Proposal Fiks Pemmas

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendampingan dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Posyandu Lansia sangatlah perlu, agar kegiatan yang ada dalam Posyandu tersebut terlaksana dengan optimal dan juga para Lansia bisa menikmati masa tuanya dengan sehat. Usia lanjut sering menghadapi masalah yang terjadi akibat proses menua perubahan fisik maupun psikologis menjadikan lanjut usia bermasalah apabila kurang mendapat pembinaan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan untuk membina para lanjut usia agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia di masa tua yang bahagia berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan keberadaannya distrata masyarakat. Posyandu lansia juga memepunyai nilai kemanfaatannya yang tinggi bagi para lansia yang mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu karena dengan adanya posyandu lansia kesehatan lansia terpantau dengan baik sehingga apabila ada penyakit tertentu dapat dirujuk ke puskesmas terdekat. Posyandu lanjut usia merupakan bentuk partisipasi masyakat yang nyata dalam mewujudkan mutu kehidupan lansia, mencapai masa tua yang berdaya guna. 1

description

abc

Transcript of Proposal Fiks Pemmas

3

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pendampingan dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Posyandu Lansia sangatlah perlu, agar kegiatan yang ada dalam Posyandu tersebut terlaksana dengan optimal dan juga para Lansia bisa menikmati masa tuanya dengan sehat.

Usia lanjut sering menghadapi masalah yang terjadi akibat proses menua perubahan fisik maupun psikologis menjadikan lanjut usia bermasalah apabila kurang mendapat pembinaan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan untuk membina para lanjut usia agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia di masa tua yang bahagia berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan keberadaannya distrata masyarakat. Posyandu lansia juga memepunyai nilai kemanfaatannya yang tinggi bagi para lansia yang mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu karena dengan adanya posyandu lansia kesehatan lansia terpantau dengan baik sehingga apabila ada penyakit tertentu dapat dirujuk ke puskesmas terdekat.

Posyandu lanjut usia merupakan bentuk partisipasi masyakat yang nyata dalam mewujudkan mutu kehidupan lansia, mencapai masa tua yang berdaya guna.

Terdapat buku pedoman pelaksanaan posyandu lansia yang dapat memberikan panduan kepada masyarakat maupun unsur-unsur terkait dalam melaksanakan kegiatan posyandu lansia dengan pelayanan komprehensif.

Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yaitu melalui posyandu dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peran serta masyarakat

Jumlah Lansia di RW.04 Kelurahan Sukun lebih dari 500orang, namun belum ada wadah untuk memberdayakan Lansia tersebut. Oleh karena itu, pada bulan Mei 2014, dibentuklah Posyandu Lansia dengan 3 kader di setiap RT, dalam struktur organisasi posyandu lansia terdapat seksi-seksi agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, seksi-seksi tersebut diantaranya mental dan spiritual, kesehatan, olahraga dan rekreasi, kesejahteraan, dan seni budaya, kegiatan seksi kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan setiap bulan. Kegiatan seksi olahraga dan rekreasi yaitu senam lansia yang dilakukan setiap minggu pagi, dan kegiatan seksi seni budaya yaitu permainan alat musik tradisional berupa kolintang.Terdapat pertentangan pendapat untuk menentukan system yang digunakan dalam Posyandu tersebut, yaitu digabung atau dipisah. Terdapat dampak positif dan negatif dari kedua pilihan tersebut. Jika sistem Gabung, masalah yang terjadi yaitu partisipasi lansia menurun karena lokasi yang jauh, dan alat-alat kesehatan yang digunakan minim, jika menggunakan system Pisah masalah yang terjadi yaitu kurangnya koordinasi anatara kelompok satu dengan kelompok yang lain dalam pembuatan dan panggabungan laporan bulanan, banyak kader yang tidak hadir dalam kegiatan Posyandu, serta kurangnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan kegiatan seperti alat-alat kesehatan yang kurang.

Jadi, masalah umum yang terjadi dalam Posyandu lansia RW.04 yaitu kurangnya swadaya masyarakat menyangkut kesadaran dan pendanaan, misalnya para lansia tidak mau menyumbang dana untuk kesehatannya sendiri, seperti yang terjadi saat pembukaan Posyandu Lansia pada bulan Mei lalu terdapat 120 lansia yang berpartisipasi untuk melakukan cek kesehatan seperti cek gula darah, kolesterol, dan lainnya secara gratis, namun pada bulan selanjutnya para lansia yang berpartisipasi berkurang derastis dari 120orang menjadi 63orang, penurunan tersebut disebabkan karena adanya sumbangan sukarela untuk pelayanan tersebut, selanjutnya adalah lokasi yang jauh dan sarana-prasarana yang kurang seperti meja dan alat-alat medis. Sarana dan prasana tidak harus membeli baru, melalui partisipasi masyarakat akan lebih cepat membantu misalnya peminjaman meja kepada beberapa keluarga, memberdayakan masyarakat setempat yang mempunyai skill di bidang kesehatan agar Lansia mudah dalam konsultasi kesehatan di Posyandu Lansia. Sehingga masyarakat lebih mampu dan mandiri dalam membangun kemampuan diri kearah kehidupan yang lebih produktif dan berkualitas.1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan UmumMempertahankan keberadaan Posyandu Lansia di RW04 Sukun Malang melalui Pemberdayaan Masyarakat.1. Lebih ke mempertahankan berdirinya posyandu.

2. Meningkatkan kemampuan kader Posyandu dalam mengelola dan menyampaikan pelayanan kepada masyarakat

3. Mmeberikan pelayanann kesehatan yang berkualitas kepada lansia.1.2.2 Tujuan Khusus1. Memberdayakan masyarakat setempat2. Memberdayakan pihak swasta untuk penggalangan dana3. Memberdayakan kebijakan pengambil keputusan

4. Memberdayakan pihak-pihak sponsor

5. Meningkatkan partisipasi Lansia dalam mengikuti program Posyandu Lansia

6. Meningkatkan keterampilan kader sebagai pengelola Posyandu berdasarkan kebutuhan sasaran di wilayah pelayanannya

7. Meningkatkan keterampilan kader dalam berkomunikasi pada masyarakat

8. Meningkatkan keterampilan kader untuk menggunakan metode dan media diskusi yang lebih partisipatif.

9. Meningkatakan sarana dan prasarana Posyandu Lansia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Proses pemberdayaan hendaknya meliputi enabling (menciptakan suasana kondusif), empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat), protecting (perlindungan dari ketidak adilan), supporting (bimbingan dan dukungan), dan foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang). Terdapat empat strategi pokok dalam bidang pembangunan kesehatan, yaitu : Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, Meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, dan Meningkatkan pembiayaan kesehatan (Depkes, 2006).

2.2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat pada lansia

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:

2.2.1 Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :

1. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.

2. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.

3. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.

4. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

5. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.

6. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.

7. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi , kelelahan fisik dan mental.

8. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.

2.2.2 Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :

1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut

2. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.

3. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna

4. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.

5. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.2.2.3 Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:

1. Pelayanan kesehatan dasar

2. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan

2.2.4 Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Yang dapat berupa kegiatan :

1. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan

2. berbagai alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut

3. dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.

4. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita

5. Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah.

6. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.

7. Perawatan fisio terapi.

2.3 Program Pendampingan Sesuai Jadwal

2.3.1 Strategi pendampingan

Strategi yang mungkin dapat dilaksanakan adalah :

1. Komponen Penyebarluasan Informasi kesehatan dengan melakukan kegiatan :a. Mengembangkan, memproduksi dan menyebarluaskan bahan-bahan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut.

b. Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas puskesmas dan rujukan serta masyarakat di bidang kesehatan masyarakat usia lanjut.

c. Melengkapi puskesmas den rujukannya dengan sarana den bahan penyuluhan.

d. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media masa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi bagian integral.

e. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum den kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi dan lain-lain.

f. Melaksanakan pengkajian den pengembangan serta pelaksanaan tekhnolog tepat guna dibidang penyebarluasan informasi.

g. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.h. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat seperti wabah, bencana alam, kecelakaan.

2. Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan antara lain:a. Mengembangkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas Puskesmas dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan.

b. Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok masyarakat termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan potensi swadaya masyarakat dibidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan berkesinambungan.

c. Mengambangkan, memporoduksi dan menyebarluaskan pedoman penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggaraan penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta.

3. Komponen Pengembangan Penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan :a. Menyempurnakan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di sekolah-sekolah kesehatan.

b. Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut.

c. Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat diberbagai tingkat.

2.3.2 Langkah Langkah Pendampingan

Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut diatas dimana masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut dan wilayahnya jelas sudah diketahui.

2. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta berhasil guna.

3. Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus jelas, realisis dan bisa diukur.

4. Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan dan dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya.

5. Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.

6. Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyeleggaranan benar- benar tepat guna untuk dipergunakan.

7. Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta masyarakat dan kemampuan penyelenggaranan.

Dengan langkah-langkah rencana penyuluhan beserta semua sumber daya dan temuan yang diperoleh, dilaksanakan upaya penyuluhan dengan menyusun, menyepakati dan menjelankan suatu jadwal pelaksanaan kegiatan yang jelas dengan menguraikan kapan (waktu) dimana (tempat), dan siapa (kelompok sasaran), bagaimana (metode dan media), apa (pesan-pesan).

BAB III

METODOLOGI3.1 Metode

Metode yang digunakan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Posyandu Lansia adalah:

3.1.1 Metode RRA ( Rapid Rural Appraisal ) atau Penilaian Desa secara Partisipatif.Metode ini sangat efektif diterapkan pada Posyandu Lansia, karena metode ini menggunakan teknik peniaian terbuka, cepat, dan bersih disbanding dengan teknik kunjungan singkat sebagai sebuah metode penilaian RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri dari :

1. Review atau telaah data sekunder, termasuk peta wilayah, pengamatan lapangan.

2. Observasi lapangan secara langsung

3. wawancara dengan informan kunci dan lokakarya

4. pemetaan dan pembuatan diagram atau grafik

5. studi kasus, sejarah lokal dan biografi

6. pembuatan quosioner sederhana dan singkat, serta 7. pembuatan laporan lapangan secara cepat

3.1.2 Metode selanjutnya yang dapat kita terapkan yaitu Metode PLA (Participatory Learning and Action).Metode ini merupakan penyempurnaan dari metode Learning by Doing, adapun persyaratan dalam pelaksanaan PLA, yaitu:

1. Adanya kemauan dan komitmen untuk mendengarkan, menhormati, dan beradaptasi

2. Tersedia banyak waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan atau penyuluhan

3. Komunitas telah didampingi oleh organisasi yang paham dengan keadaan masyarakat

4. Perlu dibangun suasana atau komunikasi yang mendorong masyarakat memiliki kepercayaan pada pihak luar3.2 Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini yatu pengurus posyandu lansia yang terdiri dari kader dan tenaga kesehatan, serta pengurus inti dari RW 04 dan RT 1 s/d 12

3.3 Fokus Studi

3.3.1 Masalah yang Muncul Setelah Dilakukan Survey

1. Keaktifan atau antusias kader dan jumlahnya kurang

2. Program yang dijalankan kurang efektif

3. Partisipasi masyarakat atau kesadaran kesehatan akan paradigma sakit kurang

4. Pendanaan yang kurang, salah satunya karena kurangnya swadaya dari masyarakat setempat.3.3.2 Perencanaan

No.Hari, tanggalMasalahIntervensi

1.Keaktifan atau antusias kader dan jumlahnya kurang1. meningkatkan keaktifan dan antusias kader melalui penyuluhan.

2. membentuk kader baru yang benar benar siap.

3. memberikan informasi khususnya kepada kader yang baru tentang tugas - tugas kader.

4. menekankan kembali kepada semua kader bahwa program program posyandu lansia ini sangat penting.

5. -memberikan penyuluhan kepada kader tentang konsep dasar kader.

2.Program yang dijalankan kurang efektif1. mensosialisasikan program baru yang lebih efektif dalam pelaksanaan posyandu. (merubah sistem 4 kelompok).

3.Partisipasi masyarakat atau kesadaran kesehatan akan paradigma sakit kurang1. memberikan penyuluhan kepada kader dan masyarakat mengenai informasi langkah promotif dan preventif kesehatan.

4.Pendanaan yang kurang, salah satunya karena kurangnya swadaya dari masyarakat setempat.2. kolaborasi dengan ketua RT dan RW untuk mendukung berjalanknya program swadaya masyarakat (iuran 50.000/RT)3. Sosialisasi kepada kader mengenai program pendanaan kesehatan (JPKM)

4. Mendukung dan mendorong pengurus kader untuk melaporkan hasil program kerja yang dilakukan 1 x dalam 1 bulan.

5. Memberikan penyuluhan kepada kader tentang konsep dasar kader.

3.4 Metode Pengumpulan

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara kepada Ketua RW 04, Ketua Posyandu Lansia, dan kepada Kader Kesehatan dari posyandu lansia mengenai program-program yang dijalankan disana, menganalisa riwayat data yang lalu, kinerja dari para kader, dan menggali masalah yang ada di sana, baik itu masalah kendala yang lalu atau pun yang sekarang dan yang akan datang. Selain itu kita juga mempertanyakan tentang antusias warga RW 04 terhadap adanya kegiatan posyandu lansia tersebut.3.5 Metode Penyajian Data

Sumber: Laporan Bulanan Posyandu Lansia DANAN JOYO IV Kelurahan Sukun

Pada data diatas dapat disimpulkan, Lansia yang datang atau berkunjung ke Posyandu Lansia yang dilaksanakan 1 bulan sekali, pada bulan Mei ke bulan Juni mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan:

3.5.1 Lokasi Posyandu Lansia yang ditempuh jauh

3.5.2 Jumlah antrean yang lama, dikarenakan pelaksanaan posyandu lansia bersamaan dengan posyandu balita.3.6 Lampiran Proposal

Lampiran Kuesioner5

_1473792344.xlsChart1

1785

1449

Laki-Laki

Perempuan

Data Lansia yang dibina

Sheet1

Laki-LakiPerempuanSeries 3

Bulan Mei17852

Bulan juni14492

1.83

4.52.85

To resize chart data range, drag lower right corner of range.