PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS...

82
PERAN PENDAMPING DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK TERLANTAR DI YAYASAN SAYAP IBU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh : Lina Mardiana 106054102060 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M  

Transcript of PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS...

Page 1: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

PERAN PENDAMPING DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN

ANAK TERLANTAR DI YAYASAN SAYAP IBU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh :

Lina Mardiana

106054102060

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

 

Page 2: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

PERAN PENDAMPING DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK

TERLANTAR DI YAYASAN SAYAP IBU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh :

Lina Mardiana

106054102060

Di Bawah Bimbingan

Nurhayati Nurbus, M.Si

NIP. 19740809 199803 2 020

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

 

Page 3: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi be1judul Peran Pendamping Dalam Membentuk Kemandirian ADak Terlantar Di Yayasan Sayap Ibu telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN SyarifHidayatuUah Jakarta. Pada 31 Juli 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Satjana Kesejahternan Sosial (S.Sos) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.

Jakarta 31 Juli 2013

Sidang MUDaqasyab

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

~~-Siti Napsiyah, MSW. Ahmad Zaky, M,Si

NIP :19740101 2001122003 1977 11272007101001

Penguji I Penguji II

Ismet Firdaus, M.Si. aida M.Si.

197512272007101001 198005272007102001

 

Page 4: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupaka hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juli 2013

Lina Mardiana

 

Page 5: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

i

ABSTRAK

Lina Mardiana

Peran Pendamping Dalam Membentuk Kemandirian Anak Terlantar di

Yayasan Sayap Ibu.

Anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab orang tuanya tidak

dapat menjalankan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi

dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Anak-anak tersebut

membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk mengasuh dan mendidiknya

agak dapat hidup mandiri dikemudian hari. Salah satu lembaga sosial yang peduli

terhadap anak terlantar adalah Yayasan Sayap Ibu (YSI). Pada awalnya, yayasan

tersebut hanya menampung anak-anak balita umur 0-5 tahun, namun hingga saat

ini, anak yang berada di Yayasan Sayap Ibu sudah ada yang duduk di bangsku

Sekolah dasar (SD). Anak-anak tersebut ditampung dan dididik untuk menjadi

anak yang mandiri di kemudian hari. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana peran pendamping dalam membentuk

kemandirian anak terlantar yang duduk di bangku Sekolah dasar (SD) di Yayasan

Sayap Ibu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui

observasi mendalam, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah

1 orang pendamping/pengasuh panti, 2 orang anak panti, dan 1 orang pengurus

Yayasan Sayap Ibu. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penulis mengumpulkan seluruh data hasil wawancara, kemudian diseleksi,

dirangkum, dan dipilih hal-hal penting dan pokok, kemudian dikategorikan dan

disusun secara sistematis.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa peran pendamping dalam

membentuk kemandirian anak terlantar sangat terlihat dari pelaksanaan program

kerja dan pola hidup sehari-hari di panti asuhan. Pendamping melakukan

pembimbingan dan mengasuh anak dengan sistemik dan terarah sesuai dengan

program pendampingan anak sehari-hari. Program panti tersebut meliputi,

kursus-kursus, pembagian tugas anak-anak panti, pola hidup sehari-hari, hiburan,

dan pergaulan dengan masyarakat. Melalui program-program tersebut, anak dapat

menyerap nilai-nilai hidup yang sangat kental dengan kedisiplinan pembangunan

mental kemandirian untuk hidupnya nanti.

 

Page 6: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi robbil 'alamin. Segala puji hanya milik Allah SWT atas

segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Pendamping dalam Membentuk

Kemandirian Anak Terlantar di Yayasan Sayap Ibu.” Judul skripsi ini tercipta

karena penulis pernah melakukan praktikum dua di yayasan tersebut.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos.) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Harus diakui, dengan serta keterbatasan yang ada sangatlah berat menyelesaikan

skripsi ini, akan tetapi motivasi dalam diri penulis mendongkrak semangat dan

memecah hambatan-hambatan yang ada Betapapun perjuangan yang penulis

lakukan demi terselesaikannya skripsi ini, tidak sebanding dengan kebahagiaan

yang penulis dapat.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama Mama dan

Bapak tercinta yang telah sabar tak putus asa memberi dukungan baik moril

maupun materil sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Insyallah anak mu ini,

akan selalu berjuang untuk membahagiakan Mama dan Bapak. Kepada kakak dan

adik-adikku yang bahu-membahu mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini.

Kepada kekasih hati, Suami ku tercinta yang selalu menemani penulis dalam suka

maupun duka, I love You Beyb. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan cinta

 

Page 7: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

iii

yang mereka berikan dengan balasan yang berlipat. Ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. Selaku Rektor Universitas

Islam Negeri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nurhayati Nurbus, M.Si Selaku pembimbing yang dengan tulus

memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Siti Napsiyah, MSW ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas arahannya.

5. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas dukungan dan bantuannya.

6. Dosen-dosen Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial yang telah

mendidik dan memberikan dispensasi waktunya terhadap skripsi ini.

7. Pihak Yayasan Sayap Ibu Jakarta yang sudah mengizinkan menjalankan

praktikum dua dan melakukan penelitian skripsi ini (Ibu Maryono, Ibu

Rini Suroso, Ibu Osa, Ibu Ipung, Bapak Hadi, Ibu Umi) dan adik-adik

yang berada di Yayasan Sayap Ibu (Joni, Jaya, Akbar, Vikri, Mulia).

8. Kepada teman-teman kessos 2006 yang berbagi pengalaman yaitu : teman

praktikum dua Alwi Dhuha, Abdul Hayyi, Fitrah, Mega, Jali, Chris, Afrida

thanks atas support-nya

 

Page 8: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

iv

Akhirnya, Tiada gading yang tak retak andai pun retak jadikanlah sebagai

ukiran, begitupun dengan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Namun demikian penulis sangat berharap kiranya skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan kontribusi yang positif terhadap wawasan mahasiswa

secara umum, khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

skripsi sederhana ini dapat membawa`manfaat bagi pembacanya, amin.

Jakarta, 23 Juli 2013

Lina Mardiana

(106054102060)

 

Page 9: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. .. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ............................................... 9

1. Pembatasan Masalah .................................................................................. 9

2. Perumusan Masalah ................................................................................. . 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9

1. Tujuan Penelitian .................................................................................. . 9

2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

a. Manfaat Praktis .................................................................................. 10

b. Manfaat Akademis ............................................................. .............. 10

D. Metodologi Penelitian ………..............……………………...……………… 11

1. Pendekatan Penelitian………………………… …………..............… 11

2. Jenis Penelitian ………………………………………............................. 12

3. Teknik Pengumpulan Data ………………………….......……………… 13

a. Observasi ............................................................................................ 13

b. Wawancara ….. ......................................................................... 13

d. Catatan Lapangan ................................................................................. 14

e. Dokumentasi ........................................................................................ 14

4. Sumber Data……………………………………….......................…. 15

5. Tempat dan Waktu penelitian ..…..…………….................................. 15

6. Subjek, Informan, dan Objek Penelitian…….................................……… 15

7. Teknik Analisis Data………………………….....................…………….. 16

 

Page 10: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

vi

8. Teknik Keabsahan Data…………………………....…………................. 18

9. Teknik Penulisan ...................................................................................... 18

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 18

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ .... 19

BAB II. LANDASAN TEORI …….................................................................. 21

A. Pengertian Anak Terlantar……………………………................................... 21

B. Definisi Kemandirian……………………..................................................… 24

1. Ciri-ciri Kemandirian . ............................................................................. 25

2. Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian .............................................. 28

a. Faktor Internal .................................................................................. 28

b. Faktor External ................................................................................. 29

C. Peranan Panti Asuhan ..................................................................................... 31

D. Definisi Pendamping ..................................................................................... 33

BAB III. GAMBARAN UMUM LEMBAGA …..............……………...… 38

A. Sejarah Pendirian…………………………………….......................… 38

1. Dasar Hukum……………………….................................................… 40

2. Visi dan Misi ......................................................................................... 41

3. Tugas Pokok ........................................................................................... 41

4. Kedudukan ............................................................................................. 42

5. Kegiatan Yayasan Sayap Ibu…………………….................................... 43

6. Pendanaan Yayasan Sayap Ibu………………….…………….....…….. 43

7. Tujuan………………………………….................................................. 44

8. Fungsi…………………………………...................................………... 45

9. Prinsip Kegiatan……………………..............................................……. 46

10. Sarana dan Prasarana……………...........................………………… 46

 

Page 11: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

vii

11. Data Karyawan .................................................................................... 47

12. Data Anak Asuh Tingkat Sekolah Dasar ............................................. 48

BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA …................……………………… 49

A. Pembahasan……………………………………........................………...… 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………................……………..….. 60

A. Kesimpulan……………………………………........................……...….... 60

B. Saran………………………………………….........................……..…….. 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................... 65

Pedoman Wawancara………..........................………………………..……… 65

 

Page 12: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup

manusia, karena anak sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak lahir

anak diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai budaya yang

berlaku melalui pembinaan yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Proses

sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga melalui pembinaan

anak yang diberikan oleh orang tuanya. Di sini pembinaan anak sebagai bagian

dari proses sosialisasi yang paling penting dan mendasar karena fungsi utama

pembinaan anak adalah mempersiapkan anak menjadi warga masyarakat yang

mandiri.

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara

kumulatif selama perkembangan, di mana individu akan terus belajar untuk

bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan. Individu

akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirianya,

seseorang dapat mememilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang dengan lebih

mantap.

Desmita mengungkapkan pengertian kemandirian sebagai kemampuan

untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara

bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keragu-

raguan. Lebih dari itu Desmita menjelaskan bahwa kemandirian biasanya ditandai

 

Page 13: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

2

dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur

tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan

sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain.1

Keutuhan keluarga sangat diperlukan dan penting dalam kemandirian

anak. Kehadiran orang tua memungkinkan adanya rasa kebersamaan sehingga

memudahkan orang tua mewariskan nilai-nilai moral yang dipatuhi dan ditaati

dalam berperilaku, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi

manusia yang mandiri. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pertolongan dari

orang dewasa yaitu melalui pendidikan dan pelatihan dalam hal ini adalah

keluarga, terutama orang tua.

Adanya tuntutan dan kedudukan yang sama sebagai warga negara maka

anak perlu mendapatkan perhatian secara khusus dengan pembinaan sikap dan

perilaku sosial anak. Dengan demikian untuk terbentuknya pendewasaan

seseorang anak dibutuhkan interaksi sosial.2 Untuk dapat mandiri seseorang

membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta

lingkungan sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas dirinya sendiri.

Pada saat ini peran orang tua dan peran respon dari lingkungan sangat

diperlukan bagi anak sebagai “penguat” untuk setiap perilaku yang telah

dilakukannya. “Keutuhan” orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat

dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-

1 Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya, h. 185

2 Walgito, Bimo 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Yayasan

Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. h. 160

 

Page 14: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

3

dasar disiplin diri. Berbeda halnya dengan anak terlantar, tidak adanya orang tua

membuat anak menjadi kurang perhatian dan pendidikan terabaikan.

Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan

sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan

pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak

bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi

banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib

anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah

bagian dari warga Negara yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga

tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang mandiri, bermanfaat, beradab

dan bermasa depan cerah.

Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya

pemerintah mempunyai tanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan

anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak

jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya,

seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, dan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan

Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak anak). Mereka

perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu

hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan

pilihan pemeliharaan (family envionment and alternative care), kesehatan dasar

dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya

 

Page 15: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

4

(education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special

protection).3

Kehidupan anak-anak terlantar bisa berubah menjadi liar karena tidak

terkontrol oleh keluarga, maupun norma atau hukum yang berlaku di masyarakat.

Hal ini menjadi perhatian khusus bagi lembaga sosial untuk membina mereka

yakni panti asuhan. Salah satu alternatif yang banyak dilakukan oleh keluarga

yang tidak mampu memelihara anaknya adalah dengan menitipkan si anak

tersebut ke panti asuhan. Ada yang menitipkannya secara terang-terangan, ada

pula yang diam-diam membuangnya, supaya si anak tersebut berharap ada yang

mau membesarkannya. Pikirannya, perasaan, dan tingkah laku anak terlantar pada

umumnya tidak terorganisir dengan baik dalam dirinya. Sehingga wajar bila

acapkali kita sering melihat perkataan ataupun tindakan mereka yang negatif atau

kurang sopan.

Dalam mengatasi masalah sosial khususnya masalah anak terlantar, maka

pemerintah, lembaga sosial, atau pihak yang perduli terhadap persoalan ini,

menyediakan panti-panti dalam pembinaan para penyandang masalah sosial.

Panti-panti yang ada mempunyai program tertentu disesuaikan dengan

penyandang masalah sosial yang dibinanya. Menurut A. Mangunhardjana,

pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang belum

dimiliki dengan tujuan membuat orang yang menjalaninya membetulkan dan

mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada, serta mendapatkan

33

UUD 1945

 

Page 16: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

5

pengetahuan yang baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sudah

dialami secara efektif.4

Anak yang sudah dalam pengawasan panti disebut dengan penghuni panti

atau anak asuh. Dengan demikian anak pada panti diharapkan adanya perubahan

sifat, sikap, sehingga menghasilkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan norma-

norma yang berkembang di masyarakat. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh

panti bertujuan untuk mengarahkan setiap anak untuk dapat beradaptasi dengan

lingkungannya. Kehidupan di panti diciptakan sedemikian rupa seperti layaknya

sebuah keluarga, sehingga anak akan merasakan lebih nyaman dan merasakan

kasih sayang serta pemeliharaan yang baik terhadap kondisi fisik dan

psikologisnya.

Konflik yang terjadi dalam diri seorang anak seringkali tidak dapat

diselesaikan oleh orang tua atau orang terdekat sekalipun. Pola asuh yang salah

arah menjadi mereka secara psikologis trauma menghadapi orang tua mereka.

Keluarga yang seharusnya menjadi tempat pertama dan utama tidak dapat lagi

mereka rasakan dan yang lebih parah lagi si anak lahir tidak dapat menemukan

tempat sosialisasi utama yakni sebuah keluarga. Semua dirasakan sebagai akibat-

akibat dari masalah yang menimpa anak.

Anak-anak terlantar yang tinggal di panti asuhan memiliiki latar belakang

yang berbeda, namun kesemuanya tidak menghambat anak untuk bergaul atau

4 A. Mangunhardjana. 1986. Pembinaan: Arti dan Metodenya, Yogyakarta: Kanisius.

h.12

 

Page 17: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

6

berinteraksi antar sesama mereka. Walaupun terkadang ada saja yang tertutup

sehingga menghalanginya untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.

Sejak tahun 1990-an justru semakin banyak anak yang tinggal dipanti

asuhan, karena orang tuanya didera kemiskinan. Mereka tak sanggup lagi, bahkan

untuk memberi makan anaknya saja. Di wilayah DKI Jakarta, terdapat lima panti

asuhan dan satu panti asuhan khusus untuk remaja. Daya tampung seluruhnya

sekitar 960 anak. Disamping panti milik pemerintah, ada pula sekitar 60 panti

asuhan yang dikelola swasta. Daya tampung panti asuhan terbatas sekitar 50-125

anak, tergantung kemampuan masing-masing panti. Kalau dari segi sandang,

pangan dan papan mungkin sebagian besar panti bisa memenuhinya tetapi dana

pendidikan masih sulit. Pengelola panti diharapkan bisa memberi rasa aman dan

nyaman bagi anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya. Meski diakuinya, sulit

dibagi pengelola panti untuk benar-benar berfungsi sebagai orang tua dalam arti

yang sebenarnya. Selain anak dipanti jumlahnya banyak, tenaga pengelolaan panti

asuhan pun biasanya terbatas.

Salah satu panti asuhan yang terdapat di Jakarta adalah Yayasan Sayap

Ibu. Panti ini dikelola oleh pemerintah dan cukup terkenal di daerah Barito II,

Jakarta selatan. Panti asuhan atau yayasan ini berfungsi sebagai lembaga sosial di

mana dalam kehidupan sehari-hari, anak diasuh, dididik, dibimbing, diarahkan,

diberi kasih sayang, dicukupi kebutuhan sehari-hari. Agar anak tidak kehilangan

suasana seperti dalam keluarga, panti asuhan berusaha memberikan pelayanan

yang terbaik pada mereka dan menggantikan peran keluarga bagi anak.

 

Page 18: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

7

Yayasan Sayap Ibu bertujuan untuk menolong anak balita terlantar umur

0-14 tahun, anak-anak tersebut dirawat sambil dicarikan keluarga angkat. Anak-

anak yang ada di dalam yayasan tersebut adalah anak-anak yang tidak mempunyai

ayah, ibu atau keduanya dan anak-anak dari keluarga miskin sehingga orang tua

tidak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi anak.

Di dalam panti para pendamping berusaha secara maksimal mungkin

untuk mengantikan peran orang tua sebagai provider, protector, decision maker,

chilspesialiser and edukator dengan tujuan untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan kepada anak-anak terlantar dan miskin dengan memenuhi

kebutuhan fisik, mental dan sosial agar kelak mereka mampu hidup layak dan

hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat.

Keunggulan yang terdapat di panti ini adalah, anak yang berada dalam

pengawasan panti diberikan berbagai macam latihan keterampilan tidak sekedar

ditampung dan diasuh saja. Sejak sedini mungkin mereka diajarkan tentang sikap

mandiri dalam kehidupan sehari-harinya. Peranan panti sebagai salah satu wadah

penyatuan dituntut untuk dapat meringankan masalah yang dihadapi anak-anak

terlantar.

Panti asuhan bergerak di bidang sosial kemanusiaan pada umumnya

memiliki program dan kegiatan yang kesemuanya ditujukan untuk kesejahteraan

dan kemandirian anak terlantar. Intinya anak terlantar butuh perhatian yang serius

dan penanganan yang khusus sehingga mereka dapat hidup seperti kebanyakan

anak-anak lain yang hidup dalam keluarga normal, memiliki bekal hidup untuk

kemandirianya dimasa yang akan datang.

 

Page 19: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

8

Untuk dapat menjalankan program-program tersebut, peran pendamping

sosial sangat menentukan keberhasilan program penanganan anak dalam panti

asuhan. Merekalah yang mengarahkan, mengatur, serta mendidik anak panti

dalam keseharianya. Pendamping yang berperan sebagai orang tua pengganti bagi

anak terlantar berperan aktif dalam membentuk perilaku anak, terutam dalam

pembentukan kemandirian.

Untuk itu, sudah seharusnya anak terlantar mendapat penanganan serius

dan intensif terutama dari pendamping di panti asuhan untuk bekal hidup anak

dimasa mendatang. Bagaimana pendamping dalam membentuk kemandirian anak

terlantar membuat peneliti tertarik untuk dapat mengetahuinya lebih dalam.

Upaya pendamping dalam mengarahkan anak menjadi sosok yang mandiri

inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengupasnya dalam penelitian. Peran

pendamping tersebut, bisa menjadi standar dalam program pendampingan anak-

anak di panti-panti asuhan yang serupa. Namun dikarenakan keterbatasan dalam

penelitian, penulis hanya membahasnya dari program dan aktifitas keseharian di

panti asuhan Yayasan Sayap Ibu Cabang Cirendeu. Di sinilah anak-anak panti

asuhan tinggal, mereka semua masih duduk di (SD) Sekolah Dasar. Usia mereka

antara 6-13 Tahun.

Korelasi antara pendamping dan anak asuh usia SD dengan tujuan

tercapainya kemandirian anak inilah yang membuat peneliti tertarik untuk

meneliti permasalahan seperti dalam paparan di atas dengan judul “ PERAN

PENDAMPING DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK DI

YAYASAN SAYAP IBU”.

 

Page 20: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya waktu dan untuk fokus penelitian, dalam

melakukan penelitian ini, penulis membatasi permasalahan hanya pada

peran pendamping dalam membentuk kemandirian anak di Yayasan Sayap

Ibu. Hal ini menghindari dari terjadinya perluasan materi yang akan

dibahas selanjutnya. Pokok permasalahan yang akan di bahas adalah pada

peranan pendamping dalam membentuk kemandirian anak terlantar yang

sudah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dengan usia antara 5-13

Tahun yang berada di Yayasan Sayap Ibu Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut, perumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Pendamping dalam

membentuk kemandirian anak di Yayasan Sayap Ibu“

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah

Untuk mengetahui bagaimana peran pendamping dalam membentuk

kemandirian anak asuh di Yayasan Sayap Ibu.

 

Page 21: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

10

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

Dapat memberikan masukan kepada yayasan sayap ibu untuk

membuat kebijakan dalam rangka memaksimalkan peran Yayasan Sayap

Ibu dalam membentuk kemandirian anak asuh.

a. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca umumnya dan bagi

penulis khusunya dan para calon pekerja sosial agar mendapat

gambaran umum tentang proses pelaksanaan pendampingan untuk

tercapainya kemandirian pada anak terlantar yang ada di Yayasan

Sayap Ibu.

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan

kesejahteraan sosial khususnya yang berkaitan dengan program

pendampingan untuk kemandirian anak terlantar

c. Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut,

khususnya penelitian terapan yang berkaitan dengan masalah

program pendampingan anak terlantar untuk mandiri.

b. Manfaat Akademis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai program

pendampingan bagi anak-anak terlantar yang ada di Yayasan

Sayap Ibu.

 

Page 22: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

11

b. Memberikan sumbangsih pengetahuan bagi kompetensi pekerja

sosial di bidang pelayanan sosial khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan program kemandirian bagi anak terlantar.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan,

yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan

suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-

perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik,

dan unik bermakna dilapangan. 5

Sedangkan menurut Bogdan dan Tailor dalam bukunya

sebagaimana di kutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan tentang

metodologi kualitatif sebagai prosuder penelitian yang menghasilkan

data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini

diartikan pada latar dan individu secara holistik (utuh. jadi, dalam hal

ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam

5 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003) cet. Ket-2, h. 39

 

Page 23: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

12

variabel atau hipotesis, tetapi perlu pemandangan sebagai bagian dari

suatu keutuhan. 6

Pendekatan kualitatif ini di pilih berdasarkan tujuan penelitian

yang ingin mendapatkan gambaran tentang Yayasan Sayap Ibu dalam

membentuk kemandirian anak dan bagaimana penanaman perilaku

kemandirian anak terlantar di Yayasan Sayap Ibu dalam membantu

perkembangan anak terlantar.

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah

deskriptif. pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian,

laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumentasi

resmi lainnya. 7

6 Lexy J. Meleong,“ Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), h.3

7 Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif. h. 42

 

Page 24: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

13

Dalam penelitian destriptif ini penulisan gunakan dalam

menjelaskan dan menerangkan peran pendamping di Yayasan Sayap

Ibu dalam menanamkan kemandirian anak terlantar.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk melaksanakan penelitian ini, teknik pengumpulan

data yang akan dilaksanakan adalah melalui:

a. Observasi

Teknik observasi yaitu penulis mendatangi Yayasa Sayap Ibu

untuk meminta izin melakukan pengamatan/penelitian secara langsung

terutama anak Sekolah Dasar (SD) yang ada di Yayasan Sayap Ibu. Di

sini penulis melakukan pengamatan langsung dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan Yayasan Sayap Ibu terutama kegiatan yang dilakukan

anak sekolah tersebut seperti; (1) belajar di yayasan, (2) menjadi

pendamping dalam bermain dan belajar, dan mengikuti kegiatan

sehari-hari klien di panti asuhan dengan tujuan agar penulis

mendapatkan data yang akurat dan kongkret tentang masalah yang

diteliti penulis.

b. Wawancara (interview)

Wawancara ini untuk melengkapi pengumpulan data yang

diperlukan, selain melakukan observasi langsung dan dokumentasi

penulis juga melakukan wawancara langsung kepada pihak Yayasan

 

Page 25: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

14

Sayap Ibu yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis

ataupun kepada pihak lain yang berhubungan dengan masalah yang

penulis teliti. untuk kebutuhan ini, penulis melakukan wawancara

mendalam dengan 1 orang pengurus Yayasan Sayap Ibu, 1

pendamping, dan 2 orang klient

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ialah catatan tertulis tentang apa yang

penulis dengar, lihat, alami, dan pikirkan dalam rangka pengumpulan

data dan refleksi terhadap data penelitian. penulis akan mencatat hasil

observasi selama masa penelitian berjalan. Hasil catatan tersebut akan

digunakan sebagai acuan serta pedoman dalam menguraikan hasil dan

temuan lapangan.8

d. Dokumentasi

Metode ini digunakan oleh peneliti guna mengumpulkan data-

data atau dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian.

dokumen-dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa buku-buku, data

kepustakaan, brosur, artikel-artikel baik itu yang tertulis maupun

melalui internet, catatan, foto-foto kegiatan dan lain sebagainya yang

semuanya memiliki keterkaitkan yang tinggi terhadap peran

8 Moleong, Kualitatif, h. 153

 

Page 26: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

15

pendamping dalam membantu perkembangan kemandirian anak

terlantar di Yayasan Sayap Ibu.

4. Sumber Data

1. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh dari sumber utama

1 Orang Pengurus dan 1 Orang Pendamping dari Yayasan

Sayap Ibu serta 2 Orang anak Yayasan Sayap Ibu).

2. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari literatur

yang berhubungan dengan tulisan.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan atau penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu

Yayasan Sayap Ibu pusat yang beralamat di Jl. Barito II No. 55

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan di Unit Cirendeu. Sedangkan

waktu penelitiannya dimulai pada bulan September 2012 – Juli 2013.

6. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Pengurus Yayasan Sayap Ibu,

Pendamping dan anak itu Sendiri. Penulis sebagai peneliti berupaya

melakukan penelitian ini dengan menggunakan sudut pandang orang-

orang yang menjadi sumber data primer penelitian ini. Penulis

mengupayakan interaksi dengan subyek penelitian terjadi secara

 

Page 27: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

16

alamiah dan tidak memaksa, sehingga tindakan dan cara pandangan

subyek tidak akan berubah.9

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan

informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut

Bogdan dan Biklen dalam Moleong, pemanfaatan informan dalam

penelitian ini ialah agar dapat waktu yang relatif singkat banyak

informasi yang terjangkau.10

Dalam penelitian ini, penulis memilih

informan yang berhubungan dengan pelaksanaan pendampingan anak

Yayasan Sayap Ibu, yaitu 1 orang pengurus Yayasan Sayap Ibu, 1

orang Pendamping Yayasan Sayap Ibu dan 2 anak yang ada di

Yayasan sayap ibu yang masing duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

7. Teknik Analisa Data

Dalam hal ini yang penulis lakukan adalah observasi ke

Yayasan Sayap Ibu, setelah observasi selesai penulis melakukan

wawancara kepada 1 orang pengurus Yayasan Sayap Ibu, 1 orang

pendamping serta 2 orang anak dan penulis juga mengabadikannya

dalam bentuk dokumentasi. Penulis mengamati seluruh data dan hasil

wawancara secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal

penelitian dan selama proses penelitian berlangsung, data yang penulis

kumpulkan kemudian penulis rangkum. Data yang terhimpun dan

9 Moleong, Kualitatif. h.23

10 Moleong, Kualitatif h. 112

 

Page 28: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

17

menyeleksi sesuai dengan konsep-konsep penelitian. selanjutnya

penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian data tersebut

diringkas, dirangkum, dipilih hal-hal yang penting dan pokok,

dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada

perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan

penelitian.

Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisis

deskripsi, yaitu mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara

sistematis, faktual dan akurat yang disertai dengan petikan hasil

wawancara.

Moh. Nasir Mengemukakan analisa data sebagai bagian

yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah penelitian. 11

Data yang terkumpul selanjutnya penulis menganalisa

secara kualitatif. Data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam

yang berupa kalimat-kalimat atau pertanyaan pendapat tersebut di

analisa untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk

memahami keterlibatan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

11 Moh. Nasir D, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 1993), h. 405

 

Page 29: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

18

8. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan

teknik triangulasi. teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.

Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan

terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis menggunakan anak

sebagai pengecekan keabsahan data yang penulis peroleh dari

pengurus dan pendamping.

9. Teknik Penulisan

Untuk permudah dalam penulisan skripsi ini maka penulis

mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan

disertai) yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2008.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka

sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti agar

terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada

sebelum-sebelumnya. setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka

penelitia menemukan beberapa skripsi yang hampir sama dari segi

 

Page 30: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

19

judul yang penulis buat, tetapi penulis akan memaparkan dari sudut

yang berbeda, yaitu :

Skripsi Pertama

Nama : Supriyanti

Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah

dan

Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat

Konsentrasi Kesejahteraan sosial

Judul :Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu

Perkembangan Psikososial Anak Terlantar di

Taman Balita Sejahtera

Di dalam skripsi ini berbeda dengan judul, walaupun

mengambil objek dan tempat yang sama penulis buat, perbedaan itu

dengan judul skripsi yang penulis buat yaitu dalam

memberdayakan kesejahteraan anak.

F. Sistematika penulisan

Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan

pedoman karya ilmiah yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance). Dan untuk mempermudah pembahasan

 

Page 31: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

20

skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi kedalam lima bab,12

yang

terdiri sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut :

BAB I

Bab ini adalah bab awal yang akan membahas tentang pendahuluan

di dalamnya penulis menguraikan latar belakang masalah, pembahasan

masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian baik

praktis maupun akademis, sistematika penulisan skripsi, serta metodologi

penelitian.

BAB II

Bab ini adalah bab kerangka pemikiran. merupakan bab yang

melandasi pemikiran dalam menganalisa dari data-data yang telah di

kumpulkan. kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori-teori yang

berkaitan dengan perilaku kemandirian anak.

BAB III

Pada bab ini penulis membahas mengenai gambaran umum

lembaga Yayasan Sayap Ibu. Mulai dari kondisi demografi, sejarah,

program kerja, petugas dan tanggung jawabnya, dan fasilitas yang terdapat

dalam yayasan.

12

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.

 

Page 32: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

21

BAB IV

Hasil dan pembahasan berisi tentang uraian hasil yang di peroleh

dari penelitian yang dilanjutkan dengan pembahasannya.

BAB V

Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan dan saran.

 

Page 33: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak Terlantar

Dalam pengertian secara umum, anak merupakan hasil keturunan

langsung dari perkawinan antara seorang laki-laki dewasa dan seorang wanita

dewasa. Menurut KBBI pengertian anak adalah seorang manusia yang masih

kecil dan usianya berkisar enam sampai dengan enam belas tahun yang

mempunyai ciri-ciri fisik yang masih berkembang dan masih memerlukan

dukungan dari keluarganya dan lingkungannya.13

Sedangkan menurut

Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Pasal 1 ayat (1) didefinisikan

anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih

dalam kandungan.14

Anak sebagai anugerah yang mulia dari tuhan. Keluarga yang

sudah menikah pada umumnya merasa hidup tidak lengkap tanpa kehadiran

anak atau buah hati. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan

kebanyakan orang memilih untuk melakukan perkawinan yakni perkawinan

di dasarkan pada kesatuan kedua belah pihak dan berdasarkan agama dan

kepercayaan masing-masing. Hal ini diperkuat dengan UU No.1 Tahun 1974

bahwa “perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan

13

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), h. 35 14

UU Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002

 

Page 34: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

22

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.15

Keluarga yang sudah terbina tidak semata-mata mengutamakan

kepentingan suami atau kepentingan istri saja akan tetapi harus pula

mengutamakan keperluan anak sebagai individu termuda dalam keluarga. Jika

keluarga sudah mampu menjalankan fungsinya sebagai tempat sosialisasi

pertama dan utama bagi anak maka keperluan anak sudah terpenuhi dengan

baik. Namun sayangnya dalam kehidupan masyarakat masih banyak sekali

anak yang tidak dapat kesempatan hidup dengan baik atau lebih baik.

Keluarga tidak memperhatikan kehidupan anak-anaknya bahkan melupakan

mereka. Bermacam-macam alasan yang diberikan oleh sebagian masyarakat

yang melalaikan kewajiban sebagai orang tua sehingga membuat anak

menjadi terlantar.

Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 16

:

Yang dimaksud dengan anak terlantar adalah anak yang karena sebab orang

tuanya melalaikan kewajibannya sehingga anak tidak dapat dipenuhi secara

wajar baik itu kebutuhan rohani, jasmani maupun sosial. Hal tersebut

menjelaskan apa yang bahwa anak terlantar merupakan anak yang dilalaikan

oleh orang tuanya atau orang tua pengganti sehingga menyebabkan anak

tersebut perlu dilindungi semi kelangsungan hidupnya.

15

UU No 1 Tahun 1974 16

UU No. 4 Tentang Kesejahteraan Anak Tahun 1979

 

Page 35: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

23

Dalam UUD 1945 pasal 34 ditegaskan, bahwa fakir miskin dan

anak terlantar dipelihara oleh negara.17

Negara dalam pemahaman ini dapat

berarti pemerintah dan masyarakat memiliki bertanggungjawab untuk dapat

memberi hak-haknya serta memberdayakanya untuk dapat hidup layak dan

mandiri.

John Bowlby seorang penasehat Kesejahteraan Anak WHO

menyimpulkan tentang sebab-sebab keterlantaran yang terjadi pada anak

sebagai berikut:

1. Karena kelompok keluarga itu tidak mau menerima:

a. Anak yang lahir diluar perkawinan

b. Anak tiri

2. Kelompok keluarga yang kuat ikatannya, tetapi tidak berjalan efektif:

a. Ekonomi yang sulit, sehingga keluarga menggangur

b. Orang tua yang menderita penyakit yang lama

c. Jika orang tua tidak stabil

3. Kelompok keluarga pecah:

a. Bencana alam, perang, kelaparan

b. Kematian orang tua

c. Orang tua yang tinggal di rumah sakit

d. Orang tua meninggalkan keluarga

e. Orang tua yang di penjara

f. Perceraian atau perpisahan orang tua

17

UUD 1945 Setelah Amandemen Keempat Tahun 2002 (Jakarta:Pustaka Setia:2004) h.28

 

Page 36: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

24

g. Salah satu orang tua bekerja dirantau.18

Oleh berbagai sebab di atas maka anak menjadi terlantar baik

secara jasmani, rohani maupun sosial. Dengan demikian mereka berpisah

dengan keluarganya diantara mereka itu ada yang memperoleh perawatan

pengganti dari lembaga sosial yang disediakan oleh pemerintah yakni panti

asuhan.

Kehidupan anak-anak terlantar jika tidak dalam pengawasan akan

berubah menjadi liar karena terganggu perkembangan fisik dan

psikologisnya, anak menjadi mudah ikut-ikutan dengan lingkungan ataupun

seorang yang berpengaruh dalam hidupnya dan ia belum dapat memisahkan

dengan jelas apakah perbuatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan tidak

melanggar kepentingan orang lain. Dengan demikian untuk mengurangi

akibat negatif yang ditimbulkan akibat keterlantaran anak maka anak perlu

disalurkan ke tempat penampungan yang memiliki program dan kegiatan

yang sesuai dengan kebutuhan anak sehingga anak terlantar dapat terpelihara.

B. Definisi Kemandirian

Kemandirian menurut Elkind dan Wainer merupakan penggolongan

indvidu yang mandiri sebagai orang yang mampu memenuhi kebutuhan diri

sendiri, individu mandiri secara rinci, yaitu apabila individu yang dapat

18

John Bowlby, Materal and Health, WHO. (Terjemah Departemen Sosial RI, Jakarta,

1952) h. 87

 

Page 37: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

25

berdiri sendiri, memiliki inisiatif dan kreatif tanpa melupakan lingkungan dia

berada. 19

Sedangkan menurut Martin dan Stendler, Kemandirian ditunjukan

dengan kemampuan seseorang untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam semua

aspek kehidupanya, ditandai dengan adanya inisiatif, kepercayaan diri yang

dimilikinya.20

Kemandirian seseorang ditentukan dari sikapnya, karena kemandirian

berkaitan erat dengan seseorang yang dilakukan karena sikap tampaknya

mempengaruhi tingkah laku melalui dua mekanisme yang berbeda. Kita dapat

memberikan pemikiran yang hati-hati pada sikap, kita kuat mampu

mempredisikan tingkah laku. Dalam situasi dimana kita tidak dapat

melakukan pemikiran tersebut mempengaruhi tingkah laku dengan

membentuk persepsi kita terhadap situasi.21

1. Ciri-ciri Kemandirian

Kemandirian merupakan salah satu kemampuan untuk mengatur

tingkah laku, menyeleksi, dan membimbing keputusan dan tindakan

seseorang tanpa kontrol dari orang lain atau tergantung pada orang lain.

Untuk mempermudah diperoleh tentang apa dan bagaimana maksud dari

orang yang mandiri, maka perlu diketahui ciri-ciri orang yang mandiri :

19

Nuryoto, Sarini. 1993 . Kemandirian Remaja Ditinjau Dari Tahap Perkembangan Jenis

Kelamin, dan Peran Jenis. Jurnal Psikologi. Thn XX No. 2 Yogyakarta:Fakultas Psikologi UGM.

h. 78 20

Afiatin, Tina. 1993 Persepsi pria dan Wanita Terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi.

Thn XX No. 1 Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. h.107 2121

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi sosial. Bandung : PT. Rafika Aditama. h. 98

 

Page 38: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

26

a. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan

sendiri, dan tidak merasa cemas, takut, malu jika keputusan yang

diambil tidak sesuai dengan keyakinan dan pilihan orang lain.

b. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar masalah, mencari

alternatif permasalahan, mengatasi masalah dan berani menghadapi

tantangan serta kesulitan tanpa bimbingan orang lain.

c. Mampu mengontrol dirinya dan perasaan agar tidak memiliki rasa

takut, ragu, cemas, tergantung yang berlebihan dalam berhubungan

dengan orang lain.

d. Mengendalikan diri untuk menjadi penilaian mengenai apa yang

terbaik bagi dirinya.

e. Bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain, yang

diwujudkan dengan membedakan kehidupan dirinya dengan orang

lain, namun tetap menujukan loyalitasnya.

f. Memiliki inisiatif yang baik melalui ide-idenya dan mewujudkan

dengan sertai kemampuan untuk mencoba hal yang baru.

g. Mempunyai rasa percaya diri yang kuat dengan menunjukan

keyakinan atas tingkah laku dilakukannya dan tidak takut pada

kegagalan.22

Selain uraian tentang ciri-ciri dari kemandirian perlu dipahami pula bahwa

ada beberapa aspek kemandirian yaitu, adalah :

22

Afiatin, tina. 1993. Persepsi pria dan wanita terhadap kemandirian. Jurnal psikologi Thn

XX no. 1 yogyakarta : fakultas psikologi UGM. h. 99

 

Page 39: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

27

1. Emosi, aspek ini ditujukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan

tidak tergantungnya kebutuhan emosi dari orang lain.

2. Ekonomi aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi.

3. Sosial aspek ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengadakan

interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung dengan orang lain.23

Sedangkan menurut Laman, Very dan Frank (1982) Aspek-aspek

kemandirian antara lain :

1. Pengambilan keputusan: memiliki kemampuan untuk memilih maupun

menentukan suatu hal sesuai dengan apa yang diyakini

2. Kebebasan: mampu berprilaku percaya diri untuk menentukan jalan

hidup tanpa adanya bantuan orang lain.

3. Kontrol diri: mampu untuk menahan ekspresi dari emosi dan untuk

mengatur perilaku dalam situasi sosial.

4. Sikap asertif: memiliki kecenderungan maupun untuk menggunakan

hak dalam berhadapan dengan orang lain tanpa menyinggung

perasaannya.

5. Tanggung jawab terhadap diri dan orang lain: memiliki kesadaran

bahwa diri pribadi merupakan bagian dari manusia yang harus

23

Lukman, M. 2000. Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam Ditinjau dari

Konsep Diri Komperensi Interpersonal. Psikologi No 10. Yogya : Pusat Studi Agama dan

Pengembangan Potensi Umat Ramadani. h. 45

 

Page 40: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

28

bertindak sesuai dengan norma sosial, serta mengetahui hak dan

kewajiban dalam masyarakat.24

2. Faktor yang mempengaruhi kemandirian

Dalam kehidupan masyarakat kita, motedo “mempengaruhi”

adalah metode yang penting digunakan, baik melalui radio, televisi,

majalah, maupun ceramah. Oleh karena itu sejumlah penyebab yang perlu

diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

1. Individu sering mencari sumber informasi yang mendukung

pendapatnya yang sudah ada.

2. Banyak informasi melalui media massa tidak datang secara langsung

kepada kita, tetapi disampaikan oleh pemimpin opini dalam

sekelompok tempat kita bergabung.

3. Informasi yang menyimpan kerap kali diubah bentuknya sedemikian

rupa.25

Adanya beberapa faktor yang dapat menyebabkan kemandirian

seseorang terbentuk antara lain adalah :

a. Faktor internal

Faktok-faktor internal di dalam diri pribadi manusia itu, yaitu

selektifitasnya sendiri, daya pilihannya sendiri, atau minat

perhatiannya untuk menerima dan mengelola pengaruh-pengaruh yang

24

Kusumaatmaja, Anggara. 2002. Hubungan Kemandirian dengan Prestasi Akademik

Remaja Bungsu di Perguruan Tinggi. Depok : Universitas Indonesia. h.23 25

Mar’at, Samsunuwiyati dan Lieke Indieningsih Kartono.2006. Prilaku Manusia

:Penghantar Singkat Tentang Psikologi. Bandung : PT Refika Aditama. h. 37

 

Page 41: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

29

datang dari luar dirinya itu. Dan faktor-faktor internal itu turut

ditentukan pula motif-motif dan sikap lainnya yang sudah terdapat

dari kemandirian seseorang adalah:

1. Faktor Pengembangan, Kemandirian dan Kematangan Anak

Seiring dengan pertumbuhan usia dan keterkaitan

kematangannya, manusia memiliki tahap perkembangan dan tugas

perkembangan berbeda. Secara psikologis, sehubungan dengan

tugas perkembangan tersebut, manusia yang dewasa dan matang

harus menjadi pribadi yang mandiri.26

2. Faktor Jenis Kelamin

Menurut Coger (1977) berpendapat bahwa laki-laki dituntut

untuk mandiri dari pada perempuan. Karena sebagian masyarakat

menganggap bahwa anak laki-laki memiliki tanggung jawab yang

besar terhadap kehidupannya massa depan keluarga.27

d. Faktok Eksternal

Dalam faktor eksternal ini adalah faktor yang berasal dari yang

mempengaruhi kemandirian seseorang. Salah satu sumber penting

yang jelas-jelas membentuk sikap kita untuk mencapai kemandirian

adalah: kita mengadopsi sikap kita dari orang lain melalui proses

pembelajaran. Pembelajaran ini terjadi melalui beberapa proses :

26

Chotimah, Chusnul. 2006 Perbedaan Kemandirian Anak Sulung dengan Bungsu. Fak.

Psikologi. Jakarta : UIN syarif hidayatullah. h. 23 27

Afiatin, Tina. 1993. Persepsi Pria dan Wanita Terhadap Kemandirian. Jurnal psikologi

Thn XX no. 1 Yogyakarta : fakultas psikologi UGM. h. 55

 

Page 42: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

30

1. Pembelajaran berdasarkan asosiasi. Merupakan prinsip dasar

psikologi bahwa ketika sebuah stimulus muncul berulang-ulang

diikuti oleh stimulus yang lain, stimulus pertama akan segera

dianggap sebagai tanda-tanda berbagai munculnya stimulus yang

mengikutinya, classical conditioning yang terjadi melalui

penampilan stimuli dibawah ambang kesadaran seseorang.

2. Belajar untuk mempertahankan pandangan yang benar. Bentuk

dasar dari pembelajaran dimana respon yang menimbulkan hasil

positif atau mengurangi hasil negatif diperkuat.

3. Pembelajaran melalui observasi: belajar dari contoh. Salah satu

bentuk dasar belajar dimana individu mempelajari tingkah laku

atau pemikiran baru melalui observasi terhadap orang lain.

4. Perbandingan sosial dan pembentukkan sikap: sebuah dasar untuk

pembelajaran melalui observasi. Proses dimana kita

membandingkan diri kita dengan orang lain untuk menentukan

apakah pandangan kita terhadap kenyataan sosial betul atau salah.

Dari pengertian yang ada mengenai kemandirian maka, dapat

disimpulkan bahwa perilaku yang aktivitasnya diarahkan kepada diri

sendiri, tidak mengharapkan atau tergantung pada peran orang lain dan

mencoba memecahkan atau menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa

meminta bantuan kepada orang lain. Hal tersebut ditandai dengan adanya

aspe-aspek kemandirian yaitu Pengambilan keputusan, kebebasan,

kontrol diri, sikap asertif, tanggung jawab terhadap diri dan orang lain.

 

Page 43: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

31

C. Peranan Panti Asuhan

Dalam pengertian secara umum, peranan selalu berhubungan dengan

perilaku atau tindakan yang harus ditampilkan oleh seseorang yang

menduduki posisi sosial, seperti yang dipaparkan oleh Nursal laten dan

Daniel Fernandez, bahwa:

Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang sesuai

dengan status yang dimilikinya, baik statusnya dalam keluarga, masyarakat,

atau negara. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari status sosial atau

kedudukan yang berbeda-beda pula. 28

Sedangkan peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa atau bisa juga

sesesorang yang mempunyai pengaruh.29

Dengan kata lain, peranan dapat

digunakan seseorang baik atas nama individu atau organisasi untuk

mempengaruhi.

Peranan tidak hanya dapat dikatakan suatu konsep yang dilakukan

individual saja, akan tetapi dapat dilakukan oleh organisasi atau lembaga

sosial. Panti asuhan adalah salah satu contoh lembaga kesejahteraan sosial

yang berfungsi untuk menampung anak-anak terlantar. Seperti diungkapkan

oleh Heru Sriyono, bahwa panti asuhan adalah lembaga sosial yang bergerak

dibidang kemanusiaan yang mengasuh serta membiayai kebutuhan hidup

28

Nursal laten dan Daniel Fernandez. 1996. Panduan Belajar Sosiologi. Jakarta: PT.

Galaksi Puspa Mega. h. 77

29 W.S. Poerwadarminta. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

h.715

 

Page 44: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

32

anak-anak yang tinggal di panti asuhan hingga dewasa dan telah mendapat

pekerjaan.30

Dalam buku Pedoman Panti Asuhan diungkapkan, bahwa:

Panti asuhan merupakan salah satu lembaga kesejahteraan sosial yang

bertanggungjawab memberi pelayanan pengganti dalam pemenuhan

kebutuhan fisik, mental, sosial, pada anak asuh sehingga memperoleh

kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadian

sesuai dengan apa yang diharapkan.31

Dapat disimpulkan, bahwa panti asuhan merupakan lembaga sosial

yang mempunyai program pelayanan, kegiatan pelayanan, tenaga pelayanan,

serta fasilitas pelayanan. Untuk menjalankan seluruh aktifitas pelayanan

tersebut, seluruhnya dijalankan oleh tenaga pelaksana yang terorganisir dan

memiliki keahlian, untuk menjalankan program dengan menggunakan

fasilitas panti.

Seluruh pelayanan tersebut dijalankan untuk memfasilitasi anak-anak

panti agar mendapatkan hak selayaknya anak pada umumnya. Mereka diberi

pendidikan, ajaran moral, skill hidup, serta fasilitas yang memudahkan

mereka untuk dapat hidup mandiri setelah lepas dari panti.

Dalam keterkaitanya dengan kemandirian anak, sebagai institusi

lembaga sosial, panti asuhan memiliki peranan yang sangat penting. Program

30

Heru Sriyono. Masalah Psikologi yang Dialami Anak Asuh di Panti Asuhan Vincentius

Putra dan Vincentius putri. Jakarta: STKIP PGRI. h. 6

31 Direktorat Jendral Kesejahteraan Anak dan Keluarga. 1979. Rehabilitasi dan Pelayanan

Sosial. Jakarta: Depsos RI Pedoman Panti Asuhan. h.7

 

Page 45: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

33

panti asuhan merupakan jenis pelayanan sebagai salah satu dasar pengasuh

anak secara menyeluruh, kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:

1. Perencanaan program bidang pelayanan yang menyangkut anggaran,

sarana dan fasilitas asuhan serta pemenuhan kebutuhan tenaga.

2. Perencanaan program bidang kebutuhan fisik yang meliputi: penyedia

pangan, sandang, dan papan.

3. Perecanaan program bidang pembinaan dan pengembangan pribadi anak-

anak yang mencakup:

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Rekreasi

c. Dan lain-lain

4. Perencanaan program bidang penyaluran dan pembinaaan lanjut.32

Dari pemaparan tersebut dapat terlihat bahwa progam kegiatan

pengembangan dan pemberdayaan sangat berperan aktif dalam usaha

membentuk kemandirian anak terlantar di yayasan.

D. Definisi Pendamping

Dilihat dari susunan katanya, bahwa istilah Pendamping terdiri dari

dua suku kata, yaitu: Pen/pe dan damping suku kata Pen/pe mengartikan

individu, orang yang sedang melakukan pekerjaan atau aktifitas tertentu.

Suku kata Damping mempunyai arti sisi atau samping terdekat, mitra, setara,

32

Direktorat Jendral Kesejahteraan Anak dan keluarga, h. 18

 

Page 46: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

34

teman. Maka dapat diterangkan bahwa makna Pendamping adalah Individu

atau seseorang yang melakukan aktifitas menemani secara dekat dan

mempunyai kedudukan setara dengan yang ditemani.33

Prinsipnya antara yang ditemani dan yang menemani tak ada yang

dirugikan ataupun ketergantungan, merasa pintar dan bodoh. Intinya bahwa

harkat dan martabat setiap manusia adalah sama.

Sedangkan dalam bahasa inggris, pendamping berarti Colleague, juga

bisa ditafsirkan rekan, kolega, sahabat, sehingga maknanya sangat longgar.

Pendamping sosial merupakan satu strategi yang sangat menentukan

keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan prinsip

pekerja sosial, yakni “membantu orang agar mampu membantu dirinya

sendiri”, pemberdayaan masyarakat sangat memperhatikan pentingnya

partisipasi masyarakat yang kuat. Dalam konteks ini, peranan seorang pekerja

sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan

sebagai penyembuh atau pemecah masalah /problem solver secara langsung.

34

Sebagai sebuah profesi, pekerja sosial/pendamping memiliki

karakteristik tertentu, yang membedakan pekerja sosial dengan profesi

lainnnya. Dunham menyatakan ada beberapa karakteristik dari profesi pekerja

sosial/pendamping, yaitu:

33

Sumber; http://hanjuang-mahardika.blogspot.com/2009/03/peran pendamping lsm dan

komunitas. 34

Edi Suharto, Ph.D., 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Rafika

Aditama. h. 93

 

Page 47: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

35

a. Pekerja sosial merupakan kegiatan pemberian bantuan/helping

professional

b. Dalam ranah sosial, pekerjaan sosial memiliki makna bahwa kegiatan

pekerjaan sosial adalah kegiatan nirlaba /non profit/ dalam artian bahwa

profesi ini lebih mementingkan service/dalam artian yang luas/ dibanding

dengan sekedar mencari keuntungan /profit/ saja.

c. Kegiatan perantara /rujukan/ agar warga masyarakat dapat memanfaatkan

semua sumber daya yang terdapat dalam masyarakat.

Pekerja sosial atau pendamping merupakan profesi pertolongan yang

bertujuan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat guna

mencapai tingkat kesejahteraan sosial, mental psikis, dan kemandirian yang

sebaik-baiknya.

Pada saat melakukan pendampingan sosial, ada beberapa peran

pekerjaan sosial/pendampingan dalam pembimbingan sosial. Mengacu pada

Ife 1995, Peran pendamping umumnya mencakup tiga peran utama, yaitu:

fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, dan peran-peran teknis bagi

masyarakat yang didampinginya.35

a. Fasilitator

Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian motifasi,

kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas yang

berkaitan dengan peran ini antara lain menjadi model, melakukan mediasi,

35

Sumber: http://sunandar.blogspot.com/2009/2/peranan pekerja sosial.

 

Page 48: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

36

dan negosiasi, memberi dukungan, membangun konsensus bersama serta

melakukan pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.

Strategi-strategi khusus untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:

pemberian harapan, pengurakan penolakan dan ambivalensi, pengakuan

dan pengaturan perasaaan-perasaan, mengidentifikasi dan pendoronga

kekuatan-kekuatan personal dan aset-aset sosial, pemilahan masalah

menjadi beberapa bagian sehingga mudah dipecahkan, dan pemeliharaan

semua fokus pada tujuan dan cara-cara pencapaianya (Barker, 1997: 49).36

b. Pendidik

Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi masukan

positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya seta

bertukar gagasan dengan engetahuan dan pengalaman masyarakat yang

didampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan

informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan pelatihan bagi

masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran pendidik.

c. Peran Perwakilan Masyarakat

Hal ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara

pendamping dengan lembaga external atas nama dan demi

kependampingan masyarakat dampingannya. Pekerjaan sosial dapat

bertugas mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan

36

Sumber: http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_tiga satu.htm Pendampingan

Sosial dalam Pengembangan Masyarakat.

 

Page 49: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

37

media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun jaringan

kerja.37

d. Pelindung

Tanggung jawab pekerja sosial/pendamping terhadap masyarakat

didukung oleh hukum. Hukum tersebut memberikan legitimasi kepada

pekerja sosial untuk menjadi pelindung (protector) terhadap orang-orang

yang lemah dan rentan. Dalam melakukan peran sebagai pelindung

(guardian role), pekerja sosial bertindak berdasarkan kepentingan korban,

calon korban, dan populasi yang beresiko lainnya. Peranan sebagai

pelindung mencakup penerapan berbagai kemampuan yang menyangkut:

Kekuasaan, pengaruh, otoritas, dan pengawasan sosial.

37

Sumber: http:www.policy.hu/suharto/modul_a/making_tiga satu. Pendampingan sosial

dalam Pengembangan Masyarakat.

 

Page 50: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

38

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Pendirian

Pada tahun 1955 penelantaran anak dan pembuangan bayi-bayi di jakarta,

baik yang ditinggal di Rumah Sakit maupun yang kemudian ditemukan di jalan

atau di tempat-tempat umum lainnya semakin banyak. keadaan inilah yang

kemudian mendorong beberapa antara lain : Ny. Sutomo, Ny. Soekardi dan Ny.

Garland Soenaryo mendirikan Yayasan dengan nama Yayasan Sayap Ibu.

Awalnya Yayasan Sayap Ibu bertujuan menolong anak-anak balita (bawah

tiga tahun), anak-anak tersebut dirawat sambil dicarikan keluarga angkat. untuk

kegiatan saat itu dana dibantu oleh Women’s International Club dan pemerintah

daerah. dalam perkembangannya tahun 1968 Yayasan Sayap Ibu melakukan

restrukturalisasi dan menempatkan diri dibawah Badan Pembina kegiatan

kesejahteraan sosial DKI Jakarta yang ketuanya Ny. J.S Nasution. Dalam

pengasuhan dan perawatan anak, kriteria anak ditingkatkan menjadi usia 0-5

tahun untuk memberikan tempat yang lebih baik dan terhindar dari banjir, oleh

Bapak Ali Sadikin, Gubernur DKI Jaya, Gedung Yayasan Sayap Ibu di jalan

bintaro direnovasi, sehingga dapat menampungan anak terlantar yang jumlahnya

saat itu bertambah banyak.

Tahun 1976, sebagai akibat banyaknya adopsi anak oleh warga Negara

asing yang dilakukan hanya dengan akte notaries saja sehingga jual beli anak

 

Page 51: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

39

semakin marak, maka Gubernur DKI Jaya Bapak Ali Sadikin, mengeluarkan izin

mngakui Badan Konsultasi Pengangkatan anak Yayasan Sayap Ibu sebagai

lembaga resmi. Kemudian disusul dengan dikeluarkannya dengan Surat Edaran

dari Departemen Kehakiman No. JHA/1/2 tahun1978 tentang Prosedur

Pengangkatan anak WNI oleh WNA yang menentukan bahwa Notaris tidak boleh

membuat Akte adopsi anak WNI oleh WNA harus dilaksanakan dengan

Penetapan Pengadilan dan Mahkah Agung dengan Surat Edaran No. 2 tahun 1979

yang kemudian disempurnakan dengan SEMA No. 6 tahun 1983 tentang Prosedur

Pengangkatan Anak WNI oleh WNA dan anak WNA oleh WNI.

Pada tahun 1978 Ny. Nasution, sebagai Ketua Yayasan Sayap Ibu Pusat

membentuk 2 (dua) cabang yaitu : Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta dengan Ny.

Moch. Said dan Yayasan Sayap Ibu cabang Yogyakarta dengan ketua Ny. C.

Utaryo.

Dengan semakin meningkatnya jumlah anak terlantar yang harus dirawat

Yayasan Sayap Ibu pada tahun 1979, gedung Yayasan Sayap Ibu di Jalan Barito

dibangun kembali oleh Gubernur DKI Jakarta dengan wujud seperti sekarang

menjadi 2 (dua) lantai. Sekarang merupakan tempat perawatan anak balita

terlantar baik yang normal ataupun cacat.

Tahun 1981 Departemen Sosial, melalui peraturan pemerintah No. 13

tentang Organisasi Sosial yang dapat menyelenggarakan usaha penyatuan anak

terlantar (termasuk melaksanakan pengangkatan anak), ada 6 organisasi salah

satunya Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta.

 

Page 52: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

40

Dengan berlakunya undang-undang yayasan yang baru, tahun 2005

Yayasan Sayap Ibu pusat di pindahkan ke Yogyakarta, Ketua adalah Ny. C.

Utaryo sementara Ny. J.S Nasution bertindak sebagai Pembina Yayasan Sayap

Ibu. Ketua Yayasan Sayap Ibu cabang Jakarta sejak tahun 2002 adalah Ny. Rien

Tjiptowinoto. Mulai tahun 2007, Ketua cabang Jakarta adalah Ny. M. Maryono,

dilantik pada bulan Febuari 2007.

1. Dasar Hukum

a. UU Tahun 1945

b. UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kesejahteraan Sosial

c. Per. Men. Sos. No. 13 Tentang ORSOS yang diizinkan

menyelenggarakan penyatunan anak terlantar termasuk

menyelenggarakan pengangkatan anak.

d. Surat Edaran Mahkamah Agung No.6 Tahun 1983 sebagai pengganti

SEMA No.2 Tahun 1979, Tentang Prosedur Pengangkatan Anak WNI

oleh WNA

e. Kep. Men. Sos. No.41/HUK/KEP/VII/1984 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Perizinan Pengangkatan Anak

f. UU No.23 Th. 2002 Tentang perlindungan anak

 

Page 53: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

41

2. Visi dan misi

a. Di dalam Yayasan Sayap Ibu Jakarta memiliki visi terhadap anak yang

berada disana, visi tersebut guna menjelaskan tentang kesadaran dan

kepedulian kita semua terhadap anak yang diberikan Tuhan kepada kita.

Visi Yayasan Sayap Ibu adalah:

“Anak adalah amanah yang berhak akan perawatan dan perlindungan sejak

semasa dalam kandungan sesudah kelahiran.”

b. Begitu pula dengan misi yang diterapkan di Yayasan Sayap Ibu Jakarta

Yaitu:

“berusaha semaksimal mungkin melaksanakan usaha kesejahteraan anak

bagi anak yang terlantarkan secara holistic, terpadu dan bersinabungan

sampai anak dalam asuhannya dapat terentaskan dengan sebaik-biknya.”38

Cacatan : Istilah terlantarkan dalam hal ini

1) Tidak ada orang tua/wali yang merawatnya

2) Tidak diketahui orang tua atau kerabatnya

3) Orang tua/walinya tidak mau merawatnya atau terlantar

4) Karena sebab-sebab lain yang patut diberi pertolongan

3. Tugas Pokok

Yayasan Sayap Ibu adalah yayasan yang menyelenggarakan

pelayanan kesejahteraan sosial bagi bayi dan anak balita (bawah lima

tahun) terlantar, yang meliputi perawatan atau asuhan, pengasramaan.

Kemudian Yayasan Sayap Ibu juga melakukan pembinaan juga

perlindungan fisik, mental, sosial, dan spiritual. Walaupun anak-anak

38

Brosur Terbaru Yayasan Sayap Ibu 2009

 

Page 54: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

42

hidup di panti namun pembinaan serta perlindungan bagi mereka akan

tetap terjamin.

Lalu tugas pokok lainnya adalah pelayanan atau sosialisasi,

pengembangan dan kesehatan dan yang terakhir adalah sebagai penyaluran

dan bina lanjut. Panti sosial sebagai lembaga yang menyelenggarakan

pelayanan agar anak-anak tumbuh kembang secara wajar maupun mandiri.

Meskipun mereka tidak dirawat oleh keluarga mereka sendiri, tetapi

mereka akan merasakan kasih sayang serta pembinaan dari panti sosial

agar merekan tumbuh dan berkembang seperti anak-anak yang berada

dalam suatu keluarga yang utuh.

4. Kedudukan

Yayasan Sayap Ibu Pusat telah menjadi anggota Dewan Nasional

Indonesia untuk Kesejahteraan sosial (DNIKS). Dua cabangnya di Jakarta

dan Yogyakarta merupakan anggota Badan Kordinasi Kegiatan

Kesejahteraan Sosial (BKKKS) bergerak dalam pelayanan pembinaan anak

balita terlantar. Dalam perkembangannya, Yayasan Sayap Ibu bekerja sama

dengan banyak pihak untuk memberikan pelayanan seperti pengangkatan

anak asuh, hak perwalian atau orang tua asuh melalui Badan Pengangkatan

Anak (BPA).

 

Page 55: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

43

5. Kegiatan Yayasan Sayap Ibu

a. Penyelenggarakan Panti Anak Balita Terlantar

1) Perawatan dan pengasuh balita terlantar yang termasuk korban

kasus perdagangan anak.

2) Perawatan rehabilitas, Fisioterapi, bina wicara bagi anak yang

berkebutuhan khusus dan kesehatan.

3) Pendidikan Tumbuh Kembang Anak Asuh.

4) Pengetasan Anak

5) Kembali ke keluarga

6) Program pengasuhan keluarga

7) Pengangkatan Anak, konsultasi dan bantuan hukum Yayasan Sayap

Ibu memberikan layanan pengangkatan anak dengan dasar

keputusan Menteri Sosial RI No. 23/HUK/KM/1982 dan keputusan

Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. DIII.

7817/a/8/1976 baik domestik intercountry.

6. Pendanaan Yayasan Sayap ibu

Untuk menyelenggarakan usahanya, Yayasan Sayap Ibu membutuhkan

dana yang tidak sedikit. Dana terbesar diperoleh dari sumbangan masyarakat.

selain itu juga diperoleh bantuan dana rutin dari :

a. Pemerintah pusat (Departemen Sosial)

b. Pemerintah Daerah ( Dinas Sosial)

c. Yayasan Dharmais

 

Page 56: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

44

d. Pihak-pihak swasta lainnya.

Selain dana, juga diperoleh sumbangan spontan dari masyarkat berupa

materi, bahan makanan dan barang. seluruh bantuan yang diperoleh digunakan

untuk membiayai yayasan. Pembiayaan terbesar di Yayasan adalah untuk biaya

hidup anak, perawatan kesehatan (termasuk tindakan operasi) dan biaya

operasional pengasuh atau pembantu perawat dan staf.

Yayasan Sayap Ibu memberikan pertanggung jawaban mengenai tugas dan

keuangan kepada Dewan Pengawasan Yayasan Sayap Iu, instansi pemerintah

yang bersangkutan dan kepada masyarakat.

7. Tujuan

a. Terjaminnya pertumbuhan kembang anak melalui kegiatan pengasuhan,

perawatan, pembelajaran dan perlidungan melalui proses pelayanan

komprehensif dan integratif anak usia dini secara optimal.

b. Tersedianya kesempatan bagi anak untuk memperoleh kelengkapan

asuhan, perawatan, pembinaan dan pendidikan yang baik sehingga

dapat terjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan

dan partisipasi.

c. Terhindar anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan

/tindakan lain yang akan mengganggu/ mempengaruhi kelangsungan

hidup, tumbuh kembang anak, serta pembentukan kepribadian anak.

d. Terbantunya orang tua/ keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga,

khususnya dalam melaksanakan pembinaan kesejahteraan anak di

 

Page 57: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

45

dalam/ di luar keluarga. Dengan demikian lembaga pelayanan ini juga

merupakan upaya preventif dalam menghadapi kekhawatiran

keterlantaran melalui asuhan, perawatan, pendidikan dan bimbingan

anak balita.

8. Fungsi

a. Fungsi pewaratan dan pengasuhan (Day care Service)

1) Memberikan pengasuhan, pembelajaran dan pelanan kesehatan

pada anak

2) Memberikan pelayanan konsultasi ada orang tua/masyarakat

untuk mengembangkan system pengasuhan kelurga.

3) melakukan deteksi dini terhadap kompetensi dan gangguan

perkembangan anak

4) sebagai pusat pelayanan informasi, konsultasi, dan advokasi di

bidang pelayanan anak usia dini : memberikan layanan

konsultasi dan advokasi social mengenai tata cara

penyelenggarakan pengasuhan, perawatan, pembelajaran dan

perlindungan anak bagi orang tua dan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan TBS (Taman Balita Sejahtera).

5) sebagai tempat pelatihan, pendidikan dan pemagangan

mengenai pengelolaan dan penyelenggarakan pelayanan anak

usia dini bagi pelaksana TBS maupun pelaksana perawatan dan

pengasuhan anak.

 

Page 58: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

46

7. Prinsip Kegiatan

a. berorientasi pada pemenuhan kebutuhan anak secara individu. karena anak

merupakan individu yang unik, maka setiap anak memiliki kebutuhab

stimulasi yang berbeda.

b. kegiatan belajar dilakukan melalui bermain, dengan prinsip dasar bermain

sambil belajar. dengan metode strategi, sarana dan media belajar yang

merangsang anak untuk melakukan eksplorasi (menemukan dan

menggunakan benda-benda yang ada disekitarnya), serta merangsang

munculnya kreativitas dan inovatif yang akan membuat anak-anak tertarik,

focus, serius/konsentrasi.

c. menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar yang menarik dan

menyenangkan bagi anak dalam bermain.

d. dilaksanakan secara bertahap dengan memacu pada tahapan perkembangan

anak, dan stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh mencakup semua aspek

perkembangan.

8. Sarana dan Pra Sarana

Yayasan Sayap Ibu mempunyai dua lantai sebagai Berikut :

Lantai I

Untuk kegiatan Panti dan Perkantoran :

TBS => I Ruang Isolasi => Ruang Begonia (Untuk Bayi usia 0-1 tahun) => ruang

karatina ( bayi baru terdiri dari, Ruang Speech terapi dan ruang Fisioterapi =>

Ruang Perkantoran, didalamnya terdapat Kepala Panti, Koordinator Panti,

 

Page 59: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

47

Sekretariat dan Seorang Peksos => Dapur susu dan Dapur susu => Gudang dapur

(gudang makanan) => Ruang Pengurus Bendahara => Toilet umum => Ruang

anyeliir ( usia 2-8 tahun ) dipertengahan lantai bawah terdapat taman bermain

anak.

Lantai II

Untuk kegiatan Yayasan dan Asrama Karyawan /Karyawati dan Gudang :

Ruang Konseling => Ruang Sektetariat => Ruang Pengurus => Ruang BPA =>

Aula => Kamar Arsip => Gudang Mainan => Kamar Karyawan => Toilet

Karyawan => Ruang Logistik I (makanan Bayi) => Ruang Logistik II

(perlengkapan bayi) => Toilet Karyawati => Kamar Karyawati A => kamar

karyawati B => Ruang Belajar => Toilet => Mushola => Kamar pengurus =>

kamar karyawati.

9. Data Karyawan

1. Karyawan Rumah Tangga

a. Dapur : 3

b. Cleaning Service : 3

c. Laudry : 4

d. Taman : 1

e. Rumah tangga : 3

 

Page 60: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

48

2. Bagian Perawatan

a. Ketua :

b. Asisten Ketua perawat : 1

c. Pengasuh : 24

d. Karyawan Intern : 37

e. Karyawan Ekstern : 18

10. Data Anak Asuh Tingkat Sekolah Dasar

Nama Tgl Lahir Tgl masuk L/P Umur Ket

Joni 16 juni

2001

3 Sept 2001 L 12 Thn

Jaya 24 Juni

2000

28 juni

2000

L 13 Thn

Mulia 16 Sept

2000

13 Juni

2001

L 13 Thn Tuna

Rungu

Oki 10 Okt

2001

5 Feb 2002 L 12 Thn

Ody 23 Okt

2005

2 mei 2005 L 8 Thn

Vikri 29 Sept

2000

28 Jan

2001

L 13 Thn Sumbing

Akbar 21 Feb

2002

14 Mart

2003

L 11 thn

 

Page 61: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

49

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

A. Pembahasan

Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup

manusia, karena anak sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak lahir

anak diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai budaya yang

berlaku melalui pembinaan yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Proses

sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga melalui pembinaan

anak yang diberikan oleh orang tuanya. Di sini pembinaan anak sebagai bagian

dari proses sosialisasi yang paling penting dan mendasar karena fungsi utama

pembinaan anak adalah mempersiapkan anak menjadi warga masyarakat yang

mandiri.

Keutuhan keluarga sangat diperlukan dan penting dalam pendewasaan

anak. Kehadiran orang tua memungkinkan adanya rasa kebersamaan sehingga

memudahkan orang tua mewariskan nilai-nilai moral yang dipatuhi dan ditaati

dalam berperilaku, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi

manusia yang mandiri. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pertolongan dari

orang dewasa yaitu melalui pendidikan dan pelatihan dalam hal ini adalah

keluarga, terutama orang tua.

Pada saat ini peran orang tua dan peran respon dari lingkungan sangat

diperlukan bagi anak sebagai “penguat” untuk setiap perilaku yang telah

 

Page 62: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

50

dilakukannya. Berbeda halnya dengan anak terlantar, adanya disorganisasi

keluarga dalam hal ini tidak adanya orang tua kandung membuat anak menjadi

kurang perhatian dan pendidikan terabaikan.

Anak terlantar tidak bisa merasakan peran orang tua. Salah satu cara yang

dilakukan agar mereka tetap dalam pengasuhan adalah dengan menampung anak-

anak tersebut ke dalam suatu wadah, yaitu panti asuhan guna membantu

meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat, membimbing,

mengarahkan dan memberikan ketrampilan-ketrampilan seperti yang diberikan

oleh orang tua dalam keluarga.

Para pendamping menerapkan cara-cara tertentu dalam pembentukan

perilaku anak asuh agar mereka menjadi pribadi yang mandiri sehingga mereka

memiliki pengalaman yang nantinya akan dijadikan pedoman bagi mereka agar

kelak mereka hidup di dalam lingkungan masyarakat dan mendapatkan suatu

bekal yaitu sebuah pengalaman bagi mereka dan juga pegangan hidup. Cara

tersebut yaitu dalam bentuk pendidikan yang diberikan dengan cara memberi

suatu pengertian sejak dini lalu dilatih secara berulang-ulang kemudian menjadi

kebiasaan dan akhirnya membudaya. Penanaman kemandirian juga disesuaikan

dengan jenjang sekolah anak asuh. Sesuai yang dituturkan oleh Ibu Sri Nooryarini

Soeroso selaku Kepala Bidang Pendidikan sebagai berikut:

“Tujuan dari pengasuhan anak di Yayasan ini adalah untuk mendidik anak,

agar menjadi manusia yang mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Kami

di yayasan membuat program kerja untuk kegiatan rutin anak, itu sesuai dengan

tujuan dasar mereka di asuh. Makanya program kami, tidak jauh dari pendidikan,

pembekalan agama, sosial, dan keterampilan untuk mandiri. ................Untuk

 

Page 63: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

51

menjalankan program kerja tersebut, kami memiliki pendamping yang tinggal

bersama anak panti di Cirende. ..........Pendamping inilah yang berperan aktif

memantau perkembangan anak, mengarahkannya, kami selalu berkordinasi. ”39

Seperti yang diungkapkan diatas, peran pendamping sangat penting dalam

pengasuhan anak di panti. Salah satu tujuan pendampingan tersebut yaitu untuk

menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, berkualitas dan mandiri. Islam

sendiri mengajarkan bahwa setiap muslim hendaknya memiliki kualitas diri yang

baik. Karena apabila setiap muslim mampu menjadi manusia yang baik, dia akan

mampu menjadi pengemban peradaban manusia yang seimbang.

Penanaman nilai kemandirian pada anak di Yayasan Sayap Ibu, dilakukan

sesuai dengan usia anak. Karena kondisi mandiri dari jenjang usia seseorang itu

berbeda-beda. Anak usia SD (Sekolah Dasar) tentu berbeda dengan kemandirian

anak usia SMA atau Dewasa. Mereka masih pada tahap awal perkembangan

mental dan kebiasaan hidup sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Ibu Rini:

“Penanaman kemandirian pada anak Panti di Cirendeu, itu disesuaikan

dengan perkembangan usia mereka. Umur seperti mereka belum bisa untuk

mencuci baju mereka sendiri, masak sendiri, nyetrika, dll. Yang kami lakukan

untuk penanaman mental mandiri yaitu dengan aktifitas sehari-hari. Sederhana

saja, seperti mandi, makan, sekolah, piket, kursus, tinggal dikemas saja, cukup

untuk melatih kemandirian mereka.”40

Untuk melakukan program tersebut adalah tugas bersama dari seluruh

penggiat Yayasan Sayap Ibu, namun peranan ini dititik beratkan pada pendamping

sebagai sosok yang tinggal dan paling sering berinteraksi dengan anak asuh.

39

Wawancara Pribadi dengan Ibu sri Nooryarini Soeroso pada tanggal 26 Juni 2013 40

Wawancara Pribadi dengan Ibu sri Nooryarini Soeroso pada tanggal 26 Juni 2013

 

Page 64: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

52

Tujuan merupakan faktor yang penting untuk menentukan pelaksanaan

program pendampingan anak terlantar. Program pendampingan yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Bapak Samsul Hadi,

petugas pendamping anak asuh di Yayasan Sayap Ibu, Tujuan program

pendampingan yang diterapkan di panti asuhan Yayasan Sayap Ibu, yaitu untuk

memberikan bimbingan, arahan dan mendidik anak asuh agar dapat tumbuh dan

berkembang secara wajar, mereka menjadi insan yang berilmu pengetahuan,

berakhlakul karimah, percaya diri, berkepribadian baik, mandiri dan bertaqwa

kepada Allah SWT.41

Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh panti bertujuan untuk

mengarahkan setiap anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Kehidupan di panti diciptakan sedemikian rupa seperti layaknya sebuah keluarga,

sehingga anak akan merasakan lebih nyaman dan merasakan kasih sayang serta

pemeliharaan yang baik terhadap kondisi fisik dan psikologisnya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, sangat tampak peran

pendamping dalam membentuk kemandirian pada anak asuh di Yayasan Sayap

Ibu. Anak-anak dibimbing dengan rapi dan terjadwal, aktitas sehari-hari anak asuh

terkontrol oleh pendamping yang setiap hari tinggal bersama mereka. Hal tersebut

pun terlihat dari kutipan wawancara berikut:

“Anak-anak disini setiap hari bangun jam 4.30 WIB. Lalu kami shalat

berjamaah, setelah itu mereka mandi untuk siap-siap berangkat sekolah. Nah, ada

beberapa orang yang bergilir piket untuk ngurus sarapan. ........petugas piket ini

41

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013

 

Page 65: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

53

menyiapkan piring dan sendok di meja makan. Setelah itu, meraka dijemput

sekolah, sampai sore baru pulang.”42

Dari paparan jadwal rutin tersebut, terlihat bahwa program pendampingan

di Yayasan Sayap Ibu sudah rapi terbentuk, dan menjadi rutinitas keseharian.

Pendamping menekankan unsur disiplin kepada anak sebagai landasan kebiasaan

positif untuk anak dapat mandiri. Kedisiplinan inilah yang menjadikan anak

terbiasa melakukan hal yang positif secara berulang-ulang, dan menjadi karakter,

hingga anak terbiasa dan mandiri.

Disamping itu juga pendamping menekankan faktor pembagian tugas

dalam aktifitasnya, seperti pada kutipan di atas, beberapa anak menyiapkan piring

untuk sarapan. Pembagian tugas ini dapat membentuk mental kepemimpinan pada

anak asuh, untuk dapat mengkoordinir sesuatu yang sudah menjadi tanggung

jawabnya. Mental kepemimpinan inilah yang membuat anak dapat berfikir

superior dan tidak merasa minder dan kecil.

Di bidang pendidikan, aktifitas anak asuh selain bersekolah adalah kursus

mengaji, dan pelajaran sekolah. Kegiatan kursus tersebut rutin dilaksanakan setiap

1 minggu 2 kali. Yayasan Sayap Ibu mendatangkan guru dari luar, khusus untuk

mengajar anak panti. Pada kursus mengaji, anak diajarkan membaca Al-Quran

dan pengetahuan tentang agama. Sedangkan untuk kursus pelajaran sekolah, anak

diajarkan untuk bisa mengikuti pelajaran dan berprestasi di kelas masing-masing.

42

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013

 

Page 66: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

54

Dalam memberikan materi kursus, guru undangan pun berkordinasi

dengan pendamping anak. Agar pendamping mengetahui perkembangan

pendidikan anak asuh. Untuk anak yang kurang dalam menangkap pelajaran, tak

jarang pendamping mengajarinya dalam situasi santai. Hal tersebut dilakukan

karena pendamping sadar betul bahwa pendidikan adalah faktor utama dalam

membentuk kemandirian anak. Seperti terungkap dalam kutipan wawancara

penulis dengan Bapak Hadi:

“Saya menganggap anak-anak ini sebagai anak sendiri. Urusan pelajaran,

saya selalu berusaha untuk membimbing anak-anak. Di Yayasan, kami bercita-

cita untuk menyekolahkannya sampai kuliah. .........pendidikan itu kan penting

buat anak nantinya, biar mereka bisa mandiri, bermanfaat, atau bisa berbakti di

Yayasan ini. ”43

Hal senada juga di katakan oleh Jaya, berdasarkan pengakuannya, apabila

tidak mengerti tentang pelajaran yang PR sekolahnya, ia bertanya kepada pak

Hadi. Bahkan ia diajari lebih dalam lagi tentang tema yang di tanyakannya.

(Suka diajarin belajar gak sama Pak Hadi?) suka.. (Belajar apa?) ngisi PR,

kalo gak bisa Jaya minta diunjukin.. 44

Salah satu peran pendamping sebagai pendidik adalah menjadi teman

belajar yang nyaman untuk anak. Anak antusias dan mau bertanya tentang apa

yang ingin diketahuinya. Termasuk dalam mengisi Tugas Sekolah.

Berbeda halnya dengan hari biasa, berdasarkan pengamatan dan hasil

wawancara penulis, Setiap hari libur, di Yayasan Sayap Ibu, pendamping

43

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013 44

Wawancara Pribadi dengan Jaya pada tanggal 30 Juni 2013

 

Page 67: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

55

menjadikanya hari lebih leluasa dan menyenangkan untuk anak asuhnya, seperti

dalam kutipan wawancara berikut:

“Kalau hari libur, saya gak mau kasih mereka kegiatan yang belajar

melulu. ......... kita biasanya, pagi-pagi itu kerja bakti, si A ngebersihin halaman, si

B bersihin kamar mandi, si C bersihin kamar tidur, jadi anak-anak dibiasakan

kerja bakti bergotong royong untuk diri mereka sendiri. Kerja bakti selesai,

mereka biasanya main bola. Siang istirahat, sore main bola lagi. Mainnya di

lapangan belakang sama anak-anak kampung sini.”45

Dari pemaparan tersebut pun terlihat, bahwa anak-anak diarahkan untuk

mandiri secara aktif, anak asuh diberi tanggung jawab yang ringan, namun

memiliki unsur motivasi kuat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini

dikarenakan anak akan berlomba untuk kerja bakti lebih rapi dan bersih,

dibanding anak asuh lainnya sesuai dengan tugas masing-masing.

Prinsip gotong royong ini pun, ketika dilakukan secara rutin, anak akan

paham dengan sendirinya, bahwa kegiatan kerja bakti setiap minggu adalah dari

anak, dan untuk anak. Kebersihan lingkungan untuk kenyamananya sendiri.

Disinilah peran pendamping sebagai fasilitator sangat penting. Seperti tertulis

pada BAB II bahwa Pendamping sosial merupakan satu strategi yang sangat

menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Sesuai dengan

prinsip pekerja sosial, yakni “membantu orang agar mampu membantu dirinya

sendiri”. 46

Joni, salah seorang anak asuh di Yayasan Sayap Ibu yang menjadi salah

satu informan penelitian penulis, berdasarkan hasil observasi, terlihat bergembira

45

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013 46

Edi Suharto, Ph.D., 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Rafika

Aditama. h. 93

 

Page 68: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

56

sekali ketika membicarakan tentang hari libur sekolah. Menurutnya, aktifitas

liburan sekolah sangat menyenangkan. Bekerja bakti, menurut Joni sama dengan

bermain. Joni dan teman-temannya, melakukan kegiatan rutin tersebut sambil

bercanda dengan teman-temannya. Hal ini pun diperkuat dengan hasil wawancara

penulis:

“(Kamu kalau hari minggu ngapain?) Kerja bakti, main bola.. (Kalau kerja

bakti biasanya kamu ngapain?) Sapuin depan.. (Seru gak kalau kerja bakti?) Seru,

sambil becanda sama teman.”47

Anak-anak memandang aktifitas positif tersebut sebagian dari kegiatan

bermain. Hal ini pun terlihat dari anak-anak lain di yayasan Sayap ibu. Mereka

melakukan kegiatanya sambil bermain. Seperti pula yang dilakukan oleh Jaya,

salah satu fokus penelitian penulis, penulis melihat Jaya sedang menyapu dan pel

ruang nonton televisi. Sambil menyapu, Jaya menyanyi dengan teman satu

yayasannya, seolah-olah sapu adalah alat musik gitar.48

Dalam hal manfaat dari kerja bakti pun, anak asuh sudah mengerti bahwa

kegiatan tersebut adalah dari mereka dan untuk mereka. Seperti dalam kutipan

wawancara dengan Jaya berikut:

“(Kamu kalau libur ngapain?) Main bola, (Terus?) Bersih-bersih rumah..

(Kalau bersih-bersih itu hasilnya buat siapa sih?) Ya buat jaya sama teman-teman

juga.. (Terus?) Enak kalo bersih..49

Salah satu aspek yang diperhatikan pendamping untuk kemandirian anak

adalah kemandirian sosial anak di lingkungan masyarakat sekitar. Setiap hari

libur, anak-anak dipersilahkan bermain bola sampai sore hari di lapangan

lingkungan panti. Anak-anak secara tidak langsung dilatih untuk bergaul dengan

47

Wawancara Pribadi dengan joni pada tanggal 30 Juni 2013 48

Observasi 49

Wawancara Pribadi dengan jaya pada tanggal 30 Juni 2013

 

Page 69: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

57

masyarakat sekitar bercengkrama dan membangun relasi baru diluar anak

Yayasan lainya. Medianya yaitu melalui permainan di lapangan sepak bola. Di

sana bukan hanya anak panti yang bermain sepak bola, melainkan juga

masyarakat sekitar. Secara otomatis, ada pergaulan yang terbentuk dari anak,

komunikasi dan membangun mental untuk menyadarkan mereka, bahwa mereka

sama dengan orang-orang lain, dan layak bergaul. Seperti diungkapkan oleh

Bapak Hadi:

“Saya sengaja menyuruh anak main bola di lapangan belakang, biar

mereka belajar bergaul, ngobrol sama orang-orang sekitar sini, biar anak bisa

belajar. Lagian saya gak mau anak-anak itu merasa berbeda dengan anak-anak

lain diluar yang memiliki orang tua. ........harapan saya anak-anak bisa termotivasi

semangat hidupnya untuk menjadi lebih baik.”50

Hal tersebut pun seperti yang di katakan oleh Joni, dalam petikan

wawancara dengan:

“(Punya teman anak sini gak?) Punya.. (Namanya siapa?) Ical, Temen

main bola.. (Akrab gak?) Akrab.. (Selain ical siapa lagi?) Banyak, ada Ari, Rafel,

dia suka jadi kiper kalo main..51

penulis memandang, ada keakraban antara Joni dan teman di sekitar Panti.

Joni memiliki kemampuan bergaul yang baik dengan orang lain, sehingga anak

memiliki relasi yang lebih dari sekedar teman satu panti. Kemampuan bergaul ini

penting untuk dimiliki anak sejak dini, agar sifat supel dan familiar tersebut bisa

terbawa hingga bermanfaan sampai anak besar nanti.

Dalam observasi, penulis melihat pendamping menjalankan salah satu

perannya sebagai pendidik dengan intens. Tidak hanya dalam pelajaran sekolah

50

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013 51

Wawancara Pribadi dengan joni pada tanggal 30 Juni 2013

 

Page 70: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

58

atau tentang pendidikan agama, pendamping pun mendampingi anak dalam

menonton televisi. Mereka diarahkan untuk menonton tayangan-tayangan yang

positif sesuai dengan perkembangan usia mereka. Seperti yang diungkapkan oleh

Pak Hadi:

“Televisi pengaruhnya kuat buat anak. Saya memantau anak kalau lagi

nonton TV. Itu salah satu tugas saya. Jangan sampai anak jadi kasar, pikirannya

jorok, gara-gara salah nonton. Makanya, kadang saya dampingi anak. Nonton

yang enak-enak aja,ringan dan ada manfaatnya.”52

Arahan ini juga berlaku untuk Jaya. Dalam sebuah wawancara Jaya

menyatakan, bahwa dalam menonton televisi Bapak Hadi selalu mengawasi dan

mengatur dengan ketat waktu dan jenis tayangannya. Menurutnya,

“(Suka nonton TV?) Suka.. (Jam brapa aja kalau nonton?) Sore, kalau

malam gak boleh sama Pak Hadi.. (Nonton apa) Apa aja..53

Hal tersebut diberikan kepada anak asuh sebagai wujud dari tanggung

jawab pendamping untuk membimbing, mendidik dan melatih anak asuh agar

menjadi pribadi yang berakhlak dan mandiri. Sikap mandiri yang ditanamkan oleh

pendamping sangat mendukung untuk menanamkan kebiasaan pada anak asuh

agar tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi juga tidak mengesampingkan

hubungan sosial.

Program pendampingan yang diterapkan dan dapat dikatakan baik dan

tepat apabila dalam mengasuh anak berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Di mana dalam mengasuh anak, seorang pengasuh tidak memaksakan

52

Wawancara Pribadi dengan Bapak Samsul Hadi pada tanggal 28 Juni 2013 53

Wawancara Pribadi dengan Jaya pada tanggal 30 Juni 2013

 

Page 71: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

59

kehendak, akan tetapi harus memperhatikan keinginan anak yang bersifat positif.

Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dan

taat pada perintah agama, begitu juga seoarang pendamping sangat menginginkan

anak yang diasuhnya menjadi orang yang sukses dengan tidak meninggalkan

ajaran agama yang telah diperoleh sejak kecil.

Kemandirian tidak hadir dengan sendirinya, ia dibentuk oleh kebiasaan

yang berulang-ulang. Terutama untuk anak usia SD (Sekolah Dasar) di Panti

asuhan, membutuhkan bimbingan dan arahan yang intensif dari pendampingnya.

Agar proses perkembangan anak dapat berjalan baik dan terarah. Anak terlantar

pun harus mendapatkan haknya seperti anak pada umumnya, untuk itulah

pentingnya sebuah panti asuhan yang memiliki program kerja pendidikan dan

pendampingan untuk mewujudkan tujuan memberdayakan manusia semaksimal

mungkin hingga bermafaat bagi masyarakat luas.

 

Page 72: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis menerangkan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai peran

pendamping dalam membentuk kemandirian anak di Yayasan Sayap Ibu cabang Cirendeu:

1. Pendampingan anak yang di lakukan di Yayasan Sayap Ibu, bertujuan untuk dapat

mengasuh anak dan berupaya mendidik anak untuk dapat belajar hidup mandiri

sedini mungkin. Kemandirian ini berdasarkan kemampuan anak yang masih duduk

di bangku Sekolah Dasar. Mental kemandirian tersebut dibentuk melalui program

kerja yang menekankan anak pada keilmuan, skill live, dan kebiasaan hidup yang

dibangun dengan landasan disiplin dan mandiri.

2. Peran pendamping merupakan pelaksana dari program penanaman kemandirian

tersebut. Adanya program pendampingan, peraturan, tata tertib serta jadwal

keseharian membuat anak menjadi disiplin dan terbiasa untuk bersikap mandiri.

Anak terbiasa untuk menjalankan tugas-tugasnya, seperti pembagian tugas piket,

kerja bakti, atau tugas-tugas pendidikan lainya.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa penelitian beserta kesimpulan yang telah dijelaskan dalam

skripsi ini, penulis memiliki beberapa saran membangun untuk Yayasan Sayap Ibu, yaitu:

1. Jumlah pendamping di Yayasan Sayap Ibu cabang Cirendeu hanya satu orang saja,

sehingga kurang efektif dalam mengontrol anak secara keseluruhan. Untuk itu, perlu

ditambah agar pengontrolan anak menjadi lebih intens dan efektif.

 

Page 73: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

61

2. Sarana dan prasarana bermain anak perlu ditambah. Dengan permainanlah anak

secara aktif melepaskan dirinya secara lebih bebas untuk berkreasi. Disamping itu

dengan sarana permainan yang memadai, hubungan antar teman dapat menjadi lebih

erat.

3. Perlu adanya pelatihan/training untuk pendamping, guna untuk menambah

pengetahuan tentang perkembangan kemandirian anak.

 

Page 74: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

62

DAFTAR PUSTAKA

A Mangunhardjana, Pembinaan: Arti Dan Metodenya, (Yogyakarta: Kanisius,

1986)

Afiatin, tina, Persepsi Pria dan Wanita Terhadap Kemandirian. Jurnal psikologi

Thn XX no. 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1993)

Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003)

Chusnul Chotimah, Perbedaan kemandirian anak sulung dengan bungsu. Fak.

Psikologi, (Jakarta : UIN syarif hidayatulla, 2006)

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Rosdakarya, 2011)

Direktorat Jendral Kesejahteraan Anak dan Keluarga, Rehabilitasi dan Pelayanan

Sosial. (Jakarta: Depsos RI, 1979

Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat;

Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

(Bandung: PT Rafika Aditama, 2009)

Gerungan, W.A.. Psikologi sosial, (Bandung : PT. Rafika Aditama, 2004)

Heru Sriyono, Masalah psikologi yang Dialami Anak Asuh Di Panti Asuhan

Vincentius Putra dan Vincentius putri. (Jakarta: STKIP PGRI, 1998)

 

Page 75: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

63

John Bowlby, Materal and Health, WHO, (Jakarta: Terjemah Departemen Sosial

RI, 1952)

Kusumaatmaja, Anggara, Hubungan Kemandirian dengan Prestasi Akademik

Remaja Bungsu di Perguruan Tinggi, (Depok: Universitas Indonesia. 2002)

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000)

Lukman, M.. Kemandirian Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Islam Ditinjau dari

Konsep Diri Komperensi Interpersonal. Psikologi No 10, (Yogya : Pusat

Studi Agama dan Pengembangan Potensi Umat Ramadani, 2000)

Mar’at, Samsunuwiyati dan Lieke Indieningsih Kartono, Prilaku Manusia:

Penghantar Singkat Tentang Psikologi, (Bandung: PT Refika Aditama,

2006)

Moh. Nasir D, Metode Penelitian, (Jakarta: Graha Indonesia, 1993)

Nursal laten dan Daniel Fernandez, Panduan Belajar Sosiologi, (Jakarta: PT.

Galaksi Puspa Mega, 1996)

Nuryoto Sarini, . Kemandirian Remaja Ditinjau Dari Tahap Perkembangan Jenis

Kelamin, dan Peran Jenis. Jurnal Psikologi. Thn XX No. 2, (Yogyakarta:

Fakultas Psikologi UGM, 1993)

 

Page 76: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

64

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan)

Tina Afiatin, Persepsi pria dan Wanita Terhadap Kemandirian. Jurnal Psikologi.

Thn XX No. 1, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1993)

UUD 1945 Setelah Amandemen Keempat Tahun 2002, (Jakarta:Pustaka Setia,

2004)

Walgito, Bimo, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Yayasan

Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1990)

Internet:

Sumber; http://hanjuang-mahardika.blogspot.com/2009/03/peran pendamping lsm

dan komunitas.

Sumber: http://sunandar.blogspot.com/2009/2/peranan pekerja sosial dalama.

Sumber: http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_tiga satu.htm

Pendampingan Sosial dalam Pengembangan Masyarakat.

Sumber: http:www.policy.hu/suharto/modul_a/making_tiga satu. Pendampingan

sosial dalam Pengembangan Masyarakat.

 

Page 77: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

66

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS YAYASAN SAYAP IBU

Responden : Ibu Sri Nooryarini Soeroso

: Kepala Bidang Pendidikan

Hari/Tanggal :

Lokasi : YSI Cabang Cirendeu

1. P : Apa tujuan dari Yayasan Sayap Ibu mengasuh anak?

J : untuk mendidik anak agar mampu menjadi menjadi manusia yang

mandiri dan bermanfaat untuk masyarakat luas.

2. P: Berapa jumlah anak di YSI Cirendeu?

J: ada tujuh anak

3. P: Siapa yang bertanggung jawab dengan kondisi anak di YSI Cirendeu?

J: kami memiliki pendamping anak satu orang, namanya Bapak Samsul

Hadi, beliau ditemani oleh istrinya mengasuh dan mendampingi anak

sehari-hari.

4. P :Bagaimana YSI membentuk kemandirian pada anak asuh?

J : dengan hal yang sederhana, yaitu kegiatan sehari yang disiplin, tidak

dimanja. Anak-anak diberikan kegiatan positif.

5. P: Apa saja tugas pendamping anak di YSI?

J : mendampingi anak. Mulai dari bangun tidur, pendamping mengurus

anak-anak. Berangkat sekolah dan kursus di panti, pendamping yang

mengurusnya.

6. P : Bagaimana Yayasan mengajarkan kemandirian pada anak?

J : melalui kegiatan sehari-hari. Kami buatkan program, mulai dari piket,

jam-kursus, mainya anak, itu sudah kami jadwalkan. Yang menjalankan

program tersebut adalah pendamping, dia yang lebih detail.

 

Page 78: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

67

PEDOMAN WAWACARA UNTUK PENDAMPING ANAK

Responden : Samsul Hadi

: Pendamping Anak Asuh

Hari/Tanggal :

Lokasi : YSI Cabang Cirendeu

1. P: Menurut bapak, apakah tujuan dari pendampingan anak asuh di YSI

Cirendeu?

J: untuk memberikan bimbingan, arahan, dan mendidik anak asuh agar

dapat tumbuh dan berkembang secara wajar.

2. P: Apakah kegiatan/rutinitas anak sehari-hari?

J: anak-anak bangun tidur jam 4.30 WIB. Lalu shalat berjamaah, setelah

itu mereka siap-siap untuk berangkat sekolah, ada yang bertugas piket

menyiapkan makan, setelah makan ada yang menjemput ntuk berangkat

sekolah, sore baru pulang.

3. P: Apakah ada pembagian tugas keseharian untuk anak?

J: kami memiliki jadwal piket untuk sehari-hari, jadwal membantu ibu

menyiapkan makan, ada juga jadwal piket kebersihan mingguan.

4. P: Apakah ada pendidikan eksternal di luar sekolah untuk anak?

J: ada, kursus mengaji dan kursus pelajaran sekolah

5. P: Bagaimana bapak mengarahkan anak untuk mandiri?

J: tidak memanjakan mereka, dan hidup disiplin

6. P: Apakah anak asuh menurut/patuh dengan bapak?

J: ada beberapa anak yang susah diatur, sering protes, namanya juga anak-

anak.

7. P: Nilai-nilai seperti apa yang bapak ajarkan

J: nilai kehidupan, seperti kemandirian, agama, pendidikan, gotong

royong, disiplin

8. P: Bagaimana tindakan-tindakan pengasuhan yang dilakukan dalam

rangka sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar?

J: kalau anak mau main sama anak-anak di belakang (kampong) saya tidak

melarangnya.

9. P: Bagiamana cara pengasuh menanamkan nilai-nilai dan aturan-aturan

yang ada dalam panti asuhan?

J: disiplin

10. P: Apakah faktor-faktor yang menjadi hambatan bagi anak asuh dalam hal

kemandirian di panti asuhan?

J: anak-anak belum paham mengatur ego mereka. Jadi, kalau ada rebut

omong, marah-marahan, yaw ajar saja.

11. P: Apa harapan bapak/ibu terhadap anak asuh

J: saya bercita-cita untuk menyekolahkannya sampai kuliah, biar mereka

bias mandiri, bermanfaat atau bias berbakti kepada Yayasan ini.

 

Page 79: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

68

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANAK ASUH

Responden : Jaya

: Anak Asuh

Hari/Tanggal :

Lokasi : YSI Cabang Cirendeu

1. P: Bangun tidur jam berapa?

J: pagi

2. P: Berangkat Sekolah jam berapa?

J: setengah enam pagi

3. P: Pulang sekolah biasanya ngapain?

J: sore

4. P: Pinter nggak disekolah?

J: pinter

5. P: Sering ikut kursus?

J: sering

6. P: Dekat sama Pak Hadi gak?

J: dekat

7. P: Suka diomelin gak?

J: suka

8. P: Ade suka bersih-bersih lingkungan disini gak?

J: suka, kalau libur

9. P: Kalau hari libur biasanya ngapain?

J: Main bola, bersih-bersih rumah

10. P: Punya teman gak dilingkungan sini?

J: punya

11. P: Suka nonton tv gak

12. J: suka

13. P: Kalau nonton TV ditemanipak hadi gak?

J: suka.

 

Page 80: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

69

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANAK ASUH

Responden : Joni

: Anak Asuh

Hari/Tanggal :

Lokasi : YSI Cabang Cirendeu

14. P: Bangun tidur jam berapa?

J: pagi

15. P: Berangkat Sekolah jam berapa?

J: setengah enam pagi

16. P: Pulang sekolah biasanya ngapain?

J: sore, kalau ada kursus magrib.

17. P: Pinter nggak disekolah?

J: pinter

18. P: Sering ikut kursus?

J: sering

19. P: Dekat sama Pak Hadi gak?

J: deket

20. P: Suka diomelin gak?

J: suka, kalau berantem sama temen

21. P: Ade suka bersih-bersih lingkungan disini gak?

J: suka, kalau libur sekolah

22. P: Kalau hari libur biasanya ngapain?

J: kerja bakti, main bola

23. P: Punya teman gak dilingkungan sini?

J: punya

24. P: Suka nonton tv gak

25. J: suka

26. P: Kalau nonton TV ditemani pak hadi gak?

J: suka

 

Page 81: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

70

Lampiran :

Aktivitas anak-anak panti di Yayasan Sayap Ibu

 

Page 82: PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41573/1/LINA MARDIANA-FDK.pdf · membutuhkan peran orang dewasa yang peduli untuk

71