Presus Otitis Media Akut

download Presus Otitis Media Akut

of 16

Transcript of Presus Otitis Media Akut

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    1/16

    PRESENTASI KASUS

    OTITIS MEDIA AKUT

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti

    Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan THT

    RSUD Tidar Magelang

    Pembimbing

    dr. Asti Widuri, Sp. THT, M.Kes

    Disusun oleh

    Hendra Setyawan

    2008 031 0066

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2013

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    2/16

    I. IDENTITAS PASIENNama : An. S

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Usia : 8 tahun

    Alamat : Jurang Omba Gg.Cempaka V

    Tanggal ke poliklinik THT : Rabu, 18 semtember 2013

    Berat badan : 21 kg

    II. ANAMNESISKeluhan utama :

    Pasien mengeluh sakit telinga sebelah kiri dan keluar cairan putih dari

    telinga kiri setelah beberapa hari batuk dan pilek, 2 hari yang lalu.

    Riwayat penyakit sekarang:

    Seorang pasien, perempuan 8 tahun dibawa ibunya datang ke poliklinik

    penyakit THT RSUD Tidar Magelang pada tanggal 18 September 2013 dengan

    keluhan sakit telinga pada sebelah kiri. Pasien mengalami batuk & pilek berulang

    selama beberapa waktu ini. Kemudian 2 hari terakhir ini keluar cairan bening

    dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal, tidak bau, dan disertai nyeri telinga.

    Pasien tidak mengalami demam dan pusing.

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    3/16

    Riwayat penyakit dahulu:

    Riwayat penyakit serupaDisangkal

    Riwayat HipertensiDisangkal

    Riwayat Diabetes MellitusDisangkal

    Riwayat AsmaDisangkal

    Anamnesis Sistem

    Neurologi : Nyeri pinggang (-), Panas (-), pusing (-),kesadaran menurun (-), kelemahan anggota gerak (-), kejang (-)

    Respirasi : Batuk (+), pilek (+), sesak napas (-) Kardiovaskular : Pucat (-), debar-debar (-), Gastrointestinal : Muntah (-), mual (-), nyeri perut (-), BAB (N),

    perut kembung(-), sakit pada anus (-)

    Urogenital : BAK lancar, nyeri BAK (-) Muskuloskeletal : lemah anggota gerak (-)

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    4/16

    III. PEMERIKSAAN FISIKVital Sign

    Tensi : 110/80 Nadi : 84 x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 37o C

    Pemeriksaan fisik

    KepalaMata: conjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, sklera ikterik (-/-)

    Telinga : otorea (+/+), discharge (+/-)

    Hidung : discharge (+/+), darah kering (-/-)

    Mulut : hiperemis (-), tonsiitis (+)

    Leher : Tekanan vena jugularis tidak meningkat, lnn tak teraba Jantung : suara S1 dan S2 reguler, bising (-), wheezing (-/-) Abdomen : bunyi usus (+) normal, supel, timpani (+) Ekstrimitas : tidak ada kelemahan ekstremitas

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    5/16

    STATUS LOKALIS

    TELINGA

    Telinga kanan Telinga kiri

    Aurikula Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-).

    Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-).

    Preaurikula Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-), fistula (-), abses

    (-).

    Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-), fistula (-), abses

    (-).

    Retroaurikula Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-), fistula (-), abses

    (-).

    Edema (-), hiperemi (-),

    massa (-), fistula (-), abses

    (-).

    Palpasi Nyeri pergerakan aurikula

    (-), nyeri tekan tragus (-).

    Nyeri pergerakan aurikula

    (-), nyeri tekan tragus (-).

    MAE Edema (-), hiperemi (-),

    serumen (+), furunkel (-).

    Edema (+), hiperemi (-),

    serumen (+) kental,

    furunkel (-).

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    6/16

    Membran timpani Intak, berwarna putih,

    reflek cahaya (+).

    Perforasi (+) sentral, aktif,

    reflek cahaya (-).

    HIDUNG

    Rinoskopi

    anterior

    Cavum nasi kanan Cavum nasi kiri

    Mukosa hidung Hiperemi (+), sekret (+)

    mukus purulen, massa (-).

    Hiperemi (+), sekret (+)

    mukus purulen, massa (-).

    Septum

    Konka inferior

    dan

    Deviasi (-), dislokasi (-).

    Edema (+), hiperemi (+).

    Deviasi (-), dislokasi (-).

    Edema (+), hiperemi (+).

    media

    Meatus inferior

    dan media

    Sekret (+), polip (-) Sekret (+), polip (-).

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    7/16

    TENGGOROK

    Inspeksi :

    Pada labia tidak terdapat kelainan

    Lidah kotor (-) hiperemis (+) minimal Mukosa lidah dalam batas normal Tonsil terdapat pembesaran, kripte melebar (+/+), hiperemis (+/+),

    permukaan mukosa tidak rata/ granular (+/+), detritus (-).

    Uvula simetris, hiperemis (-)Palpasi :

    Kelenjar submandibula oedem (-), nyeri tekan (-)

    IV. DIAGNOSISOtitis media akut stadium perforasi aurikuler sinistra

    V. TERAPIMedikamentosa :

    Eritromisin 3 x 500 mg

    HCL efedrin 0,5%

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    8/16

    VI. EDUKASI- Hindari minuman dingin- Sering minum yang hangat- Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan

    mempercepat proses penyembuhan

    - kontrol ke poliklinik

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    9/16

    PEMBAHASAN

    Definisi

    Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai sebagian atau

    seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.

    Etiologi

    Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media.

    Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan

    invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan

    salah satu faktor penyebab yang paling sering.

    Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus

    hemoliticus, Haemophilus Influenzae (27%), Staphylococcus aureus (2%),

    Streptococcus Pneumoniae(38%),Pneumococcus.

    Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan

    terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba

    eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.

    Patogenesis

    Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

    tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat

    http://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/HmphlsInflnz.htmhttp://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/HmphlsInflnz.htmhttp://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/PnmclPnmn.htmhttp://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/PnmclPnmn.htmhttp://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/PnmclPnmn.htmhttp://www.fpnotebook.com/Lung/Bacteria/HmphlsInflnz.htm
  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    10/16

    bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran

    tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan

    datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan

    membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya

    terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar

    saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

    terkumpul di belakang gendang telinga.

    Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

    gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ

    pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang

    dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak

    dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan

    normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang

    terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.

    OMA dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala

    berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain

    higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh

    yang kurang baik.

    OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain:

    1. Stadium oklusi tuba eustachiusa. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    11/16

    b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat.c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.

    2.

    Stadium hiperemis

    a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani.b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa

    sehingga sukar terlihat.

    3. Stadium supurasi

    a. Membran timpani menonjol ke arah luar.b. Sel epitel superfisila hancur.c. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    12/16

    d. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri ditelinga tambah hebat.

    4.

    Stadium perforasi

    a. Membran timpani ruptur.b. Keluar nanah dari telinga tengah.c. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.

    5. Stadium resolusia. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal

    kembali.

    b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.c. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya

    tahan tubuh baik.

    Diagnosis

    Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh

    tinggi serta ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    13/16

    menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang telinga

    yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga,

    suhu tubuh turun, dan anak tertidur tenang.

    Pada anak yang lebih besar atau dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan

    pendengaran dan rasa penuh dalam telinga.

    Diagnosis terhadap OMA tidak sulit, dengan melihat gejala klinis dan keadaan

    membran timpani biasanya diagnosis sudah dapat ditegakkan. Penilaian membran

    timpani dapat dilihat melalui pemeriksaan lampu kepala dan otoskopi. Perforasi yang

    terdapat pada membran timpani bermacam-macam, antara lain perforasi sentral,

    marginal, atik, subtotal, dan total.

    Penatalaksanaan

    Terapi OMA tergantung pada stadiumnya. Pada stadium oklusi, tujuan terapi

    dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl

    efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak 12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber

    infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

    Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik.

    Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

    Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat

    diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    14/16

    diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan

    minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin

    4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

    Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk

    dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga

    perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.

    Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari

    serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.

    Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini

    dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga

    telah terjadi mastoiditis.

    Komplikasi

    Sebelum ada antibiotik, komplikasi paling sering pada OMA ialah abses

    subperiosteal sampai komplikasi yang berat seperti meningitis dan abses otak. Otitis

    media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

    Pencegahan

    Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

    1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    15/16

    3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.

    Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

  • 7/29/2019 Presus Otitis Media Akut

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2008. Otitis Media Akut. Accessed:

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1092.htm.

    Revai, Krystal et al. 2007. Incidence ofAcute OtitisMedia and SinusitisComplicating Upper Respiratory Tract Infection: The Effect of Age. PEDIATRICS

    Vol. 119 No. 6 June 2007, pp. e1408-e1412.

    Moses, Scott. 2008. Otitis Media. Accessed: www.fpnotebook.com.

    Djaafar, ZA. 2006.Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Telinga Hidung Tenggorokan,

    cetakan ke-5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.