PRINCIPLES OF MEDICINE part II

95
PRINCIPLES OF MEDICINE part II

description

PRINCIPLES OF MEDICINE part II. Kelainan Immunologi. IMUNOLOGI. Imunitas : pertahanan terhadap penyakit Definisi : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PRINCIPLES OF MEDICINE part II

Page 1: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

PRINCIPLES OF MEDICINE part II

Page 2: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Kelainan Immunologi

Page 3: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

IMUNOLOGI

Imunitas : pertahanan terhadap penyakitDefinisi :

semua mekanisme fisiologis yang membantu individu untuk mengenal materi asing pada dirinya kemudian menetralkan,mengeliminasi benda asing tsb dgn/tanpa kerusakan pada jaringan tubuh.

Page 4: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

FUNGSI RESPON IMUN

1.Defence2.Homeostatic3.Surveillance

Ketiganya seimbang = sehatTidak seimbang = sakit/kelainan

Page 5: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Sel-sel imunokompeten

I.Limfosit (sel-sel yg mampu mendeteksi materi asing), tdd:

-Limfosit.B (sel B) : disintesa dlm sumsum tulang menjadi sel B mature sel Plasma-Limfosit.T(sel T) : disintesa pada sumsum tulang Diolah dalam Timus Limfosit mature Limfoblas yg memperantarai fogositosis.

II. RES (sel-sel yg mampu mfagosit sel asing dgn kekuatan besar dan umur lebih panjang dibanding sel fagosit lain c/sel polimorf),sel RES terdapat pada Limpa, hati,nodus limfatikus, sumsum tlg.

Page 6: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

RESPON IMUN

Respon imun

Non spesifik

Humoral

seluler

spesifik

Humoral

seluler

Page 7: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Respon Imun NonSpesifik

Pertahanan pertama thdp benda asing lewat sel-sel yg tidak spesifik :

Reaksi infalamasi ( sel tertentu ) Reaksi pertahanan fisik (kulit,mukosa,silia,batuk) Reaksi pertahan biokimia(keringat,saliva,mukus,HCl)Tdpt 2 mekanisme :1.Sistem seluler ; melibatkan secara langsung sel-sel

imunokompeten2.Sistem humoral ; melibatkan perangkat yaitu

enzzim,komplemen,dan interferon

Page 8: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Respon Imun Spesifik

Benda asing (Ag) merangsang terbentuknya Ab yang spesifik thd Ag yang masuk tadi

3 sifat respon imun spesifik :1. Spesifisitas; memp. Kepekaan tinggi membedakan Ag satu dengan lainnya2. Heterogenesitas; berbagai jenis sel dan produk-nya dpt bereaksi dgn Ag yang berbeda-beda3. Memori; kemampuan utk mengenali dan mengingat kembali Ag yang pernah masuk

Page 9: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

2 mekanisme pada respon imun SPESIFIK

1. Seluler; adalah mekanisme yang diperantarai oleh limfosit T yang tersensitisasi,terdiri dari:Thelper,Tsupresor,Tkontrasupresor,Tsitotoksik

2. Humoral; adalah Reaksi yang diperantarai oleh produk sel B (limfosit B dan Sel Plasma) yaitu Antibodi/Ab, yang disebut Imunoglobulin/Ig,tdd:- IgA - IgD- IgE - IgG- IgM

Page 10: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II
Page 11: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Ada 2 jenis toleransi imun :tol.imun perolehan/dapatan;

tubuh tidak mampu merespon thd.Ag dari luar tubuh (eksogen)tol.imun alami;

tubuh tidak mampu merespon thd. Ag dari dalam tubuh sendiri (endogen), hal ini bisa terjadi krn genetik

TOLERANSI IMUNOLOGIKMrpk resp.imun NORMAL utk dapat membedakan antara jaringan sendiri dengan benda asing, shg tidak terbentuk penyerangan terhadap jaringan tubuh sendiri

Page 12: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

PENYAKIT / KELAINAN IMUNOLOGIKRespon imun dapat menyebabkan kelainan jika respon ini bereaksi melawan jaringan tubuh sendiri. Sistem imun

dapat menyimpang melalui 3 cara :

1. Imunodefisiensi ,respon imun yang inefektif

2. Hipersensitivitas ,respon imun yg over reactive

3. Peny.Autoimun, aktivitas respon imun yang menyerang molekul, sel, atau jaringan tubuh sendiri akibat kegagalan toleransi karena sistem homeostatik tidak berfungsi.

Page 13: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

3 teori tentang PENYAKIT AUTOIMUN

1.Teori Klon Terlarang; ada suatu klon dari Limfosit yg timbul karena mutasi somatik, ada 2 kemungkinan;

-Sel mutan membawa Ag asing-Sel mutan mengalami proliferasi shg dianggap asg

2. Teori Antigen Terasing; selama masa embrio jaringan yg secara anatomi terletak jauh dari sistem limforetikuler/ terasing maka akan dianggap sbg asing, maka akan terjadi perlawanan thd sel ini.

3. Teori Defisiensi Imunologik; menjelaskan adanya hubungan antara sindroma def.imun. dengan kenaikan insidensi abnormalitas autoimun

Page 14: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

ETIOLOGI PENYAKIT AUTOIMUN

Penyakit auto imun

genetikInfeksi

bakteri & virus

Kerusakan regulasi

sistem imun

Page 15: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

KLASIFIKASI PENYAKIT AUTOIMUN Tanda-tanda umum :

-AutoAb yang beredar akan bereaksi dgn unsur-unsur jaringan normal

-Ig meningkat dalam serum-Lebih sering mengenai wanita-Perjalanan peny. Bisa progresif,

eksaserbasi , bisa menyembuhkan- AutoAb-nya bernilai diagnostik

secara laboratoris

Page 16: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

PATOFISIOLOGI Penyakit AutoimunPATOFISIOLOGI Penyakit Autoimun

Ag

Page 17: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Fungsi Sistem Imun dan Penyimpangannya

Fungsi Asal rangsang

Contoh Hiperaktivitas

Hipoaktivi tas

Defence(pertahanan)

Eksogen Perlawanan thd m.o

Alergi Defisiensi imun

Homeosta-Tic

EksogenEndogen

Penghancuran sel-sel rusak dan tidak berguna

Penyakit autoimun

_

Surveillance(pengawasan)

EksogenEndogen

Pemusnahan sel-sel mutan dan sel neoplasma

_

Penyakit keganasan

Page 18: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

TRANSPLANTASI ORGAN SECARA UMUM DIGUNAKAN UNTUK MENYELAMATKAN J IWA

SESORANG

TRANSPLANTATION MEDICINE

Page 19: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Klasifikasi

Sangat penting diketahui berhubungan dengan manajemen dan prognosis

Tipe jaringan

HCT (hematopoietic cell

transplantation) bone marrow

Solid organ/jaringan seperti janutng, liver

,ginjal, pankreas, kulit komponen mata, intestin

Page 20: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

hubungan genetik dari penerima ke

donor

autologous

isograft

allogeneic

xenogeneic

Page 21: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

transplantasi autologous ke atau dari satu orang

Isografttransplantasi dari kembar identik transplantasi allogeneic transplantasi

didapat dari pendonor yang tidak identik secara genetik kepada penerima nya

transplantasi xenogeneic transplantasi dari pendonor ke satu spesies ke penerima spesies lain

Page 22: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien transplamtasi organ lebih mudah untuk terkena bakteri, virus dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi oral

Tanda-tanda infeksi oral bergantung pada penurunan respon radang, tingkat imunosupresi dan respon imun pasien, dan adanya ulserasi oral

Oral Health Considerations

Page 23: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Obat-obatan dan efek sampingnya biasanya berhubungan dengan kerusakan periodontal

Page 24: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Infeksi virus sering muncul pada pasien immunosupresi herpes simplex, virus varicella-zoster dan oral hairy leykoplakia

Page 25: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Infeksi jamur pseudomembranous candidiasis, termasuk aspergillosis, cryptocococsis, mucormycosis dan blastomycosis

Page 26: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral mucositis (OM) keluhan yang sering muncul pada pasien kemoterapi agen paliatif, seperti gabungan dari anestesi, antihistamin dan obat-obatan lainnya

Pencegahan : profilaksis tretinoin topikal

Disfungsi kelenjar saliva sering muncul pada pasien pasca HCT

Page 27: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Perawatan gigi untuk pasien yang sedang mempersiapkan untuk transplantasi atau bagi mereka yang sudah memiliki transplantasi harus dikoordinasikan dengan petunjuk dokter

Dokter biasanya berkonsultasi dengan dokter gigi pasien, untuk memastikan pasien tidak memiliki infeksi oral akut yang dapat mempersulit proses transplantasi

Komunikasi yang dekat dan detail antar pekerja kesehatan sangat penting

Dental Management

Page 28: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Dental manege

ment

Post transplantation

pretransplantat

ion

Page 29: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien yang menunggu transplantasi ginjal kerusakan ginjal tingkat akhir hemodialisis memerlukan antibiotik profilaksis sebelum perawatan gigi untuk mencegah bakteri endokarditis

Biasanya kelebihan cairan dan hipertensi tekanan darah harus dimonitor

Variasi metabolisme dan ekskresi obat juga harus dipertimbangkan perubahan dosis obat-obatan

Pre transplantations Considerations

Page 30: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien yang menunggu transplantasi jantung(CAD) dan gagal jantung kongestif tidak diindikasikan rawat jalan dental treatment

Biasanya tidak boleh keluar RS sebelum mendapat transplantasi

Page 31: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien yang menunggu transplantasi paru-paru sulit bernapas dan terapi oksigen

Perawatan gigi harus menghindari penggunaan sumber-sumber yang mudah terbakar di dekat pasien jika ia menggunakan terapi oksigen

Menghirup anestesi dan obat narkotika kontraindikasi depressi pernafasan

Page 32: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien menunggu transplantasi pankreas pengelolaan glukosa abnormal pertimbangan tingkat glukosa serum sebelum memulai pengobatan harus dilakukan

Rentan infeksi dan perdarahan hati –hati dalam dental treatment

Page 33: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

dokter gigi yg merawat pasien pretransplantation harus mempertimbangkan potensi komplikasi gigi yang secara signifikan dapat berdampak pada proses transplantasi

Sebaiknya dilakukan pemeriksaan klinis gigi, periodontium, dan mukosa oral serta kepala dan leher daerah, termasuk kelenjar getah bening dan kelenjar liur secara rinci

Page 34: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Dokter gigi menghilangkan infeksi sebelum transplantasi

Perencanaan perawatan gigi harus memperhitungkan kondisi pasien, evaluasi lab, termasuk parameter seperti sel darah dan trombosit, serum kimia untuk menentukan derajat disfungsi organ, dan studi koagulasi

Page 35: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Immediate post transplantation periodKondisi pasien paling rentan terhadap penolakan dan

infeksi beratPeriode dimulai segera setelah proses transplantasi

sampai organ transplant dapat berfungsi dengan benarPasien ini Imunosupressi ↑ cegah rejection dentist

sebaiknya tidak melakukan dental treatmentEmergency harus konsul dengan dokter transplantasiPenggunaan chlorhexidin kumur dapat membantu

Post-transplantation Consideration

Page 36: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Stable post-transplantation periodSaat organ transplantasi sudah stabilwaktu terbaik untuk melakukan perawatan

gigi organ berfungsi dengan baikUntuk keamanantetap konsultasi dengan

dokter transplantasiMemperhatikan interaksi obat terhadap obat

imunosupressi

Page 37: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien dgn CSA (imunosupresive medicine)klindamisin

Level CSA dapat terpengaruh oleh obat seperti :

Anti inflamasi : diklofenak, sulindac, naproxen

Antifungal : itraconazol, fluconazoleKetoconazoleAntibiotik : clarithromycin, eritromisin

Page 38: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Chronic Rejection PeriodJika organ transplantasi mengalami kegagalanParameter laboratorium menunjukkan

kegagalan fungsi organDapat dilakukan biopsiberisiko dilakukan dental treatmentpasien

gagal organ dan imunosupressiEmergency konsul dengan dokter

pertimbangkan dampak dari kegagalan organ

Page 39: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

PENYAKIT METABOLIC YANG DITANDAI DENGAN DISREGULASI DARI METABOLISM

KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN L IP ID

Diabetes Mellitus

Page 40: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Klasifikasi DM

Page 41: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

DM tipe 1 DM tipe 2

diderita oleh pasien pada usia muda

didiagnosis sebelum akhir usia remaja juvenille diabetes

biasanya kurus

Adult disorder : >40th Sering dikaitkan

kelebihan berat badan dan fenotip gemuk

Page 42: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

DM tipe 1 DM tipe 2

• Absolute insulin deficiency

• e/ autoimmune destruction

sel beta pankreas Kehilangan pankreas :

pankreatitis, surgical removal

Resistensi insulin (fungsi insulin melemah)

e/ tidak diketahui, tidak terjadi destruksi sel beta

Resiko DM tipe 2 meningkat seiring umur, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik

Sering ditemukan pada pasien dg hipertensi dan dyslipidemia

Page 43: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

GDM / Gestational DM Other Specific Types

• Intoleransi glukosa didiagnosis pd bumil yg tidak memiliki DM

• Kebanyakan normal kembali setelah melahirkan, namun ↑ terjadinya DM tipe 2

Jarang terjadie/

cacat genetik sel beta atau aksi insulin,

penyakit pankreas, endokrinopathies, penggunaan obat / bahan

kimia, infeksi, Jumlah kortisol, glukagon,

epinefrin, dan GH yg berlebihan

Page 45: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Patofisiologi

Page 46: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Gula darah N : 60-150 mg/dL

insulin homeost

asis glukosa

↓ insulin gula darah ≠ sumber

energiTrigyceri

des asam

lemak = sumber energi

cadangan

Gula darah ↑

= hiperglikemia

Glukosa dieksresi pd urin

dan urinasi↑

= polyuri

a

Peningkatan

pengeluaran

cairan dehidrasi & haus

berlebihan =

polydipsia

Sel-sel kelaparan karena

tidak mendapa

tkan glukosa = ↑lapar

= polypha

gia

Kehilangan BB

sel-selnya

tidak bs menyerap glukosa

Page 47: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

DIAGNOSIS

Page 48: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

TREATMENT

Insulin therapy

Pramlintide

OHAs / oral hypoglychemic agent

Incretins

Transplantation

Page 49: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II
Page 50: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

MIKROVASCULAR & MAKROVASCULAR

Complications

Page 51: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Mikrovascular : Disfungsi endotel & ischemia jaringan Retinopathy : kebutaan Neuropathy : nyeri, khlgn sensasi nyeri dan sentuh, Nephropathy : renal failure & dialysis cardiomyopathy

Makrovascular Atherosclerotic disease semua arteri mayor infark

myokardium, stroke Diperparah oleh : merokok, hipertensi, dyslipidemia

Orang dg DM yang tidak terkontrol juga memiliki penyembuhan luka yg lama dan meningkatkan terkenanya infeksi

two other DM-related DM mempengaruhi fungsi sendi : Peningkatan kekakuan dan

kehilangan fleksibilitas Densitas tulang

Page 52: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II
Page 53: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral Complications of Diabetes

Page 54: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

1. Gingivitis & Periodontal Disease

Sering disebut kompikasi ke-6 DM plg sering ditemukan

Faktor yang mempengaruhi : Penurunan fungsi leukosit PMN Metabolisme abnormal dari kolagen Pembentukan advanced glycation end products (AGE) mempengaruhi

stabilitas kolagen

Destruksi jaringan periodontal meningkat seiring umur & lebih tinggi pd pasien dg DM dibandingkan pasien non-DM pada semua rentang usia

Pasien DM yg merokok memiliki resiko 20x lebih besar terkena periodontitis dengan kehilangan tulang pendukung dibanding non-DM

Page 55: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Diduga perbedaan host response patogen periodontal peningkatan kerusakan jaringan pd pasien DM

Komplikasi oral pd pasien DM yg tdk terkontrol berkaitan dg : Perubahan respon infeksi Perubahan mikrovasular Peningkatan konsentrasi glukosa di saliva dan cairan gingiva

Therapy : Penilaian awal resiko progresi oral disease Instruksi OH Kunjungan ke drg diperbanyak dan berkala/teratur

Page 56: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

2. Disfungsi Glandula Saliva & Xerostomia

Dapat terjadi karena : Polyuria Masalah metabolisme atau endokrin

Mengakibatkan : Kekeringan, atrofi, mukosa pecah-pecah Mukositis, ulcer, desquamation, inflamasi, depapilasi lidah Kesulitan mengnyah, menelan, merasa penurunan konsumsi nutrisi

Penurunan saliva / perubahan jumlah saliva rentan thd kariesT/ topical treatment : fluride containing mouthrinses dan

salivary substitutePerbaikan kontrol glycemic memiliki peran penting dlm

mengurangi terjadinya komplikasi seperti xerostomia dan candidiasis

Page 57: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

3. Candidiasis

Infeksi jamur opportunistik; biasanya berkaitan dg hyperglycemia

Lesi oral:Median rhomboid glositis denture stomatitisAtrofi glositis pseudomembranous candidiasisAngular cheilitis

e/ Immunological compromised conditions Penggunaan dentures dg poor OH Penggunaan jangka panjang antibiotik spektrum luas

Pd pasien DM : Compromised immune function Salivary hyperglycemia Salivary disfunction

Page 58: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II
Page 59: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

4. Burning Mouth Syndrome

Biasanya tidak ada lesi yang terdeksi klinise/ pd DM yg tidak terkontrol :

Disfungsi saliva Candidiasis Abnormalitas neuron : depresi

Autonomic dan sensory-motor neuropathies adalah bagian dari sindrom diabetes : 50%, 25th stlh onset DM

Neuropathy oral simptomp parestesi & tingling, baal, nyeri, terbakar.

Neuropathy pd DM berkaitan dengan nyeri & rasa terbakar di bagian tubuh lain : kaki

Gejala nyeri terbakar pd mulut atau lidah ditemukan pada DM tipe 2 yang tidak terdiagnosa dan kebanyakan reda setelah medical diagnosis treatment kontrol glycemic

Page 60: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

5. Lichen Planus

Diduga karena: proses mediasi immunologis : reaksi hipersentifitas Efek samping OHA atau obat anti-hipertensi

Tampaknya keadaan ini tidak berhubungan antara lichen planus dan DM, namun dlm sebuah penelitian ditemukan 28% pasien dg lichen planus menderita DM dibanding non-DM.menunjukkan diabetes mungkin berkaitan dengan dg imunopatogenesis LP

Page 61: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

6. Acute Oral Infections

Ex. Recurrent HSV, periodontal abcess, palatal ulcer.Pernah ada kasus dilaporkan infeksi leher bgn dalam yg

mengancam nyawa karena periodontal abcess dan fatal palatal ulcer pd pasien dg DM

Akhirnya ulcer tidak hanya superficial, tapi tampak deep granulomatous disease

Diduga berkaitan dengan adanya mekanisme patogenik berkaitan dengan peningkatan kerentanan thd infeksi periodontal (ex. Luka yg lama sembuh, berkurangnya kemotaksis dan fungsi PMN)

Kunci utama untuk mengurangi dampak infeksi oral akut adalah glychemic control

Page 62: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

General Management Considerations

Page 63: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Before initialing dental treatment

Medical history• Awal pertemuan : take a good medical history & asses

glycemic control

Menjadwalkan kunjungan• Disarankan PAGI• Untuk pasien dg terapi insulin hrs dijadwalkan agar tidak

bertepatan dg puncak aktivitas insulinDiet• Memastikan pasien makan dg normal dan memimum obat

Blood glucose monitoring• Mengukur kadar gula darah • Pasien dg kadar gula ↓ oral karbohidrate ≠

hypoglicemic event

Page 64: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

During treatment

HYPOGLICEMIC EPISODE

• Insulin / obat antidiabetes melebihi kebutuhan fisiologis• Biasanya pd puncak aktivitas insulin• Sign : perubahan mood, kelaparan, lemah berkeringat, takikardia tidak sadar, hipotensi, hipotermia,

kejang, koma, MATI• WHAT DENTIST DO?

• Mengakhiri treatment• 15gr fast-acting oral karbohidrat : tablet glukosa, gula, permen, jus• Mengukur kadar gula darah dan memastikan sdh cukup memakan karbohidrat

• PASIEN TIDAK SADAR• Meminta bantuan medis Memberikan solusi dekstrosa/glukagon intravena

Page 65: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

SEVERE HYPERGLYCHEMIA

• Resiko krisis hyperglycemic <<< krisis hypoglicemic

• Ketoacidosis nausea, vomiting, nyeri abdomen, acetoneodor

• Membutuhkan intervensi medis dan administrasi insulin

• Sulit membedakan hypo dan hyper jika hanya dari gejala memberikan sumber karbohidrat pd pasien yg diduga hypo mengukur kadar gula segera sesudah treatment

Page 66: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

After treatment

HARUS DIINGAT !Pasien dg DM tdk terkontrol beresiko tinggi terkena

infeksi dan terjadi penundaan penyembuhan lukaInfeksi akut dapat mempengaruhi resistensi insulin

kurang baik dan kontrol glycemic mempengaruhi kemampuan tubuh untuk sembuh berikan antibiotik (u/ pasien yg jelas terkena infeksi dan menjalani bedah)

Salisilat : ↑ sekresi insulin & sensitifitas, dpt mempengaruhi sulfonylureas hypoglycemia

Jgn diberikan aspirin dan obat yg mengandung aspirin

Page 67: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II
Page 68: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Endocrine Disease

Page 69: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

1. Hypothalamus & anterior pituary

Page 70: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Hypothalmus and Anterior Pituitary

Penyakit pituitary dapat timbul dengan penyakit yang terjadi saat lahir

tidak terlihat jelas oleh klinisi kesehatan mulut.

Pasien dengan disfungsi hormonal yang disebabkan oleh penyakit pituitary dapat ditemukan dengan adanya abnormalitas signifikan pada pemeriksaan kepala dan leher.

Page 71: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Hypothalmus and Anterior Pituitary

sering timbul perubahan pada penglihatan dan kehilangan integritas penglihatan. Contohnya, pada Graves’ disease, kelainan pada

fungsi motorik cranial nerve III, IV, dan VI.

Page 72: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Hypothalmus and Anterior Pituitary

Pada acromegaly dan Cushing’s disease, adenoma pituitary mengeluarkan hormone aktif, perubahan pada tampilan wajah dan struktur orofacial

Page 73: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Principle Of MedicinePasien akromegali penyakit dengan kelebihan sekresi Growth Hormone (GH) pada ptuitari.

• panjang dan lebar mandibula yang meningkat, • hidung, dan telinga menjadi perubahan yang paling menonjol.

Salah satu jaringan target untuk GH dan untuk IGF-I adalah pertumbuhan kartilago

Pada dewasa, tempat dimana ada pertumbuhan kartilago lebih sedikit mandibula menunjukkan adanya perubahan secara gradual di struktur wajah,

Pasien yang didiagnosis akromegali dapat perawatan ortodontik untuk memperbaiki struktur wajah.

Page 74: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

2. Adrenal disease condition

Page 75: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Adrenal medulla

• Adrenalin, noraderenalin, dopamine, progesteron

Korteks

• Hormon steroid • Mineralkortikoid (aldosteron)• Glukortikoid (cortisol)• Androgen

Page 76: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

ADDISON DISEASE

Hipoadrenokortisisme primer defisiensi hormon glukokortikoid dan mineral kortikoid (o/korteks adrenal)

• Hypoglychemia, hypotension, asthenia, kelemahan otot• Hiperpigmentasi pd kulit/mukosa, berwarna coklat/hitam, sering terjadi pd daerah yg mudah terkena trauma

↑ hormon ACTH dan MSH

e/ Penyakit autoimun, tuberkulosis adrenal, amiloidosis, neoplasia, histoplasmosis

gejala

Page 77: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Dental Management

• t/ kortikosteroid• Melakukan treatment dipagi hari• Kontrol kecemasan dan stress emosional• Menggunakan anestetik jangka panjang• Treatment nyeri postoperative• Prevensi fraktur iatrogenik selama bedah• Hati-hati penggunaan obat interaksi glukokortikoid dg obat

Page 78: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

CUSHING DISEASE

e/ terapi glukokortikoid yang berlebihan, ↑produksi ACTH

Manifestasi klinis : obesitas dg akumulasi lemak pd supraklavikular dan leher, hipertensi, intoleransi glukosa, menstrusi tdk teratur, neuropsychological disturbance

Page 79: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral health consideration

Pasien dengan Sindrom

Cushing, dapat berdarah dan luka memar

dengan mudah.

berkaitan dengan

cacat pada dinding

pembuluh darah kecil

penyempitan pembuluh

selama penyembuh

an perdarahan

Luka juga terganggu, luka parut dan luka hebat dapat

terjadi daripada subyek yang

normal.

Page 80: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral health consideration *cont

Kerentanan thdp infeksi Pasien yang sedang di terapi glukokortikoid kronis

immunocompromised rentan terhadap antibiotik profilaksis infection.

Pasien dengan Sindrom Cushing juga lebih cenderung terkena infeksi dan terdapat jamur Candida karena flora abnormal pada kulit dan mukosa.

Page 81: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral health consideration *cont

Page 82: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

3. Thyroid disease

Page 83: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Thyroxine (T4) triidothyronine (T3) mempengaruhi proses

metabolisme & penggunaan oksigen

Calsitonin (brsm dg hormon parathiroid & vit. D) meregulasi serum kalsium dan fosfor pd

remodelling tulang

Thyroid stimulating hormone

(TSH/Thyrotropin) : Pituari anterior mengatur

sekresi hormon thiroid

Page 84: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

HYPERTHYROIDISM / THYROTOXICOSIS

↓produksi hormon tiroid; ↓ fungsi tiroide/

Ectopic thyroid tissue Toxic thyroid adenoma Toxic multinodular goiter Subacute thyroiditis Grave’s disease

Page 85: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

MANIFESTASI KLINIS

• Gastrointestinal : kurus, nausea, vomitting• Rambut, kulit, kuku : tipis, rambut mudah rontok, soft nail, kulitnya hangat &

lembab, ↑pigmentasi kulit• Tangan : palmar erythema, tremor, berkeringat• Neuromuscular : fatigue, atrofi, lemah, nyeri• Cardiovaskuler : takikardia, palpitasi, hipertensi sistolik, dyspnea• Psychological : anxiety, nervousness, imsomnia, sulit konsentrasi,• Ocular : ptosis, edema periorbital, retraksi kelopak mata krn kontaksi otot

Page 86: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

ORAL MANIFESTATION

• Erupsi gigi lebih cepat pd anak• Osteoporosis maksila / mandibula• Pembesaran tiroid• Peningkatan karies• Penyakit periodontal• Burning mouth syndrome

Page 87: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

DENTAL MANAGEMENT

• Sebelum dental treatment dilakukan kta harus mengetahui riwayat penyakitnya dan disarankan berkonsultasi pd spesialis

• Pada pasien yg terkontrol kita melakukan dental treatment yang sama seperti pd individu sehat

• Pada kasus yang tidak terkontrol :• Menghindari penggunaan epineprin sbg lokal

anestetik• Sebisa mungkin menghindari surgical procedure• Treatment harus dihentikan jika mucul gejala

thyrotoxic : takikardia, berkeringat, hipertensi, tremor, nausea, vomiting, nyeri abdomen

Page 88: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

HYPOTHYROIDISM

Defisiensi hormon thyroid

Masa kecil creatinism

Gejala klinis : retardasi mental,

perkembangan dan pertumbuhan

tertunda

dewasamyxedema

Gejala klinis : metabolisme menurun, depresi,

overweight, penurunan kardiak output dan

pernapasan, kulitnya menipis dan kering

Page 89: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Oral manifestation

• Erupsi gigi terlambat• Hipoplasia enamel• Mikrognatia• Makroglosia

Oral management

• Mengindari infeksi oral• Menghindari prosedur bedah• Menghindari penggunaan obat yang menekan saraf pusat : narkotik dan barbiturates• Mudah terkena penyakit kardiovaskular terapi antikoagulan

Page 90: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Neuromuscular Disease

Page 91: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

1. Cerebrovascular disease

Page 92: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Definisi

Penyakit Cerebrovascular mencakup semua gangguan yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang mensuplai otak, sehingga menghasilkan kerusakan neurologis. • Gejala umum stroke

• lumpuh motorik, • kehilangan sensori, • kesulitan melihat• gangguan berbicara.

"Stroke" dan "Cerebrovascular Accident" (CVA) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan cedera neurologis akut akibat dari gangguan parah pada aliran darah ke otak.

Page 93: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Manifestasi klinis stroke

Sebagai baris pertama manajemen pada medis pasien stroke yaitu terapi antikoagulan, pasien mungkin memiliki kecenderungan untuk perdarahan yang berlebihan.

Xerostomia adalah efek samping yang umum dari obat yang digunakan dalam pengelolaan penyakit serebrovaskular dan proses penyakit yang terkait.

Pasien yang terpengaruh sehingga kemudian dapat rentan terhadap tingkat karies lebih tinggi.

Teliti terhadap kebersihan mulut, lebih sering diingatkan, substitusi air liur, dan aplikasi fluoride dapat membantu dalam pemeliharaan gigi.

Page 94: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Pasien stroke juga dapat memiliki cacat fisik, yang dapat mempengaruhi area orofacial dan dapat mengubah penyediaan perawatan gigi.

Pasien dengan kelemahan pada otot daerah orofacial mungkin memiliki kontrol yang buruk pada sekresi oral, lelucon mengurangi refleks, dan perubahan dalam kemampuan mereka untuk mengunyah, mengarah ke gizi buruk.

Pasien dengan apraxia yang berpengaruh terhadap wilayah orofacial mungkin dapat mengganggu gerakan, seperti menonjol lidah, expectorating, dan mengerutkan bibir.

Page 95: PRINCIPLES OF MEDICINE  part II

Secara umum, perawatan gigi tidak menjadi masalah utama bagi pasien poststroke kebanyakan.

Anamnesis hati-hati, memeriksa tekanan darah sebelum perawatan, menghindari janji panjang, dan kepastian umum merupakan faktor-faktor penting dalam penyediaan perawatan gigi untuk pasien dengan riwayat stroke.