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Bila

8

Page 14: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

serangan sudah terjadi benih harus dipanen untuk diobati dan pengobatan

menggunakan obat – obatan yang direkomendasikan (Anonim, 2010).

2.8 Pemanenan dan Pemasaran

Masa pemeliharaan ikan lele sekitar 2,5 – 3 bulan atau setelah lele

mencapai ukuran 9 – 10 ekor/kg. Pemanenan ikan lele dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu panen total dan panen partial (Basahudin, 2009). Ada

beberapa hal yang penting dalam aspek pemasaran ikan hasil budidaya ini,

antara lain permintaaan akan ikan hasil budidaya, persaingan dan peluang

pasar, beserta kendala dalam pemasaran. Ketiga hal ini amat sangat

menentukan dalam penjualan ikan hasil budidaya nantinya.

Menurut Anonim (2012), secara umum tingkat  konsumsi  ikan  di 

Kabupaten Malang  mencapai  18,15 kg  perkapita  pertahun. Besarnya

permintaan ikan di kota Malang belum sebanding dengan tingkat produksi,

sehingga membuat peluang produsen atau pengusaha perikanan dari luar

daerah cukup besar untuk memasok ikan ke kota Malang. Data dari DKP

kabupaten Malang tahun 2012 menunjukkan bahwa pasokan ikan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen ikan di kota Malang berasal dari kawasan

pantai  utara  yaitu, Pasuruan, Tuban, Probolinggo hingga  Banyuwangi. 

Sedangkan pasokan  dari kawasan  selatan  berasal dari daerah

Tulungagung, Blitar,  Lumajang,  dan Jember. 

Dibandingkan dengan ikan air tawar lain, ikan lele dianggap

memiliki keunggulan baik dari segi harga yaitu Rp 13.000,-/kg maupun

tingginya permintaan konsumen sehingga persaingan tidak menjadi

masalah. Permintaan konsumen terhadap ikan lele dan sayur yang belum

dapat terpenuhi dengan baik dari produksi yang ada. Dengan demikian

walaupun hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, peluang pasar

masih terbuka.

Kendala dalam pemasaran hasil budidaya adalah tengkulak.

Tengkulak cenderung mengambil keuntungan dengan cara menekan harga

dari petani dan menjual dengan harga tinggi. Masalah ini timbul

dikarenakan kurangnya jaringan penjualan. Dengan membangun jaringan

yang baik dan kuat, maka diharapkan masalah ini dapat teratasi.

9

Page 15: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

BAB III

OPERASIONALISASI USAHA

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktek usaha akan dilaksanakan mulai bulan Oktober

2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Kegiatan ini bertempat di Villa

Sengkaling S8, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

3.2 Materi

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi ikan lele dan tanaman

sawi semi organik pada sistem akuaponik sebagai berikut :

Benih ikan lele sangkuriang ukuran 5-7 cm berasal dari UPBAT

Kepanjen

Air tawar

Pakan pellet tipe F999, 781-1, 781-2 dan Supra Feed

Probiotik “Probiofish”

Pupuk kandang

Kapur

Kerikil dan pasir

Bibit tanaman sawi

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan ikan lele dan tanaman sawi

semi organik pada sistem akuaponik sebagai berikut :

Kolam beton ukuran 2,9 m x 5,5 m

Waring

Akuaponik

Pompa

Timbangan

Pengukur kualitas air seperti thermometer, pH universal, DO meter,

nitrat test kit, nitrit test kit, dan ammonium test kit

10

Page 16: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

3.3 Teknis Pelaksanaan

3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan pada usaha ini meliputi persiapan struktur

organisasi, pembagian tugas masing-masing anggota, survey lokasi untuk

kegiatan usaha budidaya, dan persiapan keperluan perlengkapan.

3.3.2 Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu persiapan lahan/kolam budidaya, penebaran benih,

pemeliharaan (kegiatan pembesaran) yang meliputi manajemen pakan,

manajemen kualitas air, manajemen penyakit, kegiatan pemasaran dan

evaluasi.

a. Persiapan Kolam Budidaya

Persiapan kolam budidaya meliputi pencucian menggunakan

deterjen, pembilasan sisa deterjen dengan air, pengeringan selama 3 hari,

pengapuran selama 4 hari pemasangan atap kolam dengan terpal,

persiapan air yaitu pengisian air dan menumbuhkan pakan alami. Air

yang diisi ke dalam kolam dengan ketinggian 60 – 75 cm. Setelah

pengisian air kolam selesai, kemudian air didiamkan selama 3 hari.

Setelah tiga hari kolam diberi pupuk kandang berupa kotoran sapi kering

dengan dosis 350 gr/m2 untuk menumbuhkan pakan alami, tumbuhnya

pakan alami ditandai dengan perubahan warna air menjadi hijau.

b. Penebaran Benih

Penebaran benih ini dilakukan setelah persiapan air selesai

dengan padat tebar untuk ikan lele ialah 250 ekor/m2 dengan luasan

kolam 15,95 m2. Sampling panjang dan berat ikan dilakukan setiap

10 hari dengan pengambilan sampel sebanyak 10 ekor. Penebaran benih

dilakukan pada sore hari untuk menghindari terjadinya stress pada benih

ikan yang ditebar. Pada proses penebaran ini dilakukan proses

aklimatisasi terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah dari proses

aklimatisasi sebagai berikut:

Memasukan benih yang masih terbungkus dalam plastik kedalam

kolam, kemudian menunggu hingga terjadinya embun didalam

plastik (sekitar 10 – 15 menit).

11

Page 17: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Membuka ikatan kantong plastik benih.

Mengeluarkan secara perlahan benih yang berada di dalam kantong

plastik.

c. Pembuatan akuaponik

Akuaponik sebagai wadah pemeliharaan tanaman sayur selada

terbuat dari talang berukuran 1 m x 0,25 m x 0,25 m sejumlah 9 unit

dilengkapi dengan pipa PVC sebagai saluran inlet dan outlet. Media

pertumbuhan berupa pasir kali dan kerikil yang telah dicuci dengan air

dan dikeringkan. Instalasi air dan listrik dipasang. pada masing-

masing wadah tanaman yaitu berupa pemasangan pompa, pipa inlet dan

outlet serta sumber listrik. Selanjutnya dilakukan ploting tanaman sawi

pada media tanam. Satu titik tanam diisi satu rumpun tanaman

sawi dengan jarak antar tanaman sebesar 10 cm. Pompa dipergunakan

untuk mengalirkan air kolam ke filter yaitu tanaman dan media tanam

kemudian dialirkan kembali ke kolam secara gravitasi. Pemasangan

akuaponik dilakukan setelah 1 bulan masa pemeliharaan.

d. Manajemen Pakan

Pakan yang diberikan dalam pemeliharaan ikan ini berupa pakan

pellet. Benih ikan lele ukuran 5 – 7 cm manajemen pemberian pakan

sebagai berikut pakan pellet F999 produksi PT. CP Prima diberikan

pada masa pemeliharaan 1– 9 hari; Selanjutnya pemberian pakan pellet

781-1 produksi PT. CP Prima pada masa pemeliharaan 10 – 14 hari,

dan pemeliharaan 15 – 30 hari diberikan pakan pellet 781-2 produksi

PT. CP Prima sebanyak 5% dari biomassa ikan per hari. Pada

pemeliharaan 31 – panen pakan yang diberikan ialah pakan pellet

Supra Feed dengan protein 25% sebanyak 3% dari biomassa ikan per

hari. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada jam 09.00,

16.00, dan 21.00 dengan dosis yang telah ditentukan diatas.

e. Manajemen Kualitas Air

Manajemen kualitas air dilakukan dengan sistem resirkulasi air

dalam akuaponik dan pemberian aplikasi probiotik untuk menjaga

kualitas air dan juga pengenceran air apabila terjadi blooming plankton

12

Page 18: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

di perairan kolam. Pengukuran kualitas air kolam budidaya dilakukan

setiap 10 hari sekali meliputi suhu, kecerahan, warna air, DO, pH,

ammoniak, nitrat, fosfat dan nitrit.

f. Manajemen Penyakit

Adapun cara pengelolaan serangan penyakit pada kegiatan

budidaya mengacu pada prinsip pencegahan terutama mencegah

masuknya wabah penyakit ke dalam kolam.Tindakan tersebut meliputi

sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang akan dipelihara serta lingkungan

pemeliharaan. Kontrol kualitas air dilakukan secara rutin untuk

mencegah timbulnya penyakit. Jika ikan yang dibudidayakan terkena

penyakit, maka treatment yang dilakukan dengan penerapan probiotik

dan antibiotic herbal. Hal ini dilakukan karena dalam budidaya ini

berusaha untuk menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya pada

proses budidaya yang nantinya apabila terdapat penggunaaan bahan

kimia berbahaya dalam treatment pada proses budidaya, maka bahan

kimia ini kemungkinan besar dapat menjadi residu dalam tubuh ikan

budidaya.

g. Pemasaran

Pemasaran dilakukan dengan cara membangun jaringan pasar

melalui promosi media cetak dan elektronik seperti leaflet, facebook

dan blog. Selain itu pemasaran secara langsung kepada konsumen yang

berada di daerah sekitar lokasi budidaya, warung-warung lalapan atau

warung makanan, pengepul atau penjual ikan lele skala besar maupun

di setiap unit usaha yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang.

h. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara berkala yaitu tiap minggu sekali dan

setiap selesai melakukan produksi, dan selesai melakukan kegiatan

pemasaran. Evaluasi meliputi kendala dalam pelaksanaan kegiatan,

masalah dalam proses budidaya, biaya produksi, dan evaluasi hasil

budidaya yang meliputi keberhasilan budidaya maupun kegagalan

dalam budidaya. Selain itu juga mengevaluasi kinerja kelompok.

13

Page 19: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

3.4 Analisis Usaha

3.4.1 Sumber Dana

Sumber dana usaha ini berasal dari swadaya masing-masing anggota

kelompok dengan besar Rp. 250.000,00, sehingga dana yang terkumpul dari

6 anggota kelompok ialah Rp. 1.500.000,00. Usaha ini melalukan kemitraan

bersama dosen perikanan yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes yang

menyediakan benih dan pakan.

3.4.2 Pengeluaran

Pengeluaran dana antara lain untuk biaya tetap, biaya variabel yang

meliputi persiapan, pemeliharaan dan pemanenan, transportasi, biaya

pemasaran dan lain-lain.

a. Biaya Tetap :

No Nama Alat Harga Satuan

(Rp.)

Jumlah Harga Total

(Rp.)

1 Pompa air 125.000 1 unit 125.000

2 Kuas 15.000 1 unit 15.000

3 Talang 30.000/4m 12 m 90.000

4 Lem pipa 10.000 1 unit 10.000

5 Pipa paralon ½ dim 20.000/4m 2 unit 40.000

6 Pipa keni 3.000 12 unit 36.000

7 Kain kasa/dacron 5.000 4 unit 20.000

8 Bambu 40.000 1 paket 40.000

9 Whiteboard 15.000 1 unit 15.000

Sub Total 391.000

b. Biaya Operasional (Biaya Variabel) :

No Nama Bahan Harga Satuan

(Rp.)

Jumlah Harga Total

(Rp.)

1 Benih lele sangkuriang

ukuran 5-7cm (@ 250

ekor/m2)

150 4000

ekor

600.000

2 Biaya listrik 30.000 3 bulan 90.000

14

Page 20: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

3 Pakan pellet F999 PT. CP

Prima (pemeliharaan hari

ke 1-9)

13.000 1 sak/

10 kg

132.000

4 Pakan pellet 781-1 PT. CP

Prima (pemeliharaan hari

ke 10 – 14)

10.000 5 kg 50.000

5 Pakan pellet 781-2 PT. CP

Prima (minggu ketiga –

keempat)

10.000 15 kg 150.000

6 Pakan pellet Suprafeed

(bulan kedua – panen)

6.000 384 kg 2.304.000

7 Benih sayur 500 108 buah 54.000

8 Pasir dan kerikil 10.000 1 sak 10.000

9 Obat, pupuk, kapur,

vitamin c, probiotik

100.000 1 paket 100.000

10 Promosi dan transportasi 100.000 100.000 100.000

Sub Total 3.590.000

Total 3.981.000

3.4.2 Proyeksi Pendapatan

Pendapatan dari usaha ini diperoleh dari penjualan penjualan ikan

hasil budidaya. SR ikan lele ialah 80% dari jumlah tebar ikan lele 4000

ekor dengan asumsi FCR 1,2. Perkiraan panen ikan lele perkilo ialah 10

ekor. Adapun perhitungan pendapatan sebagai berikut :

Nama barang Satuan Jumlah Harga

Satuan (Rp.)

Total harga

(Rp.)

Ikan Lele Kg 320 13.000 4.160.000

Sayur sawi Buah 36 5.000 180.000

Total 4.340.000

3.4.3 Analisa Usaha

a. Keuntungan = Pendapatan – Total biaya

15

Page 21: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

= Rp 4.340.000 – Rp 3.981.000

= Rp 359.000

b. Benefit Cost Ratio(B/C Rasio) = Pendapatan : Total Biaya

= Rp 4.340.000 : Rp 3.981.000

= 1,09

Artinya dengan penggunaan biaya produksi sebesar Rp.1,00 akan diperoleh

keuntungan sebesar Rp. 1,09

c. Break Event Point (BEP)

BEP Produksi

BEP Harga Produksi

= Total Biaya : Harga Satuan

= Rp 3.981.000 : Rp. 1200

= 3.317 ekor

= Total Biaya : Total Produksi

= Rp 3.981.000 : 320 Kg

= Rp. 12.440

Artinya titik impas produksi lele dicapai pada produksi 3.317 ekor.Sedangkan

titik impas harga produksi dicapai pada harga produksi Rp. 12.440

d. Payback Period = Total Biaya : Keuntungan

= Rp 3.981.000 : Rp 359.000

= 11

Artinya dalam jangka waktu 11 siklus atau 33 bulan modal usaha yang

diinvestasikan pada usaha budidaya ikan akan kembali.

e. Efisiensi penggunaan modal = Keuntungan : Total Biaya X 100%

= Rp 359.000 : Rp 3.981.000 X 100%

= 9,01%

Artinya keuntungan usaha budidaya ikan lele yang diperoleh mencapai 9,01%

dari total biaya yang dikeluarkan.

3.5 Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Anggota

16

Page 22: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Berikut ini struktur dan tugas pokok fungsi dari kegiatan usaha

produksi ikan lele dan tanaman sawi semi organik pada sistem akuaponik

CV. Mina SentosaAlamat : Perum Villa Sengkaling S8, DAU

Telp : 085790368766

Jabatan dan Tupoksi :

A. Direktur

Penanggung Jawab atas berjalannya usaha yang dikelola

Mengarahkan anggota sesuai tugas masing-masing

Meminta pertanggungjawaban dari Manajer

Mengambil keputusan atas segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha

B. Manajer Keuangan

Merencanakan anggaran keuangan usaha

Bertanggung jawab terhadap keuangan usaha yang dilaporkan kepada

direktur

Membuat catatan keuangan

Membuat estimasi produksi usaha yang dijalankan

C. Manajer Sarana Pokok Produksi

Mengkoordinasi dan menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk

produksi seperti kebutuhan pakan, sarana produksi dan lain – lain

17

DIREKTURFahim Fajari

MANAJER PRODUKSI & BUDIDAYA

Arini

MANAJER KEUANGANVerliyana

MANAJER PEMASARAN

Ibrahim Rumaratu

MANAJER KESEHATAN IKAN &

LINGKUNGAN

Restu Putri Astuti

MANAJER SARANA POKOK

PRODUKSI

Ratna Tomagola

Page 23: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Melakukan estimasi terhadap kebutuhan sarana pokok produksi

D. Manajer Produksi dan Teknik Budidaya

Memastikan tahapan pemeliharaan ikan berjalan dengan baik berdasar

CBIB

Memastikan aspek teknis budidaya berjalan dengan baik

Melakukan monitoring produksi

Melaksanakan pencatatan data kegiatan produksi sebagai bahan evaluasi

dan laporan

Melaporkan kegiatan produksi dan kendala pada evaluasi rutin

E. Manajer Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Melaksanakan kegiatan pencegahan untuk menjaga kesehatan ikan dan

lingkungan

Melaksanakan tugas yang meliputi kegiatan pengamatan dan upaya

penanggulangan pencemaran perairan.

Melaksanakan kegiatan perawatan kolam / saluran / pematang, pengujian

pengelolaan kolam percontohan serta usaha penanggulangan hama

penyakit ikan.

Mengkoordinasi dan menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk

kesehatan ikan dan lingkungan.

Melakukan tindakan pengobatan jika ikan terserang penyakit.

E. Manajer Pemasaran

Melakukan upaya penjaringan pasar melalui media cetak dan elektronik

Bertanggung jawab atas pemasaran hasil produksi

Menyusun dan melakukan strategi pemasaran yang jitu dan tepat sasaran

Melaporkan hasil pemasaran kepada Manajer Keuangan.

3.6. Jadwal

Tabel 2. Rencana jadwal kegiatan Praktek Usaha Perikanan

Bulan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

18

Page 24: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

No Agenda

1 Persiapan

a. Survey lokasi

b. Persiapan team dan pembagian tugas

c. Persiapan kolam dan perlengkapan

2 Pelaksanaan

a. Penebaran bibit

b. Pemeliharaan

c. Pemanenan

d. Pemasaran

e. Pencatatan

f. Pelaporan

3 Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad T., Sofiarsih L ., & Rusmana. 2007. The growth of Patin Pangasius hypopthalmus in a close system tank. Aquaculture. 2(1): 67 -73.

19

Page 25: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Basahudin, M.S. 2009. Panen Lele 2,5 Bulan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Diver S. 2006. Aquaponic-integration hydroponic with aquaculture. National Centre of Appropriate Technology. Department of Agriculture’s Rural Bussiness Cooperative Service. P. 28.

Endut A, Jusoh A, Ali N, Wan Nik WNS., Hassan A. 2009. Effect of flow rate on water quality parameters and plant growth of water spinach (Ipomoea aquatica) in an aquaponic recirculating system. Desalination and Water Treatment. Desalination Publication 5: 19-28.

Graber A, Junge R. 2009. Aquaponic Systems: Nutrient recycling from fish wastewater by vegetable production. Institute for Natural Resource Sciences Gruental. Waedenswil, Switzerland. Desalination 246: 147-156

Kusdiarti, et.al., 2006. Budidaya lkan Nila Hemat Lahan dan Air dengan Sistim Akuaponik Laporan Hasil Penelitian, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor: 95-102

Nazaruddin. 1999. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nugroho S, dkk. 2008. Air Hasil Olahan Limbah Rumah Sakit Dampaknya terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik dan Sintasan Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn). Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Lampung

Nugroho E. & Sutrisno. 2008. Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Jakarta: Penebar swadaya.

Putra, I & Pamukas. 2011. Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok Sp) Dengan Resirkulasi Sistem Aquaponik.Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 125-131

Rakocy J.E., 2006. Recirculating aquaculture tank production systems: aquaponics integrating fish and plant culture. Southern Regional Aquaculture Center, United States Department of Agriculture, Cooperative State Research, Education, and Extension Service.

Setijaningsih L. 2009. Peningkatan Produktivitas Kolam Melalui Perbedaan Jarak Tanam Tanaman Akuaponik Pada Pemeliharaan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laporan Hasil Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor Tahun 2009.

Sunarma, A. 2004. Peningkatan Produktifitas Usaha Lele Sangkuriang (Clarias sp.) Makalah Hasil Riset Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.

Team Penyuluh Perikanan. 2011. Budidaya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepenus). Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Yuliani, rindang. 2012. Akuaponik. http://biologi tumbuhan lahan basah.blogspot.com/2012/11/rindang-yuliani-j1c110014.html?m=1

20

Page 26: Proposal PUP Ikan Lele Akuaponik

Widyastuti, et.al., 2008. Peningkatan Produktivitas Air Tawar melalui Budidaya lkM Sistim Akuaponik. Prosiding Seminar Nasional Limnologi IV, LIPI, Bogor: 62-73

Anonim. 2010. Budidaya Ikan Lele (Clarias). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.

Anonim. 2012. Warta Pasar Ikan. http://www.wpi.kkp.go.id/?p=1008#more-1008 diakses pada tanggal 2 Oktober 2013.

Riswantoni. 2013. Perancangan Kampanye Konsumsi Buah Dan Sayuran Organik. http://unikom.ac.id , diakses 13 Desember 2013

21