Seminar Jiwa Sukses Print Siang

59
BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima panca indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba, pengecap dan penghidu (Stuart & Laria, 2005). Halusinasi adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon pada realitas, klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, klien tidak mampu memberi respon secara akurat sehingga tampak berlaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan (Keliat, 2006) Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang menimbulkannya atau tidak ada obyek (Sunardi, 2005). Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003). Halusinasi sebagai “hallucinations are defined as false sensory impressions or experiences” yaitu halusinasi sebagai bayangan palsu atau pengalaman indera. (Sundeen's, 2004). Kesimpulannya bahwa halusinasi adalah persepsi klien 5

description

halusinasi

Transcript of Seminar Jiwa Sukses Print Siang

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima panca indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba, pengecap dan penghidu (Stuart & Laria, 2005). Halusinasi adalah ketidakmampuan klien menilai dan merespon pada realitas, klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, klien tidak mampu memberi respon secara akurat sehingga tampak berlaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan (Keliat, 2006)

Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang menimbulkannya atau tidak ada obyek (Sunardi, 2005). Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).Halusinasi sebagai hallucinations are defined as false sensory impressions or experiences yaitu halusinasi sebagai bayangan palsu atau pengalaman indera. (Sundeen's, 2004). Kesimpulannyabahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata.Menurut (Menurut Stuart, 2007), jenis halusinasi antara lain :1) Halusinasi pendengaran (auditorik) Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

2) Halusinasi penglihatan (Visual) Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.3) Halusinasi penghidung (olfactory)Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.4) Halusinasi peraba (tactile)Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.5) Halusinasi pengecap (gustatory)Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.6) Halusinasi sinestetikKarakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.7) Halusinasi KinestheticMerasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.B. Etiologi

a. Faktor PrediposisiMenurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:

1. BiologisAbnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian berikut:

a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.

b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

2. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

3. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.b. Faktor PresipitasiSecara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:

1. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.

2. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

3. Sumber koping

Sumber koping dapat berupa respon adaptif atau maladaptive

.C. Manifestasi Klinis

Pasien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sering didapatkan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan). Berikut ini merupakan gejala klinis berdasarkan halusinasi (Budi Anna Keliat, 1999) :

a. Tahap 1: halusinasi bersifat tidak menyenangkan, Gejala klinis :

1) Menyeriangai/tertawa tidak sesuai

2) Menggerakkan bibir tanpa bicara

3) Gerakan mata cepat

4) Bicara lambat

5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkanb. Tahap 2: halusinasi bersifat menjijikkan, Gejala klinis :

1) Cemas

2) Konsentrasi menurun

3) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata

c. Tahap 3: halusinasi bersifat mengendalikan, Gejala klinis :

1) Cenderung mengikuti halusinasi

2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain

3) Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah

4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).

d. Tahap 4: halusinasi bersifat menaklukkan, Gejala klinis :

1) Pasien mengikuti halusinasi

2) Tidak mampu mengendalikan diri

3) Tidak mamapu mengikuti perintah nyata

4) Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.D. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

(Efek)Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran(Core Problem)Isolasi Sosial: Menarik Diri

(Sebab)Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

(Sebab)E. Penatalaksanaan1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik2. Melaksanakan program terapi dokter3. Menggali permasalahan klien dan membantu mengatasi masalah yang ada4. Memberi aktivitas pada klien 5. Melibatkan keluarga dan peugas lain dalam proses perawatanFarmakologis :

1. Antipsikotika. Chlorpromazineb. Haloperidolc. Stelazined. Closapinee. Risperidone2. Antiparkinsena. Trihexypenidileb. ArthanF. Asuhan Keperawatan

a. Masalah keperawatan

1. Resiko mencederai diri dan oranglain

DO :

Perilaku hiperaktif, agresif, dan destruktif

Mudah tersinggung, jengkel, marah

Sikap bermusuhan

Menolak makan

DS :

Klien mengatakan benci dan kesal pada diri seseorang

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal

2. Perilaku persepsi sensori : Halusinasi

Data :

Bicara, senyum/ tertawa sendiri

Menarik diri dan menghindari orang lain

Tidak dapat memusatkan perhatian

Curiga, bermusuhan, merusak diri, oranglain dan lingkungan

Ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung

3. Perubahan isolasi sosial : Menarik diri

Data :

Pola pikir autistik

Ekspresi wajah dungu/ datar

Perawatan diri kurang

Menyendiri dan tidak mau bergaul dengan orang lain

b. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri dan oranglain yang berhubungan dengan perubahan persepso sensori : halusinasi.2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri.c. Rencana Tindakan

Diagnosa : Resiko mencederai diri dan oranglain yang berhubungan dengan

perubahan persepsi sensori : halusinasi

1. Tujuan umum

Perilaku mencederai diri dan orang lain tidak terjadi

2. Tujuan khusus

a) Klien dapat membina hubungan salin percaya

Kriteria evaluasi :

Klien mau berjabat tangan

Klien mau membalas salam

Klien mau menyebutkan nama

Klien mau tersenyum

Klien ada kontak mata

Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Intervensi keperawatan1. Beri salam dan panggil nama klien

2. Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan

3. Jelakan maksud hubungan interaksi

4. Jelaskan kontrak yang akan dibuat

5. Berikan rasa aman, berikan sikap empati

6. Lakukan kontak singkat tetapi sering

7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

b) Klien dapat mengenal halusinasinya

Kriteria hasil :

Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi terjadinya halusinasi

Klien dapat mengungkapkan perasaannya terhadap halusinasinya

Bantu klien mengenal halusinasinya

Diskusikan dengan klien ( situasi yang ditimbulkan halusinasinya, waktu dan frekuensi )

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi.

c) Klien dapat mengontrol halusinasinya

Kriteria hasil :

Klien dapat menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya

Klien dapat menyebutkan cara baru

Klien dapat memilih cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasi

Intervensi keperawatan 1. Identifikasi Bersama Klien Cara Yang Dilakukan Jika Terjadi Halusinasi

2. Diskusikan Manfaat Cara Yang Digunakan Klien, Jika Bermanfaat Beri Pujian

3. Diskusikan Cara Baru Untuk Mengontrol Timbulnya Halusinasi

4. Bantu Klien Melatih Dan Memutus Halusinasi Secara Bertahap

5. Beri Kesempatan Untuk Melakukan Cara Yang Telah Dilatih, Evaluasi Hasildan Beri Pujian Jika Berhasil

6. Anjurkan Klien Dapat Mengikuti Tak

d) Klien mendapat dukungan keluarga mengontrol halusinasinya

Kriteria hasil :

Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan perawat

Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan tindakan untuk mengendalikan halusinasinya

Intervensi keperawatan1. Anjurkan Klien Untuk Memberi Tahu Keluarga Jika Sedang Mengalami Halusinasi

2. Diskusikan Dengan Keluarga Tentang Gejala Halusinasi, Cara Memutus Hausinasi, Cara Merawat Keluarga.

Diagnosa 2 : Perubahan persepsi sensori : halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri

1. Tujuan Umum : Tidak Terjadi Perubahan Persepsi Sensori

2. Tujuan khusus : a). Dapat membina hubungan saling percaya

kriteria hasil :

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, adanya kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Intervensi keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal Perkenalkan diri dengan sopan Dengarkan dengan empati, beri kesempatan percaya, jarang buru-buru, tunjukan bahwa perawat mengikuti pembicaraan

b). Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Kriteria hasil :

Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Intervensi keperawatan :

Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.

Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri tidakn mau bergaul.

Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab yang muncul.

c). Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria hasil :

Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.

Intervensi keperawatan

Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

Beri kesempatan klien mengngkapkan perasaannya tentang berhubungan dengan oranglain

Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya tentang keuntungan dan kerugian klien dengan orang lain.

d). Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

Kriteria hasil :

Klien dapat mendemontrasikan hubungan soasial secara bertahap.

K-P, K-P-P, K-P-P lain- K lain.

Intervensi keperawatan :

Kaji kemampuan klien tentang membina hubungan dwngan orang lain.

Dorong klien berhubungan dengan orang lain

Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.

Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat hubungan.

Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu luang.

e). Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

Kriteria hasil :

Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar.

Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan perawat jika terjadi keluhan.

Intervensi keperawatan :

Diskusikan dengan klien tentang obat.

Bantu klien dalam menggunakan oabt dengan prinsip 5 benar.

Anjurkan klien untuk membeicarakan efek samping obat yang dirasakan

Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat yang benar.H. Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Johnson, Barbara (Schoen). Adaptio and Growth Psychatric. Mental Heart Nursing 4th Edition. Lippincot. Rayen Publisher. Philaderpha.

Keliat, Budi Anna dll (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.

Stuart dan Sudden (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3: EGC: Jakarta.

BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA Tn. MDENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARANDI RUANG NAKULA RSJD SURAKARTAA. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Juli 2015 jam 08.30 WIB dibangsal Nakula RSJD Surakarta, data diperoleh dari wawancara pasien dan keluarga.

1. Identitas Klien

Nama

: Tn. M

Umur

: 51 tahun

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Status pernikahan

: Belum menikah

Pendidikan

: SMK

Pekerjaan

: Buruh

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Alamat

: SoloTanggal Masuk RS: 2 Juli 2015 jam 17.45

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama

: Tn.S

Umur

: 60 tahun

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: laki-laki

Pendidikan

: SMK

Pekerjaan

: Wiraswasta

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Alamat

: Solo

Hubungan dengan pasien: kakak kandung3. Keluhan utama

Pasien mengatakan mendengarkan suara-suara yang mengganggu.4. Alasan MasukSelama kurang lebih 2 hari di rumah klien tampak bingung, bicara dan tertawa sendiri, sulit untuk tidur dan kadang-kadang marah-marah. Kemudian keluarga klien membawa klien ke IGD RSJD Surakarta pada tanggal 2 Juli 2015 jam 17.45.5. Faktor Predisposisi

a. Klien mengatakan bahwa sebelum dirawat pada tanggal 2 Juli 2015 di RSJD Surakarta klien pernah mengalami gangguan jiwa pertama kali pada tahun 1995 dan dirawat di RSJD Surakarta sebanyak 5 kali dan terakhir dirawat pada tahun 2011.b. Klien mengatakan di rumah jarang minum obat karena klien berfikir bahwa dirinya sudah sembuh dan tidak mendengar suara-suara lagi.Klien mengatakan tidak pernah mengalami trauma baik penganiayaan fisik, penganiayaan seksual, penolakan maupun kekerasan dalam keluarga.c. Klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang memiliki gangguan jiwa maupun pernah dirawat di RSJ. Klien mengatakan tidak memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu.6. Faktor presipitasi

Klien mengatakan sebelum di bawa ke RS, klien tidak minum obat karena klien sudah tidak mendengar suara suara lagi dan klien beranggapan bahwa dirinya sudah sembuh.7. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital

TD: 120/80 mmHg

Nadi: 90x/menit

Suhu: 36,7 0C

RR: 20x/menit

b. Berat Badan: 60 kgTinggi Badan: 165 cmc. Klien tidak memiliki kelainan fisik

d. Head to toe

1) Kepala : kepala mesocepal, rambut hitam, pendek, bersih, tidak ada benjolan2) Mata: Kedua mata simetris, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.

3) Hidung: Tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.4) Mulut: Simetri, mukosa bibir lembab, gigi tampak bersih.

5) Leher: Simetris, tidak ada pembesran kelenjar tyroid.

6) Ekstermitas:

Atas kanan dan kiri simetris, bergerak aktif, tidak terdapat bekas luka.

Bawah kanan dan kiri simetris, bisa bergerak aktif, tidak ada cacat. 8. Psikososial

a. Genogram

Keterangan :

Laki laki

Perempuan meninggal

Laki laki meninggal

Pasien

Perempuan

Tinggal serumahPasien lahir dari seorang ibu yang menikah dengan ayahnya, memiliki saudara kandung 5 bersaudara. Pasien adalah anak ke 5 dari 5 bersaudara, kakak pertamanya berjenis kelamin perempuan , kakak yang kedua, ketiga , dan ke empat berjenis kelamin laki-laki. Sejak kecil pasien di asuh dan dibesarkan oleh kedua orangtuanya bersama saudara-saudaranya. Saat ini klien tinggal bersama kakaknya. Anggota keluarga klien tidak ada yang memiliki gangguan jiwa maupun pernah dirawat di RSJ. Dalam hal komunikasi, klien tidak memiliki gangguan. Dalam hal pengambilan keputusan dibantu oleh kakaknya.b. Konsep Diri

Gambaran Diri : Klien menyenangi semua bagian tubuh yang ada pada dirinya. Klien mengatakan bersyukur kepada Allah SWT karena diberikan badan yang sehat dan tidak ada cacat fisik.

Identitas diri : Klien adalah seorang laki-laki berusia 51 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Klien tidak puas dengan kondisinya saat ini yang belum menikah dan belum bekerja.

Peran diri: Klien merupakan anak kelima dari 5 bersaudara. Klien mengatakan bahwa dirinya belum bekerja dan sehari-hari kegiatannya hanya di rumah.

Ideal diri : Klien mengatakan bahwa dirinya bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil. Klien berharap setelah keluar dari rumah sakit jiwa nanti klien dapat bekerja. Klien memiliki harapan, dapat mempunyai istri yang solehah dan pekerjaan tetap. Klien juga berharap kondisinya segera membaik.c. Harga diri: Klien saat diajak komunikasi tampak bingung, saat klien diberi pertanyaan, jawaban klien singkat, kontak mata klien kurang. Saat komunikasi suara klien pelan.d. Hubungan sosial

Orang yang terdekat klien adalah kakaknya, karena kedua orang tua klien sudah meninggal dan klien saat ini hanya memiliki kakaknya. Sebelum dirawat di RSJD Surakarta, klien kadang-kadang mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan rumahnya. Klien mengatakan tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Klien dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan baik.e. Spiritual

Klien beragama Islam. Klien selalu menjalankan solat 5 waktu selama di RSJD Surakarta. Klien mengatakan saat suara-suara palsu muncul klien biasanya berzikir untuk mengusir halusinasinya itu.f. Status mental

Penampilan

Klien berpenampilan rapi dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak ada yang kurang. Tetapi klien tidak mau untuk di cukur rambut dan jenggotnya. Klien rutin berganti pakaian dan tertib memakai pakaian yang disediakan rumah sakit. Klien juga memotong kuku tangan dan kaki jika dirasa sudah panjang. Dalam hal mandi, klien harus dipaksa untuk mandi karena jika tidak dipaksa klien tidak mau mandi. Pembicaraan

Saat dikaji pembicaraan klien lambat dengan volume suara pelan atau kecil, tidak ada pembicaraan yang berpindah-pindah dari kalimat satu ke kalimat yg lain. Klien juga bisa menceritakan apa yg ditanyakan saat dikaji. Jika ditanya klien kadang-kadang menjawab lupa. Aktifitas Motorik

Klien tampak lesu dan lebih sering diam, kadang-kadang saat klien mendengarkan suara suara pasien akan berjongkok. Kontak mata kurang namun klien masih kooperatif saat diajak mengobrol. Klien berbicara seperlunya dan mengikuti kegiatan seperlunya yang ada di rumah sakit seperti senam pagi, mandi, makan, sholat. Ekspresi wajah klien tampak bingung. Alam perasaan

Kadang kadang saat halusinasi datang, klien tampak khawatir dan merasa gelisah. klien mengatakan terganggu dengan halusinasinya.klien tampak sering melamun. Klien merasa putus asa. Ketika ditanya, apa yang sedang ia pikirkan, klien mengatakan ia sedang memikirkan masa depannya.

Afek

Afek labil, klien kadang kadangnampak murung tetapi terkadang klien juga tertawa dan tersenyum sendiri Interaksi selama wawancara

Klien kooperatif saat diajak mengobrol namun kontak mata klien kurang Persepsi

Klien mengalami halusinasi pendengaran. Terakhir mendengar suara suara pada hari selasa, 7 juli 2015 klien mengatakan mendengar suara pelacur.Klien mengatakan tidak tahu apakah itu suara laki laki/perempuan. Halusinasi datang pada saat klien sendirian, halusinasi terjadi 4x sehari, dan berlangsung sekitar 5 menit, pada saat siang dan malam hari ketika halusinasi tersebut muncul klien langsung berdzikir. Pada hari senin, 6 juli 2015 halusinasi datang setelah klien melakukan senam pagi. Gejala yang tampak adalah klien jongkok dan bicara sendiri dengan nada suara yang pelan. Pada hari selasa, 7 juli 2015 klien membuang makanannya saat makan siang, klien mengatakan ia membuang makanannya tersebut karena ia mendengar suara yang menyuruhnya untuk membuang makanannya tersebut. Proses pikirKlien tidak mengalami gangguan proses pikir. Klien dapat menjawab pertanyaan sesuai pertanyaan yang diberikan dengan jelas, tanpa berbelit belit Isi Pikir

Klien tidak mengalami gangguan isi pikirseperti pikiran magis dan waham. Tingkat KesadaranKlien Nampak bingung ketika di wawancarai , kontak mata kurang, namun klien masih kooperatif saat di ajak bicara. Orientasi klien terhadap waktu , tempat, dan orang dalam rentang baik. MemoriKlien dapat mengingat kapan ia di lahirkan . klien mengatakan lahir pada tanggal 7 Agustus 1963. Klien ingat dimana asalnya yaitu ia berasal dari solo. Klien dapat mengingat jumlah saudara yang ia miliki yaitu satu saudara perempuan dan 3 saudara laki-laki. Klien dapat mengingat jam berapa biasanya ia melakukan senam pagi. Namun klien menjawab lupa saat ditanya tentang kronologi klien dirawat di RSJD Surakarta. Tingkat konsentrasi dan berhitungKetika di kaji klien sedang halusinasi sehingga klien tidak mampu konsentrasi. Klien tidak dapat menjelaskan kembali apa yang sedang di bicarakan . klien mampu berhitung dari angka 1 sampai 10 dan menghitung mundur 10 sampai 1. Kemampuan penilaian

Klien dapat mengambil keputusan yang sederhanan dengan bantuan orang lain seperti memeilih mana yang lebih dulu di lakukan seperti mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Klien memilih makan dulu kemudian mandi Daya tilik diriKlien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa. Klien masih merasa membutuhkan oranglain dan dukungan dari keluarga

g. Kebutuhan persiapan pulang

1) Makan

klien mengalami penurunan nafsu makan, kadang klienmau makan minum kadang tidak mau makan. Klien pernah membuang makanannya, klien mengatakan ia membuang makanannya karena ia meyakini dirinya sedang berpuasa. Klien harus di paksa untuk mau makan namun klien dapat makan sendiri. Klien mencuci alat makannya sendiri.

2) eliminasi

klien dapat pergi ke toilet dan BAB/BAK secara mandiri. Klien dapat menggunakan dan membersihkan toilet setelah di gunakan . klien dapat membersihkan diri dan merapikan pakaian setelah BAB/BAK.

3) kebersihan diri

klien mandi kadang-kadang 1x sehari, biasanya klien tidak mau mandi, klien mengatakan dengan berwudhu saja sudah cukup bersih. Klien tidak mau di cukur rambutnya dan jenggotnya. Klien kurang bersih namun tidak bau badan karena klien selalu mengganti bajunya.4) berhias/ berdandan

klien mampu mengambil , memilih dan mengenakan pakaian sendiri. Klien berpakaian cukup rapi dan sesuai dengan diri klien.

5) istirahat dan tidur

klien mengatakan bahwa dirinya susah tidur dan sering terbangun di malam hari. Klien mengatakan jarang tidur saat siang hari Klien mengatakan ia tidak tahu mengapa dirinya susah tidur.

6) penggunaan obat

sebelum di rawat di RSJD Surakarta, klien tidak meminum obat karena telah berpikiran bahwa dirinya sudah sembuh. Klien berhenti minum obat sekitar 1 bulan yang lalu. Pada hari senin, 6 juli 2015 klien sempat membuang obat yang di berikan . klien minum obat di awasi oleh perawat . klien minum obat risperidon dan CPZ 1x sehari dan THP 2 x sehari7) pemeliharaan kesehatan

klien akan minum obat di awasi oleh perawat . klien memiliki system pendukung untuk memotivasi dirinya untuk sembuh yaitu kakaknya

8) kegiatan di dalam rumah

selama di rumah klien biasanya bermain dengan keponakannya dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian , menyapu, merapikan tempat tidur, dll9) Kegiatan di luar rumah

Klien kadang-kadang mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan masyarakath. Mekanisme Koping

Klien cenderung memendam dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan tidak bercerita dengan orang lain dan menceritakan masalahnya pada Alloh SWT ketika sholati. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien kurang bergaul dengan perawat atau pasien yang lain. Klien mengatakan malas berkenalan dengan orang lain dan tidak mau memulai pembicaraan,namun saat diajak berkomunikasi klien tidak menghindar dan menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan dan jawabannya singkat.j. Pengetahuan

Klien tahu bahwa ia memiliki gangguan jiwa , tapi ia tidak tahu jenis gangguan jiwa yang ia alami klien tahu warna obat yang sering ia konsumsi . klien belum mengetahui cara mengontrol halusinasi.k. Aspek medis

Diagnosa medis : F.20.0

Terapi medis : Risperidon 2 x 2mg

Trihexilpenidil 2 x 2mgChlorpromazine 1 x 100mg

B. ANALISA DATA

NoTANGGALDATAMASALAH KEPERAWATANTTD

16 juli 215 08.30 WIBDS: .

Klien mengatakan mendengar suara suara buruk yang mengatakan pelacur. Biasanya klien berhalusinasi saat pasien sendirian, halusinasi terjadi 4x sehari dan berlangsung sekitar 5 menit pada siang dan malam hari. Ketika halusinasi itu muncul pasien berdzikir.DO:

Klien berbicara dan senyum sendiri

Klien mengalami halusinasi pendengaran Klien gelisah Afek yang ditunjukan pasien labil Isi pikir pasien adalah obsesi

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

26 juli 2015 08.30 WIBDS:

Klien mengatakan kadang kadang mengikuti kerja bakti di lingkungan masyarakat

Klien mengatakan belum mengenal teman satu ruang

DO:

Kontak mata kurang

Klien lebih banyak diam

Klien lebih suka menyendiri

Isolasi Sosial: Menarik Diri

36 juli 2015 08.30 WIBDS:

Klien mengatakan sering memikirkan masa depan nya

Klien mengatakan ingin mempunyai istri yang sholehah dan pekerjaan tetap.

Klien mengatakan putus asa karena belum mendapatkan pekerjaan Klien mengatakan merasa tidak berharga, dan minder karena tidak bisa bekerja

DO:

Kontak mata kurang

Nada suara rendah dan pelan

Klien lebih banyak menunduk

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

2. Isolasi Sosial: Menarik Diri

3. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

D. POHON MASALAHResiko Perilaku Kekerasan

(Efek)

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran(Core Problem)Isolasi Sosial: Menarik Diri

(Sebab)Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

(Sebab)E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NOHari/

TanggalDx.

KeperawatanTujuanKriteria HasilIntervensi

1Senin

6-7-15 08.30 WIBGangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

TUM:

Klien dapat mengontrol halusinasi

TUK 1:

Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2:

Klien dapat mempertahankan obat dengan baik

TUK 3:

Klien dapat mengenal halusinasinya

TUK 4:

Klien dapat mengontrol halusinasi nya

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x pertemuan, diharapkan klien menunjukan tanda tanda percaya pada perawat:

Ekspresi wajah bersahabat

Menunjukan rasa senang

Mau berjabat tangan

Mau menjawab salam

Mau duduk berhadapan dengan perawat

Ada kontak mata

Mau menyebut nama dan asalnya

Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x pertemuan, diharapkan klien mampu:

Klien dapat menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping Klien mampu mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar

Klien dapat menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsul ke dokter

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x pertemuan, diharapkan klien mampu:

Klien dapat menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi

Klien dapat mengatakan perasaan dan respon saat mangalami halusinasi

seperti:

Marah

Takut

Sedih

Senang

Cemas

Jengkel

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x pertemuan, diharapkan klien mampu:

Klien dapat mengendalikan halusinasi Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengontrol halusinasi Klien dapat memilih cara mengontrol halusinasi pendengaran

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan perinsip komunikasi terapeutik

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

Pekenalkan nama panggilan dan nama lengkap

Buat kontrak yang jelas

Tunjukan sikap yang jujur dengan menepati janji sekali interaksi

Tanyakan perasaan klien dan maslah yang dihadapi

Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian minum obat

Diskusikan tentang obat yang diminum dari nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping.

Awasi klien saat minum obat pagi, siang, dan malam hari atau sesuai terapi obat yang diberikan oleh dokter

Beri pujian jika klien menggunakan atau mengkonsumsi obat dengan benar dengan menggunakan kata bagus/luar biasa/pintar/hebat

Adakan kontak mata sering dan singkat secara bertahap

Observasi tingkah laku klien berkaitan dengan halusinasi pendengaran

Tanyakan apakah klien mendengar suara/bisikan yang tidak ada wujudnya

Jika klien menjawab iya, tanyakan apa yang klien dengar

Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut

Jika klien tidak sedang halusinasi, diskusikan isi, waktu, frekuensi, situasi yang dapat menimbulkan halusinasinya

Tanyakan pada klien apa yang ia rasakan jika suara suara buruk tersebut datang, apakah senang,sedih, marah, kecewa dll

Tanyakan pada klien kegiatan apa yang biasa klien lakukan untuk mengusir/ mengatasi suara-suara buruk tersebut.

Jelaskan pada klien dampak yang akan dialami bila ia mengikuti halusinasinya

Identifikasi bersama klien cara/ tindakan yang dilakukan bila terjadi halusinasi

Diskusikan cara untuk mengatasi halusinasi yang biasa dilakukan klien. Jika adaptif beri pujian, jika maladaptif diskusikan apa kerugiannya.

Diskusikan cara baru untuk mengontrol timbulnya halusinasi

Katakan pada diri klien sendiri bahwa sura tidak ada

Berikan ucapan untuk mengusir halusinasi(menghardik)

Menemui orang lain untuk menceritakan tentang halusinasi (mengobrol)

Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari-hari

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/JamDiagnosa Kep.ImplementasiEvaluasiTTD

Senin 6 juli 201508.40Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran

SP 1 (Menghardik)

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien3. Mengidenifikasi waktu halusinasi pasien4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi7. Mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi8. Menganjukan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian

S :

Klien mengatakan mendengar suara-suara buruk 4x sehari selama 5menit yang mengatakan kata pelacur. namun, tidak tahu suara tersebut perempuaan/laki-laki. Klien mengatakan mau diajari cara menghardik Klien mengatakan lupa cara menghardik halusinasiO :

Kontak mata kurang

Suara pelan dan tidak jelas

Klien berbicara dan senyum sendiri

Klien lebih banyak diam

Klien mempraktikkan cara menghardik dengan bantuan perawat

A : Klien mampu mempraktikkan cara mengontrol halusinasi dengan bantuan perawat

P :

Perawat : Evaluasi cara menghardik Ajarkan cara ke 2 minum obat

Klien : Anjurkan klien untuk mempraktikkan menghardik secara mandiri bila halusinasi muncul Menganjurkan untuk memasukan ke jadwal kegiatan harian

Selasa 7 juli 201509.00Gangguan perseps sensori i: halusinasi pendengaran

Sp 2 : minum obat secara teratur1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur

3. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian S :

Klien mengatakan suara-suara buruk masih muncul 4X sehari terjadi saat klien sendirian Pasien sudah melakukan cara menghardik dan memasukan kejadwal kegiatan harian Klien mengatakan paham tentang cara minum obat, manfaat , jenis, cara, dosis dan waktu minum obat..

O :

Klien menyebutkan warna obat yang biasa ia minum yaitu pink, putih, dan orange.

Klien bisa mempraktikan cara minum obat sesuai prinsip 5 benar Klien minum obat langsung didepan perawat.

Klien bersedia minum obat secara teratur.

A :

Klien mampu melakukan cara mengontrol halusinasi dengan minum obatP :

Perawat : evaluasi menghardik, minum obat.

Ajarkan cara ke 3 yaitu bercakap-cakap

Klien : anjurkan klien minum obat secara teratur dan mengontrol halusinasi secara mandiri.Anjurkan klien memasukan kejadwal kegiatan harian

Rabu 8 juli 2015

10.00Gangguan perseps sensori i: halusinasi pendengaran

Sp 3 : bercakap-cakap

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S :

Klien mengatakan perasaannya biasa-biasa saja dan masih mendengar suara-suara buruksebanyak 3 kali sehari Klien mengatakan dapat mengontrol hlausinasi dengan menghardik

Klien mengatakan minum obat secara teraturO :

Klien mempraktikkan cara mengahrdik secaramandiri Kontak mata kurang

Nada suara pelan dan lemah

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara minum obat dan bercakap cakapA : Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, minum obat, dan bercakap cakap

P :

Perawat : Evaluasi cara menghardik, minum obat dan bercakap-cakap dengan orang lainAjarkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal

Klien : Anjurkan klien untuk mempraktikkan cara menghardik dan bercakap-cakap bila suara-suara buruk itu datang. Ajarkan/ siapkan untuk Melakukan aktivitas terjadwal untuk pertemuan selanjutnya

Kamis 9 juli 2015Jam 10.30

Jumat 10 juli 2015

13.00 Gangguan perseps sensori i: halusinasi pendengaran

Sp 4 : melakukan aktivitas tejadwalGangguan halusinasi pendengaran

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasinya dengan melakukan kegiatan (Kegiatan yang biasa dilakukan pasien)

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian1. Menanyakan perasaan

2. Mengevaluasi cara mengontrol halusinasi (menghardik, minum obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan terjadwal)

3. Menganjurkan klien untuk melakukan control halusinasinya secara mandiriS :

Klien mengatakan halusinasi kadang masih muncul.

Klien mengatakan kadang-kadang mempraktikkan cara menghardik atau bercakap-cakap dengan orang lain jika suara-suara buruk datang.

Klien mengatakan sanggup melakukan aktivitas terjadwal.

Klien mengatakan senang melakukan senam dan merapikan tempat tidur.O :

Klien menyusun aktivitas dijadwal harian.

Kontak mata kurang

Nada suara pelan.

Klien mengikuti kegiatan senam pagi.

Klien dapat mendemonstrasikan cara 1-3A :

Klien mampu melakukan aktivitas terjadwal seperti senam pagi, bercakap-cakap dengan orang lain, makan, tidur.

P :

Perawat : evaluasi cara menghardik, minum obat, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas terjadwal.

Klien : anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan dijadwal kegiatan harian.S:

Klien merasa baik

Klien mengatakan bisikan suara sudah tidak mengganggu tidurnya lagi

Klien lebih suka mengontrol halusinasinya dengan berzikir

O:

Kontak mata ada

Kooperatif, tenang

Klien dapat mengontrol halusinasi dengan baik

Klien terlihat lebih tenang

A: Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik, minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan terjadwal

P:

Klien :

Anjurkan untuk berlatih mengontrol halusinasinya secara mandiri dan memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian.

JADWAL KEGIATAN

Nama

: Tn. M

No. reg

:

Ruang

: Nakula

NOJAMKEGIATANTANGGALKET.

6/77/78/79/710/7

1. 05.00Bangun pagiMMMMM

2.05.30Sholat shubuhMMMMM

3.06.00

4.06.30

5.07.00Sarapan TTTTT

6.07.30SenamMMMMM

7.08.00MandiTTTTT

8.08.30Rehabilitasi

9.09.00

10.09.30

11.10.00

12.10.30Bercakap-cakap---BB

13.11.00Makan buburMMMMM

14.11.30Minum obat--TTT

15.12.00Makan siangMMMMM

16.12.30Sholat dhuzur--TTM

17.13.00Tidur siangMMMMM

18.13.30

19.14.00Latihan menghardik-TTMM

20.14.30

21.15.00

22.15.30Mandi TTTTT

23.16.00Sholat asharM--MM

24.16.30

25.17.00

26.17.30

27.18.00Sholat magribMM-M-

28.18.30

29.19.00Makan malamTTTTT

30.19.30Sholat isyak---MM

31.20.00

32.20.30

33.21.00Tidur malamMMMMM

Keterangan

T: Tergantung

B: Bantuan

M: Mandiri

-: Tidak dilakukan

BAB III

PEMBAHASAN

A. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil bahwa perilaku klien sebagian besar sesuai dengan teori mengenai halusinasi pendengaran yang telah dipelajari. Setelah dilakukan implementasi berdasarkan NCP diperoleh hasil klien mampu mengikuti apa yang diajarkan oleh perawat namun tidak mampu melakukannya secara mandiri.

B. Klien mau diajari cara mengontrol halusinasi oleh perawat

C. Kesulitan yang dialami perawat dalam mengimplementasikan yaitu klien sering lupa dan tidak bisa mengulang tindakan secara mandiri, klien juga malas melakukan aktivitas.

BAB IV

IMPLIKASI KEPERAWATAN

A. Diperoleh hasil klien mampu mengikuti apa yang diajarkan namun tidak dapat melakukannya secara mandiri.

B. Untuk perawat sebaiknya mendorong klien untuk menerapkan apa yang telah diajarkan saat halusinasi muncul.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall (1996). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta

Johnson, Barbara (Schoen). Adaptio and Growth Psychatric. Mental Heart Nursing 4th Edition. Lippincot. Rayen Publisher. Philaderpha.

Keliat, Budi Anna dll (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta.

Stuart dan Sudden (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3: EGC: Jakarta.5