proposal ptk qur'an hadist
-
Upload
widiyah02astutik -
Category
Documents
-
view
2.109 -
download
50
Transcript of proposal ptk qur'an hadist
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-
Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata
pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis
merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak,
syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut.
Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih
(ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan sistem
norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan
makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia,
dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah
dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi
sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik,
ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan
lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah
(beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidu-
pannya yang dilandasi oleh akidah.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata
pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-hadis, menekankan pada
2
kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.1
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI
yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan
benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti atau makna
secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis sebagai sumber
utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan
sehari-hari.
Pentingnya pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz
munfasil dan mad wajib muttasil pada anak usia SD /MI tampaknya kurang sesuai dengan
realita di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Al-Qur’an Hadis di
MI Al-Hidayah Plumbungan kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo, masih banyak siswa
yang belum menyukai pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad
thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Dari 20 siswa hanya 20% yang antusias
mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz
munfasil dan mad wajib muttasil.2
Berdasarkan realitas diatas, hasil analisis peneliti faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya
minat belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis di MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono
Sidoarjo diajarkan tanpa menggunakan media ataupun metode khusus hanya saja guru menjelaskan
tanpa adanya pembiasaan pada suatu kelas.
1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
2 Faiqotus Zulfa, Guru bidang studi Al-Qur’an Hadist kelas IV MI Al-Hidayah Sukodono sda, 20 April 2014.
3
Solusi pemecahannya adalah penulis menggunakan metode drill dalam pembelajaran Al-Qur’an
Hadis khususnya materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil.
Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan
latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
Metode ini juga memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat.
Berdasarkan idealitas dan realitas di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan
menerapkan Metode Drill. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul “Penerapan Metode Drill
untuk Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur’an Hadist pada Siswa Kelas III MI Al-Hidayah
Plumbungan Sukodono Sidoarjo”
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah adalah acuan pokok dari suatu kegiatan penelitian, karena rumusan
masalah merupakan pernyataan atau pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya dari
pengumpulan data.3 Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk merumuskan masalah
terlebih dahulu agar penelitian menjadi terarah. Adapun rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang materi mengenal Mad
thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah
Plumbungan sebelum diberi tindakan ?
2. Bagaimana penerapan metode drill pada pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Al-
Hidayah Plumbungan ?
3. Bagaimana peningkatan minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang materi
mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa
di MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill ?
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 35.
4
C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan minat belajar menemukan Al-Qur’an Hadist
tentang materi mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil adalah
menggunakan metode Drill. Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan
atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode ini juga memiliki
kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan
alat.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis PTK Kolaborasi, menurut Joni,
diterapkan PTK kolaborasi ini adalah untuk menciptakan adanya hubungan
kerjasejawatan. Guru dan mahasiswa dapat melakukan PTK secara kolaboratif yaitu
mereka melakukan penelitian secara bersama.4
Dengan demikian peneliti dapat memungkinkan mencari fakta tentang suatu hal,
selanjutnya guru melaksanakan tindakan yang dipilih oleh mahasiswa, yang kemudian
dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah tidakan tersebut benar-benar memecahkan
masalah pembelajaran yang sedang dihadapi guru. Apabila alternatif itu dapat
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas, berarti media itu tepat.5 Jadi
kolaborasi dimaksud disini adalah suatu upaya bersama antar peneliti, guru, kepala
sekolah untuk menentukan berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada di kelas,
melalui tindakan, mengevaluasi, melakukan refleksi, dan membuat kesimpulan bersama.
Prosedur pada PTK ini sebagaimana terkandung dalam pengertian penelitian tindakan
kelas itu sendiri yang dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart merupakan penelitian
4 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 35.
5 Ibid, 35.
5
yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan
secara berulang. 6
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui minat belajar Al-Qur’an Hadist tentang mengenal Mad
thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah
Plumbungan sebelum diberi tindakan
2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode drill pada pelajaran al-qur’an hadist
di MI Al-Hidayah Plumbungan
3. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar al-qur’an hadist tentang materi
mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di
MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat,
permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan
Sukodono Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2013/2014, karena kelas ini
terdapat kesulitan pada mata pelajaran Al-aqur’an Hadist dengan kompetensi dasar
Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. PTK ini dilakukan
sebanyak 1 Siklus atau 1 Pertemuan @ 2 jam pelajaran (1 RPP).
6 AR Syamsuddin, et al., Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:PT. Rosda karya.2009), 202.
6
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III Semester
genap, dengan kompetensi dasar mengenal Mad thabi’i, mad jaiz munfasil dan mad
wajib muttasil pada siswa
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan
strategi KWL sebagai berikut :
1. Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan minat
belajar Al-Qur’an Hadist
2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Drill
1. Pengertian Metode Drill
Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima
pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau
membangkitkan. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan
kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai
penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa
lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan
kondisi pembelajaran.
Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi
dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal
yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.
Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang
sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu
8
asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri
yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari
suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau
ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.
2. Macam-Macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu
sebagai berikut :
a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja
sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.
b. Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, diskusi.
c. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah
atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
d. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan
performan (kompetensi).
e. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
3. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
9
a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.
4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill
a. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.
1. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.
2. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.
3. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi
b. Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
c. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik
segi jiwa maupun jasmani.
d. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu
mengulang suatu respons yang salah.
e. Latihan diberikan secara sistematis.
f. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan
koreksi.
g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.
5. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill
a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
1. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
2. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
10
3. Respon yang benar harus diperkuat.
4. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
c. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.
d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya
kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
1. Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
2. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan
selanjutnya.
3. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar.
6. Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill
a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih
kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan,
kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik,
karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur,
teliti dan mendorong daya ingatnya.
c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru,
memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini
dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui
prestasinya.
11
7. Kelemahan Metode Drill
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah
sekali menimbulkan kebosanan.
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel
tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa
mogok belajar/latihan.
c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid,
baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru
d. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat
melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
e. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid
akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan
tidak berdaya.
Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas
1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang
tepat.
2. Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru
segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul
maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi
kemajuan dari latihannya.
4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
12
5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan
dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa aktivitas atau kegiatan . Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan
memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.7
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam
suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk
mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau
pengalaman.
Menurut bloom, minat adalah apa ynag disebutnya sebagai subject-related affect, yang
didalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit
menemukan pembatas antara minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Yang tampak
adalah sebuah kontinum yang terentang dari pandangan (affect) negatif terhadpa sustu
pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan pada siswa apakah ia mempelajari itu,
apa yang ia sukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan
dengan menggunakan quisioner yang berupaya meningkatkan berbagai pendapat,
pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan sustu afek positif atau negatif
terhadap suatu pelajaran.
Menurut Nasution belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar tindakan atau perilaku siswa berubah
7 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 1995) cet II
13
menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung pada siswa itu
sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa
minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk
memperhatikan suatu obyek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar
dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan
dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.
Perasaan subyektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran
banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam menyalesaikan
tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya dadlah berdasarkan pada riwayat
sebelumnya dan penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar dari tugas-tugas itu.8
Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan
aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan
bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek,
demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam
proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi
yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang
sedang dipelajari.Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat
sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan
sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan
menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang.
8 Ahamad Susanto. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. ( Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2013) hal 60
14
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat
ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu.9
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Minat belajar adalah
kecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan
tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam
hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir,
komunikasi, dan kreativitas.
2. Macam-macam Minat
Menurut Rasyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul
karena pengaruh dari luar. Pertama, minat yang bersal dari pembawaan timbul dengan
sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau
bakat alamiah.
Kedua, minat yang timbul karena pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring
dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini dipengaruhi oleh
lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.
Adpun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder mengelompokkan jenis minat
menjadi sepuluh macam, yaitu :
1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan
dengan alam, binatang dan tumbuhan
9 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..........................hal 24
15
2. Minat mekanis, yaitu minat tehadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau
alat mekanik
3. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan
perhitungan
4. Miat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru
dan pemecahan masalah
5. Minat persuasif, yaitu minat yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain
6. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang brhubungan dengan kesenian,
kerajinan, dan kreasi tangan
7. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah membaca dan menulis
8. Minat musik, yaitu minat terhdap maslah-masalh musik
9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk
membantu orang lain
10. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif
3. Fungsi Minat Dalam Belajar
Dalam hal fungsi minat dalam belajar The Liang Gie mengemukakan bahwa minat
merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti
dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi
ialah:
1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan, perhatian yang
serta merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa
16
pemaksaan dan kemauan dalam diri seseorang, sedang perhatian yang dipaksakan
harus menggunakan daya untuk berkembang dan kelangsungannya.
Menurut Jhon Adams yang dikutif The Liang Gie mengatakan bahwa jika seseorang
telah memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan
beralih menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar
derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad
Tafsir bahwa minat telah muncul maka perhatian akan mengikutinya. Tetapi sama
dengan minat perhatian mudah sekali hilang.
Pendapat di atas, memberikan gambaran tentang eratnya kaitan antara minat dan
perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap sesuatu, maka terlebih dahulu
harus ditingkatkan minatnya.
2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian
serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga kemampuan
seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran
terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit
untuk diperhatikan. Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel bahwa konsentrasi
merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek,
dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar
berkaitan dengan kamauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam
belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.
3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar
17
Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya,
orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami
pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat
studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired menjelaskan bahwa gangguan-
gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena sumber-sumber
gangguan itu sendiri. Kalau seseorang berminat kacil bahaya akan diganggu
perhatiannya.
4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat bahan
pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat
terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi
ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa
teringat walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan
pelajaran yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat. Anak
yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata,
memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan
kosa kata yang memadai.
Penadapat di atas, menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan
dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.
Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus
berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Pendapat senada
dikemukakan oleh The Liang Gie bahwa kejemuan melakukan sesuatu atau
18
terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada
bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan
dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-tama
menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-
besarnya.
4. Aspek-aspek Minat Belajar
Menurut Hurlock Mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak
mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek
kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan
menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang
melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari
proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat
dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun
berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang
dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.
2. Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap
terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif
19
dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok
yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat
yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah
didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru,
kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada
aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau
memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang
diminatinya tersebut.
3. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau
pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek
kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi
dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang
yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya
sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran bahasa
Indonesia yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari
melalui proses penilaian kognitif, penilaian afektif dan psikomotorik seseorang
yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif,
afektif dan psikomotorik seseorang terhadap objek minat adalah positif maka
akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
5. Indikator Minat Belajar
20
Menurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:10
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada
rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan
Menurut Dinar Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar
yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah
yaitu:
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran
IPS, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPS.
Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
b. Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri
c. Perhatian dalam Belajar
10
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..................58
21
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,
pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang hal lain. Seseorang
yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan
memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap
pelajaran IPS, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya
d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajarankarena faktor minatnya
sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut
karena pengaruh dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang
menarik.Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampumengembangkan
minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscayaia bisa memperoleh prestasi
yang berhasil sekalipun ia tergolong siswayang berkemampuan ratarata.
Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai
berikut:
Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,
tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi
serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu
bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orang
lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri, selalu
mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh
lingkungannya.
e. Keterlibatan Siswa
22
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut
senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek
tersebut.
f. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar danjuga bahan pelajaran
serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini
pelajaran bahasa Indonesia) juga merupakan salah satu indikator minat. Karena
setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Pelajaran alquran banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila alquran tidak hanya dipelajari di
sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran
alquran maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam
pelajaran alquran tersebut.
C. Teori Pembelajaran Al-Qur’an Hadist
D. Kaidah Ilmu Tajwid
1. Pengertian Ilmu Tajwid
Tajwid berasal dari kata jawwada dalam bahasa arab, Secara harfiah tajwid bermakna
melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus. Dalam ilmu Qira’ah, tajwid berarti
mengeluarkan huruf dari tempatnya sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid
adalah suatu ilmu yang mempelajari bagimana cara membunyikan atau mengucapkan
huruf-huruf yang ada dalm kitab suci al-Qur’an ataupun bukan.
Tajwid juga berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempaat keluarnya masing-masing
sesuai dengan haq dan mustahaqnya. Haq yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap
huruf seperti jahr, Isti’la dll. Haq huruf meliputu sifat-sifat huruf dan tempet keluar huruf.
23
Sedangkan mustahaq yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu
seperti izhhar, ikhfa’, iqlab, mad, waqaf dan lain sebagainya.
2. Pengertian Mad
Mad artinya memanjangkan suara suatu bacaan. Mad menurut etimologi berarti tambahan.
Menurut istilah tajwid berarti memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau
huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada tiga, yaitu alif, wau
dan ya. Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris damah, sebelum ya berbaris kasrah dan
sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris
fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut dengan huruf layin.
Mad ialah memanjangkan bunyi huruf (bacaan) karna di dalamnya terdapat salah satu
huruf mad. Adapun huruf mad ada tiga macam, yaitu: a. Alif (ا) b. Wau (و) c. Ya (ي).
3. Macam-macam Mad
a. Huruf Alif (ا) menjadi huruf mad, apabila huruf alif tidak berharekat dan huruf
sebelumnya berharakat fathah. Contoh : غ اس ق أ ف و اًجاً ح ا ِسد
b. Huruf wau (و) menjadi huruf mad, apabila huruf wau sukun huruf sebelumnya
damah. Contoh : الو ن ي و ل د د و ر ي د خ ص
c. Huruf Ya (ي) menjadi huruf mad, apabila huruf ya sukun dan huruf sebelumnya
berharakat kasrah.11
Contoh : ق ِد ي ر فِيهِ عليم
Mad dalam ilmu Tajwid secara garis besar di bagi dua macam, yaitu:
a. Mad Thabi'I (Mad Asli), seperti penjelasan dan contoh diatas.
b. Mad Far'I yang akan dijelaskan kemudian.Cara membaca Mad Thabi'I adalah
dengan memanjangkan bacaan dua harakat atau satu alif.12
11
Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. Penerbit”KARYA UTAMA” Surabaya
12 Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. Penerbit”KARYA UTAMA” Surabaya
24
Harakat adalah gerakan bilangan atau ketukan irama yang sedang, seperti ketukan not-not
dalam lagu.Sekarang kita membicarakan Mad Far'i. Mad Far'I adalah mad yang
merupakan hokum tambahan dari Mad Thabi'I yang disebabkan oleh hamzah, sukun,
waqaf, tasydid dan sebab-sebab lain yang berfungsi membedakan panjang atau pendeknya
suatu bacaan.
Mad Far'I terbagi menjadi 13 macam, namun dalam pembahasan ini hanya ada tiga yang
di bahas yaitu :
a. Mad Wajib Muttasil
Mad Wajib Muttasil adalah pemanjangan suara, karena ada huruf mad asli bertemu
dengan hamzah dalam satu kalimat. Dibaca lima harkat apabila wasal (terus), dan
dibaca enam harkat ketika waqaf (berhenti) Contoh:13
وقلجاءالحق
b. Mad Jaiz Munfasil
Mad Jaiz Munfasil adalah pemanjangan suara karena adanya huruf mad asli
bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca 2-5 harkat
Contoh:14
ا ن ماانزل
E. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI
1. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadist di MI
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran
PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis
dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti 13 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.html
14 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.html
25
atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang
akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan
pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1)
pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin
tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan
kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di
samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap
perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget).
Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6
- 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh
dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman
sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa
individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian
diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya,
mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-
hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman
hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,
membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur'an dan hadis;
b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-
Qur’an-hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;
26
c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi
kandungan ayat al-Qur'an dan hadis.15
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-qur’an di MI
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah
ilmu tajwid.
b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti
dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-
hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan,
silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik,
dan amal salih.16
Kelas III, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menghafal surat-surat pendek secara
benar dan fasih
4.1 Membaca surat al-Qaari’ah dan surat at-Tin
secara benar dan fasih
4.2 Menghafalkan surat al-Qaari’ah dan surat at-
Tin secara benar dan fasih
2. Memahami arti surat-surat pendek 5.1 Mengartikan surat al-Faatihah dan surat al-
Ikhlaas
15
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
16
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
27
5.2 Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan
al- Ikhlas
3. Memahami kaidah ilmu tajwid
6.1 Mengenal bacaan Mad Thabi’i, Mad Waajib
Muttasil, dan Mad Jaa’iz Munfasil
6.2 Menerapkan bacaan Mad Thabi’i, Mad Waajib
Muttasil dan Mad Jaa’iz Munfasil
4. Memahami hadis tentang
persaudaraan secara benar dan fasih
7.1 Menghafalkan hadis tentang persaudaraan
7.2 Menerapkan perilaku persaudaraan dengan
sesama
28
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
maslah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.17
Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni penelitian,
tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang
dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan
sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk
memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat
proses pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di setting
untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan
dan kondisi yang real tanpa direkayasa.18
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. Dimana dalam
penelitian ini peneliti ikut terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran bersama guru
dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti tindakan kelas dipandang
sebagai suatu cara untuk menandai sebuah bentuk kegiatan yang dirancang untuk
memperbaiki kualitas pendidikan.
17
Wina Sanyaja, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 26 18
Ibid 26-27
29
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Spiral Kemmis dan
MC Taggart secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat
perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan
sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,
perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.19
desain model Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat
atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa
untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
B. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono
Siadoarjo pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist khususnya materi Mengenal
bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil
b. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap yaitu pada
bulan april 2014
c. Subyek penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Hidayah
Plumbunagn Sukodono Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa
sebanyak 20 siswa perempuan 11 laki-laki 9 siswa.
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas
ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti
19
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 68.
30
lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di
terapkan pada sekolah tersebut.
C. Variabel yang di Teliti
Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan minat belajar
dengan menerapkan metode drill pada mata pelajaran al-qur’an hadist kelas III.
Disamping vriabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :
1. Variabel input : siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan
2. Variabel Proses : penerapan metode drill
3. Variabel output : minat belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist
khususnya materi Mengenal bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad
Jaiz Munfasil
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 MI Al-Hidayah Plumbungan
Sukodono Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pemilihan kelas ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas ini masih perlu
ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan. Selain itu
pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di terapkan pada sekolah
tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode drill, mengapa peneliti
menggunakan penerapan metode drill ? karena drill merupakan kegiatan berupa
pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian
terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di
pergunakan oleh yang bersangkutan
D. Rancangan Tindakan
31
Penelitian ini dilakukan model alur PTK sebagaimana tabel berikut :
(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan,
maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya
sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.
1. Pelaksanaan penelitian
Siklus 1
a) Perencanaan
1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu
segera diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses
pembelajaran dan wawancara terhadap siswa kelas III dan guru kelas III.
2. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses
pembelajaran dengan menerapkan metode drill. Lembar observasi tentang kinerja
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
32
guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu
membuat pedoman wawancara bagi siswa tentang kesan-kesannya selama proses
pembelajaran.
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Membuat Lembar Kerja Siswa untuk menuntun siswa tentang materi Mengenal
bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil
5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan minat belajar siswa setelah
menerapkan metode drill
b) Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup
1. Tahap Persiapan
- Membuat rencana pembelajaran.
- Menyiapkan materi pelajaran
- Menyiapkan sumber belajar
- Menyiapkan media pembelajaran
- Menyiapkan alat pengumpul data
2. Kegiatan Awal
- Menyampaikan salam pembuka dengan ramah dan menanyakan keadaan
kesehatan
- Menggali pengetahuan siswa dalam mengenal ilmu tajwid
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang
harus dikuasai siswa hari ini
- Membentuk kelompok kecil maksimal 4 anak
- Mendesain kelas dalam bentuk kelompok kecil
33
3. Kegiatan Inti
- Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengertian bacaan mad dan huruf-
huruf mad
- Siswa mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad tobi’i
- Menemukan bacaan mad tobi’i dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok
- Siswa membaca mad tobi’i dalam kata / kalimat
- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Wajib Muttasil
- Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil dalam ayat al-Qur’an secara
berkelompok
- Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam kata / kalimat
- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Jaiz Munfasil
- Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil dalam ayat al-Qur’an secara
berkelompok
- Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata / kalimat
- Secara berkelompok, siswa mendiskusikan perbedaan mad thabi’i, mad jaiz
munfasiln dan mad wajib muttasil
- Perwakilan kelompok membackan hasil diskusinya di deapn kelas secara
bergantian
- Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan menemukan bacaan mad thabi’i,
mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu
- Siswa mempraktekkan membaca ayat al-qur’an dengan bacaan yang
ditemukannya
4. Kegiatan Akhir
- Secara klasikal guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari
- Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti
- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
c) Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan
untuk mengumpulkan data yaitu kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
34
pembelajaran materi Mengenal bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad
Jaiz Munfasil
d) Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah : mencatat hasil observasi, mengevaluasi
hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan
untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK
tercapai.
Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan anatara penelitian dan
pengamatan untuk menemukan penyebab mencari jalan pemecahannya. Dengan
demikian diharapkan pada akhir siklus tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
E. Data dan Cara Pengumpulan
1. Sumber data
Sumber data PTK ini adalah :
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa selama proses kegiatan
belajar mengajar.
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode drill terhadap minat
belajar siswa.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data
yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan
cara sebagai berikut :
1. Observasi
35
Merupakan proses pengamatan langsung terhadap kondisi, situasi, proses, dan
perilaku saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dipergunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan
penerapan materi dengan metode drill yang dilaksanakan guru dan peneliti
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara
langsung dengan responde. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk
memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang alami.
Selain itu wawancara juga di gunakan untuk memperoleh informasi tentang minat
belajar siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan.
3. Angket
Angket digunakan untuk mengevaluasi yang berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan yang dijawab oleh siswa yang berkenaan dengan sikap dan suasana
pembelajaran
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas.
Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)20
Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
1. Minat belajar siswa pada pelajaran al-Qur’an Hadis telah mencapai 75%
2. Tingkat keefektifan pembelajran al-Qur’an Hadis mencapai 75%
20
Sudjana, Evaluasi hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Mertiana, 1998), 127.
36
INSTRUMEN VALIDASI DOKUMEN RPP
Mata Pelajaran : ...............................................
Nama Guru : ................................................
Sekolah : .................................................
Kabupaten/Kota : ..................................................
Provinsi : ...................................................
Petunjuk : berilah tanda ceklist (√) pada kolom penilaian
No Komponen / Indikator Penilaian Catatan
Umum Ya Tidak
1 A Disusun untuk setiap KD yang dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih.
B Komponen RPP: identitas mapel, SK, KD,
indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembeja-
ran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian
hasil belajar dan sumber belajar.
II Penjelasan Komponen RPP
A Identitas RPP
1 Berisi satuan pendidikan
Berisi kelas / semester
Berisi program
Berisi mata pelajaran
Berisi jumlah pertemuan.
B SK dan KD
1 Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan
standar Isi
2 Keterkaitan antara SK dan KD
C Indikator
37
1 Ada kesesuaian dengan indikator pada
silabus.
2 Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, dan potensi daerah.
3 Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur dan diamati yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
4 Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.
5 Setiap KD dikembangkan menjadi
beberapa indikator (minimal satu KD ada
dua indikator).
6 Kata Kerja Operasional (KKO) pada
indikator pencapaian tidak melebihi
tingkatan berpikir KKO dalam KD.
D Tujuan Pembelajaran
1 Menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik
sesuai dengan kompetensi dasar.
2 Penyusunan tujuan pembelajaran mengacu
pada indikator
3 Tujuan pembelajaran mengandung unsur
ABCD
E Materi Pembelajaran
1 Memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan
2 Cakupan materi sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai.
F Alokasi Waktu
1 Sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar
38
G Metode Pengajaran
1 Sesuai dengan situasi dan kondisi peserta
didik
2 Sesuai dengan karakteristik dari indikator
dan kompetensi yang akan dicapai pada
setiap mata pelajaran
3 Mengacu pada kegiatan pembelajaran yang
ditetapkan dalam silabus
H Kegiatan Pembelajaran
1 Pendahuluan
a Kegiatan awal untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
b Mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
Menjelaska tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai
2 Kegiatan inti
a Melibatkan peserta didik untuk mencari
informasi tentang materi yang akan
dipelajari
b Dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif
serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
c Membiasakan peserta didik membaca dan
menulis melalui tugas yang bermakna
d Memfasilitasi peserta didik dalam
39
Rekomendasi Petugas Validasi untuk Dokumen RPP :………………………
…………………………………………………………………………………….
Mengetahui.
Validator Guru Mapel
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
e Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
f Memfasilitasi peserta didik untuk membuat
laporan eksplorasi secar individu maupun
kelompok
g Memfasilitasi peserta didik menyajikan
kerja individu maupun kelompok
3 Penutup
a Merefleksikan kegiatan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran.
b Membuat rangkuman atau kesimpulan dan
penilaian.
c Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
I Penilaian Hasil Belajar
1 Prosedur dan instrumen penilaian proses
dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi.
2 Mengacu kepada standar penilaian.
3 Ada lampiran soal dan jawaban sesuai
dengan indikator pencapaian.
H Sumber Belajar
1 Penentuan sumber belajar didasarkan pada
SK, KD, materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
40
Lembar Kerja Siswa
Siklus I
Nama : ……………
Kelas : ……………
1. Carilah salah satu surat al-Qur’an dalam juz 30
2. Temukan beberapa contoh bacaan mad yang ada pada surat tersebut !
3. Tentukan mana yang termasuk mad thabi’i, mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil !
4. Jelaskan alasan mu mengapa disebut bacaan mad?
5. Praktekkan cara membacanya dengan memperhatikan ilmu tajwid, kesesuaian bacaan
huruf, dan panjang pendek suatu bacaan.
Nama Surat Bacaan Mad Alasan Cara
Membaca Mad Thabi’i Mad Wajib
Muttasil
Mad Jaiz
Munfasil
41
Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :
Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode drill
No Indikator / Aspek Yang Diamati
Pengamat
Skor Skor Penilaian
1 2 3
1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang
diberikan oleh guru.
2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan.
3. Siswa memusatkan perhatian pada materi
pembelajaran yang dipelajari.
4. Mendengarkan penjelasan tentang pengertian
bacaan mad dan huruf-huruf mad
4 Mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad
tobi’i guru.
5 Siswa membaca mad tobi’i dalam kata /
kalimat
6 Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan
mad Wajib Muttasil
7 Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil
dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok
8 Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam
kata / kalimat
9 Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan
42
mad Jaiz Munfasil
10 Secara berkelompok, siswa mendiskusikan
perbedaan mad thabi’i, mad jaiz munfasiln dan
mad wajib muttasil
11 Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata
/ kalimat
12 Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil
dalam ayat al-Qur’an secara berkelompok
13 Membackan hasil diskusinya di deapn kelas
secara bergantian
14 Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan
menemukan bacaan mad thabi’i, mad wajib
muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu
15 Siswa mempraktekkan membaca ayat al-qur’an
dengan bacaan yang ditemukannya
16. Siswa merespon kesimpulan materi
pembelajaran yang disampaikan guru.
Skor perolehan
Persentase = x 100 =
Skor Maksimal
Keterangan:
Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√)
1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.
2 : jika aktivitas siswa cukup.
3 : jika aktivitas siswa sangat baik.
Skor perolehan
4 : Persentase = x 100
Skor Maksimal
Surabaya, 16 Mei 2014
Widiyah Astutik
NIM : D0721104
43
Pedoman Wawancara untuk Guru
Nama Guru :
Tanggal :
1. Bagaimana menurut Ibu tentang metode drill ?
……………………………………………………………………………….
2. Apakah Ibu memahami langkah-langkah metode drill ?
……………………………………………………………………………….
3. Menurut Ibu apakah keuntungan metode drill ini dalam pembelajaran Mengenal bacaan
Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil di kelas tiga ?
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...........................................
4. Bagaimana kesannya terhadap metode drill ?
………………………………………………………………………………......................
5. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode drill ?
………………………………………………………………………………......................
44
Pedoman Wawancara untuk Siswa
Nama Siswa :
Tanggal :
3. Apakah kamu suka dengan mata pelajaran al-qur’an Hadist ?
………………………………………………………………………………
4. Mata pelajaran apa yang kamu sukai ?
………………………………………………………………………………
5. Apakah kamu suka membaca al-Qur’an ?
………………………………………………………………………………
6. Kesulitan apa yang kamu hadapi pada saat membaca al-Qur’an ?
………………………………………………………………………………
7. Bagaimana kesan kalian pada saat mempelajari al-qur’an dengan metode drill ?
………………………………………………………………………………
8. Apakah langkah-langkahnya kamu pahami ?
………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
45
Angket Untuk Siswa
Nama Siswa :
Tanggal :
Isilah dengan tanda ceklis ( √ ) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan pendapatmu !
No Pernyataan Pendapat
Ya Tidak
1 Saya merasa senang terhadap mata pelajaran al-Qur’an
Hadist
2 Saya merasa tertarik pada kegiatan memmbaca al-
qur’an dengan memperhatikan kaidah tajwid
3 Saya berkonsentrasi pada saat pembelajaran
berlangsung
4 Saya suka mata pelajaran al-qur’an karena pengaruh
dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang
menarik
5 Saya dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam
pelajaran alquran.
Jumlah
46
INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA PRA TINDAKAN
No Indikator Skor Penilaian Skor
1 2 3 4
1 Ketertarikan Siswa
2 Perasaan Senang
3 Perhatian dalam Belajar
4 Bahan Pelajaran dan Sikap
Guru yang Menarik
5 Keterlibatan Siswa
6 Manfaat dan Fungsi Mata
Pelajaran
INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA SETELAH TINDAKAN
No Indikator Skor Penilaian Skor
1 2 3 4
1 Ketertarikan Siswa
2 Perasaan Senang
3 Perhatian dalam Belajar
4 Bahan Pelajaran dan Sikap
Guru yang Menarik
5 Keterlibatan Siswa
47
Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
No Nama siswa Aspek yang diamati Ket
Keterta
rikan
siswa
Perasaa
n
senang
Perhati
an
dalam
belajar
Bahan
pelajaran dan
sikap guru
yang menarik
Keter
libata
n
siswa
Manfaat
dan fungsi
mata
pelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
48
Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :
Hasil Checklist Aktivitas Guru
No Kegiatan Skor
1 2 3 4
1 Membuka pelajaran
a. Menarik perhatian
b. Menimbulkan motivasi
c. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah
pembelajaran
d. Mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang bacaan mad
2 Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan tentang pengertian bacaan mad
dan huruf-huruf mad
b. Menfasilitasi siswa dalam menemukan bacaan
mad tobi’i dalam ayat al-Qur’an secara
berkelompok
c. Menyimak Siswa membaca mad tobi’i dalam kata
/ kalimat
d. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Wajib
Muttasil
e. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad
Wajib Muttasil dalam ayat al-Qur’an secara
berkelompok
f. Menyimak siswa membaca mad Wajib Muttasil
dalam kata / kalimat
g. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Jaiz
49
Munfasil
h. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad Jaiz
Munfasil dalam ayat al-Qur’an secara
berkelompok
i. Menyimak Siswa membaca mad Jaiz Munfasil
dalam kata / kalimat
j. Secara berkelompok, siswa mendiskusikan
perbedaan mad thabi’i, mad jaiz munfasiln dan
mad wajib muttasil
k. Perwakilan kelompok membackan hasil
diskusinya di deapn kelas secara bergantian
l. Siswa memilih salah satu surat al-qur’an dan
menemukan bacaan mad thabi’i, mad wajib
muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu
m. Siswa mempraktekkan membaca ayat al-
qur’an dengan bacaan yang ditemukannya
n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaporkan hasil kerjanya
3 Penguasaan materi ajar
a. Orientasi, motivasi, dan bahasa(sederhana dan
jelas).
b. Sistematika dan variasi penjelasan.
c. Kesesuaian materi terhadap kompetensi
d. Keluasan materi ajar
4 Strategi / metode yang digunakan
a. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan,
Drill ( teknik inquiry ) dengan indikator
pembelajaran
b. Kesesuaian strategi Pemodelan,Penugasan, Drill
( teknik inquiry ) dengan karakter peserta didik
c. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan,
Drill ( teknik inquiry ) dengan karakter materi
50
ajar
d. Variasi penggunaan startegi antara Pemodelan,
Penugasan dan Drill ( teknik inquiry )
4 Performance
a. Suara intonasi, nada, dan irama.
b. Posisi dan gerakan guru.
c. Pola interaksi perhatian pada siswa.
d. Ekspresi roman muka.
5 Media, bahan, sumber pembelajaran(MBSP)
a. Menggunakan media slide
b. Sumber pembelajaran menggunakan juz amma
c. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan
sumber belajar menggunakan juz amma) dengan
indikator pembelajaran.
d. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan
sumber belajar menggunakan juz amma) dengan
karakter materi ajar.
e. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan
sumber belajar menggunakan juz amma) dengan
karakter peserta didik.
f. Variasi MBSP
6 Bertanya
a. Pertanyaan jelas dan konkrit.
b. Pertanyaan memberikan waktu berfikir.
c. Pemerataan pertanyaan pada siswa.
d. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi.
7 Reinforment(memberi penguatan)
a. Penguatan verbal.
b. Penguatan non verbal.
c. Variasi penguatan.
d. Feed back.
8 Menutup pembelajaran
a. Guru mengulang kembali materi yang telah
51
dipelajari
b. Tanya jawab tentang materi yang belum
dimengerti
c. Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan
Skor perolehan
Persentase = x 100 =
Skor maksimal
Keterangan :
1 : jika ada satu dari empat butir
2 : jika ada dua dari empat butir
3 : jika ada tiga dari empat butir
4 : jika lengkap empat butir
Skor perolehan
5: Prosentase = x 100
Skor Maksimal
Surabaya, 14 Mei 2014
Peneliti
Widiyah Astutik
NIM. D07211048
52
DAFTAR PUSTAKA
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Susanto, Ahamad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Sanyaja, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia
Sudjana. 1998. Evaluasi hasil Belajar, Bandung: Pustaka Mertiana
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
AR Syamsuddin, et al.,2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,(Bandung:PT.
Rosda karya
Effendi, ahmad fuad. 2005. Metodologi pengajaran bahasa arab. Malang : miskat Izzan,
Ahmad. 2009. Metodologi pembelajaran bahas arab. Bandung : humaniora
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008