PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang...

69
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS KAKI DIABETIKA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Giovanna Martina Andarini NIM : 108114061 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS

KAKI DIABETIKA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Giovanna Martina Andarini

NIM : 108114061

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

i

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ULKUS

KAKI DIABETIKA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Giovanna Martina Andarini

NIM : 108114061

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan.”

(Yes 41:10)

Dengan penuh rasa syukur,

kupersembahkan karyaku yang sederhana ini untuk :

♫ Yesus Kristus sumber kekuatanku

♫ Maria Bundaku

♫ Bapak, Ibu, dan kakakku tercinta

♫ Keluarga besarku yang tersayang

♫ Kekasih, teman-teman & sahabatku yang aku cintai dan aku kagumi

♫ Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih

karena atas rahmat-Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini seperti :

1. Bapak Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

2. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Dra. A. M.

Wara Kusharwanti, M. Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

dan tulus membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M. Si., Apt., dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M. Si.,

Apt. selaku dosen penguji atas kesediaan untuk menguji dan memberikan

masukan yang membangun kepada penulis.

4. Ibu Phebe Hendra, M. Si., Apt., Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik

yang bersedia membimbing penulis selama menempuh pendidikan di

perguruan tinggi ini.

5. Direktur, kepala bagian personalia dan kepala bagian rekam medis Rumah

Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin dan membantu

penulis untuk dapat melakukan penelitian pada rumah sakit tersebut.

6. Bapak A. J. W. Buliyanto, Ibu Y. Rustiati, mbak Tata, Pauline yang telah

bahagia di surga, serta segenap keluarga atas doa, cinta, dan pengorbanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

viii

yang selalu mendukung penulis untuk tidak mudah menyerah dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Fransiskus Sudarto, Elvira, Agnes, Juli, Tyas, Venta, Taning, Lydia, Dian,

Ike, teman-teman FKK A 2010, dan semua angkatan 2010 yang selalu

memberikan senyuman dan semangat untuk jangan menyerah dan terus

berusaha.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 24 Juli 2014

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................vi

PRAKATA ..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv

INTISARI ............................................................................................................xvi

ABSTRACT ..........................................................................................................xvii

BAB I PENGANTAR .........................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

1. Permasalahan ...........................................................................................2

2. Keaslian Penelitian ..................................................................................2

3. Manfaat Penelitian ...................................................................................4

B. Tujuan Penelitian .........................................................................................5

1. Tujuan Umum .........................................................................................5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

x

2. Tujuan Khusus .........................................................................................5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA..................................................................6

A. Ulkus Kaki Diabetika ...................................................................................6

1. Pengertian Ulkus Kaki Diabetika ............................................................6

2. Tanda dan Gejala Ulkus Kaki Diabetika .................................................6

3. Patofisiologi Ulkus Kaki Diabetika .........................................................7

4. Klasifikasi Ulkus Kaki Diabetika ............................................................9

B. Antibiotika ...................................................................................................10

1. Pengertian Antibiotika .............................................................................10

2. Antibiotika Berdasarkan Aktivitas Spektrum .........................................10

3. Resistensi Mikroorganisme terhadap Antibiotika ...................................13

4. Antibiotika pada Ulkus Kaki Diabetika ..................................................14

C. Keterangan Empiris .....................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................16

B. Variabel dan Definisi Operasional ...............................................................16

1. Variabel ...................................................................................................16

2. Definisi Operasional ................................................................................16

C. Subjek Penelitian .........................................................................................18

D. Bahan Penelitian ..........................................................................................18

E. Instrumen Penelitian ....................................................................................18

F. Tata Cara Penelitian .....................................................................................18

1. Tahap Perencanaan ..................................................................................19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xi

2. Tahap Analisis Situasi .............................................................................19

3. Tahap Pengumpulan Data .......................................................................19

4. Tahap Pengolahan Data ...........................................................................20

G. Analisis Hasil ...............................................................................................20

H. Keterbatasan Penelitian ................................................................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................22

A. Gambaran Karakteristik Demografi Pasien Ulkus Kaki Diabetika .............22

1. Jumlah Pasien Ulkus Kaki Diabetika Berdasarkan Jenis Kelamin .........22

2. Jumlah Pasien Ulkus Kaki Diabetika Berdasarkan Usia .........................22

3. Jumlah Pasien Ulkus Kaki Diabetika Berdasarkan Diagnosis ................24

B. Pola Peresepan Antibiotika pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika ..................26

1. Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika

Berdasarkan Sub Golongan dan Jenis Antibiotika ..................................26

2. Gambaran Durasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus

Kaki Diabetika .........................................................................................28

C. Gambaran Ketidaktepatan Pemberian Antibiotika ......................................29

1. Gambaran Ketidaktepatan Pemberian Antibiotika Berdasarkan Uji

Kultur dan Sensitivitas Bakteri ...............................................................29

2. Gambaran Ketidaktepatan Pemberian Antibiotika Berdasarkan

Dosis pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika ................................................33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................38

A. Kesimpulan ..................................................................................................38

B. Saran ............................................................................................................39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xii

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................40

LAMPIRAN ........................................................................................................43

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Isolat bakteri infeksi kaki diabetika .................................................9

Tabel II. Klasifikasi Diabetic Foot Infection ..................................................10

Tabel III. Pemilihan antibiotika secara empiris pada ulkus kaki diabetika ......14

Tabel IV. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih

periode 2012 berdasarkan diagnosis ................................................24

Tabel V. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika yang menggunakan

antibiotika berdasarkan sub golongan dan jenis antibiotika di

Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 ...........................................27

Tabel VI. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan durasi

penggunaan antibiotika di Rumah Sakit Panti Rapih periode

2012 ..................................................................................................29

Tabel VII. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan dosis

antibiotika yang digunakan dibandingkan dengan Drug

Information Handbook .....................................................................34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Patofisiologi ulkus kaki diabetika ....................................................7

Gambar 2. Perbandingan pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti

Rapih periode 2012 berdasarkan usia ...............................................23

Gambar 3. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan bakteri

penginfeksi yang ditemukan dari uji kultur di Rumah Sakit Panti

Rapih periode 2012 ..........................................................................32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar kerja pengambilan data ..................................................44

Lampiran 2. Tabel pengambilan data uji kultur dan sensitivitas .....................45

Lampiran 3. Tabel terapi obat yang diterima pasien ........................................46

Lampiran 4. Hasil uji kultur dan sensitivitas pada pasien ulkus kaki

diabetika dengan spesimen pus di Rumah Sakit Panti Rapih

periode 2012 ................................................................................47

Lampiran 5. Surat perijinan penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih ...............50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xvi

INTISARI

Ulkus kaki diabetika merupakan komplikasi diabetes melitus yang

berupa luka terbuka pada permukaan kulit, dapat disertai dengan kematian

jaringan setempat, dan dapat menimbulkan infeksi sehingga diperlukan terapi

antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan meningkatkan

resistensi. Oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi mengenai penggunaan

antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika

berdasarkan dosis, uji kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika.

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif evaluatif dengan rancangan

penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Dari

61 pasien ulkus diabetes melitus, yang memenuhi kriteria inklusi adalah 56

pasien. Lima pasien dieksklusi karena tidak menderita ulkus kaki diabetika.

Hasil analisis antibiotika diperoleh 6,3% pasien mendapatkan antibiotika

yang resisten pada terapi definitif, dan 14,3% pasien mendapatkan dosis

antibiotika yang tidak tepat. Dari 16 pasien yang diperiksa kultur dengan

spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah

Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis yaitu 22,2%.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu masih terdapat ketidaktepatan dosis

antibiotika dan adanya resistensi antibiotika sehingga pada pasien ini masih

diperlukan penyesuaian dosis antibiotika dan pemeriksaan kultur dengan spesimen

pus yang dilakukan pada setiap pasien.

Kata kunci : ulkus kaki diabetika, antibiotika, dosis, resistensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

xvii

ABSTRACT

Diabetic foot ulcer is a disease of diabetes mellitus in the form of open

wound on the skin’s surface followed by local tissue’s death and it will easily get

infection and needs antibiotic treatment. The irrationality of antibiotic will cause

disease resistance. Therefore an evaluation of the use of antibiotic is needed to do

to the patients. The purpose is evaluation of antibiotics use in diabetic foot ulcer

patients based on dosage, culture testing and bacteria’s sensitivity.

This is a survey descriptive evaluative research, using cross-sectional as

the design. Data acquisition is done by using retrospective. From the 61 ulcer

patients, there are 56 patients who meet the criteria. Five patients were excluded

because they don’t suffer diabetic foot ulcer.

The result shows that 6,3% patient still use antibiotic which resist to

definitive therapy, and 14,3% patients who gets the inappropriate of doses

antibiotics. From the 16 patients tested the culture with pus specimens, there are

22,2% of most bacterias that infect patients, Enterobacter aerogenes and

Staphylococcus epidermidis. The research shows that there is still an inappropriate

of doses antibiotics and the antibiotic resistance so this patients are still necessary

to adjust the dosage of antibiotic and testing of culture with pus specimens were

performed on each patient.

Keywords : diabetic foot ulcer, antibiotic, dosage, resistency

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Ulkus kaki diabetika merupakan salah satu bentuk komplikasi kronis

diabetes melitus yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat

disertai adanya kematian jaringan setempat. Pada penderita diabetes melitus,

sekitar 15% akan mengalami komplikasi ulkus kaki diabetika. Di Indonesia,

angka kematian akibat gangren adalah 17-32% dan angka amputasi 15-30%

(Maidina, Djallalluddin, dan Yasmina, 2013). Neuropati perifer mempunyai

peranan yang sangat besar dalam terjadinya kaki diabetika akibat hilangnya

proteksi sensasi nyeri terutama di kaki.

Ulkus kaki diabetika diawali dengan adanya hiperglikemia pada

penderita diabetes melitus yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan

pembuluh darah (Lestari, Almahdy, Zubir, dan Darwin, 2011). Penyakit ini

apabila tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan, maka akan mudah

mengalami infeksi. Infeksi terjadi karena terdapat luka terbuka yang akan

memudahkan bakteri masuk, tumbuh, dan menyebar serta dalam keadaan yang

lebih lanjut harus dilakukan amputasi (Hastuti, 2008). Perawatan dan pengobatan

ulkus yang terinfeksi ini dapat dilakukan dengan antibiotik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

2

Pemilihan dan penggunaan antibiotika di Indonesia belum sepenuhnya

tepat. Adanya penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan meningkatkan

resistensi yang berdampak pula pada meningkatnya morbiditas, mortalitas dan

biaya kesehatan. Salah satu tempat terjadinya resistensi terhadap bakteri tertentu

adalah rumah sakit. Resistensi dalam rumah sakit dapat menyebar melalui infeksi

silang. Hal ini tentunya akan membahayakan seluruh warga rumah sakit tersebut

(Sosialine, 2011). Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi penggunaan

antibiotika khususnya pada pasien ulkus kaki diabetika. Evaluasi yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah evaluasi dosis dan hasil kultur serta sensitivitas bakteri

terhadap antibiotika.

1. Permasalahan

a. Seperti apakah karakteristik demografi pasien ulkus kaki diabetika ?

b. Seperti apakah pola peresepan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika

meliputi sub golongan dan jenis antibiotika, serta durasi pemberian

antibiotika ?

c. Berapakah jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan uji

kultur dan sensitivitas bakteri, serta dosis ?

2. Keaslian penelitian

a. “Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi Ulkus /

Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode

Juli – Desember 2005” telah diteliti oleh Susanti (2007). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama pasien ulkus

diabetes melitus dan pengambilan datanya secara retrospektif sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

3

perbedaannya yaitu penelitian Susanti (2007) menggunakan Drug Related

Problems (DRP) sedangkan penelitian yang dilakukan penulis mengenai

dosis dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika.

b. Windarti (2007) juga meneliti mengenai “Evaluasi Penggunaan Antibiotika

pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005”. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian penulis adalah sama-sama pasien ulkus diabetes melitus dan

pengambilan datanya secara retrospektif. Windarti (2007) menggunakan

Drug Related Problems (DRP) sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

yaitu mengevaluasi dosis dan kultur serta sensitivitas bakteri terhadap

antibiotika.

c. Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian oleh Kahuripan, Andrajati, dan

Syafridani dengan judul “Analisis Pemberian Antibiotika Berdasarkan Hasil

Uji Sensitivitas terhadap Pencapaian Clinical Outcome Pasien Infeksi Ulkus

Diabetik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung”. Persamaan penelitian

Kahuripan, dkk., (2009) dan penulis terletak pada pasien ulkus diabetika,

rancangan penelitian cross sectional, dan evaluasi uji sensitivitas

antibiotika. Penelitian yang dilakukan penulis juga mengevaluasi dosis

sedangkan Kahuripan, dkk (2009) tidak mengevaluasi dosis antibiotika.

d. Decroli, Karimi, Manaf, dan Syahbuddin (2008) meneliti “Profil Ulkus

Diabetika pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

M. Djamil Padang”. Persamaan penelitian Decroli, dkk., (2008) dengan

penulis adalah sama-sama pasien ulkus diabetika pada rawat inap rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

4

sakit dan rancangan penelitian cross sectional. Perbedaannya adalah

penelitian tersebut menggunakan metode observasi sedangkan penelitian

penulis secara retrospektif. Selain itu, penelitian Decroli, dkk. (2008) tidak

mengevaluasi dosis sedangkan penelitian penulis mengevaluasi dosis

antibiotika.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya terletak pada

subjek dan objek yang diteliti serta metode dan cara pengambilan data. Penelitian

penulis adalah mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus kaki

diabetika berdasarkan dosis, uji kultur dan sensitivitas yang dilakukan secara

retrospektif.

3. Manfaat penelitian

Manfaat praktis

a. Bagi rumah sakit. Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam

pemantauan pelayanan kesehatan khususnya mengenai penggunaan

antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika.

b. Bagi tenaga kesehatan. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi

mengenai penggunaan antibiotika bagi pasien ulkus kaki diabetika untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan.

c. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan

untuk melakukan penelitian serupa yang lebih mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

5

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

penggunaan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika di instalasi rawat inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2012.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik demografi pasien ulkus kaki diabetika

b. Mengidentifikasi pola peresepan antibiotika pada pasien ulkus kaki

diabetika yang meliputi sub golongan dan jenis antibiotika, serta durasi

pemberian antibiotika

c. Mengidentifikasi jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan

uji kultur dan sensitivitas bakteri, serta dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Ulkus Kaki Diabetika

1. Pengertian ulkus kaki diabetika

Ulkus kaki diabetika merupakan salah satu bentuk komplikasi kronik

diabetes melitus yang berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat

disertai dengan kematian jaringan setempat (Hastuti, 2008). Masalah pada kaki ini

diawali dengan adanya hiperglikemia pada penderita diabetes melitus yang

menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah (Lestari,

dkk., 2011).

Luka terbuka pada kaki serta adanya gula darah yang tinggi dapat

menjadi tempat yang strategis untuk pertumbuhan kuman. Hal ini akan

memudahkan bakteri masuk melalui kaki tersebut, tumbuh dan menyebar

sehingga mengakibatkan infeksi. Adanya infeksi dapat ditandai dengan

ditemukannya ≥ 2 tanda infeksi seperti nanah, nyeri, merah, dan bengkak (Hastuti,

2008; Lipsky, et al., 2012).

2. Tanda dan gejala ulkus kaki diabetika

Tanda dan gejala pada penderita ulkus kaki diabetika meliputi sering

kesemutan, nyeri kaki saat istirahat, kulit kering, dan sensasi rasa berkurang.

Selain itu juga terjadi kerusakan jaringan (nekrosis), penurunan denyut nadi arteri

dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, serta kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

7

mengalami penebalan (Hastuti, 2008). Tanda-tanda ulkus yang terinfeksi adalah

merah dan nyeri di sekitar ulkus, nanah, bau busuk, serta bengkak (Zieve, Eltz,

dan Slon, 2012).

3. Patofisiologi ulkus kaki diabetika

Patofisiologi dari ulkus kaki diabetika dapat ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Patofisiologi ulkus kaki diabetika

(Clayton and Elasy, 2009).

Penyebab ulkus kaki diabetika dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu

akibat perubahan patofisiologi, deformitas anatomi dan faktor lingkungan. Dalam

perubahan patofisiologi pada tingkat biomolekuler dapat menyebabkan neuropati

perifer, penyakit vaskuler perifer dan penurunan sistem imunitas yang berakibat

terganggunya proses penyembuhan luka. Deformitas kaki terjadi sebagai akibat

dari neuropati motoris. Faktor lingkungan dapat terlihat dari adanya trauma akut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

8

dan trauma kronis (akibat tekanan sepatu, benda tajam, dan sebagainya) yang

memicu terjadinya ulkus (Cahyono, 2007).

Keadaan hiperglikemia akan mengakibatkan terbentuknya suatu zat

kompleks yang terdiri dari gula di dalam pembuluh darah sehingga pembuluh

darah akan menebal dan mengalami kebocoran. Oleh sebab itu, aliran darah

menjadi berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf sehingga terjadilah

kerusakan saraf atau yang disebut dengan neuropati. Gangguan pada sirkulasi

darah juga akan mengakibatkan berkurangnya oksigen sehingga bakteri anaerob

dapat tumbuh dan berkembang. Gas yang terdapat pada jaringan dan bau busuk

akibat infeksi merupakan tanda adanya bakteri anaerob. Bakteri ini mudah

berkembang biak pada jaringan yang mati (Nurholipah, 2013; Muliawan, 2009).

Neuropati perifer pada penderita DM dapat menimbulkan kerusakan pada

serabut motorik, sensoris dan autonom. Kerusakan serabut motoris dapat

menyebabkan kelemahan pada otot, atrofi otot, deformitas (hammer toes, claw

toes, pes cavus, pes planus, halgus valgus) serta memudahkan terbentuknya kalus.

Kerusakan serabut sensoris merupakan akibat dari rusaknya serabut mielin yang

mengakibatkan penurunan sensasi nyeri sehingga apabila kaki mengalami luka

maka penderita tidak dapat merasakan nyeri, dan tidak dapat merasakan adanya

perubahan tekanan maupun suhu. Hal ini akan membuat penanganan luka tersebut

menjadi terlambat dan apabila terjadi infeksi maka menyebabkan luka tersebut

sukar diatasi (Cahyono, 2007; Nurholipah, 2013).

Kerusakan serabut autonom merupakan akibat dari denervasi simpatik

yang dapat menimbulkan kulit kering (anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

9

serta edema kaki. Gangguan pada vaskuler perifer yang terjadi akibat

makrovaskular dan mikrovaskular dapat menyebabkan iskemia kaki (Cahyono,

2007). Isolat bakteri yang menginfeksi kaki diabetika disajikan pada tabel I.

Tabel I. Isolat bakteri infeksi kaki diabetika (Dipiro,

Talbert, Yee, Matzke, Wells, dan Posey, 2008)

Organisme

Aerob 63%-75%

Gram positif 42%-64%

Staphylococcus aureus 15%-20%

Streptococcus spp. 6%-12%

Enterococcus spp. 7%-20%

Coagulase-negative staphylococci 6%-10%

Gram positif aerob yang lain 0%-12%

Gram negatif 16%-18%

Proteus spp. 5%-6%

Enterobacter spp. 1%-2%

Escherichia coli 3%-5%

Klebsiella spp. 1%-2%

Pseudomonas aeruginosa 1%-3%

Gram negatif basil yang lain 3%-8%

Anaerob 25%-40%

Peptostreptococcus spp. 8%-12%

Bacteroides fragilis grup 4%-7%

Bacteroides spp. yang lain 3%-6%

Clostridium spp. 0%-2%

Anaerob yang lain 7%-10%

4. Klasifikasi ulkus kaki diabetika

Klasifikasi ulkus kaki diabetika menurut Lipsky, et al. (2012) diringkas

dengan akronim PEDIS yaitu perfusion, extent/size, depth/tissue loss, infection

and sensation. Tingkat keparahan infeksi berbeda-beda pada setiap grade. Grade

1 tidak ada infeksi, grade 2 terdapat infeksi pada kulit dan jaringan subkutan,

grade 3 terjadi erythema dan infeksi yang dalam, dan grade 4 terdapat infeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

10

lokal dengan tanda-tanda respon inflamasi sistemik. Pengklasifikasian ulkus kaki

diabetika ini dapat ditampilkan pada tabel II.

Tabel II. Klasifikasi Diabetic Foot Infection (Lipsky, et al., 2012)

Manifestasi Klinik Keparahan Infeksi PEDIS grade

Tidak ada gejala atau tanda-tanda infeksi Tidak terinfeksi 1

Infeksi lokal hanya melibatkan kulit dan

jaringan subkutan yang tidak dalam. Jika

erythema maka ukurannya > 0,5 cm sampai

≤ 2 cm di sekitar ulkus. Tidak ada kelainan

sistemik

Ringan 2

Infeksi lokal dengan erythema > 2 cm, atau

terdapat struktur kulit yang lebih dalam dan

jaringan subkutan (misalnya abses,

osteomyelitis, septic arthritis, fasciitis) dan

tidak ada tanda-tanda respon inflamasi

sistemik

Sedang 3

Infeksi lokal dengan tanda-tanda respon

inflamasi sistemik seperti terdapat ≥ 2

manifestasi yaitu :

- Suhu > 38oC atau < 36oC

- Denyut jantung > 90 kali/menit

- Tingkat pernapasan > 20 kali/menit atau

PaCO2 < 32 mmHg

- Jumlah sel darah putih > 12000 atau <

4000 sel/µL atau ≥ 10% immature

Berat 4

B. Antibiotika

1. Pengertian antibiotika

Antibiotika merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi

bakteri. Antibiotika dibentuk oleh mikroorganisme yang dapat menghambat

(bakteriostatik) atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain (bakterisid)

(Sosialine, 2011; Dorland, 2010).

2. Antibiotika berdasarkan aktivitas spektrum

Antibiotika berdasarkan aktivitas spektrumnya dibedakan menjadi

antibiotika spektrum luas, spektrum sedang, dan spektrum sempit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

11

a. Antibiotika spektrum luas

Antibiotika spektrum luas aktif terhadap organisme gram positif dan

gram negatif. Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah karbapenem

(imipenem, meropenem, doripenem), tetrasiklin, fluorokuinolon generasi III

(levofloksasin), kloramfenikol, sefalosporin generasi II (sefuroksim, sefprozil), III

(sefotaksim, seftriakson, seftazidim, sefiksim, seftizoksim, sefoperazon) dan IV

(sefpirom), aminoglikosida (netilmisin, amikasin), serta sulfonamida dan

trimetoprim (Michigan State University, 2011).

Aminoglikosida dapat menghambat bakteri aerob gram negatif tetapi

tidak efektif untuk bakteri anaerob. Amikasin aktif terhadap bakteri

Pseudomonas, Proteus, Serratia, E. coli, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter

spp., dan Staphylococcus. Netilmisin digunakan untuk terapi akibat infeksi oleh E.

coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Staphylococcus dan Citrobacter.

(Michigan State University, 2011; Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, 2011;

Djuanda, dkk., 2011).

Kombinasi sulfonamida dan trimetoprim yaitu kotrimoksazol mampu

menghambat sebagian besar patogen saluran kemih kecuali P. aeruginosa.

Kombinasi ini juga dapat menghambat S. aureus, Staphylococcus koagulase

negatif, Streptococcus hemoliticus, Enterobacter, serta bakteri gram negatif aerob

seperti E. coli dan Klebsiella sp. Sefalosporin generasi III lebih aktif terhadap

bakteri gram negatif seperti Enterobacteriaceae. Seftazidim aktif terhadap

Pseudomonas aeruginosa, dan bakteri aerob gram negatif. Sefotaksim bersifat

aktif terhadap basil gram negatif (kecuali Pseudomonas) dan kokus gram positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

12

(kecuali Enterococcus). Sefiksim mampu digunakan pada infeksi S. pyrogenes,

dan Enterobacter. Antibiotika karbapenem dapat menghambat sebagian besar

gram positif, gram negatif, dan anaerob (Sosialine, 2011; Lacy, et al., 2011;

Djuanda, dkk., 2011).

b. Antibiotika spektrum sedang

Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah linkosamida. Antibiotika

tersebut aktif terhadap bakteri gram positif, dan sebagian besar bakteri anaerob.

Contoh antibiotika golongan linkosamida adalah klindamisin (Michigan State

University, 2011).

c. Antibiotika spektrum sempit

Antibiotika spektrum sempit adalah antibiotika yang memiliki aktivitas

terbatas pada suatu mikroorganisme tertentu. Contoh antibiotika golongan ini

yaitu penisilin (amoksisilin, ampisilin, piperasilin), sefalosporin generasi I

(sefazolin, sefradin, dan sefadroksil), monobaktam, makrolida, glikopeptida

(teikoplanin), fluorokuinolon lain, nitroimidazol, dan streptogramin (Michigan

State University, 2011).

Ampisilin dan amoksisilin mempunyai sifat aktif terhadap Escherichia

coli dan Proteus mirabilis sedangkan piperasilin aktif terhadap Pseudomonas,

Klebsiella, dan gram negatif lainnya. Amoksisilin dengan asam klavulanat mampu

bekerja aktif pada infeksi S. aureus. Piperasilin tazobaktam aktif terhadap S.

aureus, Bacteroides, dan bakteri gram negatif. Sefalosporin generasi I efektif

terhadap gram positif. Monobaktam memiliki aktivitas yang baik pada

Enterobacteriaceae, dan P. aeruginosa. Glikopeptida dan basitrasin hanya efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

13

pada bakteri gram positif sedangkan polimiksin hanya efektif terhadap bakteri

gram negatif. Streptogramin efektif terhadap bakteri gram positif. Nitroimidazol

hanya efektif terhadap anaerob. Metronidazol dapat digunakan untuk mengatasi

bakteri anaerob dan infeksi protozoa. Makrolida aktif terhadap bakteri gram

positif (Sosialine, 2011; Michigan State University, 2011; Lacy, et al., 2011).

3. Resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika

Penggunaan antibiotika yang relatif tinggi dapat menimbulkan berbagai

permasalahan bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotika.

Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya

kerja antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak perlu atau berlebihan di

rumah sakit akan menimbulkan berkembangnya resistensi dan multiple resistensi

terhadap suatu bakteri yang akan menyebar melalui infeksi silang. Hal ini akan

berdampak pada meningkatnya morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan.

Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diperlambat dengan penggunaan

antibiotika yang rasional (Drlica dan Perlin, 2011; Sosialine, 2011).

Penggunaan antibiotika yang rasional dapat dilakukan dengan

menggunakan antibiotika spektrum sempit dan mengutamakan pemberian

antibiotika lini pertama. Selain itu, penggunaan antibiotika yang rasional juga

dilakukan dengan ketepatan dosis pemberian antibiotika. Pemilihan antibiotika

harus berdasarkan informasi mengenai spektrum kuman penyebab infeksi dan

pola kepekaan kuman terhadap antibiotika, profil farmakokinetika dan

farmakodinamika antibiotika, serta cost effective (Sosialine, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

14

4. Antibiotika pada ulkus kaki diabetika

Antibiotika dapat diberikan pada ulkus yang terinfeksi dengan tanda-

tanda merah dan nyeri di sekitar ulkus, nanah, bau busuk, serta bengkak. Tanda-

tanda infeksi yang mungkin telah menyebar ke darah yaitu berupa demam dan

kelelahan (Zieve, et al., 2012).

Terapi antibiotika secara empiris merupakan terapi awal pada kasus

infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya. Tujuan dari terapi

empiris adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang diduga menjadi

penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil uji kultur dan sensitivitas. Terapi ini

didasarkan pada data epidemiologi dan pola resistensi bakteri yang ada di rumah

sakit setempat serta kondisi klinis pasien (Sosialine, 2011). Terapi antibiotika

secara empiris pada ulkus kaki diabetika disajikan dalam tabel III.

Tabel III. Pemilihan antibiotika secara empiris pada ulkus kaki diabetika

(Lipsky, et al., 2012)

Kondisi Probable Pathogen Antibiotika

Ringan (oral) Staphylococcus aureus

(MSSA); Streptococcus spp

Diklosasilin, klindamisin,

sefaleksin, levofloksasin,

amoksisilin-klavulanat

Methicillin-resistant S.

aureus (MRSA)

Doksisiklin, kotrimoksazol

Sedang (oral atau

parenteral),

Berat (parenteral)

MSSA; Streptococcus spp;

Enterobacteriaceae; obligat

anaerob

Levofloksasin, sefoksitin,

seftriakson, ampisilin sulbaktam,

moksifloksasin, ertapenem,

tigesiklin, levofloksasin /

siprofloksasin dengan klindamisin

/ metronidazol, imipenem-

silastatin

MRSA Linezolid, daptomisin,

vankomisin

Pseudomonas aeruginosa Piperasilin tazobaktam

MRSA, Enterobacteriaceae,

Pseudomonas, dan obligat

anaerob

Vankomisin, seftazidim, sefepim,

piperasilin tazobaktam,

aztreonam, karbapenem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

15

C. Keterangan Empiris

Penggunaan antibiotika yang rasional dapat dilakukan dengan beberapa

cara seperti tepat dosis dan kepekaan kuman terhadap antibiotika. Penggunaan

antibiotika yang tidak rasional akan memicu terjadinya resistensi yang berdampak

pada meningkatnya kematian. Oleh karena itu keterangan empiris dalam

penelitian ini adalah masih terdapat ketidaktepatan dosis antibiotika dan resistensi

antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif evaluatif, karena

peneliti tidak memberikan perlakuan secara langsung kepada subyek uji, apa

adanya dan tidak ada intervensi terhadap variabel yang diteliti (Imron, 2010).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross – sectional karena

pengambilan variabelnya dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian adalah rekam medis dengan pengambilan

datanya secara retrospektif yaitu penelitian dilakukan dengan menelusuri

dokumen terdahulu.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah dosis, frekuensi, durasi, dan hasil

kultur dan sensitivitas bakteri

2. Definisi operasional

a. Pasien ulkus diabetes melitus yang diteliti adalah pasien dengan diagnosis

ulkus diabetes melitus pada kaki (ulkus kaki diabetika)

b. Frekuensi adalah berapa kali pasien menggunakan antibiotika dalam sehari

c. Durasi adalah lamanya pasien menggunakan antibiotika yang dinyatakan

dalam hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

17

d. Rute pemberian adalah cara pemberian antibiotika kepada pasien secara per

oral (p.o) dan intravena (i.v)

e. Diagnosis yang digunakan adalah diagnosis keluar pasien yaitu ulkus

diabetes melitus (ulkus DM)

f. Dosis antibiotika adalah kekuatan obat yang dinyatakan dalam gram

g. Uji kultur dan sensitivitas bakteri adalah pengujian spesimen pus (nanah)

yang ditemukan pada hasil laboratorium pasien ulkus kaki diabetika untuk

mengetahui bakteri penginfeksi serta sensitivitas bakteri terhadap antibiotika

h. Hasil kultur dan sensitivitas bakteri ditunjukkan dengan adanya jenis bakteri

penginfeksi serta antibiotika yang bersifat sensitif, intermediate, dan

resisten

i. Terapi empiris adalah antibiotika yang diterima pasien sebelum dilakukan

uji kultur dan sensitivitas bakteri

j. Terapi definitif adalah antibiotika yang diterima pasien setelah didapatkan

hasil dari uji kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika

k. Ketidaktepatan dosis antibiotika dievaluasi berdasarkan Drug Information

Handbook (2011)

l. Ketidaktepatan antibiotika berdasarkan uji kultur dan sensitivitas bakteri

dapat dilihat pada hasil laboratorium yang menunjukkan antibiotika bersifat

resisten ketika digunakan sebagai terapi definitif

m. Rekam medis adalah catatan yang berisi data pasien meliputi nomor rekam

medis, nama pasien, usia, jenis kelamin, tanggal masuk dan tanggal keluar

pasien, lama perawatan, keluhan, diagnosis masuk, diagnosis keluar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

18

komplikasi, data non laboratorium dan data laboratorium, nama obat yang

digunakan, dosis, frekuensi, durasi, rute pemberian, keadaan pasien saat

pulang, serta data uji kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis ulkus diabetes

melitus yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada

tahun 2012, sebanyak 61 pasien. Dari 61 pasien, yang memenuhi kriteria inklusi

adalah 56 pasien. Adapun kriteria inklusi sampel yaitu pasien dengan diagnosis

ulkus diabetes melitus pada kaki (ulkus kaki diabetika) yang menerima antibiotika

sedangkan kriteria eksklusi sampel adalah pasien dengan catatan medis yang tidak

lengkap.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini berupa data sekunder yaitu catatan medis pasien

ulkus kaki diabetika yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta pada tahun 2012.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi ketidaktepatan dosis

antibiotika adalah Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011).

F. Tata Cara Penelitian

Tata cara penelitian meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap

analisis situasi, tahap pengumpulan data, dan tahap pengolahan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

19

1. Tahap perencanaan

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah mengajukan proposal dan

surat ijin penelitian untuk dapat melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti

Rapih. Setelah permohonan penelitian disetujui, maka penelitian dapat dilakukan

pada unit rekam medik rumah sakit tersebut.

2. Tahap analisis situasi

Tahap analisis situasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

jumlah pasien ulkus diabetes melitus yang menjalani rawat inap pada tahun 2012.

Berdasarkan unit rekam medik didapatkan 61 pasien dengan diagnosis ulkus

diabetes melitus. Namun, pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah 56 pasien.

Lima pasien dieksklusi karena pasien tersebut tidak menderita ulkus diabetes

melitus pada kaki (ulkus kaki diabetika).

3. Tahap pengumpulan data

Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat data pasien

ulkus kaki diabetika dari rekam medis. Data yang diperoleh dari rekam medis

meliputi nomor rekam medis, nama pasien, usia, jenis kelamin, tanggal masuk dan

keluar rumah sakit, lama perawatan, keluhan, diagnosis masuk dan diagnosis

keluar, komplikasi, keadaan pulang pasien, data non laboratorium dan data

laboratorium, nama obat, dosis, rute pemberian, durasi, serta frekuensi. Data dari

hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas juga dicatat untuk mengetahui kuman

penyebab dan antibiotika yang sensitif membunuh kuman tersebut. Adapun

pengambilan data yang dilakukan dapat ditunjukkan pada lampiran 1, 2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

20

(x/n) x 100%

4. Tahap pengolahan data

Pada tahapan ini data yang sudah ada kemudian dikelompokkan dan

dijelaskan secara deskriptif, sebagai berikut :

a. Gambaran karakteristik demografi pasien ulkus kaki diabetika yang meliputi

jenis kelamin, usia, dan diagnosis

b. Gambaran pola peresepan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika

meliputi sub golongan dan jenis antibiotika, serta durasi pemberian

antibiotika

c. Identifikasi jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan uji

kultur dan sensitivitas bakteri, serta dosis antibiotika pada pasien ulkus kaki

diabetika

Pengelompokkan data ini selanjutnya akan dianalisis dalam analisis hasil.

G. Analisis Hasil

Data karakteristik demografi pasien, pola peresepan antibiotika, dan

jumlah ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan dosis, dan sensitivitas

bakteri terhadap antibiotika dapat dihitung persentasenya untuk tiap kelompok

dengan rumus :

Keterangan : x = jumlah pasien tiap kelompok

n = jumlah seluruh pasien

Pada identifikasi ketidaktepatan antibiotika berdasarkan sensitivitas

bakteri terhadap antibiotika, apabila tingkat resistensi tinggi, maka antibiotika

tersebut kurang selektif untuk menghambat atau membunuh bakteri penginfeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

21

pada pasien ulkus kaki diabetika. Dosis antibiotika yang tidak tepat berdasarkan

Drug Information Handbook (Lacy, et, al., 2011) selanjutnya dilihat pada setiap

pasien mengenai penurunan fungsi ginjal dan hati. Hasil yang dianalisis akan

ditampilkan dalam bentuk tabel, diagram dan gambar.

H. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dialami peneliti adalah pada uji kultur dan

sensitivitas bakteri terhadap antibiotika tidak ditemukan bakteri anaerob karena

pihak rumah sakit Panti Rapih tidak memiliki alat untuk menguji bakteri anaerob,

padahal menurut acuan (Lipsky, et al., 2012) bakteri anaerob banyak menginfeksi

pasien dengan PEDIS grade 3 dan 4 yang berarti pasien dengan ulkus kaki

diabetika yang sedang dan berat. Selain itu, bakteri anaerob juga banyak

ditemukan dalam gangren (Muliawan, 2009). Dengan demikian tidak

ditemukannya bakteri anaerob pada uji kultur dan sensitivitas bukan berarti tidak

terdapat bakteri anaerob. Oleh sebab itu dengan kemungkinan adanya bakteri

anaerob pada pasien ulkus kaki diabetika, maka pasien tersebut tetap

membutuhkan obat untuk mengatasi bakteri anaerob seperti metronidazol.

Dalam analisis ketidaktepatan antibiotika berdasarkan dosis, peneliti

tidak dapat menganalisis semua antibiotika yang digunakan pasien karena terdapat

antibiotika yang penghitungan dosisnya menggunakan berat badan, yaitu

netilmisin dan amikasin sulfat. Pada catatan medis tidak dicantumkan berat badan

pasien, sehingga antibiotika netilmisin dan amikasin sulfat tidak dapat dihitung

dosisnya berdasarkan Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Demografi Pasien Ulkus Kaki Diabetika

1. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan jenis kelamin

Pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih yang memenuhi

kriteria inklusi terdapat 56 pasien, yang terdiri dari 28 wanita (50%) dan 28 pria

(50%). Hasil ini berbeda dengan penelitian Susanti (2007) dan Lestari, dkk.,

(2011) yang mendapatkan hasil bahwa pasien wanita dengan diabetes melitus tipe

2 yang disertai kaki diabetika lebih banyak ditemukan daripada pria. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh periode pengambilan subjek yang terbatas

waktunya yaitu hanya tahun 2012.

2. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan usia

Pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan usianya dapat dikelompokkan

menjadi 3 yaitu usia 31-50 tahun, 51-70 tahun, dan > 70 tahun. Dalam penelitian

ini pasien ulkus kaki diabetika yang paling banyak diderita adalah pada rentang

usia 51-70 tahun yaitu 38 pasien (67,9%). Sementara itu untuk usia 31-50 tahun

terdapat 13 pasien (23,2%) dan > 70 tahun terdapat 5 pasien (8,9%). Berdasarkan

pernyataan WHO (cit., Lestari, dkk., 2011) menyebutkan bahwa setelah seseorang

berumur 30 tahun, maka kadar glukosa darah pada saat puasa akan naik 1-2 mg%

per tahun dan akan naik sekitar 5,6-13 mg% pada 2 jam setelah makan. Pada

penderita diabetes melitus dengan kadar glukosa yang tidak terkendali maka akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

23

lebih mudah untuk menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya bakteri daripada

orang yang tidak menderita diabetes melitus. Ulkus menjadi pintu gerbang

masuknya bakteri seperti bakteri gram positif dan gram negatif, baik aerob

maupun anaerob. Ulkus dapat terjadi karena adanya hiperglikemia pada penderita

DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan pembuluh darah (Maidina, dkk.,

2013).

Dalam rentang usia 50-70 tahun sebagian besar pasien menderita

penyakit DM yang sudah lama. Hiperglikemia yang berkepanjangan akan

mengakibatkan perubahan struktur pembuluh darah perifer. Hal ini menjadikan

suplai darah ke arah distal khususnya ekstremitas bagian bawah menjadi

berkurang sehingga dapat terjadi ulkus pada kaki (Nurholipah, 2013). Hasil

penelitian yang didapatkan peneliti sesuai dengan teori Stajich & Blakey (2000)

yang menyebutkan bahwa ulkus kaki diabetika banyak diderita pada usia 50-70

tahun. Perbandingan pasien ulkus kaki diabetika di rumah sakit Panti Rapih

periode 2012 berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Perbandingan pasien ulkus kaki diabetika di

Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan usia

23,2%

67,9%

8,9%

31-50 thn

51-70 thn

> 70 thn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

24

3. Jumlah pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan diagnosis

Pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih berdasarkan

diagnosisnya dapat dikelompokkan menjadi ulkus DM dan ulkus DM dengan

infeksi lain. Jumlah pasien yang terdapat dalam kelompok ulkus DM lebih besar

daripada ulkus DM dengan infeksi lain yaitu 89,3%. Ulkus DM pada penelitian ini

merupakan ulkus pada kaki atau disebut juga kaki diabetika. Rincian mengenai

distribusi pasien ulkus kaki diabetika di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012

berdasarkan diagnosisnya dapat dicantumkan pada tabel IV.

Tabel IV. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika di

Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012 berdasarkan diagnosis

No. Diagnosis Persentase pasien

(n = 56)

1. Ulkus DM

a. Ulkus DM tanpa komplikasi

b. Ulkus DM dengan komplikasi lain

1. Chronic Renal Failure (CRF)

2. Hipertensi primer

3. Cholelithiasis + CHF + nefrolitiasis

4. Hipoalbuminemia

5. DM nefropati + hipoalbuminemia

6. Stroke

66,1

3,6

12,5

1,8

1,8

1,8

1,8

2. Ulkus DM dengan infeksi lain

a. Abses punggung

b. Clavus

c. Sepsis

d. Pneumonia

1,8

1,8

5,4

1,8

Pada ulkus DM dengan komplikasi lain pasien yang mengalami

penurunan fungsi ginjal adalah pasien dengan komplikasi CRF. Antibiotika yang

digunakan dalam pasien ini adalah siprofloksasin, seftriakson, sefotaksim, dan

netilmisin. Antibiotika yang memerlukan penyesuaian dosis adalah sefotaksim,

netilmisin, dan siprofloksasin. Namun, dalam penelitian ini dosis yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

25

untuk pasien CRF masih termasuk standar dosis untuk orang normal berdasarkan

Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011). Pada pasien ini sebaiknya

dilakukan penyesuaian dosis antibiotika untuk memaksimalkan terapi. Pasien

dengan insufisiensi hati yang ringan hingga sedang tidak memerlukan

penyesuaian dosis antibiotika. Penyesuaian dosis antibiotika dibutuhkan pada

pasien dengan insufisiensi berat (Sosialine, 2011). Penggunaan antibiotika yang

tidak termasuk dalam terapi empiris ulkus kaki diabetika berdasarkan Lipsky, et

al. (2012) adalah sefotaksim pada pasien dengan komplikasi CRF dan

hipoalbuminemia, netilmisin pada pasien dengan komplikasi CRF, serta sefiksim

pada pasien dengan komplikasi DM nefropati + hipoalbuminemia. Pada pasien ini

tidak diperoleh pemeriksaan kultur dengan spesimen pus sehingga tidak dapat

diketahui penggunaan antibiotika yang sensitif terhadap bakteri yang ditemukan.

Pasien yang termasuk ulkus DM dengan infeksi lain seperti sepsis

didapatkan penggunaan antibiotika yang berbagai jenis yaitu sub golongan

sefalosporin generasi III, fluorokuinolon, metronidazol dan karbapenem.

Penggunaan antibiotika teikoplanin pada pasien sepsis tidak sesuai dengan terapi

empiris ulkus kaki diabetika berdasarkan Lipsky, et al. (2012). Pada pasien

dengan infeksi pneumonia tidak didapatkan pemeriksaan kultur dengan spesimen

pus sehingga tidak dapat diketahui antibiotika yang sensitif terhadap bakteri

penginfeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

26

B. Pola Peresepan Antibiotika pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika

1. Penggunaan antibiotika pada pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan

sub golongan dan jenis antibiotika

Terapi antibiotika tidak selalu diberikan kepada pasien ulkus kaki

diabetika. Penggunaan antibiotika sebaiknya dihindari pada ulkus kaki diabetika

tanpa infeksi yang ditunjukkan dengan angka dibawah 105 pada kultur patogen.

Angka ini dapat diartikan dengan infeksi sudah tidak terjadi (Lipsky, et al., 2012;

Karuniawati, 2012).

Semua pasien di dalam penelitian ini menggunakan antibiotika sebagai

terapi. Antibiotika diperlukan ketika ulkus tersebut mengalami infeksi sedangkan

pada kasus ini seluruh pasien mengalami luka pada kaki yang disertai dengan

tanda-tanda infeksi. Oleh karena itu pasien membutuhkan terapi antibiotika.

Antibiotika tertinggi yang digunakan pasien tersebut adalah antibiotika

dengan sub golongan sefalosporin generasi III yaitu 53 pasien (35,8%).

Sefalosporin generasi III banyak digunakan pada pasien ini karena memiliki

aktivitas spektrum yang luas serta aktif terhadap bakteri gram negatif. Jenis

antibiotika yang paling banyak digunakan pasien adalah metronidazol dan

seftazidim yaitu 26 pasien (17,6%). Distribusi pasien ulkus kaki diabetika yang

menggunakan antibiotika berdasarkan sub golongan dan jenis antibiotika disajikan

pada tabel V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

27

Tabel V. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika yang menggunakan

antibiotika berdasarkan sub golongan dan jenis antibiotika

di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012

No.

Antibiotika

Persentase pasien yang

menggunakan antibiotika

(n = 148)

Sub golongan Jenis per jenis per sub

golongan

1. Karbapenem Imipenem 3,4

8,1 Meropenem 4,1

Doripenem 0,7

2. Penisilin Amoksisilin 0,7

5,4 Amoksisilin + asam klavulanat 1,4

Ampisilin sulbaktam 2,7

Piperasilin tazobaktam 0,7

3. Fluorokuinolon Siprofloksasin 9,5

14,9 Levofloksasin 2,0

Pefloksasin 0,7

Moksifloksasin HCl 2,7

4. Sefalosporin

generasi I

Sefradin 0,7

2 Sefadroksil monohidrat 0,7

Sefazolin 0,7

5. Sefalosporin

generasi II

Sefuroksim 0,7 2

Sefprozil 1,4

6. Sefalosporin

generasi III

Sefotaksim 3,4

35,8

Seftriakson 9,5

Seftazidim 17,6

Sefiksim 4,1

Sefoperazon Na + sulbaktam Na 0,7

Seftizoksim Na 0,7

7. Sefalosporin

generasi IV

Sefpirom sulfat 1,4 1,4

8. Aminoglikosida Netilmisin 2,7 4,7

Amikasin sulfat 2,0

9. Sulfonamida &

trimetoprim

Kotrimoksazol 2,7 2,7

10. Linkosamida Klindamisin 4,7 4,7

11. Glikopeptida Teikoplanin 0,7 0,7

12. Derivat imidazol Metronidazol 17,6 17,6

Metronidazol merupakan antibiotika spektrum sempit. Metronidazol

banyak digunakan karena metronidazol dapat mengatasi bakteri anaerob yang

kemungkinan menginfeksi pasien ulkus kaki diabetika tersebut. Bakteri anaerob

akan tumbuh subur pada lingkungan dengan gula darah yang tinggi. Gas yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

28

pada jaringan, serta bau busuk akibat infeksi merupakan suatu tanda terdapatnya

bakteri anaerob. Bakteri ini juga mudah berkembang biak pada jaringan yang mati

(Muliawan, 2009). Pada penelitian ini juga diperoleh pasien dengan diagnosis

ulkus DM dengan gangren sehingga bisa dinyatakan adanya kemungkinan bakteri

anaerob tumbuh pada pasien tersebut.

Seftazidim merupakan sefalosporin generasi III yang aktif terhadap

Pseudomonas aeruginosa, dan bakteri aerob gram negatif yang banyak ditemukan

pada pasien ulkus DM. Pada penelitian ini, bakteri yang banyak ditemukan adalah

bakteri aerob gram negatif, yang terdiri dari Proteus mirabilis, Enterobacter

aerogenes, Klebsiella oxytoca, Klebsiella rhinoscleromatis, dan Proteus vulgaris.

Hal ini menandakan penggunaan seftazidim telah sesuai untuk mengatasi bakteri

aerob gram negatif.

Pada 56 pasien diperoleh 29 pasien (51,8%) menggunakan antibiotika

dengan rute oral dan parenteral, 22 pasien (39,3%) menggunakan antibiotika

dengan rute parenteral, dan 5 pasien (8,9%) menggunakan antibiotika rute oral.

Antibiotika secara oral umumnya diberikan pada pasien dengan ulkus kaki

diabetika yang ringan sedangkan antibiotika secara parenteral diberikan pada

pasien ulkus kaki diabetika yang sedang sampai parah (Lipsky, et al., 2012).

2. Gambaran durasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus kaki

diabetika

Penggunaan antibiotika secara empiris menurut Sosialine (2011)

diberikan dalam waktu 48-72 jam. Selain itu Windarti (2007) menjelaskan bahwa

antibiotika biasanya diresepkan untuk 5-7 hari. Pada pemilihan antibiotika untuk

ulkus kaki diabetika berdasarkan Lipsky, et al. (2012), pasien dengan infeksi kulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

29

dan jaringan lunak yang ringan dapat diberikan antibiotika selama 7-14 hari,

pasien dengan kondisi sedang dapat diberikan terapi antibiotika 1-3 minggu, dan

pasien dengan kondisi berat diberikan antibiotika selama 2-4 minggu. Oleh sebab

itu peneliti mengelompokkan durasi penggunaan antibiotika ini menjadi 6

kelompok yaitu < 2 hari, 2-3 hari, 4-7 hari, 8-14 hari, 15-21 hari, dan 22-28 hari.

Durasi penggunaan antibiotika tertinggi pada penelitian ini adalah 4-7

hari yaitu 32 pasien (28,8%). Pada durasi ini diperoleh penggunaan antibiotika

tertinggi adalah metronidazol. Hal ini sesuai dengan jumlah penggunaan

antibiotika tertinggi berdasarkan jenis antibiotika yaitu metronidazol. Distribusi

pasien berdasarkan durasi penggunaan antibiotika disajikan pada tabel VI.

Tabel VI. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan durasi

penggunaan antibiotika di Rumah Sakit Panti Rapih periode 2012

No. Durasi penggunaan antibiotika Persentase pasien

(n = 111)

1. < 2 hari 21,6

2. 2-3 hari 27,0

3. 4-7 hari 28,8

4. 8-14 hari 18,9

5. 15-21 hari 0,9

6. 22-28 hari 2,7

C. Gambaran Ketidaktepatan Pemberian Antibiotika

1. Gambaran ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan uji kultur

dan sensitivitas bakteri

Pada terapi antibiotika perlu dilakukan uji kultur dan sensitivitas agar

dapat diketahui jenis bakteri penginfeksi serta kepekaan bakteri tersebut terhadap

antibiotika. Namun, dalam penelitian ini tidak semua pasien melakukan uji kultur

dan sensitivitas karena uji ini membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

30

lebih hasilnya diperoleh selama 3-4 hari. Hal ini tergantung dari pertumbuhan

bakteri tersebut. Selain itu, keterbatasan biaya pada pasien juga merupakan

kendala untuk melakukan uji kultur dan sensitivitas. Ada 21 pasien dari 56 pasien

yang diperiksa kultur dan sensitivitas bakteri terhadap antibiotika. Namun, hanya

16 pasien dalam penelitian ini yang diperiksa dengan spesimen pus. Lima pasien

yang lain diantaranya 2 pasien dengan spesimen jaringan, 1 pasien dengan

spesimen darah, 1 pasien dengan spesimen sputum, dan 1 pasien dengan spesimen

darah serta jaringan. Sebagai permulaan terapi, pasien diberikan terapi empirik

berdasarkan Lipsky, et al. (2012). Setelah hasil dari uji kultur dan sensitivitas

tersedia, maka dokter akan memberikan antibiotika yang sesuai dengan hasil

kultur tersebut. Terapi antibiotika ini disebut sebagai terapi antibiotika definitif.

Berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas dalam terapi definitif antibiotika

yang diberikan kepada pasien ulkus kaki diabetika diperoleh 9 pasien

mendapatkan antibiotika yang sensitif, 4 pasien mendapatkan antibiotika bersifat

intermediate, dan 2 pasien mendapatkan antibiotika yang telah resisten. Dua

pasien yang mendapatkan antibiotika bersifat resisten tersebut ditemukan 2

bakteri yaitu Klebsiella rhinoscleromatis yang resisten terhadap amikasin sulfat

dan seftazidim, serta Enterobacter aerogenes yang resisten terhadap

siprofloksasin. Hasil kultur dan sensitivitas setiap pasien dicantumkan pada

lampiran 4. Berikut akan dijelaskan hasil kultur dan sensitivitas kedua pasien yang

mengalami resistensi pada terapi definitif.

Pada pasien pertama terapi empiris yang diberikan adalah kombinasi

seftazidim dan metronidazol. Kedua antibiotika ini termasuk dalam terapi empirik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

31

pada ulkus kaki diabetika yang dikemukakan Lipsky, et al. (2012). Berdasarkan

uji kultur dan sensitivitas bakteri diperoleh Enterobacter aerogenes dan Klebsiella

oxytoca yang bersifat resisten terhadap siprofloksasin. Namun, penggunaan

siprofloksasin tetap diberikan. Pada pasien ini disarankan untuk tidak

menggunakan siprofloksasin kembali karena dapat memperpanjang proses

penyembuhan pasien tersebut. Penggunaan antibiotika imipenem dan

metronidazol seharusnya diberikan sebagai terapi karena imipenem sensitif

terhadap kedua bakteri. Metronidazol diberikan untuk mengatasi bakteri anaerob

yang kemungkinan menginfeksi pasien tersebut.

Pada pasien kedua terapi empiris yang diperoleh adalah seftazidim,

kotrimoksazol, dan metronidazol. Ketiga antibiotika ini termasuk dalam terapi

empirik pada ulkus kaki diabetika oleh Lipsky, et al. (2012). Terapi definitif yang

diberikan adalah kotrimoksazol, doripenem, metronidazol, amikasin sulfat,

seftazidim, imipenem, dan meropenem. Bakteri yang ditemukan dari uji kultur

dan sensitivitas adalah Klebsiella rhinoscleromatis yang bersifat resisten terhadap

amikasin sulfat dan seftazidim. Oleh karena itu penggunaan amikasin sulfat dan

seftazidim dihentikan. Antibiotika yang diberikan kepada pasien ketika pulang

yaitu kotrimoksazol dan metronidazol. Penggunaan kotrimoksazol sudah tepat

karena memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap bakteri tersebut. Selain itu,

metronidazol digunakan untuk mengatasi kemungkinan adanya bakteri anaerob

yang menginfeksi pasien.

Berdasarkan uji kultur dan sensitivitas, bakteri yang paling banyak

menginfeksi pasien ulkus kaki diabetika adalah Enterobacter aerogenes dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

32

Staphylococcus epidermidis yaitu sebesar 22,2%. Adapun bakteri gram negatif

yang ditemukan dalam uji ini adalah Enterobacter aerogenes, Proteus mirabilis,

Proteus vulgaris, Klebsiella oxytoca, dan Klebsiella rhinoscleromatis. Bakteri

gram positif yang ada yaitu Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus

aureus. Jumlah pasien yang ditemukan pada bakteri gram negatif (13 pasien) lebih

besar daripada gram positif (5 pasien). Hal ini tidak sesuai dengan Dipiro, et al.

(2008) yang menyebutkan bakteri gram positif lebih banyak ditemukan pada ulkus

kaki diabetika dibandingkan gram negatif. Bakteri gram negatif banyak ditemukan

pada daerah dengan iklim panas daripada gram positif (Lipsky, et al., 2012). Pada

bakteri gram negatif, bakteri yang paling banyak menginfeksi adalah Enterobacter

aerogenes sedangkan untuk bakteri gram positif adalah Staphylococcus

epidermidis. Distribusi pasien berdasarkan bakteri penginfeksi yang ditemukan

dari uji kultur disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan bakteri

penginfeksi yang ditemukan dari uji kultur di Rumah Sakit Panti Rapih

periode 2012

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00% 22,2%

16,7%

11,1%

16,7%

5,6%

22,2%

5,6%

jum

lah

pas

ien

bakteri penginfeksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

33

Dalam uji kultur dan sensitivitas yang dilakukan pada pasien diperoleh

hasil bahwa bakteri yang sama pada pasien yang berbeda memiliki tingkat

sensitivitas yang berbeda terhadap antibiotika yang sama. Bakteri yang didapatkan

pada penelitian ini adalah bakteri aerob. Bakteri anaerob tidak dapat ditemukan

karena adanya keterbatasan alat yang dimiliki rumah sakit tersebut. Bakteri gram

negatif aerob dapat tumbuh dengan subur pada infeksi. Bakteri ini dapat

menginfeksi aliran darah dengan cepat (Aulia, 2008).

Pada penelitian ini terapi definitif yang diberikan kepada sebagian besar

pasien telah sesuai dengan hasil kultur dan sensitivitas. Namun, masih ditemukan

1 pasien (6,3%) dalam terapi antibiotika definitif yang tetap menggunakan

antibiotika yang resisten, yaitu siprofloksasin. Hal ini mengakibatkan antibiotika

menjadi tidak sensitif untuk membasmi bakteri penginfeksi.

2. Gambaran ketidaktepatan pemberian antibiotika berdasarkan dosis pada

pasien ulkus kaki diabetika

Pada 56 pasien ulkus kaki diabetika terdapat 8 pasien (14,3%) yang

mendapatkan antibiotika dengan dosis yang tidak tepat berdasarkan Drug

Information Handbook (Lacy, et al., 2011). Tujuh pasien mendapatkan antibiotika

dengan dosis kurang dan 1 pasien mendapatkan antibiotika dosis berlebih.

Antibiotika dengan dosis kurang dalam penelitian ini adalah ampisilin sulbaktam

2x1,5 g, kotrimoksazol 2x1 tablet, dan meropenem 1x1 g sedangkan antibiotika

dengan dosis berlebih yaitu teikoplanin 3x0,4 g. Distribusi pasien ulkus kaki

diabetika berdasarkan dosis antibiotika yang digunakan dibandingkan dengan

Drug Information Handbook disajikan pada tabel VII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

34

Tabel VII. Distribusi pasien ulkus kaki diabetika berdasarkan dosis

antibiotika yang digunakan dibandingkan dengan Drug Information

Handbook (Lacy, et al., 2011)

Jenis Antibiotika Dosis Persentase

pasien (n = 56)

Keterangan Penggunaan Standar DIH 2011

Ampisilin

sulbaktam 2x1,5 g 1-2 g setiap 6 jam 5,4 Dosis

kurang Kotrimoksazol 2x1 tablet

sulfametoksazol

400 mg dan

trimetoprim 80

mg

1-2 tablet

sulfametoksazol 800

mg dan trimetoprim

160 mg setiap 12-24

jam

5,4 Dosis

kurang

Meropenem 1x1 g 1,5-6 g/hari 1,8 Dosis

kurang Teikoplanin 3x0,4 g Awal : 400 mg/hari

Pemeliharaan : 200

mg/hari

1,8 Dosis

berlebih

Pada penelitian ini teikoplanin 3x0,4 g digunakan pasien selama 1 hari

dan kemudian dihentikan. Berdasarkan uji laboratorium didapatkan hasil bahwa

nilai ureum, kreatinin, SGOT dan SGPT tinggi. Hal ini menunjukkan adanya

penurunan fungsi ginjal dan hati. Dalam penelitian Medsafe (2012), antibiotika

teikoplanin ditemukan pada pasien dengan penurunan fungsi hati. Oleh sebab itu

teikoplanin dimungkinkan dapat menginduksi gangguan pada hati. Penghentian

penggunaan teikoplanin ini sudah tepat karena pasien mengalami penurunan

fungsi hati dan ginjal. Keadaan pasien ketika pulang adalah meninggal.

Pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal perlu dilakukan

penyesuaian dosis antibiotika agar keberhasilan terapi dapat tercapai. Pasien

dengan penurunan fungsi hati ringan sampai sedang tidak diperlukan penyesuaian

dosis antibiotika sedangkan pasien dengan penurunan fungsi hati berat

memerlukan penyesuaian dosis (Sosialine, 2011). Kreatinin dan ureum merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

35

suatu senyawa yang dikeluarkan ginjal melalui air seni. Apabila di dalam

pengujian didapatkan hasil yang lebih tinggi daripada batas normal maka

menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal (Nabella, 2011). SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic

Transaminase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada hati. Enzim ini

dapat digunakan untuk mengukur gangguan pada hepar. Nilai SGPT dan SGOT

akan mengalami peningkatan apabila terdapat kerusakan pada hati (Bastiansyah,

2008).

Penggunaan meropenem 1x1 g dalam penelitian ini digunakan selama 12

hari dan kemudian dihentikan. Pada pasien tersebut didapatkan bakteri

Enterobacter aerogenes yang sensitif terhadap meropenem. Meropenem

seharusnya tidak dihentikan karena sensitif terhadap Enterobacter aerogenes.

Dosis yang kurang pada pemberian meropenem tersebut dimungkinkan adanya

penyesuaian dosis dari standar Drug Information Handbook untuk orang

Indonesia.

Berdasarkan Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011)

penggunaan kotrimoksazol 2x1 tablet termasuk dosis kurang karena kandungan

kotrimoksazol yang digunakan dalam pasien ini adalah sulfametoksazol 400 mg

dan trimetoprim 80 mg. Pada pasien pertama terdapat bakteri Klebsiella oxytoca

yang bersifat resisten terhadap kotrimoksazol. Dalam uji laboratorium didapatkan

hasil bahwa nilai ureum dan kreatininnya tinggi. Pasien ini juga mengalami DM

nefropati sehingga menandakan adanya gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu

diperlukan penentuan terapi yang tepat dari dokter karena pasien tersebut telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

36

mengalami penurunan fungsi ginjal dan tidak diperoleh antibiotika yang sensitif

terhadap bakteri Klebsiella oxytoca berdasarkan uji kultur dan sensitivitas bakteri

terhadap antibiotika.

Pada pasien kedua ditemukan bakteri Staphylococcus aureus yang

bersifat sensitif terhadap kotrimoksazol. Peningkatan dosis kotrimoksazol sesuai

Drug Information Handbook (Lacy, et al., 2011) sebaiknya dilakukan untuk

memaksimalkan terapi sehingga mempercepat penyembuhan penyakit.

Pasien ketiga berdasarkan uji kultur dan sensitivitas bakteri terhadap

antibiotika diperoleh bakteri Klebsiella rhinoscleromatis yang bersifat sensitif

terhadap kotrimoksazol. Peningkatan dosis kotrimoksazol menjadi 2x2 tablet

sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan terapi.

Dosis ampisilin sulbaktam berdasarkan Lacy, et al. (2011) adalah 1-2 g

ampisilin setiap 6 jam. Ampisilin sulbaktam 2x1,5 g termasuk dosis kurang yang

dilihat dari penggunaan dosis dalam satu hari. Pada pasien pertama tidak

dilakukan pengujian kultur bakteri sehingga tidak dapat diketahui bakteri yang

menginfeksi pasien tersebut. Ampisilin sulbaktam diberikan selama 4 hari.

Antibiotika tersebut kemudian dihentikan dan diganti dengan kombinasi sefiksim

dan metronidazol. Pada uji laboratorium didapatkan hasil bahwa nilai SGOT dan

SGPT tinggi sehingga menunjukkan kemungkinan gangguan fungsi hati.

Berdasarkan penelitian Medsafe (2012) ampisilin sulbaktam ditemukan pada

pasien dengan penurunan fungsi hati. Penghentian ampisilin sulbaktam ini sudah

tepat karena antibiotika tersebut kemungkinan menginduksi adanya gangguan

pada hati. Keadaan pasien saat pulang adalah membaik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

37

Pada pasien kedua ditemukan bakteri Enterobacter aerogenes namun

tidak diketahui sensitivitasnya terhadap ampisilin sulbaktam. Antibiotika ini

digunakan selama 8 hari. Keadaan pasien saat pulang adalah membaik. Dosis

ampisilin sulbaktam sebaiknya ditingkatkan seperti yang tertera dalam Lacy, et al.

(2011) untuk memaksimalkan terapi.

Pada pasien ketiga tidak dilakukan uji kultur dan sensitivitas bakteri

terhadap antibiotika sehingga tidak dapat diketahui bakteri yang menginfeksi

pasien. Ampisilin sulbaktam digunakan selama 4 hari. Dalam uji laboratorium

didapatkan hasil bahwa nilai SGPT tinggi yang menunjukkan kemungkinan

gangguan fungsi hati pada pasien tersebut. Berdasarkan penelitian Medsafe (2012)

ampisilin sulbaktam ditemukan pada pasien dengan penurunan fungsi hati.

Penggunaan ampisilin sulbaktam kemudian dihentikan dan diganti dengan

kombinasi siprofloksasin dan metronidazol. Keadaan pasien saat pulang yaitu

membaik.

Antibiotika netilmisin dan amikasin sulfat tidak dapat dievaluasi

dosisnya karena membutuhkan data berat badan pasien untuk menghitung dosis

berdasarkan Lacy, et al. (2011). Sementara itu dalam catatan medis tidak

dicantumkan berat badan pasien sehingga peneliti tidak dapat mengitung dosis

netilmisin dan amikasin sulfat yang sesuai pada pasien tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian mengenai pasien ulkus kaki

diabetika pada Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta periode 2012 adalah

sebagai berikut.

1. Pasien yang menderita ulkus kaki diabetika didapatkan perbandingan yang

sama antara wanita dan pria yaitu 50%. Kelompok usia yang paling tinggi

adalah 51-70 tahun sebesar 67,9%. Jumlah pasien tertinggi terdapat pada

kelompok diagnosis ulkus DM yaitu 89,3%.

2. Sub golongan antibiotika yang paling banyak digunakan pasien adalah

sefalosporin generasi III yaitu 35,8%. Jenis antibiotika tertinggi adalah

metronidazol dan seftazidim yaitu 17,6%. Durasi penggunaan antibiotika

tertinggi yaitu pada 4-7 hari sebesar 28,8%.

3. Ketidaktepatan antibiotika berdasarkan uji kultur dan sensitivitas bakteri

diperoleh 6,3% yang mendapatkan antibiotika bersifat resisten pada terapi

definitif. Antibiotika dengan dosis tidak tepat didapatkan 14,3% yang terdiri

dari 7 pasien dengan dosis kurang dan 1 pasien dengan dosis berlebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

39

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut

1. Bagi Rumah Sakit Panti Rapih diperlukan standar terapi untuk ulkus kaki

diabetika, khususnya antibiotika

2. Perlu dilakukan penelitian serupa yang lebih mendalam dengan

memperhitungkan berat badan pasien untuk menghasilkan dosis terapi yang

tepat bagi pasien tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

40

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, N. F., 2008, Pola Kuman Aerob dan Sensitifitas pada Gangren Diabetik,

Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan, pp. 22, 40

Bastiansyah, E., 2008, Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan, Penebar

Plus, Jakarta, pp. 53

Cahyono, J. B. S. B., 2007, Manajemen Ulkus Kaki Diabetik, Dexa Media Jurnal

Kedokteran dan Farmasi, No. 3, Vol. 20, pp. 104-105

Clayton, W., dan Elasy, T. A., 2009, Review of The Pathophysiology,

Classification, and Treatment of Foot Ulcers in Diabetic Patients, Clinical

Diabetes, Article, pp. 52

Decroli, E., Karimi, J., Manaf, A., dan Syahbuddin, S., 2008, Profil Ulkus

Diabetik pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.

M. Djamil Padang, Artikel Penelitian, No. 1, Vol. 58, pp. 3-4

Dipiro, J.T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey, L.

M., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7th

ed., The

McGraw-Hill Companies, Inc., China

Djuanda, A., Azwar, A., Ismael, H. S., Almatsier, M., Setiabudi, R., Firmansyah,

R., dkk., (Eds.), 2011, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 11, PT.

Medidata Indonesia, Jakarta

Dorland, W. A. Newman, 2010, Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31, EGC,

Jakarta

Drlica, K., dan Perlin, D. S., 2011, Antibiotic Resistance : Understanding and

Responding to an Emerging Crisis, FT Press, USA, pp. 1

Hastuti, R. T., 2008, Faktor-Faktor Risiko Ulkus Diabetika pada Penderita

Diabetes Mellitus (Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta), Tesis,

Universitas Diponegoro, Semarang, pp. 11, 12, 41, 43

Imron, M., 2010, Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, CV Sagung Seto,

Jakarta, pp. 107

Kahuripan, A., Andrajati, R., dan Syafridani, T., 2009, Analisis Pemberian

Antibiotik Berdasarkan Hasil Uji Sensitivitas terhadap Pencapaian Clinical

Outcome Pasien Infeksi Ulkus Diabetik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Lampung, Majalah Ilmu Kefarmasian, No. 2, Vol. VI, pp. 75-76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

41

Karuniawati, A., 2012, Penanganan Kaki Diabetik secara Komprehensif, Medika-

Jurnal Kedokteran Indonesia, Vol. XXXVIII, No. 5, pp. 452

Lacy, C. F., Amstrong, L. L., Goldman, N. P., dan Lance, L. L., 2011, Drug

Information Handbook, 20th Ed., Lexi-Comp Inc., Canada

Lestari, W., Almahdy, A., Zubir, N., dan Darwin, D., 2011, Studi Penggunaan

Antibiotik Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan Kriteria Gyysens di Bangsal

Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang, Laporan Penelitian,

Fakultas Farmasi Pascasarjana Universitas Andalas, Padang, pp. 5.

Lipsky, B. A., et al., 2012, Infectious Diseases Society of America Clinical

Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot

Infections, Oxford University Press, Amerika

Maidina, T. S., Djallalluddin, dan Yasmina, A., 2013, Hubungan Kadar HbA1C

dengan Kejadian Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD Ulin

Banjarmasin April-September 2012, Jurnal Berkala Kedokteran, Vol. 9, No.

2, pp. 213-214

Medsafe, 2012, Antibiotics and Liver Injury - Be Suspicious!,

http://www.medsafe.govt.nz/profs/PUArticles/AntibioticsSept2012.htm,

diakses 31 Mei 2014

Michigan State University, 2011, Pharmacology Module,

http://amrls.cvm.msu.edu/pharmacology/antimicrobials/tools/module-pdf-

files/pharmacology, diakses 29 Mei 2014

Muliawan, S. Y., 2009, Bakteri Anaerob yang Erat Kaitannya dengan Problem di

Klinik : Diagnosis dan Penatalaksanaan, EGC, Jakarta, pp. 13-15

Nabella, H., 2011, Hubungan Asupan Protein dengan kadar ureum dan kreatinin

pada Bodybuilder, Artikel Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang,

pp. 6

Nurholipah, 2013, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Luka Diabetik

dengan Tindakan Pencegahan Luka pada Pasien Diabetes Mellitus di

Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, Skripsi, Universitas Esa

Unggul, Jakarta, pp. 4-5

Sosialine, E., 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Sosialine, E., 2011, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

42

Stajich, G. V., dan Blakey, S. A., 2000, Bone and Joint Infections, in Herfindal, E.

T. Dan Gourley, D. R., (Eds.), Textbook of Therapeutics Drug and Disease

Management, Seventh (7th) Ed., Chapter 74, Lippincott Williams &

Wilkins, USA, pp. 1521-1522

Susanti, A. A., 2007, Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan

Komplikasi Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli-Desember 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Windarti, B. W. S., 2007, Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Ulkus

Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta

Zieve, D., Eltz, D. R., dan Slon, S., (Eds.), 2012, Pressure ulcer,

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007071.htm, diakses 22

Mei 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

43

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

44

Lampiran 1. Lembar kerja pengambilan data

No. RM : Nama :

Jenis Kelamin : Umur :

Tgl. Masuk Tgl. Keluar Lama perawatan Keluhan Diagnosis masuk Diagnosis keluar Komplikasi Analisis obyektif : Suhu : Tekanan darah : Nadi : Lekosit : - Eosinofil : - Basofil : - Neutrofil : - Limfosit : GDP : GDS : Hb A1c : Sedimen urin : - Lekosit : - Bakteri : - Jamur : Lain – lain :

Keadaan pasien saat pulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

45

Lampiran 2. Tabel pengambilan data uji kultur dan sensitivitas

Tgl Masuk Tgl Keluar / jadi Bahan Jenis kuman Hasil pembiakan hasil

Amikasin Amoksisilin Ampisilin Sefepim Sefoperazon Sefoperazon sulbaktam Sefotaksim Sefpirom Seftazidim Seftriakson Sefuroksim Kloramfenikol Siprofloksasin Klindamisin Kotrimoksazol Doripenem Eritromisin Fosfomisin Gentamisin Imipenem Levofloksasin Linezolid Meropenem Netilmisin Piperasilin tazobaktam Streptomisin Teikoplanin Tigesiklin

antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

46

Lampiran 3. Tabel terapi obat yang diterima pasien

Terapi Obat

No Nama obat Jenis /

golongan

Dosis dan frekuensi

pemberian Standar DIH (2011)

Rute

pemberian

Durasi

pemberian

Tgl. pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

47

Lampiran 4. Hasil uji kultur dan sensitivitas pada pasien ulkus kaki diabetika dengan spesimen pus di Rumah Sakit Panti Rapih

periode 2012

No Pasien Bakteri Antibiotika Sesuai /

tidak Keterangan

Empiris Definitif

1. Ny. E.

0008xx

Enterobacter

aerogenes

Sefotaksim Imipenem (S) Sesuai

Netilmisin Metronidazol

Meropenem

Siprofloksasin

2. Ny. N

1514xx

Staphylococcus

epidermidis

Siprofloksasin Kotrimoksazol (S) Sesuai

3. Ny. P

4395xx

Proteus mirabilis Seftazidim Seftriakson (S) Sesuai

Siprofloksasin Metronidazol

Klindamisin

Metronidazol

4. Bp. M

6832xx

Klebsiella

oxytoca

Seftazidim Metronidazol Penggunaan imipenem & metronidazol seharusnya

diberikan karena imipenem sensitif terhadap kedua

bakteri.

Penggunaan siprofloksasin seharusnya dihentikan

karena resisten terhadap Klebsiella oxytoca dan

Enterobacter aerogenes

Metronidazol Moksifloksasin HCl

Meropenem (I) Sesuai

Enterobacter

aerogenes

Metronidazol Siprofloksasin (R) Tidak

Moksifloksasin HCl

Meropenem

5. Bp. H

6840xx

Staphylococcus

epidermidis

Seftazidim - Sesuai

6. Bp. P

7086xx

Staphylococcus

epidermidis

Amikasin sulfat Moksifloksasin HCl Penggunaan meropenem sebaiknya masih

diteruskan.

Amoksisilin

Klindamisin

Meropenem

Metronidazol

7. Ny. J

7788xx

Enterobacter

aerogenes

Ampisilin Siprofloksasin (S) Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

48

Lampiran 4. Lanjutan

No Pasien Bakteri Antibiotika Sesuai /

tidak Keterangan

Empiris Definitif

8. Bp. N

7802xx

Staphylococcus

aureus

Seftriakson Kotrimoksazol (S) Sesuai

9. Bp. S

1551xx

Staphylococcus

epidermidis

Seftriakson Siprofloksasin (I) Sesuai Penggunaan seftriakson sebaiknya tetap diberikan

kepada pasien pada waktu pulang karena sifatnya

yang lebih sensitif daripada siprofloksasin.

10. Bp. S

7181xx

Klebsiella

rhinoscleromatis

Seftazidim Seftazidim (R) Tidak Kotrimoksazol sebaiknya diteruskan karena sensitif

pada Klebsiella rhinoscleromatis.

Antibiotika yang terakhir digunakan adalah

metronidazol dan imipenem.

Kotrimoksazol Kotrimoksazol (S) Sesuai

Metronidazol Metronidazol

Doripenem (S) Sesuai

Amikasin sulfat (R) Tidak

Imipenem (S) Sesuai

Meropenem (I) Sesuai

11. Ny. S

8136xx

Klebsiella

oxytoca

Imipenem Klindamisin

Metronidazol Imipenem (S) Sesuai

Metronidazol

12. Bp. B

7389xx

Proteus vulgaris Seftriakson - Sesuai

Metronidazol -

13. Ny. C

8200xx

Proteus vulgaris Sefpirom sulfat Imipenem (S) Sesuai

Seftazidim Klindamisin

Klindamisin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

49

Lampiran 4. Lanjutan

No Pasien Bakteri Antibiotika Sesuai /

tidak Keterangan

Empiris Definitif

14. Bp. S

0146xx

Rawat inap I

Enterobacter

aerogenes

Seftazidim - Kombinasi seftazidim dan metronidazol dihentikan,

pasien pulang. Saran terapi definitif = imipenem

karena sensitif terhadap Enterobacter aerogenes Metronidazol -

Rawat inap II Proteus mirabilis Seftazidim Piperasilin tazobaktam

(S)

Amikasin sulfat (I)

15. Ny. T

1519xx

Klebsiella

oxytoca

Amoksisilin - Antibiotika yang dianjurkan = netilmisin /

gentamisin karena intermediate terhadap Klebsiella

oxytoca

Seftriakson

Siprofloksasin

Kotrimoksazol

16. Ny. T

7893xx

Proteus mirabilis Seftazidim Sefiksim Saran = imipenem, meropenem karena sensitif

terhadap Proteus mirabilis Metronidazol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

50

Lampiran 5. Surat perijinan penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · spesimen pus didapatkan bakteri yang paling banyak menginfeksi pasien adalah Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus epidermidis

51

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika

pada Pasien Ulkus Kaki Diabetika di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2012”

memiliki nama lengkap Giovanna Martina Andarini.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari

pasangan Antonius Johanes Wahyu Buliyanto dan

Yosephine Rustiati. Penulis lahir di Semarang pada

tanggal 10 Maret 1992. Pendidikan formal yang ditempuh

penulis adalah di TK St. Theresia Ungaran (1996-1998),

SD Mardi Rahayu Ungaran (1998-2004), SMP PL

Domenico Savio Semarang (2004-2007), dan SMA N 4

Semarang (2007-2010). Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa

di bangku kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi seperti

sebagai volunteer dalam Kampanye Informasi Obat 2010 “Health by herbal,

herbal for healthy” (24 Oktober 2010), peserta Kampanye Informasi Obat

“Herbal medicine” (14 Mei 2011) yang diselenggarakan Universitas Islam

Indonesia, volunteer pada acara “Hari Anti Tembakau” (5 Juni 2011), dan peserta

seminar nasional “Pemberdayaan Pasien Dalam Self Management Diabetes

Melitus untuk Meningkatkan Kualitas Hidup” (10 Desember 2011). Selain itu

penulis juga pernah menjadi anggota divisi pengabdian masyarakat ISMAFARSI

Komisariat Sanata Dharma (18 Februari 2011-17 Februari 2012), dan sekretaris

“Pharmacy Days 2012” (28-29 September 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI