PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

43
PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR DI RUMAH SAKIT PRIKASIH PADA TAHUN 2010-2014 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh: Ahmad Fahmi Akbar NIM: 1112103000080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M

Transcript of PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

Page 1: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL

DAN BERAT BADAN LAHIR DI RUMAH SAKIT PRIKASIH

PADA TAHUN 2010-2014

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

Ahmad Fahmi Akbar

NIM: 1112103000080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2015 M

Page 2: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

Scanned by CamScanner

Page 3: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

Scanned by CamScanner

Page 4: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

Scanned by CamScanner

Page 5: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga tetap tercurah limpahkan pada Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarganya, sahabatnya, serta umatnya.

Alhamdulillahi rabbil alamin, penelitian ini akan sulit terselesaikan jika

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh

pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

3. dr. Taufik Zain, Sp.OG (K-Onk) selaku pembimbing 1 yang telah banyak

mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam

melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

4. dr. Nina Afiani, Sp.OG, M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah

memberikan masukan judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu,

pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melakukan

penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

5. Kementerian Agama Republik Indonesia atas beasiswa yang telah

diberikan untuk kelangsungan perkuliahan saya.

6. Teman-teman satu kelompok penelitian, M ilyas Syahputra, M Ilham

Murtala, Rivki Wida Sarandi, Ramadian Prawiro, dan Yunisa Khulqi.

Terimakasih atas kerja sama yang luar biasa 1 tahun belakangan. Semoga

kerja sama kita dapat berlanjut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

7. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Page 6: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

vi

Saya menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik

dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi

kesempurnaan laporan penelitian ini.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 02 november 2015

Penulis

Page 7: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

vii

ABSTRAK

Ahmad Fahmi Akbar. Program Studi Pendidikan Dokter.

Prevalensi Kematian Perinatal dan Berat Badan Lahir Di Rumah Sakit

Prikasih pada Tahun 2010-2014. 2015.

Kematian perinatal merupakan indikator dari keberhasilan sistem kesehatan dan

hingga saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu 26

permil. Variasi berat badan lahir mempengaruhi kematian perinatal, namun berat

badan lahir tidak secara langsung sebagai penyebab kematian perinatal. Tujuan

penelitan untuk mengetahui prevalensi kematian perinatal berdasarkan berat

badan lahir. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan

menggunakan data rekam medik pasien. Dari hasil penelitian didapatkan 4036

kasus kelahiran di RS Prikasih pada tahun 2010-2014 dan angka kematian

perinatal adalah 32,95 permil dan setiap tahun mengalami penurunan. Persentase

Berat badan lahir <2500 gram yaitu 9,09 %, 2500-3999 gram yaitu 88,70% dan >

4000 gram yaitu 2,21%. Persentase kematian perinatal berdasarkan berat badan

lahir menunjukan semakin tinggi berat badan lahir semakin rendah persentase

kematian perinatal.

Kata kunci : kematian perinatal, kelahiran hidup, kelahiran mati, berat badan lahir

Page 8: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

viii

ABSTRACT

Ahmad Fahmi Akbar. Medical Education Program. The Prevalence of

Perinatal Mortality and birth Weight in Prikasih Hospital on The Year 2010-

2014. 2015.

Perinatal mortality is an indicator of the success of the national health system and

the perinatal mortality rate in Indonesia is still high at 26 permil. Birth weight

variations affects perinatal mortality, but birth weight is not the cause of perinatal

mortality directly. The study was conducted to find the prevalence of perinatal

mortality associated with birth weight. The method of this study was descriptive

retrospective using the patient's medical record. From the study we got 4036 cases

of birth in the Prikasih hospital on year 2010-2014 and perinatal mortality rate is

32.95 per mil and it was decrease every year. The percentage of baby with birth

weight <2500 gram is 9.09% and birth weight between 2500-3999 gram is

88.70% and birth weight >4000 gram is 2.21 %. The percentage of perinatal

mortality associated with birth weight showed that percentage of perinatal

mortality is decrease with the increase of birth weight.

Key words: perinatal death, live birth, stillbirth, birth weight

Page 9: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

ABSTRAK............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum........................................................................... 2

1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 2

1.4.1 Bagi Peneliti.............................................................................. 2

1.4.2 Bagi Masyarakat........................................................................ 2

1.4.3 Bagi Tenaga Kesehatan.............................................................2

1.4.4 Bagi Institusi............................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4

2.1 Landasan Teori......................................................................................... 4

Page 10: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

x

2.1.1 Kematian perinatal..................................................................... 4

2.1.2 Berat badan lahir........................................................................ 5

2.1.3 Fisiologi janin ........................................................................... 6

2.1.3.1 Sistem kardiovaskular ...................................................... 8

2.1.3.2 Sistem respirasi ............................................................... 10

2.1.4 Usia kehamilan......................................................................... 11

2.2 Kerangka teori ....................................................................................... 14

2.2 Kerangka Konsep.................................................................................... 15

2.3 Definisi Operasional............................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 16

3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 16

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 16

3.3 Tempat dan waktu penelitian................................................................ 16

3.4 Besar sampel ........................................................................................ 16

3.5 Kriteria sampel ..................................................................................... 16

3.6 Alur Penelitian...................................................................................... 17

3.7 Managemen Data.................................................................................. 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 19

4.1 Kematian Perinatal............................................................................... 19

4.2 Berat Badan Lahir............................................................................... 21

4.3 Kematian Perinatal berdasarkan Berat Badan Lahir .......................... 23

4.4 Hambatan Penelitian .......................................................................... 24

4.5 Kajian Islam ........................................................................................ 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 25

5.1 Simpulan............................................................................................... 25

5.2 Saran..................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 27

LAMPIRAN......................................................................................................... 29

Page 11: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertambahan Berat Badan Selama Periode Janin ................................ 5

Tabel 2.2 Prevalensi Kelahiran Prematur di Indonesia dan Negara lain ........... 13

Tabel 4.1 Jumlah Kasus Kematian Perinatal di RS Prikasih ............................. 19

Tabel 4.2 Kematian Perinatal Berdasarkan Tahun Kelahiran............................ 20

Tabel 4.3 Kematian Perinatal Berdasarkan Penyebab Kematian ...................... 21

Tabel 4.4 Berat Badan Lahir Berdasarkan Tahun Kelahiran ............................ 22

Tabel 4.5 Berat Badan Lahir Berdasarkan Jenis Persalinan Tahun 2010-2013. 22

Tabel 4.6 Berat Badan Lahir Berdasarkan Status Kehidupan ........................... 23

Tabel 4.7 Presentase kematian perinatal berdasarkan berat badan lahir............ 24

Page 12: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap-tahap awal perkembangan .................................................... 7

Gambar 2.2 Perkembangan Embriofetal ............................................................. 8

Gambar 2.2 Sirkulasi Darah Janin ...................................................................... 9

Page 13: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup ........................................................ ......................29

Page 14: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ACOG American College of Obstetrician and Gynecologist

ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome

ASEAN Association of Southeast Asian Nations

BBLB Berat Badan Lahir Besar

BBLN Berat Badan Lahir Normal

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

DIC Disseminated Intravascular Coagulation

DOA Death On Arrival

HMD Hyaline membrane Disease

HPHT Hari Pertama Haid Terakhir

KPD Ketuban Pecah Dini

RDS Respiratory Distress Syndrome

Riskesdas Riset kesehatan dasar

RS Rumah Sakit

WHO World Health Organization

Page 15: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian perinatal merupakan indikator hasil dari perawatan

prenatal, intrapartum dan perawatan bayi baru lahir. Angka kematian di Indonesia

masih tinggi, dalam penelitian yang dilakukan lima tahun sekali menunjukan

peningkaan angka kematian perinatal yaitu pada tahun 2002-2003 sebesar 24 per

mil, tahun 2007 sebesar 25 per mil dan tahun 2012 sebesar 26 per mil.1-2

Kematian perinatal terdiri jumlah lahir mati ditambah kematian neonatal

dini. Lahir mati adalah kelahiran bayi tanpa ada tanda-tanda kehidupan setelah 21

minggu 6 hari kehamilan dan kematian neonatal dini adalah kematian bayi lahir

dalam 7 hari setelah kelahiran.3 Faktor–faktor penyebab kematian pada saat

perinatal adalah prematur, gangguan pernafasan, sepsis neonatal dan kelainan

kongenital. Pada usia 0-7 hari gangguan pernafasan menyebabkan kematian

perinatal sebesar 35,9%, prematur sebesar 32,3%. Sedangkan untuk usia 7-28 hari

penyebab kematian tertinggi adalah sepsis neonatal sebesar 20,5% dan kelainan

kongenital sebesar 18,1%. 4

Berat badan lahir rendah (<2500 gram) dan kelahiran prematur (<37

minggu) sangat berhubungan terhadap kematian perinatal dan kematian bayi.5

Berat badan lahir merupakan prediktor penting kematian perinatal, kematian bayi

dan morbiditas. Dalam sebuah penelitian janin dengan berat badan lahir <2500

gram memiliki risiko kematian bayi sebesar 20 kali dan janin dengan berat badan

lahir <1500 gram memiliki risiko kematian bayi 90 kali.5 Namun berat badan lahir

tidak berperan langsung dalam menyebabkan kematian perinatal dan kematian

bayi. Salah satu penentu berat badan lahir adalah usia kehamilan, hubungan berat

badan lahir dengan keberhasilan hidup mencerminkan maturitas dari janin.

Berdasarkan hasil penelitian kehamilan usia 32 minggu dengan berat bayi lahir

>1500 gram keberhasilan hidupnya sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan

yang sama dengan berat lahir <1500 gram angka keberhasilan hidup sebesar 80%,

dan pada umur <32 minggu dengan berat lahir <1500 gram angka keberhasilan

hidup hanya sekitar 59%.6

Page 16: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah

1. Bagaimana angka kematian perinatal di RS Prikasih tahun 2010-2014?

2. Bagaimana distribusi frekuensi berat badan lahir di RS Prikasih tahun

2010-2014?

3. Bagaimana distribusi frekuensi kematian perinatal berdasarkan berat

badan lahir di RS Prikasih tahun 2010-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memperoleh prevalensi kematian perinatal berdasarkan berat badan lahir

di RS Prikasih tahun 2010-2014.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui angka kematian perinatal di RS Prikasih tahun 2010-2014.

2. Mengetahui distribusi frekuensi berat badan lahir di RS Prikasih tahun

2010-2014.

3. Mengetahui distribusi frekuensi kematian perinatal berdasarkan berat

badan lahir di RS Prikasih tahun 2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan teori yang diperolehnya dalam

masa perkuliahan.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai prevalensi kematian

perinatal berdasarkan berat badan lahir.

3. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan mampu mengetahui prevalensi kematian perinatal

berdasarkan berat badan lahir, sebagai acuan untuk mengambil keputusan

tindakan yang berhubungan dengan persalinan.

Page 17: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

3

4. Institusi

Memberikan informasi mengenai prevalensi kematian perinatal

berdasarkan berat badan lahir di RS Prikasih.

Page 18: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

4

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kematian Perinatal

Definisi kematian perinatal berdasarkan WHO kematian yang terjadi pada

periode perinatal, yang dimulai sejak 22 minggu atau 154 hari kehamilan (ketika

berat janin normal 500 gram) dan sampai 7 hari setelah kelahiran.7

Kematian perinatal terdiri jumlah lahir mati ditambah kematian neonatal

dini. Lahir mati adalah kelahiran bayi tanpa ada tanda-tanda kehidupan setelah 21

minggu 6 hari kehamilan dan kematian neonatal dini adalah kematian bayi lahir

dalam 7 hari setelah kelahiran.3

Kematian perinatal terkait erat dengan kesehatan ibu. Kesehatan ibu dan

asupan gizi saat kehamilan merupakan penentu berat badan saat lahir dan

kesehatan neonatal. Banyak faktor yang mempengaruhi kematian perinatal, seperti

komplikasi selama kelahiran yaitu persalinan yang macet, malpresentasi janin,

asfiksia pada janin, trauma. Dalam kasus yang berat bayi dapat meninggal saat

lahir atau segera setelah lahir. Namun untuk trauma dalam kedokteran modern

hampir sudah tidak terjadi.3

Selain itu partus lama atau pecahnya ketuban yang berkepanjangan

menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi. Namun bayi lebih rentan dari pada ibu,

dan infeksi pada bayi lebih sulit dideteksi, hal ini meningkat kejadian kematian

perianatal.3

Berdasarkan Riskesdas 2007 faktor – faktor penyebab kematian perinatal

di Indonesia adalah prematur, gangguan pernafasan, sepsis neonatal dan kelainan

kongenital. Berdasarkan Riskesdas 2007 pada usia 0-7 hari gangguan pernafasan

menyebabkan kematian perinatal sebesar 35,9%, prematur sebesar 32,3%.

Sedangkan untuk usia 7-28 hari penyebab kematian tertinggi adalah sepsis

neonatal sebesar 20,5% dan kelainan kongenital sebesar 18,1%. 4

Di Indonesia angka kejadian kematian perinatal berdasarkan WHO pada

tahun 2012 yaitu 26. 2

Page 19: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

5

Kematian perinatal merupakan indikator penting untuk perawatan ibu dan

kesehatan dan gizi ibu dan juga mencerminkan kualitas pelayanan kebidanan dan

pelayanan anak yang tersedia.

2.1.2 Berat Badan Lahir

Bertambahnya usia janin selaras dengan bertambahnya berat janin. Dan

pada periode 2,5 bulan terakhir terjadi peningkatan berat janin secara bermakna

yaitu bertambah 50% dari berat aterm (3200 gram). saat lahir janin normalnya

mempunyai berat antara 3000 gram sampai 3400 gram.8

Tabel 2.1 Pertambahan berat selama periode janin

Usia (minggu) Berat (gram)

9-12 10-45

13-16 60-200

17-20 250-450

21-24 500-920

25-28 900-1300

29-32 1400-2100

33-36 2200-2900

37-38 3000-3400 Sumber: Sadler T.W, 2012.8

Berat janin dapat bervariasi dan kadang tidak sesuai dengan usia janin.

Sebagian besar berat janin dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kelainan

kromosom (10%); teratogen; infeksi kongenital (rubella, sitomegalo virus,

toksoplasmosis, dan sifilis); gangguan kesehatan ibu (hipertensi serta penyakit

jantung dan ginjal); stasus gizi dan tingkat sosioekonomi ibu; konsumsi rokok,

alkohol, dan obat lain oleh ibu; insufisiensi plasenta; dan kelahiran multipel

(kembar dua atau kembar tiga).8

WHO membagi berat badan lahir rendah menjadi tiga, yaitu <2500 gram

(rendah), <1500 gram (sangat rendah), <1000 gram (extremely low).(7) Dalam

riskesdas 2013 berat badan lahir dikelompokkan menjadi tiga, yaitu <2500 gram

(BBLR), 2500-3999 gram, dan > 4000 gram. Dan prevalensi bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia berkurang dari 11,1% pada tahun 2010

menjadi 10,2% pada tahun 2013, dan DKI Jakarta prevalensi BBLR 2013 yaitu

10%. Untuk berat badan antara 2500-3999 gram pada tahun 2013 adalah 85% dan

berat badan lahir >4000 adalah 4,8%.9

Page 20: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

6

Variasi berat janin mempengaruhi mortalitas dan morbiditas perinatal.

Dalam sebuah penelitian janin dengan berat badan lahir <2500 gram memiliki

risiko kematian bayi sebesar 20 kali dan janin dengan berat badan lahir <1500

gram memiliki risiko kematian bayi 90 kali.5 dan dalam penelitian lain janin

dengan berat badan lahir kurang dari 500 gram mempunyai harapan hidup yang

rendah. Sedangkan berat badan lahir 500-1000 gram dapat hidup asalkan

mendapat perawatan yang baik. Namun bila bayi dengan berat badan lahir 1000

gram bertahan hidup berisiko defisit neurologi.8

Berdasarkan hasil penelitian kehamilan yang lain usia 32 minggu dengan

berat bayi lahir >1500 gram keberhasilan hidupnya sekitar 85%, sedangkan pada

umur kehamilan yang sama dengan berat lahir <1500 gram angka keberhasilan

hidup sebesar 80%, dan pada umur <32 minggu dengan berat lahir <1500 gram

angka keberhasilan hidup hanya sekitar 59% .6

Berat janin berlebih (> 4000 gram) juga terdapat masalah, janin besar atau

makrosomia dapat terjadi distosia, karena semakin besar janin, kepala lebih besar

dan keras. Selain itu bila kepala sudah melewati jalan lahir, bahu dapat

menimbulkan kemacetan karena ukurannya jauh lebih besar dari pada pintu atas

panggul atau pintu bawah panggul.

2.1.3 Fisiologi Janin

Perkembangan konseptus setelah konsepsi terjadi sangat cepat, dimulai

dari pembelahan zigot menjadi morulla (terdiri atas 16 blastomer), kemudian

morulla turun ke uterus dan berkembang membentuk ruangan yang berisi cairan

yang disebut blastokel, pada fase ini mudigah disebut dengan blastokista,

kemudian blastokista melakukan implantasi ke endrometrium, dan kemudian

berkembang

Page 21: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

7

menjadi embrio sampai minggu ke-7, dan setelah 10 minggu konsepsi disebut

janin.6

Gambar 2.1 Tahap-tahap awal perkembangan Sumber: Sherwood L, 2010.10

Periode dari awal minggu kesembilan hingga lahir disebut periode janin

(fetal period). Periode ini ditandai oleh pematangan jaringan dan organ serta

pertumbuhan tubuh yang cepat.8 Perkembangan organ dan fisiologi janin secara

singkat dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 22: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

8

Gambar 2.2 Perkembangan embriofetal Sumber: Cunningham F G, dkk. 2010.11

2.1.3.1 Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular pada manusia muncul pada pada pertengahan

minggu ke-3, pada saat mudigah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan gizinya

hanya melalui difusi. Dan sistem kardiovaskular sudah berfungsi dengan baik

pada pertengahan minggu kedelapan.8

Saat janin sistem kardiovaskular jauh berbeda dengan setelah lahir, semua

kebutuhan janin disalurkan memalui vena umbilikal. Oksigen dan nutrisi dari Ibu

setelah melewati plasenta kemudian masuk ke vena umbilikal dan dan kemudian

masuk ke janin dengan jalur menuju hati dahulu, kemudian membagi menjadi

dua, yaitu sinus porta kanan (memasok darah ke hati) dan duktus venosus yang

berdiameter lebih besar, akan bergabung dengan vena kava inferior masuk ke

atrium kanan. Darah yang masuk ke atrium kanan mempunyai kadar oksigen

seperti pada arteri, meskipun bercampur dengan darah dari vena kava. Setelah

masuk ke jantung, sebagian darah langsung masuk ke foramen ovale pada septum

dan masuk ke atrium kiri selanjutnya melalui ventrikel kiri dan dipompa

keseluruh tubuh.6

Page 23: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

9

Sebagian darah pada atrium kanan akan masuk ke ventrikel kanan dan

akan mengalir ke paru. Karena paru masih belum matang, sehingga sebagian besar

darah dari ventrikel kanan akan masuk ke aorta melaui duktus arteriosus.(6) Darah

balik akan disalurkan kembali melalui arteri hipogastrika, keluar dari dinding

abdomen sebagai arteri umbilikal.6

Pada saat bayi lahir terjadi perubahan sirkulasi, akibat dari terputusnya tali

pusat dan pengembangan paru. Akibatnya kadar oksigen pada sirkulasi paru dan

vena pulmonalis meningkat sehingga duktus arteriosus akan menutup dan juga

foramen ovale menutup. namun saat terjadi gagal nafas kurangnya saturasi

oksigen akan membuat duktus arteriosus tetap membuka sehingga menyebabkan

kelainan sirkulasi dan dapat menyebabkan mortalitas pada perinatal. 6

Gambar 2.3 Sirkulasi darah janin Sumber: Cunningham F G, dkk. 2010.11

Page 24: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

10

2.1.3.2 Sistem Respirasi

Pembentukan tunas paru sudah dimulai saat usia sekitar minggu keempat,

tunas paru (divertikulum respiratorium) sebagai suatu benjolan dari dinding

ventral usus depan. Sistem respirasi berasal dari dua lapisan embrional mesoderm

dan endoderm. Epitel lapisan dalam laring, trakea, dan brongkus, serta paru

seluruhnya berasal dari endoderm. Komponen tulang rawan, otot, dan jaringan

ikat trakea dan paru berasal dari mesoderm splanknik yang mengelilingi usus

depan.8

Saluran bronkiolus terus bercabang menjadi saluran yang semakin banyak

dan semakin kecil, selain itu terjadi peningkatan pembuluh darah. Fungsi paru

sudah dapat berfungsi ketika sel bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid

berubah menjadi sel gepeng tipis, sel–sel ini kemudian akan menempel ke kapiler

darah dan pembuluh limfe, sehingga terbentuk suatu ruangan yang disebut sakus

terminal, hal ini terjadi pada bulan ketujuh. Selama bulan ketujuh, jumlah kapiler

sudah memadai untuk menjamin pertukaran gas yang adekuat, dan pada bayi

prematur sudah dapat bertahan hidup.8

Selain sel gepeng alveolus dan sel endotel, pada akhir bulan keenam

terbentuk sel alveolus tipe II yang berfungsi menghasilkan surfaktan, yaitu cairan

yang berfungsi untuk menurunkan tegangan di permukaan udara dan alveolus

yang bertujuan mempertahankan paru tidak kolaps.8

Gerakan paru sudah terjadi sejak sebelum lahir dan menyebabkan

masuknya cairan amnion, namun cairan amnion akan diserap dan sebagian akan

dikeluarkan melalui trakea saat kelahiran. Pertumbuan alveolus akan terus tumbuh

sampai usia 10 tahun pasca kelahiran.8

Pada bayi prematur jumlah surfaktan sangat penting, karena bila jumlah

surfaktan kurang memadai, maka tegangan membran permukaan udara dan air

(darah) menjadi tinggi yang berisiko tinggi menyebabkan kolapsnya alveolus

selama ekspirasi. Kolapsnya alviolus dapat menimbulkan sindrom gawat

pernafasan (respiratory distress syndrome, RDS). Sindrom gawat pernafasan

merupakan penyebab dari 20% mortalitas pada perinatal. Namun sekarang sudah

terdapat terapi bayi prematur untuk merangsang produksi surfaktan yaitu dengan

glukokortikoid. Terapi tersebut telah mengurangi mortalitas perinatal yang

Page 25: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

11

berkaitan dengan sindrom gawat pernafasan, dan memungkinkan janin usia 5,5

bulan dapat bertahan hidup.8

2.1.4 Usia Kehamilan

Usia kelahiran normal yang diukur dari pembuahan yaitu 266 hari atau 38

minggu. Pembuahan biasanya terjadi saat dan sampai 6 hari setelah hubungan

seksual yang dilakukan dalam periode ovulasi. Karena saat hubungan seksual

terjadi tidak selalu bertepatan dengan waktu ovulasi oosit. Namun sperma dapat

bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita selama 6 hari, dan dalam periode

6 hari tersebut terjadi pembuahan. Wanita megetahui kalau dirinya sedang hamil

saat ia terlambat haid dua kali berturut-turut. Sehingga ingatan tentang hari koitus

samar-samar.8

Dokter kebidanan dalam menentukan hari kelahiran lebih banyak

menghitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT), dengan total harinya menjadi

280 minggu atau 40 minggu.6 Metode ini cukup akurat untuk wanita hamil dengan

periode haid teratur 28 hari, namun metode ini bila diterapkan pada wanita hamil

yang periode haid tidak teratur dapat terjadi kesalahan. Karena itu hari persalinan

tidak selalu mudah ditentukan. Namun sebagian besar janin lahir dalam 10 sampai

14 hari perhitungan tanggal persalinan.8

Secara umum usia kehamilan dibagi menjadi tiga, yaitu aterm, posterm

dan preterm. Berdasarkan WHO aterm adalah usia kehamilan dari 37 minggu

samapi kurang dari 42 minggu ( 259-293 hari) kehamilan. Preterm adalah usia

kehamilan kurang dari 37 minggu (<259 hari) kehamilan. Posterm adalah usia

kehamilan 42 minggu sampai seterusnya (>294 hari).7

Dan menurut American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG)

membagi menjadi early term, full term, late term, dan post term.12

Early term 37 0/7 minggu sampai 38 6/7 minggu kehamilan

Full term 39 0/7 minggu sampai 40 6/7 minggu kehamilan

Late term 41 0/7 minggu sampai 41 6/7 minggu kehamilan

Post term 42 0/7 minggu kehamilan sampai seterusnya

Berdasarkan ACOG selama ini dokter memberikan jendela 5 minggu (37-

42 minggu kehamilan) memiliki kesehatan yang baik untuk kelahiran. Namun

Page 26: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

12

dalam penelitian terakhir menunjukkan terdapat perbedaan kesehatan bayi yang

dilahirkan padaa periode 5 minggu tersebut. Pada minggu terakhir diantara 40

minggu memungkinkan otak dan paru matang sepenuhnya. Hasil dari penelitan

bahwa bayi yang lahir diantara 39 minggu 0 hari sampai 40 minggu 6 hari

kehamilan memiliki kesehatan yang terbaik, dibandingkan bayi yang lahir

sebelum dan sesudah.12,13

Kehamilan posterm terhadap kematian perinatal mempunyai risiko yang

lebih tinggi dibandingkan kehamilan aterm karena kehamilan posterm

mempengaruhi perkembangan janin. Berat janin dapat terus bertambah, atau

berhenti bertambah, dapat juga janin lahir dengan berat lahir rendah, dan

terburuknya janin dapat meninggal karena berbagai hal.6

Perubahan pada kehamilan posterm yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan janin salah satunya penurunan fungsi plasenta, fungsi plasenta

mencapai puncak pada usia kehamilan 38 minggu dan mulai terjadi penurunan

fungsi pada usia kehamilan lebih dari 42 minggu. Pada usia kehamilan lebih dari

42 minggu plasenta mulai mengalami degenerasi, sehingga produk kalsium

meningkat. Apabila terjadi penimbunan kalsium pada plasenta, hal tersebut dapat

menyebabkan gawat janin atau sampai kematian janin. Selain itu degenerasi

jaringan plasenta menimbulkan edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, trombosis

intervili, dan infark vili.6 akibat dari penurunan fungsi plasenta, pasokan oksigen

dan makan akan berkurang. Apabila terjadi penurunan fungsi plasenta yang besar

berat janin juga akan menurun.6 Namun pada kehamilan posterm sebagian

plasenta ada yang tetap berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertambah

terus sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan.

Kehamilan postpartum merupakan penyumbang dari kematian perinatal.

Hal ini dapat terjadi saat antepartum, intrapartum atau postpartum, namun

sebagian besar terjadi saat intrapartum 55%.6 Penyebab kematian perinatal saat

intrapartum yaitu makrosomia karena bayi terlalu besar menyebabkan distosia

pada persalinan atau trauma pada janin saat persalinan seperti fraktur klavikula.

Selain makrosomia, insufisiensi plasenta berperan besar atas kematian perinatal,

yang mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion, hipoksia

Page 27: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

13

janin kemudian diperberat aspirasi mekonium akibat stress janin yang memicu

keluarnya mekonium.6

Kelahiran preterm berdasarkan WHO adalah bayi yang lahir dengan usia

kurang dari 37 minggu. Pada bayi prematur maturitas organ masih belum

sempurna seperti paru, otak dan organ pencernaan. Sehingga kegagalan nafas

sering terjadi pada bayi prematur, kejadiannya bisa 12 kali lipat dari pada bayi

yang cukup bulan, dan gangguan pernafasan pada bayi dengan usia kurang dari 1

bulan mortalitasnya meningkat menjadi 44%, dan bila berat bayi lahir kurang dari

1000 gram angka kematianya meningkat menjadi 74%. Selain itu lunaknya tulang

tengkorak dan imaturitas jaringan otak, pada bayi prematur lebih rentang terhadap

kompresi kepala, sehingga pendarahan intrakranial lima kali lebih sering pada

bayi prematur dibandingkan pada bayi cukup bulan. 14

Di Indonesia kejadian kelahiran prematur pada tahun 2010 sekiatar 15,5 %

per 1000 kelahiran, dengan jumlah bayi prematur pada tahun 2010 yaitu 675.700.

15,16. Pada persalinan prematur kesulitan utamanya adalah perawatan bayi

prematur, semakin muda usia kehamilan semakin besar mortalitas dan

morbiditasnya.

Tabel 2.2 Prevalensi kelahiran prematur di Indonesia dan negara lain

Negara Peringkat

kejadian

kelairan

premature

Angka kelahiran

prematur (% per

total global)

Persentase kelahiran

premature (% per

kelahiran hidup)

Angka kelahian

hidup (% per

total global)

India 1 3519118(23-6%) 13-0% 27200000(20-1%)

China 2 1172259(7-8%) 7-1% 16600000(12-3%

Nigeria 3 773597(5-2%) 15-8% 6332251(4-7%)

Pakistan 4 748142(5-0%) 15-5% 4741460(3-5%)

Indonesia 5 675744(4-5%) 12-0% 4371460(3-2%)

Telah diolah kembali

Sumber: Blencowe Hannah, dkk. 2012.16

Page 28: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

14

2.2 Kerangka Teori

Page 29: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

15

2.3 Kerangka Konsep

2.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Skala

ukur

Berat

badan lahir

Berat badan yang

ditimbang saat lahir

sampai dengan 24

jam setelah lahir.

Analisis data

yang

tercantum

dalam rekam

medik

rekam medik Ordinal

Kematian

perinatal

Lahir mati dan lahir

hidup kemudian

meninggal dalam

waktu 7 hari

Analisis data

yang

tercantum

dalam rekam

medik

rekam medik Nominal

Page 30: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain deskriptif pendekatan

potong lintang, dengan mengukur prevalensi kematian perinatal dengan berat bayi

lahir dan usia kehamilan yang dilakukan di Rumah Sakit Prikasih periode 2010-

2014.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta

Selatan selama 3 bulan yaitu April 2015 sampai Juni 2015 .

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target pada penelitian ini adalah bayi yang lahir di Rumah Sakit Prikasih,

dan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah bayi yang lahir di Rumah Sakit

Prikasih pada periode 2010 sampai 2014. Sedangkan sampel dipilih dengan

metode total sampling.17,18

3.4 Besar Sampel

Dalam penelitian ini, besar sampel menggunakan total sampel yaitu seluruh bayi

yang lahir di Rumah Sakit Prikasih pada periode 2010 sampai 2014. 17,8

3.5 Kriteria Sampel

Kriteria inklusi :

Kelahiran hidup

Kelahiran mati

Kriteria Eksklusi :

Data kelahiran bayi tanpa data berat badan lahir.

Page 31: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

17

3.6 Alur Penelitian

Diagram 3.1 Alur penelitiaan

3.7 Manajemen Data

3.7.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data rekam medis yang didapat

dari RS Prikasih

3.7.2 Pengelolahan Data

Pengelolaan data menggunakan SPSS Statistics 22.0 yaitu melakukan

pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing), memberi angka-angka atau

kode-kode tertentu yang telah disepakati terhadap data primer yang diambil dari

pasien yang sesuai (coding), memasukan data sesuai dengan angka atau kode yang

telah ditentukan menjadi suatu dasr (entry), mengurutkan serta menyerderhanakan

data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasi (cleaning).

Page 32: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

18

1.7.3 Analisis Data dan Penyajian Data

Analisis data dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis univariat dan bivariat.

1.7.3.1 Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat pola distribusi frekuensi pada variabel

kematian perinatal dan variabel berat badan lahir. Analisis data univariat

dilakukan dengan melihat frekuensi kejadian dalam bentuk angka kematian

ataupun persentase dengan tabel.

1.7.3.2 Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat pola distribusi antara dua variabel,

yaitu variabel kematian perinatal dan variabel berat badan lahir. Analisis data

bivariat dilakukan dengan melihat frekuensi kejadian dalam bentuk persentase

dengan tabel.

Page 33: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medis yang sudah

dalam bentuk data elektronik. Data yang diambil adalah data seluruh kelahiran

hidup dan kelahiran mati yang memiliki berat badan lahir di Rumah Sakit

Prikasih, pondok labu, Cilandak, Jakarta Selatan dari tanggal 1 Januari 2010

sampai 31 Desember 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

metode pengambilan sampel yaitu total sampel. Dari hasil pengambilan data

didapatkan data seluruh kelahiran hidup dan kelahiran mati adalah 4045 kasus,

namun terdapat 9 kasus yang tidak memiliki berat badan lahir, sehingga jumlah

sampel yang digunakan adalah 4036.

4.1 Kematian Perinatal

Dari penelitian ini didapatkan data kelahiran di Rumah Sakit Prikasih

dalam periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2014 sebesar 4036 kelahiran.

Dan jumlah kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih dalam periode 1 Januari

2010 sampai 31 Desember 2014 adalah 133 kasus dengan angka kematian

perinatal 32,95 per mil.

Tabel 4.1 Jumlah Kasus Kematian Perinatal di Rumah Sakit Prikasih 2010-2014

Periode Total

kelahiran

Lahir mati Kematian

neonatal dini

Kematian

perinatal

Angka kematian

perinatal (per mil)

2010-2014 4036 105 28 133 32,95

Pada periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2014 terdapat 133 kasus

kematian perinatal yang terdiri dari 105 kasus lahir mati, 28 kasus kematian

neonatal dini dari 4036 kelahiran. Angka kematian perinatal didapat dari

perhitungan jumlah kematian perinatal dibagi jumlah seluruh kelahiran dikali

1000 dengan hasil 32,95 permil.

Page 34: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

20

Tabel 4.2 Kematian Perinatal Berdasarkan Tahun Kelahiran

Periode Total

kelahiran

Lahir mati Kematian

neonatal dini

Kematian

perinatal

Angka kematian

perinatal (per mil)

2010 861 28 9 37 42,97

2011 906 22 5 27 29,80

2012 927 20 10 30 32,36

2013 699 21 1 22 31,47

2014 643 14 3 17 26,43

Pada tabel 4.2 didapatkan angka kematian perinatal berasarkan tahun

kelahiran. Angka kematian perinatal tertinggi pada tahun 2010 yaitu 42,97 permil

dan angka kematian terendah pada tahun 2014 yaitu 26,43 permil. Angka

kematian perinatal dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami penurunan walaupun

pada tahun 2012 mengalami kenaikan, namun tetap masih rendah dari pada tahun

2010. Berdasarkan data WHO di Indonesia angka kematian perinatal pada tahun

2012 yaitu 26 permil dan DKI Jakarta yaitu 18 permil. Data angka kematian

perinatal di RS Prikasih bila dibandingkan dengan data WHO pada tahun 2012

terlihat lebih tinggi yaitu 32,36. Namun pada tahun 2014 angka kematian perinatal

mengalami penurunan dan mencapai data WHO untuk Indonesia yaitu 26,43

permil.3 Perbedaan angka kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih lebih dari

data Indonesia, karena pasien ibu hamil yang datang ke Rumah Sakit cenderung

ibu hamil yang berisiko tinggi. Laju penurunan angka kematian perinatal harus

dipertahankan, agar tetap menurun dan mencapai angka kematian perinatal DKI

Jakarta 18 permil, dengan mempertahankan atau meningkatkan kualitas asuhan

atenatal dan perawatan perinatal di RS Prikasih,

Page 35: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

21

1.2 Berat Badan Lahir

Tabel 4.3 Berat Badan Lahir di Rumah Sakit Prikasih 2010-2014

Berat badan lahir (gram) n

%

<1500 34 0.84

1500-2499 333 8.25

2500-3999 3580 88.7

>4000 89 22.1

Total 4036 100.00

Tabel 4.4 Berat Badan Lahir Berdasarkan Tahun Kelahiran

Tahun

Kategori Berat Badan Lahir

Jumlah

(orang) <1500 1500-2499 2500-3999 >4000

N % n % n % n %

2010 8 0.92 83 9.63 753 87.45 17 1.97 861

2011 8 0.88 79 8.72 793 87.53 26 2.87 927

2012 5 0.54 70 7.55 832 89.75 20 2.16 906

2013 6 0.86 63 9.01 619 88.55 11 1.57 699

2014 7 1.09 38 5.91 583 90.67 15 2.33 643

Tabel 4.3 menunjukkan berat badan lahir pada periode 2010 sampai 2014,

dengan hasil berat badan lahir <1500 gram terdapat 34 kasus (0,84%), 1500-2499

gram terdapat 333 kasus (8,25%), 2500-3999 gram terdapat 3580 kasus (88,70%)

dan >4000 gram terdapat 89 kasus (2,21%). Berdasarkan riset kesehatan dasar

2013 di Indonesia berat badan lahir <2500 gram dengan persentase 10,2%, 2500-

3999 gram dengan persentase 85 % dan >4000 gram dengan persentase 4,8% dan

untuk DKI Jakarta berat badan lahir <2500 gram dengan persentase 10%.9

Persentase berat badan lahir <2500 gram pada tahun 2013 antara Rumah Sakit

Prikasih dengan data Riskesdas 2013 tidak jauh berbeda yaitu 9,87.

Page 36: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

22

Tabel 4.5 Berat Badan Lahir Berdasarkan Jenis Persalinan Tahun 2010-2014

Tabel 4.5 menunjukkan berat badan lahir berdasarkan jenis persalinan di

Rumah Sakit Prikasih pada tahun 2010-2014. Didapatkan berat badan lahir >4000

gram 84.27% persalinannya dengan seksio sesaria, 13.48% dengan pesalinan

spontan dan 2.25% dengan ekstraksi vakum dan ekstraksi forcep. Tingginya

persalinan dengan seksio sesaria pada janin dengan berat badan lahir >4000 gram

karena berat badan lahir >4000 gram merupakan salah satu indikasi untuk

dilakukan seksio sesaria.

Tabel 4.6 Berat Badan Lahir Berdasarkan Status Kehidupan

Tabel 4.6 menunjukkan persentase dua variabel, status kehidupan dan

berat badan lahir. didapatkan janin yang lahir dengan berat badan <1500 gram

memiliki persentase lahir mati sebesar 23,53%, kematian neonatal dini sebesar

17,65%, dan hidup sebesar 58,82%; 1500-2499 gram memiliki persentase lahir

mati sebesar 4,80%, kematian neonatal dini sebesar 1,80% dan hidup sebesar

93,39%; 2500-3999 gram memiliki persentase lahir mati 0,57%, kematian

Jenis persalinan Berat badan lahir

<1500 1500-2499 2500-3999 >4000

n % n % n % n %

Spontan 17 50.00 86 25.83 683 19.08 12 13.48

Ekstraksi vakum dan

Ekstraksi forcep 2 5.88 18 5.40 169 4.72 2 2.25

Seksio sesaria 15 44.12 229 68.77 2728 76.20 75 84.27

Total 34 100.00 333 100.00 3580 100.00 74 100.00

Status kehidupan

Berat badan lahir

<1500 1500-2499 2500-3999 >4000

n % n % n % n %

lahir mati 8 23,53 16 4,80 20 0,57 0 0,00

kematian neonatal dini 6 17,65 6 1,80 13 0,37 0 0,00

Kematian perinatal 13 41,18 22 6,60 33 0,84 0 0,00

Hidup 20 58,82 311 93,39 3500 99,07 82 100,00

Page 37: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

23

neonatal dini sebesar 0,37% dan hidup sebesar 99,07%; >4000 gram memiliki

persentase lahir mati sebesar 0,00%, kematian neonatal dini sebesar 0,00%, hidup

sebesar 100,00%. Dari data diatas memperlihatakan semakin rendah berat badan

lahir presentase lahir mati dan kematian neonatal dini semakin tinggi. Data diatas

ternyata sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa berat badan lahir

<2500 gram memiliki risiko kematian bayi sebesar 20 kali dan janin dengan berat

badan lahir <1500 gram memiliki risiko kematian bayi 90 kali.5 Data ini dapat

sebagai dasar untuk konseling ke masyarakat dalam mempersiapkan kehamilanya,

dan juga dalam mempersiapkan kehamilan sungguh dianjurkan dalam islam,

dalam surat Ath-thaariq ayat 5.

Artinya “maka hendaklah manusia memperhatiakan dari apa dia diciptakan”.

Sungguh proses penciptaan manusia sangat sempurna, namun manusia tetap

diminta untuk memperhatikan proses penciptaannya dalam hal ini adalah proses

kehamilan,24 karena banyak faktor yang mempengaruhi dalam penciptaan manusia

untuk menjadi manusia yang sempurna, salah satu tersebut adalah berat badan

lahir yang sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini. Variasi berat badan

lahir dalam penelitan ini memberikan perubahan persentase terhadap kejadian

perinatal atau keberhasilan dalam penciptaan manusia. Konseling kehamilan ke

masyarakat tetang berat badan lahir perlu dilakukan, melihat dari hasil data

penelitian ini dan anjuran dari agama untuk memperhatikan proses penciptaan

manusia.

4.3 Kematian Perinatal Berdasarkan Berat Badan Lahir

Tabel 4.7 Persentase Kematian Perinatal Berdasarkan Berat Badan Lahir

Berat badan lahir (gram) Kematian perinatal (%)

<1500 41,18

1500-2499 6,60

2500-3999 0,94

>4000 0,00

Page 38: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

24

Tabel 4.7 menunjukkan persentase kematian perinatal berdasarkan berat

badan lahir di Rumah Sakit Prikasih tahun 2010-2014 yaitu janin yang lahir

dengan berat badan <1500 gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar

41,18%; 1500-2499 gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 6,60%;

2500-3999 gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 0,94%; >4000

gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 0,00%. Persentase diatas

meperlihatkan semakin tinggi berat badan lahir semakin rendah persentase

kematian perinatal. Hal ini seakan berlawanan dengan teori namun jika melihat

jenis kelahiran, janin dengan berat badan >4000 gram 84,27% dengan seksio

sesaria. Sehingga kejadian trauma saat lahir karena makrosomia menjadi

berkurang. Ini yang merupakan salah satu dari keberhasilan dalam persalinan

untuk janin dengan berat badan lahir > 4000 gram.

4.4 Hambatan Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki

keterbatasan dalam penggunaan variabel. Variabel dalam kerangka teori dan

kerangka konsep tidak semua bisa digunakan, karena terdapat keterbatasan dalam

pemerolehan data. Data yang diambil berasal data rekam medik yang sudah dalam

bentuk data elektronik yang didalamnya tidak selengkap pada lembar rekam

medik.

Page 39: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

25

BAB V

Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

1. Angka kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih pada tahun 2010-2014

yaitu 32,95 per mil

2. Distribusi frekuensi berat badan lahir di Rumah Sakit Prikasih pada tahun

2010-2014 : <1500 gram sebanyak 0,84%, 1500-2499 gram sebanyak

8,25%, 2500-3999 gram sebanyak 88,70% dan >4000 gram sebanyak

2,21%.

3. Frekuensi kematian perinatal berdasarkan berat badan lahir di Rumah Sakit

Prikasih tahun 2010-2014 yaitu janin yang lahir dengan berat badan <1500

gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 41,18%; 1500-2499

gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 6,60%; 2500-3999

gram memiliki persentase kematian perinatal sebesar 0,94%; >4000 gram

memiliki persentase kematian perinatal sebesar 0,00%.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dengan analisis lebih lanjut

atau dengan variabel yang berbeda.

2. Bagi masyarakat

Diharapkan agar para ibu hamil waspada terhadap terjadinya berat badan

lahir rendah pada janin yang berpeluang tinggi kematian perinatal.

3. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan agar memberikan konseling saat kehamilan sehingga kejadian

berat badan lahir rendah dapat dicegah dan tidak sampai berdampak

kematian perinatal.

Diharapkan dalam perawatan antenatal memberikan pelayanan yang

optimal dan selalu mengingatkan pasien untuk kembali pada pemeriksaan

selanjutnya.

Page 40: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

26

4. Bagi institusi

Rumah Sakit

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi

tambahan dalam membuat kebijakan Rumah Sakit

Page 41: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

27

DAFTAR PUSTAKA

1. BPS, BKKBN, Kemenkes, ICF international. Indonesia demographic and

health survey 2012. Jakarta: BPS, BKKBN, Kemenkes, ICF international.

2013. Hlm 107-108

2. WHO. Maternal and perinatal country profil. Indonesia: Deaprtment of

Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health. Available from:

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/epidemiology/profiles/materna

l/en/ (9/03/2015. Pukul 15:47)

3. WHO. Neonatal and perinatal mortality country regional and global estimates.

France: WHO. 2006. Hlm 1-13

4. Departemen kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2007. Jakarta: Kemenkes RI.

2008. Hlm vii-278

5. Troe Johannes Wiihelmus Maria. Ethnic difference in fetal growth, birth

weight and infant mortality. Rotterdam: EJWM Troe. 2008. Hlm 11-16

6. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta: PT bina pustaka

sarwono prawirohardjo. 2010. Hlm 667-695

7. WHO. International statistical classification of diseases and related health

problems tenth revision vol.2 second edition.WHO. 2010. Hlm 115-137

8. Sadler T.W. langman embriologi kedokteran edisi 10. Jakarta: EGC. 2012.

Hlm 117-148

9. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2013. Jakarta: Kemenkes

RI. 2013. Hlm 87-92

10. Sherwood lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi 6. Jakarta: EGC.

2012. Hlm 811-825

11. Cunningham F. Gary, Leveno Kenneth J, Bloom Steven L, Hauth John C,

Rouse, Spong.William Obsterics 23rd edition.New York: McGRAMAW-

HILL.2010. Hlm 39-121

12. Acog. Difinition of term pregnancy. Washinton: Acog. november 2013. Hlm

579

Page 42: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

28

13. Spong Chaterine Y. Difining “term” pregnancy recommendations from the

defining “term” pregnancy workgramoup. Jama. June 19, 2013 –vol 309. Hlm

23

14. Oxorn, Harry & Forte, William R. Ilmu KebidananPatologi dan Fisiologi

Persalinan. Yogyakarta: YEM. 2010. Hlm 55-90

15. WHO. Preterm Birth, 2014. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/ (9/03/2015. Pukul 15:47)

16. Blencowe Hannah, Cousens Simon, Oestergaard Mikkel Z, Chou Doris,Moller

Ann-Beth, Narwal Rajesh, dkk. National, regional, and worldwide estimates

of preterm birth rates in the year 2010 with time trends since 1990 for selected

countries: a systematic analysis and implications. Lancet 2012; 379. Hlm

2162–2172

17. Sastroasmoro sudigdo, ismael sofyan. Dasar-dasar metodologi penelitian

klinis edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto. 2010. Hlm 4-55

18. Dahlan M. Sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang

kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto. 2010. Hlm 4-95

19. Dahlan M. Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam

penelitian kedokteran dan kesehatan edisi 3. Jakarta: Sagung Seto. 2010. Hlm

2- 24

20. William J. Kierans, lorne A. V hulst, Jemal Mohamed, Leslie T Foster.

Neonatal mortality Risk related to birth weight and gestational age in british

columbia. J obstet Gynaecol Can. 2007;29(7). Hlm 568-574

21. Drife J, Magowan BA. Clinical obstretrics and gynaecology prematurity.

London: Saunders. 2004. Hlm 375-80.

22. Robert L, Goldenberg. The management of pattern labor : high-risk pregnancy

series. Obstet gynecol. 2002;100. Hlm 1020-37

23. Kimberly Butt, Ken Lim. Determination of gestational age by ultrasound. J

Obstet Gynaecol Can. 2014;36(2). Hlm 171-181

24. Taufiq Muhammad Izzuddin. Dalil Anfus Al Qur’an dan Embriologi ayat-ayat

tentang penciptaan manusia. Solo: TIga Serangkai. 2006. Hlm 1-10

Page 43: PREVALENSI KEMATIAN PERINATAL DAN BERAT BADAN LAHIR …

29

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ahmad Fahmi Akbar

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 31 Agustus 1994

Alamat : Dsn. Sambong RT/RW: 003/004 Ds. Sumber Kepuh

Kec. Tanjung Anom Kab. Nganjuk Jawa Timur.

No. HP : 085334468681

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. TK Bahrul U’lum III (1998-2000)

2. SDN Sumber Kepuh III (2000-2006)

3. SMP Negeri 1 Prambon (2006-2009)

4. MA Darul U’lum Jombang (2009-2012)

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-sekarang)