90781707 Virologi 1 Recovered
-
Upload
puterinabiha -
Category
Documents
-
view
118 -
download
2
description
Transcript of 90781707 Virologi 1 Recovered
SIFAT DAN STRUKTUR VIRUS
Intan Utamawati
Rindhy Utami Muris
Virrisya
Dengan ditemukannya mirkoskp elektron, telah memungkinkan para ahli virologi untuk melihat bentuk virus dan perkembangan ilmu virologi yang mempelajari sifat-sifat virus telah berkembang dengan lebih cepat
• Virus merupakan mikroorganisme yang terlalu kecil untuk dapat dilihat di bawah mikroskop biasa dan tidak dapat dibiakkan diluar inangnya.
• Keberadaan virus sebagai penyebab penyakit baru diketahui pada akhir abad ke 19, dimana pada tahun 1892 DImitri Iwanoski, seorang ahli bakteriologi RUsia melaporkan penularan infeksi oleh filtrat saringan bakteri pada tembakau yang menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman tembakau.
• Tahun 1898, Martinus Beijerink menyatakan bahwa penyebab infeksi pada filtrat yang bebas bakteri tersebut adalah hidup dan tidak berbentuk partikel, yang kemudian diberi nama Contagium vivum fluidum.
• Tahun 1930an, para ilmuwan mulai menyebut bahan tersebut dengan istilah virus, yang dalam bahasa latin berarti racun.
• Berbagai penemuan baru dalam bidang virologi terus berkembang, namun masih banyak kendala yang dihadapi untuk memecahkan persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh infeksi virus.
• Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pemberantasan virus antara lain:– Kesulitan dalam menegakkan diagnosios penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus karena beberapa jenis virus sulit diidentifikasi dengan metode konvensional dan memerlukan pengembangan metode yang lebih sensitif dan akurat.
– Kendala dalam pemilihan dan penggunaan obat antiviral yang tepat karena masih terbatasnya obat-obat antiviral yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus tertentu
– Belum tersedianya vaksin yang dapat mencegah infeksi virus tertentu karena pembuatan dan pengembangan vaksin untuk penyakit virus masih sangat terbatas dan belum semua vaksin virus ditemukan
– Faktor sanitasi lingkungan dan pola hidup masyarakat yang belum mendukung secara maksimal upaya-upaya pemberantasan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
• Pernyataan bahwa virus merupakan suatu organisme hidup sering menimbulkan kontroversi karena organisme hidup diartikan sebagai suatu proses yang sangat kompleks yang dihasilkan oleh aktivitas berbagai protein yang dikode oleh asam nukleat.
• Materi genetik yang terdiri dari asam nukleat pada sel hidup, selalu aktif setiap saat karena virus merupakan materi yang inert di luar sel hospes, maka dalam keadaan tersebut virus tidak dianggap sebagai organisme hidup.
• Akan tetapi, begitu virus dapat masuk ke dalam sel hospes, maka asam nukleat virus akan aktif sehingga virus dapat berkembang biak.
• Pada kondisi ini virus merupakan organisme hidup yang dapat bermultiplikasi dan memperbanyak diri dalam sel hospes yang terinfeksi.
• Dalam sudut pandang klinik, virus merupakan mikroorganisme lainnya seperti bakteri, jamur dan parasit lainnya karena sifat-sifat virus berbeda dengan mikroorganisme patogen lainnya maka virus disebut sebagai parasit intraselular obligat yang mutlak membutuhkan sel hidup sebagai tempat untuk multiplikasinya
Virus merupakan suatu mikroorganisme yang memiliki sifat-sifat spesifik berikut ini:
Struktur Virus
SELUBUNG (ENVELOPE)
Taksonomi Virus
Rindhy Utami Muris
Taksonomi Virus
• The International Committee on Taxonomy of Viruses mengelompokan virus berdasarkan pada jenis asam nukleat, cara replikasi dan multiplikasi serta morfologi virus.
• Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut:Ordo : (-virales) Famili : (-viridae) Subfamili : (-virinae) Genus : (-virus) Spesies : (-virus)
• Pada 4 famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok besar yang disebut sub famili didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan di antara anggota virus.
• Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan Ordo virus yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu Ordo Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae, Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae.
Pembagian Famili
• Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of Viruses
telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus
binatang dan tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamili, dan 164
genus, tetapi masih ada ratusan virus yang
masih belum ditemukan, 24 famili virus
diantaranya dapat menginfeksi manusia
dan binatang.
Contoh Virus RNA Untai Tunggal
Sifat dan Ukuran Virus
Famili Genus Keterangan
RNA untai tunggal polaritas positif, nonenvelope, 28-30 nm.
Picornaviridae EnterovirusRhinovirusHepatitis A virus
Sedikitnya 70 jenis enterovirus yang menyerang manusia termasuk polio, coxsacki, dan echovirus. Lebih dari 100 rhinovirus menyebabka flu.
RNA untai tunggal polaritas positif, nonenvelope. 35-40 nm.
Caliciviridae Hepatitis E virusNorovirus
Menyebabkan gangguan pencernaan dan Hepatitis
RNA rantai tunggal, polaritas positif, berselubung, 60-70 nm
Togaviridae AlphavirusRubivirus (Rubella virus)
Menyebabkan ensefalitis ditularkan melalui serangga. Rubella ditularkan melalui sistem pernafasan.
Lanjutan ......
Sifat dan Ukuran Virus
Famili Genus Keterangan
RNA rantai tunggal, polaritas positif, berselubung, 40-50 nm.
Flaviviridae FlavivirusPestivirusHepatitis C Virus
Ditularkan melalui serangga, menyebabkan penyakit demam berdarah dan ensefalitis
RNA untai tunggal, polaritas positif, berselubung, 80-160 nm.
Coronaviridae Coronavirus Menyebabkan infeksi saluran nafas bagian atas.
Contoh Virus RNA Untai Ganda
Sifat dan Ukuran Virus
Famili Genus Keterangan
RNA untai ganda, envelope, 60-80 nm.
Reoviridae ReovirusRotavirus
Mneyebabkan penyakit infeksi pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan
Contoh Virus DNA
Sifat dan Ukuran Virus
Famili Genus Keterangan
DNA untai tunggal, envelope, 18-25 nm.
Parvoviridae Human Parvovirus B19
Menyebabkan Fifth disease (erythema infectiosum) dan anemia.
DNA untai ganda, nonenvelope, 70-90 nm.
Adenoviridae Mastadenovirus Menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.
DNA untai ganda, nonenvelope, 40-57 nm.
Papovaviridae. PapillomavirusPolymavirus
Virus kecil menginduksi tumor.
Lanjutan .......
Sifat dan ukuran virus
Famili Genus Keterangan
DNA untai ganda, mempunyai selubung, 200-350 nm.
Poxviridae Orthopoxvirus(vaccinia dan smallpox virus)Molluscipox
Menyebabkan pneyakit cacar.
DNA untai ganda, mempunyai selubung 150-200 nm.
Herpesviridae SimplexvirusVaricellavirusCytomegalovirusLymphocryptovirus
Menyebabkan beberapa penyakit pada manusia antara lain, demam, cacar air, herpes, llimfoma Burkitt’s
DNA untai ganda, mempunyai sleubung, 42 nm.
Hepadnaviridae Hepadnavirus(Hepatitis B virus)
Menyebabkan hepatitis B dan tumor hati
Multiplikasi Virus
Rindhy Utami Muris
Multiplikasi Virus
• Perkembangan virus hanya akan terjadi pada sel inang yang hidup.
• Pasa perkembangbiakan virus ada yang disebut periode eclipse, yaitu fase dimana virion yang menginfeksi dirusak dan infektifitas yang dapat diukur hilang setelah interaksi dengan sel inang.
• Lama siklus replikasi virus juga bervariasi dari 6-8 jam (picornavirus) sampai lebih dari 40 jam (beberapa virus herpes).
• Tidak semua infeksi menghasilkan virus baru. Infeksi yang produktif terjadi di dalam sel yang permisif dan menghasilkan produksi virusn yang infeksius. Infeksi yang abortif akan gagal memproduksi keturunan virus.
Multiplikasi Bakteriofag
• Daur Litik– Fase Adsorbsi
• Melekatnya virus pada dinding sel bakteri, pada dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli oleh protein virus.
• Virus mengelurkan enzim lisozim sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri.
– Fase Penetrasi• Kapsid virus memasukan asam nukleat (DNA atau
RNA) ke dalam sel.
– Fase Biosintesis• Produksi enzim penghancur oleh DNA virus untuk
menghancurkan DNA bakteri yang merupakan pengendali mesin biosintetik bakteri.
• DNA virus mengambil alih kendali kehidupan sel. DNA virus menginduksi mesin metabolik untuk menghasilkan komponen-komponen virus. Kemudian mereplikasi diri berulang kali dengan jalan mengkopi diri membentuk DNA virus dalam jumlah banyak.
• DNA virus tersebut melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid dengan menggunakan ribosom bakteri dan enzim-enzim bakteri.
– Fase Perakitan• Kapsid yang terpisah-pisah, antara bagian kepala,
ekor dan serabut ekor, dirakit membentuk kapsid yang utuh. Dan DNA virus masuk kedalamnya.
– Fase litik• Ketika perakitan virus selesai, virus telah
memproduksi enzim lisozim lagi, yakni enzim yang akan menghancurkan dinding sel bakteri.
• Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis dan mati. Sedangkan virus-virus baru akan keluar untuk mencari inang baru.
• Daur Lisogenik– Fase Adsorbsi
• Penempelan bakteriofaga pada dinding sel bakteri sebagaimana pada daur litik.
– Fase Penetrasi• Pemasukan asam nukleat ke dalam tubuh bakteri.
– Fase penggabungan• DNA virus masuk ke tubuh bakteri dan menyisip ke dalam DNA
bakteri atau melakukan pneggabungan DNA bakteri berbentuk sirkuler, yakni kalung yang berbetuk panjang sirkuler.
– Fase Pembelahan• Dalam keadaan tersambung sirkuler, DNA virus tidak aktif dan
dikenal sebagai profaga. Karena DNA virus menyatu dengan DNA bakteri, maka Jika DNA ]bakteri mengalami replikasi, DNA bakteri mengkopi diri dengan proses replikasi.
• Akan terbentuk dua bakteri yang mengansung profaga yang identik
– Fase Biosintesis• Dalam keadaan tertentu akibat rangsangan dari luar
(radiasi atau zat kimia) profaga menjadi aktif. • Profaga memisahkan diri dari DNA bakteri dan
kemudian melakukan mutiplikasi DNA virus, mensintesa protein yang digunakan sebagai penyusun kapsid virus.
– Fase Perakitan• Kapsid-kapsid tersebut dirakit menjadi kapsid yang
utuh yang akan dijadikan sebagai selubunga virus. • Selanjutnya DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya
guna membentuk virus-virus baru.
– Fase Litik• Kemudian terjadi lisis sel bakteri. Virus-virus akan
keluar dari sel bakteri dan menyerang bakteri baru.
Multiplikasi Virus Manusia
• Multiplikasi virus pada manusia pada dasarnya sama dengan daur multiplikasi bakteriofaga. Perbedaan terletak pada mekanisme atau cara masuknya ke dalam seh hospes dan pada proses biosinteisnya di dalam sel hospes.
• Perbedaan terjadi karena sel prokariot pada sel hospes bakteriofaga dan sel eukariotik pada sel hospes manusia.
Perbedaan Multiplikasi Bakteriofaga dan Virus Manusia
Fase Multiplikasi
Bakteriofaga Virus Manusia atau Binatang
Penempelan Serabut ekor menempel pada protein yang terdapat pada dinding sel bakteri.
Virus menempel pada protein dan glikoprotein yang terdapat pada membran sel hospes
Penetrasi DNA virus diinjeksikan ke dalam sel hospes.
Kapsid virus masuk melalui proses endositosis atau fusi sel.
Pelepasan Selubung Tidak diperlukan Pelepasan kapsid dilakukan dengan bantuan enzim.
Biosintesis Terjadi pada sitoplasma
Terjadi pada inti sel (virus DNA dan sitoplasma virus RNA)
Fase Multiplikasi Bakteriofaga Virus Manusia atau binatang
Infeksi Kronis Lisogeni Infeksi laten, infeksi berjala lambat, menyebabkan kanker
Pembebesan sel virus
Melisiskan sinsing sel hospes
Pembentukan sel budding (virus bersimpai) dan perusakan plasma sel hospes pada virus yang tidak bersimpai.
Biosintesis Virus DNA
Rindhy Utami Muris
Multiplikasi Virus DNA
mRNA
Inti sel
Sitoplasma
Protein kapsid
BIOSINTESIS VIRUS RNA
• Multiplikasi virus RNA prinsipnya sama dengan virus DNA kecuali terdapat beberapa perbedaan dalam pembentukan mRNA yang terjadi pada beberapa virus RNA
Multiplikasi Virus RNA dan Tahapan Sintesis Protein
MULTIPLIKASI RETROVIRIDAE
• Proses multiplikasi Lentivirus yaitu salah satu genus dalam retroviridae, termasuk HIV-1 dan HIV-2 berbeda dengan proses multiplikasi virus RNA lainnya karena retrovirus mempunyai enzim reverse transcriptase
Tahapan Multiplikasi Retroviridae