PRODUKSI AUDIO VISUAL- KOMANG TRI EDI WARDANA-1315057013_2.pdf

28
PRODUKSI AUDIO VISUAL OLEH : I KOMANG TRI EDI WARDANA 1315057013 9 F JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Transcript of PRODUKSI AUDIO VISUAL- KOMANG TRI EDI WARDANA-1315057013_2.pdf

  • PRODUKSI AUDIO VISUAL

    OLEH :

    I KOMANG TRI EDI WARDANA

    1315057013

    9F

    JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2014

  • 1. DESKRIPSI PRODUKSI / PRODUCTION

    Video production adalah usaha produksi di bidang multimedia yang khusus menangani

    kebutuhan pemrosesan video. Macamnya banyak sekali, dapat dalam bentuk transfer video,

    editing video, dokumentasi even, company profile, pembuatan film atau iklan pendek dan

    lain sebagainya. Usaha ini masih dekat dengan bentuk usaha production house (PH) atau

    rumah produksi yang lebih professional dalam menghasilkan produk-produknya. Juga

    hampir sama dengan editing video yang jauh lebih simple, karena editing video itu cukup

    mengedit video saja. Usaha video production ini dapat dikatan berada ditengah-tengah

    antara usaha editing video dan PH. Karena dalam video production tidak cukup mengedit

    video saja, tapi juga melakukan pengambilan gambar atau shooting. Bahkan jika mampu,

    sekaligus membuat script atau naskah skenario suatu film, iklan, lalu menyutradarai

    pengambilan gambarnya. Melihat kondisi kerja yang demikian, dapat jadi jika personel-

    personel yang dimiliki telah mumpuni dan professional. Usaha video production ini dapat

    berkembang dan menjelma menjadi PH yang besar dengan jumlah karyawan yang banyak.

    2. SHOOTING / PENGAMBILAN GAMBAR

    Shot adalah bagian dari adegan. Seperti halnya kata-kata yang diajarkan, diurutkan satu

    sesudah yang lain, belum tentu membentuk satu kalimat, begitu juga sambungan gambar-

    gambar menjadi satu rangkaian tertentu belum dengan sendirinya berkata sesuatu. Bila

    hubungan gambar yang satu dengan yang lain itu memang dimaksudkan untuk menceritakan

    sesuatu haruslah ada unsur-unsur yang menunjukkannya. Unsur-unsur itu dapat dicari dalam

    komposisi gambar-gambar itu sendiri, misalnya: obyek yang bergerak dalam frame, dalam

    dialog yang diteruskan, atau dalam hubungan penonton dengan obyek-obyek dalam ceritera

    itu sebagai akibat dari letak kamera atau lensa khusus yang dipergunakan. Segala cara untuk

  • menghubungkan gambar-gambar dalam satuan tertentu (editing) sehingga bisa

    menyampaikan arti tertentu kepada penonton biasanya dipakai secara bergantian dan

    dicampur-campur. Karena susunan gambar-gambar menjadi satu shot diatur menurut aturan

    tertentu itu, penonton yang melihatnya akan bisa mengartikannya. Penonton akan mampu

    membaca dan menafsirkan apa yang mau diungkapkan oleh kalimat tertentu itu.

    Teknik-teknik dalam pengambilan gambar :

    a) Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)

    Bird eye view : Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu

    sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda

    lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya

    menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.

    High Angle : Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar

    seperti ini memeiliki arti yang dramatik yaitu kecil/kerdil.

    Low Angle : Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut pengambilan gambar

    ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut

    pandang ini adalah keagungan atau kejayaan.

    Eye Level : Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata

    objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada

    hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

    Frog Level : Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan

    tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

    b) Frame Sixe

    Extreem Close-up (ECU) : Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya

    menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan

    suatu objek.

    Big Close-up (BCU) : Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu

    objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.

  • Close-up : Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher.

    Fungsinya untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.

    Medium Close-up (MCU) : Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala

    hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton

    jelas.

    Mid Shoot (MS) : Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang.

    Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas

    Knee Shoot (KS) : Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya

    hampir sama dengan Mid Shot.

    Full Shoot (FS) : Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki.

    Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

    Long Shoot (LS) : Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot.

    Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.

    Extreem Long Shoot (ELS) : Pengambilan gambar melebihi Long Shoot,

    menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa

    objek tersebut bagian dari lingkungannya.

    1 Shoot : Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan

    seseorang/benda dalam frame.

    2 Shoot : pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan

    dua orang yang sedang berkomunikasi.

    3 shoot : pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan

    tiga orang sedang mengobrol.

    Group Shoot : Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya

    memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.

    c) Moving camera

    Zooming (In/Out) : Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat

    maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan

    oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.

  • Panning (Left/Right) : Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera

    bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya

    yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.

    Tilting (Up/Down) : Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih

    menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat

    memuaskan dan stabil.

    Dolly (In/Out) : Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir

    sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod

    yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya

    mundur.

    Follow : Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam

    bergerak searah.

    Framing (In/Out) : Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk

    memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.

    Fading (In/Out) : Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila

    gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan

    jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru

    disebut fade out.

    Crane Shoot. : Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin

    beroda dan Bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun

    menjauhi objek.

    Gerakan objek (moving object) :

    a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke

    kiri / kanan.

    b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out)

    kamera.

    3. AUDIO PRODUCTION

    Produksi audio merupakan produksi untuk pembuatan program audio yang dirancang untuk

    diperdengarkan kepada pendengar. Program radio ini direkam dan biasanya disimpan di alat

  • penyimpan berupa kaset atau CD. Selain itu program radio ini bisa disiarkan secara langsung

    dengan gelombang, kegiatan produksi audio ini biasanya dilakukan oleh stasiun radio. Elemen-

    elemen yang digunakan dalam media audio yaitu kata, musik dan efek suara. Dalam produksinya

    program dalam audio dibagi dalam program radio dan musik rekaman. Jenis-jenis produksi audio

    bisa dijabarkan sebagai berikut:

    a. Program Radio

    Radio merupakan media auditif, yang hanya bisa dinikmati dengan alat pendengaran.

    Penyampaian gagasan, ide dan pesan radio melalui gelombang elektromaknetik yang berupa

    sinyal-sinyal audio. Berdasarkan jenisnya, konten dalam program radio dibagi menjadi:

    Program hiburan

    Informasi yang disajikan dalam program ini bersifat untuk menghibur para pendengar

    radio. Isi program di dalamnya termasuk musik, humor, drama, kuis dan lain-lain. Pada

    umumnya program hiburan ini menjadi program utama radio-radio di Indonesia.

    Program berita

    Program berita yang disajikan dalam program radio bersifat memberikan informasi

    kepada pendengarnya. Informasi yang disajikan dalam program berita radio yaitu current

    affair, feature dan entertainment. Curent affair meliputi berita-beritastraight-news di

    yang sedang aktual dan faktual, informasi ini disajikan dengan bahasa yang langsung

    tanpa ada alur cerita di dalamnya. Feature berisi tentang sisi lain dari berita yang sedang

    hangat diperbincangkan di masyarakat. Gaya bahasanya berbeda dengan straight-news,

    karena feature menggunakan alur cerita dalam memberitakan informasinya. Berita

    entertainment berisi tentang berita yang menghibur dan ringan untuk diperdengarkan.

    Berita ini meliputi lifestyle dan tokoh-tokoh selebritis di dunia hiburan.

    Program campuran

    Program campuran berisi tentang materi-materi yang mendukung acara siaran radio

    sehingga menjadikan kemasan sebuah radio menjadi lebih menarik. Materi-materi

    tersebut yaitu iklan, radio exposure, station ids dan opening atau closing dari program-

    program siaran radio. Iklan dalam radio bisa berupa spot iklan ataupun ad-lib. Iklan ad-

    lib merupakan iklan yang hanya disampaikan oleh penyiar radio, sedangkan spot iklan

    merupakan iklan yang diproduksi dengan kemasan yang menarik sehingga bisa menjadi

    menarik untuk pendengarnya. Radio exposure merupakan promo dari program-program

  • acara dari sebuah radio. Station ids yaitu identitas dari radio tersebut seperti tagline,

    moto atau sejenisnya. Station ids ini akan dikemas ke dalam produksi audio sehingga

    menjadi menarik untuk didengarkan oleh para pendengarnya. Opening dan closing tune

    digunakan sebagai pembuka dan penutup acara radio. Opening dan closing ini pembuatan

    produksinya disesuaikan dengan program radionya.

    b. Music recording

    Music recording merupakan sebuah proses produksi untuk merekam musik.

    Pelaksanaannya biasanya dilakukan oleh studio rekaman baik yang bersekala kecil sampai

    perusahaan major label. Produksi musik ini di dalamnya melibatkan proses kreatifitas untuk

    menentukan instrumen dan aransemen musiknya. Music recordingini biasanya dilakukan

    oleh para musisi untuk merekam lagunya sebagai bahan pembuatan album musiknya ataupun

    single untuk promo band mereka. Selain digunakan oleh para musisi, music recordingjuga

    dilakukan di dalam bagian produksi film untuk mengisi scoring music dalam film tersebut.

    Secara sederhana proses produksi audio-visual terbagi atas 3 tahap yakni (1) pra produksi

    (pre production), (2) produksi (production), (3) pasca produksi (post production)

    Fasilitas Penunjang Produksi Media Audio-visual

  • Karya audio visual adalah karya kreatif. Kreativitas merupakan kunci kualitas.

    Termasuk dalam krativitas di sini adalah kreativitas menggunakan alat. Prinsip

    mengutamakan kreativitas ini perlu ditekankan di awal karena pada praktiknya sulit

    menentukan batas ideal peralatan yang diperlukan untuk sebuah produksi audio visual. Mulai

    dari nilai nominal jutaan hingga milyaran rupiah. Beberapa film yang dibuat secara

    independen (istilah untuk produksi yang tidak melibatkan modal besar) ternyata sukses sangat

    gemilang. Sebaliknya, banyak film yang dibuat dengan peralatan mahal dan sangat lengkap,

    justru tidak menghasilkan karya yang memuaskan. Sebagai permulaan dapat diperkirakan

    kebutuhan peralatan yang cukup lengkap dengan harga yang variatif (tergantung merk),

    menyesuaikan dengan anggaran.

  • 4. WORKING ON CAMERA

    4.1 Bagian-bagian kamera

    Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi, nama ini diambil dari camera

    obscura, yang merupakan bahasa Latin yang berarti "ruang gelap". Camera Obscura

    merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film (seluloid) untuk menangkap

    gambar atau bayangan.

    Kamera video pada pertama dibuat oleh John Logie Baird, yang menggunakan cakra

    elektromekanikal berupa Nipkow Disk. Projek eksperimentasi kamera video ini dijalankan

    oleh pihak BBC pada tahun 1930an. Sistem Baird ini digunakan hingga tahun 1940an.

    Selepas itu, bentuk kamera video telah beralih ke jenis elektronik sepenuhnya dengan

    menggunakan Cathode Ray Tube. Penggagas kamera video jenis ini adalah Vladimir

    Zworykin pemilik Iconoscope dan Philo T. Farnsworth pemilik Image Dissector. Sehingga

    tahun-tahun 1980an, teknologi kamera maju dan mula menggunakan Solid-State Image

    Sensors, antaranya adalah CCD dan seterusnya berkembang menjadi CMOS Active Pixel

    Sensors, penemuan ini telah menyelesaikan masalah yang biasa didapati jika menggunakan

    teknologi Tube seperti Image Burn-In. perkembangan teknologi baru juga membuat

    penggunaan kamera digital yang lebih praktis.

    Gambar 1. CCD yang dikembangkan khusus untuk penggambaran ultraviolet dalam

    sebuah kemasan sambungan kawat.

  • Pada dasarnya setiap camera yang kita gunakan terdiri dari 3 bagian yaitu; Lensa, Body Camera,

    VCR (video camera recorder):

    4.1.1 LENSA

    Lensa pada kamera berfungsi sebagai sebuah mata bagi kamera, hal yang paling utama

    dalam menentukan apa dan bagaimana kamera akan melihat subjek dan seberapa baik

    pandangan yang ditransmisikan ke chip sensor kamera. Lensa mempunyai fungsi

    menangkap obyek secara optik yang menghasilkan gambar dan di teruskan ke permukaan

    tabung kamera (natinya oleh tabung camera diubah lagi dari optik ke elektrik). Lensa

    terkadang amat mahal yang harganya bahkan dapat mengalahkan body kamera dan perlatan

    pendukung lainnya. Hal tersebut amatlah wajar, karena pengembangan fotografi lebih

    banyak didedikasikan untuk mengembangkan teknologi lensa yang semakin baik.

    Jenis lensa di bedakan menurut Focal Length yakni panjang jarak antara pusat optik lensa

    atau dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus (sensor kamera). Focal

    Length biasanya diukur dalam satuan milimeter. Jenis lensa juga disebutkan dalam nilai f-

    stop yaitu seperti F 1.4, F 2.0, F 5.6 dan lain-lain.

    Berdasarkan pemahaman tersebut di atas jenis-jenis lensa dapat diklasifikasikan menjadi

    subkelompok seperti lensa prime, lensa makro, lensa wide angle, Lensa normal, Lensa tele,

    dan lensa zoom:

    a. Lensa Prime

    Lensa prime merupakan lensa yang memiliki panjang fokus lensa yang tetap. Seperti

  • lensa 50mm F1.4 misalnya, lensa 35mm F2.8 dan sebagainya. Karena panjang fokus

    yang tetap, maka tidak akan bisa melakukan zooming, dan terpaksa harus mendekat atau

    menjauhi objek bila ingin menyesuaikan frame. Keuntungan dari lensa prime adalah

    kedalaman fokus yang lebih tajam dan lebih cepat serta mendapatkan latar bokeh atau

    blur yang sangat halus.

    b. Lensa makro.

    Lensa Marco adalah lensa yang digunakan untuk melakukan pengambilan gambar objek

    yang sangat dekat (kurang dari 15 cm dari objek), terkadang lensa makro dapat

    mengambil objek dalam jarak 0 mm. Lensa ini sangat baik digunakan untuk merekam

    benda-benda kecil, seperti capung, serangga, buah yang kecil-kecil, terkadang digunakan

    untuk extreme close up pada objek seperti aster, uang, binatang-binatang kecil seperti

    semut, telur ulat atau produk-produk advertising. Penggunaan lensa makro akan

    membangun gambar yang sangat detail dan mendramatisir. Lensa macro berbeda dengan

    lensa biasanya, di dalamnya ditambah beberapa jenis lensa sehingga kita bisa merekam

    gambar dari jarak sangat dekat dengan perbandingan antara subyek dengan yang

    ditangkap oleh lensa bisa mencapai 1:1.

    c. Lensa Wide-Angle.

    Merupakan lensa yang memiliki focal length atau panjang fokus pendek. Focal length

    yang pendek ini akan menghasilkan efek visual mendorong objek menjauh dari Anda

    dan membuatnya terlihat lebih kecil. Keunggulan lensa wide-angle adalah Anda dapat

    relatif dekat dengan objek saat pengambilan gambar, dan tetap mendapatkan latar

    belakang horizontal yang sangat lebar. Lensa wide-angle kadang juga disebut lensa fish

    eye.

    Kelemahan lensa wide-angle yaitu adanya konvergensi (memberikan efek distorsi atau

    melengkung) yang membuat struktur vertikal muncul atau berkumpul ke arah tengah

    frame. Akan tetapi kelemahan ini terkadang dijadikan kelebihan oleh beberapa

    sinematografer untuk menunjukan efek visual yang berbeda pada gambar. Contoh lensa

    wide-angle adalah 15mm, 17mm, 24mm dan 28mm.

    d. Lensa Normal.

    Lensa normal merupakan lensa yang mencoba untuk meniru bagaimana mata manusia

    melihat dan merupakan lensa yang paling serbaguna. Lensa ini biasa di sebut lensa

  • standart karena gambar yang di hasilkan bersifat biasa dan datar tidak ada distorsi atau

    melengkung.

    e. Lensa Tele.

    Lensa tele memiliki focal length yang panjang (secara fisik pun lensa tersebut akan

    sangat panjang), jika menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat. Keuntungan

    menggunakan lensa ini kita dapat mengambil gambar dari jarak jauh dengan focal length

    panjang akan membawa objek lebih dekat dan meningkatkan ukuran objek dalam frame,

    ruang tajam sempit sehingga obyek terlihat lebih jelas. Kerugiannya yakni goyangan

    sangat terasa pada hasil rekaman. Contoh lensa tele antara lain 100mm, 250mm, 300mm,

    800mm.

    f. Lensa Vario/Zoom.

    Lensa jenis ini merupakan penggabungan dari lensa sudut lebar sampai ke lensa tele.

    Lensa zoom merupakan lensa yang paling istimewa karena bisa sangat fleksibel. Jadi kita

    tidak perlu lagi mengganti lensa, cukup satu lensa sudah mencakup semua jenis lensa.

    Jenis lensa bervariasi dalam panjang fokus interval, biasanya cukup jauh, misal 18-

    55mm, 24-70mm, atau 18-200mm, bahkan 70-300mm. Fleksibilitas yang ditawarkan

    juga seperti wide-angle, tele, dan wide-angle ke telefoto. Dengan lensa zoom, kita dapat

    menggunakannya dalam segala situasi. Ukuran focal length pada lensa zoom biasanya

    selalu diikuti oleh interval nilai f-stop, contohnya adalah 24mm 300mm f3.5-F5.6, yang

    berarti f-stop terendah pada kisaran 24mm dapat menghadirkan f-stop hingga f3.4 dan

    ketika zoom untuk 300mm f-stop terendah yang dapat dihadirkan hanya f5.6. Namun ada

    sebagian lensa yang dapat menghadirkan f-stop tetap pada seluruh rentang lensa,

    misalnya 18-55mm f2.8, yang berarti f-stop dapat tetap konstan dalam zoom in terjauh

    dan zoom out terdekat. Pada umumnya kamera video sudah dilengkapi dengan lensa

    zoom.

  • Gambar 2. Lensa Zoom wide-angle to normal 18-55 mm

    dan Lensa Zoom normal to tele 55 250 mm.

    4.2 Fokus

    Focus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus

    apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD

    jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor kamera.

    Titik Fokus adalah titik dimana ketajaman utama diletakkan, dimana pada kamera

    ditetapkan pada titik-titik yang ada pada view finder (lubang intip) atau pada LCD (live

    view) di era kamera digital sekarang.

    Posisi titik fokus bisa di tentukan dengan memindahkan posisi titik focus yang ada pada

    kamera. Pemindahan titik focus dapat dilihat dengan aktifnya titik merah pada kotak

    kotak pilihan titik focus. (lihat gambar)

  • Jumlah titik fokus pada tiap kamera berbeda-beda. Umumnya pada kamera dengan

    teknologi yang lebih maju, jumlah titik fokus akan lebih banyak.Dengan memindahkan

    titik fokus, kita akan dapat menentukan bagian mana pada foto yang menjadi titik utama,

    dimana pada bagian tersebut akan lebih tajam dari yang lainnya.

    Pada gambar diatas, dapat dilihat yang menjadi titik fokus adalah wajah sang model.

    Dimana pada hasil fotonya nanti, bagian yang paling tajam adalah wajah dari sang model.

    Selain dengan memindahkan titik fokus pada kamera, ada juga cara menentukan titik

    fokus tanpa memindahkan titik fokus pada kamera.

  • 4.3 Zoom Lens

    Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik,

    dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang (telephoto) ke sudut lebar

    (wide angle).

    i. Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up

    ii. Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.

    iii. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:

    iv. Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa

    v. Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga

    terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera

    4.4 White Balance

    White balance merupakan sebuah fungsi yang ada dalam sebuah kamera untuk

    menentukan warna putih yang sesungguhnya dari obyek yang diambil sehingga warna

    keseluran akan tampak natural. Jika kamera sudah tahu warna putih yang benar, maka

    kamera tersebut akan dapat menentukan warna yang lain dengan benar karena warna

    yang lain juga berpedoman pada warna putih.

  • Pada kebanyakan kamera fungsi white balance ini dapat dilakukan dengan otomatis (auto

    white balance) atau bisa juga menggunakan preset (pengaturan) pabrik dan juga bisa

    dilakukan secara manual. Jika white balance salah, maka gambar yang dihasilkan akan

    salah pula, misalnya gambar akan cenderung oranye, kebiru-biruan atau yang lainnya.

    Beberapa fiur white balance pada kamera, antara lain :

    Auto kamera akan menebak temperatur warna berdasar program yang ditanam dari

    sononya oleh pembuat kamera. Anda bisa menggunakannya pada kebanyakan situasi,

    namun tidak disetiap situasi (misal: memotret saat sunset/sunrise)

    Tungsten disimbolkan dengan ikon bohlam. Karena itu cocok digunakan saat anda

    memotret di ruangan dengan sumber cahaya bohlam.

    Fluorescent disimbolkan dengan ikon lampu neon, gunakan saat memotret di

    ruangan dengan pencahayaan lampu neon.

    Daylight biasanya dengan simbol matahari, gunakan saat berada di bawah sinar

    matahari

    Cloudy disimbolkan dengan awan, gunakan saat memotret di cuaca mendung

  • Flash simbolnya kilat, jika anda menggunakan lampu flash (strobe) gunakan preset

    ini.

    Shade biasanya simbolnya rumah atau pohon, gunakan saat memotret dalam rumah

    (siang hari) atau anda berada di daerah bayangan bukan sinar matahri langsung.

    4.5 Exposure

    Exsposure secara sederhana dapat diartikan sebagai pencahayaan pada kamera. Untuk

    mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang

    (over exposure). Ada tiga hal pokok yang berkaitan dengan Exsposure pada camera yakni

    yang pertama

    Aperture (Diafragma) atau juga sering disebut Iris,

    yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa

    dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris

    seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk.

    Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera,

    sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga

    sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-

    stop: f/1.4 f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar

    nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat

    dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera. Yang kedua adalah gain

    Gain

    Gain yang berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya,

    yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih

  • under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital. Gain

    pada seri kamera DSLR cinematography disebut sebagai ISO (international standard

    organisation). Jika kita menaikan Gain atau ISO konsekuensinya membuat gambar

    menjadi agak coral atau Grain (pecah, gambar bergerimis seperti pasir). Dan yang

    ketiga adalah Deph of Field

    Deph of Field

    Secara definisi Depth of Field (DOF) adalah rentang jarak yang dimiliki subjek foto

    untuk menghasilkan variasi ketajaman/fokus pada foto yang dihasilkan. Secara

    harfiah, arti Depth of Field berarti kedalaman ruang. Hasil DOF bervariasi tergantung

    pada jenis kamera dan aperture dan jarak fokus. Depth of Field (DOF) lebar berarti

    sebagian besar dari dari obyek yang terdekat kamera sampai obyek terjauh akan

    memiliki ketajaman yang merata. Cara untuk mendapatkan DOF lebar akan

    menggunakan setingan aperture bukaan kecil/angka besar. Dengan menggunakan

    aperture angka besar atau disebut bukaan kecil misal F8, akan mendapatkan hasil

    yang lebih luas area ketajaman fotonya dari pada menggunakan setingan aperture

    F3.5. Semakin kecil aperture, semakin luas jarak fokus atau area ketajaman foto

    Anda.

    Sedangkan Depth of Field (DOF) yang sempit berarti hanya bagian titik tertentu saja

    yang memiliki area ketajaman, sementara obyek sisanya akan blur/ tidak fokus. Cara

    untuk mendapatkan DOF sempit gunakan setingan Aperture bukaan besar (angka

    kecil). Misalkan menggunakan F1.8 maka akan mendapatkan sedikit saja area

    ketajaman foto yang dihasilkan. Semakin besar aperture, semakin sedikit area tajam

    foto.

  • Gambar pengggunaan Depth of Field

    4.6 Composition/ Komposisi gambar

    o Headroom

    ruang antara bagian atas kepala subjek dan bagian atas dari tepian frame. Ini

    mungkin sebagaian orang menjadi masalah sepele, tetapi ini penting untuk

    mendapatkan jarak yang tepat foto portrait.

    o Leading line / looking room (arah pandang)

    Leading line adalah garisan dalam gambar yang membawa mata ke satu titik lain

    di dalam gambar.Pagar, jambatan, jalan, tangan semua boleh dijadikan sebagai

    leading line untuk memandu mata.

    Contoh contoh leading line:

  • o Fitting the frame

    o Dividing the image into thirds (rule of thirds)

    Komposisi rules of thirds adalah salah satu prinsip komposisi fotografi yang

    paling dikenal dan paling populer bagi mayoritas penggemar potret

    o Camera Angles (low angle, high angle dan lain-lain)

    sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

    Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan

    perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada adegan yang sedang

    kita tayangkan.

    o 180 Degree Rule

    Untuk mengelakkan visual yang tidak mempunyai kesinambungan atau

    continuity pergerakan subjek, maka bayangkan satu garisan yang menunjukkan

    pergerakan subjek. Shot yang bagus akan sentiasa diambil dari sebelah garisan

    sahaja. Jika gerakan dari kanan ke kiri screen maka setiap shot mestilah dari

    kanan ke kiri. Jika hendak mengubah ke sebelah garisan maka masukkan satu

    neutral shot dimana masukkan shot subjek dari hadapan atau belakang.

    o Shooting size (CU, ECU, MCU, FS, LS, ELS, OS)

    Besar kecilnya subjek dalam sebuah frame dan masing-masing ukuran shot akan

    memiliki makna yang berbeda-beda ketika diimplementasikan pada pengambilan

    sebuah gambar atau shoting.

    Camera Movement (follow, crane up, crane down, tilt up, tilt down, pan right, pan left)

    Camera Movement adalah pergerakan camera yang dilakukan untuk dapat mengambil

    gambar dari sudut yang diinginkan . Pergerakan kamera dapat dibagi sebagai berikut :

    a. Follow

    adalah gerakan kamera yang dilakukan dengan mengikuti object bergerak. Berbeda

    dengan panning, follow through dilakukan dengan cara kamera ikut bergerak searah

    dengan object.

  • b. Crane Up

    Merupakan pergerakan camera ke atas dengan menggunakan crane.

    c. Crane Down

    Merupakan pergerakan camera ke bottom dengan menggunakan crane.

    d. Tilt Up

    Gerakan kamera dari bawah ke atas, pada poros tripod.Ini seperti halnya kita melihat

    orang dari kaki sampai rambut.

    e. Tilt Down

    Gerakan kamera dari atas ke bawah, pada poros tripod seperti halnya kita melihat

    orang dari rambut sampai kaki.

    f. Pan Right

    Gerakan kamera dari kiri ke kanan, pada poros tripod, seperti halnya menoleh dari kiri

    ke kanan..

    g. Pan Left

    Gerakan kamera dari kanan ke kiri, pada poros tripod, seperti halnya menoleh dari kanan ke

    kiri.

    ANTICIPATING EDITING

    1. Continuity

    Continuity adalah suatu keadaan di mana terdapat kesinambungan antara gambar satu

    dengan gambar sebelumnya. Sedangkan fungsi dari continuity adalah untuk

    menghindari adanya jumping (adegan yang terasa meloncat), baik itu pada gambar

    atau audio.

    2. Membuat shoot size yang berbeda tipe pada setiap scene. (kombinasi antara LS,

    FS, MS, CU, ECU)

    Shot size/type of shot atau ukuran shot adalah besar kecilnya subjek dalam

    sebuah frame.Type of shot itu terdiri atas :

    ECU : Extreme Close Up (detail shot)

    VCU : Very Close Up (shot wajah) dari atas kepala sampai dagu

    BCU : Big Close Up (tight CU, full kepala), wajah memenuhi layar

  • CU : Close Up, dari keapala sampai pundak

    MCU : Medium Close Up,

    Knee, 3/4Shot :

    MLS : Medium Long Shot

    LS : Long Shot

    ELS : Extra Long Shot (extereme LS, XLS)

    Masing-masing ukuran shot di atas akan memiliki makna yang berbeda-beda ketika

    diimplementasikan pada pengambilan sebuah gambar/shooting.

    1. BCU

    atau

    BCS

    Big Close Up atau Big Close

    Shoot. Pengambilan gambar ini

    dilakukan dengan hanya

    memperlihatkan beberapa

    bagian dari wajah seperti dari

    dahi sampai dagu atau hanya

    memperlihatkan beberapa

    bagian dari benda.

    2. CU atau

    CS

    Close Up atau Close Shoot

    memperlihatkan keseluruhan

    wajah seseorang atau bagian

    benda dari jarak dekat.

  • 3. ECU

    Extreme Close Up merupakan

    pengambilan gambar dengan

    memperlihatkan bagian yang

    sangat detil, misal bibir pada

    manusia, mata pada manusia

    atau angka dari sebuah jam.

    4. MCU

    atau

    MCS

    Medium Close Up atau

    Medium Close Shoot

    merupakan pengambilan

    gambar yang memperlihatkan

    kepala dan bahu sampai dada

    bagian atas atau hampir

    keseluruhan benda.

    Pengambilan gambar ini biasa

    disebut juga dengan Chest Shot.

    5. MS

    Medium Shoot merupakan

    pengambilan gambar yang

    memperlihatkan kepala sampai

    pinggang, keseluruhan sebuah

    benda atau sebagian besar

    bangunan.

  • 6. MLS

    Medium Long Shoot

    merupakan pengambilan

    gambar yang memperlihatkan

    bagian kepala sampai lutut

    seseorang atau sebagian besar

    dari sebuah bangunan.

    7. LS

    atau

    WA

    atau

    WS

    Long Shoot atau Wide Angle

    atau Wide Shoot merupakan

    pengambilan gambar yang

    memperlihatkan keseluruhan

    tubuh dari manusia dengan

    background yang masih cukup

    luas. Bisa juga memperlihatkan

    keseluruhan dari sebuah

    bangunan.

    8. VWS

    atau

    VWA

    Very Wide Shot atau Very

    Wide Angle merupakan

    pengambilan yang biasanya

    untuk mengambil gambar

    sebuah pemandangan yang

    sangat luas.

  • 9. EL

    Eye level merupakan

    pengambilan gambar yang

    sejajar dengan mata manusia.

    10. HA

    Height Shot biasa juga disebut

    dengan Bird Eye yang

    merupakan pengambilan

    gambar dari tempat yang lebih

    tinggi dari pada objek.

    Sehingga memperlihatkan

    objek menjadi lebih kecil.

    11. LA

    Low Angle biasa juga disebut

    dengan Frog Eye merupakan

    pengambilan gambar dari arah

    bawah. Sehingga bisa

    memperlihatkan Objek menjadi

    lebih besar

    Long Shots, secara umum penggunaan shot jauh ini akan dilakukan jika :

    Untuk mengikuti area yang lebar atau ketika adegan berjalan cepat

  • Ketika subjek

    Untuk menunjukkan dimana adegan berada/menujukkan tempat

    Untuk menujukkan progres

    Untuk menjukkan bagaimana posisi subjek memiliki hubungan dengan yang lain

    Medium Shots, type shot seperti ini yang paling umum kita jumpai dalam film

    maupun televisi. Jenis shot ini adalah paling aman, karena tidak ada penekanan khusus

    seperti halnya pada Long Shots dan Close Shots. Semua adegan bisa ditampilkan

    dengan netral di sini.

    Close Shots, televisi adalah media close up. Awalnya premis ini karena berkaitan

    dengan hal teknis. Pertama, acara dengan media televisi harus ditampilkan secara close

    up karena ukuran televisi yang kecil jika dibandingkan dengan layar di bioskop. Ke

    dua, berbeda juga dengan bisokop, acara televisi ditonton sambil lalu, akan lebih

    cocok menampilkan gambar-gambar dengan close shot/padat.

    3. Memperhatikan eye line (garis pandang mata) terutama shoot dialog (CU)

    4. Memberi jeda (run in/ run out) saat akan memulai shoot/ merekam adegan

    5. Extra editing material (Selalu shoot cutaway untuk editing. Misalnya shoot

    keseluruhan suasana general scene, persekitaran, reaksi lawan dialog, dan

    lainnya

    6. Membuat master soot (establish shoot)

    7. Memanfaatkan filter, baik filter lighting , maupun filter lensa. (filter : ND filter

    Neutral Density Filters, UV filter, polarize filter )

    Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain:

    - 3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber

    cahaya yang dominant kuning (tungsten).

    - 5600 K + ND (neutral density), digunakan untuk out door yang mempunyai

    sumber cahaya matahari terik (top light).

    - 5300 K, digunakan untuk out door dan in door dengan sumber cahaya dominant

    putih atau cahaya kebiruan (daylight).

    - 5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali,

    seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://tipsfotografi.net/memahami-definisi-depth-of-field-atau-dof.html

    https://ayosinaumultimedia.wordpress.com/2014/07/19/hubungan-aperture-dan-

    depth-of-field/

    http://www.academia.edu/7905763/PROSES_PRODUKSI_AUDIO

    http://tips-mempercepat-komputerku.blogspot.com/2008/08/produksi-media-audio-

    visual.html

    http://books.google.co.id/books?id=GXTcQacLhEoC&pg=PR5&lpg=PR5&dq=peng

    ertian+video+production&source=bl&ots=YHl-

    p0F8Jv&sig=97YWANyiSCy2_v4huxHEiHMELGY&hl=id&sa=X&ei=YPVQVJr0

    AqfKmAXElIHgBw&redir_esc=y#v=onepage&q=production&f=false