a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus...

24
Kabupaten Malang Layak Anak 55 14.Angka Kematian Bayi (AKB) a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir yang digunakan untuk perencanaan tahun berjalan? Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang menurut laporan puskesmas tahun tahun 2011 kelahiran hidup sejumlah 40.655, kematian bayi neonatal sebesar 219 (5,39 per 1.000 kelahiran hidup) tahun 2012 kelahiran hidup sejumlah 40.792 ( Laki-laki 20.589, perempuan 20.203 ), kematian bayi neonatal sebesar 199 (5,39 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan target MDGs tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Ada penurunan jumlah kematian bayi dari tahun sebelumnya. Tingkat mortalitas penduduk dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan penduduk atau sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan. Kematian bayi sangat berkaitan dengan : kondisi kehamilan ibu, kompetensi tenaga kesehatan yang membantu persalinan dan perawatan bayi baru lahir. Data kematian bayi dapat diperoleh melalui laporan puskesmas dengan melakukan survey langsung ke sasaran, jika ada kematian bayi akan ditindak lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), dimana kematian bayi itu terjadi di rumah maupun di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pertolongan persalinan ibu melahirkan belum kesemuanya dilakukan oleh tenaga medis (bidan atau dokter) namun masih ada yang ditolong oleh dukun. Jumlah Kematian Bayi (0 - 1 tahun) 199 bayi pada tahun 2012 yang terdiri dari Bayi Baru Lahir 176 bayi dan bayi usia 29 hari s.d 1 tahun sejumlah 23 bayi.

Transcript of a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus...

Page 1: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 55

14.Angka Kematian Bayi (AKB)

a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir yang digunakan untuk

perencanaan tahun berjalan?

Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang menurut laporan puskesmas

tahun tahun 2011 kelahiran hidup sejumlah 40.655, kematian bayi neonatal

sebesar 219 (5,39 per 1.000 kelahiran hidup) tahun 2012 kelahiran hidup

sejumlah 40.792 ( Laki-laki 20.589, perempuan 20.203 ), kematian bayi neonatal

sebesar 199 (5,39 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan target MDGs tahun

2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Ada penurunan jumlah kematian bayi

dari tahun sebelumnya. Tingkat mortalitas penduduk dari waktu ke waktu dapat

memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan penduduk atau sebagai

indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan.

Kematian bayi sangat berkaitan dengan : kondisi kehamilan ibu, kompetensi

tenaga kesehatan yang membantu persalinan dan perawatan bayi baru lahir.

Data kematian bayi dapat diperoleh melalui laporan puskesmas dengan

melakukan survey langsung ke sasaran, jika ada kematian bayi akan ditindak

lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), dimana kematian bayi itu terjadi di

rumah maupun di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, pertolongan

persalinan ibu melahirkan belum kesemuanya dilakukan oleh tenaga medis

(bidan atau dokter) namun masih ada yang ditolong oleh dukun.

Jumlah Kematian Bayi (0 - 1 tahun) 199 bayi pada tahun 2012 yang terdiri dari

Bayi Baru Lahir 176 bayi dan bayi usia 29 hari s.d 1 tahun sejumlah 23 bayi.

Page 2: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 56

Kategori Jumlah (terpilah) Keterangan

Umum /Lain2 64(L=37,P=27)

Infeksi: -

1. ISPA 6(L=2,P=4)

2. Tetanus -

3. Asfixia 54(L=28,P=26)

4. Diare -

5. BBLR 75(L=35,P=40)

(Adapun data pendukung gambaran kelahiran bayi terlampir)

b. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mempercepat penurunan angka

kematian bayi? Sebutkan!

Upaya yang dilakukan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi yang

telah dilakukan oleh SKPD terkait bersama lembaga masyarakat yang

berkompeten melalui program yang berkaitan dengan program penurunan jumlah

kematian bayi antara lain :

1. Manajemen BBLR (Bayi berat lahir rendah:

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang

dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di

negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik

menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir

lebih dari 2500 gram . BBLR termasuk faktor utama dalam

peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak

serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa

depan . Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara

nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka

ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program

perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% . Di

Kabupaten Malang kematian bayi paling tinggi adalah disebabkan oleh

karena BBLR, sehingga pelatihan manajemen BBLR sangat penting

dilaksanakan dalam menurunkan angka kematian bayi.

Page 3: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 57

2. Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated Management of

Childhood Illness (IMCI dalam bahasa Inggris)

MTBS singkatan dari adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu

dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5

tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program

kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita

sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan

kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti

Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dll.

Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap untuk

mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi

dan balita. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya kuratif

(pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan

konseling (promotif). Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa

pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara

berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan dan

kecacatan pada bayi dan balita.

Praktek MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan yaitu:

Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana balita sakit

(petugas kesehatan non-dokter yang telah terlatih MTBS dapat memeriksa

dan menangani pasien balita)

a. Memperbaiki sistem kesehatan (banyak program kesehatan terintegrasi

didalam pendekatan MTBS)

b. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah

dan upaya pencarian pertolongan balita sakit (berdampak meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan

Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas,

keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari

empat balita sakit seringkali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai

dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang

menjadi fokus MTBS. Pendekatan MTBS dapat mengakomodir hal ini karena

dalam setiap pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi yang sering

menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa.

Menurut laporan Bank Dunia (1993), MTBS merupakan jenis intervensi

yang cost effective yang memberikan dampak terbesar pada beban penyakit

secara global. Bila Puskesmas menerapkan MTBS berarti turut membantu

dalam upaya pemerataan pelayanan kesehatan dan membuka akses bagi

Page 4: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 58

seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

terpadu.

3. Pelayanan Kesehatan Perinatal/ Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar

yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus

sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai 28 hari setelah bayi lahir, baik di

fasilitas kesehatan ataupun kunjungan rumah. Pelaksanaan pelayanan

kesehatan neonatus dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir

(KN1) merupakan kunjungan neonatal yang ke-1, pada kurun waktu hari ke 3

sampai dengan hari ke 7 adalah kunjungan neonatal ke-2 (KN2), pada kurun

waktu hari ke 8 sampai hari ke 28 setelah lahir adalah kunjungan neonatal

ke-3(KN Lengkap/KN3).

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat

kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko kematian neonatus

terbesar terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama kehidupan

dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas

kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan

selama 24 jam pertama.

Capaian pelayanan kesehatan Neonatus adalah sbb :

Jumlah kunjungan neonatus (KN Lengkap) tahun 2010 sebesar 88,92%

(36.272) dari sasaran bayi 40.791 yang seharusnya dilayani , pada

tahun 2011 sebesar 95,58% (39.395) dari sasaran Neonatal sejumlah

41.532 dan pada tahun 2012 sebesar 40.843 dari sasaran Neonatal

sejumlah 40.300 angka cakupan tersebut lebih tinggi sedikit bila

dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal yaitu sebesar

101,3%.

4. Pelayanan kesehatan Bayi

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap

pelayanan kesehatan dasar, mengetahu sedini mungkin bila terdapat

kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,

imunisasi serta peningkatan kualitas hidup bayi melalui stimulasi tumbuh

kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan

terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi: Pemberian imunisasi

dasar lengkap(BCG, Polio 1,23,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi

berusia 1 tahun. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi

(SDIDTK), Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan), Konseling ASI

Page 5: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 59

eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda- tanda sakit dan

perawatan kesehatan bayi dirumah menggunakan buku KIA, penaganan dan

rujukan kasus bila diperlukan.

Capaian pelayanan kepada bayi adalah sbb:

jumlah kunjungan bayi pada tahun 2011 sebesar 37.404 bayi (94,95%),

sedangkan pada tahun 2012 sejumlah 38.400 terdapat peningkatan

capaian dari tahun 2011 ke tahun 2012 secara signifikan

5. Program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival)

manfaat, Program EMAS antara lain:

Memperkuat mekanisme akuntabilitas bagi Pemerintah Daerah dan

Penyedia Layanan Kesehatan agar dapat meyediakan yang lebih baik sesuai

kebutuhan masyarakat. Mengidentifikasi dan melakukan kemitraan dengan

“stakeholders” terkait seperti tokoh masyarakat, professional dan kelompok

masyarakat seperti Aisyiah, Perkumpulan Rumah Sakit Indonesia (PERSI),

Aliansi Pita Putih, Asosiasi Ibu Menyusui, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) agar

bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Daerah dan Pemerintah Daerah

dalam menyuarakan kebutuhan pada akses dan layanan iu melahirkan dan

bayi baru lahir yang berkualitas. Untuk Wilayah Kabupaten Malang tidak

semua Puskesmas menjadi vanguard Emas tetapi hanya ada 8 Puskesmas,

3 Rumah Sakit Swasta dan 1 RS Negri saja yang menjadi vanguard Emas

yaitu: Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Sumberpucung, Puskesmas Pagak,

Puskesmas Turen, Puskesmas Dampit, Puskesmas Ampelgading,

Puskesmas Donomulyo, Puskesmas Gondanglegi, RSI Gondanglegi, RS

Bokor Turen, RS Mitra Delima dan RSUD Kanjuruhan.

(Adapun Perjanjian Kerjasama dan Foto Program Emas terlampir)

6. Program Sutera Emas (Survailans Epidimologi Terpadu Berbasis

Masyarakat)

Yaitu suatu program yang melibatkan masyarakat untuk meningkatkan

deteksi dini bagi Ibu beresiko dini, balita gizi buruk dan balita gizi kurang

serta penyakit-penyakit lain yang menyertai kesehatan ibu dan anak.

1. Adapun konsep dasar Survailans Epidimologi Terpadu Berbasis

Masyarakat meliputi:

One RT One Kader (satu wilayah RT diamati 1 orang kader Sutera

Emas

One Mother At Risk (1 Bumil resti didampingi oleh 1 orang kader

Sutera Emas

One Newborn At Risk (1 Bayi baru lahir resti didampingi oleh 1 orang

kader Sutera Emas

One Infant At Risk (1 Bayi resti didampingi oleh 1 orang kader Sutera

Emas)

Page 6: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 60

One Child Under 5 Ys Old At Risk (1 Balita resti didampingi oleh 1

orang kader Sutera Emas)

One Human At Risk (1 Orang beresiko tinggit penyakit didampingi oleh

1 Orang kader Sutera Emas.

a. Filosofi

Early Case Finding (Penemuan Kasus dan masalah kesehatan

secara dini)

Early Case Reporting (pelaporan kasus dan masalah

kesehatan secara dini)

Early Case Holding (penanganan kasus dan masalah

kesehatan secara dini)

Community Empowering (pemberdayaan masyarakat.

b. Tujuan Program

Merupakan sistem kewaspadaan dini

Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan

kesehatan

Meningkatkan angka penemuan pelaporan dan penanganan

kasus penyakit berpotensi KLB, penyakit menular, tidak

menular, Ibu hamil dan balita beresiko tinggi serta faktor-faktor

yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat secara dini.

Meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan balita

Menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita

7. Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan

Peningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan Melalui Pelatihan Asuhan

Persalinan Normal (APN) dan Pelatihan Management Terpadu Balita Sakit

(MTBS) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan

untuk menolong persalinan, balita sakit dilakukan melalui pelatihan

managemen terpadu balita sakit.

Page 7: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 61

15. Prevalensi kekurangan gizi pada balita

a. Berapa prevalensi gizi kurang pada balita, pada tahun berjalan dan setahun

sebelumnya?

Prevalensi Gizi Kurang pada balita pada tahun 2011 jumlah balita 207.449, balita

yang ditimbang 147.993 yang mengalami gizi kurang sejumlah 1253 (0,85%)

sedangkan pada tahun 2012 jumlah balita 168.897, balita yang ditimbang

156.537 (L : 78.824 P:77.713) yang mengalami gizi kurang sejumlah 8.447

(L : 4.445 P:4.002) (5,40%)

(Adapun rincian data terlampir)

b. Berapa prevalensi gizi buruk pada balita, pada tahun berjalan dan setahun

sebelumnya?

tahun 2011 terjadi perubahan metode atau standar penilaian yang memiliki

sensitifitas lebih tinggi terutama memisahkan antara BGM(bawah garis merah)

dan Gizi Buruk dimana KMS (kartu menuju sehat) saat iini menggunakan baku

Standar WHO-2005. Data gizi buruk klinis sebesar 131 anak sedangkan gizi

buruk non klinis (BB <-3 SD) sebesar 1951 balita. Sedangkan tahun 2012 jumlah

balita 168.897, balita yang ditimbang 156.537 (L : 78.824 P:77.713) yang

mengalami gizi buruk sejumlah 1.321 (L : 650 P:4.671) (0,84%) yang terurai

Data gizi buruk klinis sebesar 110 anak sedangkan gizi buruk non klinis (BB <-3

SD) sebesar 1211 balita.

Kejadian Gizi buruk dan Gizi Kurang disebabkan oleh berbagai faktor , hampir

semua sektor terkait berkontribusi terhadap kejadian gizi buruk. Gizi buruk dan

gizi kurang terjadi pada balita di semua daerah. Untuk mendapatkan data Gizi

Kurang dan Gizi Buruk diperoleh dari data penimbangan posyandu yang

selanjutnya dilakukan analisis lanjutan. Dengan metode perhitungan Z-score

maka akan diketahui status gizi balita.

Klasifikasi Gizi buruk secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Gizi buruk dengan gejala klinis.

Gizi buruk dengan ditandai gejala klinis seperti marasmus, kuasiorkor dan

gabungan antara keduanya.

2. Gizi buruk non gejala klinis.

Gizi buruk dengan klasifikasi berat badan <-3 SD (metode Z-score). Pada

kondisi ini anak biasanya tampak kurus tetapi anak masih beraktifitas seperti

biasa.

Peningkatan kasus gizi buruk klinis dapat dijelaskan bahwa gizi buruk klinis

yang terjadi adalah dengan penyakit penyerta. Setiap balita sakit baik penyakit

infeksi maupun penyakit kelainan bawaan jika berat badannya <-3SD dan

tampak gejala klinis maka diagnose dokter menyatakan gizi buruk.

Page 8: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 62

Secara umum peningkatan cakupan kasus dipengaruhi oleh sensitifitas alat

ukur dan kemampuan jangkauan pelayanan yang terlaporkan. Kasus bayi

dengan gizi buruk pada tahun 2011 sebanyak 1,16% dan pada tahun 2012

menjadi 0,9%; dilihat dari indikator kecamatan bebas rawan gizi pada tahun

2011 baru mencapai 94% pada tahun 2012 sudah menjadi 100% (kondisi ini

dihitung berdasarkan hasil survey Penentuan Status Gizi dimana ambang

batas lebih kecil dari 15% dianggap bebas rawan gizi).

c. Berapa prevalensi anak pendek (stunting) pada tahun berjalan dan setahun

sebelumnya?

Berdasar hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2010 diketahui balita

Pendek sebesar 1489 (17,5%) dari 8.486 yang diukur, tahun 2011 Balita

Pendek sebesar 17.276 (11,4%) dari 151.374 balita yang diukur, sedangkan

tahun 2012 Balita Pendek sejumlah 15.373 ( 9,82% ) dari 156.537 balita yang

diukur.

d. Bagaimana mekanisme penanganannya?

Mekanisme penanganan gizi kurang dan gizi buruk

Melalui Surveilans Gizi setiap kasus gizi buruk yang terlaporkan semuanya

tertangani dan mendapat perawatan dengan penanganan secara terpadu dan

terintegrasi melalui peningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program

melalui Ketahanan Pangan dan Gizi baik di tingkat Kabupaten maupun

Kecamatan dan Desa. Dapat dijelaskan sebagai berikut : (SK Tim pangan dan

gizi Terlampir) ;

1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu hamil dan anak Kekurangan

Energi Kronis (KEK), Balita Gizi Buruk dan Kurang Gizi selama 90 hari

melalui Bidan Desa di wilayah masing-masing.

Adapun foto terlampir

2. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan ( P2KP ) melalui :

a. Sosialisasi Pola Konsumsi Pangan yang Beragam, Bergizi, Berimbang

dan Aman ( 3B-A ) bagi siswa SD/MI melalui Pemberian makanan

tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) pada tahun 2010 dengan jumlah

sasaran 2068 anak di 36 lembaga, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak

2300 anak di 19 lembaga, dan pada tahun 2012 sebanyak 2.996 dan di

20 lembaga dan tahun 2013 direncanakan sebanyak 3064 di 21 lembaga;

b. Pengembangan Kebun Sekolah ;

c. Sosialisasi Pangan Lokal bagi siswa SD/MI ;

d. Penyuluhan tentang manfaat dan kegunaan makan ikan bagi anak-anak

usia balita ;

Page 9: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 63

e. Promosi makan ikan untuk anak balita melalui posyandu, lembaga PAUD,

dan SD ;

f. Gerakan minum susu (Data terlampir) ;

3. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan melalui :

a. Sosialisasi mutu dan Keamanan Pangan, terutama terhadap Jajanan Anak

Sekolah.

b. Penyebaran media kampanye dalam bentuk Poster mengenai keamanan

jajanan anak sekolah ;

4. Pemantauan dan Penanganan apabila diketemukan gizi buruk atau gizi

kurang antara lain:

Gizi buruk non klinis dan gizi kurang yg ditemukan oleh petugas/kader

melalui pemantauan di posyadu, dilaporkan ke puskesmas dan dinas

kesehatan. selanjutnya divalidasi dg z-score jika memenuhi kritetia,

segera dilacak dan diusulkan unutuk mendapstksn pmt-p selama 90hma;

Pada pelacakan keluarga dimotivasi untuk rutin datang ke posyandu, agar

balita mendapat pemeriksaan kesehatan dan dapat dipantau, serta

keluarga mendapat konseling gizi;

Untuk kasus gizi buruk dengan gejala marasmur, kuadiorkor, yg

ditemukan segera dilacak, keluarga dimotivasi agar mau dirujuk. krn gizi

buruk dg gejala tsb harus dirujuk krn selalu disertai penyakit penyerta;

Setelah ditujuk dan dirawat di RSUD dan diperbolehkan pulang, untuk

rehabilitasi balita tersebut mendapat pmt-p yg bersumber dari Dinas

Kesehatan, bok puskesmas, pnpm mandiri, add desa, sesuai koordinasi

yg dilakukan di tingkat kec. untuk gizi buruk klinis perawatsn di rsud gratis

Untuk pencegahan agar tidak terjadi Gizi Buruk dan Kurang Gizi dan Ibu

hamil KEK dilakukan penimbangan secara rutin melalui posyandu,

Kabupaten Malang secara umum dalam menurunkan angka kematian ibu

dan angka kematian bayi serta peningkatan status gizi khususnya balita

dan anak dengan mengoptimalkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) di tingkat

kecamatan dan desa. Selama kurun waktu 3 tahun berturut-turut (2009,

2010, dan 2011) sebagai pelaksana terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur.

Page 10: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 64

16. Persentase ASI ekslusif

a. Berapa persentase ASI eksklusif, pada tahun berjalan dan setahun

sebelumnya?

Capaian ASI Eksklusif tahun 2012 sebesar 57.9 % (25.689 dari 44.367) yang

disurvei. sedangkan tahun 2011 79,8% ( 15374 dari 19.270 ) yang disurvei.

(Adapun data rincian terlampir)

b. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk mendorong peningkatan ASI

eksklusif,pada tahun berjalan dan setahun sebelumnya?

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan bersama instansi

terkait lainnya sebagai berikut :

1. Peningkatan pengetahuan / Promosi Kesehatan yang meliputi; penyebaran

leaflet ASI-E, pemasangan baliho dan ASI-E di posyandu, puskesmas,

polindes, poskesdes, Dialog interaktif di radio.

2. Penyuluhan langsung. Himbauan terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan

gagalnya ASI Eksklusif telah dilakukan dengan melalui :

pembinaan kepada Bidan desa untuk melakukan penyuluhan ASI-E

kepada ibu-ibu,

bidan desa dihimbau untuk tidak mengarahkan bayi yang ditolong

bersalin untuk menggunakan produk susu tertentu,

melarang perusahaan mempromosikan produk susu untuk bayi dibawah

6 bulan.

3. Penyebaran Komunikasi , Informasi dan Edukasi kepada Masyarakat luas

tentang ASI Eksklusif ; sebagaimana terlampir di halaman berikut

4. Penyediaan sarana prasarana melalui pojok asi di berbagai tempat layanan

publik, dengan kelengkapan peralatan kesehatan asi eksklusif, penyediaan

tenaga terlatih tentang asi

5. Peningkatan Jumlah Pojok ASI terutama yang terdapat pada fasilitas umum

6. Penempatan Alat pemerah ASI pada Pojok ASI di 10 Puskesmas dan 2 RS

dan 2 fasilitas umum.

c. Apakah ada konselor ASI tingkat desa/kelurahan/kecamatan yang

memberikan pendampingan bagi ibu menyusui? Bila ada, berapa

persentase desa/kelurahan/kecamatan yang memiliki konselor ASI?

Konselor ASI sudah ada diseluruh desa/kelurahan/kecamatan yang mampu

memberikan pendampingan bagi ibu menyusui. Secara khusus konselor ASI di

tingkat kecamatan belum secara keseluruhan dilatih, kegiatan penyuluhan dan

konseling ASI dilakukan oleh Bidan Desa, Petugas Gizi dan Bidan

Puskesmas/Polindes/ Poskesdes/ Ponkesdes dan Kader posyandu.

Page 11: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 65

d. Apakah ada kebijakan yang mengatur fasilitas bagi ibu menyusui,

pembatasan pemasaran produk susu formula dan makanan pengganti ASI,

dan dukungan bagi ibu menyusui? Jika ada, sebutkan!

Kebijakan yang mengatur fasilitas bagi ibu menyusui, pembatasan pemasaran

produk susu formula dan makanan pengganti ASI dan dukungan bagi ibu

menyusui yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Malang melalui

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak (KIBBLA) terdapat dalam Bab V : ASI dan Imunisasi yaitu

terdapat pada :

1. Pasal 7 yang berbunyi Setiap Ibu Melahirkan Dianjurkan Memberikan Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Sekurang-kurangnya

Selama 6 (Enam) Bulan tanpa Diselingi Makanan Tambahan.

2. Pasal 10 (1) Sarana Pelayanan dan Tenaga Kesehatan Dilarang Untuk

Memberikan Fasilitas dan Promosi bagi Susu Formula, Makanan Pengganti

Air Susu Ibu (ASI) dan atau Sejenisnya Selama Masa Pemberian Air Susu

Ibu (ASI) Eksklusif.

Dan Pasal 10 (2) larangan Sebagaimana dimaksud pada (1) Tidak Berlaku

Dalam Keadaan yang Tidak Memungkinkan Secara Medis dan Biologis.

Page 12: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 66

17. Jumlah Pojok ASI

a. Berapa jumlah Pojok ASI dan fasilitas menyusui, pada tahun berjalan dan

setahun sebelumnya?

Penyediaan Pojok ASI pada tempat layanan publik pada tahun 2011 penyediaan

Pojok ASI sebanyak 2 lokasi. Dan tahun 2012 sebanyak 14 lokasi Pojok ASI,

dimana semua Pojok ASI yang sudah ada dilengkapi dengan sarana dan

prasarana penunjang Pojok ASI sesuai dengan Standar Kesehatan. Sarana

prasarana pendukung diantaranya Almari Pendingin, Glass Norsing Bottle,

Thermal Bag, Manual Breast Pump, Bottle Sterilizer, Bottle Warmer, See Pack.

Serta pendukung ASI yaitu Meja Kursi, Instrumen Cabinet, Dispenser,

Washtafel, Tempat Sampah, Kipas Angin, Radio Tape.

b. Dimana saja lokasi Pojok ASI dan fasilitas menyusui tersebut? Sebutkan

Tahun 2012 terdapat 14 di lokasi yaitu di 10 Puskesmas diantaranya Puskesmas

Sumber Pucung, Tumpang, Dau, Turen, Pagak, Donomulyo, Dampit,

Ampelgading, Kasembon, Ngantang, RSUD Kanjuruhan, RSUD Lawang, Dinas

Kesehatan, dan di lingkungan Kantor Bupati Malang.

Page 13: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 67

18. Persentase imunisasi dasar lengkap

1. Berapa persentase imunisasi dasar lengkap, pada tahun berjalan dan

setahun sebelumnya?

Prosentase Imunisasi dasar lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut : hasil

cakupan imunisasi tiap antigen baik tahun 2010 maupun 2011 sudah mencapai

target minimal untuk BCG, Polio1,DPT-HB1 sebesar >95% sedangkan Polio 2,

Polio3, Polio 4, DPT HB2, DPTHB3 dan Campak sebesar >90% sedangkan

untuk tahun 2012 dari jumlah bayi 0-12 bulan sejumlah 40.792 yang telah

mendapatkan imunisasi BCG, DPT 1 2 3. Campak, HB-1 2 3, Polio 1 2 3 4

>100%

(Adapun rincian dari persebaran data imunisasi per kecamatan terlampir)

2. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan?

Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan? Program dan

kegiatan yang mendukung agar dijelaskan secara rinci

1. Pemenuhan kebutuhan ketersediaan vaksin, alat dan bahan pendukung

untuk kegiatan imunisasi

2. Meningkatkan kemampuan dan kinerja tenaga pelaksana imunisasi di

lapangan

3. Peningkatan peran serta masyarakat untuk kegiatan imunisasi

4. Meningkatkan cakupan imunisasi di Desa yang belum UCI dengan

meningkatkan sweeping pada bayi yang belum mendapat imunisasi dan

mempertahankan Desa yang sudah mencapai UCI (Universal Child

Immunization)

5. Meningkatkan manajemen imunisasi termasuk PWS (Pemantauan Wilayah

Setempat) dan pencatatan pelaporan secara berjenjang

6. Meningkatkan Supervisi Supportive atau pembinaan kepada petugas

imunisasi

Page 14: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 68

19. Jumlah lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dan

mental

a. Berapa jumlah lembaga yang memberikan layanan kesehatan reproduksi?

Jumlah lembaga yang memberikan layanan reproduksi di wilayah Kabupaten

Malang berada di :

1. RSUD Kanjuruhan (Poli Obstetri dan Genekologi/OBG) di Instalasi rawat

jalan, Ruang Kamar Bersalin dan ruang Nifas.

2. Tersebar di seluruh puskesmas sebanyak 39 Puskesmas yang ada di

wilayah Kabupaten Malang. Adapun puskesmas yang telah memperoleh

pelatihan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) sebanyak 1 RSUD

Kanjuruhan dan 11 puskesmas antara lain : Puskesmas Kepanjen ,

Puskesmas Lawang, Puskesmas Pakisaji, Puskesmas Pakis, Puskesmas

Turen, Puskesmas Dau, Puskesmas Ampelgading, Puskesmas Wagir,

Puskesmas Singosari, Puskesmas Tumpang dan Puskesmas Donomulyo.

dalam melaksanakan kegiatan pelayanan reproduksi di Puskesmas

diharapkan Konselor mempunyai tahapan :

1. Menyertakan infomed consen untuk menjamin bahwa konseling

dilakukan tanpa paksaan

2. Mencatat proses konseling untuk meliput waktu , isi, dan hasil konseling

3. Menyampaikan informasi kepada orangtua atau teman terdekat .

Gangguan Kesehatan repoduksi remaja yang sering dijumpai di Puskesmas

PKPR Diwilayah Kabupaten Malang adalah :

a. Gangguan menstuasi ,IMS

b. Tumbuh kembang remaja

c. Depresi

d. Penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif ( NAFZA)

e. Kehamialn yang tidak diinginkan

3. Pelayanan Kesehatan Reprodusi Remaja melalui PIK-KRR sejumlah 58

kelompok tahun 2012 dan 112 kelompok tahun 2013

Adapun rincian data lembaga kesehatan terlampir

b. Berapa jumlah lembaga yang memberikan layanan kesehatan mental?

Jumlah lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan mental yang berada di

RSUD Kajuruhan (Poli psikologi dan Poli jiwa di Instalasi rawat jalan), RSK Jiwa

Hayunanto dengan layanan IGD. Rawat jalan Umum dan Sp Jiwa, Rawat Inap

gangguan jiwa/mental, RSK Jiwa Wikarta Mandala dengan layanan IGD. Rawat

jalan Umum dan Sp Jiwa, Rawat Inap gangguan jiwa/mental,

Page 15: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 69

7 Puskesmas sebagai unit Pelayanan Teknis yang mengadakan penjaringan

ataupun pemeriksaan kesehatan berkala Kepada Sekolah Luar Biasa adapun

SLB yang dibina sbb:

1. SLB lawang : Jln dr cipto lawang

2. SLB Pancaran Kasih : Jln sumberwuni timur lawang

3. SLB BC Islam : Jln tunggul ametung Tumpang

4. SLB BC DW 03 : Jln raya turen Turen

5. SLB BC : Jln Ahmad yani Kepanjen

6. SLB DW : Jln raya karangduren Pakisaji

7. SLB BC PGRI : Jln raya 07 ngebruk Sumberpucung

8. SLB jatikerto : Jln raya jatikerto 61 kromengan

Pelayanan yang diberikan sbb :

Kunjungan kesehatan berkala yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun

Penjaringan murid baru yang dilaksanakan setiap tahun sekali pada saat

Peneriman murid baru

Adapun kegiatan yang di maksud adalah anak dengan kelaian atau gangguan

fungsi fisik , mental dan emosional tingkah laku sosial atau kondisi khusus

sehingga ia mengalami hambatan dalam menjalankan fungsi sosial dan

lingkungan.

Selain dari pada kegiatan diatas Puskesmas sebagai Pusat pelayanan

kesehatan dasar bagi anak berkebutuhan khusus mengacu pada Proyek

Panduan yang dilaksanakan sejak Tahun 1986/1987, dengan kegiatan sbb;

1. Pada tingkat rumah tangga penemuan anak usia sekolah dilakukan melalui

peran bantu PKK.

2. Memakai alat bantu identifikasi anak berkelaian rumusa pokja pendidikan luar

biasa digolongkan menjadi

a. Anak tergolong normal

b. Anak berkelaiana dini

c. Anak berkelaian lanjut.

3. Tatanan jalur rujukan yang bersifat sumber masyarakat ( Communitty based)

dan Mengait pada tingkat rujukan spesialistik dengan Puskesmas sebagai

titik sentral.Jumlah anak yang mendapatkan akses layanan kesehatan pada

lembaga kesehatan reproduksi dan mental tersebut pada tahun 2010-2011

c. Berapa jumlah anak yang mendapatkan akses layanan kesehatan pada

lembaga kesehatan reproduksi dan mental tersebut, pada tahun berjalan

dan setahun sebelumnya?

Untuk layanan kesehatan reproduksi pada kelompok PIK-KRR tahun 2012

sebanyak 870 remaja dan tahun 2013 sebanyak 1680 remaja.

Page 16: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 70

20. Jumlah anak dari keluarga miskin yang memperoleh akses peningkatan

kesejahteraan?

a. Berapa jumlah anak dari keluarga miskin?

Jumlah KK Miskin Tahun 2011 sebanyak 155.745, Jumlah anak dari keluarga

miskin sebanyak 41.955 anak. pada Tahun 2012 jumlah KK Miskin 155.745

jumlah anak keluarga miskin sebanyak 32.305 anak, Tahun 2013 Jumlah KK

miskin 147.212 dan anak dari keluarga miskin sebanyak 31.803 anak.

b. Apakah ada program pengentasan kemiskinan yang dilakukan,pada tahun

berjalan dan setahun sebelumnya?

1. Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan kebina margaan,

pengairan, keciptakaryaan/permukiman, energi dengan memprioritaskan

kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan

kemiskinan;

2. Meningkatkan aksessibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan,

mengembangkan sekolah kejuruan yang mampu menghasilkan SDM yang

memiliki daya saing tinggi, mengembangkan puskesmas sebagai pusat

informasi masyarakat sehat, sekolah dan pelayanan kesehatan gratis bagi

keluarga miskin;

3. Memacu pertumbuhan sektor andalan pertanian tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa-jasa;

serta mendorong pertumbuhan sektor potensi seperti pariwisata,

pertambangan dan jasa kontruksi/bangunan dengan mengarusutamakan

peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan

kemiskinan

4. Kegiatan yang bersentuhan secara langsung dengan masyarakat adalah

pelaksanaan penyaluran subsidi beras bagi masyarakat berpendapatan

rendah (RASKIN), dengan tujuan dan sasaran

Tujuan: mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran melalui

pemenuhan kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras

Sasaran: berkurangnya beban pengeluaran rumah tangga sasaran

penerima manfaat (RTS-PM). Hasil pendataan program perlindungan

sosial tahun 2011 (PPLS 2011) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat

Statistik dan dikelola oleh tim percepatan pengentasan kemiskinan

(PNP2K) dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui

pendistribusian beras bersubsidi sebanyak 180 kg/RTS/Tahun atau setara

dengan 15 kg/RTS/Bulan dengan harga tebus 1600/Kg netto di titik

distribusi (TD)

Page 17: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 71

Pada dasarnya pelaksanaan program RASKIN merupakan salah satu

upaya pemenuhan kalori rata-rata 2100 kkal/hari pada anak-anak dari

anggota keluarga Rumah Tangga berpendapatan rendah dengan jumlah

Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) yaitu 175.692

RTS-PM pada tahun 2012 dan 147.212 RTS-PM pada tahun 2013.

Program pengentasan yang dilaksanakan pada tahun 2012 menjangkau

100 KK dengan anggaran dari APBD dan 500 KK dengan anggaran

APBN. Sedangkan pada tahun 2013 menjangkau 60 KK dengan anggaran

dari APBD dan 200 KK .

5. Program pengentasan kemiskinan berupa Program PNPM Generasi sehat

dan cerdas yang ditujukan kepada 112.236 anak yang tersebar di 14 (empat

belas) kecamatan

6. Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Sosial; Hukum bagi Korban

Eksploitasi, Perdagangan Perempuan dan Anak; Pengembangan Bakat dan

Ketrampilan Anak Terlantar; Pendidikan bagi Penghuni Panti

Asuhan/Jompo, Program Pemberdayaan PNPM Mandiri, Program Keluarga

Harapan (PKH)

Arah kebijakan umum Arah kebijakan umum pembangunan 2010-2015

dalam pengentasan kemiskinan diantaranya dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Program Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh

Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yang pada tahun 2012 dilaksanakan

pada area seluas 6 hektar. Upaya peningkatan kualitas lingkungan

permukiman dapat dilihat dari indikator bahwa pada tahun 2011 kualitas

permukiman kategori baik sebesar 31,80% dan pada tahun 2012 sebesar

32,13%; permukiman kategori sedang tahun 2011 sebesar 41,15% dan

tahun 2012 sebesar 40,99% serta permukiman kategori kurang pada

tahun 2011 sebesar 27,05% dan tahun 2012 sebesar 26,88%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa permukiman berkategori baik menunjukkan kenaikan

dan permukiman kategori sedang dan kurang bergeser menuju perbaikan.

b. Pembangunan rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR) melalui Program Kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS) pada tahun 2011 dibangun sebanyak 700 unit rumah

dari target 1.000 unit dan tahun 2012 sebanyak 719 unit dari target

sebanyak 1.035 unit; secara akumulatif jumlah rumah layak huni untuk

keluarga miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah yang dibangun di

Kabupaten Malang pada tahun 2011 sebanyak 33.044 unit dan tahun

2012 sebanyak 33.763 unit. Upaya lain untuk meningkatkan kualitas

Page 18: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 72

perumahan masyarakat khususnya keluarga miskin dilakukan kegiatan

bedah rumah sebanyak 45 rumah.

c. Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pada tahun

2012 kepesertaan Jamkesmas sesuai pagu dari Pemerintah Pusat

sebanyak 563.173 orang, sedangkan yang tidak masuk Jamkesmas,

dijamin oleh Jamkesda sebanyak 11.282 orang, Selain itu berbagai upaya

telah dilaksanakan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada

masyarakat antara lain dengan menerapkan mekanisme rujukan

berjenjang yaitu mulai pelayanan dasar di puskesmas dan dirujuk ke

rumah sakit apabila memerlukan pelayanan kesehatan lanjutan.

d. Program pendidikan dasar 9 tahun, strategi yang dilaksanakan adalah

pengembangan sekolah di wilayah terpencil dan sulit transportasi yaitu

SD-SMP Satu Atap, sehingga memberikan kemudahan bagi anak-anak

yang berdomisili di wilayah tersebut. Pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2012 telah tersedia 28 SD-SMP Satu Atap.

e. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2011

sebesar 169.606 jiwa dan pada tahun 2012 menjadi 153.005 jiwa atau

menurun sebesar 9,78%. Hal tersebut sebagai dampak dari pemberian

pelatihan pelayanan sosial kepada masyarakat dimana pada tahun 2011

sebanyak 143 orang dan tahun 2012 sebanyak 243 orang; dan adanya

peningkatan partisipasi sosial masyarakat dalam PMKS yaitu tahun 2011

sebesar 2,02% dan tahun 2012 menjadi 2,08% dari total PMKS yang ada

setiap tahunnya. Upaya untuk memotivasi para fakir miskin agar berusaha

untuk menolong dirinya sendiri dilakukan melalui pemberian bantuan

hewan ternak, pada tahun 2011 sebanyak 897 ekor kepada 897 fakir

miskin dan di tahun 2012 sebanyak 945 hewan ternak kepada 945 fakir

miskin. Dalam upaya membantu para korban bencana alam di Kabupaten

Malang pada tahun 2011 telah disalurkan bantuan kepada 1.300 keluarga dan

pada tahun 2012 disalurkan kepada 1.910 keluarga. Untuk memberikan

motivasi dan pembinaan ketrampilan sesuai bakat kepada anak terlantar

pada tahun 2011 dilakukan pembinaan kepada 90 anak dan pada tahun

2012 kepada 175 anak. Selain itu diberikan pula pelatihan ketrampilan

dan bantuan stimulan kepada penghuni panti asuhan yaitu pada tahun

2011 sebanyak 30 panti asuhan dan tahun 2012 sebanyak 33 panti

asuhan.

(Adapun data terlampir)

Page 19: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 73

Sasaran

1. Menurunnya prosentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan

sebesar 1,5% pertahun;

2. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dasar dan jaminan pelayanan kesehatan

bagi keluarga miskin;

3. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar, bermutu dan merata bagi keluarga

miskin;

4. Terpenuhinya kebutuhan sanitasi yang layak dan sehat, serta kebutuhan air

bersih bagi masyarakat miskin;

5. Terbukanya kesempatan kerja dan berusaha;

6. Terbukanya akses permodalan dalam menciptakan dan mengembangkan

usaha;

7. Terbukanya akses masyarakat miskin dalam pemanfaatan SDA dan

terjaganya kualitas lingkungan hidup;

8. Meningkatnya partisipasi masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan;

9. Terjaminnya program sektoral yang secara tegas berorientasi pada

penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

c. Berapa jumlah anak dari keluarga miskin yang memperoleh akses

terhadap program tersebut?

Hampir semua anak dari keluarga miskin mendapatkan akses pelayanan dasar

yaitu kesehatan dan pendidikan. Program pengentasan kemiskinan melalui

percepatan pembangunan infrastruktur antara lain perbaikan sarana prasarana:

a. Lembaga pendidikan, perbaikan jalan/jembatan di daerah yang terpencil dan

sulit akses, drainase/sanitasi untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat

khususnya anak untuk dapat bersekolah (semua anak dari keluarga miskin

dapat memperoleh akses pendidikan yang mudah, murah, dan terjangkau)

b. Fasilitas layanan kesehatan yang meliputi penyediaan layanan kesehatan

yang dapat terjangkau oleh masyarakat (termasuk masyarakat desa

terpencil) untuk memudahkan aksesibilitas antara lain penyediaan

poskesdes, ponkesdes, polindes, Pusling, Puskesmas pembantu,

Puskesmas, Rumah Sakit baik swasta maupun milik pemerintah dengan

mengoptimalkan layanan.

Page 20: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 74

21. Suatu kabupaten/kota di Persentase rumah tangga dengan akses air bersih?

a. Berapa persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih,

pada tahun berjalan dan tahun berikutnya?

Rumah Tangga yang mendapatkan Pelayanan Air Bersih melalui:

1. Sistem perpipaan air bersih di wilayah Kabupaten Malang menjangkau

seluruh (390, terdiri dari 378 Desa/12 Kelurahaan) yang ada di Kabupaten

Malang

a. Jumlah penduduk di Kabupaten Malang Tahun 2011 adalah 2.714.233

jiwa yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih tahun 2011 adalah

999.926 (terdiri dari masyarakat perkotaan 380.484 dan masyarkat

pedesaaan 619.442) atau sebesar 37 % dengan cakupan 5.300 RT, yang

menggunakan sumur dangkal adalah 1.380.866 atau sebanyak 55 %

( cakupan 8.232 RT )

b. Jumlah penduduk di Kabupaten Malang Tahun 2012 adalah 2.716.157

jiwa yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih sebanyak 1.030.277

( yang terdiri dari masyarakat perkotaan 396.635 dan masyarakat

pedesaan 633.642 ) atau sebesar 38% sehingga pelayanan air bersih

melalui perpipaan dan sumur / mata air 2012 mencapai 93,29%, dimana

keadaan tersebut berada diatas target MDGs yaitu 68%. Dalam upaya

penanganan air limbah domestik melalui program pembangunan sanitasi

pelayanan air limbah domestik mencapai 71,59% dari total jumlah rumah

tangga di Kabupaten Malang .

(Adapun rincian data pendukung terlampir)

2. Sistem pelayanan Akses Air Bersih dari PDAM

1. Pada tahun 2011, Jumlah pelanggan PDAM mencapai 74.755 KK, HIPAM

sebanyak 12.652, WSLIK sebanyak 4.583

2. Pada Tahun 2012, Jumlah pelanggan PDAM mencapai 83.624 KK,

HIPAM sebanyak 48.416, WSLIK sebanyak 26.114

3. Tahun 2013 (sampai dengan maret 2013) Jumlah pelanggan PDAM

mencapai 84.125 KK, HIPAM sebanyak 48.416, WSLIK sebanyak 26.114

b. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan akses?

Upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan akses pelayanan air bersih

di Kabupaten Malang adalah :

1. Penanganan Daerah Rawan Air

a) Program Dana DAK dengan Prioritas Daerah Rawan Air (Kekeringan)

Dana DAK merupakan dana Pusat yang diserahkan ke daerah untuk

dikelola sendiri oleh daerah, dengan advice dari Pusat. Khusus untuk air

bersih, diprioritaskan ditempatkan di daerah yang belum pernah

Page 21: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 75

ditangani, daerah yang rawan air, maupun daerah yang membutuhkan

dana penanganan yang besar dan tidak mungkin ditangani seluruhnya

dengan dana yang murni berasal dari APBD.

b) Program Dana Pendamping DAK dengan Prioritas Daerah Rawan Air

(Kekeringan) Dana Pendamping DAK merupakan dana PAD maupun

APBD2 sebagai pendampingan dana DAK Pusat.

c) Program Dana APBD1 dengan Prioritas Daerah Rawan Air (Kekeringan)

Dana APBD1 merupakan dana Propinsi yang diserahkan ke daerah untuk

dikelola sendiri oleh daerah.

d) Program Dana APBD2/PAD dengan Prioritas Daerah Rawan Air

(Kekeringan) Dana APBD2/PAD merupakan dana daerah yang berasal

dari sumber pendapatan asli daerah.

e) Program Dana PAMSIMAS (Program Pembangunan Air Minum dan

Sanitasi Berbasis Masyarakat) dengan Prioritas Daerah Rawan Air

(Kekeringan) Dana Hibah dari Pusat yang diserahkan langsung ke

Masyarakat melalui BKM dengan sistem pembangunan berbasis

masyarakat.

2. Peningkatan Sarana Air Bersih Perdesaan

a) Program Dana DAK untuk Peningkatan Sarana Air Bersih Perdesaan

Dana DAK merupakan dana Pusat yang diserahkan ke daerah untuk

dikelola sendiri oleh daerah, dengan advice dari Pusat. Khusus untuk air

bersih, diprioritaskan ditempatkan di daerah yang memerlukan

peningkatan kapasitas pelayanan air secara besar-besaran maupun

daerah yang membutuhkan dana penanganan yang besar dan tidak

mungkin ditangani seluruhnya dengan dana yang murni berasal dari

APBD.

b) Program Dana Pendamping DAK untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Perdesaan.

c) Program Dana APBD Propinsi untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Pedesaan.

d) Program Dana APBD2/PAD untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Perdesaan.

Page 22: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 76

e) Program Dana PAMSIMAS (Program Pembangunan Air Minum dan

Sanitasi Berbasis Masyarakat) untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Perdesaan. Dana Hibah dari Pusat yang diserahkan langsung ke

Masyarakat melalui BKM dengan sistem pembangunan berbasis

masyarakat.

f) Program Dana Hibah Kemitraan untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Perdesaan. Dana Hibah dari Pemerintah Kabupaten melalui Program

Kemitraan yang diserahkan langsung ke Masyarakat melalui Panitia

Pembangunan di Desa dengan sistem pembangunan berbasis

masyarakat.

3. Peningkatan Sarana Air Bersih Perkotaan

a) Program Dana Dekonsentrasi untuk Peningkatan Sarana Air Bersih Perkotaan

Dana Dekonsentrasi merupakan Dana APBN yang dikelola Satker Kementrian

PU, dan khusus untuk Peningkatan Sarana Air Bersih Perkotaan biasanya

dengan berkoordinasi langsung dengan PDAM dan dengan advice langsung

dari Dinas Cipta Karya Kabupaten. Pelaksanaan Pembangunan ditangani

langsung oleh Satker Kementrian PU, dan diserah terimakan kepada daerah

setelah pembangunan selesai.

b) Program Dana DDUB (Dana Daerah Untuk Urusan Bersama) Pendamping

Dana Dekonsentrasi untuk Peningkatan Sarana Air Bersih Perkotaan

Merupakan Dana Pendamping Dana Dekonsentrasi (Biasanya ada alokasi

dari APBD2 SKPD dan Dana Kas PDAM) untuk Pembangunan Sarana Air

Bersih Perkotaan berbasis Dekonsentrasi yang dikelola Satker Kementrian

PU. Pelaksanaan Pembangunan ditangani langsung oleh Satker Kementrian

PU, dan diserah terimakan kepada daerah setelah pembangunan selesai.

c) Program Dana Internal (Kas PDAM) untuk Peningkatan Sarana Air Bersih

Perkotaan

Merupakan Dana Internal (Berasal dari Kas PDAM) yang rutin dianggarkan

untuk pengembangan jaringan air minm yang menjadi pengelolaan PDAM.

4. Peningkatan Kelembagaan

a) Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengelolaan Air Minum

Setiap tahun diadakan workshop teknik pengelolaan air minum dengan

mengundang seluruh HIPPAM di Kabupaten Malang untuk tujuan peningkatan

kinerja HIPPAM meliputi 3 Bidang baik dari sisi Kelembagaan, Teknik maupun

Administratif. Kelembagaan meliputi bentuk organisasi dan pengelolaan

organisasi HIPPAM dengan baik, teknik meliputi system teknis perpipaan,

pompa, maupun meterisasi maupun pencatatan dan perbaikan, sedangkan

administrative melalui pembukuan, akuntansi, penagihan dan pembayaran

Page 23: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 77

yang materinya diberikan oleh tenaga ahli dari HIPPAM maupun Kabupaten

Malang.

b) Fasilitasi Pembinaan Pembinaan HIPPAM bekerjasama dengan sektor

swasta (IUWASH, World Bank, IndII)

Setiap tahun diadakan workshop teknik pengelolaan air minum dengan

mengundang HIPPAM terpilih di Kabupaten Malang untuk tujuan peningkatan

kinerja HIPPAM meliputi 3 Bidang baik dari sisi Kelembagaan, Teknik maupun

Administratif. Kelembagaan meliputi bentuk organisasi dan pengelolaan

organisasi HIPPAM dengan baik, teknik meliputi system teknis perpipaan,

pompa, maupun meterisasi maupun pencatatan dan perbaikan, sedangkan

administrative melalui pembukuan, akuntansi, penagihan dan pembayaran

yang diberikan materinya oleh Swasata maupun Organisasi Non Profit.

5. Upaya untuk peningkatan pelayanan air bersih yang dilakukan PDAM

diantaranya melalui:

a. Program kemitraan pengujian kualitas air bersih melalui laboratorium

PDAM untuk memenuhi syarat kesehatan berdasarkan PERMENKES

Nomor 907/MENKES/SK/2002

b. Menambah akses air bersih dan menambah sumber air baru untuk

membuka pelayanan di kecamatan Gedangan dan Tirtoyudo

c. Melakukan kerjasama dengan pihak pengembang/developer perumahan

d. Mengajukan bantuan ke Pemerintah Pusat melalui satker pengembangan

kinerja pengelolaan air minum Jawa Timur dan mengelola bantuan

pemerintah pusat melalui balai besar wilayah sungai brantas.

(Adapun rincian data dan foto terlampir)

Page 24: a. Berapa Angka Kematian Bayi (AKB) tahun terakhir …dp3a.malangkab.go.id/downloads/Klus 3,Kesehatan dasar dan...lanjuti dengan Audit Maternal Perinatal (AMP), ... Puskesmas, Pustu,

Kabupaten Malang Layak Anak 78

22. Tersedia kawasan tanpa rokok

a. Apakah pemerintah daerah sudah menetapkan kawasan tanpa rokok?

Jelaskan.

Pemerintah Kabupaten Malang telah menetapkan satu kebijakan

mengendalikan polusi udara akibat asap rokok dengan tujuan menjadikan area

gedung pemerintahan, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar

mengajar (pendidikan), tempat ibadah, tempat kerja dan tempat fasilitas umum

lainnya khusunya juga diwilayah yang terdapat anak bebas polusi udara akibat

rokok.

Guna mengefektifkan pelaksanaan pengendalian polusi udara akibat asap

rokok, upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malang

adalah :

1. Menetapkan Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2009 tentang

Pengendalian Merokok di Tempat Kerja di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Malang.

2. Membangun kawasan area merokok guna mengisolir timbulnya polusi

udara akibat asap rokok di tempat-tempat umum, melalui penganggaran

DBHC sejak tahun 2008 sampai dengan 2013 sebanyak 40 lokasi.

3. Penetapan kawasan tanpa rokok pada seluruh tempat/fasilitas umum

masih dalam tahap perencanaan. Target capaian sampai dengan tahun

2015, seluruh Kantor Kecamatan telah mempunyai kawasan area

merokok dan selanjutnya ditetapkan kawasan tanpa rokok.

b. Berapa jumlah kawasan tanpa rokok, pada tahun berjalan dan setahun

sebelumnya?

Dalam kurun waktu 2008 s/d 2013 telah dibangun area merokok sebanyak 30

tempat pada tahun 2008 sebanyak 3 tempat (Kantor Bupati, DPRD Kabupaten

Malang, RSUD Kanjuruhan Kepanjen), tahun 2009 sebanyak 8 tempat (Badan

Lingkungan Hidup, Dinas Kependudukan dan Capil, Dinas Tenaga Kerja,

Dinas Kesehatan, Kecamatan Kepanjen, Pakisaji, Turen, Lawang) tahun 2010

sebanyak 10 tempat (PMI, Kecamatan Karangploso, Wagir, Poncokusumo,

Bululawang, Wajak, Jabung, Sumberpucung, Ngajum, Gondanglegi) tahun

2011 sebanyak 2 tempat (Kecamatan Kalipare dan Singosari) tahun 2012

sebanyak 6 tempat (Kecamatan Pujon, Bantur, Donomulyo, Tajinan,

Pagelaran, Tirtoyudo) dan tahun 2013 sebanyak 1 tempat (terminal

Talangagung)

(Adapun Rincian data pendukung dan foto kawasan tanpa rokok)