Ruang nusa indah (perinatal)

29
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. Y DENGAN PREMATUR DI RUANG NUSA INDAH RSUD KABUPATEN BATANG Disusun Oleh: 1. Eni Dika Lestari 2. Fajriya Novita Sari 3. Fitri Sarifah PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG 2013/2014

Transcript of Ruang nusa indah (perinatal)

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BAYI NY. Y DENGAN PREMATUR

DI RUANG NUSA INDAH RSUD KABUPATEN BATANG

Disusun Oleh:

1. Eni Dika Lestari

2. Fajriya Novita Sari

3. Fitri Sarifah

PRODI DIII KEBIDANAN

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN

Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang

normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan

fisik. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,

terutama diantara bayi dengan badan 1500 gram atau kurang saat lahir,

sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan

mortalitas neonatus dan sering dianggap sebagai periode kehamilan pendek

(Nelson 1988 dan Sacharin 1996)

Bayi berat badab lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2500 gram. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena

ibu hamil anemia, kurang suply gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir

kurang bulan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan

yang serius, karena pada kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami

hipotermi yang biasanya akan menjadi penyebab kematian. (Depkes RI,

2006)

BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap

kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan atas 2 kategori yaitu BBLR

karena premature dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR),

yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara

berkembang banyak BBLR dan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk,

anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum

konsepsi atau saat kehamilan. (Depkes RI, 2006)

Masalah kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan

kebidanan, dimana pada bayi prenatur sebaiknya dirawat di rumah sakit

karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan serta

pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawatsebagai

advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada

klien.

Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan

asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan

masalah kebidanan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi

persalinan prematur dan manajemennya dalam asuhaan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

Agar dapat mengetahui mengenai:

a. Pengertian prematur

b. Penyebab bayi prematur

c. Tanda dan gejala persalinan prematur

d. Faktor resiko persalinan prematur

e. Klasifikasi bayi prematur

f. Patofisiologi prematur

g. Masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan prematur

h. Pengelolaan persalinan prematur

i. Konsep manajemen asuhan kebidanan prematur

C. MANFAAT

1. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara

nyata dilapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi

Baru Lahir dengan Prematur.

2. Bagi Institusi

Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa mampu

menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah dan

mempraktikkannya dilahan praktik.

3. Bagi Lahan

Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan

kebidanan bayi baru lahir dengan prematur.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia

kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram.

Dengan demikian, persalinan premature dapat terdiri dari:

1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

denan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK)

2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK)

Nama lainnya dari golongan ini adalah

a. Small for gestational age (SGA)

b. Intra uteri grouth retardation (IUGRat)

c. Intra uteri grout restriction (IUGRst)

Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut

usia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu:

1. Sangat premature

2. Premature sedang

3. Premature borderline

Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,

terutama diantara bayi dengan berat 1500 gram atau kurang saat lahir.

Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas

neonatus.

American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah

kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gram. Criteria ini dipakai terus

menerus secara luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia

hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan pertumbhan janin.

B. ETIOLOGI

a. Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi/penyakit kronik, misalnya diabetes

mellirus kelahiranpremature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana

uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan

premature, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan

ifark dari plasenta.

b. Faktor Fetal

Kelainan kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda,

cidera radiasi. (Sacharin. 1996)

Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature:

Kehamilan

1) Malformasi uterus

2) Kehamilan ganda

3) TI. Serviks Inkompeten

4) KPD

5) Pre eklamsia

6) Riwayat kelahiran premature

7) Kelainan Rh

Kondisi Medis

1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm

a. Hipertnsi

Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk

mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi

persalinan pretermmeningkat.

b. Perkembangan janin terhambat

Perkembangan janin terhambat (intrauterine growth retardation)

merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah

pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan

hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.

c. Solusio plasenta

Terlepsnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan

preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada

pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan

terulang akan menjadi lebih besarnyaitu 11%.

d. Plasenta previa

Plasenta previa seringkali berhubungan dengan persalinan

preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang

banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka

kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.

e. Kelainan rhesus

Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi

menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat

terjadi.

f. Diabetes

Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka

dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat

ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, mumnya

gula darah dapat dikendalikan.

2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi

a. Kelainan bawaan uterus

Meskipunjarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan

kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.

b. Ketuban pecah dini

Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau

sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai

seperti: serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda,

infeksi vagina dan seviks, dan lain-lain.

c. Serviks inkompeten

Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan

terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan

60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus

spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan

pervaginam.

d. Kehamilan ganda

Sebanyak 10% pasien dengan partus preterm ialah kehamilan

ganda dan secara umum kehamilan ganda mempunyai panjang

usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi

1) Tidak melakukan perawatan prenatal

2) Status sosial ekonomi rendah

3) Mal nutrisi

4) Kehamilan remaja

Faktor Gaya Hidup

1) Kebiasaan merokok

2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang

3) Penyalahgunaan obat (kokain)

4) Alcohol

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda-tanda persalinan premature, yaitu:

1) Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.

2) Kram perut, dengan atau tanpa diare

3) Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu 10 menit atau kurang

dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.

4) Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi

yang mendorong kebawah.

5) Keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

D. FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATURE

Resiko Demografis

1) Ras

2) Usia (</> 40 tahun)

3) Status sosio ekonomi rendah

4) Belum menikah

5) Tingkat pendidikan

Resiko Medis

1) Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya

2) Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)

3) Anomali uterus

4) Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)

5) Resiko kehamilan saat ini:

Kehamilan multi janin, hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-

masalah plasenta (misal: plasenta previa, solusio plasenta),

pembedahan abdomen, infeksi (misal: pielonefritis, UTI),

inkompetensi serviks, KPD, anomaly janin.

Resiko Perilaku dan Lingkungan

1) Nutrisi buruk

2) Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)

3) Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (misal: kokain)

4) Jarang atau tidak mendapat perawatan prenatal

Faktor Resiko Potensial

1) Stres

2) Iritabilitas uterus

3) Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus

4) Perubahan serviks sebelum awitan persalinan

5) Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat

6) Defisiensi progesteron

7) Infeksi

E. KLASIFIKASI

Persalinan premature murni sesuai dengan definisi WHO

BATASAN KRITERIA KETERANGAN

Sangat

premature

- Usia kehamilan 24 –

30 minggu - BB bayi 1000 – 1500

gr

- sangat sulit untuk

hidup, kecuali dengan inkubator

canggih. - Dampak sisanya

menonjol, terutama

pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis.

Premature sedang

- Usia kehamilan 31 – 36 minggu

- BB bayi 1501 – 2000

gr

- Dengan perawatan canggih masih mungkin hidup

tanpa dampak sisa yang berat.

Premature

borderline

- Usia kehamilan 36 –

38 minggu - Berat bayi 2001 –

2499 gr

- Lingkar kepala 33 cm - Lingkaran dada 30

cm - Panjang badan

sekitar 45 cm.

- Masih sangat

mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat

- Perhatikan kemungkinan;

Gangguan napas Daya isap lemah Tidak tahan

terhadap hipotermi

Mudah terjadi infeksi.

Persalinan premature berdasarkan penggolongan faktor penyebab

Penggolongan

Kriteria Keterangan

Golongan 1 - Dapat terjadi prematur

teratur tidak menimbulkan proses “rekuren”

- Solusio plasenta - Plasenta previa - Hidramnion/oligohidramnion

- Kehamilan ganda

Kejadian persalinan

prematur sangat jarang berulang dengan sebab

yang sama

Golongan 2 - Resiko kejadian persalinan prematur tidak dapat

dikontrol oleh penderita sendiri

- Hamil usia muda, tua (umur kurang 18 tahun atau diatas 40 tahun)

- Terdapat anomali alat reproduksi

- Sebagian masih dapat diupayakan

untuk dikendalikan

- Anomali alat reproduksi sebagian sulit

dikendalikan sekalipun dengan

tindakan operasi

Golongan 3 - Faktor yang menimbulkan persalinan premature dapat dikendalikan sehingga

kejadian premature dapat diturunkan.

- KEBIASAAN: Merokok

- Permasalahan yang dihadapi golongan 3,

sebagian besar beraspek sosial

sehingga perannya sebagai

Kebiasaan kerja, kurang tidur dan istirahat

- Keadaan sosial ekonomi

yang menyebabkan konsumsi gizi nutrisi rendah

- Kenali berat badan ibu hamil yang kurang

- Anomali serviks, serviks

inkompeten

faktor pemicu persalinan premature dapat

dikendalikan - Kemampuan

pengendalian faktor sosial yang berada ditengah

masyarakat, merupakan

program obstetri sosial

- Keberhasilannya

akan dapat dirasakan

masyarakat dan mempunyai nilai untuk

meningkatkan kemampuan

memberikan pelayanan bermutu dan

menyeluruh, sebagai strategi

sosial

F. PATOFISIOLOGI

Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko

mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,

perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat

pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada

trimester 2, riwayat abortus pada trimester 1 lebih dari 2 kali.

Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali

uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks

mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu,

riwayat abortus pada trimester II lebih dari1 kali, riwayat persalinan preterm

sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi

konisasi, dan iritabilitas uterus.

Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai satu atau lebih resiko mayor atau

bila ada dua atau lebih resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita

selekta, 2000 : 274)

G. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATURE

Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman

persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak

benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat

dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:

1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali

dalam waktu 10 menit

2) Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)

3) Perdarahan bercak

4) Perasaan menekan daerah serviks

5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2

cm, dan penipisan 50-80%

6) Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadica

7) Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya

persalinan preterm

8) Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

H. MASALAH DAN KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA BAYI

PREMATURE

Masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir premature:

1) Masalah kardiovaskular seperti PDA atau ductus anteriosus paten dimana

ductus anteriosus tetap terbuka bahkan setelah anak lahir. Anak yang lahir

premature sangat rentan terhadap masalah seperti masalah hipertensi,

diabetes dan jantung diusia dewasa mereka

2) Penyakit paru-paru kronis dan infeksi seperti displasia broncupulmonalis,

pneumonia dan sindrom gangguan pernafasan.

3) Ada beberapa masalah neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik,

retinopati premeturitas, apnea, serebral palsi, cacat perkembangan,

perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi cenderung mengalami

perdarahan otak. Perdarahan otak parah dapat berakibat fatal.

Keterblakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran

premature.

4) Masalah hematologi yang bisa terjadi pada kelahiran premature adalah

trombositopenia, anemia, ikterus atau hiperbilirubinemia yang

menyebabkan kernikterus.

5) Bayi premature menghadapi masalah pertumuhan jangka panjang seperti

tingkat pertumbuhan dibawah rata-rata.

6) Beberapa masalah metabolik dan pencernaan yang bisa terjadi pada bayi

premature seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis

enterocolotis, hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan menemukan

bahwa, bayi premature menghadapi kesulitan dalam menyusui, karena

kurang energi untuk menghisap susu.

7) Anak yang lahir antara minggu ke 22 dan ke 27 lebih rentan terhadap

kematian bayi dan SIDS (sudden infant death syndrom)

8) Para ahli menyatakan bahwa anak-anak yag lahir premature menghadapi

masalah reproduksi.

9) Beberapa masalah lainnya seperti sepsis, kebutaan total atau parsial,

masalah penglihatan, infeksi saluran kemih, masalah sosial dan

emosional, keterampilan mengucap yang kurang, ADHD (atttention deficit

hiperactivity dissorder), masalah koordinasi mata, tangan dan IQ lebih

rendah.

I. PENGELOLAAN PERSALINAN

Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm,

terutama mencegah mordibitas dan mortalitas neonatus preterm adalah:

1) Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis

2) Pematangan survaktan paru janin dengan kortikosteroid

3) Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi

(Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001)

Setiap persalinan pretrm harus dirujuk kerumah sakit. Cari apakah

faktor penyulit ada . dinilai apakah termasuk resiko tinggi atau rendah.

1) Sebelum dirujuk, berikan air minum 1000 ml dalam waktu 30 menit

dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak

2) Bila kontraksi masih berlanjut berikan obat takolitik seperti fenoterol

5 mg/oral dosis tunggal sebai pilihan pertama atau ibuprofen 400

mg/oral dosis tunggal sebagai pilihan ke dua

3) Dampingi ibu ketempat rujukan dan beri dukungan

4) Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraksi mutlak (gawat

janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan

kontraindikasi relatif (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat

dan pembukaan serviks 4 cm).

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

A. Konsep Manajemen Asuhan Kebidnan

Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut Manajemen

kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan

logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah

pihak baik klien maupun pemberi asuhan (Suryani,2007).

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan dan

rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus pada klien (suryani,2007).

Manajemen asuhan kebidanan pada bayi premature merupakan

bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada bayi

premature. Manajemen asuhan kebidanan disusun dengan tepat dan rasional

berdasarkan keputusan yang dibuat oleh langkah sebelumnya.

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang

dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney Midwefery, edisi ketiga

tahun 1997: menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang

terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis dan klinis (suryani,2007).

B. Menurut Suryani (2007) langkah-langkah manajemen varney:

1. Pengumpulan Data

Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subektif dan objektif dari

pasien.

a. Data Subjektif

Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data pasien melalui anamnesa yang termasuk data

subjektif untuk pasien dengan premature antara lain:

1) Yang perlu dikaji: nama, umur, bangsa, agama, dan alamat. Tujuan

dilakukan anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi (mengenal)

pasien lebih dekat.

2) Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja

yang keluhan dirasakan.

3) Riwayat Pernikahan

Dapat mengakibatkan kehamilan muda. Kehamilan muda

merupakan kehamilan beresiko karena belum matangnya sistem

alat reproduksi.

4) Riwayat menstruasi

Yang dinyatakan adalah HPHT untuk menentukan tafsiran

persalinan, siklus, banyak, dan apakah nyeri waktu haid serta

kapan mendapatkan haid pertama kali.

5) Riwayat Penyakit Kehamilan

Untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi pernah

mengalami masalah seperti perdarahan, preeklamsia, eklamsi,

hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia.

6) Riwayat obstetric yang lalu

Kehamilan yang lalu, kemungkinan ibu pernah mengalami

persalinan premature dan mengeluhkan hal yang sama pada

kehamilan sekarang.

7) Riwayat kehamilan ini

Yang dikaji adalah HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan

hari perkiraan lahir. Kelahiran bayi dengan premature ini tidak

sesuai dengan tafsiran persalinan.

8) Riwayat social, ekonomi dan budaya

Jika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap

pemenuhan nutrisi. Social budaya yang melarang wanita hamil

untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan telur selama masa

kehamilan. Serta sosial budaya yang beranggapan wanita hamil

tidur siang adalah tindakan negative.

9) Pola kebiasaan

Gunanya untuk mengetahui apakan nutrisi, pola aktivitas dan gerak

bayi, pola hygiene, pola istirahat bayi sudah benar dan cukup atau

tidak.

b. Data Objektif

Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan

umum dan khusus. Data objektif menggambarkan pendoumentasian

hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium dan tes diagnostik

lain yang dirumuskan dalam data fokus.

1) Pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan) dan tanda-tanda vital pada

pemeriksaan fisik, penderita (ibu) tetap menuntun dari sebelum

hamil.

2) Pemeriksaan khusus meliputi (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)

a) Inspeksi

Yaitu pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang

terpenting adalah mata (conjungtiva dan sclera) untuk

menentukan apakan ibu anemia atau tidak, muka (edema),

leher apakah terdapat pembesaran kelenjat tiroid maupun limfe,

sedangkan untuk dada bagaimana keadaan puting susu, ada

tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan

(cloasma gravidarum, aerola mamae, colostrum), serta dilihat

pembesaran perut yang sesuai dengan usi kehamilan, luka

bekas operasi, dan inspeksi genetalia bagian luat serta

pengeluaran pervagina, dan ekstremitas atas maupun bawah

serta HIS.

b) Palpasi

Leopod I:

Untuk menentukan TFU (tidak sesuai dengan TFU

normal, > TFU normal) dan apa yang terdapat dibagian fundus

(TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong

lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak

yang kemungkinan adalah bokong janin.

Leopod II:

Untuk menentukan dimana letaknnya punggung janin dan

bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri

maupun kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak,

bokong atau kepala.

Leopod III:

Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah

perut ibu dan apakan TBJ sudah terpegang oleh PAP, dan

normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.

Leopod IV:

Untuk menentukan seberapa jauh masuknya TBJ

kedalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk

menentukan seberapa masuknya ke PAP.

c) Auskultasi

Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160

x/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau

lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa

kurang dari 110x/menit atau lebih dari 160x/menit dengan irama

tidak teratur.

d) Perkusi

Pemeriksaan reflek patella kiri dan kanan yang berkaitan

dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi

magnesium sulfat.

3) Penghitungan TBJ

Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – 13) x 155 yang

bertujuan untuk mengetahui tafsiran berat badan janin dan dalam

persalinan premature biasanya berat badan janin rendah.

4) Pemeriksaan panggul

Yang dinilai adalah keadaan serviks, pembukaan, keadaan

ketuban, presentasi dan posisi, adanya caput atau moulase, bagian

menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul (bentuk

promontorium, linea innominata, sacrum, dinding samping panggul,

spina ischiadica, coksigis dan arcus pubis > 90°)

5) Pemeriksaan menunjang

Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan

tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas

darah.

Foto dada ataupun baby gram diperlukan pada bayi baru lahir

dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam

atau didapat / diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

USG kepala

Didapatkan hasil ukuran janin kecil dan tidak sesuai usia

kehamilan.

2. Interpretasi Data Dasar

Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa. Bidan melakukan

analisis berdasarkan urutan sebagai berikut:

Mencari hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya untuk

mencari sebab dan akibat.

Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.

Menentukan penyebab utamanya.

Menentukan tingkat resiko masalah

Diagnosa untuk bayi prematur ditegakkan atas dasar bayi telah

ditimbang, menerima dan menanyakan informasi dari keluarga

mengenai bayi prematur sesuai dengan usia kehamilan ibu saat

melahirkan dan tanggal kelahiran bayi. Diagnosanya: bayi baru lahir,

usia bayi, dengan prematur, KU bayi buruk (sesuai dengan keadaan

umum bayi yang dilihat dari keadaan bayi dan hasil vital sign.

3. Diagnosa potensial / masalah potensial

Diagnosa potensial dalam kaitannya dengan diagnosa kebidanan adalah

masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan

mengganggu keselamatan pasien. Berdasarkan teori diagnosa potensial

yang dapat terjadi pada bayi adalah :

a. Hipotermi

Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal

dan stabil yaitu 36°C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu

ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.

b. Sindrom gawat nafas

Kesukaran pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum

sempurnanya pembentukan membrane hialin surfaktan paru yang

merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli

paru, pertumbuhan surfaktan paru mencapai maksimum pada minggu

ke-35 kehamilan.

c. BBLR

Dapat terjadi karena perkembangan janin terhambat

(intrauterinegrowth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu

sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kuranga

adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.

d. Hipoglikemia

Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan

bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50% pada bayinprematur.

Glukosa merupakan sumber pertama energi selama masa janin. Hal ini

disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi, hipoglokemia

bila kadar gula sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl.

e. Perdarahan intracranial

Pada bayi premature pembuluh darah masih sangat rapuh hingga

mudah pecah. Perdarahan intracranial dapatterjadi karna trauma lahir.

f. Rentan terhadap infeksi

Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu

terakhir masa kehamilan.

g. Hiperbilirubinemia

Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kurangnya

enzim glukorinil transferase sehingga konjugasi bilirubin indirek

menjadi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang

berperan dalam transfortasi bilirubin dari jaringan ke hepar kurang.

Kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10mg/dl.

h. Ikterus (kadar bilirubin yang tinggi)

Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit, selaput lendir dan

berbagai jaringan oleh zat warna empedu.

4. Tindakan segera

Tindakan segera ditujukan pada masalah potensial pada masalah

potensial demi keselamatan pasien. Harus bersifat segera disiapkan

tindakan ataupun kolaborasi penanganan segera bersama anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.

Tindakan segera yang dibutuhkan pasien:

a. Kolaborasi dengan dokter SpA

b. Segera merujuk

5. Intervensi/perncanaan

Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan, bidan menyusun rencana

kegiatan mencakup tujuan dan langkah yang akan dilakukan dalam

melakukan intervensi pemecahan masalah.

Langkah-langkah penyusun rencana kegiatan:

a. Menentkan tujuan tindakan yang akan dilakukan

b. Menentukan langkah-langkah tindakan secara mandiri, kolaborasi dan

rujukan.

c. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan

6. Implementasi

Implementasi disini merupakan pelaksanaan dan perencanaan

menyeluruh yang diberikan pada pasien yang ssuai dengan masalah dan

kebutuhannyaperencanaan yang berkaitan dengan diagnosa, masalah

dan kebutuhan pasien.

7. Evaluasi

Merupakan hasil dari pelaksanaan yang telah direncanakan dalam asuhan

kebidanan pada pasien.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

PADA BY NY. Y DENGAN PREMATUR

Anamnesa pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 21.30 WIB

Lahir tanggal 2 juli 2014 / jam 03.45 wib

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subyektif

Identitas / Biodata

Nama Bayi : bayi Ny. Y

Umur : 17 jam post partum

Jenis kelamin : PEREMPUAN

Nama Ibu : Ny. Y

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : I.R.T

Pendidikan : SMP

Suku / Bangsa :jawa / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Limpung 4/2, Batang

Nama Ayah : Tn. R

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA

Suku / Bangsa :Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Limpung 4/2, Batang

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan bayi

Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun ( asma, DM,

hipertensi )

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular ( TBC, PMS,

Hepatitis)

Ibu tidak pernah menderits penyakit menahun ( jantung, ginjal )

b. Riwayat kesehatan ibu

Ibu tidak sedang menderita penyakit menurun ( asma , DM,

hipertensi )

Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS ,

Hepatitis)

Ibu tidak sedang menderita penyakit menahun ( jantung , ginjal )

c. Riwayat kesehatan ayah

Ayah tidak pernah menderita penyakit menurun ( asma , DM ,

hipertensi )

Ayah tidak pernah menderita penyakit menular ( TBC, hepatitis,

PMS)

Ayah tidak pernah menderita penyakit menahun (jantung, ginjal )

d. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga ayah / ibu tidak pernah menderita penyakit menurun (

asma ,DM, hipertensi )

Keluarga ayah / ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC,

PMS , Hepatitis )

Keluarga ayah / ibu tidak pernah menderita penyakit menahun (

jantung , ginjal )

2. Riwayat Antenatal

a. G 2P1 A0

b. Riwayat ANC

Teratur, 8 kali di BPM oleh Bidan

c. Kenaikan BB 6kg

d. Keluhan saat hamil

Trimester I : mual, muntah

Terapy : B12,tablet fe,

Trimester II : tidak ada keluhan

Trimester III : pegal-pegal pada punggung

Terapy : ajarkan senam hamil,kurangi aktivitas berat.

e. Penyakit ibu saat hamil : tidak ada

f. Kebiasaan ibu saat hamil : tidak ada

Obat/ jamu

Ibu tidak mengkonsumsi obat / jamu selama hamil

Merokok/ minum-minuman keras/narkoba

Ibu tidak merokok / minum-minuman keras / narkoba

g. Pantangan makanan pada saat hamil

Tidak ada pantangan makanan bagi ibu saat hamil

h. Komplikasi

Ibu : tidak ada

Janin : prematur

3. Riwayat Intranatal

a. Tanggal / jam persalinan : 2 juli 2014 / jam 03.45 wib

b. Cara persalinan : spontan

c. Penolong persalinan : Bidan

d. Lama persalinan

Kala I 4 jam

Kala II 1/2 jam

Kala III 5 menit

Kala IV 2 jam

e. Penyulit persalinan

Tidak ada

f. Komplikasi

Ibu :tidak ada

Janin : tidak ada

4. Riwayat Post Natal

a. Inisiasi Dini : tidak diberikan (asfiksia ringan)

b. Vit K : di berikan

c. Salep mata : di berikan

d. Hepatitis B : belum diberikan

e. Komplikasi

Ibu : tidak ada

Bayi : tidak ada

5. Pola kesehatan sehari-hari

a. Pla Nutrisi

1. ASI On demand ya / tidak : diberikan

2. Kolostrum diberikan / tidak : diberikan

3. PASI diberikan / tidak : tidak di berikan

b. Pola eliminasi dalam 24jam ya / tidak

1. Miksi : 2x

2. Defekasi : -

c. Pola istirahat : cukup

6. Riwayat psikososial budaya

a. Penerimaan ibu teerhadap kelahiran bayi

Ibu bahagia atas kelahiran bayinya

b. Penerimaan ayah dan keluarga terhadap kelahiran bayi

Ayah dan keluarga bahagia atas kelahiran bayinya

c. Hubungan ibu , ayah, dengan keluarga

Hubungan ibu, ayah , dan keluarga baik

d. Kebiasaan makanan yang bisa mempengaruhi kesehatan bayi

Tidak ada kebiasaan makanan yang mempengaruhi kesehatan bayi

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Tanda Vital

1. RR : 30x/menit

2. Suhu :35°c

3. BB / PB : 1700gr / 46 cm

4. LK/LD/LILA : 30cm/25cm/10cm

2. Keadaan bayi baru lahir

No KRITERIA 1 MENIT 5 MENIT 10 MENIT

1 Warna kulit 1 2 2

2 Denyut jantung 2 2 2

3 Tonus otot 1 1 1

4 Reflek 1 1 1

5 Usha nafas 1 1 2

TOTAL 6 7 8

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : rambut hitam, sutura menyatu

Caput sussedaneum: tidak ada

Cepal hematom :tidak ada

Cacat bawaan : tidak ada

b. Muka : tidak pucat

c. Ubun-ubun : tidak tumpang tindih

d. Mata : sklera tidak ikterik , conjungtiva tidak anemis

e. Telinga : bersih,tidak ada serumen

f. Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan

g. Hidung : bersih , tidak ada kelainan

h. Leher : normal,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

i. Dada : simetris , tidak ada retraksi dinding dada

j. Abdomen : tidak ada bising usus, tidak ada hematomegali

k. Tali pusat : sudah dipotong, pasang infus melalui tali pusat,

dibungkus kassa,

l. Punggung : tidak ada kelainan

m. Klavikula : normal

n. Ekstremitas : tidak pucat, gerak kurang aktif , tidak odem

o. Genetalia : belum sempurna, labia minora belum tertutup

oleh labia mayora.

p. Anus : tidak terdapat atresia ani

q. Kulit : kulit tipis dan mengkilat, lanugo banyak

4. Reflek

a. R. Globuler : +

b. R.Moro : +

c. R.Babynsky : +

d. R.Walking : -

e. R.Graps :+

f. R.Tonic Neck :+

g. R.startle :-

h. R.rooting : +

i. R.sucking :+

j. R.swallowing :+

5. Pemeriksaan penunjang

Tidak ada

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa nomenkalur

By Ny. Y umur 17 jam dengan premature dan asfiksia ringan, UK 32

minggu, BB: 1700 gr

DS:

Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 2 juli 20014

Ibu mengatakan melahirkan dengan umur kehamilan 32 minggu

DO:

PB : 46cm

BB : 1700gram

LK / LD LILA : 30cm/25cm/10cm

KU : baik

RR :30x/menit

Suhu : 36,2°c

B. Masalah

Berat badan bayi lahir rendah

C. Kebutuhan

Berikan bayi cukup nutrisi

III. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL

Asfiksia sedang

Hipotermi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

b. Kolaborasi : dengan dokter SpA

c. Merujuk

V. PERENCANAAN

Jam 03.50 wib

1. Beritahu keluarga hasil pemeriksaan bayi

2. Menjaga kehangatan bayi

3. Beri identitas pada bayi

4. Pasang infus D5%

5. Masukkan bayi pada inkubator

6. Berikan nutrisi pada bayi

7. Observasi BAB dan BAK pada bayi

8. Berikan injeksi vit.k dan salf mata

9. Rawat talipusat dengan prinsip antiseptik

10. Berikan injeksi pada bayi

VI. IMPLEMENTASI

Jam 03.55 wib

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayi

PB : 46cm

BB : 1700gram

LK / LD LILA : 30cm/25cm/10cm

KU : baik

RR :30x/menit

Suhu : 36,2°c

2. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah

dan kotor

3. Memberi identitas pada bayi dengan cara memasangkan gelang pada

tangan/kaki dan menulis nama ibu digelang tersebut,serta

menempelkan hepafix+nama ibu pada dada bayi.

4. Memasang infus D5% 5 tetes/menit micro

5. Memasukkan bayi pada inkubator dengan suhu 32 - 34°C untuk

mencegah hipotermi.

6. Memberikan nutrisi pada bayi dengan ASI perah menggunakan pipet

sebanyak 5 – 10 cc

7. Mengobservasi BAB dab BAK bayi (bayi bak 2x, belum BAB)

8. Memberikan injeksi vit.K 1mg dan salf mata oxytetracyclin 1 %

9. Merawat talipusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus

tali pusat dengan kassa steril

10. Memberikan injeksi pada bayi:

Cefotaxim 2 x 50 mg/12 jam pada jam 10 pagi dan 22 malam

Dexametason 2 x 1/5 /12 jampada jam 10 pagi dan 22 malam

VII. EVALUASI

Jam 04.10 wib

1. Keluarga sudah mengetahui keadaan bayi

2. Kehangatan bayi sudah terjaga dengan mengganti pakaian bayi bila

basah atau kotor

3. Identitas sudah diberikan pada bayi

4. Infus D5% sudah terpasang

5. Bayi sudah dimasukkan pada inkubator dengan suhu 32 - 34°c

6. Bayi sudah diberikan nutrisi yaitu ASI perah

7. Bayi sudah BAK 2x dan belum BAB

8. Injeksi vit. K 1 mg dan salf mata oxytetracyclin 1 % sudah diberikan

9. Perawatan tali pusat sudah dilakukan dengan prinsip antiseptik

10. Injeksi cefotaxim 2 x 50 dan dexametason 2 x 1/5 sudah diberikan

Tanggal Subjektif Objektif Assesement Planning Implementasi evaluasi Pengkajian ke-2 3 juli 2014 Jam 07.30 wib Pengkajian ke-3 4 juli 2014 Jam 14.30 wib

Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu ibunya secara langsung dan mulai menghisap dengan kuat saat menyusu Kondisi bayi sudah mulai membaik, ada peningkatan berat badan

KU: baik BB: 1700gr S: 36,5°c Gerak: aktif Tangis: kuat Menghisap: kuat BAB: (+) BAK: (+) KU: baik BB: 1800gr S: 36,8°c Gerak: aktif Tangis: kuat Menghisap: kuat BAB: (+) BAK: (+)

Bayi Ny. Y umur 2 hari dengan prematur Bayi Ny. Y umur 3 hari dengan prematur

1. Mandikan bayi 2. Perawatan tali

pusat 3. Bedong bayi 4. Timbang bayi 5. Ukur suhu 6. Bantu ibu

menyusui banyinya

7. Berikan injeksi: - Cefotaxim 50

mg amp - Dexametasho

n 1/5 amp 8. Observasi KU 9. Monitor tetes

infus

1. Ganti popok 2. Berikan ASI 3. Ukur suhu 4. Observasi KU 5. Monitor tetes

infus

1. Memandikan bayi (disibin)

2. Merawat tali pusat

3. Membedong bayi

4. Menimbang bayi

5. Mengukur suhu 6. Membantu ibu

menyusui bayinya

7. Memberikan injeksi:

- Cefotaxim 50mg amp

- Dexametashon 1/5 amp 8. Mengobservasi

KU 9. Memonitor

tetes infus

1. Mengganti popok bayi 2. Memberikan ASI perah

pada bayi 3. Mengukur suhu 4. Mengobservasi KU 5. Memonitor tetes infus

1. Bayi sudah disibin

2. Tali pusat belum lepas, tidak ada tanta-tanda infeksi

3. Bayi sudah dibedong

4. BB: 1700 gr 5. Suhu: 36,5°c 6. Bayi tidak

gumoh 7. Injeksi sudah

diberikan: - Cefotaxim 50 mg

amp (07.10 wib) - Dexametashon 1/5

amp (07.10 wib) 8. KU: baik

Gerak: akti Tangis: kua Menghisap: kuat BAB: (+) BAK: (+)

9. 5 tetes/menit micro, tetes lancar

1. Popok bayi sudah

diganti dengan yang bersih

2. Bayi sudah diberikan ASI perah menggunakan pipet sebanyak 5-10 cc

3. Suhu: 36,8°c 4. KU: baik

Gerak: aktif Tangis: kuat Menghisap: kuat BAB: (+) BAK: (+)

5. E tetes/menit micro, tetes lancar

Pengkajian ke-4 5 juli 2014 Jam 07.30 wib

Kondisi bayi semakin membaik dan lebih aktif menyusu serta hisapan bayi sangat kuat

KU: baik BB: 1800 gr S: 37,1°C Gerak: aktif Tangis: kuat Menghisap: sangat kuat BAB: (+) BAK: (+)

Bayi Ny. Y umur 4 hari dengan prematur

1. Mandikan bayi

2. Perawatan tali pusat

3. Bedong bayi 4. Timbang bayi 5. Ukur suhu 6. Bantu ibu

menyusui bayinya

7. Berikan injeksi:

- Cefotaxim: 50mg amp

- Dexametashon 1/5 amp

8. Observasi KU 9. Monitor tetes

infus

1. Memandikan bayi (disibin)

2. Merawat tali pusat 3. Membedong bayi 4. Menimbang bayi 5. Mengukur suhu 6. Membantu ibu

menyusui bayinya 7. Memberikan injeksi: - Cefotaxim 50mg

amp - Dexametashon: 1/5

amp 8. Mengobservasi KU 9. Memonitor tetes

infus

1. Bayi sudah

disibin 2. Tali pusat belum

lepas 3. Bayi sudah

dibedong 4. BB: 1800 gr 5. Suhu: 37,1°c 6. Bayi tidak

gumoh 7. Injeksi sudah

diberikan: - Cefotaxim 50mg

amp - Dexametashon 1/5

amp 8. KU: baik

BB: 1800 gr S: 37,1°C Gerak: aktif Tangis: kuat Menghisap: sangat kuat BAB: (+) BAK: (+)

9. 5 tetes/menit micro, tetes lancar.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Dalam pengkajian terdapat data subjktif dan data objektif , data

subjektif terdiri dari identitas pasien, riwayat kesehatan, riwayat antenatal,

riwayat intranatal, pola kebiasaan sehari-hari, riwayat psikososial budaya,

pengkajian data subjektif tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

dilahann di pengkajian data objektif terdiri atas pemeriksaan fisik,

pemeriksaan umum, keadaan bayi baru lahir, reflek dan pemeriksaan

penunjang di pengkajian data objektif tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan dilahan praktik

B. Interpretasi Data

Didalam interpretasi data terdapat diagnosa nomenklatur, masalah dan

kebutuhan diagnosa By. Ny Y sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan

C. Diagnosa Potensial

Diteori dengan lahan praktik tidak didapati kesenjangan

D. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

Terdapat tindakan kebutuhan segera sehingga diteori dan dilahan praktik

tidak didapati kesenjangan

E. Perencanaan

Didalam merencanakan asuhan sudah sesuai dengan kebutuhan bayi dan

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan dilahan praktik

F. Pelaksanaan

Didalam pelaksanaan asuhan kebidanan sudah sesuai dengan perencanaan

asuhan kebidanan dan tidak didapati kesenjangan

G. Evaluasi

Didalam mengevaluasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan dilahan

praktik dan ibu sudah mengetahui keadaan bayinya

BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Masalah kesehatan pada bayi

premature, membutuhkan asuhan kebidanan. Faktor penyebab persalinan

bayi premature adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan faktor lain,

seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor gaya hidup

kriteria dapat diakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:

1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3

kali dalam waktu 10 menit

2) Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)

3) Perdarahan bercak

4) Perasaan menekan daerah serviks

5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya

2 cm, dan penipisan 50-80

6) Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadica

7) Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya

persalinan preterm

8) Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

2. SARAN

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan patologi di RSUD

Kabupaten Batang diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam

melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat

diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah obstetri. Jakarta : EGC

2. http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-

patologi-persalinan-dengan-partus-prematurus/

3. Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC