proposal ptk qur'an hadist

52
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al- Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidu- pannya yang dilandasi oleh akidah. Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-hadis, menekankan pada

Transcript of proposal ptk qur'an hadist

Page 1: proposal ptk qur'an hadist

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-

Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata

pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis

merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak,

syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut.

Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih

(ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan

konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan sistem

norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan

makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia,

dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah

dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi

sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik,

ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan

lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan

perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah

(beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidu-

pannya yang dilandasi oleh akidah.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata

pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-hadis, menekankan pada

Page 2: proposal ptk qur'an hadist

2

kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan

kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.1

Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI

yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan

benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti atau makna

secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan

mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis sebagai sumber

utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan

sehari-hari.

Pentingnya pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz

munfasil dan mad wajib muttasil pada anak usia SD /MI tampaknya kurang sesuai dengan

realita di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Al-Qur’an Hadis di

MI Al-Hidayah Plumbungan kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo, masih banyak siswa

yang belum menyukai pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad

thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Dari 20 siswa hanya 20% yang antusias

mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz

munfasil dan mad wajib muttasil.2

Berdasarkan realitas diatas, hasil analisis peneliti faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya

minat belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis di MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono

Sidoarjo diajarkan tanpa menggunakan media ataupun metode khusus hanya saja guru menjelaskan

tanpa adanya pembiasaan pada suatu kelas.

1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

2 Faiqotus Zulfa, Guru bidang studi Al-Qur’an Hadist kelas IV MI Al-Hidayah Sukodono sda, 20 April 2014.

Page 3: proposal ptk qur'an hadist

3

Solusi pemecahannya adalah penulis menggunakan metode drill dalam pembelajaran Al-Qur’an

Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil.

Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan

latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Metode ini juga memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,

mempergunakan alat.

Berdasarkan idealitas dan realitas di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan

menerapkan Metode Drill. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Drill

untuk Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur’an Hadist pada Siswa Kelas III MI Al-Hidayah

Plumbungan Sukodono Sidoarjo”

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah adalah acuan pokok dari suatu kegiatan penelitian, karena rumusan

masalah merupakan pernyataan atau pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya dari

pengumpulan data.3 Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk merumuskan masalah

terlebih dahulu agar penelitian menjadi terarah. Adapun rumusan masalah dari penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang materi mengenal Mad

thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah

Plumbungan sebelum diberi tindakan ?

2. Bagaimana penerapan metode drill pada pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Al-

Hidayah Plumbungan ?

3. Bagaimana peningkatan minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang materi

mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa

di MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill ?

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 35.

Page 4: proposal ptk qur'an hadist

4

C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan minat belajar menemukan Al-Qur’an Hadist

tentang materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil adalah

menggunakan metode Drill. Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar

dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan

atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode ini juga memiliki

kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan

alat.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis PTK Kolaborasi, menurut Joni,

diterapkan PTK kolaborasi ini adalah untuk menciptakan adanya hubungan

kerjasejawatan. Guru dan mahasiswa dapat melakukan PTK secara kolaboratif yaitu

mereka melakukan penelitian secara bersama.4

Dengan demikian peneliti dapat memungkinkan mencari fakta tentang suatu hal,

selanjutnya guru melaksanakan tindakan yang dipilih oleh mahasiswa, yang kemudian

dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah tidakan tersebut benar-benar memecahkan

masalah pembelajaran yang sedang dihadapi guru. Apabila alternatif itu dapat

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas, berarti media itu tepat.5 Jadi

kolaborasi dimaksud disini adalah suatu upaya bersama antar peneliti, guru, kepala

sekolah untuk menentukan berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada di kelas,

melalui tindakan, mengevaluasi, melakukan refleksi, dan membuat kesimpulan bersama.

Prosedur pada PTK ini sebagaimana terkandung dalam pengertian penelitian tindakan

kelas itu sendiri yang dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart merupakan penelitian

4 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 35.

5 Ibid, 35.

Page 5: proposal ptk qur'an hadist

5

yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan

secara berulang. 6

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang mengenal Mad

thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah

Plumbungan sebelum diberi tindakan

2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode drill pada pelajaran al-qur’an hadist

di MI Al-Hidayah Plumbungan

3. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar al-qur’an hadist tentang materi

mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di

MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat,

permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan

Sukodono Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2013/2014, karena kelas ini

terdapat kesulitan pada mata pelajaran Al-aqur’an Hadist dengan kompetensi dasar

Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. PTK ini dilakukan

sebanyak 1 Siklus atau 1 Pertemuan @ 2 jam pelajaran (1 RPP).

6 AR Syamsuddin, et al., Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:PT. Rosda karya.2009), 202.

Page 6: proposal ptk qur'an hadist

6

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III Semester

genap, dengan kompetensi dasar mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad

wajib muttasil pada siswa

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan

strategi KWL sebagai berikut :

1. Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan minat

belajar Al-Qur’an Hadist

2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi

terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah

Page 7: proposal ptk qur'an hadist

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Drill

1. Pengertian Metode Drill

Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima

pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau

membangkitkan. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan

tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan

kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini

guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai

penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa

lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik

adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan

kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru

memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi

dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal

yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana

siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau

ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang

sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu

Page 8: proposal ptk qur'an hadist

8

asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri

yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari

suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau

ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.

2. Macam-Macam Metode Drill

Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu

sebagai berikut :

a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja

sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.

b. Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui

tukar pendapat, diskusi.

c. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk

menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah

atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.

d. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan

performan (kompetensi).

e. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam

kelas maupun di luar kelas.

3. Tujuan Penggunaan Metode Drill

Metode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

Page 9: proposal ptk qur'an hadist

9

a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,

mempergunakan alat.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill

a. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.

1. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.

2. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.

3. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi

b. Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

c. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik

segi jiwa maupun jasmani.

d. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu

mengulang suatu respons yang salah.

e. Latihan diberikan secara sistematis.

f. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan

koreksi.

g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

5. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:

1. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.

2. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

Page 10: proposal ptk qur'an hadist

10

3. Respon yang benar harus diperkuat.

4. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol

c. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.

d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.

e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya

kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.

f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.

1. Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.

2. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan

selanjutnya.

3. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk

melengkapi belajar.

6. Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill

a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih

kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan,

kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.

b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik,

karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur,

teliti dan mendorong daya ingatnya.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru,

memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini

dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui

prestasinya.

Page 11: proposal ptk qur'an hadist

11

7. Kelemahan Metode Drill

a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah

sekali menimbulkan kebosanan.

b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel

tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa

mogok belajar/latihan.

c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid,

baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru

d. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat

melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.

e. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid

akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan

tidak berdaya.

Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas

1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang

tepat.

2. Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru

segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.

3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul

maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi

kemajuan dari latihannya.

4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.

Page 12: proposal ptk qur'an hadist

12

5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan

dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa aktivitas atau kegiatan . Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan

memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.7

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam

suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk

mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau

pengalaman.

Menurut bloom, minat adalah apa ynag disebutnya sebagai subject-related affect, yang

didalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit

menemukan pembatas antara minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Yang tampak

adalah sebuah kontinum yang terentang dari pandangan (affect) negatif terhadpa sustu

pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan pada siswa apakah ia mempelajari itu,

apa yang ia sukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan

dengan menggunakan quisioner yang berupaya meningkatkan berbagai pendapat,

pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan sustu afek positif atau negatif

terhadap suatu pelajaran.

Menurut Nasution belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar tindakan atau perilaku siswa berubah

7 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 1995) cet II

Page 13: proposal ptk qur'an hadist

13

menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung pada siswa itu

sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa

minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk

memperhatikan suatu obyek tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar

dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan

dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.

Perasaan subyektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran

banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam menyalesaikan

tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya dadlah berdasarkan pada riwayat

sebelumnya dan penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar dari tugas-tugas itu.8

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan

aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan

bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek,

demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam

proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi

yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang

sedang dipelajari.Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat

sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan

sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan

menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang.

8 Ahamad Susanto. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. ( Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2013) hal 60

Page 14: proposal ptk qur'an hadist

14

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam

belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat

ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan

melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin

melakukan sesuatu.9

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Minat belajar adalah

kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan

tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam

hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir,

komunikasi, dan kreativitas.

2. Macam-macam Minat

Menurut Rasyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu : minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul

karena pengaruh dari luar. Pertama, minat yang bersal dari pembawaan timbul dengan

sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau

bakat alamiah.

Kedua, minat yang timbul karena pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring

dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini dipengaruhi oleh

lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.

Adpun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder mengelompokkan jenis minat

menjadi sepuluh macam, yaitu :

1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan

dengan alam, binatang dan tumbuhan

9 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..........................hal 24

Page 15: proposal ptk qur'an hadist

15

2. Minat mekanis, yaitu minat tehadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau

alat mekanik

3. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan

perhitungan

4. Miat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru

dan pemecahan masalah

5. Minat persuasif, yaitu minat yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain

6. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang brhubungan dengan kesenian,

kerajinan, dan kreasi tangan

7. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah membaca dan menulis

8. Minat musik, yaitu minat terhdap maslah-masalh musik

9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk

membantu orang lain

10. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif

3. Fungsi Minat Dalam Belajar

Dalam hal fungsi minat dalam belajar The Liang Gie mengemukakan bahwa minat

merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti

dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi

ialah:

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan, perhatian yang

serta merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa

Page 16: proposal ptk qur'an hadist

16

pemaksaan dan kemauan dalam diri seseorang, sedang perhatian yang dipaksakan

harus menggunakan daya untuk berkembang dan kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutif The Liang Gie mengatakan bahwa jika seseorang

telah memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan

beralih menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar

derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad

Tafsir bahwa minat telah muncul maka perhatian akan mengikutinya. Tetapi sama

dengan minat perhatian mudah sekali hilang.

Pendapat di atas, memberikan gambaran tentang eratnya kaitan antara minat dan

perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap sesuatu, maka terlebih dahulu

harus ditingkatkan minatnya.

2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian

serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga kemampuan

seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran

terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit

untuk diperhatikan. Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel bahwa konsentrasi

merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek,

dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar

berkaitan dengan kamauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam

belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.

3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Page 17: proposal ptk qur'an hadist

17

Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya,

orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami

pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat

studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired menjelaskan bahwa gangguan-

gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena sumber-sumber

gangguan itu sendiri. Kalau seseorang berminat kacil bahaya akan diganggu

perhatiannya.

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat bahan

pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat

terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi

ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa

teringat walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan

pelajaran yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat. Anak

yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata,

memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan

kosa kata yang memadai.

Penadapat di atas, menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan

dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus

berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Pendapat senada

dikemukakan oleh The Liang Gie bahwa kejemuan melakukan sesuatu atau

Page 18: proposal ptk qur'an hadist

18

terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada

bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan

dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-tama

menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-

besarnya.

4. Aspek-aspek Minat Belajar

Menurut Hurlock Mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak

mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek

kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan

menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang

melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari

proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat

terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat

dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun

berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang

dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.

2. Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang

menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap

terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif

Page 19: proposal ptk qur'an hadist

19

dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok

yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat

yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah

didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru,

kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada

aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau

memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang

diminatinya tersebut.

3. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau

pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek

kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi

dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang

yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya

sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran bahasa

Indonesia yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari

melalui proses penilaian kognitif, penilaian afektif dan psikomotorik seseorang

yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif,

afektif dan psikomotorik seseorang terhadap objek minat adalah positif maka

akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

5. Indikator Minat Belajar

Page 20: proposal ptk qur'an hadist

20

Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:10

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada

rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.

e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan

Menurut Dinar Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar

yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah

yaitu:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran

IPS, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPS.

Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman

efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri

c. Perhatian dalam Belajar

10

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..................58

Page 21: proposal ptk qur'an hadist

21

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian

merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,

pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang hal lain. Seseorang

yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan

memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap

pelajaran IPS, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya

d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajarankarena faktor minatnya

sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut

karena pengaruh dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang

menarik.Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampumengembangkan

minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscayaia bisa memperoleh prestasi

yang berhasil sekalipun ia tergolong siswayang berkemampuan ratarata.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai

berikut:

Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,

tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi

serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu

bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orang

lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri, selalu

mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh

lingkungannya.

e. Keterlibatan Siswa

Page 22: proposal ptk qur'an hadist

22

Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut

senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek

tersebut.

f. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar danjuga bahan pelajaran

serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini

pelajaran bahasa Indonesia) juga merupakan salah satu indikator minat. Karena

setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Pelajaran alquran banyak

memberikan manfaat kepada siswa bila alquran tidak hanya dipelajari di

sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran

alquran maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam

pelajaran alquran tersebut.

C. Teori Pembelajaran Al-Qur’an Hadist

D. Kaidah Ilmu Tajwid

1. Pengertian Ilmu Tajwid

Tajwid berasal dari kata jawwada dalam bahasa arab, Secara harfiah tajwid bermakna

melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus. Dalam ilmu Qira’ah, tajwid berarti

mengeluarkan huruf dari tempatnya sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid

adalah suatu ilmu yang mempelajari bagimana cara membunyikan atau mengucapkan

huruf-huruf yang ada dalm kitab suci al-Qur’an ataupun bukan.

Tajwid juga berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempaat keluarnya masing-masing

sesuai dengan haq dan mustahaqnya. Haq yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap

huruf seperti jahr, Isti’la dll. Haq huruf meliputu sifat-sifat huruf dan tempet keluar huruf.

Page 23: proposal ptk qur'an hadist

23

Sedangkan mustahaq yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu

seperti izhhar, ikhfa’, iqlab, mad, waqaf dan lain sebagainya.

2. Pengertian Mad

Mad artinya memanjangkan suara suatu bacaan. Mad menurut etimologi berarti tambahan.

Menurut istilah tajwid berarti memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau

huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada tiga, yaitu alif, wau

dan ya. Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris damah, sebelum ya berbaris kasrah dan

sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris

fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut dengan huruf layin.

Mad ialah memanjangkan bunyi huruf (bacaan) karna di dalamnya terdapat salah satu

huruf mad. Adapun huruf mad ada tiga macam, yaitu: a. Alif (ا) b. Wau (و) c. Ya (ي).

3. Macam-macam Mad

a. Huruf Alif (ا) menjadi huruf mad, apabila huruf alif tidak berharekat dan huruf

sebelumnya berharakat fathah. Contoh : غ اس ق أ ف و اًجاً ح ا ِسد

b. Huruf wau (و) menjadi huruf mad, apabila huruf wau sukun huruf sebelumnya

damah. Contoh : الو ن ي و ل د د و ر ي د خ ص

c. Huruf Ya (ي) menjadi huruf mad, apabila huruf ya sukun dan huruf sebelumnya

berharakat kasrah.11

Contoh : ق ِد ي ر فِيهِ عليم

Mad dalam ilmu Tajwid secara garis besar di bagi dua macam, yaitu:

a. Mad Thabi'I (Mad Asli), seperti penjelasan dan contoh diatas.

b. Mad Far'I yang akan dijelaskan kemudian.Cara membaca Mad Thabi'I adalah

dengan memanjangkan bacaan dua harakat atau satu alif.12

11

Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. Penerbit”KARYA UTAMA” Surabaya

12 Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. Penerbit”KARYA UTAMA” Surabaya

Page 24: proposal ptk qur'an hadist

24

Harakat adalah gerakan bilangan atau ketukan irama yang sedang, seperti ketukan not-not

dalam lagu.Sekarang kita membicarakan Mad Far'i. Mad Far'I adalah mad yang

merupakan hokum tambahan dari Mad Thabi'I yang disebabkan oleh hamzah, sukun,

waqaf, tasydid dan sebab-sebab lain yang berfungsi membedakan panjang atau pendeknya

suatu bacaan.

Mad Far'I terbagi menjadi 13 macam, namun dalam pembahasan ini hanya ada tiga yang

di bahas yaitu :

a. Mad Wajib Muttasil

Mad Wajib Muttasil adalah pemanjangan suara, karena ada huruf mad asli bertemu

dengan hamzah dalam satu kalimat. Dibaca lima harkat apabila wasal (terus), dan

dibaca enam harkat ketika waqaf (berhenti) Contoh:13

وقلجاءالحق

b. Mad Jaiz Munfasil

Mad Jaiz Munfasil adalah pemanjangan suara karena adanya huruf mad asli

bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca 2-5 harkat

Contoh:14

ا ن ماانزل

E. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI

1. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di MI

Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran

PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis

dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti 13 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.html

14 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.html

Page 25: proposal ptk qur'an hadist

25

atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang

akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan

pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1)

pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin

tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan

kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan

ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di

samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap

perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget).

Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6

- 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh

dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman

sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa

individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian

diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya,

mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-

hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman

hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,

membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur'an dan hadis;

b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-

Qur’an-hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;

Page 26: proposal ptk qur'an hadist

26

c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi

kandungan ayat al-Qur'an dan hadis.15

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-qur’an di MI

Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah

ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti

dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-

hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,

silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik,

dan amal salih.16

Kelas III, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Menghafal surat-surat pendek secara

benar dan fasih

4.1 Membaca surat al-Qaari’ah dan surat at-Tin

secara benar dan fasih

4.2 Menghafalkan surat al-Qaari’ah dan surat at-

Tin secara benar dan fasih

2. Memahami arti surat-surat pendek 5.1 Mengartikan surat al-Faatihah dan surat al-

Ikhlaas

15

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

16

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

Page 27: proposal ptk qur'an hadist

27

5.2 Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan

al- Ikhlas

3. Memahami kaidah ilmu tajwid

6.1 Mengenal bacaan Mad Thabi’i, Mad Waajib

Muttasil, dan Mad Jaa’iz Munfasil

6.2 Menerapkan bacaan Mad Thabi’i, Mad Waajib

Muttasil dan Mad Jaa’iz Munfasil

4. Memahami hadis tentang

persaudaraan secara benar dan fasih

7.1 Menghafalkan hadis tentang persaudaraan

7.2 Menerapkan perilaku persaudaraan dengan

sesama

Page 28: proposal ptk qur'an hadist

28

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan

maslah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.17

Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni penelitian,

tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang

dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan

sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk

memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat

proses pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di setting

untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan

dan kondisi yang real tanpa direkayasa.18

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. Dimana dalam

penelitian ini peneliti ikut terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran bersama guru

dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti tindakan kelas dipandang

sebagai suatu cara untuk menandai sebuah bentuk kegiatan yang dirancang untuk

memperbaiki kualitas pendidikan.

17

Wina Sanyaja, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 26 18

Ibid 26-27

Page 29: proposal ptk qur'an hadist

29

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Spiral Kemmis dan

MC Taggart secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat

perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan

sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,

perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.19

desain model Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat

atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa

untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

B. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono

Siadoarjo pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist khususnya materi Mengenal

bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil

b. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap yaitu pada

bulan april 2014

c. Subyek penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Hidayah

Plumbunagn Sukodono Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa

sebanyak 20 siswa perempuan 11 laki-laki 9 siswa.

Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas

ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti

19

Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 68.

Page 30: proposal ptk qur'an hadist

30

lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di

terapkan pada sekolah tersebut.

C. Variabel yang di Teliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan minat belajar

dengan menerapkan metode drill pada mata pelajaran al-qur’an hadist kelas III.

Disamping vriabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :

1. Variabel input : siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan

2. Variabel Proses : penerapan metode drill

3. Variabel output : minat belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist

khususnya materi Mengenal bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad

Jaiz Munfasil

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 MI Al-Hidayah Plumbungan

Sukodono Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pemilihan kelas ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas ini masih perlu

ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan. Selain itu

pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di terapkan pada sekolah

tersebut.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode drill, mengapa peneliti

menggunakan penerapan metode drill ? karena drill merupakan kegiatan berupa

pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian

terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di

pergunakan oleh yang bersangkutan

D. Rancangan Tindakan

Page 31: proposal ptk qur'an hadist

31

Penelitian ini dilakukan model alur PTK sebagaimana tabel berikut :

(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan,

maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya

sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.

1. Pelaksanaan penelitian

Siklus 1

a) Perencanaan

1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu

segera diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses

pembelajaran dan wawancara terhadap siswa kelas III dan guru kelas III.

2. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses

pembelajaran dengan menerapkan metode drill. Lembar observasi tentang kinerja

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

?

Page 32: proposal ptk qur'an hadist

32

guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu

membuat pedoman wawancara bagi siswa tentang kesan-kesannya selama proses

pembelajaran.

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Membuat Lembar Kerja Siswa untuk menuntun siswa tentang materi Mengenal

bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil

5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan minat belajar siswa setelah

menerapkan metode drill

b) Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup

1. Tahap Persiapan

- Membuat rencana pembelajaran.

- Menyiapkan materi pelajaran

- Menyiapkan sumber belajar

- Menyiapkan media pembelajaran

- Menyiapkan alat pengumpul data

2. Kegiatan Awal

- Menyampaikan salam pembuka dengan ramah dan menanyakan keadaan

kesehatan

- Menggali pengetahuan siswa dalam mengenal ilmu tajwid

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang

harus dikuasai siswa hari ini

- Membentuk kelompok kecil maksimal 4 anak

- Mendesain kelas dalam bentuk kelompok kecil

Page 33: proposal ptk qur'an hadist

33

3. Kegiatan Inti

- Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengertian bacaan mad dan huruf-

huruf mad

- Siswa mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad tobi’i

- Menemukan bacaan mad tobi’i dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok

- Siswa membaca mad tobi’i dalam kata / kalimat

- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Wajib Muttasil

- Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil dalam ayat al-Qur’an secara

berkelompok

- Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam kata / kalimat

- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Jaiz Munfasil

- Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil dalam ayat al-Qur’an secara

berkelompok

- Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata / kalimat

- Secara berkelompok, siswa mendiskusikan perbedaan mad thabi’i, mad jaiz

munfasiln dan mad wajib muttasil

- Perwakilan kelompok membackan hasil diskusinya di deapn kelas secara

bergantian

- Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan menemukan bacaan mad thabi’i,

mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

- Siswa mempraktekkan membaca ayat al-qur’an dengan bacaan yang

ditemukannya

4. Kegiatan Akhir

- Secara klasikal guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari

- Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti

- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

c) Observasi

Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan

untuk mengumpulkan data yaitu kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

Page 34: proposal ptk qur'an hadist

34

pembelajaran materi Mengenal bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad

Jaiz Munfasil

d) Refleksi

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah : mencatat hasil observasi, mengevaluasi

hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan

untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK

tercapai.

Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan anatara penelitian dan

pengamatan untuk menemukan penyebab mencari jalan pemecahannya. Dengan

demikian diharapkan pada akhir siklus tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

E. Data dan Cara Pengumpulan

1. Sumber data

Sumber data PTK ini adalah :

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa selama proses kegiatan

belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode drill terhadap minat

belajar siswa.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data

yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan

cara sebagai berikut :

1. Observasi

Page 35: proposal ptk qur'an hadist

35

Merupakan proses pengamatan langsung terhadap kondisi, situasi, proses, dan

perilaku saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dipergunakan untuk

mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan

penerapan materi dengan metode drill yang dilaksanakan guru dan peneliti

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara

langsung dengan responde. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk

memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang alami.

Selain itu wawancara juga di gunakan untuk memperoleh informasi tentang minat

belajar siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengevaluasi yang berupa daftar pertanyaan atau

pernyataan yang dijawab oleh siswa yang berkenaan dengan sikap dan suasana

pembelajaran

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas.

Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)20

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa pada pelajaran al-Qur’an Hadis telah mencapai 75%

2. Tingkat keefektifan pembelajran al-Qur’an Hadis mencapai 75%

20

Sudjana, Evaluasi hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Mertiana, 1998), 127.

Page 36: proposal ptk qur'an hadist

36

INSTRUMEN VALIDASI DOKUMEN RPP

Mata Pelajaran : ...............................................

Nama Guru : ................................................

Sekolah : .................................................

Kabupaten/Kota : ..................................................

Provinsi : ...................................................

Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian

No Komponen / Indikator Penilaian Catatan

Umum Ya Tidak

1 A Disusun untuk setiap KD yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

atau lebih.

B Komponen RPP: identitas mapel, SK, KD,

indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembeja-

ran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian

hasil belajar dan sumber belajar.

II Penjelasan Komponen RPP

A Identitas RPP

1 Berisi satuan pendidikan

Berisi kelas / semester

Berisi program

Berisi mata pelajaran

Berisi jumlah pertemuan.

B SK dan KD

1 Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan

standar Isi

2 Keterkaitan antara SK dan KD

C Indikator

Page 37: proposal ptk qur'an hadist

37

1 Ada kesesuaian dengan indikator pada

silabus.

2 Indikator dikembangkan sesuai dengan

karakteristik peserta didik, mata pelajaran,

satuan pendidikan, dan potensi daerah.

3 Indikator dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang

dapat diukur dan diamati yang mencakup

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

4 Indikator digunakan sebagai dasar untuk

menyusun alat penilaian.

5 Setiap KD dikembangkan menjadi

beberapa indikator (minimal satu KD ada

dua indikator).

6 Kata Kerja Operasional (KKO) pada

indikator pencapaian tidak melebihi

tingkatan berpikir KKO dalam KD.

D Tujuan Pembelajaran

1 Menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

sesuai dengan kompetensi dasar.

2 Penyusunan tujuan pembelajaran mengacu

pada indikator

3 Tujuan pembelajaran mengandung unsur

ABCD

E Materi Pembelajaran

1 Memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan

2 Cakupan materi sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai.

F Alokasi Waktu

1 Sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar

Page 38: proposal ptk qur'an hadist

38

G Metode Pengajaran

1 Sesuai dengan situasi dan kondisi peserta

didik

2 Sesuai dengan karakteristik dari indikator

dan kompetensi yang akan dicapai pada

setiap mata pelajaran

3 Mengacu pada kegiatan pembelajaran yang

ditetapkan dalam silabus

H Kegiatan Pembelajaran

1 Pendahuluan

a Kegiatan awal untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran.

b Mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari

Menjelaska tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai

2 Kegiatan inti

a Melibatkan peserta didik untuk mencari

informasi tentang materi yang akan

dipelajari

b Dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif

serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

c Membiasakan peserta didik membaca dan

menulis melalui tugas yang bermakna

d Memfasilitasi peserta didik dalam

Page 39: proposal ptk qur'an hadist

39

Rekomendasi Petugas Validasi untuk Dokumen RPP :………………………

…………………………………………………………………………………….

Mengetahui.

Validator Guru Mapel

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

e Memberi kesempatan untuk berpikir,

menganalisis, menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut

f Memfasilitasi peserta didik untuk membuat

laporan eksplorasi secar individu maupun

kelompok

g Memfasilitasi peserta didik menyajikan

kerja individu maupun kelompok

3 Penutup

a Merefleksikan kegiatan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran.

b Membuat rangkuman atau kesimpulan dan

penilaian.

c Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

I Penilaian Hasil Belajar

1 Prosedur dan instrumen penilaian proses

dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi.

2 Mengacu kepada standar penilaian.

3 Ada lampiran soal dan jawaban sesuai

dengan indikator pencapaian.

H Sumber Belajar

1 Penentuan sumber belajar didasarkan pada

SK, KD, materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi.

Page 40: proposal ptk qur'an hadist

40

Lembar Kerja Siswa

Siklus I

Nama : ……………

Kelas : ……………

1. Carilah salah satu surat al-Qur’an dalam juz 30

2. Temukan beberapa contoh bacaan mad yang ada pada surat tersebut !

3. Tentukan mana yang termasuk mad thabi’i, mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil !

4. Jelaskan alasan mu mengapa disebut bacaan mad?

5. Praktekkan cara membacanya dengan memperhatikan ilmu tajwid, kesesuaian bacaan

huruf, dan panjang pendek suatu bacaan.

Nama Surat Bacaan Mad Alasan Cara

Membaca Mad Thabi’i Mad Wajib

Muttasil

Mad Jaiz

Munfasil

Page 41: proposal ptk qur'an hadist

41

Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas / Semester :

Hari / Tanggal :

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode drill

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3

1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang

diberikan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran

disampaikan.

3. Siswa memusatkan perhatian pada materi

pembelajaran yang dipelajari.

4. Mendengarkan penjelasan tentang pengertian

bacaan mad dan huruf-huruf mad

4 Mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad

tobi’i guru.

5 Siswa membaca mad tobi’i dalam kata /

kalimat

6 Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan

mad Wajib Muttasil

7 Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil

dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok

8 Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam

kata / kalimat

9 Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan

Page 42: proposal ptk qur'an hadist

42

mad Jaiz Munfasil

10 Secara berkelompok, siswa mendiskusikan

perbedaan mad thabi’i, mad jaiz munfasiln dan

mad wajib muttasil

11 Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata

/ kalimat

12 Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil

dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok

13 Membackan hasil diskusinya di deapn kelas

secara bergantian

14 Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan

menemukan bacaan mad thabi’i, mad wajib

muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

15 Siswa mempraktekkan membaca ayat al-qur’an

dengan bacaan yang ditemukannya

16. Siswa merespon kesimpulan materi

pembelajaran yang disampaikan guru.

Skor perolehan

Persentase = x 100 =

Skor Maksimal

Keterangan:

Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√)

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

Skor perolehan

4 : Persentase = x 100

Skor Maksimal

Surabaya, 16 Mei 2014

Widiyah Astutik

NIM : D0721104

Page 43: proposal ptk qur'an hadist

43

Pedoman Wawancara untuk Guru

Nama Guru :

Tanggal :

1. Bagaimana menurut Ibu tentang metode drill ?

……………………………………………………………………………….

2. Apakah Ibu memahami langkah-langkah metode drill ?

……………………………………………………………………………….

3. Menurut Ibu apakah keuntungan metode drill ini dalam pembelajaran Mengenal bacaan

Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil di kelas tiga ?

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………...........................................

4. Bagaimana kesannya terhadap metode drill ?

………………………………………………………………………………......................

5. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode drill ?

………………………………………………………………………………......................

Page 44: proposal ptk qur'an hadist

44

Pedoman Wawancara untuk Siswa

Nama Siswa :

Tanggal :

3. Apakah kamu suka dengan mata pelajaran al-qur’an Hadist ?

………………………………………………………………………………

4. Mata pelajaran apa yang kamu sukai ?

………………………………………………………………………………

5. Apakah kamu suka membaca al-Qur’an ?

………………………………………………………………………………

6. Kesulitan apa yang kamu hadapi pada saat membaca al-Qur’an ?

………………………………………………………………………………

7. Bagaimana kesan kalian pada saat mempelajari al-qur’an dengan metode drill ?

………………………………………………………………………………

8. Apakah langkah-langkahnya kamu pahami ?

………………………………………………………………………………

Kesimpulan :

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

Page 45: proposal ptk qur'an hadist

45

Angket Untuk Siswa

Nama Siswa :

Tanggal :

Isilah dengan tanda ceklis ( √ ) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan pendapatmu !

No Pernyataan Pendapat

Ya Tidak

1 Saya merasa senang terhadap mata pelajaran al-Qur’an

Hadist

2 Saya merasa tertarik pada kegiatan memmbaca al-

qur’an dengan memperhatikan kaidah tajwid

3 Saya berkonsentrasi pada saat pembelajaran

berlangsung

4 Saya suka mata pelajaran al-qur’an karena pengaruh

dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang

menarik

5 Saya dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam

pelajaran alquran.

Jumlah

Page 46: proposal ptk qur'an hadist

46

INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA PRA TINDAKAN

No Indikator Skor Penilaian Skor

1 2 3 4

1 Ketertarikan Siswa

2 Perasaan Senang

3 Perhatian dalam Belajar

4 Bahan Pelajaran dan Sikap

Guru yang Menarik

5 Keterlibatan Siswa

6 Manfaat dan Fungsi Mata

Pelajaran

INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA SETELAH TINDAKAN

No Indikator Skor Penilaian Skor

1 2 3 4

1 Ketertarikan Siswa

2 Perasaan Senang

3 Perhatian dalam Belajar

4 Bahan Pelajaran dan Sikap

Guru yang Menarik

5 Keterlibatan Siswa

Page 47: proposal ptk qur'an hadist

47

Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran

No Nama siswa Aspek yang diamati Ket

Keterta

rikan

siswa

Perasaa

n

senang

Perhati

an

dalam

belajar

Bahan

pelajaran dan

sikap guru

yang menarik

Keter

libata

n

siswa

Manfaat

dan fungsi

mata

pelajaran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 48: proposal ptk qur'an hadist

48

Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas / Semester :

Hari / Tanggal :

Hasil Checklist Aktivitas Guru

No Kegiatan Skor

1 2 3 4

1 Membuka pelajaran

a. Menarik perhatian

b. Menimbulkan motivasi

c. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah

pembelajaran

d. Mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab

tentang bacaan mad

2 Pelaksanaan

a. Guru menjelaskan tentang pengertian bacaan mad

dan huruf-huruf mad

b. Menfasilitasi siswa dalam menemukan bacaan

mad tobi’i dalam ayat al-Qur’an secara

berkelompok

c. Menyimak Siswa membaca mad tobi’i dalam kata

/ kalimat

d. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Wajib

Muttasil

e. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad

Wajib Muttasil dalam ayat al-Qur’an secara

berkelompok

f. Menyimak siswa membaca mad Wajib Muttasil

dalam kata / kalimat

g. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Jaiz

Page 49: proposal ptk qur'an hadist

49

Munfasil

h. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad Jaiz

Munfasil dalam ayat al-Qur’an secara

berkelompok

i. Menyimak Siswa membaca mad Jaiz Munfasil

dalam kata / kalimat

j. Secara berkelompok, siswa mendiskusikan

perbedaan mad thabi’i, mad jaiz munfasiln dan

mad wajib muttasil

k. Perwakilan kelompok membackan hasil

diskusinya di deapn kelas secara bergantian

l. Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan

menemukan bacaan mad thabi’i, mad wajib

muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

m. Siswa mempraktekkan membaca ayat al-

qur’an dengan bacaan yang ditemukannya

n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melaporkan hasil kerjanya

3 Penguasaan materi ajar

a. Orientasi, motivasi, dan bahasa(sederhana dan

jelas).

b. Sistematika dan variasi penjelasan.

c. Kesesuaian materi terhadap kompetensi

d. Keluasan materi ajar

4 Strategi / metode yang digunakan

a. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan,

Drill ( teknik inquiry ) dengan indikator

pembelajaran

b. Kesesuaian strategi Pemodelan,Penugasan, Drill

( teknik inquiry ) dengan karakter peserta didik

c. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan,

Drill ( teknik inquiry ) dengan karakter materi

Page 50: proposal ptk qur'an hadist

50

ajar

d. Variasi penggunaan startegi antara Pemodelan,

Penugasan dan Drill ( teknik inquiry )

4 Performance

a. Suara intonasi, nada, dan irama.

b. Posisi dan gerakan guru.

c. Pola interaksi perhatian pada siswa.

d. Ekspresi roman muka.

5 Media, bahan, sumber pembelajaran(MBSP)

a. Menggunakan media slide

b. Sumber pembelajaran menggunakan juz amma

c. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan

sumber belajar menggunakan juz amma) dengan

indikator pembelajaran.

d. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan

sumber belajar menggunakan juz amma) dengan

karakter materi ajar.

e. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan

sumber belajar menggunakan juz amma) dengan

karakter peserta didik.

f. Variasi MBSP

6 Bertanya

a. Pertanyaan jelas dan konkrit.

b. Pertanyaan memberikan waktu berfikir.

c. Pemerataan pertanyaan pada siswa.

d. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi.

7 Reinforment(memberi penguatan)

a. Penguatan verbal.

b. Penguatan non verbal.

c. Variasi penguatan.

d. Feed back.

8 Menutup pembelajaran

a. Guru mengulang kembali materi yang telah

Page 51: proposal ptk qur'an hadist

51

dipelajari

b. Tanya jawab tentang materi yang belum

dimengerti

c. Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan

materi yang telah disampaikan

Skor perolehan

Persentase = x 100 =

Skor maksimal

Keterangan :

1 : jika ada satu dari empat butir

2 : jika ada dua dari empat butir

3 : jika ada tiga dari empat butir

4 : jika lengkap empat butir

Skor perolehan

5: Prosentase = x 100

Skor Maksimal

Surabaya, 14 Mei 2014

Peneliti

Widiyah Astutik

NIM. D07211048

Page 52: proposal ptk qur'an hadist

52

DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Ahamad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group

Sanyaja, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia

Indonesia

Sudjana. 1998. Evaluasi hasil Belajar, Bandung: Pustaka Mertiana

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

AR Syamsuddin, et al.,2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,(Bandung:PT.

Rosda karya

Effendi, ahmad fuad. 2005. Metodologi pengajaran bahasa arab. Malang : miskat Izzan,

Ahmad. 2009. Metodologi pembelajaran bahas arab. Bandung : humaniora

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008