Print Konsep Model Kesehatan Jiwa

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru. 1

description

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Transcript of Print Konsep Model Kesehatan Jiwa

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangProfesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.

1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 Tujuan UmumSetelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami konseptual keperawatan jiwa (Model Interpersonal).1.2.2 Tujuan KhususSetelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang :1. Model Psikoanalisa2. Model Interpersonal3. Sosial Model4. Eksistensi Model5. Supportive Therapy6. Medical

1.3 ManfaatUntuk mengetahui konsep keperawatan jiwa yang terdiri dari Model Interpersonal.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi Konsep Model Kesehatan JiwaModel adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma (Christensen.2009, hal 12). Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah (Christensen, 2009, hal 29).Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian (Christensen, 2009, hal 26).Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Konsep keperawatan terus dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktik keperawatan (Christensen, 2009, hal 29). Tujuan dari model konseptual keperawatan (Christensen, 2009, hal 33) :1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku paien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses Association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebaai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya (Stuart, 2007, hal. 2 ).

1. Model Interpersonal (Sullivan, peplau)Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan. Sebagai tambahan Hildegard Peplau mengembangkan teori interpersonal perawatan. Pandangan interpersonal terhadap penyimpangan perilaku, teori interpersonal meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal. Sullivan menekankan besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa individu.Kecemasan pertama yang sungguh-sungguh dialami sewaktu bayi pada saat merasakan kecemasan ibu. Selanjutnya kecemasan dihubungkan dengan penolakan/tidak direstui oleh orang-orang yang dekat/penting bagi individu. Jika anak hanya menerima stimulus penolakan atau kecemasan atau kritik, maka anak akan mengembangkan sistem diri yang negatif.

Menurut Sullivan: individu memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada dirinya. Ada 2 dorongan yang dimiliki pada individu:a. Dorongan untuk kepuasanBerhubungan dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu.b. Dorongan untuk keamananBerhubungan dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok tertentuProses terapinya yaitu mengoreksi pengalaman interpersonal dengan mengalami hubungan yang sehat dengan terapis, klien akan belajar berhubungan interpersonal yang memuaskan dengan re-edukasi dan mengembangkan hubungan saling percaya.

2.3 Penjelasan teori Peplau interpersonal jiwaTeori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986 Marriner-Tomey, 1994).Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa miuncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan teraupetik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien, keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chin dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai sumber daya manusia, narasumber, konseler atau konsultan, dan wali atau wakil bagian klien. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan m,asalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang btersedia. Sebagai contoh, ketika klien mencari pertolongan, langkah pertama perawat dan klien membahas pokok masalah dan perawat menjelaskan fasilitas yang ada. Dengan perkembangannya hubungan antara perawat dan klien, perawat dank lien bersama-sama mendifinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan atau dorongan pertumbuhan melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990).Ketika kebutuhan dasar telah di atasi kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut: orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chin dan Jacobs, 1995).Model dan konsep teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawa-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.

2.4 Permasalahan Yang Mengakibatkan Gangguan InterpersonalAnsietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologi individu. Teori dan gagasan peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual peplau (Marriner-Tomey, 1994). Dalam permasalahan interpersonal, seorang individu akan menampakkan perilaku, di antaranya individu merasa terasing, merasakan kecemasan yang berlebihan, senang menyendiri dan enggan untuk membicarakan permasalahan yang di alaminya.2.5 Terapi InterpersonalKontribusi Peplau dalam bidang keperawatan khususnya keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul Interpersonal Relations In Nursing. Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan Custodial Care, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat teraupetik.Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendifinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori dan gagasan peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.Peplau mengembangkan modelnya dengan memerinci konseptual dari proses antar-personal- disinilah letak fase hubungan perawat-klien (nurse-patien relationship). Keempat fase tersebut saling berkaitan. Disetiap fase diperlukan peran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan klien. Fase antara lain:1. Fase orientasiFase ini, perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yang belum saling mengenal. Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk menentukan adanya masalah, dimana perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dan klien dalam memberi atau menerima pertolongan. Selain itu fase ini juga dipengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun perawat. Akhir dari fase ini adalah perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi adanya maslah serta menumbuhkan adanya rasa saling percaya sehingga keduanya siap melangkah ke fase berikutnya.

2. Fase identifikasiPada fase ini klien memberikan respon atau mengidentifikasi personal;an yang ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respon setiap klien berbeda satu sama lain. Disini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang meorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif serta member kepuasan yang perlukan.Fase identifikasi peran perawat apakah sudah melakukan atau tindakan sebagai fasilitator yang memfasilitaskan ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asihan keperawatan.Selama fase identifikasi klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya dengan mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa. Upaya ini menumbuhakn sikap positif pada diri klien guna melaju ke fase selanjutnya. Jadi, fase identifikasi merupakan fase penentu bantuan apa yang diperlukan oleh klien. Fase ini, perawat juga memberi beberapa alternatif untuk mengatasi masalah klien. 3. Fase eksploitasiPada fase ini, perawat membaeri layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien. Disini, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses interpersonal. Selama fase ekploitasi klien mengambil secara penuh nilai yang di tawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.Prinsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi atau menggali, memahami keadaan klien dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali dan mengungkapakan, perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.Fase eksploitasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien.Pada fase ini perawat juga dituntut untuk menguasai keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fase eksplorasi merupakan fase pemberian bantuan pada klien sebagai langkah pemecahan masalah. Jika fase ini berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir, yaitu fase resolusi.4. Fase resolusi atau terminasiPada fase resolusi, tujaun bersama antara perawat dan klien sudah sampai tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin. Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua belah pihak sebab disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang belum terselesaikan pada masing-masing fase. Indicator keberhasilan untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih berpengalaman. Dalam hubungan perawat-klien, ada enam peran perawat yang harus dilakukan. Peran tersebut berbeda pada setiap fasenya.ke enam peran tersebut adalah orang asing (rol all the stranger), peran sebagai nara sumber (role of resource person), peran sebgai pengajar ( teaching role), sebagai kepemimpinan ( leadership role ), peran sebagai wali ( surriogate role ), dan peran sebagai penasehat ( conselling role). Role off streanger merupakan peran awal dalam hubungan perawat-klien. Disini, kedua belah pihak merupkan orang asing bagi pihak lain. Sebagai orang asing, perawat harus memperlakukan pasien secara sopan, tidak boleh memberi penilaian sepihak, menerima klien apa adanya, serta memeperlakukan klien dengan penuh perasaan. Dalam perannya sebagai narasumber (role of resource person), perawat memeberi jaawaban yang spesifik dari setiap pertanyaan klien, terutama mengenai informasi kesehatan. Selain itu, perawat juga mengiterpresentasikan kepeda klien rencana keperwatan dan rencana medis untuk hal tersebut. Teaching role merupkan kombinasi dari seluruh peran dalam menggunakan informasi. Teaching role menurut peplau terdiri dari dua kategori yaitu intruksional, eksperimental. Penyuluhan intruksional adalah pemberian informasi secara luas dan merupkan bentuk yang dipakai dalam literaratur pendidikan. Penyuluhan eksperimental adalah penyuluhan dengan menggunakan pengalaman dalam pengembangan pengajaran.Leadership role merupkan peran yang berkaitan dengan kepemimpinan, terutama mengenai proses demokratis dalam asuhan keperawatan. Peran pembantu klien dalam mengejarkan tugas-tugasnya melalui hubungan yang sifatnya kooperatif dan melibatkan partisipasi aktif klien. Dalam surrogate role, klien menganggap perawat sebagai walinya. Oleh sebab itu, sikap perawat dan prilakunya harus menciptakan perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya. Fungsi perawat disini adalah pembimbing klien mengenali dirinya sendiri dengan sosok yang ia bayangkan lalu membantunya melibat perbedaan antara dirinya dan sosok yang ia bayangkan tersebut. Fase resolusi dimana perawat berusaha untuk secara bertahan klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepeda tenaga kesehatan dan dan menggunakan kemampuan yang dimiliki agar mampu menjalankan secara sendiri.Peplau mempercayai bahwa conselling role memiliki peranan yang besar dalam keperawatan psiatrik. Dalam hubungan perawat-klien peran ini sangat penting sebab tujuan teknik hubungan antar-personal adalah pembantu klien mengingat dan memahami sepenuhnya peristiwa yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian, satu pengalaman dapat diintegrasikan dengan pengalaman lainya dalam hidupnya, bukan justru dipisahkan.

2.6 Terapi penyelesain masalah kejiwaan interpersonalAda beberapa proses terapi menurut konsep teori ini diantara nya adalah: 1. Felling security Felling security yaitu, terapi yang berupa membangun rasa aman pada klien, perawat sebisa mungkin terapi ini membuat klien merasa aman, sebagai contoh perawat mengatakna bahwa klien berada ditempat yang aman dan tenang tidak ada yang akan menyakitinya seperti apa yang ada dipikirannya2. Trusting relationship and interpersonal satisfaction Trusting relationship and interpersonal satisfaction yaitu terapi yang menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dengan bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

2.7 Peran Perawat Dalam Melakukan TerapiPeran perawat dalam terapi1. Share anxietas (berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain).2. Therapist use emphatic and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apaapa yang dirasakan orang klien)3. Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan3.2 SaranDemikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang Konsep Model Kesehatan Jiwa. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKAHidayat. 2004. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika: JakartaKeliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC. Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental keperawatan. Volume 1. EGC: JakartaStuart, Gail W. 2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

15