Makalah Ulumul hadist

21
BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Munculnya Usaha Kodifikasi Hadist Pada abad pertama Hijriah sampai hingga akhir abad petama Hijriah, hadist-hadist itu berpindah dari mulut kemulut, masing-masing perawi meriwayatkannya berdasarkan kepada kekuatan hapalannya. Saat itu mereka belum mempunyai motif yang kuat untuk membukukan hadist, karna hapalan mereka terkenal kuat. Namun demikian, upaya perubahan dari hapalan menjadi tulisan sebenarnya sudah bekembang disaat masa Nabi. Setelah Nabi wafat, pada masa Umar Bin Khattab menjadi Khalifah ke-2 juga merencanakan meghimpun hadist-hadist Rasul dalam satu kitab, namun tidak diketahui mengapa niat itu batal atau urung dilaksanakan. Dikala kendali Khalifah dipegang oleh Umar Bin Abdul Aziz yang dinobatkan dalam tahun 99 Hijriah, seorang khalifah dari Dinasti Umaiyah yang terkenal adil dan wara’, sehingga beliau dikenal sebagai Khalifah Rasyidin yang kelima, tergerak hatinya membukukan hadist karna dia khawatir para perawi yang membendaharakan hadist didalam dadanya telah banyak yang meninggal, apabila tidak dibukukan akan lenyap dan dibawa 1

description

Dari BAB I Smapai Daftar Pustaka

Transcript of Makalah Ulumul hadist

Page 1: Makalah Ulumul hadist

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Munculnya Usaha Kodifikasi Hadist

Pada abad pertama Hijriah sampai hingga akhir abad petama

Hijriah, hadist-hadist itu berpindah dari mulut kemulut, masing-masing

perawi meriwayatkannya berdasarkan kepada kekuatan hapalannya. Saat

itu mereka belum mempunyai motif yang kuat untuk membukukan hadist,

karna hapalan mereka terkenal kuat.

Namun demikian, upaya perubahan dari hapalan menjadi tulisan

sebenarnya sudah bekembang disaat masa Nabi. Setelah Nabi wafat, pada

masa Umar Bin Khattab menjadi Khalifah ke-2 juga merencanakan

meghimpun hadist-hadist Rasul dalam satu kitab, namun tidak diketahui

mengapa niat itu batal atau urung dilaksanakan.

Dikala kendali Khalifah dipegang oleh Umar Bin Abdul Aziz yang

dinobatkan dalam tahun 99 Hijriah, seorang khalifah dari Dinasti Umaiyah

yang terkenal adil dan wara’, sehingga beliau dikenal sebagai Khalifah

Rasyidin yang kelima, tergerak hatinya membukukan hadist karna dia

khawatir para perawi yang membendaharakan hadist didalam dadanya

telah banyak yang meninggal, apabila tidak dibukukan akan lenyap dan

dibawa oleh para penghafalnya kedalam alam barzah dan juga semakin

banyak kegiatan pemalsuan hadist yang dilakukan yang dilatar

belakangngi oleh perbedaan politik dan perbedaan mazhab dikalangan

umat islam dan semakin luasnya daerah kekuasaan islam maka semakin

komplek juga permasalahan yang dihadapi umat islam.

B. Pelopor Gerakan Kodifikasi Hadist dan kitab-kitab Hadist Abad II

Hijriah

1. Penulisan Hadist.

Sejarah penghimpunan hadist secara resmi dan massal baru terjadi

setelah Khalifah Umar Bin Abdul Aziz memerintahkan kepada ulama dan

para tokoh masyarakat untuk menuliskannya. Dikatakan resmi karena itu

1

Page 2: Makalah Ulumul hadist

merupakan kebijakan kepala negara dan dikatakan massal karena perintah

diberikan kepada para gubernur dan ahli hadist.

Diantara gubernur madinah yang menerima instruksi untuk

mengumpulkan dan menuliskan hadist yaitu Abu Bakar ibn Hazm, Umar

Bin Abdul Azis berkata kepada Hazm :

“Perhatikanlah apa yang bisa diambil dari hadist Rasulullah dan

catatlah, saya khawatir akan lenyapnya ilmu ini setelah ulama wafat”1

dan dalam intruksi tersebut Umar memerintahkan Ibn Hazm untuk

menuliskan dan menuliskan hadist yang berasal dari :

a). Koleksi Ibn Hazm itu sendiri

b). Amrah binti Abd. Ar-Rahman(w.98 H), seorang faqih, dan

muridnya syaidah Aisyah r.a

c). Al Qasim Ibn Abu.Bakar Al Siddiq(w.107 H) seorang pemuka

tabi’in dan salah seorang Fuqaha yang tujuh.

Ibn Hasim melaksanakan tugasnya dengan baik, dan tugas yang

serupa juga dilaksanakan oleh Muhammad Ibn Syiihab Al–Zuhri.

(w.124 H), seorang ulama besar di Hijasz dan Syam, kedua ulama

diataslah sebagai pelopor dalam kodifikasi hadist berdasarkan

perintah Khalifah Umar ibn Abdul Aziz.

1 M. Shuhudi Ismail, (terj), Metodologi Penelitian Hadist, (Jakarta, Bulan Bintang, 1992) hal.16./Hadist Nabi dan sejarah Kodifikasinya(Jakarta: Pustaka Firdaus.1994) hal.106-

2

Page 3: Makalah Ulumul hadist

Meskipun Ibn Hazm dan Al Zuhri telah berhasil menghimpun dan

mengkodifikasi hadist, akan tetapi kerja kedua ulama tersebut telah

hilang dan tidak bisa dijumpai lagi sampai sekarang.

2. Sistem Pembukuan Hadist.

Sistem pembukuan Hadist pada awal pembukuannya agaknya

hanya sekedar mengumpulkan saja tampa mperdulikan selektifitas

terhadap susunan Hadist Nabi, apakah termasuk didalamnya fatwa-fatwa

sahabat dan tabi’in,“Ulama diperiode ini cendrung mencampur adukkan

antara hadist Nabi dengan Fatwa Sahabat dan Tabi’in, mereka belum

mengklasifikasikan kandungan nash-nash menurut kelompoknya”2

Dengan demikian pembukuan hadist pada masa ini boleh dikatakan

cendrung masih bercampur baur antara hadist dengan fatwa sahabat dan

tabi’in.

3. Tokoh-Tokoh Pengumpul Hadist.

Setelah periode Abu bakar bin Hazm dan ibnu Shihab Al Zuhri,

perode sesudahnya bermunculan ahli hadist yang bertugas sebagai

kodifikasi hadist jilid ke-2 yaitu:

a. Di Mekkah, Ibn Jurraj (w.150 H)

b. Di Madinah, Abu Ishaq (w.151 H) dan Imam Malik

(w.179 H)

c. Di Basrah, Ar Rabi’ Ibn Shahih (w.160 H), Said Bin abi

Arubah (w.156 H) dan Hamud bin Salamah (w. 176 H)

d. Di Kufah, Sofyan Tsauri (w.161 H).

e. Di Syam/ Sriya, Al Auza’I (w.156 H).

f. Di Wasith/Iraq , Hasyim (w.188 H).

g. Di yaman, Ma’mar (w.153 H).

h. Di khurasan/ Iran, jarir Bin Abdul Namid (w.188 H dan

Ibnu Mubarrak (w.181 H)3

2 Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ilmu Hadist, (Surabaya: Bina Ilmu,1993) hal.81-3 TM. Hasbi As Shiddiqie. Loc.cit. lihat juga Mustafa al Siba’I .op.cit.hal.168. lihat juga Muhammad Zahu, al Hadist wa al Muhadditsun (mesir.Daar al Fikr.tt) hal.299.4 Ibid

3

Page 4: Makalah Ulumul hadist

4. Kitab-kitab Hadist yang ditulis pada abad ke-II Hijriah.

Kitab-kitab yang disusun pada periode ini jumlahnya relatif sedikit

yang sampai kepada umat islam hari ini, diantara karya monumental yang

dihasilkan oleh karya terdahulu yang sampai pada masyarakat muslim saat

ini adalah :

1). Al Muwatha, oleh Imam Malik

2). Al Musnad, Oleh Imam Syafi’i

3). Iktilaf Al Hadist, oleh Imam Syafi’i 4

Hadist ini dipandang unggul dan menempati kedudukan

istimewa dikalangan para ahli Hadist dan penggiat ilmu ini.

5. Ciri-ciri Kitab Hadist yang ditulis pada abad ke-II Hijriah.

a. Pada umumnya kitab-kitab hadist pada masa ini menghimpun

hadist-hadist Rasulullah serta fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in.

b. Himpunan Hadist pada masa ini masih bercampur baur dengan

topik yang ada seperti bidang Tafsir, Sirah, Hukum, dan lainnya.

c. Didalam kitab-kitab hadist pada periode ini belum dijumpai

pemisahan antara hadist-hadist yang berkualitas Shahih, Sasan dan

Dha’if.

C. Hadis Pada Masa Ke-III Hijriah, Masa Pemurnian, Penshahihan dan

penyempurnaan Kodifikasi.

Periode ini berlangsung pada masa Pemerintahan Khalifah Al

Ma’mun sampai pada awal pemerintahan khalifah Al-Muqtadir dari

kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini ulama memusatkan

perhatian mereka pada pemeliharaan keberadaan dan terutama kemurnian

Hadist Nabi SAW, sebagai antisipasi mereka terhadap pemalsuan Hadist

yang semakin marak.

1. Kegiatan Pemalsuan Hadist

Pada abad ke-II hijriah telah banyak melahirkan para Imam

Mujtahid di berbagai bidang, diantaranya dibidang Fiqih dan Ilmu

4

Page 5: Makalah Ulumul hadist

Kalam. Meskipun dalam beberapa hal mereka berbeda pendapat,

akan tetapi mereka saling merhormati.

Akan tetapi memasuki abad ke-3 Hijriah , para pengikut

masing-masing imam berpendapat bahwa imam nya lah yang

benar, sehingga menimbulkan bentrokan pendapat yang semakin

meruncing. Diantara pengikut fanatik akhirnya menciptakan

hadist-hadist palsu dalam rangka memaksakan pendapat mereka.

Dan setelah Khalifah Al Ma’mun berkuasa mendukung

golongan Mu’tazilah. Perbedaan pendapat tentang kemakhlukan

Al Qur’an dan siapa yang tidak sependapat akan dipenjara dan

disiksa, salah satu Imam yaitu Imam Ahmad Bin Hambal yang

tidak mengakuinya. Setelah pemerintahan Al Muwakkil, maka

barulah keadaan berubah positif bagi ulama.

2. Upaya Pelestarian Hadist.

Diantara kegiatan yang dilakukan oleh para ulama Hadist

dalam rangka memelihara kemurnian Hadist Rasulullah SAW

adalah :

a) Perlawatan ke daerah-daerah

b) Pengklsifikasian Hadist kepada : Marfu’, Mawquf, dan

Maqthu’.

c) Penyeleksian kualitas Hadist dan pengklasifikasian kepada :

Shahih, Hasan, Dha’if.

3. Tokoh-tokoh Pengumpul Hadist.

Diantara tokoh-tokoh Hadist yang lahir pada masa ini

adalah :

Ali Ibn Madany, Abu Hatim Ar Razy, Muhammad Ibn Jarir ath

Thabary, Muhammad Ibn Sa’ad, Ishaq Ibn Rahawaih, Ahmad, Al

Bukhari Muslim, An Nasa’I, Abu Daud, At Turmudzy, Ibnu

Majah, Ibnu Qutaibah Ad Dainury.

4. Kitab-Kitab Hadist pada abad ke-III Hijriah.

5

Page 6: Makalah Ulumul hadist

Di abad ke-3 Hijriah ini telah muncul berbagai kitab Hadist yang

Agung dan monumental serta menjadi pegangan umat islam

sampai sekarang diantaranya adalah :

1). Kitab Shahih Bukhari.

2). Kitab Shahih Muslim.

3). Kitab Sunan Abu dawud

4). Kitab Suann At Thurmudzy

5). Kitab Sunan An Nasa’i

6). Kitab Sunan Ibn Majah.

7). Musnad Ahmad.

D. Hadist pada abad ke-IV sampai ke-V ( Masa Pemeliharaan,

Penertiban, Penambahan, dan Penghimpunan).

1. Kegiatan periwayatan Hadist pada periode ini.

Periode ini dimulai pada masa Khlifah Al Muktadir sampai

Khalifah Al Muktashim. Meskipun kekuasaan Islam Pada periode ini

mulai melemah dan bahkan mengalami keruntuhan pada abad ke-7 Hijriah

akibat serangan Hulaqu Khan, Cucu dari Jengis Khan. Kegiatan para

Ulama Hadist tetap berlansung sebagaimana periode-periode sebelumnya,

hanya saja hadist-hadist yang dihimpun pada periode ini tidaklah sebanyak

penghimpunan pada periode-periode sebelumnya, kitab-kitab hadist yang

dihimpun pada periode ini diantaranya adalah :

1). Al Shahih oleh Ibn Khuzaimah.(313 H)

2). Al Anma’wa al Taqsim oleh Ibn Hibban (354 H)

3). Al Musnad oleh Abu Amanah ( 316 H)

4). Al Mustaqa oleh Ibn Jarud.

5). Al Mukhtarah oleh Muhammad Ibn Abd Al Wahid al Maqdisi.

Setelah Lahirnya karya-karya diatas maka kegiatan para ulama

berikutnya pada umumnya hanyalah merujuk pada karya–karya yang telah

ada dengan bentuk kegiatan mempelajari, menghafal, memeriksa dan

menyelidiki sanad-sanadnya dan matannya.

6

Page 7: Makalah Ulumul hadist

2. Bentuk Penyusunan Kitab Hadist pada masa periode ini:

Para Ulama Hadist Periode ini memperkenalkan sitem baru dalam

penusunan Hadist , yaitu :

a). Kitab Athraf, didalam kitab ini penyusunannya hanya

menyebutkan sebagian matan hadist tertentu, kemudian

menjelaskan seluruh sanad dari matan itu, baik dari sanad kitab

hadist yang dikutib matannya ataupun dari kitab-kitab lainya

contohnya :

1. Athraf Al Shahihainis, oleh Al Dimasyqi (400 H)

2. Athraf Al Shahihainis, oleh Abu Muhammad khalaf Ibn

Muhammad al Wasithi (w 401 H)

3. Athraf Al Sunnah al arrba’ah, oleh Ibn Asakir al dimasyqi

(w 571 H)

4. Athraf Al Kutub al Sittah, oleh Muhammad Ibn Tharir al

Maqdisi ( 507 H)

b). Kitab Mustadhrak, Kitab ini memuat matan Hadist yang

diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim, atau keduanya atau

lainnya, dan selanjutnya penyusun kitab ini meriwayatkan matan

hadist tersebut dengan sanadnya sendiri, conntoh :

1. Mustadhrak Shahih Bukhari , oleh Jurjani

2. Mustadhrak Shahih Muslim, oleh Abu Awanah (316 H)

3. Mustadhrak Bukhari Muslim, oleh Abu bakar Ibn Abdan al

Sirazi (w.388 H)

c). Kitab Mustadhrak, Kitab ini menghimpun hadist-hadist yang

memiliki syarat-syarat Bukhari dan Muslim atau yang memiliki

salah satu dari keduanya, contoh :

1. Al Mustdhrak oleh Al Hakim ( 321-405 H)

2. Al Ilzamat , oleh Al Daruquthni (306-385 H)

d). Kitab Jami’, Kitab ini menghimpun Hadist-hadist yang termuat

dalam kitab-kitab yang telah ada yaitu yang menghimpun hadsit

shahih Bukhari dan Muslim. Contohnya :

7

Page 8: Makalah Ulumul hadist

1. Al Jami’ bayn al Shahihaini , oleh Ibn Al Furat ( Ibn

Muhammad Al Humaidi (w.414 H)).

2. Al Jami’ bayn al Shahihaini, oleh Muhammad Ibn Nashir al

Humaidi (488 H)

3. Al Jami’ bayn al Shahihaini, oleh Al Baqhawi (516 H)

E. Hadist pada abad ke VII sampai sekarang (masa Pensyarahan,

Penghimpuanan , Pen-takhrij-an dan Pembahasannya)

1. Kegiatan periwayatan Hadist pada periode ini.

Periode ini dimulai sejak kekhalifahan Abbasiyah di Bakhdad

ditklukkan oleh tentara Tartar (656 H/1258 M), yang kemudian

Kekhalifahan Abbasiyah tersebut dihidupkan kembali oleh Dinasti

Mamluk dari mesir setelah mereka menghancurkan bangsa Mongol

tersebut.

Pembaiatan Khalifah oleh Dinasti Mamluk hanyalah sekedar

simbol saja agar daerah-daerah islam lainya dapat mengakui Mesir sebagai

pusat pemerintahan dan selanjutnya mengakui Dinasti Mamluk sebagai

penguasa dunia Islam, akan tetapi pada abad ke-8 H Ustman Kajuk

mendirikan kerajaan di Turki diatas puing-puing peninggalan Bani Saljuk

di Asia Tengah, sehingga bersama-sama dengan keturunan Ustman

menguasai kerajaan-kerajaan kecil yang ada disekitarnya dan selanjutnya

membangun Daulah Ustmaniyah yang berpusat di Turki. Dengan

berhasilnya mereka menaklukkan Konstatinopel dan Mesir serta

meruntuhkan Dinasti Abbasiyah, maka berpindahlah kekuasaan Islam dari

Mesir ke Konstatinopel.

Pada abad ke-13 Hijriyah ( awal abad ke-19 H) Mesir dengan

dipimpin oleh Muhammad Ali, mulai bangkit untuk mengembalikan

kejayaan Mesir masa silam. Namun Eropa yang dimotori oleh Inggris da

Perancis semakin bertambah kuat dan berkeinginan besar untuk menguasai

dunia, mereka secara bertahab mulai menguasai daerah-daerah islam ,

sehingga pada abad ke-19 M sampai ke awal abab 20 M, hampir seluruh

8

Page 9: Makalah Ulumul hadist

wilayah islam dijajah oleh Bangsa Eropa, kebangkitan kembali dunia

islam baru dimulai pada pertengahan abad ke-20 M.

Sejalan dengan keadaan dan kondisi-kondisi dunia islam diatas,

maka kegiatan periwayatan hadist pada periode ini lebih banyak dilakukan

dengan cara ijazah dan Mukatabah. Sedikit sekali ulama hadist pada

periode ini melakukan periwayatan hadist secara hapalan sebagaimana

dilakukan oleh yang ulama Mutaqaddimin, diantaranya yaitu:

1. Al Traqi (w.806 H/1404 M) dia berhasil mendiktekan

hadist secara hapalan kepada 400 majelis sejak 796 H/1394 M

dan juga menulis beberapa kitab hadist.

2. Ibn Hajar al Asqalani (w. 852 H/ 1448 M) seorang

penghapal hadist yang tiada bandinganya pada masanya . Dia

telah mendiktekan Hadist kepada 1000 majelis dan menulis

sejumlah kitab yang berkaitan dengan Hadsit.

3. Al Sakhawi (w.902 H/1497 M) murid Ibn Hajar yang

telah mendiktekan hadist kepada 1000 majelis dan menulis

sejumlah buku.

2. Bentuk Penyusunan kitab Hadist pada periode ini :

Pada periode ini para ulama hadist mempelajari kitab-kitab hadist

yang telah ada, dan selanjutnya mengembangkannya atu meringkasnya

sehingga menghasilkan jenis karya sebagai berikut:

a. Kitab Syarah, yaitu : Jenis kitab yang memuat uraian dan

penjelasan kandungan hadist dari kitab tertentu dan

hubungannya denagn dalil-dalil lainnya yang bersumber dari

Al Qur’an dan Hadsit ataupun kaidah-kaidah syara’ yang

lainnya contohnya :

1. Fath Al bari, Oleh Ibn Hajar al Asqalani, yaitu syarah

shahih kitab Al Bukhari.

2. Al Minhaj, oleh Al Nawawi, yang mensyarahkan kitab

shahih Muslim.

9

Page 10: Makalah Ulumul hadist

3. Aun al-Ra’hud , oleh Syams al Haq al Achim al Abadi,

syarah sunan Abu Dawud.

b. Kitab Mukhtashar, yaitu kitab yang berisi ringkasan dari

suatu kitab Hadist, seperti Mukhtashar Shahih Muslim oleh

Muhammad Fu’ad abd Al baqi.

c. Kitab Zawa’id, yaitu kitab yang menghimpun hadist-

hadist dari kitab tertentu yang tidak dimuat.

TAMBAHAN HASIL DISKUSI

Faktor akibat hadist berkembang melalui hapalan yaitu :

1. Ingatan orang Arab masih kuat

2. Rasul Masih Hidup

3. Ummy (Orang Arab banyak yang buta Huruf)

Sebab-sebab pada masa Abu Bakar as Siddiq belum terfokus untuk

mengumpulkan hadist:

1. Munculnya Nabi Palsu

2. Banyak yang enggan untuk membayar zakat

Pengumpulan Hadist pada masa Ali Bin Abi Thalib sudah dilaksanakan, tapi

di masa ini hanya terbatas baru untuk para pribadi dari para penghapal hadist.

Faktor boleh menulis hadist:

1. Lemah ingatannya

2. Jauh jaraknya dari sumber hadist

3. Penulis disyaratkan tidak ummy atau tidak dalam menulis Al Qur’an

Ide pertama sekali untuk mngumpulkan hadist atau kodifikasi hadist yaitu

pada masa Abdul Aziz bin Marwan, waktu itu baru seorang gubernur. Yang

merupakan ayah dari Umar Bin Abdul Aziz.

Perintah pengumpulan hadist pada masa umar Bin Abdul Aziz kepada para

gubernur dan ulama adalah dalam bentuk surat.

10

Page 11: Makalah Ulumul hadist

Intruksi Umar Bin Abdul Aziz dalam bentuk tulisan arab :

Hal yang menyebabkan karya Ibn Hazm dan Al Zuhri tidak ditemukan lagi

sampai sekarang :

@. Karna hadist-hadist dalam bentuk lembaran-lembaran, sehingga pada

waktu terjadi pertukaran ke Khalifahan, lembaran-lembaran tersebut hilang dan

tidak ditemukan lagi.

11

Page 12: Makalah Ulumul hadist

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Penyebab dari Kodifikasi Hadist itu sendiri dikarenakan telah

banyaknya para sahabat, atau ulama penghapal hadist yang meninggal

dunia.

2. Penyebab Kedua adalah banyaknya beredar Hadist-hadist palsu

sehingga perlunya kodifikasi hadist yang mulai dilaksanakan secara

perdana dan massal pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Abdil

Aziz. Yang mereka hanya memperkuat eksistensi golongan dan ras

mereka saja.

3. Pada Kodifikasi Hadist ini melahirkan berbagai ulama dan tokoh-tokoh

Seperti yang kita kenal sampai sekarang yaitu Perawi Hadist-hadist

shahih seperti Imam Bukhari dan Muslim, Athurmudzi, Suanan Abu

Daud, dan lain-lain masih banyak lagi..

4. Dari sejarah kodifikasi hadist ini, kita bisa mengetahui kapan masa

jaya, kapan masa kodifikasi yang banyak memunculkan para ulama

ahli hadist yang banyak memhasilkan kitab-kitab hadist dan pada masa

periode siapa kitab-kitab hadist shahih bermunculan, mulai dari

pertama kali di kodifikasi sampai pada masa periode terakhir

kemunduran islam itu sendiri.

B. Saran

Dari uraian diatas maka penulis menyadari bahwa banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan, untuk itu pemakalah mohon kritikan dan saran

yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

12

Page 13: Makalah Ulumul hadist

Daftar Pustaka

Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, Jakarta : PT. Muhasa Sumber Widya, 2001.

Yusuf Saefullah, Drs. Cecep.Sumarna, M.Ag, Pengantar Ilmu Hadist: PT.

Pustaka Baru Quraisy.

M.Hasbi Ash Shiddieqye, Sejarah Pengantar Hadist, Semarang : Bulan Bintang

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqye, sejarah dan Pengantar Ilmu

Hadist, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra.

.

13