PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP...

128
PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP ROHANI ISLAM (ROHIS) (Studi Kasus di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan) Tesis Oleh: Dede Munandar NIM: 21160181000025 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M./ 1439 H.

Transcript of PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP...

Page 1: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

ROHANI ISLAM (ROHIS)

(Studi Kasus di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan)

Tesis

Oleh:

Dede Munandar

NIM: 21160181000025

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M./ 1439 H.

Page 2: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Dengan Nama Allah Pemberi Kasih Yang Maha Kasih….

Semoga Hasil Penelitian ini Memberikan Pembaharuan

dalam Keilmuan Pendidikan Islam

Menebarkan Manfaat dan Menuai Kebaikan.

Dede Munandar

Page 3: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Lembar Pengesahan Tesis

Tesis dengan judul Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam: Studi Kasus di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan yang ditulis oleh Dede Munandar dengan NIM 21160181000025, telah diujikan pada Ujian Promosi Tesis oleh Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jum'at, 29 Juni 2018. Tesis ini telah diperbaiki sesuai saran dari penguji sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam.

Jakarta, 29 Juni 2018

Ketua Prodi MMPI Nama: Dr. JejenMusfah, M.A. NIP : 19770602 200501 1 004

Tanggal 0'-/ .20l~

10J

Tanda Tangan

Penguji I Tanggal Nama: Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. NIP : 19650115 198703 1 020 6l.for~~

Penguji II Tanggal Nama : Dr. Zahruddin, Le., M.Pd. Dl/ If'

loY.NIP : 19730602200501 1 002

Penguji III Tanggal Nama : Jejen Jaenudin, M.Ed. Lead., Ph.D. '2. 16/"Ol« NIP : 19701207 199703 1 002

iketahui oleh, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah d~~eguruaI~N.AarifHidayatullah Jakarta

Page 4: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

SEMINAR HASIL TESIS

Tesis dengan judul "Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam (Rohis): Studi Kasus Di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan." yang ditulis oleh Dede Munandar dengan NIM 21160181000025, telah diujikan

pada Seminar Hasil oleh Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 05 Juni 2018 dan telah

diperbaiki sesuai saran dari penguji sebagai salah satu syarat pendaftaran Promosi

Tesis.

Penguji I

Nama : Dr. Zahruddin, Le., M.Pd.

NIP : 19730602200501 1 002

Penguji II

Nama : Jejen Jaenudin, M.Ed. Lead., Ph.D.

NIP : 19701207 199703 1 002

Jakarta, 05 Juni 2018

Tnnggnl

~t6 :2/)~

Tnnggal

~")../o"I ~ot€>

Page 5: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

LEMBAR PEMBIMBING

UNTUK PENDAFTARAN SEMINAR HASIL TESIS

Nama Mahasiswa : Dede Munandar N1M : 21160181000025 Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam Judul Tesis : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap

Rohani Islam (Rohis): Studi Kasus Di SMK AI Amanah Kota Tangerang Selatan.

Jakarta, 31 Mei 2018

Menyatakan mahasiswa tersebut di atas sudah selesai penulisan bab I, II, III, IV, V dan disetujui untuk pendaftaran seminar hasil tesis.

Dr. Je· D Musfah MA. NIP: 1 770602 200501 1 004

Page 6: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Nama Mahasiswa NJM Prodi Judul Tesis

LEMBAR PEMBIMBING

UNTUK PENDAFTARAN UJIAN TESIS

: Dede Munandar : 21160181000025 : Magister Manajemen Pendidikan Islam : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam (Rohis): Studi Kasus Di SMK AI Amanah Kota Tangerang Selatan.

Jakarta, 31 Mei 2018

Menyatakan mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa Bimbingan Tesis dan disetujui untuk pendaftaran ujian tesis.

Dr. Je· n Musfah MA. NIP: 1 70602 200501 1 004

Page 7: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dede Munandar

Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 26 Februari 1990

NIM : 21160181000025

Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Judul Tesis : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap

Rohani Islam (Rohis): Studi Kasus Di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan.

Dosen Pembimbing : Dr. Jejen Musfah, MA.

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.).

Jakarta, 31 Mei 2018

Mahasiswa Ybs.

Dede Munandar

Page 8: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

i

ABSTRAK

“PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP ROHIS DI SMK

AL AMANAH KOTA TANGERANG SELATAN”

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan dalam pelaksanaan kegiatan Rohani

Islam (Rohis) pada sekolah menengah atas di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisi program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis yang

dilaksanakan di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, mengidentifikasi dampaknya

serta menganalisis faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis untuk mengetahui lebih jauh tentang

pelaksanaan program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan dengan triangulasi teknik pengumpulan

dan pengolahan data. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa program pengawasan

kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, kepala

sekolah membuat program pengawasan yang meliputi: (1) Pengawasan berdasarkan waktu,

kepala sekolah melakukan pengawasan yaitu preventif dalam bentuk mengadakan rapat

dengan guru-guru mengenai jadwal kegiatan Rohis dan pembagian tugas Pembina Rohis,

serta dengan cara represif dalam bentuk membuat program penilaian kegiatan Rohis; (2)

Pengawasan berdasarkan objek, kepala sekolah melakukan pengawasan pada objek yang

diawasinya yaitu Rohis sebagai objek pengawasannya mulai dari aspek perencanaan

kegiatan Rohis, sumber daya manusia (SDM) yang terlibat pada kegiatan Rohis sampai

dengan laporan hasil kegiatan Rohis; (3) Pengawasan berdasarkan subjek, kepala sekolah

melakukan terjun langsung berinteraksi dengan anggota Rohis pada saat aktivitas Rohis

berjalan. Pengawasan tersebut dapat juga disebut dengan pengawasan internal, yaitu

kepala sekolah secara langsung meninjau kegiatan ekstrakulikuler Rohis dilapangan untuk

mengetahui apakah kekurangan dari kegiatan program Rohis; dan (4) Pengawasan

berdasarkan teknik mengawasi, kepala sekolah meminta laporan baik lisan maupun tertulis

serta melakukan observasi terhadap guru Pembina Rohis bertanggungjawab atas kegiatan

Rohis, Selain itu kepala sekolah juga melakukan wawancara dengan guru Pembina Rohis

guna menggali informasi lebih komprehensif terhadap program Rohis. Selanjutnya,

implementasi program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan, tentunya memiliki faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam proses pelaksanaannya. Adapun faktor pendukung tersebut meliputi: (1) Kegiatan

pengawasan terhadap Rohis yang sudah terprogram; (2) Sifat dan karakter bawahan yang

dipimpinnya; (3) Anggota Rohis; (4) Pembina Rohis; dan (5) Keahlian dan pengetahuan

kepala sekolah. Selanjutnya, mengenai faktor penghambat program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan pada pelaksanaanya,

meliputi: (1) Fasilitas; dan (2) Anggaran dana. Selain itu, mengenai dampak daripada

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis ialah anggota Rohis mempunyai

kesadaran dalam beraqidah, dan beribadah serta mempunyai sikap keberagamaan yang

baik, sehingga paham radikalisme tidak berkembang di lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Program Pengawasan, Kepala Sekolah, Rohani Islam (Rohis)

Page 9: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

ii

ABSTRACT

"THE PRINCIPAL'S SUPERVISORY PROGRAM ON ROHIS AT SMK AL

AMANAH TANGERANG SELATAN CITY"

This research is based on the divergence in the implementation of Rohani

Islam (Rohis) activity at high school in Tangerang Selatan City. This study aims to

analyze the principal's supervisory program on Rohis conducted at SMK Al

Amanah, Tangerang Selatan City, to identify its impact and to analyze its

supporting and inhibiting factors. This research is a qualitative research with

analytical approach to know more about the implementation of principal

supervision program on Rohis at SMK Al Amanah Tangerang Selatan City. The

research was conducted with triangulation of data collection and processing

techniques. The results obtained from this research that the principal supervisory

program on Rohis in SMK Al Amanah Tangerang Selatan City, the principal makes

a supervision program that includes: (1) Time-based supervision, the principal

conducts preventive surveillance in the form of meeting with teachers on the

schedule of Rohis activities and the division of the task of Pembina Rohis, as well

as in a repressive manner in the form of a program of assessment of the activities

of Rohis; (2) Object-based supervision, the principal supervises the object under

his supervision, Rohis as the object of supervision, starting from the aspect of

planning of Rohis activities, human resources (HR) involved in Rohis activities up

to the report of Rohis activities; (3) Surveillance by subject, principal conducts a

direct jump in interacting with Rohis members while Rohis's activity runs. Such

supervision may also be referred to as internal supervision, ie the principal directly

reviews Rohis's extracurricular activities in the field to determine whether the

shortcomings of the Rohis program activities; and (4) Supervision based on

supervising techniques, the principal requested both oral and written reports and

observed the mentor teacher Rohis responsible for Rohis activities. In addition the

principal also conducted interviews with the Rohis teacher to extract more

comprehensive information on the Rohis program. Furthermore, the

implementation of the principal supervisory program on Rohis in SMK Al Amanah

Tangerang Selatan City, of course has a supporting factor and inhibiting factors in

the implementation process. The supporting factors include: (1) a programmed

Rohis oversight activity; (2) The nature and character of the subordinates he leads;

(3) Members of Rohis; (4) Pembina Rohis; and (5) expertise and knowledge of the

principal. Furthermore, the factors that hinder the principal's supervisory program

on Rohis at SMK Al Amanah Tangerang Selatan City in the implementation,

include: (1) Facilities; and (2) Budget funds. In addition, the impact of the

principal's supervisory program on Rohis is that Rohis members have awareness in

beraqidah, and worship and have good religious attitudes, so that radicalism does

not develop in the school environment.

Keywords: Supervision Program, Principal, Rohani Islam (Rohis)

Page 10: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

iii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalih aksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.

Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.

Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi

Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini.

A. Konsonan

ARAB NAMA Latin KETERANGAN RUMUS*

- - - Alif ا

- Ba’ B Be ب

- Ta’ T Te ت

Ṡa’ Ṡ Es dengan titk di atas 1e60 & 1e61 ث

- Jim J Je ج

Ḥa’ Ḥ Ha dengan titik di bawah 1e24 & 1e25 ح

- Kha Kh Ka dan ha خ

- Dal D De د

Żal Ż Zet dengan titik di atas 017b & 017c ذ

- Ra’ R Er ر

- Zai Z Zet ز

- Sin S Es س

- Syin Sy Es dan ye ش

Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah 1e62 & 1e63 ص

Ḍaḍ Ḍ De dengan titik di bawah 1e0c & 1e0d ض

Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah 1e6c & 1e6d ط

Ẓa Ẓ ظZet dengan titik di

bawah 1e92 & 1e93

_‘ Ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Fa ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha’ H Ha ه

’_ Hamzah ’ Apostrof ء

Ya’ Y Ye ي *Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya

untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia

lalu klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil).

Page 11: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

iv

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥah A A ا

Kasrah I I ا

Ḍammah U U ا

Contoh:

su’ila :سئل kataba dan :كتب

2. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥah dan ya’ sakin Ai A dan I ى ي

Fatḥah dan wau sakin Au A dan U ى و

Contoh:

kaifa dan :كيف ل و ḥaula =ح

3. Vokal Panjang

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan Rumus

Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas 100 & 101 ى ا

Kasrah dan ya’ Ī I dengan garis di atas 12a & 12b ى ي

Ḍammah dan wau Ū U dengan garis di atas 16a & 16b ى و

Contoh:

ل qīla dan : ق ي ل qāla : ق ال yaqūlu : ي ق و

C. Ta’ Matrbuṭah

1. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah hidup

Ta’ matrbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥah, Kasrah, dan

Ḍammah, transliterasinya adalah “T/t”.

2. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah mati

Ta’ matrbuṭah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya

adalah “h”.

Contoh:

.ṭalḥah : طلحة

3. Transliterasi untuk ta’ matrbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata

sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta’ matrbuṭah ditransliterasikan

dengan “h”.

Contoh:

rauḍah al-aṭfāl : روضةاألطفال

al-Madīnah al-Munawwarah : المدينةالمنورة

D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)

Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda tasydīd ( dalam transliterasi dilambangkan dengan ,(ى

huruf yang sama (konsonan ganda).

Contoh:

rabbanā : رب نا

Page 12: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

v

ل nazzala : نز

E. Kata sandang alif-lam “ال”

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam

ma‘rifah “ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf

qamariyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai

dengan bunyi yaitu “ال” diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti

kata sandang tersebut.

Contoh:

جل ar-rajulu : الر

as-sayyidah : السي دة

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan

aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang

ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda

sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf

syamsiyah maupun kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.

Contoh:

al-qalamu : القلم

al-falsafah : الفلسفة

F. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata,

hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

an-nau’u : النوء umirtu : امرت syai’un : شيئ

G. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi

huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti

keterangan-keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak

menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.

Contoh:

Wamā Muhammadun illā rasūl : ومامحمدإالرسول

Abū Naṣīr al-Farābīl

Al-Gazālī

Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān

H. Lafẓ al-Jalālah (هللا)

Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya,

atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf

hamzah.

Contoh:

dīnullāh : ديناهلل

billāh : باهلل

Page 13: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

vi

Adapun ta’ matrbuṭah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,

ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Contoh:

hum fī raḥmatillah : همفيرحمةهللا

I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau

kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat

yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau

sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara

transliterasi di atas. Misalnya kata al-Qur’an dari al-Qur’ān, Sunah dari sunnah. Kata

al-Qur’an dan sunah sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa

Indonesia. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks

Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh:

Fī ẓilāl al-Qur’ān As-Sunnah qabl at-tadwīn

Page 14: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur panjatkan kehadirat Allah swt. Sang

pemilik langit dan bumi beserta isinya. Sang pemberi limpahan rahmat, hidayah,

inayah, nikmat dan karunia kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada baginda alam, sang revolusioner sejati yang menuntun

umatnya menuju jalan penuh keridhaan Allah swt. dan khotaman nabiyyin yaitu

baginda Nabi Muhammad saw. Dan kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’at

tabi’in, ulama salafussholih, para syuhada, para sholihin dan seluruh kaum

muslimin serta muslimat sampai kepada umatnya saat ini. Mudah-mudahan di

akhirat kelak semua mendapatkan ridho Allah swt. dan syafaat Nabi Muhammad

saw. Amin.

Penyelesaian tesis ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari

bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat

dukungan dan doa dari berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat

terlewati. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan berupa

arahan, bimbingan, dan lainnya selama proses penyelesaian tesis ini. Ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya tersebut penulis sampaikan kepada

yang terhormat:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.

Dede Rosyada, M.A beserta jajarannya.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A beserta jajarannya.

3. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Dr. Jejen Musfah,

MA. beserta jajarannya, yang telah memberikan pelayanan akademik

dengan memuaskan.

4. Pembimbing, Dr. Jejen Musfah, MA. yang telah memberikan bimbingan,

arahan, wawasan dan nasehat dengan penuh kesabaran, ketekunan serta

keikhlasan.

5. Seluruh Dosen Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu baik secara tersirat maupun tersurat kepada

penulis.

6. Staff Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Muslikh

Amrullah, S.Pd. yang telah membantu dan memberikan layanan akademik

dengan sangat baik dan juga dukungan serta motivasi kepada penulis.

Page 15: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

viii

7. Drs. Ahmad Muhroj, selaku Kepala SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan, yang telah bersedia memberikan izin penulis untuk melakukan

penelitian.

8. Kepada seluruh guru, staff Tata Usaha dan siswa anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan, yang telah bersedia menerima penulis

dengan sangat ramah dan penuh kasih sayang selama penulis berada di

sekolah.

9. Ayahanda H. Sahrudin, Ibunda Hj. Mulhayati, serta seluruh keluarga

tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, pelajaran hidup,

nasehat, dan dukungan lainnya baik dari segi riil maupun materiil.

10. Kepada Bapak Ali Umar berserta keluarga, yang telah banyak memberikan

dukungan dan motivasi dengan sabar serta penuh kasih sayang kepada

penulis.

11. Seluruh sahabat seperjuangan Angkatan Pertama Prodi Magister

Manajemen Pendidikan Islam, yang telah memberikan kenangan indah,

semangat dan motivasi saat berada di bangku perkuliahan kepada penulis.

12. Kepada Drs. Ayan Dahyan, M.Si, selaku Kepala MIN 3 Tangerang, yang

telah senantiasa memberikan izin selama penulis dalam proses penelitian.

13. Seluruh Civitas Akademika MIN 3 Tangerang yang telah memberikan

dukungan kepada penulis selama proses perkuliahan dan penelitian.

14. Kepada semua pihak yang ikut andil dan telah membantu penyelesaian tesis

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya kepada yang telah penulis sebutkan, hanya do’a yang dapat

dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa, semoga Allah swt. yang membalasnya

dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.

Jakarta, 31 Mei 2018

Penulis,

Dede Munandar

Page 16: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................... 6

1. Identifikasi Masalah ............................................................ 6

2. Pembatasan Masalah ........................................................... 7

3. Perumusan Masalah ............................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 8

1. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

2. Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teoritis ........................................................................... 9

1. Program Pengawasan Kepala Sekolah ................................ 9

a. Pengertian Program Pengawasan Kepala Sekolah ........ 9

b. Tujuan Program Pengawasan ........................................ 12

c. Jenis-jenis Program Pengawasan .................................. 13

d. Prinsip-prinsip Pengawasan .......................................... 15

e. Proses Program Pengawasan ........................................ 17

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) ................. 21

a. Pengertian Ekstrakurikuler Rohis ................................. 21

b. Tujuan dan Fungsi Rohis .............................................. 23

c. Faktor Pendukung dan Penghambat Terbentuknya Sikap

Keberagamaan Melalui Kegiatan Rohis ....................... 25

B. Penelitian Relevan ..................................................................... 28

C. Kerangka Konseptual ................................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 33

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 33

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 33

1. Data ..................................................................................... 33

2. Sumber Data ........................................................................ 34

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 35

E. Teknik Analisa Data .................................................................. 35

F. Uji Keabsahan Data ................................................................... 36

Page 17: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

x

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Letak Lokasi Penelitian ....................................................... 38

2. Sejarah Singkat .................................................................... 38

3. Visi dan Misi ....................................................................... 39

4. Keadaan Tenaga Pendidik ................................................... 40

5. Keadaan Peserta Didik ........................................................ 42

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan .......................................... 45

1. Kegiatan Rohani Islam (Rohis) di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan ...................................................... 46

2. Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani

Islam di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ........... 49

a. Pengawasan Berdasarkan Waktu ................................... 50

b. Pengawasan Berdasarkan Objek ................................... 53

c. Pengawasan Berdasarkan Subjek .................................. 54

d. Pengawasan Berdasarkan Teknik Mengawasi ............... 56

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Pengawasan

Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan ....................................................... 62

4. Dampak Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap

Rohani Islam di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan … 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 71

B. Saran .......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 74

LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 80

Page 18: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan…. 41

Tabel 4.2 Data Peserta Didik Kelas X Tahun Pelajaran 2017 - 2018 …. .............. 43

Tabel 4.3 Data Peserta Didik Kelas XI Tahun Pelajaran 2017 - 2018 …. ............ 43

Tabel 4.4 Data Peserta Didik Kelas XII Tahun Pelajaran 2017 - 2018 …. ........... 44

Tabel 4.5 Kategorisasi Program Pengawasan Kepala Sekolah…. ......................... 59

Page 19: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Proses Pengawasan ................................................................. 19

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ............................................................................ 32

Gambar 4.1 Data Peserta Didik SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ............ 42

Gambar 4.2 Kerangka Hasil Penelitian ..................................................................... 70

Page 20: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Pedoman Studi Dokumen

Lampiran 5 Dokumentasi/ Foto-Foto

Page 21: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam satuan pendidikan, manusia pada dasarnya dilatih intelektualitasnya

melalui ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam proses pendidikannya pada

jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu pada satuan pendidikan

sangat diperlukan adanya proses manajemen yang tepat guna. Mulai dari aspek

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap

program pada satuan pendidikan seperti sekolah formal pada umumnya. Selain

manajemen sebagai cara pengelolaan yang tepat guna, satuan pendidikan pun

harus mempunyai sumber daya manusia yang mampu menjalankan program

pendidikan. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya

pengawasan sebagai suatu rangkaian dari kegiatan manajemen pendidikan

(Mulyasa, 2003: 154).

Dengan demikian, pengawasan sebagai fungsi yang melekat pada

manajemen pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan agar

secara serempak bergerak ke arah pencapaian tujuan melalui kesediaan

melaksanakan tugas masing-masing secara bersungguh-sungguh dan

bertanggung jawab atau profesional. Oleh karena itu, segala penyelenggaraan

pendidikan akan mengarah kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program. Oleh sebab

itu, pengawasan haruslah berjalan dengan efisien agar memungkinkan

tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan media pengembangan

diri yang dapat membimbing peserta didik berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat besar

karena pendidikan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, 2003: 50).

Harapan yang muncul adalah pendidikan dapat mengembangankan sikap

keagamaan peserta didik sehingga menjadi tumpuan untuk membentuk

moralitas dan kepribadian warga negara yang relegius. Hal ini sesuai dengan

paparan yang ada dalam konteks pendidikan nasional di Indonesia, bahwa

pendidikan agama masih menjadi salah satu prioritas, sehingga menandakan

bahwa agama bagi masyarakat adalah suatu hal yang penting. Seperti yang

tercermin dalam sila pertama Pancasila.

Fajar (2005: 195) mengemukakan bahwa pendidikan agama bukan kegiatan

yang terpisah dari aspek-aspek kehidupan masyarakat luas, sekolah hanya

Page 22: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

2

merupakan salah satu wahana yang barangkali bukan utama. Di luar sekolah

banyak pihak yang tidak kalah penting peranannya yang ikut memberikan

pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan seperti keluarga dan lingkungan di

masyarakat. Akan tetapi sekolah sebagai lembaga pendidikan secara terencana

masih menjadi tumpuan untuk pembentukan moralitas dan religiusitas peserta

didik. Pembentukan kepribadian yang bermoral dan keberagamaan

(religiusitas), tidak cukup dengan mengandalkan mata pelajaran agama yang

hanya mempunyai bobot dua jam pelajaran per minggunya di sekolah.

Pembelajaran di sekolah harus memperhatikan kecerdasan peserta didik,

yaitu dengan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan pengembangan ragam

kecerdasan peserta didik. Selain fasilitas, budaya dan kegiatan-kegiatan sekolah

akan mengembangkan kecerdasan peserta didik, termasuk kecerdasan dalam

pembentukan moralitas dan religiusitas peserta didik. Kecerdasan ini harus

dikembangkan secara maksimal (Musfah, 2014: 102). Berdasarkan pendapat di

atas diketahui bahwa dalam rangka pemenuhan pengembangan ragam

kecerdasan peserta didik. Maka, sekolah harus menyediakan ekstrakurikuler,

seperti: karya ilmiah, olahraga, kesenian, pramuka, dan rohani islam.

Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi kecerdasan, pembentukan

moralitas dan religiusitas yang dimiliki oleh peserta didik.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang berada di luar rencana

pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 18A Tahun 2013 dijelaskan

bahwa, ekstrakurikuler ialah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta

didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan

kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk

mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang

lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum (Kemdikbud,

2013: 2). Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di

luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah

kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler mampu meningkatkan pemahaman terhadap agama

sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama,

dan juga mengembangkan sensitifitas peserta didik dalam persoalan-persoalan

sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan

sosial. Maka, kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) menjadi salah satu

organisasi ekstrakurikuler pilihan bagi peserta didik untuk pembentukan

moralitas dan religiusitas. Rohis adalah organisasi dakwah Islam dikalangan

pelajar dalam lingkungan suatu sekolah. Biasanya dibawah koordinasi

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Tujuan utama Rohis adalah mendidik

peserta didik menjadi lebih islami dan mengenal dengan baik dunia keislaman.

Page 23: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

3

Rohis merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang banyak diminati oleh

peserta didik. Hal ini dikarenakan Rohis merupakan kegiatan pendukung dari

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bagian integral dari Kurikulum 2013

(Kementerian Agama, 2015: 10). Rohis bisa juga menjadi jalur potensial untuk

dimanfaatkan oleh ajaran kelompok keagamaan tertentu. Meskipun demikian,

keberadaan Rohis yang ada di berbagai sekolah terusik dengan adanya opini

publik yang menyebutkan bahwa adanya gerakan radikalisme agama di

sekolah-sekolah. Sorotan publik pun mengarah pada kegiatan ekstrakurikuler

Rohis, yang bergerak dalam bidang pembinaan keislaman para peserta didik ini

ditenggarai menjadi sarana perekrutan kelompok radikal. Nilai radikalisme

yang dimaksud ialah memiliki stigma negatif terhadap kelompok agama yang

berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda dan memonopoli kebenaran,

mengusung Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan memiliki stigma

negatif terhadap barat.

Temuan beberapa penelitian yang dilakukan terkait dengan hal tersebut

seperti yang dilakukan oleh Wahid Foundation menyebutkan bahaya paham

radikalisme yang tumbuh dari kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) di institusi

pendidikan. Bahkan, hasil survei Wahid Foundation kepada aktivis rohis

terungkap data bahwa mereka siap berjihad di wilayah konflik agama. Hasil

survei tersebut terungkap bahwa 60 persen responden aktivis rohis setuju

berjihad ke wilayah konflik saat ini. Bahkan, 68 persen setuju untuk berjihad

di masa mendatang. Dari jumlah tersebut juga terungkap 37 persen sangat

setuju dan 41 persen responden yang setuju seharusnya umat Islam bergabung

dalam satu kesatuan kekhalifahan. Survei ini dilakukan kepada responden

sebanyak 1.626 aktivis Rohis dalam kegiatan perkemahan rohis seluruh

Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam

Kementerian Agama (Hamdi, 2017: 1).

Pemahaman agama yang sempit dan eksklusif dapat mengarahkan para

peserta didik untuk bertindak dan melakukan aksi kekerasan. Hal ini

ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ciciek Farha (2008),

sebagaimana yang dikutip dari laporan kehidupan beragama CRCS Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian tersebut menemukan, bahwa dalam

kegiatan Rohis atau dalam masing-masing aktivitas individu cenderung

mengembangkan pandangan dan sikap yang eksklusif, yang merupakan

cerminan dari kelompok-kelompok islam tertentu sehingga banyak menarik

peserta didik pada sikap radikalisme agama.

Selain itu, penelitian tentang sikap sosial keagamaan Rohis di Sekolah

Menengah Atas (SMA) yang dilakukan oleh Habibullah (2014: 398).

Temuannya menunjukkan bahwa pada umumnya aktivis Rohis SMA lebih

Page 24: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

4

bersikap terbuka dan toleran dalam kehidupan bertetangga, namun berharap

sistem Islam dapat menjadi landasannya. Terdapat juga kecenderungan aktivis

Rohis mengharapkan Islam menjadi landasan sistem kenegaraan, di mana

sistem pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah) menjadi alternatif terbaik atas

sistem demokrasi yang dipakai yang dinilai terdapat kekurangannya

(mudharat). Terlihat juga kecenderungan aktivis Rohis di SMA yang bersikap

menempatkan perempuan dalam posisi yang subordinatif dari laki-laki baik di

ranah domestik maupun publik.

Adapun penelitian dalam sudut pandang literatur keagamaan atau sumber

bacaan para aktivis Rohis, Iswanto (2015: 387) menyimpulkan bahwa siswa-

siswi melakukan pembacaan model negosiasi. Negosiasi terjadi dalam hal gaya

bahasa. Substansi atau pesan dengan ide-ide apapun akan disenangi jika

disajikan dengan gaya bahasa yang menarik bagi mereka. Adapun afiliasi

literatur keagamaannya ada yang berhaluan moderat dalam arti sesuai dengan

arus utama pandangan keislaman di Indonesia, dan ada yang berhaluan ide-ide

khilafah yang berafiliasi dengan gerakan Islam transnasional. Afiliasi yang

kedua ini lebih banyak diminati karena gaya bahasa yang menarik bagi mereka.

Sedangkan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Yani (2014: 47)

mengemukakan simpulan bahwa para aktivis Rohis juga cenderung tidak

memiliki pengetahuan tentang penulis bahan bacaan aktivis Rohis (termasuk

latar belakang intelektual dan kehidupannya, juga tidak mengetahui sumber-

sumber yang digunakan sebagai referensi dalam bacaan tersebut).

Berdasarkan data dan penelitian di atas maka peran serta sekolah sebagai

lembaga pendidikan yang dipercaya oleh masyarakat harus mampu

menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan cara memperhatikan aspek

perkembangan keberanekaragaman kecerdasan yang dimiliki masing-masing

peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasbullah (2006: 61) sekolah

tersebut di dalamnya tercipta suasana yang humanis, terpeliharannya budaya

dialog, komunikasi latihan bersama, dan adanya validasi teman sejawat.

Dengan kata lain, terpelihara pendidikan humanioranya, religiusitasnya, moral

dan akhlaknya.

Untuk itu pemahaman dan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang

baik, akan membentuk peserta didik yang memiliki pribadi yang bermoral dan

keberagamaan (religiusitas) serta kreatif, inovatif, dan berakhlak mulia.

Memang, pada sekolah tertentu pengelolaan dan pengawasan ekstrakurikuler

Rohis belum menunjukkan hasil yang maksimal. Tentunya hal ini yang perlu

dibenahi. Sekolah yang ada lebih baik menyusun program ekstrakulikuler

kemudian melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Menjadikan

Page 25: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

5

ekstrakurikuler seperti Rohis sebagai salah satu andalan sekolah bukanlah

persoalan mudah, banyak hal yang harus dibenahi. Ada banyak alasan untuk

menentukan penyebab kegagalan suatu kegiatan atau keberhasilan kegiatan

lainnya. Tetapi masalah yang selalu berulang dalam semua kegiatan yang gagal

adalah tidak atau kurang adanya pengawasan yang memadai.

Untuk memperoleh hasil maksimal dari kegiatan aktivis Rohis, maka

diperlukan peran kepala sekolah dalam menjalankan salah satu dari fungsi

manajerial yaitu pengawasan terhadap komponen yang ada di sekolah yang

dipimpinnya. Menurut Musfah (2015: 250) kepala sekolah adalah guru yang

terbaik yang dimiliki sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang mampu

menata dirinya dengan baik, kepala sekolah harus mampu menuntun guru, staf,

dan siswa ke pencapaian tertinggi dalam upaya bersama-sama menjadi manusia

yang berbudi luhur. Selanjutnya, mengingat begitu pentingnya peranan

kegiatan ekstrakurikuler Rohis bagi sekolah, maka pengawasan yang efektif

harus dilakukan oleh kepala sekolah, supaya kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan dan dilaksanakan tercapai sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan dan diinginkan oleh sekolah yaitu, mengembangkan potensi peserta

didik melalui kegiatan Rohis, baik dari segi sosial kemasyarakatan maupun

relegius.

Berdasarkan pemaparan di atas, diperlukan kontribusi yang komprehensif

mengenai pola program pengawasan kepala sekolah terhadap aktivis Rohis

yang ada di sekolah. Dengan adanya program pengawasan dari kepala sekolah

diharapkan mampu meningkatkan peran serta sekolah sebagai lembaga

pencetak generasi yang dibutuhkan keluarga dan juga masyarakat luas. Dengan

kata lain, terpelihara pendidikan humanioranya, moralitasnya, religiusitasnya,

dan akhlaknya. Ditegaskan juga oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim

Saifuddin, bahwa pentingnya memberikan perhatian yang lebih oleh kepala

sekolah terhadap aktivitas Rohis di sekolah, agar Rohis bisa dilindungi dari

pengaruh negatif dalam bentuk program pengawasan yang komprehensif.

Bentuk pengawasan kepala sekolah misalnya harus mengetahui siapapun yang

menyampaikan ceramah keagamaan kepada siswa, baik dari segi latar

belakangnya, maupun wawasan penceramah tersebut dalam menyampaikan

dakwah-dakwah keagamaannya. Hal ini akan berdampak positif bagi siswa

yang aktif mengikuti kegiatan Rohis di sekolah. (Republika, 2017: 2).

Selanjutnya, penelitian ini akan dilaksanakan pada jenjang pendidikan

menengah yaitu satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

sederajat. Siswa SMA pada umumnya secara psikologis telah memasuki masa

remaja. Pada masa itu menurut Santrock (2007:18) mengemukakan seorang

remaja bisa saja merasa sedang di puncak dunia pada suatu saat merasa tidak

Page 26: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

6

berharga sama sekali pada waktu berikutnya. Oleh karena itu, biasanya pada

masa tersebut, remaja jaran memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari

perilaku dan gaya hidupnya serta berperilaku yang tidak sesuai dengan etika,

agama maupun adat kesopanan.

Untuk tempat penelitian peneliti memilih Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Sekolah ini dipilih dengan

beberapa alasan utama. Yaitu, Pertama, sekolah ini mempunyai program

pengawasan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh kepala sekolah,

sehingga fungsi manajerial kepala sekolah berjalan dengan baik. Kedua,

sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang menghasilkan

pemahaman para anggotanya tentang agama Islam yang moderat. Ketiga,

anggota Rohis sekolah ini pernah terpilih sebagai kontingen Provinsi Banten

dalam kegiatan Perkemahan Rohis Nasional (Kemrohisnas) diselenggarakan

oleh Kementerian Agama RI pada tahun 2016. Keempat, sepengetahuan

peneliti belum adanya penelitian tentang program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis, program pengawasan yang dimaksud ialah sebuah program

kerja yang dibuat oleh kepala sekolah secara khusus mengawasi kegiatan siswa.

Demikianlah beberapa alasan peneliti dalam pemilihan tempat penelitian.

Selanjutnya, berdasarkan pemaparan-pemaparan terkait dengan

problematika Rohis baik dari segi konsep kegiatan maupun program

pengawasan kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh aktivitas sumber

daya yang ada di sekolah, serta alasan yang menarik untuk melakukan kajian

penelitian ini, maka penelitian tesis ini akan diberikan judul yaitu Program

Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam (Rohis): Studi Kasus

Di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

B. Indentifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diketahui

masalah dasar yang dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-

permasalahan sebagai berikut:

a. Rendahnya pengawasan kepala sekolah terhadap program

pengembangan diri peserta didik di sekolah. Sehingga tujuan program

pengembangan diri peserta didik belum tercapai secara maksimal.

b. Kegiatan aktivis Rohis cenderung mengembangkan pandangan dan

sikap yang eksklusif, yang merupakan cerminan dari kelompok-

kelompok islam tertentu sehingga banyak menarik peserta didik pada

sikap radikalisme agama.

Page 27: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

7

c. Terdapat juga kecenderungan aktivis Rohis mengharapkan Islam

menjadi landasan sistem kenegaraan, di mana sistem pemerintahan

Islam (Khilafah Islamiyah) menjadi alternatif terbaik atas sistem

demokrasi yang dipakai yang dinilai terdapat kekurangannya

(mudharat).

d. Para aktivis Rohis juga cenderung tidak memiliki pengetahuan tentang

penulis bahan bacaan referensi (termasuk latar belakang intelektual dan

kehidupannya, juga tidak mengetahui sumber-sumber yang digunakan

sebagai referensi dalam bahan bacaan).

e. Perhatian kepala sekolah yang masih rendah terhadap aktivitas Rohis di

sekolah, sehingga Rohis bisa dimanfaatkan kelompok tertentu agar

aktivis Rohis memiliki stigma negatif terhadap kelompok agama yang

berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda, memonopoli

kebenaran, mengusung Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan

memiliki stigma negatif terhadap barat.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, nampak bahwa masalah-

masalah tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun permasalahan

tersebut terlalu luas, mengingat keterbatasan waktu, materi, tenaga, dan

kemampuan peneliti, maka diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan

masalah yang akan dikaji dan diteliti secara komprehensif dalam tesis ini

adalah tentang Program Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pokok dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan?

b. Bagaimana dampak program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan?

c. Apa faktor pendukung dan penghambat program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan?

Page 28: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis dan memahami beberapa

hal mengenai fokus penelitian, yaitu:

a. Menganalisis program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

b. Mengidentifikasi dampak program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

c. Menganalisis faktor pendukung dan penghambat program pengawasan

kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini juga tentunya mampu menjadi gambaran bagi peneliti

lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi. Secara

praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rumusan rekomendasi

mengenai pentingnya program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis

yang ada di sekolah. Khususnya di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan dengan terus mengembangkan wawasan kegamaan peserta didik

yang toleran kan inklusif.

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi penulis, satuan

pendidikan terkait, dan lainnya baik secara teori maupun praktis. Secara

teori, penelitian ini diharapkan mampu menambah perbendaharaan

pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang akademik tentang program

pengawasan kepala sekolah bagi para peneliti, mahasiswa, dan dosen.

Page 29: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teoritis

1. Program Pengawasan Kepala Sekolah

a. Pengertian Program Pengawasan Kepala Sekolah

Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi terciptanya

suatu kegiatan. Solihin (2009: 71) mendefinisikan program adalah

serangkaian kegiatan yang memiliki durasi waktu tertentu serta dibuat

untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Artinya, dalam definisi

tersebut program merupakan aktivitas yang memiliki durasi tertentu.

Dengan adanya program dalam organisasi seperti sekolah contohnya,

maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah

untuk dioperasionalkan. Senada dengan pendapat di atas, menurut

Charles O. Jones dalam Shalfiah (2013: 978), bahwa program adalah cara

yang disahkan untuk mencapai tujuan, memiliki beberapa karakteristik

tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu

aktivitas. Hal ini menegaskan bahwa sebuah organisasi seperti sekolah

harus mempunyai program yang tepat untuk mencapai setiap tujuan yang

telah ditentukan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil sebuah pemahaman

bahwa program adalah kumpulan kegiatan yang dirancang dalam waktu

tertentu, untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi secara

keseluruhan. Namun, dalam penyusuan sebuah program hendaknya

didasarkan pada suatu pendekatan yang ilmiah dan model teoritis yang

jelas, agar program mempunyai implikasi yang baik bagi suatu

organisasi.

Selanjutnya, agar program dapat berjalan dengan baik maka

diperlukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Istilah pengawasan

dalam hal ini cenderung mengarah kepada salah satu peran seorang

manajer dalam kegiatan manajemen, atau yang dikenal dengan istilah

controlling. Oleh karena itu, istilah pengawasan dapat dipahami sebagai

bagian kecil dari peran seorang manajer (bagian kecil dari fungsi

kontrol). Artinya bahwa pengawasan merupakan coercion atau

compeling yaitu suatu proses yang bersifat memaksa agar aktifitas dapat

Page 30: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

10

disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan (Fattah, 2008: 102).

Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan/kegiatan

apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi

dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

semula. Konsep pengawasan demikian, sebenarnya menunjukkan

pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, dimana

pengawasan dianggap sebagai bentuk pengontrolan dari pimpinan atau

manajerial kepada pihak bawahannya (Manullang, 2015: 173, Samsirin,

2015: 345). Secara lebih lengkap Sule dan Saefullah (2008: 318)

mengemukakan bahwa pada intinya pengawasan tidak hanya berfungsi

untuk menilai apakah sesuatu itu berjalan ataukah tidak, akan tetapi

termasuk tindakan koreksi yang mungkin diperlukan maupun

penyesuaian standar yang terkait dengan pencapaian tujuan dari waktu ke

waktu. Konsep pengawasan dari pendapat tersebut menyatakan bahwa

ruang lingkup pengawasan harus lebih komprehensif dalam melakukan

penilaian terhadap kinerja yang telah dilakukan, dengan sistem

berkelanjutan untuk pencapaian tujuan.

Jadi, dapat dipahami bahwa pengawasan adalah suatu usaha

sistematis seorang pimpinan atau manajerial untuk menilai kinerja,

rencana, tujuan yang telah ditentukan dan untuk mengambil tindakan

terhadap masalah yang terjadi dalam organisasi untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisien. Fungsi pengawasan dalam manajemen sangat

erat kaitannya dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini

merupakan hal yang saling mengisi, karena tujuan baru dapat diketahui

tercapai dengan baik atau tidak setelah pengawasan dilakukan.

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat

signifikan dalam pencapaian serta mengatur potensi baik yang berkaitan

dengan pengelolaan maupun sumber daya yang ada. Pengawasan juga

merupakan bagian dari fungsi yang terkait perencanaan strategis.

Perencanaan strategis ini adalah puncak dari suatu pemikiran untuk

merumuskan tujuan yang akan dicapai organisasi, dan juga

merencanakan berbagai aspek manajemen serta usaha pencapaian tujuan

strategis organisasi. Hal demikian sejalan dengan pendapat Subandi

(2015: 458) mengemukakan bahwa pelaksanaan pengawasan dapat

memperbaiki manajemen mutu pada suatu lembaga pendidikan seperti

sekolah formal pada umumnya.

Page 31: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

11

Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga pendidikan seperti

sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Kepala

sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau

tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan

siswa yang menerima pelajaran (Permendiknas No. 28, 2010: 3,

Wahjosumidjo, 2010: 83). Karena kepala sekolah sebagai pemimpin

dilembaganya, maka dia harus mampu membawa lembaganya ke arah

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat

adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan

globalisasi yang lebih baik. Berdasarkan pengertian tersebut, kepala

sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua

urusan pengaturan dan pengelolahan secara formal kepada atasannya atau

informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya. Selain

itu, kepala sekolah merupakan pengatur dari program yang ada di

sekolah.

Kepala sekolah tidak hanya mengelola sekolah dalam makna statis,

melainkan menggerakkan semua potensi yang berhubungan langsung

atau tidak langsung bagi kepentingan pembelajaran para peserta didiknya

(Danim dan Suparno, 2009: 13). Hal demikian dapat dipahami

bahwasanya peningkatan mutu sekolah sangat ditentukan oleh

kemampuan kepala sekolah. Peran utama kepala sekolah ialah

mengembangkan agar sekolah menjadi lembaga pendidikan yang baik

dan mampu mencapai tujuan pendidikan. Bahkan Hoy dan Miskel (2014:

652) menambahkan bahwa kepala sekolah harus mempunyai efektivitas

kepemimpinan.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang

dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam

mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan

pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh

karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam

menggerakkan manajemen sekolah agar berjalan sesuai dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman (Mulyasa, 2011: 18).

Sejalan dengan pendapat Munir (2010: 110) kepala sekolah juga

diharapkan untuk mengembangkan dan memupuk sikap saling

menghargai, percaya, memupuk rasa persaudaraan serta menghilangkan

rasa saling curiga sesama guru dan warga sekolah lainnya. Berdasarkan

Page 32: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

12

deskripsi di atas dapat dipahami bahwa kepala sekolah harus mampu

menjalankan fungsi manajemen. Selanjutnya, Marthur dan Chauhan

(2018: 10) dalam Journal of Human Resource Management, menjelaskan

bahwa “Rude and violent supervision on a regular basis put employees

into a depressive situation and may cause various deviant behaviors. It

is recommended to the supervisors that they should be humble and

cordial towards their employees while supervising”. Berdasarkan

pendapat tersebut dapat dipahami bahwa kepala sekolah disarankan

dalam melakukan pengawasan terhadap guru dan siswa harus

mengedepankan sikap rendah hati dan ramah. Hal tersebut dapat

menjadikan manajemen berfungsi untuk menggerakkan pelbagai

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan, mengembangkan seluruh

potensi sumber daya sekolah, dan mengawasi organisasi sekolah dalam

pencapaian visi sekolah.

Setelah dikemukakan tentang pengertian program, pengawasan, dan

kepala sekolah secara spesifik, maka dapat diambil pemahaman bahwa

program pengawasan kepala sekolah adalah serangkaian kegiatan

sistematis yang dirancang dalam waktu tertentu oleh kepala sekolah,

untuk menilai, rencana, kinerja, tujuan yang telah ditentukan serta

mencapai tujuan dan sasaran sekolah secara komprehensif.

Selain itu, tentunya kepala sekolah dituntut harus menjadi pemimpin

profesional. Adapun ciri kepala sekolah yang professional ialah

bertanggung jawab serta komitmen yang tinggi atas pekerjaannya sesuai

dengan kode etik profesinya.

b. Tujuan Program Pengawasan

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yag

direncanakan menjadi kenyataan, melakukan tindakan perbaikan jika

terjadi penyimpangan-penyimpangan dan tujuan yang dihasilkan sesuai

dengan rencana (Manullang, 2015: 174, Hasibuan, 2016: 242). Oleh

karena itu, agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat

merealisasi tujuannya. Selanjutnya, suatu sistem pengawasan setidak-

tidaknya harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-

penyimpangan dari rencana. Suatu sistem pengawasan yang efektif harus

dapat segera melaporkan penyimpangan sehingga berdasarkan hal itu

dapat diambil tindakan untuk selanjutnya, benar-benar sesuai atau

Page 33: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

13

mendekati apa yang direncanakan sebelumnya. Dalam melaksanakan

pengawasan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus

mempunyai kepemimpinan yang ditunjang dengan integritas, adapun

integritas kepala sekolah dapat ditunjukkan pada ketaatan nilai-nilai

moral dan etika yang berharkat dan bermartabat (Ekosiswoyo, 2007: 80).

Pengawasan kegiatan pendidikan dimaksudkan agar sekolah terarah

pada tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tugas kepala

sekolah sebagai pengawas sekolah diwujudkan dalam kemampuannya

menyusun dan melaksanakan program pengawasan (Danim dan Khairil,

2011: 81). Sesuai dengan pemaparan pendapat tersebut dipahami bahwa

kemampuan menyusun program pengawasan bisa diwujudkan dalam

penyusunan program pengawasan kelas, pengembangan program

supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler, perpustakaan, laboratorium,

dan ujian. Kepala sekolah harus mampu membuat sistem pengawasan

yang efektif. Suatu sistem pengawasan dikatakan efektif, apabila dapat

segera melaporkan kegiatan yang salah, dimana kesalahan itu terjadi dan

siapa yang bertanggung jawab akan terjadinya kesalahan tersebut. Hal

demikian sesuai dengan salah satu tujuan pengawasan, yakni untuk

mengetahui kesalahan atau penyimpangan serta kesulitan yang dihadapi.

Sementara itu, Nurochim (2016: 135) menyatakan bahwa tujuan

pengawasan dalam organisasi pendidikan adalah untuk mendeteksi sedini

mugkin segala bentuk penyimpangan serta menindaklanjutinya dalam

rangka mendukung pelaksanaan prioritas pendidikan, prioritas

pendidikan yang dimaksud adalah pemerataan kesempatan belajar,

relevansi, dan peningkatan mutu. Deskripsi tersebut dapat dipahami

bahwa tujuan dari pengawasan organisasi Pendidikan, sesungguhnya

untuk membuat pihak yang diawasi merasa terbantu, sehingga proses

pencapaian visi dan misi dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien.

c. Jenis-jenis Program Pengawasan

Ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan yakni:

1) Pengawasan berdasarkan waktu

Berdasarkan waktu bila pengawasan dilakukan, maka macam

pengawasan itu dibedakan atas: Pertama, pengawasan preventif.

Pengawsan ini dimaksudkan adalah pengawasan sebelum terjadinya

kesalahan agar terhindar dari penyimpangan dalam pelaksanaannya.

Page 34: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

14

Kedua, pengawasan repressif. Pengawasan ini dimaksudkan adalah

pengawasan setelah rencana dijalankan, dengan kata lain diukur

hasil-hasil yang telah dicapai dengan alat ukur standar yang telah

ditentukan dengan cara membandingkan antara hasil dan rencana,

kemudian menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan

dan mencari tindakan perbaikannya (Manullang, 2015: 177,

Hasibuan, 2016: 247).

2) Pengawasan berdasarkan objek.

Berdasarkan objek pengawasan dapat dibedakan atas pengawasan di

bidang-bidang sebagai berikut: produksi, keuangan, waktu, manusia

dan kegiatan-kegiatannya. Dalam bidang produksi, maka

pengawasan itu dapat ditunjukan terhadap kuantitas hasil produksi

ataupun terhadap kualitas. Pengawasan di bidang waktu dimaksudkan

untuk menentukan, apakah dalam menghasilkan sesuatu hasil

produksi sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tidak.

Terakhir, pengawasan di bidang manusia dengan kegiatan-

kegiatannya bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan

dijalankan sesuai dengan instruksi, rencana, tata kerja atau standar

operasional prosedur (SOP) kegiatan (Manullang, 2015: 177).

3) Pengawasan berdasarkan subjek

Berdasarkan subjek pengawasan dapat dibedakan atas: Pertama,

pengawasan internal. pengawasan ini dimaksudkan pengawasan yang

dilakukan oleh atasan dari petugas yang bersangkutan, oleh

karenanya pengawasan ini juga disebut pengawasan vertikal atau

formal. Cakupan dari pengawasan ini meliputi hal-hal yang cukup

luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan, dan

lainnya. Kedua, pengawasan eksternal. pengawasan ini dimaksudkan

pengawasan yang dilakukan oleh orang di luar organisasi yang

bersangkutan. Pengawasan inilazim pula disebut pengawasan sosial

atau pengawasan sosial (Manullang, 2015: 178, Hasibuan, 2016: 248)

4) Pengawasan berdasarkan teknik mengawasi

Berbagai teknik yang dapat dilakukan antara lain: Pertama,

pengamatan langsung atau observasi oleh manajerial untuk melihat

sendiri bagaimana caranya petugas operasional menyelenggarakan

kegiatan dalam menyelesaikan tugasnya. Kedua, melalui laporan baik

Page 35: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

15

lisan maupun tertulis dari penyelia yang sehari-hari mengawasi secara

langsung kegiatan bawahannya. Ketiga, melalui penggunaan

kuesioner yang respondennya adalah para pelaksanan kegiatan

operasional. Keempat, wawancara. Dalam wawancara harus terjamin

kebebasan pihak yang diwawancarai untuk menyampaikan informasi.

(Siagian, 2007: 259-260)

Berdasarkan pemaparan jenis-jenis program pengawasan yang sudah

dijelaskan di atas, kepala sekolah dapat memilih jenis program

pengawasan yang sesuai dengan keadaan yang ada di lingkungan

sekolahnya. Dikarenakan program pengawasan merupakan salah satu

fungsi dari manajerial kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya

sebagai pimpinan di sekolahnya, orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap keseluruhan kegiatan yang ada di sekolahnya. Banyak hal yang

harus diperhatikan seorang kepala sekolah agar pengawasan yang

dilakukannya berjalan dengan baik diantaranya, pengawasan harus

merefleksikan sifat dari kegiatan yang diselenggarakan, pengawasan

harus memperhitungkan pola organisasi, dan pengawasan harus bersifat

membimbing.

d. Prinsip-prinsip Program Pengawasan

Untuk mempunyai suatu program pengawasan kepala sekolah yang

efektif dan efisien maka diperlukan beberapa prinsip pengawasan yang

perlu dipenuhi oleh kepala sekolah.

Terdapat dua prinsip pokok bagi pengawasan adalah adanya rencana

tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi, serta wewenang-

wewenang yang jelas kepada bawahan (Manullang, 2015:173,

Nurochim, 2016: 135). Prinsip pokok pertama merupakan standar atau

alat ukur dari pada pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan. Rencana

tersebut harus dapat dijadikan petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan

pekerjaan berhasil atau tidak. Walaupun demikian, prinsip pokok kedua

merupakan suatu keharusan yang perlu ada agar program pengawasan

kepala sekolah itu memang benar-benar efektif dan efisien. Wewenang

dan instruksi yang jelas harus dapat diberikan kepada setiap komponen

bawahan, karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahannya

sudah menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Serta atas dasar

Page 36: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

16

intruksi yang diberikan kepada bawahan dapat diawasi pekerjaan yang

dilakukannya.

Setelah kedua prinsip pokok di atas terpenuhi, maka suatu program

pengawasan haruslah mengandung prinsip-prinsip pengawasan yang

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sekolah. Adapun

prinsip yang dapat dilakukan, sebagaimana pendapat Koontz dan

O’Donnel yang dikutip oleh Manullang (2015: 174) tentang prinsip-

prinsip pengawasan orgasnisasi sebagai berikut:

1) Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari

kegiatan-kegiatan yang diawasi.

2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan.

3) Fleksibel.

4) Dapat mereflektir pola organisasi.

5) Ekonomis.

6) Dapat dimengerti.

7) Dapat menjadmin diadakannya tindakan korektif.

Prinsip-prinsip di atas digunakan kepala sekolah dalam rangka

melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang manajer pada sekolah

yang dipimpinnya. Menurut Danim dan Khairil (2011: 168) menjelaskan

bahwa prinsip-prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap

memperhatikan kode etik pengawasan satuan pendidikan. Dengan

demikian, program pengawasan kepala sekolah bukanlah semata-mata

untuk mencari kesalahan sebagai dasar untuk memberikan hukuman,

akan tetapi dalam rangka membina dan mengembangkan mutu

pendidikan sehingga secara bertahap kinerja sekolah semakin meningkat

menuju tercapainya sekolah yang efektif.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai kepala

sekolah, maka kepala sekolah harus mempunyai prinsip pengawasan

yang tepat untuk dapat mendayagunakan sumber daya sekolah. Seperti

tenaga pendidik dan kependidikan. Sebagaimana Wahyudi (2009: 64)

menyatakan bahwa kepala sekolah harus mampu mendorong keterlibatan

seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbagai kegiatan yang

menunjang program sekolah. Oleh karena itu, mendorong keterlibatan

seluruh sumber daya sekolah, dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus

berusaha untuk mendorong keterlibatan dalam setiap kegiatan di sekolah

Page 37: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

17

secara partisipatif. Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada

asas tujuan, asas keunggulan, asas mufakat, asas kesatuan, asas persatuan,

asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.

Ketepatan dalam prinsip pengawasan akan berdampak pada

perbaikan kinerja personil sekolah. Walaupun pada kenyataannya dalam

praktek pengawasan kepala sekolah, tidak ada yang paling baik dan

lengkap, karena itu penerapan program pengawasan bergantung pada

situasi tempat dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan.

e. Proses Program Pengawasan

Dalam hal ini proses pengawasan yang dimaksud yaitu serangkaian

kegiatan kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan terhadap suatu

tugas atau pekerjaan dalam suatu sekolah yang dipimpinnya. Proses

pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan,

dimana tahap-tahap tersebut adalah merupakan rangkaian suatu proses

yang dilakukan dalam pengawasan. Adapun proses dasar pengawasan

menurut Nurochim (2016: 138) yaitu menetapkan standar pelaksanaan,

pengukuran pelaksanaan, dan menentukan deviasi antara pelaksanaan

dan rencana. Secara lebih lengkap proses pengawasan dapat

dikategorikan menjadi tiga tahap yaitu; menentukan alat pengukur

(standard), mengadakan penilaian dan mengadakan tindakan perbaikan

(Aedi, 2016: 238, Manullang, 2015: 69, Tadjudin, 2013: 200, Fattah,

2008: 101)

Secara rinci proses pengawasan tersebut dapat dideskripsikan sebagai

berikut: Pertama, penentuan standar. Penentuan standar dalam proses

pengawasan secara tepat memang agak sulit, akan tetapi penentuan

standar terkait waktu dengan perilaku pegawai harus dilakukan. Diantara

standar yang harus ditetapkan dalam melakukan pengawasan adalah

standar waktu, yakni berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam

menghasilkan suatu produk atau memberikan layanan jasa tertentu,

standar produktifitas, yakni jumlah produk dan layanan jasa yang

dihasilkan selama periode waktu tertentu, standar biaya, yakni berapa

biaya yang dikeluarkan untuk semua barang dan jasa, standar kualitas,

yakni tingkat kemampuan yang dikehendaki, standar tingkah laku,

artinya tipe tingkah laku yang dikehendaki terhadap pegawai dalam suatu

organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu dalam

Page 38: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

18

penentuan standar dapat menggunakan sumber informasi dari

pengamatan pribadi, laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis.

Kedua, mengadakan penilaian. Penilaian yang dimaksud pada tahap

ini ialah penilaian tentang unjuk kerja yang dilakukan dengan

pengecekan terhadap penyimpangan berdasarkan standar yang telah

ditetapkan. Hasil dari penilaian ini kemudian dibandingkan dengan

standar yang ada, oleh karena itu penilaian ini harus dilakukan dengan

menggunakan ukuran yang akurat, dimana instrumennya harus disusun

secara lengkap dan valid. Mengadakan pengukuran ini harus terlebih

dahulu dilakukan, karena tindakan perbaikan dapat dilakukan

berdasarkan dari hasil penilaian yang didahului oleh kegiatan pengukuran

tersebut.

Ketiga, tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan ini dilakukan

apabila, proses dan hasil kerja teradapat penyimpangan dari standar yang

ditentukan, akan tetapi apabila proses dan hasil kerja telah sesuai dengan

standar maka yang harus dilakukan adalah peningkatan. Tindakan

perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan harus dibuatkan skala

prioritas dalam penanganannya. Dalam melakukan perbaikan ada

beberapa kemungkinan yang harus dipertimbangkan, yaitu; tersedianya

alokasi waktu yang memadai, rasionalisasi tambahan pegawai dan atau

peralatan, alokasi waktu yang cukup bagi manajer untuk melakukan

perbaikan manajemen dan adanya usaha extra dari semua komponen

yang ada. Apabila usaha-usaha tersebut gagal dilaksanakan, maka perlu

dilakukan penjadwalan ulang karena mungkin terdapat perubahan pada

semua bidang.

Adapun proses pengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut

ini:

Page 39: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

19

Gambar 2.1

Tahapan Proses Pengawasan (Sumber: Munandar, 2017)

Pengawasan merupakan suatu aktifitas yang memungkinkan adanya

intervensi positif dalam memeriksa arah yang diambil dan mengevaluasi

hasil atau penyimpangan dari perencanaan sebelumnya, oleh karena itu

pengawasan harus bersifat komprehensif dan terbuka (Sa’ud, 2006: 228).

Terhadap berbagai hasil kinerja yang dilakukan. Proses pengawasan

terdiri dari beberapa tindakan tertentu yang bersifat fundamental bagi

semua pengawasan manajerial. Untuk itu Robbins dan Coulter (2012:

488) menyatakan proses pengawasan terdiri dari tiga langkah yang

terpisah dan jelas, yaitu:

1) Mengukur kinerja aktual. Sumber yang bisa digunakan untuk

mengukur kinerja aktual adalah observasi personal, laporan statistik,

laporan langsung, dan laporan tertulis.

2) Membandingkan kinerja aktual dengan standar. Langkah ini

menentukan seberapa besar derajat perbedaan antara kinerja aktual

dengan standar yang telah ditetapkan. Beberapa perbedaan tersebut

bisa ditemukan disetiap kegiatan pekerjaan, oleh karena itu penting

untuk menentukan derajat perbedaan yang masih diterima.

3) Mengambil tindakan manajerial dengan mengoreksi penyimpangan

atau standar yang tidak memadai. Adapun tindakan manajerial yang

Mengukur Prestasi

Kerja

Tujuan Organisasi

Perbandingan antara

yang dicapai dengan yang

direncanakan

Tindakan Koreksi

Penentuan

Standar

Mengadakan

Penilaian

Tindakan

Perbaikan

Page 40: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

20

dimaksud ialah pertama, mengkoreksi kinerja aktual. Manajer bisa

mengambil tindakan koreksi apabila kinerja aktual tidak memenuhi

standar yang telah ditetapkan. Tindakan koreksi tersebut dapat berupa

perubahan strategi, organisasi atau pelatihan pegawai. Kedua,

merevisi standar. Ada atau tidak adanya perbedaan kinerja aktual

dengan kinerja standar karena standar yang tidak realistis, standar

tersebut mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam kasus

seperti ini tindakan koreksi dibutuhkan bukan pada kinerja aktual

tetapi pada standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa proses pengawasan dalam

fungsi manajemen memiliki peran yang penting dalam proses pencapaian

tujuan. Apabila proses pengawasan tidak terjadi secara benar dan

menyeluruh, maka proses pengawasan tidak ada artinya. Hal ini harus

menjadi perhatian bagi setiap pemimpin organisasi, seperti halnya

seorang kepala sekolah. Artinya, jika proses pengawasan dijadikan

sebagai bentuk pengendalian secara efektif, maka akan menjadikan

jaminan bahwa tujuan sekolah yang telah ditetapkan akan dapat tercapai.

Menurut Imron (2013: 139) menjelaskan pengawasan tingkat satuan

pendidikan seperti sekolah, berarti proses yang mengupayakan agar

sesuatu yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan

waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia, dengan target yaitu tercapainya

tujuan tingkat satuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Dalam satuan pendidikan, pengawasan mencakup dua kategori, yaitu

pertama, pengawasan yang dilakukan setiap unit manajemen sebagai

langkah prosedural suatu manajemen program. Kedua, pengawasan yang

dilakukan oleh pengawas sekolah sebagai pengawas fungsional dengan

menerapkan konsep supervisi (Nurochim, 2016: 138). Mengingat dengan

fokus penelitian yang diteliti maka dalam konteks penelitian ini lebih

sesuai dengan kategori pengawasan yang pertama. Hal ini dikarenakan

kategori pengawasan tersebut, dilaksanakan sebagai upaya pengendalian

yang dilakukan manajer (kepala sekolah) agar dapat memonitor

efektivitas perencanaan, penggorganisasian, kepemimpinan dan dapat

mengambil tindakan korektif sesuai dengan kebutuhan proses

pengawasan yang dilakukan.

Page 41: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

21

2. Kegiatan Ektrakurikuler Rohani Islam (Rohis)

a. Pengertian Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis)

Kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu setiap

mata pelajaran dalam kurikulum dinamakan kurikuler. Sedangkan,

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta

didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari

kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan

tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan

kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang

dikembangkan oleh kurikulum (Permendikbud No. 18A, 2013: 2). Jadi,

ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambah sebagai

proses pengembangan diri dalam rangka menunjang kegiatan

intrakurikuler atau kegiatan di luar struktur kurikulum. Kegiatan

ekstrakurikuler harus dilaksanakan secara komprehensif oleh sekolah,

terutama kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah.

Menurut Minarti (2011: 203) pengelolaan peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler, disamping untuk mempertajam pemahaman terhadap

keterkaitan dengan mata pelajaran kurikuler, para peserta didik juga

dibina ke arah mantapnya pemahaman, kesetiaan, dan pengamalan nilai-

nilai karakter berbudi luhur. Untuk itu, maka diperlukan penyusunan

program ekstrakurikuler oleh sekolah. Penyusunan program

ekstrakulikuler adalah suatu aktifitas yang di maksud memilih kegiatan-

kegiatan yang sudah didefinisi sesuai dengan langkah kebijakan.

Pemilihan demikian harus dilakukan karena tidak semua kegiatan yang

diidentifikasi tersebut nantinya dapat dilaksanakan dengan perkataan

lain, penyusunan program berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang

sudah diidentifikasi dalam kebijakan (Imron, 2011: 26). Program

ekstrakurikuler harus lebih ditunjukan terhadap kegiatan yang bersifat

kelompok, sehingga kegiatan ini mempunyai dasar yang bersumber dari

pilihan setiap peserta didik.

Kasan (2007: 82) menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

manajemen ekstrakurikuler yaitu peningkatan aspek pengetahuan sikap

dan keterampilan, dorongan untuk menyalurkan bakat dan minat peserta

didik, penetapan waktu dan obyek kegiatan yang disesuaikan dengan

kondisi lingkungan, dan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

disediakan seperti pramuka, olahraga, rohani islam, dan sebagainya. Oleh

karena itu, kegiatan ekstrakurikuler sesungguhnya bagian integral dalam

kurikulum sekolah yang bersangkutan, dimana semua guru terlibat di

Page 42: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

22

dalamnya. Jadi kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler harus diprogram

sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman kepada para peserta

didik.

Setiap kegiatan ekstrakurikuler tidak lepas dari arahan-arahan atau

tuntunan para pembina yang menguasai atau ahli pada bidang kegiatan,

sehingga dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan peserta

didik dapat menggunakan waktu luang dengan kegiatan positif

(Marriyeni, 2016: 106). Hal demikian, menunjukkan bahwa betapa

pentingnya peran kegiatan ekstrakurikuler bagi peseta didik dalam

menggali potensi, membentuk karakter, membantu mengembangkan

kreatifitas, menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang

kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan intrakurikuler.

Selanjutnya, kegiatan Rohani Islam (Rohis) adalah program/kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berupa pendidikan, pelatihan,

pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik di bidang

Pendidikan Agama Islam agar menjadi insan yang beriman, bertakwa

serta berakhlak mulia (Kementerian Agama, 2015: 26). Berdasarkan

pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa Rohis berperan pada kegiatan

pendidikan, pembinaan, dan pengembangan potensi peserta didik muslim

agar menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Sedangkan menurut Ngaidin (2017: 16) Rohis adalah sub

organisasi dari organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di

SMA/SMK/Sederajat yang merupakan kegiatan penunjang dari mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam bagian integral dari kurikulum.

Definisi tersebut nampaknya diambil dari sudut pandang Rohis sebagai

organisasi. Rohis layaknya organisasi maka didalamnya terdapat ketua,

wakil, sekretaris, bendahara, dan divisi-divisi tertentu yang bertugas pada

bagiannya masing-masing. Dalam konsep Rohis sebagai suatu organisasi,

maka Rohis juga memiliki program kerja serta anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga. Rohis sebagai organisasi akan mampu

membantu mengembangkan ilmu tentang Islam yang ada di sekolah. Hal

ini sejalan dengan konsep Rohis ialah sekumpulan orang-orang atau

kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-

cita yang sama dalam badan kerohanian sehingga manusia yang

bergabung didalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep

nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian (Zaman,

2017: 149, Noer, dkk, 2017: 26). Berdasarkan konsep tersebut dapat

Page 43: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

23

dipahami bahwa kegiatan Rohis dapat memberikan pengalaman belajar

serta memiliki nilai-nilai manfaat yang baik dalam pembentukan karakter

bagi peserta didik. Selain itu Rohis dapat dijadikan sebagai tempat

pembinaan yang efektif terhadap pengembangan kepribadian dan sikap

keberagamaan para peserta didik di sekolah.

Berdasarkan pemaparan pendapat di atas, dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa pengertian ekstrakurikuler Rohis adalah kegiatan

yang bernilai tambah sebagai proses pengembangan diri dalam rangka

menunjang kegiatan intrakurikuler atau kegiatan di luar struktur

kurikulum serta peningkata aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan,

untuk menyalurkan bakat dan minat peserta didik, berupa pendidikan,

pelatihan, pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik di bidang

Pendidikan Agama Islam agar menjadi insan yang beriman, bertakwa

serta berakhlak mulia dalam pembentukan karakter bagi peserta didik.

b. Tujuan dan Fungsi Rohis Tujuan kegiatan Rohis meliputi dua hal yakni tujuan umum dan tujuan

khusus. Adapun penjelasan tujuan-tujuan, sebagai berikut:

1) Tujuan Umum

Kegiatan Rohis pada dasarnya bertujuan membina karakter moral

peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak

mulia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu,

diperlukan usaha-usaha yang sistematis, terarah, dan

berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan umum

kegiatan Rohis adalah sebagai berikut:

a) Pendalaman, yaitu pengayaan materi Pendidikan Agama Islam.

b) Penguatan, yaitu peningkatan keimanan dan ketaqwaan.

c) Pembiasaan, yaitu pengamalan dan pembudayaan ajaran agama

serta perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

d) Perluasan, yaitu penggalian potensi, bakat, minat, keterampilan

dan kemampuan peserta didik di bidang pendidikan agama

(Kementerian Agama, 2015: 23).

Page 44: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

24

2) Tujuan Khusus

Secara khusus penyelenggaraan kegiatan Rohis ditunjukkan dalam

rangka, sebagai berikut:

a) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan peserta didik

tentang Pendidikan Agama Islam yang telah dipelajari dalam

kegiatan intrakurikuler.

b) Meningkatkan pengalaman dan kualitas pengalaman peserta didik

mengenai nilai-nilai ajaran-ajaran agama islam.

c) Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan

peserta didik sehingga menjadi manusia yang cakap dalam

berfikir, arif dalam bersikap dan cekatan dalam berbuat.

d) Memberikan pengalaman pada peserta didik tentang hubungan

antara substansi pembelajaran PAI dengan mata pelajaran

lainnya, serta hubungannya dengan kehidupan di masyarakat

(Kementerian Agama, 2015: 23).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa tujuan kegiatan

Rohis ialah untuk memperdalam pengetahuan peserta didik tentang

Pendidikan Agama Islam serta menyalurkan bakat dan minat dalam

rangka pembinaan sikap dan nilai kepribadian yang pada akhirnya

penerapan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

kegiatan Rohis di sekolah diharapkan mampu untuk meningkatkan

kualiatas keagamaannya baik ibadah mahdhoh maupun ghairu mahdhoh.

Dengan demikian program kegiatan Rohis harus dibuat dan dikelola

sedemikian rupa sehingga mampu menunjang kegiatan kurikuler,

maupun pembentukan karakter yang menjadi inti kegiatan

ekstrakurikuler.

Secara lebih jelas dalam pendapat Musfah (2018: 116) menyatakan

bahwa Rohis sesungguhnya telah membuktikan banyak hal positif

terutama pengamalan ajaran Islam, pertama, Rohis adalah anak baik yang

taat agama, baik hubungan dengan Allah juga pada sesama. Mereka

adalah siswa-siswi yang taat tata tertib sekolah, aktif membantu kegiatan

keagamaan di sekolah, rajin ibadah, dan rutin melakukan kajian

keislaman. Kedua, Rohis adalah penyejuk mata orang tua. Sumbangan

berharga Rohis terhadap orang tua dan guru adalah mengajarkan

pengetahuan agama sekaligus mengamalkan ajaran agama secara

Page 45: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

25

konsisten. Peserta didik yang taat menjalankan perintah agama sudah

pasti menjadi anak yang baik karena agama adalah sumber nilai-nilai

kebaikan.

Mengenai fungsi kegiatan Rohis, terdapat beberapa fungsi Rohis

yang berpengaruh dalam proses pengembangan diri peserta didik.

Adapun fungsi kegiatan Rohis adalah sebagai berikut: Pertama,

pengembangan diri (taghyir an-nafs), yakni memotivasi peserta didik

untuk mengembangkan potensi di bidang keagamaan sehingga

prestasinya meningkat baik di sekolah maupun di masyarakat. Kedua,

pemenuhan kebutuhan (irtifa’at at-thalab) bagi guru PAI akan

implementasi Pendidikan Agama Islam sejalan dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan zaman. Ketiga, pembinaan pribadi-

pribadi yang islami (syakhshiyah Islamiyah), yakni membina peserta

didik muslim agar menjadi pribadi yang unggul, baik dalam keimanan,

keilmuan dan pengamalannya. Keempat, pembentukan komunitas

muslim (jam’iyyah al-muslimin), yakni Rohis berfungsi sebagai wadah

bagi peserta didik muslim untuk menjadi komunitas yang islami dan

menjadikan masjid sebagai laboratorium kegiatan keagamaan di sekolah

(Kementerian Agama, 2015: 12).

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa fungsi Rohis ialah sebagai

wadah diskusi, pengajaran, dakwah, dan tempat berbagi pengetahuan

tentang ilmu agama Islam. Kegiatan Rohis juga dapat dijadikan sebagai

pembelajaran nilai-nilai toleransi di sekolah. Sebagaimana pendapat

Apriliani dan Gazali (2016:20) bahwa pembelajaran toleransi dapat

melibatkan berbagai pihak atau komponen dari ekstrakurikuler Rohis,

seperti pembina, mentor, sesama pengurus, seperti pemimpin

organisasinya. Pembelajaran toleransi di Rohis terjadi melalui diskusi,

adanya kepercayaan terhadap orang lain yang lebih berkuasa seperti

pembina, keteladanan dari mentor dan para pemimpinnya, dan adanya

proses saling mempengaruhi antara kelompok kepada anggotanya dan

sebaliknya.

c. Faktor Pendukung dan Penghambat Terbentuknya Sikap

Keberagamaan Melalui Kegiatan Rohis.

Pembentukan sikap keberagamaan melalui kegiatan Rohis di sekolah,

pada kalangan peserta didik pada umumnya dipengaruhi oleh berbagai

faktor pendukung dan penghambat. Oleh karena itu, penulis akan

Page 46: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

26

menguraikannya. Pertama, faktor pendukung terbentuknya sikap

keagamaan pada peserta didik, terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal. Adapun faktor internal yaitu:

1) Kebutuhan manusia terhadap agama. Secara kejiwaan manusia

memeluk kepercayaan terhadap sesuatu yang menguasai dirinya.

Menurut Robert Nuttin, dorongan beragama merupakan salah

satu dorongan yang ada dalam diri manusia, yang menuntut untuk

dipenuhi sehingga pribadi manusia mendapat kepuasan dan

ketenangan, selain itu dorongan beragama juga merupakan

kebutuhan insaniyah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai

faktor penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan;

2) Adanya dorongan dalam diri manusia untuk taat, patuh dan

mengabdi kepada Allah Swt. Manusia memiliki unsur batin yang

cenderung mendorongnya kepada zat yang ghaib, selain itu

manusia memiliki potensi beragama yaitu berupa kecenderungan

untuk bertauhid. Faktor ini disebut fitrah beragama yang dimiliki

oleh semua manusia yang merupakan pemberian Tuhan untuk

hamba-Nya agar mempunyai tujuan hidup yang jelas, yaitu hidup

yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri yakni

menyembah (beribadah) kepada Allah Swt. Karena melalui fitrah

dan tujuan inilah manusia menganut agama yang kemudian

diaktualisasikan dalam kehidupan dalam bentuk keberagamaan

(Jalaluddin, 2008: 97-98).

Kedua, faktor eksternal dari sikap keagamaan pada peserta didik,

yaitu:

1) Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga menjadi fase

sosialisasi pertama bagi pembentukan sikap keberagamaan

seseorang karena merupakan gambaran kehidupan sebelum

mengenal dunia luar;

2) Lingkungan sekolah. Sekolah menjadi lanjutan dari

Pendidikan keluarga dan turut serta memberi pengaruh dalam

perkembangan dan pembentukan sikap keberagamaan

seseorang.

Page 47: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

27

Selain itu, adapula faktor penghambat terbentuknya sikap

keagamaan, faktor internal dan faktor eksternal. Jalaluddin (2008:

120-121) menjelaskan bahwa penyebab terhambatnya perkembangan

sikap keberagamaan yang bersumber dari dalam diri (faktor internal)

ialah:

1) Tempramen adalah salah satu unsur yang membentuk

kepribadian manusia dan dapat tercermin dari kehidupan

jiwanya;

2) Gangguan jiwa. Orang yang mengalami gangguan jiwa akan

menunjukkan kelainan sikap dan tingkah lakunya; dan

3) Konflik dan keraguan. Konflik kejiwaan pada diri seseorang

dalam hal keberagamaan akan mempengaruhi sikap seseorang

akan agama seperti alat, fanatik atau agnostik sampai pada

ateis.

Sedangkan faktor eksternal yang menghambat terbentuknya sikap

keagamaan pada kalangan peserta didik, terdiri dari:

1) Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang dapat

menghambat yaitu lingkungan keluarga yang didalamnya

tidak terdapat pendidikan agama khususnya dari orang tua.

Hal ini dapat menghambar perkembangan sikap

keberagamaan anak, karena didikan dalam keluarga terutama

pendidikan agama sangat berperan untuk perkembangan

selanjutnya;

2) Lingkungan sekolah. Seperti lingkungan keluarga,

lingkungan juga dapat menghambat pembentukan sikap

keagamaan anak-anak. Misalnya: siswa yang telah salah

memilih teman di sekolah sehingga mereka terjerumus dalam

pergaulan bebas (Zakiyah, 1994: 84).

Berdasarkan hal di atas, dapat diketahui bahwa sikap keberagamaan

itu merupakan keadaan di dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya terhadap agama. Sikap

keberagamaan ini merupakan integrasi secara kompleks antara

pengetahuan agama, perasaan agama serta tindakan keagamaan dalam

Page 48: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

28

diri seseorang. Dalam hal ini mengikuti kegiatan Rohis di sekolah

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sikap keberagamaan

peserta didik. Maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan indikator

sikap keberagamaan peserta didik yang mengikuti Rohis di sekolahnya

adalah sebagai berikut:

1) Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan

pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan;

2) Cenderung bersifat realistis, sehingga norma-norma agama lebih

banyak diimplementasikan dalam sikap dan tingkah laku;

3) Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan

berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman

agama;

4) Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan

tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan meruapakan

realisasi dari sikap hidup;

5) Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas;

6) Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga

kemantapan beragama lebih didasarkan atas pertimbangan hati

nurani;dan

7) Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan

kehidupan sosial sehingga perhatian terhadap kepentingan

organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.

Selanjutnya, mengenai aspek manfaat sikap keberagamaan dalam

kehidupan seseorang berpengaruh pada saat ia sudah mengerti atau

dewasa. Dalam hal ini secara pribadi atau individual diri paham akan

kesehatan sebagai anugerah dari Allah dan harus dijaga, dengan adanya

sikap keberagamaan maka ia akan berpikir untuk tidak merusak

kesehatan atau tubuhnya dengan melakukan hal-hal yang buruk sehingga

mengakibatkan kerusakkan pada dirinya sendiri, serta akan

meningkatkan kualitas kerohaniannya.

B. Penelitian Relevan

Penelitian tentang Rohis telah banyak dilakukan sebelumnya. Beberapa

penelitian terdahulu yang telah dilakukan peneliti lain tentunya relevan terhadap

kajian ini antara lain:

Page 49: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

29

Tesis yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter melalui kegiatan

Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dan Kegiatan Pembiasaan Keagamaan

SMA Negeri Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016, karya Ngaidin,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Pascasarjana IAIN

Salatiga, Nomor Induk Mahasiswa M1.14.027, Tahun 2017.

Pada penelitian ini memberikan pengetahuan tentang implementasi

pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan

kegiatan pembiasaan keagamaan di seluruh SMA Negeri Salatiga sudah

berjalan, hal itu dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu ragam kegiatan,

partisipasi siswa, kesadaran moral kolektif guru, kebijakan sekolah berbasis

pendidikan karakter, pelibatan integratif sekolah-masyarakat, dan nilai-nilai

karakter yang berkembang. Namun pada aspek kesadaran moral kolektif guru

dan pelibatan integratif sekolah-masyarakat, tergolong masih rendah. Hal ini

menjadi garapan yang serius bagi para pemangku kebijakan pendidikan.

(Ngaidin, 2017: iv)

Persamaan kajian tesis ini dengan kajian peneliti yaitu sama-sama meneliti

tentang kegiatan ekstrakurikuler Rohis pada satuan pendidikan SMA/Sederajat.

Namun, penelitian Ngaidin terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yakni terkait pemaparan implikasi program pengawasan kepala sekolah

terhadap kegiatan Rohis. Selain itu, objek yang diteliti berada dalam kondisi

yang berbeda baik dari segi kelembagaan, lingkungan tempat kegiatan Rohis.

Jurnal berjudul Aktivitas Keagamaan Siswa dan Jaringan Mentoring Rohis

SMA Negeri Di Kabupaten Sukoharjo (Religious Student Activity and Mentoring

Network of Rohis Senior High School in The Sukoharjo District) karya Aji

Sofanudin dalam jurnal “SMaRT” Volume 03 Nomor 01 Juni 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman, sikap, dan

perilaku keagamaan siswa SMA serta jaringan mentoring Rohis SMA. Adapun

hasil dari penelitian ini ialah menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan siswa

di Sukoharjo beragam, dari sisi organisasi yang diikuti adanya yang berpaham

Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, MTA, dan LDII. Sikap keagamaan siswa

pada umumnya bersifat inklusif. Perilaku keagamaan yang terefleksi dalam

aktivitas keagamaan siswa tergolong baik.

Persamaan kajian dalam jurnal penelitian di atas dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengkaji implikasi Rohis sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Sedangkan perbedaan kajiannya adalah tentang kajian program pengawasan

Page 50: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

30

terhadap Rohis di SMA. Sedangkan dalam penelitian ini akan mengkaji dari

aspek konsep program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMA.

Jurnal berjudul Sikap Sosial Keagamaan Rohis di SMA Pada Delapan Kota

di Indonesia karya Achmad Habibullah dalam jurnal “Edukasi” Volume 12

Nomor 3 September – Desember 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap sosial keagamaan Rohis

SMA yang dilihat dari pemahaman aktivis Rohis berkaitan dengan Islam dalam

kehidupan sosial, Islam dalam kehidupan politik kenegaraan, dan Islam dalam

kesetaraan gender. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada

umumnya aktivis Rohis SMA lebih bersikap terbuka dan toleran dalam

kehidupan bertetangga, namun berharap sistem Islam dapat menjadi

landasannya. Terdapat juga kecenderungan aktivis Rohis mengharapkan Islam

menjadi landasan sistem kenegaraan, di mana sistem pemerintahan Islam

(Khilafah Islamiyah) menjadi alternatif terbaik atas sistem demokrasi yang

dipakai yang dinilai terdapat kekurangannya (mudharat). Terlihat juga

kecenderungan Rohis di SMA yang bersikap menempatkan perempuan dalam

posisi yang subordinatif dari laki-laki baik di ranah domestik maupun publik.

Jurnal penelitian di atas lebih fokus pada pembahasan kecenderungan sikap

keagamaan Rohis di SMA saja, tetapi belum membahas terkait bentuk

pengawasan sekolah terhadap kegiatan para Rohis di SMA. Hasil jurnal

penelitian inipun semakin menguatkan bahwa kepala sekolah harus memberikan

perhatian yang lebih besar kepada para aktivis Rohis, maka dalam penelitian ini

akan lebih difokuskan pembahasan tentang program pengawasan dari kepala

sekolah terhadap kegiatan para Rohis di sekolah sehingga Rohis tidak dapat

dipengaruhi dengan hal yang negatif.

Tesis yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan

Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah

Mataram, karya Fatimatuzzohrah, Mahasiswa Program Pascasarjana UIN

Maulana Malik Ibrahim, Tahun 2010.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler pendidikan agama islam telag dikelola dengan pengaplikasian

fungsi-fungsi manajemen, namun pengaplikasian fungsi-fungsi tersebut belum

sesuai dengan yang diharapkan siswa. Terutama dalam fungsi pengawasan belum

dilakukan secara maksimal terutama dalam menentukan siapa yang mengawasi,

sehingga terkesan guru yang membina kegiatan ekstrakurikuler itulah yang

Page 51: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

31

mengawasi dirinya sendiri dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di

sekolah (Fatimatuzzohrah, 2010: xvi)

Persamaan kajian dalam tesis ini dengan kajian peneliti yaitu sama-sama

meneliti tentang kepala sekolah pada tingkat SMA dan pelaksanaan fungsi

manajemen oleh kepala sekolah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler.

Namun, penelitian Fatimatuzzohrah terdapat perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu terkait pemaparan fungsi manajemen. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara lebih khusus hanya membahas

salah satu fungsi manajemen yaitu pengawasan. Selain itu, objek yang diteliti

berada dalam kondisi yang berbeda baik dari segi kelembagaan dan lingkungan

tempat kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama islam.

C. Kerangka Konseptual

Program pengawasan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengukur atau memperbaiki terhadap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan

rencana dan tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pengawasan kepala

sekolah memiliki tujuan untuk menjamin setiap komponen yang ada di sekolah

dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif, efisien dan bertanggung

jawab. Begitu juga dalam kegiatan kesiswaan dalam bentuk ekstrakurikuler

Rohis, kepala sekolah perlu melakukan pengawasan. Saat ini, kegiatan

ekstrakurikuler Rohis, yang bergerak dalam bidang pembinaan keislaman para

peserta didik ini ditenggarai menjadi sarana perekrutan kelompok radikal. Nilai

radikalisme yang dimaksud ialah memiliki stigma negatif terhadap kelompok

agama yang berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda dan memonopoli

kebenaran, mengusung Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan memiliki

stigma negatif terhadap barat. Untuk itulah program pengawasan kepala sekolah

terhadap aktivis rohis sangat diperlukan, agar kegiatan Rohis di sekolah tidak

dipengaruhi oleh hal-hal negatif dan tidak dimanfaatkan oleh kelompok radikal

tertentu. Sehingga Rohis dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk

pembentukan moralitas dan religiusitas di sekolah.

Program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di sekolah harus

dilaksanakan dengan cara yang tepat. Dalam melakukan pengawasan kepala

sekolah dapat memilih jenis pengawasan yang sesuai dengan keadaan dan

kondisi Rohis. Adapun jenis pengawasan yang bisa dilakukan oleh kepala

sekolah misalkan pengawasan berdasarkan waktu, berdasarkan objek dan subjek,

dan berdasarkan teknik mengawasi. Proses pengawasan kepala sekolah terhadap

aktivis Rohis harus bersifat membimbing. Dengan demikian, diharapkan

Page 52: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

32

program pengawasan kepala sekolah dapat dijadikan sebagai kebijakan untuk

menjamin kegiatan Rohis tidak dipengaruhi oleh hal-hal negatif dan dapat

membentuk moralitas dan religiusitas peserta didik. Untuk mempersingkat

kerangka konseptual program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis, maka

di bawah ini akan disajikan gambaran kerangka konseptual.

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

Gambar 2.2: Kerangka Konseptual Program Pengawasan Kepala Sekolah

Terhadap Rohis (Siagian, 2007: 259-260, Manullang, 2015: 176-177,

Hasibuan, 2016: 245-246) Sumber: Munandar, 2017.

•Ektrakurikuler Rohis dijadikan sarana perekrutan kelompok radikal

•Aktivis Rohis dipengaruhi paham radikalisme

•Lemahnya pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis

Input

•Program Pengawasan Kepala Sekolah, seperti: 1) Pengawasan berdasarkan waktu; 2) Pengawasan berdasarkan objek; 3) Pengawasan berdasarkan objek subjek; dan 4) Pengawasan berdasarkan teknik mengawasi.

Proses• Ekstrakurikuler Rohis sebagai

wadah pembentukan moralitas dan religiusitas peserta didik

•Aktivis Rohis mempunyai paham keagamaan yang moderat

Output

Page 53: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan.

Adapun yang menjadi prosedur dalam penelitian ini meliputi jenis penelitian yang

gunakan, sumber data penelitian, Teknik pengumpulan data dan Teknik analisis

data. Berikut ini adalah uraiannya:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Al Amanah yang terletak di Jalan

Raya Puspitek Pocis, Bakti Jaya, Setu, Kota Tangerang Selatan – Banten

15315. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember

2017 sampai dengan bulan Mei 2018.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian ini akan menghasilkan

atau menggambarkan suatu keadaan, kondisi, peristiwa atau fenomena-

fenomena yang terjadi di lapangan tentang program pengawasan kepala

sekolah terhadap ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan dengan sebagaimana adanya tanpa rekayasa.

Sebagaimana diketahui bahwa pendekatan kualitatif merupakan field study

dan naturalistic inquiry. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

secara holistik dan apa adanya (Mahmud, 2011: 89, Moleong, 2011:6). Dengan

demikian, melalui jenis dan pendekatan ini, penelitian dapat menggambarkan

secara jelas melalui data yang bersumber tertulis dana tau lisan tentang konsep

serta pelaksanaan program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini adalah data utama yang meliputi:

1) Penyusunan konsep program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis

di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan; 2) Implikasi program

pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan dalam aktivitas peserta didik di sekolah; 3) Faktor yang

menjadi dukungan dan hambatan dalam program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Page 54: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

34

Selain data utama, peneliti juga membutuhkan data pendukung sebagai

pelengkap, yang meliputi:

a. Profil SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

b. Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan.

c. Keadaan tenaga pendidik dan peserta didik SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan.

d. Profil ekstrakurikuler Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan.

e. Jadwal kegiatan Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber primer dan

sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini diperoleh dari subyek

penelitian yaitu kepala sekolah, pembina Rohis dan aktivis Rohis (peserta

didik yang mengikuti ekstrakurikuler Rohis) di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan. Pemilihan subyek penelitian ini dilakukan sengaja dan

dianggap paling representative untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

berkenaan dengan fokus penelitian yaitu tentang program pengawasan

kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan.

Adapun dalam proses penelitian, jumlah subyek penelitian tidak

dilakukan pembatasan yang bersifat mengikat. Akan tetapi, yang menjadi

kunci pembatasan jumlah subyek penelitian adalah apabila dianggap telah

mampu menjawab semua permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian

ini, subyek penelitian yaitu kepala sekolah SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan dikarenakan kepala sekolah mempunyai tanggung

jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan kegiatan Rohis disekolahnya,

selanjutnya masing-masing pembina Rohis di kedua sekolah tersebut, dan 6

orang peserta didik yang mengikuti dan mendapatkan pengalaman dalam

kegiatan Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Selanjutnya, sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu bersumber

dari perpustakaan, terdiri dari buku-buku, literatur, artikel dan dokumen

yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Page 55: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

35

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data yang tepat serta sesuai dengan

fokus penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan triangulasi meliputi

observasi, wawancara dan studi dokumen sebagai teknik pengumpulan data.

Secara rinci akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Studi dokumen, yaitu dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait

penelitian seperti profil lembaga, jadwal kegiatan, dan data lainnya yang

sesuai dengan permasalahan yakni program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Untuk itu,

dalam studi dokumen dalam penelitian ini digunakan pedoman studi

dokumen.

2. Wawancara secara mendalam, yaitu pengumpulan data dengan cara

mengadakan tanya jawab secara langsung dan lisan kepada pihak-pihak

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu kepala sekolah, pembina

Rohis, dan anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukkan mengenai penyusunan konsep

program pengawasan kepala sekolah, implikasi program pengawasan kepala

sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat program pengawasan

kepala sekolah terhadap Rohis. Dalam melaksanakan wawancara digunakan

pedoman wawancara, sehingga teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini dapat terukur dengan pelaksanaan yang terfokus pada

pedoman wawancara, namun lebih terbuka terhadap pendapat dan ide-ide

responden. Teknik tersebut bertujuan agar data yang dihasilkan dapat

menjawab permasalahan penelitian secara tepat, komprehensif, dan

mendalam.

3. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung dan

mencatat peristiwa, kejadian, serta kegiatan selama proses pelaksanaan

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan. Maka, pedoman observasi dipergunakan dalam

melaksanakan observasi penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis non statistic yakni analisis

deskriptif. Analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa atau fenomena yang terjadi sejak awal kegiatan penelitian sampai

akhir penelitian secara sistematis, komprehensif, dan sederhana.

Beberapa langkah yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan

Interactive Model dari Miles dan Huberman. Analisis model ini memiliki tiga

Page 56: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

36

komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian

kesimpulan (Miler, 2013: 12-14). Adapun penjelasan dari langkah-langkah

tersebut ialah:

1. Reduksi Data

Reduksi (pengurangan dan pemotongan) data dalam penelitian ini

merupakan analisis data yang melibatkan langkah-langkah pengelompokkan

dan penyederhanaan data sesuai dengan fokus penelitian. Data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumen akan dipilah

dan diindentifikasi, jika terdapat data yang kurang relevan maka data akan

dibuang. Kemudian data yang relevan akan difokuskan pada hal-hal yang

berkenaan dengan program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini, data dari hasil proses reduksi data akan dikumpulkan,

kemudian disusun dengan cara naratif dan sistematis. Hal ini dilakukan

untuk memahami fenomena apa yang sedang terjadi berkenaan dengan

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan.

3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Tahapan ini merupakan penarikan kesimpulan dari hasil analisis penyajian

data yang merupakan jawaban dari fokus penelitian yaitu berkenaan dengan

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan, baik dari aspek konsep penyusunan, implikasinya

serta faktor pendukung dan penghambat dalam program pengawasan

tersebut.

F. Uji Keabsahan Data

Pada tahap ini digunakan dua metode untuk mengkaji keabsahan data.

Pertama, triangulasi metode yaitu dengan cara membandingkan dan

mencocokkan fenomena yang diperoleh peneliti di lapangan (berupa catatan

selama observasi) dengan data yang diperoleh melalui wawancara dan studi

dokumentasi. Kedua, triangulasi data atau sumber yaitu peneliti

membandingkan data-data dan bukti yang diperoleh dari situasi yang berbeda.

Ada 3 sub jenis yaitu orang, waktu dan tempat. Adapun penjelasannya sebagai

berikut:

Page 57: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

37

1. Orang, data-data penelitian yang dikumpulkan dari orang-orang berbeda

yang melakukan aktivitas yang sama.

2. Waktu, data-data penelitian dikumpulkan pada waktu yang berbeda.

3. Tempat, data-data penelitian dikumpulkan di tempat yang berbeda.

Artinya, peneliti akan mengambil dan menggali informasi dari subyek

penelitian (kepala sekolah, pembina rohis dan aktivis rohis) yang telah

mendapatkan program pengawasan kepala sekolah dalam aktivitas sama dan

melaksanakannya di waktu dan tempat yang berbeda.

Page 58: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

38

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Letak Lokasi Penelitian

Secara geografis, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Amanah Kota

Tangerang Selatan terletak di Jalan Amd. Babakan Pocis, Bakti Jaya,

Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kode Pos 15315.

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ini merupakan salah satu

lembaga pendidikan yang bernaung pada Yayasan Pondok Pesantren dan

Pendidikan Al Amanah Al Bantani. Lokasi SMK Al Amanah masih berada

dalam satu komplek Pondok Pesantren Al Amanah. Lokasi SMK Al Amanah

tidak berada tepat di samping jalan raya, namun sangat mudah ditemukan

keberadaan lokasinya dan juga lokasi SMK Al Amanah sangat strategis serta

mudah diakses oleh masyarakat yang berada di sekitar Kecamatan Setu, Kota

Tangerang Selatan.

2. Sejarah Singkat SMK Al Amanah

SMK Al Amanah (Al Amanah The Vocatinal School) adalah sebuah

lembaga pendidikan kejuruan di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren

dan Pendidikan Al Amanah Al Bantani.

Pada tahun pelajaran 1996/1997 Yayasan Pondok Pesantren dan

Pendidikan Al Amanah Al Bantani, (dahulu YPP Al Amanah) membuka

Sekolah Menengah Kejuruan dengan program keahlian Sekretaris dan

Akuntansi. Adapun izin operasional diperoleh dari kanwil depdikbud

(sekarang kemendiknas) melalui SK Kakanwil Depdikbud Provinsi Jawa

Barat nomor 325/102.1/Kep/05/1997. Selanjutnya, pada tahun 2000, SMK

Al Amanah meraih status diakui berdasarkan SK Kakanwil Depdiknas

Provinsi Jawa Barat nomor, 068/102.8h/2000.

Minat masyarakat untuk menyekolahkan putera-puterinya di SMK Al

Amanah mendapatkan predikat baik. Menyikapi kepercayaan masyarakat,

maka SMK Al Amanah berusaha mendidik siswa nya agar setelah

menyelesaikan pendidikan di SMK Al Amanah para alumnus benar benar

layak untuk memasuki dunia usaha maupun berwirausaha sendiri. Program

Page 59: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

39

pendidkan di SMK Al Amanah ditekankan mengikuti perkembangan

teknologi, misalnya penyesuaian software yang dipelajari dengan software

yang akan digunakan siswa dalam bekerja selepas mereka lulus, penggunaan

alat-alat yang serupa dengan alat yang digunakan di dunia usaha nantinya.

Sampai saat ini SMK Al Amanah sudah memilik beberapa program

keahlian yang dapat dipelajari oleh para siswa, yaitu:

a. Administrasi Perkantoran

b. Akuntansi

c. Pemasaran

d. Rekayasa Perangkat Lunak,

e. Perbankan Syariah

Kurikulum yang digunakan di SMK Al Amanah saat ini adalah

kurikulum perpaduan antara Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, dan juga

kurikulum yayasan berkenaan dengan mata pelajaran rohani, yaitu

penambahan mata pelajaran seperti Fiqih, Ekonomi Islam, Kajian Al Quran

dan Hadits.

3. Visi dan Misi

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan sebagai satuan pendidikan

tentunya memiliki visi dan misi. Dengan adanya visi dan misi tersebut akan

dijadikan pedoman dalam upaya pengambilan kebijakan sekolah dan

tentunya peningkatan standar kompetensi lulusan sekolah. Berdasarkan studi

dokumen peneliti, berikut akan dideskripsikan visi dan misi SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan.

a. Visi

“Menjadi SMK yang berkualitas dan dapat mewujudkan lulusan yang

beriman dan bertakwa, berilmu dan berakhlak mulia, berjiwa wirausaha

dan kesatria, berwawasan luas dan berdaya saing tinggi di tengah-tengah

kehidupan multikultural.”

b. Misi

Komitmen untuk mencapai visi sekolah, maka SMK Al Amanah

mempunyai misi dalam rangka upaya pencapaian visi sekolah. Adapun

misi SMK Al Amanah sebagai berikut:

Page 60: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

40

1) Membina sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa, jujur,

disiplin dan terpercaya.

2) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki

keunggulan di bidang administrasi perkantoran, pembukuan

keuangan, penjualan dan teknologi informasi.

3) Menghasilkan lulusan yang cakap, mandiri, kreatif, inovatif dan

demokratis.

c. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan SMK Al Amanah adalah:

1) Membangun sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan dan

keselarasan antara IMTAQ dan IPTEK melalui pembelajaran agama

dan penanaman keimanan dan keyakinan dengan mengedepankan

keteladanan.

2) Mencetak dan membina peserta didik untuk menjadi pelaku ekonomi

yang mampu berkompetisi dilingkungan kerja, berpegang pada

prinsip dan nilai-nilai syariat islam melalui pembelajaran mata diklat

ekonomi islam.

3) Memberikan gambaran kepada masyarakat umum, bahwa Iman,

Ilmu, Akhlak, Ekonomi dan Teknologi tidak terpisahkan dari

kehidupan setiap orang, khususnya bagi peserta didik.

4) Menyiapkan peserta didik yang terampil, mandiri, ulet, kreatif,

produktif, inovatif dan kompotitif di tengah-tengah persaingan pasar

global.

4. Keadaan Tenaga Pendidik

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan saat ini mempunyai tenaga

pendidik yang cukup secara kuantitas bagi kebutuhan proses pembelajaran

peserta didik. Berdasarkan studi dokumen peneliti, tenaga pendidik sudah

memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan materi yang diampunya

dalam pembelajaran di sekolah.

Jumlah tenaga pendidik dan karyawan SMK Al Amanah saat ini terdapat

41 orang. Secara rinci, dapat dikemukakan dalam tabel 4.1 di bawah ini.

Page 61: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

41

Tabel 4.1

Daftar Tenaga Pendidik SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

NO NAMA KEPEGAWAIAN TUGAS MATA

PELAJARAN STATUS MASA KERJA

1 Drs. Nahrawi, S.Ag GTY 22 Tahun 9 Bulan 24 Hari Pendidikan Agama Islam

2 Drs. Ahmad Muhroz GTY 25 Tahun 9 Bulan 24 Hari Ekonomi

3 Drs. Edi Mulyadi GTY 21 Tahun 10 Bulan 9 Hari Tata Usaha

4 Mashuri, S.pd. GTY 21 Tahun 9 Bulan 9 Hari Kejuruan Akuntansi

5 Digul Sudirman GTY 21 Tahun 9 Bulan 9 Hari KKPI, Simulasi digital

6 Drs. Nuryaman GTY 26 Tahun 10 Bulan 9 Hari Pendidikan Agama Islam

7 Drs. Ulul Arkham GTY 21 Tahun 9 Bulan 23 Hari PKn

8 Kardiman, SH. GTY 21 Tahun 9 Bulan 9 Hari Kewirausahaan

9 Tarno, SE. GTT 21 Tahun 9 Bulan 9 Hari Kejuruan Pemasaran

10 Drs. Abdul Aziz Rofiq GTT 21 Tahun 9 Bulan 25 Hari Pendidikan Agama Islam

11 Drs. Encep Saepudin GTT 19 Tahun 9 Bulan 27 Hari Bahasa Indonesia

12 Sapto Sudrato, S.Pd GTY 18 Tahun 6 Bulan 20 Hari Penjaskes

13 Drs. Amroni Yahya GTT 17 Tahun 9 Bulan 9 Hari Bahasa Arab

14 Suprih SRM, S Si GTT 23 Tahun 7 Bulan 20 Hari Matematika

15 Dra. Henny GTT 15 Tahun 4 Bulan 2 Hari Kejuruan Adm.

Perkantoran

16 Tuti Maesaroh GTT 13 Tahun 7 Bulan 0 Hari Tata Usaha

17 Hufron Baidlowi GTT 10 Tahun 7 Bulan 18 Hari Tata Usaha

18 Muhamad Mawahib GTY 10 Tahun 10 Bulan 9 Hari Kejuruan Rekayasa

Perangkat Lunak

19 Rini Fathonah, S.Pd GTT 9 Tahun 10 Bulan 8 Hari Bahasa Inggris

20 Sayuti GTT 8 Tahun 10 Bulan 4 Hari Bahasa Inggris

21 Alyn Anjelika, A.Md GTT 7 Tahun 10 Bulan 5 Hari Seni Budaya

22 Ajeng Agustina GTT 8 Tahun 10 Bulan 4 Hari Matematika

23 Indayani, SE GTT 7 Tahun 10 Bulan 3 Hari Kejuruan Pemasaran

24 Nata GTT 8 Tahun 10 Bulan 4 Hari Penjaga Sekolah

25 Tabah Heri S, S.Si GTT 5 Tahun 10 Bulan 8 Hari Matematika

26 Aop Abdillah GTT 5 Tahun 10 Bulan 8 Hari Bahasa Indonesia

27 Imam Saefullah GTT 4 Tahun 9 Bulan 25 Hari Guru Piket

28 Sulaeman GTT 4 Tahun 9 Bulan 25 Hari Penjaga Sekolah

29 Ayrin Rizzky A, S.Pd GTT 4 Tahun 9 Bulan 25 Hari Kejuruan Adm.

Perkantoran

30 Herninta D, SEI GTT 3 Tahun 8 Bulan 26 Hari Kejuruan Perbankan

Syari'ah

31 Fandi Ahmad S, S.Kom GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Kejuruan Rekayasa

Perangkat Lunak

32 Setianingsih, SE GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Kejuraan RPL

33 Abu Bakar Pane GM GTT 5 Tahun 10 Bulan 8 Hari Al Qur'an Hadits

34 M. Irfan Sajidin M, S.Pd GTT 4 Tahun 10 Bulan 8 Hari Bahasa Inggris

35 Endah Finatariani, MM GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Kejuruan Pemasaran

Page 62: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

42

36 Eka Azis Hamsiah GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari PKn

37 M. Rahman, Lc. GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Kewirausahaan

38 Nifta Alfitriana GTT 1 Tahun 9 Bulan 23 Hari Guru BK

39 Viska Adawiyah GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Bahasa Indonesia

40 Djuliati GTT 1 Tahun 9 Bulan 22 Hari Kejuruan Akuntansi

41 Iqbal Firmansyah GTT 0 Tahun 3 Bulan 9 Hari Perpustakaan

*(Sumber: Hasil studi dokumen, 2018).

Berdasarkan data tabel di atas, dapat diketahui bahwa tenaga pendidik

SMK Al Amanah memiliki latar pendidikan yang berbeda dan sesuai dengan

bidang keilmuan yang diampunya. Selain itu, masa kerja tenaga pendidik

yang relatif sudah lama mengajar di SMK Al Amanah tentunya menjadi

pengalaman yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya,

terdapat tenaga pendidik SMK Al Amanah yang sudah mendapatkan

tunjungan sertifikasi dari pemerintah.

5. Keadaan Peserta Didik

Perserta didik di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan pada Tahun

Pelajaran 2017-2018 secara kuantitas berjumlah 689 orang. Perserta didik

terdiri dari Kelas X berjumlah 272 orang, Kelas XI berjumlah 250 orang dan

Kelas XII berjumlah 189 orang. Berikut akan dikemukakan secara rinci

keadaan peserta didik pada gambar 4.1 di bawah ini.

(Sumber: Hasil Studi Dokumen, 2018).

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

jumlah pesera didik setiap tahunnya. Hal ini diketahui dari tahun masuknya

peserta didik, untuk peserta didik Kelas XII pada tahun 2015, Kelas XI pada

59

94105108

156167

0

50

100

150

200

Kelas XII Kelas XI Kelas X

Gambar 4.1

Data Peserta Didik SMK Al Amanah

Tahun Pelajaran 2017-2018

Laki-laki Perempuan

Page 63: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

43

tahun 2016, dan Kelas X pada tahun 2017. Dengan demikian, hal ini menjadi

salah satu indikator bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMK Al Amanah

sudah baik, dikarenakan meningkatnya kepercayaan dari masyarakat guna

menyekolahkan anaknya di SMK Al Amanah.

Adapun mengenai distribusi data peserta didik SMK Al Amanah per

kelas dapat di lihat di bawah ini:

Tabel 4.2

Data Peserta Didik Kelas X Tahun Pelajaran 2017 – 2018

No. Nama Wali Kelas Kelas

Jumlah

Siswa JML

L P

01 Fandi Ahmad Saktianto X RPL 1 25 8 33

02 Viska Adawiyah, S.Pd X RPL 2 30 5 35

03 Aop Abdillah, S.Pd X AK 1 6 26 32

04 Indayani, SE X AK 2 6 23 29

05 Setianingsih, SE X PS 3 30 33

06 Ajeng Agustina X AP 1 4 28 32

07 Ahmad Irfan Sajidin Malik, S.Pd X AP 2 0 31 31

08 Endah Finatariani, SE., MM X PM 1 18 6 24

09 Abd. Aziz Rofiq X PM 2 13 10 23

Jumlah 105 167 272

*(Sumber: Hasil studi dokumen, 2018).

Tabel 4.3

Data Peserta Didik Kelas XI Tahun Pelajaran 2017 – 2018

No. Nama Wali Kelas Kelas

Jumlah

Siswa JML

L P

01 Tabah Heri Setiawan, S.Si XI RPL 1 27 7 34

02 Rini Fathonah, SP XI RPL 2 22 6 28

03 Alyn Anjelika, A.Md XI AK 1 10 20 30

04 Djuliati, SE XI AK 2 6 19 25

05 M. Rahman, LC XI PS 4 29 33

Page 64: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

44

06 Drs. Amroni Yahya XI AP 1 5 31 36

07 Dra. Henny, M.Pd XI AP 2 0 35 35

08 Eka Azis Hamziah, S.Pd XI PM 20 9 29

Jumlah 94 156 250

*(Sumber: Hasil studi dokumen, 2018).

Tabel 4.4

Data Peserta Didik Kelas XII Tahun Pelajaran 2017 – 2018

No. Nama Wali Kelas Kelas

Jumlah

Siswa JML

L P

01 Muhamad Mawahib, S.Kom XII RPL 26 3 29

02 Sayuti, S.Pd XII AK 8 29 37

03 Abu Bakar GM XII PS 7 31 38

04 Drs. Asep Saepudin XII AP 3 35 38

05 Suprih, SRM XII PM 15 10 25

JUMLAH 59 108 167

*(Sumber: Hasil studi dokumen, 2018).

Keterangan:

- RPL = Rancangan Perangkat Lunak

- AK = Akuntansi

- AP = Administrasi Perkantoran

- PM = Pemasaran

- PS = Perbankan Syariah

Berdasarkan distribusi data peserta didik masing-masing kelas, dapat

diketahui bahwa sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sesuai

dengan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, menyebutkan bahwa

untuk jenjang SMK atau juga bentuk lain yang sederajat, jumlah Rombel

paling sedikit ialah 3 dan paling banyak ialah 72 rombel, setiap tingkat paling

banyak ialah 24 rombel. Dengan masing-masing rombel terdapat minimal 15

peserta didik dan maksimal 36 peserta didik. Walaupun pada tingkat kelas

XII terdapat dua kelas yang melebihi dari jumlah maksimal SPM. Namun,

hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam proses belajar mengajar di kelas,

karena hanya kelebihan dua peserta didik saja. Untuk itu SMK Al Amanah

dalam hal distribusi peserta didik dapat dikatakan sudah baik.

Page 65: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

45

Selain itu, peserta didik SMK Al Amanah telah mempunyai prestasi yang

tinggi di tingkat daerah maupun nasional. Prestasi yang telah diraih bukan

hanya di bidang akamdemik, melainkan juga prestasi di bidang olahraga dan

kesenian. Berikut prestasi peserta didik yang telah diraih selama dua tahun

terakhir ini.

a. Juara 3 Lomba Matematika se-Banten 2017

b. Juara 3 O2SN Tk. Kota Tangerang Selatan 2017

c. Juara 3 Taekowondo Putra/I Tk. Kota Tangerang Selatan 2017

d. Juara 3 Kaligrafi MI-FEST 2017 Tk. SMA Se-Jabodetabek 2017

e. Juara 3 Cerdas Cermat MI-FEST Tk. SMA Se-Jabodetabek 2017

f. Juara 2 Lomba Pidato Putri Pentas PAI SMA/SMK Kota Tangerang

Selatan 2017

g. Juara 3 MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) Tk. SMA/SMK HUT

SMAN 12 Tangsel 2017

h. Juara 1 Web Design Lomba Kompetensi Siswa Tk. Kota Tangerang

Selatan 2017

i. Juara 2 Software Application Lomba Kompetensi Siswa Tk. Kota

Tangerang Selatan 2017

j. Juara 3 Lomba Cerdas Cermat ajang MTQ Pelajar ke 2 Kota

Tangerang Selatan 2016

k. Juara 1 MTQ Pelajar tk Kota Tangerang Selatan 2016

l. Juara 1 Pidato Pelajar tk Kota Tangerang Selatan 2016

m. Juara Umum Ajang MTQ Pelajar tk Kota Tangerang Selatan 2016

n. Danton Terbaik Paskibra tk Kota Tangerang Selatan 2016

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan

Pada aspek temuan penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

hasil dari penelitian yang peneliti lakukan di lapangan penelitian, kemudian

dikaji serta ditelaah dengan sedemikian rupa. Untuk itu, penelitian yang

dilakukan terkait dengan program pengawasan Kepala Sekolah terhadap Rohani

Islam (Rohis) di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ini, telah

mendapatkan beberapa temuan penelitian. Adapun data mengenai temuan

penelitian tersebut diperoleh melalui triangulasi Teknik pengumpulan data, yaitu

wawancara, observasi, dan studi dokumen. Selanjutnya, mengenai rincian

temuan penelitian akan dibahas sebagai berikut:

Page 66: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

46

1. Kegiatan Rohani Islam (Rohis) di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan.

Rohis merupakan kegiatan pengembangan diri siswa di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan dan juga sebagai wadah berorganisasi para siswa

yang bergerak dalam bidang dakwah Islam, dalam lingkup sekolah.

Keberadaan Rohis sangat membantu terwujudnya siswa yang berkarakter

melalui berbagai kegiatan keagamaan yang menjadi program kerjanya

(Muhroj, 2 April 2018). Kegiatan yang dilaksanakan Rohis banyak

memberikan manfaat bagi siswa terutama pembentukan akhlak dan perilaku

siswa di sekolah. Berdasarkan keterangan Pembina Rohis, Mashuri

menjelaskan bahwa di samping pembentukan akhlak dan perilaku siswa

kegiatan Rohis juga membahas dan memperdalam ilmu agama Islam yang

mana materi yang disampaikan berisikan materi fiqih, qiraat, tajwid dan

sejarah Islam (Mashuri, 2 April 2018). Setelah mengamati pemaparan

mengenai konsep Rohis yang disampaikan Kepala Sekolah, nampaknya

konsep Rohis yang ada di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan sesuai

dengan konsep Rohis yang didefinisikan Kementerian Agama, yaitu Rohis

adalah program/kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam berupa

pendidikan, pelatihan, pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik

di bidang Pendidikan Agama Islam agar menjadi insan yang beriman,

bertakwa serta berakhlak mulia (Kementerian Agama, 2015: 26). Sejalan

juga dengan pendapat Ngaidin (2017: 16) Rohis adalah sub organisasi dari

organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di SMA/SMK/Sederajat yang

merupakan kegiatan penunjang dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

bagian integral dari kurikulum.

Selanjutnya, Rohis di SMK Al Amanah juga berperan dalam penanaman

nilai-nilai karakter Islam dalam membentuk siswa berkarakter mulia, serta

menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang religious dengan

menanamkan nilai-nilai karakter Islam dengan memberlakukan kebiasaan-

kebiasaan untuk melaksanakan ajaran Islam. Tujuannya ialah agar para siswa

terbiasa melaksanakannya dengan penuh kesadaran nilai-nilai yang

terkandung di dalam pembiasaan yang diterapkan dapat terinternalisasi ke

dalam diri siswa (Muhroj, 2 April 2018). Hal ini sesuai dengan pendapat

Kasan (2007: 82) menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

manajemen ekstrakurikuler yaitu peningkatan aspek pengetahuan sikap dan

keterampilan, dorongan untuk menyalurkan bakat dan minat peserta didik,

penetapan waktu dan obyek kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi

lingkungan, dan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan

Page 67: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

47

seperti pramuka, olahraga, rohani islam, dan sebagainya. Oleh karena itu,

kegiatan ekstrakurikuler sesungguhnya bagian integral dalam kurikulum

sekolah yang bersangkutan, dimana semua guru terlibat di dalamnya. Jadi,

kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler harus diprogram sedemikian rupa untuk

memberikan pengalaman kepada para peserta didik.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui apabila nilai-nilai

tersebut dapat terinternalisasi ke dalam diri para siswa yang mengikuti Rohis

di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, maka dapat membentuk

karakter atau kepribadian peserta didik yang mulia. Memiliki karakter yang

mulia sangatlah penting, terutama untuk menghadapi zaman modern dan arus

globalisasi, di mana nilai-nilai karakter Islam dapat dijadikan kontrol dan

filter dari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran agama, sehingga tidak

akan terjadi krisis moral. Hal itu berarti kegiatan yang diselenggarakan Rohis

dapat membantu tujuan pendidikan nasional dapat tercapai yaitu mencetak

generasi bangsa yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negera

yang bertanggung jawab.

Mengenai program-program Rohis saat ini, yaitu melaksanakan shalat

Dhuha bersama, shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah, tadarus al Qur’an,

peringatan Pekan Hari Besar Islam, muhadharah, santunan anak yatim dan

dhuafa, dan bekerjasama dengan organiasi intra sekolah lainnya (Mashuri, 2

April 2018, Selfi, 6 April 2018). Untuk penyusunan program Rohis

nampaknya sudah mengakomodir tujuan Rohis yang terdapat di paduan dari

Kementerian Agama, yakni.

Pertama, tujuan umum. Kegiatan Rohis pada dasarnya bertujuan

membina karakter moral peserta didik menjadi manusia yang beriman,

bertaqwa dan berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Untuk itu, diperlukan usaha-usaha yang sistematis, terarah, dan

berkesinambungan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan umum kegiatan

Rohis adalah sebagai berikut:

a. Pendalaman, yaitu pengayaan materi Pendidikan Agama Islam.

b. Penguatan, yaitu peningkatan keimanan dan ketaqwaan.

c. Pembiasaan, yaitu pengamalan dan pembudayaan ajaran agama serta

perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Page 68: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

48

d. Perluasan, yaitu penggalian potensi, bakat, minat, keterampilan dan

kemampuan peserta didik di bidang pendidikan agama (Kementerian

Agama, 2015: 23).

Kedua, tujuan khusus. Secara khusus penyelenggaraan kegiatan

Rohis ditunjukkan dalam rangka, sebagai berikut:

a. Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan peserta didik tentang

Pendidikan Agama Islam yang telah dipelajari dalam kegiatan

intrakurikuler.

b. Meningkatkan pengalaman dan kualitas pengalaman peserta didik

mengenai nilai-nilai ajaran-ajaran agama islam.

c. Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan peserta

didik sehingga menjadi manusia yang cakap dalam berfikir, arif

dalam bersikap dan cekatan dalam berbuat.

d. Memberikan pengalaman pada peserta didik tentang hubungan antara

substansi pembelajaran PAI dengan mata pelajaran lainnya, serta

hubungannya dengan kehidupan di masyarakat (Kementerian Agama,

2015: 23).

Selanjutnya, untuk struktur organisasi Rohis SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan sebagai berikut:

Penanggung Jawab : Drs. Ahmad Muhroj

Pembina : Mashuri, S.Pd

Ketua : Muhammad Iqbal

Sekretaris : Ayudia Selfi

Bendahara : Annisa Ramadhani

Koord. Bidang PHBI : Rizqi Erlangga

Koord. Bidang Kominfo : Siti Maryam Putri

Koord. Bidang Pelatihan : Andi Hermawan

Masa kepengurusan pada setiap periode ialah satu tahun, setelah itu

dilakukan pergantian kepengurusan yang baru (selfi, 6 April 2018). Pembina

Rohis juga menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan karena masa belajar di

sekolah yang hanya 3 tahun, dan biasanya siswa yang menjadi pengurus inti

merupakan anggota Rohis yang ada di kelas XI (sebelas) (Mashuri, 2 April

2018). Terjadinya pergantian kepengurusan Rohis di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan pada satu tahun periode akan memberikan kesempatan

Page 69: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

49

kepada para anggota Rohis yang lainnya untuk mengembangkan dirinya

dalam berorganisasi di lingkungan sekolah. Selain itu, proses regenerasi akan

berjalan dengan baik, sehingga tidak hanya mengandalkan siswa tertentu

saja.

Berdasarkan data dokumentasi diketahui bahwa jumlah siswa yang

mengikuti Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan hanya

berjumlah 35 orang saja. Hal ini dikeranakan selain Rohis masih terdapat

ekstrakurikuler lain yang ada di sekolah. Adapun ekstrakurikuler yang ada

saat ini ialah Pramuka, Paskibra, Tari Saman, Computer Club, Volley,

Basket, Futsal, Taekowondo, dan Seni Musik Marawis. Dengan adanya

berbagai jenis ekstrakurikuler di sekolah dapat memotivasi siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan bakat dan keterampilan

yang dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan Rohis ini dilakukan di luar jam pelajaran atau diluar

kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-

hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di

kelas, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dan diikuti secara tertib

oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.

2. Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam (Rohis)

di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi. Pengawasan merupakan yang sangat esensial dalam kehidupan

organisasi untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dijalakan agar tidak

menyimpang dalam persencanaan yang telah ditetapkan. Dengan pegawasan

akan diketahui keunggulan dan kelemahan dalam melaksanakan manajemen

sejak dari awal, selama dalam proses dan akhir pelaksanaan manajemen.

Adapun yang bertanggung jawab dalam pengawasan ini adalah Kepala

Sekolah. Walaupun kepala sekolah telah menunjuk guru sebagai pengawas

dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kepala sekolah harus menguasai fungsi

pengawasan dalam manajemen sekolah, sangat erat kaitannya dengan fungsi

perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena

tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah

pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah.

Selanjutnya, keberhasilan suatu organisasi atau lembaga pendidikan

seperti sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah.

Page 70: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

50

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar,

atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan

siswa yang menerima pelajaran (Permendiknas No. 28, 2010: 3,

Wahjosumidjo, 2010: 83). Karena kepala sekolah sebagai pemimpin

dilembaganya, maka dia harus mampu membawa lembaganya ke arah

tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya

perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan globalisasi

yang lebih baik. Kepala sekolah tidak hanya mengelola sekolah dalam makna

statis, melainkan menggerakkan semua potensi yang berhubungan langsung

atau tidak langsung bagi kepentingan pembelajaran para peserta didiknya

(Danim dan Suparno, 2009: 13). Hal demikian dapat dipahami bahwasanya

peningkatan mutu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan kepala

sekolah.

Mengenai pengawasan. Pengawasan merupakan coercion atau compeling

yaitu suatu proses yang bersifat memaksa agar aktifitas dapat disesuaikan

dengan rencana yang telah ditetapkan (Fattah, 2008: 102). Pengawasan

adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan/kegiatan apa yang sudah

dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Konsep pengawasan

demikian, sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari

fungsi manajemen, dimana pengawasan dianggap sebagai bentuk

pengontrolan dari pimpinan atau manajerial kepada pihak bawahannya

(Manullang, 2015: 173, Samsirin, 2015: 345).

Aktivitas mengawasi dalam sebuah organisasi seperti Rohis di SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan, harus terkait dengan upaya pencapaian

target dan output organisasi yang telah ditentukan. Pengawasan dalam hal ini

berperan, tidak hanya untuk menjaga kesinambungan kinerja kelembagaan,

tetapi juga berupaya mengevaluasi berbagai pelaksanaan sistem dan prosedur

pelaksanaan tugas dan program. Adapun program pengawasan Kepala

Sekolah sebagai berikut:

a. Pengawasan Berdasarkan Waktu

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan informan tentang

bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMK Al

Amanah terhadap kegiatan Rohis, sebagaimana yang dikatakan oleh

beliau.

Page 71: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

51

“Saya melakukan pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler ada

dua cara yaitu, pertama dengan melihat kegiatan esktrakurikuler

secara langsung untuk memastikan kegiatan ini terlaksana. Kedua,

dengan cara mengecek laporan bulanan dari Pembina ekstrakurikuler,

apakah terlaksana kegiatan ini dan bagaimana perkembangannya dan

jadwal kegiatan ini saya susun bersama guru Pembina. Pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler yaitu khusus hari Kamis.” (Muhroj, 2 April

2018).

Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan.

“Kepala sekolah melihat secara langsung dan meminta laporan

terhadap kegiatan ini ditanyakan pada rapat bulanan.” (Sudarto, 4

April 2018).

Selain itu, Kepala Sekolah juga menjelaskan bahwa melakukan

tindakan preventif dalam bentuk mengadakan rapat pada awal tahun

dengan guru-guru guna membahas jadwal kegiatan Rohis selama satu

tahun ke depan. Hal ini dilakukan agar setiap komponen tenaga pendidik

di sekolah mengetahui rencana kegiatan Rohis. Selain itu, tenaga

pendidik pun diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran maupun

masukan untuk kegiatan Rohis. Selain itu, Kepala Sekolah juga

mengadakan rapat guna membahas tugas dan wewenang Pembina Rohis

dan juga menentukan sumber daya manusia atau guru yang akan

diberikan tugas sebagai Pembina Rohis.

Untuk memastikan kegiatan berjalan dengan benar. Kepala Sekolah

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan membuat program penilaian

kegiatan Rohis. Hal ini dilakukan guna mengetahui sejak awal potensi

penyimpangan yang terjadi. Adapun teknis penilaian yang dimaksud

ialah Kepala Sekolah membandingkan proposal ajuan kegiatan dengan

pelaksanaan kegiatan Rohis. Selain itu, Pembina Rohis juga selalu

berdiskusi dengan Kepala Sekolah jika terdapat hambatan dengan

aktivitas Rohis di sekolah.

Selain itu, kepala sekolah melakukan pengawasan program Rohis

dengan cara mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat

keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-

waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap

Page 72: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

52

tertentu dan untuk jangka waktu tertentu berkenaan dengan proses dan

hasil kegiatan ekstrakurikuler (Muhroj, 2 April 2018). Hal tersebut

dibenarkan oleh Pembina Rohis, dalam keterangannya, bahwa penilaian

program Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ini

menekankan pada penilaian/tes tindakan yang dapat mengungkapkan

tingkat unjuk perilaku belajar/kerja siswa. Penetapan tingkat

keberhasilan untuk program ekstrakurikuler didasarkan atas standar

minimal tingkat penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat

individual (Mashuri, 2 April 2018).

Berdasarkan data yang telah didapatkan mengenai pelaksanan

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan, bahwasanya kepala sekolah sudah melaksankan

program pengawasan. Di mulai pada tahap perencanaan program

pengawasan kepala sekolah sudah melakukan dengan maksimal, yaitu

dengan proses melakukan rapat dengan dengan guru-guru pembina

ekstrakurikuler serta membuat jadwal kegiatan dan pembagian tugas

kepada guru pembina ekstrakurikuler sesuai bidangnya masing-masing.

Kepala sekolah juga membuat program penilaian Rohis, program

tersebut namun belum maksimal, dikarenakan jenis penilain yang

digunakan untuk setiap kegiatan belum dirumuskan dengan begitu jelas.

Penilian dalam proses pengawasan terhadap program kegiatan sangat

penting, dimaksudkan untuk mengumpulkan data atau informasi

mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Penilaian tersebut

dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat keberhasilan

siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu

berkenaan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian

program ekstrakurikuler menekankan pada penilaian/tes tindakan yang

dapat mengungkapkan tingkat unjuk perilaku belajar siswa. Hal tersebut

harus mengacu pada proses dasar pengawasan. Adapun proses dasar

pengawasan menurut Nurochim (2016: 138) yaitu menetapkan standar

pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan, dan menentukan deviasi antara

pelaksanaan dan rencana. Secara lebih lengkap proses pengawasan dapat

dikategorikan menjadi tiga tahap yaitu; menentukan alat pengukur

(standard), mengadakan penilaian dan mengadakan tindakan perbaikan

(Aedi, 2016: 238, Manullang, 2015: 69, Tadjudin, 2013: 200, Fattah,

2008: 101)

Page 73: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

53

Hal ini sesuai dengan jenis pengawasan berdasarkan waktu. Yakni,

Pertama, pengawasan preventif. Pengawasan ini dimaksudkan adalah

pengawasan sebelum terjadinya kesalahan agar terhindar dari

penyimpangan dalam pelaksanaannya. Kedua, pengawasan repressif.

Pengawasan ini dimaksudkan adalah pengawasan setelah rencana

dijalankan, dengan kata lain diukur hasil-hasil yang telah dicapai dengan

alat ukur standar yang telah ditentukan dengan cara membandingkan

antara hasil dan rencana, kemudian menganalisis sebab-sebab yang

menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya (Manullang,

2015: 177, Hasibuan, 2016: 247).

b. Pengawasan Berdasarkan Objek

Dalam indikator program pengawasan kepalas sekolah, aspek

kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan sebuah kegiatan

agar tingkat efesiensi dan efektivitas dari kinerja kelembagaan bisa

berhasil maksimal. Sebagai kepala sekolah kedisiplinan ini harus

diperhatikan oleh kepala sekolah dalam mengontrol bawahannya dan bila

diperlukan dapat diambil tindakan pemberian sanksi sesuai ketentuan

yang ada. Kepala sekolah SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

melakukan tindakan ketika guru pembina ekstrakurikuler tidak disiplin

sebagai mana yang beliau katakan.

“Kalau ada guru Pembina Rohis atau bahkan pembina ekstrakuriuler

lainnya, yang tidak disiplin biasanya saya menghampiri terkadang

memanggil secara individu, menegur dengan sopan, memberikan

nasehat dan akan saya ingatkan lagi pada rapat bulanan sekaligus

mengevaluasi program.” (Muhroj, 2 April 2018).

Sebagai kepala sekolah beliau bisa saja memberikan berupa hukuman

ataupun sangsi ketika ada diantara karyawan bahkan guru Pembina Rohis

atau Pembina Ekstrakuriler lainnya yang tidak menjalankan tugas sebagai

tanggung jawabnya. Peneliti melakukan wawancara dengan guru

Pembina Rohis, beliau mengatakan.

“Kepala sekolah akan menegur dan mengingatkan jika melihat guru

tidak disiplin atau penyimpangan lainnya secara individu. Biasanya

beliau menanyakan kenapa kegiatan esktrakurikuler ini kurang

berjalan, dan beliu tanyakan sebabnya. Seperti kemarin ini ada sarana

ekstrakurikuler yang mengalami kerusakan sehingga Pembina

Page 74: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

54

ektrakuriler ini tidak melatih ketika jam eskul, kepala sekolah

menghampiri, setelah melihat hal ini beliau menyuruh memanggil

tukang untuk memperbaiki.” (Mashuri, 2 April 2018).

Hal yang hampir senada juga dikatakan oleh waka kesiswaan ketika

ada diantara guru Pembina yang tidak disiplin. Biasanya kepala sekolah

memberikan nasehat secara sopan dan sering beliau ingatkan pada rapat

bulanan kalau melihat Pembina ekskul yang kurang disiplin (Sudarto, 4

April 2018). Berarti kepala sekolah telah melakukan delegatif tugas.

Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya

mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan

deskripsi tugas, jabatan, serta kemampuan masing-masing.

Berdasarkan pemaparan temuan penelitian di atas. Peneliti dapat

menganalisa bahwa pengawasan yang di terapkan kepala sekolah SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan termasuk pada kategori pengawasan

objek. Pengawasan objek biasanya meliputi di bidang-bidang sebagai

berikut: produksi, keuangan, waktu, manusia dan kegiatan-kegiatannya.

Dalam bidang produksi, maka pengawasan itu dapat ditunjukan terhadap

kuantitas hasil produksi ataupun terhadap kualitas. Pengawasan di bidang

waktu dimaksudkan untuk menentukan, apakah dalam menghasilkan

sesuatu hasil produksi sesuai dengan waktu yang direncanakan atau tidak.

Terakhir, pengawasan di bidang manusia dengan kegiatan-kegiatannya

bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan dijalankan sesuai

dengan instruksi, rencana, tata kerja atau standar operasional prosedur

(SOP) kegiatan (Manullang, 2015: 177)

c. Pengawasan Berdasarkan Subjek

Delegasi wewenang ini disatu sisi akan memudahkan tugas-tugas

kepala sekolah sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk menjalankan tugas-

tugas yang strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional sehari-

hari kepada bawahannya. Disisi lain, delegasi wewenang akan membuat

bawahan merasa dihargai sekaligus menjadi proses pembelajaran

kepemimpinan bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi bisa

berjalan dengan lancar, dalam hal ini wawancara yang peneliti lakukan

dengan kepala sekolah, sebagaimana dikatakan kepala sekolah.

Page 75: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

55

“Iya, karena kegiatan ekstrakurikuler ini adalah sejenis kurikulum

pengembangan diri tentunya saya tidak bisa bekerja atau mengawasi

secara terus-menerus untuk itu pendelegasian, ini sangat membantu

saya dalam melakukan pengawasan dan itu sangat penting menurut

saya membentuk organisasi dan penanggung jawab kegiatan ini.”

(Muhroj, 2 April 2018).

Peneliti tak berhenti dan puas sampai di sini kemudian melakukan

wawancara untuk memastikan kebenaran informasi tersebut dengan

mewawancarai informan pendukung yakni Pembina Rohis sebagaimana

yang dikatakannya.

“Kepala sekolah memberikan wewenang penuh kepada Pembina

ekstrakurikuler seperti saya, Pembina Rohis untuk melakukan

pengawasan terhadap kegiatan ini, pembina ekstrakurikuler

melakukan tugas yang diberikan kepala sekolah dan beliau

mengontrol lewat laporan yang diberikan guru Pembina

ekstrakurikuler. (Mashuri, 2 April 2018).

Berdasarkan pemaparan temuan penelitian di atas. Peneliti dapat

menganalisis bahwa pengawasan yang diterapkan kepala sekolah SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan hanya menggunakan cara Internal.

Adapun cara Internal yang dimaksud ialah kepala Sekolah secara

langsung meninjau kegiatan ekstrakulikuler Rohis di lapangan untuk

mengetahui apakah kekurangan dari kegiatan program Rohis di SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan. Kemudian, kepala sekolah mengutus

atau menunjuk guru sebagai Pembina Rohis dalam melakukan fungsi

pengawasan dalam kegitan Rohis di sekolah (Muhroj, 2 April 2018).

Berdasarkan pemaparan kepala sekolah tersebut, dapat diketahui bahwa

kepala sekolah telah melakukan salah satu jenis program pengawasan,

yaitu pengawasan berdasarkan subjek. Namun, memang hanya

menggunakan pihak internal sekolah saja. Hal ini dapat dianalisa

menggunakan beberapa pendapat ahli. Bahwasanya salah satu cara yang

dapat digunakan dalam melakukan pengawasan ialah pengawasan

internal. Cara ini dimaksudkan pengawasan yang dilakukan oleh atasan

dari petugas yang bersangkutan, oleh karenanya pengawasan ini juga

disebut pengawasan vertikal atau formal. Cakupan dari pengawasan ini

meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja,

kedisiplinan, dan lainnya. (Manullang, 2015: 178, Hasibuan, 2016: 248).

Walapun pelaksanaan pengawasan berdasarkan subjek ini belum berjalan

Page 76: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

56

maksimal, namun upaya kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan

Rohis sudah dilakukan. Dengan harapan pengawasan semacam ini dapat

mencegah tindakan negatif oleh anggota Rohis di sekolah.

Dalam menerapkan pengawasan terhadap pembina ekstrakurikuler

kepala sekolah sudah melakukannya dengan cara langsung berinteraksi,

yakni dengan cara memberikan nasehat, memberikan teguran dengan

sopan dan akan diingatkan kembali ketika malaksanakan rapat bulanan

hal ini yang membuat para guru-guru selalu menghargai dan

menghormati kepala sekolah sehingga iklim kerja organisasi di SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan ini tetap kondusif. Hal demikian

sejalan dengan pendapat Peluso (2017: 28) dalam Journal of Youth

Development, mengemukakan bahwa “Supervisors of direct-service

workers don’t have control over entire organizations. Still, they can use

their experience and knowledge of quality youth development to

intentionally create safe, relational, and reflective learning environments

to improve the skills and motivation of those youth workers, whoever they

may be. The adults who thrive within this shared, supportive learning

environment can make each moment meaningful for youth” (Peluso,

2017: 28).

Selanjutnya, kepala sekolah juga harus mempunyai keterampilan

mendelegasikan tugas dan wewenangnya kepada para bawahan. Delegasi

wewenang ini di satu sisi akan memudahkan tugas-tugas kepala sekolah

sehingga bisa berkonsentrasi untuk menjalankan tugas-tugas yang

strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional sehari-hari kepada

bawahannya. Di sisi lain, delegasi wewenang akan membuat bawahan

merasa dihargai sekaligus menjadi proses pembelajaran kepemimpinan

bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi bisa berjalan

dengan lancar. Dalam pendelegasian ini kepala sekolah sudah

melaksanakan dengan maksimal yaitu, memberikan tugas dan wewenang

kepada guru pembina ekstrakurikuler sesuai bidangnya.

d. Pengawasan Berdasarkan Teknik Mengawasi

Untuk mengetahui apakah kepala sekolah menggunakan teknik atau

cara lain dalam melakukan pengawasan peneliti juga mewawancarai

informan lain, yaitu Pembina Rohis.

Page 77: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

57

“Kepala sekolah tidak melakukan penggunaan angket dan tidak ada

meminta kebutuhan siswa tentang kegiatan ekskul atau berdialog

dengan siswa tentang kebutuhan mereka hanya semata-mata

kebijakan yang dilakuka oleh sekolah.” (Mashuri, 2 April 2018).

Proses pengawasan yang berlangsung ditempat kerja sangat

diperlukan karena akan melihat objek yang diawasi secara langsung.

Wawancara peneliti dengan guru Pembina Rohis memperoleh jawaban

sebagai berikut.

“Kepala sekolah melakukan pengawasan ketika kegiatan

dilaksanakan karena hari Kamis tersebut tidak ada kegiatan lain

hanya khusus kegiatan Rohis, karena itu beliau bisa melakukan

pengawasan kalau tidak ada kegiatan dinas di luar sekolah.”

(Mashuri, 2 April 2018).

Peneliti juga mewawancarai salah seorang untuk mendapatkan data

yang lebih kongrit, yakni siswa yang mengikuti Rohis. Menyampaikan

bahwa.

“Kepala sekolah terkadang menghampiri ketika kami malakukan

kegiatan, dan memperhatikan dengan demikian kami akan serius

walaupun terkadang takut saja.” (Selfi, 6 April 2018, Iqbal, 6 April

2018 dan Ramdhani, 6 April 2018).

Dalam mengontrol laporan, kepala sekolah sudah melaksanakan dan

menerapkan pengawasan dengan laporan tertulis maupun lisan namun

belum maksimal karena, laporan tersebut tidak dimiliki oleh kepala

sekolah secara pribadi, artinya belum dirangkap dengan begitu sistematis

dan hanya dimiliki oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler.

Idealnya kepala sekolah membuat laporan, baik laporan untuk

keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan untuk setiap jenis

kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertanggungjawaban keuangan

yang telah dialokasikan serta digunakan untuk kegiatan yang

dimaksudkan.

Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana

tetapi cukup komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup,

kata pengantar, daftar isi, latar belakang, pengertian dari jenis kegiatan

ekstrakurikuler, tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan. Penyelenggaraan

Page 78: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

58

kegiatan yang meliputi persyaratan peserta, bentuk dan materi kegiatan,

organisasi penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme pelaksanaan, bentuk

penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan yang dijumpai dan usaha

mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran yang

diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan.

Berdasarkan data yang telah didapatkan mengenai pelaksanan

program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan, bahwasanya kepala sekolah sudah melaksankan

program pengawasan. Di mulai pada tahap perencanaan program

pengawasan kepala sekolah sudah melakukan dengan maksimal, yaitu

dengan proses melakukan rapat dengan dengan guru-guru pembina

ekstrakurikuler serta membuat jadwal kegiatan dan pembagian tugas

kepada guru pembina ekstrakurikuler sesuai bidangnya masing-masing.

Selanjutnya, mengenai penetapan tingkat keberhasilan untuk program

ekstrakurikuler didasarkan atas standar minimal tingkat penguasaan

kemampuan yang disyaratkan dan bersifat individual. Penilaian secara

inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian yang terintegrasi,

jiwa kemandirian atau kewirausahaan, sikap dan etos perilaku belajar dan

disiplin siswa dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku itu

mempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah dan

berkomunikasi, mempertimbangan strandar keadilan dan keragaman

secara individual bagi setiap siswa, dan mempertimbangkan tingkat

partisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan.

Tindakan korektif terhadap program pengawasan yang dilakukan

kepala sekolah masih kurang maksimal kerena menurut hemat peneliti

kepala sekolah harus mempelajari dan menelaah dengan teliti setiap

laporan yang diberikan oleh guru Pembina Rohis, sementara laporan itu

semua hanya ditanyakan dan dilihat tidak dimiliki oleh kepala sekolah

untuk melakukan perbaikan dibidang esktrakurikuler akibatnya kegiatan

ekstrakurikuler belum menunjukkan hasil yang maksimal baik dari segi

pencapaian prstasi, dan tingkat motivasi siswa yang mengikutinya.

Sewajarnya Kepala sekolah secara teratur memberikan umpan balik

kepada elemen-elemen yang turut mendukung proses kegiatan

ekstrakuriluler. Tindakan umpan balik ini bisa dalam bentuk evaluasi atau

penilaian kinerja. Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk

memberikan umpan balik ini harus diungkapkan dengan jelas sehingga

Page 79: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

59

penerima dapat menerima dan menggunakannya. Tindakan kepala

sekolah tersebut sebenarnya masuk ke dalam kategori jenis pengawasan

berdasarkan teknik mengawasi (Manullang, 2015: 177, Hasibuan, 2016:

247).

Pengawasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap kegiatan Rohis

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan dengan pengamatan secara

langsung ketika diadakan kegiatan dan melaui laporan kegiatan baik

secara lisan dan tulisan dari pembina ekstrakurikuler sudah tergolong

maksimal karena hampir memenuhi semua unsur dari pada teknik

pengawasan.

Seteletah mengamati program pengawasan Kepala Sekolah yang

telah dilakukan di atas. Dapat dibuatkan tabel kategorisasi program

pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan, sebagai berikut:

Tabel 4.5

Kategorisasi Program Pengawasan Kepala Sekolah

No.

Pengawasan

Berdasarkan

Waktu

Pengawasan

Berdasarkan

Objek

Pengawasan

Berdasarkan

Subjek

Pengawasan

Berdasarkan

Teknik

Mengawasi

1

Preventif dalam

bentuk mengadakan

rapat mengenai

jadwal kegiatan

Rohis dan

pembagian tugas

Pembina Rohis

Aspek manajemen

organisasi Rohis,

meliputi:

Planning,

Organizing,

Actuating,

Controling.

Kepala Sekolah

berinteraksi

secara langsung

meninjau

kegiatan Rohis

dilapangan.

Kepala sekolah

melakukan

observasi

2

Represif, dalam

bentuk membuat

program penilaian

kegiatan Rohis

Sumber daya

manusia yg

terlibat di Rohis

Kepala sekolah

melakukan

wawancara

3 ─ Laporan hasil

kegiatan ─

Kepala sekolah

meminta laporan

secara tertulis

setiap bulan.

Pada dasarnya upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah adalah untuk

mengawasi proses organiasasi yang terjadi di sekolah yang harus berjalan

dengan efektif. Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat

manajer dari tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok

Page 80: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

60

kerja serta memegang erat prinsip pengawasan. suatu program pengawasan

haruslah mengandung prinsip-prinsip pengawasan yang sesuai dengan

kegiatan yang dilakukan oleh organisasi sekolah. Adapun prinsip yang dapat

dilakukan, sebagaimana pendapat Koontz dan O’Donnel yang dikutip oleh

Manullang (2015: 174) tentang prinsip-prinsip pengawasan orgasnisasi

sebagai berikut:

a. Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-

kegiatan yang diawasi.

b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan.

c. Fleksibel.

d. Dapat mereflektir pola organisasi.

e. Ekonomis.

f. Dapat dimengerti.

g. Dapat menjadmin diadakannya tindakan korektif.

Prinsip pengawasan di atas, dapat digunakan kepala sekolah dalam

rangka melaksanakan tugas pokoknya sebagai seorang manajer pada sekolah

yang dipimpinnya. Menurut Danim dan Khairil (2011: 168) menjelaskan

bahwa prinsip-prinsip kepengawasan itu harus dilaksanakan dengan tetap

memperhatikan kode etik pengawasan satuan pendidikan. Dengan demikian,

program pengawasan kepala sekolah bukanlah semata-mata untuk mencari

kesalahan sebagai dasar untuk memberikan hukuman, akan tetapi dalam

rangka membina dan mengembangkan mutu pendidikan sehingga secara

bertahap kinerja sekolah semakin meningkat menuju tercapainya sekolah

yang efektif

Dalam dunia pendidikan dapat efektif jika pada setiap tingkatan

pendidikan mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara kelompok

kerja (guru) dan pimpinan dalam melakukan pengawasan. Selain itu,

kerjasama dalam pengembangan program pengawasan terhadap Rohis

tentunya sangat dibutuhkan, sebagai bentuk usaha yang riil bahwa sekolah

benar-benar ingin meningkatkan nilai religius dengan kegiatan dalam

dakwah umum yaitu studi dasar Islam melalui materi pemahaman dasar-

dasar keislaman, bimbingan baca Al-Quran selain melakukan perintah agama

juga adanya prestasi yang didapat oleh salah satu siswa dengan mengikuti

perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Dalam hal ini kegiatan

Rohis di sekolah dapat berkembang dengan baik dan maksimal harus ada

Page 81: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

61

kerjasama yang kuat dan peningkatan kesepahaman dari semua stakeholder

yang ada.

Dampak dengan adanya program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ialah terciptanya

pemahaman Islam Moderat pada setiap anggota Rohis dan meningkatnya

sikap keberagamaan. Hal ini Dari segi ibadah siswa juga tetap dalam

menjalankan ibadah wajib dan sunnah. Terbukti dengan adanya pelaksanaan

sholat berjamaah, membaca al Qur’an dan puasa sunnah, selain itu hal ini

dapat dilihat dari hormatnya para siswa/anggota Rohis terhadap guru, patuh

terhadap orang tua, dan peduli terhadap teman sebaya yang mengalami

kesulitan (Selfi, 6 April 2018, Iqbal, 6 April 2018 dan Ramdhani, 6 April

2018). Selain itu, dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh kepala

sekolah, siswa yang mengikuti kegiatan Rohis tidak merasa terintimidasi

dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan Rohis. Hal ini sejalan dengan konsep

pengawasan yang dikemukakan oleh Marthur dan Chauhan (2018: 10) dalam

Journal of Human Resource Management, menjelaskan bahwa “Rude and

violent supervision on a regular basis put employees into a depressive

situation and may cause various deviant behaviors. It is recommended to the

supervisors that they should be humble and cordial towards their employees

while supervising”. Maka dalam hasil temuan penelitian ini dapat

disimpulkan indikator sikap keberagamaan siswa yang mengikuti Rohis

sebagai berikut:

a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran

yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan;

b. Cenderung bersifat realistis, sehingga norma-norma agama lebih

banyak diimplementasikan dalam sikap dan tingkah laku;

c. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan

berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman agama;

d. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan

tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan meruapakan

realisasi dari sikap hidup;

e. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas;

f. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga

kemantapan beragama lebih didasarkan atas pertimbangan hati

nurani;dan

Page 82: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

62

g. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan

kehidupan sosial sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi

sosial keagamaan sudah berkembang.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Pengawasan Kepala

Sekolah Terhadap Rohani Islam di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa

narasumber termasuk kepala sekolah, diperoleh analisis jawaban mengenai

faktor pendukung program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, yaitu:

a. Kegiatan pengawasan terhadap Rohis yang sudah terprogram

Pengembangan program dan pelaksanaan pengawasan kepala sekolah

yang baik dan teratur, akan membawa hasil yang baik pula. Sebagaimana

Solihin (2009: 71) mendefinisikan program adalah serangkaian kegiatan

yang memiliki durasi waktu tertentu serta dibuat untuk mendukung

tercapainya tujuan organisasi. Artinya, dalam definisi tersebut program

merupakan aktivitas yang memiliki durasi tertentu. Senada dengan

pendapat tersebut, menurut Charles O. Jones dalam Shalfiah (2013: 978),

bahwa program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan,

memiliki beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang

untuk mengindentifikasi suatu aktivitas. Maka, program pengawasan

kepala sekolah dalam hal ini dapat dicermati dengan adanya tahap

perencanaan sebelum melakukan pengawasan terhadap Rohis di SMK Al

Amanah. Pengawasan dapat dilakukan dengan waktu yang telah

ditentukan atau sewaktu-waktu tanpa dijadwalkan, hal ini untuk

menetapkan tingkat keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan

untuk jangka waktu tertentu berkenaan dengan proses dan hasil kegiatan

ekstrakurikuler (Muhroj, 2 April 2018). Hal tersebut dibenarkan oleh

Pembina Rohis, dalam keterangannya, bahwa pengawasan program

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan ini sudah ada jadwal

kegiatan pengawasan dari kepala sekolah. Namun terkadang kepala

sekolah secara tiba-tiba datang untuk melihat kegiatan Rohis (Mashuri, 2

April 2018).

Page 83: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

63

Penyampaian program pengawasan yang baik, dapat memotivasi

siswa untuk lebih responsif dalam mengikuti kegiatan Rohis di sekolah.

Selain pembimbingan dari kepala sekolah juga dapat membimbing dan

mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi diri.

b. Sifat dan karakter bawahan yang dipimpinnya.

Diantara faktor pendukung pengawasan kepala sekolah ialah sifat dan

karakter bawahan yang dipimpinnya. Pengalaman dan keterampilan

bawahan juga menjadi faktor pendukung lainnya seperti yang dialami

oleh kepala sekolah SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, yaitu

memiliki sifat dan karakter bawahan atau guru Pembina Rohis bersifat

kekeluargaan dan memiliki keterampilan yang baik serta guru Pembina

yang mempunyai pengalaman dan ilmu pengetahuan di bidang keilmuan

agama Islam. Selain itu, dukungan dari kepala sekolah baik itu dari segi

materi maupun non materi. Sebagai guru yang mendapat tugas tambahan,

kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap

kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah.

Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berusaha

menjalankan tugas dengan baik, untuk melaksanakan pengembangan

pendidikan yang diembannya. Kompleksitas tugas yang diemban oleh

kepala sekolah menuntutnya untuk memiliki keterampilan pada taraf

tinggi dalam bidang konsep keadministrasian, kemampuan melakukan

hubungan manusiawi dengan staf secara perseorangan dan kelompok.

Hubungan dalam organisasi menunjukkan kaitan antara tanggung jawab,

wewenang dan pelaporan atau akuntabilitas. Akuntabilitas adalah

keharusan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang mengacu

kepada sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Oleh karena itu,

kepala sekolah membutuhkan kerjasama dengan guru dan staf lainnya

dalam menjalankan setiap kegiatan eksrakurikuler. Seperti yang peneliti

paparkan pada penyajian data bahwa kepala sekolah telah berupaya

memberikan kesempatan kepada guru Pembina Rohis untuk mengikuti

berbagai penataran dan pelatihan.

c. Anggota Rohis

Hal yang menjadi pendukung selanjutnya dalam program

pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis ialah anggota Rohis itu

Page 84: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

64

sendiri. Anggota Rohis merupakan siswa yang aktif mengikuti kegiatan

Rohis serta menjadi bagian kepengurusan Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan. Selain itu minat anggota Rohis juga termasuk di

dalamnya.

Munculnya minat pada siswa yang menjadi anggota Rohis di SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan dalam mengikuti kegiatan Rohis

tidak ada yang tidak memiliki alasan. Alasan-alasan tersebut

sebagaimana dikemukakan diantaranya ingin menambah pengalaman

berorganisasi dalam pengembangan diri di sekolah, menambah

pengetahuan tentang ilmu agama Islam yang sesuai kaidah al Qur’an,

hadist dan sunnah Nabi Muhammad Saw., meningkatkan kualitas dalam

melaksanakan ibadah, dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan

keberagamaan di lingkungan sekolah serta masyarakat (Selfi, 6 April

2018, Ramadhani, 6 April 2018, Iqbal 6 April 2018, dan Erlangga, 6 April

2018).

Alasan-alasan di atas sesuai dengan pendapat pakar tentang beberapa

hal yang mempengaruhi insting kecintaan belajar siswa bisa menjadi

sirna sebagaimana dikemukakan oleh Klien yang dikutip oleh

Megawangi (2013:43-44) karena meliputi: (1) suasana belajar yang tidak

mendukung; (2) pelajaran yang disajikan hanya sebagai persiapan

menjawab tes dan lain sebagainya; dan (3) lebih mengharapkan

keberhasilan akademik dengan diukur nilai angka dan rangking.

Keselarasan antara teori dan praktik tersebut terlihat dari adanya

pengaruh lingkungan. Sebagaimana dikemukakan bahwa alasan anggota

Rohis sangat berminat mengikuti kegiatan Rohis adalah notabene

dikarenakan ingin mempunyai nilai toleransi keberagamaan di

lingkungan sekolah dan masyarakat.

Selain itu, berdasarkan pemaparan di atas telah didapatkan beberapa

hal yang memotivasi anggota Rohis itu menumbuhkembangkan minatnya

dalam mengikuti setiap kegiatan Rohis, diantaranya:

Pertama, diri sendiri. Rasa ingin tahu yang tercipta membuat setiap

anggota Rohis termotivasi semangat belajar serta pengembangan diri di

sekolah. Untuk itu hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses maupun

hasil daripada kegiatan Rohis yang ada.

Page 85: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

65

Kedua, lingkungan. Lingkungan menjadi salah satu aspek yang dapat

mempengaruhi proses Pendidikan. Adapun lingkungan yang dimaksud

sebagai sekolah juga masyarakat di sekitarnya. Telah banyak teori yang

menyatakan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pembelajaran

khususnya dalam minat. Kondisi lingkungan yang tercipta dengan positif,

tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi siswa itu sendiri.

d. Pembina Rohis

Sebagaimana diketahui bahwa Pembina Rohis ialah guru yang

diberikan tugas tambahan oleh kepala sekolah untuk membina,

membimbing, dan melatih siswa yang mengikuti kegiatan Rohis di SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Guru dalam Pendidikan Islam

menurut Tafsir (2014: 74) adalah sama dengan teori pada umunya yakni

siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik.

Pembina Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan hanya

terdapat satu orang saja. Sedangkan secara kualitas, Pembina Rohis

sudah bagus. Sebagaimana dipaparkan oleh anggota Rohis bahwa

Pembina Rohis saat ini sudah menguasai materi tentang ilmu agama

Islam dan juga memiliki pengalaman yang banyak dalam hal

pengembangan diri siswa, selain itu cara penyampaian yang sangat

mudah dipahami oleh anggota Rohis ketika kegiatan Rohis sedang

berlangsung (Selfi, 6 April 2018, Ramadhani, 6 April 2018, Iqbal 6 April

2018, dan Erlangga, 6 April 2018).

Selain itu, guru Pembina Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang

Selatan telah memiliki kompetensi pedagogik. Hal ini ditunjukkan

melalui sikap dalam penyampaian materi kepada anggota Rohis sehingga

membuat kondisi menjadi nyaman. Kenyamanan juga dirasakan peneliti

pada saat melakukan wawancara dan observasi kegiatan Rohis di SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Pembina Rohis juga sangat akrab

dengan anggota Rohis baik pada saat kegiatan berlangsung maupun di

luar kegiatan Rohis yang sudah terjadwalkan. Saat bertemu di lingkungan

sekolah misalnya, dengan nada tidak serius Pembina Rohis menyapa

dengan salam dan menanyakan kabar serta lainnya kepada setiap siswa

yang ditemuinya. Bahkan secara spontanitas terkadang memberikan

nasihat maupun motivasi kepada siswa meskipun siswa tersebut bukan

dari anggota Rohis.

Page 86: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

66

Dengan adanya kemampuan dan kompetensi guru Pembina Rohis

yang sesuai dengan bidang keilmuan agama Islam. Hal ini menjadi faktor

pendukung kepala sekolah dalam menerapkan program pengawasan

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Selain itu,

kepala sekolah juga biasanya berdiskusi dengan guru Pembina Rohis

untuk menentukan materi yang akan diberikan kepada anggota Rohis

(Mashuri, 2 April 2018).

Dengan demikian program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan menjadi lebih mudah

diimplementasikan oleh kepala sekolah.

e. Keahlian dan pengetahuan kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk

dan memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, pengalaman

dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan

pengawasan.

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader

dapat diananlisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga

kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan,

dan kemampuan berkomunikasi. Kepala sekolah SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan mempunya masa kerja selama 25 tahun yakni dari

tahun 1992 sampai sekarang ini merupakan sebuah pengalaman yang

beliau dapatkan untuk menganalisis perkembangan kegiatan-kegiatan

yang ada disekolahnya termasuk kegiatan Rohis. Hal ini memungkinkan

kepala sekolah untuk melakukan pengawasan secara lebih maksimal lagi.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli bahwa kepala sekolah

memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen

sekolah agar berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan

perkembangan kebutuhan zaman (Mulyasa, 2011: 18).

Selain faktor pendukung yang dikemukakan di atas, dalam penelitian ini

terdapat pula faktor penghambat program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Adapun

beberapa faktor penghambat tersebut sebagai berikut:

Page 87: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

67

a. Fasilitas

Fasilitas belajar atau sarana penunjang kegiatan merupakan

bagian yang tak dapat dipisahkan dalam proses pengembangan diri

siswa dalam kegiatan Rohis maupun kegiatan ekstrakurikuler

lainnya. Terlepas dari mewah atau tidaknya fasilitas tersebut, namun

fasilitas tersebut harus terpenuhi.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara dengan

anggota Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Diketahui bahwa fasilitas untuk kegiatan Rohis nampaknya masih

kategori kurang terpenuhi. Hal ini terlihat dari tidak adanya ruangan

khusus untuk Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan,

saat ini untuk ruangan masih digabung dengan ruang OSIS. Sehingga

dalam pelaksanaannya dapat mengganggu ketika secara bersamaan

ruangan tersebut digunakan baik oleh anggota Rohis maupun anggota

OSIS (Muhroj, 2 April 2018, Mashuri, 2 April 2018, dan Erlangga 6

April 2018).

Hal tersebut menjadi penghambat, dikarenakan menurut Tafsir

(2014: 90-91), bahwa fasilitas dalam proses pembelajaran itu

sangatlah penting. Dengan demikian, kurangnya fasilitas Rohis akan

menjadi faktor penghambat program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

b. Anggaran Dana

Anggaran dana memang menjadi faktor penghambat yang

tergolong cukup sensitif. Dalam melaksanakan program pengawasan

kepala sekolah memang sudah merencanakan terlebih dahulu dalam

program kerja tahunan. Namun, untuk berjalannya program tersebut

dibutuhkan anggaran dana.

Berdasarkan pemaparan kepala sekolah, bahwa mengeluhkan

mengenai anggaran dana dikarenakan program pengawasan terhadap

Rohis masih disatukan dengan kegiatan supervisi pendidikan

(Muhroj, 2 April 2018). Hal ini menjadi hambatan bagi kepala

sekolah karena belum adanya anggaran khusus untuk pengawasan

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh

Tafsir (2014: 98) bahwa peningkatan mutu sekolah memerlukan

Page 88: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

68

sekurang-kurangnya dua syarat yakni penguasaan teori Pendidikan

yang modern dan ketersediaan dana yang cukup.

Dengan demikian, guna meningkatkan kualitas program

pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis diperlukan anggaran dana

khusus, dan tidak lagi disatukan dengan program atau kegiatan

sekolah lainnya. Sehingga program pengawasan tersebut dapat

terlaksana secara komprehensif.

4. Dampak Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani Islam

di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

Suatu program tentunya akan menghasilkan dampak terhadap organisasi

yang menjalankan program tersebut. Begitu juga dengan program

pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan ini yang telah menjalankan programnya tentunya

mempunyai dampak tersendiri. Dampak sangat erat kaitannya dengan adanya

sebuah implementasi. Implementasi yang tentunya ditentukan oleh berbagai

faktor, sehingga akan dapat memberikan pengaruh positif atau negatif

sebagai hasil dari pelaksanaanya.

Setelah diadakan program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis di

SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Maka, anggota Rohis mempunyai

kesadaran dalam beraqidah sudah baik yang dapat dibuktikan dengan

banyaknya kegiatan keagamaan disekolah yang dilakukan oleh anggota

Rohis bersama pembina Rohis seperti pengajian rutin, dhuha bersama,

membaca al Qur’an, dan muhadhorah (Selfi, 6 April 2018, Ramadhani, 6

April 2018, Iqbal 6 April 2018, dan Erlangga, 6 April 2018). Selain itu

kesadaran dalam ibadah, tampak pula dalam komitmen siswa untuk

membiasakan diri melakukan sholat dzuhur dan ashar berjamaah (Mashuri,

2 April 2018). Selain itu, Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

tidak terkontaminasi nilai radikalisme. Adapun nilai radikalisme yang

dimaksud ialah memiliki stigma negatif terhadap kelompok agama yang

berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda dan memonopoli

kebenaran, mengusung Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan

memiliki stigma negatif terhadap negara barat. Maka ini akan menjadikan

sekolah sebagai pusat memperoleh pengetahuan keagamaan dan tentu saja

dijadikan pusat pembiasaan dalam pembinaan sikap keberagamaan.

Page 89: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

69

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui, para siswa yang

mengikuti Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, dapat

membentuk karakter atau kepribadian peserta didik yang mulia. Memiliki

karakter yang mulia sangatlah penting, terutama untuk menghadapi zaman

modern dan arus globalisasi, di mana nilai-nilai karakter Islam dapat

dijadikan kontrol dan filter dari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran

agama, sehingga tidak akan terjadi krisis moral serta tidak berkembang

paham radikalisme di kalangan siswa.

Hal itu berarti program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis dapat

membantu tujuan pendidikan nasional dapat tercapai yaitu mencetak generasi

bangsa yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negera yang

bertanggung jawab.

Berdasarkan paparan temuan penelitian di atas, berikut akan disajikan

bagan 4.2 tentang temuan penelitian.

Page 90: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

70

Gambar 4. 2

Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohis

di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

(Sumber: Hasil penelitian, 2018) Sumber: Munandar, 2018.

Masalah Rohis:

• Ektrakurikuler

Rohis dijadikan

sarana perekrutan

kelompok radikal

• Aktivis Rohis

dipengaruhi paham

radikalisme

• Lemahnya

pengawasan kepala

sekolah terhadap

Rohis

Kepala Sekolah

membuat Program

Pengawasan Rohis,

meliputi:

1. Pengawasan

berdasarkan waktu;

2. Pengawasan

berdasarkan objek;

3. Pengawasan

berdasarkan subjek;

dan

4. Pengawasan

berdasarkan Teknik

mengawasi.

Dampak Program

Pengawasan Kepala

Sekolah:

• Rohis dijadikan

sebagai pusat

memperoleh

pengetahuan

keagamaan dan

tentu saja dijadikan

pusat pembiasaan

dalam pembinaan

sikap keberagamaan

serta tidak

berkembang paham

radikal.

Faktor Pendukung:

1. Pengawasan terprogram.

2. Sifat dan karakter

3. Anggota Rohis

4. Pembina Rohis

5. Keahlian kepala sekolah

Faktor Penghambat:

1. Fasilitas

2. Anggaran dana

Page 91: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

71

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil temuan penelitian pada bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Program pengawasan Kepala Sekolah terhadap Rohis di SMK Al Amanah

Kota Tangerang Selatan merupakan bentuk upaya Kepala Sekolah dalam

meningkatkan kualitas terhadap kegiatan pengembangan diri siswa khususnya

Rohis. Selanjutnya, program pengawasan terhadap kegiatan Rohis telah

dilaksanakan oleh Kepala Sekolah SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

dengan cara membuat program pengawasan sebagai berikut: Pertama,

pengawasan berdasarkan waktu. Kepala Sekolah melakukan pengawasan sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan tersebut

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kesalahan agar terhindar dari

penyimpangan dalam pelaksanaannya. Selain itu, Kepala Sekolah pun

melakukan pengawasan terhadap Rohis pada waktu yang tak terduga atau

dadakan. Dengan kata lain pengawasan ini mengukur hasil-hasil yang telah

dicapai dengan alat ukur standar yang telah ditentukan dengan cara

membandingkan antara hasil dan rencana, kemudian menganalisis sebab-sebab

yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya. Kedua,

pengawasan berdasarkan objek. Kepala Sekolah melakukan pengawasan pada

objek yang diawasinya yaitu Rohis sebagai objek pengawasannya mulai dari

aspek perencanaan kegiatan Rohis, sumber daya manusia (SDM) yang terlibat

pada kegiatan Rohis sampai dengan laporan hasil kegiatan Rohis. Ketiga,

pengawasan berdasarkan objek. Hal ini dapat diketahui pada aspek guru Pembina

Rohis dan Anggota Rohis sebagai subjeknya. Pengawasan ini dilakukan Kepala

Sekolah dengan cara terjun langsung berinteraksi dengan anggota Rohis pada

saat aktivitas Rohis berjalan. Pengawasan tersebut dapat juga disebut dengan

pengawasan internal, yaitu Kepala Sekolah secara langsung meninjau kegiatan

ekstrakulikuler Rohis dilapangan untuk mengetahui apakah kekurangan dari

kegiatan program Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Keempat,

pengawasan berdasarkan teknik mengawasi. Pada pengawasan jenis ini Kepala

Sekolah meminta laporan baik lisan maupun tertulis serta melakukan observasi

terhadap guru Pembina Rohis bertanggungjawab atas kegiatan Rohis di SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan. Selain itu Kepala Sekolah juga melakukan

wawancara dengan guru Pembina Rohis guna menggali informasi lebih

komprehensif terhadap kegiatan Rohis.

Page 92: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

72

Implementasi program pengawasan Kepala Sekolah terhadap Rohis di SMK

Al Amanah Kota Tangerang Selatan, tentunya memiliki faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam proses pelaksanaannya. Adapun faktor pendukung

tersebut meliputi: (1) Kegiatan pengawasan terhadap Rohis yang sudah

terprogram; (2) Sifat dan karakter bawahan yang dipimpinnya; (3) Anggota

Rohis; (4) Pembina Rohis; dan (5) Keahlian dan pengetahuan Kepala Sekolah.

Selanjutnya, mengenai faktor penghambat program pengawasan Kepala Sekolah

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan pada

pelaksanaanya, meliputi: (1) Fasilitas; dan (2) Anggaran dana.

Dampak yang ditimbulkan dalam program pengawasan Kepala Sekolah

terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, yaitu anggota

Rohis mempunyai kesadaran dalam beraqidah sudah baik. Hal ini dapat

dibuktikan dengan banyaknya kegiatan keagamaan di sekolah yang dilakukan

oleh anggota Rohis bersama guru Pembina Rohis seperti pengajian rutin, dhuha

bersama, membaca al Qur’an, dan muhadhorah. Selain itu kesadaran dalam

ibadah, tampak pula dalam komitmen siswa untuk membiasakan diri melakukan

sholat dzuhur dan ashar berjamaah. Selain itu, Rohis di SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan tidak terkontaminasi nilai radikalisme. Adapun nilai

radikalisme yang dimaksud ialah memiliki stigma negatif terhadap kelompok

agama yang berbeda, membid’ahkan pandangan yang berbeda dan memonopoli

kebenaran, mengusung Khilafah Islamiyah, menolak demokrasi, dan memiliki

stigma negatif terhadap negara barat. Dengan demikian, Rohis yang ada di

sekolah akan menjadikan sebagai pusat memperoleh pengetahuan keagamaan

dan tentu saja dijadikan pusat pembiasaan dalam pembinaan sikap

keberagamaan. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui apabila

nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi ke dalam diri para siswa yang mengikuti

Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan, serta dapat membentuk

karakter atau kepribadian peserta didik yang mulia, sehingga paham radikalisme

tidak berkembang di lingkungan sekolah.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan kesimpulan di atas, beberapa saran dapat

dikemukakan sebagai berikut:

Bagi Kepala Sekolah, saran secara umum yaitu diharapkan untuk mampu

mengembangkan program pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler Rohis

yang ada di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian, target

pengembangan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat tercapai dengan

efektif dan efisien. Selain itu, Kepala Sekolah diharapkan mampu memenuhi

fasilitas ekstrakurikuler khususnya Rohis serta membuat anggaran dana untuk

Page 93: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

73

pengembangan kegiatan Rohis. Terakhir, diharapkan Kepala Sekolah

mempunyai kerjasama dengan organisasi eksternal sekolah, sehingga akan

memberikan kesempatan bagi anggota Rohis meningkatkan pengetahuan dan

penguatan sikap keberagamaan.

Bagi anggota Rohis, diharapkan agar dapat meningkatkan komitmen diri

dalam belajar, meningkatkan rasa ingin tahu dan meningkatkan minat serta bakat

yang dimiliki, sehingga tujuan untuk mengembangkan kompetensi dapat

tercapai. Selain itu, hendaknya senantiasa untuk menjaga nilai keberagamaan

yang sudah tercapai. Apabila mempunyai masalah tentang implementasi ilmu

agama Islam diharapkan untuk senantiasa bertanya atau meminta penjelasan

dengan guru Pembina Rohis atau guru Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat

terhindar dari pemahaman yang negatif bahkan radikal.

Bagi pemerintah dan masyarakat, diharapkan untuk senantiasa ikut andil

memberikan pengawasan terhadap kegiatan Rohis sekolah maupun di luar

sekolah. Selain itu, diharapkan mampu kerjasama dalam penciptaan kondisi

lingkungan yang mempunyai nilai toleransi keagamaan, ramah, aman, dan

nyaman bagi sekolah maupun masyarakat secara lebih luas. Peran tersebut sangat

dibutuhkan dikarenakan keterbatasan kemampuan pihak sekolah yang hanya

mampu mengawasi di dalam lingkungan sekolah. Maka pengawasan di luar

sekolah itu menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.

Page 94: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

74

DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur. (2016). Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Apriliani, Ismi dan Gazali, Hatim. “Toleransi Remaja Islam kepada Pemeluk Agama

yang Berbeda: Studi Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) SMA di Bekasi,

Jawa Barat”. Dalam jurnal At Tarbawi Volume 01 Nomor 01 Januari-Juni 2016.

Danim, Sudarman dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan

Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Adi Mahasatya.

Danim, Sudarwan dan Khairil, H. (2011). Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Darajat, Zakiyah. (1994). Remaja, Harapan dan Tantangan. Jakarta: CV. Ruhma.

Ekosiswoyo, Rasdi. “Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif Kunci

Pencapaian Kualitas Pendidikan”. Dalam jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 14 Nomor

02 Juni 2017.

Fajar, A. Malik. (2005). Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindopersada.

Fatimatuzzohrah. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kegiatan

Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah Mataram.

Tesis. Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahihm, 2010.

Fattah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Habibullah, Achmad. “Sikap Sosial Keagamaan Rohis di SMA pada Delapan Kota

Di Indonesia”, dalam Jurnal Edukasi, Volume 12 No. 3 September-Desember

2014.

Habullah. (2006). Otonomi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindopersada.

Hamdi, Imam. (2017). Wahid Foundation Lebih dari 60 persen Aktivis Rohis Siap

Jihad. https://nasional.tempo.co/read/847299/wahid-foundation-lebih-60-

persen-aktivis-rohis-siap-jihad (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)

Hasibuan, S.P, Malayu. (2016). Manajemen; Dasar. Pengertian, dan Masalah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, K. Wayne dan Miskel, G. Cecil. (2014). Administrasi Pendidikan; Teori, Riset,

dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 95: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

75

Imron, Ali. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Imron, Ali. (2013). Proses Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Iswanto, Agus. “Literatur Keagamaan Aktivis Rohani Islam Di SMA; Studi Kasus

Di Kota Serang Provinsi Banten”, dalam Jurnal Edukasi, Volume 13 No. 3

Desember 2015.

Jalaluddin. (2008). Psikologi Agama (Memahami Perilaku Keagamaan dengan

Mengasplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasan, Tholib. (2007). Teori dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Studia Press.

Kemdikbud (2010). Permendiknas No. 28 tentang Standar Kepala Sekolah

Kemedikbud. (2013). Permendikbud Nomor 18A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum.

Kementerian Agama RI. (2015). Panduan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis).

Jakarta: Direktorat Pais.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Manullang, M. (2015). Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Mathur, Garima and Chauhan, Abhijeet S. “Analyzing The Relationship Between

Depression, Abusive Supervision & Organizational Deviance: An SEM

Approach”. In Journal of Human Resource Management Volume XXI No. 1

March 2018.

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2013). Analisa Data Kualitatif,

(diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Musfah, Jejen. (2015). Manajemen Pendidikan; Teori, Kebijakan & Praktik.

Jakarta: Prenadamedia Group

Page 96: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

76

Musfah, Jejen. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan; Mengurai Krisis Karakter

Bangsa. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ngaidin. Implementasi Pendidikan Karakter melalui kegiatan Ekstrakurikuler

Rohani Islam (Rohis) dan Kegiatan Pembiasaan Keagamaan SMA Negeri Kota

Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama

Islam, Sekolah Pascasarjana IAIN Salatiga, 2017.

Noer, Ali, dkk. “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam

Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru”.

Dalam jurnal Al Thariqah Volume 02 Nomor 01 Juni 2017.

Nurochim. (2016). Administrasi Pendidikan. Bekasi: Granata Publishing.

Peluso, Angel. “Practice What We Preach: Supervisory Practice for Youth Worker

Professional Development”. In Journal of Youth Development Volume 12 Issue

1 DOI 10.5195/jyd.2017.481.

Robbins, P. Stephen, and Coulter, Mary. Management (Eleventh Edition). New

Jersey: Pearson.

Sa’ud, Saifudin, Udian. (2006). Perencanaan Pendidikan; Suatu Pendekatan

Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Samsirin. “Konsep Manajemen Pengawasan Dalam Pendidikan Islam”. Dalam

Jurnal At-Ta’dib Volome 10 Nomor 02 Juni 2015.

Santrock, John W. (2007). Child Development, Eleventh Edition. Diterjemahkan

oleh Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, Perkembangan Anak. Edisi Ketujuh.

Jakarta: Erlangga.

Shalfiah, Ramandita. “Peran Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Dalam Mendukung Program-Program Pemerintah Kota Bontang”, dalam Jurnal

Ilmu Pemerintahan, Volume 1 No. 3 Maret 2013.

Siagian, P. Sondang. (2007). Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sofanudin, Aji. “Aktivitas Keagamaan Siswa dan Jaringan Mentoring Rohis SMA

Negeri Di Kabupaten Sukoharjo”. Dalam jurnal SMaRT Volome 03 Nomor 01

Juni 2017.

Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Subandi. “Supervision Implementation In Management Quality: An Attempt to

Improve The Quality of Learning at Madrasah Aliyah Darul A’mal Metro”. In

Journal IPI State Islamic Institute of Raden Intan, Volume 1 No. 3 June 2015.

Page 97: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

77

Sule, T. Ernie dan Saefullah, Kurniawan. (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Tadjudin. “Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan”. Dalam jurnal Ta’allum

Volume 01 Nomor 02 Nomvember 2013.

Tafsir, Ahmad. (2009). Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. (2014). Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung: PT.

Rosdakarya.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar

Grafika.

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: PT Rajargafindo Persada.

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar

(Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Yani, Zulkarnain. “Bacaan Keagamaan Aktivis Rohis; Studi Kasus di SMA Negeri

3 dan 4 Kota Medan”, dalam Jurnal Edukasi, Volume 12 No. 3 September-

Desember 2014.

Zaman, Badrus. “Pelaksanaan Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS)

dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas X di SMA Negeri 3

Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016”. Dalam jurnal Inspirasi Volume 01 Nomor

01 Januari-Juni 2017.

Wawancara

Muhroj, Ahmad. Kepala SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 2 April 2018.

Kantor Kepala Sekolah.

Mashuri. Guru Pembina Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 2 April

2018. Ruang Guru.

Sudarto, Sapto. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Al Amanah Kota

Tangerang Selatan. 4 April 2018. Ruang Wakil Kepala Sekolah.

Selfi, Ayudia. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 April

2018. Ruang Guru.

Iqbal, Muahmmad. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 April

2018. Ruang Guru.

Page 98: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

78

Ramadhani, Annisa. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6

April 2018. Ruang Guru.

Erlangga, Rizqi. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 April

2018. Ruang Guru.

Page 99: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

79

Page 100: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 101: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Lampiran 1

UJI REFERENSI

Nama : Dede Munandar

NIM :21160181000025

Judul Tesis : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohis di SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan.

I No. Indentitas Buku, Jurnal. Tesis, dan Lainnya. p Pt1~~abf.

". . em(fm mg

1 Aedi, Nur. (2016). Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. AI Y ogyakarta: Gosyen Publishing.j '\. Apriliani, Ismi dan Gazali, Hatim. "Toleransi Remaja! \ Islam kepada Pemeluk Agama yang Berbeda: Studi·

2 Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) SMA di Bekasi, I i Jawa Barat". Dalam jumal At Tarbawi Volume 01 Nomor /

01 Januari-Juni 2016. Danim, Sudarman dan Supamo. (2009). Manajemen dan )

3 Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. ~

! Jakarta: Adi Mahasatya. Il\

· 4 Danim, Sudarwan dan Khairil, H. (2011). Profest III Kependidikan. Bandung: Alfabeta. /I

· 5 Darajat, Zakiyah. (1994). Remaja, Harapan dan ~ I

I Tantangan. Jakarta: CV. Ruhma. /1 Ekosiswoyo, Rasdi. "Kepemimpinan Kepala Sekolah yang • \

6 Efektif Kunci Pencapaian Kualitas Pendidikan". Dalam • / jumalIlmu Pendidikan Jilid 14 Nomor 02 Juni 2017. I

i 7 Fajar, A. Malik. (2005). Holistika Pemiki;an Pendidikan. ! \

· Jakarta: Raja Grafindopersada. ) • Fatimatuzzohrah... Kepemimpihan Kepala Sekolah dalam \ ") i

! 8 Mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah Mataram. Tests. Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahihm, 2010. J \

· 9 Fattah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen • i

I Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. I Habibullah, Achmad. "Sikap Sosial Keagamaan Rohis di ~' i 10 SMA pada Delapan Kota Di Indonesia", dalam Jurnal )

Edukasi, Volume 12 No.3 September-Desember 2014.

• 1~ ~;~~~S~~e;s2~._~_a~)· _O_ton..o._mi Pendidikan. Jakarta: Raja ..1\

Page 102: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

I Paraf ! No. Indentitas Buku, Jurnal, Tesis, dan Lainnya.

Pembimbing

Hamdi, Imam. (2017). Wahid Foundation Lebih dart 60

1persen Aktivis Rohis Slap Jihad. 12 https:llnasional.tempo.co/read/847299/wahid-foundation­

lebih-60-persen-aktivis-rohis-siap-jihad (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)

13 Hasibuan, S.P, Malayu. (2016). Manajemen; Dasar. ~ Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Hoy, K. Wayne dan Miskel, G. Cecil. (2014). Administrasi

14 Pendidikan; Teort, Riset, dan Praktik. Y ogyakarta: U Pustaka Pelajar.

15 ImIOn, Ali. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis

I \

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

16 Imron, Ali. (2013). Proses Manajemen Tingkat Satuan ,/Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Iswanto, Agus. "Literatur Keagamaan Aktivis Rohani \

17 Islam Di SMA; Studi Kasus Di Kota Serang Provinsi Banten", dalam Jurnal Edukasi, Volume 13 No. 3 /Desember 2015.

.II

Jalaluddin. (2008). Psikologi Agama (Memahami Perilaku \ 0 18 Keagamaan dengan Mengasplikasikan Prinsip-prinsip

Psikologi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. n,) 19 Kasan, Tholib. (2007). Teori dan Aplikasi Pendidikan. · / }

Jakarta: Studia Press. . \ (

20 Kemdikbud (2010). Permendiknas No. 28 tentang Standar (\),Kepala Sekolah

21 Kemedikbud. (2013). Permendikbud NomoI' 18A Tahun \ 2013 tentang Implementasi Kurikulum. \ )

22 Kementerian Agama RL (2015). Panduan Eksifakurikuler

~i Rohani Islam (Rohis). Jakarta: Direktorat Pais.

I 23 Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. ../ \ Bandung: Pustaka Setia. r

24 Manullang, M. (2015). Dasar-dasar Manajemen. \! Y ogyakarta: Gajah Mada University Press. 1'\

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. (2013). ./) \ 25 Analisa Data Kualitatif, (diterjemahkan oleh Tjetjep

Rohendi Rohidi). Jakarta: UI Press. \ n . 26

Moleong, Lexy J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. \ J

i Bandung: PT. Remaj a Rosdakarya. fll

I 27 Mulyasa, E. (2011). Manajemen dan Kepemimpinan V \ KepaZa Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. ~

\

Page 103: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

No. Indentitas Buku, Jurnal, Tesis, dan Lainnya. Paraf

Pembimbing ~

28 Musfah, Jejen. (2015). Manajemen Pendidikan; Teori, v1Kebijakan & Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group. Musfah, Jejen. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan; VI

29 Mengurai Krisis Karakter Bangsa. Jakarta: Prenadamedia ~ Group. Ngaidin. Implementasi Pendidikan Karakter melalui 1\kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dan

30 Kegiatan Pembiasaan Keagamaan SMA Negeri Kota /Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Pascasarjana lAIN Salatiga, 2017. Noer, Ali, dkk. "Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam

31 (ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan /Siswa di SMK Thnu Taimiyah Pekanbaru". Dalam jumal Al Thariqah Volume 02 Nomor 01 Juni 2017.

32 Nurochim. (2016). Administrasi Pendidikan. Bekasi:

~Granata Publishing. ~

33 Robbins, P. Stephen, dan Coulter, Mary. Management

~(Elevent Edition). New Jersey: Pearson. Sa'ud, Saifudin, Udian. (2006). Perencanaan Pendidikan; ~

34 Suatu Pendekatan KomprehensiJ. Bandung: Remaja ./ i Rosdakarya.

Samsirin. "Konsep Manajemen Pengawasan Dalam \ J

35 Pendidikan Islam". Dalam jumal At-Ta'dib Volome 10 / i Nomor 02 Juni 2015.

I Santrock, John W. (2007). Child Development, elevent j\

36 edition. Diterjemahkan oleh Mila Rachmawati da11 Anna ./Kuswanti, Perkembangan Anak. Edisi Ketujuh. Jakarta:

i Erlangga. i

Shalfiah, Ramandita. "Peran Pemberdayaan Dan . Kesej ahteraan Keluarga (PKK) Dalam Mendukung 1/

37 Program-Program Pemerintah Kota Bontang", dalam / Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 1 No.3 Maret 2013. \ 0

38 Siagian, P. Sondang. (2007). Fungsi-fungsi Manajerial. .-/Jakarta: PT. Bumi Aksara.

" Sofanudin, Aji. "Aktivitas Keagamaan Siswa dan Jaringan 11

39 Mentoring Rohis SMA Negeri Di Kabupaten Sukoharjo". Dalamjumal SMaRT Volome 03 NomorOI Juni 2017.

/

Page 104: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

No. Indentitas Buku, Jurnal, Tesis, dan Lainnya. Paraf Perbirnbing

40 Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: ~ Penerbit Erlangga. II

Sule, T. Ernie dan Saefullah, Kurniawan. (2008). \ I) 41 Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenadamedia /

Group. Tadjudin. "Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan".

J 42 Dalamjurnal Ta'allum Volume 01 Nomor 02 Nomvember ./

2013. 44 ! Tafsir, Ahmad. (2009). Materi Pendidikan Agama Islam. )Bandung: PT. Rosdakarya. ()

45 Tafsir, Ahmad. (2014). Ilmu Pendidikan dalam Prespektif II Islam. Bandung: PT. Rosdakarya. ():,;

46 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 j , Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika. 1..-"

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah; )47 Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT

Rajargafindo Persada. ~ Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam /

48 Organisasi Pembelajar (Learning Organization). ! /

Bandung: Alfabeta. \ Yani, Zulkarnain. "Bacaan Keagamaan Aktivis Rohis; \ U Studi Kasus di SMA Negeri 3 dan 4 Kota Medan", dalam

49 Jurnal Edukasi, Volume 12 No.3 September-Desember ./2014. ,

Zaman, Badrus. "Pelaksanaan Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan Kecerdasan

50 Spiritual Siswa Ke1as X di SMA Negeri 3 Boyolali Tahun /1Ajaran 2015/2016". Dalam jurnal Inspirasi Volume' 01 Nomor 01 Januari-Juni 2017. A

51 Muhroj, Ahmad. Kepala SMK Al Amanah Kota Tangerang )Selatan. 2 April 2018. Kantor Kepala Sekolah. ./' A Mashuri. Guru Pembina Rohis SMK Al Amanah Kota )

52 Tangerang Selatan. 2 April 2018. Ruang Guru. I

Sudarto, Sapto. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan ~ \

53 SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 4 April 2018. Ruang Wakil Kepala Sekolah /

54 Selfi, Ayudia. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota

\Tangerang Selatan. 6 April 2018. Ruang Guru.

Page 105: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

No. Indentitas Buku, Jurnal, Tesis, dan Lainnya. Paraf Perbimbing

I

.

i I

55

56

57

Iqbal, Muahmmad. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 April 2018. Ruang Guru. Ramadhani, Annisa. Anggota Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 April 2018. Ruang Guru. Erlangga, Rizqi. Anggota Rohis SAlK Al Amanah Kota Tangerang Selatan. 6 Apri1 2018. Ruang Guru.

!}

/

y

~

1

\

\

.. "

Page 106: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI

Judul Penelitian : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani

Islam (ROHIS)

Tempat Penelitian : SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

Hari, Tanggal :

NO ELEMEN PENELITIAN CHECKLIST

ADA TIDAK

1. Data letak geografis sekolah

2. Data sejarah pendirian sekolah

3. Visi dan misi sekolah

4. Data struktur organisasi sekolah

5. Data tentang tenaga pendidik

6. Data tentang peserta didik

7. Data tentang jadwal kegiatan

8. Data keadaan sarana dan prasarana sekolah

9. Data program kerja kepala sekolah

10. Data tentang pengawasan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS

11. Data struktur kepengurusan ekstrakurikuler ROHIS

12. Data tentang Materi esktrakurikuler ROHIS

13. Data tentang prestasi yang diraih ekstrakurikuler ROHIS

14. Data tentang keanggotaan esktrakurikuler ROHIS

Page 107: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN OBSERVASI

Judul Penelitian : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani

Islam (ROHIS)

Tempat Penelitian : SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Observasi :

NO ELEMEN

PENELITIAN

PERNYATAAN/

KRITERIA

PENILAIAN KETERANGAN

4 3 2 1

1. Letak Sekolah Mudah terjangkau

dan strategis

2.

Kondisi fisik bangunan

sekolah dan sarana

prasarana pendukung

proses belajar mengajar

- Bangunan kokoh

dan luas;

- Sarana prasarana

lengkap,

mendukung

dalam kondisi

baik.

3. Proses pembelajaran

secara umum

- Interaksi guru

dan siswa bersifat

formal;

- Memiliki jadwal

kegiatan

pembelajaran

rutin.

4.

Aktivitas proses

pengawasan Kepala

Sekolah terhadap

kegiatan ekstrakurikuler

ROHIS

- Manajemen

Kesiswaan yang

baik oleh Kepala

Sekolah

- Aktivitas Kepala

Sekolah dalam

pengawasan

dimulai dari

Perencanaan

Program sampai

Evaluasi Program

5.

Kelengkapan dokumen

pendukung program

pengawasan Kepala

Sekolah terhadap

kegiatan ekstrakurikuler

ROHIS

Dokumen

perencanaan dan

pendukung

program

pengawasan Kepala

Sekolah terhadap

kegiatan

ekstrakurikuler

ROHIS

6. Aktivitas kegiatan - Aktivitas

Page 108: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

ekstrakurikuler ROHIS interaksi anggota

ROHIS dengan

warga sekolah;

- Siswa memiliki

semangat dan

kecintaan dalam

mengikuti

kegiatan ROHIS;

- Siswa mengikuti

pembelajaran

ROHIS dengan

aktif, tertib dan

displin.

7.

Kelengkapan dokumen

pendukung kegiatan

ekstrakurikuler ROHIS

- Memiliki jadwal

kegiatan ROHIS;

- Memiliki

kurikulum/

materi yang

berkaitan dengan

ROHIS;

- Memiliki

Pembina/

pengajar khusus

pengembangan

ROHIS.

8.

Teknik pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap

ekstrakurikuler ROHIS

Teknik pengawasan

yang digunakan

bervariasi, dapat

meningkatkan

semangat aktivitas

anggota

ekstrakurikuler

ROHIS

9.

Media yang digunakan

dalam proses

pengawasan Kepala

Sekolah terhadap

ekstrakurikuler ROHIS

- Terdapat buku

pedoman

pengawasan

- Media

pengawasan yang

digunakan

10.

Tindak lanjut program

pengawasan Kepala

Sekolah terhadap

ekstrakurikuler ROHIS

- Terdapat laporan

kegiatan

ekstrakurikuler

ROHIS;

- Rekomendasi

hasil laporan

pengawasan

11. Situasi dan kondisi Situasi dan kondisi

Page 109: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

lingkungan sekolah lingkungan sekolah

yang aman,

nyaman, dan

mendukung

terciptanya proses

pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif,

dan menyenangkan.

Keterangan Kriteria Penilaian:

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

Page 110: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Apa saja program kerja tahunan kepala sekolah pada tahun ajaran ini?

2. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

3. Adakah program pengawasan khusus untuk ekstrakurikuler Rohis?

4. Bagaimana proses penyusunan program pengawasan terhadap Rohis?

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan terhadap Rohis

tersebut?

7. Mengenai materi yang akan disampaikan kepada anggota Rohis, bagaimana

cara pembuatan materi tersebut?

8. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan terhadap

Rohis tersebut?

9. Apa yang Bapak lakukan ketika terjadi hambatan implementasi program

pengawasan tersebut?

10. Apa saja faktor pendukung program pengawasan terhadap Rohis?

11. Bagaimana bentuk laporan pengawasan yang telah dilaksanakan?

12. Adakah umpan balik dari terhadap hasil laporan pengawasan?

13. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

14. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

15. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

16. Adakah bentuk kerjasama dengan pihak luar guna melakukan pengawasan

kegiatan Rohis?

Page 111: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KESISWAAN

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Adakah program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis?

3. Apakah kepala sekolah mengajak Bapak guna menyusun program

pengawasan tersebut?

4. Bagaimana cara kepala sekolah menyusun program pengawasan terhadap

Rohis?

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis tersebut?

7. Siapa yang membuat materi kegiatan untuk anggota Rohis?

8. Apakah Bapak pernah menganalisis materi kegiatan Rohis?

9. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis tersebut?

10. Apakah Bapak ikut menyelesaikan hambatan tersebut?

11. Apa saja faktor pendukung program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis?

12. Apakah bapak membuat laporan pengawasan kepada kepala sekolah terhadap

program yang telah dilaksanakan?

13. Bagaimana umpan balik dari kepala sekolah terhadap hasil laporan

pengawasan?

14. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

15. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

16. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

17. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

Page 112: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

GURU PEMBINA ROHIS

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Adakah program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis?

3. Apakah kepala sekolah mengajak Bapak guna menyusun program

pengawasan tersebut?

4. Bagaimana cara kepala sekolah menyusun program pengawasan terhadap

Rohis?

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Mengenai materi yang akan disampaikan kepada anggota Rohis, bagaimana

Bapak menyusun atau membuat materi tersebut?

7. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis tersebut?

8. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis tersebut?

9. Apakah Bapak ikut menyelesaikan hambatan tersebut?

10. Apa saja faktor pendukung program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis?

11. Apakah bapak membuat laporan pengawasan kepada kepala sekolah terhadap

program yang telah dilaksanakan?

12. Bagaimana umpan balik dari kepala sekolah terhadap hasil laporan

pengawasan?

13. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

14. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

15. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

16. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

Page 113: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

ANGGOTA ROHIS

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Apakah kepala sekolah pernah melakukan pengawasan pada saat kegiatan

Rohis?

3. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan pengawasan?

4. Apakah kepala sekolah pernah mengajak diskusi mengenai materi kegiatan

Rohis?

5. Apakah kepala sekolah selalu berinteraksi dengan ramah kepada anggota

Rohis?

6. Dengan adanya pengawasan kepala sekolah, apakah merasa terganggu ketika

melaksanakan kegiatan Rohis?

7. Bagaimana kesan selama mengikuti kegiatan Rohis di sekolah?

8. Apa saja program Rohis yang saat ini dilaksanakan?

9. Sejauh mana peran Rohis dalam peningkatan pemahaman ilmu agama Islam?

10. Apakah pernah mendengar tentang gerakan Radikalisme?

11. Bagaimana tanggapan kamu terhadao gerakan Radikalisme?

12. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

Page 114: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto 1: Wawancara dengan

Anggota Rohis Putera. Foto 2: Wawancara dengan

Anggota Rohis Puteri.

Foto 3: Wawancara dengan Wakil

Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

Foto 4: Wawancara dengan

Kepala Sekolah dan Guru.

Page 115: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Foto 5: Kegiatan Bakti Sosial

yang di Inisiasi oleh Rohis.

Foto 6: Panitia Kegiatan PHBI

Foto 7: Kegiatan Dhuha dan

Dzikir Bersama.

Foto 8: Anggota Rohis Menjadi

Juara dalam Ajang MTQ.

Foto 9: Anggota Rohis yang Mengikuti Kemah

Rohis Tk. Nasional

Page 116: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

HASIL OBSERVASI

Judul Penelitian : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani

Islam (ROHIS)

Tempat Penelitian : SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Observasi : 9 April 2018

NO ELEMEN

PENELITIAN

PERNYATAAN/

KRITERIA

PENILAIAN KETERANGAN

4 3 2 1

1. Letak Sekolah Mudah terjangkau

dan strategis √

Mudah ditemukan

lokasinya melalui

aplikasi GPS maupun

bertanya kepada

masyarakat sekitar

sekolah dan tidak jauh

dari jalan raya.

2.

Kondisi fisik

bangunan sekolah

dan sarana

prasarana

pendukung proses

belajar mengajar

- Bangunan kokoh

dan luas;

- Sarana prasarana

lengkap,

mendukung

dalam kondisi

baik.

Mempunyai Gedung

yang luas, indah dan

nampak kokoh.

Memiliki ruang kelas

dan prasarana lainya

seperti mushola,

laboratorium, lapangan

olahraga, dan

perpustakaan yang

nyaman dalam

mendukung proses

pembelajaran.

3.

Proses

pembelajaran

secara umum

- Interaksi guru

dan siswa

bersifat formal;

- Memiliki jadwal

kegiatan

pembelajaran

rutin.

Guru memberikan

pembelajaran yang baik

kepada siswa. Terjadi

interaksi saat proses

pembelajaran di kelas

maupun ketika di luar

kelas.

Tersedia jadwal

pembelajaran yang

sesuai dengan

kompetensi keahlian

para guru.

Dukungan media

pembelajaran yang

disiapkan oleh guru

membuat pembelajaran

tidak berjalan secara

monoton.

Page 117: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

4.

Aktivitas proses

pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis

- Manajemen

Kesiswaan yang

baik oleh Kepala

Sekolah

- Aktivitas Kepala

Sekolah dalam

pengawasan

dimulai dari

Perencanaan

Program sampai

Evaluasi

Program

Kepala sekolah

berinteraksi dengan

siswa dan memberikan

motivasi belajar saat

bertemu di luar

pembelajaran.

Kepala sekolah

berkoordinasi dengan

wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan

terutama kegiatan

ekstrakurikuler.

Kepala sekolah

melakukan pengawasan

secara langsung, dalam

bentuk berinteraksi

dengan siswa yang

sedang melaksanakan

ekstrakurikuler,

membuat Analisa

laporan Pembina

ekstrakurikuler setiap

bulan.

5.

Kelengkapan

dokumen

pendukung

program

pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis

Dokumen

perencanaan dan

pendukung

program

pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis

Masih belum

terinventarisir dengan

baik setiap dokumentasi

berkaitan dengan

program pengawasan

kepala sekolah.

6.

Aktivitas kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis

- Aktivitas

interaksi

anggota Rohis

dengan warga

sekolah;

- Siswa memiliki

semangat dan

kecintaan dalam

mengikuti

kegiatan Rohis;

- Siswa mengikuti

pembelajaran

Rohis dengan

aktif, tertib dan

displin.

Siswa atau anggota

Rohis merasa nyaman

dengan adanya kegiatan

yang diselenggaran oleh

Rohis.

Interaksi antar anggota

Nampak berjalan

dengan baik, begitu juga

interaksi dengan

Pembina Rohis.

Anggota Rohis terlihat

antusias mengikuti

kegiatan Rohis dan

tidak merasa diawasi

oleh pihak sekolah.

Page 118: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

7.

Kelengkapan

dokumen

pendukung

kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis

- Memiliki jadwal

kegiatan Rohis;

- Memiliki

kurikulum/

materi yang

berkaitan

dengan Rohis;

- Memiliki

Pembina/

pengajar khusus

pengembangan

Rohis.

Sudah tersedia jadwal

kegiatan Rohis berserta

program kerja Rohis

selama satu tahun ke

depan.

Mempunyai daftar

materi kegiatan Rohis

yang sudah di susun

oleh Pembina Rohis.

Kemampuan Pembina

Rohis terlihat

menguasai materi yang

berkaitan dengan ilmu

agama dan

pengembangan diri

siswa serta tidak

mengajarkan paham

tentang radikalisme.

8.

Teknik

pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap

ekstrakurikuler

Rohis

Teknik

pengawasan yang

digunakan

bervariasi, dapat

meningkatkan

semangat aktivitas

anggota

ekstrakurikuler

Rohis

Kepala sekolah

melakukan observasi

langsung kepada

anggota Rohis saat

berlangsungnya

kegiatan.

Kepala sekolah meminta

Pembina Rohis

membuat laporan hasil

kegiatan selama satu

bulan.

Kepala sekolah

membuat forum diskusi

jika ada masalah yang

berkaitan dengan Rohis

yang dihadiri Wakil

Kesiswaan, guru, dan

Pembina Rohis.

Kepala sekolah

melakukan wawancara

ysng bersifat non formal

kepada anggota Rohis.

9.

Media yang

digunakan dalam

proses pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap

ekstrakurikuler

Rohis

- Terdapat buku

pedoman

pengawasan

- Media

pengawasan

yang digunakan

Sudah terdapat pedoman

pengawasan namun

dalam aspek inventarisir

dokumen hasil belum

tersimpan rapih, dan

media yang digunakan

sudah cukup baik pada

proses pengawasan.

Page 119: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

10.

Tindak lanjut

program

pengawasan

Kepala Sekolah

terhadap

ekstrakurikuler

Rohis

- Terdapat laporan

kegiatan

ekstrakurikuler

Rohis;

- Rekomendasi

hasil laporan

pengawasan

Terdapat laporan

pengawasan dari

Pembina Rohis dan

Wakil bidang kesiswaan

mengenai kegiatan

ekstrakurikuler setiap

bulan. Kemudian,

Kepala sekolah

melakukan diskusi guna

menindak lanjuti

mengenai laporan

tersebut.

Kepala sekolah

membrikan catatan

khusus jika terjadi

masalah dan mencoba

mengatasi permasalahan

yang ada.

11.

Situasi dan kondisi

lingkungan

sekolah

Situasi dan

kondisi

lingkungan

sekolah yang

aman, nyaman,

dan mendukung

terciptanya proses

pembelajaran

aktif, inovatif,

kreatif, dan

menyenangkan.

Kondisi sekolah terasa

nyaman dan ramah. Hal

tersebut karena

dipengaruhi lokasi yang

berdekatan dengan

pondok pesantren,

sehingga kondisi

lingkungan kondusif

untuk pembelajaran.

Keterangan Kriteria Penilaian:

4 = Sangat Baik

3 = Baik

2 = Kurang

1 = Sangat Kurang

Page 120: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

HASIL STUDI DOKUMENTASI

Judul Penelitian : Program Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Rohani

Islam (Rohis)

Tempat Penelitian : SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

Hari, Tanggal : 9 April 2018

NO ELEMEN PENELITIAN CHECKLIST

ADA TIDAK

1. Data letak geografis sekolah √

2. Data sejarah pendirian sekolah √

3. Visi dan misi sekolah √

4. Data struktur organisasi sekolah √

5. Data tentang tenaga pendidik √

6. Data tentang peserta didik √

7. Data tentang jadwal kegiatan √

8. Data keadaan sarana dan prasarana sekolah √

9. Data program kerja kepala sekolah √

10. Data tentang pengawasan kegiatan ekstrakurikuler Rohis √

11. Data struktur kepengurusan ekstrakurikuler Rohis √

12. Data tentang Materi esktrakurikuler Rohis √

13. Data tentang prestasi yang diraih ekstrakurikuler Rohis √

14. Data tentang keanggotaan esktrakurikuler Rohis √

Page 121: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

KEPALA SEKOLAH

A. Indentitas Narasumber

Nama : Drs. Ahmad Muhroj

Tanggal Wawancara : 2 April 2018 (09.10 – 11.00 WIB)

Tempat : Ruang Kepala SMK Al Amanah Kota Tangsel

B. Daftar Pertanyaan

1. Apa saja program kerja tahunan kepala sekolah pada tahun ajaran ini?

Jawab:

2. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

Jawab: Rohis merupakan kegiatan pengembangan diri siswa di SMK Al

Amanah Kota Tangerang Selatan dan juga sebagai wadah berorganisasi para

siswa yang bergerak dalam bidang dakwah Islam, dalam lingkup sekolah.

Keberadaan Rohis sangat membantu terwujudnya siswa yang berkarakter

melalui berbagai kegiatan keagamaan yang menjadi program kerjanya.

Rohis di SMK Al Amanah juga berperan dalam penanaman nilai-nilai

karakter Islam dalam membentuk siswa berkarakter mulia, serta menciptakan

suasana dan lingkungan sekolah yang religious dengan menanamkan nilai-

nilai karakter Islam dengan memberlakukan kebiasaan-kebiasaan untuk

melaksanakan ajaran Islam. Tujuannya ialah agar para siswa terbiasa

melaksanakannya dengan penuh kesadaran nilai-nilai yang terkandung di

dalam pembiasaan yang diterapkan dapat terinternalisasi ke dalam diri siswa.

Mengenai program-program Rohis saat ini, yaitu melaksanakan shalat Dhuha

bersama, shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah, tadarus al Qur’an, peringatan

Pekan Hari Besar Islam, muhadharah, santunan anak yatim.

3. Adakah program pengawasan khusus untuk ekstrakurikuler Rohis?

Jawab: Saya melakukan pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler ada

dua cara yaitu, pertama dengan melihat kegiatan esktrakurikuler secara

langsung untuk memastikan kegiatan ini terlaksana. Kedua, dengan cara

mengecek laporan bulanan dari Pembina ekstrakurikuler, apakah terlaksana

kegiatan ini dan bagaimana perkembangannya dan jadwal kegiatan ini saya

susun bersama guru Pembina. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yaitu

khusus hari Kamis. Selanjutnya, jika ada guru Pembina Rohis atau bahkan

pembina ekstrakuriuler lainnya, yang tidak disiplin biasanya saya

menghampiri terkadang memanggil secara individu, menegur dengan sopan,

Page 122: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

memberikan nasehat dan akan saya ingatkan lagi pada rapat bulanan

sekaligus mengevaluasi program.

4. Bagaimana proses penyusunan program pengawasan terhadap Rohis?

Jawab: Iya, karena kegiatan ekstrakurikuler ini adalah sejenis kurikulum

pengembangan diri tentunya saya tidak bisa bekerja atau mengawasi secara

terus-menerus untuk itu pendelegasian, ini sangat membantu saya dalam

melakukan pengawasan dan itu sangat penting menurut saya membentuk

organisasi dan penanggung jawab kegiatan ini.

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan terhadap Rohis

tersebut?

7. Mengenai materi yang akan disampaikan kepada anggota Rohis, bagaimana

cara pembuatan materi tersebut?

8. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan terhadap

Rohis tersebut?

9. Apa yang Bapak lakukan ketika terjadi hambatan implementasi program

pengawasan tersebut?

10. Apa saja faktor pendukung program pengawasan terhadap Rohis?

11. Bagaimana bentuk laporan pengawasan yang telah dilaksanakan?

12. Adakah umpan balik dari terhadap hasil laporan pengawasan?

13. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

14. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

15. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

16. Adakah bentuk kerjasama dengan pihak luar guna melakukan pengawasan

kegiatan Rohis?

Page 123: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KESISWAAN

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Adakah program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis?

3. Apakah kepala sekolah mengajak Bapak guna menyusun program

pengawasan tersebut?

4. Bagaimana cara kepala sekolah menyusun program pengawasan terhadap

Rohis?

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis tersebut?

Jawab: Kepala sekolah melihat secara langsung dan meminta laporan

terhadap kegiatan ini ditanyakan pada rapat bulanan.

7. Siapa yang membuat materi kegiatan untuk anggota Rohis?

8. Apakah Bapak pernah menganalisis materi kegiatan Rohis?

9. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis tersebut?

10. Apakah Bapak ikut menyelesaikan hambatan tersebut?

11. Apa saja faktor pendukung program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis?

12. Apakah bapak membuat laporan pengawasan kepada kepala sekolah terhadap

program yang telah dilaksanakan?

13. Bagaimana umpan balik dari kepala sekolah terhadap hasil laporan

pengawasan?

14. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

15. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

16. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

Page 124: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

17. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

PEDOMAN WAWANCARA

GURU PEMBINA ROHIS

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Adakah program pengawasan kepala sekolah terhadap Rohis?

3. Apakah kepala sekolah mengajak Bapak guna menyusun program

pengawasan tersebut?

4. Bagaimana cara kepala sekolah menyusun program pengawasan terhadap

Rohis?

5. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan program pengawasan terhadap

Rohis?

6. Mengenai materi yang akan disampaikan kepada anggota Rohis, bagaimana

Bapak menyusun atau membuat materi tersebut?

7. Bagaimana tahap implementasi program pengawasan kepala sekolah

terhadap Rohis tersebut?

Jawab: Kepala sekolah tidak melakukan penggunaan angket dan tidak ada

meminta kebutuhan siswa tentang kegiatan eskul atau berdialog dengan

siswa tentang kebutuhan mereka hanya semata-mata kebijakan yang dilakuka

oleh sekolah. Kepala sekolah melakukan pengawasan ketika kegiatan

dilaksanakan karena hari Kamis tersebut tidak ada kegiatan lain hanya khusus

kegiatan Rohis, karena itu beliau bisa melakukan pengawasan kalau tidak ada

kegiatan dinas di luar sekolah

8. Adakah hambatan pada tahap implementasi program pengawasan kepala

sekolah terhadap Rohis tersebut?

Jawab: Kepala sekolah akan menegur dan mengingatkan jika melihat guru

tidak disiplin atau penyimpangan lainnya secara individu. Biasanya beliau

menanyakan kenapa kegiatan esktrakurikuler ini kurang berjalan, dan beliu

tanyakan sebabnya. Seperti kemarin ini ada sarana ekstrakurikuler yang

mengalami kerusakan sehingga Pembina ektrakuriler ini tidak melatih ketika

Page 125: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

jam eskul, kepala sekolah menghampiri, setelah melihat hal ini beliau

menyuruh memanggil tukang untuk memperbaiki..

9. Apakah Bapak ikut menyelesaikan hambatan tersebut?

Jawab: Kepala sekolah memberikan wewenang penuh kepada Pembina

ekstrakurikuler seperti saya, Pembina Rohis untuk melakukan pengawasan

terhadap kegiatan ini, pembina ekstrakurikuler melakukan tugas yang

diberikan kepala sekolah dan beliau mengontrol lewat laporan yang diberikan

guru Pembina ekstrakurikuler.

10. Apa saja faktor pendukung program pengawasan kepala sekolah terhadap

Rohis?

11. Apakah bapak membuat laporan pengawasan kepada kepala sekolah terhadap

program yang telah dilaksanakan?

12. Bagaimana umpan balik dari kepala sekolah terhadap hasil laporan

pengawasan?

13. Bagaimana pendapat bapak tentang Islam Radikal?

14. Adakah anggota Rohis atau siswa di sekolah ini yang pernah atau sedang

mengikuti gerakan Radikalisme?

15. Bagaimana peranan orang tua atau masyarakat terkait kegiatan Rohis di

sekolah ini?

16. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

Page 126: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

PEDOMAN WAWANCARA

ANGGOTA ROHIS

A. Indentitas Narasumber

Nama : ……………………………….

Tanggal Wawancara : ……………………………….

Tempat : ……………………………….

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana kegiatan Rohis di sekolah ini?

2. Apakah kepala sekolah pernah melakukan pengawasan pada saat kegiatan

Rohis?

3. Bagaimana cara kepala sekolah melakukan pengawasan?

4. Apakah kepala sekolah pernah mengajak diskusi mengenai materi kegiatan

Rohis?

5. Apakah kepala sekolah selalu berinteraksi dengan ramah kepada anggota

Rohis?

6. Dengan adanya pengawasan kepala sekolah, apakah merasa terganggu ketika

melaksanakan kegiatan Rohis?

7. Bagaimana kesan selama mengikuti kegiatan Rohis di sekolah?

8. Apa saja program Rohis yang saat ini dilaksanakan?

9. Sejauh mana peran Rohis dalam peningkatan pemahaman ilmu agama Islam?

10. Apakah pernah mendengar tentang gerakan Radikalisme?

11. Bagaimana tanggapan kamu terhadao gerakan Radikalisme?

12. Adakah upaya kepala sekolah untuk kerjasama dengan pihak luar guna

melakukan pengawasan kegiatan Rohis?

Page 127: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Program Kerja Rohis SMK Al Amanah Kota Tangerang Selatan

Program Kerja Rohis Jangka Pendek:

Jenis Kegiatan Deskripsi Tujuan

Tahsin dan Tadarus

Al Qur’an

Berisi kegiatan belajar

membaca al Qur’an dengan

baik dan benar. Serta

mendengarkan kajian yang

berisi pelajaran ilmu

Aqidah, Akhlak, Kisah,

Fiqih ataupun Tafsir

Qur’an.

Anggota Rohis bisa

membaca al Qur’an

dengan baik dan benar

serta mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-

hari. Dan mendapatkan

ilmu yang jarang

didapatkan dipelajaran

sekolah.

ODOL (One Day One

Lembar)

Kegiatan pembiasaan

membaca al-Qur’an 1 hari 1

lembar

Agar anggota Rohis

SMK Al Amanah Kota

Tangsel terbiasa bersama

al Qur’an, belajar

mencintai dan

memahami isi al Qur’an

dimulai dari pembiasaan

sederhana. Serta anggota

bisa menjadi suri

tauladan bagi siswa-siswi

yang tidak pernah

membaca al Qur’an.

Rohis GO! Kegiatan di akhir bulan

yang berisi mengunjungi

masjid terdekat untuk

mentoring, olahraga

bersama, mengikuti kajian

dari sekolah lain,

menjenguk anggota yang

tertimpa musibah

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel

mendapatkan suasana

belajar agama yang

menyenangkan dan

mudah namun tetap

dalam aturan syari’at.

Mengadakan

pembinaan tilawah al-

Qur’an

Kegiatan ini berisi

pembelajaran qira’at dan

menghapal al Qur’an

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel

dapat menghapal al

Qur’an dengan cara

mudah, dan belajar

melagamkan al Qur’an

dengan indah agar orang

lain yang mendengarnya

termotivasi.

Page 128: PROGRAM PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43658/3/DEDE MUNANDAR-FITK.pdf · serta melakukan observasi terhadap guru Pembina

Mengadakan

pelatihan public

speaking/muhadoroh

Berisi kegiatan pembinaan

cara berbicara didepan

umum,

ceramah/tausiyah/khutbah

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel

dapat tampil dimuka

umum dan mengamalkan

ilmu mereka dengan cara

Tausiyah

Mengadakan Bersih-

Bersih Musholla Rapi

Berisi kegiatan

membersihkan, mencuci

mukena, serta mengelola

musholla

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel

dapat mencintai

Musholla, menumbuhkan

rasa tanggung jawab dan

kerja sama

Program Jangka Panjang :

Jenis Kegiatan Deskripsi Tujuan

Merayakan Hari

Besar Islam

Kegiatan ini berisi tentang

pengadaan/perayaan hari

besar Islam. Contohnya :

Maulid Nabi Muhammad

SAW, Tahun Baru Islam,

Isra’ Miraj, Idul Adha,

dsb.

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel dapat

melestarikan budaya Islami

dan menumbuhkan rasa

tanggung jawab serta kerja

sama.

Mengadakan

seminar keIslaman

Berisi kegiatan membuat

seminar Islami yang

mengundang pembicara

dan ROHIS/ Murid dari

sekolah lain

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel dapat

belajar berkoordinasi

dengan baik, berkreatifitas,

juga agar SMK Negeri 2

dapat terkenal dengan citra

Islami yang baik.

Bakti Sosial Berisi kegiatan saling

membantu sesama

Anggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel

mempunyai jiwa empati

yang tinggi dan rasa saling

menyayangi sesama

Muslim.

LDKI (Latihan

Dasar

Kepemimpinan

Islam)

Berisi kegiatan pelatihan

kader-kader Muslim yang

cerdas dan berakhlak

mulia

Aggota Rohis SMK Al

Amanah Kota Tangsel dapat

menjadi pemimpin bagi

dirinya sendiri dan

pemimpin bagi orang

disekitarnya.