DESI KOMALASARI-FITK.pdf

135
WUJUD DAN MAKNA IMPERATIF DALAM BIOGRAFI JOKOWI SERTA PENERAPANNYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh DESI KOMALASARI NIM 1111013000059 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of DESI KOMALASARI-FITK.pdf

Page 1: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

WUJUD DAN MAKNA IMPERATIF DALAM BIOGRAFI

JOKOWI SERTA PENERAPANNYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI SMP

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

oleh

DESI KOMALASARI

NIM 1111013000059

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 3: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 4: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 5: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 6: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

i

ABSTRAK

Desi Komalasari (1111013000059). “Wujud dan Makna Imperatif dalam

Biografi Jokowi serta Penerapannya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di SMP.” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Pembimbing: Dr. Darsita S, M. Hum.

Wujud dan makna imperatif menggunakan ancangan sosiopragmatik harus

dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan makna imperatif yang terdapat dalam

biografi Jokowi, dan mendeskripsikan penerapan hasil temuan pada pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan ancangan sosiopragmatik dengan

penyajian data kualitatif deskriptif. Ancangan sosiopragmatik melibatkan kondisi-

kondisi dari ranah kemasyarakatan dan melibatkan berbagai konteks yang bersifat

sosial dan kultural.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam ranah sosial yang

ditemukan dalam biografi Jokowi. Keenam ranah sosial tersebut adalah ranah

keluarga, ranah tempat kerja, ranah pemerintahan, ranah ekonomi, ranah pilkada, dan

ranah pemilu. Dari enam ranah sosial tersebut, ditemukan sebanyak lima puluh

delapan wujud tuturan imperatif dan sebelas makna sosiopragmatik imperatif. Sebelas

macam makna imperatif tersebut diantaranya (a) makna imperatif ajakan, (b) makna

imperatif harapan, (c) makna imperatif larangan, (d) makna imperatif persilaan, (e)

makna imperatif suruhan, (f) makna imperatif umpatan, (g) makna imperatif perintah,

(h) makna imperatif permintaan, (i) makna imperatif bujukan, (j) makna imperatif

desakan, (k) makna imperatif imbauan.

Penelitian ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di SMP kelas 7 semester genap berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada aspek membaca. Dalam kurikulum tersebut, terdapat

Standar Kompetensi memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan

membaca memindai, dan Kompetensi Dasarnya adalah peserta didik diharapkan

mampu mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dalam buku biografi

yang dibaca secara intensif.

Kata kunci: wujud imperatif, makna imperatif, sosiopragmatik, biografi.

Page 7: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

ii

ABSTRACT

Desi Komalasari (1111013000059). “The Form and Meaning of The Imperatives

in Jokowi’s Biography and it’s Application for Indonesian Language and

Literature Education in Junior High School.” Departement of Education

Indonesian Language and Literature, Faculty of Education and Teaching Tarbiyah,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. Under the guidance: Dr.

Darsita S, M.Hum.

The form and meaning of the imperatives that use sociopragmatics approach

must associated with the background context of the utterance’s situation. This study

aims to describe the form and meaning of the imperatives which contained in

Jokowi’s biography and describe application of the form and meaning of imperatives

in learning Indonesian language and literature at school. The method that used in this

research is based on sociopragmatics approach with qualitative descriptive method

for data presentation. Sociopragmatics approach involving conditions of social

domain and involving various of contexts which have the social and cultural’s

qualities.

The result showed that there are six social’s domains in Jokowi’s biography.

The six kind of social’s domains are family’s domain, office’s domain,

administration’s domain, economy’s domain, election’s domain, and general

election’s domain. With these six social’s domains found that there are fifty eight and

eleven kinds of imperatives’s meaning. These eleven kinds of imperatives’s meaning;

include (a) the meaning of agitation’s imperative, (b) the meaning of hope’s

imperative, (c) the meaning of prohibition’s imperative, (d) the meaning of

permission’s imperative, (e) the meaning of order’s imperative, (f) the meaning of

aspersion’s imperative, (g) the meaning of command’s imperative, (h) the meaning of

demand’s imperative, (i) the meaning of persuasion’s imperative, (j) the meaning of

insistence’s imperative, (k) the meaning of appeal’s imperative.

This research can be apply in learning Indonesian language and literature at

school with students of 7th

grades in even semester based on KTSP’s curriculum with

reading aspect. In this curriculum could be found the standart’s competences:

comprehend write discourse by means of intensive reading activity and scanning, and

the based competence is students could be reveal submissive things from the figure

in the biography that they read intensively.

Keywords: form imperative, meaning imperative, sociopragmatics, biography.

Page 8: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dengan judul “Wujud

dan Makna Imperatif dalam Biografi Jokowi serta Penerapannya terhadap

Pembelajaran di Sekolah” dapat diselesaikan meskipun rintangan dan cobaan sempat

dialami penulis. Atas izin-Nya lah penulis diberikan kesempatan untuk bisa melalui

semua rintangan dan cobaan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sampakan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan kebaikan kepada seluruh

umatnya.

Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islan Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk para

pembacanya. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak. Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini sulit

untuk terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah mempermudah dan memperlancar proses

penyelesaian skripsi ini.

3. Dona Aji Karunia Putra MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia.

Page 9: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

iv

4. Dr. Darsita S, M.Hum., selaku dosen pembimbing penulis. Beliau dengan

sabar dan tulus meluangkan waktunya serta berbagi pemikirannya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses menyelesaikan

skripsi ini.

5. Dr. Nuryani, MA dan Dr. Hindun, M.Pd., selaku dosen penguji.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua (Bapak Noin dan Ibu Marsinah) penulis, berkat doa, didikan,

dukungan, dan kesabaran keduanya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

8. Purwo Sasmito yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan

dukungan kepada penulis ketika penulis hilang semangat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Maimunah dan Fenty Yanuati teman seperjuangan skripsi yang selalu

mendengarkan keluh kesah penulis, dan selalu memberikan semangat

kepada penulis agar tak lelah berjuang menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2011, khususnya kelas B yang telah membantu penulis. Tak lupa

pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah membantu dengan ikhlas demi

terwujudnya skripsi ini.

Jakarta, 13 April 2016

Penulis,

DK

Page 10: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………... i

ABSTRACT …………………………………………………………………..... ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………………….. 5

C. Batasan Masalah ………………………………………………………... 5

D. Rumusan Masalah ……………………………………………………..... 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………...... 6

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………….... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sosiopragmatik ……………………………………………………......... 7

1. Sosiolinguistik …………………………………………………….... 8

2. Pragmatik ……………………………………………………............ 9

B. Kalimat Imperatif ……………………………………………………...... 11

C. Wujud dan Makna Imperatif dalam Bahasa Indonesia …………………. 15

D. Ranah ……….……………………………………………………............ 23

E. Biografi ……….……………………………………………………........ 24

F. Penelitian Relevan …………………………………………………….... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian …………………………………………………..... 32

Page 11: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

vi

B. Metode Penelitian ……….……………………………………................. 32

C. Ruang Lingkup Penelitian .……………………………………................. 32

D. Objek Penelitian ……….…………………………………….................... 33

E. Pengumpulan Data …….…………………………………….................... 33

F. Instrumen Penelitian …….…………………………………….................. 35

G. Analisis Data ……….……………………………………......................... 36

H. Tahap Analisis Data .…………………………………….......................... 37

I. Pelaksanaan Penelitian …………………………………........................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sinopsis Biografi …….……………………………………...................... 41

B. Wujud dan Makna Sosiopragmatik Imperatif dalam Enam Macam Ranah 42

1. Ranah Keluarga ……………………………………........................... 42

2. Ranah Tempat Kerja ……………………………………................... 44

3. Ranah Pemerintahan …………………………………….................... 49

4. Ranah Ekonomi ……………………………………........................... 58

5. Ranah Pilkada ……………………………………….......................... 63

6. Ranah Pemilu ……………………………………….......................... 67

Tabel Frekuensi Kemunculan Makna Tuturan Sosiopragmatik

Imperatif dalam Enam Ranah …………………………............................ 70

C. Pembahasan Penelitian ……………………………………....................... 71

1. Analisis Data Wujud dan Makna Imperatif dalam Biografi Jokowi … 71

2. Penerapan Temuan Terhadap Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia di Sekolah ...……………………...................... 100

BAB V PENUTUP

A. Simpulan …………………………………................................................. 102

B. Saran …………………………………....................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ................................…....................................................... 104

Page 12: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambar Sampul Depan Biografi Jokowi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 3 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 4 : Biodata Penulis Biografi Jokowi

Lampiran 5 : Lembar Surat Bimbingan Skripsi

Page 13: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu lambang bunyi yang arbitrer dan merupakan salah

satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Hal itu disebabkan karena

manusia memiliki kemampuan berpikir dan kemampuan untuk mengembangkan

akalnya. Dengan kemampuan itu manusia mengembangkan dirinya untuk

berkomunikasi, guna mengungkapkan pikirannya, perasaannya, ataupun

keinginannya melalui bahasa. Tanpa adanya bahasa, seseorang tentu akan mengalami

kesulitan apabila ingin menyatakan pikiran, perasaan, keinginan, atau pendapatnya.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ahmad HP dan Abdullah, “bahasa adalah

sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok

sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.”1

Bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal bahasa

dikaji berdasarkan struktur internal kebahasaannya, yakni dikaji sesuai aspek-aspek

linguistik dan teori linguistik. Misalnya, morfologi, fonologi, dan sintaksis. Secara

eksternal bahasa dikaji dengan memperhatikan unsur eksternal kebahasaannya, yakni

berhubungan dengan penggunaan bahasa oleh penuturnya dalam kelompok

masyarakat tertentu. Pengkajian bahasa secara eksternal tidak hanya melibatkan satu

disiplin ilmu saja, tetapi terdiri dari dua atau lebih disiplin ilmu. Misalnya, perpaduan

antara sosiologi dan linguistik menghasilkan sosiolinguistik, perpaduan antara

sosiologi dan pragmatik menghasilkan sosiopragmatik.

Peneliti akan mengkaji bahasa (tuturan) dengan menggunakan landasan

sosiopragmatik. Penelitian yang dilandasi oleh ilmu sosiopragmatik masih jarang

dilakukan oleh para peneliti, penyebabnya karena sosiopragmatik lebih kompleks

dibandingkan kajian ilmu kebahasaan lainnya, sehingga pengkajiannya

1 Achmad HP dan Alex Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 10.

Page 14: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

2

memperhatikan konteks sosiologi tuturan di luar bahasa. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Rahardi, yaitu “Penelitian sosiopragmatik hampir jarang dikaji dan

dibicarakan oleh para linguis daripada disiplin linguistik yang lain. Hal ini

disebabkan sosiopragmatik menggunakan ancangan sosiologi dan pragmatik sebagai

bahan penelitiannya. Komponen penelitian sosiopragmatik tidak hanya semata bentuk

bahasa tuturan, namun juga memperhatikan aspek sosiologi atau latar belakang si

penutur, sehingga penelitian sosiopragmatik memiliki jangkauan yang lebih luas

daripada pragmatik.”2

Berbicara tentang imperatif, pasti di pikiran setiap orang hanya menggunakan

konstruksi imperatif saja, artinya hanya memikirkan aspek struktural imperatif

tersebut. Padahal makna imperatif tidak hanya dapat dinyatakan dengan konstruksi

imperatif saja, tetapi dapat dinyatakan dengan konstruksi-konstruksi lainnya,

misalnya dapat dinyatakan dengan konstruksi deklaratif, dan interogatif. Dalam

komunikasi sesungguhnya, makna imperatif tidak selalu sesuai dengan wujud

konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang

melatarbelakanginya.

Wujud imperatif selalu hadir dalam komunikasi yang dilakukan oleh manusia.

Oleh karena itu, wujud makna imperatif memiliki fungsi komunikatif yang sangat

penting. Sangat mustahil apabila dalam berkomunikasi tidak bertemu dengan wujud

imperatif. Seperti yang dipertegas oleh Rahardi berikut ini “Dalam komunikasi

sehari-hari yang memerantikan bahasa manusia sebagai media pokoknya, entitas

imperatif dipastikan selalu hadir dalam tingkat keseringan yang tinggi.”3 Hal itu

menunjukkan bahwa wujud imperatif akan selalu hadir dan fungsinya sangat penting

dalam komunikasi antar manusia, misalnya komunikasi antara guru dengan murid,

guru dengan guru, ataupun siswa dengan siswa.

2 R. Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik: Kajian Imperaif dalam Wadah Konteks Sosiokultural

dan Konteks Situasionalnya, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 3. 3 Ibid, hlm. 1.

Page 15: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

3

Kajian imperatif di dalam bahasa Indonesia sudah banyak dilakukan oleh para

peneliti, akan tetapi aspek yang diteliti hanya strukturalnya saja. Hal tersebut seperti

yang diungkapkan oleh Kunjana Rahardi berikut ini “ Dari pencermatan pustaka yang

dilakukan selama ini, didapatkan pula bahwa kajian ihwal imperatif di dalam bahasa

Indonesia yang berancangan struktural memang sudah banyak dilakukan.”4 Oleh

karena itu, peneliti ingin mengkaji wujud makna kalimat imperatif dalam biografi

berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker’ berlandaskan ancangan

sosiopragmatik yang melibatkan dimensi sosial dan kultural. Pada biografi ini

dilakukan penelitian dengan membagi tuturan imperatif ke berbagai ranah dan tingkat

kedudukan yang berbeda antar penutur sehingga memiliki bentuk-bentuk tuturan

imperatif yang berbeda. Tuturan yang dimaksud pada penelitian ini berdasarkan

wawancara penulis biografi kepada para penutur kemudian dituangkan ke dalam

sebuah buku biografi. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji wujud makna imperatif

berupa teks yang berlandaskan hasil wawancara (lisan) pengarang buku.

Peneliti memilih biografi sebagai objek penelitian dikarenakan biasanya

kajian wujud imperatif menggunakan ancangan sosiopragmatik kebanyakan

memfokuskan pada tuturan secara lisan dan terlibat langsung dalam sebuah tuturan.

Ternyata dalam biografipun terdapat wujud dan makna imperatif. Kalaupun ada

kajian wujud imperatif yang berupa tulisan (teks) objek kajiannya ialah berupa cerpen

atau kumpulan cerpen. Oleh karena itu, peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan

acuan untuk penelitian selanjutnya bahwa pengkajian wujud imperatif tidak terbatas

hanya pada tuturan lisan saja.

Membahas biografi seorang tokoh pasti ada hal menarik yang dapat diperoleh

setelah membacanya. Hal menarik tersebut misalnya saja sikap atau sifat tokoh dalam

biografi yang dapat diteladani sehingga dapat membawa pembaca menjadi pribadi

lebih baik lagi. Selain itu dapat juga membuat pembaca termotivasi sehingga akan

melakukan hal seperti yang dilakukan tokoh pada biografi. Contoh yang sudah

4 Ibid, hal. 2.

Page 16: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

4

disebutkan dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Siswa

dilibatkan dalam pembacaan biografi tokoh sehingga dapat mengambil hal positif dari

tokoh yang terdapat pada biografi sehingga membentuk karakter siswa yang baik.

Peneliti memilih Presiden Republik Indonesia saat ini, yaitu Bapak Joko

Widodo yang biasa akrab dipanggil Jokowi sebagai tokoh objek kajian penelitian.

Seperti yang sudah diketahui, sosoknya mencuri perhatian banyak orang semenjak

namanya dinobatkan sebagai salah satu kepala daerah terbaik ketika memimpin Kota

Solo. Namanya semakin terkenal ketika disebut sebut akan mencalonkan diri sebagai

presiden Republik Indonesia. Perhatian banyak orang tetuju kepada sosoknya yang

dianggap berbeda dalam memimpin. Salah satu perbedaan yang dapat dilihat yaitu

kegiatannya blusukan, melihat secara langsung keadaan masyarakatnya di lapangan.

Selain itu, ia juga mengubah sistem pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih

cepat, dan transparan. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengambil objek biografi

Jokowi sebagai bahan penelitian.

Penelitian ini tidak hanya akan menganalisis wujud makna imperatif dalam

biografi berlandaskan sosiopragmatik saja, tetapi juga menganalisis penerapan

biografi tokoh terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada kelas VII

Sekolah Menengah Pertama semester genap. Penerapan dalam pembelajaran

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar

Kompetensi (SK) memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan

membaca memindai, dan Kompetensi Dasar (KD) mengungkapkan hal-hal yang

dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.

Penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia di sekolah agar siswa lebih memahami aturan-aturan dalam berkomunikasi

(bertutur) dan mengajarkan siswa agar lebih termotivasi, mengambil sisi positif, dan

meneladani tokoh. Atas dasar latar belakang yang sudah dipaparkan, maka penelitian

ini mengambil judul “Wujud dan Makna Imperatif dalam Biografi Jokowi serta

Penerapannya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP.”

Page 17: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Wujud makna kalimat imperatif yang terdapat dalam biografi berjudul

‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.’

2. Kajian imperatif di dalam bahasa Indonesia berancang struktural sudah

banyak dilakukan, sehingga masih terbatasnya penelitian mengenai kajian

entitas imperatif secara eksternal.

3. Pengungkapan hal-hal menarik dan hal-hal yang dapat diteladani pada

tokoh yang terdapat dalam biografi berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat

Berjiwa Rocker.’

4. Penerapan temuan terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

SMP.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memudahkan penelti agar lebih

mendalam dan spesifik ketika meneliti. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi

masalah tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada wujud makna kalimat imperatif

dengan melakukan analisis terhadap tujuh macam ranah yang terdapat pada biografi

berjudul „Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.’

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, dapat dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana wujud makna kalimat imperatif dalam biografi berjudul

‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker?’

2. Bagaimana penerapan wujud kalimat imperatif yang terdapat dalam

biografi ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker’ terhadap

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP?

Page 18: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang sudak dikemukakan di atas, tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan wujud makna kalimat imperatif yang terdapat dalam

biografi berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.‟

2. Mendeskripsikan penerapan wujud kalimat imperatif yang terdapat dalam

biografi ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker’ terhadap

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP.

F. Manfaat Penelitian

Ditinjau dari dua manfaat, yakni 1) manfaat teoretis; 2) manfaat praktis, hasil

penelitian ini diuraikan masing-masing sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis sebagai berikut:

a. Melakukan deskripsi wujud makna kalimat imperatif dalam biografi

berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.’

b. Melakukan deskripsi penerapan wujud kalimat imperatif yang

terdapat dalam buku “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker

terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP.

2. Manfaat praktis sebagai berikut:

a. Dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lebih lanjut bagi peneliti

yang akan datang.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan dalam pelajaran bahasa Indonesia, pada materi pelajaran

mengungkapkan hal-hal menarik dan mengungkapkan hal-hal yang

dapat diteladani dari tokoh dalam buku biografi.

Page 19: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

7

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Sosiopragmatik

Istilah sosiopragmatik pertama kali disampaikan di dalam buku Leech yang

sangat ternama berjudul “Prisip-prinsip Pragmatik”. Ia menjelaskan tentang

jangkauan pragmatik umum (general pragmatics). Ia juga menyatakan mengenai

sosiopragmatik, pernyataannya sebagai berikut:

“Sosiopragmatik pada dasarnya adalah pragmatik yang terjadi dalam konteks

sosial dan konteks kultural tertentu. Pemakaian bahasa dalam komunikasi terkait

pula dengan faktor-faktor non bahasa yang merupakan kondisi sosial dan budaya

“lokal” yang bersifat spesifik. Pemakaian bahasa dalam konteks yang bersifat

spesifik itu menjadi bidang kajian sosiopragmatik. Sosiopragmatik didasarkan

pada prinsip komunikasi bahwa proses komunikasi beroperasi secara berbeda

dalam kebudayaan-kebudayaan dan masyarakat yang berbeda dalam dan

masyarakat bahasa yang berbeda, dalam situasi sosial yang berbeda, dalam kelas

sosial yang berbeda.”1

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sosiopragmatik sangat berkaitan erat

dengan sosiologi, termasuk sosiologi bahasa. Kondisi/ranah sosial dan budaya

mayarakat menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam kajian ini. Jadi, dapat

dikatakan bahwa sosiopragmatik merupakan gabungan dari dua disiplin ilmu, ilmu

sosiolinguistik dan pragmatik.

Kartomiharjo dalam Zamzani menjelaskan kajian sosiopragmatik didasarkan

pada kenyataan bahwa prinsip kerja sama dan kesopanan beropersi secara berlainan

dalam kebudayaan dan masyarakat bahasa yang berbeda, dalam situasi sosial yang

berbeda, dalam kelas sosial yang berbeda dan sebagainya. Hal tersebut memberikan

gambaran atau petunjuk kepada pamakai bahasa mengapa dapat dengan mudah

1 Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik, Terj. M.D.D Oka. (Jakarta: UI Press, 2011),

hlm. 15.

Page 20: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

8

terjadi kesalahpahaman di dalam komunikasi antar manusia yang berlainan latar

kebudayaan, sosial dan sebagainya.2

Setiap masyarakat bahasa memiliki prinsip kerjasama dan kesopanan yang

berbeda (tidak universal). Misalnya, masyarakat yang satu memandang perilaku

tertentu sopan, sedangkan masyarakat yang lain memandang perilaku tersebut tidak

sopan. Namun demikian, prinsip kerjasama dan kesopanan sangat diperlukan dalam

komunikasi dan harus berhubungan dengan kebudayaan masyarakat pemakai bahasa

itu. Penggunaan prinsip kerja sama dan kesopanan secara tepat akan menunjang

keberhasilan dalam berkomunikasi. Berdasarkan pemaparan di atas jelas sekali bahwa

sosiopragmatik menggabungkan dua disiplin ilmu Bahasa, yakni sosiolinguistik dan

pragmatik.

1. Sosiolinguistik

Kajian sosiolinguistik cenderung berfokus pada variasi bahasa yang muncul di

masyarakat yang biasanya dapat ditelusuri karena keberadaan berbagai stratifikasi

sosial dalam masyarakat.3 Pernyataan tersebut kemudian dipertegas oleh I Dewa Putu

Wijana dan Muhammad Rohmadi yang menyatakan bahwa konsepsi sosiolinguistik

struktur masyarakat yang selalu bersifat heterogen (tidak pernah homogen)

mempengaruhi struktur bahasa. Adapun struktur bahasa masyarakat di sini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti siapa yang berbicara (who speaks), dengan

siapa (with whom), di mana (where), kapan (when), dan untuk apa (to what end).4

Jadi, jelas sekali bahwa dalam sosiolinguistik, bahasa dan masyarakat merupakan

komponen utama kajiannya. Bahasa dalam masyarakat bersifat heterogen sehingga

akan muncul variasi bahasa yang setiap struktur bahasanya berbeda pula.

Wardhaugh dalam bukunya yang berjudul An Introduction to Sociolinguistics

menyatakan bahwa:

2 Zamzani, Kajian Sosiopragmatik, (Yogyakarta: Cipta Pustaka, 2007), hlm. 21.

3 Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 230. 4 I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi, Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis,

(yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 5.

Page 21: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

9

“Sociolinguistics is concerned with investigating the relationships between language

and society with the goal being better understanding of the structure of language

function in communication.”5

[Sosiolinguistik menaruh perhatian pada penyelidikan terhadap hubungan antara

bahasa dan lingkungan sosialnya yang memiliki tujuan sebuah pemahaman yang

lebih baik dari sebuah struktur bahasa dan bagaimana fungsi bahasa dalam

berkomunikasi].

Sosiolinguistik menyelidiki kedudukan bahasa dalam hubungannya antara

bahasa dan lingkungannya. Hubungan ini menerangkan antara struktur bahasa dengan

faktor-faktor sosiokultural pertuturannya. Jadi, dari berbagai pendapat para ahli, dapat

ditarik kesimpulan bahwa sosiolinguistik mengkaji hubungan bahasa dengan faktor-

faktor kemasyarakatan sebagai akibat dari keadaan masyarakat yang heterogen.

Faktor-faktor kemasyarakatan itu mencakup faktor sosial, situasional dan kultural.

2. Pragmatik

Istilah pragmatik berasal dari pragmatika yang diperkenalkan oleh Charles

Moris (1938). Moris menyatakan bahwa pragmatik adalah telaah hubungan antar

lambang dan penafsirannya.6 Pendapat lain menyatakan bahwa pragmatik mencakup

studi interaksi antara pengetahuan kebahasaan dan dasar pengetahuan tentang dunia

yang dimiliki oleh pendengar/pembaca.7

Yule (1996: 3) dalam Subuki menyebutkan empat macam definisi pragmatik

sebagai berikut:8

1) Bidang yang mengkaji arti pembicara.

2) Bidang yang mengkaji arti bahasa menurut konteksnya.

5 Ronald Wardhaugh, An Introduction to Sociolinguistics, (Oxford: BasilBlackwell, 2002),

hlm. 12. 6 Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984,

(Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 15. 7 Fatimah Djajasudarma, Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur, (Bandung: PT.

Refika Aditama, Cet. Kedua, 2006), hlm. 60. 8 Makyun Subuki, Semantik Pengantar Memahami Makna Bahasa, (Jakarta: Trans Pustaka,

2012), hlm. 32.

Page 22: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

10

3) Bidang yang melebihi kajian arti yang diujarkan, mengkaji arti yang

dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara.

4) Bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi

partisipan terlibat dalam percakapan tertentu.

Sejalan dengan pendapat Yule, Mey menyatakan bahwa pragmatik ialah “the

study of conditions of human languages uses as these are determined by contexs of

society” (kajian tentang kondisi penggunaan bahasa manusia sebagaimana ditentukan

oleh konteks masyarakat).9 Pragmatik adalah telaah umum tentang cara menafsirkan

kalimat dalam suatu konteks.10

Jadi, pragmatik merupakan ilmu bahasa yang

menelaah ujaran berdasarkan konteks situasi tuturnya.

Pragmatik merupakan disiplin ilmu bahasa yang mempelajari makna satuan-

satuan kebahasaan secara eksternal. Ilmu ini mengamati bagaimana satuan-satuan

kebahasaan dikomunikasikan. Pandangan tersebut sesuai dengan pendapat Parker

dalam I Dewa Putu Wijana yang mengemukakan bahwa “Pragmatics is distinct from

grammar, which is the study of the internal structure of language. Pragmatics is the

study of how language is used to communicate” „Pragmatik berbeda dengan

gramatika yang mempelajari struktur bahasa secara internal. Pragmatik adalah kajian

tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi.11

Dari pengertian berbagai ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pragmatik

adalah ilmu bahasa yang menelaah arti bahasa dengan memperhatikan konteks situasi

tuturan (faktor eksternal) untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Bahasa digunakan

untuk berkomunikasi dan memiliki maksud atau tujuan tertentu. Hubungan antara

bahasa dan maksud tersebut bertujuan untuk mencari suatu penafsiran yang sesuai

dengan konteks. Oleh karena itu, maksud tuturan yang disampaikan penutur dapat

diterjemahkan oleh lawan tutur dengan baik.

9 F.X Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 4.

10 Hindun, Pragmatik untuk Perguruan Tinggi, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2012), hlm. 3.

11 I Dewa Putu Wijana, Dasar-dasar Pragmatik, (Yogyakarta: ANDI, 1996), hlm. 2.

Page 23: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

11

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa pragmatik menelaah arti

bahasa berdasarkan konteksnya, maka pragmatik sangat berhubungan erat dengan

tindak tutur yang bertujuan untuk melakukan sesuatu bukan hanya untuk

menginformasikan sesuatu. Hal itu sejalan dengan pemikiran Austin dalam bukunya

yang berjudul How To Do Things With Word, ia menyatakan bahwa dalam

menuturkan sebuah ujaran seseorang tidak hanya menyatakan suatu hal, tetap juga

melakukan tindakan. Tuturan dalam kalimat merupakan bagian dari melakukan

sesuatu, tidak hanya mengatakan sesuatu. Pada saat seseorang berkata “I name this

ship….”, penuturnya tidak hanya menuturkan sesuatu tetapi melakukan sesuatu yaitu

memberi nama. Tuturan-tuturan tersebut dinamakan tuturan performatif atau

ungkapan performatif, atau singkatnya performatif.12

Beranjak dari pemikiran Austin, Searle mengemukakan bahwa secara

pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh

seorang penutur, yakni tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (ilocutionary

act), tindak perlokusi (perlocutionary act). 13

Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur

untuk menyatakan sesuatu, tindak tutur ini disebut sebagai The Act of Saying

Something. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang tidak hanya berfungsi untuk

menginformasikan sesuatu, dapat juga digunakan untuk melakukan sesuatu, tindak

tutur ini disebut sebagai The Act of Doing Something. Tindak tutur perlokusi adalah

tindak tutur yang diutarakan seseorang mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi

yang mendengarkannya, tindak tutur ini disebut The Act of Affercting Someone.

B. Kalimat Imperatif

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikiran yang utuh.14

Dalam bentuk lisan, kalimat diucapkan dengan

12

J.L Austin, How To Do Things With Word, (Cambridge: Harvard University Press, 1962),

hlm. 5-6. 13

Opcit, hlm. 17. 14

Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka

(Persero), 2014, Edisi ketiga Cet. IX), hlm. 317.

Page 24: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

12

suara naik turun, keras lembut, dan diakhiri dengan intonasi. Dalam bentuk tulisan,

kalimat diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya,

atau tanda seru. Kalimat dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, salah satunya yakni

kalimat imperatif (kalimat perintah).

Kalimat imperatif mengungkapkan atau menyatakan suatu perintah, perintah

tersebut dapat berupa melakukan sesuatu atau melarang melakukan sesuatu. Keraf

menyebut kalimat imperatif sebagai kalimat perintah ialah menyuruh orang lain untuk

melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Sebab itu perintah meliputi suruhan keras

hingga ke permintaan yang sangat halus. Begitu pula suatu perintah dapat ditafsirkan

sebagai mengizinkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu, atau menyatakan syarat

untuk terjadinya sesuatu, sampai kepada tafsiran makna ejekan atau sindiran.15

Lebih

lanjut Keraf memberikan ciri-ciri kalimat perintah, yakni kalimat perintah memiliki

intonasi yang keras (terutama perintah biasa dan larangan), kata kerja yang

mendukung isi perintah itu biasanya merupakan kata dasar, dan mempergunakan

partikel pengeras –lah.16

Alwasilah memberikan pengertian imperatif sebagai jenis kalimat yang

menyatakan perintah atau nasihat. Misalnya, Mari ke sini! Hati-hatilah di jalan!.17

Sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Alwasilah, Chaer menggunakan

imperatif sebagai kalimat perintah atau larangan. Kalimat perintah berisi

mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan atau perbuatan dari orang yang diajak

berbicara (pendengar atau pembaca). Jika kalimat perintah itu mengharapkan orang

lain tidak melakukan suatu tindakan atau perbuatan, maka kalimat tersebut dinamai

kalimat larangan.18

15

Gorys Keraf, Tatabahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas, (Ende: Nusa Indah, 1984, cet.

ke 10), hlm. 159. 16

Ibid, hlm. 160. 17

A. Chaedar Alwasilah, Pengantar Sosiologi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1993, cet. ke 10),

hlm. 21. 18

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011, cet. ke

3), hlm. 356.

Page 25: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

13

Alisjahbana (1978) dalam Rahardi mengartikan sosok kalimat perintah

sebagai ucapan yang isinya memerintah, memaksa, menyuruh, mengajak, meminta,

agar orang yang diperintah itu melakukan apa yang dimaksudkan di dalam perintah

itu.19

Imperatif merupakan kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah atau

keharusan atau larangan melaksanakan perbuatan.20

Chaer memperinci kemungkinan kalimat perintah menjadi tujuh jenis, sebagai

berikut:21

a. Perintah biasa: 1. usirlah anjing itu!

2. pergilah dari sini!

3. kerjakanlah soal ini sebaik-baiknya!

b. Permintaan: dalam permintaan sikap orang yang menyuruh lebih

merendah, misalnya: 1. tolong sampaikan kepadanya, bahwa ia

boleh datang besok!

2. coba ambilkan saya buku itu!

c. Ijin: memperkenankan seseorang untuk berbuat sesuatu

1. ambillah buku itu, seberapa kau suka!

2. masuklah ke dalam, kalau tuan perlu!

d. Ajakan: 1. marilah kita beristirahat sebentar!

2. baiklah kamu menyusuli dia ke sana!

e. Syarat: adalah semacam perintah yang mengandung syarat untuk

terpenuhnya suatu hal, misalnya: tanyakanlah kepadanya, tentu ia akan

menerangkannya kepadamu!.

f. Cemooh atau sindiran: adalah perintah yang mengandung ejekan, karena

kita yakin bahwa yang diperintah tak akan melakukannya.

19

R. Kunjana Rahardi, Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 2006), hlm. 19. 20

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009, Edisi

Keempat, cet. kedua) 21

Gorys Keraf, Tatabahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas, (Ende: Nusa Indah, 1984,

cet. ke 10), hlm. 159-160.

Page 26: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

14

1. buatlah itu sendiri, kalau ahli!

2. pukullah dia, kalau engkau berani!

g. Larangan: adalah semacam perintah yang mencegah berbuat sesuatu.

1. jangan lewat di sini!

2. jangan bicara!

Berbeda dengan Chaer, Ramlan menyebut kalimat perintah dengan kalimat

suruhan dan membaginya menjadi empat jenis, yakni kalimat suruh yang sebenarnya,

kalimat persilaan, kalimat ajakan, dan kalimat larangan.22

Sudarno dan Rahman

memvariasikan kalimat perintah menjadi kalimat melarang (ditandai dengan kata

jangan atau tidak boleh), kalimat membiarkan (ditandai dengan kata biarlah atau

biarkanlah), kalimat mengajak (ditandai dengan kata silakan, marilah, coba, baiklah,

seyogyanya, alangkah baiknya, dan hendaknya), kalimat permintaan atau

permohonan (ditandai dengan partikel –lah), dan pengharapan (biasanya ditujukan

kepada yang dinggap lebih tinggi).23

Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka,

kalimat imperatif atau perintah dapat diperinci menjadi enam golongan, sebagai

berikut:24

1. Perintah atau suruhan biasa jika pembicara menyuruh lawan bicaranya

berbuat sesuatu;

2. Perintah halus jika pembicara tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi

menyuruh mencoba atau mempersilahkan lawan bicara sudi berbuat

sesuatu;

3. Permohonan jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicara

berbuat sesuatu;

22

M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis, (Yogyakarta: CV Karyono, 1983, cet. ke 3),

hlm. 38. 23

Sudarno dan Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,

(Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah, 1986), hlm. 85. 24

Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai Pustaka

(Persero), 2014, Edisi ketiga Cet. IX), hlm. 361-362.

Page 27: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

15

4. Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara

berbuat sesuatu;

5. Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan

dilakukan sesuatu;

6. Pembiaran jika pembicara minta agar jangan dilakukan.

C. Wujud dan Makna Imperatif dalam Bahasa Indonesia

Wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berupa tuturan yang

beragam dan dikonstruksikan dengan wujud imperatif ataupun nonimperatif. Wujud

pragmatik adalah realisasi maksud imperatif dalam bahasa Indonesia apabila

dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya.25

Maka dari itu,

makna pragmatik imperatif tuturan sangat ditentukan oleh konteks yang

mewadahinya.

Dari penelitian yang dilakukan Rahardi, setidaknya ada tujuh belas macam

makna pragmatik imperatif yan ditemukan. Ketujuh belas macam makna tersebut

ditemukan di dalam tuturan imperatif langsung maupun tuturan imperatif tidak

langsung. Wujud makna pragmatik imperatif tersebut diuraikan sebagai berikut:26

1. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah

(1) “Monik, Lihat!”

Informasi indeksial:

Tuturan yang disampaikan oleh seorang pacar Monic ketika ia melihat

ada sebuah mobil yang menyelonong ke arahnya pada saat mereka berdua

berjalan di sebuah lorong kota.

(2) “Kerusuhan Pekalongan itu ada yang menggerakkan.”

Informasi indeksial:

25

R. Kunjana Rahardi, Pragmatik: Kesantunan Imperatif Berbahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 2005), hlm. 93. 26

Ibid, hlm. 93-116.

Page 28: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

16

Tuturan ini disampaikan oleh seorang panglima angkatan bersenjata

kepada masyarakat umum pada saat kerusuhan di berbagai kota mulai

terjadi menjelang peristiwa pemilihan umum.

Pada contoh (1) tuturan mengandung makna perintah, tuturan tersebut

dapat dikenakan teknik parafrasa atau teknik ubah ujud seperti yang lazim

digunakan dalam analisis struktural. Pada contoh (2) terlihat perbedaan,

tuturan tersebut merupakan imperatif tidak langsung yang hanya dapat

diketahui makna pragmatiknya melalui konteks situasi tutur yang

melatarbelakanginya. Dalam analisis penelitian ini yang digunakan adalah

tuturan seperti yang tertuang pada contoh (2) yang melibatkan konteks situasi

tuturan.

2. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan

Secara struktural, imperatif yang bermakna suruhan dapat ditandai oleh

penanda kesantunan coba seperti terlihat pada contoh tuturan berikut.

(3) “Coba luruskan kakimu kemudian ditekuk lagi perlahan-lahan”

(3a)“Saya menyuruhmu supaya meluruskan kakimu kemudian ditekuk

lagi perlahan-lahan.”

Informasi indeksial:

Tuturan disampaikan oleh ahli pijat urat kepada seorang pasien. Pasien

terkilir kakinya sehingga sangat sulit untuk diluruskan dalam keadaan

normal.

Tuturan (3) diparafrasa menjadi tuturan (3a) bertujuan untuk mengetahui

secara pasti apakah benar tuturan tersebut merupakan imperatif dengan makna

suruhan. Pada kegiatan bertutur sesungguhnya, makna pragmatik imperatif

suruhan tidak selalu diungkapkan dengan konstruksi imperatif seperti yang

diungkapkan di atas. Wujud pragmatik imperatif suruhan dapat diungkapkan

dengan bentuk tuturan interogatif seperti yang terlihat pada contoh berikut.

Page 29: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

17

(4) Dosen : “Pagi saya akan banyak menyampaikan kuliah dengan banyak

menjelaskan. Mike dan wirelesnya sudah disiapkan atau belum?”

Mahasiswa: “Sebentar Pak, saya dating ke bagian perlengkapan dulu.”

Informasi indeksial:

Dituturkan oleh seorang dosen kepada mahasiswanya di dalam ruangan

kuliah kampus pada saat ia akan mengawali perkuliahan.

3. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan

Tuturan imperatif yang mengandung makna permintaan lazimnya

terdapat ungkapan dengan penanda kesantunan tolong atau frasa lain yang

bermakna minta.

(5) Totok: “Tolong pamitkan, Mbak!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh seseorang kepada sahabatnya pada saat

akan meninggalkan rumahnya pergi ke kota karena keperluan yang tidak

dapat ditinggalkan. Pada saaat yang sama padahal ia seharusnya

menghadiri sebuah acara rapat karang taruna di desanya.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, bahwa bentuk-bentuk makna

imperatif dalam bertutur tidak selalu dikonstruksikan dengan konstruksi

imperatif, tetapi dapat juga dikonstruksikan dengan wujud deklaratif atau

interogatif.

4. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permohonan

Secara struktural, imperatif yang mengandung makna permohonan

ditandai dengan ungkapan kesantunan mohon. Selain itu partikel –lah juga

lazim digunakan untuk memperhalus kadar tuturan imperatif permohonan.

(6) “Mohon ampunilah segala dosa kami!”

Informasi indeksial:

Page 30: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

18

Tuturan seorang ibu yang sedang berdoa memohon pengampunan kepada

Tuhan karena ia merasa telah membuat banyak kesalahan dalam

hidupnya.

5. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan

Lazimnya, imperatif dengan makna desakan menggunakan kata ayo atau

mari sebagai pemarkah makna. Selain itu, kadang-kadang digunakan juga kata

harap dan harus untuk memberi penekanan maksud desakan tersebut. Intonasi

yang digunakan untuk menuturkan imperatif ini, cenderung lebih keras

dibandingkan dengan intonasi tuturan imperatif lain.

(7) Bibi kepada Monik: “Ayo makan dulu. Nanti temanmu kamlaman

pulangnya. Ayo! Ayo, makan dulu!

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh Bibinya Monik apada saat Monik bersama

temannya berada di rumah sang bibi.

6. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan

Imperatif yang bermakna bujukan di dalam bahasa Indonesia biasanya

diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari. Selain itu, dapat juga

imperatif tersebut diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong.

(8) Ibu kepada anaknya yang masih kecil: “Habiskan susunya dulu, yo!

Nanti terus pergi ke Malioboro Mall.”

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang ibu kepada anaknya yang masih

kecil dan agak sulit disuruh minum susu. Tuturan itu dimaksudkan untuk

membujuk si anak agar ia mau minum susu.

7. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan

Page 31: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

19

Imperatif yang mengandung makna imbauan, lazimnya digunakan

bersama partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering digunakan bersama

dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon.

(9) “Jagalah kebersihan lingkungan!”

Informasi indeksial:

Bunyi tuturan di sebuah taman wisata di kota Yogyakarta.

8. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Persilaan

Imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya digunakan dengan

penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif

dipersilakan untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif persilaan itu.

(10)”Silakan Saudara Monik!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini dituturkan oleh ketua senat mahasiswa yang terjadi di sebuah

kampus pada saat berlangsung rapat senat mahaisiswa.

9. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan

Imperatif dengan makna ajakan biasanya ditandai dengan penanda

kesantunan mari atau ayo. Kedua macam penanda kesantunan tersebut

masing-masing memiliki makna ajakan.

(11)”Mari makan, Tante!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini dituturkan oleh seorang keponakan kepada tantenya. Tuturan

ini terjadi dalam ruang makan pada sebuah keluraga, orang yang satu

mengajak orang lain untuk makan bersama.

10. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan Izin

Imperatif dengan makna permintaan izin biasanya ditandai dengan

penggunaan ungkapan penanda kesantunan mari dan boleh.

Page 32: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

20

(12)”Pak, boleh saya bersihkan dulu meja kerjanya?”

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang sekretaris kepada direkturnya, ia

meminta izin untuk membersihkan dulu meja kerja direktut yang saat itu

penuh dengan kertas dan berkas-berkas.

11. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Mengizinkan

Imperatif yang bermakna mengizinkan lazimnya ditandai dengan

pemakaian penanda kesantunan silakan.

(13)”Silakan merokok di tempat ini!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini ditemukan di tempat tertentu yang khusus disediakan untuk

para perokok. Di lokasi itu orang tidak diperkenankan merokok selain di

tempat itu.

12. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Larangan

Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia biasanya

ditandai oleh pemakaian kata jangan.

(14)”Khusus dokter dan perawat!”

Informasi indeksial:

Tulisan pada pintu sebuah WC rumah sakit di Yogyakarta. Tuturan ini

dimaksudkan agar orang lain, seperti pasien atau tamu tidak boleh

menggunakan wc tersebut.

13. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Harapan

Imperatif yang menyatakan harapan biasanya ditandai dengan penanda

kesantunan harap dan semoga. Kedua penanda kesantunan itu di dalamnya

mengandung makna harapan.

(15)”Semoga cepat sembuh!”

Page 33: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

21

Informasi indeksial:

Bunyi tuturan pada kantong plastik obat dari suatu apotek.

14. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Umpatan

Imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa

Indonesia pada komunikasi keseharian.

(16) Antaranak muda: “Mampus kamu sekarang!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang anak muda yang saat itu mendengar

kabar bahwa temannya dijemput polisi dan diangkut ke kantor polisi.

15. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Pemberian

Ucapan Selamat

Imperatif jenis ini cukup banyak ditemukan di dalam pemakain Bahasa

Indonesia sehari-hari. Telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia

bahwa peristiwa-peristiwa tertentu, biasanya anggota masyarakat Bahasa

Indonesia saling menyampaikan ucapan salam atau ucapan selamat kepada

anggota masyarakat lain.

(17) Teman kepada teman lain yang sedang melaksanakan pesta

pernikahan: “Selamat berbahagia, selamat menempuh hidup baru!”

Informasi indeksial:

Tuturan ini dituturkan dalam acara penutupan pesta pernikahan pada saat

tamu menyalami mempelai sebelum para tamu pulang.

16. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Anjuran

Secara struktural, imperatif yang mengandung makna anjuran, biasanya

ditandai dengan penggunaan kata hendaknya dan sebaiknya.

(18) Orang tua kepada anak: “Sebaiknya uang ini kamu simpan saja di

almari.”

Page 34: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

22

Informasi indeksial:

Tuturan ini disampaikan oleh Ibu kepada anaknya yang masih kecil. Ia

baru saja mendapatkan uang dari saudaranya.

17. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif “Ngelulu”

Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki makna

pragmatik “ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari Bahasa Jawa, yang berarti

seperti menyuruh mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang

dimaksud adalah melarang melakukan sesuatu. Makna imperatif melarang,

lazimnya diungkapkan dengan penanda kesantunan jangan seperti

disampaikan pada bagian terdahulu. Imperatif yang bermakna “ngelulu” di

dalam bahasa Indonesia lazimnya tidak diungkapkan dengan penanda

kesantunan itu melainkan berbentuk tuturan imperatif biasa.

(19) Dosen kepada mahasiswa: “Teruskan saja menyonteknya biar nanti

dapat nilai A!”

Informasi indeksial:

Mahasiswa itu diam-diam sambil menyembunyikan buku catatannya

seolah-olah tidak mendengar suara sang dosen yang sebenarnya sudah

sejak lama memperhatikannya.

Dalam penelitiannya lebih lanjut, Rahardi meneliti entitas imperatif

menggunakan tinjauan sosiopragmatik yang meneliti terhadap delapan ranah, yakni

ranah pendidikan, ranah perkantoran, ranah kemasyarakatan, ranah keagamaan, ranah

kekeluargaan, ranah media, ranah pemerintahan, dan ranah transaksional bisnis. Dari

kedelapan ranah tersebut, ditemukan dua puluh enam macam makna sosiopragmatik

imperatif, yakni ajakan, sindiran, permintaan, perintah, suruhan, pancingan, tawaran,

imbauan, peringatan, permohonan, persilaan, saran, anjuran, harapan, instruksi,

pemberian izin, petunjuk, larangan, seruan, pemberitahuan, desakan, pemberi aba-

aba, bujukan, penjelasan, tawaran, dan pengumuman.

Page 35: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

23

D. Ranah

Ranah merupakan konsep yang dikaitkan dengan penggunaan bahasa. Dalam

biografi digunakan penggunaan bahasa yang biasanya berhubungan erat dengan ranah

sosiologi. Penggunaan ranah dalam penelitian ini dikarenakan ancangan yang

diterapkan adalah ancangan sosiopragmatik. Adapun pendefinisian ranah menurut

Kunjana dan Fishman hampir mirip yang membedakan hanya penyebutannya saja.

Kunjana menyebutnya dengan nama ranah sedangkan Fishman menyebutnya dengan

nama domain.

Kunjana menyatakan bahwa sosok ranah sendiri di dalam linguistik telah

didefinisikan sebagai konteks yang melembaga (institutionalized contexts), yang

lazimnya merupakan konstelasi antara tiga hal, yakni (1) lokasi atau tempat, (2) topik,

(3) partisipan.27

Fishman dalam Chaer menyatakan bahwa domain dipandang sebagai

konstelasi faktor-faktor seperti lokasi, topik, dan partisipan.28

Jadi, ranah merupakan

bentuk yang berhubungan dengan lokasi, topik, dan partisipan.

Ranah dalam penelitian ditentukan berdasarkan aspek berikut:

(1) Penutur dan mitra tutur

(2) Tempat terjadinya tuturan/lokasi

(3) Diksi/ pilihan kata yang dipakai penutur dan mitra tutur dalam berujar.

Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata

pengarang untuk menggambarkan cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih

memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau

menceritakan peristiwa, tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan,

ungkapan, dan sebagainya.29

Penggunaan bahasa dalam masyarakat terjadi di berbagai ranah. Fishman

dalam Darsita menyebutkan empat ranah, yakni ranag keluarga, ketetanggaan, kerja

27

R. Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik: Kajian Imperaif dalam Wadah Konteks Sosiokultural

dan Konteks Situasionalnya, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 39. 28

Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik: Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hlm. 154. 29

Darsita Suparno, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Adabia Press, 2012), hlm. 96.

Page 36: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

24

dan agama. Scmidt-Rohr dalam Darsita menyebut sembilan ranah, yakni keluarga,

tempat bermain, sekolah, gereja, sastra, pers, militer, pengadilan, dan administrasi

pemerintahan. Greenfield dalam penelitiannya terhadap lima orang Pucrto Rican di

New York menemukan lima macam ranah, yakni ranah keluarga, kekariban, agama,

pendidikan, dan kerja.30

Selain itu, Parasher dalam Rahardi menyebutkan tujuh

macam ranah, yakni ranah keluarga, kekariban, ketetanggaan, transaksi, pendidikan,

pemerintahan, dan kerja. 31

Jadi, ranah-ranah yang diterapkan dalam sebuah penulisan

atau penelitian dapat ditentukan sendiri oleh penulis atau peneliti yang disesuaikan

dengan maksud dan tujuannya.

Pemaparan dari berbagai ahli mengenai berbagai macam ranah tersebut

memiliki beberapa kesamaan misalnya ranah rumah, ranah kekariban, ranah

pendidikan agama, dan pemerintahan. Darsita menyatakan bahwa kesamaan ranah-

ranah ini menunjukkan adanya dua isyarat pola penggunaan bahasa yaitu (1)

pemakaian bahasa resmi dan (2) pemakaian bahasa tak resmi. Dalam banyak

penelitian, analisis ranah dikaitkan juga dengan konsep diglosia tentang dikotomi

ragam bahasa tinggi (T) dan ragam bahasa renda (R).32

Penetapan ranah dalam kajian tentang wujud dan makna imperatif ini

disesuaikan dengan hasil temuan yang ada dalam biografi Jokowi. Penentuan ranah

tidak ditetapkan dari awal penelitian, tetapi disesuaikan dengan kenyataan sosial yang

terdapat dalam biografi Jokowi. Sehingga ranah dapat ditentukan ketika peneliti

sudah membaca dan memahami isi dari biografi Jokowi.

E. Biografi

Biografi berasal dari bahasa Yunani, yang terbentuk dari kata bios artinya

hidup dan graphia artinya tulisan. Dalam istilah sastra, biografi merupakan riwayat

30

Darsita Suparno, “Situasi Pemertahanan Bahasa Ranau,” Disertasi pada Pascasarjana

Universitas Samratulangi Manado, Manado, 2012, hlm. 24, tidak dipublikasikan. 31

R. Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik: Kajian Imperaif dalam Wadah Konteks Sosiokultural

dan Konteks Situasionalnya, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 39. 32

Darsita, op. cit. hlm. 24.

Page 37: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

25

hidup seseorang yang dibukukan.33

Menurut KBBI biografi adalah riwayat hidup

seseorang yang ditulis oleh orang lain.34

Biografi sering juga disebut sebagai memoir,

profil, atau riwayat hidup.35

Banyak istilah yang digunakan yang merujuk pada

biografi, seperti yang sudah diungkapkan, yakni riwayat hidup, memoir, perjalanan

hidup seseorang, profil seseorang. Biografi biasanya memuat tokoh-tokoh terkenal

atau berpengaruh sehingga diharapkan mampu menginspirasi pembacanya. Hal

tersebut seperti yang dikemukakan oleh Dwi Susanto sebagai berikut.

“Biografi merupakan informasi yang penting untuk mengetahui riwayat

seseorang, terutama tokoh terkenal ataupun pengarang tertentu. Biografi

didefinisikan sebagai bagian dari sejarah kehidupan seseorang. Kehidupan

yang dilukiskan atau dituliskan adalah aktivitasnya, karakternya, dan juga

prestasinya dalam bidangnya.”36

Biografi, riwayat hidup, memoir, atau istilah lainnya didefinisikan sebagai

sejarah kehidupan seseorang untuk mengetahui informasi tentang aktivitas, karakter,

peristiwa, prestasinya. Biografi biasanya memuat tokoh-tokoh yang terkenal dan

berpengaruh di bidangnya. Misalnya, biografi presiden, biografi ilmuwan, dan

biografi sastrawan. Dari pembacaan biografi tersebut, diharapkan dapat menginspirasi

dan memotivasi pembacanya.

Haryanta menyatakan bahwa biografi merupakan buku yang isinya

mengisahkan riwayat hidup seseorang dan memberikan informasi tentang

pekembangan pribadi maupun mengenai karyanya, yang dihubungkan dengan

keadaan zaman tertentu. Biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal

33

Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),

hlm. 77. 34

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012,

Edisi IV Cet. keempat), hlm. 197. 35

Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2009, cet. ketiga), hlm. 90. 36

Dwi Susanto, Kamus Istilah Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 91.

Page 38: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

26

lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang

perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.37

Dari uraian yang sudah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa biografi

merupakan karangan, tulisan, atau buku yang menguraikan riwayat hidup seseorang

yang ditulis oleh orang lain. Manfaat dari membaca buku biografi, yakni pertama

dapat mengetahui perjalanan hidup tokoh yang ditulis dalam buku biografi. Kedua,

dapat meneladani kisah hidup tokoh tersebut untuk membangkitkan semangat hidup.

Ketiga, memetik pelajaran yang berharga. Keempat, dapat menambah wawasan dan

pengetahuan.

F. Penelitian Relevan

Dalam mendukung penelitian ini, akan dipaparkan beberapa penelitian

terdahulu sebagai berikut:

I Gde Wayan Soken Bandana (2010) dengan penelitiannya yang berjudul

“Kalimat Imperatif dan Makna Mantra Saa Caru Pangrupukan.” Penelitian ini

mengkaji jenis kalimat imperatif dan maknanya yang terdapat dalam mantra saa caru

pangrupukan. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat lima jenis

kalimat imperatif, yakni kalimat imperatif transitif, kalimat imperatif halus, kalimat

imperatif permohonan, dan kalimat imperatif larangan. Sementara itu hasil kajian

maknanya didapatkan makna perintah, makna permohonan, makna penghormatan,

makna pengharapan, dan makna larangan.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Bandana dengan penelitian yang

dilakukan, yakni sama-sama meneliti kalimat imperatif beserta maknanya.

Perbedaannya, yakni jika penelitian yang dilakukan Bandana hanya mengkaji secara

struktural sedangkan penelitian ini mengkaji secara sosiopragmatik yang bergantung

pada konteks. Bandana hanya meneliti secara sintaksis untuk jenis kalimat

imperatifnya dan secara semantik untuk mengkaji maknanya. Pada penelitian yang

37

Agung Tri Haryanta, Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan, (Surakata: Aksarra Sinergi

Media, 2012), hlm. 33.

Page 39: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

27

dilakukan peneliti mengkaji wujud tuturan imperatif beserta maknanya secara

sosiopragmatik, artinya situasi sosial, kultural, dan konteks sangat mempengaruhi

makna imperatif yang akan terwujud.

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Bandana menggunakan

metode studi pustaka dan observasi, analisis datanya dilakukan dengan menelaah

data, mereduksi data, dan menyusun data. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Bandan, metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti, yakni menggunakan

metode simak yang dilanjutkan dengan teknik dasar sadap, teknik simak bebas libat

cakap, dan teknik catat. Selanjutnya data yang sudah dianalisis oleh Bandana

disajikan dengan metode formal dan metode informal, sedangkan peneliti menyajikan

data yang sudah dianalisis menggunakan metode padan atau menghubungkan dengan

konteks. Tahapan berikutnya Bandana menyajikan data menggunakan metode formal,

dan metode informal, sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Ema Rahardian (2010) melakukan penelitian dengan judul “Makna Imperatif

dalam Tuturan Rapat Panitia Khusus Bank Century”. Hasil dari penelitiannya

menunjukkan bahwa terdapat 31 tuturan imperatif yang terdiri atas tuturan bermakna

pragmatik perintah biasa, permintaan, larangan, desakan, anjuran, persilaan, imbauan,

permohonan, dan mengizinkan. Kemudian terdapat pula 61 tuturan deklaratif yang

terdiri atas tuturan bermakna pragmatik imperatif perintah biasa, imbauan, larangan,

anjuran, permohonan, persilaan, umpatan, harapan, dan permintaan. Selanjutnya

ditemukan juga 9 tuturan interogatif yang terdiri atas tuturan bermakna pragmatik

imperatif perintah biasa, desakan, dan ajakan.

Metode penyediaan data yang digunakan Rahardian, yakni metode simak

dengan teknik dasar sadap, dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap dan

teknik catat. Sama halnya dengan Rahardian, peneliti juga mengunakan metode dan

teknik yang sama. Tidak hanya itu, metode penyediaan data secara kualitatif juga

sama-sama digunakan oleh Rahadian dan peneliti. Hal yang membedakan dari

penelitian Rahadian dengan penelitian yang dilakukan, yakni Rahadian hanya

Page 40: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

28

mengkaji makna imperatif secara pragmatik sedangkan peneliti mengkaji makna

imperatif secara sosiopragmatik yang dibagi atas berbagai macam ranah.

I Wayan Gede Mega Saputra, dkk (2014) meneliti tentang kesantunan

imperatif dengan judul “Kesantunan Imperatif Tuturan Guru untuk Memotivasi

Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja.”

Ada tiga pembahasan pokok pada penelitian ini, yakni teknik-teknik motivasi guru,

wujud imperatif tuturan guru untuk memotivasi siswa, dan tingkat kesantunan

imperatif tuturan guru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik-teknik

motivasi guru bisa dilakukan dengan pernyataan penghargaan secara verbal,

memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat, menggunakan materi yang dikenal

siswa sebagai contoh dalam belajar, mengembangkan persaingan dengan diri sendiri,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan

umum, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya,

menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu kebehasilan. Selain itu, hasil penelitian

tersebut mengungkapkan bahwa wujud imperatif tuturan guru untuk memotivasi

siswa berupa wujud imperatif permintaan, imperatif larangan, imperatif mengizinkan,

imperatif suruhan, dan imperatif imbauan. Tingkat kesantunan imperatif guru untuk

memotivasi siswa ada 38 tuturan, yang terdiri dari 36 tuturan atau 95% tuturan

santun, 1 tuturan atau 25% tuturan kurang santun, dan 1 tuturan atau 25% tuturan

tidak santun.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Sapurta dan dilakukan oleh

peneliti ialah dalam hal metode penelitiannya. Metode penelitian yang digunakan

oleh Saputra, yakni metode observasi nonpartisipatif, sedangkan metode penelitian

yang digunakan peneliti adalah metode simak, dengan teknik dasar sadap, teknik

lanjutan simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Perbedaan yang lainnya adalah

pembahasan pada penelitian Saputra ada tiga, yakni teknik-teknik motivasi guru,

wujud imperatif tuturan guru, dan tingkat kesantunan imperatif, sedangkan peneliti

membahas wujud dan makna imperatif sosiopragmatik dengan berbagai macam

ranah, serta implikasinya terhadap pembelajaran di sekolah. Penyajian data secara

Page 41: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

29

garis besar sama, yakni menggunakan deskripsi kualitatif karena hanya menjabarkan

menggunakan kata-kata, dan angka-angka hanya sebagai penjelas saja. Persamaan

selanjutnya dalam hal pembahasannya yang menjabarkan wujud imperatif, hanya saja

jika Saputra menjelaskan wujud imperatif untuk memotivasi siswa, sedangkan

peneliti membahas wujud imperatif dan maknanya sesuai dengan konteks dan ranah.

Anisah (2015) meneliti wujud imperatif dengan judul “Entitas Imperatif

dalam Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari dan Implikasinya

Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP.” Hasil penelitiannya

menemukan empat belas macam makna imperatif. Keempat belas macam makna

imperatif tersebut di antaranya makna imperatif perintah, makna imperatif suruhan,

makna imperatif permintaan, makna imperatif permohonan, makna imperatif desakan,

makna imperatif bujukan, makna imperatif imbauan, makna imperatif persilaan,

makna imperatif ajakan, makna imperatif larangan, makna imperatif harapan, makna

imperatif umpatan, makna imperatif anjuran, dan makna imperatif sindiran.

Persamaan antara penelitiaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti

adalah menggunakan ancangan sosiopragmatik dalam menganalisis temuan. Metode

penelitian yang digunakan juga sama, yaitu menggunakan metode analisis kualitatif

deskriptif dalam memaparkan hasil temuan. Pengambilan data digunakan metode

simak dan diikuti dengan teknik bebas libat cakap dan teknik catat. Analisis data

menggunakan metode pada ekstralingual dengan memperhatikan konteks tuturan

yang melatrbelakangi dan mewadahi.

Perbedaannya terletak pada objek kajian yang digunakan. Objek kajian

penelitian Anisah berupa tuturan imperatif yang terdapat dalam cerpen, sedangkan

objek penelitian yang dilakukan peneliti mengkaji tuturan imperatif yang terdapat

dalam biografi. Selain itu, implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia di sekolah berbeda dalam hal aspek standar kompetensi yang dan indikator

yang akan dicapai. Dalam penelitiannya, implikasinya terhadap pembelajaran di

sekolah yaitu siswa dapat menemukan bentuk dan macam-macam makna imperatif

serta dapat menganalisis nilai-nilai kehidupan dalm kumpulan cerpen. Dalam

Page 42: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

30

penelitian yang dilakukan siswa diharapkan mampu meneladani sifat dan karakter

tokoh dalam biografi sehingga siswa menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Bagan Konseptual

Sumber: Alwasilah (1993: 16) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti untuk keperluan

riset ini

Alat

Komunikasi

Bahasa

Lisan

Objek Kajian

Tulisan

Morfologi Sintaksis Fonologi

Semantik

Pragmatik

Konteks

Situasi

Page 43: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi adalah ilmu tentang metode atau uraian tentang metode.1

Metodologi dalam penelitian sangatlah penting agar proses mendapatkan data hingga

pengolahan data menjadi terorganisir dengan baik. Adapun unsur-unsur metodologi

dalam penelitian ini sebagai berikut.

1 T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), cet.

Kedua), hlm. 1.

Metodologi Penelitian

Ancangan

Sosiopragmatik

Metode

Kualitatif

Deskriptif

Teknik

1. Keluarga

2. Tempat kerja

3. Pemerintahan

4. Ekonomi

5. Pilkada

6. Pemilu

Pragmatik Sosiolinguistik Metode

Simak

Teknik

Simak

Sosiologi Linguistik

Ranah Semantik

Makna

Wujud

dan

makna

imperatif

Teknik

Catat

Teknik Simak

Bebas Cakap

Page 44: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

32

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan aspek nyata yang menunjukkan cara

melaksanakan penelitian. Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga cakupan

metodologi penelitian, yaitu ancangan penelitian, metode penelitian, dan teknik

penelitian. Ancangan penelitian merupakan disiplin ilmu yang digunakan sebagai

paradigma berpikir. Ancangan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah

ancangan sosiopragmatik yang melibatkan aspek eksternal. Aspek eksternal

maksudnya adalah keadaan situasional, dan kultural masyarakat serta konteksnya.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desktiptif. Kualitatif karena data

pada penelitian ini dikumpulkan dan disediakan bukan dalam bentuk angka-angka.

Angka-angka dalam hasil penelitian di sini hanya untuk memaparkan atau

memperjelas hasil temuan peneliti, sehingga lebih mudah untuk memahami hasil

penelitian. Data yang sudah diperoleh kemudian dideskripsikan secara jelas dan rinci

menggunakan kata-kata. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh

Djajasudarma “Data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, dapat berupa kata-

kata atau gambaran sesuatu. Hal tersebut sebagai akibat dari metode kualitatif.

Deskripsi merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat

alamiah itu sendiri. Data yang dikumpulkan mungkin berasal dari naskah,

wawancara, catatan, lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, dsb.2

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah wujud dan makna imperatif dalan buku

biografi berjudul “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker” karya Yon Tayrun.

Wujud imperatif tidak selalu dikonstruksikan dengan bentuk imperatif saja, tetapi

dapat dikonstruksikan dengan berbagai bentuk nonimperatif dan selanjutnya makna

2 Ibid, hlm.16-17.

Page 45: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

33

ditentukan berdasarkan konteks yang melatarbelakangi tuturan diucapkan. Pada

penelitian ini makna imperatif ditentukan dengan berlandaskan pada penggolongan

makna imperatif yang ditemukan oleh Rahardi, seperti yang sudah dipaparkan pada

Bab II.

D. Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah tuturan yang

bermakna imperatif dalam buku biografi berjudul “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa

Rocker” karya Yon Tayrun. Tuturan yang bermakna imperatif tidak selalu

berkonstruksi imperatif, tuturan tersebut bisa berkonstruksi deklaratif ataupun

interogatif.

E. Pengumpulan Data

Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak. Disebut

metode simak atau penyimakan, karena memang berupa penyimakan: dilakukan

dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa.3 Menyimak tidak hanya

berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa

secara tertulis.4 Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode simak berarti

peneliti menyimak penggunaan bahasa yang digunakan pada objek kajian, menyimak

bukan hanya dilakukan berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan saja, tetapi juga

penggunaan bahasa tertulis. Seperti pada penelitian ini, digunakan metode

penyimakan penggunaan bahasa secara tertulis karena objek kajian penelitian ini

berupa biografi berjudul “Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker” karya Yon

Tayrun.

1) Teknik dasar sadap

3 Sudaryanto, Metode Linguistik: Bagian Kedua, Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan

Data, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988), hlm. 2. 4 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 92.

Page 46: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

34

Berdasarkan metode penyediaan data yang menggunakan metode simak,

dilanjutkan dengan teknik dasar sadap. Teknik sadap pada penelitian ini dilakukan

dengan tidak berpartisipasi ketika menyimak. Peneliti menangkap informasi yang

terdapat dalam biografi tanpa terlibat langsung dalam percakapan. Hal tersebut

dilakukan karena objek kajian penelitian ini berupa biografi.

2) Teknik simak Bebas Libat Cakap

Teknik bebas libat cakap yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam dialog

atau konversi: jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang

saling berbicara.5 Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai pengamat saja, tidak

terlibat dalam peristiwa tutur karena memang objek kajiannya tertulis (biografi).

Peneliti menyimak tuturan tokoh yang terdapat dalam buku bografi “Jokowi

Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker” karya Yon Tayrun.

3) Teknik Catat

Setelah itu, teknik bebas libat cakap diikuti dengan teknik catat sebagai

teknik lanjutannya. Pada penelitian ini, peneliti mengamati penggunaan bahasa

tertulis, kemudian data dikumpulkan dan dicatat. Data yang dikumpulkan berupa

tuturan imperatif, setelah data terkumpul, peneliti mengklasifikasikan data

berdasarkan ranah-ranahnya. Data yang sudah diklasifikasikan di dalam setiap

ranah kemudian diklasifikasikan lagi untuk menentukan makna-makna imperatif

secara sosiopragmatiknya. Makna sosiopragmatik imperatif bisa berupa

permintaan, permohonan, bujukan, seruan, persilaan, ajakan, imbauan, dan

lainnya.

5 Op Cit, hlm. 3.

Page 47: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

35

Gambar 3.1 Metode Penyediaan Data yang sudah dimodifikasi peneliti

Sumber: Mahsun (2007)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah form data

yang berbentuk tabel terdiri dari nomor data, lokasi, penutur, wujud imperatif/

tuturan, konteks tuturan menurut peneliti, dan makna imperatif. Instrumen penelitian

ini dimodifikasi dari peneliti sebelumnya yaitu Rahardi (2009) agar sesuai dengan

kebutuhan penelitian ini. Komponen-komponen tersebut akan ditampilkan dalam

form tabel di bawah ini.

No.

Data

Lokasi Wujud Imperatif / Isi

Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. Keluarga Nah, gara-gara itu alisnya

sempat hilang, karena

Dituturkan oleh seorang ibu

mengenang masa kanak-kanak

‘peringatan’

Metode

Penyediaan

Data

Metode

Simak

Teknik Dasar

Sadap

Teknik Lanjut

1. Simak

Bebas Libat

Cakap

2. Catat

Page 48: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

36

(Ibu Jokowi) main-main long bumbung

itu. (Hal 5)

anak lelakinya. Ia menuturkan hal

tersebut untuk memberikan

peringatan kepada pembaca agar

berhati-hati jika bermain.

2.

Keluarga

(Jokowi)

Saya ingin bertemu dengan

manajemen Lamb of God

ketika mereka pentas di

Singapura nanti untuk

membicarakan

kemungkinan Lamb of God

pentas di Solo dalam acara

Rock in Solo. (Hal 10)

Dituturkan Jokowi ketika

mengemukakan keinginannya

agar salah satu band rock dapat

datang ke acara daerah yang

dipimpinnya.

‘harapan’

dst…

Sumber: Rahardi (2009) yang dimodifikasi oleh peneliti

G. Analisis Data

Selanjutnya metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode

padan. Metode padan terbagi menjadi dua, yakni metode padan intralingual dan

metode padan ekstralingual. Pada penelitian ini digunakan metode padan

ekstralingual. Metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis unsur yang

bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang

berada di luar bahasa.6 Jadi, peneliti memadankan atau membandingkan segala

sesuatu yang sifatnya di luar kebahasaan. Di dalam penelitian ini berarti peneliti

menghubungkan data yang didapatkan berupa tuturan sosiopragmatik imperatif

dengan konteks, sehingga akan didapatkan makna tuturan sosiopragmatik imperatif

sesuai dengan konteks situasi tuturan.

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan teknik dasar hubung

banding yang bersifat intralingual dan ekstralingual, teknik hubung banding

menyamakan, teknik hubung banding membedakan, dan teknik hubung banding

menyamakan hal pokok sebagai teknik lanjutan dari metode padan ekstralingual.

6 Ibid, hlm. 120.

Page 49: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

37

Pada penelitian ini tuturan imperatif yang diperoleh tidak bisa dilepaskan

dari konteks yang mewadahinya. Jadi, pada penelitian ini tuturan imperatif yang

sudah didapatkan dihubungkan dengan konteks situasi tuturnya untuk

menentukan makna sosiopragmatik imperatifnya.

Gambar 3.2 Metode Analisis Data yang sudah dimodifikasi peneliti

Sumber: Mahsun (2007)

H. Tahap Analisis Data

Rahardi (2009) mengungkapkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam

penelitian imperatif yang menggunakan ancangan sosiopragmatik, ia membagi

Metode Padan

Metode Padan

Intralingual

Metode Padan

Ekstralingual

Teknik Hubung

Banding Menyamakan

Teknik Hubung

Banding yang

Bersifat

Ekstralingual

Teknik Hubung

Banding Membedakan

Teknik Hubung

Banding Menyamakan

Hal Pokok

Teknik Hubung

Banding yang

Bersifat Lingual

Page 50: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

38

tahapan tersebut menjadi tiga tahapan.7 Tahapan-tahapan tersebutsecara umum dapat

diuraikan sebagai berikut.

1. Mengumpulkan dan menyediakan data

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mencatat tuturan-tuturan

imperatif dalam buku biografi berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa

Rocker‟ yang sesuai dengan karakteristik penelitian.

2. Mengklasifikasikan data

Setelah data dikumpulkan, kemudian data diklasifikasikan berdasarkan

ranah sosial yang melatarbelakangi, lokasi, penutur, wujud imperatif,

konteks tuturan, dan makna imperatif. Semua data diklasifikasikan dengan

menggunakan form data yang sudah disebutkan pada instrumen penelitian.

3. Menganalisis data

Data yang sudah diklasifikasikan kemudian dianalisis berdasarkan

ancangan sosiopragmatik. Data dianalisis menggunakan konteks sosial

kultural yang melatarbelakanginya dan konteks situasi tutur.

I. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan-tahapan atau urutan-urutan yang

harus dilaksanakan dalam suatu penelitian. Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian

sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan yang berisi teori-teori

kajian sosiopragmatik.

2. Peneliti membaca dengan teliti buku biografi berjudul Jokowi Pemimpin

Rakyat Berjiwa Rocker karya Yon Tayrun.

3. Peneliti membaca ulang buku biografi berjudul Jokowi Pemimpin Rakyat

Berjiwa Rocker karya Yon Tayrun untuk menemukan wujud imperatifnya

dan implementasijnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

7 Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik: Kajian Imperaif dalam Wadah Konteks Sosiokultural

dan Konteks Situasionalnya, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 36.

Page 51: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

39

4. Peneliti mengumpulkan data yang berwujud dan bermakna imperatif.

5. Peneliti mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan membaginya ke

beberapa ranah sosial.

6. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data menggunakan ancangan

sosiopragmatik dengan memperhatikan konteks situasi tutur.

7. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian

Page 52: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

40

Bagan Pelaksanaan Penelitian Wujud dan Makna Imperatif dalam Biografi

Berjudul ‘Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker Karya Yon Tayrun.

s

Sumber: Mahsun (2011) yang telah dimodifikasi oleh peneliti

Metode dan Teknik

Analisis Data

Teori Sosiopragmatik

Metode Padan Intralingual

dan Ekstralingual

Teknik Hubung Banding

Menyamakan

Teknik Hubung Banding

Menyamakan Hal Pokok

Hasil Data Wujud kalimat

imperatif dalam biografi

berjudul „Jokowi Pemimpin

Rakyat Berjiwa Rocker.‟

Klasifikasi Data Berdasarkan Wujud dan

Makna Imperatif

Analisis Data dan Pembahasan

Teknik Dasar Sadap, Teknik Lanjut Simak

Bebas Libat Cakap dan Catat

Penyediaan Data Wujud kalimat imperatif dalam biografi

berjudul „Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.‟

Metode Simak

Teknik Hubung Banding

Membedakan

Page 53: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sinopsis Biografi

Jokowi namanya melesat naik ketika dikabarkan akan mencalonkan diri

sebagai calon gubernur DKI Jakarta dan dinobatkan sebagai salah satu kepala daerah

terbaik ketika menjadi wali kota Solo. Jokowi memimpin daerahnya dengan caranya

sendiri, ia menabrak peraturan protokoler dan birokrat yang dinggapnya dapat

memberikan dampak merepotkan dirinya dalam bertugas. Semua kebijakan yang

dibuatnya bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, bukan hanya sekadar

retorika semata, tetapi terwujud sesuai dengan janjinya ketika berkampanye.

Jokowi merupakan sosok yang sederhana, begitupun dengan kehidupan masa

lalunya yang begitu sederhana. Ia terlahir dari keluarga yang ekonominya pas-pasan.

Kondisi serba sulit membuat Jokowi terbiasa dengan makan sulit, tidur sulit, apapun

sulit. Namun dengan keyakinannya yang sangat kuat, ia selalu berusaha untuk tidak

menyusahkan kedua orangtuanya dan tidak pernah meminta apapun kepada orang

tuanya. Ia selalu membantu usaha orang tuanya sebagai tukang kayu.

Dalam biografi ini dipaparkan kehidupan masa lalu Jokowi hingga pencalonan

dirinya sebagai gubernur DKI Jakarta. Biografi ini menceritakan masa kecil hingga

kuliah, dari tukang kayu menjadi wali kota, Jokowi di mata pers dan wartawan, kisah

mobil ESEMKA, pengalaman pilkada, pendapat para ajudan dan supir pribadinya

mengenai sosok Jokowi, program-program pembangunan kota Solo, hingga nama

Jokowi ramai dibicarakan akan mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta.

Semua pemaparan bersumber dari cerita-cerita orang terdekat Jokowi dan yang

pernah bekerja dengan Jokowi, yakni ibu Jokowi, isteri Jokowi, anak Jokowi, teman-

teman ASMINDO, ajudan Jokowi, wartawan, supir. Semua terungkap dalam buku

biografi berjudul Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker karya Yon Thayrun.

Page 54: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

42

B. Wujud dan Makna Sosiopragmatik Imperatif dalam Enam Macam Ranah

1. Ranah Keluarga

Apabila seseorang penutur berbicara di rumah dengan salah satu anggota

keluarga yang lain tentang suatu topik, maka penutur tersebut dikatakan berada

dalam ranah keluarga. Ranah keluarga yang dirujuk dalam penelitian ini terdiri

dari anggota keluarga, isteri, dan anak. Berikut ini dipaparkan wujud dan makna

imperatif yang ditemukan dalam biografi pada ranah keluarga.

Pada Tabel 1 diuraikan sejumlah wujud dan makna imperatif dalam ranah

keluarga yang dilontarkan oleh anggota keluarga Jokowi. Wujud dan makna

imperatif dalam ranah keluarga didapatkan dari biografi berjudul „Jokowi

Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker‟ karya Yon Thayrun. Di dalam ranah keluarga

ini peneliti menemukan lima tuturan yang mengandung makna-makna

sosiopragmatik imperatif. Dari lima tuturan yang ditemukan dapat

diklasifikasikan bahwa satu tuturan makna sosiopragmatik ajakan, satu tuturan

makna sosiopragmatik harapan, dua tuturan makna sosiopragmatik larangan, dan

satu tuturan makna sosiopragmatik persilaan.

Tabel 1

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah Keluarga

No.

Data

Lokasi Wujud Imperatif / Isi

Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1.

Rumah ibu

Jokowi

(Jokowi)

Musik rock adalah

kebebasan. Musik rock itu

liriknya liar, tegas,

semangat, dan mampu

mendobrak perubahan.

(Hal 10)

Dituturkan oleh Jokowi ketika

mengungkapkan pendapatnya

mengenai musik rock. Secara

tersirat ia mengajak pembaca agar

mendengarkan musik rock dan

setuju dengan pendapatnya.

„ajakan‟

2. Rumah ibu Saya ingin bertemu dengan

manajemen Lamb of God1

Dituturkan Jokowi ketika

mengemukakan keinginannya

„harapan‟

1 Nama grup musik metal asal Amerika Serikat

Page 55: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

43

Jokowi

(Jokowi)

ketika mereka pentas di

Singapura nanti untuk

membicarakan

kemungkinan Lamb of God

pentas di Solo dalam acara

Rock in Solo. (Hal 10)

agar salah satu band rock dapat

datang ke acara daerah yang

dipimpinnya.

3.

Rumah

Jokowi

(Anak

Jokowi)

Saya nggak pengen Bapak

jadi wali kota, untuk apa?.

(Hal 31)

Tuturan ini dikemukakan oleh

seorang anak laki-laki kepada

Bapaknya yang saat ini menjabat

sebagai wali kota. Tuturan ini

bermaksud tidak mendukung dan

melarang ayahnya ketika ingin

menyalonkan diri sebagai wali

kota.

„larangan‟

4.

Rumah

Jokowi

(Iriana/ isteri

Jokowi)

Kita kan sudah

berkecukupan, untuk apa

lagi harus mencalonkan

diri sebagai wali kota.

(Hal 31)

Dituturkan oleh isteri Jokowi

(Iriana) mencoba untuk

menjelaskan tentang

keinginannya agar Jokowi tidak

mencalonkan diri menjadi wali

kota.

„larangan‟

5.

Rumah

Jokowi

(Iriana/ isteri

Jokowi)

Sebagai seorang istri saya

tentu memberikan masukan

yang baik untuk Bapak,

tapi saya percaya dengan

Bapak. Feelingnya2 itu lho,

selalu tepat. Dari dulu.

(Hal 31)

Tuturan ini dikemukakan oleh

Iriana ketika ditanyakan

pendapatnya tentang pencalonan

diri suaminya menjadi wali kota

Solo. Tuturan ini disampaikan

setelah Iriana awalnya tidak

menyetujui pencalonan Jokowi.

„persilaan‟

Terjadi campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam

tuturan “Sebagai seorang istri saya tentu memberikan masukan yang baik untuk

Bapak, tapi saya percaya dengan Bapak. Feelingnya itu lho, selalu tepat. Dari

dulu.” Dalam tuturan tersebut Iriana menggunakan kata feelingnya untuk

menyebut perasaan. Jika ditelusuri lebih dalam tentang Iriana, ternyata ia pernah

kuliah di Universitas Muhamadiyah Surakarta, dalam civitas akademik perguruan

tinggi biasanya sering menggunakan bahasa Inggris. Ia juga selalu mendampingi

2 Perasaan, kepekaan perasaan.

Page 56: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

44

Jokowi pada berbagai kesempatan termasuk dalam hal bisnis kayunya yang

sering terlibat bertransaksi dengan pembeli dari luar negeri yang pastinya

menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sangat

dimungkinkan jika Iriana melakukan campur kode antara bahasa Indonesia

dengan bahasa Inggris.

Jika diwujudkan dalam bentuk persentase, maka angka-angka frekuensi

kemunculan setiap tuturan menjadi sebagai berikut. Makna sosiopragmatik

imperatif larangan sebesar 40%. Makna makna sosiopragmatik imperatif ajakan,

makna sosiopragmatik imperatif harapan, dan makna sosiopragmatik imperatif

persilaan masing-masing sebesar 20%. Persentase makna sosiopragmatik dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah Keluarga

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik ajakan 1 20

2. Makna sosiopragmatik harapan 1 20

3. Makna sosiopragmatik larangan 2 40

4. Makna sosiopragmatik persilaan 1 20

Jumlah Tuturan 5 100,00

2. Ranah Tempat Kerja

Ranah tempat kerja yang dirujuk dalam penelitian ini terdiri dari organisasi

pengusaha mebel Solo, dan kantor wali kota Solo. Berikut ini dipaparkan wujud

dan makna imperatif yang ditemukan dalam biografi pada ranah tempat kerja.

Page 57: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

45

Di dalam ranah tempat kerja peneliti menemukan enam tuturan yang

memiliki makna sosiopragmatik imperatif. Tuturan yang ditemukan mengandung

empat macam makna sosiopragmatik imperatif dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) makna sosiopragmatik imperatif suruhan, (2) makna sosiopragmatik imperatif

harapan, (3) makna sosiopragmatik imperatif umpatan, (4) dan makna

sosiopragmatik perintah.

Jika diuraikan dengan bentuk angka, maka dapat diuraikan bahwa

ditemukan satu tuturan yang bermakna sosiopragmatik imperatif suruhan, satu

tuturan yang bermakna sosiopragmatik imperatif harapan, dua tuturan yang

bermakna sosiopragmatik imperatif umpatan, dan dua tuturan yang bermakna

sosiopragmatik perintah.

Tabel 2

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah Tempat Kerja

No.

Data

Lokasi Wujud Imperatif/

Isi Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. Persatuan

pengusaha

mebel

(Penulis

buku)

Sebagai eksportir

mebel senior di kota

Solo, teman-teman

pengusaha mebel yang

tergabung dalam

Asmindo pun

mendaulat dirinya

untuk menjadi ketua

Komda Solo Raya.

(Hal 23)

Tuturan ini diungkapkan

oleh penulis buku

berdasarkan hasil

wawancaranya kepada

teman-teman Jokowi.

Berarti secara tidak

langsung penulis buku

menyampaikan maksud

dari tuturan teman-

temannya. Maksud

tuturannya ialah untuk

mendorong atau menyuruh

Jokowi agar mau menjadi

ketua perkumpulan

pengusaha mebel di Solo,

dan secara otomatis berarti

Jokowi harus mampu

„suruhan‟

Page 58: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

46

membangun usaha mebel

di Solo menjadi lebih baik

lagi.

2. Persatuan

pengusaha

mebel

(Penulis

buku)

Dia diharapkan dapat

membantu untuk

mendapatkan peluang

ekspansi bisnis dan

meningkatkan

produksi usaha kecil

menengah di Solo.

(Hal 24)

Tuturan ini diungkapkan

oleh penulis buku

berdasarkan hasil

wawancaranya kepada

teman-teman Jokowi.

Berarti secara tidak

langsung penulis buku

menyampaikan maksud

dari tuturan teman-

temannya. Tuturan ini

bermaksud mengharapkan

Jokowi agar dapat

meningkatkan usaha kecil

menengah di Solo ketika

menjabat sebagai ketua

Asmindo.

„harapan‟

3. Persatuan

pengusaha

mebel

(Jokowi)

Dari dulu wali kota

Solo tidak bisa

mengatur kota dengan

baik. dari tahun ke

tahun semakin tidak

baik. Hotel juga tidak

laku, kota semakin

tidak teratur, semakin

tidak rapi, di mana-

mana ada PKL yang

tidak di-manage3

dengan baik. Itu yang

kelihatan mata. (Hal

25)

Tuturan ini dituturkan oleh

Jokowi ketika

mengemukakan

pendapatnya tentang

pemerintahan kota Solo

sebelum dirinya menjabat.

Tuturan ini ditunjukan

untuk memberikan kritikan

kepada pemerintahan kota

Solo yang dianggapnya

tidak baik dari segi

apapun.

„umpatan‟

4. Persatuan

pengusaha

mebel

(Jokowi)

Dia dan teman-

temannya di Asmindo

juga merasa gemas,

kenapa Solo tak

maju-maju. Padahal,

kota Solo memiliki

potensi besar untuk

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi dan teman-

temannya sesama

pengusaha mebel. Tuturan

ini ditunjukkan untuk

pemerintah Solo yang

selama ini dirasa belum

„umpatan‟

3 diatur

Page 59: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

47

dikembangkan. (Hal

25)

mampu memanfaatkan

potensi yang ada di Solo.

5. Kantor wali

kota Solo

(Jokowi)

Saya mencopot lurah

maupun camat yang

tidak bisa mengikuti

pola sistem kerja saya.

Karena mereka tidak

punya niat menolong

masyarakat dalam

percepatan waktu

pembuatan KTP.

Selain itu, ruang

pelayanan pembuatan

KTP maupun

pelayanan perizinan

saya buat seperti

bank, biar masyarakat

nyaman. Masak dari

dulu tempat pelayanan

hanya itu-itu terus.

(Hal 30)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi dengan

maksud untuk

memerintahkan para lurah

dan camat agar bisa

mengikuti pola

pemerintahannya yang pro

rakyat dengan melayani

masyarakat dengan cepat

dan fasilitas yang nyaman.

„perintah‟

6. Kantor wali

kota Solo

(Jokowi)

Untuk apa sih

berpanjang-panjang?

Kalau memang sudah

setuju semua dan

sudah bisa

ditindaklanjuti, yang

harus disiapkan bukan

pidato panjang, tapi

memikirkan

bagaimana

menindaklanjuti

dengan segera

rencana pemerintah

agar bermanfaat bagi

rakyat. Kalau untuk

rakyat saya tidak bisa

berlama-lama. (Hal

32)

Dituturkan oleh Jokowi

setelah rapat dengar

pendapat dengan anggota

Dewan Perwakilam

Rakyat Kota Solo. Tuturan

ini memerintahkan para

anggota DPR Kota Solo

harus bisa bekerja dan

bermanfaat untuk rakyat.

„perintah‟

Page 60: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

48

Terjadi campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam

tuturan “Dari dulu wali kota Solo tidak bisa mengatur kota dengan baik. dari

tahun ke tahun semakin tidak baik. Hotel juga tidak laku, kota semakin tidak

teratur, semakin tidak rapi, di mana-mana ada PKL yang tidak di-manage

dengan baik. Pada mulanya Jokowi bertutur menggunakan bahasa Indonesia,

tetapi ditengah-tengah tuturan Jokowi secara tidak sadar menggunakan bahasa

Inggris manage yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu diatur. Hal ini

dapat terjadi karena faktor pendidikan Jokowi yang merupakan lulusan dari

sebuah universitas yang biasa menggunakan bahasa Inggris dan sebagai wali kota

biasanya sering bertemu dengan pemimpin-pemimpin daerah dari berbagai dunia

sehingga mengharuskannya mengerti bahasa Inggris dan menggunakan bahasa

Inggris dalam berkomunikasi. Sehingga wajar jika Jokowi menyelipkan bahasa

Inggris ketika melakukan tuturan.

Frekuensi kemunculan setiap makna sosiopragmatik imperatif dalam ranah

tempat kerja dapat diwujudkan dalam angka persentase. Tuturan yang bermakna

sosiopragmatik suruhan, dan tuturan yang bermakna harapan masing-masing

sebesar 16,67%. Tuturan yang bermakna sosiopragmatik imperatif umpatan dan

perintah masing-masing sebesar 33,33%. Agar lebih mudah dipahami data

frekuensi kemunculan makna sosiopragmatik imperatif dari setiap tuturan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah Tempat Kerja

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik suruhan 1 16,67

2. Makna sosiopragmatik harapan 1 16,67

Page 61: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

49

3. Makna sosiopragmatik umpatan 2 33,33

4. Makna sosiopragmatik perintah 2 33,33

Jumlah Tuturan 6 100,00

3. Ranah Pemerintahan

Ranah pemerintahan yang dirujuk dalam penelitian ini terdiri dari Jokowi

sebagai wali kota Solo, gubernur Jawa Tengah, juru bicara presiden . Berikut ini

dipaparkan wujud dan makna imperatif yang ditemukan dalam biografi pada

ranah pemerintahan.

Di dalam ranah pemerintahan peneliti menemukan dua puluh tiga tuturan

yang memiliki makna sosiopragmatik imperatif. Dari dua puluh tiga tuturan itu

ditemukan tujuh makna sosiopragmatik imperatif. Tujuh makna sosiopragmatik

itu dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) makna sosiopragmatik imperatif

larangan, (2) makna sosiopragmatik imperatif perintah, (3) makna

sosiopragmatik imperatif harapan, (4) makna sosiopragmatik imperatif umpatan,

(5) makna sosiopragmatik imperatif permintaan, (6) sosiopragmatik imperatif

suruhan, (7) makna sosiopragmatik imperatif desakan.

Makna sosiopragmatik imperatif yang paling dominan dalam ranah

pemerintahan ini adalah makna sosiopragmatik imperatif perintah, yakni

sebanyak enam tuturan dan makna sosiopragmatik imperatif harapan sebanyak

enam tuturan. Makna sosiopragmatik larangan, makna sosiopragmatik imperatif

umpatan, makna sosiopragmatik imperatif permintaan dan makna sosiopragmatik

umpatan masing masing tiga tuturan.. Makna sosiopragmatik imperatif suruhan,

anjuran, dan desakan masing-masing sebanyak satu tuturan. Berikut ini

dipaparkan wujud dan makna imperatif dalam ranah pemerintahan dengan

menggunakan tabel agar lebih mempermudah membacanya.

Page 62: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

50

Tabel 3

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah Pemerintahan

No.

Data

Lokasi Wujud

Imperatif/ Isi

Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. Kantor wali

kota Solo

(Jokowi)

Kenapa harus diganti

jika mobil itu masih

bisa digunakan?. (Hal

55)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi ketika

ditanyakan penggantian

mobil dinasnya. Ia

mengganti mobil dinasnya

dari Toyota Camry

menjadi mobil bermerek

Esemka. Ia bermaksud

untuk melarang pajabat

yang suka mengganti

mobil dinasnya menjadi

mobil dinas yang mewah

padahal mobil dinas yang

lama masih bisa

digunakan.

„larangan‟

2. Kantor wali

kota Solo

(Jokowi)

Saya tidak mau

mencolok, ndak4 enak

sama masyarakat.

(Hal 57)

Dituturkan oleh Jokowi

sambil mencopot jas

warna hitam yang

digunakannya ketika

bekerja di balai kota. Ia

meminta kepada supirnya

untuk mengganti nomor

polisi mobil dinasnya ke

nomor polisi yang

berwarna hitam. Maksud

tuturan itu adalah untuk

memerintahkan supirnya

mengganti plat nomor

mobil dinasnya.

„perintah‟

3. Pemerintahan/ Gue butuh pemimpin

yang seperti ini,

Tuturan ini dilontarkan

oleh seorang pengguna

„harapan‟

4 Tidak

Page 63: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

51

Media Sosial

(Pengguna

facebook)

bukan seperti

pemimpin di Jakarta.

(Hal 59)

facebook menanggapi

kinerja Jokowi sebagai

kepala daerah. Secara

tidak langsung orang itu

mengharapkan pemimpin

daerahnya, yakni Jakarta

bisa melakukan kinerja

yang baik seperti Jokowi.

4. Pemerintahan/

Media sosial

(Pengguna

facebook)

Sudah sepantasnya

pemimpin-pemimpin

lain meniru Jokowi

menggunakan produk

dalam negeri. (Hal

59)

Tuturan ini disampaikan

oleh salah satu pengguna

facebook mengomentari

kinerja Jokowi. Tuturan

ini bertujuan untuk

mengharapkan pemimpin

lain bisa mencontoh

Jokowi.

„harapan‟

5. Pemerintahan/

Media sosial

Maju terus, Pak

Jokowi. (Hal 61)

Dituturkan oleh salah satu

pembaca di sebuah laman

berita terkenal. Tuturan ini

dimaksudkan

mengaharapkan dan

mendukung Jokowi untuk

selalu memberikan kinerja

yang baik.

„harapan‟

6. Pemerintahan

(Pejabat

daerah)

Jangan cari muka

deh. (Hal 65)

Dituturkan oleh salah satu

pejabat daerah

mengomentari kinerja

Jokowi dan mobil Esemka.

Tuturan ini bermaksud

mencibir Jokowi.

„umpatan‟

7. Pemerintahan

(Pejabat

daerah)

Jika ambrol di jalan

terus nabrak kebo,

piye5?(Hal 65)

Tuturan ini dilontarkan

oleh gubernur Jawa

Tengah, Bibit Waluyo

mengomentari produksi

mobil Esemka. Tuturan ini

bertujuan untuk mencibir

produksi mobil Esemka.

„umpatan‟

8. Pemerintahan Saya katakan kepada

Pak Dubes, saya tidak

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi ketika

„permintaan‟

5 Bagaimana?

Page 64: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

52

(Jokowi) minta duit atau

investor. Saya minta

teknisi yang bisa

membantu

penyempurnaan mobil

Esemka. (Hal 66)

menceritakan infrastruktur

untuk memproduksi mobil

Esemka. Ia

menuturkannya kepada

Dubes Jerman, berarti ia

meminta bantuan teknisi

untuk penyempurnaan

mobil Esemka.

9. Pemerintahan

(Jokowi)

Saya tidak butuh

investor luar. Saya

butuh investor lokal.

(Hal 67)

Tuturan ini dilontarkan

Jokowi menegaskan ke

pada pemerintah untuk

meminta investor dari

dalam negeri.

„permintaan‟

10. Pemerintahan

(Jokowi)

Jadi kami berharap

pemerintah mau

membantu

kekurangan dana

yang kami butuhkan

untuk pengembangan

pabrik Esemka di Solo

Technopark. (Hal 69)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi kepada

pemerintah. Tuturan ini

bertujuan meminta

bantuan dana

pengembangan pabrik

Esemka.

„harapan‟

11. Pemerintahan

(Juru bicara

presiden)

Tentu Bapak Presiden

telah mendengar

kreasi dan inovasi

yang positif dari anak

bangsa di Jawa

Tengah. Perakitan

mobil nasional ini

patut diapresiasi.

(Hal 79)

Dituturkan oleh juru

bicara presiden kepada

pers bahwa presiden

sangat mengapresiasi

karya anak SMK. Secara

tersirat sebenarnya tuturan

ini bertujuan untuk

menyuruh semua pihak

untuk bisa mengapresiasi

karya anak SMK.

„perintah‟

13. Pemerintahan

(Jokowi)

Kami gabungkan

keduanya. Harus

cepat, tapi prosedur

tetap terpenuhi. (Hal

111)

Dituturkan oleh Jokowi

kepada pejabat untuk

mendesak agar cepat

dalam melayani

masyarakat, cepat dalam

mengikuti perubahan

sistem yang berlaku.

„desakan‟

12. Pemerintahan Jika realistis, 10

miliar pun saya

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi kepada kepala

„perintah‟

Page 65: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

53

(Jokowi) setujui asal jumlah

PSK bisa berkurang

di Solo. (Hal 114)

dinas untuk membuat

proposal rehabilitasi PSK

yang realistis agar

program rehabilitasi

berjalan dengan baik.

13. Pemerintahan

(Jokowi)

Silakan berinvestasi

di sini, tapi jangan

coba-coba menyuap

staf saya dan

perangkat

pemerintahan di Solo

untuk mendapatkan

izin. (Hal 114)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi kepada

investor agar tidak

menyuap para pejabatnya

untuk melancarkan urusan

perizinan pembuatan hotel

di Solo. tuturan ini

bertujuan memperingatkan

para investor agar bersikap

baik dan harus sesuai

prosedur untuk

mendapatkan izin

pendirian hotel.

„peringatan‟

14. Pemerintahan

(Jokowi)

Kasus pabrik es Sari

Petodjo yang

merupakan bangunan

bersejarah dan

dilindungi adalah

salah satu bukti tata

cara investasi kotor

yang menghalalkan

segala cara. (Hal

115)

Dituturkan oleh Jokowi

menjelaskan salah satu

bangunan bersejarah yang

dirobohkan untuk dibuat

mall. Jokowi tidak mau

kasus seperti itu terjadi

lagi ketika dirinya

menjabat. Oleh karena itu,

tuturan ini bermaksud

untuk mengumpat

pemimpin atau pejabat

terdahulu.

„umpatan‟

15. Pemerintahan

(Jokowi)

Undang-undang

melarang merusak

cagar budaya di Solo.

saya tidak melawan

Gubernur, tapi saya

menjalankan amanat

undang-undang. (Hal

122)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi menceritakan

tentang perobohan salah

satu benda cagar budaya.

Ia masih mempertahankan

sebagian bangunan

bersejarah itu. Tuturan ini

bertujuan untuk melarang

semua pihak merobohkan

bangunan cagar budaya

hanya untuk kepentingan

pribadi (pembuatan mal).

„larangan‟

Page 66: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

54

16. Pemerintahan

(Jokowi)

…coba saja

crosscheck6 pada

ajudan saya. (Hal

151)

Ditutukan oleh Jokowi

ketika ditanyakan perihal

gajinya sebagai wali kota.

Tuturan ini bermaksud

untuk memerintahkan

yang bertanya untuk

langsung bertanya kepada

ajudannya.

„perintah‟

17. Pemerintahan

(Jokowi)

…yang penting saya

tidak pernah ambil

gaji. Kalau tidak

percaya, tanya saja

kepada sekretaris

atau ajudan saya.

(Hal 151)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi ketika

ditanyakan perihal gajinya

sebagi wali kota. Ia

menegaskan bahwa ia

tidak pernah mengambil

gajinya sebagai wali kota,

ia menyuruh si pemberi

pertanyaan untuk langsung

memeriksa kebenaran

tersebut ke sekretaris atau

ajudannya.

„suruhan‟

18. Pemerintahan

(Jokowi)

Kenapa orang-orang

di Eropa bisa menata

kotanya dengan baik?

kita juga pasti bisa.

Sistem harus dibuat

dan dijalankan

dengan benar.

Komunikasi dengan

siapa saja harus

dibangun agar semua

bisa berjalan dan

Solo bisa menjadi

pionir perubahan.

(Hal 168)

Dituturkan oleh Jokowi

kepada semua pihak agar

bisa bekerjasama

membangun kota Solo.

Secara tidak langsung

Jokowi memerintahkan

untuk membuat dan

menjalankan sistem

dengan benar agar

terbentuk kota Solo yang

baik dan menjadi pionir

perubahan.

„perintah‟

19. Pemerintahan

(Jokowi)

Saya ingin di periode

terakhir

kepemimpinan saya

ini, Solo bisa menjadi

kota dalam kebun.

Dan satu waktu nanti

Dilontarkan oleh Jokowi

sebagai wujud harapannya

kepada pemerintahannya

untuk membangun kota

Solo menjadi kota dalam

kebun.

„harapan‟

6 Memeriksa kembali

Page 67: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

55

dapat menjadi kota

dalam hutan. (Hal

174)

20. Pemerintahan

(Jokowi)

12 saja sudah cukup.

Itu pun sudah

telanjur. (Hal 181)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi secara

singkat. Tuturan ini

lontarkan ketika dirinya

ditanyakan perihal

permohonan izin

pembangunan minimarket.

Tuturan ini bertujuan

untuk tidak memberikan

izin atau melarang

pembangunan minimarket

lagi di Solo.

„larangan‟

21. Pemerintahan

(Jokowi)

Saya ingin

menjadikan Solo

sebagai kota karnaval

seperti Rio de Janeiro

di Brasil. (Hal 188)

Dituturkan oleh Jokowi

mengharapkan kota Solo

menjadi kota karnaval. Ia

berharap kepada seluruh

seniman agar melakukan

pementasan akbar pada

acara Solo Batik Carnaval.

„harapan‟

22. Pemerintahan

(Jokowi)

Saya prihatin Solo

hanya memiliki

sebuah museum,

karena saya percaya

peradaban sebuah

negeri salah satunya

diukur dari

bagaimana sebuah

museum dimiliki dan

dirawat. (Hal 188)

Dituturkan oleh Jokowi

sebagai wujud

kekecewaannya kepada

DPR Kota Solo karena

menolak rencananya

membangun museum.

Secara tidak langsung,

tuturan ini bermaksud

meminta kepada DPR

Kota Solo agar menyetujui

rencananya.

„permintaan‟

23. Pemerintahan

(Jokowi)

Saya tidak mau

bekerja dengan

orang-orang yang

tidak berpihak kepada

masyarakat. (Hal

190)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi kepada

seluruh kepala dinas

pemerintahannya. Tuturan

ini dilontarkan ketika ia

meminta kepala dinas

pemerintahan mengajukan

proposal yang

„perintah‟

Page 68: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

56

anggarannya realistis, jika

tidak mampu maka akan

digeser.

Dalam tuturan “Saya tidak mau mencolok, ndak enak sama masyarakat”

terjadi campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi sebagai wali kota Solo, ndak dalam bahasa Indonesia

memiliki arti tidak. Seperti yang diketahui pada saat bertutur ini, Jokowi

menjabat sebagai wali kota Solo yang merupakan daerah bersuku Jawa, biasa

menggunakan bahasa Jawa. Selain itu, mitra tutur Jokowi pada saat bertutur

merupakan ajudannya yang berasal dari Solo. Dalam keseharian ketika bertemu

dan berkomunikasi dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasinya pasti

menggunakan bahasa Jawa. Faktor-faktor yang sudah disebutkan menjadi

penyebab Jokowi secara tidak sadar mencampur bahasa Indonesia dan bahasa

Jawa.

Tuturan “Jika ambrol di jalan terus nabrak kebo, piye” dituturkan oleh

gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo ketika mengomentari produksi mobil

Esemka. Tuturan ini ditujukan kepada Jokowi yang selama ini sangat

membanggakan mobil Esemka. Dalam tuturan ini terjadi campur kode antara

bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Terselip kata piye yang dalam bahasa

Indonesia memiliki arti bagaimana. Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh latar

belakang Bibit sebagai gubernur Jawa Timur yang bersuku Jawa, pasti dalam

kesehariannya menemui masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa. Selain itu, ia

juga mengomentari Jokowi yang seperti diketahui sangat kental dengan Jawa.

Dalam tuturan “coba saja crosscheck pada ajudan saya” dan tuturan

“Seharusnya pemerintah daerah memberikan fasilitas seluas-luasnya kepada

PKL. Terjadi campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,

crosscheck dalam bahasa Indonesia memiliki arti periksa kembali. Tuturan ini

Page 69: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

57

disampaikan oleh Jokowi ketika ditanyakan perihal gajinya sebagai wali kota

Solo. Campur kode ini dapat terjadi karena latar belakang pendidikan, latar

belakang pekerjaannya sebagai tukang kayu, dan latar belakang jabatannya.

Jokowi yang merupakan lulusan Universitas Gajah Mada terbiasa menggunakan

bahasa Inggris dalam kehidupan perkuliahan, Jokowi sering bertransaksi

penjualan kayu dengan pembeli dari luar negeri menuntutnya mengerti dan

berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris, dan Jokowi merupakan wali kota

Solo yang sering bertemu dengan pemimpin-pemimpin daerah dari berbagai

negara tentunya menggunakan bahasa Inggris ketika berkomunikasi. Oleh karena

itu, sangat dimungkinkan jika Jokowi menyelipkan bahasa Inggris ketika

bertutur.

Makna-makna sosiopragmatik imperatif dari setiap tuturan dapat dihitung

dengan angka persentase kemunculan. Makna sosiopragmatik imperatif perintah

sebesar 26,09%. Makna sosiopragmatik imperatif harapan sebesar 26,09%.

Makna sosiopragmatik larangan, makna sosiopragmatik imperatif umpatan, dan

makna sosiopragmatik imperatif permintaan masing-masing sebesar 13,04%.

Makna sosiopragmatik imperatif suruhan, dan desakan masing-masing sebesar

4,35%.

Tabel 3.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah Pemerintahan

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik larangan 3 13,04

2. Makna sosiopragmatik perintah 6 26,09

3. Makna sosiopragmatik harapan 6 26,09

Page 70: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

58

4. Makna sosiopragmatik umpatan 3 13,04

5. Makna sosiopragmatik permintaan 3 13,04

6. Makna sosiopragmatik suruhan 1 4,35

7. Makna sosiopragmatik desakan 1 4,35

Jumlah Tuturan 23 100,00

4. Ranah Ekonomi

Ranah ekonomi yang dirujuk dalam penelitian ini berlokasi di pameran

mobil Esemka. Berikut ini dipaparkan wujud dan makna imperatif yang

ditemukan dalam biografi pada ranah ekonomi.

Peneliti menemukan empat belas tuturan dalam ranah ekonomi yang

memiliki makna sosiopragmatik imperatif. Dari empat belas tuturan itu, dapat

diidentifikasikan ke dalam enam jenis makna tuturan. Dari enam jenis tuturan itu,

dapat diklasifikasikan bahwa enam tuturan bermakna sosiopragmatik imperatif

bujukan, tiga tuturan bermakna sosiopragmatik imperatif ajakan, dua tuturan

bermakna sosiopragmatik imperatif harapan, dan masing-masing satu tuturan

bermakna sosiopragmatik imperatif desakan, suruhan, dan permintaan.

Tabel 4

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah Ekonomi

No.

Data

Lokasi Wujud Imperatif/

Isi Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. Pameran

mobil

Esemka

Bagi Jokowi, memiliki

dan menggunakan

produk bangsa sendiri

merupakan sebuah

kebangggaan, selain

Tuturan tersebut berasal

dari penulis buku yang

merupakan hasil dari

wawancara Jokowi, berarti

tuturan tesebut berasal dari

„bujukan‟

Page 71: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

59

(Penulis

buku)

itu harganya pasti

lebih murah. (Hal 55)

Jokowi. Tuturan tersebut

dilontarkan ketika

mempromosikan mobil

Esemka. Tuturan tersebut

dimaksudkan untuk

membujuk semua orang

untuk membeli produk

bangsa sendiri yang lebih

murah harganya.

2. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Hal ini pantas

didukung karena ini

adalah awal dari

kebangkitan industri

mobil nasional. (Hal

55)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi ketika

mempromosikan mobil

Esemka. Ia mengatakan hal

itu bertujuan untuk

mengajak semua orang

untuk mendukung produk

hasil anak bangsa.

„ajakan‟

3. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Ini sebuah kreativitas

dan inovasi dari anak-

anak SMK untuk

bangsa ini, mengapa

kita harus diam? (Hal

58)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi ketika

menceritakan keberadaan

mobil Esemka. Ia sangat

mendukung keberadaan

mobil Esemka tuturan ini

bertujuan untuk mengajak

semua orang khususnya

anak muda untuk selalu

berinovasi dan tidak boleh

diam, serta harus

mendukung inovasi dari

anak SMK.

„ajakan‟

4. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Industri mobil Esemka

ini harus

dikembangkan

bersama seluruh

lapisan masyarakat

dan juga dikerjakan

oleh semua anak-anak

Esemka dari seluruh

Indonesia, bukan saja

hanya di Solo. (Hal

58)

Dituturkan oleh Jokowi

ketika menceritakan

keberadaan mobil Esemka.

Ia sangat mendukung

keberadaan mobil Esemka,

maka dari itu tujuan dari

tuturan tersebut adalah

untuk mengajak seluruh

masyarakat untuk

mengembangkan industri

mobil Esemka.

„ajakan‟

Page 72: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

60

5. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Nyaman, sangat

nyaman, tidak kalah

dengan mobil-mobil

lain yang sejenis. (Hal

58)

Tuturan ini dilontarkan

Jokowi saat mencoba

mobil Esemka. Sebagai

brand ambassador dari

mobil Esemka tentu saja

tuturan ini betujuan untuk

membujuk masyarakat

membeli mobil Esemka.

„bujukan‟

6. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Sebagai brand

ambassador7 saya

juga menyediakan test

drive8. (Hal 62)

Tuturan ini disampaikan

oleh Jokowi kepada para

pengunjung pameran mobil

Esemka di pelataran rumah

dinasnya. Tuturan ini

bertujuan untuk

mendorong pengunjung

mencoba mobil Esemka.

„bujukan‟

7. Pameran

mobil

Esemka

(Pengunjung

pameran)

Harganya murah dan

terjangkau. Mobilnya

bagus dan desainnya

juga bagus. Saya akan

membelinya satu. (Hal

63)

Dituturkan oleh seseorang

yang sengaja datang untuk

melihat langsung mobil

Esemka. Tuturan ini

dimaksudkan untuk

mempengaruhi pengunjung

lain agar membeli juga

mobil Esemka.

„bujukan‟

8. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Beberapa menteri dari

kabinet Indonesia

Bersatu jilid dua pun

sudah pesan. (Hal 65)

Dituturkan oleh Jokowi

menceritakan tentang

mobil Esemka ketika

bertugas di pameran mobil

Esemka. Sebagai brand

ambassador mobil Esemka

dengan mencontohkan

menteri yang membeli

mobil Esemka secara

tersirat sebenarnya ia

mempromosikan dan

mendorong masyarakat

untuk membeli mobil

Esemka.

„bujukan‟

7 Duta dari sebuah merek

8 Tes mengemudi

Page 73: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

61

9. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Afgan si penyanyi itu

juga sudah mesan lho.

(Hal 65)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi ketika

bertugas di pameran mobil

Esemka. Tuturan ini

bertujuan untuk

mendorong masyarakat

membeli mobil Esemka.

„bujukan‟

10. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Saya tidak peduli.

Saya jalan terus. Yang

penting saya akan

menyelesaikan

persoalan uji emisi

sebelum bulan Agustus

ini. Kemudian

mengurus prinsipal

brand Indonesianya.

Tidak ada yang bisa

menghalangi, ini

bukan untuk

kepentingan saya,

mobil Esemka ini

kebanggan rakyat

Indonesia. (Hal 66)

Dituturkan oleh Jokowi

menanggapi cibiran dari

berbagai pihak. Tuturan ini

di sampaikannya ketika

suasan santai di rumah

dinasnya. Tuturan ini

dimaksudkan untuk

menegaskan ke semua

orang bahwa ia benar-

benar serius mengurus

mobil Esemka.

„desakan‟

11. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Saat ini mobil Esemka

hanya ada enam unit,

bulan Agustus nanti

sudah harus

memproduksi 200 unit

sehingga tepat di hari

kemerdekaan Agustus

2012 nanti, Esemka

bisa dijadikan simbol

kebangkitan mobil

nasional. (Hal 67)

Dituturkan oleh Jokowi

menceritakan tentang

produksi mobil Esemka.

Tuturan ini ditujukan

kepada anak SMK yang

terlibat dalam produksi

mobil Esemka agar

menambah hasil

produksinya.

„suruhan‟

12. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Jadi kita berharap

masyarakat juga dapat

berpartisipasi untuk

menyediakan suku

cadang Esemka lewat

industri rumahan.

(Hal 68)

Tuturan ini dilontarkan

oleh Jokowi kepada

masyarakat yang hadir di

pameran mobil Esemka.

Tuturan ini mengharapkan

masyarakat ikut telibat

mendukung penyediaan

suku cadang mobil

„harapan‟

Page 74: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

62

Esemka.

13. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Semua masukan

tentunya akan

bermanfaat bagi kita.

(Hal 72)

Tuturan ini dilontarkan

Jokowi kepada semua

pihak meminta saran untuk

penyempurnaan mobil

Esemka.

„permintaan‟

14. Pameran

mobil

Esemka

(Jokowi)

Saya ingin belajar

bagaimana mereka

membangun industri

otomotif nasional.

(Hal 73)

Dituturkan oleh Jokowi

menceritakan

kunjungannya ke Malaysia

melihat produksi mobil

nasional Malaysia. Tuturan

ini merupakan harapan

Jokowi agar bisa

mempelajari pembangunan

industri mobil nasional.

„harapan‟

Tuturan “Sebagai brand ambassador saya juga menyediakan test drive”

disampaikan oleh Jokowi ketika berada di pameran mobil Esemka. Melihat latar

tempat yaitu pameran mobil yang biasanya dihadiri oleh masyarakat yang

memiliki taraf menengah ke atas, maka sangat dimungkinkan Jokowi memilih

penggunaan brand ambassador dan test drive untuk mengatakan duta dari sebuah

merek dan tes mengemudi. Latar belakangnya sebagai pengusaha kayu yang

mengekspor produknya ke berbagai dunia mengharuskannya menggunakan bahasa

Inggris, dan sebagai wali kota biasanya sering melakukan pertemuan dengan

berbagai pemimpin daerah dari seluruh dunia, memungkinkan Jokowi secara tidak

sadar melakukan campur kode antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Jika diwujudkan dalam persentase, maka angka-angka frekuensi

kemunculan makna sosiopragmatik imperatif sebagai berikut: tuturan bermakna

sosiopragmatik imperatif bujukan sebesar 33,33%, tuturan bermakna

sosiopragmatik imperatif ajakan sebesar 16,67%, tuturan bermakna

Page 75: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

63

sosiopragmatik imperatif harapan sebesar 11,11%, dan masing-masing 5,56%

untuk tuturan bermakna sosiopragmatik imperatif tawaran, desakan, suruhan,

petunjuk, permintaan, saran, dan sindiran.

Tabel 4.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah Ekonomi

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik bujukan 6 42,86

2. Makna sosiopragmatik ajakan 3 21,43

3. Makna sosiopragmatik desakan 1 7,14

4. Makna sosiopragmatik suruhan 1 7,14

5. Makna sosiopragmatik harapan 2 14,28

6. Makna sosiopragmatik permintaan 1 7,14

Jumlah Tuturan 14 100,00

5. Ranah PILKADA

Ranah PILKADA yang dirujuk dalam penelitian ini membicarakan topik

pemilihan wali kota Solo. Berikut ini dipaparkan wujud dan makna imperatif

yang ditemukan dalam biografi pada ranah PILKADA.

Di dalam ranah PILKADA peneliti menemukan enam tuturan yang

memiliki makna sosiopragmatik imperatif. Dari enam tuturan itu dapat

diidentifikasikan menjadi empat jenis tuturan. Dari empat jenis tuturan itu dapat

diidentifikasikan bahwa dua tuturan bermakna sosiopragmatik imperatif ajakan,

satu tuturan bermakna sosiopragmatik imperatif harapan, satu tuturan bermakna

sosiopragmatik imperatif imbauan, dan dua tuturan bermakna sosiopragmatik

imperatif umpatan.

Page 76: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

64

Tabel 5

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah PILKADA

No.

Lokasi Wujud

Imperatif/ Isi

Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. PILKADA

(Slogan)

Solo Berseri Tanpa

Korupsi. (Hal 84)

Tulisan ini merupakan

slogan yang diusung

oleh Jokowi ketika

kampanye pencalonan

dirinya menjadi wali

kota Solo. Tuturan ini

secara tersirat mengajak

masyarakat untuk

memilihnya jika ingin

kota Solo bersih dari

korupsi.

„ajakan‟

2. PILKADA/Fa

cebook

(Anton Red

Devilz)

Kula dukung

panjenengan dados

gubernur DKI

Jakarta, Pak.9 (Hal

206)

Tuturan ini disampaikan

oleh salah satu

mahasiswa Indonesia

yang sedang kuliah di

University of

Mancester, Inggris

dengan nama akun

Facebook Anton Red

Devilz. Ia meyatakan

dukungannya kepda

Jokowi untuk maju

menjadi Gubernur DKI

Jakarta. Tuturan ini

bertujuan mengajak

masyarakat yang

membaca statusnya

Facebooknya untuk ikut

mendukung Jokowi.

„ajakan‟

3. PILKADA/Por

tal berita

Indonesia butuh

orang seperti Anda

mengabdikan diri.

Tuturan ini dilontarkan

oleh seorang pembaca

di portal berita, ia

„harapan‟

9 Saya mendukung Anda (Jokowi) menjabat/menjadi gubernur DKI Jakarta, Pak.

Page 77: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

65

(otong.efendi) Setelah no.1 di DKI,

jadi menteri,

kemudian RI 1.

Mudah-mudahan

Anda panjang umur.

(Hal 207)

mengomentari berita

dengan judul “Jokowi:

Masalah di Jakarta

dengan Solo Sama

Saja.” Tuturan ini

sebagai bentuk

pengharapannya

terhadap Jokowi. Ia

berharap agar Jokowi

tahap demi tahap bisa

memasuki jenjang karir

politik yang semakin

tinggi, hingga akhirnya

bisa menjadi presiden.

4. PILKADA

(Rudy)

Beliau kan selain

milik Solo, juga milik

masyarakat

Indonesia. Solo juga

harus bangga kalau

ada putranya yang

bisa memimpin

daerah lain. (Hal

212)

Dituturkan oleh Ketua

DPC PDI perjuangan

Solo bernama Hadi

Rudyatmo (Rudy).

Tuturan ini dilontarkan

ketika masyarakat

sedang khawatir

pencalonan diri Jokowi

menjadi Gubernur DKI

Jakarta. Masyarakat

Solo menginginkan

Jokowi tetap memimpin

Solo saja. Tuturan ini

bertujuan

mengharapkan

masyarakat untuk

memahami keadaan

Jokowi, dan harus selalu

mendukung apapun

keputusan Jokowi,

karena Jokowi milik

masyarakat Indonesia,

bukan masyarakat Solo

saja.

„imbauan‟

5. PILKADA/Tw

itter

(@Puput_Shev

Huahhh yakin bos??.

(Hal 215)

Tuturan ini merupakan

kicauan twitter dari

pemilik akun

@Puput_Sheva. Ia

memberikan komentar

„umpatan‟

Page 78: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

66

a) sebuah berita berjudul

“Jokowi Mampu Atasi

Macet Jakarta.” Ia

langsung berkomentar

di akun twitter Jokowi.

Tuturan ini bermaksud

untuk mengumpat

Jokowi, ia tidak percaya

dan meremehkan

Jokowi bisa mengatasi

kemacetan Jakarta.

6. PILKADA/Tw

itter

(@j_aritra)

Hahaha ngomong

ama tembok noh.

(Hal 215)

Tuturan ini merupakan

kicauan twitter dari

pemilik akun @j_aritra.

Ia memberikan

komentar sebuah berita

berjudul “Jokowi

Mampu Atasi Macet

Jakarta.” Tuturan ini

mengumpat Jokowi

yang digadang-gadang

akan mencalonkan diri

menjadi Gubernur DKI

Jakarta dan mengatasi

macet Jakarta. Maksud

dari tuturan ini, yakni

ketidak percayaan

penutur terhadap Jokowi

yang direalisasikan

dengan tuturan yang

kurang baik. Ia

mengatakan „ngomong

sama tembok‟, seperti

diketahui tembok

merupakan benda mati,

tidak mungkin

merespon pembicaraan

manusia. Sehingga jelas

bahwa tuturan ini

mengumpat Jokowi.

„umpatan‟

Page 79: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

67

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa angka persentase dari setiap

makna sosiopragmatik imperatif dalam ranah PILKADA sebagai berikut: (1)

makna sosiopragmatik imperatif ajakan sebesar 22,22%, (2) makna

sosiopragmatik imperatif pemberitahuan 11,11%, (3) makna sosiopragmatik

imperatif harapan 11,11%, (4) makna sosiopragmatik imperatif imbauan sebesar

11,11%, (5) makna sosiopragmatik imperatif seruan sebesar 11,11%, (6) makna

sosiopragmatik imperatif umpatan 22,22%, (8) makna sosiopragmatik imperatif

sindiran sebesar 11,11%.

Tabel 5.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah PILKADA

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik ajakan 2 33,33

3. Makna sosiopragmatik harapan 1 16,67

4. Makna sosiopragmatik imbauan 1 16,67

6. Makna sosiopragmatik umpatan 2 33,33

Jumlah Tuturan 6 100,00

6. Ranah PEMILU

Ranah PEMILU yang dirujuk dalam penelitian ini membicarakan topik

pemilihan presiden Republik Indonesia dengan calon presidennya Jokowi.

Berikut ini dipaparkan wujud dan makna imperatif yang ditemukan dalam

biografi pada ranah PEMILU.

Di dalam ranah PEMILU peneliti menemukan tiga tuturan yang memiliki

makna sosiopragmatik imperatif. Dari tiga tuturan itu dapat diidentifikasikan

menjadi dua jenis tuturan. Dari dua jenis tuturan itu diidentifikasikan menjadi

Page 80: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

68

dua tuturan bermakna imperatif bujukan, dan satu tuturan bermakna imperatif

ajakan.

Tabel 6

Wujud dan Makna Imperatif dalam Ranah PEMILU

No.

Data

Lokasi Wujud

Imperatif/ Isi

Tuturan

Konteks Tuturan

Menurut Peneliti

Makna

Imperatif Penutur

1. PEMILU

(Anggota

Komisi 1

Dia (Jokowi) kontras

dengan SBY yang

beda antara tindakan

dan pidato. (Hal 200

Dituturkan oleh salah

satu anggota Komisi 1

DPR untuk membujuk

masyarakat agar

memilih Jokowi. Ia

melontarkan pujian

terhadap diri Jokowi

sebagai bentuk

abujukannya/rayuannya

untuk memilih Jokowi

jika maju dalam pemilu.

„bujukan‟

2. PEMILU

(Akun

facebook

10.000.000 FB’ers10

Dukung Dahlan Iskan

dan Jokowi untuk RI

1 & RI 2. (Hal 201)

Tulisan ini merupakan

judul fanpage Facebook

. Tidak jelas siapa yang

membuat fanpage yang

memajang foto Dahlan

Iskan sebagai profilnya,

tetapi sudah jelas bahwa

fanpage ini mendukung

Dahlan Iskan dan

Jokowi maju dalam

PEMILU. Secara tidak

tersirat, mengajak para

pengunjung fanpage

facebook untuk ikut

mendukung dan

memilih Dahlan Iskan

dan Jokowi.

„ajakan‟

3. PEMILU/blog …Saya, tentunya Tuturan ini disampaikan „bujukan‟

10

Para pengguna jejaring sosial facebook

Page 81: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

69

(Linda Djalil) masyarakat lain, juga

berharap bahwa

kerja berat Anda

berdua kelak

membuahkan hasil

gemilang. Cita-cita,

niatan tulus,

keinginan besar

memajukan Indonesia

dengan cara apa pun,

betul-betul

dilaksanakan dengan

ikhlas pula tanpa

halangan maupun

kontaminasi. (Hal

203)

oleh seorang mantan

wartawati bernama

Linda Djalil melalui

akun blognya. Ia

mengharapkan Dahlan

Iskan dan Jokowi jika

maju menjadi calon

presiden dan wakil

presiden memberikan

dampak yang baik bagi

Indonesia, bisa

memajukan Indonesia.

Tabel 6.1 Frekuensi Kemunculan Setiap Makna Sosiopragmatik Imperatif

dalam Ranah PEMILU

No. Jenis Makna Imperatif Frekuensi

Pemakaian

Persentase

Kemunculan

1. Makna sosiopragmatik bujukan 2 66,67

2. Makna sosiopragmatik ajakan 1 33,33

Jumlah Tuturan 3 100,00

Page 82: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

70

Tabel Frekuensi Kemunculan Makna Tuturan Sosiopragmatik

Imperatif dalam Enam Ranah

No. Jenis Makna Tuturan Frekuensi Kemunculan

R1 R2 R3 R4 R5 R6

1. Ajakan 1 - - 3 2 1

2. Harapan 1 1 6 2 2 -

3. Larangan 2 - 3 - - -

4. Persilaan 1 - - - - -

5. Suruhan - 1 1 1 - -

6. Umpatan - 2 3 - 2 -

7. Perintah - 2 6 - - -

8. Permintaan - - 3 1 - -

9. Bujukan - - - 6 - 2

10. Desakan - - 1 1 - -

11. Imbauan - - - - 1 -

Keterangan:

R1 : Ranah Keluarga R4 : Ranah Ekonomi

R2 : Ranah Tempat Kerja R5 : Ranah Pilkada

R3 : Ranah Pemerintahan R6 : Ranah Pemilu

Page 83: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

71

C. Pembahasan Penelitian

1. Analisis Data Wujud dan Makna Imperatif dalam Biografi Berjudul

Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker karya Yon Tayrun.

a. Makna Imperatif Ajakan

Makna imperatif ajakan biasanya ditandai dengan pemakaian penanda

kesantunan mari atau ayo. Tetapi penanda kesantuan tersebut tidak selalu

hadir ketika diwujudkan dengan tuturan-tuturan yang berbentuk imperatif

dengan ancangan sosioprgamatik. Makna imperatif ajakan bermaksud

untuk mengajak mitra tutur agar mengikuti sesuatu yang diutarakan oleh

penutur. Makna imperatif ajakan diperoleh sebanyak 7 tuturan. Tujuh

tuturan itu ditemukan dari ranah keluarga, ranah ekonomi, ranah pilkada,

dan ranah pemilu.

(1) “Musik rock adalah kebebasan. Musik rock itu liriknya liar, tegas,

semangat, dan mampu mendobrak perubahan.” (Hal 10)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi ketika mengungkapkan

pendapatnya mengenai musik rock. Secara tersirat ia mengajak

penulis buku dan pembaca agar mendengarkan musik rock dan

setuju dengan pendapatnya.

Tuturan (1) terdapat dalam ranah keluarga. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi kepada penulis buku ketika diwawancarai untuk

memperoleh informasi demi membuat biografi tentang Jokowi. Jokowi

mengungkapkan pendapatnya tentang musik rock yang menurutnya

berarti kebebasan, musik rock memberikan semangat dan mendobrak

perubahan. Tuturan ini bermaksud agar penulis buku setuju dengan

pendapatnya dan mengajak penulis buku untuk mendengarkan dan suka

musik rock.

(2) “Hal ini pantas didukung karena ini adalah awal dari kebangkitan

industri mobil nasional.” (Hal 55)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi ketika

mempromosikan mobil Esemka. Ia mengatakan hal itu bertujuan

Page 84: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

72

untuk mengajak semua orang untuk mendukung produk hasil anak

bangsa.

Tuturan (2) terdapat dalam ranah ekonomi. Tuturan tersebut

sangat jelas memiliki makna imperatif ajakan. Tuturan ini dimaksudkan

Jokowi mengajak semua orang khususnya yang berada di pameran mobil

Esemka untuk mendukung produk hasil dari anak Esemka yang menjadi

kebanggaan bangsa.

(3) “Ini sebuah kreativitas dan inovasi dari anak-anak SMK untuk

bangsa ini, mengapa kita harus diam?” (Hal 58)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi ketika

menceritakan keberadaan mobil Esemka. Ia sangat mendukung

keberadaan mobil Esemka tuturan ini bertujuan untuk mengajak

semua orang khususnya anak muda untuk selalu berinovasi dan

tidak boleh diam, serta harus mendukung inovasi dari anak SMK.

Tuturan (3) terdapat dalam ranah ekonomi. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi ketika berada di pameran mobil Esemka.

Tuturan ini disampaikan dengan maksud mengajak anak-anak SMK

mengembangkan bakat dan kemampuannya, selalu menumbuhkan

kreativitas dan inovasi-inovasi jangan hanya berdiam diri tidak

melakukan perubahan. Selain itu, tuturan ini juga mengajak agar setiap

orang yang hadir pada pameran tersebut mendukung kreativitas dan

inovasi anak SMK.

(4) “Industri mobil Esemka ini harus dikembangkan bersama seluruh

lapisan masyarakat dan juga dikerjakan oleh semua anak-anak

Esemka dari seluruh Indonesia, bukan saja hanya di Solo.” (Hal

58)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi ketika menceritakan

keberadaan mobil Esemka. Ia sangat mendukung keberadaan

mobil Esemka, maka dari itu tujuan dari tuturan tersebut adalah

Page 85: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

73

untuk mengajak seluruh masyarakat untuk mengembangkan

industri mobil Esemka.

Tuturan (4) terdapat dalam ranah ekonomi. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi ketika berada di pameran mobil Esemka.

Tuturan ini bertujuan mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung

dan mengembangkan industri mobil Esemka. Pengembangan industri

mobil Esemka harus dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat dari

seluruh kota di Indonesia, bukan hanya tanggung jawab di kota Solo saja.

(5) “Solo Berseri Tanpa Korupsi.” (Hal 84)

Konteks tuturan: Tulisan ini merupakan slogan yang diusung oleh

Jokowi ketika kampanye pencalonan dirinya menjadi walikota

Solo. Tuturan ini secara tersirat mengajak masyarakat untuk

memilihnya jika ingin kota Solo bersih dari korupsi.

Tuturan (5) terdapat dalam ranah pilkada. Tuturan ini terdapat

dalam slogan yang diusung oleh tim kampanye Jokowi ketika Jokowi

mencalonkan diri menjadi wali kota Solo. Tuturan ini bertujuan untuk

mengajak warga Solo memilih Jokowi ketika mencoblos dengan janji

kota Solo akan terbebas dari korupsi.

(6) “Kula dukung panjenengan dados gubernur DKI Jakarta, Pak.”

(Hal 206)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh salah satu

mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di University of

Mancester, Inggris dengan nama akun Facebook Anton Red

Devilz. Ia meyatakan dukungannya kepda Jokowi untuk maju

menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tuturan ini bertujuan mengajak

masyarakat yang membaca statusnya Facebooknya untuk ikut

mendukung Jokowi.

Tuturan (6) terdapat dalam ranah pilkada. Tuturan ini berasal dari

status facebook Anton Red. Tulisan ini berarti menyatakan dukungan

Page 86: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

74

terhadap Jokowi untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Tuturan ini

bermaksud mengajak setiap orang yang membaca status facebooknya

mendukung dan memilih Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

(7) “10.000.000 FB’ers Dukung Dahlan Iskan dan Jokowi untuk RI 1

& RI 2.” (Hal 201)

Konteks tuturan: Tulisan ini merupakan judul fanpage Facebook .

Tidak jelas siapa yang membuat fanpage yang memajang foto

Dahlan Iskan sebagai profilnya, tetapi sudah jelas bahwa fanpage

ini mendukung Dahlan Iskan dan Jokowi maju dalam PEMILU.

Secara tidak tersirat, mengajak para pengunjung fanpage facebook

untuk ikut mendukung dan memilih Dahlan Iskan dan Jokowi.

Tuturan (7) terdapat dalam ranah Pemilu. Tuturan ini merupakan

judul dari sebuah media sosial facebook. Tuturan ini bermaksud untuk

mengajak seluruh pengguna facebook mendukung dan memilih Dahlan

Iskan dan Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Makna

imperatif ajakan untuk mendukung sangat jelas terlihat dalam tuturan

“10.000.000 FB’ers Dukung Dahlan Iskan dan Jokowi untuk RI 1 & RI

2.” Ada kata dukung yang menjadi kata kuncinya.

b. Makna Imperatif Harapan

Imperatif yang menyatakan harapan biasanya ditandai dengan penanda

kesantunan harap dan semoga. Tetapi tidak mutlak harus menggunakan

kedua penanda kesantunan tersebut dan harus dihubungkan lagi dengan

konteks tuturan yang disampaikan. Tuturan yang bermakna imperatif

harapan ditemukan dalam lima ranah. Kelima ranah itu yakni, ranah

keluarga, ranah tempat kerja, ranah pemerintahan, ranah ekonomi, dan

ranah pilkada. Berikut ini dipaparkan hasil temuannya.

(8) “Saya ingin bertemu dengan manajemen Lamb of God ketika

mereka pentas di Singapura nanti untuk membicarakan

kemungkinan Lamb of God pentas di Solo dalam acara Rock in

Solo.” (Hal 10)

Page 87: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

75

Konteks tuturan: Dituturkan Jokowi ketika mengemukakan

keinginannya agar salah satu band rock dapat datang ke acara

daerah yang dipimpinnya.

Tuturan (8) ditemukan dalam ranah keluarga. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi kepada penulis buku. Tuturan ini bermaksud

untuk mengharapkan band/ grup musik rock kesukaannya Lamb of God

bisa hadir ke Solo untuk meramaikan acara Rock in Solo. Ia berharap bisa

bertemu managemen band rock tersebut ketika pentas di Singapura untuk

membicarakan keinginannya.

(9) “Dia diharapkan dapat membantu untuk mendapatkan peluang

ekspansi bisnis dan meningkatkan produksi usaha kecil menengah

di Solo.” (Hal 24)

Konteks tuturan: Tuturan ini diungkapkan oleh penulis buku

berdasarkan hasil wawancaranya kepada teman-teman Jokowi.

Berarti secara tidak langsung penulis buku menyampaikan maksud

dari tuturan teman-temannya. Tuturan ini bermaksud

mengharapkan Jokowi agar dapat meningkatkan usaha kecil

menengah di Solo ketika menjabat sebagai ketua Asmindo.

Tuturan (9) ditemukan dalam ranah tempat kerja. Tuturan ini

merupakan hasil wawancara dari penulis buku pada teman-teman kerja

Jokowi yang tergabung dalam organisasi pengusaha mebel (ASMINDO).

Tuturan ini bermaksud mengharapkan Jokowi bisa membantu sesama

pengusaha karena ia merupakan orang yang dituakan sekaligus sebagi

ketua ASMINDO sehingga para pengusaha dapat mengembangkan bisnis

mebel dengan mendapatkan ekspansi bisnis dan meningkatkan usaha

kecil menengah di Solo.

(10) “Gue butuh pemimpin yang seperti ini, bukan seperti pemimpin

di Jakarta.” (Hal 59)

Page 88: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

76

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh seorang pengguna

facebook menanggapi kinerja Jokowi sebagai kepala daerah.

Secara tidak langsung orang itu mengharapkan pemimpin

daerahnya, yakni Jakarta bisa melakukan kinerja yang baik seperti

Jokowi.

Tuturan (10) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh pengguna facebook dengan maksud mengharapkan

pemimpin di Jakarta bisa melakukan hal positif seperti yang dilakukan

oleh Jokowi. Ia berharap Jokowi bisa menjadi pemimpin di Jakarta suatu

saat nanti.

(11) “Sudah sepantasnya pemimpin-pemimpin lain meniru Jokowi

menggunakan produk dalam negeri.” (Hal 59)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh salah satu

pengguna facebook mengomentari kinerja Jokowi. Tuturan ini

bertujuan untuk mengharapkan pemimpin lain bisa mencontoh

Jokowi.

Tuturan (11) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh pengguna facebook. Tuturan ini sangat jelas

mengharapkan pemimpin-pemimpin lain bisa meniru sikap Jokowi yang

bangga, mengapresiasi produk dalam negeri dengan cara menggunakan

produk-produk dalam negeri. Tuturan ini sangat mengharapkan

pemimpin-pemimpin yang lain bisa menghargai produk dalam negeri dan

bisa membanggakan produk negerinya sendiri.

(12) “Maju terus, Pak Jokowi.” (Hal 61)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh salah satu pembaca di sebuah

laman berita terkenal. Tuturan ini dimaksudkan mengaharapkan

dan mendukung Jokowi untuk selalu memberikan kinerja yang

baik.

Page 89: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

77

Tuturan (12) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh salah satu pembaca di sebuah laman terkenal

mengharapkan Jokowi terus sukses dan maju mengembangkan produk-

produk dalam negeri khusunya mobil Esemka karena banyak yang

meremehkan bahkan mencibir Jokowi yang mendukung produk mobil

anak Esemka. Tuturan ini juga bermaksud mengharapkan Jokowi untuk

selalu bekerja dengan baik demi masyarakatnya.

(13) “Jadi kami berharap pemerintah mau membantu kekurangan

dana yang kami butuhkan untuk pengembangan pabrik Esemka di

Solo Technopark.” (Hal 69)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi kepada

pemerintah. Tuturan ini bertujuan meminta bantuan dana

pengembangan pabrik Esemka.

Tuturan (13) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi, tuturan ini bermaksud mengharapkan

pemerintah dapat membantu kekurangan dana untuk mengembangkan

pabrik mobil Esemka. Jokowi berharap pemerintah dapat memberikan

dukungan berupa dana agar produk Esemka di Solo Technopark terus

maju.

(14) “Saya ingin di periode terakhir kepemimpinan saya ini, Solo

bisa menjadi kota dalam kebun. Dan satu waktu nanti dapat

menjadi kota dalam hutan.” (Hal 174)

Konteks tuturan: Dilontarkan oleh Jokowi sebagai wujud

harapannya kepada pemerintahannya untuk membangun kota Solo

menjadi kota dalam kebun.

Tuturan (14) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi. Tuturan ini mengungkapkan keinginan Jokowi

sebagai wali kota Solo di periode terakhir kepemimpinannya. Ia berharap

Page 90: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

78

bisa menjadikan kota Solo sebagai kota dalam kebun di periode akhir

kepemimpinannya. Tidak hanya menjadi kota dalam kebun, Jokowi juga

berharap suatu saat nanti Solo bisa menjadi kota dalam hutan.

(15) “Saya ingin menjadikan Solo sebagai kota karnaval seperti Rio

de Janeiro di Brasil.” (Hal 188)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi mengharapkan kota Solo

menjadi kota karnaval. Ia berharap kepada seluruh seniman agar

melakukan pementasan akbar pada acara Solo Batik Carnaval.

Tuturan (15) ditemukan dalam ranah pemerintahan. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi mengharapkan kota Solo bisa menjadi kota

karnaval. Ia juga mengharapkan partisipasi dari seluruh seniman agar mau

mengikuti pementasan akbar pada acara Solo Batik carnival.

(16) “Jadi kita berharap masyarakat juga dapat berpartisipasi

untuk menyediakan suku cadang Esemka lewat industri rumahan.

(Hal 68)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi kepada

masyarakat yang hadir di pameran mobil Esemka. Tuturan ini

mengharapkan masyarakat ikut telibat mendukung penyediaan

suku cadang mobil Esemka.

Tuturan (16) terdapat dalam ranah ekonomi. Maksud dari tuturan

ini yaitu berharap agar masyarakat bisa mendukung produk Esemka

dengan cara menyediakan suku cadang mobil melalui industri rumahan.

Tuturan ini juga mengharapkan agar masyarakat bisa mengembangkan

keahlian mereka dengan memproduksi suku cadang mobil Esemka ditaraf

industri rumahan.

(17) “Saya ingin belajar bagaimana mereka membangun industri

otomotif nasional.” (Hal 73)

Page 91: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

79

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi menceritakan

kunjungannya ke Malaysia melihat produksi mobil nasional

Malaysia. Tuturan ini merupakan harapan Jokowi agar bisa

mempelajari pembangunan industri mobil nasional.

Tuturan (17) terdapat dalam ranah ekonomi. Tuturan ini

disampaikan oleh Jokowi. Ia menyampaikan keinginannya agar bisa

belajar membangun industri otomotif nasional seperti halnya Malaysia

yang sukses membangun industri otomotif nasionalnya. Maksud dari

tuturan ini ialah bahwa Jokowi berharap bisa belajar dari negara Malaysia

tentang proses dan cara membangun industri otomotif nasional, sehingga

nantinya bisa diterapkan dan disesuaikan untuk industri otomotif di Solo.

(18) “…Saya, tentunya masyarakat lain, juga berharap bahwa kerja

berat Anda berdua kelak membuahkan hasil gemilang. Cita-cita,

niatan tulus, keinginan besar memajukan Indonesia dengan cara

apa pun, betul-betul dilaksanakan dengan ikhlas pula tanpa

halangan maupun kontaminasi.” (Hal 203)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh seorang mantan

wartawati bernama Linda Djalil melalui akun blognya. Ia

mengharapkan Dahlan Iskan dan Jokowi jika maju menjadi calon

presiden dan wakil presiden memberikan dampak yang baik bagi

Indonesia, bisa memajukan Indonesia.

Tuturan (18) terdapat dalam ranah pilkada. Dari tuturan ini dapat

dilihat bahwa sangat besar harapan penulis blog agar Dahlan Iskan dan

Jokowi menjadi Calon presiden dan wakil presiden bisa memajukan

bangsa Indonesia dengan berbagai cara yang dilakukan dengan ikhlas

tanpa adanya pengaruh dari manapun dan siapapun.

(19) “Indonesia butuh orang seperti Anda mengabdikan diri.

Setelah no.1 di DKI, jadi menteri, kemudian RI 1. Mudah-

mudahan Anda panjang umur.” (Hal 207)

Page 92: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

80

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh seorang pembaca di

portal berita, ia mengomentari berita dengan judul “Jokowi:

Masalah di Jakarta dengan Solo Sama Saja.” Tuturan ini sebagai

bentuk pengharapannya terhadap Jokowi. Ia berharap agar Jokowi

tahap demi tahap bisa memasuki jenjang karir politik yang

semakin tinggi, hingga akhirnya bisa menjadi presiden.

Tuturan (19) terdapat dalam ranah pilkada. Tuturan ini

disampaikan oleh pembaca di salah satu portal berita. Tuturan ini

mengharapkan Jokowi bisa mengabdikan dirinya menjadi pemimpin,

mulai dari menjadi pemimpin kota Solo, kemudian bisa menjadi

pemimpin Jakarta, atau bisa juga menjadi menteri, dan harapannya yang

paling tinggi agar Jokowi menjadi presiden Indonesia. Tuturan ini juga

mengharapkan agar Jokowi diberikan umur yang panjang sehingga bisa

mewujudkan semua yang sudah dicita-citakan terhadap Jokowi.

c. Makna Imperatif Larangan

Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia biasanya

ditandai oleh pemakaian kata jangan. Tetapi tidak mutlak harus

menggunakan pemakaian kata jangan, dapat disesuaikan dengan konteks

tuturan yang melatarbelakanginya. Makna imperatif larangan yang ada

pada biografi Jokowi hanya ditemukan dalam ranah keluarga dan

pemerintahan. Masing-masing dalam ranah keluarga ditemukan sebanyak

2 tuturan dan dalam ranah pemerintah sebanyak 3 tuturan. Berikut

dijelaskan tuturan-tuturan yang memiliki makna imperatif larangan

tersebut.

(20) “Saya nggak pengen Bapak jadi wali kota, untuk apa?.” (Hal

31)

Konteks tuturan: Tuturan ini dikemukakan oleh seorang anak laki-

laki kepada Bapaknya yang saat ini menjabat sebagai wali kota.

Tuturan ini bermaksud tidak mendukung dan melarang ayahnya

ketika ingin menyalonkan diri sebagai wali kota.

Page 93: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

81

Tuturan (20) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

keluarga. Tuturan ini disampaikan Kaesang kepada Jokowi bermaksud

untuk melarang Jokowi agar tidak mencalonkan diri menjadi wali kota

Solo. Kaesang mempertanyakan tujuan bapaknya yang berniat ingin

mencalonkan diri menjadi wali kota Solo.

(21) “Kita kan sudah berkecukupan, untuk apa lagi harus

mencalonkan diri sebagai wali kota.” (Hal 31)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh isteri Jokowi (Iriana) mencoba

untuk menjelaskan tentang keinginannya agar Jokowi tidak

mencalonkan diri menjadi wali kota.

Tuturan (21) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

keluarga. Dituturkan Iriana dengan maksud melarang Jokowi agar tidak

mencalonkan diri menjadi wali kota Solo karena menurutnya keadaan

keluarganya sudah berkecukupan, tidak perlu lagi menjadi wali kota.

(22) “Kenapa harus diganti jika mobil itu masih bisa digunakan?.”

(Hal 55)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi ketika

ditanyakan penggantian mobil dinasnya. Ia mengganti mobil

dinasnya dari Toyota Camry menjadi mobil bermerek Esemka. Ia

bermaksud untuk melarang pejabat yang suka mengganti mobil

dinasnya menjadi mobil dinas yang mewah padahal mobil dinas

yang lama masih bisa digunakan.

Tuturan (22) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Tuturan ini bermaksud melarang pejabat yang suka

mengganti mobil dinas dengan mobil yang mewah, padahal mobil

dinasnya masih bagus dan layak digunakan.

(23) “Undang-undang melarang merusak cagar budaya di Solo.

saya tidak melawan Gubernur, tapi saya menjalankan amanat

undang-undang.” (Hal 122)

Page 94: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

82

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi

menceritakan tentang perobohan salah satu benda cagar budaya. Ia

masih mempertahankan sebagian bangunan bersejarah itu. Tuturan

ini bertujuan untuk melarang semua pihak merobohkan bangunan

cagar budaya hanya untuk kepentingan pribadi (pembuatan mal).

Tuturan (23) merupakan tuturan yang ditemukan dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud melarang semua orang untuk merusak

cagar budaya di Solo berdasarkan undang-undang yang berlaku.

(24) “12 saja sudah cukup. Itu pun sudah terlanjur.” (Hal 181)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi secara

singkat. Tuturan ini lontarkan ketika dirinya ditanyakan perihal

permohonan izin pembangunan minimarket. Tuturan ini bertujuan

untuk tidak memberikan izin atau melarang pembangunan

minimarket lagi di Solo.

Tuturan (24) merupakan tuturan yang ditemukan dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud melarang pembangunan dan pendirian

minimarket di kota Solo yang saat itu sudah ada 12 minimarket.

Menurutnya kedua belas minimarket tersebut juga sudah terlanjur

didirikan, apabila ada yang ingin mendirikannya lagi Jokowi tidak akan

memberikan izin.

d. Makna Imperatif Persilaan

Imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya digunakan

dengan penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk

pasif dipersilakan untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif

persilaan itu. Akan tetapi tidak mutlak harus digunakan penanda-penanda

kesantunan tersebut, dapat dilihat dari konteks yang melatarbelakanginya.

Makna imperatif persilaan ditemukan dalam ranah keluarga sebanyak 1

tuturan. Berikut pemaparan wujud dan makna tuturan tersebut.

Page 95: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

83

(25) “Sebagai seorang istri saya tentu memberikan masukan yang

baik untuk Bapak, tapi saya percaya dengan Bapak. Feelingnya itu

lho, selalu tepat. Dari dulu. (Hal 31)

Konteks tuturan: Tuturan ini dikemukakan oleh Iriana ketika

ditanyakan pendapatnya tentang pencalonan diri suaminya menjadi

wali kota Solo. Tuturan ini disampaikan setelah Iriana awalnya

tidak menyetujui pencalonan Jokowi.

Tuturan (25) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

keluarga. Tuturan ini disampaikan Iriana sebagai rasa dukungannya

mempersilakan suaminya mencalonkan diri menjadi wali kota Solo

setelah sebelumnya melarangnya.

e. Makna Imperatif Suruhan

Makna imperatif suruhan berarti memerintahkan seseorang untuk

melakukan sesuatu. Secara struktural, imperatif yang bermakna suruhan

dapat ditandai oleh penanda kesantunan coba. Makna imperatif suruhan

dalam biografi ini tidak selalu ditandai dengan penanda kesantunan coba.

Tetapi makna ditentukan dari memperhatikan konteks tuturan yang

melatarbelakanginya. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan

makna imperatif suruhan sebanyak 1 tuturan dalam ranah tempat kerja, 1

tuturan dalam ranah pemerintahan, dan 1 tuturan dalam ranah ekonomi.

(26) “Sebagai eksportir mebel senior di kota Solo, teman-teman

pengusaha mebel yang tergabung dalam Asmindo pun mendaulat

dirinya untuk menjadi ketua Komda Solo Raya.

Konteks tuturan: Tuturan ini diungkapkan oleh penulis buku

berdasarkan hasil wawancaranya kepada teman-teman Jokowi.

Berarti secara tidak langsung penulis buku menyampaikan maksud

dari tuturan teman-temannya. Maksud tuturannya ialah untuk

mendorong atau menyuruh Jokowi agar mau menjadi ketua

perkumpulan pengusaha mebel di Solo, dan secara otomatis berarti

Jokowi harus mampu membangun usaha mebel di Solo menjadi

lebih baik lagi.

Page 96: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

84

Tuturan (26) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah tempat

kerja. Teman-teman Jokowi bermaksud menyuruh Jokowi agar mau

menjadi ketua pengusaha mebel di Solo (ASMINDO), dan juga menyuruh

Jokowi agar bisa memajukan para pengusaha dalam usaha mebelnya di

Solo.

(27) “…yang penting saya tidak pernah ambil gaji. Kalau tidak

percaya, tanya saja kepada sekretaris atau ajudan saya.” (Hal

151)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi ketika

ditanyakan perihal gajinya sebagi walikota. Ia menegaskan bahwa

ia tidak pernah mengambil gajinya sebgai walikota, ia menyuruh si

pemberi pertanyaan untuk langsung memeriksa kebenaran tersebut

ke sekretaris atau ajudannya.

Tuturan (27) merupakan tuutran yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud menyuruh si pemberi pertanyaan agar

menanyakan perihal gajinya langsung kepada sekretarisnya atau

ajudannya. Makna imperatif suruhan memang tidak ditandai dengan

penanda kesantunan coba, tetapi dari konteks tuturan yang

melarabelakangi dapat ditentukan bahwa tuturan ini bermakna tuturan

imperatif suruhan.

(28) “Saat ini mobil Esemka hanya ada enam unit, bulan Agustus

nanti sudah harus memproduksi 200 unit sehingga tepat di hari

kemerdekaan Agustus 2012 nanti, Esemka bisa dijadikan simbol

kebangkitan mobil nasional.” (Hal 67)

Tuturan: Dituturkan oleh Jokowi menceritakan tentang produksi

mobil Esemka. Tuturan ini ditujukan kepada anak SMK yang

terlibat dalam produksi mobil Esemka agar menambah hasil

produksinya.

Page 97: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

85

Tuturan (28) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Jokowi bermaksud menyuruh anak SMK yang memproduksi

mobil Esemka agar menambah jumlah produksi mobilnya agar tercapai

200 unit mobil ketika hari kemerdekaan Indonesia Agustus 2012.

f. Makna Imperatif Umpatan

Makna imperatif umpatan digunakan sebagai bentuk makian, cercaan,

atau umpatan sebagai rasa marah atau kekecewaan..Imperatif jenis ini

relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada

komunikasi keseharian. Makna imperatif umpatan ditemukan sebanyak 2

tuturan dalam ranah tempat kerja, 3 tuturan dalam ranah pemerintahan,

dan 2 tuturan dalam ranah pilkada. Berikut dipaparkan tuturan-tuturan

tersebut.

(29) “Dari dulu wali kota Solo tidak bisa mengatur kota dengan

baik. dari tahun ke tahun semakin tidak baik. Hotel juga tidak

laku, kota semakin tidak teratur, semakin tidak rapi, di mana-

mana ada PKL yang tidak di-manage dengan baik. Itu yang

kelihatan mata. “(Hal 25)

Konteks tuturan: Tuturan ini dituturkan oleh Jokowi ketika

mengemukakan pendapatnya tentang pemerintahan kota Solo

sebelum dirinya menjabat. Tuturan ini ditunjukan untuk

memberikan kritikan kepada pemerintahan kota Solo yang

dianggapnya tidak baik dari segi apapun.

Tuturan (29) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah tempat

kerja. Jokowi berusaha untuk mengkritik wali kota sebelum-sebelumnya

yang tidak bisa mengatur kota dengan baik. Tuturan ini bermaksud

mengumpat pemerintahan kota Solo periode sebelum Jokowi.

(30) “Dia dan teman-temannya di Asmindo juga merasa gemas,

kenapa Solo tak maju-maju. Padahal, kota Solo memiliki potensi

besar untuk dikembangkan.” (Hal 25)

Page 98: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

86

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi dan teman-

temannya sesama pengusaha mebel. Tuturan ini ditunjukkan untuk

pemerintah Solo yang selama ini dirasa belum mampu

memanfaatkan potensi yang ada di Solo.

Tuturan (30) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah tempat

kerja. Tuturan ini bermaksud menuangkan kekecewaan terhadap

pemerintah Solo padahal Solo memiliki potensi yang bagus. Tuturan ini

juga mengkritik kinerja pemerintah Solo yang belum bisa memanfaatkan

potensi kota Solo sehingga kota Solo tidak bisa maju.

(31) “Jangan cari muka deh.” (Hal 65)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh salah satu pejabat daerah

mengomentari kinerja Jokowi dan mobil Esemka. Tuturan ini

bermaksud mencibir Jokowi.

Tuturan (31) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Salah satu pejabat daerah bermaksud mengeluarkan

kemarahannya terhadap Jokowi yang dinggapnya hanya cari muka saja. Ia

bermaksud mengumpat Jokowi dengan cibiran Jangan cari muka deh.

Cari muka memiliki arti bahwa jangan mencari simpati dari berbagai

pihak.

(32) “Jika ambrol di jalan terus nabrak kebo, piye?(Hal 65)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh salah satu pejabat

daerah mengomentari produksi mobil Esemka. Tuturan ini

bertujuan untuk mencibir produksi mobil Esemka.

Tuturan (32) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Salah satu pejabat (yang tidak disebutkan namanya)

mencoba untuk mencerca dan mencibir produksi mobil esemka,

menurutnya mobil tersebut tidak layak digunakan, dan ia

Page 99: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

87

mempertanyakan kelayakan mobil tersebut dengan kalimat Jika ambrol di

jalan terus nabrak kebo, piye?.

(33) “Kasus pabrik es Sari Petodjo yang merupakan bangunan

bersejarah dan dilindungi adalah salah satu bukti tata cara

investasi kotor yang menghalalkan segala cara.” (Hal 115)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi menjelaskan salah satu

bangunan bersejarah yang dirobohkan untuk dibuat mall. Jokowi

tidak mau kasus seperti itu terjadi lagi ketika dirinya menjabat.

Oleh karena itu, tuturan ini bermaksud untuk mengumpat

pemimpin atau pejabat terdahulu.

Tuturan (33) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi menuturkan rasa kekecewaannya terhadap

pemerintah sebelumnya karena menghancurkan pabrik es Sari Petodjo

yang merupakan bangunan bersejarah dan dilindungi. Tuturan ini

bermaksud mengumpat pemerintahan yang sebelumnya yang

mengizinkan investor kotor masuk ke Solo dan menghalalkan segala cara

agar bisa membangun gedung lain dengan mengorbankan bangunan

bersejarah dan dilindungi.

(34) “Huahhh yakin bos??.” (Hal 215)

Konteks tuturan: Tuturan ini merupakan kicauan twitter dari

pemilik akun @Puput_Sheva. Ia memberikan komentar sebuah

berita berjudul “Jokowi Mampu Atasi Macet Jakarta.” Ia langsung

berkomentar di akun twitter Jokowi. Tuturan ini bermaksud untuk

mengumpat Jokowi, ia tidak percaya dan meremehkan Jokowi bisa

mengatasi kemacetan Jakarta.

Tuturan (34) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pilkada. Tuturan ini bermaksud menyangsikan dan mengumpat Jokowi

yang katanya bisa mengatsi kemacetan Jakarta jika ia menjadi gubernur

Jakarta. Tuturan ini bermakna imperatif mengumpat ditandai dengan

Page 100: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

88

kalimat Huahhh yakin bos??, itu merupakan pertanyaan yang secara tidak

langsung meremehkan Jokowi dengan umpatan.

(35) “Hahaha ngomong ama tembok noh.” (Hal 215)

Konteks tuturan: Tuturan ini merupakan kicauan twitter dari

pemilik akun @j_aritra. Ia memberikan komentar sebuah berita

berjudul “Jokowi Mampu Atasi Macet Jakarta.” Tuturan ini

mengumpat Jokowi yang digadang-gadang akan mencalonkan diri

menjadi Gubernur DKI Jakarta dan mengatasi macet Jakarta.

Tuturan (35) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pilkada. Maksud dari tuturan ini adalah ketidak percayaan penutur

terhadap Jokowi yang direalisasikan dengan tuturan yang kurang baik. Ia

mengatakan „ngomong sama tembok‟, seperti diketahui tembok

merupakan benda mati, tidak mungkin merespon pembicaraan manusia.

Sehingga jelas bahwa tuturan ini mengumpat Jokowi. Tuturan ini

menyangsikan Jokowi yang katanya bisa mengatasi kemacetan Jakarta.

g. Makna Imperatif Perintah

Makna imperatif perintah memiliki maksud memerintah agar mitra

tutur melakukan sesuatu hal seperti yang dikehendaki oleh penutur.

Makna imperatif perintah dtemukan sebanyak 2 tuturan dalam ranah

tempat kerja, dan 6 tuturan dalam ranah pemerintahan. Berikut

dipaparkan tuturan-tuturan tersebut.

(36) “Saya mencopot lurah maupun camat yang tidak bisa

mengikuti pola sistem kerja saya. Karena mereka tidak punya niat

menolong masyarakat dalam percepatan waktu pembuatan KTP.

Selain itu, ruang pelayanan pembuatan KTP maupun pelayanan

perizinan saya buat seperti bank, biar masyarakat nyaman. Masak

dari dulu tempat pelayanan hanya itu-itu terus. (Hal 30)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi dengan

maksud untuk memerintahkan para lurah dan camat agar bisa

mengikuti pola pemerintahannya yang pro rakyat dengan

melayanin masyarakat dengan cepat dan fasilitas yang nyaman.

Page 101: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

89

Tuturan (36) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah tempat

kerja. Jokowi bermaksud memerintahkan agar seluruh lurah dan camat

mengikuti pola pemerintahan Jokowi. Jokowi memerintahkan kepada

mereka agar selalu melayani masyarakat dengan cepat, aman, dan

nyaman. Perintah Jokowi ini cukup tegas karena ia akan mencopot lurah

dan camat yang tidak mau mengikuti polanya.

(37) “Untuk apa sih berpanjang-panjang? Kalau memang sudah

setuju semua dan sudah bisa ditindaklanjuti, yang harus disiapkan

bukan pidato panjang, tapi memikirkan bagaimana

menindaklanjuti dengan segera rencana pemerintah agar

bermanfaat bagi rakyat. Kalau untuk rakyat saya tidak bisa

berlama-lama. (Hal 32)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi setelah rapat dengar

pendapat dengan anggota Dewan Perwakilam Rakyat Kota Solo.

Tuturan ini memerintahkan para anggota DPR Kota Solo harus

bisa bekerja dan bermanfaat untuk rakyat.

Tuturan (37) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah tempat

kerja. Jokowi bermaksud memerintahkan anggota DPR kota Solo harus

bisa bekerja untuk rakyat, harus bisa bermanfaat bagi rakyat. Ia

memerintahkan agar segera bekerja dan menindak lanjuti keputusan yang

sudah disepakati bersama, baginya tidak penting berpidato lama-lama, hal

yang penting adalah bekerja untuk rakyat.

(38) “Saya tidak mau mencolok, ndak enak sama masyarakat.” (Hal

57)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi sambil mencopot jas

warna hitam yang digunakannya ketika bekerja di balai kota. Ia

meminta kepada supirnya untuk mengganti nomor polisi mobil

dinasnya ke nomor polisi yang berwarna hitam. Maksud tuturan itu

adalah untuk memerintahkan supirnya mengganti plat nomor

mobil dinasnya.

Page 102: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

90

Tuturan (38) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud memerintahkan supirnya agar

mengganti plat mobil dinasnya dengan plat yang biasa saja, tidak perlu

menggunakan plat khusus yang mencolok, ia merasa tidak enak dengan

masyarakat, ia ingin biasa-biasa saja walaupun menjadi seorang walikota.

(39) “Tentu Bapak Presiden telah mendengar kreasi dan inovasi

yang positif dari anak bangsa di Jawa Tengah. Perakitan mobil

nasional ini patut diapresiasi.” (Hal 79)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh juru bicara presiden kepada pers

bahwa presiden sangat mengapresiasi karya anak SMK. Secara

tersirat sebenarnya tuturan ini bertujuan untuk menyuruh semua

pihak untuk bisa mengapresiasi karya anak SMK.

Tuturan (39) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Tuturan ini bermaksud memerintahkan seluruh masyarakat

mendukung karya anak bangsa, memerintahkan kepada seluruh pihak

untuk mengapresiasi karya anak SMK di Jawa Tengah. Makna imperatif

perintah ditandai dengan kalimat Perakitan mobil nasional ini patut

diapresiasi.

(40) “Jika realistis, 10 miliar pun saya setujui asal jumlah PSK bisa

berkurang di Solo. (Hal 114)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi kepada

kepala dinas untuk membuat proposal rehabilitasi PSK yang

realistis agar program rehabilitasi berjalan dengan baik.

Tuturan (40) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud memerintahkan kepala dinas untuk

membuat proposal anggaran dana untuk rehabilitasi PSK di kota Solo. Ia

juga memerintahkan agar anggaran dana yang diusulkan harus realistis

sehingga ia bisa menyetujuinya.

Page 103: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

91

(41) “…coba saja crosscheck pada ajudan saya.” (Hal 151)

Konteks tuturan: Ditutukan oleh Jokowi ketika ditanyakan perihal

gajinya sebagai walikota. Tuturan ini bermaksud untuk

memerintahkan yang bertanya untuk langsung bertanya kepada

ajudannya.

Tuturan (41) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Dalam tuturan ini Jokowi bermaksud memerintahkan

kepada si penanya perihal gajinya untuk langsung menanyakan gajinya

kepada ajudannya. Ia memerintahkan untuk mengeceknya kepada

ajudannya, apakah Jokowi mengambil gajinya atau tidak.

(42) “Kenapa orang-orang di Eropa bisa menata kotanya dengan

baik? kita juga pasti bisa. Sistem harus dibuat dan dijalankan

dengan benar. Komunikasi dengan siapa saja harus dibangun

agar semua bisa berjalan dan Solo bisa menjadi pionir

perubahan.” (Hal 168)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi kepada semua pihak agar

bisa bekerjasama membangun kota Solo. Secara tidak langsung

Jokowi memerintahkan untuk membuat dan menjalankan sistem

dengan benar agar terbentuk kota Solo yang baik dan menjadi

pionir perubahan.

Tuturan (42) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud memerintahkan agar seluruh perangkat

pemerintahan di bawah naungannya bisa membuat dan menjalankan sitem

pemerintahan yang benar. Jokowi juga memerintahkan agar membangun

komunikasi dengan siapa saja sehingga kota Solo bisa menjadi agen

perubahan.

(43) “Saya tidak mau bekerja dengan orang-orang yang tidak

berpihak kepada masyarakat.” (Hal 190)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi kepada

seluruh kepala dinas pemerintahannya. Tuturan ini dilontarkan

Page 104: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

92

ketika ia meminta kepala dinas pemerintahan mengajukan proposal

yang anggarannya realistis, jika tidak mampu maka akan digeser.

Tuturan (43) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Jokowi bermaksud untuk memerintahkan seluruh kepala

dinas pemerintahannya untuk bekerja untuk rakyat, harus berpihak

kepada masyarakat. Ia tidak mau bekerja dengan orang yang tidak bisa

mengikuti pola kerjanya.

h. Makna Imperatif Permintaan

Tuturan imperatif yang mengandung makna permintaan lazimnya

terdapat ungkapan dengan penanda kesantunan tolong atau frasa lain yang

bermakna minta. Tetapi tidak selalu ditendai dengan kedua penanda

kesantunan tersebut. Makna imperatif permintaan dapat ditentukan

dengan melihat konteks tuturan yang melatarbelakanginya. Dalam

biografi ini ditemukan tuturan yang bermakna imperatif permintaan

sebanyak 3 tuturan dalam ranah pemerintahan, dan 1 tuturan dalam ranah

ekonomi. Makna imperatif permintaan dijabarkan sebagai berikut.

(44) “Saya katakan kepada Pak Dubes, saya tidak minta duit atau

investor. Saya minta teknisi yang bisa membantu penyempurnaan

mobil Esemka.” (Hal 66)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi ketika

menceritakan infrastruktur untuk memproduksi mobil Esemka. Ia

menuturkannya kepada Dubes Jerman, berarti ia meminta bantuan

teknisi untuk penyempurnaan mobil Esemka.

Tuturan (44) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Melalui tuturan tersebut Jokowi meminta kepada Pak

Dubes Jerman mengirimkan teknisi yang dapat menyempurnakan mobil

Esemka buatan anak SMK kota Solo. Makna imperatif permintaan dalam

tuturan ini ditandai dengan penanda kesantunan minta.

Page 105: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

93

(45) “Saya tidak butuh investor luar. Saya butuh investor lokal.”

(Hal 67)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan Jokowi menegaskan ke

pada pemerintah untuk meminta investor dari dalam negeri.

Tuturan (45) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi bermaksud meminta

ke pada pemerintah untuk mengutamakan investor dalam negeri, karena

yang dibutuhkan adalah investor dalam negeri. Makna imperatif

permintaan dapat ditentukan dari kata butuh, secara tidak langsung berarti

kata tersebut menegaskan permintaan terhadap suatu hal.

(46) “Saya prihatin Solo hanya memiliki sebuah museum, karena

saya percaya peradaban sebuah negeri salah satunya diukur dari

bagaimana sebuah museum dimiliki dan dirawat.” (Hal 188)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi sebagai wujud

kekecewaannya kepada DPR Kota Solo karena menolak

rencananya membangun museum keris, museum artefak, museum

topeng. Secara tidak langsung, tuturan ini bermaksud meminta

kepada DPR Kota Solo agar menyetujui rencananya.

Tuturan (46) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Tuturan tersebut disampaikan oleh Jokowi dengan maksud

meminta kepada DPR Kota Solo agar menyetujui rencananya

membangun museum keris, museum artefak, dan museum topeng. Makna

imperatif permintaan pada tuturan tersebut ditentukan dengan

memperhatikan konteks yang melatarbelakanginya tuturan.

(47) “Semua masukan tentunya akan bermanfaat bagi kita.” (Hal

72)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan Jokowi kepada semua

pihak meminta saran untuk penyempurnaan mobil Esemka.

Page 106: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

94

Tuturan (47) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini dimaksudkan untuk meminta masukan yang

bermanfaat untuk menyempurnakan mobil Esemka produksi anak SMK

di Solo.

i. Makna Imperatif Bujukan

Imperatif yang bermakna bujukan di dalam bahasa Indonesia biasanya

diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari. Selain itu, dapat

juga imperatif tersebut diungkapkan dengan penanda kesantunan tolong.

Tetapi tidak selalu diungkapkan dengan penanda kesantunan tersebut,

makna bisa dilihat dari konteks yang melatarbelakangi terjadinya sebuah

tuturan. Makna imperatif bujukan bermaksud untuk meyakinkan mitra

tutur bahwa yang dikatakan penutur benar, atau bisa juga untuk memikat

hati mitra tutur agar mempercayai tuturan yang dilontarkan penutur. Dari

biografi Jokowi, makna imperatif bujukan ditemukan dalam ranah

ekonomi, dan dalam ranah pemilu. Berikut ini dipaparkan tuturan-tuturan

tersebut.

(48) “Bagi Jokowi, memiliki dan menggunakan produk bangsa

sendiri merupakan sebuah kebangggaan, selain itu harganya pasti

lebih murah.” (Hal 55)

Konteks tuturan: Tuturan tersebut berasal dari penulis buku yang

merupakan hasil dari wawancara Jokowi, berarti tuturan tesebut

berasal dari Jokowi. Tuturan tersebut lontarkan ketika

mempromosikan mobil Esemka. Tuturan tersebut dimaksudkan

untuk membujuk semua orang untuk membeli produk bangsa

sendiri yang lebih murah harganya.

Tuturan (48) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Melalui tuturan ini Jokowi meyakinkan setiap orang agar

menggunakan produk dalam negeri. Jokowi membujuk agar membeli

produk dalam negeri yang harganya sudah pasti lebih murah. Makna

Page 107: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

95

imperatif bujukan sangat terlihat dari dari tuturan Jokowi yang

mengiming-imingi harga yang lebih murah.

(49) “Nyaman, sangat nyaman, tidak kalah dengan mobil-mobil

lain yang sejenis.” (Hal 58)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan Jokowi saat mencoba

mobil Esemka. Sebagai brand ambassador dari mobil Esemka

tentu saja tuturan ini bertujuan untuk membujuk masyarakat

membeli mobil Esemka.

Tuturan (49) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi ketika berada di pameran

mobil Esemka. Tuturan ini bermaksud membujuk masyarakat agar

membeli mobil Esemka. Jokowi membujuk masyarakat dengan cara

memikat hati masyarakat melalui perkataannya memuji kenyamanan

mobil Esemka. Makna imperatif bujukan dalam tuturan ini ditentukan

dari konteks yang melatarbelakanginya tuturan ini dilontarkan Jokowi

saat mencoba mobil Esemka. Sebagai brand ambassador dari mobil

Esemka tentu saja tuturan ini betujuan untuk membujuk masyarakat

membeli mobil Esemka.

(50) “Sebagai brand ambassador saya juga menyediakan test

drive.” (Hal 62)

Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi kepada para

pengunjung pameran mobil Esemka di pelataran rumah dinasnya.

Tuturan ini bertujuan untuk mendorong pengunjung mencoba

mobil Esemka.

Tuturan (50) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi dengan maksud

membujuk pengunjung pameran mobil Esemka agar mau mencoba

mengendarai mobil Esemka, dan akhirnya membujuk pengunjung agar

tertarik membeli mobil Esemka.

Page 108: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

96

(51) “Harganya murah dan terjangkau. Mobilnya bagus dan

desainnya juga bagus. Saya akan membelinya satu.” (Hal 63)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh seseorang yang sengaja datang

untuk melihat langsung mobil Esemka. Tuturan ini dimaksudkan

untuk mempengaruhi pengunjung lain agar membeli juga mobil

Esemka.

Tuturan (51) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini disampaikan oleh salah satu pengunjung pameran

mobil esemka yang tidak disebutkan namanya. Melalui tuturan ini

pengunjung tersebut membujuk kepada pengunjung lain agar membeli

mobil Esemka seperti dirinya. Pengunjung tersebut menyampaikan

berbagai macam keunggulan dari mobil Esemka agar pengunjung lain

tertarik membelinya.

(52) “Beberapa menteri dari kabinet Indonesia Bersatu jilid dua

pun sudah pesan.” (Hal 65)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi menceritakan tentang

mobil Esemka ketika bertugas di pameran mobil Esemka. Sebagai

brand ambassador mobil Esemka dengan mencontohkan menteri

yang membeli mobil Esemka secara tersirat sebenarnya ia

mempromosikan dan mendorong masyarakat untuk membeli mobil

Esemka.

Tuturan (52) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi untuk mempengaruhi

masyarakat agar membeli mobil Esemka. Ia memikat hati masyarakat

dengan mengatakan bahwa mobil Esemka sudah dipesan oleh beberapa

menteri. Makna imperatif bujukan pada tuturan ini ditentukan dengan

konteks tuturan yang melatarbelakanginya dituturkan oleh Jokowi

menceritakan tentang mobil Esemka ketika bertugas di pameran mobil

Esemka. Sebagai brand ambassador mobil Esemka dengan

Page 109: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

97

mencontohkan menteri yang membeli mobil Esemka secara tersirat

sebenarnya ia mempromosikan dan mendorong masyarakat untuk

membeli mobil Esemka.

(53) “Afgan si penyanyi itu juga sudah mesan lho.” (Hal 65)

Konteks tuturan: Tuturan ini dilontarkan oleh Jokowi sebagai

brand ambassador mobil Esemka ketika bertugas di pameran mobil

Esemka. Tuturan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat

membeli mobil Esemka.

Tuturan (53) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Melalui tuturan ini Jokowi bermaksud membujuk

masyarakat untuk membeli mobil Esemka. Penentuan makna

imperatif bujukan dalam tuturan ini dapat dilihat dari konteks

tuturan yang melatarbelakanginya tuturan ini dilontarkan oleh

Jokowi sebagai brand ambassador mobil Esemka ketika bertugas

di pameran mobil Esemka. Tuturan ini bertujuan untuk mendorong

masyarakat membeli mobil Esemka.

(54) “Dia (Jokowi) kontras dengan SBY yang beda antara tindakan

dan pidato.” (Hal 200)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh salah satu anggota Komisi 1

DPR (Gus Choi) ketika mengadakan sebuah pertemuan diskusi

Forum Alumni Kelompok Cipayung dengan jajaran redaksi harian

Rakyat Merdeka. Ia melontarkan pujian terhadap diri Jokowi

sebagai bentuk bujukannya/rayuannya untuk memilih Jokowi jika

maju dalam pemilu.

Tuturan (54) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah pemilu.

Tuturan ini disampaikan oleh Gus Choi membujuk para peserta yang

hadir dalam pertemuan untuk memilih Jokowi jika maju dalam pemilu

presiden. Makna imperatif bujukan ditentukan dengan melihat konteks

yang melatarbelakanginya tuturan dituturkan oleh salah satu anggota

Komisi 1 DPR (Gus Choi) ketika mengadakan sebuah pertemuan diskusi

Forum Alumni Kelompok Cipayung dengan jajaran redaksi harian

Rakyat Merdeka.

Page 110: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

98

j. Makna Imperatif Desakan

Imperatif dengan makna desakan biasanya menggunakan kata ayo atau

mari sebagai pemarkah makna. Selain itu, kadang-kadang digunakan juga

kata harap dan harus untuk memberi penekanan maksud desakan

tersebut. Intonasi yang digunakan untuk menuturkan imperatif ini,

cenderung lebih keras dibandingkan dengan intonasi tuturan imperatif

lain. Tetapi makna imperatif desakan tidak harus ditandai dengan

pemarkah makna tersebut, pemaknaan dilihat dari konteks yang

melatarbelakanginya. Makna imperatif desakan ditemukan sebanyak 1

tuturan dalam ranah pemerintahan, dan 1 tuturan dalam ranah ekonomi.

Berikut ini dijelaskan tuturan tersebut.

(55) “Saya tidak peduli. Saya jalan terus. Yang penting saya akan

menyelesaikan persoalan uji emisi sebelum bulan Agustus ini.

Kemudian mengurus prinsipal brand Indonesianya. Tidak ada

yang bisa menghalangi, ini bukan untuk kepentingan saya, mobil

Esemka ini kebanggan rakyat Indonesia.” (Hal 66)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi menanggapi cibiran dari

berbagai pihak. Tuturan ini di sampaikannya ketika suasan santai

di rumah dinasnya. Tuturan ini dimaksudkan untuk menegaskan ke

semua orang bahwa ia benar-benar serius mengurus mobil

Esemka.

Tuturan (55) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pemerintahan. Melalui tuturan ini Jokowi mendesak pemerintah agar

mendukungnya menyelesaikan persoalan uji emisi dan merek mobil

Esemka. Ia juga mendesak bahwa tidak ada yang bisa mengahalanginya

untuk persoalan produksi mobil Esemka.

(56) “Kami gabungkan keduanya. Harus cepat, tapi prosedur tetap

terpenuhi.” (Hal 111)

Page 111: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

99

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Jokowi kepada pejabat untuk

mendesak agar cepat dalam melayani masyarakat, cepat dalam

mengikuti perubahan sistem yang berlaku.

Tuturan (56) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

ekonomi. Tuturan ini disampaikan oleh Jokowi untuk mendesak pejabat

agar cepat beradaptasi dan mengikuti perubahan sistem yang berlaku saat

ini. Tuturan ini juga mendesak pejabat untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan cepat dan tentunya tetap memenuhi prosedur

yang sudah ditetapkan.

k. Makna Imperatif Imbauan

Imperatif yang mengandung makna imbauan, lazimnya digunakan

bersama partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering digunakan

bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Tetapi

penanda kesantunan tersebut tidak harus selalu hadir dalam makna

imperatif imbauan, pemaknaan bisa ditentukan dengan cara melihat

konteks yang melatarbelakangi tuturan terjadi. Makna imperatif imbauan

hanya ditemukan sebanyak 1 tuturan dalam ranah pilkada. Berikut ini

disampaikan pemaparannya.

(57) “Beliau kan selain milik Solo, juga milik masyarakat

Indonesia. Solo juga harus bangga kalau ada putranya yang bisa

memimpin daerah lain.” (Hal 212)

Konteks tuturan: Dituturkan oleh Ketua DPC PDI perjuangan Solo

bernama Hadi Rudyatmo (Rudy). Tuturan ini dilontarkan ketika

masyarakat sedang khawatir pencalonan diri Jokowi menjadi

Gubernur DKI Jakarta. Masyarakat Solo menginginkan Jokowi

tetap memimpin Solo saja. Tuturan ini bertujuan mengharapkan

masyarakat untuk memahami keadaan Jokowi, dan harus selalu

mendukung apapun keputusan Jokowi, karena Jokowi milik

masyarakat Indonesia, bukan masyarakat Solo saja.

Page 112: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

100

Tuturan (57) merupakan tuturan yang terdapat dalam ranah

pilkada. Tuturan ini disampakan oleh Hadi Rudyatmo bermaksud untuk

mengimbau masyarakat agar memahami keadaan Jokowi dan mengimbau

masyarakat agar selalu mendukung Jokowi. Melalui tuturan ini ia juga

mengimbau agar masyarakat Solo bangga terhadap Jokowi.

2. Penerapan Temuan Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di

Sekolah

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah

Menengah Pertama kelas VII semester genap pada kurikulum KTSP terdapat

materi pelajaran yang membahas mengenai biografi tokoh. Kompetensi dasar

materi pelajaran ini adalah peserta didik diharapkan mampu mengungkapkan

hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.

Indikator pencapaian pembelajarannya, yakni peserta didik mampu

menyarikan riwayat hidup tokoh, mampu mendata keistimewaan tokoh, dan

mampu mendata hal-hal yang dapat diteladani. Biografi berjudul ”Jokowi

Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker” karya Yon Thayrun ini dapat dijadikan

contoh buku biografi yang dapat peserta didik pilih dalam pembelajaran.

Penelitian ini menemukan berbagai tuturan yang berwujud dan

bermakna sosiopragmatik imperatif. Dari wujud dan makna imperatif yang

ditemukan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran mengungkapkan hal-hal

menarik dan mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh dalam

buku biografi. Implikasinya, yakni dari makna tuturan yang didapatkan secara

tidak langsung dapat mengungkapkan karakter tokoh dalam biografi.

Karakter-karakter yang terungkap bisa karakter baik, ataupun tidak baik.

Karakter yang baik berarti masuk ke dalam hal-hal yang dapat diteladani dari

tokoh dalam buku biografi. Selain itu, baik dari tuturan ataupun maknanya

dapat mengungkapkan keistimewaan tokoh dalam buku biografi.

Page 113: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

101

Pada pembelajaran, peserta didik ditugaskan untuk membaca buku

biografi Jokowi. Kemudian peserta didik mengidentifikasi wujud-wujud

imperatif dan makna imperatif. Setelah itu peserta didik mengungkapkan hasil

identifikasinya, dan guru memberikan pelurusan serta tambahan. Di

pertemuan selanjutnya peserta didik ditugaskan untuk mengungkapkan hal-hal

yang menarik tentang Jokowi dan hal-hal yang dapat diteladani dari Jokowi

berdasarkan wujud dan makna imperatif dari biografi Jokowi yang sudah

peserta didik baca. Dengan demikian, implikasi dari penelitian ini bertujuan

membentuk karakter peserta didik menjadi orang yang berperilaku baik, dan

dari pembacaan biografi dapat menumbuhkan motivasi peserta didik agar

bersemangat menggapai mimpinya dengan usaha yang keras.

Page 114: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

102

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan temuan yang sudah dipaparkan dalam bab IV, maka diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Dari biografi Jokowi ditemukan enam macam ranah tuturan yang bermakna

imperatif, yakni ranah keluarga, ranah tempat kerja, ranah pemerintahan,

ranah ekonomi, ranah pilkada, dan ranah pemilu. Makna sosiopragmatik

imperatif yang ditemukan dari enam macam ranah tersebut sebanyak sebelas

macam makna imperatif dan lima puluh delapan wujud tuturan. Sebelas

macam makna imperatif tersebut diantaranya (a) makna imperatif ajakan, (b)

makna imperatif harapan, (c) makna imperatif larangan, (d) makna imperatif

persilaan, (e) makna imperatif suruhan, (f) makna imperatif umpatan, (g)

makna imperatif perintah, (h) makna imperatif permintaan, (i) makna

imperatif bujukan, (j) makna imperatif desakan, dan (k) makna imperatif

imbauan. Selain makna impertif yang ditemukan, ditemukan pula campur

kode dalam tuturan yang terdapat pada biografi Jokowi. Campur kode

tersebut terjadi antara bahasa Indonesia dengan Jawa, dan terjadi antara

bahasa Indonesia dengan Inggris.

2. Wujud dan makna imperatif yang ditemukan dapat diterapkan dalam

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP kelas 7 semester genap

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam

kurikulum, terdapat Kompetensi Dasar yang diterapkan pada materi pelajaran

ini adalah peserta didik diharapkan mampu mengungkapkan hal-hal yang

dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif. Melalui

pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat terpacu mengerjar mimpi-

Page 115: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

103

mimpinya melalui usaha yang maksimal dan meneladani sikap Jokowi seperti

yang terungkap dalam wujud dan makna imperatif biografi Jokowi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Penelitian wujud dan makna imperatif menggunakan ancangan

sosiopragmatik dapat dilakukan dengan berbagai ranah lain selain daripada

ranah yang sudah ditemukan pada penelitian ini. Sehingga makna imperatif

yang ditemukan lebih beragam.

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai wujud dan makna imperatif dapat

menggunakan ancangan penelitian lain sehingga penulisan wujud dan makna

imperatif dalam bahasa Indonesia menjadi lengkap. Selama ini ancangan

yang digunakan yaitu ancangan struktural, ancangan sosiopragmatik, dan

ancangan pragmatik, kurang satu lagi ancangan yaitu ancangan

sosiolinguistik. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melengkapi ancangan

tersebut sehingga akan ditemukan perbedaan yang beragam.

3. Bagi peserta didik dan guru, hasil temuan ini dapat dimanfaatkan dalam

dimanfaatkan pada saat berkomunikasi. Melalui wujud dan makna imperatif

yang ditemukan maka peserta didik dan guru lebih memahami bagaimana

bertutur kata dengan orang yang lebih tua, atau lebih muda, atau sebaya

sehingga akan tercipta kesopanan bertutur.

Page 116: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

104

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar Pengantar Sosiologi Bahasa. Cet. ke 10. Bandung: Angkasa,

1993.

Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi ketiga Cet. IX. Jakarta:

PT Balai Pustaka (Persero), 2014.

Austin, J.L. How To Do Things With Word. Cambridge: Harvard University Press,

1962.

Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Cet. ke 3. Jakarta: Rineka

Cipta, 2011.

------------------.dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi IV Cet. Keempat. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Djajasudarma, T. Fatimah. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur,

Bandung: PT. Refika Aditama, 2006.

----------------------------------. Metode Linguistik, Bandung: PT Refika Aditama, 2006.

Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Cet. Ketiga. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2009.

Haryanta, Agung Tri. Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakata: Aksarra

Sinergi Media, 2012.

Hindun. Pragmatik untuk Perguruan Tinggi. Depok: Nufa Citra Mandiri, 2012.

HP, Achmad dan Alex Abdullah. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga, 2012.

Keraf, Gorys. Tatabahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas. Cet. ke 10. Ende: Nusa

Indah, 1984.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Edisi Keempat, cet. Kedua. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Page 117: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

105

Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik. Terj. M.D.D Oka. Jakarta: UI Press,

2011.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Martinus, Surawan. Kamus Kata Serapan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008.

Nadar, F.X. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Purwo, Bambang Kaswanti. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Rahardi, R. Kunjana. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga, 2005.

--------------------------. Sosiopragmatik: Kajian Imperaif dalam Wadah Konteks

Sosiokultural dan Konteks Situasionalnya. Jakarta: Erlangga, 2009.

Ramlan, M. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Cet. ke 3. Yogyakarta: CV Karyono,

1983.

Subuki, Makyun. Semantik Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Trans

Pustaka, 2012.

Sudarno dan Rahman. Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.

Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah, 1986.

Sudaryanto. Metode Linguistik: Bagian Kedua, Metode dan Aneka Teknik

Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988.

Suparno, Darsita. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Adabia Press, 2012.

---------------------. “Situasi Pemertahanan Bahasa Ranau,” Disertasi pada

Pascasarjana Universitas Samratulangi Manado: 2012. tidak dipublikasikan.

Susanto, Dwi. Kamus Istilah Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Thayrun, Yon. Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker. Jakarta: Noura Books,

2012.

Wardhaugh, Ronald. An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: BasilBlackwell,

2002.

Page 118: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

106

Wijana, I Dewa Putu. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI, 1996.

-------------------------. dan Muhammad Rohmadi. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan

Analisis, Yogyakarata: Pustaka Pelajar, 2012.

Zamzani. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta: Cipta Pustaka, 2007.

Page 119: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

LAMPIRAN

Page 120: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 121: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP DARUSSALAM CIPUTAT

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/2

Standar Kompetensi : Aspek Membaca

11. Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca

intensif dan membaca memindai.

Kompetensi Dasar : 11.1 Mampu mengungkapkan hal-hal yang dapat

diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A. Indikator

1. Mampu membuat inti sari riwayat hidup tokoh.

2. Mampu menemukan wujud imperatif dalam biografi.

3. Mampu mengklasifikasikan makna imperatif yang terdapat dalam biografi.

4. Mampu menyimpulkan keistimewaan tokoh.

5. Mampu menemukan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat

dalam biografi.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat membuat inti sari riwayat hidup tokoh.

2. Peserta didik dapat menemukan wujud imperatif dalam biografi.

3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan makna imperatif yang telah ditemukan

dalam biografi.

Page 122: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

4. Peserta didik dapat menyimpulkan keistimewaan tokoh.

5. Peserta didik dapat mencatat hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Ketulusan ( Honesty )

C. Materi Pembelajaran

1. Pengungkapan imperatif dalam biografi tokoh Jokowi.

2. Definisi biografi dan manfaat dari pembacaan biografi tokoh.

3. Pengungkapan hal-hal teladan dari tokoh Jokowi dalam biografi.

D. Metode Pembelajaran

1. Penugasan

2. Tanya Jawab

E. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Buku Biografi Tokoh Jokowi

2. Buku Penunjang Pelajaran Bahasa Indonesia

Page 123: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Tahap

Pembelajaran

Deskripsi

Kegiatan Guru dan Siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengajak peserta didik

berdoa/mensyukuri nikmat yg telah diberikan

Allah SWT. Guru meminta ketua kelas

memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.

2. Guru mengecek kehadiran, kebersihan dan

kerapihan kelas.

3. Apersepsi/ Motivasi:

Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

tokoh yang dapat diteladani.

4. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Inti Eksplorasi

5. Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

definisi dan manfaat dari membaca buku

biografi tokoh.

6. Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

tuturan imperatif

Elaborasi

7. Peserta didik diarahkan untuk membentuk

kelompok dengan anggota 4-5 orang.

8. Peserta didik diberikan kesempatan untuk

berdiskusi menemukan wujud-wujud imperatif

yang terdapat dlam biografi Jokowi.

60 menit

Page 124: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

9. Kemudian peserta didik ditugaskan untuk

menentukan makna imperatif dari wujud-

wujud imperatif yang sudah ditemukan.

10. Setelah diskusi selesai, masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil temuan

mereka tentang wujud dan makna imperatif

yang terdapat dalam biografi Jokowi.

11. Selama salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain

memperhatikan dengan seksama.

Konfirmasi

12. Guru bersama peserta didik mengungkapkan

kembali hasil presentasi yang telah dilakukan.

13. Guru meluruskan pemahaman peserta didik

atas hasil diskusi yang telah dilakukan.

Penutup 14. Guru bersama peserta didik menyimpulkan

materi pelajaran yang sudah dilakukan.

15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya yaitu menemukan

hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh

Jokowi.

10 menit

Pertemuan Kedua

Tahap

Pembelajaran

Deskripsi

Kegiatan Guru dan Siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengajak peserta didik 10 menit

Page 125: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

berdoa/mensyukuri nikmat yg telah diberikan

Allah SWT. Guru meminta ketua kelas

memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.

3. Guru mengecek kehadiran, kebersihan dan

kerapihan kelas.

4. Apersepsi/ Motivasi:

Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

materi pelajaran sebelumnya.

5. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti Eksplorasi

6. Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

hal-hal menarik yang biasa terdapat dalam

buku biografi.

7. Peserta didik dan Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang dapat diteladani dari seorang

tokoh.

Elaborasi

8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk

kelompok dengan anggota 4-5 orang.

(kelompok masih sama seperti pada pertemuan

sebelumnya)

9. Peserta didik diberikan kesempatan untuk

berdiskusi menemukan hal-hal menarik yang

terdapat dalam biografi Jokowi dan

menemukan hal-hal yang dapat diteladani dari

tokoh Jokowi.

10. Kemudian peserta didik ditugaskan untuk

60 menit

Page 126: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

membuat inti sari dari biografi Jokowi.

11. Setelah diskusi selesai, masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil temuan

mereka tentang hal-hal menarik dan hal-hal

yang dapat diteladani dari tokoh Jokowi.

12. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya, kelompok lain

memperhatikan dengan seksama.

Konfirmasi

13. Guru bersama peserta didik mengungkapkan

kembali hasil presentasi yang telah dilakukan.

14. Guru meluruskan pemahaman peserta didik

atas hasil diskusi yang telah dilakukan.

Penutup 15. Guru bersama peserta didik menyimpulkan

materi pelajaran yang sudah dilakukan.

16. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya.

10 menit

G. Penilaian

No

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen

Instrumen Bobot

1. Mampu

menyarikan

riwayat hidup

tokoh

Tugas

individual/

kelompok

Proyek Bacalah sebuah buku

biografi Jokowi!

Kemudian buatlah

laporan yang berisi:

5

Page 127: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

1. Inti sari riwayat

hidup tokoh.

2. Keistimewaan to-

koh

3. Hal-hal yang dapat

diteladani dari tokoh!

2. Mampu mendata

keistimewaan

tokoh

Tugas

individual/

kelompok

Uraian/lisan 5

3. Mampu mendata

hal-hal yang dapat

diteladani

Tugas

individual/

kelompok

Uraian/lisan 5

Penilaian

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5

Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Amat baik

Nilai akhir peserta didik:

H. Rubrik Pedoman Penskoran untuk Uji Petik Produk (Kemampuan Membaca

dan Bercerita)

No. Kegiatan Skor

1. 1.1 Peserta didik dapat menjawab dengan benar.

1.2 Peserta didik berusaha menjawab, tetapi masih salah.

3

Page 128: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

1.3 Peserta didik tidak menjawab. 1

0

2. 2.1 Peserta didik dapat menceritakan tokoh Jokowi yang sudah

dibacanya dengan (1) suara yang jelas dan intonasi yang tepat, (2)

lengkap, dan (3) runtut (identitas, keunggulan, dan alasan).

2.2 Peserta didik dapat menceritakan tokoh Jokowi dengan (1)

suara yang jelas dan intonasi yang tepat, (2) lengkap, tetapi tidak

(3) runtut (identitas, keunggulan, dan ala an).

2.3 Peserta didik dapat menceritakan tokoh Jokowi dengan (1)

suara yang jelas dan intonasi yang tepat, tetapi tidak (2) lengkap,

dan tidak (3) runtut (identitas, keunggulan, dan alasan).

2.4 Peserta didik berusahat menceritakan tokoh idolanya, tetapi

tidak dengan (1) suara yang jelas dan intonasi yang tepat, (2) tidak

lengkap, dan (3) tidak runtut (identitas, keunggulan, dan alasan).

2.5 Peserta didik tidak bersedia menceritakan tokoh Jokowi.

30

20

10

5

0

Page 129: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

Skor Perolehan

NILAI = ------------------------------------ x 100

Skor Maksimum (49)

Mengetahui Tangerang Selatan, 2016

Guru Pamong Calon Guru

Ade Irwan Setiawan, S.Pd Desi Komalasari

NIP NIM 1111013000059

Page 130: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 131: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 132: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 133: DESI KOMALASARI-FITK.pdf
Page 134: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

Biodata Penulis Biografi

Yon Thayrun, seorang wartawan freelance yang lahir pada tahun 1967 di

Meulaboh, Aceh. Rasa ingin tahu dan kesenangannya membaca dan berbicara

mengantarnya menjadi penyiar radio selama lebih dari 15 tahun. Dia mulai terjun ke

dunia wartawan pada reformasi 1998, di sebuah radio di Medan. Menjadi wartawan

radio telah membawanya berkeliling Indonesia untuk membuat program feature dan

documenter untuk 153 jaringan radio. Jaringan ini merupakan jaringan Internews

Indonesia, sebuah lembaga yang memperkuat pemberitaan dan program radio untuk

mendukung demokratisasi Indonesia.

Serius menekuni dunia wartawan, Yon dan beberapa wartawan di Medan

membangun Aliansi Wartawan Independen (AJI) kota Medan pada tahun 1994.

Kemudian pada tahun 2000-2002 AJI mempercayakan dirinya sebagai Sekretaris

Jenderal AJI Jakarta. Selepas itu, waktunya dihabiskan menjadi media officer di

sebuah lembaga humanitarian asal Inggris, Oxfam GB untuk program pembangunan

kembali Aceh pasca tsunami 2004. Kemudian, dirinya juga sempat menjadi dosen di

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta selepas pulang dari Aceh.

Tak hanya itu, Yon pernah bekerja di CAPATV sebuah rumah produksi

terbesar di Prancis yang memproduksi program-program televisi untuk stasiun

televisi terbesar di Prancis, Canal+. Dia juga beberapa kali membantu Explorer

Production, rumah produksi pembuat program Don’t Tell My Mother yang disiarkan

di National Geographic TV.

Page 135: DESI KOMALASARI-FITK.pdf

BIODATA PENULIS

Desi Komalasari dilahirkan pada 31 Desember 1992 di

Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara

pasangan Noin dan Marsinah. Penulis mempuh pendidikan

pertama kali di SDN Semanan 06 tamat pada tahun 2005.

Kemudian anak bungsu ini melanjutkan pendidikan ke

SMPN 45 Jakarta tamat pada tahun 2008. Selepas SMP,

melanjutkan pendidikan ke SMAN 94 Jakarta tamat pada

tahun 2011.

Setelah itu gadis betawi ini melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, yakni berkuliah

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia pada tahun 2011.