PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web...

90
0 Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Transcript of PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web...

Page 1: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

0

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 2: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

1

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Bidang Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya yang ditandai dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Ibu dan Bayi, Meningkatnya Status Gizi dan Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya dapat terwujud. Hal tersebut selaras dengan Komitmen Internasional, yang dituangkan dalam Milenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Sistem Informasi Kesehatan bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan bagian fungsional dari Sistem Kesehatan yang dibangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan, baik yang telah lama ada maupun yang baru diadakan, baik manual maupun elektronis.

Penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota perlu di cermati sedapat mungkin menggunakan petunjuk teknis sebagai acuan sehingga dapat dikompilasi menjadi Profil Kesehatan Kabupaten dan dikompilasi menjadi Profil Kesehatan Propinsi dan selanjutnya menjadi Profil Kesehatan Indonesia serta dapat dikomparasikan antar satu daerah dengan daerah lain.

Kegiatan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang dilaksanakan diantaranya adalah pengemasan data dan informasi kesehatan dalam bentuk penyusunan buku Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan diupayakan untuk lebih berkait dengan Sistem Kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 3: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

2

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018 memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi situasi derajat kesehatan, situasi upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Banyuasin selama tahun 2018. Profil kesehatan ini juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan data lingkungan.

Data dan informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis bagi suatu organisasi yang melaksanakan prinsip – prinsip manajemen modern, yaitu sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Ketersediaan data dan informasi yang akurat, cepat, tepat dan terkini juga dapat menggambarkan performance manajemen dari suatu organisasi.

Bidang kesehatan memiliki aspek yang sangat luas sehingga kebutuhan akan data dan informasi yang akurat, cepat, tepat dan terkini sangat besar. Pelayanan kesehatan tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah akan tetapi juga oleh sektor swasta. Pelayanan kesehatan oleh pemerintah memiliki struktur organisasi yang berjenjang hingga ke tingkat desa.

Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018 ini adalah:

1. Diperolehnya gambaran keadaan kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuasin tahun 2018.

2. Sebagai salah satu sarana evaluasi terhadap tingkat pencapaian kinerja penyelenggaraan program-program kesehatan di Kabupaten Banyuasin, khususnya selama tahun 2018, yang diukur melalui Indikator Kinerja SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang Kesehatan.

Profil ini juga merupakan salah satu sarana pemantau pencapaian visi dan misi Bupati Banyuasin

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 4: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

3

VISI:

“BANYUASIN BANGKIT, ADIL DAN SEJAHTERA”

MISI :

“ MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA BANYUASIN YANG BERDAYA SAINGTINGGI MELALUI PENDIDIKAN DAN

KESEHATAN YANG BERKUALITAS”

Hasil evaluasi akan sangat bermanfaat untuk perencanaan dan perbaikan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dimasa mendatang.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018 ini disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar yang terbagi dalam Enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil Kesehatan dan sistematikanya Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum dalam hal Keadaan Geografi, Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan Keadaan Perilaku Masyarakat di Kabupaten Banyuasin

Bab III – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tahun 2018 yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi.

Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini merupakan penggambaran dari upaya Pelayanan Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pemberantasan Penyakit Menular, Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar,

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 5: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

4

Perbaikan Gizi Masyarakat dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang Keadaan Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Sarana Informasi Kesehatan

Bab VI – Kesimpulan Bab ini memuat hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut, berkaitan dengan keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih dianggap kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Banyuasin

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 6: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

5

BAB IIGAMBARAN UMUM

A. LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH

Kabupaten Banyuasin adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Selatan, terletak di pantai timur Sumatera. Wilayahnya seluas 11.832,99 km2 (sekitar 12,18% dari luas Propinsi Sumatera Selatan).

Gambar 2.01. Peta Wilayah Kabupaten Banyuasin

Kabupaten Banyuasin terletak di antara 1,30 – 40 Lintang Selatan dan 1040 40’ – 1050 15’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sbb :- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muara Jambi

Provinsi Jambi dan Selat Bangka,

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 7: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

6

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Air Sugihan dan Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sira Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir; Kota Palembang; Kecamatan Gelumbang dan Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim,

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lais, Kecamatan Sungai Lilin dan Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin,

B. KEADAAN ALAM

1.Iklim dan Curah HujanWilayah Kabupaten Banyuasin memiliki iklim tropis basah

dengan dua musim (hujan dan kemarau), atau tipe iklim B1

menurut klasifikasi Oldemand. Suhu rata-rata 26,10-27,40 Celcius.

Kelembaban relatif 69,4%-85,5%. Variasi curah hujan antara 1,07–

13,32 mm sepanjang tahun. Rata-rata curah hujan 2,723

mm/tahun.

2.TopografiGambar 2.02. Bentang Alam Wilayah Kabupaten Banyuasin

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 8: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

7

Sebagian besar (80%) dari wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki topografi datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa lebak. Sedangkan selebihnya (20%) berupa lahan kering yang berombak sampai bergelombang (berbukit-bukit) dengan sebaran ketinggian antara 0-40 meter diatas permukaan laut. Lahan rawa pasang surut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman, meliputi wilayah Kecamatan Banyuasin I, Air Kumbang, Muara Padang, Muara Sugihan, Air Saleh, Makarti Jaya, Muara Telang, Sumber Marga Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, sebagian Kecamatan Banyuasin III, sebagian Kecamatan Betung dan sebagian Kecamatan Tungkal Ilir.

Selanjutnya lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Banyuasin III. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat disebagian besar Kecamatan Betung, Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Talang Kelapa serta sebagian kecil Kecamatan Rambutan.

3.HidrologiBerdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin

dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah dataran kering berpola aliran dendritik (yaitu pola aliran sungai seperti percabangan pohon dimana anak-anak sungai berkumpul bermuara ke sungai utama dengan membentuk sudut yang tidak beraturan, baik lancip maupun tumpul). Sedangkan aliran sungai di daerah dataran basah (rawa lebak dan rawa pasang surut) berpola rectangular (yaitu anak-anak sungai yang menuju induk sungai membentuk sudut siku-siku, belokan terjadi dengan tiba-tiba). Lokasi bagian tengah disetiap daerah itu sering dijumpai genangan air yang cukup luas. Aliran

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 9: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

8

sungai-sungai tersebut bermuara di Selat Bangka. Persinggungan daratan Kabupaten Banyuasin dengan Selat Bangka membentuk garis pantai sepanjang lebih dari 150 Km.

Beberapa sungai besar (Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya) berperan sebagai jalur transportasi yang sangat penting bagi penduduk, dengan menggunakan sarana transportasi perahu, tongkang, speedboat. Selain itu, disepanjang daerah alirannya, sungai - sungai itu juga berperan penting sebagai sumber penghidupan bagi para nelayan.

Kondisi geografis dengan banyak sungai dan rawa-rawa tersebut menjadi suatu tantangan tersendiri yang tidak ringan bagi Tenaga Kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

4.Keadaan TanahAda 4 jenis tanah di Kabupaten Banyuasin, yaitu :a) Organosol : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.b) Klei Humus : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.c) Alluvial : terdapat di sepanjang sungai.d) Podzolik : terdapat di daerah berbukit-bukit.

C. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Kabupaten Banyuasin merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI pada tanggal 2 Juli 2002 sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin. Ibukota Pangkalan Balai.

Sejak dibentuk tahun 2002, Kabupaten Banyuasin mengalami beberapa kali pemekaran wilayah kecamatan dan desa/ kelurahan. Hasil dari pemekaran wilayah terakhir ini, Kabupaten Banyuasin terbagi dalam 21 wilayah kecamatan dengan jumlah desa/

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 10: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

9

kelurahan masih tetap sebanyak 304 desa/ kelurahan. Dengan jumlah desa sebanyak 288 dan kelurahan sebanyak 16 kelurahan.

Jarak terjauh Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten sekitar 183 km dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam perjalanan dengan transportasi air + darat. Sedangkan jarak antara Ibukota Kabupaten (Pangkalan Balai) dengan ibukota Propinsi (Palembang) adalah 45 km yang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil). Pangkalan Balai, ibukota Kabupaten Banyuasin, terletak di Jalur Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Kota Palembang dan Kota Jambi.

Tabel 2.01. Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kel Per Kecamatan dan Ibukota Kecamatan Dalam Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2

No Nama Kecamatan

Luas(Km2)

Jumlah Ibukota Kecamatan

Desa

Kelurahan

Desa + Kel Lokasi

Jarak ke

Ibukota Kab.

1. Rambutan 464.04 19 0 19 Rambutan 85 Km2. Banyuasin I 186,69 11 2 13 Mariana 60 Km

3. Air Kumbang 328,56 16 0 16 Cinta Manis Baru 80 Km

4. Muara Padang 917,60 15 0 15 Sumber Makmur 150 Km

5. Muara Sugihan 696,40 22 0 22 Tirta Harja 183 Km6. Air Saleh 311,57 14 0 14 Saleh Mukti 110 Km7. Makarti Jaya 300,28 11 1 12 Makarti Jaya 100 Km

8. Sumber Marga Telang 174,89 10 0 10 Muara Telang 100 Km

9. Muara Telang 341,57 16 0 16 Telang Jaya 85 Km10. Tanjung Lago 802,42 15 0 15 Tanjung Lago 73 Km11. Talang Kelapa 439,43 6 6 12 Sukajadi 35 Km12. Rantau Bayur 556,91 21 0 21 Pengumbuk 18 Km13. Sembawa 196,14 11 0 11 Lalan Sembawa 15 Km14. Banyuasin III 294,20 21 5 26 Pangkalan Balai 3 Km15. Betung 354,41 9 2 11 Betung 23 Km16. Suak Tapeh 312,70 11 0 11 Lubuk Lancang 10 Km

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 11: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

10

17. Tungkal Ilir 648,14 14 0 14 Sidomulyo 145 Km18. Pulau Rimau 888,64 29 0 29 Teluk Betung 37 Km19. Banyuasin II 3.632,40 17 0 17 Sungsang 115 Km

20. Karang Agung Ilir 888,64 29 0 29 Teluk Betung 37 Km

21. Selat Penuguan 3.632,40 17 0 17 Sungsang 115 Km

JUMLAH 11.832,99 288 16 304

D. KEPENDUDUKANPenduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2018 berjumlah

844.175 jiwa, laki-laki 412.752 jiwa dan perempuan 430.423 jiwa dengan kepadatan penduduk 71.26 jiwa per km.

TABEL 2.02. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

NO KECAMATANLUAS

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN

WILAYAH PENDUDUK(km2) per km2

1 RAMBUTAN 464.04 45.054 97,092 BANYUASIN I 186,69 55.734 298,543 AIR KUMBANG 328,56 25.047 76,234 MUARA PADANG 917,60 33.485 36,495 MUARA SUGIHAN 696,40 41.605 59.746 AIR SALEH 311,57 38.361 123,127 MAKARTI JAYA 300,28 29.258 97,448 SUMBER MARGA TELANG 174,89 25.836 147,739 MUARA TELANG 341,57 40.894 119,7210 TANJUNG LAGO 802,42 40.160 50,0511 TALANG KELAPA 439,43 138.643 315,5112 RANTAU BAYUR 556,91 43.127 77,4413 SEMBAWA 196,14 31.954 162,9114 BANYUASIN III 294,20 64.138 218,9915 BETUNG 354,41 57.713 162,8416 SUAK TAPEH 312,70 18.508 59,1917 TUNGKAL ILIR 413.35 22.693 54,9018 PULAU RIMAU 475.29 20.580 43,30

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 12: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

11

19 BANYUASIN II 3489.2 31.518 9.0320 KARANG AGUNG ILIR 143.2 13.669 95.4521 SELAT PENUGUAN 648.14 26.198 40,42

JUMLAH (KAB/KOTA) 11.847 844.175 71.26

Gambar 2.03. Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

Tahun 2018 (Jiwa/km2)

BANYUASIN I

MUARA PADANG

AIR SALEH

SUMBER MARGA TELANG

TANJUNG LAGO

RANTAU BAYUR

BANYUASIN III

SUAKTAPEH

PULAU RIMAU

KARANG AGUNG ILIR

0 50 100 150 200 250 300 350

0.0097.44

298.5476.23

36.4959.74

123.1297.44

147.73119.72

50.05315.51

77.44162.91

218.01162.84

59.1954.90

43.309.03

95.4540.42

Sumber Data: BPS Tahun 2017

Gambar 2.04. Jumlah Penduduk Kabupaten BanyuasinTahun 2014 s/d 2018

2014 2015 2016 2017 2018790000

800000

810000

820000

830000

840000

850000

808219811501

822575

833625

844175

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin 2017

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 13: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

12

Gambar 2.05. Kepadatan Penduduk Kabupaten BanyuasinTahun 2014 s/d 2018

Sumber: BPS Kabupaten Banyuasin 2018

E. WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Dalam rangka melaksanakan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, maka dibentuklah puskesmas-puskesmas beserta jaringannya. (dibahas lebih lanjut pada BAB IV tentang Sumber Daya Kesehatan).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia, yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes, 2011)

Berdasarkan Peraturan Bupati Banyuasin Nomor 75.a Tahun 2016, Tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dalam Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan fungsional dalam wilayah kecamatan yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

20

40

60

80

100

120

68.3 68.6 69.5

105.04

71.26

Kepadatan Penduduk Jiwa/km2

Kepadatan Penduduk Jiwa/km2

Page 14: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

13

Pada tahun 2017 di Kabupaten Banyuasin terdapat penambahan 1 puskesmas, yaitu Puskesmas Jakabaring yang diresmikan pada tanggal 17 Mei 2017, sehingga total puskesmas yang ada di Kabupaten Banyuasin menjadi 33 Puskesmas.

Puskesmas rawat jalan adalah puskesmas yang memberikan pelayanan pengobatan dengan tidak harus menginap difasilitas pelayanan kesehatannya baik di dalam gedung ataupun diluar gedung.

Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang selain memberikan pelayanan rawat jalan juga diberikan tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik merupakan tindakan operatif terbatas maupun rawat inap sementara.

Sementara puskesmas poned adalah puskesmas yang mempunyai fasilitas dan kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal dasar dan siap 24 jam sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas non perawatan.

Puskesmas Perawatan terdiri dari Puskesmas Betung Kota, Puskesmas Dana Mulya, Pangkalan Balai, Puskesmas Kenten Laut, Puskesmas Sukajadi, Puskesmas Mariana, Puskesmas Sungai Dua, Puskesmas Daya Utama, Puskesmas Makarti Jaya, Puskesmas Dana Mulya. Sedangkan Puskesmas Non Perawatan terdiri dari Puskesmas Semuntul, Puskesmas Pengumbuk, Puskesmas Talang Jaya Betung, Puskesmas Suak Tapeh, Puskesmas Sumber, Puskesmas Mekarsari, Pukesmas Karang Manunggal, Puskesmas Sukaraja, Puskesmas Sidomulyo, Puskesmas Telang Jaya Telang, Puskesmas Sungsang, Puskesmas Petaling, Puskesmas Sembawa, Puskesmas Gasing, Puskesmas Tanjung Lago, Puskesmas Cinta Manis, Puskesmas Simpang Rambutan, Puskesmas Margo Mulyo,Puskesmas Tirta Harja, Puskesmas Tanjung api – api, Puskesmas Karang Agung Ilir, Puskesmas Muara Telang dan Puskesmas Jakabaring

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 15: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

14

Yang merupakan Puskesmas Poned adalah Puskesmas Betung Kota, Puskesmas Dana Mulya, Puskesmas Pangkalan Balai, Puskesmas Sukajadi, Puskesmas Sungai Dua, Puskesmas Daya Utama, Puskesmas Makarti Jaya, dan Puskesmas Sungsang. Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator, dan turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan diwilayah kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula, namun kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia Lanjut dan pembinaan Pengobatan Tradisional.

Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, puskesmas perlu ditunjang dengan puskesmas pembantu (pustu), penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada, puskesmas keliling (pusling).

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 16: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

15

Tabel II.3. Koordinat Lokasi Puskesmas Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

NO NAMA PUSKESMASLINTANG / LATITUDE BUJUR / LONGITUDE

N/S D M S W/E D M S1 Simpang Rambutan S 3 º 7’ 46,4” E 104 º 54’ 40,2”2 Sungai Dua S 3 º 3’ 25,2” E 104 º 51’ 55,8”3 Mariana S 2 º 57’ 49,8” E 104 º 52’ 43,0”4 Cinta Manis S 2 º 55’ 31,1” E 105 º 0’ 4,0”5 Daya Utama S 2 º 35’ 27,1” E 105 º 6’ 42,9”6 Margo Mulyo S 2 º 31’ 50,0” E 105 º 10’ 15,9”7 Tirta Harja S 2 º 27’ 54,0” E 105 º 12’ 22,0”8 Srikaton S 2 º 42’ 22,8” E 105 º 0’ 32,4”9 Makarti Jaya S 2 º 29’ 4,5” E 104 º 58’ 15,2”

10 Muara Telang S 2 º 31’ 1,7” E 104 º 49’ 30,8”11 Telang Jaya Telang S 2 º 40’ 24,8” E 104 º 54’ 6,8”12 Tanjung Lago S 2 º 43’ 41,1” E 104 º 42’ 34,4”13 Kenten Laut S 2 º 53’ 38,9” E 104 º 46’ 16,8”14 Gasing Laut S 2 º 48’ 16,7” E 104 º 44’ 12,1”15 Sukajadi S 2 º 54’ 43,8” E 104 º 39’ 10,0”16 Semuntul S 3 º 1’ 29,5” E 104 º 36’ 17,3”17 Pengumbuk S 2 º 58’ 38,5” E 104 º 18’ 2,7”18 Sembawa S 2 º 55’ 33,0” E 104 º 32’ 34,7”19 Pangkalan Balai S 2 º 53’. 24,5” E 104º 24’ 4,5”20 Petaling S 2 º 55’ 50,6” E 104 º 18’ 4,1”21 Talang Jaya Betung S 2 º 52’ 7,5” E 104 º 15’ 20,4”22 Betung Kota S 2 º 50’ 55,0” E 104 º 14’ 26,0”23 Suak Tapeh S 2 º 51’ 25,2” E 104 º 21’ 18,3”24 Sukaraja S 2 º 35’ 11,6” E 104 º 12’ 28,7”25 Sido Mulyo S 2 º 29’ 19,5” E 104 º 14’ 18,8”26 Teluk Betung S 2 º 40’ 25,0 E 104 º 19’ 35,7”27 Dana Mulya S 2 º 34’ 57,3” E 104 º 26’ 22,1”28 Mekarsari S 2 º 33’ 58,5” E 104 º 34’ 23,0”29 Karang Manunggal S 2 º 25’ 17,8” E 104 º 32’ 2,8”30 Karang Agung Ilir S 2 º 16’ 26,5” E 104 º 40’ 4,5”

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 17: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

16

31 Sungsang S 2 º 21’ 48,0” E 104 º 54’ 10,0”Sumber : Dinkes Kab Banyuasin 2018

Tabel II.4. Jumlah Desa/Kelurahan & Jumlah Penduduk Per Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

No NAMA PUSKESMAS KECAMATANJUMLAH

DESA KEL DESA+KEL

1 Simpang Rambutan Rambutan 12 0 122 Sungai Dua Rambutan 7 0 73 Mariana Banyuasin I 11 2 134 Cinta Manis Air Kumbang 16 0 165 Daya Utama Muara Padang 15 0 156 Margo Mulyo Muara Sugihan 10 0 107 Tirta Harja Muara Sugihan 12 0 128 Srikaton Air Saleh 14 0 149 Makarti Jaya Makarti Jaya 11 1 12

10 Muara Telang Sumber Marga Telang 10 0 1011 Telang Jaya Telang Muara Telang 16 0 1612 Tanjung Lago Tanjung Lago 12 0 1213 Kenten Laut Talang Kelapa 1 2 314 Gasing Laut Talang Kelapa 4 0 415 Sukajadi Talang Kelapa 4 4 816 Semuntul Rantau Bayur 10 0 1017 Pengumbuk Rantau Bayur 11 0 1118 Sembawa Sembawa 11 0 1119 Pangkalan Balai Banyuasin III 11 5 1620 Petaling Banyuasin III 10 0 1021 Talang Jaya Betung Betung 4 0 422 Betung Kota Betung 5 2 723 Suak Tapeh Suak Tapeh 11 0 1124 Sukaraja Tungkal Ilir 6 0 625 Sido Mulyo Tungkal Ilir 8 0 826 Teluk Betung Pulau Rimau 6 0 627 Dana Mulya Pulau Rimau 10 0 1028 Mekarsari Pulau Rimau 8 0 829 Karang Manunggal Pulau Rimau 5 0 530 Karang Agung Ilir Banyuasin II 7 0 731 Sungsang Banyuasin II 10 0 1032 Tanjung api – api Banyuasin II 4 0 033 Jakabaring Rambutan 1 0 0

JUMLAH 288 16 304Sumber : Dinkes Kab Banyuasin 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 18: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

17

Tabel II.5. Puskesmas di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018 Beserta Tipe dan Kriteria Wilayah Kerjanya

No

Nama Puskesmas

Tipe Puskesmas Kriteria Wilayah Kerja

Puskesmas PONEDRawa

t InapNon

Rawat Inap

Pedesaan

Perkotaan

Terpencil

1 Simpang Rambutan - 1 1 - - -

2 Sungai Dua 1 - 1 - - 13 Mariana 1 - - 1 - -4 Cinta Manis - 1 1 - - -5 Daya Utama 1 - - - 1 16 Margo Mulyo - 1 - - 1 -7 Tirta Harja - 1 - - 1 -8 Srikaton - 1 - - 1 -9 Makarti Jaya 1 - 1 - - 110 Muara Telang - 1 - - 1 -11 Telang Jaya

Telang - 1 1 - - -12 Tanjung Lago - 1 1 - - -13 Kenten Laut 1 - - 1 - -14 Gasing - 1 1 - - -15 Sukajadi 1 - - 1 - 116 Semuntul - 1 1 - - -17 Pengumbuk - 1 1 - - -18 Sembawa - 1 1 - - -19 Pangkalan Balai 1 - - 1 - 120 Petaling - 1 1 - - -21 Talang Jaya

Betung - 1 1 - - -22 Betung Kota 1 - 1 - - 123 Suak Tapeh - 1 1 - - -24 Sukaraja - 1 - - 1 -25 Sido Mulyo - 1 - - 1 -26 Teluk Betung - 1 1 - - -27 Dana Mulya 1 - - - 1 128 Mekarsari - 1 - - 1 -29 Karang

Manunggal - 1 - - 1 -30 Karang Agung Ilir - 1 - - 1 -31 Sungsang 1 - 1 - - 132 Tanjung Api-api - 1 1 - - -33 Jakabaring - 1 1 - - -

10 23 28 4 11 8Sumber : Dinkes Kab Banyuasin 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 19: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

18

Pembagian tersebut sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuasin Nomor 75.a Tahun 2014, Tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dalam Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang menyatakan pembagian wilayah kerja puskesmas.

PUSKESMAS RAWAT INAP

1. PUSKESMAS KENTEN LAUT 2. PUSKESMAS BETUNG KOTA

3. PUSKESMAS PANGKALAN BALAI 4. PUSKESMAS DAYA UTAMA

5. PUSKESMAS SUKAJADI 6. PUSKESMAS MAKARTI JAYA

7. PUSKESMAS SUNGAI DUA 8. PUSKESMAS MARIANA

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 20: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

19

9. PUSKESMAS DANA MULYA 10. PUSKESMAS SUNGSANG

PUSKESMAS NON RAWAT INAP

1. PUSKESMAS SIMPANG RAMBUTAN 2. PUSKESMAS JAKABARING

3. PUSKESMAS PETALING 4. PUSKESMAS PENGUMBUK

5. PUSKESMAS SUMBER 6. PUSKESMAS MARGO MULYO

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 21: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

20

1. PUSKESMAS GASING 8. PUSKESMAS TALANG JAYA BETUNG

9.PUSKESMAS MUARA TELANG 10. PUSKESMAS MEKARSARI

11.PUSKESMAS SEMBAWA 12. PUSKESMAS KARANG AGUNG ILIR

13.PUSKESMAS KARANG MANUNGGAL14. PUSKESMAS SIDOMULYO

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 22: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

21

15. PUSKESMAS CINTA MANIS 16. PUSKESMAS SRIKATON

17. PUSKESMAS SUKARAJA 18. PUSKESMAS SUAKTAPEH

19. PUSKESMAS SEMUNTUL 20. PUSKESMAS TIRTA HARJA

21. PUSKESMAS TANJUNG API – API

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 23: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

22

22. PUSKESMAS TELANG JAYA TELANG

23. PUSKESMAS SUMBER TELUK BETUNG

BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATAN

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 24: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

23

Derajat kesehatan secara grafikan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti mortalitas, morbiditas dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini diuraikan tentang indikator-indikator tersebut.

3.1. Angka Kematian (Mortalitas)Angka kematian (Mortalitas) merupakan salah satu ukuran

untuk melihat Grafikan perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dijadikan acuan untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan. Angka kematian dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dan pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan Survey dan penelitian. Angka kematian bayi (AKB), kematian ibu akibat melahirkan (AKI) dan kematian balita (AKA Balita) merupakan indikator utama dalam menilai pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Maka Peningkatan Kesehatan Ibu merupakan indikator utama yang harus dicapai sampai tahun 2018.

Untuk selanjutnya pembangunan Indonesia berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals seterusnya disebut SDGs. Sedangkan SDGs merupakan Pembangunan yang bertujuan secara berkelanjutan, dalam hal ini capaian pembangunan masih berpedoman kepada capaian MDGs. Oleh karena angka kematian ini diperoleh melalui survey misalnya Survey Demografi Kesehatan Indonesi (SDKI) atau survey bidang kesehatan lainnya maka informasi tentang data kematian yg disajikan dalam profil ini adalah data absolut (jumlah kematian) yang diperoleh dari laporan rutin kabupaten/kota.

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk.

Angka kematian pada umumnya dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Data berikut tidak

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 25: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

24

berasal dari survei atau penelitian, namun berdasarkan laporan dari petugas-petugas kesehatan di desa-desa dan di sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuasin.

3.1.1. Angka Kematian Bayi (AKB)Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka

harapan hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator utama dalam mengukur derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

RPJMN tahun 2019 sebesar 306/100.000 kelahiran, hal ini berdasarakan Base Line data SDKI 2012 AKI sebesar 359/100.000 KH, masih jauh untuk dapat dicapai, Angka ini kalau dibandingkan dengan hasil SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) 2015 sudah mencapai target RPJMN 2019, Namun kita masih tetap waspada. Untuk Angka Kematian Neonatal (AKN) mengalami stagnansi sejak tahun 2012 dan terakhir berdasarkan SDKI 2015 Angka Kematian Neonatal masih 19 per 1.000 Kelahiran hidup. Kesehatan neonatal sangat terkait dengan Kesehatan Keluarga.

Kematian Bayi yang terlaporkan di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2018 sebanyak 73 kematian diantara 16.274 yang lahir hidup. Kematian bayi 2, anak balita 2, dan balita 1. AKABA adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Gambar berikut ini menunjukkan banyaknya kematian Bayi dan Balita yang terlapor ke petugas kesehatan dalam delapan tahun terakhir (2014-2018).

Gambar 3.01. Kematian Bayi Kabupaten Banyuasin Tahun 2013-2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2013 2014 2015 2016 2017 20180

1020304050607080

39

6256 57

6373

Jumlah Kematian BayiKabupaten Banyuasin Tahun 2013-2018

Page 26: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

25

Penyebab kematian neonatal sesuai analisa data disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung yang kesemuanya membutuhkan intervensi efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kesehatan neonatal yang meliputi pelayanan kesehatan reproduksi, maternal dan neonatal. Penyebab lain adalah tenaga kesehatan yang belum kompoten dalam penanganan kasus kegawatdaruratan pada neonatal, akses pelayanan yang sulit untuk penanganan neonatal dengan kasus BBLR, sarana dan prasaran penunjang yang belum lengkap di fasilitas rujukan baik puskesmas maupun RSUD Kabupaten/kota.

Penyebab tingginya jumlah kasus kematian ini juga disebabkan manajemen program yang sudah terlaksana sesuai sistem manajemen yang baik, diantaranya : Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal, sehingga seluruh kematian maternal dan neonatal dapat terlacak serta sistem pencatatan dan pelaporan yang sudah bejalan dengan baik.

Beberapa program dan kegiatan yang masih menjadi prioritas untuk masa yang akan datang adalah :a. Melakukan pelatihan bagi bidan di desa mengenai

penatalaksanaan asfiksia pada bayi baru lahir, serta mengenalkan metode kanguru untuk perawatan bayi prematur maupun bayi BBLR (kurang dari 2.500 gram).

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2013 2014 2015 2016 2017 20180

1020304050607080

39

6256 57

6373

Jumlah Kematian BayiKabupaten Banyuasin Tahun 2013-2018

Page 27: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

26

b. Memberikan pelatihan inisiasi dini dan ASI eksklusif pada dokter anak sehingga mereka bisa menjadi motivator laktasi kepada ibu baik di tempat praktek swasta maupun negeri tempat dokter anak tersebut bertugas.

c. Menghidupkan kembali Posyandu, karena Posyandu ditujukan untuk mengamati status gizi Balita selama umur 0-5 tahun. Untuk menjaga asupan gizi pada Balita juga diberikan makanan tambahan seperti bubur kacang hijau dan juga susu.

d. Peningkatan Perawatan Antenatal (kunjungan antenatal pertama, jumlah pemeriksaan kehamilan dan kualitas perawatan antenatal).

e. Peningkatan perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi bayi dari keluarga miskin, karena kondisi kesehatan dan gizi bayi tersebut secara umum jauh lebih rendah.

f. Pelaksanaan pemantauan PWS KIA dan surveilans kematian bayi ditingkat kabupaten/kota.

g. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat desa dan kelurahan melalui penempatan bidan disetiap desa dan pembangunan Poskesdes.

h. Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka kematian bayi.

i. Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi).

Gambar 3.02. Kematian Balita Kabupaten Banyuasin Tahun 2013-2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

010203040506070

0 0 0

40

6762

57

4 2

0

Jumlah Kematian BalitaKabupaten Banyuasin 2013-2018

Page 28: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

27

3.1.2. Angka Kematian Ibu (AKI)Angka kematian ibu merupakan ukuran yang sangat sensitif

terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat disuatu daerah/wilayah. Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup disuatu wilayah/daerah. Target AKI di Indonesia adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu cukup sulit untuk didapat karena memerlukan survei dengan biaya, waktu dan tenaga yang besar.

Salah satu cara untuk menghitung angka kematian ibu adalah dengan mengukur jumlah kematian ibu, berikut capaian indikator kinerja menurunkan jumlah kematian ibu maternal di Sumatera Selatan. Sesuai perumusan SDGs/Pembangunan berkelanjutan untuk mencapai target indikator, maka upaya yang perlu dilaksanakan adalan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan AKB yang diukur dengan Proksi : Persalinan di Fasilitas Kesehatan (PF), Kunjungan Antenatal (K4) dan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1). Angka kematian ibu (AKI) adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2013 2014 2015 2016 2017 2018

010203040506070

0 0 0

40

6762

57

4 2

0

Jumlah Kematian BalitaKabupaten Banyuasin 2013-2018

Page 29: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

28

Sesuai tujuan SDGs butir ke-3 dengan indikator angka kematian neonatal, bayi, dan balita serta indikator angka kematian ibu.

Pada tahun 2018 di Kabupaten Banyuasin dilaporkan adanya 15 kasus kematian maternal diantara 16.274 bayi yang lahir hidup.

Gambar berikut ini menunjukkan banyaknya kematian Ibu Maternal yang terlapor ke petugas kesehatan dalam Lima tahun terakhir (2014-2018).

Gambar 3.03. Kematian Ibu Maternal Kabupaten Banyuasin 2014-2018

2014 2015 2016 2017 20180

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

16

45

10

1815

Jumlah Kematian MaternalKabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu juga masih merupakan salah satu prioritas utama pembangunan nasional bidang kesehatan sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 – 2019. Untuk menurunkan angka kematian ibu/jumlah kasus kematian ibu maternal, ada beberapa indikator yang akan menjadi prioritas utama kegiatan di Kabupaten Banyuasin antara lain; Seluruh Ibu hamil harus mendapatkan pelayanan ANC terpadu sesuai standar; Seluruh Ibu hamil dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 30: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

29

deteksi faktor resiko sudah mendapat pelayanan/teratasi secara adekuat; Seluruh Ibu Bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; Seluruh ibu bersalin dengan komplikasi harus tertangani dan apabila tidak sesuai prosedur maka dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai dan terjangkau; Seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas harus mendapat akses pelayanan yang aman, bersih dan berkualitas sesuai standar.

Berbagai prioritas yang masih akan dilakukan untuk menurunkan Jumlah Kematian Ibu Maternal , antara lain adalah :1. Peningkatan kualitas dan cakupan layanan, meliputi :

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ; penyediaan tenaga kesehatan di desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di poskesdes/pustu/puskesmas, kemitraan bidan dengan dukun bayi, pelatihan bagi nakes.

Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar melalui bidan desa di poskesdes, pustu, puskesmas dengan fasilitas PONED dan PONEK.

Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran melalui KIE untuk mencegah 4 terlalu (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat,Terlalu Banyak), dan pelayanan KB berkualitas.

Pemantapan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi profesi, dan swasta.

Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya, pencegahan keterlambatan dan penyediaan buku KIA ; kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalianan dan kegawatdaruratan ; pencegahan 4 terlalu ; penyediaan dan pemanfaatan yankes ibu dan bayi.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 31: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

30

2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program melalui peningkatan kemampuan pengelola program, agar mampu melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan sesuai kondisi daerah.

3. Pemerintah membuat kebijakan mengenai anggaran untuk meningkatkan kesehatan perempuan, misalnya dengan mengharuskan 20% anggaran kesehatan untuk kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan memastikan anggaran tersebut tepat sasaran.

4. Memperbaiki sistem pencatatan terkait upaya penurunan AKI di Kabupaten Banyuasin sehingga data yang ditampilkan menggambarkan kondisi kesehatan perempuan.

5. Melakukan pendekatan budaya kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir agar permasalahan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja, merupakan masalah bersama dan tidak lagi menganggapnya sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan.

6. Membentuk peer conseling untuk remaja terkait kesehatan reproduksi.

7. Memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas kesehatan sebagai upaya multisektor.

8. Memastikan sistem rujukan dari rumah ke puskesmas dan ke rumah sakit berjalan optimal.

9. Menjamin biaya persalinan di sarana pelayanan kesehatan pemerintah melalui program jaminan persalinan (Jampersal) untuk setiap ibu yang melahirkan. Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) yang terintegrasi untuk ibu hamil ,termasuk pemeriksaan HIV/AIDS, Malaria, Cacingan dan penyakit infeksi menular lainnya secara terintegrasi dan pelaksanaan kelas ibu hamil dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.

10. Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat kabupaten/kota.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 32: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

31

3.2.1. Angka Kesakitan (Morbiditas)Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insidensi maupun

prevalensi suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui study morbiditas dan hasil pengumpulan data dari 33 puskesmas se kabupaten Banyuasin yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.

3.2.2.1 Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun 2018Sepuluh penyakit terbanyak yang terjadi pada tahun 2018 di

Kabupaten Banyuasin ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

Gambar 3.2.2.1 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Kasus penyakit paling banyak pada pasien di 33 Puskesmas di Kabupaten Banyuasin tahun 2018 adalah Gastritis yaitu 50.145 Kasus.

3.2.1. Penyakit Menular

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

GASTRITISHIPERTENSI

ISPAINFLUENZA

DIAREPENYAKIT PADA SISTEM OTOT DAN JARINGAN

INFEKSI AKUT PADA SALURAN NAFASPENYAKIT LAIN PADA SALURAN NAFAS

PENYAKIT KULIT ALERGI DIABETES MELLITUS

12

34

56

78

910

0 10000 20000 30000 40000 50000 6000050145

4587139089

3504728561

2720520029

113488287

7363

10 Besar Penyakit di 33 Puskesmas Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Series1

Page 33: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

32

Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini diantaranya Penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

1. MalariaMalaria adalah kasus dengan gejala malaria klinis

(demam, menggigil dan berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal–pegal). Malaria positif adalah kasus malaria yang didiagnosis (pemeriksaan specimen/sediaan darahnya) secara mikroskopis atau rapid diagnosis test hasil positif mengandung plasmodium. Prevalensi malaria atau angka kesakitan malaria adalah banyaknya kasus (kasus baru maupun lama) malaria per 100.000 penduduk yang diukur dengan Annual Parasite Incidence ( API ) dan Annual.

Malaria Incidence (AMI). Digunakan untuk memonitor daerah yang mengalami endemi tinggi malaria yang disinyalir meningkat pada dua dekade terakhir karena sistem kesehatan yang buruk, meningkatnya resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, pola perubahan iklim, gaya hidup, migrasi dan perpindahan penduduk.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDGs (Sustainable Development Goals). Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk Malaria (Anopheles) betina.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain adalah sistem pelayanan kesehatan yang buruk, meningkatnya resistensi terhadap pemakaian obat dan insektisida, pola perubahan iklim, gaya hidup, migrasi dan perpindahan penduduk.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 34: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

33

Angka kesakitan malaria diukur dengan AMI (Annual Malaria Incidence) dan API (Annual Parasite Incidence). AMI menunjukkan banyaknya kasus malaria (kasus baru maupun lama)  dengan gejala-gejala klinis malaria per 1.000 penduduk. Suatu daerah tergolong High Incidence Area (HIA) bila AMI > 50 ‰, Medium Incidence Area (MIA) bila AMI 10 – 50 ‰ dan Low Incidence Area (LIA) bila AMI < 10 ‰.

Sedangkan API menunjukkan banyaknya kasus malaria (kasus baru maupun lama)  yang didiagnosis (pemeriksaan specimen/ sediaan darahnya) secara mikroskopis atau rapid diagnosis test hasil positif mengandung plasmodium per 1.000 penduduk.

Suatu daerah tergolong High Case Incidence (HCI) bila API > 5 ‰, Moderate Case Incidence (MCI) bila API 1 - < 5 ‰, dan Low Case Incidence (LCI) bila API < 1‰ .

2. TB ParuTuberculosis (TB) juga merupakan salah satu penyakit

menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Sustainable Development Goals (SDGs). TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet (percikan ludah) orang yang telah terinfeksi basil TB.

Gambar 3.05. Capaian CDR Kasus TB Paru di Kabupaten BanyuasinTahun 2014 – 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

200

400

600

800

1000

1200

1400

697752

626

753

1355Capaian CDR Kasus TB Paru 2014 - 2018

Page 35: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

34

3. HIV / AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary Counselling and Testing (VCT), sero survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).

Secara nasional, perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS.

Gambar 3.06. Penderita HIV /AIDS (+) di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014– 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

200

400

600

800

1000

1200

1400

697752

626

753

1355Capaian CDR Kasus TB Paru 2014 - 2018

2014 2015 2016 2017 20180

2

4

6

8

10

12

14

4 3

6

13

11

Penderita HIV AIDS (+) di Kabupaten Banyuasin

Page 36: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

35

Di Kabupaten Banyuasin, Pada tahun 2014 ditemukan lagi 4 penderita positif HIV (3 Lk, 1 Pr). Pada tahun 2015 ditemukan 3 orang penderita HIV. Tahun 2016 ditemukan lagi 4 penderita HIV (3 Lk dan 1 Pr) dan 2 penderita AIDS (2 Lk), dua penderita aids tersebut meninggal. Tahun 2017 ditemukan 11 penderita HIV (L;11. P;0) dan penderita AIDS (2 Pr). Tahun 2018 ditemukan 11 penderita HIV (L: 9, P:2)

Besaran Kasus HIV / AIDS biasanya dinyatakan dengan Case Rate, yaitu perbandingan jumlah kasus kumulatif terhadap jumlah penduduk.

4. ISPA – Pneumonia BalitaDalam pelaksanaan program penanggulangannya, ISPA (Infeksi

Saluran Pernafasan Akut) dibagi dalam dua kategori besar, yaitu : ISPA non Pneumonia dan Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur, dan dapat juga terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.

Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Yang menjadi fokus perhatian utama dari program penanggulangan ISPA adalah penanggulangan Pneumonia pada

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

2

4

6

8

10

12

14

4 3

6

13

11

Penderita HIV AIDS (+) di Kabupaten Banyuasin

Page 37: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

36

Balita. Hal ini karena Pneumonia masih menjadi penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia.

Dari beberapa hasil kegiatan SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) diketahui bahwa 80%-90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia. Oleh karena itu, upaya pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia Balita yang ditemukan guna menekan angka kematian bayi dan balita karena Pneumonia.

Kejadian Pneumonia balita di Indonesia diperkirakan antara 10% - 20% per tahun. Karena itu, Program P2 ISPA menetapkan bahwa target penemuan penderita Pneumonia Balita per tahun pada suatu wilayah kerja sebesar 10% balita.

Sebagaimana kecenderungan yang terjadi secara nasional, data cakupan penemuan penderita Pneumonia Balita di Kabupaten Banyuasin dari tahun ke tahun tampaknya tidak menunjukkan adanya peningkatan yang berarti.

Adapun besar cakupan penemuan kasus Pnemuonia Balita di Kabupaten Banyuasin adalah sebagaimana tergambar dalam grafik.

Gambar 3.07. Penemuan Kasus Balita Pneumonia di Kabupaten Banyuasin

Tahun 2014 - 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

1418

1668

774

1510

1475

Penemuan Kasus Pneumonia Tahun 2014 -2018 di Kabupaten Banyuasin

Page 38: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

37

Rendahnya cakupan penemuan penderita Pneumonia Balita ini, nampaknya karena adanya perbedaan persepsi tentang gejala-gejala yang dapat diidentifikasi sebagai pneumonia.

Para petugas kesehatan dilapangan umumnya hanya mengidentifikasi balita dengan tarikan dada yang dalam sebagai gejala pneumonia, tanpa memperhatikan jumlah nafas per menit. Akibatnya, banyak penderita pneumonia ringan dan sedang yang tidak terdeteksi dan terjadi under reported.

Semua penderita Pneumonia Balita yang ditemukan di Kabupaten Banyuasin telah ditatalaksana sesuai prosedur standar.

5. Kusta Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada

pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di dunia.

Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, syaraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

1418

1668

774

1510

1475

Penemuan Kasus Pneumonia Tahun 2014 -2018 di Kabupaten Banyuasin

Page 39: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

38

a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa.

b. Penebalan syaraf tepi yang disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan / kelumpuhan otot.

c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif).

Program penanggulangan penyakit kusta pada intinya adalah mengelola kontak, penderita dan keluarganya serta orang-orang disekitarnya, menemukan kasus sedini mungkin dan mencegah/ memutuskan rantai penularan.

Penemuan penderita kusta bisa melalui Pemeriksaan anak sekolah, bisa dengan Rapid Village Survey (RVS) atau Survei Cepat, dan bisa juga dari laporan keluarga atau masyarakat. Selanjutnya dilakukan klasifikasi penderita, termasuk Kusta PB (Pausi Basiler) ataukah Kusta MB (Multi Basiler), kemudian melakukan kegiatan paket pengobatan, atau tepatnya disebut tatalaksana kasus penderita kusta.

Ketika pasien kusta berhasil disembuhkan, berarti kita telah menyelamatkan kehidupannya dan melepaskannya dari stigma sosial sebagai kutukan.

Selama tahun 2018, Kasus Kusta baru yang berhasil ditemukan untuk diobati di Kabupaten Banyuasin adalah sebanyak 48 orang, terdiri dari 10 orang penderita Kusta PB dan 38 orang penderita Kusta MB.

Dalam hal endemisitas kusta, Kabupaten Banyuasin tergolong Daerah Endemis Rendah, dengan Angka penemuan kasus baru (NCDR/ New Case Detection Rate) < 10 per 100.000 penduduk.

Gambar 3.08. Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014- 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

20

40

60

80

100

120

100

55

75

73 48

Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kustadi Kabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018

Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018

Page 40: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

39

3.2.1.6 Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi

perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar.

Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari pada biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

Jumlah seluruh kasus diare yang ditemukan selama tahun 2018 di Kabupaten Banyuasin ada sebanyak 28.561 kasus dan yang ditangani berjumlah 23.394

Gambar 3.09. Penemuan Kasus Diare Pada di Kabupaten BanyuasinTahun 2014– 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180

20

40

60

80

100

120

100

55

75

73 48

Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kustadi Kabupaten Banyuasin Tahun 2014-2018

Penemuan Kasus Baru (NCDR) Kusta di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018

Page 41: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

40

2014 2015 2016 2017 20180

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2574727137

23394

20063

28561

Penemuan Kasus Diare Pada Semua UmurKabupaten Banyuasin 2014 - 2018

3.2.1.7 Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti.

Gambar 3.10. Penemuan Kasus DBD di Kabupaten Banyuasin

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2017 sebanyak 96 kasus, dan tidak ada yang meninggal akibat DBD. Tahun 2018 ditemukan 222 Kasus DBD di 33 wilayah kerja

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 80

100

200

300

400

500

600

700

136

401

589

96

222

Jumlah Kasus DBD Tahun 2014 - 2018

Page 42: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

41

Puskesmas di Kabupaten Banyuasin dan 7 orang meninggal dunia.

Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik-beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD adalah pengasapan (fogging) terfokus.

8. Filariasis Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Terdapat tiga spesies cacing penyebab Filariasis yaitu: Wuchereria bancrofti; Brugia malayi; Brugia timori.Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi. Cacing tersebut hidup di kelenjar dan saluran getah bening sehingga menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang dapat menimbulkan gejala akut dan kronis.

Gejala akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening (adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak tapi dapat pula di daerah lain. Gejala kronis terjadi akibat penyumbatan aliran limfe terutama di daerah yang sama dengan terjadinya peradangan dan menimbulkan gejala seperti kaki gajah (elephantiasis), dan hidrokel.

Filariasis dapat ditularkan oleh seluruh jenis spesies nyamuk. Di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 23 spesies vektor nyamuk penular filariasis, terdiri dari genus Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia, dan Armigeres. Untuk menimbulkan gejala klinis penyakit filariasis, diperlukan beberapa kali gigitan nyamuk terinfeksi filaria dalam waktu lama.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 43: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

42

Endemisitas Filaria suatu daerah ditentukan berdasarkan besarnya Mikrofilaria (Mf) Rate. Bila Mf Rate suatu Kabupaten ≥1%, berarti Kabupaten tersebut tergolong Kabupaten Endemis Filariasis.

Mikrofilaria Rate diperoleh sebagai hasil survei pada desa yang memiliki kasus kronis, dengan memeriksa darah jari 500 orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal penderita kronis tersebut pada malam hari. Mf rate dihitung dengan cara membagi jumlah sediaan positif mikro-filaria dengan jumlah sediaan darah yang diperiksa dikali seratus persen.

Menurut survey tahun 2009, ternyata dari 495 kabupaten/ kota yang ada di Indonesia saat itu, 71,9% diantaranya (356 kabupaten/ kota) merupakan daerah endemis Filariasis. Kabupaten Banyuasin juga tergolong Endemis Filariasis dengan Mf Rate sebesar 1,92%.

Jumlah kasus klinis Filariasis ini merupakan jumlah kumulatif yang dilaporkan dari waktu ke waktu, baik penderita lama maupun baru.

Pada tahun 2016, di Kab.Banyuasin kini terdapat total 142 kasus. Tetapi seiring waktu, jumlah penderita yang masih hidup di tahun 2016 berjumlah 98 orang. Pada tahun 2017 menurun menjadi 41 orang. Tahun 2018 tidak ditemukan kasus kronis Filariasis terbaru.

Filariasis menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) pada tahun 1997. Program eliminasi filariasis di dunia dimulai berdasarkan deklarasi WHO tahun 2000.

Di Indonesia, program eliminasi filariasis dimulai pada tahun 2002. Pencanangan dilakukan oleh Menteri Kesehatan tanggal 8 April 2002 bertempat di Desa Mainan Kabupaten Banyuasin.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 44: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

43

9. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Selanjutnya, dilakukan upaya pemantauan dengan melaksanakan program Surveilans Terintegrasi terhadap PD3I tersebut.

a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil

Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Tahun 2017 tidak ada kasus Tetanus Neonatorum (TN). Tahun 2018 terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum (TN) di Puskesmas Sukajadi Jenis Kelamin Laki – laki dan meninggal dunia.

b. Difteri Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

diphtheriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan dan sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Selama tahun 2017 tidak ada kasus yang dilaporkan. Tahun 2018 ada 1 kasus Difteri di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Balai.

c. Campak Campak disebabkan oleh virus campak, sebagian besar

menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi.

Selama tahun 2016 dilaporkan adanya 58 kasus Campak, yang tersebar di 10 wilayah kerja Puskesmas, yaitu Puskesmas Sungai Dua, Puskesmas Tirta Harja, Puskesmas Srikaton, Puskesmas Muara Telang, Puskesmas Telang Jaya Telang,

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 45: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

44

Puskesmas Kenten Laut, Puskesmas Sukajadi, Puskesmas Semuntul, Puskesmas Sembawa, dan Puskesmas Pangkalan Balai.

Tahun 2017 Hanya terjadi 1 kasus Campak yaitu di wilayah Kerja UPT Puskesmas Makarti Jaya. Tahun 2018 terjadi 1 kasus Campak yaitu I wilayah kerja UPT Puskesmas Suak tapeh.

d. Polio dan AFPPolio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem

syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak usia 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di lengan dan tungkai. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas dan kemudian berakibat pada kelumpuhan.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP (Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layu Mendadak) pada anak kelompok umur <15 tahun (kelompok yang rentan terhadap penyakit Polio).

Penjaringan kasus AFP dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kasus Polio, tetapi AFP sendiri belum tentu Polio. Untuk menentukan Polio atau bukan, suspek diambil sampel tinjanya dan sampel tersebut dikirimkan ke Laboratorium di Kemenkes Jakarta. Ditargetkan bahwa setiap Kabupaten/Kota dapat menemukan kasus AFP Non-Polio sebanyak 2 per 100.000 usia <15 tahun pada setiap tahunnya.

Tahun 2016 kegiatan surveilans aktif AFP menemukan 6 kasus suspect AFP di 3 puskesmas yaitu di Puskesmas Sungai Dua, Puskesmas Daya Utama dan Puskesmas Kenten laut, Tahun 2017 tidak ditemukan kasus AFP di Kabupaten Banyuasin. Tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 46: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

45

2018 ditemukan 8 Kasus AFP yaitu puskesmas Kenten Laut 4 kasus, semuntul 3 Kasus, dan Gasing 1 Kasus.

Grafik 3.11. Cakupan Penemuan Kasus AFP di Kabupaten BanyuasinTahun 2014– 2018

e. Status Gizi Status Gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya

kebutuhan gizi. Status gizi yang baik akan menghasilkan generasi yang sehat, kuat dan cerdas. Hal ini berdampak kepada peningkatan dalam produktivitas kerja masyarakat, prestasi bangsa, daya saing bangsa di dunia internasional, ketahanan nasional dan keberhasilan pembangunan nasional.

Masa yang sangat penting dan menentukan dalam siklus hidup manusia adalah usia dini, yaitu sebelum lima tahun; dan lebih khusus lagi adalah sejak janin dalam kandungan ibu hingga usia dua tahun. Terjadinya kekurangan gizi pada masa ini dapat berakibat terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain, meningkatnya kematian balita, kecerdasan rendah, keterbelakangan mental, ketidakmampuan berprestasi, produktivitas rendah dan selanjutnya akan berdampak pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM).

Dengan demikian, memantau dan mengadakan perbaikan gizi usia dini ini bukan hanya menangani masalah gizi pada usia

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2014 2015 2016 2017 20180123456789

0

5 6

0

8

Penemuan Kasus Polio di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 - 2018

Page 47: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

46

tersebut tetapi juga meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemantauan status gizi sejak dini sangat penting untuk dilakukan.

Pemantauan status gizi terhadap Balita di lapangan yang umum dilakukan adalah pengukuran-pengukuran anthropometris (seperti : berat badan waktu lahir, berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi/panjang badan dan tinggi badan menurut umur) dan pengamatan klinis (seperti : marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor).

Beberapa status gizi bermasalah yang penting untuk dipantau adalah :

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram)

merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Selain itu, BBLR juga berperan dalam peningkatan kesakitan diare dan ISPA pada bayi, peningkatan resiko stunting (badan pendek akibat kurang gizi kronis) dan penurunan perkembangan mental dan fisik di masa selanjutnya.

Jumlah bayi dengan BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2017 sebanyak 109 orang (1,0%). Tahun 2018 mengalami kenaikan jumlah Bayi dengan BBLR sebanyak 116 orang (0,8%).

2. Kurang Energi Protein (KEP) / Underweight.KEP Yaitu : Kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama. Ciri-ciri fisik yang ditunjukkannya adalah berat badan balita berada di bawah standar normal balita seusianya.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 48: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

47

Pengukurannya berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U). Indeks BB/U ini hanya mengindikasikan adanya gangguan gizi secara UMUM. Bila suatu daerah memiliki banyak anak kurang gizi (KEP) berarti daerah tersebut memiliki masalah gizi, namun belum jelas apakah masalahnya akut atau kronis, dalam pengukuran dengan indeks BB/U, balita dikelompokkan dalam 4 status gizi, yaitu : Gizi Buruk, Gizi Kurang,

Gizi Baik dan Gizi LebihPrevalensi Kurang Gizi (KEP Total) Balita suatu daerah

didapatkan dengan menjumlahkan banyaknya Balita yang berstatus Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Bila Prevalensi Kurang Gizinya kurang dari 15%, maka daerah tersebut tergolong Daerah Bebas Rawan Gizi.

Tahun 2018 data Balita Gizi Kurang (Underwight) yaitu 1.060 Balita atau 9,02 %.

3. Kurang Gizi Akut (Badan Kurus) / Wasting.Yaitu : Kondisi kurang gizi yang diukur berdasarkan

indeks berat badan menurut tinggi (BB/TB) dibandingkan dengan standar, biasanya digunakan pada balita. Ciri-ciri fisik yang ditunjukkannya adalah Berat badan balita berada di bawah berat badan normal menurut tinggi badannya.

Tubuh kurus (Indeks BB/TB) mengindikasikan adanya gangguan gizi AKUT. Balita kurus seringkali karena terkena penyakit infeksi yang berakibat menurunnya nafsu makan atau terganggunya penyerapan zat gizi dalam tubuh. Hal ini terjadi dalam waktu yang relatif singkat/akut. Penanganan masalah ini harus dilakukan segera dan merupakan tanggung jawab utama sektor kesehatan.

Tahun 2018 Data Balita Kurus/ Wasting yaitu 969 Balita atau 8,33%.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 49: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

48

4.Kurang Gizi Kronis (Badan Pendek) / Stunting.Yaitu : Kondisi kurang gizi yang diukur berdasarkan

indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dibandingkan dengan standar, biasanya digunakan pada Balita dan Anak Sekolah Dasar. Ciri-ciri fisik yang ditunjukkannya adalah Tinggi badan Balita lebih rendah dari pada standar tinggi badan normal menurut umur.

Tubuh pendek (Indeks TB/U) mengindikasikan adanya gangguan gizi KRONIS. Anak kurus disebabkan karena kekurangan makan atau menderita sakit yang terjadi dalam waktu lama / kronis. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat, seperti : kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, buruknya kondisi kesehatan lingkungan, kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, pola asuh anak yang kurang baik, dan lain - lain. Penanganan masalah ini harus dilakukan secara komprehensif melalui kerjasama lintas sektoral dan bukan hanya tanggungjawab sektor kesehatan.

Menurut WHO, Balita pendek dianggap sebagai masalah gizi masyarakat bila telah mencapai 20% atau lebih di suatu daerah.

Tahun 2018 data Stunting Kabupaten Banyuasin yaitu 2.052 atau 17,47 %

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 50: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

49

BAB IVSITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyaraka, dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi.

A. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya

1. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh

tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga).

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 51: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

50

Cakupan pelayanan K1 (Kunjungan Pertama Ibu Hamil) di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2018 sebesar 17.749 (96,8%). Sedangkan cakupan K4 (Kunjungan Keempat Ibu Hamil) sebesar 17.543 (95,7%).

Gambar 4.01. Presentase K-1 di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018

2014 2015 2016 2017 201892

93

94

95

96

97

98

99

97.81

95.75

96.75

94.24

96.8

Persentase Kunjungan K-1 (Kunjungan Pertama Ibu Hamil)

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Bumil17.21

618.80

818.66

518.51

218.333

Jumlah K 116.83

918.00

917.38

117.44

517.749

Persentase 97,81 95,75 93,12 94,24 96,80

Gambar 4.02. Presentase K-4 di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014– 2018

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018

Persentase 96,12 94,93 90,91 93,44 95,70

Bumil 17.216 18.808 18.665 18.512 18.333

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

PERSENTASE K – 4 DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014-2019

2014 2015 2016 2017 201892

92.5

93

93.5

94

94.5

95

95.5

96

96.5

96.1294.93

95.93

93.44

95.7

PERSENTASE

Page 52: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

51

Jumlah K4 16.548 17.854 16.969 17.297 17.5432. Ibu Bersalin / Nifas

Pada tahun 2018 tercatat ada 17.499 ibu bersalin/nifas dari total ibu hamil 18.333. Persalinan ditolong tenaga kesehatan sebanyak 16.428 (93,90%), mendapat yankes nifas sebanyak 16.428 (92,3%), ibu nifas mendapat vitamin A sebanyak 16.428 (92,3%).

Gbr 4.03. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).

3. Kunjungan Neonatus (KN) Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari)

merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Secara keseluruhan cakupan KN1 di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2018 adalah 15.307 jiwa (94,06%) dari seluruh kelahiran

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Mendapat Vit.A

mendapat Yankes Nifas

Persalinan di Fasyankes

Ibu Bersalin

15500 16000 16500 17000 17500

16428

16428

16215

17499

Pelayanan Ibu NifasKabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 53: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

52

16.274 jiwa. Sedangkan KN3 (KN lengkap) berjumlah 15.108 jiwa (92.84%).

Gambar 4.04. Pelayanan Kunjungan Neonatus di Kabupaten Banyuasin

2014 2015 2016 2017 201886

88

90

92

94

96

98

96.77 96.57 92.1690

94.06

89.85

96.04

91.85

89.8

92.84

KN 1KN - LENGKAP

4. ASI Eksklusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar

adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi; baik dari aspek gizi, imunologis, psikologis, neurologis, ekonomis maupun aspek kecerdasan dan aspek penundaan kehamilan.

Secara Nasional menurut Susenas 2009 terdapat 61,3% bayi umur 0-5 bulan yang mendapat ASI eksklusif, dengan rentang terendah dan tertinggi antara 48,8% hingga 78,8%. Di Kabupaten Banyuasin sendiri pada tahun 2016, dari seluruh bayi (0 s/d 6 bulan) yang ada (8.285 bayi), yang berhasil didata mendapat ASI eksklusif baru sebanyak 3.931 bayi (42,72%)

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Pelayanan KN – 1 dan KN Lengkap

Page 54: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

53

Rendahnya cakupan tersebut secara Nasional antara lain karena belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI, belum maksimalnya sosialisasi dan kampanye pemberian ASI dan MP-ASI dan belum optimalnya pembinaan kelompok pendukung ASI dan MP-ASI. Sementara itu, promosi/ iklan dan pemasaran susu formula sangat intensif dan sulit dikendalikan.

Pada tahun 2016 di Kabupaten Banyuasin tercatat sebanyak 3.916 bayi (0-6 bulan) atau sekitar 47,27% dari 8.285 bayi, mendapatkan ASI eksklusif. Pada tahun 2017 di kabupaten banyuasin tercatat sebanyak 4376 bayi (0-6 bulan) atau sekitar 52,88 % dari 8276 bayi. Pada tahun 2018 di kabupaten Banyuasin tercatat sebanyak 5.115 bayi (0-6 bulan) yang tercatat mendapat ASI Ekslusif 5.115 atau 54,9 % dari 9.325 bayi. Sehingga cakupan ASI Ekslusif meningkat dari tahun 2017.

5. Kunjungan Bayi Yang dimaksud dengan Kunjungan Bayi adalah kunjungan

bayi umur 29 hari – 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun posyandu guna memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.

Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 – 11 bulan. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 55: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

54

penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2018 mencakup 94,4%.

B. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

Jumlah pasangan usia subur (PUS) pada tahun 2018 sebesar 177.278, yang menjadi peserta KB aktif sebesar 136.618 orang atau 77,1 %. Naik dari tahun sebelumnya yaitu 125.613 orang atau 72,4%.

Gambar 4.05. Presentase Akseptor KB Aktif di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018

2014 2015 2016 2017 20180

10

20

30

40

50

60

70

80

9082.5

55.4

67.7572.4

77.1

PERSENTASE AKSEPTOR KB AKTIFKABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2008 - 2017

Dari data yang didapat, bisa disimpulkan bahwa akseptor KB aktif tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya.

Gambar 4.06. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018Implant

Kondom

MOW

AKDR

MOP

Pil

Suntikan

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000

2247

8104

163

832

36

60273

64963

Jumlah Akseptor Aktif

Jumlah Akseptor Aktif

Page 56: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

55

C. PELAYANAN IMUNISASI

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2018 adalah : BCG berjumlah 15.489 bayi (96,5%), DPT3-HB3 berjumlah 15.751 bayi (100,7%), Polio3 berjumlah 15.927 bayi (101,8%), dan Campak sebesar 15.092 bayi (96,4%) dari 16.049 bayi yang ada. Sedangkan bayi yang mendapatkan pelayanan imunisasi dasar lengkap sebanyak 14.776 bayi atau sekitar 94,4%.

Gambar 4.07. Persentase Imunisasi Lengkap di Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 57: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

56

2014 2015 2016 2017 201893.8

94

94.2

94.4

94.6

94.8

95

95.2

94.2

94.4

94.2

95

94.4

BAYI DENGAN IMUNISASI DASAR LENGKAP

Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 295 desa/kelurahan dari 304 desa/kelurahan yang ada (97%).

Gambar 4.08. Persentase Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 – 2018

2014 2015 2016 2017 201892

93

94

95

96

97

98

96.7

94.1

97.7 97.7

97

PERSENTASE DESA/KELURAHAN UCIKABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2014 - 2018

D. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT Usila (usia >60 tahun) yang mendapatkan pelayanan

kesehatan di Kabupaten Banyuasin tahun 2018 sebanyak 61.185 (64,4%) dari 94.978 jiwa. Mereka mendapatkan pelayanan, baik di dalam gedung Puskesmas (di Poli Pengobatan bagian Usila) maupun

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 58: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

57

di Luar Gedung Puskesmas. Pelayanan di Luar Gedung berbasis di Posbindu Usila (Pos Pembinaan Terpadu Usia Lanjut) di lingkungan tempat tinggal para usila.

Setiap bulan Posbindu Usila memberikan pelayanan berupa, antara lain : Penimbangan berat badan, Pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan kesehatan secara umum, Rujukan ke Puskesmas bagi yang memerlukan, Konsultasi dan penyuluhan kesehatan, dan Pembinaan Senam Usila.

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia zat besi.

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil kegiatan penimbangan Balita oleh para kader posyandu dari 33 puskesmas di Kabupaten Banyuasin selama tahun 2018 menunjukkan bahwa Jumlah balita yang ada 84.742 jiwa; Balita datang ke posyandu untuk ditimbang sebanyak 66.240 jiwa (77,3%).

Gambar 4.09. Hasil Penimbangan Balita di Posyandudi Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 59: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

58

Ditimbang Anak Balita (12-59 Bulan)0

100002000030000400005000060000700008000090000

66240

84742

Hasil Penimbangan Balita di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada Balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada Balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti-bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya pemberian vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lainnya, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak.

Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi usia 6-11 bulan (diberi kapsul vitamin A 100.000 SI), anak balita usia 12-59 bulan (diberi kapsul vitamin A 200.000 SI) dan ibu nifas (diberi kapsul vitamin A 200.000 SI). Pemberian pada ibu nifas dimaksudkan agar bayinya dapat memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 60: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

59

Pemberian vitamin A pada bayi 6-12 bulan dan anak balita 12-59 bulan dilakukan dua kali setahun serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pada ibu nifas, dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi sebanyak 2 kali (pada bulan Februari dan Agustus) untuk anak balita di Kabupaten Banyuasin.

Gambar 4.10. Bayi dan Balita Yang Mendapat Vitamin A di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Bayi

( ...

Pers

e...

Balit

a...

Pers

e...

Balit

a ...

Pers

e...

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%766500.00%

89.20%6244400.00%

91,20%

7010900.00%91%

Bayi dan Balita yang Mendapat Vitamin Adi Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

3. Pemberian Tablet Besi Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)

dalam darah yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia, sebagian besar anemia ini disebabkan oleh kekurangan zat besi

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 61: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

60

(Fe), sehingga disebut sebagai Anemia kekurangan zat besi atau Anemia Gizi Besi (AGB).

Salah satu kelompok yang rentan terhadap AGB ini adalah wanita hamil. Karena itu, kepada ibu hamil perlu diberikan tablet tambah darah (Fe) sebanyak 90 tablet (3 kali @ 30 tablet) selama masa kehamilannya.

Pada tahun 2018 ibu hamil yang ada di Kabupaten Banyuasin sebanyak 18.333 orang, yang mendapatkan pemberian 90 tablet besi sebanyak 16.689 (91.0%).

Gambar 4.11 Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Besi (FE) 2018

Bumil PersentaseFE

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%BUMIL MENDAPAT TABLET FE 90 TABLET

F. PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1.Rumah Tangga Sehat (PHBS)Yang dimaksud “Rumah tangga Sehat” adalah rumah

tangga yang anggotanya melakukan sepuluh indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupannya sehari-hari. Yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 6. Menggunakan jamban sehat

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 62: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

61

2. Memberi bayi ASI eksklusif3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan4. Menggunakan air bersih5. Mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun

7. Memberantas jentik dirumah8. Makan buah dan sayur setiap hari9. Melakukan aktifitas fisik setiap

hari10. Tidak merokok di dalam rumah.

2.Posyandu Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal masyarakat untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal lima program prioritas, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri.

Pada tahun 2018 di Kabupaten Banyuasin terdapat 699 posyandu yang terdiri dari : Posyandu Pratama 16 buah (2,3%), Madya 144 buah (20,6%), Purnama 446 buah (63,8%) dan Mandiri 93 buah (13,3%). Adapun yang dimaksud “Posyandu Aktif” adalah Posyandu strata Purnama dan Mandiri. Di Kabupaten Banyuasin tahun 2018 terdapat Posyandu Aktif sebanyak 542 buah (77,3%). Ini sudah di atas target Indonesia Sehat 2016, yaitu 40%.

Gambar 4.12. Jumlah Posyandu Menurut Strata di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

PurnamaMadya

MandiriPratama

050

100150200250300350400450 446

144

93

16

Jumlah Posyandu Menurut StratanyaKabupaten Banyuasin Tahun 2018

Jumlah Posyandu Menurut Stratanya

Page 63: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

62

Perkembangan posyandu sangat dipengaruhi oleh upaya kader dalam mengelola posyandu, ditambah dukungan dari perangkat desa dan dinas terkait seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial, Dinas Kesehatan, Badan Keluarga Berencana, dan lain - lain. Adapun kegiatan revitalisasi posyandu sendiri lebih diarahkan untuk meningkatkan jumlah dan mutu posyandu dengan cara peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam membina posyandu

3. Poskesdes Pada tahun 2017, seluruh desa/kelurahan yang ada di

wilayah Kabupaten Banyuasin telah menjadi Desa/Kelurahan Siaga. Di setiap desa/kelurahan tersebut telah pula dibentuk Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Ada Poskesdes yang benar-benar baru dibentuk dan ada pula Poskesdes yang merupakan pengembangan dari Polindes ataupun UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat) lainnya yang telah ada di desa / kelurahan tersebut.

Poskesdes adalah suatu bentuk UKBM yang merupakan wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan yang dikelola oleh kader/forum masyarakat desa dengan bimbingan tenaga kesehatan. Total Poskesdes 304, Polindes 0, posbindu 304.

G. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Rumah Sehat

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

PurnamaMadya

MandiriPratama

050

100150200250300350400450 446

144

93

16

Jumlah Posyandu Menurut StratanyaKabupaten Banyuasin Tahun 2018

Jumlah Posyandu Menurut Stratanya

Page 64: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

63

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah, untuk Kabupaten Banyuasin persentase rumah yang memenuhi syarat sebagai rumah sehat sebesar 57,02% di tahun 2018.

2. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-tempat umum dan Tempat Umum Pengolahan

Makanan merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan hotel, dan lain-lain, sedangkan TPM meliputi jasa boga, restoran, depot air minum, kantin, makanan jajanan dan lain-lain.

TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik, luas lantai/ruangan yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.

Tempat-tempat umum meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan dan hotel. Dari 1.987 TTU yang tercatat di Kabupaten Banyuasin, 1.399 TTU yang memenuhi syarat Kesehatan (70,4%). Sedangkan untuk tempat pengelolaan makanan meliputi jasa boga, rumah makan/restoran, depot air minum, dan makanan jajanan dengan total jumlah 2.004 TPM, 1.178 TPM (58.8%) memenuhi syarat kesehatan.

Gambar 4.13. Jumlah TTU dan TPM di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Jumlah TTU TTU syarat Kesh TPM TPM syarat Kesh0

500

1000

1500

2000

2500

1987

1399

2004

1178

TTU DAN TPM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TAHUN 2018

Page 65: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

64

3. Akses Terhadap Air BersihKeluarga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah

keluarga yang mempunyai kemudahan dalam memperoleh air bersih dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Adapun sumber air bersih yang biasa digunakan oleh rumah tangga dibedakan sebagai berikut : SGT (Sumur Gali Terlindungi), SGP (Sumur Gali Pompa), SBP (Sumur Bor Pompa), Terminal Air, Mata Air Terlindung, PAH (Penampungan Air Hujan), perpipaan (PDAM, BPSPAM).

Berdasarkan laporan dari Puskesmas, rumah tangga di Kabupaten Banyuasin yang mendapatkan akses air sebanyak 453.493 (55,1%), jumlah ini meningkat dari data tahun 2016, tetapi persentasenya menurun.

4.Sarana Sanitasi Dasar Sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi

jamban, tempat sampah, dan saluran pembuangan air limbah (SPAL). Jenis sarana jamban yang digunakan berupa komunal, leher angsa, plengsengan, dan cemplung.

Data yang masuk dari Puskesmas melaporkan bahwa, pada tahun 2018, jumlah sarana jamban berjumlah 194.955, yang memenuhi syarat berjumlah 139.191. Jadi penduduk dengan akses sanitasi layak berjumlah 513.692 (61%)

Gambar 4.14. Penduduk Dengan Akses Fasilitas Sanitasi di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Jumlah TTU TTU syarat Kesh TPM TPM syarat Kesh0

500

1000

1500

2000

2500

1987

1399

2004

1178

TTU DAN TPM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TAHUN 2018

Page 66: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

65

KOMUNAL

LEHER ANGSA

PLENGSENGAN

CEMPLUNG

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000

48

131,712

25,451

37,744

30

109,511

14,369

16,281

MEMENUHI SYARATJUMLAH SARANA

5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan pada InstitusiUntuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau

gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.

6. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatDalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat

dalam pembiayaan kesehatan, berkembang berbagai cara pembiayaan pra upaya. Selama tahun 2018, penduduk Kabupaten Banyuasin yang termasuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional PBI APBN : 316.471 orang, PBI APBD : 30.930 orang, Pekerja bukan penerima upah / mandiri: 50.471 Pekerja Penerima Upah (PPU) 75.303, Bukan Pekerja 4.419

Gambar 4.16. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018Kepesertaan Jaminan Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 67: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

66

BAB VSITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, puskesmas pembantu, poliklinik atau balai pengobatan, BKIA, dokter dan bidan praktik swasta, posyandu, apotek, dan laboratorium.

1. Puskesmas Saat Kabupaten Banyuasin berdiri (tahun 2002), jumlah

puskesmas yang ada sebanyak 30 buah. Pada tahun 2015, ada penambahan puskesmas sebanyak dua puskesmas yaitu Puskesmas Suak Tapeh dan Puskesmas Sidomulyo, pertengahan tahun 2017 Tepatnya tanggal 17 Mei 2017 ada penambahan 1 puskesmas yaitu Puskesmas Jakabaring, sehingga sudah ada 33 Puskesmas yang siap memberikan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Banyuasin.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

316,471

30,930

50,471

75,3034,419

PBI APBN 316471

PBI APBD 30930

Pekerja bukan penerima upah / mandiri: 50471

Pekerja Penerima Upah (PPU) 75303

Bukan Pekerja 4419

Page 68: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

67

Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk 844.175 jiwa pada tahun 2016, berarti 1 puskesmas di Kabupaten Banyuasin rata-rata melayani sekitar 25.705 jiwa.

Dari 33 puskesmas tersebut, 10 puskesmas diantaranya adalah Puskesmas Perawatan, yaitu Puskesmas Pangkalan Balai, Puskesmas Sukajadi, Puskesmas Betung Kota, Puskesmas Kenten Laut, Puskesmas Mariana, Puskesmas Daya Utama, Puskesmas Sungsang, Puskesmas Makarti Jaya, Puskesmas Sungai Dua, Puskesmas Dana Mulya.

Puskesmas lainnya merupakan Puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan yaitu Puskesmas Simpang Rambutan, Puskesmas Jakabaring, Puskesmas Petaling, Puskesmas Pengumbuk, Puskesmas Sumber, Puskesmas Margo Mulyo, Puskesmas Gasing, Puskesmas Talang Jaya Betung, Puskesmas Muara Telang, Puskesmas Mekarsari, Puskesmas Karang Agung Ilir, Puskesmas Karang Manunggal, Puskesmas Sido Mulyo, Puskesmas Cinta Manis, Puskesmas Srikaton, Puskesmas Semuntul, Puskesmas Sembawa, Puskesmas Tanjung Lago, Puskesmas Tirta Harja, Puskesmas Suak Tapeh, Puskesmas Tanjung Api-api, Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Telang Jaya Telang.

2. Puskesmas Pembantu (Pustu)Untuk mendukung pelayanan kesehatan dasar kepada

masyarakat di desa-desa, didirikanlah Pustu-Pustu. Pada tahun 2017 tercatat ada 93 Pustu di Kabupaten Banyuasin.

Namun, diantara 93 Pustu tersebut, terdapat beberapa bangunan Pustu yang keadaannya rusak total, sehingga sama sekali tidak bisa dimanfaatkan.

3. Rumah Sakit

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 69: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

68

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dari jumlah RS dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.

Jumlah RS Umum di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2016 adalah 2 buah, yaitu RSUD Banyuasin ( yang berlokasi di Seterio Kecamatan Banyuasin III) dan RS dr.Rivai Abdullah ( yang berlokasi di Sei Kundur Kel. Mariana Kecamatan Banyuasin I).

RSUD Banyuasin berdiri dan mulai beroperasi sejak Oktober 2006. RS Sei Kundur (milik Kementerian Kesehatan Pusat) semula adalah RS Khusus Kusta kemudian dikembangkan menjadi RS Umum .

Pada tahun 2017 tepatnya tanggal 05 April 2017 diresmikannya RSUD Pratama Makarti Jaya.

Selain sarana di atas, ada beberapa sarana pendukung kesehatan lainnya, misalnya balai pengobatan atau klinik, praktek dokter, apotek dan sebagainya. Pada tahun 2018 di Kabupaten Banyuasin tercatat ada, 10 balai pengobatan, 47 praktek dokter perorangan, Bank darah rumah sakit 1, unit transfusi darah 1, apotek 20, toko obat 14, Praktek Mandiri Bidan (PMB) 108, Praktek Pengobatan Tradisional 4.

Sarana pelayanan kesehatan tahun 2018 yang tercatat ada di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :

RUMAH SAKIT PRATAMA MAKARTI JAYA RUMAH SAKIT PRATAMA MAKARTI JAYA

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 70: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

69

RSUD BANYUASIN RSUD BANYUASIN

RS.PRATAMA SUKAJADI RS.PRATAMA SUKAJADI

RS.DR. RIVAI ABDULLAH RS.DR.RIVAI ABDULLAH

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Page 71: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

70

Gambar 5.01. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

Gambar 5.02. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

B. TENAGA KESEHATAN

SDM yang memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Banyuasin tahun 2018 di tiap puskesmas dan rumah sakit yang terdata adalah 37 Dokter Spesialis, 123 Dokter Umum, 38 Dokter Gigi, tenaga keperawatan 471, tenaga bidan 756 orang, Kesmas 102, Kesling 52, Nutrisionis 42, Laboratorium/Analis 72, Kefarmasian 46 dan Apoteker 9 orang.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

GUDANG FARMASI

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS PERAWATAN

PUSKESMAS NON PERAWATAN

PUSTU

POSKESDES

POSBINDU

POSYANDU

UNIT TRANSFUSI DARAH

0 100 200 300 400 500 600 700

1

4

10

23

93

304

285

699

1

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2018

Toko Obat

Apotek

Praktek Pengobatan Tradisional

Balai Pengobatan

Praktek Dokter Bersama

Praktek Dokter Perorangan

Bidan Praktek Mandiri

0 20 40 60 80 100 120

14

20

4

10

3

47

108

SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA

Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Page 72: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

71

Gambar 5.03. Tenaga SDM di Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

dr. Sp

esial

is

dr. Um

um

dr. Gigi

Peraw

at

Bidan

Kesm

as

Keslin

g

Nutrisio

nis

Labora

toriu

m/A

nalis

Kefar

mas

ian

Apoteke

r0

100

200

300

400

500

600

700

800

37

123

38

471

756

10252 42

7246 9

BAB VIPENUTUP

Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.

Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang diterbitkan saat ini yang belum sesuai dengan harapan.

Namun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai, dan Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin ini juga merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018

TENAGA SDM DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2018

Page 73: PROFIL KESEHATAN - Banyuasindinkes.banyuasinkab.go.id/.../06/NARASI-PROFIL-2018.docx · Web viewyang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang

72

capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Banyuasin Bangkit, Adil dan Sejahtera.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan data yang diperlukan dalam rangka penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2018 ini.

Profil Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2018