Proposal Kkl Mitha (Recovered)

16
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kuliah Kerja Lapang (KKL) adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dirancang untuk membekali kemampuan dan keterampilan para mahasiswa Program Diploma III Fakultas Pertanian untuk berwirausaha di bidang (minat) masing – masing. Bentuk kegiatan KKL adalah usaha yang dilakukan secara perorangan atau kelompok di bidang (minat) masing – masing, sesuai dengan komoditas yang dipilih untuk diusahakan. Dalam proposal KKL ini penulis bermaksud akan melaksanakan kegiatan KKL yaitu Pembibitan Selada dengan Metode Hidroponik di Rumah Kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tanaman selada berasal dari Asia Barat kemudian menyebar ke beberapa daerah. Daerah penyebarannya antara lain Karibia, Malaysia, Afrika Timur, Tengah dan Barat serta Filipina. Varietas selada yang ditanam berasal dari luar negeri pada umumnya. Ketersediaan varietas dan tipe selada cukup banyak. Di Indonesia, selada belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran seperti Cipanas (Cianjur) dan Lembang

description

kkl

Transcript of Proposal Kkl Mitha (Recovered)

11

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKuliah Kerja Lapang (KKL) adalah kegiatan akademik (intrakulikuler) yang dirancang untuk membekali kemampuan dan keterampilan para mahasiswa Program Diploma III Fakultas Pertanian untuk berwirausaha di bidang (minat) masing masing. Bentuk kegiatan KKL adalah usaha yang dilakukan secara perorangan atau kelompok di bidang (minat) masing masing, sesuai dengan komoditas yang dipilih untuk diusahakan. Dalam proposal KKL ini penulis bermaksud akan melaksanakan kegiatan KKL yaitu Pembibitan Selada dengan Metode Hidroponik di Rumah Kaca B Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.Tanaman selada berasal dari Asia Barat kemudian menyebar ke beberapa daerah. Daerah penyebarannya antara lain Karibia, Malaysia, Afrika Timur, Tengah dan Barat serta Filipina. Varietas selada yang ditanam berasal dari luar negeri pada umumnya. Ketersediaan varietas dan tipe selada cukup banyak. Di Indonesia, selada belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran seperti Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung). Di masa mendatang sangat mungkin kedua jenis sayuran ini menjadi komoditas komersial.Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi atau pegunungan. Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungan setempat. Untuk dataran rendah sampai menengah, sebaiknya dipilih selada varietas yang "heat tolerant" (tahan terhadap suhu panas) seperti varietas Kaiser, Ballade dan Gemini. Beberapa daerah produsen sayuran yang mulai banyak mengembangkan selada, tanaman ini tumbuh dan berproduksi pada ketinggian antara 600 1200 m dpl seperti di Pacet dan Cipanas (Cianjur) serta Lembang (Bandung). Syarat tumbuh demikian identik untuk tanaman kubis dan selada (Rukmana 1995). Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Susila 2006). Tanaman selada dapat dipanen pada umur 2-3 bulan dari waktu menabur (menyebar) benih atau tergantung varietas, tipe dan juga ciri-ciri ketuaan dari tanaman tersebut. Tanaman selada memiliki batang basah. Bagian yang dimanfaatkan untuk makanan ialah bagian daunnya. Selada memiliki kerentanan dengan kebusukan serta hama. Hama yang sering mengganggu selada yaitu ulat dan kutu daun. Untuk memenuhi tugas akhir memilih menggunakan teknik hidroponik dengan arang sekam karena perawatan yang tergolong mudah karena tidak membutuhkan tempat yang lebar. Meskipun Selada belum membudaya pengembangannya, tetapi prospek ekonominya cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas Selada terus meningkat, antara lain berasal dari pasar swalayan, restauran-restauran besar (Fast Food Eropa dan Cina), hotal hotel berbintang di kota-kota besar, serta konsumen luar negeri yang menetap di Indonesia. Pembudidayaan Selada berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, karena disamping kondisi iklimnya cocok untuk komoditas ini, juga dapat memberikan keuntungan yang memadai bagi pembudidayaannya. Selain cara budidaya yang mudah, bisnis Pembibitan serta budidaya selada ini dapat dilakukan di rumah. Hal tersebut menjadi pertimbangan dalam memilih komoditas selada sebagai komoditas untuk melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL).

B. Tujuan Kegiatan KKLTujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) adalah :1. Tujuan Umuma. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami hubungan antara teori dan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha di bidang keahliannya masing-masing, mulai dari proses produksi sampai dengan pemasaran.2. Tujuan Khususa. Memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam budidaya selada secara hidroponik.b. Memperoleh pengalaman praktis dan kemampuan untuk membuka peluang usaha sendiri di bidang budidaya tanaman dengan sistem hidroponik.

II. TATA LAKSANA RENCANA PELAKSANAANA. Tempat PelaksanaanKegiatan KKL dilaksanakan di Desa Pandes Papahan Tasikmadu Karanganyar.B. Waktu PelaksanaanAdapun pelaksanaan magang ini direncanakan kurang lebih selama tanggal mulai 11 Mei 10 Juni 2015.C. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan KKL yang dilakukan selama di Desa Pandes Papahan Tasikmadu Karanganyar. Pembudidayaan Tanaman Selada dengan Sistem Hidroponik Arang Sekam :1. Praktik LapangSerangkaian kegiatan KKL yang dilakukan mahasiswa di Desa Pandes Papahan Tasikmadu Karanganyar diantaranyaa. Persiapan media tanam b. Penyemaianc. Pemindah tanam selada ke media arang sekamd. Merawat tanamane. Melakukan penjualan tanaman 2. Studi Pustakaa. Tanaman Selada Meningkatnya permintaan terhadap sayuran harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas sayuran. Beberapa jenis sayuran mempunyai potensi produksi yang tinggi, sehingga layak untuk dikembangkan. Salah satu jenisnya adalah selada daun, yang memiliki potensi hasil 12 t/ha. Sejak tahun 1980-an permintaan selada didalam negeri terus meningkat, terutama di pasar-pasar swalayan, restauran-restauran dan hotel berbintang yang sering dikunjungi oleh orang-orang luar negeri. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menyebabkan Indonesia harus mengimpor komoditas lain. Selada daun (Lactuca sativa) merupakan sayuran daun yang di Jawa Barat dikenal dengan nama sladah, selada bokor (Sunda), dan orang Jawa pada umumnya menyebut selada atau sladah (Jawa). Selada berasal dari Asia Kecil atau Timur Tengah dan lebih dikenal sebagai sayuran dan bahan sejak 4500 tahun Sebelum Masehi (Sutarya 1995).Varietas selada daun yang diusahakan di Indonesia umumnya adalah varietas yang hanya mampu tumbuh dengan baik di dataran tinggi, dan varietas-varietas baru yang tahan terhadap suhu panas. Salah satu dari varietas ini adalah selada panorama atau selada Betawi, yang merupakan selada asli Indonesia. Tanaman selada daun memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang penting bagi kesehatan, selada daun dipercaya untuk memperbaiki dan memperlancar pencernaan, juga memiliki khasiat untuk mengobati panas dalam karena memiliki efek mendinginkan badan (Sutarya 1995).Bibit selada setelah penyemaian dapat terlihat kurang lebih 2 3 hari setelah penyemaian pada bak semai. Untuk pindah tanam agar bibit tidak rusak harus dilakukan secara hati hati. Yang perlu diperhatikan pada penanaman selada yaitu jangan sampai akar selada terendam keseluruhan dan jangan sampai mengenai batang, air nutrisi cukup sebatas 1/3 sampai 1/5 diameter pipa saja agar masih ada ruang untuk akar dan akar tidak terendam semua (Sugeng 2014).

b. Media Tanam Arang SekamHidroponik merupakan penanaman tanaman dengan menggunakan nutrisi mineral berbentuk larutan dalam air, tanpa tanah. Tanaman daratan dapat tumbuh dengan akar mereka dalam larutan mineral nutrisi atau dalam media inert, seperti perlit, kerikil, wol mineral, atau sabut kelapa. Budidaya hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit dan iklim.Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang umum tersediahanya bahannya (sekam atau kulit gabah) saja, dan hanya dapat digunakan dua kali (Ensiklo 2014). Limbah tanaman padi yang berupa sekam seringkali menjadi masalah tersendiri. Arang sekam padi sebagian besar digunakan hanya untuk bahan campuran pembuatan batu bata. Pada lahan pertanian arang sekam sangat baik untuk membantu menyuburkan tanah k. Arang sekam bisa berfungsi sebagai penyimpan sementara unsur hara dalam tanah sehingga tidak mudah tercuci oleh air. Dan akan sangat mudah dilepaskan ketika dibutuhkan atau diambil oleh akar tanaman. Bisa dikatakan arang sekam akan berfungsi seperti zeolit. Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maaupun sayuran (terutama budidaya secara hidroponik) (Agroklinik 2015).

III. JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan KKL mahasiswa yang dilaksanakan selama tanggal 4 minggu mulai 11 Mei 10 Juni 2015 di Desa Pandes Papahan Tasikmadu Karanganyar dengan alokasi waktu sebagai berikut:Tabel 3.1. Perencanaan aktivitas KKLNoKegiatanFebuari 2015April 2015Mei 2015Juni 2014

1234123412341234

1Penentuan Lokasi

2Survei Lokasi

3Surat menyurat & administrasi

4PelaksanaanKKL

5Pembuatan Laporan

6Evaluasi Hasil

7

IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN

Rencana anggaran biaya pelaksanaan Budidaya Selada dengan Metode Hidroponik adalah sebagai berikut : A. Perkiraan BiayaBeban BiayaJumlah biaya

a. Bibit Selada b. Larutan A Bc. Gelas plastik 200 buahd. Arang sekame. Pipa ParalonRp 5.000,-Rp 65.000 ,-Rp 6.000,-Rp 10.000,-Rp 30.000,-

Total

Rp 116.000,-

B. Penerimaan Usaha Tani Budidaya tanaman selada sebanyak 100 tanaman, jika setiap gelas plastik 1 tanaman, tanaman selada dijual dengan harga 1500/gelas plastik, maka hasil penjualan yang didapat adalah Hasil penjualan = 150 gelas plastik x Rp @1500= Rp 225.000C. Pendapatan Usaha TaniPendapatan= Penerimaan Biaya Produksi= Rp 225.000 Rp 116.000= Rp 65.000D. Kelayakan UsahaBreak Even Point (BEP) adalah titik dimana suatu usaha tidak mengalami kerungian dan tidak mengalami keuntungan (impas).BEP produksi = = 10Usaha pembibitan Echeveria akan mencapai titik impas pada produksi tanaman sebanyak 10 pot.BEP Harga = 8

= = = = =102.040Dari segi harga, usaha tani pembibitan Echeveria akan mencapai titik impas saat penerimaannya mencapai Rp 102.040.E. Benefit Cost RatioMerupakan metode kelayakan investasi. Pada dasarnya perhitungan metode ini lebih menekankan pada benefit (manfaat) dan pengorbanan (biaya/Cost) suatu investasi bisa berupa usaha/proyek.Benefit Coast Ratio = = = 1,57Benefit Coast Rationya adalah 1,57 artinya alternatif investasi atau usaha layak (feasible) diterima. Jika Benefit Coast Ratio < 1 maka alternative investasi atau usaha tidak layak.

V. PENUTUPSelada (Lactuca sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Awalnya, tanaman ini dapat digunakan sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak getah. Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.KKL yang akan dilakukan yaitu budidaya selada dengan metode hidroponik. Arang sekam, berasal dari sekam yaitu bagian dari bulir padi-padian (Serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam yaitu endospermium dan embrio. Arang sekam dapan berupa padi atau gabah yang di oven maupun dibakar. Pembuatan arang sekam dapat memakan waktu seharian. Pembuatan arang sekam sendiri tidak boleh asal. Apabila asal, arang sekam tidak akan matang seluruhnya.Selada banyak jenisnya, ada selada merah, selada keriting sampai selada pot. Selada dapat tumbuh dengan syarat memiliki curah cahaya yang cukup. Selada merah apabila kekurangan cahaya matahari atau cahaya matahari kurang maka warna merah pada selada merah tersebut tidak akan keluar. Ancaman bagi tanaman selada antara lain mengalami kebusukan serta gangguan hama seperti ulat daun dan kutu daun. Selada dapat dipanen kurang lebih 25 hari setelah pemindah tanam. Pemanenan selada juga bergantung pada varietas selada dan perlakuan apa yang diberikan.10

DAFTAR PUSTAKAAgroklinik 2015. Macam-macam Media Tanam. http://agroklinik.com. Diakses pada tangga 31 Maret 2015.Ensiklo 2014. Media Arang Sekam dan Cara Pembuatannya. http:/Ensikloid.com. Diakses pada tangga 31 Maret 2015.Sugeng 2015. Bertanam Tanaman Sayur. http://massugeng.blogspot.com. Diakses pada tangga 31 Maret 2015.Susila 2006. Hidroponik Bare Root System. Departemen Agronomi dan Hortukultura Institut Pertanian Bogor. Bogor.Sutarya, R dan G, Grubben 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah.UGM - Press. YogyakartaRukmana, R 1995. Bertanam Petsai Dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.