file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan...

27
1 Deskripsi Masalah dalam PTK dan Alternatif Solusinya *) Oleh H. M. Syakur Sf. **) e-mail: [email protected] Pendahuluan Menurut Peraturan Menteri Pendidikan nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kemampuan menulis karya tulis ilmiah bagi para guru merupakan salah satu dari kompetensi yang dituntut oleh BSNP. Artinya, guru harus mampu melakukan penelitian terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan professionalisme. Kecuali itu, guru juga dituntut mampu mengkomunikasikan hasil-hasil innovasi pembelajaran kepada komunitas profesinya. PTK merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/ atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara professional 1 . Sementara menurut Kemmis dan Taggart, PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh peserta- 1*) Makalah disampaikan dalam Workshop Penulisan PTK yang diselenggarakan oleh FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang, 18 sd 20 Desember 2015 di Muria Hotel Semarang. **) Dosen Fakultas Agama Islâm Unwahas Semarang, sedang menjabat Wakil Rektor III. Suyanto, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (Dirjen P dan K Depdikbud Bagian Proyek Pendidikan Tenaga Akademik IKIP Yogyakarta, 1997), h. 4.

Transcript of file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan...

Page 1: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

1

Deskripsi Masalah dalam PTK dan Alternatif Solusinya*)

Oleh H. M. Syakur Sf.**)

e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan nomor 16 Tahun 2007 tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, kemampuan menulis karya tulis

ilmiah bagi para guru merupakan salah satu dari kompetensi yang dituntut oleh

BSNP. Artinya, guru harus mampu melakukan penelitian terutama Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

professionalisme. Kecuali itu, guru juga dituntut mampu mengkomunikasikan hasil-

hasil innovasi pembelajaran kepada komunitas profesinya.

PTK merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/ atau meningkatkan

praktik pembelajaran di kelas secara professional1. Sementara menurut Kemmis dan

Taggart, PTK merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh peserta-

pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik

pendidikan yang diselaraskan dengan kondisi di mana praktik itu dilakukan.

Memahami Masalah dalam PTK

Setiap penelitian termasuk PTK harus berangkat dari masalah. Oleh karena

itu dalam penelitian masalah merupakan komponen yang paling utama dan

pertama (prime component) yang harus dirumuskan. Menurut Sugiyono, bila dalam

penelitian telah dirumuskan masalah dengan jelas dan menggambarkan masalah

yang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian2.

Masalah berfungsi sebagai kompas penunjuk arah dalam penelitian. Semua 1*) Makalah disampaikan dalam Workshop Penulisan PTK yang diselenggarakan oleh FAI

Universitas Wahid Hasyim Semarang, 18 sd 20 Desember 2015 di Muria Hotel Semarang. **) Dosen Fakultas Agama Islâm Unwahas Semarang, sedang menjabat Wakil Rektor III. Suyanto, Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (Dirjen P dan K Depdikbud Bagian Proyek

Pendidikan Tenaga Akademik IKIP Yogyakarta, 1997), h. 4. 2 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: penerbit

Alfabeta. 2010), h. 32.

Page 2: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

2

komponen penelitian berlandaskan kepada rumusan masalah. Jadi, langkah

pertama melakukan penelitian adalah mengkaji masalah dan merumuskannya

dengan baik.

MASALAH adalah “sebuah kesenjangan di antara harapan atau keharusan

dengan kenyataan”. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi ideal dengan

kondisi yang diharapkan. Menurut Sugiyono, masalah adalah “penympangan antara

yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi antar teori dengan praktik,

antara aturan dengan pelaksanaan, dan antara rencana dengan pelaksanaan”3.

Teori pada dasarnya merefleksikan kondisi ideal. Kondisi yang

sesungguhnya sering berbeda dengan teori. Jika realita dibandingkan teori biasanya

muncul perbedaan. Masalah yang mucul dari hasil perbandingan itu adalah

bagaimana agar kondisi nyata dapat mendekati kondisi yang diharapkan. Kalau

seorang pendidik menemukan penyimpangan-penyimpangan pada area tersebut

maka dipastikan terdapat masalah. Data hasil observasi pendahuluan yang telah

diolah selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk merumukan masalah dan

mencari solusi alternatif untuk melakukan perbaikan mutu.

Contoh Masalah PTK

Beberapa contoh masalah dalam PTK dapat diperhatikan sebagai berikut:

1. Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar?

2. Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?3. Bagaimana meningkatkan keterampilan siswa bertanya kreatif?4. Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar? 5. Bagaimana mengajak siswa agar mereka benar-benar aktif belajar (aktif

secara mental maupun fisik, aktif berpikir)?6. Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan

kehidupan siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari?

7. Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk materi .....?

3 Ibid., h. 32.

Page 3: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

3

8. Bagaimana menggunakan alat peraga pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan siswa pada materi...?

9. Bagaimana melaksanakan pembelajaran koperatif?10. Bagaimana melaksanakan pembelajaran kompetitif?11. Bagaimana kemampuan peserta didik dalam menemukan informasi rinci

dari teks?

Adalah merupakan masalah jika setelah siswa belajar membaca demikian

lama dan berlatih menemukan informasi dari teks sesuai dengan target dalam

kompetensi dasar maka seharusnya pesereta didik menguasai kemampuan

menemukan informasi rinci dari teks secar memadai tetapi kenyataannya tidak.

Ditinjau dari segi tujuan, PTK bertujuan untuk memecahkan permasalahan

nyata yang terjadi di dalam kelas. Tentu saja tidak sekadar bertujuan untuk

memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal

tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan sehingga dapat

dilakukan upaya perbaikan. Oleh karena itu, PTK terkait erat dengan persoalan

(masalah) praktik pembelaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Sebagai contoh

jika guru menghadapi persoalan “rendahnya minat baca” siswa, sehingga kondisi ini

sangat menghambat pencapaian tujuan kurikuler, maka guru dapat melakukan PTK

agar “minat baca” siswa dapat ditingkatkan. Dengan PTK guru dapat mencoba

berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu seperti mencoba

menggunakan bahan bacaan yang lebih memiliki gambar dan cerita yang lebih

menarik, memanfa’atkan cerita-cerita lokal, menggunakan buku yang berisi cerita-

cerita lucu, dan sebagainya.

Dengan program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK guru

dapat memperbaiki masalah “rendahnya minat baca” para siswanya. Sebaliknya,

jika sebenarnya siswa telah memiliki “minat baca” yang tinggi, akan tetapi tidak

dapat memanfaatkan bahan bacaan secara tepat guru juga dapat melakukan PTK

untuk mencari dan memilih terapi yang tepat terhadap kesalahan siswa dalam

memanfa’atkan bahan bacaan yang kurang fungsional.

Pada prinsipnya, tindakan yang direncanakan hendaknya bertujuan untuk:

1. membantu guru dalam hal:

Page 4: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

4

a. mengatasi kendala pembelajaran kelas,

b. bertindak secara lebih tepat guna dalam kelas, dan

c. meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas;

2. membantu guru menyadari potensi baru untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja.

Menentukan Masalah

Menentukan masalah untuk PTK sebenranya tidak sulit karena masalah

yang harus diangkat terkait dengan hal-hal praktik sederhana dan akrab dialami

oleh guru setiap hari dalam pembelajaran, jika seorang guru paham dan peduli

terhadap pembelajaran. Kecuali itu masalah dalam PTK hanya berpangkal pada dua

hal, yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. Jadi, ketika mencari masalah

untuk diangkat dalam PTK maka dua pertanyaan besar yang harus diajukan, yaitu

Apakah proses pembelajaran sudah baik?; dan Apakah hasil belajar sudah baik?

Apabila jawabannya tidak atau belum maka di situlah terdapat masalah.

Sumber Masalah

Dua pangkal masalah tersebut terlalu besar untuk dijadakan sumber

masalah PTK. Oleh karena itu keduanya harus diurai ke dalam sumber-sumber

masalah yang spesifik. Salah satu pendekatan untuk mengurai pangkal masalah

tersebut adalah dengan melakukan empat kegiatan, yaitu: mengevaluasi,

mengamati, merasakan dan meninjau atau mengkaji proses dan hasil belajar.

Pendekatan ini dapat digambarkan dalam peta konsep di bawah ini:

Page 5: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

5

Peta konsep di atas menggambarkan bahwa sumber masalah untuk PTK

ternyata sangat banyak, yaitu:

Pertama, masalah dapat diperoleh dengan cara melakukan evaluasi. Mengevaluasi

berarti membandingkan hasil belajar dengan tujuan pembelajaran. Secara

garis besar mengevaluasi hasil belajar dapat dilakuakn dalam bentuk

formtif, sumatif, dan ujian akhir satuan pendidikan dalam bentuk UN dan

UAS/M BAN.

Melalui evaluasi formtif dapat diperoleh data apakah KKM KD sudah tercapai,

Melalui evaluasi sumatif dapat diperoleh informasi apakah KKM SK tercapai, dan

Melalui UN dan UAS/M BAN akan diperoleh informasi apakah SKL sudah tercapai.

Apabila ketiga kirteria ketuntasan tersebut belum tercapai maka ada

masalah.

Kedua, masalah dalam PTK dapat diketahui melalui pengamatan terhadap proses.

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakter

dan perilaku siswa seperti motivasi, minat, kedisiplinan, gaya belajar,

tingkat ketertarikan terhadap mata pelajaran, kesulitan belajar dan

Page 6: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

6

sejenisnya. Untuk mendeteksi masalah para pendidik juga harus

melakukan observasi untuk mengetahui apakah para peserta didik senang

dengan penampilan pribadi pendidik. Ada kalanya seorang pendidik harus

mengundang kawan untuk mengamati proses pembelajaran dan meminta

pendapat tentang kelebihan dan kekurangannya. Dengan cara itu

pendidik akan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang sebenarnya

terjadi. Apabila hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa kurang

bergairanh belajar, mengalami kesulitan belajar, malas, kurang disiplin

dan sejenisnya maka dapat dinyatakan bahwa terdapat masalah dalam

pembelajaran.

Ketiga, masalah PTK dapat diperoleh melalui kegiatan merasakan. Dalam

pembelajaran sumber masalah tidak hanya muncul dari hasil pengamatan

terhadap siswa dan lingkungan pembelajaran melainkan juga dapat

timbul dari aspek psikologis pendidik, misalnya rasa senang, rasa aman

dan rasa nyaman yang dialami pendidik. Aspek ini tentu tidak dapt

diabaikan karena merupakan salah satu factor penentu keberhasilan

pembelajaran. Untuk mengetahuinya adalah dengan cara merasakannya.

Ketika melakukan pembelajaran maka rasakan apakah pendidik merasa

bergairah, dapat menikmati, aman, dan nyaman? Kalau tidak, pasti ada

masalah.

Keempat, mendeteksi masalah untuk PTK dapat dilakukan dengan cara maninjau

proses dan hasil pembelajaran dari berbagai segi misalnya dari segi teori,

dari segi kriteria, dari segi standar. Meninjau pembelajaran dari segi teori

bisa dilakukan dengan cara membaca referensi atau diskusi lalu

bandingkan dengan praktek pembelajaran sehari apakah sudah sesuai

dengan teori. Misalnya dalam pembelajaran Fisika, berdasarkan teori

model pembelajaran utama yang harus digunakan adalah model

pembelajaran inquiri kemudian bandingkan dengan pembelajaran sehari-

hari apakah sudag menerapkan model inquiri sebagai model utama?

Page 7: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

7

Pembelajaran dapat juga ditinjau dari segi SKL yang terdiri dari SKL satuan

pendidikan, SKL kelompok mata pelajaran, dan SKL mata pelajaran. SKL selain dari

gambaran mengenai kompetensi yang harus dikuasai pesera didik juga

menggambarkan aspek yang harus dikuasai. Dalam SKL Tingkat Satuan Pendidikan

SD/MI, misalnya, terdapat pernyatan “peserta didik harus menunjukkan

kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/ pendidik”.

Pertanyaan yang harus diajukan: Apakah pembelajaran sudah mencakup aspek

tersebut? Jika belum, maka pembelajaran mempunyai masalah.

Contoh lain, misalnya dalam SKL mata pelajaran bahasa, terdapat empat

aspek yang harus dikuasai yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

Setelah mengkaji maksud dari aspek yang ada dalam SKL, lalu bandingkan apakah

pembelajaran sudah mencakup keempat aspek tersebut secara proporsional.

Kriteria Dalam Penentuan Masalah

Penentuan masalah harus memperhatikan beberapa criteria sebagai

berikut:

a. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus

signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program;

b. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai

memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para

penelitinya dan waktunya terlalu lama;

c. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi

fundamental mengenai penyebab (factor), sehingga pemecahannya dapat

dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan

fenomena dangkal.

Fokus Penelitian

Page 8: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

8

Dalam penelitian terdapat variabel. Yaitu besaran yang nilainya berubah-

ubah. Dalam sebuah masalah penelitian terdapat variabel. Misalnya pada contoh

masalah di atas variabel yang akan diukur adalah “kemampuan menangkap

informasi rinci dari teks”. Menurut Rochiyati Wiraatmaja, dalam PTK hanya

digunakan istilah Fokus Masalah atau Fokus Penelitian sebagai pengganti istilah

variabel pada umumnya4.

Setelah diketemukan masalah dalam pembelajaran dan menentukannya

maka menjadikannya sebagai fokus penelitian. Beberapa contoh masalah yang

diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan adalah:

1. rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan siswa;

2. rendahnya ketaatan staf pada perintah atasan;

3. rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Arab;

4. rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa;

5. rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Arab ditinjau dari tujuan

mengembangkan keterampilan berkomunikasi; dan

6. rendahnya kemandirian belajar siswa di MA.

Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang

dalam model Kemmis dan Taggart dikenal dikenal dengan terma Reconnaissance,

terhadap data pengamatan awal.

Masalah “rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Arab ditinjau dari

tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa” tersebut

diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas.

Setelah ditemukan beberapa masalah dan dan ditentukan sebagai focus

penelitian maka peneliti melakukan penelitian tindakan. Ada beberapa langkah yang

hendaknya diikuti dalam melakukan penelitian tindakan, yaitu:

4 Rochiyati Wiraatmaja. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen. (Bandung, T Remaja Rosdakarya. 2008), h. 79.

Page 9: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

9

1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah;

2. menganalisis masalah;

3. merumuskan hipotesis tindakan;

4. membuat rencana tindakan dan pemantauannya;

5. melaksanakan tindakan dan mengamatinya;

6. mengolah dan menafsirkan data; dan

7. membuat laporan PTK

Secara alamiah, langkah-langkah tersebut biasanya tidak terjadi dalam alur

yang lurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu dilakukan analisis

masalah, maka diperlukan identifikasi masalah yang baru. Data diperlukan untuk

memfokuskan masalahnya dengan mengidentifikasi faktor penyebab, dalam

menentukan hipotesis tindakan dalam evaluasi, dsb.

Contoh-contoh bidang garapan PTK:

1. metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan;

2. strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar;

3. prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/ otentik;

4. penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;

5. pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;

6. pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan

7. administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.5

Setelah menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu

dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau

melakukan kajian pustaka yang relevan, maka perumusan permasalahan yang lebih

5 Cohen, L & Manion, L. Research Methods in Education (London & Canberra: Croom Helm, 1980), h. 181.

Page 10: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

10

tajam tersebut dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab

permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajagi

alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Alternatif mengatasi

permasalahan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program

tindakan perbaikan yang akan dicobakan.

Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan

mengacu kepada kreteria-kreteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah

ditetapkan sebelumnya. Yaitu mengikuti alur sebagai berikut:

1. Penetapan Fokus/ Masalah Penelitian, yang meliputi:a. Merasakan adanya masalahb. Identifikasi Masalah PTKc. Analisis Masalahd. Perumusan masalah

2. Perencanaan Tindakan, yang meliputi:a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakanb. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakanc. Persiapan Tindakan

3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasia. Pelaksanaan Tindakanb. Observasi dan Interpretasic. Diskusi balikan (review discussion)

4. Analisis dan Refleksia. Analisis Datab. Refleksi

5. Perencanaan Tindak lanjuta. Prosedur Observasib. Beberapa Tindakan

Identifikasi Masalah

Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian

tindakan adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang

menentukan.

Kegiatan PTK merupakan kegiatan kompleks dan berkesinambungan.

Membentuk alur sirkulasi yang diawali dengan kegiatan perencanaan. Alur

Page 11: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

11

perencanaan PTK ditandai dengan adanya pengenalan (identifikasi) terhadap

masalah yang dialami dalam pemeblajaran.

Proses belajar dan mengajar (PBM) di ruang kelas sering dihadapkan pada

permasalahan dan kendala tertentu. Masalah maupun kendala tersebut tidak

mungkin dibiarkan begitu saja karena akan berpengaruh pada proses maupun hasil

belajar siswa. Oleh sebab itu setiap guru perlu mengupayakan alternatif untuk

mereduksi masalah tersebut.

Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti

sendiri bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator

supaya mereka betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat

berupa kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, etos

kerja, kelancaran komunikasi, kreativitas, atau lainnya.

Masalah hendaknya bersifat tematik seperti telah disebutkan di atas dan

dapat diidentifikasi dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya,

dalam bidang pendidikan, ada empat sel lajur dan kolom, sehubungan dengan

anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada di dalamnya (Schab, 1969),

yaitu: guru, siswa, bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut

berinteraksi dalam proses belajar-mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha

memahami komponen tertentu peneliti perlu memikirkan bubungan di antara

komponen-komponen tersebut.

Misalnya, dalam kasus PTK untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran bahasa Arab, pada tahap refleksi awal guru yang berkolaborasi untuk

melakukan penelitian tindakan kelas, siswa, Kepala Sekolah, dan juga orang tua

siswa, diberi kesempatan dan/atau didorong untuk mengungkapkan pandangan dan

pendapatnya tentang situasi dan kondisi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

terkait. Hal ini dilakukan untuk mencapai suatu kesepatakan bahwa memang ada

kekurangan yang perlu diperbaiki dan kekurangan tersebut perlu diperbaiki dalam

konteks yang ada, atau juga disebut kesepakatan tentang latar belakang penelitian.

Page 12: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

12

Selanjutnya, diciptakan proses yang sama untuk mencapai kesepakatan

tentang masalah-masalah apa yang ada, yaitu Identifikasi masalah, dan tentang

masalah apa yang akan menjadi fokus penelitian atau pembatasan masalah

penelitian. Kemudian, proses yang sama berlanjut untuk merumuskan pertanyaan

penelitian atau merumuskan hipotesis tindakan yang akan menjadi dasar bagi

perencanaan tindakan, yang juga dilaksanakan melalui proses yang melibatkan

semua peserta penelitian untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat serta

gagasan-gagasannya. Proses yang mendorong setiap peserta penelitian untuk

mengungkapkan atau menyuarakan pandangan, pendapat, dan gagasannya ini

diciptakan sepanjang penelitian berlangsung.

Hal ini menggambarkan bahwa pertanyaan baru timbul pada akhir suatu

tindakan yang dirancang untuk menjawab suatu pertanyaan, begitu seterusnya

sehingga upaya perbaikan berjalan secara bertahap, berkesinambungan tidak

pernah berhenti, mengikuti kedinamisan situasi dan kondisi.

Setiap masalah yang dirasakan guru dalam pembelajaran tidak selalu

bermakna negatif. Justru sebaliknya, akan memberi kesempatan dan peluang

kepada guru untuk menerapkan perannya sebagai peneliti dalam pembelajaran.

Peran ini seperti sudah diketahui, akan bermanfaat bagi guru untuk kegiatan

pengembangan profesi. Sekaligus menjadi bahan dan bukti fisik untuk pengajuan

kenaikan pangkat guru ke tingkat berikutnya.

Langkah Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam PTK dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1.Mengemukakan semua masalah pembelajaran

Guru menyadari ada masalah atau kendala dalam pembelajaran. Tuliskan

apa masalah atau kendala tersebut secara detail. Masalah ini biasanya

berkaitan dengan strategi, metode,media,lingkungan belajar, penilaian dan

Page 13: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

13

pelaksanaan kurikulum dalam mata pelajaran. Tahap ini sering juga disebut

sebagai tahap agenda semua masalah.

2.Memilih salah satu masalah yang dianggap paling penting

Semua masalah yang dikemukakan tidak mungkin diselesaikan sekaligus.

Oleh sebab itu pada tahap ini guru memilih sebuah masalah yang dianggap

paling penting, menarik, mendesak untuk segera diatasi, dan paling

dikuasai oleh guru untuk dijadikan PTK.

3. Alasan memilih masalah yang dianggap penting

Pada bagian ini guru menguraikan sebuah masalah sesuai butir(2). Uraikan

mengapa masalah yang dipilih sangat penting dan mendesak untuk

dicarikan solusinya.

4.Merumuskan mengapa masalah tersebut terjadi

Uraikan apa penyebab atau mengapa terjadi masalah yang dipilih. Biasanya

setiap masalah pasti ada penyebabnya. Dalam hal ini hukum kausal

menjadi dasar untuk merumuskan penyebab timbulnya masalah yang

sudah dipilih.

5.Memilih rencana pemecahan masalah

Pilih salah satu alternatif pemecahan masalah yang dianggap sesuai dengan

masalah yang dihadapi. Terlebih dulu guru harus mengetahui teori dasar

mengenai pemecahan masalah. Boleh juga diambil hasil penelitian

terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain.

Perumusan Masalah

Seperti telah disebutkan di atas, masalah penelitian tindakan yang

merupakan kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan

hendaknya dideskripsikan untuk dapat merumuskannya. Pada intinya, rumusan

Page 14: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

14

masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan

yang diinginkan.

Tahapan merumuskan masalah dalam PTK adalah:

Merumuskan masalah (membandingkan yang seharusnya menurut teori dengan kondisi nyata yang diperoleh dari kegiatan observasi sehingga diperoleh “masalah nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas serta dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar”.

Mengindentifikasi alternatif solusi pemecahan masalah. Memilih alternatif solusi yang memenuhi syarat untuk dikembangkan

menjadi masalah PTK.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori dalam penelitian tindakan

bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam membuat keputusan-

keputusan selama proses penelitian berlangsung. Wawasan teoretis sangat

mendukung proses analisis masalah.Pada akhir tinjauan pustaka, peneliti tindakan

dapat mengajukan hipotesis tindakan atau pertanyaan penelitian.

Pada tahap ini para peserta menggunakan format yang dikembangkan lebih lanjut dari Format 2 dengan tambahan kolom perumusan masalah. Untuk memudahkan merumuskan masalah, cobalah sekali lagi perhatikan contoh masalah di atas.

Selanjutnya merumuskan masalah yang timbul dari hasil observasi yang telah dilakukan dalam contoh format berikut:

Deskripsi Masalah Siswa

Kondisi Ideal Siswa Kondisi Nyata Siswa Masalah aktif,

kreatif,

terampil bertanya,

Eksploratif, elaboratif, dan konfirmatif

Page 15: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

15

berpikir kritis,

menghasilkan karya kreatif,

Deskripsi Masalah Pengelolaan Kelas

Kondisi Ideal Pengelolaan Kelas Kondisi Nyata MasalahPengelolaan kelas hendaknya menjamin siswa dapat belajar, mencegah siswa berprilaku yang mengganggu, berprilaku negatif dan tidak berdisiplin.

Guru berperan memperbaiki prilaku siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah dalam kelas dengan cara-cara yang baik dan mendidik.

Manajemen kelas menunjang berkembangnya komunikasi yang sehat dan harapan meraih keberhasilan akademik melalui dukungan kelas sebagai lingkungan belajar yang koperatif.

Manajemen kelas berkaitan dengan strategi meningkatkan motivasi, disiplin, dan perhatian siswa terhadap kegitan belajar.(http://en.wikipedia.org/ wiki/Classroom_management)

Deskripsi Masalah Guru dalam Kelas

Kondisi Ideal Kondisi Nyata Masalah

Page 16: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

16

Guru yang efektif menyiapkan rencana pembelajaran atas dasar kepentingan siswa.

Melaksanakan pembelajaran mencapai tujuan.

Guru memiliki rasa percaya diri serta memahami apa yang disajikannya.

Guru membangun peluang belajar sehingga siswa dapat mengembangkan potensi dirinya dan merefleksikan hasil belajar dalam hidupnya.(http://www.helium.com/ items/1026915-what-makes-an-effective-teacher)

Deskripsi Masalah Proses Belajar Mengajar

Kondisi Ideal Proses Belajar Mengajar

Kondisi Nyata Masalah

Lima faktor berpengaruh terhadap efektivitas guru menangani proses pembelajaran: Mendapat dukungan guru

yang menguasai materi pelajaran, bersikap antusias dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar siswa.

Aktivitas kelas menunjang keberhasilan belajar.

Penilaian menantang penguatan pengalaman belajar.

Page 17: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

17

Umpan balik yang menguatkan proses pembelajaran dalam kelas.

Interaksi guru siswa berlandaskan suasana saling menghargai, merangsang penguatan pengalaman belajar siswa. (Philip Gurney http://www.teacherswork. ac.nz/journal/ volume4_ issue2/ gurney.pdf)

Analisis Masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui demensi-dimensi

masalah yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan

untuk memberikan penekanan yang memadai.

Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada

kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya; analisis sebab dan akibat

tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap

data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk

mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang

terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan

melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian

pustaka yang gayut.

Alternatif Solusi Pemecahan Masalah

Berdasarkan akar penyebab masalah yang paling mendominasi adalah dari

guru. Dari berbagai masalah yang salah satu sumbernya adalah guru, yaitu,

misalnya, guru kurang berinovasi dalam mengembangkan pembelajarannya

sehingga siswa kurang aktif. Maka, solusi pembelajaran yang sesuai untuk

Page 18: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

18

mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif, misalnya, tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

menggunakan media gambar cerita bersambung.

 Formulasi Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) maka kualitas pembelajaran dinyatakan dapat meningkat.

 Rencana Perbaikan Pembelajaran

Setelah ditemukan hipotesis tindakan maka segera menyusun rencana

perbaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat perencanaan pembelajaran yang, misalnya, menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT);

2. Merancang dan mengembangkan skenario pembelajaran sesuai perencanaan.

3. Membuat RPP sesuai skenario pembelajaran yang ada; 4. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran; dan 5. Membuat alat pengumpul data yakni lembar observasi, angket, dan

wawancara.

Simpulan

Masalah merupakan sentral dari keseluruhan kegiatan dalam PTK. Oleh

karena itu Masalah harus diketahui dan diidentifikasi terlebih dahulu sebelum

seseorang melaksanakan PTK. Masalah juga dirumuskan secara baik agar ditemukan

fokus penelitian sebagai pengganti variabel sebagaimana dijumpai dalam penelitian

pada umumnya. Demikian dan semoga bermanfa’at bagi kita semua.

Daftar Pustaka

Carr, W & Kemmis, S. Becoming Critical: Education, Knowledge, and Action Research. Geelong, Victoria, Australia: Deakin University, 1983.

Chein, I., Cook, S. dan Harding, J. The Field of Action Research. DalamThe Action Research Reader. Victoria: Deakin University, 1982.

Page 19: file · Web viewyang sebenarnya maka peneliti telah menyelesaikan 50% pekerjaan penelitian. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

19

Cohen, L & Manion, L. Research Methods in Education. London & Canberra: Croom Helm, 1980.

Elliot, J. Developing Hypothesis about Classrooms from Teachers Practical Constructs: an Account of the Work of the Ford Teaching Project. Dalam The Action Research Reader. Geelong, Victoria: Deakin University, 1982.

Grundy,S. & Kemmis, S. Educational Action Research in Australia: the State of the Art (an overview). Dalam The Action Research Reader.Geelong, Victoria, Australia: Deakin University, 1982.

Hodgkinson, H. Action Research: A Critique. Dalam The Action Research Reader, 1982.

Kemmis, s. & Mc Taggart, R. The Action Research Planner. 3rd ed. Victoria, Australia: Deakin University, 1988.

McTaggart, R. Action Research: A Short Modern History. Geelong, Victoria, Australia: Deakin University, 1991.

Oquist, P. The Epistemology of Action Research. Makalah tak diterbitkan, Simposium Munidal Sobere, Colombia, April 18-24, 1977.

Palmer, P. & Jacobson, E. Action Research: A New Style of Polities in Education. Boston: IRE, 1974.

Shumsky, A. Cooperation in Action Research. Dalam The Action Research Redear, 1982.

Suyanto. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Dirjen P dan K Depdikbud Bagian Proyek Pendidikan Tenaga Akademik IKIP Yogyakarta, 1997.

Taba, H. & Noes, e. Steps in the Action Research Process. Dalam The Action Research Reader. Geelong, Victoria, Australia: Deakin University, 1982.

Winter R. Learning from Experience: Principles and Practice in Action-Research. London etc.: The Falmer Press, 1989.

---ms2f---